PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM MENANGANIPASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CONGESTIVEHEART FAILURE) DIRUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI Sri Ayu Setyaningsih1), Yeti Nurhayati2), Alfyana Nadya R3) Mahasiswa Program Studi S1-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta 2) Program Studi S1-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta 3) Program Studi D3-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta 1) ABSTRAK Pasien dengan gagal jantung kongestif memerlukan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat. Keterlambatan tindakan keperawatan pasien gagal jantung kongestif dapat menyebabkan kematian.Penanganan dari perawat pada penanganan pasien gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha penyelamatan pasien.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengalaman perawat dalam penanganan gagal jantung kongestifdiInstalasi Gawat DaruratRS Dr. Moewardi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis deskriptif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive samplingdengan sample 4 Perawat IGD RS Dr.Moewardi. Penelitian ini menggunakan tehnik indepth interview, dengan menggunakan tujuh analisis modelColaizziyangmenghasilkan 11 tema yaitu primary survey, secondary survey, dasar perumusan diagnosa, jenis diagnosa, intervensi mandiri perawat, intervensi kolaborasi, implementasi mandiri perawat, implementasi kolaborasi, tipe evaluasi, respon emosional perawat,dan prinsip penanganan pasien. Fokus pengkajian pada pasien gagal jantung kongestif yang dipersepsikan partisipan yaitu pengkajian Airway, Breathing, danCirculation. Tindakan keperawatan dalam kasus gagal jantung kongestif yaitu pemberian posisi semi fowler. Pemberian obat diuretik dan analgetik sebagai tindakan kolaborasi. Tahap evaluasi terdiri dari evaluasi obyektif dan subyektif. Respon emosional yang timbul ialah empati, kasihan, rasa bersalah, rasa tanggung jawab, kepuasan diri. Prinsip penanganan pasien gagal jantung kongestif yaitu cepat dan tepat. Hasil penelitian ini diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan ketrampilan perawat melalui pelatihan dan diharapkan pelayanan kepada pasien gawat darurat meningkat. Kata Kunci : Pengalaman, perawat, penanganan, gagal jantung kongestif Emergency Installation Nurses’ Experience in Congestive Heart Failure Management at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta ABSTRACT Congestive heart failure patients need a quick and accurate nursing intervention. The delay of nursing intervention on the congestive heart failure patients can cause death. The nurses’ prolonged emergency patient management can lower the patient rescue efforts. The objective of this research is to investigate the emergency installation nurses’ experience in the congestive heart failure management at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta. This research used the qualitative method with the phenomenological descriptive approach. The samples of research were 4 nurses employed at the Emergency Installation of Dr. Moewardi General Hospital and were taken by using the purposive sampling. The data of research were collected through indepth interview and analyzed by using the Collaizi’s method which produced 11 themes namely: primary survey, secondary survey, basic formulation of diagnosis, diagnosis, type of diagnosis, intervention ofself-nurses, collaborative intervention, implementation of self-nurses, implementation of collaboration, type of evaluation, nurses’emotional responsesand patient management principles. This study focused on the congestive heart failure patients perceived by