ANALISIS BAKTERI E. coli PADA AIR MINUM DALAM

advertisement
ANALISIS BAKTERI E. coli PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN
YANG BEREDAR DI KOTA TASIKMALAYA
Analysis of E. coli Bacteria in Drinking Water in a Particular Packaging
in Tasikmalaya City
Vita Meylani1), Rinaldi Rizal Putra1,2)
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi
2)
Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi
Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 4615
E-mail korespondensi: [email protected]
1)
Abstract – Drinking water is the main need of human beings as living beings. Over time, people
are more practical so that for the needs of drinking prefer to use bottled drinking water or refill
drinking water. The high demand for bottled water raises the number of drinking water companies
that issue bottled drinking water products. However, the quality of bottled drinking water still
needs to be assessed because it is not through pasteurization or other processing. So that the
microbiological content should still be investigated. This study aims to confirm bacteriological
content in bottled drinking water and tested the radiosensitivity of E. coli bacteria with gamma
rays. This study used the MPN method to test its bacterial content and gamma ray radiation to test
its radiosensitivity. The sample in this research is drinking water in various brand packaging
circulating in Tasikmalaya City. Based on the research results obtained from 13 samples there is 1
sample containing E. coli is code L2 with total bacterial content 1.9 x 10 5 cells per ml.
Keywords: E. coli, Drinking Water, Tasikmalaya City
Abstrak – Air minum merupakan kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup. Seiring
berjalannya waktu, manusia lebih bersifat praktis sehingga untuk kebutuhan minum pun lebih
memilih menggunakan air minum dalam kemasan atau air minum isi ulang. Tingginya permintaan
akan air minum dalam kemasan memunculkan banyaknya perusahaan air minum yang
mengeluarkan produk air minum dalam kemasan. Akan tetapi, kualitas air minum dalam kemasan
masih perlu dikaji karena tidak melalui proses pasteurisasi atau pengolahan lainnya. Sehingga
kandungan mikrobiologisnya masih harus diteliti. penelitian ini bertujuan untuk menegtahui
kandungan bakteriologis dalam air minum dalam kemasan dan diuji radiosensitivitas dari bakteri
E. coli tersebut dengan sinar gamma. Penelitian ini menggunakan metode MPN untuk menguji
kandungan bakterinya dan radiasi sinar gamma untuk menguji radiosensitivitasnya. Sampel dalam
penelitian ini adalah air minum dalam kemasan berbagai merk yang beredar di Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 13 sampel terdapat 1 sampel yang mengandung E. coli
yaitu kode L2 dengan total kandungan bakteri 1.9 x 10 5 sel per ml.
Kata kunci: E. coli, Air Minum Dalam Kemasan, Kota Tasikmalaya
harus
PENDAHULUAN
Air
merupakan
utama
makhluk
kebutuhan
persyaratan
kesehatan. Di Indonesia, air untuk
untuk
keperluan sehari-hari tersebut diatur
kebutuhannya
dengan Peraturan Menteri Kesehatan
sehari-hari. Air yang digunakan untuk
No. 416 tahun 199 (Permenkes untuk
keperluan sehari-hari seperti minum,
air bersih, air kolam renang, dan air
memenuhi
memasak,
segala
mencuci
hidup
memenuhi
dan
lain-lain
pemandian umum) dan Keputusan
kualitas yang bermacam-macam pula.
Menteri Kesehatan No 907 tahun
Hal tersebut ternyata memunculkan
2012 (Kepmenkes untuk air minum).
perbedaan pendapat air mineral dan
Selain
air murni dikalangan para ahli dan
itu,
Peraturan
Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
tentang
Persyaratan
Minum
Kualitas
Air
produsen air minum.
