1 | FITRIANI: FKIP S-1 PGSD Universitas Jambi ARTIKEL ILMIAH

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN
BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS V SDN
No.6/IX SUNGAI DUREN
Oleh:
FITRIANI
NIM AID 109 126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
1|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN
BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS V SDN No.6/IX
SUNGAI DUREN
Fitriani, Drs. Budi Purnomo,M.Hum, M.Pd dan Drs.Yantoro, S.Pd
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Jambi
ABSTRAK
Firianti2014.“ Meningkatkan Motivasi belajar IPS IPS Melalui Penggunaan Buku Cerita
Bergambar Siswa Kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren” Skripsi Program
Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP
Universitas Jambi.Pembimbing (I) Drs.Budi Purnomo,M.hum.M.Pd
dan Pembimbing (II) Dr.Yantoro,M.Pd
.
Kata kunci: Motivasi belajar IPS , Penggunaan buku cerita bergambar.
Penelitian ini berlatar belakang ditemukan rendahnya motivasi belajar IPS
disebabkan cara mengajar seorang guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi
dengan siswa, strategi pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi dalam
pembelajaran IPS.
Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran dan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan penggunaan buku cerita bergambar dalam meningkatkan motivasi
belajar IPS siswa dalam membaca puisi di SDN NO.6/IX Sungai Duren.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus.
Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refkelsi. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Setiap siklus terdapat perbedaan
materi dan tindakan yang disesuaikan dengan program pembelajaran, hasil observasi dan
evaluasi, dimana pada siklus III merupakan revisi dari siklus II dan siklus II merupakan
revisi dari siklus I.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan ketuntasan secara
klasikal dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang dengan presentase
39,13 % dengn rata-rata 5,91 dan meningkat menjadi 60,86 % dengan siswa yang tuntas
sebanyak 19 orang dari 28 siswa dengan rata-rata kelas 8,26 pada siklus II. Pada siklus III
jumlah siswa yang tuntas adalah 20 orang dari 28 siswa dengan presentase 86,95 % dan
memperoleh nilai rata-rata 9,30.
Dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar pada
tiap siklus, Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan analisa maka membuktikan
bahwa penggunaan buku cerita bergambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
khususnya pada pembelajaran IPS di kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang
cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan
2|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap
pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas
muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa
pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan
diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar,
tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika (permasalahan)
klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk
dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan
tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Bila menengok pembelajaran yang telah dilakukan guru pada pembelajaran,
guru hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yakni ceramah dan
drilling tanpa adanya media yang digunakan dalam pembelajaran. Akibat dari itu
banyak anak yang kurang paham terhadap materi yang telah disampaikan guru,
sehingga pada akhirnya anak mendapatkan rata-rata nilai yang kurang dari KKM
yang telah ditentukan. Motivasi menurut Clegg (2001: 2) merupakan “suatu istilah
yang artinya dapat berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang anda melihatnya”.
Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak membutuhkan sarana atau fasilitas untuk
menunjang kegiatan belajarnya. Sarana atau fasilitas tersebut berupa buku-buku
pelajaran, perlengkapan sekolah, seragam dan bimbingan belajar.
Kondisi pembelajaran IPS saat ini masih banyak diwarnai dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Metode ceramah
itu lebih menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan
ilmu saja kepada siswanya (teacher centre), sedangkan siswa hanya sebagai
pendengar setia saja. Ditambah lagi guru sering menugaskan siswa untuk menghapal
atau menulis (mencatat) semua materi dalam pembelajaran IPS. Pada akhirnya sering
kali kita mendengar bahwa pelajaran IPS itu sangat membosankan, jenuh bahkan
siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak antusias
dalam proses pembelajaran tersebut, yang berdampak tidak berhasilnya siswa dalam
pembelajaran IPS. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan strategi, metode dan teknik
belajar serta kurang variatifnya guru dalam menggunakan metode-metode
pembelajaran tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu usaha untuk berani
melakukan penilaian terhadap semua komponen pendidikan yang ada, selanjutnya
mengadakan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan, terutama yang
menyangkut masalah pemberdayaan komponen-komponen tersebut secara maksimal.