participants was airway, breathing, and circulation. Nursing action in the case of congestive heart failure was the administration of semi fowler position. The diuretic and analgesic medicines were administered as acollaboration intervention. Evaluation stages consisted of objective and subjective evaluations. The emotional responses arising were empathy, pity, guilty, sense of responsibility, self-satisfaction. The management principles of congestive heart failure patients were quick and accurate. Thus, the medical workers must improve the nursing skills through training, and the services to the emergency patients are increased. Keywords: Experience, nurses, management, congestive heart failure akan meningkat pada orang 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang lanjut Gagal jantung kongestif adalah usia penurunan (lansia) fungsi karena ventrikel ketidakmampuan akibat penuaan. CHF ini dapat jantung untuk memompa darah menjadi kronik apabila disertai ke Resiko dengan Congestive Heart Failure (CHF) seperti: seluruh tubuh. penyakit-penyakit hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati penatalaksanaan dan lain-lain. CHF juga dapat perubahan diet, modifikasi gaya menjadi dan hidup, dan pemantauan tindak tiba-tiba lanjut yang intensif. Pendidikan kondisi berkembang akut secara cairan, pada miokard infark (Kasron, pasien 2012). merupakan aspek penting untuk Menurut World Health Organization (WHO, dan kepatuhan hasil yang baik (Marreli, 2008). Berdasarkan data yang 2004) di diperoleh dari Rumah Sakit Dr. seluruh dunia pada tahun 2004 Moewardi pada tahun 2014, adalah 5,7 Juta kasus. Asia jumlah penderita gagal jantung Tenggara merupakan wilayah kongestif yang di rawat di yang memiliki jumlah penderita rumah sakit sebanyak 1081 CHF orang jumlah penderita merupakan CHF penyebab dan yang paling umum hospitalisasi pada adalah orang yang berusia lebih dari 65 Rumah Sakit Dr. Moewardi tahun. Bahkan di Indonesia, adalah rumah sakit tipe A yang penyakit menjadi menjadi rujukan bagi rumah satu. sakit lain di Surakarta dalam ini pembunuh telah nomor 185 meninggal orang Prevalensi penyakit jantung di penanganan Indonesia dari tahun ke tahun darurat dimana pelayanan selalu semakin menjadi meningkat. Dengan perkiraan 4,9 juta kasus, biaya diberikan perawatan khususnya pasien yang hal kasus (17,1%). yang pada pada gawat utama pasien kasus menderita penyakit ini $18 kardiovaskuler miliar setahun, diperkirakan 50- memerlukan penanganan cepat, 60% dari 875.000 hospitalisasi tepat dan holistik. Jika tidak setiap tahun dapat dihindari ditangani dengan segera maka dengan penatalaksanaan pasien dapat mengancam jiwa pasien. yang lebih baik. Terapi modalitas mencakup medikasi, Pasien kongestif yang gagal jantung membutuhkan pelayanan yang komprehensif , bertahan dengan holistik dan paripurna. Perawat sekarang dan merupakan orang pertama yang kemungkinan ke depan, serta berinteraksi dengan pasien dan mempunyai betanggungjawab antara untuk pelaksanaan, masalah pengetahuan dan tindakan (Wolff, 2010). dengan tetap kemungkinan- keseimbangan mengidentifikasikan memberikan kenyataan dan berpikir Ketepatan memandang dan manusia secara holistik baik kecepatan pertolongan fisik, psikologis, sosial dan diberikan oleh perawat pada spiritual. Dalam International pasien yang datang ke IGD Journal of Nursing menyatakan memerlukan bahwa penggunaan kata sehingga kesiapan (readiness) dalam kompetensi menjamin Darurat didefinisikan dengan pasti dan yang dikembangkan sebagai suatu (Kristanty, 2002). Terdapat beberapa yang berbeda, perspektif suatu penanganan di Instalasi Gawat literatur keperawatan tidaklah konsep. yang dengan tepat penanganan oleh Pengalaman perawat. yang memadai mempengaruhi karena mana sektor klinik berperan dalam kesiapan memberi kesempatan atau tugas (readiness) tersebut. kepada staff perawat dengan Selanjutnya mereka hal-hal baru. Peraturan atau tergantung mereka dari sisi memaknai mengartikan kesiapan menjadi protokol empat tema pokok yaitu : membuat kebijakan atau rumah mempunyai kemampuan dasar sakit memiliki tanggung jawab umum dan kemampuan untuk membuat menangani hal-hal yang bersifat dijalankan oleh setiap staff khusus, memberikan perawatan perawat yang tugasnya (Wolff.dkk, 2010). mampu aman kepada klien, menghadapi atau yang jelas kebijakan dalam karena untuk menjalankan b. Tujuan penelitian Tujuan breathingdan penelitian ini circulation.Primary adalah untuk mengeksplorasi adalah pengalaman komprehensif perawat IGD survey kegiatan yang dan dalam menangani pasien gagal menghasilkan kumpulan data jantung kongestif di Rumah mengenai Sakit Dr. Moewardi. klien, kemampuan klien untuk mengelola perawatan 2. METODE PENELITIAN kualitatif kesehatan kesehatan terhadap dan dirinya ini sendiri, serta hasil konsultasi pendekatan medis (terapis) atau profesi Penelitian menggunakan status dengan desain kesehatan lainnya (Taylor fenomenologis. Penelitian ini Lillis dan LeMone, 1996 dalam berlangsung dari tanggal 14-17 Nursalam, 2008). Februari 2015. pengumpulan Teknik data yang American Heart (2012) Association digunakan pada penelitian ini menjelaskan adalah wawancara mendalam primary survey pada pasien (indepth gagal data interview). yang Analisis digunakan ialah pengkajian jantung didapatkan pada konngestif pengkajian Airway yaitu Batuk persisten analisis Collazi. atau mengi ini disebabkan oleh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN penumpukan cairan di paru Penelitian ini menghasilkan 11 akibat aliran balik balik darah tema yaitu: ke paru-paru, Breathing yaitu kesulitan bernafas atau sesak 1) Primary survey penelitian nafas saat melakukan kegiatan menunjukkan bahwa primary atau saat beristirahat dengan survey yang dilakukan oleh posisi beberapa partisipan merupakan disebabkan karena aliran balik pengkajian darah di vena pulmonalis ke Hasil airway, supinasi. Hal ini paru-paru karena jantung tidak resusitasi juga mampu menyalurkannya. Hal suatu pengkajian head to toe ini menyebabkan bendungan yang darah di paru-paru, Circulation (Krisanty, 2002). lebih melakukan komprehensif Pengkajian yaitu Edema disebabkan oleh secondary aliran darah yang keluar dari survey dilakukan pemeriksaan jantung melambat, sehingga EKG dengan hasil Hipertropi darah yang kembali ke jantung atrial melalui darah penyimpangan aksis, iskemia, tersebut disritmia, takikardi, fibrilasi cairan atrial. Pada elektrokardiografi pembuluh terhambat. Hal mengakibatkan atau ventrikuler, 12 lead didapatkan gambaran menumpuk di jaringan. abnormal pada hampir seluruh penderita 2) Secondary survey dengan gagal penelitian jantung, meskipun gambaran menunjukkan bahwa secondary normal dapat dijumpai pada survey merupakan pengkajian 10% kasus. Gambaran yang EKG. EKG sering didapatkan antara lain dilakukan saat kita melakukan gelombang Q, abnormalitas ST pengkajian pasien CHF untuk – T, hipertrofi ventrikel kiri, mengetahui bundle Hasil Pemeriksaan adakah irama branch block dan fibrilasi atrium. Bila gambaran jantung yang tidak normal. survey EKG dan foto dada keduanya lain menunjukkan gambaran yang dimana perawat gawat darurat normal, kemungkinan gagal dapat mengantisipasi termasuk jantung Secondary merupakan insersi aktivitas gastic tube untuk sebagai dispneu pada pasien sangat dekompresi saluran pernafasan kecil untuk mencegah muntah dan (Budiyarti, 2013). aspirasi laboratorium dan darah, analisa tim penyebab kemungkinannya digunakan penelitian menyatakan adanya dasar perumusan diagnosa, perawat diagnosa akan lebih jelas menentukan merupakan hasil dari anamnesa yang Dengan dasar bahwa perumusan dasar perumusan diagnosa pasien. 