DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 PENGARUH ORIENTASI KONSUMEN, PESAING DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA PEMASARAN UKM DI KOTA BANJARBARU DAN BANJARMASIN Ni Nyoman Suarniki Nova Abriano [email protected] STIE NASIONAL BANJARMASIN Abstract, The purpose of the research is to uncover the influence of consumer’s orientation, competitors and external environment toward the performance of UMKM (Community’s Small and Intermediate Business) in Banjarbaru both simultaneously and partial. This research was conducted with the object of SMEs (small and micro enterprises) in the city of Banjarmasin and Banjarbaru. This research finds that the external environmental variable possesses t quantification as many as 7.933 compared to t table of 2.677 which results t quantification > t table, hence concludes that consumer’s orientation variable has significant influence on the performance of UKM in Banjarmasin and Banjarbaru. The consumer’s orientation variable has t quantification of 1.560 compared to t table of 2.677 which results t quantification > t table, hence concludes that consumer’s orientation variable possesses insignificant influence on the performance of UKM’s marketing in Banjarmasin and Banjarbaru. Whereas competitors variable has t quantifications of 4.208 compared to t table of 2.677 which results t quantification > t table, hence concludes that competitors variable possesses significant influence on UKM’s marketing in Banjarmasin and Banjarbaru. The most dominant variable on the performance of UKM’s marketing performance in Banjarmasin and Banjarbaru is external environment variable because having the biggest t quantification of 7.933. Keywords : external environment, consumers orientation, competitors Abstrak, Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi konsumen, pesaing dan lingkungan eksternal terhadap kinerja pemasaran UMKM di Banjarbaru baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini dilakukan dengan obyek UKM (usaha kecil dan mikro) yang ada di wilayah Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Penelitian ini menemukan bahwa variabel lingkungan eksternal mempunyai t hitung sebesar 7,933 dibandingkan dengan t tabel sebesar 129 Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . 2,677 maka diperoleh t hitung > t tabel, sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel lingkungan eksternal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Variabel orientasi konsumen mempunyai t hitung sebesar 1,560 dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,677 maka diperoleh t hitung < t tabel, sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel orientasi konsumen mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Variabel pesaing mempunyai t hitung sebesar 4,208 dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,677 maka diperoleh t hitung > t tabel, sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel pesaing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru adalah variabel lingkungan eksternal karena memiliki t hitung terbesar yaitu sebesar 7,933. Kata kunci : lingkungan eksternal, orientasi konsumen, pesaing Pada era globalisasi, identik perilaku karyawan yang memiliki dengan era persaingan yang semakin persepsi yang baik terhadap produk, sempurna, semua jadi datar (flat), daya pikat pelanggan yang lebih kuat keuntungan komparatif sulit di dapat. sehingga menghasilkan pembeli yang Harapan perusahaan terletak pada loyal. Perusahaan yang berorientasi bagaimana mereka bisa memiliki pada perilaku yang lebih responsif keunggulan bersaing (competitive terhadap advantage) secara memadai. memberi Mengetahui keinginan konsumen respon yang cepat terhadap keluhan menjadi dasar yang penting guna pelanggan dan komitmen terhadap mendorong untuk janji perusahaan-perusahaan kepada memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya (Never and Slater; konsumen 1994). manajemen dengan menyediakan produk dan jasa yang superior. Untuk pelanggannya pelayanan Pesaing dengan purna menjadi jual, ancaman bisa menyediakan produk dan jasa utama bagi keberlangsungan hidup yang keinginan perusahaan, disamping faktor-faktor sehingga terciptanya lain yang berkaitan dengan dinamika satisfaction dibutuhkan lingkungan, sebab terkadang strategi sesuai konsumen, superior dengan 130 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 yang dipergunakan pesaing untuk berorintasi pesaing harus menggali memenangkan pasar tidak mudah informasi tentang bagaimana dan apa untuk diantisipasi dengan baik. Saat yang ini, keunggulan komparatif sudah utamanya, agar langkah dan strategi sulit sejalan yang dilakukan oleh perusahaan transparannya tidak didahului oleh para pesaingnya informasi, teknologi, dan semakin (Wahyudiono). Keputusan-keputusan baiknya pengetahuan konsumen akan strategis produk dan konsumen dan pesaing harus juga dibutuhkan untuk dikonsumsi/dibeli. memperhatikan secara cermat hal-hal Untuk tidak yang skala makro (selalu memantau lingkungan untuk dengan diandalkan, makin yang itu, tergantung diinginkan perusahaan besar kecilnya dilakukan yang oleh pesaing berkaitan berkembang dengan pada usaha yang dimiliki, perusahaan eksternal). harus memiliki keunggulan bersaing perusahaan-perusahaan harus dapat yang menyesuaikan dapat konsumen. memenangkan Pelayanan hati yang Oleh kondisi kejadian karena dengan penting kejadian- yang berlangsung yang ditawarkan menjadi hal yang masyarakat.Hal sangat penting untuk menunjang berlaku untuk usaha mikro, kecil dan kinerja penjualan perusahaan, yang menengah, namun perusahaan yang berarti melalui keputusan-keputusan besar pemasaran masyarakatpun harus juga selalu strategis perusahaan mampu menciptakan value added pasar sedang melengkapi penjualan barang/jasa dan di itu, ini atau tidak sudah di hanya dikenal memantau lingkungan eksternalnya. bagi pelanggan (Voss and Voss; Di 2000). Kalimantan Selatan umumnya dan khususnya di Kota Perusahaan yang berorientasi Banjarbaru, permasalahan yang pada pelanggan senantiasa senantiasa dihadapi oleh kebanyakan industry berupaya menggali apa yang dapat mikro, kecil dan menengah yaitu disediakan kurangnya membat perusahaan barang atau jasa dengan pengetahuan akan yang pengelolaan/manajemen usaha dan terbaik. Sedangkan perusahaan yang bagaimana memajukan usaha. Dalam 131 Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . menilai dinamika eksternal secara lingkungan cermat diselidiki seberapa jauh pengaruh dan orientasi konsumen, pemantauan memantau tindakan pesaing dalam terhadap lingkungan eksternal dan menarik pelanggan yang potensial pemantauan terhadap pesaing oleh untuk dijadikan pelanggan yang UMKM di Kota Banjarbaru. loyal. Dasar dari penilaian yang Peningkatan dalam orientasi benar terhadap kondisi lingkungan pasar eksternal dimana terdapat pelanggan kinerja yang lebih bagus dalam dan adalah organisasi karena orientasi pasar jauh perusahaan sudah memudahkan kejelasan fokus dan berorientasi terhadap pasar, fokus visi dalam strategi suatu organisasi pada pasar keinginan pasar.Demikian dan karena hal ini menimbulkan rasa juga pemantauan terhadap tindakan bangga pesaing tertutama bagaimana mereka organisasi, mendapatkan pelanggan yang loyal. karayawan yang semakin tinggi dan Industri mikro, kecil dan menengah komitmen organisasi yang semakin yang ada di Kota Banjarbaru pada besar. Konsekuensi ketiga adalah umumnya juga mengalami kesulitan kepuasan dalam mengembangkan usahanya, satisfaction), terkait dengan kelemahan-kelemahan pembelian berulang dan menarik yang dimilikinya. Sering mereka kustomer baru dalam bisnis tersebut. beranggapan bahwa masalah modal Sementara itu, orientasi pasar dapat menjadi kunci utama.Pendapat ini diukur tidak sepenuhnya benar, saat ini instrumen multidimensional, kinerja