BPK PERIKSA BP BATAM bpbatam.go.id Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa keuangan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), yang sebelumnya ditangani BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). "Ya, saya baru dilaporkan, memang ada pemeriksaan atas BP Batam oleh Tim Pusat di Anggota Keuangan Negara V, dulu BP Batam diperiksa Kantor Perwakilan BPK Perwakilan Kepri, kini sudah ditarik di pusat," kata Ketua BPK Harry Azhar Azis. Pemeriksaan itu dalam pertanggungjawaban keuangan negara yang dipercayakan kepada BP Kawasan Batam untuk 2015, mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2015. "Nanti akan dilaporkan bersama laporan keuangan pusat lainnya," kata Harry Azhar Azis. Harry Azhar Azis mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan sesuai dengan amanat UU BPK. Harry tidak menjelaskan lebih lanjut keterkaitan audit oleh BPK itu dengan pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan untuk memeriksa alokasi lahan di BP Kawasan Batam. "Bisa ada, bisa tidak ada (hubungannya), audit yang kami lakukan kami putuskan sendiri sesuai amanat UU BPK," ujar Harry Azhar Azis. Sebelumnya, saat menggelar rapat di Batam, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan badan lainnya akan segera turun ke Batam untuk mengaudit pengalokasian lahan di kota industri itu. "KPK dan badan terkait akan datang dan mengaudit BP Batam. Banyak yang tidak beres di sini," kata Luhut Binsar Panjaitan. Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, ada permainan alokasi lahan. Ada pihak yang sengaja membeli alokasi lahan, untuk kemudian dijual kembali demi mendapatkan keuntungan, sehingga pembangunan tidak segera dilakukan. Kepala BP Kawasan Batam Mustofa menyatakan siap jika KPK dan lembaga penegak hukum lainnya. "Kami siap saja, silakan saja. Kapanpun kami siap," ujar Mustofa. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, hak pengelolaan tanah di Pulau Batam dimiliki BP Kawasan Batam, sesuai Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 tentang daerah industri Pulau Batam juncto Keputusan Presiden Nomor 94 Tahun 1998 serta Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Pihak lain, yang hendak menggunakan lahan di pulau itu harus membuat permohonan alokasi lahan kepada BP Kawasan Batam. Sumber Berita: 1. ekonomi.metrotvnews.com, BPK Periksa BP Batam, Sabtu, 20 Februari 2016. 2. 3. antaranews.com, BPK Periksa BP Batam, Sabtu, 20 Februari 2016. harianterbit.com, BPK Periksa BP Batam, Harry Azhar Azis: Amanat UU BPK, Sabtu, 20 Februari 2016. Catatan: Penetapan kawasan Batam menjadi Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas diberlakukan dengan PP Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 5 Tahun 2011. Sedangkan pengelolaan keuangan pada BP Batam menggunakan acuan PP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam adalah lembaga/instansi pemerintah pusat yang dibentuk oleh Dewan Kawasan dengan tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Pasal 1 angka 3 PP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam). Dewan Kawasan adalah Dewan yang dibentuk oleh Presiden dan keanggotaannya ditetapkan Presiden dengan tugas dan wewenang menetapkan kebijakan umum, membina, mengawasi, dan mengkoordinasikan kegiatan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Berdasarkan Pasal 4 PP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, pola pengelolaan keuangan pada Badan Pengusahaan merupakan pola pengelolaan keuangan Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum yang mengikuti ketentuan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU). PPK-BLU adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik bisnis yarg sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, sebagai pengecualian dari pengelolaan keuangan negara pada umumnya (Pasal 1 angka 4 PP Nomor 6 Tahun 2011). Sumber pendapatan Badan Pengusahaan diperoleh dari: 1. jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat; 2. hasil kerjasama dengan pihak lain; 3. hibah yang diperoleh sesuai peraturan perundangan; 4. Hak Pengelolaan atas tanah; dan/atau 5. hasil usaha lainnya. (Pasal 9 ayat (2) PP Nomor 6 Tahun 2011). Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum