Kajian Pengembangan Strategi Di Wilayah Pesisir

advertisement
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR
DI KABUPATEN PELALAWAN
4.1. Keadaan Geografis dan Demografi
Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten yang terletak di bagian Timur
Riau Daratan. Daerah ini tersebar di sepanjang hilir Sungai Kampar. Kabupaten
Pelalawan adalah salah satu kabupaten yang besar dan memiliki posisi strategis
karena sebagian besar daerahnya dilalui oleh jalan darat utama dari Sumatera ke
Pulau Jawa. Sedangkan daerah perairannya juga sangat strategis karena daerah
yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional Selat Malaka dan dekat
dengan pusat perdagangan internasional Batam, Malaysia dan Singapura.
Secara geografis Kabupaten Pelalawan terletak antara 1°25’ LU dan 0°20’
LS serta antara 100°42’ - 103°28’ BT. Wilayah Kabupaten Pelalawan ini secara
admisnitratif berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Siak dan Bengkalis.
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan
Kuantan Singingi.
3. Sebelah Barat dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
4. Sebelah Timur dengan Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan..
Kabupaten Pelalawan berada di daerah seluas 12.490,42 km2 dan terdiri
dari 12 (dua belas) kecamatan. Ibukota Kabupaten Pelalawan adalah Kota
Pangkalan Kerinci, selain itu juga terdapat beberapa kota penting lainnya, seperti
Pangkalan Kuras, Ukui, Sorek, Langgam dan Teluk Meranti. Jumlah penduduk
Kabupaten Pelalawan pada tahun 2005 mencapai 247.849 jiwa, dan di Pangkalan
Kerinci berjumlah 56.623 jiwa. (BPS Kab. Pelalawan, 2005)
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pelalawan adalah daratan dan hanya
sebagian kecil yang berupa perairan. Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa
pulau yang relatif besar, diantaranya Pulau Mendol, Pulau Serapung,
Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Ketam, Pulau
Tugau dan Pulau Labu. Sebagian besar daratan wilayah Kabupaten Pelalawan
merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan yang
bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah/kota berkisar antara
192
3-6 meter di atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan rata-rata 0-15 % dan
15- 40 %. Daerah/kota yang tinggi adalah Sorek I dengan ketinggian rata-rata 6
meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala Kampar) dengan
ketinggian rata-rata 3.5 meter.
U
Gambar 3. Peta Kabupaten Pelalawan
Di wilayah Kabupaten Pelalawan terdapat Sungai Kampar yang
panjangnya rata-rata 413.5 Km, dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar
rata-rata 143 meter. Sungai ini dan anak sungainya berfungsi sebagai prasarana
perhubungan, sumber air bersih, budidaya perikanan dan irigrasi.
Wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya merupakan
dataran rawa gambut, dataran aluvium, dan sungai dengan daerah dataran
banjirnya. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang
terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan
wilayah lainnya kontur tanahnya bergelombang dan termasuk jenis orgonosal
(hostosal) dan humus yang mengandung bahan organik. Secara topografi,
Kabupaten Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan bergelombang. Sungai
terbesar, yaitu Sungai Kampar langsung bermuara ke Selat Malaka. Sungai
Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum, dan irigasi.
Kabupaten ini beriklim tropis dan memiliki temperatur antara 220 – 320 C. Jalan
nasional
yang
menghubungkan
Kota
Pekanbaru
–
Kota
Jambi
dan
193
Kota Pekanbaru – Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang
menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.
Tabel 4. Luas Area dan Topografi Kabupaten Pelalawan
No
Kecamatan
0 - 2%
(Datar)
Luas Area (Ha)
2 - 15%
15 – 40%
(Datar,
(BerbukitBerombak,
Bergunung)
Bergelombang)
Langgam,
Pangkalan Kerinci, 53.501
53.700
Pelalawan
Pangkalan Kuras,
2 Pangkalan Lesung, 181.416
66.500
Ukui
3 Bunut, Kerumutan 166.209
520
Kuala Kampar,
4
514.166
22.300
Teluk Meranti
TOTAL
915.292
194.500
%
73,3
15,6
Sumber : BKPMD Kabupaten Pelalawan, 2005
1
Jumlah
(Ha)
46.100
153.301
560
303.916
8.850
227.059
28.300
564.760
139.250
11,1
1.249.042
100
4.2. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan parasarana sangatlah diperlukan untuk suatu
daerah sebagai penunjang dalam percepatan pembangunan daerah. Adapun
ketersediaan sarana dan prasarana Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut
ini :
1. Transportasi
Jalan sepanjang 1.700 km dapat menghubungkan satu daerah dengan
daerah lainnya. Sementara untuk yang lainnya adalah jalan tanah yang dipadatkan.
Kabupaten Pelalawan diseberangi oleh Sungai Kampar. Untuk melalui sungai ini,
dapat digunakan media transportasi berupa speedboat atau sampan motor.
Untuk transporatsi udara, terdapat bandar udara di Kota Pangkalan
Kerinci, yang dibangun oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP), yang
bernama Bandara Sultan Syarif Haroen Setia Negara, dengan landasan selebar
23 m, dan panjang 1.300 m di area seluas 89 Ha. Namun begitu, untuk hubungan
ke kota–kota yang lebih jauh, penduduk Kabupaten Pelalawan juga menggunakan
Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru yang berjarak 70 km dari
194
Ibukota Kabupaten Pelalawan. Untuk kedepannya, direncanakan dibangun Bandar
Udara di Desa Lalang Kabung, yang berjarak 4 km dari Kota Pangkalan Kerinci.
2. Listrik
Sumber tenaga listrik yang ada di Kabupaten Pelalawan pada saat ini
berasal dari PT. PLN, industri-industri dan masyarakat. Sumber tenaga listrik PT.
PLN untuk wilayah Kota Pangkalan Kerinci berasal dari energi listrik yang dibeli
dari PT. RAPP. Daya yang dibeli PT. PLN dari PT. RAPP sebesar 2,5 MW.
Untuk wilayah lain, PT. PLN memiliki delapan wilayah sub ranting dengan sistem
pembangkitan isolated. Daya mampu total yang dapat disalurkan PT. PLN dengan
sistem isolated ini rata-rata 2,4 MW.
Sumber tenaga listrik yang disalurkan oleh BUMD Tuah Sekata yang pada
saat ini beroperasi di Kota Pangkalan Kerinci berasal dari PT. RAPP juga. Dengan
daya yang disalurkan ke konsumen sebesar kurang-lebih 1 MW. Sumber-sumber
tenaga listrik lain yang disalurkan oleh industri-industri yang berada pada suatu
daerah berdasarkan dari data 11,8 MW (Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah
(RUKD) Kabupaten Pelalawan, 2005).
3. Telekomunikasi
Jaringan telepon sudah dapat dilayani di berbagai kecamatan di Kabupaten
Pelalawan. Sementara itu faksimili dan telepon selular baru dapat dilayani di Kota
Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Bunut. Pada tahun 2002, jaringan
telepon mencapai 2.451 sambungan yang tersebar di Kota Pangkalan Kerinci,
Pangkalan Kuras, dan Ukui. Layanan pos juga sudah mencapai ke seluruh daerah
di Kabupaten Pelalawan.
4. Air Bersih
Air bersih disalurkan melalui sistem pemipaan dan tanpa pipa. Layanan air
bersih ini ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar,
yang terdiri dari empat unit produksi dengan kecepatan 5-10 liter/detik, dan
terbatas sebagian kecilnya untuk kebutuhan rumah tangga.
5. Fasilitas Pendukung Lainnya
Terdapat tiga Bank komersial yang telah beroperasi di Kabupaten
Pelalawan, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Pangkalan Kerinci dan
Sorek, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di
195
Kota Pangkalan Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum 1
Unit dan Puskesmas sebanyak 207 Unit yang ditunjang 114 tenaga medis.
4.3. Perekonomian Wilayah
4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur
kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk
tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat
provinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu
periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Kampar, relatif membutuhkan usaha yang sangat besar dalam
meningkatkan
kinerja
pembangunan
ekonominya.
