ppt-tugas-6-7 - WordPress.com

advertisement
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS
DALAM AJARAN (SUDUT
PANDANG) ISLAM DAN
BARAT, ETIKA PROFESI
Nama: Aulia Puspitarini
NPM: 11213504
Kelas: 4EA09
Perapektif Etika Bisnis dalam Ajaran (Sudut Pandang)
Islam dan Barat
Aspek etika berbisnis dalam Islam
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan
dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan
aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang
homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan
keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan
agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk
kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka
etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun
horisontal, membentuk suatu persamaan yang
sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku
dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun
keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat
curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi,
sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang
selalu dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda
kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan
bisnis adalah kepercayaan.
.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika
bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan
kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka
lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi
seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan
dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap
masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah
5. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung
makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan
kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku
benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses
mencari atau memperoleh komoditas
pengembangan maupun dalam proses upaya
meraih atau menetapkan keuntungan.
Aspek Etika Bisnis dalam Ajaran Barat
1. Teori Ethical Egoism
Ethical Egoism menegaskan bahawa kita tidak harus
mengabaikan secara mutlak kepentingan orang lain
tetapi kita patut mempertimbangkannya apabila
tindakan itu secara langsung akan membawa kebaikan
kepada diri sendiri. Egoism mengatakan suatu tindakan
dikatakan etis apabila bermanfaat bagi diri sendiri
serta mengatakan bahwa kita harus mengejar sendiri
atau mengutamakan kepentingan diri kita.
Ethical Egoism adalah berbeda dengan prinsip-prinsip
moral seperti sentiasa bersikap jujur, amanah dan
bercakap benar. la kerana tindakan tersebut didorong
oleh nilai-nilai luhur yang sedia ada dalam diri
manakala dalam konteks ethical egoism pula sesuatu
tindakan adalah didorong oleh kepentingan peribadi.
Misalnya, seseorang individu yang memohon pinjaman
akan memaklumkan kepada pegawai bank tentang
kesilapan pihak bank bukan atas dasar
tanggungjawab tetapi kerana beliau mempunyai
kepentingan diri.
2. Teori Cultural relativism
Satu budaya memiliki kode moral yang berbeda dengan
budaya yang lain. Hal ini menghasilkan suatu sistem
relativisme budaya. Dalam relativisme budayaetis tidak
ada standar objektif untuk menyebut satu kode sosial yang
lebih baik dari yang lain, masyarakat mempunyai
kebudayaan memiliki kode etik yang berbeda pula, kode
moral kebudayaan tertentu tidak serta merta berguna
pada kebudayaan yang lain, tidak ada kebenaran
universal dalam etika dan tidak lebih dari arogansi kita
untuk menilai perilaku orang lain.Misalnya, Membunuh itu
bisa benar dan juga bisa salah tergantung apa tujuan
orang melakukan pembunuhan.
Etika Profesi
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis,
1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan
untuk memberikan pelayanan professional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Sumber:
https://indahwardani.wordpress.com/2011/05/11/penger
tian-etika-profesi-etika-profesi-dan-kode-etik-profesi/
Download