Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENGHAMBATAN EKSPRESI 8-HIDROKSI DEOKSIGUANOSIN (8-OHdG) ISOLAT AKAR SENGKUBAK [PYCNARRHENA CAULIFLORA (Miers) Diels] PADA SEL KANKER PAYUDARA T47D (ANTIOXIDANT AND 8-HYDROXYDEOXYGUANOSINE (8-OHdG) EXPRESSION INHIBITION ACTIVITIES OF SENGKUBAK [PYCNARRHENA CAULIFLORA (Miers) Diels] ROOT ISOLATE ON BREAST CANCER CELL LINE T47D Masriani1*, Mustofa2, Jumina3, dan Sunarti4 1 Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Tanjungpura, Pontianak Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 3 Jurusan Kimia, Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 4 Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 *E-mail : [email protected] ABSTRACT This study was designed to determine antioxidant and 8-hydroxydeoxyguanosine expression inhibition properties of sengkubak (P. cauliflora) root isolate on breast cancer cell line T47D. The antioxidant activity of sengkubak root isolate was evaluated by 1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl, (DPPH) method. The expression inhibition of 8-hydroxydeoxyguanosine was analysed by immunocytochemistry staining method. The isolate showed potent antioxidant activity by free radical scavenging with IC50 value of 5.48 μg/mL. The immunocytochemistry staining revealed ability of the isolate to decrease of of 8-OHdG expression on T47D cell. The findings suggested the antioxidant and 8-OHdG expression inhibition properties of sengkubak root isolate, so it could be useful for the discovery and development of new antioxidant and anticancer drug. Keywords: Pycnarrhena cauliflora, Antioxidant, 8-OHdG, Breast cancer ABSTRAK Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi sifat antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) isolat akar sengkubak (P. cauliflora) pada sel kanker payudara T47D. Aktivitas antioksidan isolat akar sengkubak dievaluasi dengan metode scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Metode pewarnaan imunositokimia digunakan untuk menganalisis ekspresi 8-OHdG pada sel T47D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat akar sengkubak memiliki aktivitas antioksidan yang kuat melalui scavenging radikal bebas dengan IC50 5,48 μg/mL. Analisis ekspresi 8-OHdG memperlihatkan bahwa isolat tersebut mampu menurunkan ekspresi 8-OHdG pada sel kanker payudara T47D. Temuan tersebut membuktikan bahwa isolat akar sengkubak memiliki sifat antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-OHdG. Dengan demikian, akar sengkubak dapat digunakan untuk penemuan dan pengembangan antioksidan dan antianker baru. Katakunci: Pycnarrhena cauliflora, Antioksidan, 8-OHdG, Kanker payudara 124 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 1. PENDAHULUAN Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita kaum wanita dan merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru [1]. Etiologi kanker multifaktorial, namun stres oksidatif yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara reactive oxygen species (ROS) dengan aksi antioksidan dan aktivitas enzim perbaikan DNA, diduga memainkan peran penting dalam karsinogenesis [2]. ROS dapat menyebabkan kerusakan DNA yang berperan pada mutasi protoonkogen dan gen supresor tumor yang berkaitan dengan kanker [3],[4]. Mutasi protoonkogen dan gen supresor tumor menyebabkan penghambatan apoptosis, peningkatan proliferasi, angiogenesis, dan ketidakstabilan genomik [5],[6]. Senyawa 8-hidoksi-2’deoksiguanosin (8-OHdG) merupakan produk oksidatif yang paling luas digunakan sebagai biomarker kerusakan oksidatif DNA. Hal ini karena 8-OHdG merupakan produk yang paling berlimpah di DNA, mudah dideteksi [7] dan promutagenik [8]. Musarrat et al . menunjukkan bahwa terdapat korealsi antara 8-OHdG dengan kanker payudara [9]. Penggunaan antioksidan dalam penanganan kanker telah menjadi pusat perhatian. Antioksidan memiliki kemampuan melindungi organel seluler dari kerusakan yang disebabkan oleh ROS [10]. Beberapa penelitian membuktikan bahwa antioksidan dapat mencegah akumulasi ROS dan memberikan dampak positif terhadap pencegahan penyakit. Penggunaan antioksidan yang bekerja sebagai