Kabupaten
Pelalawan
merupakan kabupaten dengan aktivitas perekonomian yang terkecil dibandingkan
total PDRB provinsi di Indonesia Timur yang hanya mencapai 1,73 % dengan
migas dan 1,76 % tanpa migas yang cenderung mengalami penurunan sejak tahun
2003 seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. PDRB Tahun 2000 -2003
(Juta
Rupiah per Harga Konstan Tahun 2000)
No
Sektor
2000
2001
2002
2003
1 Pertanian, Peternakan ,
Kehutanan &
83,514.47 91,748.83 97,391.86 107,305.60
Perikanan
2 Pertambangan dan
1,091.53
1,152.68
1,179.74
1,247.10
Penggalia
3 Industri Pengolahan
91,421.56 76,343.50 77,235.96 84,744.21
4 Listrik, Gas & Air
826.71
954.3
1,028.60
1,052.47
Bersih
5 Bangunan
14,468.14 10,177.41 10,178.44 11,081.31
6 Perdagangan, Hotel &
12,952.57 11,893.11 11,817.96 12,142.56
Restoran
7 Angkutan &
10,094.08 10,320.27 10,870.33 11,449.67
Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan
19,248.85 18,730.57 18,965.90 18,716.01
& Jasa Perusahaan
9 Jasa – Jasa
13,334.14 14,079.83 14,838.26 15,313.71
PDRB
246,952.05 235,400.50 243,507.05 263,052.64
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005
196
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Tahun 2000 - 2003
No
Sektor
2000
2001
2002
2003
1
Pertanian, Peternakan , Kehutanan &
Perikanan
1,54%
9,86%
6,15% 10,18%
2
Pertambangan dan Penggalian
7,7%
5,60%
2,35%
5,71%
3
Industri Pengolahan
12,82% -16,49%
1,17%
9,72%
4
Listrik, Gas & Air Bersih
7,38%
15,43%
7,79%
2,32%
5
Bangunan
3,84% -29,66%
0,01%
8,87%
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
10,10%
-8,18% -0,63%
2,75%
7
Angkutan & Komunikasi
-8,45%
2,24%
5,33%
5,33%
8
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
2,47%
-2,59%
1,26%
-1,32%
9
Jasa – Jasa
1,22%
5,59%
5,39%
3,20%
Rata-Rata Laju Pertumbuhan
5,65% -4,63%
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005
3,44
5,19%
PDRB yang dihitung berdasarkan harga konstan menggunakan tahun dasar
2000 pada Tabel 5 terlihat trennya mengalami fluktuatif dan terus meningkat. Dari
246.952.050.000,- rupiah di tahun 2000 turun menjadi 235.400.500.000,- rupiah
di tahun 2001, kemudian pada tahun 2002 besar PDRB naik menjadi
243.507.050.000,- rupiah dan meningkat menjadi 263.052.640.000,- rupiah
ditahun 2003. Namun mulai tahun 2004 terjadi kenaikan PDRB cukup significant
yaitu mencapai 2.128.110.000.000,- rupiah pada tahun 2004. Pada tahun 2005,
angkanya
berkisar
2.236.800.000.000,-
milyar
rupiah.
Kondisi
ini
menggambarkan adanya kenaikan nilai tambah bruto sebagai akibat peningkatan
penciptaan volume produksi barang dan jasa secara riil di Kabupaten Pelalawan
dari tahun 2000 hingga 2005, sebagaimana tren rata-rata laju pertumbuhan pada
Tabel 6.
4.3.2
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari
kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil, khususnya dalam bidang
ekonomi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil
dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan
197
secara berkala. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran
yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan.
Tabel 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Pelalawan menurut Lapangan Usaha
Tahun 2002-2005 (Tanpa Migas)
No
Sektor
2003
2003
2004
2005
1
Pertanian
4,43
5.83
5.91
5.76
2
Pertambangan
2.58
-3.31
-2.68
1.32
3
Industri
9.57
7.04
8.90
8.82
4
Listrik, Gas, Air
6.06
4.06
5.41
3.99
5
Bangunan
9.83
9.11
7.76
8.41
6
Perdagangan
7.57
9.31
9.27
9.85
7
Angkutan
9.93
12.71
8.38
7.57
8
Keuangan
11.94
11.76
12.95
11.63
9
Jasa-jasa
6.97
9.86
8.41
8.21
6.36
6.75
7.16
7.05
Rata-rata
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan, 2006
Dengan menggunakan tahun dasar 2000 yang disajikan pada Tabel 7
terlihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Asumsi yang digunakan
adalah laju pertumbuhan tanpa migas. Analisis laju pertumbuhan tanpa migas
dirasa lebih bersesuaian karena sektor minyak dan gas masih belum diusahakan
secara maksimal.
Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pelalawan dalam empat tahun terakhir sangat fluktuatif. Dari tahun
2002, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,36 %, kemudian meningkat 6,75 %
pada tahun 2003. Tren positif laju pertumbuhan ekonomi terus berlangsung
hingga tahun 2004 dengan angka pertumbuhan sebesar 7,16 %. Sedangkan
ditahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi walaupun tetap tumbuh positif namun
mengalami sedikit perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,05 %.
perlambatan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2005 terjadi sebagai akumulasi
adanya kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang berimplikasi langsung
terhadap perekonomian daerah. Kebijakan menaikan harga BBM sebanyak dua
198
kali di tahun 2005 yaitu di bulan Juli dan Oktober memberikan dampak yang
cukup beragam di sektor produksi, distribusi dan daya beli masyarakat menurun.
Meningkatnya ongkos produksi sebagai salah satu variabel “cost of production”
telah sedikit menyebabkan nilai tambah berbagai sektor dan proses distribusi
mengakibatkan daya beli masyarakat melemah, sehingga perekonomian secara
umum ikut terkontraksi.
Selanjutnya jika di lihat per sektor, pada tahun 2005 sektor yang memiliki
angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan yang tumbuh sebesar
11,63 %. Disusul kemudian sektor perdagangan sebesar 9,85 %, industri sebesar
8,82 %, bangunan sebesar 8,41 % dan sektor jasa sebesar 8,21 %.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir sektor keuangan mencatat
pertumbuhan di atas 10 %. Dimulai dari tahun 2002, sektor keuangan tumbuh
11,94 %, tahun 2003 tumbuh menjadi 11,76 % dan bahkan di tahun 2004
mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 12,95 %. Tingginya tingkat pertumbuhan
sektor keuangan tidak lepas dari meningkatnya perkembangan dunia perbankan
serta merebaknya perkembangan ruko (rumah toko) di Kabupaten Pelalawan.
Sektor kedua yang mencapai laju petumbuhan tertinggi adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sebagai daerah jalur transportasi lintas Timur
Sumatera, menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai tempat persinggahan yang
sangat strategis, sehingga mendorong sektor perdagangan dapat berkembang
secara dinamis.
Selanjutnya sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor
industri dan bangunan. Sektor industri tumbuh sebesar 8,82 %. Sektor industri
dalam satu dasawarsa terakhir memang menjadi andalan perekonomian di
Kabupaten Pelalawan selain sektor pertanian. Kedua sektor ini akan saling
berkaitan disebabkan karena ketergantungan sektor industri terhadap ketersediaan
bahan baku dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. Di Kabupaten Pelalawan
sekarang telah berdiri beberapa industri pengolahan hasil perkebunan dan
kehutanan yang memiliki kapasitas besar dan berorientasi ekspor, seperti
PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Andalas Kertas dan lain sebagainya.
Secara umum pertumbuhan masing-masing sektor berada pada tren positif, yang
berarti setiap sektor mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik
199
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian
Kabupaten Pelalawan tahun 2005 secara makro tumbuh secara nyata.
4.4. Pariwisata Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Pelalawan juga terkenal dengan sektor pariwisatanya yang
cukup menarik untuk dinikmati, baik itu wisata alamnya maupun wisata sejarah
Kabupaten Pelalawan itu sendiri. Adapun lokasi pariwisata dan kelebihannya baik
wisata alam dan sejarah di jelaskan sebagai berikut :
4.4.1
Wisata Alam
A. Objek Wisata Bono
Objek Wisata Bono terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang sungai
Kampar. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air
laut mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar, sehingga
terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan
suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang
tinggi, gelombang Sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang
dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi
setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek
wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan
kegiatan lainnya.
Gambar 4. Objek Wisata Bono
B. Hutan Lindung Kerumutan
Hutan Lindung Kerumutan juga dikenal sebagai reservasi hutan liar yang
terletak di Desa Kerumutan, Kecamatan Kerumutan. Luas hutan mencapai
93.222,20 Ha hutan liar yang dihuni oleh beberapa hewan dan pohon yang
dilindungi seperti: timber (Shorea asp), punak (Tetrameriotaglabra miq),
200
Nipa Palm (Nypa fruticons), Harimau Sumatera (Ponthera tigris
sumatransis),
Macan
Tutul
(Neovelis
nebulosa),
Ikan
Arwana
(Scheropoges formasus), Itik Liar (Cairina scutalata), dan lain-lain.
Gambar 5. Hutan Lindung Kerumutan
C. Objek Wisata Agroniaga
Objek Wisata Agroniaga Kuala Kampar dan Teluk Meranti, dapat dicapai
dengan transportasi darat, melalui desa dan jalan-jalan setapak. Wilayah
ini adalah tempat untuk budidaya ikan dan udang. Disamping wisata agro,
dapat juga menjadi tempat belanja sambil menikmati ikan dan Udang.
D. Tidal Forest of Mokoh River
Tidal Forest of Mokoh River terletak sejauh 15 km dari Kota Pangkalan
Kerinci dan dapat dicapai dengan transportasi darat. Di desa ini, kita dapat
menikmati udara yang sejuk dan segar jauh dari polusi. Disamping itu, kita
juga dapat memancing dan bersampan. Pada tempat ini, para turis dapat
menikmati pemandangan dari hutan tadah hujan sepanjang sungai Mokoh.