Saat ini air minum dalam
kemasan
(AMDK)
masih
menytakan air minum dinyatakan
mendominasi pangsa pasar minuman
aman
bagi
kesehatan
apabila
ringan di Indonesia dengan persentase
persyaratn
fisika,
sebesar (84,1%) kemudian diikuti
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif
oleh minuman teh cepat saji (8,9%),
yang dimuat dalam parameter wajib
minuman berkarbonasi (3,5%) dan
dan parameter tambahan. Oleh karena
minuman ringan lainnya (3,5%). Data
itu,
yang
tersebut tidak terlepas dari gaya hidup
dikonsumsi masyarakat tidak sesuai
yang serba praktis belakang ini
dengan kriteria tersebut makan air
sehingga
tersebut tidak layak konsumsi.
perusahaan air minum baru untuk
memenuhi
apabila
air
minum
mendorong
munculnya
Air minum dalam kemasan
memenuhi kebutuhan pasar dengan
(AMDK) adalah air baku yang telah
menawarkan harga yang relatif murah
melalui
tanpa
sebuah proses
sterilisasi,
dikemas, dan aman untuk diminum
mencakup
air
mineral
dan
air
memerhatikan
kualitas
air
minum.
Kualitas standar air minum di
demineral. Beberapa tahun terakhir
Indonesia
ini
Standar Nasional Indonesia No. SNI
penjualan
kemasan
air
(AMDK)
minum
di
dalam
Indonesia
telah
01-3553-2006
diatur
menurut
Departemen
berkembang sangat pesat, sehingga
Perindustrian dan Perdagangan yang
banyak terjadi persaingan bagaimana
menyatakan bahwa batas maksimum
memproduksi air minum yang layak
total angka bakteri koliform adalah
dikonsumsi masyarakat. Ada yang
kurang dari 2 dalam 100 ml air
menyebut air minum mineral, ada
minum
pula
koliform adalah bakteri yang umum
air
minum
murni,
dengan
(Anonim,
2006).
Bakteri
digunakan
sebagai
indikator
adalah
metode
kuantitatif
penentuan kualitas sanitasi makanan
menggunakan
dan air. Koliform sebenarnya bukan
radiasi sinar gamma. Sampel air
penyebab
penyakit-penyakit
minum dalam kemasan diambil secara
bawaan air, namun bakteri jenis ini
acak di sekitar Kota Tasikmalaya.
mudah
Berikut ini adalah tahapan penelitian
dari
untuk
dikultur
keberadaannya
dapat
dan
digunakan
sebagai indikator keberadaan bakteri
pathogen
(Servais
dan
yang telah dilakukan:
1. Pengambilan Sampel
Sampel penelitian diambil
termasuk E. coli. Oleh karena itu,
secara acak dari berbagai pasar dan
keberadaan bakteri tersebut dapat
toko yang menjual air minum
menjadi indicator kualitas suatu air
dalam kemasan di sekitar Kota
minum.
Tasikmalaya.
maka
perlu
al.,
MPN
2007)
Berdasarkan
et
teknik
uraian
diadakan
tersebut,
penelitian
mengenai Analisis Kandungan dan
Radiosensitivitas
Escherichia
pada Air Minum Dalam
coli
Kemasan
2. Penghitungan Total Bakteri E.
coli
Sampel air minum dalam
kemasan kemudain dihitung total
bakteri
E.
coli
menggunakan
yang Beredar di Kota Tasikmalaya
metode MPN yang terdiri dari:
2017
a. Uji penduga (presumptive test)
dengan
tujuan
melindungi
konsumen dari hal-hal yang tidak
Pada tahap ini spesimen cair
diinginkan
mengetahu
ditanam pada 5 tabung Lactose
radiosensitivitas dari isolate bakteri E.
Broth Triple Strenght (5 ml)
coli yang diperoleh dari air minum
masing-masing 10 ml, satu
dalam kemasan.
tabung Lactose Broth Triple
dan
Strenght (10 ml) masing-masing
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah air
minuman dalam kemasan berbagai
merk yang beredar di sekitar Kota
Tasikmalaya. Metode penelitian ini
1 ml, satu tabung Lactose Broth
Triple Strenght (10 ml) masingmasing 0,1 ml. Tabung-tabung
tersebut di inkubasi pada suhu
37◦C selama 48 jam. Tabung-
tabung yang menghasilkan gas
(merah
kehijauan
dilanjutkan
Koloni
suspect
dengan
uji
penegasan.
metalik).
E.
coli
dilakukan uji biokimia. Ose
b. Uji penegasan (confirmed test)
digoreskan pada koloni suspect
Pada tahap ini tabung-tabung
E. coli kemudian ditanam pada
Lactose Broth Triple pada uji
tabung-tabung
penduga yang mengahsilkan gas
biokimia
diambil
manitol, maltose, sukrosa, SIM,
sedikit
dengan
untuk
(glukosa,
laktosa,
mencelupkan ose ke dalam
agar
dalamnya kemudian dicelupkan
tersebut kemudian diinkubasi di
kembali
tabung
dalam inkubator 37◦C selama 24
Brilliant Green Lactose Bile
jam. Positif E. coli apabila pada
Broth,
diinkubasi
uji biokomia didapatkan hasil
pada suhu 37◦C selama 48 jam.
uji glukosa (+), laktosa (+),
Tabung-tabung
manitol
ke
dalam
kemudian
yang
citrat).
uji
Tabung-tabung
(+),
maltose
(+),
menghasilkan gas dicatat dan
sukrosa (±), H2S (-), indol (+),
dicocokkan dengan tabel MPN
motilitas (±), dan sitrat (+).
untuk
bakteri
menentukan
jumlah
Coliform
yang
terkandung di dalam sampel.
c. Uji pelengkap (completed test)
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang
akan
penelitian
dilakukan
ini
adalah
melalui
Pada tahap ini tabung Brilliant
pengamatan
Green Lactose Bile Broth yang
dengan cara menghitung jumlah
menghasilkan gas dicelupkan
koloni
dengan ose setipis mungkin,
terkandung dalam
kemudian ditanam pada agar
dalam kemasan serta hasil radiasi
EMB dan diinkubasi dalam
sinar gamma pada isolate bakteri
inkubator 37◦C selama 24 jam.
E. coli.
Keberadaan E. coli
dengan
terbentuknya
ditandain
secara
pada
bakteri
E.
kuantitatif
coli
air
yang
minum
4. Teknik Analisis Data
koloni
Teknik analisis data digunakan
bakteri yang rata dan mengkilat
secara kuantitatif dilakukan dengan
cara menghitung rerata jumlah koloni
M. Tiga belas sampel air mineral
bakteri E. coli yang terkandung dalam
tersebut diperoleh dari berbagai
air minum dalam kemasan masing-
warung dan pasar yang ada di
masing sampel serta hasil radiasi
Kota
sinar gamma pada isolate bakteri E.
tesebut kemudian diuji kandungan
coli.
E. coli nya menggunakan teknik
Tasikmalaya.
Sampel
MPN.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
Pada
dan
pembahasan berisi hasil analisis yang
merupakan jawaban dari pertanyaan/
permasalahan penelitian. Pembahasan
menekankan pada hubungan antara
interpretasi hasil dengan teori yang
digunakan.
penjelasan
Apabila
hasil
diperlukan
penelitian
dan
pembahasannya dapat disusun dalam
sub-bab
yang
terpisah
dengan
penulisan sebagai berikut.
yang
Sampel dalam penelitian
adalah 13 merk air mineral yang
beredar
di
Kota
dilakukan
uji
pertama
penduga
(presumptive test) dengan cara
memasukan 10 ml dari masingmasing
sampel
air
mineral
kedalam tabung yang berisi 5 ml
Lactose Broth Triple Strenght,
kemudian 1 ml dari masingmasing
sampel
dimasukan
ke
air
dalam
mineral
10
ml
Lactose Broth Triple Strenght,
kemudian 0,1 ml dari masing-
1. Analisis Kandung E. coli dalam Air
Mineral dalam Kemasan
Beredar di Kota Tasikmalaya
tahapan
Tasikmalaya
yaitu : i) Aqua, ii) Ades, iii) Ron
88, iv) Le mineral, v) Club, vi)
Viro, vii) Nestle, viii) Prim-a, ix)
Indomaret, x) Air cup, xi) Tirta,
xii) Yasmin, dan xiii) Sodft rider
yang selanjutnya diberi kode A,
B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, dan
masingsampel
air
mineral
dimasukan kedalam tabung yang
berisi 10 ml Lactose Broth Triple
Strenght. Tabung-tabung tersebut
di
inkubasi
pada
suhu
37◦C
selama 48 jam. Tabung-tabung
yang
menghasilkan
gas
dilanjutkan dengan uji penegasan
(Gambar 1).
