hubungan antara komunikasi yang efektif dan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN
KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Yuni Nurmaya
109114158
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu”
- Matius 7 ayat 7 -
“Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan
hatimu beria-ria kalau ia terperosok”
- Amsal 24 ayat 17 -
“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
sangat besar kuasanya”
- Yakobus 5 ayat 16b -
BERDOA DAN BERUSAH
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN


KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK :

TUHAN YESUS KRISTUS UNTUK PENYERTAAN, BERKAT,
KASIH, DAN ANUGERAHNYA SELAMA INI

KEDUA ORANG TUA KU YANG SANGAT KU CINTAI BABE
HASIHOLAN SIMANUNGKALIT DAN IBU RISMA TAMBUNAN

ADIK-ADIKKU TERCINTA (TRY OCTAVIA, CLAUDIA
ASTARI, RUTH KRISTIANTI, PIA GEAN CARLO)

YANG SELALU SABAR MENGHADAPI AKU YUDHA EDY
SETIAWAN

SAHABAT-SAHABATKU YANG SANGAT LUAR BIASA
MENDAMPINGI AKU SETIAP SAAT
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEPUASAN
PERKAWINAN PADA ISTRI SUKU JAWA
Yuni Nurmaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi yang efektif dan
kepuasan perkawinan pada istri Jawa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya
hubungan positif dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan. Subjek pada
penelitian ini adalah istri suku Jawa yang memiliki anak, tinggal bersama suami, dan memiliki usia
pernikahan minimal 2 tahun yang berjumlah 133 subjek. Skala komunikasi yang efektif dan skala
kepuasan perkawinan disusun sendiri oleh peneliti. Reliabilitas skala komunikasi yang efektif dan
skala kepuasan perkawinan diuji menggunakan tehnik Alpha Cronbach. Pada skala komunikasi yang
efektif memiliki koefisien Alpha sebesar 0.934, sedangkan pada skala kepuasan perkawinan memiliki
koefisien Alpha sebesar 0.884. Berdasarkan hasil uji normalitas, data komunikasi yang efektif dan
kepuasan perkawinan termasuk dalam distribusi tidak normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa
komunikasi efektif memiliki hubungan yang linear dengan kepuasan perkawinan. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho. Hasil korelasi antara komunikasi yang
efektif dengan kepuasan perkawinan sebesar 0.838 dengan p= 0.000 (p<0.05), yang berarti terdapat
hubungan korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dan
kepuasan perkawinan.
Kata Kunci : komunikasi efektif, kepuasan perkawinan, istri suku Jawa
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE CORRELATION BETWEEN EFFECTIVE COMMUNICATION AND
MARITAL SATISFACTION OF JAVANESE WIVES
Yuni Nurmaya
ABSTRACT
The purpose of this research was to understand the correlation between the effective
communication and marital satisfaction for Javanese wives. The hypothesis proposed in this research
was the positive and significant correlation between effective communication and marital satisfaction
of Javanese wives. The subject was 133 wives who have children, currently living and husband, and
have been married for at least 2 years. The effective communication scale and marital satisfaction
scale were made by the researcher. The reliability of effective communication scale and marital
satisfaction scale were tested using Alpha Cronbach technique. Alpha coefficient for effective
communication scale was 0.934, and Alpha coefficient marital satisfaction was 0.884. However, based
on normality test, the effective communication data and marital satisfaction data was abnormal.
Furthermore, in the linearity test, the result showed that effective communication have a linear
correlation with marital satisfaction. The data was analysed using the Spearman Rho correlation
technique. Based on this correlation test, the correlation between effective communication and marital
satisfaction is 0.838 with p=0.000 (p<0.05), which means that there is a strong and significant
positive correlation between effective communication and marital satisfaction.
Key words : effective communication, marital satisfaction, Javanese wives
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, penyertaanNya dan
pertolonganNya selama menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Hubungan Antara
Komunikasi Yang Efektif Dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri Suku Jawa” sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik. Skripsi ini disusun dalam
rangka memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi.).
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengucapakan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan
Yesus
Kristus
yang
selalu
memberikan
berkat,
kesehatan,
perlindungan, kelancaran, dan kemampuan dalam pengerjaan skripsi ini
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak R. Landung Eko P., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu membimbing, mengarahkan, dan
mendukung dalam setiap langkah pembuatan skripsi ini.
5. Alm. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Psi selaku dosen pembimbing
akademik terima kasih atas kesediaan ibu dalam mendampingi saya
khususnya untuk masalah akademik dan membantu dalam administrasi
akedemik.
6. Dosen penguji Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., M.si dan Pak T.M Raditya
Hernawa, M.Psi yang berkenan menguji penelitian saya dan memberikan
masukan untuk penelitian yang telah saya buat.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma atas segala dukungan dan
perhatian selama penulis menjalani masa studi di Universitas Sanata Dharma.
8. Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni atas bantuan dan
kesabarannya selama ini.
9. Mamaku tercinta yang sudah sangat luar biasa selalu memberikan dukungan,
doa, semangat, perhatian yang sebesar-besarnya dan selalu mendengarkan
keluh kesah anaknya, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Babeku yang baik hati dan sabar, yang selalu memberikan motivasi, semangat
dan dukungan, sehingga aku dapat menumbuhkan semangat untuk
menyelesaikan skripsi.
11. Adik-adikku yang selalu menanyakan kapan kakaknya lulus, Try Octavia,
Claudia Astari, Ruth Kristianti, dan Gean Carlo.
12. Opungku tercinta, uda, tante, tulang dan nantulang.
13. Yudha E. S. yang sudah luar biasa selama 5 tahun ini, yang selalu mendukung
dan memberikan semangat di saat merasa tidak mampu dalam membuat
skripsi dan selalu memberikan waktunya untuk membantu dari awal sampai
jadinya skripsi ini. Dan sudah mau menjadi teman dalam suka dan duka.
14. Ibu-ibu sosialita kota Jogja yang Gorgeus Lorensia, Yohana R.S, Marcella
C.Y.S, Caecillia A.L.N, dan Celly B.T yang sudah terlebih dahulu menjadi
sarjana psikologi.
15. Teman-temanku yang cantik dan baik hati Miss Chaterine Devinda Putri dan
Miss Indah Nova Susanti.
16. Pejuang hidup Suster Petra, Emilia Astrid L. D, Agnes Dita T, Bianca Bibin,
Yoga T, Cicillia V.K, dan Esri Rosa Laka yang sudah menyisihkan banyak
waktunya untuk membantu saya dalam mengerjakan skripsi.
17. Kakak tingkat yang baik hati Albertus Harimurti (mas ucil) yang sudah mau
membantu mendengarkan dan memberi saran saat dibutuhkan.
18. Teman-teman kos ku yang kece, cantik dan baik hati Dionesia Desiwanti,
Yohana Yuyun, Raras Ayas, Mita Friska H. dan Jeane Carpri.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING……………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
iii
HALAMAN MOTTO………………………….……………………………
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. vi
ABSTARK…………………………………………………………………..
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………..
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……….
ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………. x
DAFTAR ISI…………………………………………………………….......
xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….......
xvii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xviii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….......
xix
BAB I PEDAHULUAN……………………………………………………..
1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….......
7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 7
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….
9
A. Komunikasi Yang Efektif………………………………………........ 9
1. Definisi Komunikasi ……………………………………………. 9
2. Komunikasi Yang Efektif……………………………………….. 10
3. Aspek-Aspek Komunikasi Yang Efektif………………………...
11
4. Indikator Komunikasi Yang Efektif……………………………..
12
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Yang
Efektif………………………………………………………........
14
B. Kepuasan Perkawinan……………………………………………….
16
1. Definisi Perkawinan……………………………………………..
16
2. Kepuasan Perkawinan……………………………………….......
17
3. Aspek-Aspek Kepuasan Perkawinan……………………………
18
4. Indikator Kepuasan Perkawinan………………………………… 20
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan…….
21
C. ISTRI SUKU JAWA………………………………………………...
24
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI
SUKU JAWA………………………………………………………..
26
E. BAGAN HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA
ISTRI SUKU JAWA…………………………………………….......
xiv
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. HIPOTESIS………………………………………………….............
30
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..
31
A. JENIS PENELITIAN………………………………………………..
31
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN………………………
31
C. DEFINISI OPERASIONAL………………………………………… 31
1. Komunikasi yang Efekif………………………………………… 31
2. Kepuasan Perkawinan…………………………………………...
32
D. SUBJEK PENELITIAN……………………………………………..
33
E. METODE PENGUMPULAN DATA…………………………….....
33
1. Skala Komunikasi Yang Efektif…………………………………
33
2. Skala Kepuasan Perkawinan…………………………………...... 35
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA……………………… 37
1. Validitas…………………………………………………………. 37
2. Seleksi Item……………………………………………………...
38
3. Reliabilitas…………………………………………………….....
41
G. METODE ANALISIS DATA…………………………………….....
42
1. Uji Asumsi………………………………………………………. 42
a. Uji Normalitas………………………………………………
42
b. Uji Linearitas………………………………………………...
42
2. Uji Hipotesis……………………………………………………..
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………
44
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. PELAKSANAAN PENELITIAN…………………………………...
44
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN…………………………….....
44
C. DESKRIPSI PENELITIAN…………………………………………. 45
D. HASIL PENELITIAN…………………………………………….....
47
1. Uji Asumsi………………………………………………………. 47
a. Uji Normalitas…………………………………………….....
47
b. Uji Linearitas………………………………………………...
49
c. Uji Hipotesis…………………………………………………
51
E. PEMBAHASAN…………………………………………………...... 53
BAB V PENUTUP…………………………………………………………..
55
A. Kesimpulan……………………………………………………….....
55
B. Keterbatasan ………………………………………………………...
55
C. Saran…………………………………………………………………
56
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....
57
LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………...
62
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang efektif…………………..
35
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan……………………..
36
Tabel 3. Ditribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif Setelah Seleksi
Aitem………………………………………………………………………… 40
Tabel 4. Ditribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Seleksi
Aitem……………………………………………………………………….
41
Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Lama Perkawinan…………………
45
Tabel 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak………………………. 45
Tabel 7. Data Hasil Penelitian……………………………………………….
46
Tabel 8. Uji Normalitas……………………………………………………… 48
Tabel 9. Uji Linearitas……………………………………………….............
50
Tabel.10 Koefisien Korelasi Dan Interpretasinya…………………………… 51
Tabel 11. Uji Hipotesis………………………………………………………
xvii
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Histogram Variabel Komunikasi Yang Efektif………………….
48
Gambar 2. Histogram Variabel Kepuasan Perkawinan……………………... 49
Gambar 3. Scatterplot variabel Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan
Perkawinan…………………………………………………………………..
xviii
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Tryout……………………………………………………. 63
Lampiran 2 Reliabilitas ……………………………………………………..
79
Lampiran 3 Blue Print……………………………………………………….
91
Lampiran 4 Skala Penelitian Setelah Tryout………………………………...
97
Lampiran 5 Statistik Deskriptif dan One Sample T-test ……………………
111
Lampiran 6 Uji Normalitas………………………………………………….. 114
Lampiran 7 Uji Linearitas…………………………………………………...
118
Lampiran 8 Uji Hipotesis……………………………………………………
120
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Perkawinan merupakan tugas perkembangan pada masa tahapan dewasa awal
dalam rentang usia 18 tahun hingga 30 tahun (Hurlock, 2002). Tetapi pada
kenyataannya hubungan antara pria dan wanita dalam sebuah perkawinan tidaklah
sesederhana yang dibayangkan melainkan sesuatu yang cukup rumit dan pelik.
Permasalahan yang sering terjadi seperti pertengkaran, perselisihan, bahkan
kekerasan pada pasangan sering melanda kehidupan perkawinan. Banyak pasangan
suami istri akhirnya bercerai karena tidak mampu menyelesaikan masalah dalam
perkawinannya, karena perceraian dianggap sebagai jalan terbaik untuk mengatasi
masalah (Ginnis, dalam Ficher dan Thomas (1998)).
Data BKKBN tahun 2013 menunjukkan bahwa angka perceraian Indonesia
tertinggi di Asia-Pasifik. Jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 200.000
setiap tahunnya. Angka perceraian dari tahun 2009 hingga tahun 2010 meningkat
sebanyak 70%. Selain itu, data perceraian di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan
jumlah kasus perceraian yang diajukan oleh wanita lebih besar dibandingkan lakilaki, dengan perbandingan 13,84% : 1,14% (BPS 2009-2013). Kasus perceraian di
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 meningkat sebanyak 6.078 kasus dari
5029 kasus dibandingkan pada tahun 2014 dan lebih dari 80% adalah cerai gugat
yang diajukan oleh para istri (Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Perceraian merupakan salah satu indikasi ketidakpuasan dalam perkawinan
(Baxter dan Montgomery, dalam Osakinle dan Okafor (2013)). Setiap orang
menginginkan kepuasan perkawinan karena kepuasan perkawinan menjadi salah satu
faktor penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Menurut
Bradbury (2000) kepuasan perkawinan adalah kondisi mental yang menggambarkan
persepsi seseorang tentang kelebihan dan kekurangan dari suatu perkawinan.
Semakin banyak manfaat yang didapat dari perkawinan maka akan semakin puas
begitu pula sebaliknya.
