ANALISIS BAKTERI E. coli PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN YANG BEREDAR DI KOTA TASIKMALAYA Analysis of E. coli Bacteria in Drinking Water in a Particular Packaging in Tasikmalaya City Vita Meylani1), Rinaldi Rizal Putra1,2) Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi 2) Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 4615 E-mail korespondensi: [email protected] 1) Abstract – Drinking water is the main need of human beings as living beings. Over time, people are more practical so that for the needs of drinking prefer to use bottled drinking water or refill drinking water. The high demand for bottled water raises the number of drinking water companies that issue bottled drinking water products. However, the quality of bottled drinking water still needs to be assessed because it is not through pasteurization or other processing. So that the microbiological content should still be investigated. This study aims to confirm bacteriological content in bottled drinking water and tested the radiosensitivity of E. coli bacteria with gamma rays. This study used the MPN method to test its bacterial content and gamma ray radiation to test its radiosensitivity. The sample in this research is drinking water in various brand packaging circulating in Tasikmalaya City. Based on the research results obtained from 13 samples there is 1 sample containing E. coli is code L2 with total bacterial content 1.9 x 10 5 cells per ml. Keywords: E. coli, Drinking Water, Tasikmalaya City Abstrak – Air minum merupakan kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, manusia lebih bersifat praktis sehingga untuk kebutuhan minum pun lebih memilih menggunakan air minum dalam kemasan atau air minum isi ulang. Tingginya permintaan akan air minum dalam kemasan memunculkan banyaknya perusahaan air minum yang mengeluarkan produk air minum dalam kemasan. Akan tetapi, kualitas air minum dalam kemasan masih perlu dikaji karena tidak melalui proses pasteurisasi atau pengolahan lainnya. Sehingga kandungan mikrobiologisnya masih harus diteliti. penelitian ini bertujuan untuk menegtahui kandungan bakteriologis dalam air minum dalam kemasan dan diuji radiosensitivitas dari bakteri E. coli tersebut dengan sinar gamma. Penelitian ini menggunakan metode MPN untuk menguji kandungan bakterinya dan radiasi sinar gamma untuk menguji radiosensitivitasnya. Sampel dalam penelitian ini adalah air minum dalam kemasan berbagai merk yang beredar di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 13 sampel terdapat 1 sampel yang mengandung E. coli yaitu kode L2 dengan total kandungan bakteri 1.9 x 10 5 sel per ml. Kata kunci: E. coli, Air Minum Dalam Kemasan, Kota Tasikmalaya harus PENDAHULUAN Air merupakan utama makhluk kebutuhan persyaratan kesehatan. Di Indonesia, air untuk untuk keperluan sehari-hari tersebut diatur kebutuhannya dengan Peraturan Menteri Kesehatan sehari-hari. Air yang digunakan untuk No. 416 tahun 199 (Permenkes untuk keperluan sehari-hari seperti minum, air bersih, air kolam renang, dan air memenuhi memasak, segala mencuci hidup memenuhi dan lain-lain pemandian umum) dan Keputusan kualitas yang bermacam-macam pula. Menteri Kesehatan No 907 tahun Hal tersebut ternyata memunculkan 2012 (Kepmenkes untuk air minum). perbedaan pendapat air mineral dan Selain air murni dikalangan para ahli dan itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Minum Kualitas Air produsen air minum. Saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) masih menytakan air minum dinyatakan mendominasi pangsa pasar minuman aman bagi kesehatan apabila ringan di Indonesia dengan persentase persyaratn fisika, sebesar (84,1%) kemudian diikuti mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif oleh minuman teh cepat saji (8,9%), yang