Risalah Pel1emllan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi IsOIOp dan Radiasi, 2(XJ1 PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) IRADIASI UNTUKPAKAN TAMBAHANIKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Jenny M. U. dan Adria P..M. PuslitbangTeknologiIsotopclanRadiasi,BATAN ABSTRAK PEMANFAATAN LlMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) IRADIASI UNTUK PAKAN TAMBAHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahanbobot ikan nila gift setelahdiberi pakanpelet kelapasawit iradiasi. Peletkelapa sawit iradiasi dibuat dari limbah kelapa sawit (sludge)denganmenambahkan bahan-bahan antaralain dedak,tepung ikan, tepung kedelai,tepungtapioka,vitamindankemudiandiiradiasidengandosis4 kGy untuk mendekontaminasi mikroba patogendan mikroba kontaminanlaimiya. Untuk uji pakallterdiri alas 4 perlakuan,yaitu perlakuan A ikan jantan diberi pakan pelet sludge kelapa sawit irndiasi dan pelet komersial(2: I), perlakuan C, ikan retina diberi pakansarnadenganperlakuanA, perlakuanB ikan jantandiberipakanpelet komersial,perlakuan D ikan retina diberi pakan sarnadenganperlakuanB. Pemberianpakan dilakukan2 x seharisebanyak 3% dari bobot ikan. Setiapperlakuanditempatkanpada masing-masingkolam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa robot ikan jantan pada perlakuanA dan B adalah 195,37g dan 175,12g, bobot ikan betina pada perlakuan C dan D adalah 170,28g dan 160,15g. Perlakuankombinasi pelet sludge irradiasi dan pelet komersil(2: I) ternyatalebih eflSienuntukpakanikan. Kata kunci: pakanikan, iradiasi,kelapasawit ABSTRACT IRRADIATED PALM OIL WASTE (SLUDGE) AS FEED SUPPLEMENT FOR NILA GIFT FISH (Oreochromif niloticus). The objective of the experimentwas to study the fish weight development after being fed with irradiatedpalm oil wastepellet. hTadiatedPalm oil wastepellet was producedfrom palm oil waste (sludge)with someadditionalmaterials,i.e. rice bran,fish powder,soybeanpowder,tapiokapowder. The mixture was then irradiated with a dose of 4 kGy to decontaminatepathogenmicrobe and other contaminantmicrobes,the experimenthavebeencarriedout in 4 treatments.TreatmentA was male fish which was being fed with irradiatedsludgepalm oil wastepellet and commercialpelletizedfeed (2:1), treatmentC was female with the samefeedas A, treatmentB was male fish feed with commercialpelletized,treatmentD was female fish with the samefeed as B. Eachtreatmentwas placed in a pond. The feed witil tile amoWltof 3% of total body weight was given to the fishes2 times perday.The resultsof this experimentshowedtilat tile male fish weight receivengtreatmentA and B were 195.37g and 175.12g, tile female fish weight at treatmentsC and D were 170.28g and 160.15g, respectively.Dataobtainedfrom this experimentshowedthat tile treatmentof irradiatedsludgepalm oil wastepelletand commercialpelletized (2:1)were more efficient as fish feedingcomparedto commercialpellets. Key words: fish feed, irradiation,crudepalm oil PENDAHULUAN Indonesia merupakannegara pertanian,dimana basil limbahnya masih belum dimanfaatkandengan maksimal. Salah satu limbah yang cukup besar potensinya yang sampai saat ini belum diketahui keguDaalUlya