PLEA 2008 Paper Title - Jurnal UNTAN

advertisement
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENGHAMBATAN EKSPRESI 8-HIDROKSI
DEOKSIGUANOSIN (8-OHdG) ISOLAT AKAR SENGKUBAK
[PYCNARRHENA CAULIFLORA (Miers) Diels] PADA SEL
KANKER PAYUDARA T47D
(ANTIOXIDANT AND 8-HYDROXYDEOXYGUANOSINE (8-OHdG) EXPRESSION
INHIBITION ACTIVITIES OF SENGKUBAK
[PYCNARRHENA CAULIFLORA (Miers) Diels] ROOT
ISOLATE ON BREAST CANCER CELL LINE T47D
Masriani1*, Mustofa2, Jumina3, dan Sunarti4
1
Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3
Jurusan Kimia, Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
4
Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
*E-mail : [email protected]
ABSTRACT
This study was designed to determine antioxidant and 8-hydroxydeoxyguanosine
expression inhibition properties of sengkubak (P. cauliflora) root isolate on breast cancer
cell line T47D. The antioxidant activity of sengkubak root isolate was evaluated by 1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl, (DPPH) method. The expression inhibition of 8-hydroxydeoxyguanosine was analysed by immunocytochemistry staining method. The isolate
showed potent antioxidant activity by free radical scavenging with IC50 value of 5.48
μg/mL. The immunocytochemistry staining revealed ability of the isolate to decrease of of
8-OHdG expression on T47D cell. The findings suggested the antioxidant and 8-OHdG
expression inhibition properties of sengkubak root isolate, so it could be useful for the
discovery and development of new antioxidant and anticancer drug.
Keywords: Pycnarrhena cauliflora, Antioxidant, 8-OHdG, Breast cancer
ABSTRAK
Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi sifat antioksidan dan penghambatan ekspresi
8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) isolat akar sengkubak (P. cauliflora) pada sel kanker
payudara T47D. Aktivitas antioksidan isolat akar sengkubak dievaluasi dengan metode
scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Metode pewarnaan
imunositokimia digunakan untuk menganalisis ekspresi 8-OHdG pada sel T47D. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa isolat akar sengkubak memiliki aktivitas antioksidan yang
kuat melalui scavenging radikal bebas dengan IC50 5,48 μg/mL. Analisis ekspresi 8-OHdG
memperlihatkan bahwa isolat tersebut mampu menurunkan ekspresi 8-OHdG pada sel
kanker payudara T47D. Temuan tersebut membuktikan bahwa isolat akar sengkubak
memiliki sifat antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-OHdG. Dengan demikian, akar
sengkubak dapat digunakan untuk penemuan dan pengembangan antioksidan dan
antianker baru.
Katakunci: Pycnarrhena cauliflora, Antioksidan, 8-OHdG, Kanker payudara
124
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
1.
PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, baik di negara maju
maupun negara berkembang.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling
banyak diderita kaum wanita dan merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker
paru [1]. Etiologi kanker multifaktorial, namun stres oksidatif yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara reactive oxygen species (ROS) dengan aksi antioksidan dan
aktivitas enzim perbaikan DNA, diduga memainkan peran penting dalam karsinogenesis
[2].
ROS dapat menyebabkan kerusakan DNA yang berperan pada mutasi protoonkogen dan gen supresor tumor yang berkaitan dengan kanker [3],[4]. Mutasi protoonkogen dan gen supresor tumor menyebabkan penghambatan apoptosis, peningkatan
proliferasi, angiogenesis, dan ketidakstabilan genomik [5],[6]. Senyawa 8-hidoksi-2’deoksiguanosin (8-OHdG) merupakan produk oksidatif
yang paling luas digunakan
sebagai biomarker kerusakan oksidatif DNA. Hal ini karena 8-OHdG merupakan produk
yang paling berlimpah di DNA, mudah dideteksi [7] dan promutagenik [8]. Musarrat et al .
menunjukkan bahwa terdapat korealsi antara 8-OHdG dengan kanker payudara [9].