E. Objek wisata Air Panas
Objek wisata Air Panas di Kecamatan Pangkalan Lesung terletak 9 km
dari Monumen Equator atau ke arah Barat Desa Pangkalan Lesung, dapat
dicapai dengan transportasi darat lewat jalan tanah sejauh 5 km dan
selebihnya menggunakan jalan setapak melalui jalan lumpur.
F. Kolam Tajwid
Kolam Tajwid terletak tidak jauh dari desa Langgam atau 10 menit dari
Sungai Kampar ke arah hulu. Desa Langgam terletak sekitar 25 km dari
Pangkalan Kerinci, terbentang sungai yang menyenangkan dan sejuk
untuk rekreasi memancing. Terdapat hutan dengan pohon-pohon yang
201
besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih
sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di
sungai. Dinamai Kolam Tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam
ini seperti tanda tajwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan
kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan
penangkapan ikan di kolam ini haruslah seijin dari pucuk adat, selanjutnya
hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat
selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang
akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun
kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena juga
diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta
ijin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.
G. Pusat Budaya Petalangan
Desa Betung terletak 56 km dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, dapat
dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa
ini adalah Pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat
Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul.
Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai
jenis pohon berumur ratusan tahun.
4.4.2
Wisata Sejarah
Kabupaten Pelalawan selain memiliki wisata alam juga memiliki beberapa
peninggalan Kerajaan Pelalawan dan tempat pemakaman rajanya sebagai wisata
sejarah, yaitu :
A. Pemakaman Sultan Mahmud Syah I
Makam Sultan Mahmud Syah I terletak di Desa Pekantua. Sultan Mahmud
Syah I adalah Raja Malaka terakhir karena pertempuran dengan Potugis
tahun 1509 hingga tahun 1526 beliau beserta sisa-sisa pasukan gabungan
mengundurkan diri ke Pekantua Sungai Kampar. Setelah berperang Sultan
Mahmud Syah dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar hingga
mangkat tahun 1528 digelar dengan Marhum Kampar, dimakamkan di
Pekantua Kampar. Makamnya terletak di Desa Tolam, Kecamatan Bunut
202
dan dapat dicapai dengan kendaraan kapal motor atau speedboat.
Mengunjungi makam sultan ini sekaligus dapat melihat beberapa
peninggalan sejarah lainnya seperti meriam kuno, makam
raja-raja
Pelalawan, bekas peninggalan sejarah di Nasi-nasi Tolam dan sebagainya.
B. Istana Kesultanan Pelalawan
1). Manumbai
Adalah upacara kebudayaan untuk mengumpulkan madu dari pohon.
Bagi masyarakat Petalangan, upacara ini adalah sangat sakral yang
dipimpin oleh juragan tuo dan juragan mudo serta tukang sambut.
Upacara ini berlangsung semalaman hingga terbit fajar.
2). Lukah Gilo
Yaitu merupakan sebuah permainan untuk mendapatkan semacam
kekuatan gaib dari laut dengan memainkan instrumen yang disebut
Lukah. Lukah ini didandani dan diselenggarakan oleh beberapa orang.
Pawang yang telah meimiliki kekuatan gaib dapat membuat lukah
berpindah, menari, dan melompat seperti penari.
3). Badewo
Adalah semacam upacara untuk mengobati orang sakit melalui
kekuatan gaib yang diperoleh seseorang yang disebut ‘Shaman’.
203
Tabel 8. Jumlah Balai Adat Dan Benda-Benda Kuno Menurut Kecamatan Di
Kabupaten Pelalawan (DataTahun 2003)
Balai
Kecamatan
Benda-Benda Kuno
Tempat Bersejarah
Adat
Langgam
Kolam Tujuh,
Peninggalan Kerajaan
Tambak Segati
Pangkalan
Kerinci
Pangkalan
Peninggalan Satu
1 Buah
Kuras
Petalangan Beliung, arca,
Peralatan Pengobatan,
Peralatan Pertanian dll.
Ukui
Pangkalan
Lesung
Bunut
Pelalawan
Meriam,
Meriam, Istana Pelalawan,
1 Buah
Peralatan/Kelengkapan
Makam Sultan
Mahmudsyah, Makam
Kerajaan Pelalawan
Raja Pelalawan
Kuala
Kampar
Kerumutan
Teluk
Meranti
Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2005
-
4.5. Program Pembangunan Daerah
Pembangunan ekonomi di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan perikanan, karena kegiatan dominan di desadesa wilayah pesisir adalah kegiatan perikanan. Pembangunan perikanan
merupakan salah satu bagian dari pembangunan Kabupaten Pelalawan yang
dijabarkan
dalam
Program
Pembangunan
Daerah
(Propeda),
Program
Pembangunan Tahunan (Propeta) Kabupaten Pelalawan, Rencana Strategis
Kabupaten Pelalawan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Pelalawan tahun 2006 – 2010.
Berdasarkan RPJM Kabupaten Pelalawan tahun 2006 - 2010 dijelaskan
visi, misi dan strategis pembangunan sebagai berikut :
204
4.5.1
Visi Kabupaten Pelalawan :
"Terwujudnya Kabupaten Pelalawan yang Maju dan Sejahtera, melalui
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan yang Didukung oleh Pertanian yang
Unggul dan Industri yang Tangguh dalam Masyarakat yang Beradat, Beriman,
Bertaqwa dan Berbudaya Melayu Tahun 2030"
Guna mewujudkan Visi Kabupaten Pelalawan tahun 2030, maka
ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :
4.5.2
Misi Kabupaten Pelalawan :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar;
sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan yang bermartabat dan
berbudaya.
2. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui pembangunan usaha ekonomi kerakyatan.
3. Meningkatkan hasil dan mutu pertanian melalui pemanfaatan teknologi
berbasis agroindustri dan agrobisnis serta pengelolaan hutan yang lestari.
4. Menciptakan dan membina industri yang mampu menghasilkan produk yang
berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
5. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari melalui
pendidikan agama dan memfungsikan lembaga-lembaga keagamaan sebagai
wadah pembinaan umat.
4.5.3 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pelalawan
Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten
Pelalawan akan menerapkan strategi dan kebijakan sebagai berikut :
A. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka :
1). Meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur Pemerintah
Kabupaten Pelalawan terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum.
2). Meningkatkan kadar efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi, terutama dalam penggunaan sumberdaya keuangan dan peralatan
yang tersedia.
205
B. Meningkatkan penerimaan daerah dalam rangka meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan umum pemerintahan. Kegiatan ini dilakukan melalui
2 (dua) kegiatan utama yakni :
1). Intensifikasi penerimaan pajak dan retribusi, terutama dari bidang
kewenangan pemajakan dan retribusi, sesuai dengan aturan perundangan
yang berlaku.
2). Ekstensifikasi penerimaan retribusi terutama dari bidang-bidang kegiatan
potensial yang memungkinkan tanpa harus menciptakan ekonomi biaya
tinggi bagi sektor swasta dan masyarakat.
C. Meningkatkan kadar kerjasama kemitraan Pemerintah Kabupaten Pelalawan
dengan lembaga legislatif dalam rangka membangun sebuah format
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Pelalawan yang harmonis dan
berorientasi pada pelayanan publik.
D. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat
dalam rangka menumbuhkan semangat kewirausahaan yang tangguh
dikalangan para pengusaha dan masyarakat, terutama para pengusaha yang
bergerak pada sektor-sektor ekonomi yang berorientasi pada :
1). Pengolahan dan pemanfaatan produksi pertanian dan produksi lokal
setempat.
2). Pasar luar negeri.
3). Penciptaan dan penyerapan tenaga kerja lokal.
E. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan semua pihak terkait, terutama
tokoh-tokoh politik, LSM, universitas dan organisasi profesi dan kepemudaan
dalam rangka membangun iklim dan situasi sosial politik demokratis yang
dinamis dan sejuk.
4.5.4
Prioritas Pembangunan Kabupaten Pelalawan
Dalam pelaksanaan strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pelalawan akan
memberikan prioritas utama pada bidang kegiatan yang paling banyak
memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi dan misi. Prioritas yang
dimaksud adalah :
206
A. Pembenahan internal organisasi dalam rangka peningkatan kesadaran jajaran
aparatur terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kepada masyarakat secara
efisien dan efektif.
B. Peningkatan pendapatan daerah dengan cara menerbitkan langkah-langkah
kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga tidak menimbulkan ekses
ekonomi biaya tinggi.
C. Peningkatan hubungan kerjasama kemitraan dengan semua stakeholders
pembangunan setempat dalam rangka membangun iklim dan budaya politik
demokratis.
D. Peningkatan hubungan koordinasi vertikal baik dengan provinsi maupun
pusat dalam rangka sinergi kebijakan dan sinkronisasi program.
E. Pembangunan basis utama ekonomi kerakyatan dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui peran serta masyarakat dalam rangka
menciptakan kesempatan kerja dan pengurangan angka pengangguran.
