GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG TATA LAKSANA PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan di daerah yang berwawasan lingkungan sebagai upaya untuk pemanfaatan sumber daya secara bijaksana dan berkesinambungan, perlu dijaga keserasian antara hasil pembangunan dengan lingkungan alamnya; b bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup ; c bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada a dan b serta untuk ketertiban dan kelancaran penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, perlu ditetapkan Tata Laksana Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 60; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1 4. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-13/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Susunan Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi AMDAL ; 5. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-15/MENLH/3/1994 tentang Pembentukan Komisi AMDAL Terpadu ; 6. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2000 tentang Panduan Evaluasi Dokumen AMDAL ; 7. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); 8. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup Nomor 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kabupaten / Kota ; 9. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR TENTANG TATA LAKSANA PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PROPINSI JAWA TIMUR. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur; 2. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Kepala BAPEDAL adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besardan penting suatu usaha dan/atau kegiatan diperlukan yang bagi direncanakan proses pada lingkungan pengambil hidup keputusan yang tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan ; 4. Kerangka Acuan adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2 5. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan ; 6. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan ; 7. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan ; 8. Komisi Penilai Propinsi adalah komisi yang bertugas menilai dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur; 9. Masyarakat yang terkena dampak adalah masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana usaha dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan masyarakat yang akan mengalami kerugian ; 10. Masyarakat Pemerhati atau organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup adalah masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, tetapi mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut, maupun kepedulian terhadap dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya ; 11. Tim teknis adalah tim yang bertugas memberikan pertimbangan teknis atas Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KAANDAL), Analisis Pengelolaan Dampak Lingkungan Lingkungan (RKL) dan (ANDAL), Rencana Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL); 12. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pasal 2 (1) Dokumen AMDAL terdiri dari Kerangka Acuan, Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ; (2) Dokumen AMDAL yang dimintakan penilaian sesuai dengan kriteria dan persyaratan penilaiannya mengacu pada Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3 Pasal 3 (2) Bila rencana usaha dan atau kegiatan berlokasi lebih dari 1 (satu) wilayah Kabupaten/Kota maka dokumen AMDAL yang telah disusun oleh pemrakarsa disampaikan kepada Komisi Penilai Propinsi; (3) Apabila usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlokasi pada 1 (satu) wilayah Kabupaten/Kota maka dokumen AMDAL yang telah disusun oleh pemrakarsa disampaikan kepada Komisi Penilai Kabupaten/Kota. Pasal 4 (1) Setiap dokumen AMDAL yang dimintakan penilaian kepada Komisi Penilai harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi yaitu : a. Perizinan dari Instansi Teknis yang berwenang ; b. Identitas konsultan dan Pemrakarsa ; c. Tanda Daftar Rekanan (TDR) Sub Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bagi konsultan yang mengerjakan proyek Pemerintah ; d. Daftar tenaga ahli yang bekerja sama dengan konsultan dalam rangka penyusunan AMDAL ; e. Identitas penyusun AMDAL didalam perusahaan (bagi pemrakarsa yang tidak menggunakan jasa konsultan); (2) Penyusunan AMDAL dilakukan oleh badan hukum dan atau badan usaha yang harus memiliki tenaga ahli dan mempunyai sertifikat AMDAL B ; (3) Penyusunan AMDAL dapat dilakukan oleh pemrakarsa secara swakelola apabila penyusun memiliki sertifikat AMDAL B ; (4) Penyusunan AMDAL proyek pemerintah harus dilakukan oleh konsultan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu ( DRM ); (5) Pemrakarsa bertanggung jawab terhadap hasil penyusunan AMDAL. Pasal 5 (1) KA-ANDAL disusun berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan oleh Gubernur ; (2) KA-ANDAL disampaikan oleh Pemrakarsa kepada Komisi Penilai Propinsi sebanyak 5 (lima ) berkas ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4 (3) Komisi Penilai Propinsi memberikan bukti penerimaan kepada pemrakarsa setelah memeriksa berdasarkan KA-ANDAL tersebut sesuai dengan pedoman ; (4) Tim Teknis memberikan pertimbangan secara administratif atas KAANDAL sebelum dinilai oleh Komisi Penilai Propinsi; (5) Pemrakarsa menyerahkan KA-ANDAL setelah memenuhi persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebanyak 20 (dua puluh) berkas ; (6) KA-ANDAL dinilai oleh Komisi Penilai Propinsi bersama pemrakarsa dan atau konsultan untuk menyepakati ruang lingkup kajian AMDAL yang akan dilaksanakan, dengan mengacu hasil sosialisasi AMDAL ; (7) Persetujuan KA-ANDAL diberikan oleh Komisi penilai Propinsi dalam jangka waktu selambat - lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya KA-ANDAL sebagaimana dimaksud pada ayat (3); (8) Keputusan persetujuan KA-ANDAL diterbitkan oleh kepala Bapedal. Pasal 6 (1) Pemrakarsa menyusun ANDAL, RKL, RPL berdasarkan KA-ANDAL yang telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Penilai Propinsi ; (2) ANDAL, RKL, RPL disusun berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Gubernur. Pasal 7 (1) ANDAL, RKL, RPL disampaikan oleh Pemrakarsa kepada Komisi Penilai Propinsi sebanyak 5 (lima) berkas ; (2) Komisi Penilai Propinsi memberikan bukti penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pemrakarsa setelah memeriksa berdasarkan ANDAL, RKL, RPL tersebut sesuai dengan pedoman ; (3) Tim Teknis memberikan pertimbangan secara administratif atas ANDAL, RKL, RPL sebelum dinilai oleh Komisi Penilai Propinsi ; (4) Pemrakarsa menyerahkan ANDAL, RKL, RPL setelah memenuhi perrsayaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebanyak 20 (dua puluh); Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5 (5) ANDAL, RKL, RPL dinilai oleh komisi Penilai Propinsi bersama Pemrakarsa dan atau konsultan untuk menyepakati ruang lingkup kajian AMDAL yang akan dilaksanakan, dengan mengacu KAANDAL; (6) Persetujuan ANDAL, RKL, RPL diberikan oleh Komisi penilai Propinsi dalam jangka waktu selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya ANDAL, RKL, RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 8 Komisi Penilai Propinsi menilai dokumen ANDAL, RKL, RPL berdasarkan : a. Kebijaksanaan Pemerintah Jawa Timur dan Kabupaten / Kota ; b. Kebijaksanaan sektoral / Instansi Penilai ; c. Daya dukung lingkungan wilayah ; d. Hasil sosialisasi dan atau konsultasi publik . Pasal 9 (1) Penilaian terhadap dokumen ANDAL, RKL, RPL dilaksanakan dalam sidang Komisi Penilai Propinsi; (2) Hasil sidang Komisi Penilai Propinsi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat menyimpulkan apakah rencana usaha dan atau kegiatan tersebut layak lingkungan atau tidak, dituangkan dalam Berita Acara. (3) Komisi penilai Propinsi membuat laporan kepada Gubernur mengenai hasil sidang Komisi Penilai Propinsi; (4) Berdasarkan laporan hasil sidang Komisi Penilai Propinsi bila rencana usaha dan atau kegiatan tersebut layak lingkungan, maka Gubernurakan memberikan Keputusan Kelayakan Lingkungan ; (5) Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memberikan keputusan tidak layak lingkungan, apabila hasil penilaian komisi penilai Propinsi terhadap rencana usaha dan atau kegiatan menyimpulkan : a. Dampak besar dan penting negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan atau kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh tehnologi yang tersedia ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6 b. Biaya penanggulangan dampak besar dan penting negatif lebih besar dari pada manfaat dampak besar dan penting positif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan atau kegiatan yang bersangkutan. Pasal 10 (1) Keputusan Gubernur tentang kelayakan lingkungan diterbitkan selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima ) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen ANDAL, RKL, RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); (2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diterbitkan Keputusan, maka rencana usaha dan atau kergiatan yang bersangkutan dianggap layak lingkungan . Pasal 11 (1) Salinan ANDAL, RKL, RPL serta salinan keputusan kelayakan lingkungan hidup usaha dan atau kegiatan disampaikan oleh Kepala Bapedal kepada : a. Bupati/Walikota tempat lokasi rencana usaha dan atau kegiatan ; b. Instansi yang berwenang menerbitkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang bersangkutan ; c. Instansi yang terkait dengan usaha dan atau kegiatan yang bersangkutan ; (2) Kepala Bapedal menginformasikan keputusan kesepakatan atau kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta dokumennya kepada masyarakat yang terkena dampak dan atau wakil masyarakat pemerhati lingkungan hidup. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7 Pasal 12 (1) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. (2) Keputusan ini diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya pada Tanggal 9 Maret 2004 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH H. IMAM UTOMO. S PROPINSI JAWA TIMUR TGL 09-03-2004 No. 9 TH. 2004/D1 Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8