bab ii - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen Operasional dan Manajemen Produksi
2.1.1
Pengertian Manajemen
Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
manajemen yaitu :
Menurut Hasibuan (2004;2) pengertian manajemen adalah:
“Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated
objectives by the use of human being and other resources”
Yang artinya, manajemen adalah proses terpisah yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai sasaran yang sudah ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
Pamela S. Lewis, Stephen H. Goodman, dan Patricia M. Fandt
(2004;5) menyatakan bahwa manajemen adalah :
"Management is defined as the process of administering and
coordinating resources effectiveness, efficiently, and in an effort to achieve the
goals of the organization"
Yang artinya, manajemen merupakan proses dari administrasi dan
pengkoordinasian sumber daya yang efektif, efisien, dan termasuk usahanya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Selain itu pengertian manajemen menurut Stephen P.Robbins dan Mary
Coulter (2003;6), adalah :
“Management is the process of coordinating work activities so that they
8
9
are completed efficiently and effectively with through other people.”
Yang
artinya : Manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan
kegiatan pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara efisien dan efektif dengan
melalui orang lain.
Dari definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: manajemen
adalah proses terpisah yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai
sasaran yang sudah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
lainnya dengan cara pengkoordinasian sumber daya yang efektif, efisien, dan
termasuk usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.2
Pengertian Produksi dan Operasi
Kegiatan produksi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah
organisasi industri. Produksi memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, sebagai berikut :
Menurut Sofjan Assauri (2004, 11), yaitu :
“Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan
(input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatankegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk
menghasilkan produk tersebut”.
Menurut Vincent Gaspersz (2004, 3) :
“Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai
tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industri itu”.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai
tambah apabila penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai
tambah produk (barang dan/atau jasa). Proses transformasi nilai tambah dari input
10
menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen
struktural dan fungsional.
Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan
satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan
dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan
produk (barang dan/atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga
kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi
output secara efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa
optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
Dari beberapa definisi produksi di atas maka dapat dilihat bahwa yang
dimaksud dengan pengertian produksi adalah suatu kegiatan penciptaan barang
dan
jasa
dengan
menggunakan
sumber
daya
yang
dimiliki
dengan
mempertimbangkan pula kegiatan-kegiatan pendukung lainnya.
2.1.3
Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Setiap organisasi sangat membutuhkan suatu manajemen yang baik dalam
mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi berupa sumber daya
yang meliputi modal, mesin, bahan baku dan tenaga kerja.
Keterampilan manajer dalam mengelola kegiatan produksi tersebut dapat
meningkatkan kegunaan / manfaat dari suatu barang secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, semua kegiatan dan aktivitas dalam proses produksi harus disertai
dengan proses manajemen.
Ada beberapa pengertian manajemen produksi dan operasi yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
11
Menurut Sofjan Assauri (2004, 12) yang dimaksud dengan manajemen
produksi dan operasi, yaitu :
“Merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia,
sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif
dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility)
sesuatu barang atau jasa”.
Di sini manajer operasi dalam melakukan serangkaian kegiatannya dengan
melakukan fungsi-fungsi dasar dari proses manajemen yang terdiri dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pembentukan
staf,
kepemimpinan
dan
pengendalian dalam setiap pengambilan keputusan dalam fungsi manajemen
operasi.
Adapun menurut Jay Haizer dan Barry Render (2001,2) yang dimaksud
dengan manajemen operasi, yaitu :
“Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran”.
Sedangkan menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2001,6), yaitu :
“Operations Management (OM) is defined as the design, operations and
improvement of the systems that create and deliver the firms primary
products and services”.
Artinya :
Manajemen operasi didefinisikan sebagai suatu desain, operasi dan
perbaikan sistem produksi dalam membuat produk atau jasa utama
perusahaan.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
operasi adalah suatu desain, operasi dan perbaikan sistem produksi serta
perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga
kerja, modal dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang
diinginkan.
12
Kegiatan / usaha tersebut dilakukan seoptimal mungkin untuk mengelola
sumber daya dalam mengubah input menjadi output yang mempunyai nilai
tambah untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Agar output barang atau
jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang mampu bersaing dengan baik, kita
perlu melaksanakan pengendalian kualitas.