Penggunaan antioksidan dalam penanganan kanker telah menjadi pusat
perhatian. Antioksidan memiliki kemampuan melindungi organel seluler dari kerusakan
yang disebabkan oleh ROS [10]. Beberapa penelitian membuktikan bahwa antioksidan
dapat mencegah akumulasi ROS dan memberikan dampak positif terhadap pencegahan
penyakit. Penggunaan antioksidan yang bekerja sebagai scavenger radikal bebas,
merupakan strategi untuk mencegah inisiasi sel kanker, suatu tahap permulaan
karsinogenesis, dan dengan demikian menurunkan insidensi kanker [11]. Meskipun
antioksidan endogen secara alami dapat mengatasi ROS akan tetapi pada kondisi
tertentu tidak mencukupi sehingga diperlukan antioksidan dari luar. Tumbuhan telah
dikenal sebagai salah satu sumber antioksidan eksogen alami.
Sengkubak (Pycnarrhena cauliflora) merupakan salah satu jenis tumbuhan famili
Menispermaceae yang banyak ditemukan di Kalimantan Barat. Daun sengkubak telah
digunakan oleh etnik Dayak dan Melayu sebagai penyedap rasa alami, pemanfaatan
untuk kepentingan lainnya relatif belum diketahui [12]. Selain sebagai penyedap rasa,
sengkubak juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber
senyawa antioksidan. Ekstrak etanol daun sengkubak menunjukkan aktivitas antioksidan
lemah melalui scavenger radikal bebas DPPH dengan IC50 634 µg/mL [13]
Penelitian tentang aktivitas antioksidan dari akar sengkubak belum pernah
dilakukan. Sebagai bagian dari program penelitian kami mengenai eksplorasi metabolit
sekunder dan aktivitas biologi dari tumbuhan sengkubak,
125
maka
penelitian ini akan
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
mengkaji tentang aktivitas antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-OHdG isolat akar
sengkubak terhadap sel kanker payudara T47D. Adanya sifat antioksidan dan
penghambatan ekspresi 8-OHdG yang dimiliki oleh akar sengkubak maka besar
kemungkinan tumbuhan tersebut juga memiliki kemampuan dalam menghambat
karsinogenesis.
2.
METODE PENELITIAN
2.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat akar sengkubak, asam
askorbat, butil hidroksitoluen,
DPPH (Sigma), metanol (Merck), antibodi 8-OHdG
(Biocare), media RPMI 1640 (Gibco, Invitrogen USA), Fetal Bovine Serum (FBS) (Gibco,
Invitrogen USA), penisilin-streptomisin, fungizon (Gibco, Invitrogen,USA), tripsin-EDTA
0,25% (Gibco, Invitrogen, Canada), Phosphat buffer saline (PBS), hidrogen peroksidase
(Merck), Star Trek Universal HRP Detection System [Trekkie universal Link (STU700L10),
Trek Avidin-HRP (STHRP700H), Betazoid DAB Chromogen (BDB900G5), Betazoid DAB
Buffer (DS900L10), Background Sniper (BS966L10)] (Biocare, STUHRP700 H, L10),
xylol, etanol 96% dan 80%.
2.2 Uji aktivitas antioksidan dengan metode scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2pikrilhidrazil (DPPH)
Aktivitas
antioksidan
isolat
akar
sengkubak,
ditentukan
dengan
metode
scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) menurut metode Blois [14].
Isolat, asam askorbat, dan BHT dilarutkan dengan metanol dan diencerkan secara serial
sehingga diperoleh konsentrasi sampel uji 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 10,0 dan 20,0 μg/mL.
