pandua n aplik asi produk te knolog i jimm y ha ntu

advertisement
2013
Hendy Sepriandi
PANDUAN APLIKASI PRODUK
TEKNOLOGI JIMMY HANTU
Panduan berisi aplikasi produk teknologi Jimmy Hantu
untuk berbagai jenis tanaman dan ternak. Sangat cocok
dan praktis dalam usaha untuk mengembangkan hasil
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Percepatan pertumbuhan dan pembuahan tanpa merusak
genetika aslinya merupakan ciri khas pemakaian produk
teknologi Jimmy Hantu. Selain itu, kuantitas dan kualitas
produksi dapat meningkat jauh lebih baik.
Grand Galaxy City Blok AE No.204
Bekasi 17148, Jawa Barat
Indonesia
Buah Naga
A. Pengolahan tanah sebelum tanam yaitu penetralan pH dengan cara pengapuran.
B. Pilih indukan yang berumur diatas 2 tahun untuk dijadikan bibit.
C. Bibit yang ditanam sudah keluar tunas minimal 2 (dua).
D. Pemberian kohe kambing (agar cepat berbuah) secara berkala setiap 3 bulan.
E. Media tanam yang digunakan perpaduan antara tanah, pasir dan pecahan
batu/genteng.
F. Dosis dan frekuensi pemakaian ZPT/NPK RATU BIOGEN :
 Dosis pemakaian 3 cc ZPT RATU BIOGEN + 5 cc NPK RATU BIOGEN, campur
dengan 1 liter air. Frekuensi aplikasi setiap 7 hari.
 Dosis pemakaian 5 cc ZPT RATU BIOGEN + 10 cc NPK RATU BIOGEN, campur
dengan 1 liter air. Frekuensi aplikasi setiap 15 hari.
 Dosis pemakaian 10 cc ZPT RATU BIOGEN + 20 cc NPK RATU BIOGEN, campur
dengan 1 liter air. Frekuensi aplikasi setiap 30 hari.
Catatan :

Semakin sering frekuensi aplikasi, maka pertumbuhan dan pembuahan tanaman
akan semakin cepat.

Untuk lahan gambut tidak memerlukan pemberian kohe kambing terlalu banyak
karena tekstur tanah sudah gembur.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Kacang, Koro, Kedelai,
Kacang Hijau
A. Pemilihan Varietas Unggul dan Bermutu.
1. Kebutuhan benih : 20-30 kg/ha.
2. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agro ekosistem setempat dan berdaya hasil
tinggi.
3. Tingkat kemurnian daya tumbuh yang tinggi diatas 85%, identitas varietas jelas,
vigor baik, sehat dan bernas. Pada umumnya, benih bermutu ditunjukkan dengan
berlabel.
B. Pengolahan Lahan.
1. Pengolahan lahan sempurna, yaitu dilakukan hingga diperoleh struktur tanah yang
remah untuk kemudian diratakan.
2. Gulma atau sisa tanaman harus dibersihkan pada saat atau sesudah pengolahan
lahan.
3. Buat saluran drainase dengan jarak 3-4 m dengan lebar dan kedalaman 30 cm.
Dengan saluran drainase yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
lebih baik.
4. Saluran drainase dibuat untuk membuang kelebihan air agar tidak menggenang atau
juga berfungsi sebagai saluran air irigasi.
5. Berikan pupuk dasar sebelum tanam dengan pupuk kompos 1000 kg dan ZPT
RATU BIOGEN 2 cc/liter air, dan POC Jantan 10 cc/liter air.
C. Penanaman.
1. Benih direndam terlebih dahulu dengan larutan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter
selama 5-10 menit.
2. Jarak tanam sebagai berikut:
No
Cara dan jarak tanam
Populasi (ha)
1
Tegel 30 cm x 10 cm
333.333
2
Tegel 40 cm x 15 cm
166.666
3. Tanam 2 benih per lubang.
4. Setelah benih ditanam segera ditutup dengan tanah.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
D. Pemeliharaan.
1. Pemupukan.
a. Aplikasi umur 0-2 bulan, semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2
cc/liter air setiap 10 hari sekali.
b. Aplikasi pada bulan ke-3 s/d panen, semprotkan larutan NPK RATU BIOGEN
dengan dosis 2 cc/liter air. Lakukan setiap 20 hari sekali.
c. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 10 cc/liter air setiap 10 hari pada bulan
pertama, selanjutnya 20 hari sekali.
2. Penyiangan Gulma.
a. Penyiangan gulma pada umumnya dilakukan dua kali yaitu umur 10-15 hari
setelah tanam dan 40-45 hari setelah tanam.
b. Penyiangan gulma ke-1 hendaknya diselesaikan sebelum tanaman berbunga
dan pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual bukan dengan zat
yang dapat merusak ekosistem disekelilingnya.
3. Penyulaman.
Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi rumpun yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya, agar diperoleh populasi yang optimum. Penyulaman dilakukan
sebanyak 1 kali, yaitu sekitar 1 minggu setelah tanam.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
4. Mengusahakan tanaman sehat.
5. Penggunaan varietas tahan hama.
6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator atau pathogen antagonis).
7. Menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak.
8. Menggunakan pestisida nabati sebagai alternative akhir untuk mengendalikan hama
berdasarkan hasil pengamatan.
F. Panen.
Pemanenan ideal dilakukan bila :
1. Lebih dari 90 % polong telah masak.
2. Waktu yang tepat sangat menentukan mutu yang dihasilkan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Pepaya
A. Pembibitan.
1. Persyaratan Benih.
Biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah yang telah masak dan berasal
dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut kemudian diambil biji-bijinya untuk
kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji telah terbuang.
Kemudian lakukan pengeringan atas biji-biji tadi di tempat yang teduh.
2. Persiapan dan Penyemaian Benih.
a. Benih direndam dalam larutan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter selama 10-15 menit,
kemudian ditiriskan dan disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang
digunakan merupakan campuran tanah yang sudah diayak dan pupuk kandang
yang sudah matang dengan perbandingan 2 : 1.
b. Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Lakukan
penyiraman setiap hari dengan air secukupnya, karena bila terlalu basah dapat
mengakibatkan pembusukan. Benih berkecambah setelah 2 minggu. Pada saat
ketinggiannya mencapai 15-20 cm, bibit siap ditanam.
c. Lakukan penyemprotan dengan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter dengan frekuensi
setiap 10-15 hari sekali.
3. Pemindahan Bibit.
Bibit-bibit yang telah siap tanam dapat dipindahkan pada lahan penanaman dan
waktu yang tepat adalah saat permulaan musim hujan.
B. Pengolahan Tanah.
1. Persiapan.
Lahan dibersihkan dari gulma (rumput, semak dan kotoran lain), kemudian
dicangkul/dibajak dan digemburkan secara sempurna.
2. Pembentukan Bedengan.
Bentuk bedengan berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30 cm dan panjang
secukupnya disesuaikan dengan kondisi panjang lahan, jarak antar bedengan 60
cm. Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm diatas bedengan dengan jarak tanam 2 x
2½ m.
3. Pengapuran dan Pemupukan Dasar.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Apabila lahan yang akan ditanami bersifat asam (pH kurang dari 5), maka setelah
pemberian pupuk kandang matang dilubang tanam, perlu ditambahkan Dolomit
secukupnya dan biarkan selama 1-2 minggu.
C. Teknik Penanaman.
1. Bibit dikeluarkan dari polybag secara hati-hati dan jangan sampai merusak akar bibit
tersebut.
2. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah tersedia kemudian lakukan
penyiraman.
D. Pemeliharaan.
1. Penyulaman.
Penyulaman tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman sehat dan seragam,
yaitu dengan mengganti tanaman yang mati atau kurang sehat. Dilakukan 2 minggu
setelah penanaman.
2. Penyiangan.
Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma pada areal lahan. Gulma dapat
menggangu pertumbuhan tanaman.
3. Pembubunan.
Pembubunan dilakukan untuk menguatkan akar tanaman dan mencegah terjadinya
rendaman air apabila terjadi curah hujan yang tinggi.
4. Pemupukan.
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik yang
dapat memberikan zat-zat makanan alami yang diperlukan dan dapat menjaga
kelembaban tanah dan menaikkan unsur hara tanah.
Cara pemupukan :
a. Sebelum tanaman berbunga, aplikasikan ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2