2.2
Manajemen Lingkungan
Dalam manajemen proyek, pengelolaan lingkungan merupakan usaha yang
perlu dilakukan dalam suatu kegiatan proyek untuk perencanaan dan pengelolaan
usaha/ kegiatan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan serta memberikan informasi
bagi masyarakat atas dampak yang timbul dari suatu rencana usaha/kegiatan.
Sebelum membahas pengertian pengelolaan lingkungan, terlebih dahulu
dikemukakan pengertian lingkungan itu sendiri.
2.2.1
Pengertian Lingkungan
Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalah:
“ Sekeliling tempat dimana suatu organisasi beroperasi, termasuk
udara, air, tanah, dan sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan
hubungan diantaranya.”
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun
1997 (Mukono, 2000) pengertian lingkungan adalah:
“Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup
termasuk
manusia
dan
perilakunya,
yang
mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.”
Dari dua definisi diatas maka semua yang berhubungan dengan rencana
usaha/kegiatan merupakan tanggungjawab dari perusahaan. Dan segala kerusakan
alam dan keluhan masyarakat wajib untuk ditanggulangi dengan cepat oleh
13
perusahaan. Agar tujuan perusahaan tidak terganggu oleh lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan.
2.2.2
Pengertian Manajemen Lingkungan
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan No.30 Tahun 2006
mengenai manajemen lingkungan adalah:
“..Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RKL adalah
upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana dan/atau kegiatan....”
Menurut
Pertamina
dalam
situsnya
www.pertamina.com
sistem
pengelolaan lingkungan adalah:
“Suatu sistem manajemen yang mengidentifikasikan, memahami dan
mengendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan terhadap lingkungan
hidup”
Sedangkan menurut Forkom LK3 Pertamina-KPS (2000)
sistem
pengelolaan lingkungan adalah:
“ Satu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang standar
untuk membuat kebijakan dan tujuan atau objectif dengan memasukan
persyaratan hukum
lainnya dan informasi dampak lingkungan yang
signifikan.”
Dari tiga definisi diatas mengenai Pengelolaan Lingkungan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian Manajemen Lingkungan adalah suatu bagian
dari sistem manajemen yang mempunyai standar untuk membuat kebijakan dan
tujuan sesuai dengan persyaratan hukum dan dampak lingkungan yang signifikan,
serta mengidentifikasikan, memahami dan mngendalikan dampak negatif kegiatan
perusahaan terhadap lingkungan.
14
2.3
Istilah dalam Manajemen Lingkungan
Menurut SNI 19-14001-1997 terdapat beberapa istilah mengenai
lingkungan, yaitu:
•
Kebijakan Lingkungan, yaitu pernyataan oleh perusahaan tentang keinginan
dan prinsip-prinsipnya dalam kaitannya dengan kinerja lingkungan
keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan untuk penentuan
tujuan dan sasaran lingkungan.
•
Aspek, yaitu pandangan terhadap bagaimana terjadinya suatu peristiwa dari
permulaan sampai akhir.
•
Tujuan Lingkungan, adalah cita-cita lingkungan secara menyeluruh, yang
timbul dari kebijakan lingkungan, yang telah ditentukan perusahaan itu
sendiri untukdicapai, dan yang dikuantifikasikan bila memungkinkan.
•
Sasaran Lingkungan, adalah prsyaratan kinerja secara rinci, dikuantifikasikan
bila memungkinkan, berlaku untuk perusahaan, yang diturunkan dari tujuan
lingkungan dan yang perlu ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan
lingkungan.
•
Audit Sistem Manajemen Lingkungan, adalah suatu proses verifikasi yang
sistematik dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif untukmenetukan apakah sistem manajemen lingkungan dari
perusahaan sesuai dengan criteria audit sistem manajemen lingkungan yang
dibuat oleh perusahaan, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil proses ini
kepada manajemen.
•
Penyempunaan Berkelanjutan, adalah proses peningkatan sistemmanajemen
lingkungan untuk mencapai penyempurnaan kinerja lingkungan secara
menyeluruh sejalan dengan kebijakan lingkungan perusahaan.
