BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasional dan Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen yaitu : Menurut Hasibuan (2004;2) pengertian manajemen adalah: “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources” Yang artinya, manajemen adalah proses terpisah yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran yang sudah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Pamela S. Lewis, Stephen H. Goodman, dan Patricia M. Fandt (2004;5) menyatakan bahwa manajemen adalah : "Management is defined as the process of administering and coordinating resources effectiveness, efficiently, and in an effort to achieve the goals of the organization" Yang artinya, manajemen merupakan proses dari administrasi dan pengkoordinasian sumber daya yang efektif, efisien, dan termasuk usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu pengertian manajemen menurut Stephen P.Robbins dan Mary Coulter (2003;6), adalah : “Management is the process of coordinating work activities so that they 8 9 are completed efficiently and effectively with through other people.” Yang artinya : Manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan kegiatan pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Dari definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: manajemen adalah proses terpisah yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran yang sudah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya dengan cara pengkoordinasian sumber daya yang efektif, efisien, dan termasuk usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. 2.1.2 Pengertian Produksi dan Operasi Kegiatan produksi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah organisasi industri. Produksi memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut : Menurut Sofjan Assauri (2004, 11), yaitu : “Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatankegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut”. Menurut Vincent Gaspersz (2004, 3) : “Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu”. Dari definisi yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai tambah produk (barang dan/atau jasa). Proses transformasi nilai tambah dari input 10 menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut : 1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya. Dari beberapa definisi produksi di atas maka dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan pengertian produksi adalah suatu kegiatan penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan mempertimbangkan pula kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. 2.1.3 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Setiap organisasi sangat membutuhkan suatu manajemen yang baik dalam mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi berupa sumber daya yang meliputi modal, mesin, bahan baku dan tenaga kerja. Keterampilan manajer dalam mengelola kegiatan produksi tersebut dapat meningkatkan kegunaan / manfaat dari suatu barang secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, semua kegiatan dan aktivitas dalam proses produksi harus disertai dengan proses manajemen. Ada beberapa pengertian manajemen produksi dan operasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : 11 Menurut Sofjan Assauri (2004, 12) yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi, yaitu : “Merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa”. Di sini manajer operasi dalam melakukan serangkaian kegiatannya dengan melakukan fungsi-fungsi dasar dari proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian dalam setiap pengambilan keputusan dalam fungsi manajemen operasi. Adapun menurut Jay Haizer dan Barry Render (2001,2) yang dimaksud dengan manajemen operasi, yaitu : “Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran”. Sedangkan menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2001,6), yaitu : “Operations Management (OM) is defined as the design, operations and improvement of the systems that create and deliver the firms primary products and services”. Artinya : Manajemen operasi didefinisikan sebagai suatu desain, operasi dan perbaikan sistem produksi dalam membuat produk atau jasa utama perusahaan. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah suatu desain, operasi dan perbaikan sistem produksi serta perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja, modal dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang diinginkan. 12 Kegiatan / usaha tersebut dilakukan seoptimal mungkin untuk mengelola sumber daya dalam mengubah input menjadi output yang mempunyai nilai tambah untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Agar output barang atau jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang mampu bersaing dengan baik, kita perlu melaksanakan pengendalian kualitas. 2.2 Manajemen Lingkungan Dalam manajemen proyek, pengelolaan lingkungan merupakan usaha yang perlu dilakukan dalam suatu kegiatan proyek untuk perencanaan dan pengelolaan usaha/ kegiatan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan serta memberikan informasi bagi masyarakat atas dampak yang timbul dari suatu rencana usaha/kegiatan. Sebelum membahas pengertian pengelolaan lingkungan, terlebih dahulu dikemukakan pengertian lingkungan itu sendiri. 2.2.1 Pengertian Lingkungan Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalah: “ Sekeliling tempat dimana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, dan sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan diantaranya.” Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1997 (Mukono, 2000) pengertian lingkungan adalah: “Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain.” Dari dua definisi diatas maka semua yang berhubungan dengan rencana usaha/kegiatan merupakan tanggungjawab dari perusahaan. Dan segala kerusakan alam dan keluhan masyarakat wajib untuk ditanggulangi dengan cepat oleh 13 perusahaan. Agar tujuan perusahaan tidak terganggu oleh lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan. 2.2.2 Pengertian Manajemen Lingkungan Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan No.30 Tahun 2006 mengenai manajemen lingkungan adalah: “..Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RKL adalah upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana dan/atau kegiatan....” Menurut Pertamina dalam situsnya www.pertamina.com sistem pengelolaan lingkungan adalah: “Suatu sistem manajemen yang mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan terhadap lingkungan hidup” Sedangkan menurut Forkom LK3 Pertamina-KPS (2000) sistem pengelolaan lingkungan adalah: “ Satu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang standar untuk membuat kebijakan dan tujuan atau objectif dengan memasukan persyaratan hukum lainnya dan informasi dampak lingkungan yang signifikan.” Dari tiga definisi diatas mengenai Pengelolaan Lingkungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Manajemen Lingkungan adalah suatu bagian dari sistem manajemen yang mempunyai standar untuk membuat kebijakan dan tujuan sesuai dengan persyaratan hukum dan dampak lingkungan yang signifikan, serta mengidentifikasikan, memahami dan mngendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan terhadap lingkungan. 14 2.3 Istilah dalam Manajemen Lingkungan Menurut SNI 19-14001-1997 terdapat beberapa istilah mengenai lingkungan, yaitu: • Kebijakan Lingkungan, yaitu pernyataan oleh perusahaan tentang keinginan dan prinsip-prinsipnya dalam kaitannya dengan kinerja lingkungan keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan untuk penentuan tujuan dan sasaran lingkungan. • Aspek, yaitu pandangan terhadap bagaimana terjadinya suatu peristiwa dari permulaan sampai akhir. • Tujuan Lingkungan, adalah cita-cita lingkungan secara menyeluruh, yang timbul dari kebijakan lingkungan, yang telah ditentukan perusahaan itu sendiri untukdicapai, dan yang dikuantifikasikan bila memungkinkan. • Sasaran Lingkungan, adalah prsyaratan kinerja secara rinci, dikuantifikasikan bila memungkinkan, berlaku untuk perusahaan, yang diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan lingkungan. • Audit Sistem Manajemen Lingkungan, adalah suatu proses verifikasi yang sistematik dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untukmenetukan apakah sistem manajemen lingkungan dari perusahaan sesuai dengan criteria audit sistem manajemen lingkungan yang dibuat oleh perusahaan, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil proses ini kepada manajemen. • Penyempunaan Berkelanjutan, adalah proses peningkatan sistemmanajemen lingkungan untuk mencapai penyempurnaan kinerja lingkungan secara menyeluruh sejalan dengan kebijakan lingkungan perusahaan. • Kinerja Lingkungan, adalah hasil sistem manajemen lingkungan yang dapat diukur, yang berkaitan dengan pengendalian peusahaan terhadap aspek lingkungannya, didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. 15 2.4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) 2.4.1 Ketentuan Umum Analisi mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Amdal sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya dan kesehatan masyarakat. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negative yang ditimbulkan tdak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperllukan untukmenanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya. 2.4 .2 Tujuan AMDAL Tujuan secara umum dari AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Secara terinci, AMDAL bertujuan untuk: a. Pengembangan dari metode dan cara untuk mengukur kenyamanan dan nilai kualitas dari lingkungan hidup. 16 b. Mengadakan analisis untuk memperoleh penemuan-penemuan baru atau mengembangkan ilmu teknologi yang dapat menjamin perlindungan lingkungan hidup untuk jangka panjang. c. Penggunaan pendekatan analisis secara sistematik pada studi lingkungan alam, lingkungan sosial dan sekaligus dampak lingkungan pada saat susunan dari yang rencana proyek dan pada taraf pengambilan keputusan (decision making). 2.4.3 Manfaat AMDAL AMDAL bermanfaat untuk menjamin suatu usaha dan kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan. Dengan AMDAL, suatu rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan dampak positif sehingga sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (sustainable). Dan manfaat lain disesuaikan dengan sasaran dan kepentingannya: 1. Bagi Pemerintah a. Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. b. Sebagai bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah. c. Mencegah potensi sumber daya alam di sekitar lokasi proyek tidak rusak dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. d. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. 2. Bagi Pemrakarsa a. Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. b. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan sasaran proyek. c. Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan. 17 d. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. e. Sebagai bukti ketaatan hukum. 3. Bagi Masyarakat a. Mengetahui sejak dini dampak positif dan negative akibat adanya suatu kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negative dan dapat memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut. b. Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan. c. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan. 2.4.4 Dokumen Hasil Kajian AMDAL Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5 (lima) dokumen, yaitu: a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL) b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) e. Dokumen Ringkasan Eksklusif a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL) KA-ANDAL adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/Penyusun AMDAL dan Komisi AMDAL. 18 Pedoman penyusunan KA-ANDAL berfungsi sebagai dasar bagi penyusunan KA-ANDAL baik KA-ANDAL kegiatan tunggal, KA-ANDAL kegiatan terpadu/multisektor maupun KA-ANDAL kegiatan dalam kawasan. Tujuan dan Fungsi KA-ANDAL: 1. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah: • Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL; • Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. 2. Fungsi dokumen KA-ANDAL adalah: • Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi yang membidangi rencana usaha atau kegiatan, dan penyusun studi AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan; • Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL. Dasar pertimbangan penyusunan KA-ANDAL: • Keanekaragaman; • Keterbatasan sumber daya; • Efisiensi; • Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan KA-ANDAL; • Pemakai hasil ANDAL dan hubungannya dengan penyusunan KAANDAL; • Wawasan KA-ANDAL • Proses Pelingkupan 19 b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dampak penting yang telah diidentifikasi didalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak penting yang telah diteapkan pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan dilkukan untuk meminimalisasikan dampak negative dan memaksimalkan dampak positif. Pelaksanaan studi ANDAL harus dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan 5 (lima) langkah berikut, yaitu: 1. Langkah dasar • Penyusunan tim inti • Mempelajari peraturan dan perundang-undangan • Mengikuti pedoman nasional, regional, lokal • Memahami baku mutu lingkungan • Mempelajari pustaka proyek sejenis • Mengumpulkan informasi proyek • Mempelajari lokasi proyek, data sekunder, peta lapangan • Mempelajari ANDAL proyeksi sejenis • Mengajak komisi menyusun kerangka acuan (ka)/TOR • Membuat piagam kerjasama • Membentuk tim ANDAL multi/pruridisiplin, sesuai bidang keahlin yang diperlukan proyek 20 2. Penyusunan rona lingkungan • Menetapkan metodologi • Meneentukan komponen lingkungan yang akan diteliti • Menetapkan tolok ukur komponen • Menentukan metode pengukuran dan tolok ukur masing-masing • Menentukan metode pengolahan atau analisis data • Menyiapkan daftar kuesioner • Menyiapkan peralatan lingkungan • Mengurus surat-surat izin • Melanjutkan pengumpulan data sekunder • Menyelesaikan analisis laboratorium • Menyelesaikan pengolahan data • Menyusun laporan rona lingkungan yang terpadu 3. Pendugaan dampak lingkungan • Pelajari rencana pembangunan daerah dan nasional di lokasi • Duga rona lingkungan yang akan dating tanpa proyek • Duga rona lingkungan yang akan dating dengan proyek • Tetapkan dampak pada komponen lingkungan dan terhadap aspek lingkungan secara komprehensif • Tenukan besaran dan kepentingan dampak, secara ekologis, ekonomis, kuantitatif, kualitatif • Bahas dan jelaskan terinci setiap dampak • Berikan saran untuk menekan dampak negative dan memperbesar/mengembangkan dampak positif 4. Seleksi alternatif • Sajikan studi banding dampak dari alternative yang diusulkan • Evaluasi dampak tiap alternative dari sudut; ekonomis, teknis, sikap masyarakat, lingkungan 21 • Susun prioritas pemilihan alternative beserta teknik/cara pemilihannya 5. Penyusunan laporan • Susun laporan sementara ANDAL • Dengarkan pendapat umum • Berikan jawaban yang jelas pada penanya/evaluator • Tamping semua pendapat evaluator untuk bahan penyempurnaan laporan • Sempurnakan laporan sementara-laporan akhir • Susun ulasan ulang (review) serta RKL dan RPL • Sebarluaskan laporan akhir ANDAL c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) RKL adalah dokumen yang membuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negative serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suati kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasardasar pengelolaan dampak yang yang dihasilkan dari kajian ANDAL. Untuk menangani dampak besar dan penting yang sudah diprediksi dari studi ANDAL, dapat menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan lingkungan hidup, antara lain: 1. Pendekatan teknologi 2. Pendekatan sosial ekonomi 3. Pendekatan institusi RKL disusun dari saran atau alternative mitigasi. Agar RKL memenuhi sasarannya, maka setiap laporan mengenai RKL hendaklah disusun sedemikian rupa sehingga memuat 9 hal, yaitu: 1. Lingkungan terkena dampak; 22 2. Sumber dampak; 3. Tolok ukur dampak; 4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup; 5. Upaya pengelolaan lingkungan hidup; 6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup; 7. Periode pengelolaan lingkungan hidup; 8. Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup; 9. Insititusi pengelolaan lingkungan hidup; d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) RPL adalah dokumen yang membuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL. Sesuai dengan alternative pemantauan di dalam dokumen ANDAL, RPL memuat: 1. Jenis dampak pentingyang dipantau 2. Faktor lingkungan yang dipantau 3. Tolok ukur dampak 4. Metode pamantauan 5. Institusi pemantauan 6. Lokasi pemantaua 7. Waktu pemantauan 8. Periode pemantauan 23 e. Dokumen Ringkasan Eksklusif Ringkasan eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan ekseekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang akan dilakukan untukmengelola dampakdampak tersebut.