PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI

advertisement
PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH
SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
Oleh:
Soritaon Siregar, M. Soc. Sci.
Kepala Pusat Investasi Pemerintah, Kementerian Keuangan
Sekilas Tentang PIP
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) merupakan satuan kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), berdiri sejak 2007 sebagai operator investasi
Pemerintah yang berkedudukan di bawah Menteri Keuangan.
Ruang lingkup investasi Pemerintah meliputi Investasi Jangka Panjang berupa pembelian surat
berharga, serta Investasi Langsung meliputi penyertaan modal dan pemberian pinjaman. Ruang
lingkup pengelolaannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan
pertanggungjawaban, serta pengawasan investasi dan divestasi.
Sejak berdiri tahun 2007, setiap tahunnya dan yang terakhir tahun 2010, Laporan Keuangan PIP
diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
atau Unqualified Opinion.
PIP memiliki visi “Menjadi lembaga investasi Pemerintah kelas dunia yang mengedepankan
kepentingan nasional.” Dan misi “Menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui
investasi di berbagai sektor strategis yang memberikan imbal hasil optimal dengan risiko yang
terukur.”
Dalam melaksanakan kegiatan investasi, PIP berlandaskan pada peraturan perundangundangan berikut:
a. UUD RI Tahun 1945
b. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
e. PP No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
f. Peraturan Menteri Keuangan No. 135 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Investasi Pemerintah
1
Lingkup Investasi
Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah, Investasi Pemerintah
dilakukan dalam bentuk Investasi Surat Berharga dan Investasi Langsung. Investasi Surat
Berharga meliputi investasi dengan cara pembelian saham dan surat utang. Sementara
Investasi Langsung meliputi Penyertaan Modal dan/atau Pemberian Pinjaman.
Investasi Langsung dilakukan dengan cara kerjasama investasi antara PIP dengan Badan Usaha
dan/atau BLU dengan pola Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership atau
PPP) dan/atau antara PIP dengan Badan Usaha, BLUD, Pemprov/Pemkab/Pemkot, BLUD,
dan/atau badan hukum asing dengan pola selain PPP (Non-PPP).
2
Bidang Investasi
Mitra Kerja PIP
3
Sumber Dana PIP
Untuk melaksanakan kegiatan investasi Pemerintah, PIP memperoleh dana yang bersumber
dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b. Keuntungan investasi terdahulu
c. Amanah pihak lain
d. Sumber lainnya yang sah.
Peran PIP Dalam Proyek Infrastruktur dengan Pola Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
atau Public Private Partnership (PPP)
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah,
dalam melakukan investasi Pemerintah, PIP dapat melakukan kerjasama investasi dengan
Badan Usaha dan/atau BLU dengan pola Public Private Partnership (PPP) atau Non-Public
Private Partnership (Non-PPP).
Pada tanggal 18 Agustus 2010, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, dan Kepala BKPM
menandatangani Nota Kesepahaman tentang Koordinasi, Fasilitasi, dan Pemberian Dukungan
Pelaksanaan Percepatan Realisasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha Dalam
Penyedia Infrastruktur. Nota Kesepahaman ini dibuat dengan sasaran untuk mengakselerasi
realisasi proyek PPP di bidang infrastruktur. Di dalam nota kesepahaman tersebut disebutkan
bahwa PIP memiliki tugas memfasilitasi pelaksanaan proyek PPP melalui kegiatan penyediaan
dana talangan untuk dukungan Pemerintah. Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman
tersebut, kendala pendanaan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia akan teratasi
dengan peran serta PIP.
Sesuai dengan Perpres 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah dengan Perpres 13 tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden RI Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, peluang PIP dalam investasi
dengan pola PPP adalah melalui 4 (empat) pola sebagai berikut.
a. Pola investasi penyediaan lahan infrastruktur
b. Pola investasi konstruksi infrastruktur
c. Pola investasi joint venture/patungan dengan badan usaha
d. Pola investasi persiapan proyek.
