PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM

advertisement
PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM
MENANGANIPASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
(CONGESTIVEHEART FAILURE) DIRUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI
Sri Ayu Setyaningsih1), Yeti Nurhayati2), Alfyana Nadya R3)
Mahasiswa Program Studi S1-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta
2)
Program Studi S1-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta
3)
Program Studi D3-Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta
1)
ABSTRAK
Pasien dengan gagal jantung kongestif memerlukan tindakan keperawatan
yang cepat dan tepat. Keterlambatan tindakan keperawatan pasien gagal jantung
kongestif dapat menyebabkan kematian.Penanganan dari perawat pada
penanganan pasien gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha
penyelamatan pasien.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengalaman perawat dalam penanganan gagal jantung kongestifdiInstalasi Gawat
DaruratRS Dr. Moewardi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis deskriptif. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive samplingdengan sample 4 Perawat IGD RS
Dr.Moewardi. Penelitian ini menggunakan tehnik indepth interview, dengan
menggunakan tujuh analisis modelColaizziyangmenghasilkan 11 tema yaitu
primary survey, secondary survey, dasar perumusan diagnosa, jenis diagnosa,
intervensi mandiri perawat, intervensi kolaborasi, implementasi mandiri perawat,
implementasi kolaborasi, tipe evaluasi, respon emosional perawat,dan prinsip
penanganan pasien.
Fokus pengkajian pada pasien gagal jantung kongestif yang dipersepsikan
partisipan yaitu pengkajian Airway, Breathing, danCirculation. Tindakan
keperawatan dalam kasus gagal jantung kongestif yaitu pemberian posisi semi
fowler. Pemberian obat diuretik dan analgetik sebagai tindakan kolaborasi. Tahap
evaluasi terdiri dari evaluasi obyektif dan subyektif. Respon emosional yang
timbul ialah empati, kasihan, rasa bersalah, rasa tanggung jawab, kepuasan diri.
Prinsip penanganan pasien gagal jantung kongestif yaitu cepat dan tepat.
Hasil penelitian ini diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan
ketrampilan perawat melalui pelatihan dan diharapkan pelayanan kepada pasien
gawat darurat meningkat.
Kata Kunci : Pengalaman, perawat, penanganan, gagal jantung kongestif
Emergency Installation Nurses’ Experience in Congestive Heart Failure
Management at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta
ABSTRACT
Congestive heart failure patients need a quick and accurate nursing
intervention. The delay of nursing intervention on the congestive heart failure
patients can cause death. The nurses’ prolonged emergency patient management
can lower the patient rescue efforts. The objective of this research is to investigate
the emergency installation nurses’ experience in the congestive heart failure
management at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta.
This research used the qualitative method with the phenomenological
descriptive approach. The samples of research were 4 nurses employed at the
Emergency Installation of Dr. Moewardi General Hospital and were taken by
using the purposive sampling. The data of research were collected through indepth interview and analyzed by using the Collaizi’s method which produced 11
themes namely: primary survey, secondary survey, basic formulation of
diagnosis, diagnosis, type of diagnosis, intervention ofself-nurses, collaborative
intervention, implementation of self-nurses, implementation of collaboration, type
of evaluation, nurses’emotional responsesand patient management principles.
This study focused on the congestive heart failure patients perceived by
participants was airway, breathing, and circulation. Nursing action in the case of
congestive heart failure was the administration of semi fowler position. The
diuretic and analgesic medicines were administered as acollaboration intervention.
Evaluation stages consisted of objective and subjective evaluations. The
emotional responses arising were empathy, pity, guilty, sense of responsibility,
self-satisfaction. The management principles of congestive heart failure patients
were quick and accurate.
Thus, the medical workers must improve the nursing skills through
training, and the services to the emergency patients are increased.
Keywords: Experience, nurses, management, congestive heart failure
akan meningkat pada orang
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
lanjut
Gagal jantung kongestif
adalah
usia
penurunan
(lansia)
fungsi
karena
ventrikel
ketidakmampuan
akibat penuaan. CHF ini dapat
jantung untuk memompa darah
menjadi kronik apabila disertai
ke
Resiko
dengan
Congestive Heart Failure (CHF)
seperti:
seluruh
tubuh.
penyakit-penyakit
hipertensi,
penyakit
katub jantung, kardiomiopati
penatalaksanaan
dan lain-lain. CHF juga dapat
perubahan diet, modifikasi gaya
menjadi
dan
hidup, dan pemantauan tindak
tiba-tiba
lanjut yang intensif. Pendidikan
kondisi
berkembang
akut
secara
cairan,
pada miokard infark (Kasron,
pasien
2012).
merupakan aspek penting untuk
Menurut World Health
Organization
(WHO,
dan
kepatuhan
hasil yang baik (Marreli, 2008).
