Peningkatan Prestasi Belajar Kebijakan Moneter dan Kebijakan

advertisement
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Peningkatan Prestasi Belajar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Probelm Based Learning Bagi
Peserta Didik Kelas XI IPS1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016
Riskah, S.Pd
Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal
ABSTRAKSI
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil
judul peningkatan prestasi belajar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal melalui
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning bagi peserta didik kelas
XI IPS1 SMAN 1 Kaliwungu Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan
tujuan umum untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal bagi peserta didik kelas XI IPS1 SMAN 1 Kaliwungu Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal bagi peserta didik kelas XI IPS1 SMAN 1 Kaliwungu Semester 1
Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini didukung dengan data penelitian yang
menunjukkan peningkatan skor prestasi belajar kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal yang diperoleh melalui nilai rata-rata posttest.
Pada pembelajaran di kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran
problem based learning peroleh prestasi belajar masih rendah terbukti nilai rata –
rata yang diperoleh peserta didik kelas XI IPS 1 hanya 71,09 dan nilai terendah =
420 , nilai tertingi = 90 serta yang tuntas sebanyak 13 peserta didik dari sejumlah
33 peserta didik ( dengan KKM = 75). Salah satu solusi guna mengatasi
meningkatkan prestasi belajar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah
melalui menerapkan model pembelajaran problem based learning, mengingat
model pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan motivasi, semangat
sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna yang pada akhirnya
dapat meninkatkan prestasi belajar peserta didik.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas, berdasarkan
hasil tes awal penelitian tindakan ini didesain menjadi dua siklus dengan tiap –tiap
siklus masing – masing 3 pertemuan @ 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) yang
meliputi kegiatan : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan
tindakan yang dilakukan selama 2 siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal bagi peserta didik kelas XI IPS1 SMAN 1
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Kaliwungu Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal rata – rata
prestasi belajar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal 71,09 menjadi rata-rata
hasil belajar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal 82,64 pada kondisi akhir.
Kata kunci : prestasi belajar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dan model
pembelajaran problem based learning.
kriteria ketuntasan minimal (KKM)
PENDAHULUAN
seperti tampak pada tabel berikut ini:
Latar Belakang Masalah
SMA Negeri 1 Kaliwungu
sebagai salah satu sekolah piloting
pelaksanaan Kurikulum 2013 dituntut
mampu
mengimplementasi
tujuan
dan harapan dari Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil observasi proses
kegiatan
belajar
mengajar
yang
Uraian
Pencapaian
Nilai Terendah
42
Nilai tertinggi
90
Nilai rata-rata
71,09
Prosentase
39,39%
Prosentase
mencapai
60,61%
tidak
KKMmencapai
Dari
KKM
tabel
di
atas
peneliti lakukan di kelas XI IPS1
menunjukkan bahwa proses belajar
SMA Negeri 1 Kaliwungu, masih
mengajar belum berhasil, hal ini
banyak peserta didik yang mengikuti
dibuktikan dengan perolehan nilai
pembelajaran dengan tidak sungguh-
ulangan harian dimana masih terdapat
sungguh, masih banyak dari peserta
59, 37% peserta didik yang belum
didik yang tidak memperhatikan,
mencapai KKM dan baru 40,63%
bercerita
peserta didik yang sudah mencapai
sendiri
dan
ada
yang
terkantuk-kantuk bahkan tertidur di
KKM.
kelas.
meningkatkan prestasi belajar peserta
Berdasarkan
karenanya
dalam
evaluasi
didik akan sangat tidak efektif apabila
pada kompetensi dasar pendapatan
hanya menggunakan model ceramah
nasional melalui ulangan harian pada
dalam
tanggal 26 Januari 2016 yang peneliti
pembelajaran di kelas. Model belajar
lakukan
IPS1,
mengajar yang akan digunakan untuk
mennjukkan masih banyak peserta
meningkatkan prestasi belajar peserta
didik yang belum mencapai batas
didik yaitu dengan menggunakan
di
kelas
hasil
Oleh
XI
melakukan
suatu
proses
model pembelajaran Problem Based
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Learning. Peran guru pada model
METODE PENELITIAN
pembelajaran problem based learning
yaitu
sebagai
pemberi
masalah,
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas XI IPS1 SMAN 1 Kaliwungu
memfasilitasi investigasi dan dialog,
Kabupaten
Kendal,
serta
Juminah
Kaliwungu
memberikan
dukungan
(motivasi) dalam pembelajaran.
Berdasarkan
Pangeran
Kendal.