Untuk itu, agar siswa tertarik pada mata pelajaran IPS serta mampu
mengaplikasikannya. Diperlukan suatu metode pembelajaran IPS yang berbeda dalam
kegiatan proses belajar mengajarnya, yakni yang lebih interaktif, tidak monoton,
memberikan keleluasaan berfikir pada siswa serta siswa ikut terlibat langsung dalam
proses belajar mengajarnya. Agar proses pembelajaran bagi siswa menjadi bermakna.
Pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar
mengajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre). Guru tidak
hanya berperan sebagai penyampai informasi saja, tetapi sebagai fasilitator, motivator
3|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
dan pembimbing yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pola fikirnya dan kemampuan dasarnya.
Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar
dan hasil belajar seseorang yang memiliki motivasi kecenderunagan untuk
mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.semakin tinggi motivasi yang dimiliki
siswa akan mendorong siswa siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya
menjadi semakin meningkat.akan tetapi,kuat dan lemahnya motivasi seseorang
berbeda,hal itu dipengaruhi oleh faktor cita-cita atau aspirasi,kemampuan belajar,
kondisi siswa, kondisi lingkungan sekolah, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
upaya guru dalam membeelajarkan siswa.
Dari hasil pengamatan penulis pada pelajaran IPS di SDN 6/IX Sungai Duren dengan
materi peristiwa sebelum proklamasi menunjukkan bahwa sebagian siswa yang
berhasil dan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami pelajaran IPS
dengan materi peristiwa sebelum proklamasi, hal ini disebabkan cara mengajar
seorang guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi
pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada
pelajaran IPS . Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa
bosan, bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar.
Dengan rendahnya hasil belajar siswa pada saat mengerjakan soal latihan
yang diberikan oleh guru, hanya sebagian siswa yang mengerjakan dan sebagian
lagi cenderung menunggu hasil pekerjaan teman temannya, ini suatu bukti bahwa
hasil belajar IPS khususnya materi peristiwa sebelum proklamasi sangat rendah,
disebabkan siswa kurang termotivasi terhadap pelajaran IPS yang mengakibatkan
materi sulit dikuasai.
Dalam hal ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS
khususnya pada materi peristiwa sebelum proklamasi diwujudkan dengan
menggunakan media buku cerita bergambar, hal ini betujuan untuk meningkatkan
keaktifan siswa agar senang dengan pelajaran IPS kemudian menumbuhkan motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran IPS dengan hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
“Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Melalui Penggunaan Buku Cerita Bergambar
Siswa Kelas V SDN 6/IX Sungai Duren “
KAJIAN TERORI
Motivasi Belajar
Kata “motiv” diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motiv dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktvitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi inter (kesiap siagaan) berawal
dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Menurut MC.Donald dalam Sardiman (2009:73), Motivasi adalah “perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan”.
Macam-Macam Motivasi
4|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
Motivasi-motivasi untuk belajar yang muncul dari dalam diri seseorang
terdapat berbagai macam hal. Apabila dilhat dari beberapa sudut pandang, para ahli
psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada di dalam diri individu
ke dalam beberapa golongan. Menurut Sartain yang dikutip oleh Purwanto (2006:62)
membagi motif-motif tersebut menjadi dua golongan, yaitu: “(1) physiological drive,
(2) social motives. physiological drive adalah sebuah dorongan yang bersifat
fisiologis seperti lapar, haus, seks dan sebagainya. Sedangkan social motives adalah
dorongan-dorongan yang hubunganya dengan manusia dengan manusia yang lain
dalam masyarakat,seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika)
dan sebagainya”. Jadi kedua golongan motif tersebut saling berhubungan dengan
yang lain.
Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar
Pentingnya motivasi untuk belajar dalam pencapaian tujuan yang diharapkan
oleh siswa, maka motivasi merupakan hal yang utama yang harus dimiliki oleh setiap
siswa. Motivasi ini harus dimulai dari diri siswa itu sendiri. Motivasi dalam diri siswa
merupakan hal yang paling penting, karena apabila siswa tersebut tidak mempunyai
kesadaran dalam belajar mak motivasi itu tidak akan tumbuh, walaupun faktor dari
luar diri siswa sudah mendukung. Maka dari itu harus terdapat upaya untuk
menumbuhkan motivasi belajar.