Hurlock (1990) mengatakan bahwa kepuasan dalam perkawinan akan
terwujud jika
kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan dalam
kehidupan
perkawinan, seperti persahabatan, cinta, seks, kebersamaan, dukungan, kejujuran,
pertumbuhan dan kedewasaan, dapat terpenuhi. Sadarjoen (2005) mengungkapkan
kepuasan perkawinan dapat tercapai sejauh mana kedua pasangan perkawinan mampu
memenuhi kebutuhan pasangan masing-masing dan sejauh mana kebebasan dari
hubungan yang mereka ciptakan memberi peluang bagi mereka untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan yang mereka bawa sebelum perkawinan
terlaksana. Kepuasan tersebut akan tercapai bila adanya rasa saling pengertian dan
saling memahami antar pasangan (Chapman, 2007).
Ayub (2011) menyatakan bahwa komunikasi adalah salah faktor penting
dalam terciptanya kepuasan perkawinan. Komunikasi bertujuan untuk memahami
satu sama lain dalam hal kehidupan sosial dan cara berpikir. Komunikasi memiliki
peran
penting dalam
hubungan
perkawinan
yang
dapat
menuntun
pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berkembangnya suatu hubungan dan tercapainya kepuasan dalam perkawinan.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, yang mempunyai ciri saling
terbuka, empati, saling mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Devito, 1997).
Alberti
&
Emmons (1987) mengatakan bahwa komunikasi
yang efektif
memungkinkan terbangunnya hubungan positif dengan orang lain.
Canary dan Stafford (2002) mendefinisikan komunikasi efektif sebagai
tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Tujuan dari komunikasi yang efektif adalah terciptanya
keberhasilan dan hubungan yang saling memahami satu sama lain Witkins dan Rose,
dalam Montgomery (1981) mengatakan bahwa saling memahami satu sama lain dapat
membantu membentuk dasar hubungan yang memuaskan antar pasangan. Gabriel,
Beach, dan Bodenmann (2016) mengatakan bahwa karakteristik komunikasi yang
efektif istri pada umumnya adalah istri lebih ekpresif, emosional, dan kritis dalam
menghadapi masalah. Istri menganggap hubungan dalam perkawinan merupakan hal
yang sangat penting, istri akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap pemecahan
masalah yang terjadi dalam hubungan perkawinan.
Salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia adalah suku Jawa. Hal ini
didukung oleh data BPS 2010 yang menyatakan bahwa suku Jawa merupakan suku
terbesar di Indonesia dengan presentase 40%. Masyarakat jawa merupakan orangorang yang bertempat tinggal, bergaul, dan berkembang di pulau Jawa yang
kemudian mengembangkan tradisi dan kebudayaan yang khas dan berakarakteristik
Jawa (Roqib, 2007). Geertz (1983) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa dituntut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk bersikap dalam berbicara dan membawa diri yang ditunjukkan dengan sikap
hormat dengan orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya agar tidak
menimbulkan pertentangan atau konflik. Suku Jawa secara budaya merupakan suku
yang memiliki aturan-aturan tata krama terkait cara berperilaku dan berbicara baik
kepada sesama usia maupun dengan orang yang lebih tua (Sujarno, 2000).
Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya
adalah komunikasi, karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi, saat ini
budaya yang tercipta mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya tersebut.
Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbal balik (Mulyana, 2008).
Ficher dan Thomas (1998) mengatakan bahwa komunikasi merupakan keterampilan
dasar dan kunci dari segala macam unsur yang membentuk kehidupan perkawinan.
Pada suku Jawa terdapat kecenderungan yang menganggap bahwa seorang
laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibandingkan wanita. Hal ini tampak pada
ungkapan yang cenderung mengunggulkan laki-laki, misalnya swarga nunut neraka
katut, yang berarti penderitaan dan kebahagiaan istri hanya bergantung pada suami
(Sukri & Sofyan, 2001). Oleh karena itu, dalam suku Jawa cenderung menempatkan
istri suku Jawa sebagai the second class dalam keluarga. The second class diartikan
bahwa istri memiliki kedudukan di bawah suami. Hal ini menyebabkan istri suku
Jawa cenderung patuh dan kurang dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka
kepada suami (Sudartini, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 30 Januari sampai
6 Februari 2016 pada tujuh orang istri suku Jawa tentang kepuasan perkawinan, enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
subjek mengungkapkan bahwa mereka puas dengan kehidupan perkawinannya karena
mereka telah memiliki rumah, pekerjaan yang tetap, dan anak. Selain itu, istri suku
Jawa dapat menerima dengan lapang dada perilaku negatif dari suami mereka yang
terkadang tidak mereka sukai, seperti pergi bersama dengan teman kerja sampai pagi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Handayani dan Novianto (2004) yang menyatakan
bahwa istri suku Jawa dapat menerima segala situasi bahkan yang terpahit sekalipun.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30
Januari sampai 6 Februari 2016 pada tujuh orang istri suku Jawa tentang komunikasi
efektif, terdapat lima orang istri suku Jawa yang mengatakan bahwa suami tidak
terlalu mendengarkan mereka ketika sedang berbicara atau menceritakan sesuatu hal
yang kurang menarik menurut suami seperti menceritakan tentang tetangga yang
kurang menyenangkan dan masalah pekerjaan. Suami lebih tertarik ketika istri
menceritakan tentang prestasi anak di sekolah, kenaikan jabatan atau gaji di kantor
dan hal menyenangkan lainnya. Selain itu, tiga dari tujuh orang istri suku Jawa
mengatakan bahwa ketika suami sedang berbicara, istri tidak boleh sambil melakukan
sesuatu seperti bermain handphone, menyapu, dan menonton. Istri harus benar-benar
mendengarkan suami dengan seksama.
Kebanyakan dari istri suku Jawa mengatakan bahwa mereka jarang
mendiskusikan masalah yang dialami, mereka cenderung mengabaikan atau
melupakan masalah yang mereka alami. Mereka takut untuk menambah masalah baru
sehingga, lebih baik untuk memendam perasaan yang ingin diungkapkan. Hal ini
didukung oleh pernyataan Handayani dan Novianto (2004) bahwa secara psikologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
istri suku Jawa selalu berada dibawah tekanan terus-menerus untuk mengontrol
dorongan-dorongan spontannya, menyesuaikan diri dengan berbagai otoritas, serta
selalu memperhatikan kedudukannya dan pangkat setiap orang.
Hasil wawancara pada istri suku Jawa menunjukkan bahwa istri suku Jawa
cenderung kurang dapat mengungkapkan secara terbuka dan jujur tentang apa yang
mereka rasakan. Hal ini mengindikasikan adanya komunikasi yang kurang efektif
pada istri suku Jawa. Komunikasi yang kurang efektif dapat menyebabkan kurangnya
keintiman, depresi, kesepian, beradu argumen, gagal berhubungan, hingga berakhir
dengan perceraian. Perceraian merupakan salah satu indikasi ketidakpuasan dalam
perkawinan (Baxter dan Montgomery, dalam Osakinle dan Okafor (2013)).
Penelitian observasional mengenai komunikasi pada pasangan juga telah
banyak dilakukan di negara barat (Gottman dan Notarius, 2000; Heyman, 2001).
Beberapa
penelitian
sebelumnya
tentang
perkawinan
menekankan
pentingnya peran komunikasi dalam menentukan kepuasan perkawinan (Bradbury
dan Karney, 2004 dan Gottaman dkk, 1998). Komunikasi yang efektif sebagai
penentu kepuasan perkawinan (Gottman dalam Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori,
2014). Komunikasi efektif berperan penting dalam meraih kepuasan perkawinan
(Yalcin, Ka dan Karahan, 2007;. Schilling, et al, 2003; Halford, Sanders, dan
Behrens, 2001; Shirali, 2008 (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, Soori, 2014).
Berdasarkan
penjabaran
tersebut,
diketahui
bahwa
semakin
efektif
komunikasi maka akan semakin puas perkawinannya. Hal ini berbeda dengan fakta
yang didapat dari hasil wawancara dengan tujuh orang istri suku Jawa dimana enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
orang istri mengatakan bahwa mereka cenderung merasa puas dengan perkawinannya
walaupun komunikasi meraka dirasa kurang efektif. Berdasarkan perbedaan teori
dengan fakta di lapangan tersebut, peneliti tertarik untuk melihat kembali hubungan
antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan positif antara komunikasi yang efektif dan
kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan positif antara komunikasi yang efektif dan
kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan dalam Psikologi
Perkembangan khususnya dalam perkawinan berkaitan dengan komunikasi yang
efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa.
2.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
khususnya kepada istri suku Jawa agar mengetahui pentingnya komunikasi yang
efektif dalam membina kehidupan perkawinan sehingga istri suku Jawa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif yang dapat meningkatkan
kepuasan dalam perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi yang Efektif
1. Definisi Komunikasi
Menurut Effendy (2007), komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung
(melalui media). Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan
(stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal),
untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Proses komunikasi yang
menggunakan stimulus atau respon dalam bentuk bahasa baik lisan maupun
tulisan selanjutnya disebut komunikasi verbal, apabila proses komunikasi
tersebut menggunakan simbol-simbol disebut komunikasi non-verbal.
Menurut Devito (1997), komunikasi adalah suatu tindakan oleh dua
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima suatu pesan yang terdistorsi
oleh suatu gangguan (noise), terjadi dalam konteks tertentu, dengan pengaruh
tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Menurut Laswell
dan Laswell (dalam Mulyana, 2002), komunikasi adalah proses penyampaian
pesan
oleh
komunikator
kepada
komunikan
melalui
media
yang
menimbulkan efek tertentu. Laswell dan Laswell menjabarkan komunikasi
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai who, says what, in which channel, to whom with, what efect (siapa,
mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa).
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi adalah proses penyampain informasi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih baik lisan maupun secara tulisan yang di dalamnya terdapat
suatu pesan atau makna yang ingin disampaikan.
2. Komunikasi yang Efektif
Menurut Mulyana (2002) komunikasi akan menjadi efektif apabila
makna yang tercipta relatif sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
Efektif secara etimologis sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang
diinginkan, berdampak menyenangkan, bersifat aktual, dan nyata.
Menurut Maulana dan Gumelar (2013) komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator
(sender) dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual atau nyata) oleh
komunikan
(receiver).
Canary dan
Stafford
(2002)
mendefinisikan
komunikasi efektif sebagai tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk
mempertahankan hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. Biasanya
cara yang digunakan mencakup komunikasi verbal dan nonverbal.
Osakinle dan Okafor (2013) mengemukakan bahwa komunikasi
efektif dapat terjadi ketika penerima dapat memahami dengan baik informasi
yang diberikan oleh pengirim. Komunikasi efektif berfokus pada kemampuan
pasangan untuk memberikan informasi atau pesan kepada pasangannya satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sama lain dan menentukan siapa yang berbicara dan siapa yang
mendengarkan (Animasahun dan Oladeni, 2012).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang isinya dapat dimengerti dan
dipahami sama oleh pengirim dan penerima yang bersifat menyenangkan,
aktual, nyata dan digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan
apa yang diinginkan.
3. Aspek-aspek Komunikasi yang Efektif
Terdapat tujuh aspek komunikasi efektif. Lima aspek menurut Canary
dan Stafford (2002) dan dua aspek yang ditambahkan oleh Canary dan Zelley
(dalam Punyanunt Carter, 2004).
Lima aspek komunikasi yang efektif menurut Canary dan Stafford (2002)
yaitu :
a. Positivity
Positivity adalah bersikap sopan, baik, menyenangkan, dan tidak
mengkritik
pembicaran
selama
pembicaraan
antara
suami
istri
berlangsung.
b. Openness
Openness adalah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara
terbuka kepada pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Assurances
Assurances adalah jaminan yang melibatkan ekspresi cinta dan komitmen
dalam menyiratkan hubungan yang memiliki masa depan.
d. Social networking
Social networking adalah dapat menjalin hubungan baik dengan keluarga,
teman maupun rekan kerja pasangan.
e. Sharing
Sharing berbagi tugas dalam rumah tangga serta bertanggung jawab atas
peran yang dijalankan baik sebagi suami maupun istri.
f. Management conflict
Management conflict berfokus pada cara pasangan suami istri
mendiskusikan masalah dalam kehidupan perkawinan ketika mengalami
perselisihan pendapat dan perbedaan pandangan.
g. Advice
Advice adalah nasihat yang diberikan dan dijalankan oleh pasangan suami
istri dalam menjalain kehidupan perkawinan.
Berdasarkan uraian diatas, berikut indikator komunikasi yang
efektif antara lain:
a. Positivity, indikatornya:
Bersikap sopan, baik, menyenangkan dan tidak mengkritik selama
pembicaraan berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Openness, indikatornya:
Mampu mengungkapkan secara terbuka mengenai pikiran dan
perasaan pada pasangan
c. Assurances, indikatornya:
Berkomitmen dalam menjalankan perkawinan yang memiliki masa
depan
d. Social networking, indikatornya:
Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan rekan
kerja pasangan
e. Sharing, indikatornya:
Pembagian tugas dan peran dalam rumah tangga serta bertanggung
jawab atas tugas dan peran tersebut
f. Management conflict, indikatornya:
Kemampuan pasangan suami istri untuk menyelesaikan masalah
g. Advice, indikatornya:
Saling menerima dan menjalankan nasihat yang diberikan oleh
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi yang Efektif
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
efektif:
a. Kepercayaan
Kepercayaan dapat meningkatkan daya perubahan sikap karena
kepercayaan mencerminkan pesan yang diterima telah dianggap benar
dan sesuai dengan kenyataan empiris (Effendy, 1981).
b. Daya tarik
Daya tarik akan tercipta apabila kedua belah pihak merasakan adanya
kesamaan, khususnya kesamaan ideologi (Effendy, 1981).
c. Citra diri
Setiap manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status
sosial, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menjadi
penentu tetang apa dan bagaimana cara berbicara, penyaring apa yang
dilihat, didengar dan penilaian akan sekitarnya (Lunandi, 1987).
d. Citra pihak lain
Citra pihak lain akan menentukan cara dan kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi. Citra pihak lain dapat mempengaruhi sesorang dalam
beromunikasi, misalnya berkomunikasi dengan orang tua dan atasan di
kantor berbeda ketika sedang berkomunikasi dengan anak dan rekan kerja
(Lunandi, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik memiliki pengaruh terhadap cara berkomunikasi. Ketika
sedang di rumah kita dapat berbicara dengan keras tetapi pada saat berada
di kantor kita harus menjaga volume suara kita agar tidak mengganggu
orang lain, karena setiap tempat memiliki norma yang harus ditaati
(Lunandi, 1987).
f. Lingkungan sosial
Lingkungan
sosial
menentukan
seseorang dalam
berkomunikasi.