ialah limbah kelapa sawit (KUME, 1991). Limbah ini paling banyak terdapatdalambentuktandan kosong(emptyfruit bunch),serabutsisaperasan(palm press fiber) dan residu minyak kotor (sludge) (LOEBIS, 1997). Sludge kelapa sawit merupakan limbah industri minyak kelapa sawit yang terdapat dalam bentuk lumpur. Beberapabasil analisis (JENNY dkk., 1997) menunjukkan sludge kelapa sawit mengandungbahan organik (85%), protein (5-18%), lemak (0,3%) dan mineral Iainnya, sebagian besar terdapatdalam bentuk koloid YaIlghalus « 45 mesh). Dengan bantuan teknologi pengolahanlimbah sludge dapatdigunakan untuk membuatpakan ternak. Selain itu limbah tersebut dapat digunakan untuk pupuk tanaman, media biakan jamur, daD juga dapat membantuusahapengendalianpencemarnnlingkun (TOBING dkk., 1983). BerdasarkanbasilpenelitianJENNY. dkk (1998 limbah sludge kelapa sawit dapat berrnanfaatapabi dikelola dengan teknologi yang baik, sehingga dapa dijadikan suplemen tambahan pakan ikan. pembuatannya, yaitu sludge kelapa sawit ditamb denganbeberapabahan pakan lainnya seperti de tepungikan,tepungkedelai,tapioka dan vitamin dibua pelet MIl diiradiasi dengan dosis 4 kGy un membunuhbakteripatogen.Untuk mencapaibasilyan maksimal selain pakan ikan juga cara pemelillar ikan sangatberpengarulllnisalnya untuk pemelillar ikan nila giftlebih ekonomisdigunakanmetodetung kelarnin,yaitu metodepembesaran ikan nila gift den hanyamerlggunakanikan jantan atau retina saja dal satu kolam (RUKMANA, 1997). Penelitian . bertujuan untuk mengetahuipenambahanbobot . nila gift yang dipelihara dengan metode tun kelarnin setelah diberi pakan tambahan pelet kela sawitiradiasi. 38!$ Risa/ahPertemuan//miahPene/iliandanPengembangan Aplikasi/salopdanRadiaSl; 2tXJI BAHAN DAN TATA KERJA Bahan. Residu kotor minyak sawit (sludge) berasal daTi PT PerkebunallVIII Lampung. Ballanbahan pembuat pelet antara lain dedak, tepung ikan, tepungkedelai,tepung tapioka,daDvitamin yang dibeli dari toko makananikan di KebayoranLama. Ikan yang digunakan ialah ikan Diia gift (Oreochromisniloticus) denganberat awal 60 g yang dibeli dari Balai Benih Ikan Air Tawar Ciganjur, Pasar Minggu. Pengamatan. Percobaanini dilakukan selama 24 nlinggu, penimbangandan pengukuranberat badan ikan dilakukansetiap8 minggusekali. Pertumbuhan Mutlak Ikan. Pertambahan berat yang merupakan salah satu petunjuk adanya pertumbuhandinyatakan sebagaipertumbuhanmutlak. Pertumbuhan mutlak = Wt-WO Dirnana Wt = berat akhir ikan (g) WO = berat awal ikan (g) Pembuatan Pelet Sludge Kelapa Sawit Iradiasi. Limbah sludge kelapa sawit dikeringkan denganpanas sinar mataharisampaikadar air sekitar 30 %, kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bahan-ballaDantara lain dedak, tepung ikan, tepung tapioka, vitamin, dan tepung kedelajdengankomposisi tertentukemudian diaduk sampaihomogendaD dibuat pelet kemudian diiradiasi dengandosis 4 kGy untuk mendekontaminasi mikroba patogen dan mikroba kontaminan laillllya (HARSOJO dkk.,1993; JENNY dkk., 1997). Pemberian Pakan Pada Di.an. Dua macam pakan yang akan dicobakan pacta 4 kolam percobaan yaitu : Pakan I : campuran pelet kelapa sawit irndiasi dengan pelet komersial perbandingan (2: 