scavenger radikal bebas, merupakan strategi untuk mencegah inisiasi sel kanker, suatu tahap permulaan karsinogenesis, dan dengan demikian menurunkan insidensi kanker [11]. Meskipun antioksidan endogen secara alami dapat mengatasi ROS akan tetapi pada kondisi tertentu tidak mencukupi sehingga diperlukan antioksidan dari luar. Tumbuhan telah dikenal sebagai salah satu sumber antioksidan eksogen alami. Sengkubak (Pycnarrhena cauliflora) merupakan salah satu jenis tumbuhan famili Menispermaceae yang banyak ditemukan di Kalimantan Barat. Daun sengkubak telah digunakan oleh etnik Dayak dan Melayu sebagai penyedap rasa alami, pemanfaatan untuk kepentingan lainnya relatif belum diketahui [12]. Selain sebagai penyedap rasa, sengkubak juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber senyawa antioksidan. Ekstrak etanol daun sengkubak menunjukkan aktivitas antioksidan lemah melalui scavenger radikal bebas DPPH dengan IC50 634 µg/mL [13] Penelitian tentang aktivitas antioksidan dari akar sengkubak belum pernah dilakukan. Sebagai bagian dari program penelitian kami mengenai eksplorasi metabolit sekunder dan aktivitas biologi dari tumbuhan sengkubak, 125 maka penelitian ini akan Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 mengkaji tentang aktivitas antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-OHdG isolat akar sengkubak terhadap sel kanker payudara T47D. Adanya sifat antioksidan dan penghambatan ekspresi 8-OHdG yang dimiliki oleh akar sengkubak maka besar kemungkinan tumbuhan tersebut juga memiliki kemampuan dalam menghambat karsinogenesis. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat akar sengkubak, asam askorbat, butil hidroksitoluen, DPPH (Sigma), metanol (Merck), antibodi 8-OHdG (Biocare), media RPMI 1640 (Gibco, Invitrogen USA), Fetal Bovine Serum (FBS) (Gibco, Invitrogen USA), penisilin-streptomisin, fungizon (Gibco, Invitrogen,USA), tripsin-EDTA 0,25% (Gibco, Invitrogen, Canada), Phosphat buffer saline (PBS), hidrogen peroksidase (Merck), Star Trek Universal HRP Detection System [Trekkie universal Link (STU700L10), Trek Avidin-HRP (STHRP700H), Betazoid DAB Chromogen (BDB900G5), Betazoid DAB Buffer (DS900L10), Background Sniper (BS966L10)] (Biocare, STUHRP700 H, L10), xylol, etanol 96% dan 80%. 2.2 Uji aktivitas antioksidan dengan metode scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2pikrilhidrazil (DPPH) Aktivitas antioksidan isolat akar sengkubak, ditentukan dengan metode scavenging radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) menurut metode Blois [14]. Isolat, asam askorbat, dan BHT dilarutkan dengan metanol dan diencerkan secara serial sehingga diperoleh konsentrasi sampel uji 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 10,0 dan 20,0 μg/mL. Larutan blanko dibuat dengan menambahkan 4,0 mL metanol dengan 1 mL larutan DPPH 0,004%. Larutan uji dan blanko diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit di tempat gelap. Setelah inkubasi, serapan larutan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 515 nm. Larutan blanko yang terdiri dari larutan DPPH dan metanol juga diukur pada panjang gelombang yang sama. Persentase scavenging radikal DPPH ditentukan dengan rumus: (Absorbansi kontrol – absorbansi sampel) % scavenging radikal bebas = x 100% Absorbansi kontrol 126 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 2.3 Kultur Sel Kanker Kultur sel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel kanker payudara T47D yang diperoleh dari laboratorium Parasitologi Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada. Sel T47D ditumbuhkan pada media RPMI 1640 yang diperkaya dengan 10% FBS, 2% penisilin-streptomisin, dan 0,5% fungizon. Sel dalam tissue culture flask diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, CO2 5%. Perkembangbiakan sel diamati setiap hari di bawah mikroskop dan sel yang telah konfluen (80-90%) dipanen. 