Contohnya, ketika sedang di rumah kita dapat berkomunikasi dengan
santai karena berada dalam lingkungan keluarga, tetapi ketika sedang
berada di luar rumah, di kantor misalnya kita harus menjaga komunikasi
kita karena di kantor terdapat berbagai macam kedudukan yaitu manajer,
direktur, cleaning service dan lain-lain (Lunandi, 1987).
g. Kondisi fisik
Kondisi mempengaruhi pengiriman dan penerimaan komunikasi.
Contohnya, seseorang yang sedang sakit biasanya kurang cermat dalam
mendengarkan, seseorang yang sedang marah cenderung tidak peduli
dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini terjadi karena
komunikasi berlangsung secara timbal balik (Lunandi, 1987).
h. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh merupakan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan tanpa
berbicara.
Misalnya,
untuk
mengatakan
“tidak”
kita
biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menggelengkan kepala, untuk mengatakan “ya” kita menganggukkan
kepala (Lunandi, 1987).
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi yang efektif diantaranya, kepercayaan, daya
tarik, citra diri, citra pihak lain, lingkungan fisik, lingkungan sosial,
kondisi, dan bahasa tubuh.
B. Kepuasan Perkawinan
1. Definisi Perkawinan
Perkawinan merupakan suatu tahapan kehidupan baru yang akan
dijalani oleh sebagian besar orang dewasa sebagai pasangan suami istri.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan
bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ikatan dalam perkawinan sangat perlu untuk menjaga terpenuhinya
kebutuhan dalam perkawinan, supaya individu yang telah disahkan menjadi
pasangan suami istri dapat memperoleh perasaan aman dan terlindung atau
perasaan puas dalam perkawinannya (Gunarsa & Gunarsa, 1990). Hornby
(dalam Walgito, 2010) menyatakan bahwa marriage is the union of two
persons as husband and wife, atau perkawinan adalah bersatunya dua orang
sebagai suami istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin pasangan suami istri yang
bertujuan untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan kekal serta
memperoleh rasa aman dan terlidung sehingga menimbulkan rasa puas dalam
perkawinan.
2. Kepuasan Perkawinan
Duvall & Miller (1985) mendefinisikan kepuasan perkawinan bagi
istri adalah terpenuhinya rasa aman secara emosional, komunikasi dan
terbinanya kedekatan. Levenson dkk (1993) mengungkapkan bahwa kepuasan
dalam perkawinan membuat perkawinan bertahan lama dan mengurangi
kemungkinan berakhirnya ikatan perkawinan. Menurut Bradbury, Fincham,
dan Beach (2000) kepuasan perkawinan adalah kondisi mental yang
menggambarkan persepsi seseorang tentang kelebihan dan kekurangan dari
suatu perkawinan. Semakin banyak manfaat yang didapat dari perkawinan
maka akan semakin puas begitupula sebaliknya.
Hawkins (dalam Olson dan Hamiton, 2003) kepuasan perkawinan
merupakan
perasaan
subjektif
akan
kebahagiaan
dan
pengalaman
menyenangkan yang dialami oleh suami dan istri dalam perkawinan dengan
mempertimbangkan keseluruhan aspek perkawinan. Olson dan Hamilton
(2003), mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai perasaan bahagia, puas,
dan menyenangkan terhadap seluruh kehidupan perkawinannya, serta pada
aspek-aspek khusus yang berhubungan dengan pasangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kepuasan dalam perkawinan memegang peranan penting dalam
keberlangsungan perkawinan itu sendiri. Perkawinan yang memuaskan juga
ditandai dengan keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan
seksual, keamanan ekonomi, dan kesempatan untuk pertumbuhan emosional
(Papalia, Olds & Feldman, 2009). Apabila seseorang merasa puas terhadap
perkawinan yang telah dijalani, maka ia beranggapan bahwa harapan,
keinginan dan tujuan yang ingin dicapai pada saat ia menikah telah terpenuhi,
baik sebagian ataupun seluruhnya.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepuasan perkawinan adalah perasaan positif mengenai kebahagiaan, rasa
puas dan perasaan yang menyenangkan karena telah terpenuhinya keinginan
dan tujuan dalam perkawinan.
3. Aspek Kepuasan Perkawinan
Menurut Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) terdapat beberapa
aspek yang dapat menjadi indikator kepuasan perkawinan. Aspek-aspek
tersebut antara lain:
a. Cognition
Bagaimana pasangan memberikan penilaian perilaku positif dan negatif
yang dimiliki pasangan. Misalnya, perilaku malas, dalam situasi tertentu
istri lelah ketika pulang bekerja dan malas memasak suami akan menerima
dan mengerti bahwa sang istri sedang lelah atau mengeluhkan perilaku
istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Affect
Pernyataan tentang peran afeksi dalam mengikis atau mendukung
kepuasan perkawinan yang digunakan untuk mengamati ekspresi
emosional dan untuk membedakan afeksi mereka tentang perkawinan dari
waktu ke waktu.
c. Physiology
Pasangan akan lebih puas bila mereka sering melakukan sentuhansentuhan fisik yang dapat meningkatkan keselarasan dengan pasangan.
Sentuhan-sentuhan fisik yang dimaksud seperti, berpegangan tangan,
berciuman, berpelukan, dan melakukan hubungan seks.
d. Patterns
Pola berhubungan dengan permintaan atau penarikan perilaku pasangan.
Misalnya, ketika istri akan cenderung menuntut suami untuk melakukan
perubahan perilaku karena tidak puas dengan perilaku pasangannya,
sementara itu suami akan cenderung menghindar dari tuntutan istri.
Peningkatan tuntutan menyebabkan peningkatan penghindaran, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan tuntutan untuk keterlibatan suami
dalam menyelesaikan konflik yang menyebabkan terjadinya penurunan
kepuasan perkawinan.
e. Social Support
Dukungan sosial dipercaya berhubungan dengan fungsi perkawinan yang
baik agar tercipta hubungan yang sehat dalam keluarga. Pasangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
memberikan dukungan sosial yang baik untuk pasangannya akan
memberikan kontribusi terhadap kepuasan perkawinan. Dukungan sosial
dapat
berupa
memberikan
perhatian
akan
kesehatan
pasangan,
menyediakan kebutuhan pasangannya dan lain-lain.
f. Violence
Individu yang terlibat dalam hubungan yang kasar lebih cenderung tidak
puas dengan perkawinannya daripada individu yang tidak terlibat dalam
hubungan yang kasar.
Berdasarkan uraian diatas, berikut indikator dalam kepuasan
perkawinan antara lain:
1. Cognition, indikatornya:
Memberikan penilaian yang positif dan negatif pada pasangan.
2. Affect, indikatornya:
Bagaimana pasangan mengekspresikan rasa cintanya dari waktu ke
waktu.
3. Physiology, indikatornya:
Sentuhan-sentuhan fisik berupa berpegangan tangan, berciuman,
berpelukan, dan berhubungan seksual.
4. Patterns, indikatornya:
Perubahan pola perilaku pasangan yang berupa permintaan dan
penarikan perilaku pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Social Support
Dukungan sosial yang positif yang diberikan pasangan dapat
menciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
6. Violence, indikatornya:
Kekerasan yang dilakukan terhadap pasangan berdampak pada
ketidakpuasan perkawinan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan
Menurut Ayub (2010) terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi kepuasan
perkawinan, yaitu:
a. Hubungan dengan mertua
Memiliki hubungan yang baik dengan mertua dianggap penting dalam
tatanan masyarakat khususnya mengenai penyatuan dua keluarga. Kualitas
hubungan dengan keluarga pasangan dapat memperdiksi kepuasan
perkawinan.
b. Perbedaan gender
Wanita berharap lebih banyak dalam kehidupan perkawinan serta lebih
peduli pada afeksi dan kebersamaan. Kepuasan perkawinan istri cenderung
lebih tinggi jika kedua pasangan bekerja dan suami turut membantu
pekerjaan rumah. Selain itu, istri akan lebih puas jika suami lebih terbuka
kepada istri mengapa suami merasa sedih (Conley, 2012). Sedangkan
kepuasan perkawinan pada pria cenderung lebih tinggi dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
wanita (Gokmen dalam Ayub, 2010). Kepuasan perkawinan pada suami
terjadi apabila istri merasa bahagia dan atraktif (Hillin, 2013).
c. Pendidikan pasangan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin bebas ekspresi dan
perilaku asertifnya. Pasangan yang lebih asertif memiliki pandangan yang
tidak terikat pada gaya tradisional seperti, gaya pria mendominasi wanita.
d. Kehadiran anak
Kepuasan perkawinan cenderung meningkat ketika hadirnya anak
ditengah-tengah kehidupan perkawinan (Santrock, 2002).
e. Kompromi
Kompromi dalam perkawinan dilakukan untuk saling mengerti satu sama
lain, seperti membahas keuangan, rekreasi, lingkungan rumah, pengasuhan,
dan relasi sosial. Keikhlasan dalam melakukan suatu hal diperlukan dalam
melakukan kompromi.
f. Pengertian dan dukungan pasangan
Pengertian dan dukungan pasangan berarti saling mengerti dalam berbagai
hal, seperti nilai-nilai kehidupan, kesepakatan, dan kemampuan dalam
mengatasi perubahan dan perbedaan yang terjadi. Pengertian pasangan juga
berubungan dengan kemampuan menyelesaikan konflik, kelekatan, dan
self-attributes. Dukungan pasangan tidak dapat digantikan oleh dukungan
orang terdekat atau teman. Orang yang tidak memiliki pasangan yang
suportif cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan kebencian. Berbagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
waktu luang bersama dan pembagian tugas dan peran yang adil dalam
keluarga termasuk dalam pengertian terhadap pasangan.
g. Kepuasan seksual
Kepuasan seksual menjadi faktor yang cukup penting dalam kepuasan
perkawinan. Frekuesnsi, kualitas hubungan intim dan aktivitas seksual
yang terkait pada kesukaan pasangan (sexual-interest) menjadi penentu
kepuasan perkawinan.
h. Persepsi diri
Seseorang yang memandang positif kehidupan akan lebih merasakan
kepuasan perkawinan.
i. Finansial
Status finansial yang tinggi mendukung kepuasan pekawinan.
j. Komunikasi
Komunikasi adalah faktor utama dalam perkawinan yang merupakan kunci
dari kepuasan perkawinan. Komunikasi yang dilakukan dengan baik dapat
dipahami satu sama lain sehingga menghindari kesalahpahaman. Pasangan
dengan komunikasi yang tidak baik, sering mengalami kesalahpahaman
dan
cenderung
sulit
menyampaikan
pesan-pesan
positif
kepada
pasangannya.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan perkawinan diantaranya, hubungan dengan
mertua,
perbedaan gender, pendidikan pasangan, kehadiran anak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kompromi, pengertian dan dukungan pasangan, kepuasan seksual, persepsi
diri, finansial dan komunikasi.
C. Istri Suku Jawa
Di Indonesia wanita Jawa masih diletakkan pada wilayah-wilayah
domestik, misalnya sebagai ibu rumah tangga. Sardjono (1992) mengungkapkan
pandangan tentang wanita Jawa yang menyatakan kedudukan wanita Jawa tidak
sama dengan pria, namun dari wanita dituntut ciri-ciri terhormat antara lain,
kesetiaan, kepatuhan, kesabaran, kemampuan menyembunyikan gejolak batin,
pasrah atau nerimo ing pandrum dan kompromis. Menurut (Sukri dan Sofwan,
2001) wanita Jawa selalu diidentikkan dengan kelemah-lembutan, penurut, sopan
santun, dan beberapa sifat feminim lainnya.
Menurut Handayani dan Novianto (2004) istri suku Jawa adalah wanita
yang tetap tampak lembut, halus, berperan, dengan baik di rumah sebagai ibu
maupun istri, di dapur maupun di tempat tidur. Karakter istri suku Jawa sangat
identik dengan kultur Jawa, seperti bertutur kata halus, tenang, kalem, tidak suka
konflik, mementingkan harmoni, menjunjung tinggi nilai keluarga, mampu
mengerti dan memahami orang lain, sopan, terkontrol, memiliki daya tahan yang
tinggi untuk menderita dan setia.
Sukri dan Sofwan (2001) mengatakan bahwa dalam kehidupan keluarga
Jawa, wanita berkedudukan sebagai istri (garwa), pendamping suami dan
sebagai ibu rumah tangga yang melahirkan, menjaga, dan memelihara anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Secara lebih luas perannya dalam keluarga wanita dalam Serat Candrarini
dilukiskan bisa macak, manak, dan masak. Pada pola perkawinan seperti ini
tugas istri adalah mengurus keluarga, karena istri tergantung pada suami dalam
hal pencarian nafkah, maka suami dianggap lebih mempunyai kuasa
(wewenang).