Larutan blanko dibuat dengan menambahkan 4,0 mL metanol dengan
1 mL larutan
DPPH 0,004%. Larutan uji dan blanko diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit di
tempat gelap. Setelah inkubasi, serapan larutan diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 515 nm. Larutan blanko yang terdiri dari larutan DPPH dan metanol
juga diukur pada panjang gelombang yang sama. Persentase scavenging radikal DPPH
ditentukan dengan rumus:
(Absorbansi kontrol – absorbansi sampel)
% scavenging radikal bebas =
x 100%
Absorbansi kontrol
126
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
2.3 Kultur Sel Kanker
Kultur sel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel kanker payudara
T47D yang diperoleh dari laboratorium Parasitologi Fakultas kedokteran Universitas
Gadjah Mada. Sel T47D ditumbuhkan pada media RPMI 1640 yang diperkaya dengan
10% FBS, 2% penisilin-streptomisin, dan 0,5% fungizon. Sel dalam tissue culture flask
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, CO2 5%. Perkembangbiakan sel diamati
setiap hari di bawah mikroskop dan sel yang telah konfluen (80-90%) dipanen.
2.4 Analisis ekspresi 8-OHdG pada sel T47D dengan teknik imunositokimia
Analisis ekspresi 8-OHdG dilakukan dengan teknik imunositokimia. Sebanyak
1 mL sel T47D dengan kepadatan 5x104 sel/sumuran didistribusikan ke dalam plat 24
sumuran yang telah dilapisi coverslip pada bagian dasarnya, kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC, 5% CO2 untuk pengadaptasian sel. Sel diberi perlakuan dengan isolat akar
sengkubak pada konsentrasi 0,19; 0,38; dan 0,75 μg/mL dan diinkubasi selama 24 jam.
Sel dicuci dengan PBS kemudian ditambahkan metanol dingin, dilanjutkan inkubasi dalam
freezer -4oC selama 10 menit. Sel yang telah difiksasi dengan metanol dicuci dengan PBS
2 kali dan akuades 3 kali kemudian diinkubasi dengan larutan hidrogen peroksida
blocking pada suhu kamar selama 10 menit. Setelah dicuci dengan PBS sebanyak 2 kali,
sel diinkubasi dengan prediluted blocking serum selama 30 menit pada suhu kamar.
Prediluted blocking serum dibuang kemudian ditambahkan antibodi primer 8-OHdG dan
diinkubasi pada suhu kamar selama 1 jam. Setelah dicuci dengan PBS dan ditetesi
antibodi sekunder, sel diinkubasi selama 20 menit. Sel dicuci dengan PBS dan ditetesi
dengan streptavidine-peroxidase kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.
Setelah dicuci dengan PBS, sel ditetesi dengan 3,3’-diaminobenzidin (DAB) dan
diinkubasi pada suhu kamar selama 5 menit. Sel dicuci dengan akuades dan ditetesi
larutan Mayer-Haematoksilin dan diinkubasi selama 5 menit.
Selanjutnya sel dicuci
kembali menggunakan akuades. Coverslip diangkat dan dicelupkan secara berturut-turut
ke dalam xylol dan alkohol. Setelah kering, coverslip diletakkan di atas kaca obyek dan
ditetesi mounting media. Coverslip ditutup dengan slide kemudian dilakukan pengamatan
di bawah mikroskop. Ekspresi 8-OHdG ditunjukkan oleh warna coklat pada inti sel.
Analisis ekspresi 8-OHdG hasil imunositokimia dilakukan oleh ahli patologi klinik dari
Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr.
Paramita Veronika,
Persentase ekspresi 8-OHdG ditentukan dengan cara:
Jumlah inti sel berwarna coklat
% ekspresi protein =
x 100%
Jumlah total sel
127
Sp.PA.