Penanggulangan masalah kemiskinan dengan cara menerbitkan kebijakan
dan melaksanakan program-program pelayanan umum serta mendorong pola-pola
keterkaitan dan kemitraan usaha. Pembangunan prasarana dan sarana fisik yang
berkaitan kegiatan ekonomi produktif masyarakat, seperti jalan dan jembatan,
prasarana dan sarana pelayanan kesehatan, pendidikan dasar dan menengah serta
prasarana dan sarana sosial lainnya.
Guna percepatan pelaksanaan pembangunan, maka kebijakan Pemerintah
Kabupaten Pelalawan dengan mempertajam dan memprioritaskan pembangunan
pada 5 (lima) arah kebijakan pembangunan, yaitu :
1. Ekonomi Rakyat
: Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui perluasan akses dan kesempatan mengelola
sumberdaya ekonomi.
2. Pendidikan
: Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas belajar
dan mengajar, serta perluasan kesempatan mendapatkan
pendidikan.
207
3. Kesehatan
: Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, serta
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan.
4. Perhubungan
: Peningkatan infrastruktur perhubungan dengan arah
pembukaan isolasi daerah, dan peningkatan akses jalan
pada sentra ekonomi rakyat.
5. Aparatur
: Peningkatan pelayanan pemerintah melalui peningkatan
sarana dan prasarana pemerintahan, dan perbaikan
metode pelayanan yang semakin efektif dan efisien.
4.5.4.1 Kebijakan Pengembangan Ekonomi Rakyat
Peningkatan perekonomian masyarakat merupakan isu utama yang harus
dilakukan, karena harus diakui bahwa kebijakan pemanfaatan sumberdaya
ekonomi yang ada selama ini belum memihak kepada masyarakat banyak. Oleh
sebab itu perlu dibuka peluang yang sebesar-besarnya dan dalam mekanisme yang
terkendali bagi masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya
ekonomi tersebut.
Kebijakan
pemberdayaan
ekonomi
rakyat
ini
dilakukan
dengan
mendorong perkembangan usaha ekonomi menengah dan usaha ekonomi besar
menjadi lokomotif yang akan menarik dan memacu peningkatan ekonomi rakyat.
Oleh sebab itu pola kemitraan usaha menjadi tumpuan dan pijakan bagi
pengembangan usaha ekonomi di Kabupaten Pelalawan, baik di sektor pertanian,
perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, industri, serta bidang jasa lainnya.
Program/kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten meliputi :
a. Pendampingan/pembinaan usaha.
b. Penguatan modal.
c. Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan usaha,
d. Pengendalian dan pengaturan perijinan.
4.5.4.2 Kebijakan Peningkatan Pendidikan
Arah kebijakan pengembangan pendidikan dimaksudkan sebagai upaya
peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun
208
informal. Sasaran dari kebijakan pembangunan bidang pendidikan meliputi ;
peningkatan angka partisipasi sekolah, pengurangan angka putus sekolah,
peningkatan angka dan predikat kelulusan, peningkatan jumlah peserta didik yang
masuk lapangan kerja, peningkatan keterampilan dan pengetahuan aparatur,
peningkatan keterampilan dan pengetahuan pelaku usaha ekonomi, dan lain-lain.
Termasuk dalam pengembangan sumberdaya manusia ini adalah pembinaan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Program/kegiatan yang
dilakukan antara lain :
1. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik.
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar dan mengajar.
4. Pembinaan lembaga penyelenggara pendidikan.
5. Pengembangan keterampilan tenaga kerja dan kepemudaan.
6. Bantuan pendidikan kemahasiswaan dan aparatur.
7. Penyelenggaraan pendidikan aparatur.
8. Pembinaan dan pengembangan iman dan taqwa.
9. Pembinaan dan pengembangan budaya.
4.5.4.3 Kebijakan Peningkatan Kesehatan
Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan meliputi upaya perbaikan
mutu kesehatan masyarakat melalui program/kegiatan sebagai berikut :
1. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan.
2. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan.
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
4. Peningkatan dan perbaikan mutu gizi masyarakat dan memantapkan
ketahanan pangan.
5. Penyelenggaraan Keluarga Berencana (KB).
6. Perbaikan lingkungan permukiman/perumahan masyarakat.
7. Pelestarian dan perbaikan mutu lingkungan alami.
209
4.5.4.4 Kebijakan Peningkatan Perhubungan
Kebijakan pembangunan bidang perhubungan dimaksudkan sebagai upaya
memperlancar arus barang dan orang di wilayah Kabupaten Pelalawan, yang
selanjutnya akan menunjang pengembangan ekonomi rakyat. Program/Kegiatan
yang dilakukan meliputi :
1. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan.
2. Peningkatan ketertiban dan pencegahan kecelakaan lalu lintas.
4.5.4.5 Kebijakan Peningkatan Aparatur
Kebijakan
pembangunan
aparatur
dimaksudkan
sebagai
upaya
peningkatan pelayanan aparatur sebagai penyelenggara urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan dengan mengutamakan mutu pelayanan
melalui program/kegiatan :
1. Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan.
2. Peningkatan motivasi dan disiplin kerja.
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur.
4. Peningkatan sistem dan metode kerja.
4.5.5
Target dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Target dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan Kabupaten
Pelalawan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi secara
lebih adil dan berwawasan lingkungan, yang dengan demikian akan
meningkatkan produk dan nilai tambah ekonomi.
2. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pendapatan regional Kabupaten
Pelalawan, menurunnya angka kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi yang
ekuivalen dengan pertumbuhan penduduk.
3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Pelalawan yang
lebih handal, berdayasaing dan etos kerja yang tinggi.
4. Meningkatnya mutu hidup dan kehidupan masyarakat di Kabupaten Pelalawan
melalui peningkatan kesehatan, terjaminnya kebutuhan pokok, tersedianya
210
sarana dan prasarana utama, seperti listrik, air minum, perumahan dan
lingkungan pemukiman yang layak.
5. Lancarnya arus orang dan barang di Kabupaten Pelalawan, terbuka isolasi
daerah sulit dan meningkatnya akses ke sentra ekonomi.
6. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur, guna peningkatan kinerja
pemerintahan, kinerja pembangunan dan kinerja pelayanan kemasyarakatan.
Selain
pembangunan
Kabupaten
Pelalawan
berdasarkan
Program
Pembangunan Daerah yang telah di tetapkan, pembangunan Kabupaten Pelalawan
juga terkait dengan kebijakan pembangunan kawasan yaitu kebijakan Kerjasama
Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Singapura – Growth Triangle (KESR
IMS – GT) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kerjasama
Singapura Johor Riau (SIJORI) yang diresmikan melalui penandatanganan MOU
pada 17 Desember 1994. Untuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia
Malaysia Thailand – Growth Triangle (KESR IMT – GT), keterlibatan Provinsi
Riau relatif baru yaitu melalui deklarasi pada pertemuan tingkat Menteri
(Ministrial Meeting) di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal
20 Maret 1997. Kegiatan yang diikuti selama ini pada KERS IMT-GT masih
terbatas sebagai peserta aktif pada tingkat pertemuan WGM, SOM dan MM
belum ada dalam bentuk ikatan kerjasama MOU.
Tujuan dasar dari KESR ini adalah untuk mendorong pembangunan dan
meningkatkan kerjasama ekonomi kawasan di bidang perdagangan, pariwisata,
pertanian, industri dan kegiatan ekonomi lainnya di wilayah segi tiga
pertumbuhan dengan pelaku utama kalangan dunia usaha (sektor swasta) dan
pemerintah bertindak selaku fasilitator. Visi ke depan dan program-program
KESR adalah mewujudkan sektor swasta sebagai "engine of growth" dalam
pengembangan ekonomi kawasan, didukung oleh berbagai kemudahan dan
layanan yang profesional oleh masing-masing pemerintah peserta KESR.
Dari pihak Indonesia pada saat ini ada tujuh provinsi yang telah terlibat
dalam KESR IMS – GT, yaitu : Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Barat. Untuk KERS IMT – GT ada empat
provinsi yang terlibat, yaitu : Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat dan Riau. Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan
211
ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik
pada KERS IMS – GT maupun IMT – GT. Kebijakan KESR IMS – GT dan
IMT – GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut :
A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan programprogram KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar
lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta “link and
match" dengan program dari negara/provinsi lain.
B. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR
antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen
kerja program KESR.
C. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh
dengan memperbesar peran pemerintah daerah dalam kerangka otonomi
daerah.
D. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang
kerjasama yang ada disetiap Provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia
usaha di negara lain peserta KESR.
E. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk
mendukung pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan
pemanfaatan lahan.
F. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan
penanaman modal di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi
internet dan sistem promosi terpadu.
4.6. Program Pembangunan Perikanan
Seiring
dengan
permasalahan
untuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat, pertumbuhan penduduk yang tinggi yang jauh di atas pertumbuhan
ekonominya, membuat Kabupaten Pelalawan meningkatkan semua potensi alam
yang dimiliki untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi perikanan di Kabupaten Pelalawan yang memiliki peluang untuk
terus dikembangkan, maka sesuai dengan tujuan dari pada Revitalisasi Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) Indonesia tahun 2005 yang memiliki kebijakan
dan strategis umum adalah untuk :
212
1. Pengurangan kemiskinan dan kegureman pertanian, perikanan dan kehutanan.
2. Peningkatan dayasaing, produktivitas, nilai tambah dan kemandirian produksi
dan distribusi pertanian, perikanan dan kehutanan.
3. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumberdaya alam secara
berkelanjutan.
Dalam penerapan di Kabupaten Pelalawan, Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Pelalawan merumuskan RPPK dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Adapun visi dari Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :
”Menjadikan Perikanan dan Kelautan Penggerak Ekonomi Masyarakat Petani dan
Nelayan yang Maju dan Unggul Tahun 2030”
Agar terwujudnya visi yang telah di tetapkan maka diperlukan misi untuk
merealisasikan visi tersebut, dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Pelalawan memiliki Misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur, masyarakat perikanan dan
kelautan.
2. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang lestari.
3. Meningkatkan infrastruktur perikanan dan kelautan.
4. Meningkatkan pelayanan, promosi dan kemitraan usaha perikanan dan
kelautan.
5. Menciptakan industri perikanan yang berbasis pedesaan.
4.7.
Lingkungan Strategis yang Berpengaruh
Dalam mewujudkan pencapaian misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Pelalawan tidak terlepas dari pada pengaruh pembangunan
aspek-aspek lainnya seperti pembangunan sarana dan prasarana pemukiman baik
pembangunan jalan, peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat dan laut
guna memudahkan pengangkutan hasil produksi perikanan yang berasal dari hasil
tangkapan, budidaya maupun olahan.
Informasi peluang pasar dari instansi terkait dan promosi produksi
perikanan untuk menarik minat investor dalam dan luar negeri sangat menunjang
dalam pencapaian perwujudan misi kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan
213
Kabupaten Pelalawan. Disamping itu pembangunan di bidang perikanan dan
sektor pertanian secara terpadu dengan adanya keserasian penggunaan lahan akan
dapat menciptakan suatu keterpaduan antara sub sektor yang bergerak di bidang
pertanian secara umum. Sehingga setiap lingkungan strategis yang berpengaruh
dalam pencapaian perwujudan dari misi kabupaten tidak terlepas dari peran serta
masing-masing sub sektor pembangunan.
4.7.1
Tujuan dan Sasaran
Agar Visi dan Misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Pelalawan terwujud dan terarah dan lebih nyata, maka dibuatlah tujuan dan
sasaran dari pada pembangunan perikanan Kabupaten Pelalawan yang sudah
tercantum dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Pelalawan.
Tujuan yang ditetapkan tidak terlepas dari pada faktor-faktor penentu
keberhasilan, oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan
telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan serta segala sumberdaya yang
menjadi peluang sekaligus ancaman. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sesuai misi yang telah
ditetapkan sebelumnya, sebagai berikut :
a. Meningkatkan pembangunan perikanan dalam rangka ekspor pengembangan
industri pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif
serta peningkatan pendapatan petani nelayan.
b. Mengembangkan kawasan perikanan dan kelautan sebagai kawasan sentra
produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan (Land,
Sea and Marine Bisnis).
c. Meningkatkan pembangunan perikanan dan kelautan semaksimal mungkin
dengan pendayagunaan potensi kelautan guna kesejahteraan masyarakat
melalui kegiatan-kegiatan perikanan, budidaya pantai dan pariwisata.
d. Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan baik kolam, keramba dan
tambak yang memiliki potensi perikanan dan kelautan.
e. Inventarisasi dan pengembangan potensi perikanan dan kelautan yang
terintegrasi dengan sektor pembangunan lain.
214
f. Mendorong investasi pada usaha yang terkait dengan perikanan dan kelautan
untuk meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
g. Mendorong pendayagunaan daerah pantai dan wilayah laut dengan tanpa
merusak kelestarian lingkungan hidup.
h. Meminimalisir dampak negatip dari eksploitasi sungai, danau dan laut untuk
menjaga
kelestarian
sumberdaya
yang
ada
dan
mempertahankan
ekosistemnya, seperti biota sungai, danau dan laut potensial lainnya.
Sedangkan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :
a. Peningkatan produksi perikanan dan kelautan dengan mengedepankan
pengembangan budidaya perikanan dan optimalisasi penangkapan di Laut
Cina Selatan.
b. Pengentasan kemiskinan rumah tangga perikanan melalui perbaikan
pendapatan dan peningkatan lapangan kerja dalam bidang perikanan dan
kelautan.
c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan teknologi
melalui pendidikan formal, non formal dan penyuluhan.
d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara lestari
dan berkelanjutan melalui pengelolaan dan pengawasan sumberdaya alam dan
lingkungan.
e. Peningkatan sarana dan prasarana perikanan serta faktor penunjang produksi
hasil perikanan dan kelautan.
4.7.2
Strategi untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merupakan rencana yang
menyeluruh dan terpadu, meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan di
lapangan dengan mempertimbangkan sumberdaya organisasi serta keadaan
lingkungan yang dihadapi yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu
5 (lima) tahun kedepan.
215
Kebijakan program dan kegiatan yang direncanakan oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 difokuskan pada :
1. Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan terhadap aparatur dan
pembudidaya ikan/nelayan.
2. Menyelenggarakan peningkatan usaha perikanan melalui sektor penangkapan,
pengolahan ikan, budidaya kolam, keramba dan tambak.
3. Menyediakan sarana dan prasarana usaha perikanan.
4. Melaksanakan pembinaan usaha, promosi dan menjalin kerjasama dengan
mitra usaha.
5. Memberikan kemudahan perijinan usaha perikanan.
6. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang perikanan dan
kelautan yang diperlukan baik oleh masyarakat perikanan maupun masyarakat
umum.
7. Melaksanakan pengawasan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan
kelautan secara berkelanjutan dan lestari.
4.7.3
Pokok-Pokok Kegiatan Program dan Proyek
Adapun program yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Pelalawan tahun 2007 antara lain.
1. Program pengembangan budidaya perikanan.
2. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
3. Program pengembangan sistem penyuluhan.
4. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian
sumberdaya kelautan.
Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2007 antara lain :
1. Pendistribusian sarana produksi perikanan budidaya (SAPRODI).
2. Pembinaan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP).
3. Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir.
4. Pelatihan teknis sumberdaya perikanan.
5. Pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan.
6. Pembentukan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya
kelautan.
216
7. Pengadaan alat-alat laboratorium perikanan.
8. Pengembangan bibit ikan unggul.
9. Peningkatan operasional tambak percontohan Dinas.
10. Operasional Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas.
4.8. Keadaan Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan berada di 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti. Adapun pemanfaatan
kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan meliputi kawasan permukiman,
pertambakan dan kawasan hutan magrove.
Morfologi daratan pantainya terdiri dari pasir bercampur lumpur dan
bahan organik, pada umumnya kawasan ini merupakan dataran rawa gambut,
dataran aluvium sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran ini dibentuk
oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir,
danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Pesisir pantai di Kabupaten
Pelalawan terdapat satu muara sungai yaitu Sungai Kampar. Sungai Kampar
merupakan sungai yang cukup besar dan menghasilkan sedimentasi yang
memberikan perngaruh terhadap kondisi wilayah pesisir.
Keadaan perairan berdasarkan parameter fisik hasil penelitian Bappeda
Kabupaten Pelalawan (2005) didapatkan gejala alam yang khas yang dikenal
dengan Bono. Bono terjadi akibat adanya pasang air laut yang datang secara
mendadak dalam waktu yang singkat dan bergerak dari arah laut menuju muara
Sungai Kampar dan masuk ke aliran sungai kampar melewati kota-kota kecil di
sepanjang Sungai Kampar dan biasanya berakhir di kota Teluk Meranti. Bono
terjadi pada pasang harian, yaitu pada jam 12 siang atau jam 12 malam yang
ketinggiannya mencapai 1,5 meter, akan tetapi apabila terjadi pasang besar maka
ketinggiannya dapat mencapai 3 meter. Daerah genangan banjir akibat Bono ini
dapat mencapai beberapa ratus meter dari arah pesisir sungai ke arah daratan.
Derasnya air yang mengalir masuk ke Sungai Kampar tidak dapat
tertampung karena dangkalnya sungai di wilayah hulu Pulau Muda hingga Teluk
Meranti. Kedangkalan wilayah ini menyebabkan terjadinya gelombang besar
mendadak akibat luapan pasang dari arah Kuala Kampar. Bono terjadi di wilayah
217
Sungai Kampar dari Tanjung Pandak (Pulau Muda), Tanjung Pebilahan/Tanjung
Pulai, Sei Serkap, Sei Turip, Tanjung Sendok/ Tanjung Pebayang, Tanjung
Sialang/ Teluk Jibun, Tanjung Kempas, Tanjung Sepetir/ Sei Kutub.
Peristiwa Bono dapat diperkirakan dengan perhitungan tahun Hijriah, pola
pasang surut dan musim angin di kawasan tersebut. Misalnya pada saat pasang
dan musim angin bertiup dari arah utara maka gelombang Bono dapat mencapai
ketinggian 3 meter.