Sudartini (2010) mengatakan bahwa dalam budaya Jawa, seorang istri
yang ideal digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penurut, penyabar,
penyayang, pasrah, dan setia pada suami. Selain itu, masyarakat Jawa juga
menempatkan wanita sebagai the second class setelah laki-laki. Kedudukan
sebagai istri, membuat wanita suku Jawa berada dalam posisi yang lebih rendah
dari pada suami, sebab dalam konsep Jawa istri harus memperlakukan suami
seperti dewa yang dipuji, ditakuti, dan dihormati (Sukri dan Sofwan, 2001).
Bahkan ada falsafah yang mengatakan bahwa seorang istri adalah konco
wingking bagi suaminya, artinya seorang istri harus mendukung suaminya dari
belakang tanpa boleh mendahului langkah suaminya. Ada pula falsafah Jawa lain
yang harus dipegang oleh seorang istri terhadap suaminya, yakni “surgo nunut
neroko katut”. Falsafah tersebut menyiratkan bahwa seorang istri harus
mengikuti suaminya. Keputusan mutlak di tangan laki-laki dan wanita
berkewajiban menurutinya tanpa boleh membantah (Roqib, 2007).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa istri suku
Jawa adalah seorang istri yang pasrah, penurut, penyabar terhadap apa saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
akan terjadi pada dirinya dan setia kepada suaminya. Selain itu, istri suku jawa
juga memiliki peran dalam mendukung semua keputusan suami.
D. Dinamika Hubungan antara Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan
Perkawinan Pada Istri Suku Jawa
Roqib (2007) mengatakan bahwa istri suku Jawa adalah seorang wanita
yang pasrah terhadap apa pun yang terjadi pada dirinya. Menurut tradisi Jawa,
istri dibatasi oleh tradisi keperempuanan ideal yang mengutamakan nilai-nilai
kepatuhan dan ketaatan (Hakimi dkk, 2011). Hal ini karena seorang istri yang
ideal digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penurut, penyabar,
penyayang, pasrah, dan setia pada suami Sudartini (2010). Nilai-nilai kepatuhan
dan ketaatan yang ditanamkan pada istri suku Jawa cenderung membuat istri
suku Jawa kurang dapat mengutarakan pikiran dan perasaan.
Komunikasi adalah pertukaran arus informasi dan ide-ide dari satu orang
ke orang lain dengan melibatkan pengirim transmisi ide, informasi atau perasaan
ke penerima (Army, dalam Osakinle dan Okafor, 2013). Komunikasi yang
efektif terjadi hanya jika penerima mengerti informasi atau gagasan yang tepat
bahwa pengirim bermaksud untuk mengirimkan suatu pesan. Canary dan
Stafford (2002) mendefinisikan komunikasi efektif sebagai tindakan dan
kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan hubungan sesuai dengan apa
yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Setiap orang menginginkan kepuasan dalam perkawinannya karena
kepuasan perkawinan menjadi salah satu penentu kesejahteraan dalam kehidupan
perkawinan (Hurlock, 1990). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
komunikasi yang efektif berperan dalam kepuasan perkawinan (Yalcin, Ka &
Karahan, 2007;. Schilling, et al, 2003; Halford, Sanders, & Behrens, 2001;
Shirali, 2008 (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, Soori, 2014)). Studi Gottman
(2004) menunjukkan bahwa komunikasi efektif dapat menjadi penentu rasa puas
dalam perkawinan (dalam Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori, 2014).
Pada istri suku Jawa yang memiliki komunikasi efektif dicirikan dengan
sopan, baik, menyenangkan, mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan,
ekspresif, mempunyai hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga
pasangan, berbagi tugas dan tanggung jawab, menyelesaikan masalah bersama,
menerima dan menjalankan nasihat dari pasangan. Hal ini membuat istri suku
jawa dapat menerima perilaku negatif pasangan, kehidupan seksual yang baik,
hubungan yang harmonis, adanya dukungan sosial, dan saling perhatian dengan
pasangan. Penjelasan tersebut menyebabkan istri suku jawa memiliki kepuasan
perkawinan yang tinggi.
Sebaliknya apabila terjadi komunikasi tidak efektif pada istri suku Jawa
dalam perkawinan seperti kasar, tidak ramah, banyak mengkritik, tertutup, jarang
mengungkapkan perasaan cinta, hubungan dengan pasangan dan keluarga
pasangan tidak harmonis, banyak masalah yang tidak terselesaikan dan
mengabaikan nasihat dari pasangan diduga dengan situasi tersebut akan muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
anggapan tentang perilaku pasangan yang negatif, kehidupan seksual tidak
terpenuhi, hubungan yang tidak harmonis, tidak adanya dukungan sosial dari
pasangan dan sering melakukan kekerasan dalam perkawinan yang akan
berdampak pada kepuasan perkawinan yang rendah pada istri suku Jawa.
Istri suku Jawa memiliki posisi yang tidak terlalu menguntungkan
dibandingkan dengan laki-laki secara budaya karena dipandang pasif, penurut
dan tunduk kepada suami (Handayani dan Novianto, 2007). Adanya komunikasi
yang tidak efektif antara suami istri menyebabkan renggangnya hubungan
dengan pasangan dan kurangnya komunikasi verbal antar pasangan suami istri.
Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kepuasan dalam perkawinan
(Tavakolizadeh, Nejatian, dan Soori,
2014). Kepuasan perkawinan muncul
disebabkan karena adanya jalinan komunikasi yang efektif, bukan hanya karena
masing-masing dapat mengemukakan apa yang menjadi kebutuhannya saja tetapi
juga kebutuhan untuk berkomunikasi itu sendiri bila terpenuhi akan memberikan
kepuasan perkawinan yang lebih tinggi (Montgomery, 1981).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Bagan Hubungan antara Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan
Perkawinan Pada Istri Suku Jawa
Istri Suku Jawa
Komunikasi yang Efektif:
Komunikasi Tidak Efektif:
- sopan, baik, menyenangkan
- mampu mengungkapkan pikiran
dan perasaan kepada suami
- ekspresif
- mempunyai hubungan yang baik
dengan suami dan keluarga
suami
- berbagi tugas dan tanggung
jawab
- menyelesaikan masalah bersama
suami
- menerima dan menjalankan
nasihat dari suami
- kasar, tidak ramah, banyak
mengkritik
- tertutup
- jarang mengungkapkan
perasaan cinta
- hubungan dengan suami dan
keluarga suami tidak harmonis
- kurang bertanggung jawab atas
kewajiban
- banyak masalah yang tidak
terselesaikan
- mengabaikan nasihat dari suami
- dapat menerima perilaku negatif
suami
- kehidupan seksual baik
- hubungan yang harmonis
- adanya dukungan sosial dari
suami
- saling perhatian dengan suami
- menganggap perilaku suami
negatif
- kehidupan seksual tidak terpenuhi
- hubungan yang tidak harmonis
- tidak adanya dukungan sosial dari
suami
- sering menjadi korban kekerasan
Kepuasan Perkawinan Tinggi
Kepuasan Perkawinan Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara
komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Semakin
efektif komunikasi pada istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam
perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational studies).
Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya (Azwar, 2003). Korelasi yang dimaksud adalah
hubungan antara variabel X (komunikasi yang efektif) dengan variabel Y
(kepuasan perkawinan).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :
1. Variabel X : Komunikasi yang Efektif
2. Variabel Y : Kepuasan Perkawinan
C. Definisi Operasional
1. Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif pada istri suku Jawa adalah komunikasi yang
isinya dapat dimengerti dan dipahami sama oleh pengirim dan penerima yang
bersifat menyenangkan, aktual, nyata dan digunakan untuk mempertahankan
hubungan sesuai dengan apa yang diinginkan. Aspek-aspek yang dapat
digunakan untuk mengukur komunikasi efektif meliputi tujuh aspek, yaitu:
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
positivity, openness, assurances, social networking, sharing, management
conflict, dan advice. Komunikasi efektif akan diukur menggunakan skala
komunikasi efektif. Tinggi rendahnya komunikasi efektif akan ditentukan oleh
skor total dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, maka makin
tinggi juga komunikasi efektif yang dimiliki oleh istri suku Jawa. Sebaliknya,
semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga komunikasi efektif
yang dimiliki oleh istri suku Jawa.
2. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa adalah perasaan positif
mengenai kebahagiaan, rasa puas dan perasaan yang menyenangkan karena
telah terpenuhinya keinginan dan tujuan dalam perkawinan. Kepuasan
perkawinan diukur menggunakan enam aspek yang meliputi cognition, affect,
physiology, patterns, social support, dan violence. Kepuasan perkawinan akan
diukur menggunakan skala kepuasan perkawinan. Tinggi rendahnya kepuasan
perkawinan akan ditentukan oleh skor total dari skala tersebut. Semakin tinggi
skor pada skala, maka semakin tinggi kepuasan perkawinan pada istri suku
Jawa. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga
kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan
karena pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu berdasarkan
ciri atau sifat populasi yang sudah ditentukan peneliti (Sugiyono, 2010).
Subjek dalam penelitian ini adalah istri suku Jawa yang berdomisili di
Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki beberapa ciri, diantaranya:
1. Minimal usia perkawinan adalah 2 tahun, karena durasi perkawinan di bawah
dua tahun dianggap sebagai penyesuaian dan kurang dapat memprediksi
kepuasan perkawinan (Fischer dalam Trokan, 1998).
2. Tinggal bersama dengan suami, hal ini dikarenakan terdapat beberapa aspek
dalam kepuasan perkawinan dan komunikasi efektif yang membutuhkan
kerjasama suami istri secara langsung seperti positivity, openness, sharing,
physiology, affect dan social support.
3. Memiliki anak, karena pasangan yang memiliki anak cenderung lebih puas
dan merasa perannya sebagai orang tua terpenuhi dibandingkan pasangan
tanpa anak (Santrock, 2002).
E. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dalam pengumpulan data menggunakan 2 skala, yaitu;
1. Skala Komunikasi yang Efektif
Komunikasi
yang efektif diukur dengan menggunakan skala
komunikasi yang efektif yang disusun oleh peneliti. Skala komunikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
efektif terdiri dari 42 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 21
aitem favourable dan 21 aitem unfavourable. Aspek-aspek yang diukur dalam
skala komunikasi efektif tersebut adalah aspek-aspek komunikasi yang efektif
menurut Cannary dan Stafford (2002) dan Canary dan Zelley (dalam
Punyanunt Carter, 2004), yaitu; positivity, openness, assurances, social
networking, sharing, management conflict, dan advice.
Setiap aitem pada skala komunikasi yang efektif menggunakan skala
likert dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian
untuk masing-masing aitem favourable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju
(ST), nilai 3 untuk Setuju (S), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1
untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan, untuk masing-masing aitem
unfavourable adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S),
nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel.1
Tabel Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif
Aspek
Sebaran Aitem
Jumlah
Favourable
Unfavourable
Aitem
Positivity
3 (2, 5, 8)
3 (3, 6, 20)
6 (14.3 %)
Openness
3 ( 1, 21, 24)
3 (7, 23, 30)
6 (14.3 %)
Asurancess
3 (4, 15, 22)
3 (26, 41, 42)
6 (14.3 %)
Social networking
3 (10, 27, 31)
3 (11, 16, 35)
6 (14.3 %)
Sharing
3 (9, 18, 28)
3 (12, 14, 19)
6 (14.3 %)
Management conflict
3 (13, 33, 38)
3 (17, 25, 29)
6 (14.3 %)
Advice
3 (34, 37, 40)
3 (32, 36, 39)
6 (14.3 %)
Total Aitem
21 (50 %)
21 (50 %)
42 (100%)
2. Skala Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan skala kepuasan
perkawinan yang disusun oleh peneliti. Skala kepuasan perkawinan terdiri
dari 36 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 18 aitem favourable
dan 18 aitem unfavourable. Aspek-aspek yang diukur dalam skala kepuasan
perkawinan tersebut adalah aspek-aspek kepuasan perkawinan menurut
Bradbury, Fincham, dan Beach (2000), yaitu; cognition, affect, physiology,
patterns, social support, dan violence
Setiap aitem pada skala kepuasan perkawinan menggunakan skala
likert dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk masing-masing aitem favourable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju
(SS), nilai 3 untuk Setuju (S), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1
untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan, untuk masing-masing aitem
unfavourable adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S),
nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS).
Peneliti
tidak
memasukkan
pilihan
jawaban
“Netral”
untuk
menghindarkan kecenderungan subjek memilih alternatif jawaban yang
dianggap paling aman. Selain itu, hal ini bertujuan untuk mengarahkan subjek
memilih pernyataan yang bersifat favourable atau unfavourable (Widoyoko,
2015).
Tabel.2
Tabel Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan
Aspek
Sebaran Aitem
Favourable
Jumlah Aitem
Unfavourable
Cognition
3 (3, 16, 17)
3 (14, 19, 27)
6 (16.67 %)
Affect
3 (1, 7, 12)
3 (2, 9, 11)
6 (16.67 %)
Physiology
3 (26,32,35)
3 (5, 6, 15)
6 (16.67 %)
Patterns
3 (10, 30, 33)
3 (18, 21, 28)
6 (16.67 %)
Social Support
3 (8, 13, 22)
3 (4, 24, 31)
6 (16.67 %)
Violence
3 (20, 25, 29)
3 (23, 34, 36)
6 (16.67 %)
18 (50 %)
18 (50 %)
36 (100 %)
Total Aitem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. VALIDITAS DAN REALIBILITAS SKALA
1. Validitas
Validitas adalah tingkat ketetapan dan kecermatan suatu alat pengukur
untuk dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat
memberikan hasil sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2003).
