IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN PELALAWAN 4.1. Keadaan Geografis dan Demografi Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten yang terletak di bagian Timur Riau Daratan. Daerah ini tersebar di sepanjang hilir Sungai Kampar. Kabupaten Pelalawan adalah salah satu kabupaten yang besar dan memiliki posisi strategis karena sebagian besar daerahnya dilalui oleh jalan darat utama dari Sumatera ke Pulau Jawa. Sedangkan daerah perairannya juga sangat strategis karena daerah yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional Selat Malaka dan dekat dengan pusat perdagangan internasional Batam, Malaysia dan Singapura. Secara geografis Kabupaten Pelalawan terletak antara 1°25’ LU dan 0°20’ LS serta antara 100°42’ - 103°28’ BT. Wilayah Kabupaten Pelalawan ini secara admisnitratif berbatasan dengan: 1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Siak dan Bengkalis. 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Kuantan Singingi. 3. Sebelah Barat dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. 4. Sebelah Timur dengan Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan.. Kabupaten Pelalawan berada di daerah seluas 12.490,42 km2 dan terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan. Ibukota Kabupaten Pelalawan adalah Kota Pangkalan Kerinci, selain itu juga terdapat beberapa kota penting lainnya, seperti Pangkalan Kuras, Ukui, Sorek, Langgam dan Teluk Meranti. Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan pada tahun 2005 mencapai 247.849 jiwa, dan di Pangkalan Kerinci berjumlah 56.623 jiwa. (BPS Kab. Pelalawan, 2005) Sebagian besar wilayah Kabupaten Pelalawan adalah daratan dan hanya sebagian kecil yang berupa perairan. Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa pulau yang relatif besar, diantaranya Pulau Mendol, Pulau Serapung, Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Ketam, Pulau Tugau dan Pulau Labu. Sebagian besar daratan wilayah Kabupaten Pelalawan merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan yang bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah/kota berkisar antara 192 3-6 meter di atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan rata-rata 0-15 % dan 15- 40 %. Daerah/kota yang tinggi adalah Sorek I dengan ketinggian rata-rata 6 meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala Kampar) dengan ketinggian rata-rata 3.5 meter. U Gambar 3. Peta Kabupaten Pelalawan Di wilayah Kabupaten Pelalawan terdapat Sungai Kampar yang panjangnya rata-rata 413.5 Km, dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar rata-rata 143 meter. Sungai ini dan anak sungainya berfungsi sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih, budidaya perikanan dan irigrasi. Wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya merupakan dataran rawa gambut, dataran aluvium, dan sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan wilayah lainnya kontur tanahnya bergelombang dan termasuk jenis orgonosal (hostosal) dan humus yang mengandung bahan organik. Secara topografi, Kabupaten Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan bergelombang. Sungai terbesar, yaitu Sungai Kampar langsung bermuara ke Selat Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum, dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan memiliki temperatur antara 220 – 320 C. Jalan nasional yang menghubungkan Kota Pekanbaru – Kota Jambi dan 193 Kota Pekanbaru – Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras. Tabel 4. Luas Area dan Topografi Kabupaten Pelalawan No Kecamatan 0 - 2% (Datar) Luas Area (Ha) 2 - 15% 15 – 40% (Datar, (BerbukitBerombak, Bergunung) Bergelombang) Langgam, Pangkalan Kerinci, 53.501 53.700 Pelalawan Pangkalan Kuras, 2 Pangkalan Lesung, 181.416 66.500 Ukui 3 Bunut, Kerumutan 166.209 520 Kuala Kampar, 4 514.166 22.300 Teluk Meranti TOTAL 915.292 194.500 % 73,3 15,6 Sumber : BKPMD Kabupaten Pelalawan, 2005 1 Jumlah (Ha) 46.100 153.301 560 303.916 8.850 227.059 28.300 564.760 139.250 11,1 1.249.042 100 4.2. Sarana dan Prasarana Ketersediaan sarana dan parasarana sangatlah diperlukan untuk suatu daerah sebagai penunjang dalam percepatan pembangunan daerah. Adapun ketersediaan sarana dan prasarana Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut ini : 1. Transportasi Jalan sepanjang 1.700 km dapat menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Sementara untuk yang lainnya adalah jalan tanah yang dipadatkan. Kabupaten Pelalawan diseberangi oleh Sungai Kampar. Untuk melalui sungai ini, dapat digunakan media transportasi berupa speedboat atau sampan motor. Untuk transporatsi udara, terdapat bandar udara di Kota Pangkalan Kerinci, yang dibangun oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP), yang bernama Bandara Sultan Syarif Haroen Setia Negara, dengan landasan selebar 23 m, dan panjang 1.300 m di area seluas 89 Ha. Namun begitu, untuk hubungan ke kota–kota yang lebih jauh, penduduk Kabupaten Pelalawan juga menggunakan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru yang berjarak 70 km dari 194 Ibukota Kabupaten Pelalawan. Untuk kedepannya, direncanakan dibangun Bandar Udara di Desa Lalang Kabung, yang berjarak 4 km dari Kota Pangkalan Kerinci. 2. Listrik Sumber tenaga listrik yang ada di Kabupaten Pelalawan pada saat ini berasal dari PT. PLN, industri-industri dan masyarakat. Sumber tenaga listrik PT. PLN untuk wilayah Kota Pangkalan Kerinci berasal dari energi listrik yang dibeli dari PT. RAPP. Daya yang dibeli PT. PLN dari PT. RAPP sebesar 2,5 MW. Untuk wilayah lain, PT. PLN memiliki delapan wilayah sub ranting dengan sistem pembangkitan isolated. Daya mampu total yang dapat disalurkan PT. PLN dengan sistem isolated ini rata-rata 2,4 MW. Sumber tenaga listrik yang disalurkan oleh BUMD Tuah Sekata yang pada saat ini beroperasi di Kota Pangkalan Kerinci berasal dari PT. RAPP juga. Dengan daya yang disalurkan ke konsumen sebesar kurang-lebih 1 MW. Sumber-sumber tenaga listrik lain yang disalurkan oleh industri-industri yang berada pada suatu daerah berdasarkan dari data 11,8 MW (Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) Kabupaten Pelalawan, 2005). 3. Telekomunikasi Jaringan telepon sudah dapat dilayani di berbagai kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Sementara itu faksimili dan telepon selular baru dapat dilayani di Kota Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Bunut. Pada tahun 2002, jaringan telepon mencapai 2.451 sambungan yang tersebar di Kota Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Ukui. Layanan pos juga sudah mencapai ke seluruh daerah di Kabupaten Pelalawan. 4. Air Bersih Air bersih disalurkan melalui sistem pemipaan dan tanpa pipa. Layanan air bersih ini ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar, yang terdiri dari empat unit produksi dengan kecepatan 5-10 liter/detik, dan terbatas sebagian kecilnya untuk kebutuhan rumah tangga. 5. Fasilitas Pendukung Lainnya Terdapat tiga Bank komersial yang telah beroperasi di Kabupaten Pelalawan, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Pangkalan Kerinci dan Sorek, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di 195 Kota Pangkalan Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum 1 Unit dan Puskesmas sebanyak 207 Unit yang ditunjang 114 tenaga medis. 4.3. Perekonomian Wilayah 4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat provinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kampar, relatif membutuhkan usaha yang sangat besar dalam meningkatkan kinerja pembangunan ekonominya. Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten dengan aktivitas perekonomian yang terkecil dibandingkan total PDRB provinsi di Indonesia Timur yang hanya mencapai 1,73 % dengan migas dan 1,76 % tanpa migas yang cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2003 seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. PDRB Tahun 2000 -2003 (Juta Rupiah per Harga Konstan Tahun 2000) No Sektor 2000 2001 2002 2003 1 Pertanian, Peternakan , Kehutanan & 83,514.47 91,748.83 97,391.86 107,305.60 Perikanan 2 Pertambangan dan 1,091.53 1,152.68 1,179.74 1,247.10 Penggalia 3 Industri Pengolahan 91,421.56 76,343.50 77,235.96 84,744.21 4 Listrik, Gas & Air 826.71 954.3 1,028.60 1,052.47 Bersih 5 Bangunan 14,468.14 10,177.41 10,178.44 11,081.31 6 Perdagangan, Hotel & 12,952.57 11,893.11 11,817.96 12,142.56 Restoran 7 Angkutan & 10,094.08 10,320.27 10,870.33 11,449.67 Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan 19,248.85 18,730.57 18,965.90 18,716.01 & Jasa Perusahaan 9 Jasa – Jasa 13,334.14 14,079.83 14,838.26 15,313.71 PDRB 246,952.05 235,400.50 243,507.05 263,052.64 Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005 196 Tabel 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Tahun 2000 - 2003 No Sektor 2000 2001 2002 2003 1 Pertanian, Peternakan , Kehutanan & Perikanan 1,54% 9,86% 6,15% 10,18% 2 Pertambangan dan Penggalian 7,7% 5,60% 2,35% 5,71% 3 Industri Pengolahan 12,82% -16,49% 1,17% 9,72% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 7,38% 15,43% 7,79% 2,32% 5 Bangunan 3,84% -29,66% 0,01% 8,87% 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,10% -8,18% -0,63% 2,75% 7 Angkutan & Komunikasi -8,45% 2,24% 5,33% 5,33% 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,47% -2,59% 1,26% -1,32% 9 Jasa – Jasa 1,22% 5,59% 5,39% 3,20% Rata-Rata Laju Pertumbuhan 5,65% -4,63% Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005 3,44 5,19% PDRB yang dihitung berdasarkan harga konstan menggunakan tahun dasar 2000 pada Tabel 5 terlihat trennya mengalami fluktuatif dan terus meningkat. Dari 246.952.050.000,- rupiah di tahun 2000 turun menjadi 235.400.500.000,- rupiah di tahun 2001, kemudian pada tahun 2002 besar PDRB naik menjadi 243.507.050.000,- rupiah dan meningkat menjadi 263.052.640.000,- rupiah ditahun 2003. Namun mulai tahun 2004 terjadi kenaikan PDRB cukup significant yaitu mencapai 2.128.110.000.000,- rupiah pada tahun 2004. Pada tahun 2005, angkanya berkisar 2.236.800.000.000,- milyar rupiah. Kondisi ini menggambarkan adanya kenaikan nilai tambah bruto sebagai akibat peningkatan penciptaan volume produksi barang dan jasa secara riil di Kabupaten Pelalawan dari tahun 2000 hingga 2005, sebagaimana tren rata-rata laju pertumbuhan pada Tabel 6. 4.3.2 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil, khususnya dalam bidang ekonomi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan 197 secara berkala. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Tabel 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Pelalawan menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2005 (Tanpa Migas) No Sektor 2003 2003 2004 2005 1 Pertanian 4,43 5.83 5.91 5.76 2 Pertambangan 2.58 -3.31 -2.68 1.32 3 Industri 9.57 7.04 8.90 8.82 4 Listrik, Gas, Air 6.06 4.06 5.41 3.99 5 Bangunan 9.83 9.11 7.76 8.41 6 Perdagangan 7.57 9.31 9.27 9.85 7 Angkutan 9.93 12.71 8.38 7.57 8 Keuangan 11.94 11.76 12.95 11.63 9 Jasa-jasa 6.97 9.86 8.41 8.21 6.36 6.75 7.16 7.05 Rata-rata Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan, 2006 Dengan menggunakan tahun dasar 2000 yang disajikan pada Tabel 7 terlihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Asumsi yang digunakan adalah laju pertumbuhan tanpa migas. Analisis laju pertumbuhan tanpa migas dirasa lebih bersesuaian karena sektor minyak dan gas masih belum diusahakan secara maksimal. Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan dalam empat tahun terakhir sangat fluktuatif. Dari tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,36 %, kemudian meningkat 6,75 % pada tahun 2003. Tren positif laju pertumbuhan ekonomi terus berlangsung hingga tahun 2004 dengan angka pertumbuhan sebesar 7,16 %. Sedangkan ditahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi walaupun tetap tumbuh positif namun mengalami sedikit perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,05 %. perlambatan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2005 terjadi sebagai akumulasi adanya kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang berimplikasi langsung terhadap perekonomian daerah. Kebijakan menaikan harga BBM sebanyak dua 198 kali di tahun 2005 yaitu di bulan Juli dan Oktober memberikan dampak yang cukup beragam di sektor produksi, distribusi dan daya beli masyarakat menurun. Meningkatnya ongkos produksi sebagai salah satu variabel “cost of production” telah sedikit menyebabkan nilai tambah berbagai sektor dan proses distribusi mengakibatkan daya beli masyarakat melemah, sehingga perekonomian secara umum ikut terkontraksi. Selanjutnya jika di lihat per sektor, pada tahun 2005 sektor yang memiliki angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan yang tumbuh sebesar 11,63 %. Disusul kemudian sektor perdagangan sebesar 9,85 %, industri sebesar 8,82 %, bangunan sebesar 8,41 % dan sektor jasa sebesar 8,21 %. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir sektor keuangan mencatat pertumbuhan di atas 10 %. Dimulai dari tahun 2002, sektor keuangan tumbuh 11,94 %, tahun 2003 tumbuh menjadi 11,76 % dan bahkan di tahun 2004 mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 12,95 %. Tingginya tingkat pertumbuhan sektor keuangan tidak lepas dari meningkatnya perkembangan dunia perbankan serta merebaknya perkembangan ruko (rumah toko) di Kabupaten Pelalawan. Sektor kedua yang mencapai laju petumbuhan tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sebagai daerah jalur transportasi lintas Timur Sumatera, menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai tempat persinggahan yang sangat strategis, sehingga mendorong sektor perdagangan dapat berkembang secara dinamis. Selanjutnya sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor industri dan bangunan. Sektor industri tumbuh sebesar 8,82 %. Sektor industri dalam satu dasawarsa terakhir memang menjadi andalan perekonomian di Kabupaten Pelalawan selain sektor pertanian. Kedua sektor ini akan saling berkaitan disebabkan karena ketergantungan sektor industri terhadap ketersediaan bahan baku dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. Di Kabupaten Pelalawan sekarang telah berdiri beberapa industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan yang memiliki kapasitas besar dan berorientasi ekspor, seperti PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Andalas Kertas dan lain sebagainya. Secara umum pertumbuhan masing-masing sektor berada pada tren positif, yang berarti setiap sektor mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik 199 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian Kabupaten Pelalawan tahun 2005 secara makro tumbuh secara nyata. 4.4. Pariwisata Kabupaten Pelalawan Kabupaten Pelalawan juga terkenal dengan sektor pariwisatanya yang cukup menarik untuk dinikmati, baik itu wisata alamnya maupun wisata sejarah Kabupaten Pelalawan itu sendiri. Adapun lokasi pariwisata dan kelebihannya baik wisata alam dan sejarah di jelaskan sebagai berikut : 4.4.1 Wisata Alam A. Objek Wisata Bono Objek Wisata Bono terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang sungai Kampar. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air laut mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar, sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang tinggi, gelombang Sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan kegiatan lainnya. Gambar 4. Objek Wisata Bono B. Hutan Lindung Kerumutan Hutan Lindung Kerumutan juga dikenal sebagai reservasi hutan liar yang terletak di Desa Kerumutan, Kecamatan Kerumutan. Luas hutan mencapai 93.222,20 Ha hutan liar yang dihuni oleh beberapa hewan dan pohon yang dilindungi seperti: timber (Shorea asp), punak (Tetrameriotaglabra miq), 200 Nipa Palm (Nypa fruticons), Harimau Sumatera (Ponthera tigris sumatransis), Macan Tutul (Neovelis nebulosa), Ikan Arwana (Scheropoges formasus), Itik Liar (Cairina scutalata), dan lain-lain. Gambar 5. Hutan Lindung Kerumutan C. Objek Wisata Agroniaga Objek Wisata Agroniaga Kuala Kampar dan Teluk Meranti, dapat dicapai dengan transportasi darat, melalui desa dan jalan-jalan setapak. Wilayah ini adalah tempat untuk budidaya ikan dan udang. Disamping wisata agro, dapat juga menjadi tempat belanja sambil menikmati ikan dan Udang. D. Tidal Forest of Mokoh River Tidal Forest of Mokoh River terletak sejauh 15 km dari Kota Pangkalan Kerinci dan dapat dicapai dengan transportasi darat. Di desa ini, kita dapat menikmati udara yang sejuk dan segar jauh dari polusi. Disamping itu, kita juga dapat memancing dan bersampan. Pada tempat ini, para turis