Berdasarkan data yang
2004)
di
diperoleh dari Rumah Sakit Dr.
seluruh dunia pada tahun 2004
Moewardi pada tahun 2014,
adalah 5,7 Juta kasus. Asia
jumlah penderita gagal jantung
Tenggara merupakan wilayah
kongestif yang di rawat di
yang memiliki jumlah penderita
rumah sakit sebanyak 1081
CHF
orang
jumlah
penderita
merupakan
CHF
penyebab
dan
yang
paling umum hospitalisasi pada
adalah
orang yang berusia lebih dari 65
Rumah Sakit Dr. Moewardi
tahun. Bahkan di Indonesia,
adalah rumah sakit tipe A yang
penyakit
menjadi
menjadi rujukan bagi rumah
satu.
sakit lain di Surakarta dalam
ini
pembunuh
telah
nomor
185
meninggal
orang
Prevalensi penyakit jantung di
penanganan
Indonesia dari tahun ke tahun
darurat dimana pelayanan selalu
semakin
menjadi
meningkat.
Dengan
perkiraan 4,9 juta kasus, biaya
diberikan
perawatan
khususnya
pasien
yang
hal
kasus
(17,1%).
yang
pada
pada
gawat
utama
pasien
kasus
menderita penyakit ini $18
kardiovaskuler
miliar setahun, diperkirakan 50-
memerlukan penanganan cepat,
60% dari 875.000 hospitalisasi
tepat dan holistik. Jika tidak
setiap tahun dapat dihindari
ditangani dengan segera maka
dengan penatalaksanaan pasien
dapat mengancam jiwa pasien.
yang
lebih
baik.
Terapi
modalitas mencakup medikasi,
Pasien
kongestif
yang
gagal
jantung
membutuhkan
pelayanan yang komprehensif ,
bertahan
dengan
holistik dan paripurna. Perawat
sekarang
dan
merupakan orang pertama yang
kemungkinan ke depan, serta
berinteraksi dengan pasien dan
mempunyai
betanggungjawab
antara
untuk
pelaksanaan,
masalah
pengetahuan
dan
tindakan
(Wolff, 2010).
dengan
tetap
kemungkinan-
keseimbangan
mengidentifikasikan
memberikan
kenyataan
dan
berpikir
Ketepatan
memandang
dan
manusia secara holistik baik
kecepatan
pertolongan
fisik, psikologis, sosial dan
diberikan oleh perawat pada
spiritual. Dalam International
pasien yang datang ke IGD
Journal of Nursing menyatakan
memerlukan
bahwa
penggunaan
kata
sehingga
kesiapan
(readiness)
dalam
kompetensi
menjamin
Darurat
didefinisikan dengan pasti dan
yang
dikembangkan sebagai suatu
(Kristanty, 2002).
Terdapat
beberapa
yang
berbeda,
perspektif
suatu
penanganan di Instalasi Gawat
literatur keperawatan tidaklah
konsep.
yang
dengan
tepat
penanganan
oleh
Pengalaman
perawat.
yang
memadai mempengaruhi karena
mana
sektor klinik berperan dalam
kesiapan
memberi kesempatan atau tugas
(readiness)
tersebut.
kepada staff perawat dengan
Selanjutnya
mereka
hal-hal baru. Peraturan atau
tergantung
mereka
dari
sisi
memaknai
mengartikan kesiapan menjadi
protokol
empat tema pokok yaitu :
membuat kebijakan atau rumah
mempunyai kemampuan dasar
sakit memiliki tanggung jawab
umum dan kemampuan untuk
membuat
menangani hal-hal yang bersifat
dijalankan oleh setiap staff
khusus, memberikan perawatan
perawat
yang
tugasnya (Wolff.dkk, 2010).
mampu
aman
kepada
klien,
menghadapi
atau
yang
jelas
kebijakan
dalam
karena
untuk
menjalankan
b. Tujuan penelitian
Tujuan
breathingdan
penelitian
ini
circulation.Primary
adalah untuk mengeksplorasi
adalah
pengalaman
komprehensif
perawat
IGD
survey
kegiatan
yang
dan
dalam menangani pasien gagal
menghasilkan kumpulan data
jantung kongestif di Rumah
mengenai
Sakit Dr. Moewardi.
klien, kemampuan klien untuk
mengelola
perawatan
2. METODE PENELITIAN
kualitatif
kesehatan
kesehatan
terhadap
dan
dirinya
ini
sendiri, serta hasil konsultasi
pendekatan
medis (terapis) atau profesi
Penelitian
menggunakan
status
dengan
desain
kesehatan
lainnya
(Taylor
fenomenologis. Penelitian ini
Lillis dan LeMone, 1996 dalam
berlangsung dari tanggal 14-17
Nursalam, 2008).