Skala sebagai alat pengukur perlu diuji validitas, karena jika validitas tidak
memenuhi
syarat
berarti
dipertanggungjawabkan
kuisioner
ketepatan
sebagai
alat
pengukurannya.
tidak
dapat
Semakin
tinggi
validitasnya semakin tepat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur
sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat pengukur, semakin
tidak dapat mengukur sasaran yang akan diukur.
Penelitian ini menggunakan metode validitas isi. Validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi dengan menggunakan pengujian terhadap
isi tes dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk
melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur,
sehingga tes tersebut harus relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran
(Azwar, 2003) dan lay rational judgement dengan membacakan kembali item
yang telah yang dibuat kepada subjek apakah subjek telah mengerti dan pahan
pada
pernyataan-pernyataan
yang
telah
dibuat
(Supratiknya,
2015).
Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut,
dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Seleksi Aitem
Seleksi Aitem dilakukan untuk dilakukan dengan tujuan untuk
memilih aitem-aitem yang valid untuk diteliti. Seleksi aitem didasarkan pada
daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem bisa membedakan individu
yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang sedang diteliti (Azwar, 2009).
Perhitungan
diskriminasi
aitem
dilakukan
dengan
cara
mengkorelasikan skor aitem dengan skor aitem total sehingga didapatkan
koefisien korelasi aitem total (rix) yang disebut dengan indeks daya beda
aitem. Aitem yang dengan koefisien korelasi aitem total minimal 0,30
memiliki daya diskriminasi yang baik (Azwar, 2009). Maka dari itu, kriteria
pemilihan aitem dalam menggunakan aitem menggunakan batasan r ix >0,30.
Seleksi aitem perlu dilakukan untuk melihat dan menentukan aitem
yang baik dan aitem yang buruk dalam penelitian ini. Seleksi item dilakukan
dengan melihat daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007). Dalam prosedur seleksi
aitem, aitem dapat dikatakan memuaskan (dapat diterima) dalam penelitian
apabila aitem memiliki koefisien korelasi (r ix) >0,300. Apabila aitem memiliki
nilai 0,250-0,299 maka aitem tersebut dapat dipertimbangkan untuk lolos
seleksi dengan pertimbangan aitem yang memiliki nilai >0,300 terbatas. Dan,
aitem dengan nilai <0,249 tidak disarankan untuk lolos seleksi (Periantalo,
2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Uji coba skala dilakukan di Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Maret
2016 sampai pada tanggal 3 Mei 2016. Peneliti menyebar skala kepada istri
suku Jawa yang memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama
dengan suami dan memiliki anak. Terdapat 60 skala yang disebar oleh
peneliti tetapi peneliti hanya menggunakan 50 karena 10 skala dianggap
gugur karena ada yang tidak mengisi pernyataan secara lengkap.
Dari 42 aitem skala komunikasi yang efektif, 35 aitem yang dinyatakan
sahih dan 7 aitem lainnya yang digugurkan karena memiliki r ix < 0,30.
Sedangkan pada aitem kepuasan perkawinan dari 36 aitem terdapat 20 aitem
yang dinyatakan sahih dan 16 aitem yang yang harus digugurkan karena
memiliki rix < 0,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel.3
Tabel Distribusi Aitem Skala Komunikasi yang Efektif (Setelah Seleksi
Aitem)
Aspek dan Indikator
Sebaran Aitem
Jumlah
Aitem
Favorable
Unfavorable
Positivity
2, 5, 8
6, 20
5
Openness
1, 24
7, 23, 30
5
Asurancess
4, 15, 22
26, 41
5
Social Networking
10, 27, 31
11, 16, 35
6
Sharing
9, 18, 28
12
4
Conflict Management
13, 33, 38
17, 29
5
34, 40
32, 36, 39
5
19
16
35
Advice
Total Aitem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel.4
Tabel Distribusi Aitem Skala Kepuasan Perkawinan (Setelah Seleksi Aitem)
Aspek dan
Indikator
Sebaran Aitem
Jumlah
Aitem
Favorable
Unfavorable
Cognition
16, 17
14, 19
4
Affect
1, 12
9, 11
4
Physiology
26, 35
5, 15
4
36
18
2
8, 22
24, 31
4
Violence
25
23
2
Total Aitem
10
10
20
Patterns
Social Support
3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya, konsisten, dan memiliki kecermatan (Azwar, 2003). Pada
penelitian ini, reliabilitas skala komunikasi yang efektif dan kepuasan
perkawinan menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Pendekatan ini
memiliki nilai praktis karena cukup dikenakan sekali saja pada kelompok
subjek (Azwar, 2009). Suatu alat ukur dikatakan memuaskan reliabiltasnya
jika nilai koefisien Alpha mencapai 0.900, sedangkan suatu alat ukur dapat
dikatan reliabel jika memiliki koefisien nilai Alpha minimal 0.600 (Azwar,
2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunkan program SPSS
versi 16.0, skala komunikasi yang efektif memiliki koefisien Alpha sebesar
(0.934), dan skala kepuasan perkawinan memiliki koefisien Alpha sebesar
(0.884). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa skala komunikasi
yang efektif dan skala kepuasan perkawinan memiliki koefisien Alpha lebih
dari 0.600. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala komunikasi yang efektif
dan skala kepuasan perkawinan reliabel.
G. METODE ANALISA DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya
distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Z Test pada
program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai
signifikansi lebih dari 0.05 ( p > 0.05 ).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat komunikasi yang efektif
sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan kepuasan
perkawinan sebagai variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk
melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada
program SPSS SPSS for Windows 16.0. Hubungan yang dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
linear jika signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05), sebaliknya hubungan
dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0.05 ( p>0.05).
2. Uji Hipotesis
Uji hopotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara komunikasi yang dan kepuasan perkawinan. Data yang diperoleh
kemudian diolah menggunakan perhitungan statistik, yaitu menggunakan
perhitungan korelasi product-moment dari Pearson jika data yang diperoleh
berdistribusi normal dan menggunakan Spearman’s rho jika data berdistribusi
tidak normal. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan selama 3 minggu dimulai dari tanggal 9
Mei 2016 sampai 31 Mei 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah istri suku
Jawa yang memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama dengan
suami, dan sudah memiliki anak. Peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa
teman untuk melakukan pengambilan data karena kondisi tempat tinggal subjek
yang sulit untuk ditemui secara langsung oleh peneliti.
Peneliti menyebar 160 skala kepada istri suku Jawa yang berada di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Dari 143 skala yang kembali, hanya
133 skala yang dapat dianalisis, sedangkan 10 skala lainnya tidak dapat dianalisis
dikarenakan ada yang tidak mengisi identitas diri secara lengkap, seperti usia
perkawinan, jumlah anak dan tidak mengisi pernyataan secara lengkap.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Subjek
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 133
orang istri suku Jawa yang berada di kota Yogyakarta dan sekitarnya yang
memiliki usia perkawinan minimal 2 tahun, tinggal bersama dengan suami, dan
sudah memiliki anak.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel.5
Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Lama Perkawinan
Lama Perkawinan
Jumlah
2 – 10 tahun
55
11-20 tahun
32
21-30 tahun
33
31-40 tahun
12
41-50 tahun
1
Total
133
Tabel.6
Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak
Jumlah Anak
Jumlah Subjek
1
45
2
58
3
24
4
6
Total
133
C. DESKRIPSI PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada istri suku Jawa,
peneliti memperoleh data hasil penelitian yang membandingkan antara data
empiris dengan data teoritis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
antara komunikasi yang efektif dengan kepuasan perkawinan pada istri suku
Jawa. Berikut ini disajikan tabel yang berisi data empiris dan data teoritis :
Tabel.7
Tabel Data Hasil Penelitian
Variabel
Teoritis
Mean
X max
Empiris
X min
Mean
X max
SD
Sig.
Hasil
X min
Uji-t
Komunikasi
87.5
134
64
109.53
134
64
12.063
0.000
50
80
20
62.24
80
20
7.749
0.000
yang Efektif
Kepuasan
Perkawinan
Berdasarkan tabel diperoleh data hasil perbandingan antara mean
empiris dan mean teoritis pada masing-masing variabel. Pada variabel
komunikasi yang efektif diperoleh mean empiris (109.53) lebih besar
dibandingkan mean teoritisnya (87.5). Demikian juga pada variabel kepuasan
perkawinan diperoleh data yang menunjukkan bahwa mean empiris (62.24) lebih
besar dibandingkan mean teoritisnya (50). Berdasarkan hasil uji one sample t-test
pada variabel komunikasi yang efektif dan variabel kepuasan perkawinan, mean
empiris memiliki perbedaan yang signifikan terhadap mean teoritis karena
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), yaitu nilai 0.000. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ini menunjukkan komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri
suku Jawa cenderung tinggi.
D. HASIL PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi
data yang diperoleh. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan
uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Z Test pada program SPSS.
Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05
(p>0.05).
Berdasarkan hasil perhitungan, signifikansi data komunikasi yang
efektif sebesar 0.007, sedangkan nilai signifikasi pada kepuasan
perkawinan sebesar 0.043. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data
komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan termasuk dalam
distribusi tidak normal dikarenakan memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dari 0.050 (p<0.050).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel.8
Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
komunikasi
yang efektif
kepuasan
perkawinan
Df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
.093
133
.007
.975 133
.015
.079
133
.043
.966 133
.002
a. Lilliefors Significance
Correction
Gambar 1. Histogram Variabel Komunikasi Yang Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 2. Histogram Variabel Kepuasan Perkawinan
b. Uji Linearitas
Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini
adalah Tes For Linearity pada program SPSS. Hubungan dapat dikatakan
linear jika signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05), sebaliknya hubungan
dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0.05 (p<0.05).
Berdasarkan uji linearitas komunikasi yang efektif dengan kepuasan
perkawinan memiliki nilai F sebesar 353.192 dengan signifikansi sebesar
0.000. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif dan kepuasan
perkawinan memiliki hubungan yang linear dikarenakan memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.050 (p<0.050).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel.9
Tabel Uji Linearitas
Komunikasi
Between Groups (combined)
yang Efektif
Linearity
*Kepuasan
Deviation from Linearity
F
Sig.
8.601
.000
353.192
.000
1.110
.334
Perkawinan
Gambar 3. Scatterplot variabel Komunikasi yang Efektif dan Kepuasan Perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan
menguji hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara
komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Uji
hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho
karena data komunikasi yang efektif dan data kepuasan perkawinan memiliki
distribusi tidak normal. Menurut Yasmin dan Kurniawan (2009) r=0.838
termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang sangat kuat.
Tabel.10
Koefisien Korelasi dan Interpretasinya
Nilai Korelasi Sampel (r)
Interpretasinya
0,00-0,09
Hubungan korelasi diabaikan
0,10-0,29
Hubungan korelasi sangat rendah
0,30-0,49
Hubungan korelasi moderat
0,50-0,70
Hubungan korelasi sedang
>0,70
Hubungan korelasi sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel.11
Tabel Uji Hipotesis
Correlations
Spearman's rho kepuasan
perkawinan
Correlation
kepuasan
komunikasi
perkawinan
yang efektif
1.000
.838**
.
.000
133
133
.838**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
133
133
Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
komunikasi
Correlation
yang efektif
Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel.11 dapat dilihat bahwa
variabel komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan memiliki
koefisien korelasi (r) sebesar 0.838 dengan signifikansi sebesar 0.000. Hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat kuat (Yasmin dan
Kurniawan, 2009) antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan
karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.050 (p < 0.050). Dengan
demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
efektif komunikasi pada istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam
perkawinannya.
2.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komunikasi
yang efektif sebagai variabel bebas dan kepuasan perkawinan sebagai variabel
tergantung. Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi yang efektif dan kepuasan
perkawinan memiliki koefisien korelasi sebesar 0.838 dengan p= 0.000
(p<0.050). Korelasi koefisien tersebut tergolong dalam korelasi yang sangat kuat
(Yasmin dan Kurniawan, 2009). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi
yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Dengan demikian
semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh istri suku Jawa, maka akan
semakin puas dalam perkawinannya.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan. Hal ini
dikarenakan pada istri suku jawa komunikasi efektif dicirikan dengan sopan,
baik, menyenangkan, mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan, ekspresif,
mempunyai hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga pasangan,
berbagi tugas dan tanggung jawab, menyelesaikan masalah bersama, menerima
dan menjalankan nasihat dari pasangan (Canary dan Stafford, 2002 dan Canary
dan Zelley (dalam Punyanunt Carter, 2004)). Ciri-ciri tersebut menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
istri suku Jawa dapat menerima perilaku negatif pasangan, kehidupan seksual
yang baik, hubungan yang harmonis, adanya dukungan sosial, dan saling
perhatian dengan pasangan (Bradbury, Fincham, dan Beach, 2000). Hal ini
menyebabkan istri suku jawa memiliki kepuasan perkawinan yang tinggi.
Berdasarkan hasil uji t one sample test menunjukkan bahwa mean
empiris (109.53) dan mean teoritis (87.5) variabel komunikasi yang efektif
memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0.000 yang lebih
kecil dari 0.050 (p<0.05). Hal ini berarti bahwa kecenderungan komunikasi yang
efektif sangat dirasakan oleh subjek. Hasil uji t one sample test pada variabel
kepuasan perkawinan menunjukkan bahwa mean empiris (62.24) dan mean
teoritis (50) dari skala kepuasan perkawinan memiliki perbedaan yang signifikan
karena nilai signifikansinya 0.000 yang lebih kecil dari 0.050 (p<0.05). Hal ini
berarti bahwa subjek merasakan kepuasan dalam perkawinan. Subjek merasa
terdapat rasa puas dalam kehidupan perkawinannya.