4
Alternatif Peluang Skema Pembiayaan Melalui PIP Untuk Proyek Infrastruktur Dengan Pola
KPS
1.
Skema 1 – Penyediaan Lahan Infrastruktur
Keterangan:
1) Kepala Daerah/Kementerian/ Lembaga melakukan MoU dengan PIP untuk penyediaan
lahan proyek KPS.
2) Sebelum dilakukan pengadaan tanah, PIP dan Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga
membuat perjanjian investasi untuk penyediaan lahan proyek KPS dengan ketentuan:
Perjanjian investasi dengan Kementerian/Lembaga secara hukum tidak bisa
dilakukan karena tidak sesuai dengan PP No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi
Pemerintah,
sehingga
perlu
ada Badan Layanan
Umum (BLU)
Kementerian/Lembaga yang menjadi pihak lainnya yang bekerjasama dengan PIP;
Perjanjian investasi dengan Pemda/BUMN (karena Undang-Undang) dapat
dilakukan secara langsung.
3) BLU Kementerian/Lembaga atau Pemda melakukan pengadaan lahan bersama dengan
Tim Pengadaan Tanah (TPT) dengan dukungan dana investasi dari PIP.
4) Setelah proses pengadaan tanah selesai Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga
melakukan pelelangan umum (tender).
5) Proses tender sampai penetapan pemenang (contract agreement) ditetapkan oleh
Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga.
6) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga membuat Perjanjian Kerjasama Investasi
dengan badan usaha pemenang tender.
7) Badan usaha
mengembalikan
Kementerian/Lembaga.
dana
pengadaan
lahan
kepada
BLU
8) BLU Kementerian/Lembaga mengembalikan dana ke PIP.
5
2.
Skema 2 – Pembiayaan Dalam Konstruksi Infrastruktur
Keadaan: Pengadaan tanah sudah selesai dilakukan oleh Pemerintah.
Keterangan:
1) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga selaku contracting agency melakukan
tender (pelelangan umum) proyek KPS.
2) Setelah melalui proses tender, Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga menetapkan
badan usaha pemenang tender.
3) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga membuat Perjanjian Kerjasama Investasi
dengan badan usaha pemenang tender.
4) Badan usaha pemenang tender mengajukan proposal investasi untuk menutupi
kebutuhan dana konstruksi atau pengadaan lahan (sesuai dengan mekanisme yang
sudah berjalan selama ini) ke PIP.
5) Badan usana pemenang tender melakukan kerjasama dengan PIP dengan
menandatangani Perjanjian Investasi.
6
3.
Skema 3 – Pembiayaan Melalui Joint Venture dengan Badan Usaha
Keadaan : Pengadaan tanah sudah selesai dilakukan oleh Pemerintah.
Keterangan:
1) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga melakukan MoU dengan PIP untuk pemberian
dukungan proyek KPS. Dalam MoU disebutkan bahwa PIP siap untuk menjadi mitra
dengan memiliki saham sebesar tertentu dari total nilai proyek yang ditenderkan,
siapapun pemenangnya nanti.
2) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga selaku contracting agency melakukan tender
(pelelangan umum) proyek KPS. Dalam tender ini diumumkan bahwa PIP akan
berkontribusi sebesar persentase tertentu dengan siapapun pemenangnya.
3) Setelah melalui proses tender, Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga menetapkan
badan usaha pemenang tender.
4) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga membuat Perjanjian Kerjasama Investasi dengan
badan usaha pemenang tender
5) Badan usaha pemenang tender membuat kerjasama investasi dengan PIP sesuai dengan
proporsi yang sudah ditentukan sebelum tender.
7
4.
Skema 4 – Pembiayaan Persiapan Proyek
Keterangan:
1) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga melakukan MoU dengan PIP dalam rangka
proyek KPS kemudian dituangkan dalam bentuk perjanjian investasi yang akan
menginisiasi proyek mulai dari tahapan persiapan proyek sampai dihasilkan studi
kelayakan yang nanti siap untuk ditenderkan.