Februari
2015.
pengumpulan
Teknik
data
yang
American
Heart
(2012)
Association
digunakan pada penelitian ini
menjelaskan
adalah wawancara mendalam
primary survey pada pasien
(indepth
gagal
data
interview).
yang
Analisis
digunakan
ialah
pengkajian
jantung
didapatkan
pada
konngestif
pengkajian
Airway yaitu Batuk persisten
analisis Collazi.
atau mengi ini disebabkan oleh
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
penumpukan cairan di paru
Penelitian ini menghasilkan 11
akibat aliran balik balik darah
tema yaitu:
ke paru-paru, Breathing yaitu
kesulitan bernafas atau sesak
1) Primary survey
penelitian
nafas saat melakukan kegiatan
menunjukkan bahwa primary
atau saat beristirahat dengan
survey yang dilakukan oleh
posisi
beberapa partisipan merupakan
disebabkan karena aliran balik
pengkajian
darah di vena pulmonalis ke
Hasil
airway,
supinasi.
Hal
ini
paru-paru karena jantung tidak
resusitasi
juga
mampu menyalurkannya. Hal
suatu pengkajian head to toe
ini menyebabkan bendungan
yang
darah di paru-paru, Circulation
(Krisanty, 2002).
lebih
melakukan
komprehensif
Pengkajian
yaitu Edema disebabkan oleh
secondary
aliran darah yang keluar dari
survey dilakukan pemeriksaan
jantung melambat, sehingga
EKG dengan hasil Hipertropi
darah yang kembali ke jantung
atrial
melalui
darah
penyimpangan aksis, iskemia,
tersebut
disritmia, takikardi, fibrilasi
cairan
atrial. Pada elektrokardiografi
pembuluh
terhambat.
Hal
mengakibatkan
atau
ventrikuler,
12 lead didapatkan gambaran
menumpuk di jaringan.
abnormal pada hampir seluruh
penderita
2) Secondary survey
dengan
gagal
penelitian
jantung, meskipun gambaran
menunjukkan bahwa secondary
normal dapat dijumpai pada
survey merupakan pengkajian
10% kasus. Gambaran yang
EKG.
EKG
sering didapatkan antara lain
dilakukan saat kita melakukan
gelombang Q, abnormalitas ST
pengkajian pasien CHF untuk
– T, hipertrofi ventrikel kiri,
mengetahui
bundle
Hasil
Pemeriksaan
adakah
irama
branch
block
dan
fibrilasi atrium. Bila gambaran
jantung yang tidak normal.
survey
EKG dan foto dada keduanya
lain
menunjukkan gambaran yang
dimana perawat gawat darurat
normal, kemungkinan gagal
dapat mengantisipasi termasuk
jantung
Secondary
merupakan
insersi
aktivitas
gastic
tube
untuk
sebagai
dispneu pada pasien sangat
dekompresi saluran pernafasan
kecil
untuk mencegah muntah dan
(Budiyarti, 2013).
aspirasi
laboratorium
dan
darah,
analisa
tim
penyebab
kemungkinannya
digunakan
penelitian
menyatakan
adanya
dasar
perumusan diagnosa, perawat
diagnosa
akan lebih jelas menentukan
merupakan hasil dari anamnesa
yang
Dengan
dasar
bahwa
perumusan
dasar
perumusan diagnosa pasien.
3) Dasar perumusan diagnosa
Hasil
untuk
dirumuskan
tindakan (Nursalam, 2011).
Dasar
pada
perumusan
permasalahan-permasalahan
diagnosa diambil dari hasil
yang tuimbul pada pasien.
pengkajian data subjektif dan
Selain itu salah satu partisipan
objektif
juga mengungkapkan bahwa
survey atau secondary survey
dasar
diagnosa
serta pemeriksaan penunjang
didapatkan menurut riwayat
hasil lab seperti AGD, EKG,
dahulu
dan rontgen (Budiyarti, 2013).
perumusan
pada
pasien
jantung
kongestif,
penyakit
dahulu
gagal
baik
dari
primary
riwayat
didapatkan
4) Jenis diagnosa
pada
Hasil penelitian yang
pasien tersebut.Pada penilitian
telah dilakukan menyatakan
ini
bahwa
atas
dasar
anamnesa
didapatkan
dasar
dalam
mendiagnosa
perumusan diagnosa dari data
pasien dengan gagal jantung
subyektif dan data obyektif.