dapat menikmati pemandangan dari hutan tadah hujan sepanjang sungai Mokoh. E. Objek wisata Air Panas Objek wisata Air Panas di Kecamatan Pangkalan Lesung terletak 9 km dari Monumen Equator atau ke arah Barat Desa Pangkalan Lesung, dapat dicapai dengan transportasi darat lewat jalan tanah sejauh 5 km dan selebihnya menggunakan jalan setapak melalui jalan lumpur. F. Kolam Tajwid Kolam Tajwid terletak tidak jauh dari desa Langgam atau 10 menit dari Sungai Kampar ke arah hulu. Desa Langgam terletak sekitar 25 km dari Pangkalan Kerinci, terbentang sungai yang menyenangkan dan sejuk untuk rekreasi memancing. Terdapat hutan dengan pohon-pohon yang 201 besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di sungai. Dinamai Kolam Tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam ini seperti tanda tajwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan penangkapan ikan di kolam ini haruslah seijin dari pucuk adat, selanjutnya hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena juga diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta ijin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang. G. Pusat Budaya Petalangan Desa Betung terletak 56 km dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, dapat dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa ini adalah Pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul. Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai jenis pohon berumur ratusan tahun. 4.4.2 Wisata Sejarah Kabupaten Pelalawan selain memiliki wisata alam juga memiliki beberapa peninggalan Kerajaan Pelalawan dan tempat pemakaman rajanya sebagai wisata sejarah, yaitu : A. Pemakaman Sultan Mahmud Syah I Makam Sultan Mahmud Syah I terletak di Desa Pekantua. Sultan Mahmud Syah I adalah Raja Malaka terakhir karena pertempuran dengan Potugis tahun 1509 hingga tahun 1526 beliau beserta sisa-sisa pasukan gabungan mengundurkan diri ke Pekantua Sungai Kampar. Setelah berperang Sultan Mahmud Syah dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar hingga mangkat tahun 1528 digelar dengan Marhum Kampar, dimakamkan di Pekantua Kampar. Makamnya terletak di Desa Tolam, Kecamatan Bunut 202 dan dapat dicapai dengan kendaraan kapal motor atau speedboat. Mengunjungi makam sultan ini sekaligus dapat melihat beberapa peninggalan sejarah lainnya seperti meriam kuno, makam raja-raja Pelalawan, bekas peninggalan sejarah di Nasi-nasi Tolam dan sebagainya. B. Istana Kesultanan Pelalawan 1). Manumbai Adalah upacara kebudayaan untuk mengumpulkan madu dari pohon. Bagi masyarakat Petalangan, upacara ini adalah sangat sakral yang dipimpin oleh juragan tuo dan juragan mudo serta tukang sambut. Upacara ini berlangsung semalaman hingga terbit fajar. 2). Lukah Gilo Yaitu merupakan sebuah permainan untuk mendapatkan semacam kekuatan gaib dari laut dengan memainkan instrumen yang disebut Lukah. Lukah ini didandani dan diselenggarakan oleh beberapa orang. Pawang yang telah meimiliki kekuatan gaib dapat membuat lukah berpindah, menari, dan melompat seperti penari. 3). Badewo Adalah semacam upacara untuk mengobati orang sakit melalui kekuatan gaib yang diperoleh seseorang yang disebut ‘Shaman’. 203 Tabel 8. Jumlah Balai Adat Dan Benda-Benda Kuno Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pelalawan (DataTahun 2003) Balai Kecamatan Benda-Benda Kuno Tempat Bersejarah Adat Langgam Kolam Tujuh, Peninggalan Kerajaan Tambak Segati Pangkalan Kerinci Pangkalan Peninggalan Satu 1 Buah Kuras Petalangan Beliung, arca, Peralatan Pengobatan, Peralatan Pertanian dll. Ukui Pangkalan Lesung Bunut Pelalawan Meriam, Meriam, Istana Pelalawan, 1 Buah Peralatan/Kelengkapan Makam Sultan Mahmudsyah, Makam Kerajaan Pelalawan Raja Pelalawan Kuala Kampar Kerumutan Teluk Meranti Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2005 - 4.5. Program Pembangunan Daerah Pembangunan ekonomi di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan perikanan, karena kegiatan dominan di desadesa wilayah pesisir adalah kegiatan perikanan. Pembangunan perikanan merupakan salah satu bagian dari pembangunan Kabupaten Pelalawan yang dijabarkan dalam Program Pembangunan Daerah (Propeda), Program Pembangunan Tahunan (Propeta) Kabupaten Pelalawan, Rencana Strategis Kabupaten Pelalawan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Pelalawan tahun 2006 – 2010. Berdasarkan RPJM Kabupaten Pelalawan tahun 2006 - 2010 dijelaskan visi, misi dan strategis pembangunan sebagai berikut : 204 4.5.1 Visi Kabupaten Pelalawan : "Terwujudnya Kabupaten Pelalawan yang Maju dan Sejahtera, melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan yang Didukung oleh Pertanian yang Unggul dan Industri yang Tangguh dalam Masyarakat yang Beradat, Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya Melayu Tahun 2030" Guna mewujudkan Visi Kabupaten Pelalawan tahun 2030, maka ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut : 4.5.2 Misi Kabupaten Pelalawan : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar; sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan yang bermartabat dan berbudaya. 2. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembangunan usaha ekonomi kerakyatan. 3. Meningkatkan hasil dan mutu pertanian melalui pemanfaatan teknologi berbasis agroindustri dan agrobisnis serta pengelolaan hutan yang lestari. 4. Menciptakan dan membina industri yang mampu menghasilkan produk yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. 5. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari melalui pendidikan agama dan memfungsikan lembaga-lembaga keagamaan sebagai wadah pembinaan umat. 4.5.3 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pelalawan Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pelalawan akan menerapkan strategi dan kebijakan sebagai berikut : A. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka : 1). Meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Pelalawan terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum. 2). Meningkatkan kadar efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi, terutama dalam penggunaan sumberdaya keuangan dan peralatan yang tersedia. 205 B. Meningkatkan penerimaan daerah dalam rangka meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan umum pemerintahan. Kegiatan ini dilakukan melalui 2 (dua) kegiatan utama yakni : 1). Intensifikasi penerimaan pajak dan retribusi, terutama dari bidang kewenangan pemajakan dan retribusi, sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. 2). Ekstensifikasi penerimaan retribusi terutama dari bidang-bidang kegiatan potensial yang memungkinkan tanpa harus menciptakan ekonomi biaya tinggi bagi sektor swasta dan masyarakat. C. Meningkatkan kadar kerjasama kemitraan Pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan lembaga legislatif dalam rangka membangun sebuah format penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Pelalawan yang harmonis dan berorientasi pada pelayanan publik. D. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat dalam rangka menumbuhkan semangat kewirausahaan yang tangguh dikalangan para pengusaha dan masyarakat, terutama para pengusaha yang bergerak pada sektor-sektor ekonomi yang berorientasi pada : 1). Pengolahan dan pemanfaatan produksi pertanian dan produksi lokal setempat. 2). Pasar luar negeri. 3). Penciptaan dan penyerapan tenaga kerja lokal. E. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan semua pihak terkait, terutama tokoh-tokoh politik, LSM, universitas dan organisasi profesi dan kepemudaan dalam rangka membangun iklim dan situasi sosial politik demokratis yang dinamis dan sejuk. 