ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG DIPENTINGKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN IKAN CV SAKANA INDO PRIMA Oleh : R. Rakhmat Saleh S H24076098 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG DIPENTINGKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN IKAN CV SAKANA INDO PRIMA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh R. Rakhmat Saleh S H24076098 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor faktor yang Dipentingkan dalam Pembelian Produk Olahan Ikan CV Sakana Indo Prima Nama : R. Rakhmat Saleh S NIM : H24076098 Menyetujui Dosen Pembimbing, ( Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec ) NIP 195811221985031002 Mengetahui Ketua Departemen, ( Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc ) NIP 196101231986011002 Tanggal lulus: RINGKASAN R. Rakhmat Saleh S. H24076098. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor–faktor yang Dipentingkan dalam Pembelian Produk Olahan Ikan CV Sakana Indo Prima. Dibimbing oleh Ma’mun Sarma. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut maupun hasil budidaya adalah dengan pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern dalam bentuk diversifikasi olahan, perbaikan teknologi dan kemasan. Pengembangan surimi dan fish jelly product merupakan suatu alternatif yang tepat dalam optimasi pemanfaatan produksi ikan di Indonesia (Sub Direktorat Pengembangan Produk, 2008). Salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada bidang pengolahan fish jelly product adalah CV Sakana Indo Prima. Tumbuh dan berkembangnya usaha yang sejenis menjadi suatu tantangan tersendiri bagi CV Sakana Indo Prima. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat merumuskan suatu strategi usaha yang tepat agar dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat dengan cara memahami kebutuhan setiap konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami kebutuhan konsumen dalam membeli produk adalah dengan mengetahui proses pengambilan keputusan dan faktor–faktor yang dipentingkan dalam pembelian produk. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima; 2) Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima; dan 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yang melakukan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Penelitian dilaksanakan di pabrik pengolahan serta di tempat pemasaran produk CV. Sakana Indo Prima wilayah Jabodetabek. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling, yaitu teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitan, diketahui bahwa konsumen CV Sakana Indo Prima memiliki karakteristik, sebagian besar adalah: konsumen berjenis kelamin perempuan, konsumen berusia sekitar 25 sampai 35 tahun, konsumen berstatus menikah, konsumen berpendidikan sarjana, konsumen memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, konsumen memiliki pendapatan per bulan berkisar antara Rp. 2.000.001-Rp. 3.000.000, dan konsumen memiliki pengeluaran per bulan untuk konsumsi/makan berkisar antara Rp. 1.000.001-Rp, 2.000.000. Pada proses pengambilan keputusan pembelian, diketahui lima tahapan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian. Pada hasil analisis faktor, terbentuk lima faktor yang mempengaruhi pembelian produk, yaitu: 1) Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan, 2) Faktor Kualitas Produk, 3) Faktor Bentuk Produk, 4) Faktor Harga, dan 5) Faktor Pribadi. Kata Kunci: Proses Pengambilan Keputusan Pembelian, Produk Olahan Ikan, Jabodetabek, Analisis Faktor. i ABSTRACT R. Rakhmat Saleh S. H24076098. The Analysis of Decision Making Process and Important Factors in Purchasing the Fishery Product of CV Sakana Indo Prima. Supervised by Ma’mun Sarma. One of the efforts to increase the value and optimize the utilization of marine catches production and aquaculture is by developing value added products, both traditional and modern in the form of processing diversification, improving technology and packaging. The development of surimi and fish jelly products is a good alternative in optimizing the utilization of fish production in Indonesia (Sub Directorat of Product Development, 2008). One of the fishing companies which actives in fish jelly product is CV Sakana Indo Prima. The Growth and development of smiliar business become a challange for CV Sakana Indo Prima. Therefore, the company is demanded to formulate a good business strategy in order to face business competition by understanding the need of each customer. One of efforts to understand the needs of consumers in purchasing a product is to know the decision-making process and the important factors in puchasing the product. The Purposes of the research are: 1) Understand the characteristics of consumers who purchasing the fishery product of CV Sakana Indo Prima; 2) Study the decision making process of consumers in puchasing fishery products of CV Sakana Indo Prima 3) Analyze the factors that influence consumer decision who puchasing fishery product of CV Sakana Indo Prima. The research was conducted in the processing factory and The Jabodetabek region outlet of CV Sakana Indo Prima. Types of data used are primary and secondary data. The data collection is conducted by using non-probability sampling method, that is purposive sampling technique with number of samples is 100 respondents. Collecting data is using tools such as questionnaires. Based on the research, it is found that the characteristics of the consumers are mainly: consumers are female, consumer age are between 25 to 35 years, consumers are married, consumer educations are undergraduate, consumer occupation are civil servants, consumer incomes are ranging between Rp. 2.000.001 to Rp. 3.000.000, and consumer consumption expenses ranging between Rp. 1.000.001 to Rp, 2.000.000. In the puchasing decision making process, known five stages, namely: need recognition, information search, alternative evaluation, puchasing decision, and after puchasing. From the results of factors analysis, formed five factors that affect the puchasing of product, namely: 1) social and environmental influences factor, 2) product quality factor 3) product design factor, 4) price factor, and 5) personal factor. Key word: Descision Making Process, Fisheries Product, Jabodetabek, Factor Analysis. ii RIWAYAT HIDUP Penulis bernama R. Rakhmat Saleh S dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 11 April 1981. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan bernama R.Ahmad Kosasih (Alm) dan Chayati. Penulis mulai menjalankan pendidikan pada tahun 1986 di TK Tunas Rimba II, Bogor. Setahun kemudian penulis melanjutkan pendidikan formal di SD Gunung Batu II, Bogor dan lulus pada tahun 1993. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4 Bogor dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1996 pula, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU) 2 Bogor dan lulus pada tahun 1999. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan pada Program Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalankan pendidikan Sarjana pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, penulis juga bekerja di Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai pelaksana pada Subdit Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. iii KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil‘alamin, puji dan syukur sepantasnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Alih Jenis Manajemen, Depertemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sebagai salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada bidang pengolahan fish jelly product, CV. Sakana Indo Prima menghadapi suatu tantangan usaha dimana produk perikanan berupa fish jelly product masih belum memasyarakat. Selain itu, tumbuh dan berkembangnya usaha yang sejenis menyebabkan terjadinya persaingan usaha. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu strategi usaha yang tepat agar dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat dengan cara memahami kebutuhan setiap konsumen. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada direksi, karyawan, dan agen CV.Sakana Indo Prima yang telah memberikan ijin dan informasi terkait dengan penelitan yang penulis lakukan. Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada responden yang bersedia untuk meluangkan waktu untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner penelitian ini. Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayah-NYA, Amin. Bogor, Februari 2013 Penulis iv UCAPAN TERIMA KASIH Seiring telah selesainya penulisan skripsi ini, maka penting bagi penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ungkapan terima kasih diucapakan khususnya kepada : 1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan arahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB atas dukungannya. 3. Prof. Dr.Ir. WH Limbong dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini. 4. Bapak Saefudin dan Bapak Redy sebagai Direksi CV.Sakana Indo Prima yang telah memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini. 5. Bapak Tony sebagai kepala produksi CV.Sakana Indo Prima yang telah memberikan bantuan serta masukannya dalam pelaksanaan penelitian ini. 6. Kepada yang terhormat ibunda Chayati atas segala doa, perhatian, kasih sayang, dorongan dan bantuan baik moril maupun materil selama penulisan skripsi ini. 7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Manajemen FEM IPB. 8. Rekan-rekan seperjuangan di FEM IPB khususnya teman-teman satu bimbingan skripsi (Asty, Putri, Ishak, dsb). 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selama menjalani pendidikan di IPB. v DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ............................................................................................. i RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... v DAFTAR ISI .............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1. Latar Belakang............................................................................. 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................ 1 1 5 5 5 6 II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2.1. Ikan dan Pengolahan Ikan ............................................................ 2.2. Produk dan Atribut Produk........................................................... 2.3. Pengertian Pemasaran .................................................................. 2.4. Pengertian Konsumen dan Karakteristik Konsumen Indonesia ..... 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen.................................................................................... 2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian................................... 2.7. Uji Validitas................................................................................. 2.8. Uji Reliabilitas ............................................................................. 2.9. Analisis Deksriptif ....................................................................... 2.10. Analisis Faktor............................................................................. 2.11. Penelitian Terdahulu .................................................................... 7 7 9 11 11 14 22 25 25 26 26 29 III. METODE PENELITIAN .................................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ........................ 3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 33 33 34 35 35 36 37 vi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 4.1. Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan ................................... 4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 4.1.2 Produk Perusahaan............................................................. 4.2. Karakteristik Konsumen............................................................... 4.2.1 Jenis Kelamin .................................................................... 4.2.2 Usia ................................................................................... 4.2.3 Status Pernikahan............................................................... 4.2.4 Pendidikan ......................................................................... 4.2.5 Pekerjaan ........................................................................... 4.2.6 Pendapatan/gaji per bulan .................................................. 4.2.7 Pengeluaran untuk konsumsi/makan per bulan ................... 4.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian................................... 4.3.1 Pengenalan Kebutuhan....................................................... 4.3.2 Pencarian Informasi ........................................................... 4.3.3 Evaluasi Alternatif ............................................................. 4.3.4 Keputusan Pembelian......................................................... 4.3.5 Perilaku Pasca Pembelian .................................................. 4.4. Analisis Faktor............................................................................. 4.4.1 Kaiser-Meyer-Olkin dan Bartletts Test ............................... 4.4.2 Anti-image Matrices .......................................................... 4.4.3 Faktor-faktor yang Terbentuk ............................................ 