ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS V SDN No.6/IX SUNGAI DUREN Oleh: FITRIANI NIM AID 109 126 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 1| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS V SDN No.6/IX SUNGAI DUREN Fitriani, Drs. Budi Purnomo,M.Hum, M.Pd dan Drs.Yantoro, S.Pd Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Firianti2014.“ Meningkatkan Motivasi belajar IPS IPS Melalui Penggunaan Buku Cerita Bergambar Siswa Kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren” Skripsi Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi.Pembimbing (I) Drs.Budi Purnomo,M.hum.M.Pd dan Pembimbing (II) Dr.Yantoro,M.Pd . Kata kunci: Motivasi belajar IPS , Penggunaan buku cerita bergambar. Penelitian ini berlatar belakang ditemukan rendahnya motivasi belajar IPS disebabkan cara mengajar seorang guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan penggunaan buku cerita bergambar dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa dalam membaca puisi di SDN NO.6/IX Sungai Duren. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refkelsi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Setiap siklus terdapat perbedaan materi dan tindakan yang disesuaikan dengan program pembelajaran, hasil observasi dan evaluasi, dimana pada siklus III merupakan revisi dari siklus II dan siklus II merupakan revisi dari siklus I. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan ketuntasan secara klasikal dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang dengan presentase 39,13 % dengn rata-rata 5,91 dan meningkat menjadi 60,86 % dengan siswa yang tuntas sebanyak 19 orang dari 28 siswa dengan rata-rata kelas 8,26 pada siklus II. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas adalah 20 orang dari 28 siswa dengan presentase 86,95 % dan memperoleh nilai rata-rata 9,30. Dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar pada tiap siklus, Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan analisa maka membuktikan bahwa penggunaan buku cerita bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPS di kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren. PENDAHULUAN Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan 2| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Bila menengok pembelajaran yang telah dilakukan guru pada pembelajaran, guru hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yakni ceramah dan drilling tanpa adanya media yang digunakan dalam pembelajaran. Akibat dari itu banyak anak yang kurang paham terhadap materi yang telah disampaikan guru, sehingga pada akhirnya anak mendapatkan rata-rata nilai yang kurang dari KKM yang telah ditentukan. Motivasi menurut Clegg (2001: 2) merupakan “suatu istilah yang artinya dapat berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang anda melihatnya”. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak membutuhkan sarana atau fasilitas untuk menunjang kegiatan belajarnya. Sarana atau fasilitas tersebut berupa buku-buku pelajaran, perlengkapan sekolah, seragam dan bimbingan belajar. Kondisi pembelajaran IPS saat ini masih banyak diwarnai dengan menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Metode ceramah itu lebih menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan ilmu saja kepada siswanya (teacher centre), sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia saja. Ditambah lagi guru sering menugaskan siswa untuk menghapal atau menulis (mencatat) semua materi dalam pembelajaran IPS. Pada akhirnya sering kali kita mendengar bahwa pelajaran IPS itu sangat membosankan, jenuh bahkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak antusias dalam proses pembelajaran tersebut, yang berdampak tidak berhasilnya siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan strategi, metode dan teknik belajar serta kurang variatifnya guru dalam menggunakan metode-metode pembelajaran tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu usaha untuk berani melakukan penilaian terhadap semua komponen pendidikan yang ada, selanjutnya mengadakan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan, terutama yang menyangkut masalah pemberdayaan komponen-komponen tersebut secara maksimal. Untuk itu, agar siswa tertarik pada mata pelajaran IPS serta mampu mengaplikasikannya. Diperlukan suatu metode pembelajaran IPS yang berbeda dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, yakni yang lebih interaktif, tidak monoton, memberikan keleluasaan berfikir pada siswa serta siswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajarnya. Agar proses pembelajaran bagi siswa menjadi bermakna. Pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre). Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi saja, tetapi sebagai fasilitator, motivator 3| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi dan pembimbing yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola fikirnya dan kemampuan dasarnya. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang yang memiliki motivasi kecenderunagan untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat.akan tetapi,kuat dan lemahnya motivasi seseorang berbeda,hal itu dipengaruhi oleh faktor cita-cita atau aspirasi,kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekolah, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membeelajarkan siswa. Dari hasil pengamatan penulis pada pelajaran IPS di SDN 6/IX Sungai Duren dengan materi peristiwa sebelum proklamasi menunjukkan bahwa sebagian siswa yang berhasil dan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami pelajaran IPS dengan materi peristiwa sebelum proklamasi, hal ini disebabkan cara mengajar seorang guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada pelajaran IPS . Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa bosan, bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar. Dengan rendahnya hasil belajar siswa pada saat mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, hanya sebagian siswa yang mengerjakan dan sebagian lagi cenderung menunggu hasil pekerjaan teman temannya, ini suatu bukti bahwa hasil belajar IPS khususnya materi peristiwa sebelum proklamasi sangat rendah, disebabkan siswa kurang termotivasi terhadap pelajaran IPS yang mengakibatkan materi sulit dikuasai. Dalam hal ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS khususnya pada materi peristiwa sebelum proklamasi diwujudkan dengan menggunakan media buku cerita bergambar, hal ini betujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa agar senang dengan pelajaran IPS kemudian menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS dengan hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah “Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Melalui Penggunaan Buku Cerita Bergambar Siswa Kelas V SDN 6/IX Sungai Duren “ KAJIAN TERORI Motivasi Belajar Kata “motiv” diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motiv dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktvitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi inter (kesiap siagaan) berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut MC.Donald dalam Sardiman (2009:73), Motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Macam-Macam Motivasi 4| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi Motivasi-motivasi untuk belajar yang muncul dari dalam diri seseorang terdapat berbagai macam hal. Apabila dilhat dari beberapa sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada di dalam diri individu ke dalam beberapa golongan. Menurut Sartain yang dikutip oleh Purwanto (2006:62) membagi motif-motif tersebut menjadi dua golongan, yaitu: “(1) physiological drive, (2) social motives. physiological drive adalah sebuah dorongan yang bersifat fisiologis seperti lapar, haus, seks dan sebagainya. Sedangkan social motives adalah dorongan-dorongan yang hubunganya dengan manusia dengan manusia yang lain dalam masyarakat,seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika) dan sebagainya”. Jadi kedua golongan motif tersebut saling berhubungan dengan yang lain. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar Pentingnya motivasi untuk belajar dalam pencapaian tujuan yang diharapkan oleh siswa, maka motivasi merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Motivasi ini harus dimulai dari diri siswa itu sendiri. Motivasi dalam diri siswa merupakan hal yang paling penting, karena apabila siswa tersebut tidak mempunyai kesadaran dalam belajar mak motivasi itu tidak akan tumbuh, walaupun faktor dari luar diri siswa sudah mendukung. Maka dari itu harus terdapat upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar. Menurut Sardiman (2009:92-95) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar adalah: 1) Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik. 2) Hadiah, namun dengan pemberian hadiah tidak semua senang, karena hadiah tersebut tidak akan menarik bagi siswa yang tidak berbakat dalam suatu pekerjaan. 3) Persaingan/kompetisi, dengan persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. 4) Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merassakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. 5) Memberi ulangan, hal ini dilesaikan tugas sebabkan para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahuai akan ada ulangan. 6) Memberitahukan hasil, hal ini aka mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan. 7) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif. 8) Hukuman, dengan pemberian hukuman yang tepat dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 9) Hasrat belajar, dengan adanya hasrat belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri, maka hasil belajar akan lebih baik. 10) Minat, minat adalah motivasi pokok yang timbul karena kebutuhan. 11) Tujuan yang diakui, dengan memahami tujuan yang akan dicapai, maka akan mempermudah untuk menimbulkan gairah belajar siswa. Ciri-Ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2009:83) Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap 5| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi tindakan manusia karena adanya unsure pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori ini adalah Freud. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki indicator sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,tidak berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantas korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral, & sebagainya. d. Lebih senang belajar mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari & memecahkan masalah soal-soal. Hakikat Ilmu Pengetauan Sosial Menurut Sapriya (2009:43) khusus IPS Sekolah Dasar (SD), materi pelajaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu “materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik atau pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan sejarah nasional”. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan rasa nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar para siswa memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan pendidikan di sekolah “mengarah semua komponen seperti metode mengajar, media, materi, alat evaluasi, dan sebagainya dipilih sesuai dengan tujuan pendidikan”(Purwanto ,2009:47). Menurut Sapriya (2009:19) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan “nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah”. Menurut Soemantri (Sapriya, 2009:11) Pendidikan IPS (PIPS) adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagosis/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Gagasan tentang PIPS ini membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disipliner. Untuk Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 yang dikatakan oleh Hamid Hasan (Raharjo, 2008:14), merupakan “fusi dari berbagai disiplin ilmu”. Menurut Martorella (Raharjo, 2008:14) “pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep”. Dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah 6| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi dimilikinya. Dengan demikian Pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya. Raharjo (2008:15) mengemukakan bahwa tujuan dari Ilmu Pendidikan Sosial adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan Ekonomi yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap seseorang yang sesuai dengan realitas kehidupan lingkungannya serta membentuk manusia yang memiliki rasa nasionalisme. Buku Cerita Bergambar Gambar merupakan “salah satu media pembelajaran yang cukup populer sudah lama digunakan dalam proses pembelajaran”(Susilana (2009:192) mengemukakan bahwa pemilihan gambar haruslah tepat, menarik dan dapat merangsang siswa untuk belajar. Media gambar yang menarik, akan menarik perhatian siswa dan menjadikan siswa memberikan respon awal terhadap proses pembelajaran. Gambar menurut Arsyhar (2011:57) merupakan “media grafis yang paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan yang menggambarkan orang, tempat dan benda dalam berbagai variasi”. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran akan diingat lebih lama oleh siswa karena bentuknya yang konkrit dan tidak bersifat abstrak. Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang dikenal khalayak luas. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Igak Wardhani (2007:1.4), bahwa penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD 6/IX Sungai Duren. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang jumlah siswanya 20 orang, 8 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Siswa kelas V berumur rata-rata antara 9 tahun sampai 11 tahun. Siswa kelas V SD 6/IX Sungai Duren memiliki kecerdasan menengah dengan nilai rata-rata kelas adalah 60 untuk pelajaran IPS pada waktu ulangan harian. Siswa kelas V berasal dari keluarga prasejahtera, dengan mata pencaharian sebagai buruh tani. Subyek Penelitian 7| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi Penelitian ini dilaksanakan di SD 6/IX Sungai Duren. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang jumlah siswanya 20 orang, 8 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Siswa kelas V berumur rata-rata antara 9 tahun sampai 11 tahun. Siswa kelas V SD 6/IX Sungai Duren memiliki kecerdasan menengah dengan nilai rata-rata kelas adalah 60 untuk pelajaran IPS pada waktu ulangan harian. Siswa kelas V berasal dari keluarga prasejahtera, dengan mata pencaharian sebagai buruh tani. Prosedur penelitian Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Analisis Data Analisa data dilakukan sejak awal pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Analisa dilakukan langsung terhadap kondisi nyata yang terjadi pada proses pembelajaran dan hasil evaluasi setiap siklus yang dilakukan. Penilaian pada data lembar evaluasi penilaian setiap kelompok sesuaikan dengan indikator. Penilaian pada data lembar observasi siswa dianalisa dengan cara penilaian setiap siswa diberikan penilaian sesuai dengan indikator, yang dikonversikan dalam pedoman sebagai berikut : 1= Kurang (40%-60%).2=cukup (60%-75%), 3=baik (60%-75%), 4= Sangat baik (85 % -100%). Selanjutnya persentase kelompok, atau nilai rata-rata penulis berpedoman rumus Sudjana (2009:109): Nilai rata-rata kelas : ̅Σ= ƩX × 100 % N Keterangan : ̅Σ = Nilai rata-rata (Mean) ƩX = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek. Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan kinerja dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut : 1. Penguasaan konsep IPS siswa dikatakan meningkat jika kualifikasinya berkategori baik atau dengan nilai paling rendah 65. 2. Prestasi siswa dikatakan berhasil jika skor siswa lebih dari KKM yang telah ditentukan yaitu 65. 3. Motivasi belajar siswa dikatakan positif jika 85% siswa hasil belajarnya meningkat dengan buku cerita bergambar. Dengan nilai rata-rata keaktifan siswa yang diperoleh sudah berkategori cukup. PEMBAHASAN Berdasarkan latar belakang yang ditemukan rendahnya motivasi belajar siswa materi peristiwa sebelum proklamasi disebabkan oleh cara mengajar seorang guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada 8| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi pelajaran IPS . Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa bosan, bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar. Untuk memperbaiki kondisi tersebut penulis mencoba menggunakan buku cerita bergambar dalam pembelajaran peristiwa sebelum proklamasi agar lebih menarik dan diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa yang akhirnya bermuara kepada peningkatan motivasi belajar siswa. Motivasi menurut Aunurrahman (2009:115) merupakan “suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tuhuan)”. Dalam kegiatan belajar, peran guru sangat penting didalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi terkait dengan kebutuhan, maka tugas guru adalah menyakinkan para siswa agar tujuan belajar yang ingin diwujudkan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap siswa. Setelah melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi peristiwa sebelum proklamasi dengan menggunakan buku cerita bergambar di SDN No.6/IX Sungai Duren tahun pelajaran 2013/2014. Dapat dilihat keberhasilan penggunaan buku cerita bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meninjau kembali hasil observasi dan evaluasi serta refleksi tindakan pada setiap siklus, dan berpedoman pada data akhir terhadap motivasi belajar siswa serta memperhatikan pendapat dan pandangan para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan buku cerita bergambar dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih berminat, termotivasi dan lebih percaya diri dalam bertanya dan berpendapat yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan buku cerita bergambar, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap materi peristiwa sebelum proklamasi pada siswa kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren. 1. Terdapat peningkatan motivasi belajar siswa mencapai 86,95% yang termasuk kategori tinggi karena hampir seluruh siswa mendapat nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 65. 2. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu meningkat motivasi belajar siswa pada materi peristiwa sebelum proklamasi dengan menggunakan buku cerita bergambar, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 9 orang dengan ketuntasan 50% dengan rata-rata kelas 39,13 dan meningkat 60,86% dengan siswa yang tuntas pada siklus ke II. Pada siklus III, Jumlah siswa yang tuntas 20 orang yang dengan persentase ketuntasan 86,95% dan memperoleh rata-rata kelas 9,30. 3. Berdasarkan hasil observasi siswa selama pembelajaran dari ketiga siklus dapat di simpulkan bahwa penggunaan buku cerita bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren khususnya pada pembelajaran IPS dengan materi peristiwa sebelum proklamasi. Saran 9| FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru jangan bersifat yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada pelajaran IPS . Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa bosan, bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar. 2. Guru sebaiknya aktif dan kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran untuk mendukung proses belajar mengajar IPS agar lebih menarik, tidak membosankan serta dapat memotivasi siswa. 3. Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak instansi pendidikan lainnya, yang diharapkan dapat memfasilitasi dalam mengembangkan proses pembelajaran IPS dengan cara berusaha menyediakan sarana pembelajaran, seperti pelatihan pembuatan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta. Ardiyanto, Tommy, 2007.Perencanaan Buku Cerita Bergambar Sejarah Goa Selonangleng Kediri. Surabaya:UKP. Asyar Rayandra,2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers (GP). Bodas, Hidueng, 2008. Si Kabayan Ngala Tutut. http://bujanggamanik. wordpress.com/(diakses 12/1/14). Clegg, Brian, 2001. Instant Motivation. Jakarta:Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Penelitian Tindaan Kelas, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hakim, Lukmanul,2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung.CV WACANA PRIMA. Hamalik, Oemar 2006. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar baru Algensindo. Munthe, Bermawi, 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani. Musfiroh T, 2005. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navila. Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:BPFE Noorhanni, 2012. Anya Dan Peri Biru Persembahan Anak Negeri. http;//forum. kompas.com/movies/38706-anya-dan-peri-biru-persembahan-anak-negeri.html (diakses, 12/1/14). Pribadi, Benny, 2009, Model Desain Sistim Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. 10 | FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Resmini, N., Djuanda, D. dan Indihadi, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indones ia. Bandung: UPI PRESS Raharjo, Etin Solihatin. 2008. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman, AM, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta:PT Raja Gravindo Persada. Soemarno. Hs, dkk. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Suciati, Dr.2003. Belajar dan Pembelajaran. Modul 3. Motivasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Universitas Terbuka. Sumiati, 2009, Metode Pembelajaran. Bandung:CV WACANA PRIMA. Septiani, Kartika,2008.Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II Negeri I Gading Rejo.STKIP Muhamadiyah Pringsewu Lampung. Susilana, Rudi, 2009, Media Pembelajaran. Bandung:CV WACANA PRIMA. Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana,Nana.2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : SB Susilaningsih, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta:PT Galaxy Puspa Meg Wardhani IGAK dkk. 2007. Penelitian Dan Motivasi Belajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Wahyudin,2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : CV IPA ABONG. 11 | FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi