Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut i Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………... v PETA KONSEP MODUL …………………………………………………………. vi MODUL PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN KAPAL A. Pendahuluan ………………………………………………………………… 1 1. Deskripsi Singkat ……………………....................................................... 1 2. Prasyarat Kompetensi ……………….......................................................3 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) .........................3 4. Relevansi Modul ...........……………………………………..…...……….. 4 B. KEGIATAN BELAJAR ….............................................................................5 1. Kegiatan Belajar (KB) 1 ……………....................................................... 5 Penggunaan Dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Indikator ………………………………………………………………....….. 5 1. Uraian dan contoh ........................................................................... 5 A. Peralatan Petugas Yang Digunakan Untuk Memeriksa Kapal 5 1) Persiapan Pemeriksaan Kapal................................................ 9 2) Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal……………………………..9 14 3) Keamanan dan keselamatan di Dermaga…………………….. 4) Keselamatan di atas kapal ……………………………………… 15 5) Gas-Gas yang mudah terbakar ………………………………… 16 B. Tatacara Penggunaan, Perawatan, dan Penanganan Pemeriksaan Kapal..................................................................... 22 1) Perlengkapan dan Cara Pemasangan Rompi Penahan Jatuh (Harness)....................................................... 22 2) Peralatan............................................................................. 25 3) Tali dan Perawatannya........................................................... 29 DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut ii Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 4) Sistem Jangkar ....................................................................... 30 5) Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya.......................33 2. Latihan …………………………………………………………............ 37 3. Rangkuman ………………………………………………………...….. 38 4. Tes Formatif ………………………………………………………...... 39 5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………..........................42 PENUTUP …………………………………………………………………………..... 43 KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) ………………....… 50 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………....…. 51 DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut iii Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman 1 Tatacara pengoperasian Gas Monitor 20 2 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan 22 benar (I) 3 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan 23 benar (II) 4 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan 23 benar (III) 5 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan 24 benar (IV) 6 Karabiner (kait pengaman / cincin pengaman) 25 7 Triplock Karabiner 26 8 Cangkok pengait (Snaphooks) terpasang pada tali 26 pengait dan tersambung dengan triplock karabiner 9 SRTE A3 Rope Attachment Device (Alat 27 Perlengkapan Tali) 10 Tali Pengait (Sling) 27 11 Kantong Tali 28 12 11 mm Kern-Mantle, Ciri-Ciri Tali Pengaman Statis 28 13 Sistem jangkar talitunggal dengan cadangannya 31 14 Karabiner Baja 32 15 Pita sling tubular 32 16 Sayap Anjungan dengan Kompas Gyro dan Lampu 33 Sorot 17 Ruang Peta 34 18 Tiang Utama tampak dari sayap anjungan 35 DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut iv Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut. Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut); 3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ini; 4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada bagian akhir modul ini. 6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut v Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal PETA KONSEP Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut vi Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal A PENDAHULUAN MODUL PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN KAPAL 1. Diskripsi singkat Sesuai dengan bunyi pasal 1 UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan yang menyatakan bahwa Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi darat, perairan, dan ruang udara yang ada di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UndangUndang Kepabeanan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki wewenang di daerah perairan Indonesia, terutama dalam hubungannya dengan ekspor dan impor. Seiring dengan perkembangan jaman, teknik perdagangan, khususnya ekspor impor, kini semakin maju, dan bisa dibilang kini semakin beresiko. Beresiko disini dalam artian bahwa akan semakin banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Penanganan atas pelanggaran ekspor impor inilah yang menjadi tugas bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pelanggaran yang dapat terjadi misalnya penyelundupan, penghindaran terhadap pembayaran bea masuk, perdagangan gelap, perdagangan narkoba, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Pejabat Bea dan Cukai DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 1 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal harus mengetahui dan memahami mengenai daerah perairan Indonesia, yang nantinya akan membantu dalam melaksanakan tugasnya. Sejak abad ke-17, laut dianggap sebagai warisan bersama umat manusia (common heritage of mankind). Berlaku suatu adagium pada masa itu, bahwa “ocean space as a commons, available to all but owned by non” (Juda 1996). Berdasarkan konsep ini maka Konferensi Hukum Laut Pertama diadakan di Switzerland tahun 1958 untuk membahas secara terbuka pengertian Common Heritage of Mankind, terutama pada saat dunia mulai memanfaatkan dasar laut dan lantai samudera (sea-bed and ocean floor) yang berada di luar yurisdiksi nasionalnya. Konferensikonferensi selanjutnya membahas tidak hanya terbatas pada mineral yang terdapat di dasar samudera tetapi juga mencakup konsep negara pantai, negara kepulauan (archipelago), negara pulau-pulau (Islands States), negara yang secara geografis tidak diuntungkan terhadap ruang laut dan negara-negara yang tidak memiliki laut. Semua negara ini mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap pemanfaatan ruang laut dan sumberdayanya. UNCLOS 1982 bagi Indonesia adalah pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan semua perairan/laut di antara pulau-pulau menjadi laut/perairan nasional, yang kita sebut Perairan Nusantara. Juga UNCLOS mengukuhkan lebar laut teritorial menjadi 12 mil laut. Dengan demikian batas laut Indonesia adalah batas terluar yang menghubungkan semua pulau-pulau terluar. Selain laut teritorial, Indonesia juga mempunyai kewenangan penuh atas zona tambahan (continguous zone) juga 12 mil laut dari batas laut teritorial, hanya dalam 4 bidang: keimigrasian, kepabean, kebeacukaian dan kekarantinaan hewan dan tanaman.Indonesia menandatangani dan meratifikasi UNCLOS 1982 dengan Undang-Undang No.17 Tahun 1985, karena konvensi ini sejalan dengan Deklarasi Juanda 1957. Karena UNCLOS 1982 membolehkan negara-negara kepulauan menarik garis dasar melebihi 100 mil laut, maka Indonesia dapat menutup Kantung Natuna menjadi laut nasionalnya. Untuk memudahkan pengawasan atas pemenuhan kewajiban tersebut, garis daerah pabean ditarik ke darat, dalam hal ini Kantor Pabean. Di tempat tersebut dapat dilakukan pemenuhan kewajiban di bidang kepabeanan dan cukai sehingga kebutuhan dunia bisnis dan usaha yang memerlukan kemudahan, kecepatan, dan ketepatan akan dapat terpenuhi. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 2 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Kegiatan dalam rangka impor ekspor, dan pengangkutan barang tertentu , di lakukan di Pelabuhan, untuk itu agar penanganan dan penyelesaian perkara atau pelanggaran Kepabeanan dan Cukai oleh Pegawai Ditrektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi optimal dan berdaya guna serta berhasil guna disusunlah modul ber-dasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 Tentang Kepabeanan,Undang-undang Lain yang pelaksanaannya dibebankan kpd DJBC beserta ketentuan pelaksanaannya, disusun dalam bentuk Modul dengan judul “Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Kapal” ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Ships Search. Salah satu syarat untuk menjadi seorang Pejabat yang mempunyai kemampuan teknis pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah kemampuan 2. Prasarat Kompetensi 1. Pangkat minimal Gol. II. 2. Lulusan DTSD I (Kurikulum 2005) atau lulusan DTSS I / II (Kurikulum 2006) atau Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai. 3. Usia maksimal 45 tahun. 4. Sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter 5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin. 6. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain. 7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Kapal, atas pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal. Kompetensi Dasar DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 3 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Bahan ajar atau Modul Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Kapal ini dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan Cukai sehingga memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan kapal. Bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman dalam mengikuti ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta Diklat Ships Search dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang specialisasinya. 4. Relevansi Modul Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data, definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar. Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari, berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan kreatif. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 4 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal B KEGIATAN BELAJAR PENGGUNAAN DAN PERAWATAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN KAPAL Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu : Melaksanakan perawatan peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan sarana pengangkut laut 1. Uraian dan Contoh A. Peralatan Petugas Yang Digunakan Untuk Memeriksa Kapal Dalam hal di tempat penghentian tidak mungkin dilakukan pemeriksaan karena alasan mengganggu ketertiban umum; dan membahayakan keselamatan pengangkut, sarana pengangkut atau Pejabat Bea dan Cukai, satuan Tugas Bea dan Cukai memerintahkan pengangkut untuk membawa sarana pengangkut ke DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 5 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal tempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan, Kantor Pabean terdekat atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah. Pengangkut tidak mematuhi perintah sebagaimana dimaksud, Satuan Tugas Bea dan Cukai dapat melakukan upaya paksa untuk membawa sarana pengangkut ke tempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan; Kantor Pabean yang mudah dicapai; atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah. Satuan Tugas Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan sarana pengangkut wajib menunjukkan Surat Perintah kepada pengangkut; dan memberitahukan maksud dan tujuan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan, pengangkut wajib menunjukkan semua surat dan dokumen yang berkaitan dengan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya serta denah situasi bagi sarana pengangkut di laut kepada Pejabat Bea dan Cukai. Dalam hal pengangkut tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud, Satuan Tugas Bea dan Cukai berwenang mencari semua surat dan dokumen dan memeriksa tempat-tempat dimana disimpan surat atau dokumen yang diperlukan, setiap tindakan Satuan Tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan, Untuk keperluan pemeriksaan barang di atas sarana pengangkut, pengangkut atau kuasanya wajib menunjukkan bagian- bagian/tempat-tempat dimana disimpan barang, menyerahkan barang dan membuka peti kemas/kemasan barang; dan menyaksikan pemeriksaan.Pengangkut atau kuasanya tidak memenuhi kewajibannya, Satuan Tugas Bea dan Cukai berwenang melakukan pemeriksaan karena jabatan. Setiap tindakan, Satuan Tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan Dalam hal hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannyaDalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya ditegah dan dibawa ke Kantor Pabean terdekat atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah dan diserahkan kepada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai untuk penyelidikan/penyidikan lebih lanjut. Atas hasil pemeriksaan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya, Pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan, Atas penyerahan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya sebagaimana dimaksud, SatuanTugasBea danCukai wajib membuat Berita Acara Serah Terima, Atas DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 6 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal pemeriksaan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya Satuan Tugas Bea dan Cukai,wajib membuat Surat Bukti Penindakan dengan menyebutkan alasan dan hasil pemeriksaan atau jenis pelanggaran. Kantor Pabean Yang Mudah dicapai atau Kantor Pabean Tempat Kedudukan Pejabat Penerbit Surat Perintah, Satuan Tugas Bea dan Cukai yang melakukan penghentian sarana pengangkut menyerahkan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya kepada Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang melakukan pemeriksaan dengan Berita Acara Serah Terima, Pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya sebagaimana dimaksud dalam poin1 dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang, Atas hasil pemeriksaan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya, Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan Dalam hal hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya, dalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penegahan dan menyerahkan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya kepada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai untuk penyelidikan/ penyidikan lebih lanjut Atas penyerahan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan kepada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai dibuatkan Berita Acara Serah Terima, Atas pemeriksaan dan atau penegahan sebagaimana dimaksud di atas, Pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Surat Bukti Penindakan, Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pemeriksaan merupakan tanggung jawab Pengangkut; apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran ketentuan undang-undang, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; apaila dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran ketentuan undang-undang. Maksud dari suatu pemeriksaan kapal adalah agar setiap pihak yang terkait dengan pengoperasian kapal yang datang dari luar daerah pabean mematuhi ketentuan tentang kewajiban untuk memberitahukan barang-barang impor yang dibawanya dari luar daerah pabean, sebagaimana diperintahkan oleh UndangUndang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabeanan, khususnya ketentuan yang diatur dalam pasal 7 Undang-Undang tersebut. Sedangkan tujuan dari suatu DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 7 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal pemeriksaan kapal adalah untuk mencegah, mencari dan menemukan adanya suatu tindakan yang dapat diduga sebagai pelanggaran ketentuan kepabeanan dan cukai. Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah perlunya sedikit pengetahuan tentang jenis kapal. Adapun jenis kapal antara lain adalah : 1. Berdasarkan routenya a) Tramper yaitu kapal dengan tujuan, rute, dan jadwal yang tidak tetap. b) Liner yaitu kapal dengan tujuan, rute, dan jadwal yang tetap. 