1) diberikan pacta perlakuan A yang terdiri dari ikan jantan saja daD perlakuan C ikan retina saja, kemudian pakan II : pelet komersial yang diberikan pacta perlakuan B yang terdiri dari ikan jantan saja dan perlakuan D ikan betina saja. Pelet komersial yang digunakan adalah buatan Sintha, pelet diberikan pacta ikan per hc1ri sebanyak 3% dari bobot total ikan, dua kali sehari, pagi daD sore hari (RUKMANA, 1997). Setiap perlakuan pemeliharaan ikan dilakukan atau ditempatkan di dalam kolam dengan ulangan sebanyak 6 kali, dalam rnncangan acak kelompok. Pemupukan Kolam. Pemupukan dilakukan 11anyasekali dengan urea sebelwn ikan dilepas di kolam dengan ketinggian air setengall tinggi kolam. Setelah 3 minggu kolam dialiri air kembali sampai penull. Pengukuran pH daft Suhu kolam. Nilai pH air kolam diukur denganmenggwlakankertas pH buatan Merck dengan kisaran 0-14. Sedang suhu air kolam diukur dengantennometer(HARSOJO,1995). BASIL DAN PEMBAHASAN Kenaikan bobot ikan selaIna 24 minggu dapat dilil1at pacta Tabel I. Pacta label tersebut terlihat bahwa kenaikan robot ikan dengan bermacarn-macam pakan berkisar antara 160,15 dan 195,37 g. Bobot ikan yang paling kecil setelah dipeliharn 24 minggu terdapat pada ikan yang mendapat pakan komersial pada perlakuan D yang berisi ikan betina saja yaitu 160,15 g, robot ikan yang paling besar adalah ikan pada perlakuan A yang terdiri dari ikan jantan saja yang mendapat pakan terdiri dari pelet kelapa sawit iradiasi : pelet komersial (2: 1), sebesar 195,37 g kemudian diikuti oleh ikan yang terdapat pada perlakuan B yang terdiri dari ikan jantan yang diberi pakan pelet komersial dan perlakuan C yang terdiri dari ikan betina yang mendapat pakan terdiri dari pelet kelapa sawit iradiasi: pelet komersial (2:1). Hal ini mungkin disebabkan pelet yang terdiri dari sludge kelapa sawit iradiasi daD pelet komersial mengandung protein lengkap dimana terdapat protein yang berasal dari nabati dan hewani sehingga menyebabkan pertumbuhan yang baik pada ikan. Menurut HASTING yang dikutip oleh SUHENDA (1982), kandungan energi suatu ransum hams seimbang dengan kandungan protein. Pada perlakuan C, ikan betina yang diberi pakan sarna dengan perlakuan A temyata robot ikalUlya lebih rendah dari pada ikan jantan ha1 ini disebabkan pada pemeliharaan ikan nila gift dikenal sistem monosex (tunggal kelamin), yaitu pemeliharaan ikan nila sejenis misalnya jantan saja atau retina saja dalarn satukolarn. Maka lebih ekonomis jika di dalarn kolarn hanya ditebar benih ikan nila berkelamin jantan. Menurut JANGKARU yang dikutip KORDI (1997), ikan nila retina pertumbuhannya lebih laInbat dibandingkan dengan ikan nila jantan. Tabel Kenaikkanbobotikan (g) selarna24 minggu 386 Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan l\OIikasi lsotop dan Radiasi, ZOOt Tabel 2 menunjukkan pertumbuhan mutlak ikan Dila gift selama 24 minggu. Pactaminggu ke 8 sampai ke 24 terjadi peDingkatan pertumbuhan ikan nila gift secara nyata. Data pacta Tabel 2 tersebut terlihat setelah minggu ke 8 telah terjadi pertambahan bobot ikan dengan perbedaan yang jelas di antara pakan lainnya. Hal iDi menunjukkan bahwa ikan telah beradaptasi dengan pakan