4.5.4 Prioritas Pembangunan Kabupaten Pelalawan Dalam pelaksanaan strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pelalawan akan memberikan prioritas utama pada bidang kegiatan yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi dan misi. Prioritas yang dimaksud adalah : 206 A. Pembenahan internal organisasi dalam rangka peningkatan kesadaran jajaran aparatur terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum sehingga dapat meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kepada masyarakat secara efisien dan efektif. B. Peningkatan pendapatan daerah dengan cara menerbitkan langkah-langkah kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga tidak menimbulkan ekses ekonomi biaya tinggi. C. Peningkatan hubungan kerjasama kemitraan dengan semua stakeholders pembangunan setempat dalam rangka membangun iklim dan budaya politik demokratis. D. Peningkatan hubungan koordinasi vertikal baik dengan provinsi maupun pusat dalam rangka sinergi kebijakan dan sinkronisasi program. E. Pembangunan basis utama ekonomi kerakyatan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan kesempatan kerja dan pengurangan angka pengangguran. Penanggulangan masalah kemiskinan dengan cara menerbitkan kebijakan dan melaksanakan program-program pelayanan umum serta mendorong pola-pola keterkaitan dan kemitraan usaha. Pembangunan prasarana dan sarana fisik yang berkaitan kegiatan ekonomi produktif masyarakat, seperti jalan dan jembatan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan, pendidikan dasar dan menengah serta prasarana dan sarana sosial lainnya. Guna percepatan pelaksanaan pembangunan, maka kebijakan Pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan mempertajam dan memprioritaskan pembangunan pada 5 (lima) arah kebijakan pembangunan, yaitu : 1. Ekonomi Rakyat : Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan akses dan kesempatan mengelola sumberdaya ekonomi. 2. Pendidikan : Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas belajar dan mengajar, serta perluasan kesempatan mendapatkan pendidikan. 207 3. Kesehatan : Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, serta peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan. 4. Perhubungan : Peningkatan infrastruktur perhubungan dengan arah pembukaan isolasi daerah, dan peningkatan akses jalan pada sentra ekonomi rakyat. 5. Aparatur : Peningkatan pelayanan pemerintah melalui peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan, dan perbaikan metode pelayanan yang semakin efektif dan efisien. 4.5.4.1 Kebijakan Pengembangan Ekonomi Rakyat Peningkatan perekonomian masyarakat merupakan isu utama yang harus dilakukan, karena harus diakui bahwa kebijakan pemanfaatan sumberdaya ekonomi yang ada selama ini belum memihak kepada masyarakat banyak. Oleh sebab itu perlu dibuka peluang yang sebesar-besarnya dan dalam mekanisme yang terkendali bagi masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya ekonomi tersebut. Kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat ini dilakukan dengan mendorong perkembangan usaha ekonomi menengah dan usaha ekonomi besar menjadi lokomotif yang akan menarik dan memacu peningkatan ekonomi rakyat. Oleh sebab itu pola kemitraan usaha menjadi tumpuan dan pijakan bagi pengembangan usaha ekonomi di Kabupaten Pelalawan, baik di sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, industri, serta bidang jasa lainnya. Program/kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten meliputi : a. Pendampingan/pembinaan usaha. b. Penguatan modal. c. Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan usaha, d. Pengendalian dan pengaturan perijinan. 4.5.4.2 Kebijakan Peningkatan Pendidikan Arah kebijakan pengembangan pendidikan dimaksudkan sebagai upaya peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun 208 informal. Sasaran dari kebijakan pembangunan bidang pendidikan meliputi ; peningkatan angka partisipasi sekolah, pengurangan angka putus sekolah, peningkatan angka dan predikat kelulusan, peningkatan jumlah peserta didik yang masuk lapangan kerja, peningkatan keterampilan dan pengetahuan aparatur, peningkatan keterampilan dan pengetahuan pelaku usaha ekonomi, dan lain-lain. Termasuk dalam pengembangan sumberdaya manusia ini adalah pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Program/kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik. 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar dan mengajar. 4. Pembinaan lembaga penyelenggara pendidikan. 5. Pengembangan keterampilan tenaga kerja dan kepemudaan. 6. Bantuan pendidikan kemahasiswaan dan aparatur. 7. Penyelenggaraan pendidikan aparatur. 8. Pembinaan dan pengembangan iman dan taqwa. 9. Pembinaan dan pengembangan budaya. 4.5.4.3 Kebijakan Peningkatan Kesehatan Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan meliputi upaya perbaikan mutu kesehatan masyarakat melalui program/kegiatan sebagai berikut : 1. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. 2. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan. 3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. 4. Peningkatan dan perbaikan mutu gizi masyarakat dan memantapkan ketahanan pangan. 5. Penyelenggaraan Keluarga Berencana (KB). 6. Perbaikan lingkungan permukiman/perumahan masyarakat. 7. Pelestarian dan perbaikan mutu lingkungan alami. 209 4.5.4.4 Kebijakan Peningkatan Perhubungan Kebijakan pembangunan bidang perhubungan dimaksudkan sebagai upaya memperlancar arus barang dan orang di wilayah Kabupaten Pelalawan, yang selanjutnya akan menunjang pengembangan ekonomi rakyat. Program/Kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan. 2. Peningkatan ketertiban dan pencegahan kecelakaan lalu lintas. 4.5.4.5 Kebijakan Peningkatan Aparatur Kebijakan pembangunan aparatur dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pelayanan aparatur sebagai penyelenggara urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan mengutamakan mutu pelayanan melalui program/kegiatan : 1. Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan. 2. Peningkatan motivasi dan disiplin kerja. 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur. 4. Peningkatan sistem dan metode kerja. 4.5.5 Target dan Sasaran yang Ingin Dicapai Target dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi secara lebih adil dan berwawasan lingkungan, yang dengan demikian akan meningkatkan produk dan nilai tambah ekonomi. 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pendapatan regional Kabupaten Pelalawan, menurunnya angka kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi yang ekuivalen dengan pertumbuhan penduduk. 3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Pelalawan yang lebih handal, berdayasaing dan etos kerja yang tinggi. 4. Meningkatnya mutu hidup dan kehidupan masyarakat di Kabupaten Pelalawan melalui peningkatan kesehatan, terjaminnya kebutuhan pokok, tersedianya 210 sarana dan prasarana utama, seperti listrik, air minum, perumahan dan lingkungan pemukiman yang layak. 5. Lancarnya arus orang dan barang di Kabupaten Pelalawan, terbuka isolasi daerah sulit dan meningkatnya akses ke sentra ekonomi. 6. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur, guna peningkatan kinerja pemerintahan, kinerja pembangunan dan kinerja pelayanan kemasyarakatan. Selain pembangunan Kabupaten Pelalawan berdasarkan Program Pembangunan Daerah yang telah di tetapkan, pembangunan Kabupaten Pelalawan juga terkait dengan kebijakan pembangunan kawasan yaitu kebijakan Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Singapura – Growth Triangle (KESR IMS – GT) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kerjasama Singapura Johor Riau (SIJORI) yang diresmikan melalui penandatanganan MOU pada 17 Desember 1994. Untuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Thailand – Growth Triangle (KESR IMT – GT), keterlibatan Provinsi Riau relatif baru yaitu melalui deklarasi pada pertemuan tingkat Menteri (Ministrial Meeting) di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 20 Maret 1997. Kegiatan yang diikuti selama ini pada KERS IMT-GT masih terbatas sebagai peserta aktif pada tingkat pertemuan WGM, SOM dan MM belum ada dalam bentuk ikatan kerjasama MOU. Tujuan dasar dari KESR ini adalah untuk mendorong pembangunan dan meningkatkan kerjasama ekonomi kawasan di bidang perdagangan, pariwisata, pertanian, industri dan kegiatan ekonomi lainnya di wilayah segi tiga pertumbuhan dengan pelaku utama kalangan dunia usaha (sektor swasta) dan pemerintah bertindak selaku fasilitator. Visi ke depan dan program-program KESR adalah mewujudkan sektor swasta sebagai "engine of growth" dalam pengembangan ekonomi kawasan, didukung oleh berbagai kemudahan dan layanan yang profesional oleh masing-masing pemerintah peserta KESR. Dari pihak Indonesia pada saat ini ada tujuh provinsi yang telah terlibat dalam KESR IMS – GT, yaitu : Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Barat. Untuk KERS IMT – GT ada empat provinsi yang terlibat, yaitu : Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan 211 ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik pada KERS IMS – GT maupun IMT – GT. Kebijakan KESR IMS – GT dan IMT – GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut : A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan programprogram KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta “link and match" dengan program dari negara/provinsi lain. B. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR. C. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan memperbesar peran pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah. D. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang kerjasama yang ada disetiap Provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR. E. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan pemanfaatan lahan. F. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan penanaman modal di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi internet dan sistem promosi terpadu. 4.6. Program Pembangunan Perikanan Seiring dengan permasalahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan penduduk yang tinggi yang jauh di atas pertumbuhan ekonominya, membuat Kabupaten Pelalawan meningkatkan semua potensi alam yang dimiliki untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi perikanan di Kabupaten Pelalawan yang memiliki peluang untuk terus dikembangkan, maka sesuai dengan tujuan dari pada Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) Indonesia tahun 2005 yang memiliki kebijakan dan strategis umum adalah untuk : 212 1. Pengurangan kemiskinan dan kegureman pertanian, perikanan dan kehutanan. 2. Peningkatan dayasaing, produktivitas, nilai tambah dan kemandirian produksi dan distribusi pertanian, perikanan dan kehutanan. 3. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Dalam penerapan di Kabupaten Pelalawan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merumuskan RPPK dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Adapun visi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut : ”Menjadikan Perikanan dan Kelautan Penggerak Ekonomi Masyarakat Petani dan Nelayan yang Maju dan Unggul Tahun 2030” Agar terwujudnya visi yang telah di tetapkan maka diperlukan misi untuk merealisasikan visi tersebut, dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan memiliki Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur, masyarakat perikanan dan kelautan. 2. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang lestari. 3. Meningkatkan infrastruktur perikanan dan kelautan. 4. Meningkatkan pelayanan, promosi dan kemitraan usaha perikanan dan kelautan. 5. Menciptakan industri perikanan yang berbasis pedesaan. 4.7. Lingkungan Strategis yang Berpengaruh Dalam mewujudkan pencapaian misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tidak terlepas dari pada pengaruh pembangunan aspek-aspek lainnya seperti pembangunan sarana dan prasarana pemukiman baik pembangunan jalan, peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat dan laut guna memudahkan pengangkutan hasil produksi perikanan yang berasal dari hasil tangkapan, budidaya maupun olahan. Informasi peluang pasar dari instansi terkait dan promosi produksi perikanan untuk menarik minat investor dalam dan luar negeri sangat menunjang dalam pencapaian perwujudan misi kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan 213 Kabupaten Pelalawan. Disamping itu pembangunan di bidang perikanan dan sektor pertanian secara terpadu dengan adanya keserasian penggunaan lahan akan dapat menciptakan suatu keterpaduan antara sub sektor yang bergerak di bidang pertanian secara umum. Sehingga setiap lingkungan strategis yang berpengaruh dalam pencapaian perwujudan dari misi kabupaten tidak terlepas dari peran serta masing-masing sub sektor pembangunan. 4.7.1 Tujuan dan Sasaran Agar Visi dan Misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan terwujud dan terarah dan lebih nyata, maka dibuatlah tujuan dan sasaran dari pada pembangunan perikanan Kabupaten Pelalawan yang sudah tercantum dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Tujuan yang ditetapkan tidak terlepas dari pada faktor-faktor penentu keberhasilan, oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan serta segala sumberdaya yang menjadi peluang sekaligus ancaman. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sesuai misi yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai berikut : a. Meningkatkan pembangunan perikanan dalam rangka ekspor pengembangan industri pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif serta peningkatan pendapatan petani nelayan. b. Mengembangkan kawasan perikanan dan kelautan sebagai kawasan sentra produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan (Land, Sea and Marine Bisnis). c. Meningkatkan pembangunan perikanan dan kelautan semaksimal mungkin dengan pendayagunaan potensi kelautan guna kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan perikanan, budidaya pantai dan pariwisata. d. Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan baik kolam, keramba dan tambak yang memiliki potensi perikanan dan kelautan. e. Inventarisasi dan pengembangan potensi perikanan dan kelautan yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lain. 214 f. Mendorong investasi pada usaha yang terkait dengan perikanan dan kelautan untuk meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. g. Mendorong pendayagunaan daerah pantai dan wilayah laut dengan tanpa merusak kelestarian lingkungan hidup. h. Meminimalisir dampak negatip dari eksploitasi sungai, danau dan laut untuk menjaga kelestarian sumberdaya yang ada dan mempertahankan ekosistemnya, seperti biota sungai, danau dan laut potensial lainnya. Sedangkan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut : a. Peningkatan produksi perikanan dan kelautan dengan mengedepankan pengembangan budidaya perikanan dan optimalisasi penangkapan di Laut Cina Selatan. b. Pengentasan kemiskinan rumah tangga perikanan melalui perbaikan pendapatan dan peningkatan lapangan kerja dalam bidang perikanan dan kelautan. c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan teknologi melalui pendidikan formal, non formal dan penyuluhan. d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara lestari dan berkelanjutan melalui pengelolaan dan pengawasan sumberdaya alam dan lingkungan. e. Peningkatan sarana dan prasarana perikanan serta faktor penunjang produksi hasil perikanan dan kelautan. 4.7.2 Strategi untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu, meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan di lapangan dengan mempertimbangkan sumberdaya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. 215 Kebijakan program dan kegiatan yang direncanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 difokuskan pada : 1. Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan terhadap aparatur dan pembudidaya ikan/nelayan. 2. Menyelenggarakan peningkatan usaha perikanan melalui sektor penangkapan, pengolahan ikan, budidaya kolam, keramba dan tambak. 3. Menyediakan sarana dan prasarana usaha perikanan. 4. Melaksanakan pembinaan usaha, promosi dan menjalin kerjasama dengan mitra usaha. 5. Memberikan kemudahan perijinan usaha perikanan. 6. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang perikanan dan kelautan yang diperlukan baik oleh masyarakat perikanan maupun masyarakat umum. 7. Melaksanakan pengawasan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan dan lestari. 4.7.3 Pokok-Pokok Kegiatan Program dan Proyek Adapun program yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 antara lain. 1. Program pengembangan budidaya perikanan. 2. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. 3. Program pengembangan sistem penyuluhan. 4. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2007 antara lain : 1. Pendistribusian sarana produksi perikanan budidaya (SAPRODI). 2. Pembinaan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP). 3. Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir. 4. Pelatihan teknis sumberdaya perikanan. 5. Pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan. 6. Pembentukan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya kelautan. 