2. Berdasarkan jenisnya : a) Conventional Liner Vessel (Kapal Barang Biasa). b) Container/Pallet Vessel c) Full Container Vessel (Kapal Peti Kemas) d) Bulk Vessel . e) Freedom Vessel. f) Roro (Roll-On, Roll-Off) g) Lighter Carrier (Kapal Pengangkut Tongkang) i. Lash (Lighter aboard Ship), ii. Sea Bees/Sea Train, iii. Bacat, hanya mampu memuat 10 tongkang, iv. Flash (Feeder Vessel for Lash Barges), v. Splash (Self Propelled Lighter aboard Ship), h) Bulk Carrier i) Combination Carrier, i. Kapal O/O (Ore Or Oil), ii. Kapal Obo (Ore, Bulk, Or Oil), iii. Panamax Class , j) Passanger Ship (Kapal Penumpang), k) Tug Boat (Kapal Tunda), l) Offsore Supply Ship (Kapal Pemasok Lepas Pantai), m) Research Ship (Kapal Penelitian) DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 8 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 1. Persiapan Pemeriksaan Kapal Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut : a) Mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal, b) Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti : - Cermin - Obeng - kunci pas - lampu senter - kamera - narcotest, dll c) Mempersiapkan Formulir-Formulir, d) Mempelajari denah kapal, e) Menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing, f) Mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari 1 x 24 jam. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal a) Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih b) Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes c) Menemui nakhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas yang menyata-kan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs) d) Meminta nakhoda untuk mengiisi daftar isian yang meliputi : i. nama kapal DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 9 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal ii. kebangsaan iii. pelabuhan terakhir yang disinggahi iv. nama nakhoda kapal v. nama agen pelayaran vi. tempat dan tanggal mulai berlayar vii. pelabuhan terakhir dalam daerah pabean yang disinggahi sebelum keluar dari daerah pabean Indonesia viii. tempat berlabuh kapal sekarang ix. muatan narkotika/drugs, senjata api yang peruntukan bukan untuk keperluan kapal x. muatan MMEA e) Meminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, yang meliputi : i. nama kapal ii. kebangsaan iii. pelabuhan terakhir yang disinggahi iv. nama nakhoda v. pelabuhan tujuan lanjutan vi. draft kapal (depan dan belakang) vii. berat muatan kapal viii. berat bahan bakar ix. berat air tawar/air minum x. berat air balast xi. berat bahan makanan xii. jumlah berat keseluruhan xiii. hasil pemeriksaan draft xiv. selisih berat muatan xv. tanggal, bulan, tahun dan jam tinggal di ambang luar xvi. tanggal, bulan, tahun, dan jam sandar di pelabuhan xvii. tanda tangan nakhoda f) Meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal,yang meliputi: i. berat keseluruhan muatan ii. berat bongkaran transit DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 10 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal iii. berat muatan ekspor iv. berat muatan re-ekspor dan pelabuhan tujuan barang tersebut v. tanda tangan g) Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi : i. Manifes ii. Crew list iii. Passanger list (bila ada) iv. Narcotic/drug list v. Arms and amunition list vi. Inventory list vii. Personal effect list viii. Voyage memo h) Meminta seorang perwira kapal untuk mendampingi pelaksanaan pemeriksaan kapal, i) Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, yang meliputi antara lain : i. Haluan Kapal bagian antara tangki balast dan palka bagian di bawah lantai cerobong angin, ruang kontrol, bagian antara locker rantai dan ruang palka ruang antara tumpukan balok-balok kayu yang terdapat di ruang tukang kayu bagian dalam dari selang karet di bawah lantai deck store, tempat laci-laci dalam ruang penyimpanan cat, dalam saluran ventilasi ruang lampu ii. Tiang Utama Kapal bagian atas tiang utama di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa bagian atas palfond tempat memasukan cargo bagian bawah mesin derek iii. Ruang Palka bagian tersembunyi di antara dua ruang palka bagian atas saluran kabel di atas palka bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka iv. Ruang Tengah Kapal (sebelah dalam) kamar ABK DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 11 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal di balik dinding kayu kamar di balik tempat penyimpanan barang pribadi di balik kaca cermin di balik sofa dan tempat duduk locker bagian atas di bawah bantal-bantal sofa di bawa dasar locker di sekitar rangka jendela laci bawah meja tulis ranka kayu tempat tidur bagian tersembunyi lemari pakaian di bawah lantai kamar bagian bawah tempat tidur di bawah pipa ventilasi v. Tempat Untuk Minum (restoran, bar, dll) langit-langit di dalam vacuum cleaner di dalam sambungan pipa toilet di balik rak-rak perbekalan di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan bagian atas saluran kabel ruang ganti di bawah pot-pot tanaman vi. Bagian Tengah Kapal (sebelah luar) di dalam perahu karet dan sekoci saluran udara di dek di dalam saluran ventilasi bagian dasar menara radar di dalam kotak pasir di dalam tangga tali di bawah ember-ember pasir di dalam besi-besi berongga di bawah palang kayu vii. Buritan di dalam tangki air DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 12 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek di bawah gulungan tali di bawah ruangan penyimpan tali bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek bagian-bagian, ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan viii. Kamar Mesin di dalam tangki keperluan sehari-hari di dalam tangki minyak pelumas di dalam lobang-lobang tiang penyangga meja kerja ABK kamar mesin bagian dan kelengkapan mesin bubut di dalam pipa ventilasi bagian-bagian tersembunyi di dalam tangki bahan bakar bagian-bagian tersembunyi di antara kamar mesin dengan ruang palka di dalam saluran udara ke msin uap bagian tersembunyi di sekitar as rongga-rongga di dalam switch control board tempat-tempat, bagian-bagian lainnya yang dicurigai dapat dipakai untuk menyembunyikan barang-barang Apabila terbukti ditemukan barang larangan, tindakan yang diambil a. Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang larangan, b. Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas barang yang ditegah, c. Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi, d. Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung, e. Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya dibatasi, DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 13 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal f. Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi, g. Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang tegahan, h. Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah, i. Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut, j. Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung. Setiap kapal niaga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, karenanya tingkat resikonya pun berbeda tergantung dengan desain dan tujuan pembuatan kapal tersebut, kewaspadaan dan kepekaan di kapal harus selalu dilatih setiap saat, termasuk dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan Orang dan Kapal dengan cara menggunakan dan merawat peralatan petugas yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan kapal, untuk itu penyajian pembelajaran ini dimulai dengan mengetahui keamanan dan keselamatan di dermaga. 3. Keamanan dan Keselamatan di Dermaga a) Di dalam dermaga, kemudikanlah kendaraan dengan hati-hati - patuhi marka jalan yang ada. Jangan mengemudi di antara tumpukan kontainer. Selalu menyalakan lampu darurat (flashing lights). Selalu siap akan hal-hal yang tidak terduga. b) Parkirkan kendaraan sejajar dengan bangunan atas kapal (superstructure), sehingga tidak mengganggu proses bongkar muat. c) Pada saat meninggalkan kendaraan di dekat kapal, harus sangat berhati-hati ketika berjalan di sekitar kapal, dan pakailah jaket khusus yang mudah terlihat orang (kecuali ketentuan operasional mengatur DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 14 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal lain). Waspada terhadap jalan/trek/alur crane pemuat (Gantry atau sering disebut Portainer) dan kabel-kabel yang tergantung. d) Selalu waspada,berasumsi bahwa operator derek atau forklift tidak bisa melihat kita. e) Waspada dengan apa-apa yang ada di atas kepala seperti pergerakan muatan kapal, gerakan crane, ban berjalan dll. f) Tangga Kapal (Gangways); Sebelum naik ke kapal, pastikan tangga kapal (gangways) telah benarbenar aman dengan jaring pengaman di bawahnya. Jangan membawa peralatan berlebihan sampai kita tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh. 4. Keselamatan di atas Kapal a) Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini harus dikenakan oleh petugas ketika berada di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan, yaitu: i. Baju kerja (wearpack) lengan panjang ii. Rompi kerja (Reflektif Vests) iii. Safety Helmets iv. Safety Boot b) Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang harus dibawa petugas adalah: i. Sarung tangan ii. Lampu senter iii. Pelindung telinga (pendengaran) iv. Pelindung mata c) Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang dapat diperlukan petugas adalah: i. Peralatan penahan jatuh (fall arrest equipment) ii. Gas Monitor iii. Alat bantu pernafasan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 15 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal iv. Alat komunikasi v. Masker atau saringan Pernafasan (untuk debu atau lingkungan yang berbau) vi. Krim atau lotion pelindung. d) Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK): i. Periksa apakah peralatan masih layak pakai. ii. Ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah dipakai, atau yang tidak dapat digunakan lagi. iii. Pastikan bahwa persediaan alat perlindungan (disposable protective equipment) selalu ada bilamana diperlukan. e) Kapal Tangker i. Sebelum menaiki kapal tanker, hal-hal yang harus selalu diperhatian adalah: ii. Jangan mengaktifkan hand phone iii. Jangan menyalakan korek api iv. Pada hakikatnya perlengkapan keselamatan harus selalu dikenakan kecuali di ruang akomodasi dan kamar mesin v. Jangan memasuki ruang pompa pada kapal tangker, sangat berbahaya. Kalaupun akan diperiksa, masuki ruang tersebut dengan mengikuti petunjuk yang ada. 5. Gas-gas yang mudah terbakar Gas monitor “Impact Pro” dirancang untuk mengukur gas-gas di udara yang mudah terbakar. Namun alat tersebut tidak dapat mendeteksi gas-gas yang mudah terbakar dalam kandungan udara yang bebas oksigen. Instrumen ini tidak dapat beroperasi secara maksimal dalam lapisan udara yang mengandung kurang dari 10% dari volume oksigen. Lapisan udara seperti itu tidak mencukupi untuk kebutuhan makluk hidup. Tingkat perlindungan mekanik dan elektrik pada instrumen ini tidak mencukupi pada kandungan udara yang secara signifikan lebih dari 20,9% oksigen (udara normal). Jangan mengoperasikannya pada lapisan udara yang mengandung oksigen yang berlebihan, Sensor gas yang mudah DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 16 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal terbakar hanya akan mendeteksi gas-gas dan uap yang mudah terbakar yang bisa diterima oleh sensor. Gas monitor tersebut tidak dapat mendeteksi debu-debu yang mudah terbakar seperti debu batu bara, atau debu tepung atau biji-bijian. Mendinginkan uap sampai 20 derajat akan mengarahkan pada sebuah kondensasi sampai 75% dari kadar uap aslinya, yang hanya menyisakan 25% dari konsentrasi asalnya, yang mana semuanya memungkinkan untuk dideteksi. Instrumen ini secara signifikan tidak boleh lebih dingin daripada kandungan udara yang dimonitor. Bahwa kondensasi segala jenis uap,termasuk uap air,dapat terjadi pada sebuah instrumen yang dingin atau pada perlengkapanya. Jika hal ini terjadi pada uap yang mudah terbakar , akan terjadi hal hal di bawah ini: a) Hal ini bisa menghasilkan sensor gas-gas yang mudah terbakar yang tidak terbaca. b) Pada saat pemindahan instrumen ke udara segar, cairan yang telah mengalami kondensasi akan berubah kembali menjadi uap; menunjukkan banyak kesamaan pada saat uap tersebut mengalami kondensasi. c) Kesinambungan instrumen ini dalam membaca di udara segar bisa secara tepat untuk jangka waktu yang lama, dimana salah satunya dapat mengarah kembali ke angka nol. Instrumen ini tidak akan bereaksi terhadap beberapa kisaran yang dapat diukur atas beberapa konsentrasi udara atau uap. Instrumen ini tidak berfungsi secara efektif sampai secara tepat telah didekontaminasi dan dikembalikan pada angka nol. d) Cairan-cairan,termasuk uap air,meningkatkan kepadatan pada sensor oksigen, yang akan menyebabkan sebuah lapisan tipis (film) yang berkurang sensitivitasnya dimana akan menghasilkan bacaan yang berubah-ubah. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 17 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Karena alasan-alasan tersebut, maka tidak dianjurkan untuk menyimpan gas monitor di ruang yang berpendingin udara pada musim panas Ketika temperatur meningkat, bacaan terhadap kadar uap yang mudah terbakar dinyatakan secara tepat hanya untuk jangka waktu yang singkat. Jumlah uap yang dapat berada didekat sebuah cairan dapat berlipat ganda untuk setiap kenaikan 10 derajat celcius temperatur cairan. Temperatur di sebuah ruangan tertutup (tangki-tangki) bisa meningkat 30 derjat celcius atau lebih dalam cuaca panas, hal ini dapat mengakibatkan meningkat nya konsentrasi uap sampai delapan kali lipat. Dalam jangka pendek, apa yang telah diukur sebagai uap yang mempunyai konsentrasi rendah, dapat mencapai tingkat konsentrasi yang berbahaya ketika terjadi peningkatan temperatur. a) Hal-hal yang perlu diperhatikan Untuk menggunakan gas monitor dengan baik, perlu dilatih dan mempunyai pengertian yang cukup terhadap alat tersebut. Gas monitor harus dikalibrasi secara teratur (setiap enam bulan) untuk menjamin keakuratannya: 1. Satu orang petugas dalam setiap team yang melakukan pemeriksaan kapal harus menggunakan gas monitor untuk menguji lapisan udara setiap saat. 2. Ketika berada di atas kapal, jika alarm pada gas monitor berbunyi, semua petugas harus segera meninggalkan area tersebut. Jangan berhenti memeriksa layar monitor sampai benar-benar telah meninggalkan area tersebut. 3. Jika gas monitor tidak digunakan untuk masa lebih dari dua minggu, alat ini harus dihidupkan, dioperasikan selama satu sampai empat jam dlm periode tsb. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 18 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 4. Gas monitor tersebut tidak dapat digunakan dilapisan udara yang mengandung Methyl Bromida (jangan digunakan untuk pemeriksaan kontainer). 5. Standar prosedur operasi untuk pemantauan kandungan udara selama pemeriksaan kapal, harus dilakukan setiap saat. 6. Alat tersebut diharuskan dalam posisi angka nol di udara terbuka sebelum naik ke atas kapal. 7. Hati-hati terhadap lapisan udara dan perlu dilakukan monitoring di seluruh tempat yang dilakukan pemeriksaan. 8. Sensor tidak akan berfungsi apabila melebihi jangka waktu pemakaian yang telah ditetapkan 9. Alat ini harus mempunyai sumber tenaga yg kuat(mempunyai battery cadangan). 10. Hati-hati bila alarm berbunyi. b) Penggunaan Gas Monitor Gas monitor adalah sebuah instrumen yang mudah dibawa yang dirancang untuk memonitor lapisan udara secara kontinyu terhadap tingkat-tingkat bahaya dari empat macam gas. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 19 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Gambar 1 Tatacara pengoperasian Gas Monitor DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 20 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal c) Pemeliharaan Gas Monitor i. Cara membersihkan: Jaga kebersihan alat tersebut dan penutup sensornya bebas dari goresan. Jangan menggunakan larutan kimia untuk membersihkan alat tersebut, karena larutan kimia mempunyai efek yang bisa merusak sistem sensor. Gunakanlah air bersih dengan detergent lembut jika terdapat minyak atau air laut yang perlu dibersihkan. Jika gas monitor terjatuh di air laut atau cairan lainnya, kembalikan instrumen tersebut ke tempat perawatan, memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab atas peralatan tersebut tentang apa yang terjadi, segera mencucinya dengan air bersih, kembalikan gas monitor tersebut untuk dilakukan perbaikan secepatnya, jangan menggunakan alat tersebut sampai benar-benar telah dibersihkan, diperiksa dan dikalibrasi. ii. Batery Ketika suatu instrumen diakui secara resmi dari sisi keamanan penggunaanya di wilayah berbahaya, peralatan tersebut juga secara khusus menyebutkan battery apa yang dapat digunakan. Periksa tempat pemasangan battery atau petunjuk pemakaian untuk jenis-jenis battery yang direkomendasikan. Pada umumnya, battery Alkaline mempunyai kira-kira lima kali kapasitas normal dari battery biasa, dan mempunyai daya tahan selama kurang lebih lima tahun. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 21 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal B. Tatacara Penggunaan, Perawatan, dan Peralatan Pemeriksaan Kapal Penanganan 1. Perlengkapan dan Cara Pemasangan Rompi Penahan Jatuh (Harness) Rompi penahan jatuh (harness) ini didesain untuk mencegah cedera serius atau kehilangan nyawa, pada saat petugas terjatuh dalam melakukan pemeriksaan kapal. Untuk menjamin keselamatan, mengurangi resiko cedera saat terjatuh dlm melakukan pemeriksaan, maka sangat penting kita mengenakan harness dengan benar, yaitu: a) Pakai harness, jika harness berukuran ‘one size fit alls’ mungkin perlu dilakukan penyesuaian (di belakang harness) untuk memastikan harness pas dipakainya. b) Pasang sabuk pengikat dengan benar dan eratkan dengan urutan: kaki, perut, dan kemudian dada. Bagi perempuan pastikan sabuk pengikat bagian dada berada diatas payudaranya. Gambar 2 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan benar (I) DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 22 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal c) Semua sabuk pengikat harus erat. Jika kita jatuh, ikatan yang lemah dapat menyebabkan luka yang serius. d) Kencangkan sabuk pengikat pada kaki dengan cara menekuk lutut sambil menarik sabuk tersebut ke bawah. Seperti gerakan SUMO. e) Pastikan petugas lain membantu mengecek semua ikatan sabuk pengikat kita sudah terpasang dengan benar. Gambar 3 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan benar (II) f) Cangkok pengait dan tali menyambung dipasang di bagian depan harnness melalui kedua lobang yang ada. Gambar 4 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan benar (III) DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 23 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal g) Cangkok pengait dikaitkan di batang tangga atau pada sisi tangga yang akan kita panjat. Pastikan bahwa salah satu cangkok pengait terpasang pada tangga setiap saat kita memanjat tangga. Gambar 5 Pemasangan sabuk pengikat dengan baik dan benar (IV) DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 24 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 2. Peralatan Gambar 6 Karabiner (kait pengaman/cincin pengaman) Karabiner - biasa disebut juga kait pangaman/cincin pengaman Ada bermacam bentuk yang biasa digunakan dalam bertugas. Terbuat dari aluminium atau baja. Gunakan karabiner baja ketika membuat anchor system. Gunakan hanya karabiner (dengan kunci pengaman ulir) yang berkekuatan minimum 3000 kg. Kegunaan utama - untuk anchor system dan sambungan tali dengan pengaman, dan pada saat dipasang jangan lupa memasang dan memeriksa ulang kunci pengamannya. Karabiner Rating Anodised Finish/lapisan anoda (30kN) Rating 10kN 30kN Hollow Collar Screw Gate DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut Rating with Screw Gate open (10kN) (Should never happen) 25 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal KiloNewton (kN) Satu newton adalah kekuatan yang menggerakkan satu meter benda dalam satu detik. Satu kilo newton berarti memiliki kekuatan kurang lebih 220 pounds (1000 kg). karabiner yang memiliki 30 kN akan bertahan sampai diatas 6500 pounds (3000 kg). Gambar 7 Triplock Karabiner Langkah 1. Tekan kunci ke bawah Langkah 2. Putar untuk membuka pengaman Gambar 8 Cangkok pengait (Snaphooks) terpasang pada tali pengait dan tersambung dengan triplock karabiner DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 26 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Gambar 9 SRTE A3 Rope Attachment Device (Alat Perlengkapan Tali) SRTE A3 Rope Attachment Device (Alat Perlengkapan Tali) CAM Alat pengaman tali yang utamanya digunakan untuk system tambatan yang dihubungkan dengan lubang (loop) pada rompi penahan jatuh (Harness). Digunakan ketika naik, turun, mengencangkan tali pegangan, dan mengunci mekanisme system penarik/pengangkat. Ukuran tali: 9mm & 11mm LOCKING LEVER Gambar 10 Tali Pengait (Sling) Tali pengatit (Sling) Berbentuk pita yang terbuat dari nilon, selebar 25mm memanjang dan ujungnya dibuat lubang (loop). Pre-sewn SWL 25mm 2000 kg. Nylon slings may be used in anchor, haulage or tether systems. Each is tagged with SWL – Safe Working Load and DOM – Date of Manufacture. However, tubular tape may secure by a tape knot not have such tag. The SWL is the same. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut SWL & DOM of Tape 27 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Gambar 11 Kantong Tali Kantong Tali ukuran 11mm / 9mm Kantong tali berisi tali pengaman statis, dengan ujung tali dibuat berlubang untuk memudahkan disambungkan dengan system jangkar. Tali pengaman statis 11mm harus digunakan petugas ketika melakukan kegiatan Turun/Penyelamatan. Tali pengaman statis 9mm & 11mm dapat digunakan ketika turun/naik tangga, menggunakan A3 RAD dalam menambat rompi pengaman jatuh. SWL: 11mm 324 kgs dan 9mm 224 kgs Gamb ar 12 11 mm Kern-Mantle, Ciri-ciri Tali Pengaman Statis Pita pengenal/ identitas tali Pita Identitas Tali (sepanjang tali) Menunjukkan jenis tali, Standar Australia (A.S.4142.3) & Tanggal Pembuatan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut ‘KERN’ adalah tali kepang dari nilon yang berfungsi menyerap tenaga, 70 % kekuatan tali ada di KERN ‘MANTLE’, baju tali terbuat dari polyester berwarna orange/hitam, 30 % kekuatan ada di MANTLE 28 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Tali Kern-mantle dapat ditemui dengan warna yang bervariasi, hal tersebut tidak mempengaruhi kekutan tali tersebut, semata-mata hanya masalah selera warna saja. Diameter standar yang dipilih pada bidang penyelematan (rescue) adalah 11mm. Tali dengan warna kombinasi orange dan hitam adalah tali yang digunakan Australian Customs Service dalam melakukan kegiatan di tempat-tempat tertentu dan di tempat dengan tingkat penerangan yang rendah. 3. Tali dan Perawatannya Pada umumnya tali pengaman/penyelamat disebut dengan istilah KernMantle. Bagian inti tali ini adalah serabut tali yang dilapisi dan dilindungi dengan lapisan kain yang dianyam. Tali serabut yang dilapisi kain tersebut dikenal dengan kern-mantle. Keuntungannya antara lain mudah dibawa, tidak mudah kusut, menyerap goncangan beban tanpa banyak meregang dan yang terbaik, elemen-elemen penting dari tali dapat terjaga di dalam lapisan kain yang dianyam. Tali dapat rusak karena perlakuan-perlakuan seperti ditarik melalui medan berlumpur, kasar, es/salju, tekena panas matahari atau terendam dalam air. Merawat tali sesuai dengan petunjuk perawatannya adalah hal penting yang perlu dilakukan setiap saat. Ingat, tali tersebut adalah penyambung nyawa kita dan untuk menjamin tali itu berfungsi dengan baik maka harus dirawat dengan sangat baik. a) Yang Boleh Dilakukan Untuk Pemeliharaan dan Perawatan Tali i. Cuci tali dengan air tawar dan deterjen ringan. ii. Biarkan airnya menetes dan tali mengering di tempat yang teduh. iii. Letakkan tali yang kering dalam kantong pengaman tali iv. Ganti tali bila kelihatan telah berubah warna atau pernah terjadi kecelakaan v. Gunakan pelindung tali vi. Setiap akan digunakan, periksa kekuatan tali DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 29 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal b) Yang Tidak Boleh Dilakukan Untuk Pemeliharaan dan Perawatan Tali i. Berdiri diatas tali ii. Membiarkan tali terkena sinar matahari langsung iii. Menggunakan semprotan atau stim untuk mencuci tali iv. Menyimpan tali didekat barangkotor,zat kimia,barang mengandung asam dan alkali v. Terus menggunakan tali setelah ada korban jatuh vi. Menggunakan pengering untuk mengeringkan tali 4. Sistem Jangkar Semua tali temali harus memperhitungkan sebuah sistem jangkar di mana tali ditambatkan. Sistem jangkar tersebut dapat dengan mudah di buat di atas kapal, meskipun demikian, beberapa faktor lain harus di pertimbangkan sebelum menggunakan kekuatan sistem jangkar pada struktur yang ada. Permukaan yang berkarat, tampak baru dilas, dan tampak baru dicat (cat bersih) di suatu tempat bukanlah petunjuk yang baik untuk dipilih. Beberapa tempat memang dirancang untuk menahan beban yang berat dan hal itu sangat pasti, meskipun demikian, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka lakukan uji kekuatan sistem jangkar yang dibuat. Sistem jangkar harus mampu menahan beban 1500 kg, jika mungkin, buat sistem cadangan. a) Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat sistem jangkar adalah sebagai berikut: i. Lalu lintas orang di sekitar sistem jangkar ii. Perhitungan sistem jangkar: mampu menahan berat yang diperlukan (+ rescue) tepi yang tajam atau berminyak atau kotor dapat ditutupi ikatan penahan sistem jangkar berada pada sisi yang berlawanan dengan arah beban yang akan diinginkan penyangga jangkar dan tali temali harus kuat/kokoh tiang penyangga harus utuh dan memanjang dan tidak ada bekas las pada suatu titik tiang penyangga tidak boleh retak atau pecah DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 30 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal b) Rentangan tali pengaman tiang penyangga di bagian bawah digunakan untuk menahan posisi tiang tersebut c) Sudut yang baik untuk menahan beban adalah tidak lebih dari 120°. Beberapa tempat yang dapat digunakan untuk sistem jangkar adalah balok pengikat mesin berat, pintu palka, tonggak penambat kapal (bolder), dan beberapa titik penahan muatan. Gambar 13 Sistem jangkar tali tunggal dengan cadangannya Jangkar tali tunggal langsung – dengan menggunakan tali sling Anchor Sling DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 31 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Plat besi yang tipis-gunakan karabiner baja, sebagai pengganti alumunium, bila jangkar diperlukan untuk memikul beban. Apabila karabiner baja tidak ada, maka karabiner alloy (campuran metal) dapat juga digunakan. Gambar 14 Karabiner Baja Pita sling tubular dapat juga digunakan, bagaimanapun juga pastikan lobang tsb tidak lebih dari 15 mm diameternya, dan sisi metalnya tidak tajam yang dapat memotong sling. Pastikan sling tersebut sejajar dengan permukaan yang rata. Gambar 15 Pita sling tubular Minimum 15 mm Sisi Lobang Tidak tajam DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 32 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 5. Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya Ajungan (Ruang Kemudi) sebuah kapal adalah ruang tertutup yang berada di tempat yang paling tinggi di atas di atas deck. Di tempat tersebut terdapat alatalat navigasi kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan. Pada umumnya alat-alat navigasi yang digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh terganggu. Pada setiap sisi anjungan terdapat sayap anjungan (bridge wing). Di tempat ini terdapat kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta. Anjungn sayap juga merupakan tempat untuk lampu navigasi. Daerah ini seharusnya diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan barang. Gambar 16 Sayap Anjungan dengan Kompas Gyro dan Lampu Sorot Bagian belakang anjungan biasanya adalah ruang peta, ruang peta terdiri dari peta untuk keperluan navigasi yang dibutuhkan kapal dalam pelayarannya. Peta ini terpisah lembar per lembar. Di tiap lembarnya terdiri peta dari daerah tertentu. Terkadang peta pelayaran terbagi dalam beberapa lembar jika kapal sering melakukan rute yang sama. Peta biasanya disimpan di dalam meja peta dan disimpan di laci besar DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 33 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal dengan ruang kosong dibelakang laci. Terdapat banyak rak, yang terdiri dari berita navigasi yang dibutuhkan kapal. Locker di tempat ini berisi isyarat keadaan darurat, jas hujan, dll. Gambar 17 Ruang Peta Terdapat juga ruang atau tempat untuk menyimpan bendera isyarat dan bendera dari berbagai macam negara. Di dermaga, pintu masuk ke anjungan hanya disediakan bagi perwira jaga, dan selalu dalam keadaan terkunci. Di laut, anjungan selalu ditempati perwira jaga dan juru mudi. Di atas anjungan terdapat daerah yang disebut dek embarkasi (monkey island). Tempat ini berada pada posisi tertinggi di kapal. Biasanya memiliki ruang battery yang terdiri dari batery darurat yang menjadi cadangan bagi semua alat komunikasi apabila terjadi kerusakan sistem power. Pemeriksaan ruang battery tersebut harus hati-hati mengingat bahaya yang dapat ditimbulan dari cairan asam baterry. Di monkey island juga terdapat kompartemen tahan air lainnya berisi tanda isyarat dengan bentuk khusus (bola dan belah ketupat) yang harus dibawa kapal. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 34 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Tiang isyarat kapal, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyarat lainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di kapal. Tiang isyarat juga disebut pohon natal. Scanner radar juga terpasang di atas tiang (pohon natal). Karena besarnya tegangan dan transimisi gelombang radio yang digunakan radar, sangat penting bagi kita untuk memastikan bahawa radar dalam keadaan mati ketika kita bekerja di sekitar monkey island. Antena alat navigasi dan komunikasi juga dapat ditemukan di area ini. Gambar 18 Tiang Utama tampak dari sayap anjungan Anjungan adalah area dari kapal dimana kapal dikenal. Terdiri dari alat navigasi, komunikasi, alat pencegah tabrakan, dan alat kendali kapal. Di bawah dek anjungan terdapat dek akomodasi. Tepat di bawah anjungan adalah ruang/cabin kapten/ nakhoda. Pada kebanyakan kapal Juru Mudi akan ditemukan di sisi kanan (startboard) kapal sementara Kepala Kamar Mesin berada di sisi kiri (port) kapal. Tempat penyimpanan barang (bonded store) juga DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 35 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal terdapat di dek ini, begitu juga brankas kapal. Semua dek lain di bawahnya adalah akomodasi bagi perwira lain dan awak kapal. Berbagai lemari penyimpan/locker miliki bagian lain juga terdapat di gang/lorong akomodasi. Denah kapal menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka, tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dll akan tampak di dinding sekat akomodasi. Tempat Penyimpanan kepala pelayan- biasanya pada dek dasar-terdiri dari bermacam macam permintaan dari kapal. Semua persediaan kering, alat masak, alat pemotong, kain, toilet dan lain-lain, disimpan dan kuncinya dipegang kepala pelayan. Juga terdapat ruang pendingin di kapal niaga. Alasan untuk ini adalah setiap kamar harus dijaga pada suhu berbeda. Empat ruang pendingin biasanya ruangan daging, ikan, susu dan sayuran. Suhu sekitar -18 derajat biasanya untuk daging, pemakaian pakaian dingin dianjurkan selama dalam daerah ini. Terdapat tempat makan berbeda antara perwira dan awak kapal yang disebut ruang makan. Juga terdapat ruangan terpisah untuk memasak yang disebut galley. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 36 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 2. Latihan 1). Pertanyaan: Jelaskan apa saja yang Saudara ketahui tentang tali keselamatan atau biasa dikenal dengan nama kern-mantle, dan bagaimana cara perawatannya! Jawab: Tali keselamatan atau biasa dikenal dengan nama kern-mantle, adalah tali pengaman/penyelamat, bagian inti tali ini adalah serabut tali yang dilapisi dan dilindungi dengan lapisan kain yang dianyam. Tali serabut yang dilapisi kain tersebut dikenal dengan kern-mantle. Keuntungannya antara lain mudah dibawa, tidak mudah kusut, menyerap goncangan beban tanpa banyak meregang dan yang terbaik, elemen-elemen penting dari tali dapat terjaga di dalam lapisan kain yang dianyam. Tali dapat rusak karena perlakuan-perlakuan seperti ditarik melalui medan berlumpur, kasar, es/salju, tekena panas matahari atau terendam dalam air. Merawat tali sesuai dengan petunjuk perawatannya adalah hal penting yang perlu dilakukan setiap saat. Ingat, tali tersebut adalah penyambung nyawa kita dan untuk menjamin tali itu berfungsi dengan baik maka harus dirawat dengan sangat baik. Cara pemeliharaan dan perawatan tali adalah dengan cara petugas Bea dan Cukai tidak boleh berdiri diatas tali, membiarkan tali terkena sinar matahari langsung, menggunakan semprotan atau stim untuk mencuci tali, menyimpan tali didekat barang kotor, zat kimia, barang mengandung asam dan alkali, terus menggunakan tali setelah ada korban jatuh, menggunakan pengering untuk mengeringkan tali 2). Pertanyaan: Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam rangka penggunaan dan perawatan alat sebelum naik ke kapal pada umumnya dan sebelum naik ke Kapal Tangker! Jawab: Sebelum naik ke kapal, pastikan tangga kapal (gangways) telah benar-benar aman dengan jaring pengaman di bawahnya. Jangan membawa peralatan berlebihan