Berdasarkan pengamatan terhadap parameter kimia menunjukkan salinitas
30
0
00
. Salinitas menggambarkan kandungan garam dalam air suatu perairan,
yang umumnya disebabkan oleh ion natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Klorit (Cl), Sulfat (SO4) dan Bikarbonat (HCO3). Kandungan
oksigen rata-rata sebesar 4,8 ml/l. Kadar oksigen terlarut dihasilkan oleh adanya
proses fotosintesis dari fitoplanton. Derajat keasaman atau pH sebesar 7,1 yang
merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan.
Nilai pH yang berada dalam kisaran 7-9 ini menunjukkan bahwa pengamatan
dilakukan di perairan payau, karena pH perairan laut mencapai 8,0-8,5.
kandungan pospat nitrat adalah 0,85 μ gAPO4-P/I dan 1,6 μ gAPO4-P/I.
Pengamatan terhadap Pospat dan Nitrat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan
nutrien perairan, yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat
kesuburan perairan.
Formasi hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Pelalawan
didominasi oleh jenis koloni bakau hitam (Rhizophora mucronata), meskipun
demikian juga terdapat bakau putih (Rhizophora apiculata). Selain kedua jenis
tersebut juga terdapat koloni tumbuhan api-api (Avicennia sp), tumbuhan tanjang
(Bruguiera gymnorrhiza), koloni tumbuhan tenggar (Ceriops tagal), dan terdapat
pula koloni tumbuhan pedada atau umum disebut perepat (Sonneratia sp.). Secara
langsung atau tidak langsung, hutan bakau melindungi dan menyediakan makanan
bagi berbagai komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan banyak
organisme laut.
218
4.9. Keadaan Umum Perikanan
4.9.1
Budidaya Tambak/ Tambak Sylvifisheries
Potensi untuk budidaya tambak adalah seluas 2.100 Ha, namun demikian
untuk aktifitas di bidang budidaya perikanan ini masih belum banyak, berdasarkan
data tahun 2006 dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) di sektor budidaya ikan tambak berjumlah 37
RTP atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68 RTP. Sedangkan luas
lahan yang sudah dipergunakan seluas 74,8 Ha. Hasil produksi yang diperoleh di
sektor ini berjumlah 300 ton. Adapun perkembangan kegiatan bidang budidaya
tambak dari tahun 2005-2006 sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Data Peningkatan Hasil Kegiatan Budidaya Ikan Selama tahun 20052006
Tahun
No
Keterangan
Peningkatan +/2005 2006
1 Luas Areal Tambak (Ha)
66,9
74,8
7,9
2 Rumah Tangga Perikanan (RTP)
105
68
-37
3 Produksi Tambak (Ton)
95,3
300
204,7
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, 2006
Jenis ikan yang di budidayakan umumnya adalah ikan bandeng dan udang,
yang dipelihara dengan sistem tradisional. Pemanenan dari hasil budidaya sekitar
4 bulan. Bidang budidaya tambak ini di Kabupaten Pelalawan masih sangat
rendah, hal ini terlihat dari potensi pengembangan dan luas lahan yang sudah
diusahakan. Adanya pertumbuhan ikan tanpa pemberian makanan menunjukkan
bahwa media budidaya tersebut merupakan perairan yang subur.
4.9.2. Usaha Penangkapan Ikan
Produksi ikan hasil tangkapan di laut oleh nelayan di Kabupaten
Pelalawan dari tahun 2001-2006 terus meningkat, dengan rata-rata produksi per
tahunnya sebesar 3.713,48 ton. Produksi terbesar terjadi pada tahun 2006 dengan
produksi sebesar 5.085,58 ton. Sedangkan produksi pada tahun 2001 sebesar
2.948 ton. Jenis–jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan didominasi oleh lomek,
ubur-ubur, udang putih dan merah, siakap dan patin kuala. Sedangkan untuk ikan
patin kuala biasanya tertangkap pada musim tertentu dengan nilai ekonomis yang
sangat tinggi. Kebutuhan akan komoditi ikan di kabupaten ini berfluktuasi dimana
kebutuhan tertinggi di tahun 2003 sebesar 6.909,6 ton dalam periode 2001-2005
219
dan kebutuhan komoditi ikan rata-rata per tahun dari periode 2001-2005 sebesar
5.979.75 ton/tahun. Sedangkan kekurangan komoditi pertahunnya selama periode
2001-2005 sebesar 2.540,58 ton. Sedangkan konsumsi ikan per kapita per tahun
rata-rata sebesar 29,26 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi terbesar terjadi di
tahun 2003 sebesar 33,16 kg/kapita/tahun. Kekurangan akan permintaan komoditi
ikan ini saat ini disikapi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan
dengan meningkatkan hasil produksi di bidang budidaya.
Armada penangkapan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha penangkapan selain faktor alat tangkap juga keberadaan
musim ikan. Dilihat dari perkembangan armada penangkapan ikan di Kabupaten
Pelalawan pada tahun 2006 di dominasi oleh perahu tanpa motor sebanyak 1.642
unit, sedangkan jumlah perahu motor berjumlah 1.098 unit. Dengan jumlah
terbanyak untuk perahu motor berada di Kecamatan Langgam sebanyak 227 unit,
sedangkan untuk perahu tanpa motor sebanyak 320 unit. Armada penangkapan
yang digunakan didominasi oleh pompong dalam bentuk perahu. Armada
tangkapan pompong yang digunakan pada umumnya berbobot 800 kg-1 ton
dengan harga berkisar antara 6-9 juta rupiah.
Alat tangkap yang ada di Kabupaten Pelalawan masih sangat tradisional
hal ini terlihat dari beberapa alat tangkap yang masih sederhana. Jumlah alat
tangkap di kabupaten ini berjumlah 16.678 unit di tahun 2006. Dengan alat
tangkap terbanyak berjenis pancing.
Tabel 10. Data Produksi dan Kebutuhan Komoditi Ikan
Tahun
Produksi Ikan
Konsumsi
Kebutuhan
Kekurangan
(Ton)
(Kg/ Kapita/ tahun)
(Ton)
(Ton)
2001
2.948
26,75
4.513,70
1.565,70
2002
3.147,15
29,15
5.648,90
2.501,50
2003
3.473,80
33,16
6.909,60
3.435,80
2004
3.907,99
27,50
6.077,50
2.169,51
2005
3.718,38
30,23
6.749,03
3.030,40
2006
5.085,58
Ttd
ttd
Ttd
Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan
Ket : ttd = tidak terdapat data
220
Tabel 11. Data Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Kab. Pelalawan
Tahun 2006
Jenis dan Jumlah Alat Tangkap
Jaring
Jala
Pancing
Rawai
Langian
Pengilar
Lain-lain
Kecamatan
1
2
Langgam
Pangkalan
Kerinci
Bandar Sei
Kijang
Pangkalan
Kuras
Pangkalan
Lesung
Ukui
Pelalawan
Kerumutan
Teluk
Meranti
Kuala
Kampar
Bunut
Bandar
Petalang
TOTAL
320
245
1.120
320
86
780
76
428
237
68
680
120
72
310
180
68
30
12
60
28
16
8
20
48
187
110
130
118
12
510
520
160
24
26
40
20
10
80
98
132
46
178
38
38
68
42
65
420
380
22
68
148
18
76
70
78
70
366
110
78
530
76
187
158
398
88
620
330
20
988
664
520
724
68
430
202
10
-
28
76
42
16
42
18
8
30
120
120
38
16
48
32
18
18
38
69
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lukah
No
2.26
797 4.035 1.426 416 3.238 2.462 2.042
2
Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan
4.9.3
Pengelolaan Hasil Perikanan
Pengelolaan ikan di Kabupaten Pelalawan dilakukan oleh nelayan untuk
memberikan nilai tambah terhadap ikan tangkapan yang dihasilkan. Produksi
pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan meliputi ikan salai, ikan asin, ebi
dan ikan lomek. Di kabupaten ini untuk produksi ikan salai dan baung banyak
terdapat di Kecamatan Langgam. Pengolahan ikan yang dilakukan oleh para
nelayan dapat dikatakan cukup baik, hal ini terlihat hasil olahan ikan yang sudah
dilakukan packing dan pemberian label, sehingga produksi yang dihasilkan
mampu menembus pasar-pasar swalayan di beberapa kota di sekitar
Kabupaten Pelalawan. Untuk lebih jelasnya mengenai produksi ikan olahan
berdasarkan wilayah Kecamatan dapat di lihat pada Tabel 12 berikut ini:
221
Tabel 12. Jenis Usaha dan Produksi Hasil Perikanan di Kabupaten
Pelalawan Tahun 2006
NO
Produksi (Ton)
Kecamatan
Ikan Salai/ Asap
1.
Langgam
2.
Asin
Ebi
Lomek
16,40
6,4
-
-
Pangkalan Kerinci
3,6
1,8
-
-
3.
Bandar Sei Kijang
0,8
0,4
-
-
4.
Pangkalan Kuras
1,86
1,4
-
-
5.