3) Dasar perumusan diagnosa Hasil untuk dirumuskan tindakan (Nursalam, 2011). Dasar pada perumusan permasalahan-permasalahan diagnosa diambil dari hasil yang tuimbul pada pasien. pengkajian data subjektif dan Selain itu salah satu partisipan objektif juga mengungkapkan bahwa survey atau secondary survey dasar diagnosa serta pemeriksaan penunjang didapatkan menurut riwayat hasil lab seperti AGD, EKG, dahulu dan rontgen (Budiyarti, 2013). perumusan pada pasien jantung kongestif, penyakit dahulu gagal baik dari primary riwayat didapatkan 4) Jenis diagnosa pada Hasil penelitian yang pasien tersebut.Pada penilitian telah dilakukan menyatakan ini bahwa atas dasar anamnesa didapatkan dasar dalam mendiagnosa perumusan diagnosa dari data pasien dengan gagal jantung subyektif dan data obyektif. kongestif memiliki berbagai perumusan jenis diagnosa salah satunya diagnosa merupakan hasil dari adalah pola nafas tidak efektif pengkajian yang dilakukan saat yang ditandai oleh frekuensi wawancara kepada nafas pengkajian fisik, Dasar review melebihi batas normal. Salah satu partisipan atau juga mengungkapkan bahwa dan hasil nyeri dan kekurangan oksigen serta kolaborasi dapat dijadikan jenis diagnosa teman sejawat, keperawatan, dengan observasi, yang medic rekam diagnostik pasien, sehingga data yang diperoleh pada pasien gagal jantung kongestif. Pada penelitian ini didapatkan dua jenis diagnosa jaringan tubuh. Gagal jantung yaitu dan dapat berakibat suplai oksigen Pada ke sel tubuh menjadi berkurang diagnosa diagnosa actual prioritas. diagnosa ketidakefektifan pola sehingga nafas kekurangan dapat dimasukan ke sel oksigen paru maka tanda klinis yang dirasakan dalam diagnosa prioritas. Jenis ketika diagnosa adalah sesak nafas dan jika merupakan pernyataan yang seluruh menguraikan respon actual dan kekurangan potensial terhadap masalah tubuh akan merasa lemas dan kesehatan yang perawat mudah lelah saat melakukan mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Carpenito, aktivitas. pada mengalami oksigen Prioritas pasien gagal maka masalah jantung adalah pola nafas tidak efektif ( Roni, dkk, 2010) 2000). Keluhan utama pada pasien dengan gagal jantung 5) Intervensi mandiri perawat Hasil kongestif adalah sesak nafas dan tubuh kelemahan beraktivitas. Data penelitian saat menyatakan bahwa intervensi keluhan mandiri perawat merupakan utama tersebut menjadi sumber keadaan penentuan priortas diagnosa menentukan rencana tindakan yang secara mandiri. Para partisipan aktual dan menjadi diamana prioritas pertama yaitu pola mengungkapan nafas tidak efektif (Mutaqqin, memberikan 2009). pada Gagal merupakan jantung suatu kegagalan bahwa posisi nyaman ialah sebagai mendiri perawat pasien intervensi partisipan yang dapat dimasukan dalam kerja jantung dalam memompa intervensi darah khususnya pada pasien gagal dan menghantarkan oksigen dan nutrisi kesuluruh jantung kongestif. keperawatan Pemberian posisi high Tindakan umum yang dapat dilakukan oleh perawat fowler dalam masalah mengurangi kongesti pulmonal gagal jantung kongestif yaitu dan mengurangi sesak napas. dengan tirah baring dan posisi Kaki pasien sebisa mungkin setengah duduk sehingga dapat tetap memberikan aruh balik yang atau tidak dielevasi, meski kaki lebih pasien edema karena elevasi menangani rendah jantung pada dan posisi memperbaiki bertujuan diposisikan kaki dapat suplai oksigen dan nutrisi pada venous jantung itu sendiri (Antonius, memperberat dkk, 2009). jantung Intervensi posisi tirah baring serta aktivitas untuk dependen meningkatkan return yang akan beban (Black & awal Hawks, 2009). pembatasan dapat mengrangi 6) Intervensi kolaborasi Hasil beban kerja jantung sehingga penelitian dapat membantu jantung untuk menyatakan bahwa intervensi tidak bekerja dengan berat dan kolaborasi merupakan keadaan suplai dapat dimana partisipan melakukan sel, kolaborasi obat dan kolaborasi termasuk dalam sel jantung itu oksigen. Hal ini dilakukan sendiri (Mutaqqin, 2009). untuk mengurangi sesak nafas oksigen dihantarkan keseluruh Menurut Smeltzer dan yang dirasakan pada pasien intervensi gagal jantung kongestif. Selain keperawatan pada pasien gagal itu kolaborasi pemberian obat jantung adalah meningkatkan turut istirahat intervensi kolaborasi, beberapa Bare (2002) pasien, dilakukan kecemasan, obat diberikan memperbaiki perfusi jaringan yaitu obat dan pemahaman perawatan diri diuretik. menghilangkan serta tidak terjadi komplikasi. pada saat diantaranya analgetik dan Intervensi kolaborasi merupakan suatu proses di jaringan jantung (Advani, 2006). masalah Penatalaksanaan pasien yang merupakan awal tentang gagal jantung dapat diterapkan suatu berdasarkan dari tujuan yang dalam pemecahan apa bagaiman yang dilakukan, dilakukan, ingin dicapai, yaitu : yang Penurunan kerja otot jantung semua dilakukan dengan pemberian keperawatan diuretik, vasodilator dan beta- dilakukan, siapa melakukan dari tindakan kapan (Dermawan, 2012). Intervensi adrenergic kolaborasi antagonis (beta bloker). Diuretik merupakan jantung pilihan dengan menurunkan kerja otot jantung. pemberian oksigen serta obat Terapi ini diberikan untuk fenorbarbital 2-3 mg/kg/dosis memacu ekskresi natrium dan tiap 8 jam selama 1-2 hari. air melalui ginjal (Smeltzer & Pengobatan tersebut diberikan Bare, 2002). Diuretik yang sebagai upaya sedasi dalam biasanya dipakai adalah loop mengurang kerja jantung untuk diuretic, mensuplai oksigen dan nutrisi yang kejaringan untuk reabsorbsi proses ascending loop henle. Hal pada pasien kongestif gagal adalah lain melakukan pertama seperti akan untuk furosemid, menghambat natrium metabolisme. Keadaan sedasi tersebut dapat menurunkan volume sirkulasi, mendorong untuk tidak jaringan melakukan diharapkan di menurunkan dapat preload, dan metabolisme secara aktif dan meminimalkan sering sehingga suplai oksigen sistemik dan paru (Black & dan nutrisi dapat diminimalkan Hawks, 2009). keseluruh jaringan tetapi dapat dimaksimalkan memenuhi kebutuhan untuk pada kongesti 7) Implementasi mandiri perawat Hasil penelitian nyaman baring (semifowler/ high semifowler. Penurunan curah jantung meliputi menunjukkan bahwa implementasi mandiri memonitoring TTV terutama merupakan tindakan mandiri tekanan darah dan nadi, kaji partisipan dalam memberikan akral dan CRT, auskultasi nadi dan mengatur posisi pasien apikal, palpasi nadi perifer dan senyaman menganjurkan untuk istirahat mungkin. setengah duduk intervensi yang Posisi merupakan mandiri perawat dilakukan dalam (Budiyarti, 2013). 8) Implementasi kolaborasi Hasil penelitian menyatakan bahwa menanganani masalah gagal jantung kongestif. Implementasi yang implementasi kolaborasi dilakukan pertama kali untuk merupakan kolaborasi dengan menangani dokter masalah gagal pemberian jantung kongestif yaitu dengan furosemid posisi setengah duduk sehingga Pemberian analgetik juga perlu dapat memposisikan jantung untuk terletak lebih rendah dari badan Furosemid diberikan sebagai sehingga kerja jantung lebih upaya ringan sehingga untuk menyebarkan untuk obat diuretik. mengurangi untuk nyeri. antihipertensi menurunkan kerja nutrisi dan oksigen pada organ jantung sedangkan analgesik bawah dan arus