Pada tahap ini tabung yang
berisi 10 ml sampel dan 5 ml
Lactose Broth Triple Strenght
beberapa
sampel
membentuk
menghasilkan gelembung. Berikut
suspensi mikrobia (sampel A, D,
adalah
E, F, G, H, J, K, L, M). Uji
persumtif dengan komposisi 5 ml
persumtif
media dan 10 ml sampel.
menggunakan
data
hasil
pegujian
komposisi ini tidak ada yang
Gambar 1. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan
pada Tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 10 ml
Sampel
No
Kode Sampel
Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
A
(-)
(+)
1
B
(-)
(-)
2
C
(-)
(-)
3
4.
D
(-)
(+)
5.
E
(-)
(+)
6.
F
(-)
(+)
7.
G
(-)
(+)
8.
H
(-)
(+)
9.
I
(-)
(-)
10.
J
(-)
(+)
11.
K
(-)
(+)
12.
L
(-)
(+)
13.
M
(-)
(+)
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan
pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 1 ml
Sampel
No
Kode Sampel
Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
A
1
(-)
(-)
B
(-)
2
(+)
C
(-)
(-)
3
4.
D
(-)
(-)
5.
E
(-)
(-)
6.
F
(-)
(+)
7.
G
(-)
(-)
8.
H
(-)
(-)
9.
I
(-)
(+)
10.
J
(-)
(+)
11.
K
(-)
(+)
12.
L
(-)
(+)
13.
M
(-)
(+)
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan
pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 0,1 ml
Sampel
No
Kode Sampel
Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
A
1
(+)
(-)
B
(-)
(-)
2
C
(-)
(-)
3
4.
D
(-)
(+)
5.
E
(-)
(+)
6.
F
(-)
(+)
7.
G
(-)
(-)
8.
H
(-)
(+)
9.
I
(-)
(+)
10.
J
(-)
(+)
11.
K
(-)
(+)
12.
L
(-)
(+)
13.
M
(-)
(+)
Gambar 2. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Gambar 3. Sampel L yang Mengandung Bakteri E. coli
Sedangkan pada tabung yang
Di sisi lain tabung yang berisi
berisi 1 ml sampel dan 10 ml Lactose
0,1 ml sampel dan 10 ml Lactose
Broth
Broth
Triple
Strenght
beberapa
Triple
Strenght
beberapa
sampel yang membentuk suspensi
sampel yang membentuk suspensi
mikrobia adalah B, F, I, J, K, L, M).
mikrobia adalah A, D, E, F, H, I, J, K,
Uji
L, M. Uji persumtif menggunakan
persumtif
komposisi
ini
menggunakan
yang
komposisi ini ada yang menghasilkan
Berikut
gelembung yaitu sampel A. Berikut
adalah data hasil pegujian persumtif
adalah data hasil pegujian persumtif
dengan komposisi 10 ml media dan 1
dengan komposisi 10 ml media dan
mL sampel.
0,1 ml sampel.
menghasilkan
tidak
ada
gelembung.
Tahapan selanjutnya adalah
suspect
E.
coli
dilakukan
uji
uji penegasan (confirmed test). Pada
biokimia. Ose digoreskan pada koloni
tahap
suspect E. coli kemudian ditanam
ini
tabung-tabung
Lactose
Broth Triple pada uji penduga yang
pada
menghasilkan gas diambil sedikit
biokimia (glukosa, laktosa, manitol,
dengan mencelupkan ose ke dalam
maltose, sukrosa, SIM, agar citrat).
dalamnya
Tabung-tabung
kemudian
dicelupkan
tabung-tabung
untuk
tersebut
uji
kemudian
kembali ke dalam tabung Brilliant
diinkubasi di dalam inkubator 37◦C
Green Lactose Bile Broth, kemudian
selama 24 jam. Positif E. coli apabila
diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48
pada uji biokomia didapatkan hasil uji
jam.
yang
glukosa (+), laktosa (+), manitol (+),
dan
maltose (+), sukrosa (±), H2S (-),
Tabung-tabung
menghasilkan
gas
dicatat
dicocokkan dengan tabel MPN untuk
indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+).
menentukan jumlah bakteri Coliform
yang terkandung di dalam sampel.