kongestif memiliki berbagai
perumusan
jenis diagnosa salah satunya
diagnosa merupakan hasil dari
adalah pola nafas tidak efektif
pengkajian yang dilakukan saat
yang ditandai oleh frekuensi
wawancara
kepada
nafas
pengkajian
fisik,
Dasar
review
melebihi
batas
normal. Salah satu partisipan
atau
juga mengungkapkan bahwa
dan
hasil
nyeri dan kekurangan oksigen
serta
kolaborasi
dapat dijadikan jenis diagnosa
teman
sejawat,
keperawatan,
dengan
observasi,
yang
medic
rekam
diagnostik
pasien,
sehingga data yang diperoleh
pada
pasien
gagal
jantung
kongestif. Pada penelitian ini
didapatkan dua jenis diagnosa
jaringan tubuh. Gagal jantung
yaitu
dan
dapat berakibat suplai oksigen
Pada
ke sel tubuh menjadi berkurang
diagnosa
diagnosa
actual
prioritas.
diagnosa ketidakefektifan pola
sehingga
nafas
kekurangan
dapat
dimasukan
ke
sel
oksigen
paru
maka
tanda klinis yang dirasakan
dalam diagnosa prioritas.
Jenis
ketika
diagnosa
adalah sesak nafas dan jika
merupakan pernyataan yang
seluruh
menguraikan respon actual dan
kekurangan
potensial
terhadap
masalah
tubuh akan merasa lemas dan
kesehatan
yang
perawat
mudah lelah saat melakukan
mempunyai
izin
dan
berkompeten
untuk
mengatasinya
(Carpenito,
aktivitas.
pada
mengalami
oksigen
Prioritas
pasien
gagal
maka
masalah
jantung
adalah pola nafas tidak efektif (
Roni, dkk, 2010)
2000).
Keluhan
utama
pada
pasien dengan gagal jantung
5) Intervensi mandiri perawat
Hasil
kongestif adalah sesak nafas
dan
tubuh
kelemahan
beraktivitas.
Data
penelitian
saat
menyatakan bahwa intervensi
keluhan
mandiri perawat merupakan
utama tersebut menjadi sumber
keadaan
penentuan priortas diagnosa
menentukan rencana tindakan
yang
secara mandiri. Para partisipan
aktual
dan
menjadi
diamana
prioritas pertama yaitu pola
mengungkapan
nafas tidak efektif (Mutaqqin,
memberikan
2009).
pada
Gagal
merupakan
jantung
suatu
kegagalan
bahwa
posisi
nyaman
ialah
sebagai
mendiri
perawat
pasien
intervensi
partisipan
yang dapat dimasukan dalam
kerja jantung dalam memompa
intervensi
darah
khususnya pada pasien gagal
dan
menghantarkan
oksigen dan nutrisi kesuluruh
jantung kongestif.
keperawatan
Pemberian posisi high
Tindakan umum yang
dapat dilakukan oleh perawat
fowler
dalam
masalah
mengurangi kongesti pulmonal
gagal jantung kongestif yaitu
dan mengurangi sesak napas.
dengan tirah baring dan posisi
Kaki pasien sebisa mungkin
setengah duduk sehingga dapat
tetap
memberikan aruh balik yang
atau tidak dielevasi, meski kaki
lebih
pasien edema karena elevasi
menangani
rendah
jantung
pada
dan
posisi
memperbaiki
bertujuan
diposisikan
kaki
dapat
suplai oksigen dan nutrisi pada
venous
jantung itu sendiri (Antonius,
memperberat
dkk, 2009).
jantung
Intervensi posisi tirah
baring
serta
aktivitas
untuk
dependen
meningkatkan
return
yang
akan
beban
(Black
&
awal
Hawks,
2009).
pembatasan
dapat
mengrangi
6) Intervensi kolaborasi
Hasil
beban kerja jantung sehingga
penelitian
dapat membantu jantung untuk
menyatakan bahwa intervensi
tidak bekerja dengan berat dan
kolaborasi merupakan keadaan
suplai
dapat
dimana partisipan melakukan
sel,
kolaborasi obat dan kolaborasi
termasuk dalam sel jantung itu
oksigen. Hal ini dilakukan
sendiri (Mutaqqin, 2009).
untuk mengurangi sesak nafas
oksigen
dihantarkan
keseluruh
Menurut Smeltzer dan
yang dirasakan pada pasien
intervensi
gagal jantung kongestif. Selain
keperawatan pada pasien gagal
itu kolaborasi pemberian obat
jantung adalah meningkatkan
turut
istirahat
intervensi kolaborasi, beberapa
Bare
(2002)
pasien,
dilakukan
kecemasan,
obat
diberikan
memperbaiki perfusi jaringan
yaitu
obat
dan pemahaman perawatan diri
diuretik.
