eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 917-931 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nurul Istikomah1 Ringkasan Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode rasio keuangan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas masing-masing perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Rasio likuiditas pada rasio lancar (current ratio), rasio sangat lancar (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio), PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan membayar hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Rasio solvabilitas pada rasio utang terhadap aset (Debt to Asset Ratio) dan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio), PT. Holcim IndonesiaTbk memiliki hasil rasio yang lebih baik karena memiliki manajemen penggunaan hutang jangka panjang yang lebih baik. Rasio aktivitas pada perputaran piutang usaha (Receivable Turnover) PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki kemampuan mengelola piutangnya yang lebih baik, Kemudian perputaran persediaan (Inventory Turnover) PT. Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efektif. Rasio Profitabilitas pada tingkat pengembalian aset (Return on Asset) dan tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity), PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan Karena kemampuan meperoleh pengembalian atas aset dan modal sendiri PT. Indocement Tunggal Prakarsa lebih baik. Kata kunci: Rasio Keuangan,Kinerja Keuangan Pendahuluan Perusahaan didirikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal, supaya tujuan tersebut dapat tercapai maka perusahaan harus dikelola dengan baik. Salah satu aspek yang berperan dalam kemajuan sebuah perusahaan yaitu kinerja keuangan perusahaan. Baik atau 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 tidaknya suatu perusahaan dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang digambarkan dalam sebuah laporan keuangan. Pertumbuhan ekonomi indonesia yang cukup tinggi mendorong pertumbuhan pembangunan di Indonesia, termasuk pembangunan disektor property dan infrastruktur. Pembangunan sektor properti juga infrastruktur fisik berupa bangunan, jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan lain-lain membutuhkan semen sebagai salah satu bahan baku yang utama. Hal ini menyebabkan kebutuhan semen semakin meningkat oleh karena itu industri semen Indonesia harus semakin bertumbuh dan berkembang untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi. Dari data penjualan semen di Indonesia tahun 2008-2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari data penjualan perusahaan sub sektor semen tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami fluktuatif sedangkan pada laba rugi perusahaan semen mengalami penurunan setiap tahunnya. Dan dapat dilihat pula perusahaan sub sektor semen yang memiliki penjualan dan laba rugi tertinggi dari tahun 2014 hingga tahun 2016 ialah perusahaan Semen Indonesia (Persero) Tbk dan perusahaan yang memiliki penjualan terendah ialah perusahaan Semen Baturaja (Persero) Tbk. sedangkan perusahaan yang memiliki laba rugi terendah ialah perusahaan Wijaya Karya Beton Tbk. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Sektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Perumusan dari penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia jika ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas tahun 2014-2016? Tujuan dari penelitian ini antara lain ntuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan sub sektor semen jika ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas tahun 2014-2016. Kerangka Dasar Teori Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, dan beban-beban tetap yang harus dibayar. Menurut Sutrisno (2007:9), Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan rugi-laba Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Hery (2015:132), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah 918 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Kuangan Menurut Hery (2015:133) tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan yaitu: a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, ekuitas maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode. b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan. d. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen. f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Menurut Hery (2016:15), Analisis Rasio Keuangan merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi. Jenis-jenis Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Menurut Hery (2016:47), Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendek. Rasio Likuiditas terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. c. Rasio kas (Cash Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas 919 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio Solvabilitas Menurut Hery (2016:70), Rasio Solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio solvabilitas terdiri dari: a. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. b. Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio Aktivitas Menurut Hery (2016:88), Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Perputaran Piutang Usaha ( Accounts Receivable Turn Over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode. b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Perputaran persediaan merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode. Rasio Profitabilitas Menurut Hery (2016:104), Rasio Profitabilitas adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas terdiri dari: a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi Ekuitas dalam menciptakan laba bersih Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2012:2) Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif, menurut Kasiram (2008) dalam Sujarweni (2015:39) penelitian kuantitatif adalah suatu 920 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Alat Ukur Data Rasio Likuiditas Rumus Rasio Likuiditas menurut Hery (2016:52) adalah sebagai berikut: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar= Aset Lancar x 100% Kewajiban Lancar b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) Rasio Sangat Lancar= Kas+Sekuritas jk Pendek+Piutang x 100% Kewajiban Lancar c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Kas= Kas dan Setara kas x 100% Kewajiban Lancar Rasio Solvabilitas Rumus Rasio Solvabilitas menurut Hery (2016:76) adalah sebagai berikut: a. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) Rasio Utang= Total Utang x 100% Total Aset b. Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio Utang= Total Utang x 100% Total Ekuitas Rasio Aktivitas Rumus Rasio Aktivitas menurut Hery (2016:91) adalah sebagai berikut: a. Perputaran Perputaran Piutang Usaha ( Accounts Receivable Turn Over) Perputaran Perputaran Piutang Usaha= Penjualan Kredit (Piutang usaha awal thn:Piutang usaha akhir thn):2 b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Perputaran Persediaan= Penjualan (Persediaan awal thn:Persediaan akhir thn):2 Rasio Profitabilitas Rumus Rasio Profitabilitas menurut Hery (2016:106) adalah sebagai berikut: a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset) Hasil Pengembalian atas Aset= Laba Bersih x100% Total Aset b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) Hasil Pengembalian atas Ekuitas= Laba Bersih x100% Total Ekuitas Teknik Analisis Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Langkah-langkah analisis data kuantitatif terhadap penelitian ini adalah: 921 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam hal ini penulis mendapatkan data dari situs website Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014 hingga tahun 2016. b. Melakukan perhitungan terhadap rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas pada perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dtahun 2014-2016. c. Membandingkan perhitungan rasio keuangan antar perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Hasil Penelitian dan Pembahasan Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar (Current Ratio) Perkembangan Rasio Lancar (Current Ratio) perusahaan sampel tahun 20142016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Lancar (Current Ratio) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Rata-rata Likuiditas: (CR) Rasio No Nama Perusahaan Tahun 2014 2015 2016 20142016 PT.Indocement tunggal 1 493,37% 488,66% 452,50% 478,18% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja 2 1299,46% 757,27% 286,83% 781,19% (Persero) Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 60,17% 65,24% 45,94% 57,12% PT. Semen Indonesia 4 220,90% 159,70% 127,25% 169,28% (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton 5 140,91% 136,88% 130,91% 136,23% Tbk Rata-rata 442,96% 321,55% 208,69% 324,40% Sumber: Data diolah b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) Perkembangan Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Rata-rata Likuiditas: (QR) Rasio No Nama Perusahaan Tahun 2014 2015 2016 2014922 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) 2016 PT.Indocement tunggal 427,14% 416,34% 385,21% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja 2 1187,47% 504,22% 188,11% (Persero) Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 32,83% 43,16% 25,69% PT. Semen Indonesia 4 158,51% 115,05% 84,07% (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton 5 100,77% 80,41% 53,94% Tbk Rata-rata 381,34% 231,84% 147,40% Sumber: Data diolah c. Rasio Kas (Cash Ratio) Perkembangan Rasio Kas (Cash Ratio)perusahaan sampel tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Kas (Cash Ratio) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Likuiditas: (CsR) 1 No Nama Perusahaan 2014 2015 2016 409,56% 626,60% 33,89% 119,21% 78,37% 253,53% 2014-2016 Rata-rata Rasio Tahun 20142016 PT.Indocement Tunggal 345,22% 322,04% 303,48% 323,58% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja 2 1142,66% 488,82% 115,31% 582,26% (Persero) Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 5,64% 16,13% 6,10% 9,29% PT. Semen Indonesia 4 93,41% 60,07% 34,77% 62,75% (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton 5 68,79% 45,92% 18,36% 44,36% Tbk Rata-rata 331,14% 186,60% 95,60% 204,45% Sumber: Data diolah Rasio Solvabilitas a. Rasio Utang Terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio) Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Solvabilitas: (DTAR) Rata-rata No Nama Perusahaan Rasio Tahun 2014 2015 2016 1 923 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 2014-2016 PT.Indocement tunggal 14,19% 13,65% 13,31% 13,72% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja 2 7,15% 9,77% 28,57% 15,16% (Persero) Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 49,06% 51,22% 59,21% 53,16% PT. Semen Indonesia 4 27,14% 28,08% 30,87% 28,70% (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton 5 41,46% 49,21% 46,58% 45,75% Tbk Rata-rata 27,80% 30,39% 35,71% 31,30% Sumber: Data diolah b. Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Utang Terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 1 Solvabilitas: (DTER) No Nama Perusahaan 2014 2015 2016 Rata-rata Rasio Tahun 2014-2016 PT.Indocement tunggal 16,54% 15,81% 15,35% 15,90% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja 2 7,70% 10,83% 39,99% 19,51% (Persero) Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 96,33% 104,99% 145,18% 115,50% PT. Semen Indonesia 4 37,25% 39,04% 44,65% 40,31% (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton 5 70,83% 96,87% 87,21% 84,97% Tbk Rata-rata 45,73% 53,51% 66,48% 55,24% Sumber: Data diolah Rasio Aktivitas a. Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover) Perkembangan Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turnover)Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 No Nama Perusahaan Aktivitas: (RT) Rata-rata 1 924 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) 1 2 3 4 5 PT.Indocement tunggal Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk PT. Holcim Indonesia Tbk PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Wijaya Karya Beton Tbk 2014 2015 2016 Rasio Tahun 20142016 7,71 6,84 5,98 6,84 20,89 24,36 12,08 19,11 10,56 8,78 8,78 9,37 8,81 7,87 6,96 7,88 7,30 4,90 5,69 5,96 Rata-rata 11,05 10,55 7,90 9,83 Sumber: Data diolah b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Rata-rata Aktivitas: (IT) Rasio No Nama Perusahaan Tahun 2014 2015 2016 20142016 PT.Indocement tunggal 1 6,95 6,21 5,33 6,16 Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja (Persero) 2 5,27 5,18 6,12 5,52 Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 11,30 12,01 13,57 12,29 PT. Semen Indonesia (Persero) 4 5,64 6,25 6,41 6,10 Tbk 5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 4,28 4,30 4,52 4,37 Rata-rata 6,69 6,79 7,19 6,89 Sumber: Data diolah Rasio Profitabilitas a. Rasio Hasil Pengembalian atas aset (Return on Asset) Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas aset (Return on Asset) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas aset (Return on Asset) Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 925 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 Profitabilitas: (ROA) No Nama Perusahaan 2014 2015 2016 Rata-rata Rasio Tahun 20142016 PT.Indocement tunggal 18,26% 15,76% 12,84% 15,62% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja (Persero) 2 11,22% 10,84% 5,93% 9,33% Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 3,89% 1,01% -1,44% 1,15% PT. Semen Indonesia (Persero) 4 16,24% 11,86% 10,25% 12,78% Tbk 5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 8,48% 3,86% 6,04% 6,13% Rata-rata 11,62% 8,67% 6,72% 9,00% Sumber: Data diolah b. Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) perusahaan sampel tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perkembangan Rasio Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)Perusahaan Sampel Tahun 2014-2016 Rata-rata Profitabilitas: (ROE) Rasio No Nama Perusahaan Tahun 2014 2015 2016 20142016 PT.Indocement tunggal 1 21,28% 18,25% 14,81% 18,11% Prakarsa Tbk PT. Semen Baturaja (Persero) 2 12,08% 12,01% 8,30% 10,80% Tbk 3 PT. Holcim Indonesia Tbk 7,64% 2,07% -3,53% 2,06% PT. Semen Indonesia (Persero) 4 22,29% 16,49% 14,83% 17,87% Tbk 5 PT. Wijaya Karya Beton Tbk 14,48% 7,59% 11,31% 11,13% 1 Rata-rata 15,55% 11,28% 9,14% 11,99% Sumber: Data diolah Analisis Dan Pembahasan Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada rasio lancar (current ratio) dengan rata-rata rasio sebesar 324,40%. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki ratarata rasio sebesar 478,18%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami 926 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 781,19%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 57,12%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio 169,28%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 136,23%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada rasio sangat lancar (quick ratio) dengan rata-rata rasio sebesar 253,53%. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 409,56%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 626,60%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 33,89%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 119,21%, dan PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 78,37%. Dari 5 perusahaan sampel nilai ratarata likuiditas tertinggi ditunjukkan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai rata-rata terendah ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio likuiditas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada rasio kas (cash ratio) dengan rata-rata rasio sebesar 204,45%. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 323,58%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 582,26%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 9,29%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 62,75%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 44,36%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata likuiditas tertinggi ditunjukkan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, dan nilai terendah ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) dengan rata-rata rasio sebesar 31,30%. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 13,72%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 15,16%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 53,16%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 28,70%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 45,75%. Dan dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas 927 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 ditunjukkan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan nilai dibawah ratarata ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio solvabilitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) dengan rata-rata rasio sebesar 55,24%. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 15,90%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 19,51%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 115,50%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 40,31%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 84,97%. Dan dari 5 perusahaan sampel nilai diatas rata-rata solvabilitas ditunjukkan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan nilai dibawah ratarata ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yaitu pada rasio perputaran piutang usaha (receivable turnover) dengan rata-rata rasio sebesar 9,83 kali. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 6,84 kali, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki ratarata rasio sebesar 19,11 kali, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 9,37 kali, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 7,88 kali, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 5,96 kali. Dan dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata rasio tertinggi ditunjukkan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk ,dan rata-rata rasio terendah ditunjukkan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Perkembangan rasio aktivitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yaitu pada rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dengan rata-rata rasio sebesar 6,89 kali. Dari perkembangan rasio masing-masing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 6,16 kali, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 5,52 kali, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 12,29 kali, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 6,10 kali, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 4,37 kali. Dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata rasio tertinggi yang ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukkan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Perkembangan rasio profitablitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yaitu pada rasio hasil pengembalian atas aset (return on 928 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) assets) dengan rata-rata rasio sebesar 9,26%. Dari perkembangan rasio masingmasing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya dan memiliki rata-rata rasio sebesar 15,62%, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 9,33%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 1,15%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio 12,78%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 6,13%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata rasio tertinggi yang ditunjukkan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Perkembangan rasio profitablitas perusahaan sampel tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yaitu pada rasio hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity) dengan rata-rata rasio sebesar 11,99%. Dari perkembangan rasio masingmasing perusahaan sampel yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 18,11%, PT. Semen Baturaja (Persero) mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio Tbk sebesar 10,80%, PT. Holcim Indonesia Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio sebesar 2,06%, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dan memiliki rata-rata rasio 17,87%, PT. Wijaya Karya Beton Tbk mengalami fluktuatif dan memiliki rata-rata rasio sebesar 11,13%. Dari 5 perusahaan sampel nilai rata-rata rasio tertinggi yang ditunjukkan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan rata-rata rasio terendah ditunjukkan pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Kinerja perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016. Dari hasil analisis perusahaan yang memiliki kinerja keuangan lebih baik yaitu yang pertama adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, yang kedua adalah PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, yang ketiga adalah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang keempat adalah PT. Holcim Indonesia Tbk, dan yang kelima adalah PT. Wijaya Karya Beton Tbk, memiliki kinerja dengan rasio keuangan