4.5. Implikasi Manajerial .................................................................... 39 39 39 40 41 42 42 43 44 44 45 46 47 47 49 52 53 57 59 59 60 60 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 5.1. Kesimpulan..................................................................................... 5.2. Saran .............................................................................................. 68 68 69 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 70 LAMPIRAN ............................................................................................... 72 vii DAFTAR TABEL No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Halaman Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Indonesia Tahun 2010 ........................................................................................... Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Wilayah Jabodetabek Tahun 2010........................................................................ Alasan/motivasai responden mengkonsumsi produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ................................................................................. Manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ................................................................... Sumber informasi mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima Informasi yang ingin diketahui mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima .......................................................................... Informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima .......................................................................... Hal yang menjadi pertimbangan responden dalam membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima........................................................ Sikap responden jika produk yang ingin dibeli tidak tersedia ................. Produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima yang paling sering dibeli responden .............................................................................................. Alasan responden membeli produk CV. Sakana Indo Prima (produk yang sering dibeli) ................................................................................. Tujuan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk yang sering dibeli) ................................................................................. Pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan pembelian produk CV Sakana Indo Prima............................................................... Cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ............................................................................................. Tingkat kepuasan responden setelah membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima .......................................................................... Sikap responden Untuk melakukan pembelian kembali produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ................................................................... Sikap responden apabila produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima mengalami kenaikan harga..................................................................... Variabel Pembentuk Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan................ Variabel pembentuk Faktor Kualitas Produk .......................................... Variabel Pembentuk Faktor Bentuk Produk ........................................... Variabel Pembentuk Faktor Harga ......................................................... Variabel Pembentuk Faktor Pribadi ....................................................... viii 2 4 48 49 50 51 51 52 53 54 55 55 56 57 58 58 59 62 62 63 64 64 DAFTAR GAMBAR No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Halaman Model Perilaku Konsumen .................................................................... Kerangka Pemikiran.............................................................................. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ............................. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ............................................ Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan ....................... Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ................................. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan.................................... Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/gaji per Bulan .......... Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran untuk Makan/Konsumsi per Bulan.................................................................. ix 19 34 42 43 43 44 45 46 46 DAFTAR LAMPIRAN No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Halaman Kuesioner Penelitian ............................................................................. Hasil Uji Validitas ................................................................................ Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. Dokumentasi Pengambilan Data............................................................ Struktur Organisasi CV Sakana Indo Prima ........................................... Gambar Produk CV Sakana Indo Prima ................................................ Daftar Referensi Harga Jual Produk CV Sakanan Indo Prima ................ Hasil Analisa Deskriptif Terhadap Karakteristik Konsumen .................. Nilai KMO dan Bartlett's Test ............................................................... Tabel Anti Image Correlation ............................................................... Tabel Total Variance Explained ............................................................ Tabel Communalities ............................................................................ Tabel Component Matrix ...................................................................... Tabel Rotated Component Matrix.......................................................... x 72 79 82 83 85 86 87 88 91 92 94 96 97 98 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas wilayah perairan 5,8 juta km2. Wilayah laut yang luas tersebut tentunya memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar. Di bidang perikanan, menurut Direktorat Pengolahan Hasil, (2008) Indonesia mempunyai potensi sumberdaya penangkapan ikan yang diperbolehkan (Maximum Suitanable Yield/MSY) sebesar 6,4 juta ton/tahun. Sedangkan dari sektor budidaya memiliki potensi hampir mencapai 48 juta ton/tahun. Namun demikian, potensi perikanan yang besar tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Menurut Sub Direktorat Pengembangan Produk, (2008) dari total produksi tangkapan laut, 61,04% dimanfaatkan dalam bentuk basah, 28,46% bentuk olahan tradisional dan 10,33% bentuk olahan modern. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut maupun hasil budidaya adalah dengan pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern dalam bentuk diversifikasi olahan, perbaikan teknologi dan kemasan. Salah satu bentuk pengembangan produk adalah pengolahan surimi yaitu lumatan daging ikan yang telah mengalami pencucian (leaching), pengepresan, penyaringan, penambahan bahan tambahan dan pembekuan. Surimi merupakan produk antara (intermediate product) yang digunakan sebagai bahan baku produk fish jelly seperti bakso, nugget, kaki naga dan lainnya. Pengembangan surimi dan fish jelly product merupakan suatu alternatif yang tepat dalam optimasi pemanfaatan produksi ikan di Indonesia (Sub Direktorat Pengembangan Produk, 2008). Dewasa ini, usaha pengolahan ikan berbasis fish jelly product berkembang dengan cukup pesat. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan tahun 2010 tercatat 381 perusahaan pengolahan fish jelly product di Indonesia. Salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada bidang pengolahan fish jelly product adalah CV Sakana Indo Prima. Perusahaan yang sedang berkembang ini memproduksi olahan ikan yang beranekaragam 2 seperti bakso, kaki naga, keong mas, otak-otak, fish stick dan sebagainya. Perusahaan yang terletak di wilayah Depok ini selalu berupaya untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan. Pada saat biaya produksi mengalami peningkatan, perusahaan tidak menaikkan harga jual dan tidak mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, perusahaaan juga selalu berupaya untuk menjaga ketersediaan bahan baku produk dengan melakukan penyimpanan sejumlah ikan didalam gudang beku (Cold Storage). Hal ini dilakukan untuk menjaga kontuinitas produksi dimana produk yang dihasilkan sangat tergantung pada bahan baku berupa ikan yang sangat dipengaruhi oleh musim. Konsistensi dalam hal menjaga mutu produk, harga jual yang stabil, dan ketersediaan bahan baku ini menjadi suatu keunggulan CV Sakana Indo Prima apabila dibandingkan dengan perusahaan lainnya, seperti Bening Food, Citra Lauk, Fish Ball, Mina Sari, Baso Adang, dan sebagainya. Jumlah unit pengolahan ikan berbasis surimi/fish jelly di Indonesia secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Indonesia Tahun 2010. No Provinsi Jumlah (Unit) 1. Nanggroe Aceh Darussalam 2. Sumatera Utara 3 3. Sumatera Barat 4 4. Riau 21 5. Jambi 8 6. Sumatera Selatan 29 7. Bengkulu 2 8. Lampung 32 9. Bangka Belitung 22 10. Kepulauan Riau 2 11. DKI Jakarta 39 12. Jawa Barat 11 13. Jawa Tengah 6 14. DI Yogyakarta 15. Jawa Timur 151 16. Banten 7 17. Bali 1 18. Nusa Tenggara Barat 3 19. Nusa Tenggara Timur - 3 Tabel 1 (lanjutan). No Provinsi Jumlah (Unit) 20. Kalimantan Barat 21. Kalimantan Tengah 22. Kalimantan Selatan 1 23. Kalimantan Timur 20 24. Sulawesi Utara 25. Sulawesi Tengah 2 26. Sulawesi Selatan 2 27. Sulawesi Tenggara 6 28. Gorontalo 1 29. Sulawesi Barat 4 30. Maluku 31. Maluku Utara 4 32. Papua Barat 33. Papua Total 381 Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2010. Tumbuh dan berkembangnya usaha yang sejenis menjadi suatu tantangan tersendiri bagi CV Sakana Indo Prima. Hal ini menyebabkan persaingan diantara pelaku usaha semakin tinggi. Setiap perusahaan saling berlomba-lomba untuk menjual produknya sebanyak mungkin dan berupaya menjadi pemimpin pasar. Selain CV Sakana Indo Prima, di wilayah Jabodetabek juga terdapat beberapa usaha pengolahan berbasis fish jelly product lainnya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan tahun 2010 tercatat 48 perusahaan pengolahan fish jelly product di wilayah Jabodetabek. Selain dihadapkan dengan persoalan persaingan usaha, menjalankan usaha pengolahan fish jelly product juga dihadapkan dengan tantangan lain. Pertama, ikan merupakan barang subtitusi untuk barang seperti daging dan ayam. Kedua, kebiasaan yang telah terbentuk cukup lama dimana sebagian besar masyarakat kita cenderung mengkonsumsi produk perikanan dalam bentuk segar. Ketiga, produk olahan ikan yang beredar dipasaran cenderung bersifat tradisional seperti ikan asin, terasi, kecap ikan, pindang, dan sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa produk olahan ikan yang berbasis fish jelly product masih belum digemari 4 secara luas. Adapun jumlah unit pengolahan ikan berbasis surimi/fish jelly di wilayah Jabodetabek dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Wilayah Jabodetabek Tahun 2010. No Wilayah Jumlah (Unit) 1. Kota Jakarta Selatan 2 2. Kota Jakarta Timur 3 3. Kota Jakarta Barat 6 4. Kota Jakarta Utara 9 5. Kota Bogor 1 6. Kabupaten Kepulaun Seribu 19 7. Kabupaten Bogor 4 8. KotaTangerang 4 Total 48 Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2010. Tantangan-tantangan tersebut tentunya mendorong CV Sakana Indo Prima untuk dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjual produknya. Perusahaan dituntut untuk dapat merumuskan suatu strategi usaha yang tepat agar dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat dengan cara memahami kebutuhan setiap konsumen. Memahami kebutuhan konsumen diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen sehingga akan berdampak pada peningkatkan penjualan perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami kebutuhan konsumen dalam membeli produk adalah dengan mengetahui proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang dipentingkan dalam pembelian produk. Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, maka peneliti mengangkat tema penelitian “Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan FaktorFaktor Yang Dipentingkan Dalam Pembelian Produk Olahan Ikan CV Sakana Indo Prima”. Peranan penelitian ini dirasakan penting untuk mendorong perusahaan dalam meningkatkan penjualannya. Melalui penelitian ini maka akan diperoleh informasi yang dapat membantu perusahaan dalam memahami karakteristik, proses pengambilan keputusan, serta faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Informasi tersebut sangat berguna bagi perusahaan sebagai bahan dalam 5 pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan penjualan produk perusahaan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ? b. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan konsumen yang dilalui dalam membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ? c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan konsumen yang membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. b. Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. c. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yang melakukan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan usaha olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan. 6 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan terbatas hanya di wilayah pemasaran Jabodetabek dimana responden diwawancarai di lokasi penjualan produk baik di rumah pedagang maupun pada bazar yang diikuti oleh pedagang produk CV Sakana Indo Prima. II. 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Ikan dan Pengolahan Ikan Pengertian ikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah binatang bertulang belakang yang hidup dalam air, berdarah dingin, umumnya bernapas dengan insang, biasanya tubuhnya bersisik, bergerak dan menjaga keseimbangan badannya dengan menggunakan sirip. Menurut Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yang dimaksud dengan ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada didalam lingkungan perairan. Menurut Adawyah (2008) hasil-hasil perikanan merupakan sumberdaya alam yang sangat besar manfaatnya untuk kehidupan manusia. Manfaat tersebut diantaranya sebagai sumber energi, membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, juga memeperlancar proses fisiologis dalam tubuh. Kelebihan produk perikanan dibanding dengan produk hewani lainnya sebagai berikut: 1). Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia. 2). Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon). 3). Daging ikan mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. 4). Selain itu, daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Direktorat Pengolahan Hasil (2008), sebagai salah satu sumber protein hewani yang penting, daging ikan mengandung semua jenis asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh manusia dengan nilai cerna (digestibility) yang tinggi. Disamping itu, hasil laut ini mempunyai keunggulan komparatif terhadap sumber pangan protein lainnya (hewan terestrial), 8 diantaranya karena tingginya kandungan asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega – 3 yang khas hanya ada di hasil laut seperti EPA (Eicosapentanoic acid) dan DHA (Dokosahecsanoic acid). Ikan juga kaya akan fosfor dan kalsium, iodium vitamin A dan D dan selenium serta zat-zat bioaktif. Pengolahan ikan menurut penjelasan Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan adalah rangkaian kegiatan dan/atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir untuk konsumsi manusia. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) tujuan utama proses pengawetan dan pengolahan ikan adalah: 1). Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat produksi melimpah. 2). Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan. 3). Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk–produk perikanan 4). Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, sehingga mereka terangsang untuk melipatgandakan produksi. Menurut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (2010), pengolahan hasil perikanan dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh), yaitu: 1). Penggaraman/pengeringan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daging sampai batas tertentu dimana perkembangan mikroorganisme dan enzim terhenti sehinggga ikan dapat disimpan cukup lama dalam keadaan layak dimakan 2). Pengasapan/pemanggangan adalah proses pengawetan ikan dengan menggunakan media asap dan atau panas dengan tujuan untuk membunuh bakteri dan memberi citarasa yang khas. 3). Pemindangan adalah cara pengawetan ikan dengan menggunakan suhu tinggi melalui perebusan, bertujuan mendapatkan citarasa tertentu dan mengurangi kandungan mikroba/spora yang dapat mempengaruhi mutu dan daya simpan produk. 4). Peragian (fermentasi) adalah proses pengawetan ikan melalui perombakan secara enzymatis, proteolik, bakteriologis dalam derajat keasaman tertentu sehingga menghasilkan produk dengan cita rasa khas. 9 5). Pengalengan adalah salah satu proses pengolahan ikan dengan melalui proses sebagai berikut: dengan atau tanpa pemotongan kepala, pencucian, pre-cooking, pengisian ikan kedalam kaleng, pengisian media kedalam kaleng, penutupan kaleng, sterilisasi/pasteurisasi, pendinginan, masa pemeraman, pengepakan dan pengemasan. 6). Pembekuan adalah proses penanganan dan pengolahan ikan dengan cara pencucian, preparasi, pembekuan, dengan/tanpa penggelasan, pengepakan dan pengemasan, serta penyimpanan beku. 7). Pereduksian/pengekstraksian adalah proses pemisahan cairan dengan padatan melalui tahapan pengepresan atau pemusingan. 8). Pengolahan produk jelly ikan adalah proses pengolahan yang mencampurkan daging ikan dengan garam sehingga menghasilkan pasta yang lengket kemudian ditambahkan bahan-bahan lain untuk menambahkan cita rasa dan selanjutnya dibentuk dan dimasak. 9). Pengolahan segar adalah proses penurunan suhu hasil perikanan sampai mendekati suhu serendah-rendahnya -4,4°C. 10). Pengolahan lainnya adalah semua jenis proses pengolahan ikan selain yang telah didefiniskan di atas. 2.2. Produk dan Atribut Produk Menurut Kotler dan Amstorng (2008), yang dimaksud dengan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar agar menarik perhatian, akusisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler (2005) Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, menurut daya tahan dan wujudnya: 1). Barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya diberbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun preferensi. 10 2). Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-berkali:lemari es, peralatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 3). Jasa adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibiltas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. 1). Kualitas Produk Kualitas mempunyai danpak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan nilai kepuasan pelanggan. Perkumpulan Amerika untuk Kualitas dalam Kotler dan Amstorng (2008) mendefinisikan kualitas sebagai karakterisitk produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkat dan konsistensi. Tingkat kualitas berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Konsistensi kualitas berarti pemastian kualitas yaitu bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghatarkan tingkat kinerja yang ditargetkan. 2). Fitur Produk Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensikan produk perusahaan dari produk pesaing. Perusahaan harus selalu melakukan survei pembeli secara periodik tentang siapa yang telah menggunakan produknya dan mengajukan pertanyaan mengenai fitur produk. Kemudian perusahaan dapat menilai masingmasing nilai fitur bagi pelanggan dibandingakan dengan biayanya bagi perusahaan. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hubungannya dengan biaya harus ditambahkan. 11 3). Gaya dan Desain Produk Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit luar, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Desain yang baik dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. 2.3. Pengertian Pemasaran Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat didalam Kotler dan Keller, 2007 menawarkan definisi formal pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya. Kotler dan Keller, 2007 menjelaskan bahwa pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Kotler dan Keller, 2007 melanjutkan bahwa definsi sosial pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Adapun tujuan pemasaran menurut Peter Ducker didalam Kotler dan Keller, 2007 adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. 2.4. Pengertian Konsumen dan Karakteristik Konsumen Indonesia Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Selain itu, menurut Tri Kunawangsih dan Anto Pracoyo (2006), konsumen adalah mereka yang memiliki daya beli, yakni berupa pendapatan dan melakukan terhadap barang dan jasa. Menurut Handi Irawan 12 Chairman Frontier Consulting Group (2010), konsumen indonesia memiliki 10 karakter dan perilaku khas, yaitu: 1). Konsumen Indonesia mempunyai memori jangka pendek. Sebagian besar konsumen ingin memperoleh hasil atau keuntungan yang singkat dari hasil pembelian produk atau jasa. Karena itu, berikan pemahaman kepada konsumen mengenai keuntungan jangka pendek atau cepat. Strateginya, gunakan hadiah langsung atau promo lainnya yang mudah dipahami konsumen," 2). Umumnya konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan. Karakter ini berhubungan dengan karakter pertama. Konsumen juga kurang menghargai waktu dan memiliki gaya hidup santai. Akibatnya, proses pembelian kurang efisien. Namun, hal ini bisa dimanfaatkan dengan menerapkan strategi produk atau layanan yang mempunyai fleksibilitas tinggi. Artinya, produk itu bisa digunakan dalam berbagai situasi multifungsi. Agar cepat tertuju kepada konsumen, gunakan display mencolok. 3). Konsumen Indonesia suka berkumpul, baik dengan kolega, relasi kerja, dengan keluarga, maupun dengan teman satu komunitas. Karakter ini merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia sejak lama sehingga akan bertahan hingga beberapa puluh tahun ke depan. Dalam kondisi ini, biasanya teman dan kolega bisa memengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Cara yang efektif, tingkatkan komunikasi terhadap kelompok atau grup tempat konsumen berkumpul. Bentuklah opini yang dapat memengaruhi kelompok itu. 4). Gaptek alias gagap teknologi. Konsumen Indonesia lebih doyan menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak rumit. Contohnya, perkembangan teknologi informasi dunia mendorong munculnya telepon seluler dengan beragam fasilitas mulai dari GPRS, 3G hingga teleconference. Namun apa yang terjadi? Masyarakat Indonesia tetap menggandrungi telepon dan pesan singkat (SMS) sebagai cara komunikasi efektif. Pasar 13 yang menggunakan teknologi simpel lebih gemuk dibandingkan dengan pasar yang selalu mengadopsi teknologi tinggi. Cara pemasarannya, buatlah teknologi untuk tujuan fun atau hiburan, serta teknologi yang mudah digunakan dan aman. Dalam kondisi ini, menjadi pengikut kesuksesan produk lain bisa jadi pertimbangan dalam menyusun strategi. 5). Konsumen Indonesia lebih mengutamakan konteks, bukan konten. Konsumen Indonesia bukan masyarakat yang menyukai informasi bersifat analisis data atau perdebatan, melainkan hiburan. Jadi, strategi pemasaran untuk konsumen ini adalah, membuat produk dengan kemasan dan desain yang menarik atau display yang mencolok, berikan pesan-pesan yang langsung dipahami konsumen. 6). Fanatik terhadap produk buatan luar negeri. Rasa nasionalisme bangsa Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan bangsa Korsel atau Jerman yang menghargai produk sendiri. Masyarakat kurang menghargai produk asli buatan lokal karena kualitasnya sulit bersaing dengan produk asing. Ada beberapa cara untuk mengakali konsumen dengan karakter seperti ini. Pertama, buat produk dengan simbol-simbol asing seperti membubuhkan tulisan made in dalam label produk. Namun jangan bohongi dan menipu konsumen. Cara lainnya, membuat produk dengan harga premium, atau beraliansi dengan merek global. 7). Konsumen religius dan suka supranatural. Pasar bank syariah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir terus naik signifikan. Pada dasarnya bangsa Indonesia itu manusia yang baik dan tidak suka mengolok-olok sehingga pasar ini tumbuh. Strategi untuk konsumen ini adalah bisa bergabung dengan asosiasi keagamaan, atau memberikan label religi seperti mendaftarkan kehalalan produk. Cara terakhir, meluncurkan produk baru untuk segmen ini, karena potensi pasar religi ke depannya akan terus berkembang. 14 8). Pamer dan gengsi, ini berkaitan dengan karakter konsumen yang banyak menyukai produk asing. Kondisi ini didorong oleh masih adanya budaya feodal dan apresiasi berlebihan di tengah masyarakat. Strateginya adalah, ciptakan produk dengan edisi terbatas, atau produk eksklusif. Bisa juga dengan memberikan layanan personal secara khusus. 9). Kekuatan subkultur atau budaya. Di beberapa daerah pengaruh budaya lokal masih kuat. Cara pemasaran untuk konsumen seperti ini dengan memberikan sentuhan kedaerahan, baik dalam promo produk maupun layanan. Untuk distribusi, bisa juga menggandeng distributor lokal yang lebih memahami karakter daerah setempat. 10). Rendahnya kesadaran terhadap lingkungan. Strateginya, posisikan konsep ramah lingkungan hanya pada level perusahaan bukan level produk di tingkat konsumen. Terapkan produk ramah lingkungan untuk keperluan ekspor dan pasar luar negeri saja. Namun, karakter ini dalam beberapa tahun ke depan akan berubah seiring dengan maraknya kampanye kesadaran lingkungan dan pemanasan global sehingga harus diantisipasi. 2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Keller, 2007 perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor yang memiliki pengaruh paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya. 1). Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Subbudaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika sub-budaya menjadi besar dan makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka. Pemasaran lintas budaya muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang menyingkapkan bahwa 15 relung etnis dan demografik yang berebeda tidak selalu menanggapi dengan baik iklan pasar-massal. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa. Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku seragam daripada orangorang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi yang inferior atau superior di kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu. Kelas sosial menunjukkan preferesi atas produk dan merek yang berbeda-beda di sejumlah bidang yang mencakup pakaian, perabotan rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan mobil. 2). Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. a). Kelompok acuan Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan, Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi 16 perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka, sekurangkurangnya melalui tiga cara. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang; kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat memengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Orang juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok di luar kelompok mereka. Kelompok aspirasi adalah kelompok yang ingin dimasuki seseorang; kelompok disasosiasi adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh seseorang. Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan. Perusahaan harus menentukan cara menjangkau dan memengaruhi para pemimpin opini di kelompok acuan itu. Pemimpin opini adalah orang yang komunikasi informalnya atas produk dapat memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti merek apa yang terbaik atau apa manfaat produk tertentu. Para pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan mengidentifikasi ciri – ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan kepemimpinan opini, mengidentifikasi media yang dibaca oleh pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini. b). Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Terdapat dua dalam kehidupan pembeli yaitu Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Perilaku yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi-yaitu pasangan dan anak seseorang. 17 c). Peran dan Status Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya- keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Para pemasar menyadari potensi simbol status produk dan merek. 3). Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan; keadaaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta nilai dan gaya hidup pembeli. a). Usia dan tahap dalam siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dari jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat. Selain itu, tahap siklus hidup psikologis bisa terjadi. Orang dewasa mengalami “perjalanan” dan “perubahan” tertentu sepanjang hidupnya. Para pemasar harus memberi perhatian yang besar pada peristiwa-peristiwa penting dalam hidup atau masa peralihan-menikah, kelahiran bayi, sakit, relokasi, bercerai, beralih kerja, menduda/menjanda-karena peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan kebutuhan baru. b). Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas ratarata terhadap produk dan jasa. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada kelompok pekerjaan tertentu. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva termasuk persentase aktiva yang 18 lancar/liquid, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus menerus memerhatikan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan terjadinya resesi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan sasaran. c). Kepribadian dan konsep diri Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda- beda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai kerpibadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. Kepribadian merek merupakan sebuah bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu. Para konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang memiliki kepribadian merek yang konsisten dengan konsep-diri akutal mereka sendiri (bagaimana seseorang memandang dirinya), walaupun dalam kasus yang sama pencocokan mungkin didasarkan pada konsep-diri ideal (memandang dirinya ingin seperti apa) atau bahkan konsep-diri orang lain (menganggap orang lain memandang dirinya ingin seperti apa) dan bukan citra-diri aktual. d). Gaya Hidup dan Nilai Pembeli Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup 19 menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibatasi uang atau waktu. 4). Faktor Psikologis Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memorisecara fundamental memengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1. Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2007). a). Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogemis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, 20 penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak. 1). Teori Freud Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi diri. Teknik yang disebut penjenjangan dapat digunakan untuk menelusuri motivasi seseorang mulai dari motivasi yang bersifat alat sampai ke motivasi yang lebih bersifat tujuan. Kemudian pasar dapat memutuskan pada tingkat mana pesan dan daya tarik mau dikembangkan. Para periset motivasi sering memperbanyak “wawancara mendalam” terhadap beberapa konsumen untuk mengungkap motif yang lebih mendalam yang dipicu oleh produk. 2). Teori Maslow Maslow menjelaskan kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. Teori Maslow membantu para pemasar memahami cara bermacam-macam produk menyesuaikan dengan rencana, sasaran, dan kehidupan konsumen. 3). Teori Herzberg Frederick Herzberg mengembangkan teori dua-faktor yang membedakan dissatisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan). Tidak adanya dissatisfiers saja tidak cukup, sebaliknya satisfiers harus ada secara aktif untuk memotivasi pembelian. Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi. Pertama, para penjual harus berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfiers. Kedua, para pabrikan harus mengidentifikasi satisfier atau motivator utama pembelian dipasar dan kemudian menyediakan faktor satisfier itu. 21 b). Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting daripada realitas, karena itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. 1). Perhatian Selektif Orang mengalami sangat banyak rangsangan setiap hari. Karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua rangsangan itu, kebanyakan rangsangan akan disaring-proses yang dinamakan perhatian selektif. Berikut ini adalah beberapa temuan: a). Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini b). Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang mereka antisipasi c). Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran rangsangan normal. 