2) Sesuai
perjanjian
investasi,
PIP
bekerjasama
dengan
Kepala
Daerah/Kementerian/Lembaga untuk membiayai proses persiapan proyek dimaksud.
3) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga selaku contracting agency melakukan tender
(pelelangan umum) proyek KPS.
4) Setelah melalui proses tender, Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga menetapkan
badan usaha pemenang tender.
5) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga membuat Perjanjian Kerjasama Investasi dengan
badan usaha pemenang tender.
6) Badan usaha pemenang tender mengembalikan dana beserta bunganya yang telah
dikeluarkan
untuk
biaya
persiapan
proyek
kepada
Kepala
Daerah/Kementerian/Lembaga.
7) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga mengembalikan dana yang telah dikeluarkan PIP
ditambah success fee.
8
5.
Skema 5 – Pembiayaan Melalui Kesepakatan PIP, Government Contracting Agency (GCA),
dan Badan usaha (Di luar mekanisme Perpres No. 67 Tahun 2005 jo. Perpres 13 Tahun
2010)
Keadaan : Pengadaan tanah sudah selesai dilakukan oleh pemerintah.
Keterangan:
1) Kepala Daerah/Kementerian/Lembaga melakukan MoU dengan PIP untuk pelaksanaan
proyek KPS.
2) PIP melakukan penilaian kelayakan. Manajemen risiko, dan due diligence atas rencana
kerjasama pembiayaan proyek KPS.
3) PIP dapat menggandeng mitra/investor lainnya untuk bekerjasama dalam pembiayaan
proyek KPS.
4) PIP melakukan perjanjian kerjasama dengan badan usaha untuk pembiayaan proyek
KPS tanpa tender.
Portofolio PIP
Investasi Pemerintah yang telah dilaksanakan oleh PIP antara lain:
1. Saham, surat berharga (saham) portofolio investasi di pasar modal dalam rangka stabilisasi
bursa pada tahun 2009.
2. Pinjaman, land acquisition fund untuk pembangunan jalan tol, pinjaman modal kerja
konstruksi pada beberapa BUMN karya, dan pinjaman daerah untuk pembangunan
infrastruktur dasar seperti pasar, rumah sakit, jalan dan jembatan, irigasi, dan lain
sebagainya.
Pinjaman daerah telah diberikan kepada
9
a.
Pemprov Sulawesi Tenggara untuk pembangunan pengembangan gedung dan prasarana
rumah sakit.
b. Pemkot Surakarta untuk pembangunan pengembangan rumah sakit Dr. Moewardi.
c.
Pemkab Muko-Muko untuk pembangunan rumah sakit.
3. Equity Pendirian PT Indonesia Green Investment (investasi di bidang ramah lingkungan),
pembelian 7% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara.
Investasi pada sektor renewable energy, antara lain untuk hydro power dan waste to energy.
Pada tahun 2011, PIP juga menerima penugasan dari Pemerintah untuk melakukan
pengelolaan dana geothermal yang setiap tahunnya akan dialokasikan dalam APBN.
4. Dalam proyek PPP, partisipasi PIP yaitu dengan memberikan bridging finance dalam rangka
pembebasan lahan jalan tol.
a.
Periode 2007 s.d. 2010, PIP bekerjasama dengan Badan Layanan Umum Badan Pengatur
Jalan Tol (BLU-BPJT) dalam rangka penyediaan tanah jalan tol (khususnya jalan tol TransJawa). Kerjasama PIP-BPJT ini telah berakhir pada tahun 2010 karena BPJT mendapatkan
alokasi dana dari APBN 2010 sebagai dana bergulir pembebasan lahan jalan tol.
b. Pada tahun 2011, PIP melakukan penandatanganan MoU dengan BPJT untuk
memberikan dana talangan untuk pembebasan lahan jalan tol. Sampai dengan
disusunnya materi Buku Konstruksi Indonesia 2011 ini, PIP telah memberikan dana
talangan untuk ruas jalan tol Depok-Antasari, Serpong-Kunciran, dan KunciranCengkareng, dan JORR-W2 Utara.
10
Download