•
Kinerja Lingkungan, adalah hasil sistem manajemen lingkungan yang dapat
diukur, yang berkaitan dengan pengendalian peusahaan terhadap aspek
lingkungannya, didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan.
15
2.4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
2.4.1 Ketentuan Umum
Analisi mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Amdal sendiri
merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana
kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian dampak positif dan
negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia,
biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya dan kesehatan masyarakat.
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika
berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negative yang ditimbulkan tdak dapat
ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang
diperllukan untukmenanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat
dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut
dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana yang diputuskan tidak layak
lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
2.4 .2 Tujuan AMDAL
Tujuan secara umum dari AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan
kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya
menjadi serendah mungkin.
Secara terinci, AMDAL bertujuan untuk:
a. Pengembangan dari metode dan cara untuk mengukur kenyamanan dan nilai
kualitas dari lingkungan hidup.
16
b. Mengadakan analisis untuk memperoleh penemuan-penemuan baru atau
mengembangkan ilmu teknologi yang dapat menjamin perlindungan
lingkungan hidup untuk jangka panjang.
c. Penggunaan pendekatan analisis secara sistematik pada studi lingkungan alam,
lingkungan sosial dan sekaligus dampak lingkungan pada saat susunan dari
yang rencana proyek dan pada taraf pengambilan keputusan (decision
making).
2.4.3 Manfaat AMDAL
AMDAL bermanfaat untuk menjamin suatu usaha dan kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan. Dengan AMDAL, suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan dapat meminimalkan
kemungkinan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan
dampak positif sehingga sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan (sustainable).
Dan manfaat lain disesuaikan dengan sasaran dan kepentingannya:
1. Bagi Pemerintah
a. Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Sebagai bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah.
c. Mencegah potensi sumber daya alam di sekitar lokasi proyek tidak rusak dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
d. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Bagi Pemrakarsa
a. Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada
masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan sasaran proyek.
c. Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
17
d. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
e. Sebagai bukti ketaatan hukum.
3. Bagi Masyarakat
a. Mengetahui sejak dini dampak positif dan negative akibat adanya suatu
kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negative dan dapat
memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut.
b. Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan.
c. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau
kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan.
2.4.4 Dokumen Hasil Kajian AMDAL
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5
(lima) dokumen, yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL)
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
e. Dokumen Ringkasan Eksklusif
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL)
KA-ANDAL adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup
yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/Penyusun
AMDAL dan Komisi AMDAL.
18
Pedoman penyusunan KA-ANDAL berfungsi sebagai dasar bagi penyusunan
KA-ANDAL baik KA-ANDAL kegiatan tunggal, KA-ANDAL kegiatan
terpadu/multisektor maupun KA-ANDAL kegiatan dalam kawasan.
Tujuan dan Fungsi KA-ANDAL:
1. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah:
•
Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL;
•
Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan
efesien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
2. Fungsi dokumen KA-ANDAL adalah:
•
Sebagai
rujukan
penting
bagi
pemrakarsa,
instansi
yang
membidangi rencana usaha atau kegiatan, dan penyusun studi
AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan
dilakukan;
•
Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL
untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL.
Dasar pertimbangan penyusunan KA-ANDAL:
•
Keanekaragaman;
•
Keterbatasan sumber daya;
•
Efisiensi;
•
Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan KA-ANDAL;
•
Pemakai hasil ANDAL dan hubungannya dengan penyusunan KAANDAL;
•
Wawasan KA-ANDAL
•
Proses Pelingkupan
19
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Dampak penting yang telah diidentifikasi didalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi
yang disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah
besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak
penting yang telah diteapkan pemerintah.
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak
yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan
dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan dilkukan untuk meminimalisasikan
dampak negative dan memaksimalkan dampak positif.