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Efek Scavenging Radikal Bebas DPPH Isolat Akar Sengkubak
Radikal bebas telah diketahui terlibat terhadap berbagai penyakit degeneratif
antara lain kanker. Karena aktivitasnya sebagai scavenging radikal bebas, maka
antioksidan sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit tersebut. Pada penelitian ini,
aktivitas antioksidan isolat akar sengkubak ditentukan dengan metode scavenging radikal
bebas DPPH dan aktivitasnya dibandingkan dengan antioksidan standar, asam askorbat
dan butil hidroksi toluen (BHT). Antioksidan akan bereaksi dengan radikal stabil DPPH
dan dikonversi menjadi 1,1-difenil-2-pikril-hidarazin. Kemampuan menghambat radikal
bebas ditentukan dengan mengukur penurunan absorbansi pada panjang gelombang
517 [15] atau 515 nm. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 ketiga sampel uji
menunjukkan ketergantungan terhadap konsentrasi, dimana makin tinggi konsentrasi,
persentase scavenging radikal bebas juga semaikin tinggi. Di antara konsentrasi yang
digunakan dalam penelitian ini, asam askorbat dengan konsentrasi 6 μg/mL menunjukkan
aktivitas scavenging yang paling tinggi yaitu 88,21%, sedangkan BHT dan isolat akar
sengkubak pada konsentrasi yang sama hanya menghasilkan scavenging sebesar
-0,5
70
60
50
40
30
20
10
0
Scavenging radikal
DPPH (%)
Scavenging radikal
DPPH (%)
57,91% dan 47,05%.
(a)
y = 7,6456x + 44,349
R² = 0,6456
0
0,5
1
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
-0,5
1,5
Scavenging radikal
DPPH (%)
-0,5
y = 21,517x + 44,054
R² = 0,8237
0
0,5
1
Log konsentrasi (μg/mL)
Log konsentrasi (μg/mL)
100
80
60
40
20
0
(b)
(c)
y = 58,606x + 49,13
R² = 0,9675
0
0,5
Log konsentrasi (μg/mL)
1
Gambar 1. Aktivitas scavenging radikal bebas DPP (a) isolat akar sengkubak,
(b) BHT, (c) asam askorbat
128
1,5
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
Aktivitas antioksidan diekspresikan sebagai jumlah antioksidan yang dibutuhkan
untuk menghambat 50 persen radikal DPPH (IC50). Dibandingkan dengan antioksidan
standar asam askorbat dan BHT, isolat akar sengkubak memiliki aktivitas antioksidan
yang paling rendah
dengan IC50 adalah 5, 48 μg/mL
(Tabel 1). Urutan penurunan
aktivitas antioksidan dari isolat akar sengkubak, asam askorbat dan BHT adalah asam
askorbat > BHT > isolat akar sengkubak. Semua sampel uji memiliki aktivitas antioksidan
yang kuat (IC50<10 μg/mL).
Mekanisme aksi antara antioksidan dan DPPH tergantung pada konformasi
struktur antioksidan. Umumnya, peningkatan jumlah gugus hidroksil (-OH) atau gugus
yang dapat mendonasikan H seperti -NH atau –SH dalam struktur molekul suatu senyawa
akan meningkatkan aktvitas antioksidan [16]. Sifat antioksidan dari isolat akar sengkubak
yang diduga alkaloid bisbenzilisokuinolin kemungkinan disebabkan oleh adanya gugus
hidroksil dan gugus amina yang dimiliki oleh senyawa tersebut.
Keberadaan gugus
tersebut menyebabkan isolat akar sengkubak memiliki reaktivitas tinggi sebagai donor
hidrogen yang dapat menstabilkan dan mendelokalisasi elektron yang tidak berpasangan
dari DPPH. Bondet et al mengungkapkan bahwa senyawa yang bereaksi secara cepat
dengan DPPH menurunkan jumlah molekul DPPH sebanding dengan jumlah molekul
hidroksilnya [17]. Berdasarkan hasil tersebut, diasumsikan bahwa akar sengkubak
berpotensi sebagai sumber antioksidan.
Tabel 1. Efek scavenging radikal bebas DPPH dari isolat akar sengkubak, BHT dan asam
askorbat
No
1.
2.
3.