menghilangkan
serta tidak terjadi komplikasi.
pada
saat
diantaranya
analgetik
dan
Intervensi
kolaborasi
merupakan suatu proses di
jaringan
jantung
(Advani,
2006).
masalah
Penatalaksanaan pasien
yang merupakan awal tentang
gagal jantung dapat diterapkan
suatu
berdasarkan dari tujuan yang
dalam
pemecahan
apa
bagaiman
yang dilakukan,
dilakukan,
ingin
dicapai,
yaitu
:
yang
Penurunan kerja otot jantung
semua
dilakukan dengan pemberian
keperawatan
diuretik, vasodilator dan beta-
dilakukan,
siapa
melakukan
dari
tindakan
kapan
(Dermawan, 2012).
Intervensi
adrenergic
kolaborasi
antagonis
(beta
bloker). Diuretik merupakan
jantung
pilihan
dengan
menurunkan kerja otot jantung.
pemberian oksigen serta obat
Terapi ini diberikan untuk
fenorbarbital 2-3 mg/kg/dosis
memacu ekskresi natrium dan
tiap 8 jam selama 1-2 hari.
air melalui ginjal (Smeltzer &
Pengobatan tersebut diberikan
Bare, 2002). Diuretik yang
sebagai upaya sedasi dalam
biasanya dipakai adalah loop
mengurang kerja jantung untuk
diuretic,
mensuplai oksigen dan nutrisi
yang
kejaringan
untuk
reabsorbsi
proses
ascending loop henle. Hal
pada
pasien
kongestif
gagal
adalah
lain
melakukan
pertama
seperti
akan
untuk
furosemid,
menghambat
natrium
metabolisme. Keadaan sedasi
tersebut
dapat
menurunkan volume sirkulasi,
mendorong
untuk
tidak
jaringan
melakukan
diharapkan
di
menurunkan
dapat
preload,
dan
metabolisme secara aktif dan
meminimalkan
sering sehingga suplai oksigen
sistemik dan paru (Black &
dan nutrisi dapat diminimalkan
Hawks, 2009).
keseluruh jaringan tetapi dapat
dimaksimalkan
memenuhi
kebutuhan
untuk
pada
kongesti
7) Implementasi mandiri perawat
Hasil
penelitian
nyaman baring (semifowler/
high semifowler. Penurunan
curah
jantung
meliputi
menunjukkan
bahwa
implementasi
mandiri
memonitoring TTV terutama
merupakan tindakan mandiri
tekanan darah dan nadi, kaji
partisipan dalam memberikan
akral dan CRT, auskultasi nadi
dan mengatur posisi pasien
apikal, palpasi nadi perifer dan
senyaman
menganjurkan untuk istirahat
mungkin.
setengah
duduk
intervensi
yang
Posisi
merupakan
mandiri
perawat
dilakukan
dalam
(Budiyarti, 2013).
8) Implementasi kolaborasi
Hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
menanganani masalah gagal
jantung kongestif.
Implementasi
yang
implementasi
kolaborasi
dilakukan pertama kali untuk
merupakan kolaborasi dengan
menangani
dokter
masalah
gagal
pemberian
jantung kongestif yaitu dengan
furosemid
posisi setengah duduk sehingga
Pemberian analgetik juga perlu
dapat memposisikan jantung
untuk
terletak lebih rendah dari badan
Furosemid diberikan sebagai
sehingga kerja jantung lebih
upaya
ringan
sehingga
untuk
menyebarkan
untuk
obat
diuretik.
mengurangi
untuk
nyeri.
antihipertensi
menurunkan
kerja
nutrisi dan oksigen pada organ
jantung sedangkan analgesik
bawah dan arus balik yang kuat
digunakan
dari organ badan bagian atas
adanya
(Advani, 2006).
ditimbulkan dari rasa nyeri
Implementasi
untuk
rasa
mencegah
cemas
yang
yang dapat berakibat dalam
keperawatan untuk mengatasi
peningkatan frekuensi detak
diagnosa pola napas bertujuan
jantung.
supaya jalan napas klien paten
yaitu memberikan klien posisi
Implementasi kolaborasi
merupakan
tindakan
keperawatan
atas
dasar
pasien.
