2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi T. aduncus Menurut Jefferson et al. (2008), klasifikasi T. aduncus adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Animalia Ordo : Cetacea Subordo : Odontoceti Famili : Delphinidae Genus : Tursiops Spesies : Tursiops aduncus (Ehrenberg, 1883) Dahulu banyak ahli biologi mamalia laut mengklasifikasikan semua lumba-lumba hidung botol sebagai T. truncatus. Akan tetapi, saat ini T. aduncus diketahui berbeda berdasarkan kesesuaian dalam genetik, osteologi, dan morfologi eksternal (Jefferson et al. 2008). Morfologi T. aduncus T. aduncus terlihat serupa dengan T. truncatus, dengan tubuh yang kekar, bermoncong panjang, dan sirip dorsal tinggi dan falcate (berbentuk sabit dan melengkung ke arah ekor; bengkok). Namun, tubuh T. aduncus cenderung lebih ramping, moncong lebih panjang dan lebih ramping, dan melon kurang cembung dibandingkan T. truncatus (Gambar 2). Terdapat bercak-bercak berwarna abu-abu pada bagian ventral lumba-lumba, bercak tersebut dimulai sekitar awal dewasa kelamin dan intensitas bercak meningkat seiring dengan pertambahan usia (Wang dan Yang 2008). Gambar 1 Morfologi T. aduncus 3 Melon Gambar 2 Perbedaan (a) T. aduncus dan (b) T. truncatus pada bagian kepala (Wang et al. 2000) Distribusi Geografis T. aduncus T. aduncus hanya ditemukan pada daerah bertemperatur hangat sampai tropis di seluruh perairan pesisir Indo-Pasifik, dari Kepulauan Solomon dan Caledonia Baru ke Afrika Selatan bagian barat dan Jepang bagian selatan sampai Australia bagian tenggara. T. aduncus juga dapat ditemukan di seluruh pulau dan semenanjung kepulauan Indo-Melayu. Distribusi T. aduncus meluas hingga ke Laut Merah dan Teluk Persia (Jefferson et al. 2008; Wang dan Yang 2008). Ket: : distribusi terkonfirmasi : distribusi dugaan ? : distribusi belum pasti : distribusi spesies yang telah beradaptasi Gambar 3 Distribusi T.aduncus (Wang dan Yang 2008) 4 Bakteri dalam Saluran Pencernaan Lumba-lumba Hidung Botol Flora normal terdiri atas bakteri, virus, protozoa, dan cendawan yang berada di tubuh hewan atau manusia dalam keadaan sehat. Mikroorganisme tersebut beradaptasi untuk hidup di dalam tubuh inang tanpa menyebabkan penyakit atau kerusakan. Beberapa mikroorganisme bersifat non-patogen pada organ tertentu tetapi dapat menjadi patogen apabila berpindah atau berada pada organ yang lain (Téllez et al. 2010). Beberapa bakteri yang secara umum terdapat dalam saluran pencernaan lumba-lumba hidung botol dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Bakteri dalam saluran pencernaan lumba-lumba hidung botol (Higgins 2000; Dunn et al. 2001; Harper et al. 2003) Nama Bakteri Edwardsiella tarda Enterococcus faecalis Proteus mirabilis Providencia spp. Staphylococcus epidermidis Staphylococcus hyicus Helicobacter spp. Vibrio spp. Spesies Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol Lumba-lumba hidung botol atlantik (T. truncatus) Lumba-lumba hidung botol Vibrio spp. Vibrio merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang melengkung (seperti tanda koma), berukuran 0,5-0,8 × 3,0-4,0 µm. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif, katalase positif, mampu memfermentasikan glukosa, tidak memproduksi gas, dan oksidase positif. Vibrio memiliki kemampuan untuk bergerak karena memiliki flagela polar. Kebanyakan spesies Vibrio membutuhkan tambahan NaCl untuk tumbuh. Bakteri ini biasa ditemukan dalam lingkungan air laut atau air payau (Quinn et al. 2004). Secara rutin, Vibrio terisolasi dari blowhole atau anus lumba-lumba yang sehat (Dunn et al. 2001). Edwardsiella tarda Edwarsiella tarda merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang kecil, berukuran 2-3 µm x 1 µm, memiliki flagela peritrichous untuk bergerak, termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Habitatnya secara umum berada di air, bersifat patogen oportunistik, anaerob fakultatif, katalase positif, dapat memfermentasikan glukosa, dan oksidase negatif, mereduksi nitrat menjadi nitrit (Woo dan Bruno 1999; Quinn et al. 2002). Helicobacter spp. Helicobacter merupakan bakteri Gram negatif, mikroaerofilik, berbentuk heliks atau batang melengkung berukuran 2,5-4,0 µm x 0,5-1,0 µm, bersifat motil dengan beberapa flagela berselubung, katalase positif, oksidase positif, tidak memfermentasi glukosa (Barrow dan Feltham 1993; Harper et al. 2003; Widén et al. 2012). Genus yang memiliki kekerabatan dengan Helicobacter adalah Wolinella, Flexipira, Campylobacter, dan Arcobacter (Widén et al. 2012). 5 Proteus mirabilis Proteus mirabilis merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek, bersifat motil dengan flagela peritrichous, patogen oportunistik, dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat menjadi nitrit, anaerob fakultatif, memproduksi H2S, oksidase negatif, dan katalase positif (Quinn et al. 2002). Bakteri ini dapat tumbuh secara optimal pada suhu 37°C. Bakteri ini memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi sel swarmer ketika dikultur pada media noninhibitor. P. mirabilis tersebar luas di lingkungan, merupakan flora normal saluran pencernaan mamalia tetapi apabila memasuki saluran urinari bakteri ini akan bersifat patogen dan dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (Manos dan Belas 2006). (a) (b) Gambar 4 Morfologi (a) P. mirabilis sel swimmer (b) P. mirabilis sel swarmer dilihat menggunakan mikroskop elektron (Manos dan Belas 2006). Providencia spp. Seluruh anggota dari genus Providencia bersifat anaerob fakultatif, motil dengan flagela peritrichous, dan tidak menunjukkan diferensiasi selular serta perilaku menyebar (swarming behaviour). Genus Providencia memiliki 5 spesies yakni, P. rettgeri, P. alcalifaciens, P. stuartii, P. rustigianii, dan P. heimbachae. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih, luka infeksi, dan bakterimia (Manos dan Belas 2006). (a) (b) Gambar 5 Morfologi (a) P. stuartii (b) P. rettgeri dilihat dengan mikroskop elektron (Manos dan Belas 2006) 6 Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus hyicus Staphylococcus adalah bakteri Gram positif, berbentuk kokus (bulat), memiliki diameter kira-kira 1 µm dan membentuk susunan menyerupai seikat anggur. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif, katalase positif, oksidase negatif, dan tidak motil. Sedikitnya ada 30 spesies Staphylococcus bersifat komensal pada kulit dan selaput lendir, beberapa bersifat patogen oportunistik penyebab infeksi piogenik (Quinn et al. 2002; Quinn et al. 2004). S. hyicus (koagulase bervariasi) merupakan Staphylococcus yang bersifat patogen. S. epidermidis (koagulase negatif) merupakan Staphylococcus yang bervirulensi rendah (tidak patogen) (Quinn et al. 2004). Enterococcus faecalis Enterococcus faecalis merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus, tidak motil, dan bersifat patogen oportunistik. E. faecalis pertama kali diidentifikasi sebagai Streptococcus Grup D (S. faecalis). Habitatnya di usus manusia maupun hewan. Hewan atau manusia yang terinfeksi oleh bakteri ini akan mengalami kondisi supuratif pada saluran pencernaannya (Quinn et al. 2002). MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 bertempat di PT. Wersut Seguni Indonesia, Pantai Cahaya, Kendal, Jawa Tengah dan Laboratorium Bakteriologi, Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Materi Penelitian Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah T. aduncus sebanyak 11 ekor. Alat-alat yang digunakan adalah cotton bud, cool box, mikroskop cahaya, ose, needle, gelas objek, tabung reaksi, cawan Petri, pipet, rak tabung reaksi, pembakar Bunsen, spidol, label nama, inkubator, lemari es, dan webcam digital eye piece camera. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel swab anus T. aduncus, media untuk menjaga agar sampel swab tidak kering dan sebagai media penyubur seperti Brain Heart Infussion Broth (BHIB), media untuk mengisolasi seperti agar darah, MacConkey Agar (MCA), dan Trypticasein Soy Agar (TSA), media untuk mengidentifikasi bakteri seperti Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar, kaldu Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP), kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa), zat warna Gram (kristal violet, lugol, aseton alkohol, safranin), zat warna Ziehl Neelsen (karbol