balik yang kuat digunakan dari organ badan bagian atas adanya (Advani, 2006). ditimbulkan dari rasa nyeri Implementasi untuk rasa mencegah cemas yang yang dapat berakibat dalam keperawatan untuk mengatasi peningkatan frekuensi detak diagnosa pola napas bertujuan jantung. supaya jalan napas klien paten yaitu memberikan klien posisi Implementasi kolaborasi merupakan tindakan keperawatan atas dasar pasien. Menurut teori keperawatan menyatakan bahwa evaluasi atau dengan tim kesehatan merupakan proses pembuatan lainnya keputusan kerjasama tim sperti dokter. yang Contohnya dalam pemberian perawat obat oral, obat injeksi, infus, apakah tujuan sudah tercapai keter urine dan lain-lain. Serta atau respon rencana baru. klienb setelah pemberian untuk dilakukan menetapkan mempertimbangkan Hasil merupakan penelitian tanggung jawab dan menjadi menunjukkan perhatian perawat (Haryanto, evaluasi merupakan observasi 2007). ulang miokard, perkembangan. Tipe evaluasi kontraktilitas merupakan kriteria pencapaian untuk preload atau volume diastolik akhir, dan yang diharapkan pada pasien (Urden, 2000). Tipe evaluasi terdapat afterload atau tahanan yang dua dialami saat ejeksi ventrikel obyektif (Bohn, 2006). subyektif. jenis yaitu ini dalam Brammer tindakan mereka yaitu (1996) menyimpulkan mengetahui perkembangan yang Mc.Donald menyatakan tindakan untuk obyektif. dan meminta sign telah evaluasi mengobservasi ulang dengan vital dari dilaksanakan adalah pengertian dari melakukan tujuan yang partisipan menyatakan bahwa evaluasi evaluasi Mengevaluasi interaksi penelitian evaluasi dan pencapaian 9) Tipe evaluasi dan merupakan kegiatan penting vasodilator untuk mengurangi Dalam dan untuk diuretik mengurangi pasien mengkaji vital sign apakah ada inotropik meningkatkan kepada tipe jantung Pengobatan meliputi bahwa bahwa klien telah tentang untuk apa didiskusikan Respon merupakan sesuatu yang sangat emosional seseorang yang Pengertian evaluasi subyektif dipengaruhi berbagai merupakan seperti berguna pada tahap ini. menanyakan perasaan klien setelah muncul faktor organbiologis, psikoedukatif dan berinteraksi dengan perawat sosiokultural. Respon emosi (Sears, 2004). bergerak dari responsive sampai Tipe evaluasi adalah emosional depresi. langkah terakhir dalam proses Perasaan yang muncul pada pembuatan keputusan. Perawat partisipan. Respon emosional mengumpulkan, menyortir dan pada menganalisa data untuk sebagai keadaan yang ada pada menetapkan apakah tujuan individu atau organisme pada rencana suatu waktu. Dengan kata lain, memerlukan modifikasi atau respon emosional disifatkan alternatif sebagai sudah tercapai, baru dipertimbangkan yang harus (Hidayat, umumnya disifatkan suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya 2008). peristiwa atau persepsi yang dialami 10) Respon emosional perawat Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon oleh organisme tertentu (Walgito, 2003). Di sini respon emosional yang rasa empati emosional yaitu rasa iba kepada pasien dengan gagal jantung kongestif jika yang diartikan sebagai persepsi tidak cepat ditolong. Faktor terhadap produk atau jasa yang yang respon telah memenuhi harapannya. adalah Kepuasan merupakan model mempengaruhi emosional kepuasan empati,kasihan, rasa bersalah, kesenjangan rasa (standar tanggung kepuasan diri. jawab dan berhubungan seharusnya) partisipan antara harapan kinerja yang dengan kinerja aktual yang diterima pelanggan cepat dan tepat, kerja yang (Nursalam,2011). terus-menerus, jumlah pasien yang mobilitas 11) Prinsip penanganan pasien. Hasil penelitian menyatakan bahwa prinsip penanganan pasien didasari pada kemampuan repatif para dan tinggi. dan Kecepatan kualitas merupakan dalam banyak penolong prinsip melakukan utama tindakan. (Krisanty, 2002). Partisipan Salah menjelaskan bahwa kemapuan keberhasilan masing-masing partisipan medik penderita gawat darurat adalah modal utama dalam adalah kecepatan memberikan penanganan pertolongan partisipan. pasien. satu indikator penanggulangan yang mamadai Kemampuan partisipan yaitu kapada penderita gawat darurat kecepatan dan ketepatan dalam baik pada keadaan rutin sehari- melakukan pada hari atau sewaktu bencana. pasien gagal jantung kongestif Keberhasilan waktu tanggap karena penanganan atau gagal jantung tindakan pasien respone time sangat kongestif tergantung kepada kecepatan dilakukan secara cepat dan yang tersedia serta kualitas tepat pemberian pertolongan untuk untuk menyelamatkan menyelamatkan pasien. Prinsip penanganan pasien meupakan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam memprioritaskan kondisi yang hingga memerlukan tindakan segera, sakit (Wilde, 2009). perjalanan pertolongan rumah terkadang tindakan yang dapat dilakukan besama dengan pengkajian. Pada prinsipnya perawat gawat membutuhkan darurat penanganan 4. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1) Mendeskripsikan pengalaman perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien gagal jantung 3) Mengidentifikasi pengalaman perawat dalam kongestif. menentukan intervensi pada Berdasarkan analisa yang pasien telah kongestif. dilakukan penelitian dalam didapatkan 2 gagal Berdasarkan analisa yang tema yaitu primary survey telah dan secondary survey. Pada penelitian tahap tema primary survey jantung dilakukan dalam didapatkan yaitu 2 intervensi meliputi pengkajian Airway, mandiri Breathing, intevensi kolaborasi. Dalam Sedangkan Circulation. pada tahap perawat dan intevensi mandiri perawat secondary survey meliputi terdapat rencana pengkajian EKG. keperawatan mandiri yaitu rencana 2) Mendeskripsikan memberi posisi pengalaman perawat dalam yang nyaman. Sedangkan merumuskan diagnosa pada pada intervensi kolaborasi pasien terdapat rencana pemberian gagal jantung obat dan oksigen. kongestif. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penelitian dalam didapatkan 2 4) Mengidentifikasi pengalaman perawat dalam melakukan implementasi tema yaitu dasar perumusan keperawatan pada pasien diagnosa dan jenis diagnosa. gagal jantung kongestif. Pada perumusan diagnosa Berdasarkan analisa yang meliputi data subyektif dan telah data obyektif. Sedangkan penelitian pada jenis diagnosa terdiri tema atas mandiri diagnosa aktual dan prioritas. dilakukan dalam didapatkan yaitu implementasi perawat implementasi 2 dan kolaborasi. Pada implementasi mandiri perawat terdapat tindakan penanganan pasien. Pada memberikan posisi nyaman respon emosional terdapat (setengah rasa empati, rasa kasihan, duduk) pasien pada gagal kongestif, jantung dan pada rasa bersalah, bertanggung rasa jawab dan kolaborasi kepuasan diri. Dan pada terdapat tindakan pemberian prinsip penanganan pasien obat diuretik dan analgetik terdiri dari cepat dan tepat. implementasi pada pasien gagal jantung b. Saran 1) Rumah Sakit Dr. Moewardi kongestif. Surakarta 5) Mengidentifikasi pengalaman perawat dalam Hasil melakukan evaluasi diharapkan dapat menjadi keperawatan pada pasien bahan masukan bagi Rumah gagal jantung kongestif. Sakit Berdasarkan analisa yang Surakarta telah menentukan dilakukan dalam penelitian Dr. ini Moewardi untuk langkah – penelitian di dapatkan 1 langkah dalam peningkatan tema yaitu tipe evaluasi. pengetahuan Dalam tipe evaluasi terdapat kompetensi evaluasi penanganan gagal jantung obyektif dan emosi perawat menejemen kasus tentang kongestif sehingga pihak evaluasi subyektif. 