Industri Rokok - Untung atau Buntung? Kebijakan pemerintah untuk

advertisement
Industri Rokok - Untung atau Buntung?
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan cukai rokok dari tahun ke tahun terbukti
belum mampu mengendalikan tingkat produksi dan konsumsi rokok di Indonesia.
Padahal, kerugian yang diakibatkan oleh industri rokok tidak hanya pada sektor
ekonomi, tetapi juga sektor kesehatan dan sosial.
Menurut Komite Nasional Kajian Obat dan Farmakoterapi Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), Masfar Salim, sekitar 30% anggaran BPJS Kesehatan habis untuk membiayai
penyakit akibat mengkonsumsi rokok, seperti jantung, stroke, dan paru-paru. Selain itu,
berdasarkan data yang ada, cukai yang dihasilkan dari tembakau memang nilainya
dapat mencapai Rp 180 triliun. Namun, penyakit yang harus diobati akibat tembakau
nilainya empat kali lipat dari Rp 180 triliun.
Sementara itu, Kepala BPS, Suryamin, mengatakan bahwa rokok termasuk komoditas
yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap garis kemiskinan - 8,08 persen
di perkotaan dan 7,68 persen di perdesaan. Data menyebutkan, sekitar 12%
pengeluaran keluarga yang tergolong miskin digunakan untuk membeli rokok. Jumlah
ini jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran mereka untuk membeli daging, telur, dan
susu yang hanya mencapai 3%. Artinya, harga rokok yang mahal tidak berpengaruh
terhadap daya beli masyarakat untuk berhenti merokok.
Di Indonesia, cukai rokok menjadi andalan pemerintah karena menyumbang kontribusi
puluhan bahkan ratusan triliun rupiah per tahunnya. Akan tetapi, jumlah yang disetor
berbanding terbalik dengan dampak yang diakibatkan oleh industri ini.
Melalui kebijakan pemerintah, cukai rokok seharusnya tidak hanya sebagai sumber
penerimaan negara (budgetair), tetapi juga diarahkan untuk kepentingan pengaturan
(regulerend). Salah satunya, industri rokok harus dilibatkan dalam pembiayaan
pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi rokok.
Melalui data, Apps ini akan mencoba menjawab/ memprediksi:
1. Bagaimana industri rokok dapat terus berjalan tanpa merugikan negara?
2. Bagaimana peran BPJS dalam menekan jumlah perokok di Indonesia?
3. Bagaimana kampanye “Bebas Rokok” di Indonesia dapat berjalan lebih efektif?
DATA
Cukai rokok VS APBN Kesehatan
Tahun Jumlah perusahaan (unit)
Produksi
(milyar batang)
Cukai
(Rp. Triliun)
2012
1530
301
95
2013
1350
343
108,45
2014
700
358,361
119,2
2015
?
348
139,5
2016
754
342
91, 4 (64%, Nov 2016)
Cukai yang ditetapkan WHO sebesar 75%, tetapi Indonesia hanya menetapkan 43% dari
harga retail rokok di pasaran.
Kuota produksi golongan pengusaha pabrik rokok 2017 (FORECAST)
Grafik APBN Kesehatan 2009 - 2017
Populasi penduduk VS kematian/ kemiskinan akibat rokok
Indonesia adalah surga perokok dan menurut perkiraan WHO, situasinya akan
memburuk dalam 10 tahun kedepan. Dalam laporan tahunannya, badan kesehatan PBB
itu mencatat saat ini 36% penduduk Indonesia merokok, atau lebih dari 60 juta orang.
Jika pemerintah di Jakarta terus melanjutkan kebijakan anti rokok yang dinilai kurang
tegas seperti yang diterapkan saat ini, WHO memperkirakan jumlah perokok di
Indonesia tahun 2025 akan meningkat menjadi 90 juta orang, atau 45% dari jumlah
populasi.
Studi yang dikumpulkan Wall Street Journal dan World Lung Foundation dan American
Cancer Society mencatat, setiap tahun rata-rata penduduk Indonesia menghisap 1085
batang rokok. Artinya tingkat konsumsi rokok mencapai hampir dua bungkus per
minggu dan menempatkan Indonesia sebagai negara ke-28 dengan konsumsi rokok
tertinggi di dunia.