akses permodalan, akses teknologi bisnis dan konsumen seberapa informasi transparan. potensial diharapkan dalam mengakibatkan moral dapat pengukuran Perusahaan dapat (judgmental) mengakses masalah-masalah tersebut obyektif. dengan dapat mencari suatu yang (customer meningkatkan dengan sangat Namun, memiliki pelanggan sudah cepat. mengakibatkan menggunakan dinilai melalui yang memutuskan dan pengukuran Pengukuran judgmental meminta responden untuk pembeli yang loyal adalah yang tidak menilai kinerja keseluruhan (overall) mudah. Dalam penelitian ini akan dari bisnis relatif terhadap pesaing- 132 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 pesaing utama. Pengukuran obyektif pengembangan bisa jadi pangsa pasar dalam istilah yang di dasarkan pada pemahaman moneter. yang atas kebutuhan serta pemahaman memberikan hasil penelitian yang manajemen atas bagaimana bisnis tercampur result, dapat menciptakan customer value. menunjukkan bahwa orientasi pasar Orientasi pelanggan menghasilkan memiliki pengaruh signifikan sebuah logika yang lain yaitu sebagai terhadap pengukuran kinerja hasil dari intensitas penggarapan judgmental tetapi tidak memberikan kebijakan yang berorientasi pasar, pengaruh pasar. perusahaan memiliki peluang untuk Orientasi pasar memberikan efek dapat membentuk persepsi pelanggan yang tertunda terhadap pengukuran atas nilai-nilai yang dibangunnya dan kinerja obyektif, suatu fenomena nilai-nilai yang dirasakan itu akan yang mungkin tidak ditangkap dalam menghasilkan penelitian-penelitian yamg mewakili pelanggan (Kumar etal.,1997). (Wahyudiono; 2014). Satu penelitian atau mixed pada Dengan pangsa basis penelitian- strategi bersaing nilai kepuasan (customer satisfaction) Pendekatan ini memiliki penelitian tersebut, cukup beralasan beberapa kelebihan dan kekurangan. untuk dapat menyimpulkan bahwa Di sisi positfnya perusahaan akan orientasi pasar mengembangkan orientasi pejuang, mempunyai efek signifikan terhadap kinerja, paling melatih tidak bersikap seperti pengukuran ditunjukkan pemasarnyauntuk waspada, mengamati terhadap kelemahannya sendiri dan mencari kinerja. Sasarannya adalah meneliti kelemahan pesaing. Sedang disisi hubungan ini secara lebih mendetail negatifnya, perusahaan akan menjadi dalam reaktif, dengan judgmental oleh para industri-industi, khususnya menggunakan berbagai strategi sendiri yang berorientasi Orientasi pada pelanggan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja. bukannya menjalankan pelanggan dapat dinyatakan melalui manajer pemasaran luasnya monitoring atas komitmen menilai strategi karyawan terhadap pelangga atau memastikan bahwa perusahaan tidak 133 harus pesaing terus untuk Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . didahului oleh serta kekuatan lingkungan makro yang mengetahui adanya cara baru yang utama dan faktor lngkungan mikro lebih baik pesaing dalam memenuhi yang signifikan, yang mempengaruhi konsumen (McCarthty kemampuannya dalam menghasilkan and Parreault, 1996:450). Perusahaan laba. Dengan kata lain perusahaan yang berusaha harus menetapkan system intelijen sebaik pemasaran untuk menelusuri trend mungkin seperti yang dilakukan dan perkembangan penting serta terhdap konsumennya.Analisis dan semua peluang dan ancaman yang evaluasi ini menjadi sangat penting, berhubungan manakala intensitas persaian sangat &Keller;2009;51). Pada lingkungan tinggi. ekternal yang bersifat makro dan kebutuhan berhasil mengenali selalu pesaingnya Tahapan dalam analisis persaingan meliputi: 1. Identifikasi berpengaruh struktur dan seperti karakteristik industri. 