cc/liter air, lakukan pengulangan pada bulan pertama setiap 10 hari dan bulan
selanjutnya setiap 20 hari.
b. Setelah tanaman mulai berbunga, aplikasikan NPK RATU BIOGEN dengan dosis
2 cc/liter, lakukan setiap 20 hari.
c. Sejak mulai tanam, semprotkan atau kocorkan ke tanah sekitar akar POC
JANTAN 10-20 cc/liter setiap 20-30 hari.
5. Pengairan dan Penyiraman.
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka
pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada
musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disiram.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Kutu daun, lalat buah dan jenis jamur adalah hama penyakit yang sering menyerang
tanaman pepaya. Salah satunya
dapat dilakukan pencegahan
yaitu dengan
penggunaan varietas benih tahan hama, sanitasi lingkungan yang terjaga dan
pengairan sistem parit yang baik/lancar. Apabila hal tersebut kurang maksimal hasilnya,
maka lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati ZEUTAN sesuai dosis anjuran.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Cabai
A. Persiapan Benih.
Kebutuhan benih 500 gr/ha.
1. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem setempat dan berdaya hasil
tinggi.
2. Tingkat kemurnian daya tumbuh yang tingginya >85%, identitas varietas jelas, vigor
baik, sehat dan bernas. Pada umumnya benih bermutu ditunjukkan dengan
berlabel.
B. Persiapan Persemaian.
1. Buat media semai dengan campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan
perbandingan 1 : 1 : 1. Kemudian siramkan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter air.
2. Hamparkan media diatas baki atau polybag.
C. Penyemaian dan Pemeliharaan.
1. Benih cabai direndam terlebih dahulu dengan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter air
selama 2-3 jam.
2. Taburkan benih secara merata pada baki atau polybag dengan jarak antara benih
sekitar 2-3 cm.
3. Setiap 10 hari sekali. semprotkan persemaian dengan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter
air dan siram/kocorkan POC JANTAN 10 cc/liter air.
4. Siram persemaian dengan air secukupnya untuk menjaga kelembaban.
D. Penyiapan Lahan.
1. Pengolahan tanah sempurna 1 minggu sebelum tanam dengan cara bajak singkal,
rotary dan garu/perataan.
2. Pemupukan dasar dengan pupuk kompos 1000 kg, ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter
air dan POC JANTAN 10 cc/liter air.
3. Buat bedengan selebar 1 m, tinggi bedengan 20 cm dan jarak antar bedengan 30
cm.
4. Ratakan permukaan bedengan dengan sempurna.
E. Penanaman.
1. Penanaman dilakukan pada waktu bibit berumur 1-1½ bulan.
2. Jarak tanam sebagai berikut:
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
No
Cara dan jarak tanam
Populasi (ha)
1
Tegel 50 cm x 60 cm
33,333
2
Tegel 60 cm x 70 cm
23,809
3. Jumlah bibit ideal adalah 1 bibit per lubang.
F. Pemeliharaan.
1. Pemupukan dilakukan sebagai berikut:
a. Aplikasi sebelum berbuah, semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN dengan
dosis 2 cc/liter air setiap 10 hari sekali.
b. Aplikasi setelah berbuah, semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN dan NPK
RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc/liter air, perbandingan 1 : 1. Lakukan setiap
10 hari sekali.
c. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 10 cc/liter air setiap 10 hari pada bulan
pertama, selanjutnya 20 hari sekali.
2. Penyiangan.
Dilakukan apabila terdapat gulma yang tumbuh disekitar populasi tanaman.
3. Penyulaman.
Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi tanaman yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya, agar diperoleh populasi yang optimum. Penyulaman dilakukan
sebanyak 1 kali, yaitu sekitar 1 minggu setelah tanam.
G. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
4. Mengusahakan tanaman sehat.
5. Penggunaan varietas tahan hama.
6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator, pathogen antagonis).
7. Menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak.
8. Menggunakan feromon (methyl eugenol) atau cairan daun selasih untuk
pengendalian hama lalat buah.
9. Menggunakan
pestisida
nabati
ZEUTAN
sebagai
alternatif
akhir
untuk
mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
H. Panen.
1. Pemanenan pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 2 bulan.
2. Tanaman yang baik dapat menghasilkan buah 4–10 ton/ha.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Jagung
A. Pemilihan Varietas Unggul dan Bermutu.
1. Kebutuhan benih sekitar 20-30 kg/ha.
2. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem setempat dan berdaya hasil
tinggi.
3. Tingkat kemurnian daya tumbuh yang tinggi lebih dari 85%, identitas varietas jelas,
vigor baik,sehat dan bernas. Pada umumnya benih bermutu ditunjukkan dengan
berlabel.
B. Pengolahan Lahan.
1. Pengolahan lahan sempurna yaitu dilakukan hingga diperoleh struktur tanah yang
remah dan kemudian diratakan.
2. Gulma atau sisa tanaman harus dibersihkan pada saat atau sesudah pengolahan
lahan.
3. Buat saluran drainase dengan jarak antara 70-100 cm dengan lebar dan kedalaman
10-30 cm. Saluran drainase yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang lebih baik.
4. Saluran drainase dibuat untuk membuang kelebihan air agar tidak menggenang atau
untuk saluran air irigasi.
5. Berikan pupuk dasar sebelum tanam dengan pupuk kompos 1000 kg, POC JANTAN
10 cc/liter air dan ZPT RATU BIOGEN 4 cc/liter air.
C. Penanaman.
1. Benih jagung rendam terlebih dahulu dengan larutan ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter
air selama 5-10 menit.
2. Jarak tanam sebagai berikut:
No
Cara dan jarak tanam
Populasi (ha)
1
Tegel 30 cm x 30 cm
110,0
2
Tegel 20 cm x 40 cm
125,0
3. Tanam 2 benih per lubang.
4. Setelah benih ditanam segera ditutup dengan tanah.
D. Pemeliharaan.
1. Pemupukan dilakukan sebagai berikut:
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
a. Aplikasi selama 1 bulan (30 hari), semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN
dengan dosis 2 cc/liter air setiap 10 hari sekali.
b. Aplikasi setelah 1 bulan (30 hari) sampai dengan panen, semprotkan larutan
NPK RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc/liter air setiap 20 hari sekali.
c. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 10 cc/liter air setiap 20 hari sekali.
2. Penyiangan.
a. Penyiangan gulma pada umumnya dilakukan dua kali yaitu umur 10-15 hari dan
40-45 hari.
b. Penyiangan gulma ke-1 hendaknya diselesaikan sebelum tanaman berbunga
dan pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara manual, bukan
dengan zat yang dapat merusak ekosistem disekelilingnya.
3. Penyulaman.
Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi tanaman yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya agar diperoleh populasi yang optimum. Penyulaman dilakukan
sebanyak 1 kali, yaitu sekitar 1 minggu setelah tanam.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
4. Mengusahakan tanaman sehat.
5. Penggunaan varietas tahan hama.
6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator, pathogen antagonis).
7. Menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat, grayak atau
penggerek batang.
8. Menggunakan
pestisida
nabati
ZEUTAN
sebagai
alternatif
akhir
untuk
mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
F. Panen.
Pemanenan yang ideal dilakukan bila:
1. Panen dilakukan apabila lebih dari 90% polong telah masak atau kelobotnya sudah
berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila ditekan
menggunakan kuku.
2. Panen yang tepat sangat menentukan mutu yang dihasilkan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Padi
A. Persiapan Benih.
Kebutuhan benih 20-30 kg/ha
1. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agro ekosistem setempat dan berdaya hasil
tinggi.
2. Tingkat kemurnian daya tumbuh yang tinggi >85%, identitas varietas jelas, vigor
baik, sehat dan bernas. Pada umumnya benih bermutu ditunjukkan dengan berlabel.
Perendaman dan pemeraman benih :
1. Larutkan 2 cc ZPT RATU BIOGEN dengan 10 liter air. Setiap 1 liter larutan untuk 1
kg benih.
2. Rendam benih dalam larutan selama 48 jam.
3. Tiriskan benih dan peram selama 24 jam, atau sampai benih berkecambah. Adapun
cara pemeraman: benih dimasukkan ke dalam karung, kira-kira ¼ isi karung.
Letakkan karung secara mendatar dan dibolak-balik.
B. Persiapan Persemaian.
1. Luas areal persemaian untuk pertanaman 1 ha = 500 m2.
2. Pengolahan tanah sempurna (bajak singkal, rotary dan garu/perataan).
3. Pemupukan dasar dengan pupuk kompos 50 kg, ZPT RATU BIOGEN 2 cc/liter air,
dan POC JANTAN 10 cc/liter air.
4. Buat bedengan selebar 1½ m, tinggi bedengan 20 cm, dan jarak antar bedengan 30
cm.
5. Ratakan permukaan bedengan dengan sempurna.
C. Penyemaian dan Pemeliharaan.
1. Benih dibagi sesuai dengan jumlah bedengan kemudian taburkan masing-masing
bagian benih secara merata pada setiap bedengan.
2. Benamkan benih ke dalam lumpur dangkal dan tidak boleh tersembul.
3. Pupuk persemaian pada waktu 10 hari setelah tabur dengan ZPT RATU BIOGEN 2
cc/liter air.
4. Sistem pengairan macak-macak.
D. Penyiapan Lahan.
1. Pengolahan tanah sempurna 1 minggu sebelum tanam melalui proses bajak singkal,
rotary dan garu/perataan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
2. Buat parit kecil (kemalir) disekeliling petakan dan di pertengahan memotong panjang
dan lebar petakan.
3. Berikan campuran pupuk dasar kompos 1000 kg sebelum tanam, ZPT RATU
BIOGEN 2 cc/liter air dan POC JANTAN 10 cc/liter air.
E. Penanaman.
1. Penanaman dilakukan pada waktu bibit berumur 15 hari setelah tebar.
2. Jarak tanam sebagai berikut:
No
Cara dan jarak tanam
Populasi (ha)
1
Tegel 25 cm x 25 cm
160,0
2
Tegel 28 cm x 28 cm
122,5
3
Tegel 32 cm x 32 cm
97,6
3. Tanam 2 bibit per lubang.
4. Penanaman dangkal, kedalaman 2-3 cm.
5. Sistem pengairan macak-macak.
F. Pemeliharaan.
1. Pemupukan.
a. Aplikasi selama 1 bulan (30 hari), semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN
dengan dosis 1 cc/liter air setiap 10 hari sekali.
b. Aplikasi setelah 1 bulan (30 hari) sampai dengan panen, semprotkan larutan
NPK RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc/liter air setiap 20 hari sekali.
c. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 10 cc/liter air setiap 20 hari sekali.
2. Penyiangan.
Dilakukan sebanyak 2 kali saat tanaman berumur 3 dan 5 minggu setelah tanam.
3. Penyulaman.
Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi rumpun yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya, agar diperoleh populasi yang optimum. Penyulaman dilakukan
sebanyak 1 kali, yaitu sekitar 1 minggu setelah tanam.
G. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
4. Mengusahakan tanaman sehat.
5. Penggunaan varietas tahan.
6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator, patogen antagonis).
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
7. Menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak dan
penggerek batang.
8. Menggunakan bau amis dari kepiting untuk pengendalian hama walang sangit dan
wereng.
9. Rotasi tanaman seperti padi - padi - kedelai/jagung/kacang hijau.
10. Menggunakan
pestisida
nabati
ZEUTAN
sebagai
alternatif
akhir
untuk
mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
H. Panen.
Pemanenan gabah yang ideal :
1. Sudah 90% masak fisiologis, artinya 90% gabah telah berubah warna dari hijau
menjadi kuning.
2. Bila dihitung dari masa berbunga, telah mencapai 30-35 hari.
3. Bila dihitung dari sejak sebar sampai umur sesuai dengan deskripsi varietas.
4. Keringkan sawah kira-kira 1 minggu menjelang panen, agar memudahkan
pelaksanaan panen.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Bawang Merah
A. Persiapan Benih Bawang.
1. Siapkan benih kualitas bagus, tidak busuk/rusak. Besar benih seragam (lebih dari
ibu jari orang dewasa).
2. Potong ujung bawang ¼ bagian.
3. Rendam/semprot bawang dengan larutan ZPT RATU BIOGEN dosis 2cc/liter air.
B. Persiapan Lahan Penanaman.
1. Pengolahan lahan sempurna.
2. Buat bedengan lebar 1½ m & tinggi ½ m.
3. Aplikasikan kompos minimal 1 ton/ha.
4. Aplikasikan POC JANTAN 10cc/liter air, semprotkan diseluruh bedeng.
C. Penanaman.
1. Buat lubang tanam 20 x 20 cm atau 15 x 15 cm.
2. Masukan benih bawang ¾ bagian.
D. Pemeliharaan.
1. Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang rusak/mati. Dilakukan
maksimal 1 minggu setelah tanam, supaya diperoleh pertumbuhan yang seragam.
2. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore tetapi jangan terlalu basah. Hanya untuk