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta. Dari jumlah tersebut, 217.400
terbunuh akibat penyakit yang diakibatkan oleh rokok setiap tahunnya. Lebih dari
2.677.00 anak anak dan 53.767.000 orang dewasa diprediksi merokok setiap hari.
Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan) di Indonesia per September 2016 mencapai 27,76 juta orang (10,70
persen).
Kenaikan biaya BPJS
Perubahan tarif BPJS yang ditetapkan per 2016, Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU):
Kelas III semula Rp 25.500 menjadi Rp 30.000
Kelas II semula Rp 42.500 menjadi Rp 51.000
Kelas I semula Rp 59.500 menjadi Rp 80.000
Penerima Bantuan Iuran (PIB):
57% peserta BPJS Kesehatan, Kesehatan (sekitar 92,3 juta), iurannya ditanggung
pemerintah
Kementerian Kesehatan merilis 7 penyakit dengan biaya termahal. Dalam data tersebut,
terdapat penyakit yang disebabkan oleh tembakau dan/atau rokok. Daftar penyakit
yang disebutkan, ini diurutkan dari yang paling mahal menurut data Kementrian
Kesehatan tahun 2012 yang dihitung dari total rawat jalan dan rawat inap selama tahun
2012, yaitu sebagai berikut:
Jenis penyakit
Estimasi biaya/ orang
Haemodialisa (cuci
darah)
Rp 227 miliar (terapi hemodialisa sepanjang hidup, biasanya 3
kali seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam setiap terapi)
Sectio Caesarea
(operasi caesar)
Rp 206 miliar
Kanker
Rp 144 miliar
TBC (tuberkolosis)
Rp 106 miliar
Thalasemia
Rp 59 miliar
Jantung
Rp 22 miliar
Malaria
Rp 17 miliar
HIV/ AIDS
Rp 8 miliar
SIDE BARS
Infografis rokok by Bentoel
Daftar RS/ Puskesmas yang melayani JKN di seluruh Indonesia
Kenaikan cukai rokok 2016 dalam persentase
Sigaret Kretek Mesin (SKM):
 Golongan 1 : Tarif Rp 480 per batang, naik Rp 65 atau 15,66%.
 Golongan 2A: tarif Rp 340 per batang, naik Rp 35 atau 11,498%.
 Golongan 2B: tarif Rp 300 per batang, naik Rp 35 atau 13,21%.
Sigaret Kretek Tangan (SKT):
 Golongan 1A: tarif Rp 320 per batang, naik Rp 30 atau 10,34%.






Golongan 1B: tarif Rp 245 per batang, naik Rp 25 atau 11,36%.
Golongan 2A: tarif Rp 155 per batang, naik Rp 15 atau 10,71%.
Golongan 2B: tarif Rp 140 per batang, naik Rp 15 atau 12,00%.
Golongan 3A: tarif Rp 90 per batang, naik Rp 5 atau 5,88%.
Golongan 3B, tarif Rp 80 per batang, naik Rp 0 atau 0%.
Sigaret Putih Mesin (SPM):
 Golongan 1: tarif Rp 495 per batang, naik Rp 70 atau 16,47%.
 Golongan 2A: tarif Rp 305 per batang, naik Rp 35 atau 12,96%.
 Golongan 2B: tarif Rp 255 per batang, naik Rp 35 atau 15,91%.
MISCELLANEOUS
Anggaran untuk kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2017
sebesar Rp 104 triliun meningkat Rp 500 miliar dari RAPBN 2017. Kenaikan ini untuk
mempertahankan anggaran sektor kesehatan sebesar 5 persen dari total belanja
pemerintah Rp 2.080,5 triliun.
Penetapan anggaran kesehatan dengan kata kunci versi katadata
Iuran BPJS terbaru
FEATURES APPS: Polling, Link berita, Original source, Socmed raising awareness, Share
Simplicity penyajian data yang ini:
http://datadrivenjournalism.net/featured_projects/islam_media_subject_how_to_quant
ify_the_perception_of_islam_in_the_media
Download