2. Identifikasi dengannya terhadap kekuatan (Kotrler perusahaan demografis, kekuatan ekonomi, kekuatan alam, dan analisis kekuatan teknologi, kekuatan politik kelompok strategis. dan kekuatan budaya. Faktor-faktor 3. Tindakan antisipasi pesaing lingkungan eksternal ini memiliki 4. Evaluasi pesaing utama. pengaruh dengan kekuatan yang 5. Identifikasi dan uraian pesaing berbeda sesuai dengan skala bisnis, utama, dan barang/jasa yang di jual, teknologi 6. Identifikasi pesaing baru. yang digunakan, sifat pasar dan Memahami secara mendalam karakter lain yang mengenai struktur persaingan akan pengaruh membuat perubahan lingkungan. perusahaan mengenali signifikan mempunyai terhadap dengan baik siapa yang menjadi METODE pesaing utamanya. Oleh karena itu, sumber daya perusahaan Penelitian dapat berkaitan dengan dilakukan dengan obyek UKM (usaha kecil dan diarahkan untuk menggali informasi yang ini mikro) yang ada di wilayah Kota pesaing Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. utama. Perusahaan harus mengamati 134 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 Dipilihnya ke dua kota ini mengingat reliabilitas, uji validitas dan uji keduanya menjadi barometer yang asumsi klasik. Hasil analisis regresi penting bagi dilakukan melalui uji F dan uji t. Selatan. Berbagai karakter UKM Kalimantan yang HASIL DAN PEMBAHASAN dimiliki UKM di Kalimantan Selatan Uji Validitas dapat diwakili oleh UKM yang ada Menentukan suatu item sudah di Kota Banjarmasin dan Kota dianggap valid apabila koefisien Banjarbaru. Populasi penelitian ini korelasi pada item tersebut positif adalah seluruh UKM (usaha kecil dan lebih besar dari korelasi nilai dan mikro) di lingkungan kota rtabel = 0,361 pada taraf signifikan Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. 5%, N = 30. Dari hasil perhitungan Data yang terkumpul akan dianalisis secara Untuk kualitatif analisis menggunakan dan komputer kuantitatif. nilai koefisien korelasi skor butir berganda item dengan skor total butir item dengan bantuan software SPSS yang mana sebelumnya dilakukan adalah sebagai berikut : uji Tabel 1. Hasil Uji Validitas Item X.1.1 X.1.2 X.1.3 X.1.4 X.2.1 X.2.2 X.2.3 X.2.4 X.2.5 X.2.6 X.2.7 X.3.1 X.3.2 X.3.3 X.3.4 X.3.5 Y menggunakan bantuan program SPSS, didapatkan kuantitatifnya regresi dengan r hitung 0, 363 0, 582 0, 765 0, 898 0, 793 0, 829 0, 734 0, 763 0, 760 0, 802 0, 426 0, 825 0, 752 0, 724 0, 788 0, 698 O,375 r tabel 0,361 Sumber : Output Statistik SPSS 135 Hasil Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . Berdasarkan hasil pengujian r hitung terkecil adalah 0,363 yaitu product moment seperti yang nampak variabel lingkungan eksternal pada pada tabel di atas menunjukkan indikator pertama. bahwa semua item pertanyaan yang Uji Reliabilitas merupakan variabel dari variabel Uji bebas dan variabel tergantung dapat reliabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur dinyatakan valid. Nilai r hitung yang digunakan dalam penelitian ini. tertinggi adalah 0,898 yaitu variabel Uji reliabilitas dilakukan dengan lingkungan eksternal pada indikator koefisien pertanyaan keempat, sedangkan r Cronbach Alpha yang diperlihatkan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items .701 17 Sumber : Output Statistik SPSS Hasil penilaian reabilitas dari variabel bebas maupun pemeriksaan, dalam arti apakah ada variabel kemungkinan hasil estimasi regresi terikat dalam penelitian ini diperoleh terlanggar (tidak memenuhi) melalui Cronbach's Alpha sebesar 0,71 yang beberapa pengujian antara lain : menunjukkan koefisien yang lebih besar dari disimpulkan digunakan 0,6 sehingga instrumen dalam penelitian Uji Multikolinieritas dapat Untuk yang tidaknya ini ada multikolinieritas pada model regresi linier berganda reliabel. yang Uji Asumsi Klasik dapat dideteksi melihat pada Variance (VIF) masing- Inflation akan dapat memberikan hasil yang (BLUE) diajukan, dengan Hasil regresi linier berganda representatif gejala mengetahui dan Factor masing variabel bebas (X) terhadap dapat variabel terikat (Y). Apabila nilai diterapkan maka perlu dilakukan VIF melebihi angka lima, maka hal 136 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 tersebut menunjukkan adanya diketahui pada tabel 3 dibawah ini : multikolinieritas. Hal tersebut dapat Tabel 3. Variance Inflation Factor Variabel VIF Keterangan Lingkungan Eksternal (X1) Orientasi Konsumen (X2) Pesaing (X3) 1,368 1,289 1,360 VIF < 5 tidak terjadi multikolinieritas Sumber : Output Statistik SPSS Berdasarkan pada tabel 3 kesimpulan dan lebih dari 2,91 ada diatas, maka model tidak mengalami autokorelasi. Dan diperoleh hasil gejala Karena Durbin Watson sebesar 1,602. Maka masing-masing variabel independen diperoleh kesimpulan bahwa model (X1, X2, dan X3) dalam persamaan regresi yang diajukan tidak terdapat regresi mengalami perolehan nilai gejala autokorelasi, karena Durbin dibawah nilai yang telah ditentukan. Watson Test antara 1,55 sampai Dengan dengan 2,46. multikolinieritas. demikian model yang diajukan terbebas dari salah satu Uji Heterokedastisitas penyimpangan asumsi model yaitu Heterodaskesitas terjadi jika multikolinieritas. variasi kesalahan data dari variabel independen Uji Autokorelasi Untuk menguji adanya saling berhubungan dengan variabel lainnya. Mendeteksi autokorelasi dapat dideteksi dengan heterodaskesitas Durbin Watson Statistik. Bila angka nilai standard residual statistic rata- DW kurang dari 1,10 telah terjadi rata bernilai nol (0), sehingga error autokorelasi. Bila DW 1,10 sampai model pada analisis regresi berganda dengan 1,54 dikatakan tidak ada ini layak diasumsikan berasal dari kesimpulan. Bila DW 1,55 sampai populasi dengan 2,46 dinyatakan tidak terjadi homogen, autokorelasi. Sedangkan 2,46 sampai heteroskedastisitas. dengan 2,90 dinyatakan tidak ada 137 dapat dilihat dari dengan variansi atau tidak yang mengalami Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . Tabel 4. Uji Heterokedasitisitas Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual 2.4305 -1.90865 -1.981 -1.771 Maximum Mean 3.0228 1.56904 2.059 1.456 Std. Deviation 2.7209 .00000 .000 .000 .14661 1.06508 1.000 .988 N 129 129 129 129 Sumber : Output Statistik SPSS Berdasarkan tabel 4 diatas, Analisis Regresi Linier Berganda maka nilai standard residual statistic Proses pengolahan data dan rata-rata bernilai nol (0), maka dapat perhitungan-perhitungan yang ada diambil kesimpulan bahwa dalam dilaksanakan penelitian ini tidak terjadi gejala komputer Heterokedasitisitas. SPSS versi 18,0 for windows dari dengan dengan program menggunakan Santoso (2009), dan printout dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Rangkuman Regressi Linier Berganda Model (Constant) Lingkungan Eksternal (X1) Orientasi Konsumen (X2) Pesaing (X3) R = 0,697 R2 = 0,486 Unstandardized Coefficients B -2.184 0, 634 0,132 0,351 F hitung = 35,568 F tabel = 1,979 t 7,933 1,560 4,208 r parsial Sig 0,598 0,145 0,284 0,000 0,122 0,000 t tabel = 2,677 Sumber : Output Statistik SPSS Perhitungan berganda dengan program computer regresi linier Berdasarkan perhitungan pada tabel menggunakan 3 di atas, maka diperoleh persamaan for regresi sebagai berikut : Y = -2,184 Windows versi 18,0 terhadap data + 0,634 X1 + 0,132 X2 + 0,351 yang X3. telah SPSS ditentukan dalam penelitian dengan model persamaan : Penjelasan persamaan regresi Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 +ei. diatas adalah sebagai 138 berikut : DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 Konstanta sebesar -2,184 artinya jika UKM di kota Banjarmasin dan variabel Banjarbaru akan meningkat juga lingkungan eksternal, orientasi konsumen, dan pesaing sebesar dianggap variabel lingkungan eksternal dan nol, pemasaran maka UKM kinerja di kota 0,351, orientasi Banjarmasin dan Banjarbaru akan dengan konsumen asumsi dianggap konstan (ceteris paribus). bernilai -2,268. Koefisien variabel Uji F (Uji Simultan) lingkungan eksternal bernilai 0,634 artinya bahwa jika Hasil variabel adalah sebesar 35,568 ini berarti sebanyak satu satuan, maka variabel lebih besar dari nilai F tabel sebesar kinerja pemasaran UKM di kota 1,979 pada derajat kesalahan 5% Banjarmasin dan Banjarbaru akan juga sebesar maka 0,634, mempunyai konstan (ceteris paribus). Koefisien Besarnya kontribusi variabel bebas sebanyak satu satuan, maka variabel (X) terhadap variabel terikat (Y), kinerja pemasaran UKM di kota ditunjukkan dengan besarnya angka Banjarmasin dan Banjarbaru akan koefisien determinasi (R2), dimana 0,132, pada menunjukkan bahwa nilai R2 dengan asumsi variabel lingkungan eksternal dan pesaing adalah sebesar 0,468 atau 46,8% dianggap terhadap besarnya kinerja pemasaran konstan (ceteris paribus). Koefisien variabel pesaing bernilai yang kota Banjarmasin dan Banjarbaru . ditingkatkan sebesar pengaruh variabel kinerja pemasaran UKM di 0,132 artinya bahwa jika variabel juga kesimpulan signifikan secara simultan terhadap variabel orientasi konsumen bernilai meningkat diambil orientasi konsumen dan pesaing konsumen, dan pesaing dianggap konsumen dapat bahwa variabel lingkungan eksternal, dengan asumsi variabel orientasi orientasi yang dilakukan diperoleh nilai F hitung lingkungan eksternal ditingkatkan meningkat perhitungan UKM di kota Banjarmasin dan 0,351 Banjarbaru, artinya bahwa jika variabel pesaing sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang ditingkatkan sebanyak satu satuan, maka variabel kinerja pemasaran 139 Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . tidak termasuk di dalam variabel Variabel Orientasi Konsumen penelitian ini yaitu sebesar 53,2%. mempunyai t hitung sebesar 1,560 dibandingkan dengan t tabel sebesar Uji t (Analisis Secara Parsial) Uji parsial atau 2,677 maka diperoleh t hitung < t uji t tabel, sehingga diambil kesimpulan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh masing-masing bahwa variabel Orientasi Konsumen variabel mempunyai pengaruh yang tidak bebas yaitu lingkungan eksternal, orientasi konsumen dan pesaing terhadap variabel tidak bebas kinerja pemasaran UKM di Kota diambil kesimpulan bahwa variabel melihat pesaing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap kinerja Dalam uji t ini, langkah pertama adalah pemasaran dengan Banjarmasin membandingkan antara nilai t hitung dan di Kota Banjarbaru. paling dominan terhadap terhadap kesalahan sebesar 5%. kinerja pemasaran UKM di kota Lingkungan eksternal telah Banjarmasin dan Banjarbaru adalah mempunyai t hitung sebesar 7,933 variabel lingkungan eksternal karena dibandingkan dengan t tabel sebesar memiliki t hitung terbesar yaitu 2,677 maka diperoleh t hitung > t sebesar 7,933. tabel, sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel Lingkungan eksternal pengaruh UKM Variabel yang mempunyai pengaruh (th) dengan t tabel (tt) pada derajat mempunyai Kota diperoleh t hitung > t tabel, sehingga besarnya nilai t hitung dan t tabel. dilakukan di dengan t tabel sebesar 2,677 maka kedua (H2) yang diajukan dalam yang UKM t hitung sebesar 4,208 dibandingkan membuktikan kebenaran hipotesis dengan pemasaran kinerja Variabel pesaing mempunyai secara parsial. Uji parsial ini untuk ini terhadap Banjarmasin dan Banjarbaru. Banjarmasin dan Banjarbaru (Y) penelitian signifikan signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru. 140 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 variabel Pengaruh Variabel Lingkungan Eksternal Terhadap kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru secara parsial pemasaran terhadap UKM di kinerja kota terhadap Banjarmasin dan Banjarbaru. Angka kinerja pemasaran UKM di kota ini relatif kecil, dan menunjukkan Banjarmasin adanya ditunjukkan eksternal konsumen memiliki pengaruh sebesar 10,5 % Besarnya pengaruh variabel lingkungan orientasi dan oleh Banjarbaru nilai hubungan yang tidak koefisien signifikan antara variabel orientasi determinasi parsial (r2) yaitu sebesar konsumen dengan kinerja pemasaran 0,535 atau 53,5% artinya bahwa UKM di kota Banjarmasin dan variabel Banjarbaru. lingkungan eksternal memiliki pengaruh sebesar 53,5 % secara parsial pemasaran terhadap UKM Pengaruh Variabel Pesaing Terhadap Kinerja Pemasaran UKM di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru kinerja di kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Angka Besarnya pengaruh variabel ini relatif besar, dan menunjukkan pesaing terhadap kinerja pemasaran adanya hubungan yang signifikan UKM di kota Banjarmasin dan antara variabel lingkungan eksternal Banjarbaru dengan kinerja pemasaran UKM di ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi parsial (r2) kota Banjarmasin dan Banjarbaru. yaitu sebesar 0,284 atau 28,4% artinya Pengaruh Variabel Orientasi Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran UKM di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru bahwa variabel pesaing memiliki pengaruh sebesar 28,4% secara Besarnya pengaruh variabel parsial pemasaran terhadap UKM di kinerja kota orientasi konsumen terhadap kinerja Banjarmasin dan Banjarbaru. Angka pemasaran kota ini relatif besar, dan menunjukkan Banjarbaru adanya hubungan yang signifikan Banjarmasin ditunjukkan UKM dan oleh nilai di koefisien antara variabel pesaing dengan determinasi parsial (r2) yaitu sebesar kinerja pemasaran UKM di kota 0,105 atau 10,5% artinya bahwa Banjarmasin dan Banjarbaru. 141 Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . SIMPULAN DAN SARAN 7,933 dibandingkan dengan t Simpulan tabel 1. Hasil penelitian ini diperoleh diperoleh t hitung > t tabel, persamaan sehingga regresi diambil maka kesimpulan bahwa Y = -2,184 + 0,634 X1 + eksternal mempunyai pengaruh 0,132 X2 + 0,351 X3. yang signifikan terhadap kinerja Berdasarkan persamaaan regresi pemasaran di atas maka dapat diambil Banjarmasin dan Banjarbaru. variabel bahwa bebas semua 4. variabel Lingkungan UKM di kota Variabel Orientasi Konsumen memiliki mempunyai t hitung sebesar pengaruh yang searah terhadap 1,560 dibandingkan dengan t variable terikat yaitu kinerja tabel pemasaran diperoleh t hitung < t tabel, UKM di kota sebesar 2,677 maka Banjarbaru dan Banjarmasin sehingga diambil kesimpulan Hasil bahwa variabel Orientasi telah mempunyai perhitungan dilakukan diperoleh yang nilai F Konsumen hitung adalah sebesar 35,568 ini pengaruh yang tidak signifikan berarti lebih besar dari nilai F terhadap tabel sebesar 1,979 pada derajat UKM di kota Banjarmasin dan kesalahan Banjarbaru. diambil 3. 2,677 berikut : kesimpulan 2. sebagai sebesar 5% maka kesimpulan dapat bahwa 5. kinerja Sedangkan pemasaran untuk variabel variabel lingkungan eksternal, pesaing mempunyai t hitung orientasi konsumen dan pesaing sebesar mempunyai yang dengan t tabel sebesar 2,677 simultan maka diperoleh t hitung > t pengaruh signifikan secara terhadap variabel pemasaran UKM kinerja di tabel, kota 4,208 dibandingkan sehingga kesimpulan bahwa diambil variabel Banjarmasin dan Banjarbaru. pesaing mempunyai pengaruh Variabel Lingkungan eksternal yang mempunyai t hitung sebesar terhadap 142 signifikan terhadap kinerja pemasaran DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 UKM di kota Banjarmasin dan 2. Variabel Banjarbaru. Saran 1. Berdasarkan hasil signifikan terhadap maka dan selama kinerja UKM dan variabel karena di kota Banjarbaru lingkungan memiliki t 7,933, oleh karena itu sebaiknya variabel para pengusaha UKM di kota Banjarmasin Banjarbaru lebih ini dan Banjarbaru mendeteksi lingkungan eksternal dalam melaksanakan sebaiknya dipertahankan dengan baik dominan hitung terbesar yaitu sebesar yang variabel-variabel terhadap eksternal kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin terhadap adalah orientasi konsumen dan pesaing pengaruh paling Banjarmasin variabel lingkungan eksternal, mempunyai pengaruh pemasaran penelitian bahwa secara simultan bahwa mempunyai yang pengambilan keputusan dalam menjalankan rangka pemasarannya. aktifitas agar kinerja pemasaran UKM di kota Banjarmasin dan Banjarbaru bisa berjalan dengan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Aaker David A. 1988. Strategic Marketing Management, 2nded. John Wiley & Sons, Inc New York. Craven, David W. 1996. Pemasaran Strategis. Edisi Keempat.Jilid 1 (Alih bahasa Lina Salim). Penerbit Erlangga, Jakarta. Anderson, and Paul F. 1982. Marketing Strategic Planning and The Theory of The Firm, Journal of Marketing, Spring, 46,pg.15. Day George S. and Robin Wesley. 