Pada
tahap
uji
Hasil
uji
menunjukkan
penegasan
pelengkap
bahwa
sampel
L
mengandung E. coli dan setelah
(confirmed test) diketahui sampel A
dilakukan
perhitungan
terdapat
dan L mengandung suspensi E. coli.
1.9x105 sel per ml/gr dalam sampel L.
Kemudian dua sampel ini dilanjutkan
ke uji pelengkap (completed test).
Uji pelengkap (completed test)
Pada tahap ini tabung Brilliant Green
Lactose
Bile
Broth
yang
menghasilkan gas dicelupkan dengan
ose
setipis
ditanam
pada
mungkin,
agar
kemudian
EMB
diinkubasi dalam inkubator
dan
37◦C
selama 24 jam. Keberadaan E. coli
ditandain dengan terbentuknya koloni
bakteri yang rata dan mengkilat
(merah kehijauan metalik). Koloni
SIMPULAN,
SARAN,
DAN
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dari 13 sampel
penelitian yang diuji dengan teknik
MPN
pada
tahap
uji
persumtif
hamper semua sampel mengandung
mikrobia tetapi yang
mengandung
gas hanya satu sampel yaitu L,
kemudian sampel L dilanjutkan ke
tahapan
uji
maenghasilkan
penegasan
gas
hasilnya
kemudian
dilanjutkan ke tahapan uji pelengkap
sampel L diketahui mengandung E.
coli sebanyak 1.9 x 105 sel per ml.
Saran dari penulis untuk
pembaca
yang
tertarik
mengembangkan penelitin ini adalah :
1. Sampel yang digunakan harus
lebih
banyak
lagi
sehingga
memungkinkan banyaknya data
yang diperoleh;
2. Alat dan bahan harus disiapkan
sebaik mungkin terutama jika
melakukan
penelitian
menggunakan
banyak
yang
sampel
sehingga proses pengujian tidak
terhambat;
3. Perlu waktu yang khusus untuk
mengerjakan penelitian semacam
ini sehingga proses pengamatan
akan berjalan dengan baik;
4. Diperlukan
kesabaran
keterampilan
untuk
dan
memperoleh
hasil yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Ety., Ramadhian, M.
Ricky., & Gapila, Meta. 2014.
Bacteriological Quality of Refill
Drinking Water at Refill
Drinkung Water Depots in
Bandar Lampung. JUKE 4 (7):
142-146.
Athena., Sukar., dan Haryono. 2004.
Kandungan Bakteri Total Coli
dan Escherichia coli / Fecal
Coli Air Minum dari Depot Air
Minum Isi Ulang d Jakarta,
Tangerang, dan Bekasi. Bul.
Penel. Kesehatan, 32(3): 135 –
143.
Badan
Standarisasi
Nasional
Republik Indonesia. Standar
Nasional Indonesia (SNI) 013553-2006 Air Minum dalam
Kemasan.
Tersedia:
www.desalite.com/download/SN
I-01-3553-2006.pdf.
Diakses
pada 21 Januari 2017.
Hawa, L.C., Susilo, B., dan Jayasari
N.E. 2011. Studi Komparasi
Inaktivasi Escherichia coli dan
Perubahan Sifat Fisik pada
Pasteurisasi Susu Sapi Segar
Menggunakan
Metode
Pemanasan
dan
Tanpa
Pemanasan
dengan
Kejut
Medan
Listrik.
Jurnal
Teknologi Pertanian, 12(1): 31
– 39.