menjaga kelembaban.
3. Pemupukan:
a. ZPT RATU BIOGEN dosis 2cc/liter air + POC Jantan dosis 10cc/liter air.
Aplikasikan setiap 10-20 hari sekali sampai bawang menjelang keluar umbi.
b. NPK RATU BIOGEN dosis 2cc/liter air + POC JANTAN dosis 10cc/liter air.
Aplikasikan setiap 10–20 hari sekali setelah bawang berumbi. Optimalkan
penyemprotan di pangkal batang.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati ZEUTAN sesuai dosis anjuran.
F. Panen.
Dilakukan apabila umbi sudah matang dengan ukuran maksimal.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Singkong
A. Persiapan Bibit Singkong.
1. Siapkan batang singkong yang tua dan besar dengan diameter 2–2½ cm.
2. Lalu potong-potong sepanjang 25 cm.
3. Siapkan ZPT-RATU BIOGEN sesuai kebutuhan, campur dengan air dengan dosis 2
cc per liter air..
4. Rendam batang singkong ke dalam ke dalam larutan tersebut
selama 5 – 15
menit.
5. Lalu angkat dan siap ditanam pada lahan yg sdh di persiapkan.
B. Pemeliharaan.
1. Persiapkan lahan dengan pengolahan tanah yang sempurna.
2. Buat bedengan dengan ukuran kira-kira 1 meter untuk memudahkan darinase
3. Berikan pupuk kandang, aduk rata pada saat pengolahan lahan. Kebutuhan pupuk
kandang minimal 1 ton/ha.
4. Kocorkan POC JANTAN dengan dosis 20 cc/liter air pada tanah sebelum tanam.
5. Tanam bibit singkong dengan jarak tanam 1 m x 1 m, meyesuaikan kesuburan
tanahnya.
6. Setelah batang singkong sudah bertunas sampai umur 7 hari. Semprotkan larutan
ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 1 cc/liter air.
7. Sampai umur 2 bulan, teruskan semprot dengan ZPT RATU BIOGEN 10 hari sekali
dengan dosis 2 cc/liter air.
8. Setelah umur lebih dari 2 bulan aplikasi dengan ZPT RATU BIOGEN dicampur
dengan NPK RATU BIOGEN dengan perbandingan 1 : 1, frekuensi 30 hari sekali
dengan dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
9. Setelah umur 4 bulan sampai panen, aplikasi ZPT RATU BIOGEN dicampur dengan
NPK RATU BIOGEN dengan perbandingan 1 : 3, frekuensi 30 hari sekali dengan
dosis 4-5 cc/liter air. Teknik aplikasi semprot atau kocor ke akar.
C. Pemupukan.
1. Pupuk kandang minimal 1 ton/ha diberikan pada saat persiapan lahan dan
pengolahan tanah.
2. Pemupukan dengan POC JANTAN dengan dosis 20 cc/liter air yang diberikan setiap
20-30 hari sekali dengan cara dikocorkan ke tanah sekitar akar.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
3. Semprotkan larutan ZPT RATU BIOGEN dan/atau NPK RATU BIOGEN pada pagi
hari atau sore hari. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman (lihat poin B mengenai
pemeliharaan).
4. Jika lahan sebelumnya telah menggunakan pupuk kimia, tetap berikan pupuk kimia
dengan pengurangan dosis sampai 50%.
D. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Identifikasi jenis dan tingkat populasi hama.
2. Identifikasi jenis penyakit seperti cendawan, bakteri atau virus.
3. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
4. Mengusahakan tanaman sehat.
5. Penggunaan varietas tahan hama.
6. Pengendalian hayati (penggunaan musuh alami/predator atau pathogen antagonis).
7. Menggunakan pestisida nabati sebagai alternative akhir untuk mengendalikan hama
berdasarkan hasil pengamatan.
E. Panen.
Dilakukan apabila umbi sudah matang/bagus dengan ukuran maksimal
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Albasia, Jabon, Jati,
Mahoni
A. Persiapan Benih.
1. Pilih varietas yang paling sesuai dengan agro ekosistem setempat dan berdaya
hasil tinggi.
2. Tingkat kemurnian daya tumbuh yang tinggi lebih dari 85%, identitas varietas
jelas, vigor baik, sehat dan bernas. Pada umumnya benih bermutu ditunjukkan
dengan berlabel.
3. Perendaman dan pemeraman benih:
a. Larutkan ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc/liter air.
b. Rendam benih dalam larutan selama 24 jam.
c. Tiriskan benih.
B. Persiapan Persemaian.
1. Media semai campuran antara tanah, kompos organik dan arang sekam dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
2. Media semai yang telah siap dimasukkan kedalam polybag.
C. Penyemaian.
1. Benih ditanam ke dalam polybag, 1 benih 1 polybag.
2. Semprot atau siram persemaian setiap 20 hari sekali dengan ZPT RATU
BIOGEN 2 cc/liter air dan POC JANTAN 10 cc/liter air.
3. Pemupukan dengan pupuk kandang atau kompos sesuai kebutuhan.
4. Lahan persemaian sebaiknya ditempatkan dibawah naungan dan disiram dengan
air 2 kali sehari.
D. Persiapan Lahan.
1. Pembersihan lahan dari jenis tumbuhan lain (gulma).
2. Menentukan jarak tanam 2 m x 2 m, selanjutnya pembuatan lubang tanam
dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.
3. Berikan pupuk dasar pada lubang tanam dengan pupuk kandang atau kompos.
E. Penanaman.
1. Sebaiknya waktu penanaman diawal musim penghujan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
2. Bibit yang telah siap tanam dikeluarkan dari polybag, jangan sampai merusak
akar.
3. Bibit ditanam dalam lubang yang tersedia, kemudian timbun dengan tanah
galian. Padatkan dan ratakan agar tidak terjadi genangan air, karena genangan
air dapat mengundang pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat mengganggu
pertumbuhan.
F. Pemeliharaan.
1. Penyulaman.
Setelah 1-2 bulan tanam, lakukan evaluasi dan lakukan penyulaman terhadap
bibit yang mati atau bibit yang pertumbuhannya tidak sama. Bibit sulaman
sebaiknya memiliki umur yang sama agar diperoleh pertumbuhan yang seragam.
2. Penyiangan.
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma disekitar tanaman minimal
radius ½ - 1 m. Penyiangan dilakukan dalam upaya menghilangkan kompetensi
hara serta kemungkinan gulma sebagai sumber tempat berkembangnya berbagai
jenis hama dan penyakit tanaman.
3. Pemangkasan dan penjarangan.
Pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang yang tidak berguna.
Penjarangan dilakukan dengan membuang tanaman yang kurang baik
pertumbuhannya. Yaitu seperti tanaman yang batangnya bengkok, tumbuh
lambat, atau terserang hama dan penyakit.
4. Pemupukan.
a. Pemupukan dengan pupuk kimia sebagaimana biasa dilakukan oleh petani.
Nantinya, secara bertahap dapat dikurangi penggunaannya untuk kemudian
bisa diganti dengan pupuk organik.
b. Pemberian hormon Jimmy Hantu 150:

Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dilakukan pada bulan pertama 7-10 hari
sekali dan pada bulan selanjutnya 20-30 hari sekali, dengan dosis 4
cc/liter air, sampai umur 1 tahun.

Aplikasi bisa dilakukan dengan pengocoran pada akar dan/atau
peyemprotan kabut pada batang.

Aplikasi POC JANTAN sebulan sekali dengan dosis 20 cc/liter air, dengan
cara disemprotkan atau dikocorkan ke akar.
G. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
1. Memperbaiki drainase lahan agar terhindar dari genangan.
2. Membersihkan lahan dari tanaman inang penyebab penyakit.
3. Lakukan penanaman dengan jarak tanam yang menghasilkan intensitas cahaya
masuk tinggi dan aliran udara yang sehat.
4. Menghindari meluasnya penyakit dengan membuang tanaman yang sakit.
5. Aplikasi pestisida nabati ZEUTAN sebagai alternatif terakhir.
H. Panen.
Dilakukan sesuai dengan sifat umur karakteristik tanaman dan bentuk fisik yang
telah ideal untuk dipanen. Dengan memotong pangkal tanaman dan jangan merusak
batang utama.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Karet
A. Persyaratan Tumbuh.
1. Iklim.

Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.

Curah hujan 1500 sampai 3000 mm/tahun.

Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
2. Tanah.

Kemiringan tanah kurang dari 10%.

Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.

Batuan di permukaan maupun di dalam tanah 15%.

pH tanah antara 4,3 - 5,0.

Drainase tanah sedang.
B. Persiapan Lahan.
1. Pembukaan lahan.

Bersihkan tanaman dan gulma secara mekanis.
2. Penanaman.
a. Mengajir.

Jarak tanam yang dianjurkan 3 m x 6 m.
b. Pembuatan lubang tanam.

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm, disiapkan
minimal 2 minggu sebelum tanam.

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cangkul tanah, bagian bawah
dipisahkan dengan bagian atas.

Pemberian pupuk dasar yaitu pupuk kandang 3-5 kg/lubang.
c. Penanaman.

Waktu.
Penanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut
merupakan awal yang baik untuk memulai penanaman dan harus selesai
sebelum musim kemarau.

Pelaksanaan tanam.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan
payung satu.

Sebelum dilakukan penanaman, bagian akar bibit karet direndam terlebih
dahulu dengan karutan ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 5 cc/liter air.

Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang
tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan
menghadap gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang
berlereng mata okulai diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras,
sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi menghadap Timur.

Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah dan selanjutnya dengan
tanah bagian atas. Selanjutnya, tanah dipadatkan secarabertahap sehingga
timbunan menjadi padat, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.

Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah
disekelilingnya. Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik,
ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam,
sedangkan bibit dalam polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati
mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.
d. Penyulaman.
Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan
tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan
tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman. Dengan
tujuan mengganti tanaman yang rusak agar diperoleh pertumbuhan tanaman
yang seimbang.
C. Pemeliharaan.
1. Pembuangan tunas palsu.

Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini
banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum
mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif kecil.

Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya satu
tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata
okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian
tanaman.
2. Perangsangan percabangan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.

Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk
menghindari kerusakan oleh angin.

Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yang sulit membentuk
percabangan, sedangkan pada klon yang baik pembentukan percabangan,
percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perlu perangsangan.

Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu
pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun,
pengikatan batang, dan pengeratan batang.
D. Pemupukan.
1. Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun.
a. Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 4 cc/liter air, dilakukan 10 hari sekali
pada bulan pertama dan selanjutnya 30 hari sekali.
b. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 20 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
2. Pemupukan pada masa TBM (3-5 tahun).
a. Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dan NPK JAGO TANI, dengan dosis 4 cc/liter air,
dilakukan sebulan sekali.
b. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 20 cc/liter air, dilakukan sebulan sekali.
3. Pemupukan pada masa TM.
a. Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dan NPK JAGO TANI dengan dosis 6 cc/liter air,
sebulan sekali. Dan dapat juga diaplikasikan dengan kocor dosis 5-10 cc per
pohon yang dilarutkan dengan air secukupnya.
b. Aplikasi POC JANTAN dengan dosis 20 cc/liter air, sebulan sekali.
Catatan :

Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dan NPK JAGOTANI dengan cara semprot ke
batang dan kocor ke akar.

Aplikasi POC JANTAN dengan cara kocor ke tanah sekitar akar.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Penyakit.
a. Jamur Akar Putih (Rigidoporus Lignosus).

Gejala serangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk dan apabila
perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang
berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang
menempel kuat dan sulit dilepas.Gejala serangan yang tampak adalah daun-
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
daun yang semula tampak hijau segar berubah menjadiberwarna hijau gelap
kusam, layu akhirnya kering dan gugurkemudian diikuti kematian tanaman.

Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2 tahun sebaiknya
ditanami tanaman antagonis antara lain Lidah Mertua, Kunyit dan Lengkuas
sebagai pencegahan serangan penyakit jamur tersebut.
b. Penyakit Bidang Sadap.