Data variabel komunikasi yang efektif dan data variabel kepuasan
perkawinan termasuk dalam distribusi tidak normal. Hal ini bisa terjadi karena
peneliti tidak menggunakan teknik random sampling, sehingga tidak dapat
memberikan kesempatan yang sama pada populasi untuk mengisi skala
komunikasi yang efektif dan skala kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Hal tersebut terbukti dengan
adanya korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan antara komunikasi yang
efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa yaitu sebesar 0.838 dengan
nilai signifikansi 0.000. Hal ini berarti bahwa semakin efektif komunikasi yang
dilakukan oleh istri suku Jawa maka akan semakin puas dalam perkawinannya.
Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang dilakukan oleh istri suku Jawa
maka akan semakin tidak puas dalam perkawinannya.
B. Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan selama melakukan penelitian,
yaitu penelitian ini kurang mampu mewakili populasi suku jawa karena tidak
menggunakan teknik random sampling sehingga, generalisasi pada penelitian ini
terbatas. Selain itu, kurangnya data demografi tentang pekerjaan dan data
pendidikan terakhir untuk melihat latar belakang setiap subjek juga menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
C. Saran
1. Bagi Istri Suku Jawa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
kuat dan signifikan antara komunikasi yang efektif dab kepuasan perkawinan
pada istri suku Jawa. Istri suku Jawa diharapkan dapat melakukan komunikasi
yang efektif dengan suami agar dapat tercipta kepuasan dalam perkawinan.
Untuk itu istri diharapkan mampu mempertahankan komunikasi yang efektif
dalam perkawinannya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya kurangnya
data tentang pendidikan terakhir dan pekerjaan. Ada baiknya peneliti
selanjutnya untuk menambahkan data demografi seperti, pekerjaan, usia
menikah, dan pendidikan terakhir. Untuk itu bagi peneliti yang ingin meneliti
tentang komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan selanjutnya
disarankan menambahkan faktor pendukung lain yang dapat menentukan
tingkat kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, R. E., & Emmons, M. L. (1987). Your Perfect Right, A Guide to Assertive
Living. California: Impact Publishers.
Animasahaun, R. A., & Oladeni, O.O. (2012). Effect of assertiveness training and
marital communication skills in enhancing marital satisfaction among bapist
couple state, Nigeria. Global Journal of Human Social Science Arts &
Humanities.
Ayub, N. (2010). Development of Marital Satisfaction Scale. Pakistan Journal of
Clinical Psychology. ©Institute of Clinical Psychology, University of Karachi.
9.19-34.
Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustka Pelajar.
Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2010). Persentase Jumlah Suku Terbesar Di Indonesia.
Diakses tanggal 6 Mei 2014 dari http://bps.go.id/.
Badan Pusat Statistik. (2009-2013). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah
Tempat Tinggal, Kelompok Umur,Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan
Status Perkawinan, 2009-2013. Diakses tanggal 2 Oktober 2015 dari
http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1605.
Bradbury, T., Beach, R.H.S., dan Fincam F.D. (2000). Research on the Nature and
Determinants of Marital Satisfaction: A Decade in Review. Journal Of
Marriage
And
Family.
DOI:
10.1111/j.1741-3737.2000.00964.x.
https://www.researchgate.net/publication/227495523
Bradbury, T. N., & Karney, B. R. (2004). Understanding and altering the longitudinal
course of marriage. Journal of Marriage and Family, 66, 862–879.
http://dx.doi.org/10.1111/j.0022-2445.2004.00059.x
Canary, D.J, dan Stafford, L. (2002). A Panel Study Of The Associations Between
Maintenance And Strategies And Relational Characteristics. Journal of
Marriage and Family. http://www.jstor.org/stable/3600113.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Cao, H., Fang, X., Fine, M. A., Ju, X., Lan, J., & Liu, X. (2015). Beyond the Average
Marital Communication: Latent Profiles of the Observed Interactions Among
Chinese Newlywed Couples. Journal of Family Psychology. Advance online
publication. http://dx.doi.org/10.1037/fam0000126.
Chapman, G. (2007). Pernikahan yang Selalu Anda Dambakan. Tangerang: Gospel
Press.
Devito, J. (1997). Komunikasi antar manusia (terjemahan). Jakarta: Professional
Books.
Duvall, M., & Miller, B.C. (1985). Marriage and Family Development 6th ed. New
York: Harper and Row Publisher Inc.
Effendy, O. U. (1981). Dimensi - Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni.
Effendy, O. U. (2007). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Gabriel, Barbara., Beach, Steven R.H., dan Bodenmann, Guy., (2016). Depression,
Marital Satisfaction and Communication in Couples: Investigating Gender
Differences. Article In Behavior Therapy. DOI: 10.1016/j.beth.2009.09.001.
https://www.researchgate.net/publication/44694203.
Geertz, H. (1983). Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
Gottman, J. M., Coan, J., Carrere, S., & Swanson, C. (1998). Predicting marital
happiness and stability from newlywed interactions. Journal of Marriage and
Family, 60, 5–22. http://dx.doi.org/10.2307/353438.
Gottman, J. M., & Notarius, C. I. (2000). Decade review: Observing Marital
Interaction. Journal of Marriage and the Family 62, 927–947.
Gunarsa, D.S., & Gunarsa D.S.Y. (1990). Psikologi Praktis. Anak, Remaja, dan
Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Fischer, H.K., dan Thomas, N.H. (1988). Dua Tahun Pertama Hidup Berkeluarga.
Yogyakarta: Kanisius.
Handayani, C.S., dan Novianto, A. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: PT
LKis Pelangi Aksara Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Heyman, R. E. (2001). Observation of couple conflicts: Clinical assessment
applications, stubborn truths, and shaky foundations. Psychological Assessment,
13, 5–35. http://dx.doi.org/10.1037/1040-3590.13.1.5.
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Levenson, R.W., Carstensen, L.L & Gottman, J.M . (1993).Long Term Marriage :
Age, Gender, and Satisfaction. Psychology and Aging 1993 vol 8 no 2, 301313.
Lunandi, A. G. (1987). Komunikasi Mengena ; Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
Antar Pribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Maulana, H., dan Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta:
Akademia Permata.
Montgomery, B. M. (1981). The Form and Function of Quality Communication in
Marriage. Family Relations, Vol. 30, No. 1 pp. 21-30. Published by: National
Council on Family Relations. URL:http://www.jstor.org/stable/584231.
Diakses : 09-11-2015.
Mulyana, D. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D. (2008). Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana.
Olson, D.H., & Hamilton, I. (2003). Marriage and familiues: Intimacy, diversity, and
strength (3th ed.). New York: McGrawHill.
Osakinle, E.O dan Okafoez, V.C. (2013). Lack of Effective Communication among
Couples in Ekiti State, Nigeria. Asian Journal of Education and e-Learning
(ISSN: 2321 – 2454). Asian Online Journals (www.ajouronline.com).
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (9th Ed).
New York: Mc Graw Hill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta. (2014-2015). Data Perceraian Daerah
Istimewa Yogyakarta di lima kabupaten. Diperoleh tanggal 5 Mei 2016 dari
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah, dan Bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Punyanunt-Carter, N.M. (2004). Using equity to examine relationship maintenance
and satisfaction in father-daughter relationship. Human Communication. A
Publication of the Pacific and Asian Communication Association.
Purwoko, H. (2008). Jawa Ngoko: Ekspresi Komunikasi Arus Bawah. Penerbit:
Indeks. Jakarta.
Rizal, F., Husein, F.A., dan Margiani, L. (1993). Dinamika Gerakan Perempuan
Indonesia: PT.Tiara Wacana.
Roqib, M. (2007). Harmoni Dalam Budaya Jawa: Dimensi Edukasi dan Keadilan
Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik Marital: Pemahaman Konseptual, Aktual dan
Alternatif Solusinya. Bandung: PT. Refika Aditama.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid 2 ed.
5. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sardjono, M. A. (1992). Di Ambang Perceraian. Jakarta: Trikarya.
Sudartini, S. (2010). Konsep kesopanan berbicara oleh wanita dalam budaya Jawa.
Widyaparwa.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta.
Sujarno, dkk. (2000). Pemberdayaan Nilai Budaya Dalam Rangka Mewujudkan
Keluarga Sejahtera di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek
Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi DIY.
Sukri, S. S., & Sofwan, R. (2001). Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa.
Yogyakarta:Gama Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi : Tinjauan Psikologis.
Yogyakarta: Kanisius.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam
Psikologi.Yogyakarta: Diandra Primamitra.
Tavakolizadeh, Jahanshir., Nejatian, Mahbobe., dan Soori, Ahmad. (2015). The
Effectiveness Of Communication Skills Training On Marital Conflicts And Its
Different Aspects In Women. Procedia - Social and Behavioral Sciences.
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/.
Trokan, John. (1998). Stage of the Marital and Family Life Cycle: Marital Miracles.
Pastoral Psychology 46 (4), 281-295.
Undang-Undang Perkawinan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974.
Walgito, B. (2010). Bimbingan & Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset.
Widyoko, S.E.P. (2015).
Pustaka Belajar.
Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Yasmin, S. dan Kurniawan, H. (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Sofware SPSS. Cetakan I. Jakarta: Salemba Infotek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1
Skala Tryout
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Salam sejahtera,
Saya, Yuni Nurmaya, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai
komunikasi yang efektif dan kepuasan perkawinan pada istri suku Jawa. Saya
memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa
data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan
mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun
pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban
yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga
saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat
menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan
tanda tangan atau paraf Anda pada lembar selanjutnya. Terima kasih atas perhatian
dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian
tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya,
saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Maret 2016
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala 1 dan 2, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri
2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang
paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang
(X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SS
: Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S
: Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS
: Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
: Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh :
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1
Suami saya sering memuji penampilan saya
S
TS
STS
X
Apabila Anda merasa ingin mengganti jawaban, maka Anda dapat mengganti pilihan
jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang menurut Anda
lebih sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Contoh koreksi :
No.
1
Pernyataan
Suami saya sering memuji penampilan saya
Jawaban
SS
S
X
X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Identitas Diri
Inisial
:
Lama Perkawinan
:
Jumlah anak
:
tahun
bulan
SKALA I
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1.
S
TS
Saya bercerita tentang banyak hal kepada suami
saya
2.
Suami saya menggunakan sikap yang lemah lembut
ketika berbicara pada saya
3.
Saya sering memberi komentar ketika suami saya
sedang bercerita
4.
Saya selalu setia kepada suami saya
5.
Suami saya sering memuji penampilan saya
6.
Suami saya sering menggunakan nada tinggi ketika
berbicara dengan saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
7.
S
TS
Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan saya
8.
Saya berusaha mendengarkan dengan baik apa yang
diutarakan suami saya
9.
Saya merasa suami saya adalah kepala keluarga
yang bertanggung jawab
10.
Saya sering membantu keluarga suami dalam urusan
keuangan
11.
Suami saya pernah berselisih paham dengan orang
tua saya
12.
Suami saya sering mengabaikan tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga
13.
Saya dan suami saya selalu berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah
14.
Suami saya jarang membantu mengerjakan
pekerajaan rumah
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
15.
S
TS
Saya akan mengorbankan kepentingan pribadi demi
kehidupan berkeluarga
16.
Suami saya kurang mengenal terhadap teman-teman
dekat saya
17.
Suami
saya
jarang
membantu
mengerjakan
pekerjaan rumah
18.
Suami saya bersedia membantu mengerjakan
pekerjaan rumah
19.
Kegiatan di luar rumah membuat saya sering
mengabaikan pekerjaan rumah
20.
Saya sering mengabaikan suami saya ketika dia
sedang menasihati saya
21.
Jika merasa kecewa, saya akan mengutarakannya
pada suami
22.
Saya merasa suami saya mencintai dan
memperhatikan saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
23.
S
TS
Suami saya cenderung tertutup terhadap hal yang
dialaminya
24.
Ketika sedang mengalami masalah saya
menceritakannya kepada suami
25.
Pada saat terjadi masalah saya sering beradu
argumen dengan suami saya
26.
Saya merasa suami saya pernah mengkhianati saya
27.
Suami saya sering mengajak saya ketika akan
bertemu dengan rekan kerjanya
28.
Saya telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan
baik walaupun saya memiliki pekerjaan di luar
rumah
29.
Ketika terjadi masalah saya dan suami cenderung
mengabaikannya
30.
Saya lebih sering memendam masalah yang saya
alami
31.
Suami saya mengenal baik teman-teman dekat saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
32.
S
TS
Nasihat yang saya berikan sering diabaikan oleh
suami saya
33.
Ketika terjadi masalah saya dan suami berusaha
menyelesaikan bersama-sama
34.
Saya selalu mendengarkan nasihat dari suami saya
35.
Suami lebih sering menghabiskan waktu dengan
rekan kerjanya
36.
Saya merasa nasihat dari suami saya kurang
bermanfaat
37.
Suami saya mau melakukan nasihat yang saya
berikan
38.
Saya dan suami membicarakan solusi dari masalah
yang kami hadapi
39.
Suami saya sering menolak nasihat yang saya
berikan
40.
Saya sering meminta saran kepada suami saya
ketika akan melakukan sesuatu
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
41.
Saya merasa suami kurang memperhatikan saya
42.
Bagi saya peran kepala rumah tangga dapat dimiliki
S
TS
oleh seorang istri
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SKALA II
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1.