Isolat/pembanding
Isolat akar sengkubak
Butil hidroksitoluen (BHT)
Asam askorbat
IC50 (μg/mL)
5,48
1,89
1,03
3.2 Efek Isolat Akar Sengkubak terhadap Ekspresi 8-OHdG
Telah diketahui bahwa bahwa sel kanker berada di bawah kondisi stres oksidatif
secara terus-menerus [18]. Pembentukan ROS umumnya berkaitan dengan aktivitas
metabolik seluler aktif yang sangat dipengaruhi oleh sinyal onkogenik [19], inflamasi
kronik [20], dan atau malfungsi mitokondria yang sering diamati pada sel kanker [18],[21].
Gambar 2 menunjukkan bahwa intensitas warna coklat paling kuat pada kontrol sel. Hal
ini mengindikasikan bahwa sel kanker payudara T47D yang tidak diberikan perlakuan
isolat akar sengkubak memberikan ekspresi 8-OHdG paling tinggi
dan mengindikasikan
bahwa tingkat kerusakan DNA yang terjadi juga tinggi.Pemberian isolat akar sengkubak
pada konsentrasi 0,19 dan 0,38 μg/mL menyebabkan penurunan ekspresi 8-OHdG
129
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
menjadi 19,68% dan 17,82% dibandingkan dengan kontrol
yang memiliki
tingkat
ekspresi 8-OHdG sebesar 31,32%. Namun pada konsentrasi isolat 0,75 μg/mL, ekspresi
8-OHdG sel T47D meningkat menjadi 22,55% (Gambar 3).
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2. Efek perlakuan isolat akar sengkubak terhadap ekspresi 8-OHdG pada kanker
payudara T47D.
Persen ekspresi
8-OHdG (%)
50
40
30
20
10
0
0
0,19
0,38
Konsentrasi (μg/ml)
0,75
Gambar 3. Tingkat ekspresi 8-OHdG pada sel T47D setelah perlakuan dengan isolat akar
sengkubak dengan konsentrasi 0,19; 0,38; dan 0,75 μg/mL dan tanpa sampel
uji (kontrol) selama 24 jam.
130
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
Meskipun persentase ekspresi 8-OHdG pada konsentrasi tersebut masih lebih
rendah dari kontrol sel, namun ada fenomena terjadi peningkatan ekspresi 8-OHdG
dengan meningkatnya konsentrasi isolat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya
sifat ganda yang dimiliki oleh isolat akar sengkubak dan sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi. Pada konsentrasi rendah bersifat sebagai antioksidan, sedangkan pada
konsentrasi tinggi bertindak sebagai prooksidan yang akan memacu produksi ROS.
Produksi ROS
yang berlebihan akan meningkatkan kerusakan DNA yang ditandai
dengan meningkatnya produksi 8-OHdG. Jadi, meningkatkan ekspresi 8-OHdG pada sel
T47D yang diberikan isolat akar sengkubak dengan konsentrasi 0,75 μg/mL kemungkinan
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi ROS pada sel yang dipicu oleh isolat akar
sengkubak konsentrasi tinggi. Namun, untuk membuktikan dugaan tersebut diperlukan
kajian yang mendalam mengenai pengaruh konsentrasi
Secara teoritis dan telaha dibuktikan
terhadap ekspresi 8-OHdG.
bahwa pada saat diproduksi di dalam tubuh, 8-
OHdG langsung dilepaskan ke cairan tubuh, maka penelitian selanjutnya diharapkan
dilakukan secara in vivo dengan mengukur kadar 8-OHdG dalam urin atau cairan darah.
4. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat akar sengkubak (P. cauliflora)
menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat melalui scavenging radikal bebas dengan
IC50 5,48 μg/mL dan mampu menghambat ekspresi 8-OHdG pada sel kanker payudara
T47D. Hal ini mengindikasikan bahwa isolat akar sengkubak berpotensi sebagai sumber
antioksidan dan antikanker.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada DP2M DIKTI Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah
Disertasi Doktor Tahun Anggaran 2015.