dimuat dalam parameter wajib minuman berkarbonasi (3,5%) dan dan parameter tambahan. Oleh karena minuman ringan lainnya (3,5%). Data itu, yang tersebut tidak terlepas dari gaya hidup dikonsumsi masyarakat tidak sesuai yang serba praktis belakang ini dengan kriteria tersebut makan air sehingga tersebut tidak layak konsumsi. perusahaan air minum baru untuk memenuhi apabila air minum mendorong munculnya Air minum dalam kemasan memenuhi kebutuhan pasar dengan (AMDK) adalah air baku yang telah menawarkan harga yang relatif murah melalui tanpa sebuah proses sterilisasi, dikemas, dan aman untuk diminum mencakup air mineral dan air memerhatikan kualitas air minum. Kualitas standar air minum di demineral. Beberapa tahun terakhir Indonesia ini Standar Nasional Indonesia No. SNI penjualan kemasan air (AMDK) minum di dalam Indonesia telah 01-3553-2006 diatur menurut Departemen berkembang sangat pesat, sehingga Perindustrian dan Perdagangan yang banyak terjadi persaingan bagaimana menyatakan bahwa batas maksimum memproduksi air minum yang layak total angka bakteri koliform adalah dikonsumsi masyarakat. Ada yang kurang dari 2 dalam 100 ml air menyebut air minum mineral, ada minum pula koliform adalah bakteri yang umum air minum murni, dengan (Anonim, 2006). Bakteri digunakan sebagai indikator adalah metode kuantitatif penentuan kualitas sanitasi makanan menggunakan dan air. Koliform sebenarnya bukan radiasi sinar gamma. Sampel air penyebab penyakit-penyakit minum dalam kemasan diambil secara bawaan air, namun bakteri jenis ini acak di sekitar Kota Tasikmalaya. mudah Berikut ini adalah tahapan penelitian dari untuk dikultur keberadaannya dapat dan digunakan sebagai indikator keberadaan bakteri pathogen (Servais dan yang telah dilakukan: 1. Pengambilan Sampel Sampel penelitian diambil termasuk E. coli. Oleh karena itu, secara acak dari berbagai pasar dan keberadaan bakteri tersebut dapat toko yang menjual air minum menjadi indicator kualitas suatu air dalam kemasan di sekitar Kota minum. Tasikmalaya. maka perlu al., MPN 2007) Berdasarkan et teknik uraian diadakan tersebut, penelitian mengenai Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia pada Air Minum Dalam coli Kemasan 2. Penghitungan Total Bakteri E. coli Sampel air minum dalam kemasan kemudain dihitung total bakteri E. coli menggunakan yang Beredar di Kota Tasikmalaya metode MPN yang terdiri dari: 2017 a. Uji penduga (presumptive test) dengan tujuan melindungi konsumen dari hal-hal yang tidak Pada tahap ini spesimen cair diinginkan mengetahu ditanam pada 5 tabung Lactose radiosensitivitas dari isolate bakteri E. Broth Triple Strenght (5 ml) coli yang diperoleh dari air minum masing-masing 10 ml, satu dalam kemasan. tabung Lactose Broth Triple dan Strenght (10 ml) masing-masing METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah air minuman dalam kemasan berbagai merk yang beredar di sekitar Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini 1 ml, satu tabung Lactose Broth Triple Strenght (10 ml) masingmasing 0,1 ml. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung- tabung yang menghasilkan gas (merah kehijauan dilanjutkan Koloni suspect dengan uji penegasan. metalik). E. coli dilakukan uji biokimia. Ose b. Uji penegasan (confirmed test) digoreskan pada koloni suspect Pada tahap ini tabung-tabung E. coli kemudian ditanam pada Lactose Broth Triple pada uji tabung-tabung penduga yang mengahsilkan gas biokimia diambil manitol, maltose, sukrosa, SIM, sedikit dengan untuk (glukosa, laktosa, mencelupkan ose ke dalam agar dalamnya kemudian dicelupkan tersebut kemudian diinkubasi di kembali tabung dalam inkubator 37◦C selama 24 Brilliant Green Lactose Bile jam. Positif E. coli apabila pada Broth, diinkubasi uji biokomia didapatkan hasil pada suhu 37◦C selama 48 jam. uji