yang diberikan dan enzim-enzim dalalll saluran pencernaan ikan telah mengadakan penyesuaian dengan pakan tersebut (MUJIMAN, 1991). Hal ini secara jelas dapat dilihat pacta Gambar I. Pakan yang terdiri dari pelet kelapa sawit iradiasi dan peter komersial mecupakan pakan cukup baik dan relatif akan lebih murah harganya dibandingkan dengan peter komersial. Pacta budidaya ikan Dila gift selain pakall sangat penting diperhatikan cara pemeliharaan sistem jantan tunggai, dimana ikan jantan yang diberi pakan yang terdiri dari pelet kelapa sawit iradiasi dan pelet komersial (2: I) maupun pelet komersial saja hasilnya bobot ikan jantan akan lebih berat dibandingkan dengan bobot ikan betina, meskipun diberi pakan yang sama. Hal ini disebabkan karena ikan Dila gift jantan tumbull lebih cepat dibandingkan dengan ikan Dila gift betina, karena energi yang didapat ikan Dila gift jantan dipakai untuk pertumbuhan badannya, sedangkan energi yang didapat ikan Dila gift retina lebih besar tersalur untuk perkawinan dibandingkan untuk pertumbuball. Oleh sebab itu untuk pemeliharaan ikan Dila gift sangat ekonornis apabila selain pakan ikan, juga lIaruS diperhatikan metode pemeliharaannya dengan cara budidaya sistimjantan tunggal (KORDI, 1997). Pengamatan Kualitas Air. Kolam percobaan menunjukkan bahwa air kolam mempunyai pH sekitar 6, dan subu 27 C. Menurut SURIATNA (1982), kondisi tersebut cocok bagi pertumbuban ikan. Subu optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 14 daD32 C. dibandingkan dengan pelet komersial yang diberikan pacta ikan jantan maupun ikan retina (perlakuan B daD D). UCAPAN TERIMAKASffl PenulismengucapkanterimakasihkepadaBapak Ir. Blessmiyanda,MSI (Balai Benih Ikan Air Tawar Ciganjur, Pasar Minggu), yang telah meminjamkan kolam ikan untuk melakukan percobaan ini. Juga kepada Saudara Radi Harsono, Ibu Sri Utami dan BapakOdedari BidangPertanianP3TIR BAT AN, yang telall membantupelaksanaansehingga penelitian ini dapatberjalanlancar. DAFTAR PUSTAKA HARSOJO, ANDINI, L.S., dan SUWIRMA S., "Pengaruh sludge iradiasi sebagai pakan ikan herbivor nila merah", Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian, Pertemakan daD Biologi (Risalah PertemuanIlmiah Jakarta, 1992),BATAN, Jakarta(1993)463. 2. JENNY, M.U., E. SUWAJI, L. ANDINI, "Pengamatankandunganmikroba dan analisis kimia residu minyak sawit (sludge) iradiasi", Aplikasi lsatop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian, Pertemakan dan Biologi (Risalah Pertemuan Ilmiah Jakarta, 1996), BAT AN, Jakarta(1997). KESIMPULAN 3. JENNY, M.U., HARSOJO dan Andini, L.S. "Pemanfaatan sludge kelapa sawit iradiasi sebagai pakaIl taInbahan Wltuk ikan gurami (Osphronemus gouramy)", Seminar Nasional TahWlanIV PERSADA BOGOR, IPB Bogor, 1998). Hasil penelitian menunjukkanbahwapemberian pakan dengan komposisi pelet kelapa sawit iradiasi : peletkomersial = 2: I padaperlakuanA yang terdiri dari ikan jantan memberikan basil yang terbaik 4. KUME, T., Application of radiation to Agroresources,Proceedingsof the Workshopson the Utilization of Electron Beams, JAERI, Nov. 1991. 