Pelaksanaan studi ANDAL harus dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan
5 (lima) langkah berikut, yaitu:
1. Langkah dasar
•
Penyusunan tim inti
•
Mempelajari peraturan dan perundang-undangan
•
Mengikuti pedoman nasional, regional, lokal
•
Memahami baku mutu lingkungan
•
Mempelajari pustaka proyek sejenis
•
Mengumpulkan informasi proyek
•
Mempelajari lokasi proyek, data sekunder, peta lapangan
•
Mempelajari ANDAL proyeksi sejenis
•
Mengajak komisi menyusun kerangka acuan (ka)/TOR
•
Membuat piagam kerjasama
•
Membentuk tim ANDAL multi/pruridisiplin, sesuai bidang keahlin
yang diperlukan proyek
20
2. Penyusunan rona lingkungan
•
Menetapkan metodologi
•
Meneentukan komponen lingkungan yang akan diteliti
•
Menetapkan tolok ukur komponen
•
Menentukan metode pengukuran dan tolok ukur masing-masing
•
Menentukan metode pengolahan atau analisis data
•
Menyiapkan daftar kuesioner
•
Menyiapkan peralatan lingkungan
•
Mengurus surat-surat izin
•
Melanjutkan pengumpulan data sekunder
•
Menyelesaikan analisis laboratorium
•
Menyelesaikan pengolahan data
•
Menyusun laporan rona lingkungan yang terpadu
3. Pendugaan dampak lingkungan
•
Pelajari rencana pembangunan daerah dan nasional di lokasi
•
Duga rona lingkungan yang akan dating tanpa proyek
•
Duga rona lingkungan yang akan dating dengan proyek
•
Tetapkan dampak pada komponen lingkungan dan terhadap aspek
lingkungan secara komprehensif
•
Tenukan besaran dan kepentingan dampak, secara ekologis, ekonomis,
kuantitatif, kualitatif
•
Bahas dan jelaskan terinci setiap dampak
•
Berikan
saran
untuk
menekan
dampak
negative
dan
memperbesar/mengembangkan dampak positif
4. Seleksi alternatif
•
Sajikan studi banding dampak dari alternative yang diusulkan
•
Evaluasi dampak tiap alternative dari sudut; ekonomis, teknis, sikap
masyarakat, lingkungan
21
•
Susun prioritas pemilihan alternative beserta teknik/cara pemilihannya
5. Penyusunan laporan
•
Susun laporan sementara ANDAL
•
Dengarkan pendapat umum
•
Berikan jawaban yang jelas pada penanya/evaluator
•
Tamping semua pendapat evaluator untuk bahan penyempurnaan
laporan
•
Sempurnakan laporan sementara-laporan akhir
•
Susun ulasan ulang (review) serta RKL dan RPL
•
Sebarluaskan laporan akhir ANDAL
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
RKL adalah dokumen yang membuat upaya-upaya untuk mencegah,
mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negative serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana
suati kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasardasar pengelolaan dampak yang yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
Untuk menangani dampak besar dan penting yang sudah diprediksi dari studi
ANDAL, dapat menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan lingkungan
hidup, antara lain:
1. Pendekatan teknologi
2. Pendekatan sosial ekonomi
3. Pendekatan institusi
RKL disusun dari saran atau alternative mitigasi. Agar RKL memenuhi
sasarannya, maka setiap laporan mengenai RKL hendaklah disusun sedemikian
rupa sehingga memuat 9 hal, yaitu:
1. Lingkungan terkena dampak;
22
2. Sumber dampak;
3. Tolok ukur dampak;
4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup;
5. Upaya pengelolaan lingkungan hidup;
6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup;
7. Periode pengelolaan lingkungan hidup;
8. Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup;
9. Insititusi pengelolaan lingkungan hidup;
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang membuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam
kajian ANDAL.
Sesuai dengan alternative pemantauan di dalam dokumen ANDAL, RPL
memuat:
1. Jenis dampak pentingyang dipantau
2. Faktor lingkungan yang dipantau
3. Tolok ukur dampak
4. Metode pamantauan
5. Institusi pemantauan
6. Lokasi pemantaua
7. Waktu pemantauan
8. Periode pemantauan
23
e. Dokumen Ringkasan Eksklusif
Ringkasan eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas
hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan ekseekutif
biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting
dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang akan dilakukan untukmengelola dampakdampak tersebut.
Download