Menurut Sardiman (2009:92-95) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang
dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar adalah:
1)
Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan
tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
2) Hadiah, namun dengan pemberian hadiah tidak semua senang, karena
hadiah tersebut tidak akan menarik bagi siswa yang tidak berbakat dalam
suatu pekerjaan.
3) Persaingan/kompetisi, dengan persaingan individual maupun kelompok
dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4) Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merassakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
5) Memberi ulangan, hal ini dilesaikan tugas sebabkan para siswa akan
menjadi giat belajar kalau mengetahuai akan ada ulangan.
6) Memberitahukan hasil, hal ini aka mendorong siswa untuk lebih giat belajar
terutama kalau terjadi kemajuan.
7) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.
8) Hukuman, dengan pemberian hukuman yang tepat dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar.
9) Hasrat belajar, dengan adanya hasrat belajar yang tumbuh dari dalam diri
siswa itu sendiri, maka hasil belajar akan lebih baik.
10) Minat, minat adalah motivasi pokok yang timbul karena kebutuhan.
11) Tujuan yang diakui, dengan memahami tujuan yang akan dicapai, maka
akan mempermudah untuk menimbulkan gairah belajar siswa.
Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2009:83) Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih
ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap
5|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
tindakan manusia karena adanya unsure pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari
teori ini adalah Freud. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan
teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki indicator sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama,tidak berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantas korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral,
& sebagainya.
d. Lebih senang belajar mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari & memecahkan masalah soal-soal.
Hakikat Ilmu Pengetauan Sosial
Menurut Sapriya (2009:43) khusus IPS Sekolah Dasar (SD), materi pelajaran
dibagi menjadi dua bagian, yaitu “materi sejarah dan materi pengetahuan sosial.
Materi pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik
atau pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan
sejarah nasional”. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan
keterampilan dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan
rasa nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar para siswa
memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan pendidikan di sekolah
“mengarah semua komponen seperti metode mengajar, media, materi, alat evaluasi,
dan sebagainya dipilih sesuai dengan tujuan pendidikan”(Purwanto ,2009:47).
Menurut Sapriya (2009:19) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
“nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah”. Menurut Soemantri
(Sapriya, 2009:11) Pendidikan IPS (PIPS) adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagosis/psikologis untuk tujuan
pendidikan”. Gagasan tentang PIPS ini membawa implikasi bahwa PIPS memiliki
kekhasan dibandingkan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni
kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan
cross-disipliner.
Untuk Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 yang dikatakan oleh Hamid
Hasan (Raharjo, 2008:14), merupakan “fusi dari berbagai disiplin ilmu”. Menurut
Martorella (Raharjo, 2008:14) “pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada
aspek pendidikan daripada transfer konsep”. Dalam pembelajaran IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah
6|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
dimilikinya. Dengan demikian Pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek
kependidikannya.
Raharjo (2008:15) mengemukakan bahwa tujuan dari Ilmu Pendidikan
Sosial adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan
Ekonomi yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap seseorang
yang sesuai dengan realitas kehidupan lingkungannya serta membentuk manusia yang
memiliki rasa nasionalisme.
Buku Cerita Bergambar
Gambar merupakan “salah satu media pembelajaran yang cukup populer
sudah lama digunakan dalam proses pembelajaran”(Susilana (2009:192)
mengemukakan bahwa pemilihan gambar haruslah tepat, menarik dan dapat
merangsang siswa untuk belajar. Media gambar yang menarik, akan menarik
perhatian siswa dan menjadikan siswa memberikan respon awal terhadap proses
pembelajaran. Gambar menurut Arsyhar (2011:57) merupakan “media grafis yang
paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan yang menggambarkan
orang, tempat dan benda dalam berbagai variasi”. Media gambar yang digunakan
dalam pembelajaran akan diingat lebih lama oleh siswa karena bentuknya yang
konkrit dan tidak bersifat abstrak. Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi
universal yang dikenal khalayak luas.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Igak Wardhani
(2007:1.4), bahwa penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat”.
Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD 6/IX Sungai Duren. Subjek penelitian
adalah siswa kelas V yang jumlah siswanya 20 orang, 8 orang siswa perempuan dan
12 orang siswa laki-laki. Siswa kelas V berumur rata-rata antara 9 tahun sampai 11
tahun. Siswa kelas V SD 6/IX Sungai Duren memiliki kecerdasan menengah dengan
nilai rata-rata kelas adalah 60 untuk pelajaran IPS pada waktu ulangan harian. Siswa
kelas V berasal dari keluarga prasejahtera, dengan mata pencaharian sebagai buruh
tani.
Subyek Penelitian
7|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
Penelitian ini dilaksanakan di SD 6/IX Sungai Duren. Subjek penelitian
adalah siswa kelas V yang jumlah siswanya 20 orang, 8 orang siswa perempuan dan
12 orang siswa laki-laki. Siswa kelas V berumur rata-rata antara 9 tahun sampai 11
tahun. Siswa kelas V SD 6/IX Sungai Duren memiliki kecerdasan menengah dengan
nilai rata-rata kelas adalah 60 untuk pelajaran IPS pada waktu ulangan harian. Siswa
kelas V berasal dari keluarga prasejahtera, dengan mata pencaharian sebagai buruh
tani.
Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari beberapa siklus dan setiap siklus empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Analisis Data
Analisa data dilakukan sejak awal pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Analisa dilakukan langsung terhadap kondisi nyata yang terjadi pada proses
pembelajaran dan hasil evaluasi setiap siklus yang dilakukan. Penilaian pada data
lembar evaluasi penilaian setiap kelompok sesuaikan dengan indikator. Penilaian
pada data lembar observasi siswa dianalisa dengan cara penilaian setiap siswa
diberikan penilaian sesuai dengan indikator, yang dikonversikan dalam pedoman
sebagai berikut : 1= Kurang (40%-60%).2=cukup (60%-75%), 3=baik (60%-75%),
4= Sangat baik (85 % -100%). Selanjutnya persentase kelompok, atau nilai rata-rata
penulis berpedoman rumus Sudjana (2009:109):
Nilai rata-rata kelas : ̅Σ= ƩX × 100 %
N
Keterangan :
̅Σ = Nilai rata-rata (Mean)
ƩX = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subjek.
Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan kinerja dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1. Penguasaan konsep IPS siswa dikatakan meningkat jika kualifikasinya
berkategori baik atau dengan nilai paling rendah 65.
2. Prestasi siswa dikatakan berhasil jika skor siswa lebih dari KKM yang telah
ditentukan yaitu 65.
3.
Motivasi belajar siswa dikatakan positif jika 85% siswa hasil belajarnya
meningkat dengan buku cerita bergambar. Dengan nilai rata-rata keaktifan siswa
yang diperoleh sudah berkategori cukup.
PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan rendahnya motivasi belajar
siswa materi peristiwa sebelum proklamasi disebabkan oleh cara mengajar seorang
guru yang terlalu formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi
pembelajaran yang menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada
8|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
pelajaran IPS . Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa
bosan, bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut penulis mencoba menggunakan buku
cerita bergambar dalam pembelajaran peristiwa sebelum proklamasi agar lebih
menarik dan diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa yang akhirnya bermuara
kepada peningkatan motivasi belajar siswa.
Motivasi menurut Aunurrahman (2009:115) merupakan “suatu perubahan
energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan
dan reaksi untuk mencapai tuhuan)”. Dalam kegiatan belajar, peran guru sangat
penting didalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi
terkait dengan kebutuhan, maka tugas guru adalah menyakinkan para siswa agar
tujuan belajar yang ingin diwujudkan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap siswa.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa pada materi peristiwa sebelum proklamasi dengan menggunakan buku
cerita bergambar di SDN No.6/IX Sungai Duren tahun pelajaran 2013/2014. Dapat
dilihat keberhasilan penggunaan buku cerita bergambar untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dengan meninjau kembali hasil observasi dan evaluasi serta refleksi tindakan
pada setiap siklus, dan berpedoman pada data akhir terhadap motivasi belajar siswa
serta memperhatikan pendapat dan pandangan para ahli, maka peneliti menyimpulkan
bahwa dengan menggunakan buku cerita bergambar dapat melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, siswa lebih berminat, termotivasi dan lebih percaya diri dalam
bertanya dan berpendapat yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
buku cerita bergambar, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap materi
peristiwa sebelum proklamasi pada siswa kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren.