Menurut
teori
keperawatan
menyatakan bahwa evaluasi
atau dengan tim kesehatan
merupakan proses pembuatan
lainnya
keputusan
kerjasama
tim
sperti
dokter.
yang
Contohnya dalam pemberian
perawat
obat oral, obat injeksi, infus,
apakah tujuan sudah tercapai
keter urine dan lain-lain. Serta
atau
respon
rencana baru.
klienb
setelah
pemberian
untuk
dilakukan
menetapkan
mempertimbangkan
Hasil
merupakan
penelitian
tanggung jawab dan menjadi
menunjukkan
perhatian perawat (Haryanto,
evaluasi merupakan observasi
2007).
ulang
miokard,
perkembangan. Tipe evaluasi
kontraktilitas
merupakan kriteria pencapaian
untuk
preload
atau
volume diastolik akhir, dan
yang
diharapkan
pada pasien (Urden, 2000).
Tipe evaluasi terdapat
afterload atau tahanan yang
dua
dialami saat ejeksi ventrikel
obyektif
(Bohn, 2006).
subyektif.
jenis
yaitu
ini
dalam
Brammer
tindakan
mereka
yaitu
(1996)
menyimpulkan
mengetahui
perkembangan
yang
Mc.Donald
menyatakan
tindakan
untuk
obyektif.
dan
meminta
sign
telah
evaluasi
mengobservasi ulang dengan
vital
dari
dilaksanakan adalah pengertian
dari
melakukan
tujuan
yang
partisipan menyatakan bahwa
evaluasi
evaluasi
Mengevaluasi
interaksi
penelitian
evaluasi
dan
pencapaian
9) Tipe evaluasi
dan
merupakan kegiatan penting
vasodilator untuk mengurangi
Dalam
dan
untuk
diuretik
mengurangi
pasien
mengkaji vital sign apakah ada
inotropik
meningkatkan
kepada
tipe
jantung
Pengobatan
meliputi
bahwa
bahwa
klien
telah
tentang
untuk
apa
didiskusikan
Respon
merupakan sesuatu yang sangat
emosional
seseorang
yang
Pengertian evaluasi subyektif
dipengaruhi
berbagai
merupakan
seperti
berguna
pada
tahap
ini.
menanyakan
perasaan
klien
setelah
muncul
faktor
organbiologis,
psikoedukatif
dan
berinteraksi dengan perawat
sosiokultural. Respon emosi
(Sears, 2004).
bergerak
dari
responsive
sampai
Tipe
evaluasi
adalah
emosional
depresi.
langkah terakhir dalam proses
Perasaan yang muncul pada
pembuatan keputusan. Perawat
partisipan. Respon emosional
mengumpulkan, menyortir dan
pada
menganalisa
data
untuk
sebagai keadaan yang ada pada
menetapkan
apakah
tujuan
individu atau organisme pada
rencana
suatu waktu. Dengan kata lain,
memerlukan modifikasi atau
respon emosional disifatkan
alternatif
sebagai
sudah
tercapai,
baru
dipertimbangkan
yang
harus
(Hidayat,
umumnya
disifatkan
suatu
keadaan
kejiwaan pada organisme atau
individu sebagai akibat adanya
2008).
peristiwa atau persepsi yang
dialami
10) Respon emosional perawat
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa respon
oleh
organisme
tertentu (Walgito, 2003).
Di
sini
respon
emosional yang rasa empati
emosional
yaitu rasa iba kepada pasien
dengan
gagal jantung kongestif jika
yang diartikan sebagai persepsi
tidak cepat ditolong. Faktor
terhadap produk atau jasa yang
yang
respon
telah memenuhi harapannya.
adalah
Kepuasan merupakan model
mempengaruhi
emosional
kepuasan
empati,kasihan, rasa bersalah,
kesenjangan
rasa
(standar
tanggung
kepuasan diri.
jawab
dan
berhubungan
seharusnya)
partisipan
antara
harapan
kinerja
yang
dengan
kinerja
aktual yang diterima pelanggan
cepat dan tepat, kerja yang
(Nursalam,2011).
terus-menerus, jumlah pasien
yang
mobilitas
11) Prinsip penanganan pasien.
Hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
prinsip
penanganan
pasien
didasari
pada
kemampuan
repatif
para
dan
tinggi.
dan
Kecepatan
kualitas
merupakan
dalam
banyak
penolong
prinsip
melakukan
utama
tindakan.
(Krisanty, 2002).
Partisipan
Salah
menjelaskan bahwa kemapuan
keberhasilan
masing-masing
partisipan
medik penderita gawat darurat
adalah modal utama dalam
adalah kecepatan memberikan
penanganan
pertolongan
partisipan.
pasien.
satu
indikator
penanggulangan
yang
mamadai
Kemampuan partisipan yaitu
kapada penderita gawat darurat
kecepatan dan ketepatan dalam
baik pada keadaan rutin sehari-
melakukan
pada
hari atau sewaktu bencana.
pasien gagal jantung kongestif
Keberhasilan waktu tanggap
karena
penanganan
atau
gagal
jantung
tindakan
pasien
respone
time
sangat
kongestif
tergantung kepada kecepatan
dilakukan secara cepat dan
yang tersedia serta kualitas
tepat
pemberian pertolongan untuk
untuk
menyelamatkan
menyelamatkan
pasien.