6. PUSTAKA
[1] Jemal A, Siegel R, Ward E, Hao Y, Xu J, dan Thun ML. Cancer Statistic 2009, CA
Cancer J Clin. 2009; 59:225-49
[2] Huang YL, Sheu JY, Lin TH. Association between oxidative tress and changes of
trace elements in patients with breast cancer. Clin Biochem. 1999; 32:131-6
[3] Martindale JL, Holbrook NJ. Cellular response to oxidative stress: signaling for
suicide and survival. J Cell Physiol 2002; 192:1–15.
131
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
[4]
Valko M, Izakovic M, Mazur M, Rhodes CJ, Telser J. Role of oxygen radicals and
antitumor effects. Int J Cancer 2004; 114:843-53.
[5] Hanahan D and Weinberg RA. The hallmarks of cancer. Cell 2000;100:57–70.
[6] Azad N, Rojanasakul Y, Vallyathan V, Inflammation and lung cancer: roles of reactive
oxygen/nitrogen species. J Toxicol Environ Health B Crit Rev 2008.11:1–15.
[7] Karihtala P, Soini Y. Reactive oxygen species and ontioxidant mechanism in human
tissue and their relation to malignancies. APMIS. 2007;115:81-103.
[8] Kasai H. Analysis of a form of oxidative DNA damage, 8-hydroxy-2’-deoxyguanosine,
as marker of celluler oxidative stress during carcinogenesis. Mut Res. 1997; 387:14763.
[9] Musarrat J, Arezina-Wilson J, Wani A.A., Prognostic and aetiological relevance of 8hydroxydeoxyguanosine in human breast carcinogenesis, Euro J Cancer. 1996; 32:
1209–1214.
[10] Govindarajan R, Vijayakumar M, Pushpangadan P. Antioxidant approach to disease
management and the role of “Rasayana” herbs of Ayurveda. J Ethnopharmacol.
2005; 99:165-78.
[11] Wolfe KL, Liu RH. Celluler antioxidant activity (CAA) assay for assessing
antioxidants, foods, and dietary supplements. J Agric Food Chem. 2007; 55:8896907.
[12] Utin
Trisna
Afrianti.
Kajian
etnobotani
dan
aspek
konsenrvasi sengkubak
[Pycnarrhena cauliflora (Miers)Diels.] di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Tesis.
2007. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor
[13] Masriani, Eny Enawaty, I Ketut Adnyana. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun
sengkubak (Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels) Asal Kalimantan Barat. Prosiding
Seminar Nasional Herbs for Cancer, 2011. Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang 4 Juni 2011
[14] Blois MS. Antioxidant determinations by the use of stable free radical. Nature. 1958;
81:1199-1200
[15] Baskar AA, Ignacimuthu S, Paulraj GM, Al Numair KS. Chemoprevention potential of
β-sitosterol in experimental colon cancer model-an in vitro and in vivo study. BMC
Complementary and Alternative Medicine 2010;10(24): 1-10
[16] Son S and Lewis BA. Free radical scavenging and antioxidative activity of caffeic
acid amide and ester analogues: structure activity relationship. J Agric Food Chem.
2002; 50:468-72.
132
Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Hal. 124 - 133
[17] Bondet V, Williams WB, Berset C. Kinetic and mechanism of antioxidant activity
using DPPH free radical method. Lebensmittel-Wissenschaft
Un Technol. 1997;
30:609-15.
[18] Pelicano H, Xu RH, Du M, Feng L, Sasaki R, Carew JS, Hu Y, Ramdas L, Hu L,
Keating MJ, Zhang W, Plunkett W, Huang P. Mitochondrial respiration defects in
cancer cells cause activation of Akt survival pathway through a redox-mediated
mechanism. J Cell Biol.2006;175: 913–23.
[19] Behrend L, Henderson G, Zwacka RM. Reactive oxygen species in oncogenic
transformation. Biochem Soc Trans. 2003; 31: 1441–4.
[20] Hussain SP, Hofseth LJ, Harris CC. Radical causes of cancer. Nat Rev Cancer.
2003;3:276-85.
[21] Carew JS and Huang P. Mitochondrial defects in cancer. Mol Cancer.2002; 1: 9.
133
Download