Ukui
1,72
-
-
-
6.
Pangkalan Lesung
2,1
-
-
-
7.
Bunut
0,6
-
-
-
8.
Pelalawan
2,3
1,8
-
-
9.
Bandar Petalangan
0,8
0,2
-
-
10.
Kuala Kampar
-
-
11,8
13,2
11.
Kerumutan
1,8
1,6
-
-
12.
Teluk Meranti
2,16
1,5
-
-
Total
34,14
15,1
11,8
13,2
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan tahun 2006
Kegiatan Pengolahan ikan oleh nelayan Kabupaten Pelalawan bukanlah
mata pencaharian utama melainkan sebagai mata pencaharian sampingan atau
alternatif. Hal ini disebabkan karena kualitas ikan yang di tangkap tidak memiliki
mutu yang baik, sehingga ikan tersebut tidak layak dijual dan diperlukannya
pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah. Kegiatan pengolahan ikan
dilakukan di saat musim panen tiba, dimana pada saat itu jumlah ikan di pasar
sangat berlimpah dan tidak terjual habis, sehingga alternatif agar ikan terus dapat
digunakan dan harga jual meningkat maka di butuhkan pengolahan ikan dalam
bentuk pengasapan.
222
Gambar 6. Ikan Lomek dikeringkan.
Sebagian besar bahan baku pengolahan ikan yang digunakan oleh para
nelayan merupakan hasil tangkapan dan berasal dari ikan-ikan yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai bahan baku dan area
pengolahan ikan asap dan ikan asin dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14 di
bawah ini.
Tabel 13. Bahan Baku dan Area Pengolahan di Kabupaten Pelalawan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kecamatan
Area/Lokasi Pengolahan
Bahan Baku
Langgam
Tambak,
Langgam, Baung, Juaro, Selais,
Langkan, Sotol
Tapah, Takuang
Pangkalan
Kuala Terusan, Rantau Baru Baung, Juaro, Selai,
Kerinci
Tuakang
Bandar
Sei Beringin
Jaya,
Lobuk Baung, Juaro, Selais
Kijang
Ogung, Kiab Jaya
Pangkalan Kuras Kesuma Betung
Baung, Juaro, Selais
Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung
Baung, Juaro, Selais,
Patin
Ukui
Air Hitam, Lubuk Kembang Baung, Juaro, Selais
Bunga
Pelalawan
Sering,
Sungai
Ara, Baung, Juaro, Selais
Pelalawan, Ransang, Tolam
Bunut
Desa Bagan Laguh, Sungai
Buluh
9.
Bandar
Angkasa, Lubuk Terap,
Petalangan
Lubuk Raja
10. Kerumutan
Kerumutan,
Pangkalan
Tampui
11. Teluk Meranti
Teluk Meranti, Petodaan,
Kuala Panduk
12. Kuala Kampar
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006
Baung, Juaro, Selais
Baung, Juaro, Selais
Baung, Juaro, Selais,
Patin
Baung, Juaro, Selais
-
223
No
Tabel 14. Bahan dan Area Pengolahan Ikan Asin/Kering
di Kabupaten Pelalawan
Kecamatan
Area/Lokasi Pengolahan
Bahan Baku
1.
Langgam
2.
3.
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
4.
5.
Pangkalan Kuras
Pelalawan
6.
7.
8.
Bandar Petalangan
Kerumutan
Kuala Kampar
Tambak, Langgam, Langkan,
Sotol
Kuala Terusan, Rantau Baru
Beringin Jaya, Lobuk Ogung,
Kiab Jaya
Kesuma, Betung
Sering,
Sungai
Area,
Pelalawan, Ransang, Tolam
Tuakang
Tuakang, Kapiek
Tuakang, Sepat
Tuakang, Sepat
Tuakang
Tuakang, Sepat
Kerumutan, Pangkalan Tanpui Tuakang, Kapiek
Tanjung Selukup (Teluk)
Lomek,
Udang
Putih,
Udang
Merah,
Udang
duri, Ubur-ubur
9. Teluk meranti
Teluk Meranti, Petodaan, Tuakang, Sepat
Kuala Panduk
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006
Pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan memiliki nilai ekonomi
yang sangat tinggi apabila dibandingkan nelayan hanya menjual ikan secara segar.
Adapun mengenai produk pascapanen hasil perikanan dan harga jual di
Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini
Tabel 15. Produk Pascapanen Perikanan Dan Harga Jual Di Kabupaten
Pelalawan
No
Produk Pascapanen
Harga/Kg (Rp)
Sumber Potensi
1. Ikan Asap Baung
80-100 ribu
Langgam,
Kuala
Terusan,
Kusuma, Betung, Kerumutan
2. Ikan Asap Selais
80-100 ribu
Langgam,
Kuala
Terusan,
Kusuma, Betung, Kerumutan
Tabel 18. Lanjutan ...
3. Ikan Asap Juaro
60-70 ribu
Langgam,
Kuala
Terusan,
Kusuma, Betung, Kerumutan
4. Ikan Asap Gabus
35 ribu
Kusuma, Betung, Kerumutan
5. Ikan Asin Tuakang
12-20 ribu
Langgam,
Kuala
Terusan,
Kusuma, Betung, Kerumutan
6. Lomek Kering
15 ribu
Kampung Selungkup (Teluk)
7. Udang Pukul
30-40 ribu
Kampung Selungkup (Teluk)
8. Ubur-ubur Kering
40-50 ribu
Kampung Selungkup (Teluk)
9. Abuk Udang
750 ribu
Kampung Selungkup (Teluk)
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, Tahun 2006
224
Dari Tabel 15 di atas didapatkan bahwa harga produk pascapanen hasil
perikanan cukup baik dan sangat disukai konsumen terutama ikan asap (salai).
Sedangkan produk ikan kering yang dihasilkan oleh nelayan memiliki prospek
yang cukup baik untuk di ekspor.
4.9.4 Kelembagaan Pasar
Pemasaran hasil produksi dari usaha-usaha di bidang kelautan dan
perikanan di Kabupaten Pelalawan baik hasil tangkapan, budidaya dan
pascapanen belum mengalami kendala yang berarti, hal tersebut disebabkan
tingkat permintaan yang tinggi akan produk hasil perikanan. Sistem pemasaran
yang ada di kawasan pesisir ada 2 cara yaitu pemasaran langsung yaitu dari
produsen (nelayan atau petambak) ke konsumen melalui pasar-pasar yang terdekat
dengan lokasi dimana produk dihasilkan dan pemasaran tidak langsung yaitu
pemasaran yang dilakukan melalui pedagang pengumpul yang ada di Kabupaten
Pelalawan maupun diluar Kabupaten Pelalawan dan biasanya nelayan memiliki
pengumpul masing-masing. Ikan yang dijual ke pedagang pengumpul biasanya
merupakan ikan yang memiliki ekonomis tinggi, sedangkan yang lainnya di jual
langsung ke pasar atau tetangga tempat tinggal dan di konsumsi sendiri.
Kelembagaan pasar kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan sama
dengan kelembagaan pasar yang lain, artinya pasar yang ada merupakan tempat
pemasaran berbagai macam-macam produk dari berbagai bidang. Dapat
disimpulkan bahwa rantai pemasaran usaha-usaha hasil perikanan mulai dari
tingkat nelayan (produsen) sampai ke tingkat konsumen adalah produsen menjual
hasil usaha perikanan ke pedagang pengumpul selanjutnya dijual ke konsumen,
atau produsen langsung ke konsumen atau konsumen membeli langsung ke
produsen (untuk produk pascapanen).
225
Gambar 7. Tempat Pemasaran Hasil Perikanan
4.9.5
Kelembagaan Modal
Dalam penyediaan kebutuhan modal para petambak dan nelayan diperoleh
dari tiga kategori yaitu modal pribadi, pinjaman kepada koperasi dan pinjaman
perorangan. Nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi masih relatif minim, hal
ini dikarenakan dana untuk pinjaman berasal dari simpanan anggota. Walaupun
pinjaman yang diberikan relatif kecil namun sangat memberikan manfaat yang
sangat besar terutama untuk memutus ”mata rantai” ketergantungan para
petambak dan nelayan terhadap rentenir.
Jumlah Koperasi yang memberikan pelayanan terhadap sektor perikanan
ada dua, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Desa Teluk Kecamatan Kuala
Kampar dan Lembaga Pengkreditan Masyarakat Desa Kecamatan Pangkalan
Kerinci. Dari dua koperasi tersebut jumlah anggota sebanyak 87 orang dengan
simpanan sebesar Rp. 24.830.000 dan volume usaha sebesar Rp. 95.756.000.
Kecilnya besarnya simpanan di dua koperasi hal ini menjadikan pinjaman yang
diberikan oleh koperasi kepada para petambak dan nelayan juga kecil.
226
Gambar 8. Tempat Koperasi Bina Pesisir Mandiri
4.9.6
Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir
Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah, pada umumnya
sebagian besar pendidikan masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan
hanya sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar. Rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat pesisir, disebabkan oleh kurangnya sarana pendidikan
yang ada. Kecamatan yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan
memiliki sarana pendidikan masih minim sekali.