Saya bahagia menjalani hidup dengan suami saya
2.
Saya merasa sedih ketika suami saya terlalu sibuk
S
TS
bekerja
3.
Saya berusaha memahami apa yang menjadi
kekurangan suami saya
4.
Suami saya membatasi aktivitas saya di luar rumah
5.
Suami saya jarang memeluk dan mencium saya
6.
Saya merasa terpaksa melayani kebutuhan seksual
suami saya
7.
Saya selalu berkata jujur kepada suami saya
8.
Saya selalu menyediakan sarapan sebelum suami
berangkat kerja
9.
Suami saya jarang mengucapkan kata-kata sayang
pada saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
S
TS
10. Suami saya berusaha menyenangkan hati saya
dengan membantu mengerjakan pekerjaan rumah
11. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan suami
saya
12. Suami saya sering mengucapkan kata-kata sayang
kepada saya
13. Suami saya membebaskan saya untuk aktif dalam
kegiatan sosial
14. Saya merasa terganggu dengan kebiasaan buruk
suami
15. Suami saya jarang menggandeng tangan saya ketika
sedang jalan berdua
16. Suami saya berusaha untuk membuat saya merasa
bahagia
17. Suami saya menerima saya apa adanya
18. Suami saya cenderung mengabaikan masukan yang
saya berikan
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
S
TS
19. Saya merasa suami saya kurang peduli dengan saya
20. Setiap kali kami bertengkar suami saya berusaha
untuk menghindari kekerasan fisik
21. Saya merasa sedih ketika suami saya menolak
membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah
22. Suami saya sering memberikan masukan ketika saya
mengalami masalah dalam pekerjaan
23. Suami saya sering memukul saya ketika kami
bertengkar
24. Saya jarang menyediakan sarapan untuk suami saya
25. Saya dan suami selalu bertukar pendapat saat
menyelesaikan masalah
26. Saya dengan senang hati memberikan pijatan kepada
suami saya ketika kelelahan pulang kerja
27. Suami saya sering mengeluh tentang perilaku saya
28. Suami saya cenderung menghindari konflik yang
terjadi diantara kami
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
S
TS
29. Pertengakaran saya dan suami hanya sebatas
pertengkaran mulut
30. Suami saya berusaha untuk menyelesaikan setiap
konflik yang kami alami
31. Suami saya acuh terhadap keadaan saya
32. Saya dan suami melakukan hubungan seksual
secara intensif
33. Saya dapat melihat perubahan yang dilakukan oleh
suami saya setelah menerima masukan dari saya
34. Suami saya sering melampiaskan kekesalannya
dengan membanting barang-barang di rumah
35. Suami saya sering menggandeng tangan saya ketika
sedang jalan-jalan
36. Perbedaan pendapat yang kami alami sering
berakhir dengan pertengkaran
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH 
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2
Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1.
Skala Komunikasi yang Efektif
Reliabilitas awal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.914
42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
item1
127.1200
138.189
.379
.913
item2
127.5200
135.887
.527
.911
item3
128.5800
146.575
-.230
.920
item4
126.8800
136.679
.474
.912
item5
127.9000
136.541
.348
.913
item6
127.3200
134.140
.557
.910
item7
127.5200
137.642
.367
.913
item8
127.1200
136.557
.556
.911
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
item9
126.8800
136.149
.556
.911
item10
127.7400
136.604
.354
.913
item11
127.5600
132.741
.549
.911
item12
126.9200
136.891
.484
.912
item13
126.9200
137.830
.444
.912
item14
127.9800
141.326
.047
.919
item15
127.2600
137.380
.451
.912
item16
127.7000
134.663
.444
.912
item17
127.1600
132.382
.720
.909
item18
127.3600
137.419
.400
.912
item19
127.3400
140.188
.224
.914
item20
127.4000
138.204
.473
.912
item21
127.5600
142.251
.073
.915
item22
127.1000
132.418
.638
.909
item23
127.5600
135.884
.569
.911
item24
127.1600
135.117
.596
.910
item25
128.0800
141.953
.069
.916
item26
127.2400
135.084
.587
.910
item27
127.9600
134.651
.420
.913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
item28
127.3000
136.745
.452
.912
item29
127.2000
134.449
.620
.910
item30
127.4000
138.571
.308
.913
item31
127.7800
133.522
.575
.910
item32
127.6000
137.714
.510
.912
item33
127.0000
134.041
.707
.909
item34
127.2000
136.408
.600
.911
item35
127.4000
134.041
.606
.910
item36
127.1800
134.355
.663
.910
item37
127.6000
140.245
.217
.914
item38
127.1200
136.271
.535
.911
item39
127.4400
136.619
.513
.911
item40
127.3400
134.596
.640
.910
item41
127.2000
134.122
.690
.909
item42
127.7200
141.757
.059
.917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Reliabilitas setelah pengguguran item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.934
35
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted if Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item1
108.3400
130.107
.426
.933
item2
108.7400
128.400
.530
.932
item4
108.1000
129.112
.481
.933
item5
109.1200
128.965
.354
.935
item6
108.5400
126.702
.559
.932
item7
108.7400
130.604
.333
.934
item8
108.3400
128.760
.586
.932
item9
108.1000
128.622
.561
.932
item10
108.9600
128.611
.385
.934
item11
108.7800
125.400
.547
.932
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
item12
108.1400
129.388
.486
.933
item13
108.1400
130.245
.451
.933
item15
108.4800
129.438
.489
.933
item16
108.9200
127.014
.457
.934
item17
108.3800
124.975
.724
.930
item18
108.5800
130.289
.371
.934
item20
108.6200
131.302
.410
.934
item22
108.3200
124.916
.648
.931
item23
108.7800
128.624
.552
.932
item24
108.3800
127.587
.604
.932
item26
108.4600
127.437
.605
.932
item27
109.1800
126.191
.479
.933
item28
108.5200
129.234
.455
.933
item29
108.4200
126.983
.624
.931
item30
108.6200
131.098
.304
.935
item31
109.0000
125.959
.587
.932
item32
108.8200
130.559
.475
.933
item33
108.2200
126.338
.732
.931
item34
108.4200
128.942
.600
.932
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
item35
108.6200
126.934
.584
.932
item36
108.4000
126.939
.664
.931
item38
108.3400
128.596
.553
.932
item39
108.6600
129.413
.490
.933
item40
108.5600
126.415
.703
.931
item41
108.4200
126.698
.692
.931
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2.
Skala Kepuasan Perkawinan
Reliabilitas awal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.764
N of Items
36
\
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
if Item Deleted Total Correlation
if Item Deleted
item1
108.9200
121.830
.547
.753
item2
110.5200
130.173
-.151
.774
item3
109.2400
124.962
.256
.760
item4
109.6000
122.612
.382
.756
item5
109.4600
118.621
.551
.748
item6
108.9800
120.918
.534
.752
item7
109.3200
121.773
.442
.754
item8
109.2600
123.217
.269
.759
item9
109.5600
116.496
.605
.745
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
item10
109.3600
125.296
.219
.761
item11
108.8600
120.490
.639
.750
item12
109.4800
117.438
.591
.746
item13
109.4400
125.843
.202
.762
item14
109.8600
122.735
.302
.758
item15
109.7800
121.440
.445
.754
item16
109.0800
122.320
.455
.755
item17
109.1200
122.842
.385
.756
item18
109.4400
120.700
.663
.751
item19
109.3400
120.800
.662
.751
item20
109.3600
127.745
-.024
.770
item21
109.9600
123.958
.218
.760
item22
109.4200
125.269
.280
.760
item23
108.8600
122.490
.503
.755
item24
109.3000
117.276
.536
.747
item25
109.2800
122.736
.303
.758
item26
109.3600
122.929
.473
.756
item27
109.6400
126.153
.107
.764
item28
109.4400
97.149
.136
.883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
item29
109.4200
126.493
.174
.763
item30
109.2000
120.939
.524
.752
item31
109.1200
118.434
.629
.747
item32
109.5800
122.085
.434
.755
item33
109.6000
126.490
.120
.763
item34
108.9000
124.500
.276
.760
item35
109.7600
120.798
.393
.754
item36
109.3800
120.689
.447
.753
Reliabilitas setelah pengguguran item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.884
N of Items
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
if Item Deleted Total Correlation
if Item Deleted
item1
59.0226
56.962
.296
.884
item2
59.0977
54.468
.469
.879
item3
59.2782
54.884
.450
.880
item4
58.8872
52.767
.647
.873
item5
59.4662
53.645
.527
.877
item6
58.9624
53.991
.623
.875
item7
58.6992
54.182
.612
.875
item8
59.4060
52.743
.600
.875
item9
59.0075
57.811
.258
.884
item10
59.2331
55.362
.387
.882
item11
59.3233
54.054
.548
.877
item12
59.0301
55.181
.490
.879
item13
59.0376
53.279
.632
.874
item14
59.1880
55.669
.323
.884
item15
59.5338
54.539
.465
.879
item16
58.8421
52.422
.674
.872
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
item17
58.8346
54.503
.501
.878
item18
59.6466
56.382
.292
.885
Item19
58.7669
52.983
.591
.875
Item20
59.3083
54.669
.474
.879
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 3
Blue Print
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Blue Print Item Komunikasi Yang Efektif
Konsep
Indikator
Item Favorabel
Item Unfavorabel
Positivity adalah
Positivity
bersikap sopan,
baik,
menyenangkan,
dan tidak
mengkritik
pembicaran selama
pembicaraan
antara suami istri
berlangsung
Bersikap sopan,
baik,
menyenangkan
dan
tidak mengkritik
selama
pembicaraan
berlangsung
Suami saya
menggunakan sikap
yang lemah lembut
ketika berbicara pada
saya
Suami saya sering
memuji penampilan
saya
Saya sering
mengabaikan suami
saya ketika dia sedang
menasihati saya
Openness adalah
mampu
mengungkapkan
pikiran dan
perasaan secara
terbuka kepada
pasangan
Mengatakan
secara terbuka
dan langsung
mengenai
pikiran dan
perasaan pada
pasangan
Assurances adalah
jaminan yang
melibatkan
ekspresi cinta dan
komitmen dalam
menyiratkan
hubungan yang
memiliki masa
depan
Aspek
Openness
Assurances
Berkomitmen
dalam
menjalankan
perkawinan
yang memiliki
masa depan
Saya berusaha
mendengarkan dengan
baik apa yang
diutarakan suami saya
Saya bercerita tentang
banyak hal kepada
suami saya
Jika merasa kecewa,
saya akan
mengutarakannya pada
suami
Ketika sedang
mengalami masalah
saya menceritakannya
kepada suami
Saya selalu setia kepada
suami saya
Saya merasa suami saya
mencintai dan
memperhatikan saya
Saya akan
mengorbankan
kepentingan pribadi
demi kehidupan
berkeluarga
Suami saya sering
menggunakan nada
tinggi ketika berbicara
dengan saya
Saya sering memberi
komentar ketika suami
saya sedang bercerita
Saya merasa kesulitan
untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan
saya
Suami saya cenderung
tertutup terhadap hal
yang dialaminya
Saya lebih sering
memendam masalah
yang sedang saya alami
Saya merasa suami saya
pernah mengkhianati
saya
Saya merasa suami
kurang memperhatikan
saya
Bagi saya peran kepala
rumah tangga dapat
dimiliki oleh seorang
istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Social networking Social
adalah dapat
networking
menjalin hubungan
baik dengan
keluarga, teman
maupun rekan
kerja pasangan
Memiliki
hubungan yang
baik dengan
keluarga, teman,
dan rekan kerja
pasangan
Sharing berbagi
tugas dalam rumah
tangga serta
bertanggung
Jawab atas peran
yang dijalankan
baik sebagi suami
maupun istri
Pembagian
tugas dan peran
dalam rumah
tangga serta
bertanggung
jawab atas tugas
dan peran
Sharing
Management
conflict berfokus
pada cara
pasangan suami
istri
mendiskusikan
masalah dalam
kehidupan
perkawinan ketika
mengalami
perselisihan
pendapat dan
perbedaan
pandangan
Management Kemampuan
conflict
pasangan suami
istri untuk
menyelesaikan
masalah
Advice adalah
nasihat yang
diberikan dan
dijalankan oleh
Advice
Saling
menerima dan
menjalankan
nasihat yang
Suami saya sering
mengajak saya ketika
akan bertemu dengan
rekan kerjanya
Suami saya mengenal
baik teman-teman dekat
saya
Saya sering membantu
keluarga suami dalam
urusan keuangan
Saya merasa suami saya
adalah kepala keluarga
yang bertanggung
jawab
Suami saya bersedia
membantu mengerjakan
pekerjaan rumah
Suami lebih sering
menghabiskan waktu
dengan rekan kerjanya
Saya telah mengerjakan
pekerjaan rumah
dengan baik walaupun
saya memiliki
pekerjaan di luar rumah
Saya dan suami saya
selalu berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah
Kegiatan di luar rumah
membuat saya sering
mengabaikan pekerjaan
rumah
Ketika terjadi masalah
saya dan suami
berusaha
menyelesaikan
bersama-sama
Saya dan suami
membicarakan solusi
dari masalah yang kami
hadapi
Saya selalu
mendengarkan nasihat
dari suami saya
Saya kurang mengenal
teman-teman suami
saya
Suami saya pernah
berselisih paham
dengan orang tua saya
Suami saya sering
mengabaikan tanggung
jawabnya sebagai
kepala keluarga
Suami saya jarang
membantu mengerjakan
pekerjaan rumah
Suami saya selalu
mengambil keputusan
sendiri tanpa
melibatkan saya
Ketika terjadi masalah
saya dan suami
cenderung
mengabaikannya
Pada saat terjadi
masalah saya sering
beradu argumen dengan
suami saya
Suami saya sering
menolak nasihat yang
saya berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pasangan suami
istri dalam
menjalain
kehidupan
perkawinan
diberikan oleh
pasangan
Saya sering meminta
saran kepada suami
saya ketika akan
melakukan sesuatu
Suami saya mau
melakukan nasihat yang
saya berikan
Saya merasa nasihat
dari suami saya kurang
bermanfaat
Nasihat yang saya
berikan sering
diabaikan oleh suami
saya
Blue Print Item Kepuasan Perkawinan
Konsep
Aspek
Indikator
Item Favorabel
Item Unfavorabel
Cognition
Bagaimana
pasangan
memberikan
penilaian perilaku
positif dan negatif
yang dimiliki
pasangan.