Penelitian dilakukan pada semester 2
latar
tahun pelajaran 2015/2016 dengan
belakang masalah seperti tersebut di
jangka waktu penelitian 4 bulan
atas,
masalah
(Januari sampai dengan April 2016).
maka
uraian
Jl.
rumusan
penelitian
ini
adalah
Dengan subyek penelitian peserta
“Apakah
penerapan
model
didik kelas XI IPS1 yang berjumlah
Based
33 peserta didik
pembelajaran Problem
Learning
dapat
terdiri dari 10
meningkatkan
peserta didik putra dan 23 peserta
prestasi belajar kebijakan moneter
didik putri. Dipilih kelas XI IPS1
dan kebijakan fiskal bagi peserta
karena di kelas tersebut nilai rata-rata
didik kelas XI IPS1 SMAN 1
perolehan nilai ulangan harian pada
Kaliwungu
materi sebelumnya banyak
Semester
2
Tahun
yang
Pelajaran 2015/2016?”. Selanjutnya
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
penelitian ini dimaksudkan untuk
Minimal
memperoleh jawaban dari rumusan
penelitian yang dikumpulkan melalui
masalah yang telah disebutkan di
teknik tes, observasi, dan catatan
atas. Adapun tujuan penelitian ini
lapangan. Setelah data terkumpul,
adalah untuk mengetahui apakah
data
benar penerapan model pembelajaran
diskriptif
Problem
dapat
membandingkan nilai tes antar siklus
belajar
maupun dengan indikator kinerja.
kebijakan moneter dan kebijakan
Untuk mengetahui peningkatan dan
fiskal bagi peserta didik kelas XI
hasil belajar data dianalisa secara
IPS1 SMAN 1 Kaliwungu Semester
kuantitatif.
2 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Prosedur Penelitian
Based
meningkatkan
Learning
prestasi
(KKM).
divalidasi
Dengan
dengan
komparatif
data
analisis
yaitu
Sesuai dengan langkah penelitian
tindakan kelas, secara garis besar
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
terdapat empat tahapan yang lazim
Kaliwungu
Semester
dilalui untuk melakukan penelitian
Pelajaran 2015/2016.
2
Tahun
tindakan kelas. Menurut Aqib (2008)
dan Wiriatmaja (2008), keempat hal
PEMBAHASAN
tersebut
adalah:
Teori Belajar dan Teori Prestasi
(planning),
aksi/tindakan
perencanaan
(acting),
Sebagaimana
dikemukakan
observasi (observing) dan refleksi
oleh Slameto (2003:2) bahwa belajar
atau
ialah suatu usaha yang dilakukan
(reflecting),
yang
berulang
sebanyak tiga siklus.
seseorang untuk memperoleh suatu
Kerangka Berfikir
perubahan tingkah laku yang baru
Gambar kerangka berpikir
secara keseluruhan, sebagai hasil
pada penelitian ini dapat dilihat pada
pengalamannya
gambar berikut:
interaksi dengan lingkungannya. Ahli
Belum
menerapkan
model PBL
Kondisi Awal
Sebelum
adanya
tindakan
Aktifitas dan
Hasil Belajar
Rendah
lain
sendiri
Muhibbinsyah
dalam
(2002:136)
mengemukakan bahwa belajar adalah
tahapan perubahan seluruh tingkah
Siklus I
Tindakan
Menerapk
an model
PBL
Menerapkan
model PBL
dalam
kelompok
besar
laku individu yang relatif menetap
Siklus II
interaksi dengan lingkungan yang
Menerapkan
model PBL
dalam
kelompok kecil
sebagai
hasil
pengalaman
melibatkan proses kognitif".
Berdasarkan
Kondisi Akhir
Setelah adanya
tindakan
Prestasi
Belajar
Meningkat
dan
definisi-definisi
di atas dapat ditarik pengertian bahwa
unsur-unsur pokok dalam belajar
adalah:
1) Belajar
Penerapan
Learning
model
dilakukan
Based
Maksudnya seorang yang belajar
meningkatkan
akan menyadari kegiatan yang
Problem
dapat
suatu
kegiatan yang disengaja atau
Hipotesis Tindakan
pembelajaran
merupakan
secara
sadar.
prestasi belajar kebijakan moneter
dilakukan
dan
menyadari
dan kebijakan fiskal bagi peserta
terjadinya
perubahan
didik kelas XI IPS1 SMAN 1
sekurang-kurangnya
atau
ia
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
merasakan
adanya
perubahan
dalam dirinya.
2) Di
dalam
berhasil tidaknya peserta didik dalam
belajar.
belajar
terdapat
perubahan tingkah laku.