Janny, S., Bert, F., Dondero, F.,
Nicolas, C.M.H., and Belghiti,
J. 2012. Fatal Escherichia coli
Skin and Soft Tissue Infection
in Liver Transplant Recipients:
Report of Three Cases. Transpl
Infect Dis, 15(2): 49 – 53.
Jawetz, E., Melnick, J.L., and
Adelberg,
E.A.
1996.
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
ke-20. Jakarta: EGC Penerbit
Kedokteran.
Junaedi. 2004. Pertumbuhan Bakteri
pada Air Minum Dalam
Kemasan Galon Isi Ulang Merk
Zammin
pada
Tingkat
Konsumen dengan Praktik
Higiene yang Berbeda di
Kelurahan Tembalang Kota
Semarang. Semarang: Undip
Press.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416 Th. 1990
tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
Tersedia:
pppl.depkes.go.id/_asset/_regul
asi/55_permenkes% 20416.pdf.
Diakses pada 21 Januari 2017.
-----------------. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas
Air
Minum.
Tersedia:
http://www.hukor.depkes.go.id/
up_prod_permenkes
/PMK%20No.%20492%20ttg%
20Persyaratan%20Kualitas%20
Air%20Minum.pdf.
Diakses
pada 21 Januari 2017.
Madigan , M.T., and Martinko, J.M.
2005. Brock Biology of
Microorganism 11th Edition.
Prentice Hall: New Jersey.
Escherichia coli pada Air
Minum Isi Ulang dari Depot Air
Minum Isi Ulang si Kabupaten
Rembang. Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian. 5 (1):27-35.
Pratama Sekedang, M. Iqbal., Manaf,
Zakiah Heryawati., Darmawi.,
Jamin, Faisal., Abrar, Mahdi.,
& Razali. 2016. Kontaminasi
Bakteri Koliform pada Air
Minum Isi Ulang di Desa Ilie
Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh. Jurnal Medika
Veterinaria. 10(1):70-73.
Sanz-Garcia, M., Fernandez-Crus, A.,
Rodriquez-Creixems,
M.,
Cercenado, E., Marin, M.,
Munoz, P., and Bouza, E. 2009.
Recurrent Escherichia coli
Bloodstream
Infection:
Epidemiology and Risk Factors.
Medicine (Baltimore), 88(2): 77
– 82.
Servais, P., Armisen, T.G., George, I.,
and Billen, G. 2007. Fecal
Bacteria in The Rivers of The
Seine
Drainage
Network
(France): Source, Fate and
Modelling. Science of The Total
Environment.
Nikham. 1999. Efek Radiasi Sinar
Gamma terhadap Daya Tahan
Escherichia coli dan Salmonella
dalam Kondisi N2, N2O, dan O2.
Penelitian dan Pengembangan
Aplikasi Isotop dan Radiasi:
297 – 302.
Sharma, L.K., Fang, H., Liu, J.,
Vartak, R., Deng, J., and Bai,
Y.
2011.
Mitochondrial
Respiratory
Complex
I
Dysfunction
Promotes
Tumorgenesis Through ROS
Alteration and AKT Activation.
Hum. Mol. Genet, 20(23): 4605
– 4616.
Nuria, M.C., Rosyid, A., & Sumantri.
2009. Uji Kandungan Bakteri
Smith-Keary, P.F. 1988. Genetic
Elements in Escherichia coli.
London: Macmillan Mollecular
Biology series.
Tenaillon, O., Skurnik, D., Picard, B.,
and Denamur, E. 2010. The
Population
Genetics
of
Commensal Escherichia coli.
Nat. Rev. Microbiol, 8(3): 207 –
217.
Thoen, C.O., Enright, F., and
Cheville, N.F. 1993. Brucella.
In: Gyles, C.L., Thoen, C.O.
eds. Pathogenesis of Bacterial
Infection in Animals. Ames:
Iowa State University Press. pp.
236 – 247.
Todar, K. 2008. Staphylococcus
aureus and Staphylococcus
disease.
Todar’s
Online
Textbook
of
Bacteriology
(http://textbookofbacteriology.n
et/staph.html). Diakses pada 20
Januari 2017.
Download