6) Mengidentifikasi dan dampak managemen Rumah Sakit dalam diharapkan meningkatkan gagal ketrampilan perawat melalui jantung kongestif. pelatihan dalam penanganan Berdasarkan analisa yang gagal jantung kongestif dan telah diharapkan dilakukan dalam pelayanan penelitian di dapatkan 2 kepada pasien gawat darurat tema meningkat. emosional yaitu dan respon prinsip 2) Institusi Pendidikan Memperkaya literatur ilmu REFERENSI keperawatan Advani N. (2006).Diagnosis dan dibidang kegawatdaruratan kardiovaskuler penunjang belajar penatalaksanaan mutakhir sebagai gagal jantung pada anak. proses Jakarta : Balai Penerbit dalam mengajar AHA. praktik gawat darurat. (2012). About heart failure.16 September, 2015. 3) Peneliti Lain Peneliti FKUI atau lain dapat http://www.heart.org/H pengetahuan EARTORG/Conditions/He tentang penanganan gagal artFailure/AboutHeartFailu jantung re/About-Heart-Failur menambah kongestif dan menjadikan hasil penelitian e_UCM_002044_Article.js ini untuk referensi atau p acuan peneliti lainya dengan Antonius, dkk. (2009).Pedoman metode yang berbeda yang Pelayanan berhubungan Dokter dengan penanganan gagal jantung kongestif. Medis.Ikatan Anak Indonesia. Farmakope IDAI Black, Joice M. & Hawks, Jane H. 4) Peneliti (2009). Medical surgical Hasil penelitian ini dapat nursing: menambah management for positive pengetahuan clinical peneliti tentang pengalaman outcomes perawat dalam penanganan Singapore: Elsevie gagal jantung kongestif, sehingga peneliti lebih (8th ed). Bohn, D. (2006).Inotropic agents in herat failure. Philadelphia : memahami tentang gagal jantung kongestif. Saunders Elsevier Budiyarti, Lina. (2013). Home Based Exercise Training Dalam Mengatasi Masalah Keperawatan Aktivitas Intoleransi Pada Rawat Ilmu Keperawatan. Surabaya. Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Ruang Hidayat. (2008). Psikologi dalam Kasron. (2012). Kelainan Penyakit Penyakit dan Jantung. Yogyakarta : Nusa Medika. Dalam Melati Atas RSUP Kristanty, Paula. (2002). Asuhan Persahabatan.Artikel Ilmiah.Depok.Fakultas Ilmu Keperawatan Keperawatan. Darurat. Jakarta : Trans Info Carpenito, L.J. (2000). Buku Saku Gawat Medika. Keperawatan. Marreli, T.M. (2008). Buku Saku Edisi 8, Alih Bahasa Ester Dokumentasi Keperawatan. M. Jakarta : EGC. Edisi 3. Jakarta : EGC. Diagnosa Dermawan. (2012). Keperawatan Mutaqqin, Arif. (2009). Asuhan Perencanaan Konsep dan Keperawatan Klien dengan Kerangka Gangguan Yogyakarta: Kerja. Gosyen Kardiovaskular.Jakarta Publishing. Haryanto. (2007). Konsep Dasar Sistem : Salemba Medika. Nursalam (2008). Proses Dan Keperawatan dan Pemetaan Dokumentasi Keperawatan Konsep. Jakarta : Salemba Konsep dan Praktik. Jakarta Medika. : Salemba Medika. Nurasalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Skripsi, Pedoman Tesis, Instrumen dan Penelitian Jakarta: Keperawatan. Salemba Medika. Lippincott Urden, Linda. (2000). Priorities in Critical University Care Nursing. School of Nursing. San Diego Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta : C.V. Andi Roni, Setiawan, & Fatimah, Sari. (2010). Penerjemah).Philadelphia: Fisiologi offset. Wilde, E. T. (2009). Do Emergency Kardiovaskular.Jakarta: Medical System Response EGC Time Matter for Health Sears. M. (2004). Using Terapeutic Communication to Connect with Patient, Madrid. Delmar Publisher Outcomes?. New York : Colombia University. Wolff. (2010). New graduate nurse practice Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda readiness: Perspectives on the context G. (2002). Brunner & shaping our understanding Suddarth’s of and textbook expectations. medical surgical nursing http://publish.uwo.ca/~hkl/i 8th ed. (Agung Waluyo et. mg/YNED%20New%20Gra al., duate%20Readiness%20An gela%20Wolff.pdf