2.4 Analisis ekspresi 8-OHdG pada sel T47D dengan teknik imunositokimia Analisis ekspresi 8-OHdG dilakukan dengan teknik imunositokimia. Sebanyak 1 mL sel T47D dengan kepadatan 5x104 sel/sumuran didistribusikan ke dalam plat 24 sumuran yang telah dilapisi coverslip pada bagian dasarnya, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC, 5% CO2 untuk pengadaptasian sel. Sel diberi perlakuan dengan isolat akar sengkubak pada konsentrasi 0,19; 0,38; dan 0,75 μg/mL dan diinkubasi selama 24 jam. Sel dicuci dengan PBS kemudian ditambahkan metanol dingin, dilanjutkan inkubasi dalam freezer -4oC selama 10 menit. Sel yang telah difiksasi dengan metanol dicuci dengan PBS 2 kali dan akuades 3 kali kemudian diinkubasi dengan larutan hidrogen peroksida blocking pada suhu kamar selama 10 menit. Setelah dicuci dengan PBS sebanyak 2 kali, sel diinkubasi dengan prediluted blocking serum selama 30 menit pada suhu kamar. Prediluted blocking serum dibuang kemudian ditambahkan antibodi primer 8-OHdG dan diinkubasi pada suhu kamar selama 1 jam. Setelah dicuci dengan PBS dan ditetesi antibodi sekunder, sel diinkubasi selama 20 menit. Sel dicuci dengan PBS dan ditetesi dengan streptavidine-peroxidase kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu kamar. Setelah dicuci dengan PBS, sel ditetesi dengan 3,3’-diaminobenzidin (DAB) dan diinkubasi pada suhu kamar selama 5 menit. Sel dicuci dengan akuades dan ditetesi larutan Mayer-Haematoksilin dan diinkubasi selama 5 menit. Selanjutnya sel dicuci kembali menggunakan akuades. Coverslip diangkat dan dicelupkan secara berturut-turut ke dalam xylol dan alkohol. Setelah kering, coverslip diletakkan di atas kaca obyek dan ditetesi mounting media. Coverslip ditutup dengan slide kemudian dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Ekspresi 8-OHdG ditunjukkan oleh warna coklat pada inti sel. Analisis ekspresi 8-OHdG hasil imunositokimia dilakukan oleh ahli patologi klinik dari Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr. Paramita Veronika, Persentase ekspresi 8-OHdG ditentukan dengan cara: Jumlah inti sel berwarna coklat % ekspresi protein = x 100% Jumlah total sel 127 Sp.PA. Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Efek Scavenging Radikal Bebas DPPH Isolat Akar Sengkubak Radikal bebas telah diketahui terlibat terhadap berbagai penyakit degeneratif antara lain kanker. Karena aktivitasnya sebagai scavenging radikal bebas, maka antioksidan sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit tersebut. Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan isolat akar sengkubak ditentukan dengan metode scavenging radikal bebas DPPH dan aktivitasnya dibandingkan dengan antioksidan standar, asam askorbat dan butil hidroksi toluen (BHT). Antioksidan akan bereaksi dengan radikal stabil DPPH dan dikonversi menjadi 1,1-difenil-2-pikril-hidarazin. Kemampuan menghambat radikal bebas ditentukan dengan mengukur penurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 [15] atau 515 nm. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 ketiga sampel uji menunjukkan ketergantungan terhadap konsentrasi, dimana makin tinggi konsentrasi, persentase scavenging radikal bebas juga semaikin tinggi. Di antara konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini, asam askorbat dengan konsentrasi 6 μg/mL menunjukkan aktivitas scavenging yang paling tinggi yaitu 88,21%, sedangkan BHT dan isolat akar sengkubak pada konsentrasi yang sama hanya menghasilkan scavenging sebesar -0,5 70 60 50 40 30 20 10 0 Scavenging radikal DPPH (%) Scavenging radikal DPPH (%) 57,91% dan 47,05%. (a) y = 7,6456x + 44,349 R² = 0,6456 0 0,5 1 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 -0,5 1,5 Scavenging radikal DPPH (%) -0,5 y = 21,517x + 44,054 R² = 0,8237 0 0,5 1 Log konsentrasi (μg/mL) Log konsentrasi (μg/mL) 100 80 60 40 20 0 (b) (c) y = 58,606x + 49,13 R² = 0,9675 0 0,5 Log konsentrasi (μg/mL) 1 Gambar 1. Aktivitas scavenging radikal bebas DPP (a) isolat akar sengkubak, (b) BHT, (c) asam askorbat 128 1,5 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 Aktivitas antioksidan diekspresikan sebagai jumlah antioksidan yang dibutuhkan untuk menghambat 50 persen radikal DPPH (IC50). Dibandingkan dengan antioksidan standar asam askorbat dan BHT, isolat akar sengkubak memiliki aktivitas antioksidan yang paling rendah dengan IC50 adalah 5, 48 μg/mL (Tabel 1). Urutan penurunan