Mouldy Rot.
Penyebab: Jamur Ceratocystis Fimbriata,
Gejala serangan:
-
Mula-mula tampak selaput tipis berwarna putih pada bidang sadap
didekat alur sadap. Selaput ini berkembang membentuk lapisan seperti
beludru berwarna kelabu sejajar dengan alur sadap.
-
Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman.
-
Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.
-
Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam
kecokelatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit.
-
Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit
sejajar alur sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga
menyulitkan penyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi di sadap.
Pengendalian:
-
Menurunkan intensitas penyadapan atau menghentikan penyadapan
pada serangan berat.
-
Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit
cepat pulih.
-
Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm di atas irisan
sadap sehari setelah penyadapan dan getah belum dilepas. Interval
pengolesan 1-2 minggu.
 Penyakit Kering.
Gejala serangan:
-
Tanaman tampak sehat dan pertumbuhan tajuk lebih baik dibandingkan
tanaman normal.
-
Tidak keluar latek di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian
keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks.
-
Lateks menjadi encer dan Kadar Karet Kering (K3) berkurang.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
-
Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah lalu menjalar ke panel
sebelahnya.
-
Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat dan
kadang-kadang terbentuk gum.
-
Pada gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecahpecah hingga mengelupas.
Deteksi penyakit:
-
Dilakukan sadap tusuk dibawah bidang sadap sampai ke bawah,
apabila tidak keluar cairan lateks berarti sudah terserang.
Gejala serangan:
-
Segera lakukan pengendalian bila sebagian alur sadap mengalami
kekeringan.
-
Waspadai apabila lateks mulai encer.
Pengendalian:
-
Menurunkan intensitas penyadapan pada pohon/kebun yang telah
mulai menunjukkan kekeringan alur sadap.
-
Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim
gugur daun.
-
Setelah beberapa bulan kemudian, kulit yang baru mulai bisa disadap
kembali, sebagai waktu penyembuhan.
-
Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang.
c. Jamur Upas.
Penyebab: Jamur Corticium Salmonicolor.
Gejala serangan:
-
Stadium sarang laba-laba pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas
percabangan tampak benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba.
-
Stadium bongkol Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring
labalaba.
-
Stadium
kortisiumJamur
membentuk
selimut
benangbenang jamur berwarna merah muda,
yaitu
kumpulan
Jamur telah masuk ke
jaringan kayu.
-
Stadium nekatorJamur membentuk lapisan tebal berwarna hitam yang
terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks
yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan bagian terserang.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta
mudah patah.
Pengendalian:
-
Menanam klon yang tahan.
-
Jarak tanam tidak terlalu rapat.
-
Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan dimusnahkan.
-
Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (sarang laba-laba) segera
dioles dengan hingga 30 cm ke atas dan ke bawah bagian yang terserang.
-
Fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak dianjurkan pada
tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu lateks.
-
Pada kulit yang mulai membusuk, harus dikupas sampai bagian kulit
sehat kemudian dioles fungisida hingga 30 cm ke atas dan ke bawah dari
bagian yang sakit.
2. Hama dan Gulma.
a. Babi Hutan (Sus Barbatus, Sus Scrofa Vittatus).
Gejala serangan:
-
Tanaman muda tiba-tiba tumbang.
-
Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kuning.
Pengendalian:
-
Sanitasi lingkungan, memasang jaring dan perangkap.
-
Memberi pagar di sekitar areal kebun
-
Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi.
-
Pemberian umpan beracun.
b. Gulma.
Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet sangat beragam. Cara
pengendaliannya bisa dengan cara mekanis menggunakan cangkul, kored atau
parang.
F. Panen.
1. Menentukan matang sadap pohon.
Tanaman karet siap disadap pada umur sekitar 5 - 6 tahun. Pohon karet dinyatakan
matang sadap apabila lilit batang sudahmencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang
diukur pada ketinggianbatang 100 cm dari pertautan okulasi untuk tanaman okulasi.
2. Persiapan buka sadap.
Penggambaran bidang sadap:
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
-
Tinggi bukan sadap.
Tanaman karet okulasi mempunyai lilit batang bawah dengan bagian atas yang
relatif sama (silinder), demikian juga dengan tebal kulitnya. Tinggi bukaan sadap
pada tanaman okulasi adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Ketinggian ini
berbedadengan ketinggian pengukuran lilit batang untuk penentuan matang
sadap.
-
Arah dan sudut kemiringan irisan sadap.
Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah, tegak lurus terhadap
pembuluh lateks. Sudut kemiringan irisan yang paling baik berkisar antara 30O40O terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang
sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 45O.
-
Panjang irisan sadap.
Panjang irisan sadap adalah ½ s (irisan miring sepanjang ½ spiral atau lingkaran
batang).
-
Letak bidang sadap.
Bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah pergerakan
penyadap waktu menyadap.
3. Pemasangan talang dan mangkuk sadap.
Talang sadap terbuat dari seng selebar 2½ cm dengan panjang sekitar 8 cm. Talang
sadap dipasang pada jarak 5-10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah.Mangkuk
sadap umumnya terbuat dari plastik, tanah liat atau aluminium. Mangkuk sadap
dipasang pada jarak 5-20 cm di bawah talang sadap. Mangkuk sadap diletakkan di
atas cincin mangkuk yang diikat dengan tali cincin pada pohon.
4. Pelaksanaan penyadapan.
a. Kedalaman irisan sadap.
Penyadapan diharapkan dapat dilakukan selama 25-30 tahun. Kedalaman irisan
sadap dianjurkan berkisar 1-1½ mm dari kambium.
b. Ketebalan irisan sadap.
Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan adalah berkisar antara 1½ - 2 mm setiap
penyadapan, agar penyadapan dapat dilakukan selama kurang lebih 25-30
tahun.
c. Frekuensi penyadapan.
Frekuensi penyadapan adalah jumlah penyadapan dilakukan dalam jangka waktu
tertentu. Dengan panjang irisan ½ spiral (½ s), frekuensi penyadapan adalah 1
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
kali dalam 3 hari (3/d) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah
menjadi 1 kali dalam 2 hari (2/d) untuk tahun selanjutnya.
d. Waktu penyadapan.
Penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin yaitu antara jam 05:00-07:30
pagi.
G. Penanganan Pasca Panen.
Untuk memperoleh bahan olah karet yang bermutu baik beberapa persyaratan teknis
yang harus diikuti yaitu:
a. Tidak ditambahkan bahan-bahan non karet.
b. Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.
c. Segera digiling dalam keadaan segar.
d. Disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dan tidak direndam.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Kelapa Sawit
A. Syarat Pertumbuhan.
1. Iklim.
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1500-4000
mm. Temperatur optimal 24-28OC. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl.
Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2. Media tanah.
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm),
pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah latosol, ultisol dan aluvial, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa
sawit.
B. Pembibitan.