Prestasi belajar berupa nilai
akan didapat peserta didik setelah
3) Perubahan dalam belajar bersifat
menjalani Tes Prestasi Belajar, yang
kontinu. Perubahan yang terjadi
dilaksanakan secara formal, tertib dan
dalam
berlangsung
terencana. Hasil Tes Prestasi belajar
secara berkesinambungan. Satu
dapat berfungsi sebagai: Placement
perubahan
(Penempatan), formatif, diagnostik
seseorang
yang terjadi akan
menyebabkan
perubahan
dan sumatif (Azwar, 2005: 11). Nilai
berikutnya dan akan berguna
Tes Prestasi juga berguna sebagai
bagi proses belajar berikutnya.
sarana peningkatan motivasi belajar.
4) Timbul
kecakapan-kecakapan
Pengalaman
menunjukkan
bahwa
baru sebagai hasil dari belajar.
peserta didik akan lebih giat belajar
Kecakapan
apabila akan diadakan tes.
baru
itu
berupa
keterampilan, pengetahuan dan
sikap.
Model
Pengertian Prestasi Belajar
Prayitno
Pembelajaran
Problem
Based Learning
(2004:34)
Adaptasi struktur problem based
mengartikan prestasi yaitu sebagai
learning dalam kelas-kelas sains
sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau
dilakukan dengan menjamin
merupakan hasil dari adanya proses
penerapan beberapa komponen
belajar. Menurut Jamarah (2002:141),
penting dari sains. Ciri-ciri strategi
hasil dari proses belajar adalah
problem based learning menurut
perubahan yang terjadi sebagai akibat
baron (Rusmono, 2012: 74) yaitu:
dari kegiatan belajar yang dilakukan
a. Menggunakan permasalahan dunia
oleh individu atau peserta didik.
nyata
Hasil belajar peserta didik bagi
b. Pembelajaran dipusatkan pada
kebanyakan orang diartikan ulangan,
penyelesaian masalah
ujian atau tes dan maksud ulangan
c. Tujuan pembelajaran ditentukan
tersebut adalah untuk memperoleh
oleh siswa
suatu
d. Guru berperan sebagai fasilitator
indeks
dalam
menentukan
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Pembelajaran
model
pembelajaran
Problem
Based
Problem Based Learning berlangung
Learning, ternyata prestasi belajar
secara alamiah dalam bentuk kegiatan
peserta didik masih rendah karena
peserta didik bekerja dan mengalami,
guru masih mendominasi kelas dan
menemukan
metode
dan
mendiskusikan
yang
digunakan
adalah
masalah serta mencari pemecahan
metode ceramah. Akibatnya prestasi
masalah, bukan transfer pengetahuan
belajar peserta didik pada kondisi
dari guru ke peserta didik. Peserta
awal dari 33 peserta didik hanya 13
didik meNgerti apa makna belajar,
peserta
apa manfaatya, dalam status apa
mencapai KKM dengan nilai 75 ke
mereka, dan bagaimana mencapainya.
atas, sedangkan 20 peserta didik
Mereka sadar bahwa yang mereka
60,61%
pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
dengan
Peserta didik terbiasa memecahkan
prestasi belajar pada kondisi awal:
masalah, menemukan sesuatu yang
didik
(39,39%)
yang
belum mencapai KKM
nilai
dibawah
75.
NO
Uraian
Nilai
1
Nilai terendah
42
2
Nilai tertinggi
90
3
Nilai rerata
4
Rentang Nilai
Data
berguna bagi dirinya dan bergumul
dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model
Problem Based Learning tugas guru
mengatur strategi belajar, membantu
menghubungkan pengetahuan lama
dengan
pngetahuan
baru,
71,09
48
dan
memfasilitasi belajar. Anak harus
tahu makna belajar dan menggunakan
Hasil Siklus I
Kegiatan
pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya
untuk
memecahkan
adalah
pada
melakukan
siklus
1
perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
masalah dalam kehidupannya.
Pada kegiatan awal ini peserta didik
membentuk kelompok menjadi 6
HASIL PENELITIAN
(enam) kelompok masing masing
Hasil Kondisi Awal
Pada kondisi awal peneliti
belum
menggunakan
model
kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru
memberikan penjelasan materi secara
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
sekilas dan skenario pembelajaran
yang
akan
dilakukan,
Hasil Siklus II
guru
Pada siklus II, guru membagi
memanggil setiap ketua kelompok
peserta didik menjadi 10 kelompok
untuk mengambil artikel dan lembar
masing-masing kelompok terdiri dari
kerja peserta didik (LKPD).