Prinsip
penanganan
pasien
meupakan
nyawa
atau
mencegah cacat sejak di tempat
kejadian,
dalam
memprioritaskan kondisi yang
hingga
memerlukan tindakan segera,
sakit (Wilde, 2009).
perjalanan
pertolongan
rumah
terkadang tindakan yang dapat
dilakukan
besama
dengan
pengkajian. Pada prinsipnya
perawat
gawat
membutuhkan
darurat
penanganan
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1) Mendeskripsikan
pengalaman perawat dalam
melakukan pengkajian pada
pasien
gagal
jantung
3) Mengidentifikasi
pengalaman perawat dalam
kongestif.
menentukan intervensi pada
Berdasarkan analisa yang
pasien
telah
kongestif.
dilakukan
penelitian
dalam
didapatkan
2
gagal
Berdasarkan analisa yang
tema yaitu primary survey
telah
dan secondary survey. Pada
penelitian
tahap
tema
primary
survey
jantung
dilakukan
dalam
didapatkan
yaitu
2
intervensi
meliputi pengkajian Airway,
mandiri
Breathing,
intevensi kolaborasi. Dalam
Sedangkan
Circulation.
pada
tahap
perawat
dan
intevensi mandiri perawat
secondary survey meliputi
terdapat
rencana
pengkajian EKG.
keperawatan mandiri yaitu
rencana
2) Mendeskripsikan
memberi
posisi
pengalaman perawat dalam
yang nyaman. Sedangkan
merumuskan diagnosa pada
pada intervensi kolaborasi
pasien
terdapat rencana pemberian
gagal
jantung
obat dan oksigen.
kongestif.
Berdasarkan analisa yang
telah
dilakukan
penelitian
dalam
didapatkan
2
4) Mengidentifikasi
pengalaman perawat dalam
melakukan
implementasi
tema yaitu dasar perumusan
keperawatan pada pasien
diagnosa dan jenis diagnosa.
gagal jantung kongestif.
Pada perumusan diagnosa
Berdasarkan analisa yang
meliputi data subyektif dan
telah
data obyektif. Sedangkan
penelitian
pada jenis diagnosa terdiri
tema
atas
mandiri
diagnosa aktual dan
prioritas.
dilakukan
dalam
didapatkan
yaitu
implementasi
perawat
implementasi
2
dan
kolaborasi.
Pada implementasi mandiri
perawat terdapat tindakan
penanganan pasien. Pada
memberikan posisi nyaman
respon emosional terdapat
(setengah
rasa empati, rasa kasihan,
duduk)
pasien
pada
gagal
kongestif,
jantung
dan
pada
rasa
bersalah,
bertanggung
rasa
jawab
dan
kolaborasi
kepuasan diri. Dan pada
terdapat tindakan pemberian
prinsip penanganan pasien
obat diuretik dan analgetik
terdiri dari cepat dan tepat.
implementasi
pada pasien gagal jantung
b. Saran
1) Rumah Sakit Dr. Moewardi
kongestif.
Surakarta
5) Mengidentifikasi
pengalaman perawat dalam
Hasil
melakukan
evaluasi
diharapkan dapat menjadi
keperawatan pada pasien
bahan masukan bagi Rumah
gagal jantung kongestif.
Sakit
Berdasarkan analisa yang
Surakarta
telah
menentukan
dilakukan
dalam
penelitian
Dr.
ini
Moewardi
untuk
langkah
–
penelitian di dapatkan 1
langkah dalam peningkatan
tema yaitu tipe evaluasi.
pengetahuan
Dalam tipe evaluasi terdapat
kompetensi
evaluasi
penanganan gagal jantung
obyektif
dan
emosi
perawat
menejemen
kasus
tentang
kongestif sehingga pihak
evaluasi subyektif.
6) Mengidentifikasi
dan
dampak
managemen Rumah Sakit
dalam
diharapkan
meningkatkan
gagal
ketrampilan perawat melalui
jantung kongestif.
pelatihan dalam penanganan
Berdasarkan analisa yang
gagal jantung kongestif dan
telah
diharapkan
dilakukan
dalam
pelayanan
penelitian di dapatkan 2
kepada pasien gawat darurat
tema
meningkat.
emosional
yaitu
dan
respon
prinsip
2) Institusi Pendidikan
Memperkaya literatur ilmu
REFERENSI
keperawatan
Advani N. (2006).Diagnosis dan
dibidang
kegawatdaruratan
kardiovaskuler
penunjang
belajar
penatalaksanaan mutakhir
sebagai
gagal jantung pada anak.
proses
Jakarta : Balai Penerbit
dalam
mengajar
AHA.
praktik gawat darurat.