aktivitas antioksidan dari isolat akar sengkubak, asam askorbat dan BHT adalah asam askorbat > BHT > isolat akar sengkubak. Semua sampel uji memiliki aktivitas antioksidan yang kuat (IC50<10 μg/mL). Mekanisme aksi antara antioksidan dan DPPH tergantung pada konformasi struktur antioksidan. Umumnya, peningkatan jumlah gugus hidroksil (-OH) atau gugus yang dapat mendonasikan H seperti -NH atau –SH dalam struktur molekul suatu senyawa akan meningkatkan aktvitas antioksidan [16]. Sifat antioksidan dari isolat akar sengkubak yang diduga alkaloid bisbenzilisokuinolin kemungkinan disebabkan oleh adanya gugus hidroksil dan gugus amina yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Keberadaan gugus tersebut menyebabkan isolat akar sengkubak memiliki reaktivitas tinggi sebagai donor hidrogen yang dapat menstabilkan dan mendelokalisasi elektron yang tidak berpasangan dari DPPH. Bondet et al mengungkapkan bahwa senyawa yang bereaksi secara cepat dengan DPPH menurunkan jumlah molekul DPPH sebanding dengan jumlah molekul hidroksilnya [17]. Berdasarkan hasil tersebut, diasumsikan bahwa akar sengkubak berpotensi sebagai sumber antioksidan. Tabel 1. Efek scavenging radikal bebas DPPH dari isolat akar sengkubak, BHT dan asam askorbat No 1. 2. 3. Isolat/pembanding Isolat akar sengkubak Butil hidroksitoluen (BHT) Asam askorbat IC50 (μg/mL) 5,48 1,89 1,03 3.2 Efek Isolat Akar Sengkubak terhadap Ekspresi 8-OHdG Telah diketahui bahwa bahwa sel kanker berada di bawah kondisi stres oksidatif secara terus-menerus [18]. Pembentukan ROS umumnya berkaitan dengan aktivitas metabolik seluler aktif yang sangat dipengaruhi oleh sinyal onkogenik [19], inflamasi kronik [20], dan atau malfungsi mitokondria yang sering diamati pada sel kanker [18],[21]. Gambar 2 menunjukkan bahwa intensitas warna coklat paling kuat pada kontrol sel. Hal ini mengindikasikan bahwa sel kanker payudara T47D yang tidak diberikan perlakuan isolat akar sengkubak memberikan ekspresi 8-OHdG paling tinggi dan mengindikasikan bahwa tingkat kerusakan DNA yang terjadi juga tinggi.Pemberian isolat akar sengkubak pada konsentrasi 0,19 dan 0,38 μg/mL menyebabkan penurunan ekspresi 8-OHdG 129 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 menjadi 19,68% dan 17,82% dibandingkan dengan kontrol yang memiliki tingkat ekspresi 8-OHdG sebesar 31,32%. Namun pada konsentrasi isolat 0,75 μg/mL, ekspresi 8-OHdG sel T47D meningkat menjadi 22,55% (Gambar 3). (a) (b) (c) (d) Gambar 2. Efek perlakuan isolat akar sengkubak terhadap ekspresi 8-OHdG pada kanker payudara T47D. Persen ekspresi 8-OHdG (%) 50 40 30 20 10 0 0 0,19 0,38 Konsentrasi (μg/ml) 0,75 Gambar 3. Tingkat ekspresi 8-OHdG pada sel T47D setelah perlakuan dengan isolat akar sengkubak dengan konsentrasi 0,19; 0,38; dan 0,75 μg/mL dan tanpa sampel uji (kontrol) selama 24 jam. 130 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 Meskipun persentase ekspresi 8-OHdG pada konsentrasi tersebut masih lebih rendah dari kontrol sel, namun ada fenomena terjadi peningkatan ekspresi 8-OHdG dengan meningkatnya konsentrasi isolat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya sifat ganda yang dimiliki oleh isolat akar sengkubak dan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi. Pada konsentrasi rendah bersifat sebagai antioksidan, sedangkan pada konsentrasi tinggi bertindak sebagai prooksidan yang akan memacu produksi ROS. Produksi ROS yang berlebihan akan meningkatkan kerusakan DNA yang ditandai dengan meningkatnya produksi 8-OHdG. Jadi, meningkatkan ekspresi 8-OHdG pada sel T47D yang diberikan isolat akar sengkubak dengan konsentrasi 0,75 μg/mL kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi ROS pada sel yang dipicu oleh isolat akar sengkubak konsentrasi tinggi. Namun, untuk membuktikan dugaan tersebut diperlukan kajian yang mendalam mengenai pengaruh konsentrasi Secara teoritis dan telaha dibuktikan terhadap ekspresi 8-OHdG. bahwa pada saat diproduksi di dalam tubuh, 8- OHdG langsung dilepaskan ke cairan tubuh, maka penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan secara in vivo dengan mengukur kadar 8-OHdG dalam urin atau cairan darah. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat akar sengkubak (P. cauliflora) menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat melalui scavenging radikal bebas dengan IC50 5,48 μg/mL dan mampu menghambat ekspresi 8-OHdG pada sel kanker payudara T47D. Hal ini mengindikasikan bahwa isolat akar sengkubak berpotensi sebagai sumber antioksidan dan antikanker. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada DP2M DIKTI Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah Disertasi Doktor Tahun Anggaran 2015. 6. PUSTAKA [1] Jemal A, Siegel R, Ward E, Hao Y, Xu J, dan Thun ML. Cancer Statistic 2009, CA Cancer J Clin. 2009; 59:225-49 [2] Huang YL, Sheu JY, Lin TH. Association between oxidative tress and changes of trace elements in patients with breast cancer. Clin Biochem. 1999; 32:131-6 [3] Martindale JL, Holbrook NJ. Cellular response to oxidative stress: signaling for suicide and survival. J Cell Physiol 2002; 192:1–15. 131 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 [4] Valko M, Izakovic M, Mazur M, Rhodes CJ, Telser J. Role of oxygen radicals and antitumor effects. Int J Cancer 2004; 114:843-53. [5] Hanahan D and Weinberg RA. The hallmarks of cancer. Cell 2000;100:57–70. [6] Azad N, Rojanasakul Y, Vallyathan V, Inflammation and lung cancer: roles of reactive oxygen/nitrogen species. J Toxicol Environ Health B Crit Rev 2008.11:1–15. [7] Karihtala P, Soini Y. Reactive oxygen species and ontioxidant mechanism in human tissue and their relation to malignancies. APMIS. 2007;115:81-103. [8] Kasai H. Analysis of a form of oxidative DNA damage, 8-hydroxy-2’-deoxyguanosine, as marker of celluler oxidative stress during carcinogenesis. Mut Res. 1997; 387:14763. [9] Musarrat J, Arezina-Wilson J, Wani A.A., Prognostic and aetiological relevance of 8hydroxydeoxyguanosine in human breast carcinogenesis, Euro J Cancer. 1996; 32: 1209–1214. [10] Govindarajan R, Vijayakumar M, Pushpangadan P. Antioxidant approach to disease management and the role of “Rasayana” herbs of Ayurveda. J Ethnopharmacol. 2005; 99:165-78. [11] Wolfe KL, Liu RH. Celluler antioxidant activity (CAA) assay for assessing antioxidants, foods, and dietary supplements. J Agric Food Chem. 2007; 55:8896907. [12] Utin Trisna Afrianti. Kajian etnobotani dan aspek konsenrvasi sengkubak [Pycnarrhena cauliflora (Miers)Diels.] di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Tesis. 2007. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor [13] Masriani, Eny Enawaty, I Ketut Adnyana. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sengkubak (Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels) Asal Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional Herbs for Cancer, 2011. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang 4 Juni 2011 [14] Blois MS. Antioxidant determinations by the use of stable free radical. Nature. 1958; 81:1199-1200 [15] Baskar AA, Ignacimuthu S, Paulraj GM, Al Numair KS. Chemoprevention potential of β-sitosterol in experimental colon cancer model-an in vitro and in vivo study. BMC Complementary and Alternative Medicine 2010;10(24): 1-10 [16] Son S and Lewis BA. Free radical scavenging and antioxidative activity of caffeic acid amide and ester analogues: structure activity relationship. J Agric Food Chem. 2002; 50:468-72. 132 Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Hal. 124 - 133 [17] Bondet V, Williams WB, Berset C. Kinetic and mechanism of antioxidant activity using DPPH free radical method. Lebensmittel-Wissenschaft Un Technol. 1997; 30:609-15. [18] Pelicano H, Xu RH, Du M, Feng L, Sasaki R, Carew JS, Hu Y, Ramdas L, Hu L, Keating MJ, Zhang W, Plunkett W, Huang P. Mitochondrial respiration defects in cancer cells cause activation of Akt survival pathway through a redox-mediated mechanism. J Cell Biol.2006;175: 913–23. [19] Behrend L, Henderson G, Zwacka RM. Reactive oxygen species in oncogenic transformation. Biochem Soc Trans. 2003; 31: 1441–4. [20] Hussain SP, Hofseth LJ, Harris CC. Radical causes of cancer. Nat Rev Cancer. 2003;3:276-85. [21] Carew JS and Huang P. Mitochondrial defects in cancer. Mol Cancer.2002; 1: 9. 133