387 Risalah Peltemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi.2001 5. KORDI K, M.G.H., Budidaya ikaIl nila di tambak sistem monosex kultur, Penerbit Dahara Prize Semarang,cetakanke 1 (1997). 6. LOEBIS, B., Balian buangan pabrik pengolahan kelapa sawit. Bull. BPP Medan, 8 (2), 1997, 55-61. 7. MUJIMAN, A., Makanan Ikan. Penerbit Swadaya, 9. SUI-IENDA, N., Penentuanbesamya kebutuhan protein untuk pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio L)., Buletin Penelitian PerikananDaratThn. 3 no. 2 (1982). 10.TOBING, P.L., LOEBIS, B., TAMBUNAN, J., Pengendalianair limbah pabrik kelapa sawit secara biologi. Buletin Balai Penelitian PerkebunanMedan, Vol. 14(2),1983,59-69. Jakarta(1991). 8. RAHMAT RUKMANA, Ikan nila budidaya daD prospekagribisnis,PenerbitKanisius,cetakanke 8 (1997). DISKUSI ROSALINA SINAGA 1. Mengapatidak actaperlakuankelapa sawit iradiasi sajakepada ikan betina/jantan? 2. Mengapa untuk perlakuan A, pelet kelapa sawit iradiasi ditamballdengankonvensional2 : 1 ? ADRIA PRILIY ANTI M. 1. Karena kelapa sawit hanya merupakan suplemen pakan tambahan& proteinnya hanya 13%, untuk pakan ikan sebaiknyaprotein 25%, sehinggauntuk pakan ikan perlu diberikan bahan pakan pokok sepertikonvensional,selain itu tambahanbahanlain sepertidedak,tepungikan, tepungtapiokadan lainlain. Jika diberikankelapa sawit iradiasisajajelas tidak baik pertumbuhan ikannya karena hanya mengandung protein 13% saja, sedangkanpelet komersialkandunganproteilmyasekitar25%. 2. Sebelunmya sudah dicoba perbandingan I : 1 namunhasilnya lebih baik perbandingan2 : 1. HARSOJO Pactapenelitian mengenaipemberianpelet untuk menambahberat kita perlu dihitung "nilai konversi" agar terlihat hubungan peter sebagaipakan dengan pertambahanberat. 1. Mengapadibedakanjenis kelamin untuk pemberiaIl pelet? 2. Berat ikan 60 gr (awal) apa alasanmenggunakan ikan yang sudahrusak ? 3. Penimbanganberatikan dilakukan setiap8 minggu menurutpendapatsayaterlalujauh ? ADRIA PRILIY ANTI M. 1. Dibedakanjenis ikan untuk pemberianpeletkarena penelitian ini merupakanlanjutanpenelitian dari " Sex-Reversal" ikan dengan penelitian sistim monosex-kulturdimanadiharapkanikan basil lebih besardaDpaneDlebih cepat. 388 2. Penelitian ini untuk pembesaran & supaya percobaantidak memerlukanwaktu yanglama. 3. Supayapertmnbuhanikan terlihatjelas. SIHONO Pacta penelitian dengan perlakuan pemberian pelet di aplikasikandenganiradiasi, bagaimanadilihat dari cita rasa dan bagaimanaunsur-unsurkandungan proteindanlain-laindidalamikan itu sendiri. ADRIA PRILIY ANTI M. Tidak adaperubahanmengenaicitarasaikan dan protein didalam ikan, karena dosis radiasi yang digunakan kecil dan fungsinya hanya untuk mendekontaminasi bakteri patogendidalam pelet agar peletdapatdisimpanlebih lama. JOKOPURNOMO 1. Limbah sawit mana yang digunakan (bungkil, tandan kosong atau yang mana) ? Adakah data analisanutrisinya? 2. Berapaperbandingansludge: dedak,1epung,tepung ikan, kedelai : tapioka : vitamin (perbandingan berat) yang saya khawatirkan ballan non sludge sawit lebih besar peranannya dibandingkan sludgenyasendiri? ADRIA PRILIY ANTI M. 1. Sludgesawit/residucrudepalmoil. Ada data analisa nutrisinya antara lain protein sekitar13%. 2. Ada perhitungannya,sesuaidengan rumus umum pembuatanpeletikan.