sampai kita tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh. Sebelum naik ke Kapal Tangker yang harus diperhatikan, sebelum menaiki kapal tanker, hal-hal yang harus selalu diperhatian adalah jangan mengaktifkan hand phone, jangan menyalakan korek api, pada hakikatnya perlengkapan keselamatan harus selalu DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 37 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal dikenakan kecuali di ruang akomodasi dan kamar mesin, jangan memasuki ruang pompa pada kapal tangker, sangat berbahaya. Kalaupun akan diperiksa, masuki ruang tersebut dengan mengikuti petunjuk yang ada. 3. Rangkuman 1. Alat pengaman tali yang utamanya digunakan untuk system tambatan yang dihubungkan dengan lubang (loop) pada rompi penahan jatuh (Harness). Digunakan ketika naik, turun, mengencangkan tali pegangan, dan mengunci mekanisme system penarik/pengangkat, ukuran tali: 9mm dan 11mm. 2. Tali pengatit (Sling) Berbentuk pita yang terbuat dari nilon, selebar 25 mm memanjang dan ujungnya dibuat lubang (loop), kantong tali ukuran 11 mm/9 mm. Kantong tali berisi tali pengaman statis, dengan ujung tali dibuat berlubang untuk memudahkan disambungkan dengan system jangkar. Tali pengaman statis 11 mm harus digunakan petugas ketika melakukan kegiatan turun/penyelamatan. 3. Tali pengaman statis 9 mm dan 11 mm dapat digunakan ketika turun/naik tangga, menggunakan A3 RAD dalam menambat rompi pengaman jatuh, SWL: 11 mm 324 kgs dan 9 mm 224 kgs. Rompi penahan jatuh (harness) ini didesain untuk mencegah cedera serius atau kehilangan nyawa, pada saat petugas terjatuh dalam melakukan pemeriksaan kapal. Untuk menjamin keselamatan, mengurangi resiko cedera saat terjatuh dlm melakukan pemeriksaan. 4. Dalam rangka mengamankan hak-hak negara, Pejabat Bea dan Cukai dapat mempergunakan segala upaya terhadap barang dan orang. Untuk menjamin hak-hak negara dan dipatuhinya peraturan perundangundangan yang pelaksaannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Pejabat Bea dan Cukai berwenang melakukan pemeriksaan sarana pengangkut beserta barang di atasnya yang dilakukan secara selektif. 5. Kelancaran perdagangan dan arus barang, penghentian dan pemeriksaan terhadap sarana pengangkut serta barang di atasnya dilakukan dengan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 38 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal penuh rasa tanggung jawab, tidak merugikan stake holder yang telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Test Formatif 1). Kemudikanlah kendaraan dengan hati-hati, patuhi marka jalan yang ada, jangan mengemudi di antara tumpukan kontainer, selalu menyalakan lampu darurat (flashing lights), dan selau siap akan hal-hal yang tidak terduga, Saudara ada dimana adalah: a. Di dalam Kade b. Di dalam pelabuhan Samudera c. Di dalam dermaga d. Di dalam pelabuhan Khusus 2). Pada saat meninggalkan kendaraan di dekat kapal, harus sangat berhati-hati ketika berjalan di sekitar kapal, tetaplah waspada terhadap jalan/trek/alur crane pemuat (Gantry atau sering disebut Portainer) dan kabel-kabel yang tergantung, dengan cara menggunakan alat yaitu: a. Memakai jaket khusus yang mudah terlihat orang b. Memakai helm c. Memakai senter d. Memakai tanda pengenal pelabuhan 3). Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK), Ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah dipakai, atau yang tidak perlindungan dapat digunakan (disposable lagi, protective Pastikan bahwa equipment) selalu persediaan ada alat bilamana diperlukan, dan: a. Periksa apakah peralatan jumlahnya masih banyak b. Periksa apakah peralatan masih layak pakai c. Periksa apakah peralatan masih ada d. Periksa apakah peralatan masih baru 4). Semua sabuk pengikat harus erat, jika kita jatuh, ikatan yang lemah dapat menyebabkan luka yang serius, pasang sabuk pengikat dengan benar dan eratkan dengan urutan: kaki, perut, dan kemudian dada, bagi perempuan pastikan sabuk pengikat bagian dada berada dimana: DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 39 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal a. Dibawa payudaranya b. Datas perut c. Dibawa perut d. Diatas payudaranya 5). Alat yang harus selalu dirawat dan dipelihara dengan baik jika berada di Kapal sebagai Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini yang harus dikenakan oleh petugas ketika berada di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan berupa baju kerja (wearpack) lengan panjang,rompi kerja (Reflektif Vests),safety Boot, peralatan yaitu: a. Alat bantu pernafasan b. Alat komunikasi c. Safety Helmets d. Pelindung mata 6). Alat yang harus selalu dirawat dan dipelihara dengan baik jika berada di Kapal sebagai Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang dapat diperlukan petugas berupa peralatan penahan jatuh, alat bantu pernafasan, alat komunikasi, masker atau saringan pernafasan (untuk debu atau lingkungan yang berbau), krim atau lotion Pelindung, dan peralatan yaitu: a. Sarung tangan, b. Pelindung telinga c. Safety Boot d. Gas Monitor 7). Pemeliharaan dan Perawatan Tali yang benar, dengan cara cuci tali dengan air tawar dan deterjen ringan, biarkan airnya menetes dan tali mengering di tempat yang teduh, letakkan tali yang kering dalam kantong pengaman tali, gunakan pelindung tali, setiap akan digunakan, periksa kekuatan tali, dan dengan cara: a. Ganti tali bila kelihatan telah berubah warna b. Ganti tali bila kelihatan telah berubah warna atau pernah terjadi kecelakaan c. Pernah terjadi kecelakaan d. Ganti tali bila kelihatan telah putus DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 40 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 8). Alat yang harus selalu dirawat, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyaratlainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di Kapal,disebut a. Sayap anjungan (bridge wing). b. Ruang Kemudi c. Ruang Buritan d. Tiang isyarat kapal 9). Ruang tertutup yang berada di tempat yang paling tinggi di atas di atas deck, di tempat tersebut terdapat alat-alat navigasi kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan, pada umumnya alat-alat navigasi yang digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh terganggu, tempat tersebut adalah: a. Ajungan (Ruang Kemudi) b. Ruang Buritan c. Ruang Mesin d. Ruang Nakhoda 10).Di tempat ini terdapat kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta, juga merupakan tempat untuk lampu navigasi, daerah ini seharusnya diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan barang, tempat yang letaknya pada setiap sisi anjungan tsb disebut: a. Tiang isyarat kapal b. Sayap anjungan (bridge wing). c. Ruang Kemudi d. Ruang Buritan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 41 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada kolom dibawa ini. TP = Jumlah Jawaban Yang Benar x 100% Jumlah keseluruhan Soal Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 % s.d 100 % : Amat Baik 81 % s.d. 90,00 % : Baik 71 % s.d. 80,99 % : Cukup 61 % s.d. 70,99 % : Kurang Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 42 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal PENUTUP Setelah Saudara selesai mempelajari Modul ini (membaca serta mengerjakan latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Saudara telah memahami bagaimana cara menggunakan dan merawat alat pemeriksaan kapal dalam rangka melakukan pemeriksaan kapal. Dengan kemampuan Saudara melakukan perawatan penggunaan dan perawatan alat pemeriksaan kapal tersebut diharapkan Saudara dapat melaksanakan tugas pengawasan dalam hal pemeriksaan kapal dengan baik. Modul ini merupakan dasar dari pemeriksaan sarana pengangkut yang minimal harus Saudara ketahui. Untuk hal yang lebih “complicated” Saudara harus mencari tambahan pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan, koran, majalah serta media internet. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 43 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal TES SUMATIF 1. Conventional Liner Vessel, Lighter Carrier, Passanger Ship merupakan pembagian kapal …. 2. a. berdasarkan tahun pembuatannya b. berdasarkan pabrik perakitannya c. berdasarkan jenisnya d. berdasarkan routenya Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi darat, perairan, dan ruang udara yang ada di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan adalah pengertian dari …. 