glukosa (+), laktosa (+), Tabung-tabung manitol ke dalam kemudian yang citrat). uji Tabung-tabung (+), maltose (+), menghasilkan gas dicatat dan sukrosa (±), H2S (-), indol (+), dicocokkan dengan tabel MPN motilitas (±), dan sitrat (+). untuk bakteri menentukan jumlah Coliform yang terkandung di dalam sampel. c. Uji pelengkap (completed test) 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan penelitian dilakukan ini adalah melalui Pada tahap ini tabung Brilliant pengamatan Green Lactose Bile Broth yang dengan cara menghitung jumlah menghasilkan gas dicelupkan koloni dengan ose setipis mungkin, terkandung dalam kemudian ditanam pada agar dalam kemasan serta hasil radiasi EMB dan diinkubasi dalam sinar gamma pada isolate bakteri inkubator 37◦C selama 24 jam. E. coli. Keberadaan E. coli dengan terbentuknya ditandain secara pada bakteri E. kuantitatif coli air yang minum 4. Teknik Analisis Data koloni Teknik analisis data digunakan bakteri yang rata dan mengkilat secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rerata jumlah koloni M. Tiga belas sampel air mineral bakteri E. coli yang terkandung dalam tersebut diperoleh dari berbagai air minum dalam kemasan masing- warung dan pasar yang ada di masing sampel serta hasil radiasi Kota sinar gamma pada isolate bakteri E. tesebut kemudian diuji kandungan coli. E. coli nya menggunakan teknik Tasikmalaya. Sampel MPN. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Pada dan pembahasan berisi hasil analisis yang merupakan jawaban dari pertanyaan/ permasalahan penelitian. Pembahasan menekankan pada hubungan antara interpretasi hasil dengan teori yang digunakan. penjelasan Apabila hasil diperlukan penelitian dan pembahasannya dapat disusun dalam sub-bab yang terpisah dengan penulisan sebagai berikut. yang Sampel dalam penelitian adalah 13 merk air mineral yang beredar di Kota dilakukan uji pertama penduga (presumptive test) dengan cara memasukan 10 ml dari masingmasing sampel air mineral kedalam tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 1 ml dari masingmasing sampel dimasukan ke air dalam mineral 10 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 0,1 ml dari masing- 1. Analisis Kandung E. coli dalam Air Mineral dalam Kemasan Beredar di Kota Tasikmalaya tahapan Tasikmalaya yaitu : i) Aqua, ii) Ades, iii) Ron 88, iv) Le mineral, v) Club, vi) Viro, vii) Nestle, viii) Prim-a, ix) Indomaret, x) Air cup, xi) Tirta, xii) Yasmin, dan xiii) Sodft rider yang selanjutnya diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, dan masingsampel air mineral dimasukan kedalam tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan (Gambar 1). Pada tahap ini tabung yang berisi 10 ml sampel dan 5 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel membentuk menghasilkan gelembung. Berikut suspensi mikrobia (sampel A, D, adalah E, F, G, H, J, K, L, M). Uji persumtif dengan komposisi 5 ml persumtif media dan 10 ml sampel. menggunakan data hasil pegujian komposisi ini tidak ada yang Gambar 1. Sampel A yang Menghasilkan Gas Tabel 1. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 10 ml Sampel No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba A (-) (+) 1 B (-) (-) 2 C (-) (-) 3 4. D (-) (+) 5. E (-) (+) 6. F (-) (+) 7. G (-) (+) 8. H (-) (+) 9. I (-) (-) 10. J (-) (+) 11. K (-) (+) 12. L (-) (+) 13. M (-) (+) Tabel 2. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 1 ml Sampel No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba A 1 (-) (-) B (-) 2 (+) C (-) (-) 3 4. D (-) (-) 5. E (-) (-) 6. F (-) (+) 7. G (-) (-) 8. H (-) (-) 9. I (-) (+) 10. J (-) (+) 11. K (-) (+) 12. L (-) (+) 13. M (-) (+) Tabel 3. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 0,1 ml Sampel No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba A 1 (+) (-) B (-) (-) 2 C (-) (-) 3 4. D (-) (+) 5. E (-) (+) 6. F (-) (+) 7. G (-) (-) 8. H (-) (+) 9. I (-) (+) 10. J (-) (+) 11. K (-) (+) 12. L (-) (+) 13. M (-) (+) Gambar 2. Sampel A yang Menghasilkan Gas Gambar 3. Sampel L yang Mengandung Bakteri E. coli Sedangkan pada tabung yang Di sisi lain tabung yang berisi berisi 1 ml sampel dan 10 ml Lactose 0,1 ml sampel dan 10 ml Lactose Broth Broth Triple Strenght beberapa Triple Strenght beberapa sampel yang membentuk suspensi sampel yang membentuk suspensi mikrobia adalah B, F, I, J, K, L, M). mikrobia adalah A, D, E, F, H, I, J, K, Uji L, M. Uji persumtif menggunakan persumtif komposisi ini menggunakan yang komposisi ini ada yang menghasilkan Berikut gelembung yaitu sampel A. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 10 ml media dan 1 dengan komposisi 10 ml media dan mL sampel. 0,1 ml sampel. menghasilkan tidak ada gelembung. Tahapan selanjutnya adalah suspect E. coli dilakukan uji uji penegasan (confirmed test). Pada biokimia. Ose digoreskan pada koloni tahap suspect E. coli kemudian ditanam ini tabung-tabung Lactose Broth Triple pada uji penduga yang pada menghasilkan gas diambil sedikit biokimia (glukosa, laktosa, manitol, dengan mencelupkan ose ke dalam maltose, sukrosa, SIM, agar citrat). dalamnya Tabung-tabung kemudian dicelupkan tabung-tabung untuk tersebut uji kemudian kembali ke dalam tabung Brilliant diinkubasi di dalam inkubator 37◦C Green Lactose Bile Broth, kemudian selama 24 jam. Positif E. coli apabila diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48 pada uji biokomia didapatkan hasil uji jam. yang glukosa (+), laktosa (+), manitol (+), dan maltose (+), sukrosa (±), H2S (-), Tabung-tabung menghasilkan gas dicatat dicocokkan dengan tabel MPN untuk indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+). menentukan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam sampel. Pada tahap uji Hasil uji menunjukkan penegasan pelengkap bahwa sampel L mengandung E. coli dan setelah (confirmed test) diketahui sampel A dilakukan perhitungan terdapat dan L mengandung suspensi E. coli. 1.9x105 sel per ml/gr dalam sampel L. Kemudian dua sampel ini dilanjutkan ke uji pelengkap (completed test). Uji pelengkap (completed test) Pada tahap ini tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth yang menghasilkan gas dicelupkan dengan ose setipis ditanam pada mungkin, agar kemudian EMB diinkubasi dalam inkubator dan 37◦C selama 24 jam. Keberadaan E. coli ditandain dengan terbentuknya koloni bakteri yang rata dan mengkilat (merah kehijauan metalik). Koloni SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 sampel penelitian yang diuji dengan teknik MPN pada tahap uji persumtif hamper semua sampel mengandung mikrobia tetapi yang mengandung gas hanya satu sampel yaitu L, kemudian sampel L dilanjutkan ke tahapan uji maenghasilkan penegasan gas hasilnya kemudian dilanjutkan ke tahapan uji pelengkap sampel L diketahui mengandung E. coli sebanyak 1.9 x 105 sel per ml. Saran dari penulis untuk pembaca yang tertarik mengembangkan penelitin ini adalah : 1. Sampel yang digunakan harus lebih banyak lagi sehingga memungkinkan banyaknya data yang diperoleh; 2. Alat dan bahan harus disiapkan sebaik mungkin terutama jika melakukan penelitian menggunakan banyak yang sampel sehingga proses pengujian tidak terhambat; 3. Perlu waktu yang khusus untuk mengerjakan penelitian semacam ini sehingga proses pengamatan akan berjalan dengan baik; 4. Diperlukan kesabaran keterampilan untuk dan memperoleh hasil yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Apriliana, Ety., Ramadhian, M. Ricky., & Gapila, Meta. 2014. Bacteriological Quality of Refill Drinking Water at Refill Drinkung Water Depots in Bandar Lampung. JUKE 4 (7): 142-146. Athena., Sukar., dan Haryono. 2004. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherichia coli / Fecal Coli Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang d Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Bul. Penel. Kesehatan, 32(3): 135 – 143. Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) 013553-2006 Air Minum dalam Kemasan. Tersedia: www.desalite.com/download/SN I-01-3553-2006.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017. Hawa, L.C., Susilo, B., dan Jayasari N.E. 2011. Studi Komparasi Inaktivasi Escherichia coli dan Perubahan Sifat Fisik pada Pasteurisasi Susu Sapi Segar Menggunakan Metode Pemanasan dan Tanpa Pemanasan dengan Kejut Medan Listrik. Jurnal Teknologi Pertanian, 12(1): 31 – 39. Janny, S., Bert, F., Dondero, F., Nicolas, C.M.H., and Belghiti, J. 2012. Fatal Escherichia coli Skin and Soft Tissue Infection in Liver Transplant Recipients: Report of Three Cases. Transpl Infect Dis, 15(2): 49 – 53. Jawetz, E., Melnick, J.L., and Adelberg, E.A. 1996. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-20. Jakarta: EGC Penerbit Kedokteran. Junaedi. 2004. Pertumbuhan Bakteri pada Air Minum Dalam Kemasan Galon Isi Ulang Merk Zammin pada Tingkat Konsumen dengan Praktik Higiene yang Berbeda di Kelurahan Tembalang Kota Semarang. Semarang: Undip Press. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Th. 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Tersedia: pppl.depkes.go.id/_asset/_regul asi/55_permenkes% 20416.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017. -----------------. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Tersedia: http://www.hukor.depkes.go.id/ up_prod_permenkes /PMK%20No.%20492%20ttg% 20Persyaratan%20Kualitas%20 Air%20Minum.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017. Madigan , M.T., and Martinko, J.M. 2005. Brock Biology of Microorganism 11th Edition. Prentice Hall: New Jersey. Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang si Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 5 (1):27-35. Pratama Sekedang, M. Iqbal., Manaf, Zakiah Heryawati., Darmawi., Jamin, Faisal., Abrar, Mahdi., & Razali. 2016. Kontaminasi Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang di Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria. 10(1):70-73. Sanz-Garcia, M., Fernandez-Crus, A., Rodriquez-Creixems, M., Cercenado, E., Marin, M., Munoz, P., and Bouza, E. 2009. Recurrent Escherichia coli Bloodstream Infection: Epidemiology and Risk Factors. Medicine (Baltimore), 88(2): 77 – 82. Servais, P., Armisen, T.G., George, I., and Billen, G. 2007. Fecal Bacteria in The Rivers of The Seine Drainage Network (France): Source, Fate and Modelling. Science of The Total Environment. Nikham. 1999. Efek Radiasi Sinar Gamma terhadap Daya Tahan Escherichia coli dan Salmonella dalam Kondisi N2, N2O, dan O2. Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi: 297 – 302. Sharma, L.K., Fang, H., Liu, J., Vartak, R., Deng, J., and Bai, Y. 2011. Mitochondrial Respiratory Complex I Dysfunction Promotes Tumorgenesis Through ROS Alteration and AKT Activation. Hum. Mol. Genet, 20(23): 4605 – 4616. Nuria, M.C., Rosyid, A., & Sumantri. 2009. Uji Kandungan Bakteri Smith-Keary, P.F. 1988. Genetic Elements in Escherichia coli. London: Macmillan Mollecular Biology series. Tenaillon, O., Skurnik, D., Picard, B., and Denamur, E. 2010. The Population Genetics of Commensal Escherichia coli. Nat. Rev. Microbiol, 8(3): 207 – 217. Thoen, C.O., Enright, F., and Cheville, N.F. 1993. Brucella. In: Gyles, C.L., Thoen, C.O. eds. Pathogenesis of Bacterial Infection in Animals. Ames: Iowa State University Press. pp. 236 – 247. Todar, K. 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcus disease. Todar’s Online Textbook of Bacteriology (http://textbookofbacteriology.n et/staph.html). Diakses pada 20 Januari 2017.