Sarana pendidikan sekolah dasar baik negeri dan swasta terdapat sebanyak
37 buah sedangkan sarana pendidikan untuk sekolah lanjutan pertama baik negeri
maupun swasta hanya terdapat sebanyak 4 buah. Rasio sekolah dasar dengan
sekolah lanjutan pertama adalah 1 : 9 artinya anak-anak sekolah dasar yang tamat
dari (37 buah sekolah) akan ditampung pada SLTP yang banyaknya empat buah,
sehingga persaingan untuk melanjutkan sekolah lanjutan pertama di wilayah
pesisir cukup tinggi. Untuk mengetahui jumlah sarana pendidikan di kawasan
pesisir di Kabupaten Pelalawan seperti Tabel 16 sebagai berikut:
227
Tabel 16. Jumlah Sarana Pendidikan di Kawasan Pesisir
No
TK
Kecamatan
SD
SLTP
SMU
SMK
N
S
N
S
N
S
N
S
N
S
1
Kuala Kampar
-
1
25
-
3
-
-
-
-
-
2
Teluk Meranti
-
1
12
-
-
1
-
-
-
-
Jumlah
-
2
37
-
3
1
-
-
-
-
Kabupaten Pelalawan
-
53
173
5
14
11
8
2
1
2
Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2003
Keterangan : N = Negeri S = Swasta
4.9.7 Agama yang Dianut
Kecamatan yang berada di wilayah pesisir dilihat dari agama yang dianut
sangat beraneka ragam, di wilayah ini terdapat agama Islam, Kristen, Hindu,
Budha dan lainnya. Penduduk di sekitar wilayah pesisir sebagian besar yaitu
94,1 % adalah beragama Islam dan diikuti yang beragama Budha sebanyak 4,1 %
beragama Kristen sebanyak 1,0 % dan sisanya agama Hindu dan lainnya sebesar
0,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut di Wilayah Pesisir
Kabupaten Pelalawan Tahun 2003
No
Kecamatan
Islam Kristen Hindu Budha Lainnya Jumlah
1
Kuala Kampar
17.552
254
18
1.125
179
19.128
2
Teluk Meranti
8.087
23
2
5
-
8.117
25.639
277
20
1.130
179
27.245
94,1
1,0
0,1
4,1
0,7
100,0
Jumlah
Persentase
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003
Untuk menjalankan ritual keagamaan maka diperlukan sarana beribadatan
seperti, Mesjid dan Mushalla sedangkan Gereja tidak terdapat di daerah ini.
Jumlah Mesjid yang terdapat di wilayah ini sebanyak 61 buah, Mushalla 36 buah
dan 1 buah lainnya, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 18 berikut ini:
228
Tabel 18. Jumlah Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Wilayah Pesisir
Kabupaten Pelalawan Tahun 2003
No
Kecamatan
Mesjid
Mushalla
Gereja
Lainnya
1
Kuala Kampar
36
32
-
1
2
Teluk Meranti
25
4
-
1
Jumlah
61
36
-
1
Kabupaten Pelalawan
253
296
25
1
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003
4.9.8
Kesehatan Masyarakat
Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk
melihat tingkat kesehatan masyarakat, disamping adanya kesadaran masyarakat
untuk hidup sehat. Sarana kesehatan yang tersedia di wilayah pesisir Kabupaten
Pelalawan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu yang didukung
oleh tenaga medis seperti Dokter, Bidan dan Perawat. Adapun lebih jelasnya
dapat di lihat pada Tabel 19 di bawah ini:
Tabel 19. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut
Kecamatan di wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003
No
1
Kecamatan
Kuala
Puskesmas Pustu
Posyandu
Dokter
Bidan
Perawat
1
3
31
2
3
8
1
2
14
2
5
2
Jumlah
2
5
45
4
8
10
Kab. Pelalawan
11
21
183
21
75
49
Kampar
2
Teluk
Meranti
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003
Dari Tabel 19 di atas terlihat jumlah tenaga medis (Dokter dan Bidan)
yang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah ini
sebanyak 12 orang. Jika dilihat rasio penduduk dengan jumlah tenaga pelayan
kesehatan maka rasionya adalah 1 : 2.835 artinya seorang dokter atau bidan secara
rata-rata akan melayani masyarakat sebanyak 2.835 orang.
229
4.9.9
Kemiskinan Penduduk
Tingkat kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia. Tingkat kemiskinan
Indonesia yang mencapai 39,4 % berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2006,
tingkat kemiskinan tersebut merupakan salah satu kendala dalam percepatan
pembangunan bangsa. Kemiskinan yang terjadi Indonesia meliputi dua tempat
yaitu kemiskinan di perkotaan dan kemiskinan di pedesaan. Walaupun demikian
kedua kemiskinan tersebut mesti ditangani terlebih dahulu agar pembangunan
bangsa cepat tercapai.
Kabupaten Pelalawan yang merupakan kabupaten pemekaran yang baru,
kemiskinan
penduduk
menjadikan
fokus
utama
dalam
penanganannya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Riau tahun 2004 didapatkan bahwa jumlah penduduk miskin dan rumah
tangga miskin di Kabupaten Pelalawan sebagai berikut:
Tabel 20. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Riau
Kabupaten/Ko
ta
Jumlah
RT
2004
Jumlah
Penduduk
2004
Kuantan
56.923
243.768
16.764
66.920
Persentas
e
Pendudu
k Miskin
2004
29,45
27,45
Indragiri Hulu
65.793
296.712
21.340
93.297
32,44
31,44
Indragiri Hilir
136.38
624.450
46.235
199.497
33,90
31,95
Jumlah Jumlah
Pendudu
RT
Miskin k Miskin
2004
2004
Presentas
e RT
Miskin
2004
Singingi
5
Pelalawan
51.320
220.887
10.064
40.631
19,61
18,39
Siak*)
64.127
286.245*
13.331
62.715
20,79
21,91
532.493
30.626
122.504
26,88
23,01
*)
Kampar*)
113.92
1
Rokan Hulu
76.492
340.732
17.878
71.006
23,37
20,84
Bengkalis
126.08
637.103
29.617
140.463
23,49
22,02
1
230
Rokan Hilir
92.296
440.894
21.155
95.932
22,92
21,76
Pekanbaru
148.53
704.517
16.158
76.841
10,88
10,91
2
Dumai
45.518
215.783
8.340
38.515
18,36
17,85
Propinsi Riau
977.28
4.543.584
231.50
1.008.32
23,68
22,91
8
1
8
Sumber: Pendapatan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau - Balitbang
Provinsi Riau, 2004
Catatan: *) kegiatan di Siak dan Kampar telah dilakukan pada TA 2003 dengan
biaya Pemda setempat
**) jumlah penduduk Kab.Siak berasal dari Registrasi Penduduk,
semester Kab./Kota lain dari P4B
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Kabupaten Pelalawan tingkat
kemiskinan masih relatif lebih baik bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya
di Provinsi Riau, namun demikian tingkat kemiskinan penduduk yang sebesar
18,39 % perlu terus diturunkan agar tercapainya kesejahteraan masyarakat yang
merata. Sedangkan tingkat kemiskinan Kabupaten Pelalawan bila dilihat pada
Tabel 21 berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai
berikut:
Tabel 21. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pelalawan
Kecamatan
Langgam
Pangkalan
Kerinci
Pangkalan
Kuras
Ukui
Pangkalan
Lesung
Bunut
Jumlah
Jumlah
Penduduk
RT
Miskin
Miskin
638
2.258
Jumlah
RT
3.021
Persentase Presentase
Penduduk
RT
Miskin
Miskin
13.301
17,81
16,98
Jumlah
Penduduk
1.695
7.230
13.000
55.902
12,96
12,93
1.046
4.126
8.078
32.896
12,95
12,54
1.421
5.594
4.983
21.971
28,52
25,46
807
2.954
4.754
18.548
16,98
15,83
1.507
5.768
4.733
19.203
31,84
30,04
592
2.386
2.745
10.917
21,57
Pelalawan
Kuala
939
4.213
3.748
18.028
25,05
Kampar
698
2.723
3.326
13.638
20,99
Kerumutan
Teluk
10.064
40.631
51.320
220.887
19,61
Meranti
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004
21,86
23,37
19,97
18,39
231
Bila dilihat dari tingkat kecamatan maka diperoleh data bahwa Kecamatan
Kuala Kampar menempati posisi ketiga setelah Kecamatan Bunut dan Kecamatan
Ukui, dimana besar presentase rumah tangga miskin Kecamatan Kuala Kampar
sebesar 25,05 %. Sedangkan Kecamatan Teluk Meranti prosentase kemiskinan
rumah tangganya mencapai 19,61 %. Besarnya prosentase tingkat kemiskinan
dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam pesisir di kedua kecamatan
tersebut sangat timpang, dimana potensi sumberdaya alam yang dimiliki sangat
besar namun belum termanfaatkan. Saat ini perlu perhatian serius dalam
pengelolaan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat.
232
Download