216 7. Pengadaan alat-alat laboratorium perikanan. 8. Pengembangan bibit ikan unggul. 9. Peningkatan operasional tambak percontohan Dinas. 10. Operasional Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas. 4.8. Keadaan Wilayah Pesisir Wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan berada di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti. Adapun pemanfaatan kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan meliputi kawasan permukiman, pertambakan dan kawasan hutan magrove. Morfologi daratan pantainya terdiri dari pasir bercampur lumpur dan bahan organik, pada umumnya kawasan ini merupakan dataran rawa gambut, dataran aluvium sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Pesisir pantai di Kabupaten Pelalawan terdapat satu muara sungai yaitu Sungai Kampar. Sungai Kampar merupakan sungai yang cukup besar dan menghasilkan sedimentasi yang memberikan perngaruh terhadap kondisi wilayah pesisir. Keadaan perairan berdasarkan parameter fisik hasil penelitian Bappeda Kabupaten Pelalawan (2005) didapatkan gejala alam yang khas yang dikenal dengan Bono. Bono terjadi akibat adanya pasang air laut yang datang secara mendadak dalam waktu yang singkat dan bergerak dari arah laut menuju muara Sungai Kampar dan masuk ke aliran sungai kampar melewati kota-kota kecil di sepanjang Sungai Kampar dan biasanya berakhir di kota Teluk Meranti. Bono terjadi pada pasang harian, yaitu pada jam 12 siang atau jam 12 malam yang ketinggiannya mencapai 1,5 meter, akan tetapi apabila terjadi pasang besar maka ketinggiannya dapat mencapai 3 meter. Daerah genangan banjir akibat Bono ini dapat mencapai beberapa ratus meter dari arah pesisir sungai ke arah daratan. Derasnya air yang mengalir masuk ke Sungai Kampar tidak dapat tertampung karena dangkalnya sungai di wilayah hulu Pulau Muda hingga Teluk Meranti. Kedangkalan wilayah ini menyebabkan terjadinya gelombang besar mendadak akibat luapan pasang dari arah Kuala Kampar. Bono terjadi di wilayah 217 Sungai Kampar dari Tanjung Pandak (Pulau Muda), Tanjung Pebilahan/Tanjung Pulai, Sei Serkap, Sei Turip, Tanjung Sendok/ Tanjung Pebayang, Tanjung Sialang/ Teluk Jibun, Tanjung Kempas, Tanjung Sepetir/ Sei Kutub. Peristiwa Bono dapat diperkirakan dengan perhitungan tahun Hijriah, pola pasang surut dan musim angin di kawasan tersebut. Misalnya pada saat pasang dan musim angin bertiup dari arah utara maka gelombang Bono dapat mencapai ketinggian 3 meter. Berdasarkan pengamatan terhadap parameter kimia menunjukkan salinitas 30 0 00 . Salinitas menggambarkan kandungan garam dalam air suatu perairan, yang umumnya disebabkan oleh ion natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Klorit (Cl), Sulfat (SO4) dan Bikarbonat (HCO3). Kandungan oksigen rata-rata sebesar 4,8 ml/l. Kadar oksigen terlarut dihasilkan oleh adanya proses fotosintesis dari fitoplanton. Derajat keasaman atau pH sebesar 7,1 yang merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Nilai pH yang berada dalam kisaran 7-9 ini menunjukkan bahwa pengamatan dilakukan di perairan payau, karena pH perairan laut mencapai 8,0-8,5. kandungan pospat nitrat adalah 0,85 μ gAPO4-P/I dan 1,6 μ gAPO4-P/I. Pengamatan terhadap Pospat dan Nitrat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan nutrien perairan, yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat kesuburan perairan. Formasi hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Pelalawan didominasi oleh jenis koloni bakau hitam (Rhizophora mucronata), meskipun demikian juga terdapat bakau putih (Rhizophora apiculata). Selain kedua jenis tersebut juga terdapat koloni tumbuhan api-api (Avicennia sp), tumbuhan tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), koloni tumbuhan tenggar (Ceriops tagal), dan terdapat pula koloni tumbuhan pedada atau umum disebut perepat (Sonneratia sp.). Secara langsung atau tidak langsung, hutan bakau melindungi dan menyediakan makanan bagi berbagai komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan banyak organisme laut. 218 4.9. Keadaan Umum Perikanan 4.9.1 Budidaya Tambak/ Tambak Sylvifisheries Potensi untuk budidaya tambak adalah seluas 2.100 Ha, namun demikian untuk aktifitas di bidang budidaya perikanan ini masih belum banyak, berdasarkan data tahun 2006 dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) di sektor budidaya ikan tambak berjumlah 37 RTP atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68 RTP. Sedangkan luas lahan yang sudah dipergunakan seluas 74,8 Ha. Hasil produksi yang diperoleh di sektor ini berjumlah 300 ton. Adapun perkembangan kegiatan bidang budidaya tambak dari tahun 2005-2006 sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Data Peningkatan Hasil Kegiatan Budidaya Ikan Selama tahun 20052006 Tahun No Keterangan Peningkatan +/2005 2006 1 Luas Areal Tambak (Ha) 66,9 74,8 7,9 2 Rumah Tangga Perikanan (RTP) 105 68 -37 3 Produksi Tambak (Ton) 95,3 300 204,7 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, 2006 Jenis ikan yang di budidayakan umumnya adalah ikan bandeng dan udang, yang dipelihara dengan sistem tradisional. Pemanenan dari hasil budidaya sekitar 4 bulan. Bidang budidaya tambak ini di Kabupaten Pelalawan masih sangat rendah, hal ini terlihat dari potensi pengembangan dan luas lahan yang sudah diusahakan. Adanya pertumbuhan ikan tanpa pemberian makanan menunjukkan bahwa media budidaya tersebut merupakan perairan yang subur. 4.9.2. Usaha Penangkapan Ikan Produksi ikan hasil tangkapan di laut oleh nelayan di Kabupaten Pelalawan dari tahun 2001-2006 terus meningkat, dengan rata-rata produksi per tahunnya sebesar 3.713,48 ton. Produksi terbesar terjadi pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 5.085,58 ton. Sedangkan produksi pada tahun 2001 sebesar 2.948 ton. Jenis–jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan didominasi oleh lomek, ubur-ubur, udang putih dan merah, siakap dan patin kuala. Sedangkan untuk ikan patin kuala biasanya tertangkap pada musim tertentu dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi. Kebutuhan akan komoditi ikan di kabupaten ini berfluktuasi dimana kebutuhan tertinggi di tahun 2003 sebesar 6.909,6 ton dalam periode 2001-2005 219 dan kebutuhan komoditi ikan rata-rata per tahun dari periode 2001-2005 sebesar 5.979.75 ton/tahun. Sedangkan kekurangan komoditi pertahunnya selama periode 2001-2005 sebesar 2.540,58 ton. Sedangkan konsumsi ikan per kapita per tahun rata-rata sebesar 29,26 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi terbesar terjadi di tahun 2003 sebesar 33,16 kg/kapita/tahun. Kekurangan akan permintaan komoditi ikan ini saat ini disikapi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan dengan meningkatkan hasil produksi di bidang budidaya. Armada penangkapan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha penangkapan selain faktor alat tangkap juga keberadaan musim ikan. Dilihat dari perkembangan armada penangkapan ikan di Kabupaten Pelalawan pada tahun 2006 di dominasi oleh perahu tanpa motor sebanyak 1.642 unit, sedangkan jumlah perahu motor berjumlah 1.098 unit. Dengan jumlah terbanyak untuk perahu motor berada di Kecamatan Langgam sebanyak 227 unit, sedangkan untuk perahu tanpa motor sebanyak 320 unit. Armada penangkapan yang digunakan didominasi oleh pompong dalam bentuk perahu. Armada tangkapan pompong yang digunakan pada umumnya berbobot 800 kg-1 ton dengan harga berkisar antara 6-9 juta rupiah. Alat tangkap yang ada di Kabupaten Pelalawan masih sangat tradisional hal ini terlihat dari beberapa alat tangkap yang masih sederhana. Jumlah alat tangkap di kabupaten ini berjumlah 16.678 unit di tahun 2006. Dengan alat tangkap terbanyak berjenis pancing. Tabel 10. Data Produksi dan Kebutuhan Komoditi Ikan Tahun Produksi Ikan Konsumsi Kebutuhan Kekurangan (Ton) (Kg/ Kapita/ tahun) (Ton) (Ton) 2001 2.948 26,75 4.513,70 1.565,70 2002 3.147,15 29,15 5.648,90 2.501,50 2003 3.473,80 33,16 6.909,60 3.435,80 2004 3.907,99 27,50 6.077,50 2.169,51 2005 3.718,38 30,23 6.749,03 3.030,40 2006 5.085,58 Ttd ttd Ttd Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan Ket : ttd = tidak terdapat data 220 Tabel 11. Data Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Kab. Pelalawan Tahun 2006 Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Jaring