PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Yuni Nurmaya 109114158 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” - Matius 7 ayat 7 - “Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok” - Amsal 24 ayat 17 - “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” - Yakobus 5 ayat 16b - BERDOA DAN BERUSAH iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK : TUHAN YESUS KRISTUS UNTUK PENYERTAAN, BERKAT, KASIH, DAN ANUGERAHNYA SELAMA INI KEDUA ORANG TUA KU YANG SANGAT KU CINTAI BABE HASIHOLAN SIMANUNGKALIT DAN IBU RISMA TAMBUNAN ADIK-ADIKKU TERCINTA (TRY OCTAVIA, CLAUDIA ASTARI, RUTH KRISTIANTI, PIA GEAN CARLO) YANG SELALU SABAR MENGHADAPI AKU YUDHA EDY SETIAWAN SAHABAT-SAHABATKU YANG SANGAT LUAR BIASA MENDAMPINGI AKU SETIAP SAAT v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA Yuni Nurmaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri Jawa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan. Subjek pada penelitian ini adalah istri suku Jawa yang memiliki anak, tinggal bersama suami, dan memiliki usia pernikahan minimal 2 tahun yang berjumlah 133 subjek. Skala komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan disusun sendiri oleh peneliti. Reliabilitas skala komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan diuji menggunakan tehnik Alpha Cronbach. Pada skala komunikasi yang efektif memiliki koefisien Alpha sebesar 0.934, sedangkan pada skala kepuasan perkawinan memiliki koefisien Alpha sebesar 0.884. Berdasarkan hasil uji normalitas, data komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan termasuk dalam distribusi tidak normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa komunikasi efektif memiliki hubungan yang linear dengan kepuasan perkawinan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho. Hasil korelasi antara komunikasi yang efektif dengan kepuasan perkawinan sebesar 0.838 dengan p= 0.000 (p<0.05), yang berarti terdapat hubungan korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan. Kata Kunci : komunikasi efektif, kepuasan perkawinan, istri suku Jawa vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI THE CORRELATION BETWEEN EFFECTIVE COMMUNICATION AND MARITAL SATISFACTION OF JAVANESE WIVES Yuni Nurmaya ABSTRACT The purpose of this research was to understand the correlation between the effective communication and marital satisfaction for Javanese wives. The hypothesis proposed in this research was the positive and significant correlation between effective communication and marital satisfaction of Javanese wives. The subject was 133 wives who have children, currently living and husband, and have been married for at least 2 years. The effective communication scale and marital satisfaction scale were made by the researcher. The reliability of effective communication scale and marital satisfaction scale were tested using Alpha Cronbach technique. Alpha coefficient for effective communication scale was 0.934, and Alpha coefficient marital satisfaction was 0.884. However, based on normality test, the effective communication data and marital satisfaction data was abnormal. Furthermore, in the linearity test, the result showed that effective communication have a linear correlation with marital satisfaction. The data was analysed using the Spearman Rho correlation technique. Based on this correlation test, the correlation between effective communication and marital satisfaction is 0.838 with p=0.000 (p<0.05), which means that there is a strong and significant positive correlation between effective communication and marital satisfaction. Key words : effective communication, marital satisfaction, Javanese wives viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, penyertaanNya dan pertolonganNya selama menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Hubungan Antara Komunikasi Yang Efektif Dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri Suku Jawa” sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.). Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengucapakan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, kesehatan, perlindungan, kelancaran, dan kemampuan dalam pengerjaan skripsi ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak R. Landung Eko P., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu membimbing, mengarahkan, dan mendukung dalam setiap langkah pembuatan skripsi ini. 5. Alm. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik terima kasih atas kesediaan ibu dalam mendampingi saya khususnya untuk masalah akademik dan membantu dalam administrasi akedemik. 6. Dosen penguji Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., M.si dan Pak T.M Raditya Hernawa, M.Psi yang berkenan menguji penelitian saya dan memberikan masukan untuk penelitian yang telah saya buat. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma atas segala dukungan dan perhatian selama penulis menjalani masa studi di Universitas Sanata Dharma. 8. Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni atas bantuan dan kesabarannya selama ini. 9. Mamaku tercinta yang sudah sangat luar biasa selalu memberikan dukungan, doa, semangat, perhatian yang sebesar-besarnya dan selalu mendengarkan keluh kesah anaknya, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini. 10. Babeku yang baik hati dan sabar, yang selalu memberikan motivasi, semangat dan dukungan, sehingga aku dapat menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi. 11. Adik-adikku yang selalu menanyakan kapan kakaknya lulus, Try Octavia, Claudia Astari, Ruth Kristianti, dan Gean Carlo. 12. Opungku tercinta, uda, tante, tulang dan nantulang. 13. Yudha E. S. yang sudah luar biasa selama 5 tahun ini, yang selalu mendukung dan memberikan semangat di saat merasa tidak mampu dalam membuat skripsi dan selalu memberikan waktunya untuk membantu dari awal sampai jadinya skripsi ini. Dan sudah mau menjadi teman dalam suka dan duka. 14. Ibu-ibu sosialita kota Jogja yang Gorgeus Lorensia, Yohana R.S, Marcella C.Y.S, Caecillia A.L.N, dan Celly B.T yang sudah terlebih dahulu menjadi sarjana psikologi. 15. Teman-temanku yang cantik dan baik hati Miss Chaterine Devinda Putri dan Miss Indah Nova Susanti. 16. Pejuang hidup Suster Petra, Emilia Astrid L. D, Agnes Dita T, Bianca Bibin, Yoga T, Cicillia V.K, dan Esri Rosa Laka yang sudah menyisihkan banyak waktunya untuk membantu saya dalam mengerjakan skripsi. 17. Kakak tingkat yang baik hati Albertus Harimurti (mas ucil) yang sudah mau membantu mendengarkan dan memberi saran saat dibutuhkan. 18. Teman-teman kos ku yang kece, cantik dan baik hati Dionesia Desiwanti, Yohana Yuyun, Raras Ayas, Mita Friska H. dan Jeane Carpri. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii HALAMAN MOTTO………………………….…………………………… iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. vi ABSTARK………………………………………………………………….. vii ABSTRACT………………………………………………………………….. viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. ix KATA PENGANTAR………………………………………………………. x DAFTAR ISI……………………………………………………………....... xiii DAFTAR TABEL………………………………………………………....... xvii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xviii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………....... xix BAB I PEDAHULUAN…………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang………………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………....... 7 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 7 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 7 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………. 9 A. Komunikasi Yang Efektif………………………………………........ 9 1. Definisi Komunikasi ……………………………………………. 9 2. Komunikasi Yang Efektif……………………………………….. 10 3. Aspek-Aspek Komunikasi Yang Efektif………………………... 11 4. Indikator Komunikasi Yang Efektif…………………………….. 12 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Yang Efektif………………………………………………………........ 14 B. Kepuasan Perkawinan………………………………………………. 16 1. Definisi Perkawinan…………………………………………….. 16 2. Kepuasan Perkawinan………………………………………....... 17 3. Aspek-Aspek Kepuasan Perkawinan…………………………… 18 4. Indikator Kepuasan Perkawinan………………………………… 20 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan……. 21 C. ISTRI SUKU JAWA………………………………………………... 24 D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA……………………………………………………….. 26 E. BAGAN HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA……………………………………………....... xiv 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. HIPOTESIS…………………………………………………............. 30 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….. 31 A. JENIS PENELITIAN……………………………………………….. 31 B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN……………………… 31 C. DEFINISI OPERASIONAL………………………………………… 31 1. Komunikasi yang Efekif………………………………………… 31 2. Kepuasan Perkawinan…………………………………………... 32 D. SUBJEK PENELITIAN…………………………………………….. 33 E. METODE PENGUMPULAN DATA……………………………..... 33 1. Skala Komunikasi Yang Efektif………………………………… 33 2. Skala Kepuasan Perkawinan…………………………………...... 35 F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA……………………… 37 1. Validitas…………………………………………………………. 37 2. Seleksi Item……………………………………………………... 38 3. Reliabilitas……………………………………………………..... 41 G. METODE ANALISIS DATA……………………………………..... 42 1. Uji Asumsi………………………………………………………. 42 a. Uji Normalitas……………………………………………… 42 b. Uji Linearitas………………………………………………... 42 2. Uji Hipotesis…………………………………………………….. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 44 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. PELAKSANAAN PENELITIAN…………………………………... 44 B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN……………………………..... 44 C. DESKRIPSI PENELITIAN…………………………………………. 45 D. HASIL PENELITIAN……………………………………………..... 47 1. Uji Asumsi………………………………………………………. 47 a. Uji Normalitas……………………………………………..... 47 b. Uji Linearitas………………………………………………... 49 c. Uji Hipotesis………………………………………………… 51 E. PEMBAHASAN…………………………………………………...... 53 BAB V PENUTUP………………………………………………………….. 55 A. Kesimpulan………………………………………………………..... 55 B. Keterbatasan ………………………………………………………... 55 C. Saran………………………………………………………………… 56 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..... 57 LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………... 62 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang efektif………………….. 35 Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan…………………….. 36 Tabel 3. Ditribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif Setelah Seleksi Aitem………………………………………………………………………… 40 Tabel 4. Ditribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Seleksi Aitem………………………………………………………………………. 41 Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Lama Perkawinan………………… 45 Tabel 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak………………………. 45 Tabel 7. Data Hasil Penelitian………………………………………………. 46 Tabel 8. Uji Normalitas……………………………………………………… 48 Tabel 9. Uji Linearitas………………………………………………............. 50 Tabel.10 Koefisien Korelasi Dan Interpretasinya…………………………… 51 Tabel 11. Uji Hipotesis……………………………………………………… xvii 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Histogram Variabel Komunikasi Yang Efektif…………………. 48 Gambar 2. Histogram Variabel Kepuasan Perkawinan……………………... 49 Gambar 3. Scatterplot variabel Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan Perkawinan………………………………………………………………….. xviii 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Tryout……………………………………………………. 63 Lampiran 2 Reliabilitas …………………………………………………….. 79 Lampiran 3 Blue Print………………………………………………………. 91 Lampiran 4 Skala Penelitian Setelah Tryout………………………………... 97 Lampiran 5 Statistik Deskriptif dan One Sample T-test …………………… 111 Lampiran 6 Uji Normalitas………………………………………………….. 114 Lampiran 7 Uji Linearitas…………………………………………………... 118 Lampiran 8 Uji Hipotesis…………………………………………………… 120 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan tugas perkembangan pada masa tahapan dewasa awal dalam rentang usia 18 tahun hingga 30 tahun (Hurlock, 2002). Tetapi pada kenyataannya hubungan antara pria dan wanita dalam sebuah perkawinan tidaklah sesederhana yang dibayangkan melainkan sesuatu yang cukup rumit dan pelik. Permasalahan yang sering terjadi seperti pertengkaran, perselisihan, bahkan kekerasan pada pasangan sering melanda kehidupan perkawinan. Banyak pasangan suami istri akhirnya bercerai karena tidak mampu menyelesaikan masalah dalam perkawinannya, karena perceraian dianggap sebagai jalan terbaik untuk mengatasi masalah (Ginnis, dalam Ficher dan Thomas (1998)). Data BKKBN tahun 2013 menunjukkan bahwa angka perceraian Indonesia tertinggi di Asia-Pasifik. Jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 200.000 setiap tahunnya. Angka perceraian dari tahun 2009 hingga tahun 2010 meningkat sebanyak 70%. Selain itu, data perceraian di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan jumlah kasus perceraian yang diajukan oleh wanita lebih besar dibandingkan lakilaki, dengan perbandingan 13,84% : 1,14% (BPS 2009-2013). Kasus perceraian di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 meningkat sebanyak 6.078 kasus dari 5029 kasus dibandingkan pada tahun 2014 dan lebih dari 80% adalah cerai gugat yang diajukan oleh para istri (Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta). 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Perceraian merupakan salah satu indikasi ketidakpuasan dalam perkawinan (Baxter dan Montgomery, dalam Osakinle dan Okafor (2013)). Setiap orang menginginkan kepuasan perkawinan karena kepuasan perkawinan menjadi salah satu faktor penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Menurut Bradbury (2000) kepuasan perkawinan adalah kondisi mental yang menggambarkan persepsi seseorang tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu perkawinan. Semakin banyak manfaat yang didapat dari perkawinan maka akan semakin puas begitu pula sebaliknya. Hurlock (1990) mengatakan bahwa kepuasan dalam perkawinan akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan dalam kehidupan perkawinan, seperti persahabatan, cinta, seks, kebersamaan, dukungan, kejujuran, pertumbuhan dan kedewasaan, dapat terpenuhi. Sadarjoen (2005) mengungkapkan kepuasan perkawinan dapat tercapai sejauh mana kedua pasangan perkawinan mampu memenuhi kebutuhan pasangan masing-masing dan sejauh mana kebebasan dari hubungan yang mereka ciptakan memberi peluang bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan yang mereka bawa sebelum perkawinan terlaksana. Kepuasan tersebut akan tercapai bila adanya rasa saling pengertian dan saling memahami antar pasangan (Chapman, 2007). Ayub (2011) menyatakan bahwa komunikasi adalah salah faktor penting dalam terciptanya kepuasan perkawinan. Komunikasi bertujuan untuk memahami satu sama lain dalam hal kehidupan sosial dan cara berpikir. Komunikasi memiliki peran penting dalam hubungan perkawinan yang dapat menuntun pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 berkembangnya suatu hubungan dan tercapainya kepuasan dalam perkawinan. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, yang mempunyai ciri saling terbuka, empati, saling mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Devito, 1997). Alberti & Emmons (1987) mengatakan bahwa komunikasi yang efektif memungkinkan terbangunnya hubungan positif dengan orang lain. Canary dan Stafford (2002) mendefinisikan komunikasi efektif sebagai tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tujuan dari komunikasi yang efektif adalah terciptanya keberhasilan dan hubungan yang saling memahami satu sama lain Witkins dan Rose, dalam Montgomery (1981) mengatakan bahwa saling memahami satu sama lain dapat membantu membentuk dasar hubungan yang memuaskan antar pasangan. Gabriel, Beach, dan Bodenmann (2016) mengatakan bahwa karakteristik komunikasi yang efektif istri pada umumnya adalah istri lebih ekpresif, emosional, dan kritis dalam menghadapi masalah. Istri menganggap hubungan dalam perkawinan merupakan hal yang sangat penting, istri akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah yang terjadi dalam hubungan perkawinan. Salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia adalah suku Jawa. Hal ini didukung oleh data BPS 2010 yang menyatakan bahwa suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia dengan presentase 40%. Masyarakat jawa merupakan orangorang yang bertempat tinggal, bergaul, dan berkembang di pulau Jawa yang kemudian mengembangkan tradisi dan kebudayaan yang khas dan berakarakteristik Jawa (Roqib, 2007). Geertz (1983) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa dituntut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 untuk bersikap dalam berbicara dan membawa diri yang ditunjukkan dengan sikap hormat dengan orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya agar tidak menimbulkan pertentangan atau konflik. Suku Jawa secara budaya merupakan suku yang memiliki aturan-aturan tata krama terkait cara berperilaku dan berbicara baik kepada sesama usia maupun dengan orang yang lebih tua (Sujarno, 2000). Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi, karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi, saat ini budaya yang tercipta mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya tersebut. Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbal balik (Mulyana, 2008). Ficher dan Thomas (1998) mengatakan bahwa komunikasi merupakan keterampilan dasar dan kunci dari segala macam unsur yang membentuk kehidupan perkawinan. Pada suku Jawa terdapat kecenderungan yang menganggap bahwa seorang laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibandingkan wanita. Hal ini tampak pada ungkapan yang cenderung mengunggulkan laki-laki, misalnya swarga nunut neraka katut, yang berarti penderitaan dan kebahagiaan istri hanya bergantung pada suami (Sukri & Sofyan, 2001). Oleh karena itu, dalam suku Jawa cenderung menempatkan istri suku Jawa sebagai the second class dalam keluarga. The second class diartikan bahwa istri memiliki kedudukan di bawah suami. Hal ini menyebabkan istri suku Jawa cenderung patuh dan kurang dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka kepada suami (Sudartini, 2010). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 30 Januari sampai 6 Februari 2016 pada tujuh orang istri suku Jawa tentang kepuasan perkawinan, enam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 subjek mengungkapkan bahwa mereka puas dengan kehidupan perkawinannya karena mereka telah memiliki rumah, pekerjaan yang tetap, dan anak. Selain itu, istri suku Jawa dapat menerima dengan lapang dada perilaku negatif dari suami mereka yang terkadang tidak mereka sukai, seperti pergi bersama dengan teman kerja sampai pagi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handayani dan Novianto (2004) yang menyatakan bahwa istri suku Jawa dapat menerima segala situasi bahkan yang terpahit sekalipun. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Januari sampai 6 Februari 2016 pada tujuh orang istri suku Jawa tentang komunikasi efektif, terdapat lima orang istri suku Jawa yang mengatakan bahwa suami tidak terlalu mendengarkan mereka ketika sedang berbicara atau menceritakan sesuatu hal yang kurang menarik menurut suami seperti menceritakan tentang tetangga yang kurang menyenangkan dan masalah pekerjaan. Suami lebih tertarik ketika istri menceritakan tentang prestasi anak di sekolah, kenaikan jabatan atau gaji di kantor dan hal menyenangkan lainnya. Selain itu, tiga dari tujuh orang istri suku Jawa mengatakan bahwa ketika suami sedang berbicara, istri tidak boleh sambil melakukan sesuatu seperti bermain handphone, menyapu, dan menonton. Istri harus benar-benar mendengarkan suami dengan seksama. Kebanyakan dari istri suku Jawa mengatakan bahwa mereka jarang mendiskusikan masalah yang dialami, mereka cenderung mengabaikan atau melupakan masalah yang mereka alami. Mereka takut untuk menambah masalah baru sehingga, lebih baik untuk memendam perasaan yang ingin diungkapkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Handayani dan Novianto (2004) bahwa secara psikologis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 istri suku Jawa selalu berada dibawah tekanan terus-menerus untuk mengontrol dorongan-dorongan spontannya, menyesuaikan diri dengan berbagai otoritas, serta selalu memperhatikan kedudukannya dan pangkat setiap orang. Hasil wawancara pada istri suku Jawa menunjukkan bahwa istri suku Jawa cenderung kurang dapat mengungkapkan secara terbuka dan jujur tentang apa yang mereka rasakan. Hal ini mengindikasikan adanya komunikasi yang kurang efektif pada istri suku Jawa. Komunikasi yang kurang efektif dapat menyebabkan kurangnya keintiman, depresi, kesepian, beradu argumen, gagal berhubungan, hingga berakhir dengan perceraian. Perceraian merupakan salah satu indikasi ketidakpuasan dalam perkawinan (Baxter dan Montgomery, dalam Osakinle dan Okafor (2013)). Penelitian observasional mengenai komunikasi pada pasangan juga telah banyak dilakukan di negara barat (Gottman dan Notarius, 2000; Heyman, 2001). Beberapa penelitian sebelumnya tentang perkawinan menekankan pentingnya peran komunikasi dalam menentukan kepuasan perkawinan (Bradbury dan Karney, 2004 dan Gottaman dkk, 1998). Komunikasi yang efektif sebagai penentu kepuasan perkawinan (Gottman dalam Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori, 2014). Komunikasi efektif berperan penting dalam meraih kepuasan perkawinan (Yalcin, Ka dan Karahan, 2007;. Schilling, et al, 2003; Halford, Sanders, dan Behrens, 2001; Shirali, 2008 (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, Soori, 2014). Berdasarkan penjabaran tersebut, diketahui bahwa semakin efektif komunikasi maka akan semakin puas perkawinannya. Hal ini berbeda dengan fakta yang didapat dari hasil wawancara dengan tujuh orang istri suku Jawa dimana enam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 orang istri mengatakan bahwa mereka cenderung merasa puas dengan perkawinannya walaupun komunikasi meraka dirasa kurang efektif. Berdasarkan perbedaan teori dengan fakta di lapangan tersebut, peneliti tertarik untuk melihat kembali hubungan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan positif antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan positif antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan dalam Psikologi Perkembangan khususnya dalam perkawinan berkaitan dengan komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya kepada istri suku Jawa agar mengetahui pentingnya komunikasi yang efektif dalam membina kehidupan perkawinan sehingga istri suku Jawa dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif yang dapat meningkatkan kepuasan dalam perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi yang Efektif 1. Definisi Komunikasi Menurut Effendy (2007), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respon dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan selanjutnya disebut komunikasi verbal, apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol disebut komunikasi non-verbal. Menurut Devito (1997), komunikasi adalah suatu tindakan oleh dua orang atau lebih, yang mengirim dan menerima suatu pesan yang terdistorsi oleh suatu gangguan (noise), terjadi dalam konteks tertentu, dengan pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Menurut Laswell dan Laswell (dalam Mulyana, 2002), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Laswell dan Laswell menjabarkan komunikasi 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 sebagai who, says what, in which channel, to whom with, what efect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa). Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampain informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun secara tulisan yang di dalamnya terdapat suatu pesan atau makna yang ingin disampaikan. 2. Komunikasi yang Efektif Menurut Mulyana (2002) komunikasi akan menjadi efektif apabila makna yang tercipta relatif sesuai dengan yang diinginkan komunikator. Efektif secara etimologis sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan, berdampak menyenangkan, bersifat aktual, dan nyata. Menurut Maulana dan Gumelar (2013) komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator (sender) dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual atau nyata) oleh komunikan (receiver). Canary dan Stafford (2002) mendefinisikan komunikasi efektif sebagai tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. Biasanya cara yang digunakan mencakup komunikasi verbal dan nonverbal. Osakinle dan Okafor (2013) mengemukakan bahwa komunikasi efektif dapat terjadi ketika penerima dapat memahami dengan baik informasi yang diberikan oleh pengirim. Komunikasi efektif berfokus pada kemampuan pasangan untuk memberikan informasi atau pesan kepada pasangannya satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 sama lain dan menentukan siapa yang berbicara dan siapa yang mendengarkan (Animasahun dan Oladeni, 2012). Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang isinya dapat dimengerti dan dipahami sama oleh pengirim dan penerima yang bersifat menyenangkan, aktual, nyata dan digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. 3. Aspek-aspek Komunikasi yang Efektif Terdapat tujuh aspek komunikasi efektif. Lima aspek menurut Canary dan Stafford (2002) dan dua aspek yang ditambahkan oleh Canary dan Zelley (dalam Punyanunt Carter, 2004). Lima aspek komunikasi yang efektif menurut Canary dan Stafford (2002) yaitu : a. Positivity Positivity adalah bersikap sopan, baik, menyenangkan, dan tidak mengkritik pembicaran selama pembicaraan antara suami istri berlangsung. b. Openness Openness adalah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara terbuka kepada pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 c. Assurances Assurances adalah jaminan yang melibatkan ekspresi cinta dan komitmen dalam menyiratkan hubungan yang memiliki masa depan. d. Social networking Social networking adalah dapat menjalin hubungan baik dengan keluarga, teman maupun rekan kerja pasangan. e. Sharing Sharing berbagi tugas dalam rumah tangga serta bertanggung jawab atas peran yang dijalankan baik sebagi suami maupun istri. f. Management conflict Management conflict berfokus pada cara pasangan suami istri mendiskusikan masalah dalam kehidupan perkawinan ketika mengalami perselisihan pendapat dan perbedaan pandangan. g. Advice Advice adalah nasihat yang diberikan dan dijalankan oleh pasangan suami istri dalam menjalain kehidupan perkawinan. Berdasarkan uraian diatas, berikut indikator komunikasi yang efektif antara lain: a. Positivity, indikatornya: Bersikap sopan, baik, menyenangkan dan tidak mengkritik selama pembicaraan berlangsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 b. Openness, indikatornya: Mampu mengungkapkan secara terbuka mengenai pikiran dan perasaan pada pasangan c. Assurances, indikatornya: Berkomitmen dalam menjalankan perkawinan yang memiliki masa depan d. Social networking, indikatornya: Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan rekan kerja pasangan e. Sharing, indikatornya: Pembagian tugas dan peran dalam rumah tangga serta bertanggung jawab atas tugas dan peran tersebut f. Management conflict, indikatornya: Kemampuan pasangan suami istri untuk menyelesaikan masalah g. Advice, indikatornya: Saling menerima dan menjalankan nasihat yang diberikan oleh pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi yang Efektif Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif: a. Kepercayaan Kepercayaan dapat meningkatkan daya perubahan sikap karena kepercayaan mencerminkan pesan yang diterima telah dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris (Effendy, 1981). b. Daya tarik Daya tarik akan tercipta apabila kedua belah pihak merasakan adanya kesamaan, khususnya kesamaan ideologi (Effendy, 1981). c. Citra diri Setiap manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menjadi penentu tetang apa dan bagaimana cara berbicara, penyaring apa yang dilihat, didengar dan penilaian akan sekitarnya (Lunandi, 1987). d. Citra pihak lain Citra pihak lain akan menentukan cara dan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Citra pihak lain dapat mempengaruhi sesorang dalam beromunikasi, misalnya berkomunikasi dengan orang tua dan atasan di kantor berbeda ketika sedang berkomunikasi dengan anak dan rekan kerja (Lunandi, 1987). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 e. Lingkungan fisik Lingkungan fisik memiliki pengaruh terhadap cara berkomunikasi. Ketika sedang di rumah kita dapat berbicara dengan keras tetapi pada saat berada di kantor kita harus menjaga volume suara kita agar tidak mengganggu orang lain, karena setiap tempat memiliki norma yang harus ditaati (Lunandi, 1987). f. Lingkungan sosial Lingkungan sosial menentukan seseorang dalam berkomunikasi. Contohnya, ketika sedang di rumah kita dapat berkomunikasi dengan santai karena berada dalam lingkungan keluarga, tetapi ketika sedang berada di luar rumah, di kantor misalnya kita harus menjaga komunikasi kita karena di kantor terdapat berbagai macam kedudukan yaitu manajer, direktur, cleaning service dan lain-lain (Lunandi, 1987). g. Kondisi fisik Kondisi mempengaruhi pengiriman dan penerimaan komunikasi. Contohnya, seseorang yang sedang sakit biasanya kurang cermat dalam mendengarkan, seseorang yang sedang marah cenderung tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini terjadi karena komunikasi berlangsung secara timbal balik (Lunandi, 1987). h. Bahasa tubuh Bahasa tubuh merupakan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan tanpa berbicara. Misalnya, untuk mengatakan “tidak” kita biasanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 menggelengkan kepala, untuk mengatakan “ya” kita menganggukkan kepala (Lunandi, 1987). Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif diantaranya, kepercayaan, daya tarik, citra diri, citra pihak lain, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kondisi, dan bahasa tubuh. B. Kepuasan Perkawinan 1. Definisi Perkawinan Perkawinan merupakan suatu tahapan kehidupan baru yang akan dijalani oleh sebagian besar orang dewasa sebagai pasangan suami istri. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ikatan dalam perkawinan sangat perlu untuk menjaga terpenuhinya kebutuhan dalam perkawinan, supaya individu yang telah disahkan menjadi pasangan suami istri dapat memperoleh perasaan aman dan terlindung atau perasaan puas dalam perkawinannya (Gunarsa & Gunarsa, 1990). Hornby (dalam Walgito, 2010) menyatakan bahwa marriage is the union of two persons as husband and wife, atau perkawinan adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin pasangan suami istri yang bertujuan untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan kekal serta memperoleh rasa aman dan terlidung sehingga menimbulkan rasa puas dalam perkawinan. 2. Kepuasan Perkawinan Duvall & Miller (1985) mendefinisikan kepuasan perkawinan bagi istri adalah terpenuhinya rasa aman secara emosional, komunikasi dan terbinanya kedekatan. Levenson dkk (1993) mengungkapkan bahwa kepuasan dalam perkawinan membuat perkawinan bertahan lama dan mengurangi kemungkinan berakhirnya ikatan perkawinan. Menurut Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) kepuasan perkawinan adalah kondisi mental yang menggambarkan persepsi seseorang tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu perkawinan. Semakin banyak manfaat yang didapat dari perkawinan maka akan semakin puas begitupula sebaliknya. Hawkins (dalam Olson dan Hamiton, 2003) kepuasan perkawinan merupakan perasaan subjektif akan kebahagiaan dan pengalaman menyenangkan yang dialami oleh suami dan istri dalam perkawinan dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek perkawinan. Olson dan Hamilton (2003), mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai perasaan bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap seluruh kehidupan perkawinannya, serta pada aspek-aspek khusus yang berhubungan dengan pasangan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Kepuasan dalam perkawinan memegang peranan penting dalam keberlangsungan perkawinan itu sendiri. Perkawinan yang memuaskan juga ditandai dengan keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual, keamanan ekonomi, dan kesempatan untuk pertumbuhan emosional (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Apabila seseorang merasa puas terhadap perkawinan yang telah dijalani, maka ia beranggapan bahwa harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai pada saat ia menikah telah terpenuhi, baik sebagian ataupun seluruhnya. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan perkawinan adalah perasaan positif mengenai kebahagiaan, rasa puas dan perasaan yang menyenangkan karena telah terpenuhinya keinginan dan tujuan dalam perkawinan. 3. Aspek Kepuasan Perkawinan Menurut Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) terdapat beberapa aspek yang dapat menjadi indikator kepuasan perkawinan. Aspek-aspek tersebut antara lain: a. Cognition Bagaimana pasangan memberikan penilaian perilaku positif dan negatif yang dimiliki pasangan. Misalnya, perilaku malas, dalam situasi tertentu istri lelah ketika pulang bekerja dan malas memasak suami akan menerima dan mengerti bahwa sang istri sedang lelah atau mengeluhkan perilaku istri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 b. Affect Pernyataan tentang peran afeksi dalam mengikis atau mendukung kepuasan perkawinan yang digunakan untuk mengamati ekspresi emosional dan untuk membedakan afeksi mereka tentang perkawinan dari waktu ke waktu. c. Physiology Pasangan akan lebih puas bila mereka sering melakukan sentuhansentuhan fisik yang dapat meningkatkan keselarasan dengan pasangan. Sentuhan-sentuhan fisik yang dimaksud seperti, berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan melakukan hubungan seks. d. Patterns Pola berhubungan dengan permintaan atau penarikan perilaku pasangan. Misalnya, ketika istri akan cenderung menuntut suami untuk melakukan perubahan perilaku karena tidak puas dengan perilaku pasangannya, sementara itu suami akan cenderung menghindar dari tuntutan istri. Peningkatan tuntutan menyebabkan peningkatan penghindaran, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tuntutan untuk keterlibatan suami dalam menyelesaikan konflik yang menyebabkan terjadinya penurunan kepuasan perkawinan. e. Social Support Dukungan sosial dipercaya berhubungan dengan fungsi perkawinan yang baik agar tercipta hubungan yang sehat dalam keluarga. Pasangan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 memberikan dukungan sosial yang baik untuk pasangannya akan memberikan kontribusi terhadap kepuasan perkawinan. Dukungan sosial dapat berupa memberikan perhatian akan kesehatan pasangan, menyediakan kebutuhan pasangannya dan lain-lain. f. Violence Individu yang terlibat dalam hubungan yang kasar lebih cenderung tidak puas dengan perkawinannya daripada individu yang tidak terlibat dalam hubungan yang kasar. Berdasarkan uraian diatas, berikut indikator dalam kepuasan perkawinan antara lain: 1. Cognition, indikatornya: Memberikan penilaian yang positif dan negatif pada pasangan. 2. Affect, indikatornya: Bagaimana pasangan mengekspresikan rasa cintanya dari waktu ke waktu. 3. Physiology, indikatornya: Sentuhan-sentuhan fisik berupa berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan berhubungan seksual. 4. Patterns, indikatornya: Perubahan pola perilaku pasangan yang berupa permintaan dan penarikan perilaku pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 5. Social Support Dukungan sosial yang positif yang diberikan pasangan dapat menciptakan lingkungan keluarga yang sehat. 6. Violence, indikatornya: Kekerasan yang dilakukan terhadap pasangan berdampak pada ketidakpuasan perkawinan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan Menurut Ayub (2010) terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan, yaitu: a. Hubungan dengan mertua Memiliki hubungan yang baik dengan mertua dianggap penting dalam tatanan masyarakat khususnya mengenai penyatuan dua keluarga. Kualitas hubungan dengan keluarga pasangan dapat memperdiksi kepuasan perkawinan. b. Perbedaan gender Wanita berharap lebih banyak dalam kehidupan perkawinan serta lebih peduli pada afeksi dan kebersamaan. Kepuasan perkawinan istri cenderung lebih tinggi jika kedua pasangan bekerja dan suami turut membantu pekerjaan rumah. Selain itu, istri akan lebih puas jika suami lebih terbuka kepada istri mengapa suami merasa sedih (Conley, 2012). Sedangkan kepuasan perkawinan pada pria cenderung lebih tinggi dibandingkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 wanita (Gokmen dalam Ayub, 2010). Kepuasan perkawinan pada suami terjadi apabila istri merasa bahagia dan atraktif (Hillin, 2013). c. Pendidikan pasangan Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin bebas ekspresi dan perilaku asertifnya. Pasangan yang lebih asertif memiliki pandangan yang tidak terikat pada gaya tradisional seperti, gaya pria mendominasi wanita. d. Kehadiran anak Kepuasan perkawinan cenderung meningkat ketika hadirnya anak ditengah-tengah kehidupan perkawinan (Santrock, 2002). e. Kompromi Kompromi dalam perkawinan dilakukan untuk saling mengerti satu sama lain, seperti membahas keuangan, rekreasi, lingkungan rumah, pengasuhan, dan relasi sosial. Keikhlasan dalam melakukan suatu hal diperlukan dalam melakukan kompromi. f. Pengertian dan dukungan pasangan Pengertian dan dukungan pasangan berarti saling mengerti dalam berbagai hal, seperti nilai-nilai kehidupan, kesepakatan, dan kemampuan dalam mengatasi perubahan dan perbedaan yang terjadi. Pengertian pasangan juga berubungan dengan kemampuan menyelesaikan konflik, kelekatan, dan self-attributes. Dukungan pasangan tidak dapat digantikan oleh dukungan orang terdekat atau teman. Orang yang tidak memiliki pasangan yang suportif cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan kebencian. Berbagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 waktu luang bersama dan pembagian tugas dan peran yang adil dalam keluarga termasuk dalam pengertian terhadap pasangan. g. Kepuasan seksual Kepuasan seksual menjadi faktor yang cukup penting dalam kepuasan perkawinan. Frekuesnsi, kualitas hubungan intim dan aktivitas seksual yang terkait pada kesukaan pasangan (sexual-interest) menjadi penentu kepuasan perkawinan. h. Persepsi diri Seseorang yang memandang positif kehidupan akan lebih merasakan kepuasan perkawinan. i. Finansial Status finansial yang tinggi mendukung kepuasan pekawinan. j. Komunikasi Komunikasi adalah faktor utama dalam perkawinan yang merupakan kunci dari kepuasan perkawinan. Komunikasi yang dilakukan dengan baik dapat dipahami satu sama lain sehingga menghindari kesalahpahaman. Pasangan dengan komunikasi yang tidak baik, sering mengalami kesalahpahaman dan cenderung sulit menyampaikan pesan-pesan positif kepada pasangannya. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan diantaranya, hubungan dengan mertua, perbedaan gender, pendidikan pasangan, kehadiran anak, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 kompromi, pengertian dan dukungan pasangan, kepuasan seksual, persepsi diri, finansial dan komunikasi. C. Istri Suku Jawa Di Indonesia wanita Jawa masih diletakkan pada wilayah-wilayah domestik, misalnya sebagai ibu rumah tangga. Sardjono (1992) mengungkapkan pandangan tentang wanita Jawa yang menyatakan kedudukan wanita Jawa tidak sama dengan pria, namun dari wanita dituntut ciri-ciri terhormat antara lain, kesetiaan, kepatuhan, kesabaran, kemampuan menyembunyikan gejolak batin, pasrah atau nerimo ing pandrum dan kompromis. Menurut (Sukri dan Sofwan, 2001) wanita Jawa selalu diidentikkan dengan kelemah-lembutan, penurut, sopan santun, dan beberapa sifat feminim lainnya. Menurut Handayani dan Novianto (2004) istri suku Jawa adalah wanita yang tetap tampak lembut, halus, berperan, dengan baik di rumah sebagai ibu maupun istri, di dapur maupun di tempat tidur. Karakter istri suku Jawa sangat identik dengan kultur Jawa, seperti bertutur kata halus, tenang, kalem, tidak suka konflik, mementingkan harmoni, menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu mengerti dan memahami orang lain, sopan, terkontrol, memiliki daya tahan yang tinggi untuk menderita dan setia. Sukri dan Sofwan (2001) mengatakan bahwa dalam kehidupan keluarga Jawa, wanita berkedudukan sebagai istri (garwa), pendamping suami dan sebagai ibu rumah tangga yang melahirkan, menjaga, dan memelihara anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Secara lebih luas perannya dalam keluarga wanita dalam Serat Candrarini dilukiskan bisa macak, manak, dan masak. Pada pola perkawinan seperti ini tugas istri adalah mengurus keluarga, karena istri tergantung pada suami dalam hal pencarian nafkah, maka suami dianggap lebih mempunyai kuasa (wewenang). Sudartini (2010) mengatakan bahwa dalam budaya Jawa, seorang istri yang ideal digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penurut, penyabar, penyayang, pasrah, dan setia pada suami. Selain itu, masyarakat Jawa juga menempatkan wanita sebagai the second class setelah laki-laki. Kedudukan sebagai istri, membuat wanita suku Jawa berada dalam posisi yang lebih rendah dari pada suami, sebab dalam konsep Jawa istri harus memperlakukan suami seperti dewa yang dipuji, ditakuti, dan dihormati (Sukri dan Sofwan, 2001). Bahkan ada falsafah yang mengatakan bahwa seorang istri adalah konco wingking bagi suaminya, artinya seorang istri harus mendukung suaminya dari belakang tanpa boleh mendahului langkah suaminya. Ada pula falsafah Jawa lain yang harus dipegang oleh seorang istri terhadap suaminya, yakni “surgo nunut neroko katut”. Falsafah tersebut menyiratkan bahwa seorang istri harus mengikuti suaminya. Keputusan mutlak di tangan laki-laki dan wanita berkewajiban menurutinya tanpa boleh membantah (Roqib, 2007). Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa istri suku Jawa adalah seorang istri yang pasrah, penurut, penyabar terhadap apa saja yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 akan terjadi pada dirinya dan setia kepada suaminya. Selain itu, istri suku jawa juga memiliki peran dalam mendukung semua keputusan suami. D. Dinamika Hubungan antara Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri Suku Jawa Roqib (2007) mengatakan bahwa istri suku Jawa adalah seorang wanita yang pasrah terhadap apa pun yang terjadi pada dirinya. Menurut tradisi Jawa, istri dibatasi oleh tradisi keperempuanan ideal yang mengutamakan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan (Hakimi dkk, 2011). Hal ini karena seorang istri yang ideal digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penurut, penyabar, penyayang, pasrah, dan setia pada suami Sudartini (2010). Nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan yang ditanamkan pada istri suku Jawa cenderung membuat istri suku Jawa kurang dapat mengutarakan pikiran dan perasaan. Komunikasi adalah pertukaran arus informasi dan ide-ide dari satu orang ke orang lain dengan melibatkan pengirim transmisi ide, informasi atau perasaan ke penerima (Army, dalam Osakinle dan Okafor, 2013). Komunikasi yang efektif terjadi hanya jika penerima mengerti informasi atau gagasan yang tepat bahwa pengirim bermaksud untuk mengirimkan suatu pesan. Canary dan Stafford (2002) mendefinisikan komunikasi efektif sebagai tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Setiap orang menginginkan kepuasan dalam perkawinannya karena kepuasan perkawinan menjadi salah satu penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif berperan dalam kepuasan perkawinan (Yalcin, Ka & Karahan, 2007;. Schilling, et al, 2003; Halford, Sanders, & Behrens, 2001; Shirali, 2008 (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, Soori, 2014)). Studi Gottman (2004) menunjukkan bahwa komunikasi efektif dapat menjadi penentu rasa puas dalam perkawinan (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori, 2014). Pada istri suku Jawa yang memiliki komunikasi efektif dicirikan dengan sopan, baik, menyenangkan, mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan, ekspresif, mempunyai hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga pasangan, berbagi tugas dan tanggung jawab, menyelesaikan masalah bersama, menerima dan menjalankan nasihat dari pasangan. Hal ini membuat istri suku jawa dapat menerima perilaku negatif pasangan, kehidupan seksual yang baik, hubungan yang harmonis, adanya dukungan sosial, dan saling perhatian dengan pasangan. Penjelasan tersebut menyebabkan istri suku jawa memiliki kepuasan perkawinan yang tinggi. Sebaliknya apabila terjadi komunikasi tidak efektif pada istri suku Jawa dalam perkawinan seperti kasar, tidak ramah, banyak mengkritik, tertutup, jarang mengungkapkan perasaan cinta, hubungan dengan pasangan dan keluarga pasangan tidak harmonis, banyak masalah yang tidak terselesaikan dan mengabaikan nasihat dari pasangan diduga dengan situasi tersebut akan muncul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 anggapan tentang perilaku pasangan yang negatif, kehidupan seksual tidak terpenuhi, hubungan yang tidak harmonis, tidak adanya dukungan sosial dari pasangan dan sering melakukan kekerasan dalam perkawinan yang akan berdampak pada kepuasan perkawinan yang rendah pada istri suku Jawa. Istri suku Jawa memiliki posisi yang tidak terlalu menguntungkan dibandingkan dengan laki-laki secara budaya karena dipandang pasif, penurut dan tunduk kepada suami (Handayani dan Novianto, 2007). Adanya komunikasi yang tidak efektif antara suami istri menyebabkan renggangnya hubungan dengan pasangan dan kurangnya komunikasi verbal antar pasangan suami istri. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kepuasan dalam perkawinan (Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori, 2014). Kepuasan perkawinan muncul disebabkan karena adanya jalinan komunikasi yang efektif, bukan hanya karena masing-masing dapat mengemukakan apa yang menjadi kebutuhannya saja tetapi juga kebutuhan untuk berkomunikasi itu sendiri bila terpenuhi akan memberikan kepuasan perkawinan yang lebih tinggi (Montgomery, 1981). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 E. Bagan Hubungan antara Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri Suku Jawa Istri Suku Jawa Komunikasi yang Efektif: Komunikasi Tidak Efektif: - sopan, baik, menyenangkan - mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada suami - ekspresif - mempunyai hubungan yang baik dengan suami dan keluarga suami - berbagi tugas dan tanggung jawab - menyelesaikan masalah bersama suami - menerima dan menjalankan nasihat dari suami - kasar, tidak ramah, banyak mengkritik - tertutup - jarang mengungkapkan perasaan cinta - hubungan dengan suami dan keluarga suami tidak harmonis - kurang bertanggung jawab atas kewajiban - banyak masalah yang tidak terselesaikan - mengabaikan nasihat dari suami - dapat menerima perilaku negatif suami - kehidupan seksual baik - hubungan yang harmonis - adanya dukungan sosial dari suami - saling perhatian dengan suami - menganggap perilaku suami negatif - kehidupan seksual tidak terpenuhi - hubungan yang tidak harmonis - tidak adanya dukungan sosial dari suami - sering menjadi korban kekerasan Kepuasan Perkawinan Tinggi Kepuasan Perkawinan Rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 F. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Semakin efektif komunikasi pada istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational studies). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Azwar, 2003). Korelasi yang dimaksud adalah hubungan antara variabel X (komunikasi yang efektif) dengan variabel Y (kepuasan perkawinan). B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 1. Variabel X : Komunikasi yang Efektif 2. Variabel Y : Kepuasan Perkawinan C. Definisi Operasional 1. Komunikasi Efektif Komunikasi yang efektif pada istri suku Jawa adalah komunikasi yang isinya dapat dimengerti dan dipahami sama oleh pengirim dan penerima yang bersifat menyenangkan, aktual, nyata dan digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. Aspek-aspek yang dapat digunakan untuk mengukur komunikasi efektif meliputi tujuh aspek, yaitu: 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 positivity, openness, assurances, social networking, sharing, management conflict, dan advice. Komunikasi efektif akan diukur menggunakan skala komunikasi efektif. Tinggi rendahnya komunikasi efektif akan ditentukan oleh skor total dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, maka makin tinggi juga komunikasi efektif yang dimiliki oleh istri suku Jawa. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga komunikasi efektif yang dimiliki oleh istri suku Jawa. 2. Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa adalah perasaan positif mengenai kebahagiaan, rasa puas dan perasaan yang menyenangkan karena telah terpenuhinya keinginan dan tujuan dalam perkawinan. Kepuasan perkawinan diukur menggunakan enam aspek yang meliputi cognition, affect, physiology, patterns, social support, dan violence. Kepuasan perkawinan akan diukur menggunakan skala kepuasan perkawinan. Tinggi rendahnya kepuasan perkawinan akan ditentukan oleh skor total dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, maka semakin tinggi kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 D. Subjek Penelitian Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah ditentukan peneliti (Sugiyono, 2010). Subjek dalam penelitian ini adalah istri suku Jawa yang berdomisili di Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki beberapa ciri, diantaranya: 1. Minimal usia perkawinan adalah 2 tahun, karena durasi perkawinan di bawah dua tahun dianggap sebagai penyesuaian dan kurang dapat memprediksi kepuasan perkawinan (Fischer dalam Trokan, 1998). 2. Tinggal bersama dengan suami, hal ini dikarenakan terdapat beberapa aspek dalam kepuasan perkawinan dan komunikasi efektif yang membutuhkan kerjasama suami istri secara langsung seperti positivity, openness, sharing, physiology, affect dan social support. 3. Memiliki anak, karena pasangan yang memiliki anak cenderung lebih puas dan merasa perannya sebagai orang tua terpenuhi dibandingkan pasangan tanpa anak (Santrock, 2002). E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dalam pengumpulan data menggunakan 2 skala, yaitu; 1. Skala Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang efektif diukur dengan menggunakan skala komunikasi yang efektif yang disusun oleh peneliti. Skala komunikasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 efektif terdiri dari 42 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 21 aitem favourable dan 21 aitem unfavourable. Aspek-aspek yang diukur dalam skala komunikasi efektif tersebut adalah aspek-aspek komunikasi yang efektif menurut Cannary dan Stafford (2002) dan Canary dan Zelley (dalam Punyanunt Carter, 2004), yaitu; positivity, openness, assurances, social networking, sharing, management conflict, dan advice. Setiap aitem pada skala komunikasi yang efektif menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing aitem favourable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju (ST), nilai 3 untuk Setuju (S), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan, untuk masing-masing aitem unfavourable adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S), nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Tabel.1 Tabel Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif Aspek Sebaran Aitem Jumlah Favourable Unfavourable Aitem Positivity 3 (2, 5, 8) 3 (3, 6, 20) 6 (14.3 %) Openness 3 ( 1, 21, 24) 3 (7, 23, 30) 6 (14.3 %) Asurancess 3 (4, 15, 22) 3 (26, 41, 42) 6 (14.3 %) Social networking 3 (10, 27, 31) 3 (11, 16, 35) 6 (14.3 %) Sharing 3 (9, 18, 28) 3 (12, 14, 19) 6 (14.3 %) Management conflict 3 (13, 33, 38) 3 (17, 25, 29) 6 (14.3 %) Advice 3 (34, 37, 40) 3 (32, 36, 39) 6 (14.3 %) Total Aitem 21 (50 %) 21 (50 %) 42 (100%) 2. Skala Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan yang disusun oleh peneliti. Skala kepuasan perkawinan terdiri dari 36 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 18 aitem favourable dan 18 aitem unfavourable. Aspek-aspek yang diukur dalam skala kepuasan perkawinan tersebut adalah aspek-aspek kepuasan perkawinan menurut Bradbury, Fincham, dan Beach (2000), yaitu; cognition, affect, physiology, patterns, social support, dan violence Setiap aitem pada skala kepuasan perkawinan menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 untuk masing-masing aitem favourable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 3 untuk Setuju (S), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan, untuk masing-masing aitem unfavourable adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S), nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti tidak memasukkan pilihan jawaban “Netral” untuk menghindarkan kecenderungan subjek memilih alternatif jawaban yang dianggap paling aman. Selain itu, hal ini bertujuan untuk mengarahkan subjek memilih pernyataan yang bersifat favourable atau unfavourable (Widoyoko, 2015). Tabel.2 Tabel Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan Aspek Sebaran Aitem Favourable Jumlah Aitem Unfavourable Cognition 3 (3, 16, 17) 3 (14, 19, 27) 6 (16.67 %) Affect 3 (1, 7, 12) 3 (2, 9, 11) 6 (16.67 %) Physiology 3 (26,32,35) 3 (5, 6, 15) 6 (16.67 %) Patterns 3 (10, 30, 33) 3 (18, 21, 28) 6 (16.67 %) Social Support 3 (8, 13, 22) 3 (4, 24, 31) 6 (16.67 %) Violence 3 (20, 25, 29) 3 (23, 34, 36) 6 (16.67 %) 18 (50 %) 18 (50 %) 36 (100 %) Total Aitem PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 F. VALIDITAS DAN REALIBILITAS SKALA 1. Validitas Validitas adalah tingkat ketetapan dan kecermatan suatu alat pengukur untuk dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2003). Skala sebagai alat pengukur perlu diuji validitas, karena jika validitas tidak memenuhi syarat berarti dipertanggungjawabkan kuisioner ketepatan sebagai alat pengukurannya. tidak dapat Semakin tinggi validitasnya semakin tepat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat pengukur, semakin tidak dapat mengukur sasaran yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan metode validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi dengan menggunakan pengujian terhadap isi tes dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur, sehingga tes tersebut harus relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran (Azwar, 2003) dan lay rational judgement dengan membacakan kembali item yang telah yang dibuat kepada subjek apakah subjek telah mengerti dan pahan pada pernyataan-pernyataan yang telah dibuat (Supratiknya, 2015). Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 2. Seleksi Aitem Seleksi Aitem dilakukan untuk dilakukan dengan tujuan untuk memilih aitem-aitem yang valid untuk diteliti. Seleksi aitem didasarkan pada daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem bisa membedakan individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang sedang diteliti (Azwar, 2009). Perhitungan diskriminasi aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor aitem total sehingga didapatkan koefisien korelasi aitem total (rix) yang disebut dengan indeks daya beda aitem. Aitem yang dengan koefisien korelasi aitem total minimal 0,30 memiliki daya diskriminasi yang baik (Azwar, 2009). Maka dari itu, kriteria pemilihan aitem dalam menggunakan aitem menggunakan batasan r ix >0,30. Seleksi aitem perlu dilakukan untuk melihat dan menentukan aitem yang baik dan aitem yang buruk dalam penelitian ini. Seleksi item dilakukan dengan melihat daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007). Dalam prosedur seleksi aitem, aitem dapat dikatakan memuaskan (dapat diterima) dalam penelitian apabila aitem memiliki koefisien korelasi (r ix) >0,300. Apabila aitem memiliki nilai 0,250-0,299 maka aitem tersebut dapat dipertimbangkan untuk lolos seleksi dengan pertimbangan aitem yang memiliki nilai >0,300 terbatas. Dan, aitem dengan nilai <0,249 tidak disarankan untuk lolos seleksi (Periantalo, 2015). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Uji coba skala dilakukan di Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Maret 2016 sampai pada tanggal 3 Mei 2016. Peneliti menyebar skala kepada istri suku Jawa yang memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama dengan suami dan memiliki anak. Terdapat 60 skala yang disebar oleh peneliti tetapi peneliti hanya menggunakan 50 karena 10 skala dianggap gugur karena ada yang tidak mengisi pernyataan secara lengkap. Dari 42 aitem skala komunikasi yang efektif, 35 aitem yang dinyatakan sahih dan 7 aitem lainnya yang digugurkan karena memiliki r ix < 0,30. Sedangkan pada aitem kepuasan perkawinan dari 36 aitem terdapat 20 aitem yang dinyatakan sahih dan 16 aitem yang yang harus digugurkan karena memiliki rix < 0,25. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Tabel.3 Tabel Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif (Setelah Seleksi Aitem) Aspek dan Indikator Sebaran Aitem Jumlah Aitem Favorable Unfavorable Positivity 2, 5, 8 6, 20 5 Openness 1, 24 7, 23, 30 5 Asurancess 4, 15, 22 26, 41 5 Social Networking 10, 27, 31 11, 16, 35 6 Sharing 9, 18, 28 12 4 Conflict Management 13, 33, 38 17, 29 5 34, 40 32, 36, 39 5 19 16 35 Advice Total Aitem PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Tabel.4 Tabel Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan (Setelah Seleksi Aitem) Aspek dan Indikator Sebaran Aitem Jumlah Aitem Favorable Unfavorable Cognition 16, 17 14, 19 4 Affect 1, 12 9, 11 4 Physiology 26, 35 5, 15 4 36 18 2 8, 22 24, 31 4 Violence 25 23 2 Total Aitem 10 10 20 Patterns Social Support 3. Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, konsisten, dan memiliki kecermatan (Azwar, 2003). Pada penelitian ini, reliabilitas skala komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis karena cukup dikenakan sekali saja pada kelompok subjek (Azwar, 2009). Suatu alat ukur dikatakan memuaskan reliabiltasnya jika nilai koefisien Alpha mencapai 0.900, sedangkan suatu alat ukur dapat dikatan reliabel jika memiliki koefisien nilai Alpha minimal 0.600 (Azwar, 2003). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunkan program SPSS versi 16.0, skala komunikasi yang efektif memiliki koefisien Alpha sebesar (0.934), dan skala kepuasan perkawinan memiliki koefisien Alpha sebesar (0.884). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa skala komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan memiliki koefisien Alpha lebih dari 0.600. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan reliabel. G. METODE ANALISA DATA 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Z Test pada program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 ( p > 0.05 ). b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat komunikasi yang efektif sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan kepuasan perkawinan sebagai variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada program SPSS SPSS for Windows 16.0. Hubungan yang dapat dikatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 linear jika signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05), sebaliknya hubungan dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0.05 ( p>0.05). 2. Uji Hipotesis Uji hopotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara komunikasi yang dan kepuasan perkawinan. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan perhitungan statistik, yaitu menggunakan perhitungan korelasi product-moment dari Pearson jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan menggunakan Spearman’s rho jika data berdistribusi tidak normal. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN Pengambilan data dilakukan selama 3 minggu dimulai dari tanggal 9 Mei 2016 sampai 31 Mei 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah istri suku Jawa yang memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama dengan suami, dan sudah memiliki anak. Peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa teman untuk melakukan pengambilan data karena kondisi tempat tinggal subjek yang sulit untuk ditemui secara langsung oleh peneliti. Peneliti menyebar 160 skala kepada istri suku Jawa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Dari 143 skala yang kembali, hanya 133 skala yang dapat dianalisis, sedangkan 10 skala lainnya tidak dapat dianalisis dikarenakan ada yang tidak mengisi identitas diri secara lengkap, seperti usia perkawinan, jumlah anak dan tidak mengisi pernyataan secara lengkap. B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 133 orang istri suku Jawa yang berada di kota Yogyakarta dan sekitarnya yang memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama dengan suami, dan sudah memiliki anak. 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Tabel.5 Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Lama Perkawinan Lama Perkawinan Jumlah 2 – 10 tahun 55 11-20 tahun 32 21-30 tahun 33 31-40 tahun 12 41-50 tahun 1 Total 133 Tabel.6 Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Jumlah Subjek 1 45 2 58 3 24 4 6 Total 133 C. DESKRIPSI PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada istri suku Jawa, peneliti memperoleh data hasil penelitian yang membandingkan antara data empiris dengan data teoritis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 antara komunikasi yang efektif dengan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Berikut ini disajikan tabel yang berisi data empiris dan data teoritis : Tabel.7 Tabel Data Hasil Penelitian Variabel Teoritis Mean X max Empiris X min Mean X max SD Sig. Hasil X min Uji-t Komunikasi 87.5 134 64 109.53 134 64 12.063 0.000 50 80 20 62.24 80 20 7.749 0.000 yang Efektif Kepuasan Perkawinan Berdasarkan tabel diperoleh data hasil perbandingan antara mean empiris dan mean teoritis pada masing-masing variabel. Pada variabel komunikasi yang efektif diperoleh mean empiris (109.53) lebih besar dibandingkan mean teoritisnya (87.5). Demikian juga pada variabel kepuasan perkawinan diperoleh data yang menunjukkan bahwa mean empiris (62.24) lebih besar dibandingkan mean teoritisnya (50). Berdasarkan hasil uji one sample t-test pada variabel komunikasi yang efektif dan variabel kepuasan perkawinan, mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan terhadap mean teoritis karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), yaitu nilai 0.000. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 ini menunjukkan komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa cenderung tinggi. D. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Z Test pada program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 (p>0.05). Berdasarkan hasil perhitungan, signifikansi data komunikasi yang efektif sebesar 0.007, sedangkan nilai signifikasi pada kepuasan perkawinan sebesar 0.043. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan termasuk dalam distribusi tidak normal dikarenakan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.050 (p<0.050). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Tabel.8 Tabel Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic komunikasi yang efektif kepuasan perkawinan Df Sig. Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .093 133 .007 .975 133 .015 .079 133 .043 .966 133 .002 a. Lilliefors Significance Correction Gambar 1. Histogram Variabel Komunikasi Yang Efektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Gambar 2. Histogram Variabel Kepuasan Perkawinan b. Uji Linearitas Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada program SPSS. Hubungan dapat dikatakan linear jika signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05), sebaliknya hubungan dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0.05 (p<0.05). Berdasarkan uji linearitas komunikasi yang efektif dengan kepuasan perkawinan memiliki nilai F sebesar 353.192 dengan signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan memiliki hubungan yang linear dikarenakan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.050 (p<0.050). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Tabel.9 Tabel Uji Linearitas Komunikasi Between Groups (combined) yang Efektif Linearity *Kepuasan Deviation from Linearity F Sig. 8.601 .000 353.192 .000 1.110 .334 Perkawinan Gambar 3. Scatterplot variabel Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan Perkawinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menguji hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho karena data komunikasi yang efektif dan data kepuasan perkawinan memiliki distribusi tidak normal. Menurut Yasmin dan Kurniawan (2009) r=0.838 termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang sangat kuat. Tabel.10 Koefisien Korelasi dan Interpretasinya Nilai Korelasi Sampel (r) Interpretasinya 0,00-0,09 Hubungan korelasi diabaikan 0,10-0,29 Hubungan korelasi sangat rendah 0,30-0,49 Hubungan korelasi moderat 0,50-0,70 Hubungan korelasi sedang >0,70 Hubungan korelasi sangat kuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel.11 Tabel Uji Hipotesis Correlations Spearman's rho kepuasan perkawinan Correlation kepuasan komunikasi perkawinan yang efektif 1.000 .838** . .000 133 133 .838** 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 133 133 Coefficient Sig. (1-tailed) N komunikasi Correlation yang efektif Coefficient **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel.11 dapat dilihat bahwa variabel komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0.838 dengan signifikansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat kuat (Yasmin dan Kurniawan, 2009) antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.050 (p < 0.050). Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 efektif komunikasi pada istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam perkawinannya. 2. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komunikasi yang efektif sebagai variabel bebas dan kepuasan perkawinan sebagai variabel tergantung. Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan memiliki koefisien korelasi sebesar 0.838 dengan p= 0.000 (p<0.050). Korelasi koefisien tersebut tergolong dalam korelasi yang sangat kuat (Yasmin dan Kurniawan, 2009). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Dengan demikian semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh istri suku Jawa, maka akan semakin puas dalam perkawinannya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan. Hal ini dikarenakan pada istri suku jawa komunikasi efektif dicirikan dengan sopan, baik, menyenangkan, mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan, ekspresif, mempunyai hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga pasangan, berbagi tugas dan tanggung jawab, menyelesaikan masalah bersama, menerima dan menjalankan nasihat dari pasangan (Canary dan Stafford, 2002 dan Canary dan Zelley (dalam Punyanunt Carter, 2004)). Ciri-ciri tersebut menyebabkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 istri suku Jawa dapat menerima perilaku negatif pasangan, kehidupan seksual yang baik, hubungan yang harmonis, adanya dukungan sosial, dan saling perhatian dengan pasangan (Bradbury, Fincham, dan Beach, 2000). Hal ini menyebabkan istri suku jawa memiliki kepuasan perkawinan yang tinggi. Berdasarkan hasil uji t one sample test menunjukkan bahwa mean empiris (109.53) dan mean teoritis (87.5) variabel komunikasi yang efektif memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0.000 yang lebih kecil dari 0.050 (p<0.05). Hal ini berarti bahwa kecenderungan komunikasi yang efektif sangat dirasakan oleh subjek. Hasil uji t one sample test pada variabel kepuasan perkawinan menunjukkan bahwa mean empiris (62.24) dan mean teoritis (50) dari skala kepuasan perkawinan memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0.000 yang lebih kecil dari 0.050 (p<0.05). Hal ini berarti bahwa subjek merasakan kepuasan dalam perkawinan. Subjek merasa terdapat rasa puas dalam kehidupan perkawinannya. Data variabel komunikasi yang efektif dan data variabel kepuasan perkawinan termasuk dalam distribusi tidak normal. Hal ini bisa terjadi karena peneliti tidak menggunakan teknik random sampling, sehingga tidak dapat memberikan kesempatan yang sama pada populasi untuk mengisi skala komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Hal tersebut terbukti dengan adanya korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa yaitu sebesar 0.838 dengan nilai signifikansi 0.000. Hal ini berarti bahwa semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam perkawinannya. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang dilakukan oleh istri suku Jawa maka akan semakin tidak puas dalam perkawinannya. B. Keterbatasan penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan selama melakukan penelitian, yaitu penelitian ini kurang mampu mewakili populasi suku jawa karena tidak menggunakan teknik random sampling sehingga, generalisasi pada penelitian ini terbatas. Selain itu, kurangnya data demografi tentang pekerjaan dan data pendidikan terakhir untuk melihat latar belakang setiap subjek juga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 C. Saran 1. Bagi Istri Suku Jawa Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dab kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Istri suku Jawa diharapkan dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan suami agar dapat tercipta kepuasan dalam perkawinan. Untuk itu istri diharapkan mampu mempertahankan komunikasi yang efektif dalam perkawinannya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya kurangnya data tentang pendidikan terakhir dan pekerjaan. Ada baiknya peneliti selanjutnya untuk menambahkan data demografi seperti, pekerjaan, usia menikah, dan pendidikan terakhir. Untuk itu bagi peneliti yang ingin meneliti tentang komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan selanjutnya disarankan menambahkan faktor pendukung lain yang dapat menentukan tingkat kepuasan perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Alberti, R. E., & Emmons, M. L. (1987). Your Perfect Right, A Guide to Assertive Living. California: Impact Publishers. Animasahaun, R. A., & Oladeni, O.O. (2012). Effect of assertiveness training and marital communication skills in enhancing marital satisfaction among bapist couple state, Nigeria. Global Journal of Human Social Science Arts & Humanities. Ayub, N. (2010). Development of Marital Satisfaction Scale. Pakistan Journal of Clinical Psychology. ©Institute of Clinical Psychology, University of Karachi. 9.19-34. Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustka Pelajar. Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. (2010). Persentase Jumlah Suku Terbesar Di Indonesia. Diakses tanggal 6 Mei 2014 dari http://bps.go.id/. Badan Pusat Statistik. (2009-2013). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur,Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Perkawinan, 2009-2013. Diakses tanggal 2 Oktober 2015 dari http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1605. Bradbury, T., Beach, R.H.S., dan Fincam F.D. (2000). Research on the Nature and Determinants of Marital Satisfaction: A Decade in Review. Journal Of Marriage And Family. DOI: 10.1111/j.1741-3737.2000.00964.x. https://www.researchgate.net/publication/227495523 Bradbury, T. N., & Karney, B. R. (2004). Understanding and altering the longitudinal course of marriage. Journal of Marriage and Family, 66, 862–879. http://dx.doi.org/10.1111/j.0022-2445.2004.00059.x Canary, D.J, dan Stafford, L. (2002). A Panel Study Of The Associations Between Maintenance And Strategies And Relational Characteristics. Journal of Marriage and Family. http://www.jstor.org/stable/3600113. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Cao, H., Fang, X., Fine, M. A., Ju, X., Lan, J., & Liu, X. (2015). Beyond the Average Marital Communication: Latent Profiles of the Observed Interactions Among Chinese Newlywed Couples. Journal of Family Psychology. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1037/fam0000126. Chapman, G. (2007). Pernikahan yang Selalu Anda Dambakan. Tangerang: Gospel Press. Devito, J. (1997). Komunikasi antar manusia (terjemahan). Jakarta: Professional Books. Duvall, M., & Miller, B.C. (1985). Marriage and Family Development 6th ed. New York: Harper and Row Publisher Inc. Effendy, O. U. (1981). Dimensi - Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni. Effendy, O. U. (2007). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Gabriel, Barbara., Beach, Steven R.H., dan Bodenmann, Guy., (2016). Depression, Marital Satisfaction and Communication in Couples: Investigating Gender Differences. Article In Behavior Therapy. DOI: 10.1016/j.beth.2009.09.001. https://www.researchgate.net/publication/44694203. Geertz, H. (1983). Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers. Gottman, J. M., Coan, J., Carrere, S., & Swanson, C. (1998). Predicting marital happiness and stability from newlywed interactions. Journal of Marriage and Family, 60, 5–22. http://dx.doi.org/10.2307/353438. Gottman, J. M., & Notarius, C. I. (2000). Decade review: Observing Marital Interaction. Journal of Marriage and the Family 62, 927–947. Gunarsa, D.S., & Gunarsa D.S.Y. (1990). Psikologi Praktis. Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Fischer, H.K., dan Thomas, N.H. (1988). Dua Tahun Pertama Hidup Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius. Handayani, C.S., dan Novianto, A. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Heyman, R. E. (2001). Observation of couple conflicts: Clinical assessment applications, stubborn truths, and shaky foundations. Psychological Assessment, 13, 5–35. http://dx.doi.org/10.1037/1040-3590.13.1.5. Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Levenson, R.W., Carstensen, L.L & Gottman, J.M . (1993).Long Term Marriage : Age, Gender, and Satisfaction. Psychology and Aging 1993 vol 8 no 2, 301313. Lunandi, A. G. (1987). Komunikasi Mengena ; Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Maulana, H., dan Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata. Montgomery, B. M. (1981). The Form and Function of Quality Communication in Marriage. Family Relations, Vol. 30, No. 1 pp. 21-30. Published by: National Council on Family Relations. URL:http://www.jstor.org/stable/584231. Diakses : 09-11-2015. Mulyana, D. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2008). Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Olson, D.H., & Hamilton, I. (2003). Marriage and familiues: Intimacy, diversity, and strength (3th ed.). New York: McGrawHill. Osakinle, E.O dan Okafoez, V.C. (2013). Lack of Effective Communication among Couples in Ekiti State, Nigeria. Asian Journal of Education and e-Learning (ISSN: 2321 – 2454). Asian Online Journals (www.ajouronline.com). Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (9th Ed). New York: Mc Graw Hill. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta. (2014-2015). Data Perceraian Daerah Istimewa Yogyakarta di lima kabupaten. Diperoleh tanggal 5 Mei 2016 dari Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta. Periantalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah, dan Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Punyanunt-Carter, N.M. (2004). Using equity to examine relationship maintenance and satisfaction in father-daughter relationship. Human Communication. A Publication of the Pacific and Asian Communication Association. Purwoko, H. (2008). Jawa Ngoko: Ekspresi Komunikasi Arus Bawah. Penerbit: Indeks. Jakarta. Rizal, F., Husein, F.A., dan Margiani, L. (1993). Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia: PT.Tiara Wacana. Roqib, M. (2007). Harmoni Dalam Budaya Jawa: Dimensi Edukasi dan Keadilan Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik Marital: Pemahaman Konseptual, Aktual dan Alternatif Solusinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid 2 ed. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sardjono, M. A. (1992). Di Ambang Perceraian. Jakarta: Trikarya. Sudartini, S. (2010). Konsep kesopanan berbicara oleh wanita dalam budaya Jawa. Widyaparwa. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Sujarno, dkk. (2000). Pemberdayaan Nilai Budaya Dalam Rangka Mewujudkan Keluarga Sejahtera di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY. Sukri, S. S., & Sofwan, R. (2001). Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa. Yogyakarta:Gama Media. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi : Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam Psikologi.Yogyakarta: Diandra Primamitra. Tavakolizadeh, Jahanshir., Nejatian, Mahbobe., dan Soori, Ahmad. (2015). The Effectiveness Of Communication Skills Training On Marital Conflicts And Its Different Aspects In Women. Procedia - Social and Behavioral Sciences. http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/. Trokan, John. (1998). Stage of the Marital and Family Life Cycle: Marital Miracles. Pastoral Psychology 46 (4), 281-295. Undang-Undang Perkawinan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974. Walgito, B. (2010). Bimbingan & Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset. Widyoko, S.E.P. (2015). Pustaka Belajar. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Yasmin, S. dan Kurniawan, H. (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Sofware SPSS. Cetakan I. Jakarta: Salemba Infotek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Lampiran 1 Skala Tryout PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 SKALA PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Salam sejahtera, Saya, Yuni Nurmaya, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan. Yogyakarta, Maret 2016 (paraf tanpa nama) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum mengisi skala 1 dan 2, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri 2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada 3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban. Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Contoh : No. Pernyataan Jawaban SS 1 Suami saya sering memuji penampilan saya S TS STS X Apabila Anda merasa ingin mengganti jawaban, maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang menurut Anda lebih sesuai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Contoh koreksi : No. 1 Pernyataan Suami saya sering memuji penampilan saya Jawaban SS S X X TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Identitas Diri Inisial : Lama Perkawinan : Jumlah anak : tahun bulan SKALA I Silakan mengerjakan mulai dari sini. No. Pernyataan Jawaban SS 1. S TS Saya bercerita tentang banyak hal kepada suami saya 2. Suami saya menggunakan sikap yang lemah lembut ketika berbicara pada saya 3. Saya sering memberi komentar ketika suami saya sedang bercerita 4. Saya selalu setia kepada suami saya 5. Suami saya sering memuji penampilan saya 6. Suami saya sering menggunakan nada tinggi ketika berbicara dengan saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 No. Pernyataan Jawaban SS 7. S TS Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan saya 8. Saya berusaha mendengarkan dengan baik apa yang diutarakan suami saya 9. Saya merasa suami saya adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab 10. Saya sering membantu keluarga suami dalam urusan keuangan 11. Suami saya pernah berselisih paham dengan orang tua saya 12. Suami saya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga 13. Saya dan suami saya selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah 14. Suami saya jarang membantu mengerjakan pekerajaan rumah Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 No. Pernyataan Jawaban SS 15. S TS Saya akan mengorbankan kepentingan pribadi demi kehidupan berkeluarga 16. Suami saya kurang mengenal terhadap teman-teman dekat saya 17. Suami saya jarang membantu mengerjakan pekerjaan rumah 18. Suami saya bersedia membantu mengerjakan pekerjaan rumah 19. Kegiatan di luar rumah membuat saya sering mengabaikan pekerjaan rumah 20. Saya sering mengabaikan suami saya ketika dia sedang menasihati saya 21. Jika merasa kecewa, saya akan mengutarakannya pada suami 22. Saya merasa suami saya mencintai dan memperhatikan saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 No. Pernyataan Jawaban SS 23. S TS Suami saya cenderung tertutup terhadap hal yang dialaminya 24. Ketika sedang mengalami masalah saya menceritakannya kepada suami 25. Pada saat terjadi masalah saya sering beradu argumen dengan suami saya 26. Saya merasa suami saya pernah mengkhianati saya 27. Suami saya sering mengajak saya ketika akan bertemu dengan rekan kerjanya 28. Saya telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik walaupun saya memiliki pekerjaan di luar rumah 29. Ketika terjadi masalah saya dan suami cenderung mengabaikannya 30. Saya lebih sering memendam masalah yang saya alami 31. Suami saya mengenal baik teman-teman dekat saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 No. Pernyataan Jawaban SS 32. S TS Nasihat yang saya berikan sering diabaikan oleh suami saya 33. Ketika terjadi masalah saya dan suami berusaha menyelesaikan bersama-sama 34. Saya selalu mendengarkan nasihat dari suami saya 35. Suami lebih sering menghabiskan waktu dengan rekan kerjanya 36. Saya merasa nasihat dari suami saya kurang bermanfaat 37. Suami saya mau melakukan nasihat yang saya berikan 38. Saya dan suami membicarakan solusi dari masalah yang kami hadapi 39. Suami saya sering menolak nasihat yang saya berikan 40. Saya sering meminta saran kepada suami saya ketika akan melakukan sesuatu Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 No. Pernyataan Jawaban SS 41. Saya merasa suami kurang memperhatikan saya 42. Bagi saya peran kepala rumah tangga dapat dimiliki S TS oleh seorang istri Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 SKALA II Silakan mengerjakan mulai dari sini. No. Pernyataan Jawaban SS 1. Saya bahagia menjalani hidup dengan suami saya 2. Saya merasa sedih ketika suami saya terlalu sibuk S TS bekerja 3. Saya berusaha memahami apa yang menjadi kekurangan suami saya 4. Suami saya membatasi aktivitas saya di luar rumah 5. Suami saya jarang memeluk dan mencium saya 6. Saya merasa terpaksa melayani kebutuhan seksual suami saya 7. Saya selalu berkata jujur kepada suami saya 8. Saya selalu menyediakan sarapan sebelum suami berangkat kerja 9. Suami saya jarang mengucapkan kata-kata sayang pada saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 No. Pernyataan Jawaban SS S TS 10. Suami saya berusaha menyenangkan hati saya dengan membantu mengerjakan pekerjaan rumah 11. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan suami saya 12. Suami saya sering mengucapkan kata-kata sayang kepada saya 13. Suami saya membebaskan saya untuk aktif dalam kegiatan sosial 14. Saya merasa terganggu dengan kebiasaan buruk suami 15. Suami saya jarang menggandeng tangan saya ketika sedang jalan berdua 16. Suami saya berusaha untuk membuat saya merasa bahagia 17. Suami saya menerima saya apa adanya 18. Suami saya cenderung mengabaikan masukan yang saya berikan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 No. Pernyataan Jawaban SS S TS 19. Saya merasa suami saya kurang peduli dengan saya 20. Setiap kali kami bertengkar suami saya berusaha untuk menghindari kekerasan fisik 21. Saya merasa sedih ketika suami saya menolak membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah 22. Suami saya sering memberikan masukan ketika saya mengalami masalah dalam pekerjaan 23. Suami saya sering memukul saya ketika kami bertengkar 24. Saya jarang menyediakan sarapan untuk suami saya 25. Saya dan suami selalu bertukar pendapat saat menyelesaikan masalah 26. Saya dengan senang hati memberikan pijatan kepada suami saya ketika kelelahan pulang kerja 27. Suami saya sering mengeluh tentang perilaku saya 28. Suami saya cenderung menghindari konflik yang terjadi diantara kami Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 No. Pernyataan Jawaban SS S TS 29. Pertengakaran saya dan suami hanya sebatas pertengkaran mulut 30. Suami saya berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik yang kami alami 31. Suami saya acuh terhadap keadaan saya 32. Saya dan suami melakukan hubungan seksual secara intensif 33. Saya dapat melihat perubahan yang dilakukan oleh suami saya setelah menerima masukan dari saya 34. Suami saya sering melampiaskan kekesalannya dengan membanting barang-barang di rumah 35. Suami saya sering menggandeng tangan saya ketika sedang jalan-jalan 36. Perbedaan pendapat yang kami alami sering berakhir dengan pertengkaran Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! TERIMA KASIH STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Lampiran 2 Reliabilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 1. Skala Komunikasi yang Efektif Reliabilitas awal Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .914 42 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted Item Deleted Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation if Item Deleted item1 127.1200 138.189 .379 .913 item2 127.5200 135.887 .527 .911 item3 128.5800 146.575 -.230 .920 item4 126.8800 136.679 .474 .912 item5 127.9000 136.541 .348 .913 item6 127.3200 134.140 .557 .910 item7 127.5200 137.642 .367 .913 item8 127.1200 136.557 .556 .911 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 item9 126.8800 136.149 .556 .911 item10 127.7400 136.604 .354 .913 item11 127.5600 132.741 .549 .911 item12 126.9200 136.891 .484 .912 item13 126.9200 137.830 .444 .912 item14 127.9800 141.326 .047 .919 item15 127.2600 137.380 .451 .912 item16 127.7000 134.663 .444 .912 item17 127.1600 132.382 .720 .909 item18 127.3600 137.419 .400 .912 item19 127.3400 140.188 .224 .914 item20 127.4000 138.204 .473 .912 item21 127.5600 142.251 .073 .915 item22 127.1000 132.418 .638 .909 item23 127.5600 135.884 .569 .911 item24 127.1600 135.117 .596 .910 item25 128.0800 141.953 .069 .916 item26 127.2400 135.084 .587 .910 item27 127.9600 134.651 .420 .913 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 item28 127.3000 136.745 .452 .912 item29 127.2000 134.449 .620 .910 item30 127.4000 138.571 .308 .913 item31 127.7800 133.522 .575 .910 item32 127.6000 137.714 .510 .912 item33 127.0000 134.041 .707 .909 item34 127.2000 136.408 .600 .911 item35 127.4000 134.041 .606 .910 item36 127.1800 134.355 .663 .910 item37 127.6000 140.245 .217 .914 item38 127.1200 136.271 .535 .911 item39 127.4400 136.619 .513 .911 item40 127.3400 134.596 .640 .910 item41 127.2000 134.122 .690 .909 item42 127.7200 141.757 .059 .917 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Reliabilitas setelah pengguguran item Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .934 35 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted item1 108.3400 130.107 .426 .933 item2 108.7400 128.400 .530 .932 item4 108.1000 129.112 .481 .933 item5 109.1200 128.965 .354 .935 item6 108.5400 126.702 .559 .932 item7 108.7400 130.604 .333 .934 item8 108.3400 128.760 .586 .932 item9 108.1000 128.622 .561 .932 item10 108.9600 128.611 .385 .934 item11 108.7800 125.400 .547 .932 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 item12 108.1400 129.388 .486 .933 item13 108.1400 130.245 .451 .933 item15 108.4800 129.438 .489 .933 item16 108.9200 127.014 .457 .934 item17 108.3800 124.975 .724 .930 item18 108.5800 130.289 .371 .934 item20 108.6200 131.302 .410 .934 item22 108.3200 124.916 .648 .931 item23 108.7800 128.624 .552 .932 item24 108.3800 127.587 .604 .932 item26 108.4600 127.437 .605 .932 item27 109.1800 126.191 .479 .933 item28 108.5200 129.234 .455 .933 item29 108.4200 126.983 .624 .931 item30 108.6200 131.098 .304 .935 item31 109.0000 125.959 .587 .932 item32 108.8200 130.559 .475 .933 item33 108.2200 126.338 .732 .931 item34 108.4200 128.942 .600 .932 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 item35 108.6200 126.934 .584 .932 item36 108.4000 126.939 .664 .931 item38 108.3400 128.596 .553 .932 item39 108.6600 129.413 .490 .933 item40 108.5600 126.415 .703 .931 item41 108.4200 126.698 .692 .931 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 2. Skala Kepuasan Perkawinan Reliabilitas awal Reliability Statistics Cronbach's Alpha .764 N of Items 36 \ Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted item1 108.9200 121.830 .547 .753 item2 110.5200 130.173 -.151 .774 item3 109.2400 124.962 .256 .760 item4 109.6000 122.612 .382 .756 item5 109.4600 118.621 .551 .748 item6 108.9800 120.918 .534 .752 item7 109.3200 121.773 .442 .754 item8 109.2600 123.217 .269 .759 item9 109.5600 116.496 .605 .745 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 item10 109.3600 125.296 .219 .761 item11 108.8600 120.490 .639 .750 item12 109.4800 117.438 .591 .746 item13 109.4400 125.843 .202 .762 item14 109.8600 122.735 .302 .758 item15 109.7800 121.440 .445 .754 item16 109.0800 122.320 .455 .755 item17 109.1200 122.842 .385 .756 item18 109.4400 120.700 .663 .751 item19 109.3400 120.800 .662 .751 item20 109.3600 127.745 -.024 .770 item21 109.9600 123.958 .218 .760 item22 109.4200 125.269 .280 .760 item23 108.8600 122.490 .503 .755 item24 109.3000 117.276 .536 .747 item25 109.2800 122.736 .303 .758 item26 109.3600 122.929 .473 .756 item27 109.6400 126.153 .107 .764 item28 109.4400 97.149 .136 .883 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 item29 109.4200 126.493 .174 .763 item30 109.2000 120.939 .524 .752 item31 109.1200 118.434 .629 .747 item32 109.5800 122.085 .434 .755 item33 109.6000 126.490 .120 .763 item34 108.9000 124.500 .276 .760 item35 109.7600 120.798 .393 .754 item36 109.3800 120.689 .447 .753 Reliabilitas setelah pengguguran item Reliability Statistics Cronbach's Alpha .884 N of Items 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted item1 59.0226 56.962 .296 .884 item2 59.0977 54.468 .469 .879 item3 59.2782 54.884 .450 .880 item4 58.8872 52.767 .647 .873 item5 59.4662 53.645 .527 .877 item6 58.9624 53.991 .623 .875 item7 58.6992 54.182 .612 .875 item8 59.4060 52.743 .600 .875 item9 59.0075 57.811 .258 .884 item10 59.2331 55.362 .387 .882 item11 59.3233 54.054 .548 .877 item12 59.0301 55.181 .490 .879 item13 59.0376 53.279 .632 .874 item14 59.1880 55.669 .323 .884 item15 59.5338 54.539 .465 .879 item16 58.8421 52.422 .674 .872 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 item17 58.8346 54.503 .501 .878 item18 59.6466 56.382 .292 .885 Item19 58.7669 52.983 .591 .875 Item20 59.3083 54.669 .474 .879 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Lampiran 3 Blue Print PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Blue Print Item Komunikasi Yang Efektif Konsep Indikator Item Favorabel Item Unfavorabel Positivity adalah Positivity bersikap sopan, baik, menyenangkan, dan tidak mengkritik pembicaran selama pembicaraan antara suami istri berlangsung Bersikap sopan, baik, menyenangkan dan tidak mengkritik selama pembicaraan berlangsung Suami saya menggunakan sikap yang lemah lembut ketika berbicara pada saya Suami saya sering memuji penampilan saya Saya sering mengabaikan suami saya ketika dia sedang menasihati saya Openness adalah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara terbuka kepada pasangan Mengatakan secara terbuka dan langsung mengenai pikiran dan perasaan pada pasangan Assurances adalah jaminan yang melibatkan ekspresi cinta dan komitmen dalam menyiratkan hubungan yang memiliki masa depan Aspek Openness Assurances Berkomitmen dalam menjalankan perkawinan yang memiliki masa depan Saya berusaha mendengarkan dengan baik apa yang diutarakan suami saya Saya bercerita tentang banyak hal kepada suami saya Jika merasa kecewa, saya akan mengutarakannya pada suami Ketika sedang mengalami masalah saya menceritakannya kepada suami Saya selalu setia kepada suami saya Saya merasa suami saya mencintai dan memperhatikan saya Saya akan mengorbankan kepentingan pribadi demi kehidupan berkeluarga Suami saya sering menggunakan nada tinggi ketika berbicara dengan saya Saya sering memberi komentar ketika suami saya sedang bercerita Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan saya Suami saya cenderung tertutup terhadap hal yang dialaminya Saya lebih sering memendam masalah yang sedang saya alami Saya merasa suami saya pernah mengkhianati saya Saya merasa suami kurang memperhatikan saya Bagi saya peran kepala rumah tangga dapat dimiliki oleh seorang istri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Social networking Social adalah dapat networking menjalin hubungan baik dengan keluarga, teman maupun rekan kerja pasangan Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan rekan kerja pasangan Sharing berbagi tugas dalam rumah tangga serta bertanggung Jawab atas peran yang dijalankan baik sebagi suami maupun istri Pembagian tugas dan peran dalam rumah tangga serta bertanggung jawab atas tugas dan peran Sharing Management conflict berfokus pada cara pasangan suami istri mendiskusikan masalah dalam kehidupan perkawinan ketika mengalami perselisihan pendapat dan perbedaan pandangan Management Kemampuan conflict pasangan suami istri untuk menyelesaikan masalah Advice adalah nasihat yang diberikan dan dijalankan oleh Advice Saling menerima dan menjalankan nasihat yang Suami saya sering mengajak saya ketika akan bertemu dengan rekan kerjanya Suami saya mengenal baik teman-teman dekat saya Saya sering membantu keluarga suami dalam urusan keuangan Saya merasa suami saya adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab Suami saya bersedia membantu mengerjakan pekerjaan rumah Suami lebih sering menghabiskan waktu dengan rekan kerjanya Saya telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik walaupun saya memiliki pekerjaan di luar rumah Saya dan suami saya selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah Kegiatan di luar rumah membuat saya sering mengabaikan pekerjaan rumah Ketika terjadi masalah saya dan suami berusaha menyelesaikan bersama-sama Saya dan suami membicarakan solusi dari masalah yang kami hadapi Saya selalu mendengarkan nasihat dari suami saya Saya kurang mengenal teman-teman suami saya Suami saya pernah berselisih paham dengan orang tua saya Suami saya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga Suami saya jarang membantu mengerjakan pekerjaan rumah Suami saya selalu mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan saya Ketika terjadi masalah saya dan suami cenderung mengabaikannya Pada saat terjadi masalah saya sering beradu argumen dengan suami saya Suami saya sering menolak nasihat yang saya berikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 pasangan suami istri dalam menjalain kehidupan perkawinan diberikan oleh pasangan Saya sering meminta saran kepada suami saya ketika akan melakukan sesuatu Suami saya mau melakukan nasihat yang saya berikan Saya merasa nasihat dari suami saya kurang bermanfaat Nasihat yang saya berikan sering diabaikan oleh suami saya Blue Print Item Kepuasan Perkawinan Konsep Aspek Indikator Item Favorabel Item Unfavorabel Cognition Bagaimana pasangan memberikan penilaian perilaku positif dan negatif yang dimiliki pasangan. Cognition Penilaian perilaku pasangan positif maupun negative Saya berusaha memahami apa yang menjadi kekurangan suami saya Saya merasa terganggu dengan kebiasaan buruk suami Suami saya berusaha untuk membuat saya merasa bahagia Suami saya menerima saya apa adanya Affect Pernyataan tentang peran afeksi dalam mengikis atau mendukung kepuasan perkawinan yang digunakan untuk mengamati ekspresi emosional dan untuk membedakan afeksi mereka tentang perkawinan dari waktu ke waktu Affect Ekspresi emosional yang dilakukan Saya selalu berkata jujur kepada suami saya Saya merasa suami saya kurang peduli dengan saya Suami saya sering mengeluh tentang perilaku saya Saya merasa sedih ketika suami saya terlalu sibuk bekerja Saya merasa bosan menjalani hidup dengan suami saya Suami saya jarang mengucapkan kata-kata sayang pada saya Saya bahagia menjalani hidup dengan suami saya Suami saya sering mengucapkan kata-kata sayang pada saya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Physiology Pasangan akan lebih puas bila mereka sering melakukan sentuhan-sentuhan fisik yang dapat meningkatkan keselasaran pasangan Physiology Patterns Patterns Pola berhubungan dengan permintaan atau penarikan perilaku pasangan. Misalnya, ketika istri akan cenderung menuntut suami untuk melakukan perubahan perilaku karena tidak puas dengan perilaku pasangannya, sementara itu suami akan cenderung menghindar dari tuntutan istri. Social Support Social Dukungan sosial Support dipercaya berhubungan dengan fungsi perkawinan yang baik agar tercipta hubungan yang sehat dalam keluarga. Pasangan Sentuhan sentuhan fisik berupa berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan berhubungan seksual Perubahan pola perilaku pasangan yang berupa permintaan dan penarikan perilaku pasangan Dukungan sosial yang positif yang diberikan pasangan dapat menciptakan lingkungan keluarga yang sehat Saya dan suami melakukan hubungan seksual secara intensif Suami saya jarang memeluk dan mencium saya Saya dengan senang hati memberikan pijatan kepada suami saya ketika kelelahan pulang kerja Suami saya sering menggandeng tangan saya ketika sedang jalan-jalan Saya dapat melihat perubahan yang dilakukan oleh suami saya setelah menerima masukan dari saya Suami saya berusaha menyenangkan hati saya dengan membantu mengerjakan pekerjaan rumah Suami saya berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik yang kami alami Suami saya jarang menggandeng tangan saya ketika sedang jalan berdua Saya selalu menyediakan sarapan sebelum suami berangkat kerja Suami saya sering memberikan masukan ketika saya mengalami masalah dalam pekerjaan Saya jarang menyediakan sarapan untuk suami saya Saya merasa terpaksa melayani kebutuhan seksual suami saya Suami saya cenderung mengabaikan masukan yang saya berikan Saya merasa sedih ketika suami saya menolak membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah Suami saya cenderung menghindari konflik yang terjadi diantara kami Suami saya acuh terhadap keadaan saya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 yang memberikan dukungan sosial yang baik untuk pasangannya akan memberikan kontribusi terhadap kepuasan perkawinan. Violence Individu yang terlibat dalam hubungan yang kasar lebih cenderung tidak puas dengan perkawinannya daripada individu yang tidak terlibat dalam hubungan yang kasar. Violence Melakukan kekerasan fisik Suami saya membebaskan saya untuk aktif dalam kegiatan sosial Suami saya membatasi aktivitas saya di luar rumah Setiap kali kami bertengkar suami saya berusaha untuk menghindari kekerasan fisik Saya dan suami selalu bertukar pendapat saat menyelesaikan masalah Pertengakaran saya dan suami hanya sebatas pertengkaran mulut Suami saya sering melampiaskan kekesalannya dengan membanting barangbarang di rumah Suami saya sering memukul saya ketika kami bertengkar Perbedaan pendapat yang kami alami sering berakhir dengan pertengkaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Lampiran 4 Skala Penelitian Setelah Tryout PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 SKALA PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Salam sejahtera, Saya, Yuni Nurmaya, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai kehidupan perkawinan pada suku Jawa. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan. Yogyakarta, Mei 2016 (paraf tanpa nama) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum mengisi skala I dan II, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri 2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada 3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban. Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Contoh : No. Pernyataan Jawaban SS 1 Saya selalu setia kepada suami saya S TS STS X Apabila Anda merasa ingin mengganti jawaban, maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang menurut Anda lebih sesuai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Contoh koreksi : No. 1 Pernyataan Saya selalu setia kepada suami saya Jawaban SS S X X TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 Identitas Diri Inisial : Lama Perkawinan : Jumlah anak : tahun bulan SKALA I Silakan mengerjakan mulai dari sini. No. Pernyataan Jawaban SS 1. Suami saya mengenal baik teman-teman dekat saya 2. Nasihat yang saya berikan sering diabaikan oleh S TS suami saya 3. Ketika terjadi masalah saya dan suami berusaha menyelesaikan bersama-sama 4. Suami saya mau melakukan nasihat yang saya berikan 5. Suami lebih sering menghabiskan waktu dengan rekan kerjanya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 No. Pernyataan Jawaban SS 6. S TS Saya merasa nasihat dari suami saya kurang bermanfaat 7. Saya dan suami membicarakan solusi dari masalah yang kami hadapi 8. Suami saya sering menolak nasihat yang saya berikan 9. Saya sering meminta saran kepada suami saya ketika akan melakukan sesuatu 10. Saya merasa suami kurang memperhatikan saya 11. Saya sering mengabaikan suami saya ketika dia sedang menasihati saya 12. Saya merasa suami saya mencintai dan memperhatikan saya 13. Suami saya cenderung tertutup terhadap hal yang dialaminya 14. Ketika sedang mengalami masalah saya menceritakannya kepada suami Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 No. Pernyataan Jawaban SS 15. Saya merasa suami saya pernah mengkhianati saya 16. Suami saya sering mengajak saya ketika akan S TS bertemu dengan rekan kerjanya 17. Saya telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik walaupun saya memiliki pekerjaan di luar rumah 18. Ketika terjadi masalah saya dan suami cenderung mengabaikannya 19. Saya lebih sering memendam masalah yang saya alami 20. Saya bercerita tentang banyak hal kepada suami saya 21. Suami saya menggunakan sikap yang lemah lembut ketika berbicara pada saya 22. Saya selalu setia kepada suami saya 23. Suami saya sering menggunakan nada tinggi ketika berbicara dengan saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 No. Pernyataan Jawaban SS 24. Suami saya sering memuji penampilan saya 25. Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan S TS pikiran dan perasaan saya 26. Saya berusaha mendengarkan dengan baik apa yang diutarakan suami saya 27. Saya merasa suami saya adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab 28. Saya sering membantu keluarga suami dalam urusan keuangan 29. Suami saya bersedia membantu mengerjakan pekerjaan rumah 30. Suami saya pernah berselisih paham dengan orang tua saya 31. Suami saya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga 32. Saya dan suami saya selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 No. Pernyataan Jawaban SS 33. S TS Saya akan mengorbankan kepentingan pribadi demi kehidupan berkeluarga 34. Suami saya kurang mengenal teman-teman dekat saya 35. Suami saya selalu mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan saya 36. Suami saya bersedia membantu mengerjakan pekerjaan rumah Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 SKALA II Silakan mengerjakan mulai dari sini. No. Pernyataan Jawaban SS 1. S TS Suami saya sering memberikan masukan ketika saya mengalami masalah dalam pekerjaan 2. Saya dan suami selalu bertukar pendapat saat menyelesaikan masalah 3. Saya dan suami melakukan hubungan seksual secara intensif 4. Suami saya sering melampiaskan kekesalannya dengan membanting barang-barang di rumah 5. Suami saya sering menggandeng tangan saya ketika sedang jalan-jalan 6. Suami saya berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik yang kami alami 7. Saya bahagia menjalani hidup dengan suami saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 No. Pernyataan Jawaban SS 8. S TS Perbedaan pendapat yang kami alami sering berakhir dengan pertengkaran 9. Saya berusaha memahami apa yang menjadi kekurangan suami saya 10. Suami saya membatasi aktivitas saya di luar rumah 11. Suami saya jarang memeluk dan mencium saya 12. Saya selalu berkata jujur kepada suami saya 13. Saya merasa terpaksa melayani kebutuhan seksual suami saya 14. Saya selalu menyediakan sarapan sebelum suami berangkat kerja 15. Suami saya jarang mengucapkan kata-kata sayang pada saya 16. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan suami saya 17. Suami saya menerima saya apa adanya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya. STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 No. Pernyataan Jawaban SS S TS 18. Saya merasa terganggu dengan kebiasaan buruk suami 19. Suami saya sering memukul saya ketika kami bertengkar 20. Suami saya cenderung mengabaikan masukan yang saya berikan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! TERIMA KASIH STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Lampiran 5 Statistik Deskriptif dan One Sample T-test PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 1. Statistik Deskriptif One-Sample Statistics Std. Std. Error N Mean Deviation Mean 133 109.53 12.063 1.046 Komunikasi yang Efektif One-Sample Statistics Std. Std. Error N Mean Deviation Mean 133 62.2406 7.74905 .67193 Kepuasan Perkawinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 2. One Sample T-test One-Sample Test Test Value = 87.5 95% Confidence Interval of t df the Difference Sig. (2- Mean tailed) Difference Lower Upper .000 22.026 19.96 24.10 Komunikasi 21.057 132 yang Efektif One-Sample Test Test Value = 50 95% Confidence Interval of t df the Difference Sig. (2- Mean tailed) Difference Lower Upper .000 12.24060 10.9115 13.5697 Kepuasan 18.217 132 Perkawinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Lampiran 6 Uji Normalitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic Df Sig. komunikasi yang .093 133 .007 .975 133 .015 .079 133 .043 .966 133 .002 efektif kepuasan perkawinan a. Lilliefors Significance Correction Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent N Total Percent N Percent komunikasi yang 133 100.0% 0 .0% 133 100.0% 133 100.0% 0 .0% 133 100.0% efektif kepuasan perkawinan a. Lilliefors Significance Correction PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Descriptives Statistic komunikasi yang Mean efektif 109.53 95% Confidence Lower Bound 107.46 Interval for Mean Upper Bound 111.60 5% Trimmed Mean 109.88 Median 112.00 Variance 145.524 Std. Deviation Std. Error 1.046 12.063 Minimum 64 Maximum 134 Range 70 Interquartile Range 14 Skewness -.596 .210 Kurtosis .701 .417 62.24 .672 kepuasan Mean perkawinan 95% Confidence Interval Lower 60.91 for Mean Bound PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Upper 63.57 Bound 5% Trimmed Mean 62.55 Median 63.00 Variance 60.048 Std. Deviation 7.749 Minimum 32 Maximum 79 Range 47 Interquartile Range 11 Skewness -.707 .210 Kurtosis 1.080 .417 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Lampiran 7 Uji Linearitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 ANOVA Table Sum of Squares kepuasan Between (Combined) perkawinan * Groups komunikasi Linearity 6549.195 5722.144 Mean df Square 47 139.345 F Sig. 8.601 .000 1 5722.144 353.192 .000 Deviation yang efektif from 827.051 46 17.979 Within Groups 1377.106 85 16.201 Total 7926.301 132 Linearity 1.110 .334 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Lampiran 8 Uji Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 Korelasi Komunikasi yang Efektif dengan Kepuasan Perkawinan Correlations Spearman's rho kepuasan perkawinan yang efektif .838** . .000 133 133 .838** 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 133 133 Coefficient Correlation Coefficient **. Correlation is significant at the 0.01 level (1tailed). perkawinan 1.000 N efektif komunikasi Correlation Sig. (1-tailed) komunikasi yang kepuasan