paling baik, maka diprediksi akan lebih mampu bertahan dan bersaing dalam perkembangan industri semen yang sedang tumbuh pesat saat ini. Penutup Berdasarkan penelitian, dilihat dari perhitungan rasio likuiditas pada rasio lancar (current ratio), PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan membayar hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo yang paling baik dibandingkan perusahaan lainnya. Perhitungan rasio sangat lancar (quick ratio), PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk perusahaan yang memiliki kemampuan membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Kemudian dari hasil perhitungan rasio kas (cash ratio), PT. Baturaja (Persero) Tbk merupakan 929 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 917-931 perusahaan yang memiliki uang kas yang tersedia untuk membayar hutang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Jika dilihat dari perhitungan solvabilitas pada rasio utang terhadap aset (Debt to Asset Ratio) dan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio), PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki hasil rasio yang lebih baik dibandingkan perushaan lainnya. Karena PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki manajemen penggunaan hutang jangka panjang yang lebih baik. Jika dilihat dari perhitungan aktivitas pada perputaran piutang usaha (Receivable Turnover) PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki kemampuan mengelola piutangnya yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Kemudian jika dilihat dari perhitungan perputaran persediaan (Inventory Turnover) PT. Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dibandingkan perusahaan lainnya. Jika dilihat dari perhitungan rasio Profitabilitas pada tingkat pengembalian aset (Return on Asset) dan tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity), PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Karena kemampuan meperoleh pengembalian atas aset dan modal sendiri PT. Indocement Tunggal Prakarsa lebih baik. Bagi Perusahaan Sebaiknya perusahaan-perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkatkan kinerja maupun produktivitas perusahaan. Pengelolaan hutang, beban hutang dan beban usaha harus dapat dimaksimalkan lagi. Selain itu produktivitas dan penjualan juga perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen perusahaan agar dapat memaksimalkan dan mengembangkan strategi-strategi baru agar dapat lebih bisa bertahan dalam persaingan yang kompetitif. Perusahaan yang memiliki nilai rasio keuangan yang tinggi diharapkan dapat mempertahankan kinerjanya dan perusahaan yang memiliki nilai rasio yang rendah diharapkan berupaya untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang. Bagi peneliti Disarankan untuk peneliti selanjutnya, dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan rentang waktu penelitian dan dapat menggunakan rasio keuangan yang lebih bervariatif dalam meneliti kinerja keuangan perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena masih banyak rasio yang bisa digunakan di luar penelitian ini. Daftar Pustaka Sumber Buku: Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. , 2013. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. , 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. , 2014. Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. 930 Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Semen (Nurul) Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). , 2016. Financial Ratio for Business. Jakarta: Grasindo. Kasmir. 2014. Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Munawir, S. 2010. Analisis Rasio Keuangan. Bandung: Liberty. Najib, Mohammad. 2015. Manajemen Keuangan. CV. Pustaka Setia, Bandung. Sugiono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Sujarweni, V.Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: Pustakabarupress. Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Syamsuddin, Lukman. 2012, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumber Skripsi: Galib, Rahmi Kurnia. 2015. “Analisis Manfaat Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Kelompok Industri Logam Mineral lainnya”. Makassar: Falkutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Sumber Jurnal: Amelia. 2016. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015”. eJurnal Ilmu Administrasi, (online), (http://eJournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id, diakses tanggal 31 Desember 2016). Junita, Silvi dan Siti Khairani. 2012. “Analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan analisa rasio keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. (Online) Hal. 2 (http://eprints.mdp.ac.id/748/1/JURNAL%202009200043%20SILVI_JUNI TA.pdf, diakses 13 Desember 2016) Sumber Internet: http://www.kompasiana.com/irenegracesitompul/semen-indonesia-dari-indonesiaoleh-indonesia-untuk-indonesia_54f77d94a333114c718b4590 (diakses tanggal 27 November 2016) http://economy.okezone.com/read/2014/05/13/279/984121/kontribusi-industrisemen-bagi-pembangunan (diakses tanggal 31 Desember 2016) https://www.indonesia-investments.com/id/business/industriessectors/cement/item6179 (diakses tanggal 13 Mei 2017) www.idx.co.id. Laporan Keuangan Sub Sektor Semen Tahun 2013-2015 (diakses 17 Desember 2016). 931