Jala Pancing Rawai Langian Pengilar Lain-lain Kecamatan 1 2 Langgam Pangkalan Kerinci Bandar Sei Kijang Pangkalan Kuras Pangkalan Lesung Ukui Pelalawan Kerumutan Teluk Meranti Kuala Kampar Bunut Bandar Petalang TOTAL 320 245 1.120 320 86 780 76 428 237 68 680 120 72 310 180 68 30 12 60 28 16 8 20 48 187 110 130 118 12 510 520 160 24 26 40 20 10 80 98 132 46 178 38 38 68 42 65 420 380 22 68 148 18 76 70 78 70 366 110 78 530 76 187 158 398 88 620 330 20 988 664 520 724 68 430 202 10 - 28 76 42 16 42 18 8 30 120 120 38 16 48 32 18 18 38 69 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Lukah No 2.26 797 4.035 1.426 416 3.238 2.462 2.042 2 Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan 4.9.3 Pengelolaan Hasil Perikanan Pengelolaan ikan di Kabupaten Pelalawan dilakukan oleh nelayan untuk memberikan nilai tambah terhadap ikan tangkapan yang dihasilkan. Produksi pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan meliputi ikan salai, ikan asin, ebi dan ikan lomek. Di kabupaten ini untuk produksi ikan salai dan baung banyak terdapat di Kecamatan Langgam. Pengolahan ikan yang dilakukan oleh para nelayan dapat dikatakan cukup baik, hal ini terlihat hasil olahan ikan yang sudah dilakukan packing dan pemberian label, sehingga produksi yang dihasilkan mampu menembus pasar-pasar swalayan di beberapa kota di sekitar Kabupaten Pelalawan. Untuk lebih jelasnya mengenai produksi ikan olahan berdasarkan wilayah Kecamatan dapat di lihat pada Tabel 12 berikut ini: 221 Tabel 12. Jenis Usaha dan Produksi Hasil Perikanan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2006 NO Produksi (Ton) Kecamatan Ikan Salai/ Asap 1. Langgam 2. Asin Ebi Lomek 16,40 6,4 - - Pangkalan Kerinci 3,6 1,8 - - 3. Bandar Sei Kijang 0,8 0,4 - - 4. Pangkalan Kuras 1,86 1,4 - - 5. Ukui 1,72 - - - 6. Pangkalan Lesung 2,1 - - - 7. Bunut 0,6 - - - 8. Pelalawan 2,3 1,8 - - 9. Bandar Petalangan 0,8 0,2 - - 10. Kuala Kampar - - 11,8 13,2 11. Kerumutan 1,8 1,6 - - 12. Teluk Meranti 2,16 1,5 - - Total 34,14 15,1 11,8 13,2 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan tahun 2006 Kegiatan Pengolahan ikan oleh nelayan Kabupaten Pelalawan bukanlah mata pencaharian utama melainkan sebagai mata pencaharian sampingan atau alternatif. Hal ini disebabkan karena kualitas ikan yang di tangkap tidak memiliki mutu yang baik, sehingga ikan tersebut tidak layak dijual dan diperlukannya pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah. Kegiatan pengolahan ikan dilakukan di saat musim panen tiba, dimana pada saat itu jumlah ikan di pasar sangat berlimpah dan tidak terjual habis, sehingga alternatif agar ikan terus dapat digunakan dan harga jual meningkat maka di butuhkan pengolahan ikan dalam bentuk pengasapan. 222 Gambar 6. Ikan Lomek dikeringkan. Sebagian besar bahan baku pengolahan ikan yang digunakan oleh para nelayan merupakan hasil tangkapan dan berasal dari ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai bahan baku dan area pengolahan ikan asap dan ikan asin dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14 di bawah ini. Tabel 13. Bahan Baku dan Area Pengolahan di Kabupaten Pelalawan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kecamatan Area/Lokasi Pengolahan Bahan Baku Langgam Tambak, Langgam, Baung, Juaro, Selais, Langkan, Sotol Tapah, Takuang Pangkalan Kuala Terusan, Rantau Baru Baung, Juaro, Selai, Kerinci Tuakang Bandar Sei Beringin Jaya, Lobuk Baung, Juaro, Selais Kijang Ogung, Kiab Jaya Pangkalan Kuras Kesuma Betung Baung, Juaro, Selais Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung Baung, Juaro, Selais, Patin Ukui Air Hitam, Lubuk Kembang Baung, Juaro, Selais Bunga Pelalawan Sering, Sungai Ara, Baung, Juaro, Selais Pelalawan, Ransang, Tolam Bunut Desa Bagan Laguh, Sungai Buluh 9. Bandar Angkasa, Lubuk Terap, Petalangan Lubuk Raja 10. Kerumutan Kerumutan, Pangkalan Tampui 11. Teluk Meranti Teluk Meranti, Petodaan, Kuala Panduk 12. Kuala Kampar Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006 Baung, Juaro, Selais Baung, Juaro, Selais Baung, Juaro, Selais, Patin Baung, Juaro, Selais - 223 No Tabel 14. Bahan dan Area Pengolahan Ikan Asin/Kering di Kabupaten Pelalawan Kecamatan Area/Lokasi Pengolahan Bahan Baku 1. Langgam 2. 3. Pangkalan Kerinci Bandar Sei Kijang 4. 5. Pangkalan Kuras Pelalawan 6. 7. 8. Bandar Petalangan Kerumutan Kuala Kampar Tambak, Langgam, Langkan, Sotol Kuala Terusan, Rantau Baru Beringin Jaya, Lobuk Ogung, Kiab Jaya Kesuma, Betung Sering, Sungai Area, Pelalawan, Ransang, Tolam Tuakang Tuakang, Kapiek Tuakang, Sepat Tuakang, Sepat Tuakang Tuakang, Sepat Kerumutan, Pangkalan Tanpui Tuakang, Kapiek Tanjung Selukup (Teluk) Lomek, Udang Putih, Udang Merah, Udang duri, Ubur-ubur 9. Teluk meranti Teluk Meranti, Petodaan, Tuakang, Sepat Kuala Panduk Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006 Pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi apabila dibandingkan nelayan hanya menjual ikan secara segar. Adapun mengenai produk pascapanen hasil perikanan dan harga jual di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini Tabel 15. Produk Pascapanen Perikanan Dan Harga Jual Di Kabupaten Pelalawan No Produk Pascapanen Harga/Kg (Rp) Sumber Potensi 1. Ikan Asap Baung 80-100 ribu Langgam, Kuala Terusan, Kusuma, Betung, Kerumutan 2. Ikan Asap Selais 80-100 ribu Langgam, Kuala Terusan, Kusuma, Betung, Kerumutan Tabel 18. Lanjutan ... 3. Ikan Asap Juaro 60-70 ribu Langgam, Kuala Terusan, Kusuma, Betung, Kerumutan 4. Ikan Asap Gabus 35 ribu Kusuma, Betung, Kerumutan 5. Ikan Asin Tuakang 12-20 ribu Langgam, Kuala Terusan, Kusuma, Betung, Kerumutan 6. Lomek Kering 15 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 7. Udang Pukul 30-40 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 8. Ubur-ubur Kering 40-50 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 9. Abuk Udang 750 ribu Kampung Selungkup (Teluk) Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, Tahun 2006 224 Dari Tabel 15 di atas didapatkan bahwa harga produk pascapanen hasil perikanan cukup baik dan sangat disukai konsumen terutama ikan asap (salai). Sedangkan produk ikan kering yang dihasilkan oleh nelayan memiliki prospek yang cukup baik untuk di ekspor. 4.9.4 Kelembagaan Pasar Pemasaran hasil produksi dari usaha-usaha di bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Pelalawan baik hasil tangkapan, budidaya dan pascapanen belum mengalami kendala yang berarti, hal tersebut disebabkan tingkat permintaan yang tinggi akan produk hasil perikanan. Sistem pemasaran yang ada di kawasan pesisir ada 2 cara yaitu pemasaran langsung yaitu dari produsen (nelayan atau petambak) ke konsumen melalui pasar-pasar yang terdekat dengan lokasi dimana produk dihasilkan dan pemasaran tidak langsung yaitu pemasaran yang dilakukan melalui pedagang pengumpul yang ada di Kabupaten Pelalawan maupun diluar Kabupaten Pelalawan dan biasanya nelayan memiliki pengumpul masing-masing. Ikan yang dijual ke pedagang pengumpul biasanya merupakan ikan yang memiliki ekonomis tinggi, sedangkan yang lainnya di jual langsung ke pasar atau tetangga tempat tinggal dan di konsumsi sendiri. Kelembagaan pasar kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan sama dengan kelembagaan pasar yang lain, artinya pasar yang ada merupakan tempat pemasaran berbagai macam-macam produk dari berbagai bidang. Dapat disimpulkan bahwa rantai pemasaran usaha-usaha hasil perikanan mulai dari tingkat nelayan (produsen) sampai ke tingkat konsumen adalah produsen menjual hasil usaha perikanan ke pedagang pengumpul selanjutnya dijual ke konsumen, atau produsen langsung ke konsumen atau konsumen membeli langsung ke produsen (untuk produk pascapanen). 225 Gambar 7. Tempat Pemasaran Hasil Perikanan 4.9.5 Kelembagaan Modal Dalam penyediaan kebutuhan modal para petambak dan nelayan diperoleh dari tiga kategori yaitu modal pribadi, pinjaman kepada koperasi dan pinjaman perorangan. Nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi masih relatif minim, hal ini dikarenakan dana untuk pinjaman berasal dari simpanan anggota. Walaupun pinjaman yang diberikan relatif kecil namun sangat memberikan manfaat yang sangat besar terutama untuk memutus ”mata rantai” ketergantungan para petambak dan nelayan terhadap rentenir. Jumlah Koperasi yang memberikan pelayanan terhadap sektor perikanan ada dua, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar dan Lembaga Pengkreditan Masyarakat Desa Kecamatan Pangkalan Kerinci. Dari dua koperasi tersebut jumlah anggota sebanyak 87 orang dengan simpanan sebesar Rp. 24.830.000 dan volume usaha sebesar Rp. 95.756.000. Kecilnya besarnya simpanan di dua koperasi hal ini menjadikan pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada para petambak dan nelayan juga kecil. 226 Gambar 8. Tempat Koperasi Bina Pesisir Mandiri 4.9.6 Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah, pada umumnya sebagian besar pendidikan masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan hanya sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pesisir, disebabkan oleh kurangnya sarana pendidikan yang ada. Kecamatan yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan memiliki sarana pendidikan masih minim sekali. Sarana pendidikan sekolah dasar baik negeri dan swasta terdapat sebanyak 37 buah sedangkan sarana pendidikan untuk sekolah lanjutan pertama baik negeri maupun swasta hanya terdapat sebanyak 4 buah. Rasio sekolah dasar dengan sekolah lanjutan pertama adalah 1 : 9 artinya anak-anak sekolah dasar yang tamat dari (37 buah sekolah) akan ditampung pada SLTP yang banyaknya empat buah, sehingga persaingan untuk melanjutkan sekolah lanjutan pertama di wilayah pesisir cukup tinggi. Untuk mengetahui jumlah sarana pendidikan di kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan seperti Tabel 16 sebagai berikut: 227 Tabel 16. Jumlah Sarana Pendidikan di Kawasan Pesisir No TK Kecamatan SD SLTP SMU SMK N S N S N S N S N S 1 Kuala Kampar - 1 25 - 3 - - - - - 2 Teluk Meranti - 1 12 - - 1 - - - - Jumlah - 2 37 - 3 1 - - - - Kabupaten Pelalawan - 53 173 5 14 11 8 2 1 2 Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2003 Keterangan : N = Negeri S = Swasta 4.9.7 Agama yang Dianut Kecamatan yang berada di wilayah pesisir dilihat dari agama yang dianut sangat beraneka ragam, di wilayah ini terdapat agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Penduduk di sekitar wilayah pesisir sebagian besar yaitu 94,1 % adalah beragama Islam dan diikuti yang beragama Budha sebanyak 4,1 % beragama Kristen sebanyak 1,0 % dan sisanya agama Hindu dan lainnya sebesar 0,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini. Tabel 17. Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut di Wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003 No Kecamatan Islam Kristen Hindu Budha Lainnya Jumlah 1 Kuala Kampar 17.552 254 18 1.125 179 19.128 2 Teluk Meranti 8.087 23 2 5 - 8.117 25.639 277 20 1.130 179 27.245 94,1 1,0 0,1 4,1 0,7 100,0 Jumlah Persentase Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003 Untuk menjalankan ritual keagamaan maka diperlukan sarana beribadatan seperti, Mesjid dan Mushalla sedangkan Gereja tidak terdapat di daerah ini. Jumlah Mesjid yang terdapat di wilayah ini sebanyak 61 buah, Mushalla 36 buah dan 1 buah lainnya, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 18 berikut ini: 228 Tabel 18. Jumlah Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003 No Kecamatan Mesjid Mushalla Gereja Lainnya 1 Kuala Kampar 36 32 - 1 2 Teluk Meranti 25 4 - 1 Jumlah 61 36 - 1 Kabupaten Pelalawan 253 296 25 1 Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003 4.9.8 Kesehatan Masyarakat Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat, disamping adanya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Sarana kesehatan yang tersedia di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu yang didukung oleh tenaga medis seperti Dokter, Bidan dan Perawat. Adapun lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 19 di bawah ini: Tabel 19. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003 No 1 Kecamatan Kuala Puskesmas Pustu Posyandu Dokter Bidan Perawat 1 3 31 2 3 8 1 2 14 2 5 2 Jumlah 2 5 45 4 8 10 Kab. Pelalawan 11 21 183 21 75 49 Kampar 2 Teluk Meranti Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003 Dari Tabel 19 di atas terlihat jumlah tenaga medis (Dokter dan Bidan) yang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah ini sebanyak 12 orang. Jika dilihat rasio penduduk dengan jumlah tenaga pelayan kesehatan maka rasionya adalah 1 : 2.835 artinya seorang dokter atau bidan secara rata-rata akan melayani masyarakat sebanyak 2.835 orang. 229 4.9.9 Kemiskinan Penduduk Tingkat kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia. Tingkat kemiskinan Indonesia yang mencapai 39,4 % berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2006, tingkat kemiskinan tersebut merupakan salah satu kendala dalam percepatan pembangunan bangsa. Kemiskinan yang terjadi Indonesia meliputi dua tempat yaitu kemiskinan di perkotaan dan kemiskinan di pedesaan. Walaupun demikian kedua kemiskinan tersebut mesti ditangani terlebih dahulu agar pembangunan bangsa cepat tercapai. Kabupaten Pelalawan yang merupakan kabupaten pemekaran yang baru, kemiskinan penduduk menjadikan fokus utama dalam penanganannya. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau tahun 2004 didapatkan bahwa jumlah penduduk miskin dan rumah tangga miskin di Kabupaten Pelalawan sebagai berikut: Tabel 20. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Riau Kabupaten/Ko ta Jumlah RT 2004 Jumlah Penduduk 2004 Kuantan 56.923 243.768 16.764 66.920 Persentas e Pendudu k Miskin 2004 29,45 27,45 Indragiri Hulu 65.793 296.712 21.340 93.297 32,44 31,44 Indragiri Hilir 136.38 624.450 46.235 199.497 33,90 31,95 Jumlah Jumlah Pendudu RT Miskin k Miskin 2004 2004 Presentas e RT Miskin 2004 Singingi 5 Pelalawan 51.320 220.887 10.064 40.631 19,61 18,39 Siak*) 64.127 286.245* 13.331 62.715 20,79 21,91 532.493 30.626 122.504 26,88 23,01 *) Kampar*) 113.92 1 Rokan Hulu 76.492 340.732 17.878 71.006 23,37 20,84 Bengkalis 126.08 637.103 29.617 140.463 23,49 22,02 1 230 Rokan Hilir 92.296 440.894 21.155 95.932 22,92 21,76 Pekanbaru 148.53 704.517 16.158 76.841 10,88 10,91 2 Dumai 45.518 215.783 8.340 38.515 18,36 17,85 Propinsi Riau 977.28 4.543.584 231.50 1.008.32 23,68 22,91 8 1 8 Sumber: Pendapatan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau - Balitbang Provinsi Riau, 2004 Catatan: *) kegiatan di Siak dan Kampar telah dilakukan pada TA 2003 dengan biaya Pemda setempat **) jumlah penduduk Kab.Siak berasal dari Registrasi Penduduk, semester Kab./Kota lain dari P4B Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Kabupaten Pelalawan tingkat kemiskinan masih relatif lebih baik bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Riau, namun demikian tingkat kemiskinan penduduk yang sebesar 18,39 % perlu terus diturunkan agar tercapainya kesejahteraan masyarakat yang merata. Sedangkan tingkat kemiskinan Kabupaten Pelalawan bila dilihat pada Tabel 21 berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut: Tabel 21. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pelalawan Kecamatan Langgam Pangkalan Kerinci Pangkalan Kuras Ukui Pangkalan Lesung Bunut Jumlah Jumlah Penduduk RT Miskin Miskin 638 2.258 Jumlah RT 3.021 Persentase Presentase Penduduk RT Miskin Miskin 13.301 17,81 16,98 Jumlah Penduduk 1.695 7.230 13.000 55.902 12,96 12,93 1.046 4.126 8.078 32.896 12,95 12,54 1.421 5.594 4.983 21.971 28,52 25,46 807 2.954 4.754 18.548 16,98 15,83 1.507 5.768 4.733 19.203 31,84 30,04 592 2.386 2.745 10.917 21,57 Pelalawan Kuala 939 4.213 3.748 18.028 25,05 Kampar 698 2.723 3.326 13.638 20,99 Kerumutan Teluk 10.064 40.631 51.320 220.887 19,61 Meranti Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004 21,86 23,37 19,97 18,39 231 Bila dilihat dari tingkat kecamatan maka diperoleh data bahwa Kecamatan Kuala Kampar menempati posisi ketiga setelah Kecamatan Bunut dan Kecamatan Ukui, dimana besar presentase rumah tangga miskin Kecamatan Kuala Kampar sebesar 25,05 %. Sedangkan Kecamatan Teluk Meranti prosentase kemiskinan rumah tangganya mencapai 19,61 %. Besarnya prosentase tingkat kemiskinan dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam pesisir di kedua kecamatan tersebut sangat timpang, dimana potensi sumberdaya alam yang dimiliki sangat besar namun belum termanfaatkan. Saat ini perlu perhatian serius dalam pengelolaan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. 232