BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa latin ”methodos”yang berarti jalan yang harus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002:260), ”Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar“. Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995:45)” Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 2.1.2. Pengertian Metode Demonstrasi Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru adalah demonstrasi. Karakteristik pembelajaran metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar atau teknik mengajar dengan memvariasikan lisan dengan suatu kegiatan (penggunaan suatu alat). Metode pembelajaran demonstrasi merupakan 6 7 metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep praktek. Dengan metode demonstrasi peserta didik dapat belajar langsung dan mendapat pengalaman yang lain dibandingkan jika peserta didik mendengarkan ceramah pendidik atau sebatas membaca buku teks. “Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan” (Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah, 2001:82). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses (Roestiyah N. K, 2001:83). Sedangkan menurut Udin S. Winata Putra, dkk (2004:424), ”Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu”. Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:54), “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan 8 memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. 2.1.3. Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut Elizar (1996:45), keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil, sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru. Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan 9 jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstras. Apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya. Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, guru perlu memperhatikan beberapa hal seperti rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal seperti apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi 10 yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang pendidik memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga ilmu atau keterampilan yang di demonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing peserta didik. Penerapan metode Demonstrasi tepat untuk pembelajaran sains. 2.1.4. Langkah-langkah Pembelajaran Demonstrasi Menurut Havid Zulkarnain (2009:26), menguraikan langkah-langkah pembelajaran demonstratif sebagai berikut: Tahap Persiapan, dalam tahap ada beberapa hal yang harus dilakukan: a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. c. Lakukan uji coba demonstrasi. Tahap Pelaksanaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. siswa dapat 11 c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. Langkah pelaksanaan demonstrasi. a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Havid Zulkarnain (2009:26) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstrasi yang dilakukan meliputi: a. Kegiatan Pendahuluan 1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. 12 2) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. 3) Melakukan uji coba demonstrasi. 4) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. 5) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. 6) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b. Kegiatan Inti 1) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir. 2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang menegangkan. 3) Meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. c. Kegiatan Penutup Proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. 13 2.1.5. Pengertian Belajar Dakir menjelaskan pengertian belajar sebagai ”perbuatan-perbuatan yang menghasilkan perubahan yang menuju ke suatu yang lebih maju lagi, dan perubahan-perubahan itu didapat atas dasar latihan yang disengaja” (1986:144) Menurut A.G. Soejono, ”belajar adalah usaha murid untuk membimbing dirinya ke perubahan situasi maupun perubahan tingkat keinginan dalam proses perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan jiwa, sikap pribadi pada umumnya” (1992:12). Sedangkan menurut Bimo Walgito, ”belajar ialah usaha memasukkan (in putting) apa yang dibaca, apa yang didengar, atau dengan kata lain yang diamati sehingga menjadi miliki individu” (1982:123) Sementara menurut Oemar Hamalik, ”belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang menyebabkan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan” (1980:82) Ernest R. Hilgard (dalam Siti Partini Suardiman, 1980:28), menjelaskan bahwa belajar adalah” suatu proses yang menghasilkan suatu aktivitas baru atau mengubah suatu aktifitas dengan perantaraan latihan baik di dalam laboratorium maupun di lingkungan alam, yang berbeda dengan perubahan-perubahan yang tidak disebutkan dalam latihan” Dari beberapa pandangan di atas, dapat penulis tegaskan, dalam belajar, faktor perubahan tingkah laku harus ada dan tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut pada pokoknya menghasilkan hal-hal baru seperti kecakapan, keyakinan, pendapat dan 14 sebagainya. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha yang disengaja atau melalui latihan. Dengan demikian bisa penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan hal-hal baru seperti kecakapan, keyakinan maupun pendapat, perubahan itu merupakan usaha yang disengaja atau melalui latihan dan dilakukan secara berulang-ulang. 2.1.6. Pengertian Hasil Belajar Beberapa pendapat yang diajukan tentang pengertian hasil belajar atau prestasi belajar mengandung pengertian yang berbeda, tetapi dari beberapa pendapat itu dapat dipahami sebagai satu kesatuan yang mempunyai arti baru bila dua kata tersebut digabungkan. Menurut Sumadi Suryabrata, ”hasil belajar merupakan hasil studi yang dicapai selama mengikuti pelajaran dalam periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, di mana hasilnya dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapat diujudkan dengan angka atau simbol-simbol lain” (1993:197) Menurut Sudarto, ”hasil belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai pada saat dilakukan evaluasi, dan evaluasi itu dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan” (1984:23) Dari pendapat tentang hasil belajar di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil atau prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh individu dalam suatu studi, latihan atau hasil interaksi antara individu dengan faktor lain, baik yang berasal 15 dari diri individu sendiri maupun dari pihak lain di luar individu setelah melalui evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan atau pemahaman dalam proses belajarnya.. Belajar merupakan proses atau usaha, sedang prestasi merupakan hasilnya. Dapat penulis jelaskan bahwa hasil adalah hasil yang diperoleh dengan suatu latihan dan didukung oleh kesadaran siswa untuk belajar, yang dapat diukur dengan tes. Menurut Suharsimi Arikunto, ”tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu” (1996:138) Tes prestasi belajar harus dilakukan bersama-sama dan dalam kondisi yang seragam. Materi tes juga harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyaratan kredibilitas dan akuntabilitas. 2.1.7. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan judul penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan antara lain adalah “Pembelajaran Pengenalan Pecahan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Al Hikmah Sumberharjo Gedangan Kabupaten Malang”. Penelitian ini dilakukan oleh oleh Muhammad Hafid Al-Habsy. IAIN Malik Ibrahim Malang. Penelitian menjelaskan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Pecahan. Penelitian lain yang relevan berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas V di MINU KH. Mukmin Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010” yang disusun oleh Muhammad Ali, IAIN Sunan Ampel tahun 2010. Penelitian bertujuan mengatasi 16 kesulitan siswa dalam mempraktikkan konsep yang dipelajari dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih melalui penerapan metode demonstrasi. Penelitian yang menggunakan jenis tindakan ini menemukan penyelesaian masalah pembelajaran dengan metode demonstrasi pada bab Haji. Penelitian lain adalah “Penerapan Metode Demostrasi dengan Menggunakan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Mengenai Sistem Tata Surya pada Siswa Kelas 6”, yang disusun oleh Arsino, S.Pd. Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode dan media pembelajaran secara tepat mampu memicu keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Sebagai motivator dan fasilitator, guru harus dapat menciptakan kondisi agar siswa tertarik untuk belajar, kondisi ini dapat diciptakan jika guru mampu menggunakan metode dan media belajar yang efektif pada pembelajaran tentang sistem tata surya secara tepat. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang pemanfaatan metode demonstrasi dalam pembelajaran, dapat diperoleh pemahaman bahwa metode demonstrasi menjadi salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode demonstrasi sangat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pelajaran karena dilakukan langsung dengan contoh-contoh tindakan. 17 2.1.8. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal pada siswa diperlukan metode pembelajaran yang bervariatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Dalam metode ini, siswa diberikan tugas-tugas mandiri, sehingga siswa diharapkan bisa lebih bersifat aktif, mampu bekerja sama dengan teman dan menemukan sendiri pemecahan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa dengan penggunaan metode demonstrasi secara tepat, akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini: 18 Proses Pembelajaran Pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang terpusat pada guru Perbaikan pembelajaran dengan metode demonstrasi Pembelajaran dengan metode demonstrasi 1. Mengenal beberapa jenis pesawat sederhana 2. mengetahui cara kerja pesawat sederhana 3. mendemonstrasi cara kerja pesawat sederhana Pola berpikir siswa dari abstrak ke kongkrit Pembelajaran Hasil belajar di bawah KKM 1. diskusi kelompok 2. diskusi kelompok 3. Kerja kelompok Tes formatif Penilaiah proses belajar Hasil Belajar Hasil belajar IPA 19 2.1.9. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara dalam penelitian terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah bahwa metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Cepokokuning Kabupaten Batang Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012..