1. Terdapat peningkatan motivasi belajar siswa mencapai 86,95% yang termasuk
kategori tinggi karena hampir seluruh siswa mendapat nilai rata-rata lebih dari
atau sama dengan 65.
2. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu meningkat motivasi belajar
siswa pada materi peristiwa sebelum proklamasi dengan menggunakan buku
cerita bergambar, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 9 orang dengan
ketuntasan 50% dengan rata-rata kelas 39,13 dan meningkat 60,86% dengan
siswa yang tuntas pada siklus ke II. Pada siklus III, Jumlah siswa yang tuntas 20
orang yang dengan persentase ketuntasan 86,95% dan memperoleh rata-rata
kelas 9,30.
3. Berdasarkan hasil observasi siswa selama pembelajaran dari ketiga siklus dapat
di simpulkan bahwa penggunaan buku cerita bergambar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas V SDN No.6/IX Sungai Duren khususnya pada
pembelajaran IPS dengan materi peristiwa sebelum proklamasi.
Saran
9|
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru jangan bersifat yang terlalu
formal (serius), kurang komunikasi dengan siswa, strategi pembelajaran yang
menoton serta kurangnya guru memotivasi siswa khususnya pada pelajaran IPS
. Sehingga siswa sukar menangkap penjelasan guru, siswa merasa bosan,
bingung, dan kurang reaksi dalam proses belajar mengajar.
2. Guru sebaiknya aktif dan kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran untuk
mendukung proses belajar mengajar IPS agar lebih menarik, tidak
membosankan serta dapat memotivasi siswa.
3. Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak instansi pendidikan
lainnya, yang diharapkan dapat memfasilitasi dalam mengembangkan proses
pembelajaran IPS dengan cara berusaha menyediakan sarana pembelajaran,
seperti pelatihan pembuatan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta.
Ardiyanto, Tommy, 2007.Perencanaan Buku Cerita Bergambar Sejarah Goa
Selonangleng Kediri. Surabaya:UKP.
Asyar Rayandra,2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Pers (GP).
Bodas, Hidueng, 2008. Si Kabayan Ngala Tutut. http://bujanggamanik.
wordpress.com/(diakses 12/1/14).
Clegg, Brian, 2001. Instant Motivation. Jakarta:Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Penelitian Tindaan Kelas, Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud. Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Hakim, Lukmanul,2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung.CV WACANA
PRIMA.
Hamalik, Oemar 2006. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar baru
Algensindo.
Munthe, Bermawi, 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta:PT Pustaka Insan
Madani.
Musfiroh T, 2005. Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navila.
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta:BPFE
Noorhanni, 2012. Anya Dan Peri Biru Persembahan Anak Negeri. http;//forum.
kompas.com/movies/38706-anya-dan-peri-biru-persembahan-anak-negeri.html
(diakses, 12/1/14).
Pribadi, Benny, 2009, Model Desain Sistim Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
10 |
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Resmini, N., Djuanda, D. dan Indihadi, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indones ia. Bandung: UPI PRESS
Raharjo, Etin Solihatin. 2008. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, AM, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta:PT Raja Gravindo
Persada.
Soemarno. Hs, dkk. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta :
Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Suciati, Dr.2003. Belajar dan Pembelajaran. Modul 3. Motivasi dalam Pembelajaran.
Jakarta: Pusat Universitas Terbuka.
Sumiati, 2009, Metode Pembelajaran. Bandung:CV WACANA PRIMA.
Septiani, Kartika,2008.Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi
Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II Negeri I Gading
Rejo.STKIP Muhamadiyah Pringsewu Lampung.
Susilana, Rudi, 2009, Media Pembelajaran. Bandung:CV WACANA PRIMA.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjana,Nana.2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : SB
Susilaningsih, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Jakarta:PT Galaxy Puspa
Meg
Wardhani IGAK dkk. 2007. Penelitian Dan Motivasi Belajar. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada.
Wahyudin,2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : CV IPA
ABONG.
11 |
FITRIANI: FKIP S-1 PGSD
Universitas Jambi
Download