3-4 orang. peserta didik melakukan
Peserta
secara
kegiatan diskusi untuk menganalisa
untuk
masalah dalam artikel dan memahami
memahami artikel dan mengerjakan
materi tentang pengertian, tujuan dan
soal LKPD dan selanjutnya setiap
macam-macam
kelompok mempresentasikan hasil
kebijakan fiskal dengan melakukan
diskusi. Guru selalu memberikan
tinjauan
bantuan
kepada
internet. Kemudian hasil diskusi yang
seluruh kelompok bilamana mereka
telah dikerjakan setiap kelompok
mengalami kesulitan, dan berupaya
dipresentasikan di depan kelas sesuai
memberi kepercayaan kepada ketua
dengan
kelompok untuk memandu teman –
diberikan
temannya. Berdasarkan hasil tes pada
memresentasikan hasil diskusinya di
siklus 1 terdapat 25 peserta didik
depan kelas dan kelompok lain
(75,76%) mencapai KKM dan
bertanya
kepada
peserta didik (24,24%) yang belum
sedang
memresentasikan
mencapai KKM. Data prestasi belajar
diskusinya,
siklus 1:
diperbolehkan memberikan pendapat
berkelompok
NO
dan
didik
berdiskusi
bimbingan
Uraian
Nilai
8
instrumen
pustaka
materi,
dan
dalam
browsing
Setiap
kelompok
kesempatan
untuk
kelompok
kelompok
yang
hasil
lain
atau saran terkait tentang materi yang
disampaikan. Berdasarkan hasil tes
1
Nilai
45
terendah
2
Nilai
pada siklus 2 terdapat 30 peserta
didik (90,91%) mencapai KKM dan
95
3 peserta didik (9,09%) yang belum
mencapai KKM. Data prestasi belajar
tertinggi
siklus 2:
3
Nilai rerata
4
Rentang Nilai
76,30
50
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
NO
Uraian
1
pelajaran 2015/2016
Nilai
Nilai
awal rata-rata prestasi belajar 71,09
50
menjadi 82,64 pada kondisi akhir.
terendah
2
Nilai
98
Rekomendasi
tertinggi
Ada beberapa rekomendasi
3
Nilai rerata
4
Rentang Nilai
82,64
yang perlu disampaikan sehubungan
48
dengan penelitian ini yaitu:
Dari hasil wawancara dan
angket semua peserta didik merasa
suasana belajar lebih menyenangkan,
santai/rileks Peserta didik akan lebih
giat, semangat, dan belajar sungguhsungguh, serta terus belajar. Sebagian
besar
peserta
pelajaran
didik
mengikuti
merasa mudah, lebih
tergugah semangat belajarnya dan
secara umum peserta setuju untuk
dilanjutkan
pembelajaran
dari kondisi
penerapan
model
problem
based
learning.
(1) Kepada teman-teman guru yang
mengalami
pembelajaran
masalah
dalam
dapat memanfaatkan
model pembelajaran Problem Based
Learning sebagai upaya pemecahan
masalahnya.
(2) Bagi para siswa hendaknya
melakukan
diskusi
pendapat
dan
kepada
tukar
teman
sekelompoknya agar menghasilkan
suatu yang benar.
(3)
Kepada
Kepala
Sekolah
hendaknya selalu memberi motivasi
dan kesempatan para guru untuk
PENUTUP
melakukan inovasi pembelajaran.
Simpulan
(4) Untuk perpustakaan supaya selalu
Berdasarkan uraian seperti
tersebut
di
atas
maka
dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran
Problem
Based
menambah bahan bacaan terutama
yang
berkaitan
strategi,
dengan
maupun
inovasi,
metode
pembelajaran.
Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar
kebijakan
moneter
dan
kebijakan fiskal peserta didik kelas
XI
IPS1
SMAN
1
Kaliwungu
Kabupaten Kendal semester 2 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,
Zainal. (2006). Penelitian
Tindakan
Kelas
bagi
Pengembangan
Profesi
Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016
Guru. Bandung:
Widya.
Azwar,
Yrama
Saifuddin. (2005). Sikap
Manusia:
Teori
dan
Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, dan Aswan Zain. (2002).
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi
Belajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Prayitno.
(2004).
Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Rusmono. (2012). Strategi
Pembelajaran dengan
Problem Based Learning itu
perlu.
Bogor:
Ghalia
Indonesia.
Winarno
Surakhmad.
(1994).
Pengantar
Interaksi
Mengajar-Belajar (Dasar &
Teknik
Metodologi
Pengajaran).
Bandung:
Tarsito Bandung.
Wiraatmadja,
Rochiati.
(2008).
Metode Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
Indonesia-PT
Remaja Rosdakarya Karya.
WS.
Winkel (1996). Psikologi
Pendidikan dan Evaluasi
Belajar.
Jakarta:
PT
Gramedia, cet ke-4.
Download