(2012).
About
heart
failure.16 September, 2015.
3) Peneliti Lain
Peneliti
FKUI
atau
lain
dapat
http://www.heart.org/H
pengetahuan
EARTORG/Conditions/He
tentang penanganan gagal
artFailure/AboutHeartFailu
jantung
re/About-Heart-Failur
menambah
kongestif
dan
menjadikan hasil penelitian
e_UCM_002044_Article.js
ini untuk referensi atau
p
acuan peneliti lainya dengan
Antonius,
dkk.
(2009).Pedoman
metode yang berbeda yang
Pelayanan
berhubungan
Dokter
dengan
penanganan gagal jantung
kongestif.
Medis.Ikatan
Anak
Indonesia.
Farmakope IDAI
Black, Joice M. & Hawks, Jane H.
4) Peneliti
(2009). Medical surgical
Hasil penelitian ini dapat
nursing:
menambah
management for positive
pengetahuan
clinical
peneliti tentang pengalaman
outcomes
perawat dalam penanganan
Singapore: Elsevie
gagal jantung kongestif,
sehingga
peneliti
lebih
(8th
ed).
Bohn, D. (2006).Inotropic agents in
herat failure. Philadelphia :
memahami tentang gagal
jantung kongestif.
Saunders Elsevier
Budiyarti, Lina. (2013). Home Based
Exercise Training Dalam
Mengatasi
Masalah
Keperawatan
Aktivitas
Intoleransi
Pada
Rawat
Ilmu
Keperawatan.
Surabaya.
Pasien
Gagal Jantung Kongestif Di
Ruang
Hidayat. (2008). Psikologi dalam
Kasron.
(2012).
Kelainan
Penyakit
Penyakit
dan
Jantung.
Yogyakarta : Nusa Medika.
Dalam Melati Atas RSUP
Kristanty, Paula. (2002). Asuhan
Persahabatan.Artikel
Ilmiah.Depok.Fakultas Ilmu
Keperawatan
Keperawatan.
Darurat. Jakarta : Trans Info
Carpenito, L.J. (2000). Buku Saku
Gawat
Medika.
Keperawatan.
Marreli, T.M. (2008). Buku Saku
Edisi 8, Alih Bahasa Ester
Dokumentasi Keperawatan.
M. Jakarta : EGC.
Edisi 3. Jakarta : EGC.
Diagnosa
Dermawan.
(2012).
Keperawatan
Mutaqqin,
Arif.
(2009).
Asuhan
Perencanaan Konsep dan
Keperawatan Klien dengan
Kerangka
Gangguan
Yogyakarta:
Kerja.
Gosyen
Kardiovaskular.Jakarta
Publishing.
Haryanto. (2007). Konsep Dasar
Sistem
:
Salemba Medika.
Nursalam
(2008).
Proses
Dan
Keperawatan dan Pemetaan
Dokumentasi Keperawatan
Konsep. Jakarta : Salemba
Konsep dan Praktik. Jakarta
Medika.
: Salemba Medika.
Nurasalam.
(2011).
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan
Skripsi,
Pedoman
Tesis,
Instrumen
dan
Penelitian
Jakarta:
Keperawatan.
Salemba Medika.
Lippincott
Urden, Linda. (2000). Priorities in
Critical
University
Care
Nursing.
School
of
Nursing. San Diego
Walgito, Bimo. (2003). Psikologi
Sosial. Jakarta : C.V. Andi
Roni, Setiawan, & Fatimah, Sari.
(2010).
Penerjemah).Philadelphia:
Fisiologi
offset.
Wilde, E. T. (2009). Do Emergency
Kardiovaskular.Jakarta:
Medical System Response
EGC
Time Matter for Health
Sears. M. (2004). Using Terapeutic
Communication to Connect
with
Patient,
Madrid.
Delmar Publisher
Outcomes?. New York :
Colombia University.
Wolff. (2010). New graduate nurse
practice
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda
readiness:
Perspectives on the context
G. (2002). Brunner
&
shaping our understanding
Suddarth’s
of
and
textbook
expectations.
medical surgical nursing
http://publish.uwo.ca/~hkl/i
8th ed. (Agung Waluyo et.
mg/YNED%20New%20Gra
al.,
duate%20Readiness%20An
gela%20Wolff.pdf
Download