Cognition
Penilaian
perilaku
pasangan positif
maupun
negative
Saya berusaha
memahami apa yang
menjadi kekurangan
suami saya
Saya merasa terganggu
dengan kebiasaan buruk
suami
Suami saya berusaha
untuk membuat saya
merasa bahagia
Suami saya menerima
saya apa adanya
Affect
Pernyataan tentang
peran afeksi dalam
mengikis atau
mendukung
kepuasan
perkawinan yang
digunakan untuk
mengamati
ekspresi emosional
dan untuk
membedakan
afeksi mereka
tentang perkawinan
dari waktu ke
waktu
Affect
Ekspresi
emosional yang
dilakukan
Saya selalu berkata
jujur kepada suami saya
Saya merasa suami saya
kurang peduli dengan
saya
Suami saya sering
mengeluh tentang
perilaku saya
Saya merasa sedih
ketika suami saya
terlalu sibuk bekerja
Saya merasa bosan
menjalani hidup dengan
suami saya
Suami saya jarang
mengucapkan kata-kata
sayang pada saya
Saya bahagia menjalani
hidup dengan suami
saya
Suami saya sering
mengucapkan kata-kata
sayang pada saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Physiology
Pasangan akan
lebih puas bila
mereka sering
melakukan
sentuhan-sentuhan
fisik yang dapat
meningkatkan
keselasaran
pasangan
Physiology
Patterns
Patterns
Pola berhubungan
dengan permintaan
atau penarikan
perilaku pasangan.
Misalnya, ketika
istri akan
cenderung
menuntut suami
untuk melakukan
perubahan perilaku
karena tidak puas
dengan perilaku
pasangannya,
sementara itu
suami akan
cenderung
menghindar dari
tuntutan istri.
Social Support
Social
Dukungan
sosial
Support
dipercaya
berhubungan
dengan
fungsi
perkawinan yang
baik agar tercipta
hubungan
yang
sehat
dalam
keluarga. Pasangan
Sentuhan sentuhan fisik
berupa
berpegangan
tangan,
berciuman,
berpelukan, dan
berhubungan
seksual
Perubahan pola
perilaku
pasangan yang
berupa
permintaan dan
penarikan
perilaku
pasangan
Dukungan sosial
yang positif
yang diberikan
pasangan dapat
menciptakan
lingkungan
keluarga yang
sehat
Saya dan suami
melakukan hubungan
seksual secara intensif
Suami saya jarang
memeluk dan mencium
saya
Saya dengan senang
hati memberikan pijatan
kepada suami saya
ketika kelelahan pulang
kerja
Suami saya sering
menggandeng tangan
saya ketika sedang
jalan-jalan
Saya dapat melihat
perubahan yang
dilakukan oleh suami
saya setelah menerima
masukan dari saya
Suami saya berusaha
menyenangkan hati
saya dengan membantu
mengerjakan pekerjaan
rumah
Suami saya berusaha
untuk menyelesaikan
setiap konflik yang
kami alami
Suami saya jarang
menggandeng tangan
saya ketika sedang jalan
berdua
Saya selalu
menyediakan sarapan
sebelum suami
berangkat kerja
Suami saya sering
memberikan masukan
ketika saya mengalami
masalah dalam
pekerjaan
Saya jarang
menyediakan sarapan
untuk suami saya
Saya merasa terpaksa
melayani kebutuhan
seksual suami saya
Suami saya cenderung
mengabaikan masukan
yang saya berikan
Saya merasa sedih
ketika suami saya
menolak membantu
saya mengerjakan
pekerjaan rumah
Suami saya cenderung
menghindari konflik
yang terjadi diantara
kami
Suami saya acuh
terhadap keadaan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
yang memberikan
dukungan
sosial
yang baik untuk
pasangannya akan
memberikan
kontribusi terhadap
kepuasan
perkawinan.
Violence
Individu
yang
terlibat
dalam
hubungan
yang
kasar
lebih
cenderung
tidak
puas
dengan
perkawinannya
daripada individu
yang tidak terlibat
dalam
hubungan
yang kasar.
Violence
Melakukan
kekerasan fisik
Suami saya
membebaskan saya
untuk aktif dalam
kegiatan sosial
Suami saya membatasi
aktivitas saya di luar
rumah
Setiap kali kami
bertengkar suami saya
berusaha untuk
menghindari kekerasan
fisik
Saya dan suami selalu
bertukar pendapat saat
menyelesaikan masalah
Pertengakaran saya dan
suami hanya sebatas
pertengkaran mulut
Suami saya sering
melampiaskan
kekesalannya dengan
membanting barangbarang di rumah
Suami saya sering
memukul saya ketika
kami bertengkar
Perbedaan pendapat
yang kami alami sering
berakhir dengan
pertengkaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4
Skala Penelitian
Setelah Tryout
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Salam sejahtera,
Saya, Yuni Nurmaya, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai
kehidupan perkawinan pada suku Jawa. Saya memohon kesediaan Anda untuk
membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa
data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan
mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun
pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban
yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga
saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat
menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan
tanda tangan atau paraf Anda pada lembar selanjutnya. Terima kasih atas perhatian
dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian
tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya,
saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Mei 2016
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala I dan II, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri
2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang
paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang
(X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SS
: Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S
: Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS
: Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
: Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh :
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1
Saya selalu setia kepada suami saya
S
TS
STS
X
Apabila Anda merasa ingin mengganti jawaban, maka Anda dapat mengganti
pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang menurut
Anda lebih sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Contoh koreksi :
No.
1
Pernyataan
Saya selalu setia kepada suami saya
Jawaban
SS
S
X
X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Identitas Diri
Inisial
:
Lama Perkawinan
:
Jumlah anak
:
tahun
bulan
SKALA I
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1.
Suami saya mengenal baik teman-teman dekat saya
2.
Nasihat yang saya berikan sering diabaikan oleh
S
TS
suami saya
3.
Ketika terjadi masalah saya dan suami berusaha
menyelesaikan bersama-sama
4.
Suami saya mau melakukan nasihat yang saya berikan
5.
Suami lebih sering menghabiskan waktu dengan
rekan kerjanya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
6.
S
TS
Saya merasa nasihat dari suami saya kurang
bermanfaat
7.
Saya dan suami membicarakan solusi dari masalah
yang kami hadapi
8.
Suami saya sering menolak nasihat yang saya
berikan
9.
Saya sering meminta saran kepada suami saya
ketika akan melakukan sesuatu
10.
Saya merasa suami kurang memperhatikan saya
11.
Saya sering mengabaikan suami saya ketika dia
sedang menasihati saya
12.
Saya merasa suami saya mencintai dan
memperhatikan saya
13.
Suami saya cenderung tertutup terhadap hal yang
dialaminya
14.
Ketika sedang mengalami masalah saya
menceritakannya kepada suami
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
15.
Saya merasa suami saya pernah mengkhianati saya
16.
Suami saya sering mengajak saya ketika akan
S
TS
bertemu dengan rekan kerjanya
17.
Saya telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan
baik walaupun saya memiliki pekerjaan di luar
rumah
18.
Ketika terjadi masalah saya dan suami cenderung
mengabaikannya
19.
Saya lebih sering memendam masalah yang saya
alami
20.
Saya bercerita tentang banyak hal kepada suami
saya
21.
Suami saya menggunakan sikap yang lemah lembut
ketika berbicara pada saya
22.
Saya selalu setia kepada suami saya
23.
Suami saya sering menggunakan nada tinggi ketika
berbicara dengan saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
24.
Suami saya sering memuji penampilan saya
25.
Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan
S
TS
pikiran dan perasaan saya
26.
Saya berusaha mendengarkan dengan baik apa yang
diutarakan suami saya
27.
Saya merasa suami saya adalah kepala keluarga
yang bertanggung jawab
28.
Saya sering membantu keluarga suami dalam urusan
keuangan
29.
Suami saya bersedia membantu mengerjakan
pekerjaan rumah
30.
Suami saya pernah berselisih paham dengan orang
tua saya
31.
Suami saya sering mengabaikan tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga
32.
Saya dan suami saya selalu berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
33.
S
TS
Saya akan mengorbankan kepentingan pribadi demi
kehidupan berkeluarga
34.
Suami saya kurang mengenal teman-teman dekat
saya
35.
Suami saya selalu mengambil keputusan sendiri
tanpa melibatkan saya
36.
Suami saya bersedia membantu mengerjakan
pekerjaan rumah
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
SKALA II
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
1.
S
TS
Suami saya sering memberikan masukan ketika saya
mengalami masalah dalam pekerjaan
2.
Saya dan suami selalu bertukar pendapat saat
menyelesaikan masalah
3.
Saya dan suami melakukan hubungan seksual secara
intensif
4.
Suami saya sering melampiaskan kekesalannya dengan
membanting barang-barang di rumah
5.
Suami saya sering menggandeng tangan saya ketika
sedang jalan-jalan
6.
Suami saya berusaha untuk menyelesaikan setiap
konflik yang kami alami
7.
Saya bahagia menjalani hidup dengan suami saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
8.
S
TS
Perbedaan pendapat yang kami alami sering berakhir
dengan pertengkaran
9.
Saya berusaha memahami apa yang menjadi
kekurangan suami saya
10. Suami saya membatasi aktivitas saya di luar rumah
11. Suami saya jarang memeluk dan mencium saya
12. Saya selalu berkata jujur kepada suami saya
13. Saya merasa terpaksa melayani kebutuhan seksual
suami saya
14. Saya selalu menyediakan sarapan sebelum suami
berangkat kerja
15. Suami saya jarang mengucapkan kata-kata sayang
pada saya
16. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan suami
saya
17. Suami saya menerima saya apa adanya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No.
Pernyataan
Jawaban
SS
S
TS
18. Saya merasa terganggu dengan kebiasaan buruk
suami
19. Suami saya sering memukul saya ketika kami
bertengkar
20. Suami saya cenderung mengabaikan masukan yang
saya berikan
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH 
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5
Statistik Deskriptif
dan One Sample T-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1.
Statistik Deskriptif
One-Sample Statistics
Std.
Std. Error
N
Mean
Deviation
Mean
133
109.53
12.063
1.046
Komunikasi yang
Efektif
One-Sample Statistics
Std.
Std. Error
N
Mean
Deviation
Mean
133
62.2406
7.74905
.67193
Kepuasan
Perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2.
One Sample T-test
One-Sample Test
Test Value = 87.5
95% Confidence Interval of
t
df
the Difference
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
Lower
Upper
.000
22.026
19.96
24.10
Komunikasi
21.057 132
yang Efektif
One-Sample Test
Test Value = 50
95% Confidence Interval of
t
df
the Difference
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
Lower
Upper
.000
12.24060
10.9115
13.5697
Kepuasan
18.217 132
Perkawinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 6
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
komunikasi yang
.093
133
.007
.975
133
.015
.079
133
.043
.966
133
.002
efektif
kepuasan perkawinan
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
komunikasi yang
133
100.0%
0
.0%
133
100.0%
133
100.0%
0
.0%
133
100.0%
efektif
kepuasan
perkawinan
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Descriptives
Statistic
komunikasi yang Mean
efektif
109.53
95% Confidence
Lower Bound
107.46
Interval for Mean
Upper Bound
111.60
5% Trimmed Mean
109.88
Median
112.00
Variance
145.524
Std. Deviation
Std. Error
1.046
12.063
Minimum
64
Maximum
134
Range
70
Interquartile Range
14
Skewness
-.596
.210
Kurtosis
.701
.417
62.24
.672
kepuasan
Mean
perkawinan
95% Confidence Interval
Lower
60.91
for Mean
Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Upper
63.57
Bound
5% Trimmed Mean
62.55
Median
63.00
Variance
60.048
Std. Deviation
7.749
Minimum
32
Maximum
79
Range
47
Interquartile Range
11
Skewness
-.707
.210
Kurtosis
1.080
.417
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 7
Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
ANOVA Table
Sum of
Squares
kepuasan
Between (Combined)
perkawinan * Groups
komunikasi
Linearity
6549.195
5722.144
Mean
df
Square
47
139.345
F
Sig.
8.601
.000
1 5722.144 353.192
.000
Deviation
yang efektif
from
827.051
46
17.979
Within Groups
1377.106
85
16.201
Total
7926.301
132
Linearity
1.110
.334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 8
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Korelasi Komunikasi yang Efektif dengan Kepuasan Perkawinan
Correlations
Spearman's rho kepuasan
perkawinan
yang efektif
.838**
.
.000
133
133
.838**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
133
133
Coefficient
Correlation
Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1tailed).
perkawinan
1.000
N
efektif
komunikasi
Correlation
Sig. (1-tailed)
komunikasi yang
kepuasan
Download