hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial

advertisement
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL
GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN
MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS
SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO
ARTIKEL ILMIAH
OLEH
DINA FITMILINA
A1A110053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JUNI 2014
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL
GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN
MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS
SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO
Dina Fitmilina 1), Prof. Dr. H. Ekawarna, M.Psi 2), Siti Syuhada, S.Pd, M.E 3)
1)
Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi
Email: [email protected]
2)
Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi
3)
Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi
ABSTRAK
Sebagai makhluk sosial guru dituntut untuk bersikap dan bertindak obyektif, beradaptasi
dengan lingkungan, berkomunikasi secara efektif, serta empatik dan santun dalam
berkomunikasi. Persepsi yang baik terhadap kompetensi sosial guru akan menjadikan siswa
senang, lebih bergairah dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, karena kompetensi
sosial itu sangat diperlukan untuk memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar dan
memberikan teladan bagi peserta didiknya. Selain itu, lingkungan sekolah juga memiliki peran
yang cukup penting dalam memotivasi belajar siswa, karena lingkungan sekolah pada dasarnya
merupakan salah satu bentuk lingkungan belajar yang memiliki peranan inti dalam
mengkondisikan terwujudnya peristiwa belajar mengajar. Jika lingkungan sekolah tidak
mendukung, maka peserta didik akan mengalami hambatan dalam melaksanakan proses belajar,
sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk belajar.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan antara
persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan lingkungan sekolah dengan
motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo.
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif korelasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo sebanyak 52 orang. Data diperoleh dengan cara
menyebarkan angket. Setelah itu dianalisis dengan korelasi parsial product moment dan korelasi
ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik terhadap
kompetensi sosial guru ekonomi,dan lingkungan sekolah yang baik, serta memiliki motivasi
belajar ekonomi yang tinggi. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 4 Muara Bungo dengan koefisien sebesar 0,485, terdapat hubungan positif dan signifikan
antara lingkungan sekolah siswa dan motivasi belajar ekonomi dengan koefisien sebesar 0,458
serta terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara persepsi siswa
tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar
ekonomi siswa, yaitu sebesar 0,515.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan
bagi guru agar dapat meningkatkan kompetensi sosial guru dalam mengajar dan menciptakan
lingkungan yang baik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci: Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial Guru Ekonomi, Lingkungan Sekolah
dan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang memegang peranan penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa serta merupakan suatu proses yang memiliki tujuan dan memberikan
gambaran tentang hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar.
Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar.
Pendidikan yang dilakukan oleh guru, orang tua, dan masyarakat merupakan kegiatan interaksi,
di mana dalam mendidik, si pendidik berusaha menciptakan peserta didik menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas
kelangsungan hidupnya, serta atas kelangsungan hidup masyarakat sekitarnya. Maksudnya tidak
lain bahwa kegiatan belajar mengajar itu suatu peristiwa yang terikat, terarah yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan.
Seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi, misalkan kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan khususnya kompetensi sosial guru, karena
kompetensi sosial itu sangat diperlukan untuk memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar
dan dalam memberikan tauladan bagi peserta didiknya. Menurut Janawi (2011:135) kompetensi
sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, kompetensi ini berkaitan
dengan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang berada di sekitar
dirinya. Sebagai makhluk sosial guru dituntut untuk bersikap dan bertindak obyektif,
beradaptasi dengan lingkungan, berkomunikasi secara efrektif, serta empatik dan santun dalam
berkomunikasi. Akan tetapi dalam kenyataannya, banyak ditemukan guru ataupun tenaga
pendidik mempunyai nilai kompetensi sosial yang rendah, tidak mau bergaul dengan lingkungan
sekitarnya dan terutama dengan peserta didiknya sehingga proses pembelajaran di kelas sering
tidak kondusif karena adanya persepsi dari siswa tentang kepribadian gurunya yang tidak sesuai
dengan kompetensi guru yang sudah ada terutama kompetensi sosial.
Motivasi belajar juga didukung oleh kondisi lingkungan belajar siswa, dalam hal ini
lingkungan belajar di sekolah. Tu’u (2004:1) menyatakan lingkungan sekolah dipahami sebagai
lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung,
ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Masnur (1987:75)
mengemukakan sekolah pada dasarnya merupakan salah satu bentuk lingkungan belajar yang
memiliki peranan inti dalam mengkondisikan terwujudnya peristiwa belajar mengajar. Jika
lingkungan sekolah tidak mendukung, maka peserta didik akan mengalami hambatan dalam
melaksanakan proses belajar, sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk belajar.
Menurut Sardiman (2010:83), siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi ditandai
dengan memperhatikan guru saat menjelaskan materi, aktif di kelas, tekun menghadapi tugas,
ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat, lebih senang belajar mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin, senang, rajin, dan penuh semangat dalam belajar, serta senang mencari
dan memecahkan soal-soal. Sementara siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung tidak
serius dalam belajar. Mereka kurang merespon dan kurang paham terhadap masalah yang
dibahas, kurang memperhatikan apa yang sedang dijelaskan guru, ribut di dalam kelas, pasif
dalam belajar, mengeluh saat diberikan tugas atau soal dan kurang fokus dalam mengikuti
pembelajaran.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional.
Deskriptif korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua atau lebih variable (Arikunto, 2010:247). Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi (X1), lingkungan
sekolah (X2) dan motivasi belajar ekonomi siswa (Y). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo sebanyak 52 siswa.
Menurut Sugiyono (2012:148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan
dokumentasi. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan
dengan cara menyebar angket kepada 30 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba angket yang
dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2007 maka dari 15 butir soal
mengenai persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi diperoleh sebanyak 14 butir
angket yang dinyatakan valid. Sementara untuk angket lingkungan sekolah yang berjumlah 17
butir soal, diperoleh 16 butir soal yang dinyatakan valid dan untuk angket motivasi belajar
ekonomi siswa yang berjumlah 20 butir soal, diperoleh 19 butir soal yang dinyatakan valid.
Adapun untuk angket yang tidak valid berdasarkan hasil konsultasi dengan tim TPSM maka soal
tersebut dihilangkan atau diganti dan tidak digunakan lagi karena masih ada soal yang valid
yang dapat digunakan untuk mengukur indikator yang sama dengan butir angket yang tidak
valid tersebut.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka
pengertian reliabilitas tes menurut Arikunto (2012:100) berhubungan dengan masalah ketepatan
hasil tes. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh koefisien reliabilitas
persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi sebesar 0,78, lingkungan sekolah
sebesar 0,80 dan motivasi belajar ekonomi siswa sebesar 0,89 pada taraf 0,5 dengan n = 30
dengan rkritis sebesar 0,30. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai rkritis, maka
dapat dinyatakan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
Uji normalitas yaitu uji yang digunakan untuk menguji sekelompok data yang berasal
dari populasi yang berada di bawah frekuensi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010:107)
untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dengan taraf
kesalahan 5%.
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang
homogeny atau tidak. Mencari varian masing-masing data kemudian dihitung nilai F, jika Harga
F sudah ditetapkan maka harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F yang terdapat
dalam distribusi F dengan taraf kepercayaan 95%, jika harga Fhitung < Ftabel, maka kedua
kelompok data varians yang homogen dan sebaliknya.
Uji hipotesis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan manual, dimana
untuk mencari nilai r digunakan rumus Korelasi Product Moment, selanjutnya digunakan rumus
Korelasi Parsial untuk mencari hubungan antar variabel jika salah satu variabel bebas dianggap
sama dan kemudian untuk mencari hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama
dengan variabel terikat digunakan rumus Korelasi Berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial Guru Ekonomi (X1)
Berdasarkan data yang diolah dari angket, dapat menunjukkan bahwa persepsi siswa
tentang kompetensi sosial guru ekonomi termasuk dalam kategori baik dengan rentang interval
antara 46≤60. Persepsi siswa pada kategori sangat baik sebanyak 11 orang siswa (21,15%),
pada kategori baik sebanyak 40 siswa (76,92%), dan pada kategori cukup baik sebanyak 1
siswa (1,92%). Tingginya kompetensi sosial guru ekonomi dapat diketahui dari persepsi siswa
tentang kompetensi sosial guru ekonomi dalam bersikap dan bertindak obyektif, beradaptasi
dengan lingkungan, berkomunikasi secara efektif serta empatik dan santun dalam
berkomunikasi. Jadi sebagian besar responden (siswa) kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara
Bungo yaitu 40 siswa dari 52 siswa (76,92%) memiliki persepsi yang baik terhadap kompetensi
sosial guru ekonomi dalam dalam bersikap dan bertindak obyektif, beradaptasi dengan
lingkungan, berkomunikasi secara efektif serta empatik dan santun dalam berkomunikasi.
2. Deskripsi Data Lingkungan Sekolah (X2)
Berdasarkan data yang diolah dari angket, dapat menunjukkan bahwa lingkungan
sekolah termasuk ke dalam kategori baik dengan rentang interval 52≤68. Dengan rincian,
jumlah siswa yang paling banyak terdapat pada kategori baik sebanyak 42 siswa atau dengan
persentase 80,77%. Pada kategori sangat baik ada 9 siswa dengan persentase 17,31% dan pada
kategori cukup baik sebanyak 1 siswa dengan persentase 1,92% . Dari data tersebut diketahui
bahwa sebagian besar siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo memiliki lingkungan
sekolah yang baik dan layak untuk dijadikan tempat bagi siswa dan guru pada saat belajar
ekonomi.
3. Deskripsi Data Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y)
Berdasarkan data yang diolah dari angket, dapat menunjukkan bahwa motivasi belajar
ekonomi siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan rentang interval 61≤80. Dengan rincian,
motivasi belajar siswa pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa (3,85%), pada kategori
tinggi sebanyak 49 siswa (94,23%), dan pada kategori cukup ada 1 siswa (1,92%). Jumlah siswa
paling banyak terdapat pada kategori tinggi yaitu sebanyak 49 dari 52 siswa(94,23%). Jadi
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo memiliki motivasi
belajar ekonomi yang tinggi.
Hasil uji normalitas data penelitian dilakukan secara manual menggunakan uji chi
kuadrat berdasarkan taraf signifikan variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru
ekonomi sebesar -69,87, lingkungan sekolah sebesar -61,49, dan motivasi belajar ekonomi siswa
sebesar -55,30. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi
sosial guru ekonomi (X1), lingkungan sekolah (X2) dan motivasi belajar ekonomi siswa (Y)
berdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas data penelitian dilakukan secara manual dengan menggunakan
nilai F berdasarkan taraf signifikan alpha 0,05. Hasil pengujian homogenitas diperoleh koefisien
homogenitas variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi sebesar 0,471,
lingkungan sekolah sebesar 0,578 dan motivasi belajar ekonomi siswa sebesar 0,814 diperoleh
Ftabel sebesar 2,0076, jadi Fhitung ≤ Ftabel, maka variable adalah homogen.
Uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru
ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa apabila lingkungan sekolah dianggap sama,
yaitu sebesar 0,485 dan berdasarkan uji-t pada taraf signifikan alpha 0,05 diperoleh hasil 3,92.
Sehingga thitung ≥ ttabel atau 3,92 ≥ 2,0076, maka dapat dinyatakan signifikan maka Ha dapat
diterima. Hubungan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi siswa apabila
persepsi semua siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dianggap sama, yaitu sebesar
0,458 dan berdasarkan uji-t pada taraf signifikan alpha 0,05 diperoleh hasil 3,64. Sehingga thitung
≥ ttabel atau 3,64 ≥ 2,0076, maka dapat dinyatakan signifikan maka Ha dapat diterima dan
Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan lingkungan sekolah
dengan motivasi belajar ekonomi siswa sebesar 0,542 dan berdasarkan uji F diperoleh 10,21
dengan dk pembilang = k = 2, dan dk penyebut = n – k – 1 = 52 – 2 – 1 = 49 yaitu sebesar 3,187.
Hal ini berarti bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,21 ≥ 3,145258), artinya H0 ditolak dan Ha
diterima, dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan lingkungan
sekolah secara bersama-sama dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri
4 Muara Bungo.
 Pembahasan
Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan lingkungan
sekolah dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara
Bungo, dalam penelitian ini terdapat Tiga (3) rumusan masalah yaitu :
1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi
dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara
Bungo?
Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi
dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara
Bungo, yaitu sebesar r hitung 0,485. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi
siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi, maka semakin tinggi motivasi belajar
ekonomi siswa.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Tirwan pada tahun 2010 menyatakan terdapat
hubungan positif yang signifikan antara kompetensi sosial guru dengan motivasi belajar
siswa, dengan koefesien korelasi kompetensi sosial guru dan motivasi belajar (r) sebesar
0,659, nilai koefesien korelasi kompetensi sosial guru 6,54 dan
sebesar 2,021
dengan signifikasi 0,0001< 0,05. Ini berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kompetensi sosial guru dengan motivasi belajar siswa.
Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Setiap
siswa memiliki tujuan, yakni menginginkan hasil belajar yang tinggi. Hasil belajar yang
tinggi akan tercapai apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan
Hamalik (2006:108) bahwa motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan
belajar siswa dan belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
Proses belajar dan motivasi belajar siswa ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar
dan membimbing mereka. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelas
sehingga proses belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Sedangkan menurut
Mukhtar (dalam Daryanto, 2010) menyatakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar
yang dilalui oleh peserta didik terkait dengan banyak faktor, antara lain adalah kemampuan
seseorang tenaga pengajar dalam mentransfer pengetahuannya kepada peserta didik.
2. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi
siswa pada siswa kelas XI IPS Negeri 4 Muara Bungo?
Terdapat hubungan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi siswa
pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo, yaitu sebesar r hitung 0,458. Jadi
dapat dikatakan, semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin tinggi motivasi belajar
ekonomi siswa.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Tri Anggono pada tahun 2012 menyatakan terdapat
hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang lingkungan belajar disekolah
dengan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi Product
moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,261 dan rtabel dengan n = 107
pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,190 sehingga dapat dikatakan bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel (0,0261 > 0,190) dan harga t hitung lebih besar daripada t tabel (2,863 >
1,983) pada taraf signifikansi a 5%. Untuk koefisien determinasi (r2) sebesar (0,261)2 =
0,0681 dan dipresentasikan menjadi 6,81%. Hal ini berarti, variabel motivasi belajar siswa
6,81% ditentukan oleh variabel persepsi siswa tentang lingkungan belajar di sekolah dan
93,19% ditentukan oleh faktor atau variabel lainnya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa, jika semakin tinggi dukungan dari persepsi siswa tentang lingkungan belajar di
sekolah maka motivasi belajar siswa akan semakin tinggi.
Menurut Sukardi (1992:58) lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor penyebab
hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar siswa dan yang termasuk dalam faktor ini
adalah interaksi guru dan murid, cara penyajian serta hubungan antar guru dan siswa. Jika
lingkungan sekolah tidak mendukung, maka peserta didik akan mengalami hambatan dalam
melaksanakan proses belajar, sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk belajar.
3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi
dan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 4 Muara Bungo?
Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan
lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 4 Muara Bungo, yaitu sebesar r hitung 0,542, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin
baik persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru ekonomi dan didukung dengan
lingkungan sekolah yang dimiliki dan memadai, maka akan semakin tinggi motivasi belajar
ekonomi siswa.
Mengingat pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyaklah cara yang
dapat dilakukan. Menciptakan kondisi-kondisi tertentu dapat membangkitkan motivasi
belajar (Slameto:2003:174). Hal ini dapat dipahami karena apabila guru mempunyai
kompetensi yang tinggi khususnya kompetensi sosial, maka ia akan mampu berkomunikasi
dan berinteraksi secara baik, menjelaskan pelajaran dengan baik dan mengarahkan siswa
agar termotivasi dalam belajar yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang
diharapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan di SMA
Negeri 4 Muara Bungo, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru
ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo
dengan koefisien sebesar 0,485. Hal ini berarti jika persepsi siswa tentang kompetensi sosial
guru ekonomi positif, maka motivasi siswa semakin tinggi.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Muara Bungo dengan koefisien sebesar 0,458.
Hal ini berarti jika semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin tinggi pula motivasi
belajar siswa.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru
ekonomi dan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 4 Muara Bungo, dengan koefisien sebesar 0,542. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik kompetensi sosial ekonomi yang dimiliki seorang guru dan lingkungan
sekolah yang dimiliki maka motivasi belajar siswa cenderung semakin tinggi.
 Saran
1. Bagi guru, diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk lebih meningkatkan
kompetensi sosial guru dalam mengajar dan sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol
terhadap proses belajar mengajar serta penemuan cara belajar yang tepat bagi peserta didik.
2. Bagi siswa, sebaiknya dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan keinginan
atau motivasi untuk belajar ekonomi, menjalin dan menjaga hubungan yang baik dengan
guru maupun sesama siswa.
3. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang
mempengaruhi motivasi belajar ekonomi siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi.2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
--------------------------.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Bumi
Aksara
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung. Yrama Widya
Janawi. 2011. Kompetensi Guru. Pangkalpinang: Alfa Beta
M. Masnur. 1987. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Malang: Jemmars
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
---------2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhui. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tirwan. 2010. Hubungan Kompetensi Sosial Guru IPS dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP
Dua Mei-Ciputat.
Tri, Anggono. 2012. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar dan
Lingkungan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah
Prambanan Tahun Ajaran 2012/2013.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo
Download