3. 4. a. Pasal 1 UU No.17 Tahun 2006 b. Pasal 2 UU No.17 Tahun 2006 c. Pasal 1 UU No.18 Tahun 2006 d. Pasal 2 UU No.18 Tahun 2006 Tramper dan liner merupakan pembagian kapal …. a. berdasarkan jenisnya b. berdasarkan routenya c. berdasarkan tahun pembuatannya d. berdasarkan pabrik perakitannya Mempersiapkan surat perintah pemeriksaan kapal, mempersiapkan formulir-formulir, menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing dan mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal merupakan tahapan dalam .... a. persiapan pemeriksaan kapal b. pelaksanaan pemeriksaan kapal c. persiapan keamanan di dermaga d. pelaksanaan keselamatan di atas kapal DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 44 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 5. Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih serta mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes merupakan tahapan dalam .... 6. a. pelaksanaan keselamatan di atas kapal b. pelaksanaan pemeriksaan kapal c. persiapan pemeriksaan kapal d. persiapan keamanan di dermaga Pemeriksaan ruangan pada bagian antara tangki balast dan palka, bagian di bawah lantai cerobong angin, ruang kontrol, bagian antara locker rantai dan ruang palka, ruang antara tumpukan balok-balok kayu yang terdapat di ruang tukang kayu, bagian dalam dari selang karet, di bawah lantai deck store, tempat laci-laci dalam ruang penyimpanan cat, dalam saluran ventilasi ruang lampu merupakan pemeriksaan kapal pada bagian .... 7. 8. a. tiang utama kapal b. ruang palka c. haluan kapal d. ruang tengah kapal Bagian tertinggi pada suatu kapal adalah .... a. dek embarkasi (monkey island) b. sayap anjungan c. galley d. ruang peta Alat navigasi, komunikasi, alat pencegahan tabrakan dan alat kendali kapal terletak pada ruangan .... a. ruang peta b. anjungan c. galley d. sayap anjungan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 45 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 9. Yang menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka, tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dan lainlain yang tampak di dinding sekat akomodasi disebut .... 10. 11. a. denah kapal b. tabel instruksi c. startboard d. bonded store Ruangan terpisah untuk memasak pada kapal disebut .... a. galley b. locker c. palka d. kabin Kemudikanlah kendaraan dengan hati-hati, patuhi marka jalan yang ada, jangan mengemudi di antara tumpukan kontainer, selalu menyalakan lampu darurat (flashing lights), dan selau siap akan hal-hal yang tidak terduga, Saudara ada dimana adalah: 12. a. Di dalam Kade b. Di dalam pelabuhan Samudera c. Di dalam dermaga d. Di dalam pelabuhan Khusus Pada saat meninggalkan kendaraan di dekat kapal, harus sangat berhatihati ketika berjalan di sekitar kapal, tetaplah waspada terhadap jalan/trek/alur crane pemuat (Gantry atau sering disebut Portainer) dan kabel-kabel yang tergantung, dengan cara menggunakan alat yaitu: 13. a. Memakai jaket khusus yang mudah terlihat orang b. Memakai helm c. Memakai senter d. Memakai tanda pengenal pelabuhan Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK), Ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 46 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal dipakai, atau yang tidak dapat digunakan lagi, Pastikan bahwa persediaan alat perlindungan (disposable protective equipment) selalu ada bilamana diperlukan, dan: 14. a. Periksa apakah peralatan jumlahnya masih banyak b. Periksa apakah peralatan masih layak pakai c. Periksa apakah peralatan masih ada d. Periksa apakah peralatan masih baru Semua sabuk pengikat harus erat, jika kita jatuh, ikatan yang lemah dapat menyebabkan luka yang serius, pasang sabuk pengikat dengan benar dan eratkan dengan urutan: kaki, perut, dan kemudian dada, bagi perempuan pastikan sabuk pengikat bagian dada berada dimana: 15. a. Dibawa payudaranya b. Datas perut c. Dibawa perut d. Diatas payudaranya Alat yang harus selalu dirawat dan dipelihara dengan baik jika berada di Kapal sebagai Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini yang harus dikenakan oleh petugas ketika berada di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan berupa baju kerja (wearpack) lengan panjang,rompi kerja (Reflektif Vests),safety Boot, peralatan yaitu: 16. a. Alat bantu pernafasan b. Alat komunikasi c. Safety Helmets d. Pelindung mata Alat yang harus selalu dirawat dan dipelihara dengan baik jika berada di Kapal sebagai Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang dapat diperlukan petugas berupa peralatan penahan jatuh, alat bantu pernafasan, alat komunikasi, masker atau saringan pernafasan (untuk debu atau lingkungan yang berbau), krim atau lotion Pelindung, dan peralatan yaitu: DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 47 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 17. a. Sarung tangan, b. Pelindung telinga c. Safety Boot d. Gas Monitor Pemeliharaan dan Perawatan Tali yang benar, dengan cara cuci tali dengan air tawar dan deterjen ringan, biarkan airnya menetes dan tali mengering di tempat yang teduh, letakkan tali yang kering dalam kantong pengaman tali, gunakan pelindung tali, setiap akan digunakan, periksa kekuatan tali, dan dengan cara: a. Ganti tali bila kelihatan telah berubah warna b. Ganti tali bila kelihatan telah berubah warna atau pernah terjadi kecelakaan 18. c. Pernah terjadi kecelakaan d. Ganti tali bila kelihatan telah putus Alat yang harus selalu dirawat, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyaratlainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di Kapal,disebut 19. a. Sayap anjungan (bridge wing). b. Ruang Kemudi c. Ruang Buritan d. Tiang isyarat kapal Ruang tertutup yang berada di tempat yang paling tinggi di atas di atas deck, di tempat tersebut terdapat alat-alat navigasi kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan, pada umumnya alat-alat navigasi yang digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh terganggu, tempat tersebut adalah: a. Ajungan (Ruang Kemudi) b. Ruang Buritan c. Ruang Mesin d. Ruang Nakhoda DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 48 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal 20. Di tempat ini terdapat kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta, juga merupakan tempat untuk lampu navigasi, daerah ini seharusnya diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan barang, tempat yang letaknya pada setiap sisi anjungan tsb disebut: a. Tiang isyarat kapal b. Sayap anjungan (bridge wing). c. Ruang Kemudi d. Ruang Buritan DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 49 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal KUNCI JAWABAN Kunci Jawaban Test Formatif 1. c 6. d 2. a 7. b 3. b 8. d 4. d 9. a 5. c 10.b Kunci Jawaban Test Sumatif 1. c 11. c 2. a 12. a 3. b 13. b 4. a 14. d 5. b 15. c 6. c 16. d 7. a 17. b 8. b 18. d 9. a 19. a 10. a 20. b DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 50 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan. Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939 Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam point to point theory dari Archipellagic State Principle, melalui Pengumuman Pemerintah Indonesia tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan nama ’Deklarasi Juanda’ UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1996 tentang Penindakan di bidang Kepabean. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tentang Penindakan di Bidang Cukai PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum. Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah. SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus. Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003 DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 51 Penggunaan dan Perawatan Alat Untuk Pemeriksaan Kapal Buku Panduan–Customs Course–Ships Search–Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005–Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training Course– Australian Customs Service pada bulan Apri–Mei 2005, dan telah diterjemahkan oleh, Pegawai DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma, Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo. DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut 52