1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polybag 12x23 cm atau 15x23 cm berisi 1½ - 2 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polybag
harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah
berumur
3-4
bulan
dan
berdaun
4-5
helai
bibit
dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polybag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang
berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, semprot
dengan ZPT RATU BIOGEN dosis 2-4 cc/liter air. Polybag diatur dalam posisi
segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
2. Pemeliharaan Pembibitan.
a. Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan
9 bulan.
b. Pemupukan pada saat pembibitan pada periode minggu 1-40 dengan cara
penyemprotan larutan ZPT RATU BIOGEN dosis 2 cc/liter air, frekuensi 1-2
minggu sekali.
C. Teknik Penanaman.
1. Penentuan pola tanam.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan
pengganggu
kelembaban
(gulma).
tanah
Penanaman
dan
menekan
tanaman
pertumbuhan
kacang-kacangan
tanaman
sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
2. Pembuatan lubang tanam.
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50 cm x 40 cm
sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak
9 m x 9 m x 9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak
1½ m dari sisi lereng.
3. Cara penanaman.
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari
sebelum tanam, siram bibit pada polybag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan
masukkan bibit ke dalam lubang. Tebarkan pupuk kandang selama ± 1 minggu di
sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Pada lubang
tanam semprotkan ZPT RATU BIOGEN 2-4 cc/liter air dan POC JANTAN 10 cc/liter
air.
D. Pemeliharaan.
1. Penyulaman dan penjarangan.
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar 135145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
2. Penyiangan.
Tanah disekitar pohon harus bersih dari gulma.
3. Pemupukan.
Anjuran pemupukan sebagai berikut:
a. Aplikasi ZPT RATU BIOGEN mulai awal (TBM):
Dosis 5-10 cc per pohon, dengan cara dilarutkan dengan air secukupnya dan
disiramkan ke sekitar pangkal batang dan disemprotkan ke batang, setiap 10 hari
sekali pada bulan pertama selanjutnya sebulan sekali.
b. Aplikasi ZPT RATU BIOGEN dan NPK RATU BIOGEN pada TM:
Dosis 10-20 cc per pohon, dilarutkan dengan air secukupnya dan disiramkan ke
sekitar pangkal batang dan disemprotkan ke batang sebulan sekali.
c. Aplikasi POC JANTAN :
Dosis 20 cc/liter air, semprot atau kocorkan ke akar sebulan sekali.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
4. Pemangkasan daun.
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir.
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur
16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi.
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk
persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan.
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman
hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
5. Kastrasi bunga.
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman
berumur 12-20 bulan.
6. Penyerbukan buatan.
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan
oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia.
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang
represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga
represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan
berlendir.
Cara penyerbukan:
i. Buka seludang bunga.
ii. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari
pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium,
semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby
duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh serangga.
Serangga penyerbuk Elaeidobius Camerunicus tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah
tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih
besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1. Hama.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
a. Hama tungau.
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz.
Pengendalian: semprot dengan pastisida nabati ZEUTAN.
b. Ulat setora.
Penyebab: Setora Nitens. Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
Pengendalian: semprot dengan pastisida nabati ZEUTAN.
2. Penyakit.
a. Root blast.
Penyebab: Rhizoctonia Lamellifera dan Phythium Sp. Bagian yang diserang
adalah akar.
Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati,
terjadi pembusukan akar.
Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim
kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.
b. Garis kuning.
Penyebab: Fusarium Oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun,
daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman
muda.
c. Dry basal rot.
Penyebab: Ceratocyctis Paradoxa. Bagian yang diserang adalah batang.
Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan
kering.
Pengendalian: tanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan
pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan
perekat.
F. Panen.
1. Umur Panen.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Mulai berbuah setelah 2½ tahun dan masak 5½ bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
2. Ciri tandan matang.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari
tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Peternakan & Perikanan
1. Herbivora: hewan pemakan hasil tumbuhan (daun, kayu, biji, buah, bunga). Contoh:
kambing, sapi, burung dll.
a. ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc dicampur 1 liter air kocok hingga rata lalu
semprotkan pada makanannya, Diaplikasikan 5-10 hari sekali.
b. Untuk mempercantik kulit, melebatkan bulu dan penyembuhan penyakit kulit,
semprotkan pada tubuhnya atau mandikan hewan dengan air campuran ZPT RATU
BIOGEN. Dosisnya 2 cc per 10 liter air.
2. Carnivora: hewan pemakan daging. Contoh: kucing, harimau, singa dll.
a. ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc dicampur 1 liter air kocok hingga rata lalu
semprotkan pada makanannya. Diaplikasikan 5-10 hari sekali.
b. Untuk mempercantik kulit, melebatkan bulu, dan penyembuhan penyakit kulit,
semprotkan pada tubuhnya atau mandikan hewan dengan air campuran ZPT RATU
BIOGEN. Dosisnya 2 cc per 10 liter air.
3. Omnivora: hewan pemakan hasil tanaman dan daging. Contoh: ayam, bebek dll.
a. ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc dicampur 1 liter air kocok hingga rata lalu
semprotkan pada makanannya. Diaplikasikan 5-10 hari sekali.
b. Untuk mempercantik kulit, melebatkan bulu dan penyembuhan penyakit kulit,
semprotkan pada tubuhnya atau mandikan hewan dengan air campuran ZPT RATU
BIOGEN. Dosisnya 2 cc per 10 liter air.
4. Khusus untuk perikanan: udang, bandeng, kerapu dll.
a. ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2 cc dicampur 1 liter air kocok hingga rata lalu
semprotkan pada makanannya. Diaplikasikan 5–10 hari sekali.
b. Aplikasikan ke kolam dengan ukuran 7 x 7 m. Ambil ZPT RATU BIOGEN 20 cc aduk
dengan air dalam ember hingga rata kemudian tuangkan pada kolam. Ukuran kolam
yang berbeda dosisnya disesuaikan.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Unggas (Ayam, Bebek, dll.)
A. Aplikasi setiap hari :

1 kg bekatul

½ kg daun pepaya dicacah

1 kg rumput / sayuran

¼ tepung ikan / tulang
Dicampur menjadi satu dan ditambah sedikit air. Untuk tepung ikan / tulang bisa tiga
hari sekali, tergantung kebutuhan.
B. Aplikasi setiap 3 hari sekali :

Larutan ZPT RATU BIOGEN dengan dosis 2-5 cc/liter air
Dicampur menjadi satu dengan minuman atau pakan tambahan, atau dapat juga
disemprotkan pada pur.
C. Apikasi setiap 7 hari sekali :

Jahe + kunyit setiap 7 hari sekali
Dicampur menjadi satu dengan pakan, gunanya untuk mencegah penyakit.
Copyright ©2013 Hormonik.com. All rights reserved.
Download