1988. “Assesing Advantage: A Framwork For Diagnosing Competitive Superiority”, Journal of Marketing. April.vol.52.pg.1 Amstrong Gary and Philip K. 2000. Marketing An Introduction. Fifth Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Houston and Franklin S. 1986. “The Marketing Concept; What It is and It is Not”, Journal of Marketing, April.vol.50.pg.81 143 Ni Nyoman Suarniki dan Nova Abriano. Pengaruh Orientasi Konsumen . . . Kohli Ajay K. and Jaworski B.J. 1990.”Market Orientation: The Construct Research Propositions, and Managerial Implications”, Journal of Marketing,vol.54 (April). Never, J.C, and Slater, S.F.,1994. Does Competitive Environment moderate the Market Orientation Performance Relationship. Journal of Marketing.58 (January).pp.46-55 Kotler Philip. (1997). Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi 9e Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo. Jakarta. McCarthy Jerome, and William D.Parreault,Jr. 1996. Dasardasar Pemasaran. Edisi kelima (alih bahasa Agus Dharma). Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler P., Swee, H.A., Siew, M. L. and Chin, T. T. (1996). Marketing Management, An Asian Perspective, Prentice Hall Singapore. Padli. (2001). Analisis Hubungan Penggunaan Strategi Bersaing dan Kinerja Organisasi pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Makassar. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Penerjemah; Bob Sabran MM. Penerbit Erlangga, Jakarta. Porter E. Michael. (1993). Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga. Jakarta. Kumar K., Subramanian R. and Yauger C. (1997). Performance Oriented toward a Successful Strategy, Journal of Marketing Healt Services, Summer pp. 10-20. Porter Michael E. 1985. Competitive Advantage. Prentice Hall. New York. Raju P.S., Lonial S.C. and Gupta Y.P. (1995). Market Orientation and Performance in the Hospital Industry, Journal of Health Care Marketing, Vol.15 No.4 pp. 34-41. Narver J.C. and Slater S.F. (1990). The Effect of a Market Orientation on a Business Profitability, Journal of Marketing, October, pp. 2035. 144 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.8 No.1 Maret 2015 Ruky Achmad S. (2002). Sistem Manajemen Kinerja, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Webster Frederick E. Jr. (1988). The Rediscovery of The Marketing Concept, Business Horizon Greenwch, May/Jun. 31. pg. 29. Ruekert W.R. and Walker Orvill C. Jr. (1987). Marketing’s Interaction With Other Functional Units : A Conceptual Framework and Empirical Evidence, Journal of Marketing, Jan. 51.pg. 1. www.oldmm.fenaro.narotama.ac.id/.. . Di download September 2014, Wahyudiono. Pengaruh Orientasi Pelanggan dan Orientasi Pesaing Terhadap Inovasi Pasar dan Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan di Surabaya. Said Syahnur. 2002. Faktor-faktor Strategis yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan dan Kinerja Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia. Disertasi Program Studi Ilmu Ekonomi Kekhususan Manajemen. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya Stanton William J.1984. Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh Jilid Satu (Alih bahasa Yohanes Lamarto). Penerbit Erlangga. Jakarta. Tomascova Ing Eva. 2009. The current methods of Measurements of Market Orientation. European Research Studies Vol. VIII, Issues (3) 2009. Voss and Voss. 2000. Strategic Orientation and Firm Performance in An Artistic Environment. Journal of Marketing. Vol.64 (January); pp.67-83 145