2). Distorsi Selektif Rangsangan yang telah mendapatkan perhatian bahkan tidak selalu muncul dipikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif adalah kecendrungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita. Konsumen akan sering memelintir informasi sehingga menjadi konsisten dengan keyakinan awal mereka atas merek dan produk. 3). Ingatan Selektif Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk pesaing. 22 c). Pembelajaran Pembelajaraan meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebgaian besar perliaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan para pemasar bahwa mereka dapat membangun permintaan atas produk dengan mengaitkannya pada dorongan yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan pendorong atau motivasi, dan memberikan memberikan pengukuhan yang positif. d). Memori Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang. Para psikolog kognitif membedakan memori jangka pendek yaitu satu gudang informasi sementara dan memori jangka panjang yaitu gudang yang lebih permanen. Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen memiliki jenis pengalaman produk dan layanan yang tepat seperti struktur pengenalan merek yang diciptakan dan dipertahankan dalam memori. 2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Mary Walton didalam Kotler dan Keller, 2007 mengemukakan bahwa perusahaan yang cerdas akan coba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan pelanggan-semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk. Kotler dan Keller, 2007 menjelaskan proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan, yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Namun, para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap. 23 1). Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan ysng memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2). Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu : a). Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b). Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c). Sumber publik : media masa, organisasi penentu peringkat konsumen. d). Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi, tentang produk tertentu dari sumber komersil-yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan wewenang independen. 3). Evaluasi Alternatif Beberapa konsep dasar yang akan membantu dalam memahami proses informasi adalah pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda- 24 beda bergantung jenis produknya. Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu. Sikap sangat sulit berubah. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap orang. 4). Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek- merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam pembelian produk seharisehari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Karakteristik orang, tugas dan penentuan keputusan pembelian, dan konteks sosial bisa memengaruhi apakah dan bagaimana pengalaman pilihan digunakan. Memahami apakah dan bagaimana konsumen menyelidiki merek secara teliti merupakan hal penting. Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disuka konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. 5). Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang menganggu atau mendengar hal – hal yang 25 menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. 2.7. Uji Validitas Menurut Umar (2005), validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Langkah-langkah pengujian validitas, yaitu; 1). Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2). Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. 3). Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4). Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut : …………………………………….(1) Keterangan : r = Angka korelasi n = Jumlah contoh dalam penelitian X = Skor pertanyaan Y = Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan 2.8. Uji Reliabilitas Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang 26 sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ……………………………………………………(2) Keterangan : r11 = keandalan instrumen k = banyak butir pertanyaan = ragam total 2 Σσ b = jumlah ragam total 2.9. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,2005). 2.10. Analisis Faktor Menurut Supranto (2004) analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. Analisis faktor dipergunakan dalam situasi sebagai berikut : 1). Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying dimensions) atau faktor, yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. 27 2). Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi didalam analisis multivariate selanjutnya. 3). Mengenali atau mengidentifikasi suatu set varibel yang penting dari suatu set yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan didalam analisis multivariate selanjutnya. Menurut Suliyanto dalam Darussalam (2010), analisis faktor dapat dilakukan dengan jumlah sampel minimal adalah empat sampai lima kali jumlah variabel, namun dapat dilakukan juga ketika jumlah sampel yang diambil telah mewakili suatu populasi. Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor adalah sebagai: 1) Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat di antara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat analisis seperti Kaiser-Meyer-Oklin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) atau Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini. Syarat data dapat dilakukan faktor analisis adalah jika: a). Sebagian besar nilai matrik korelasi mempunyai nilai > 0,5 b). Nilai Kaiser-Meyer-Olkin > 0,5 c). Nilai partial korelasi untuk setiap variabel > 0,5 d). Nilai Barlett test of sphericity besar pada tingkat signifikan yang kecil kurang dari 0.05. 2) Setelah sejumlah variabel dipilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut hingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabelvariabel yang layak dengan SPSS versi 16, maka nilai hasil statistik yang dijadikan indikator adalah tabel communalities, total variance explained, dan component matrix serta rolated component matrix. Tabel communalities merupakan tabel yang menunjukkan presentase dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai yang 28 dilihat adalah nilai extraction, makin kecil nilainya maka semakin lemah hubungan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Tabel total variance explained menunjukkan persentase varians yang dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Indikatornya adalah nilai eigen values yang telah mengalami proses ekstraksi dengan nilai lebih besar dari satu. Pada tabel ini tercantum nilai extraction sum of square loadings. Hal ini disebabkan nilai eigen values merupakan jumlah kuadrat dari factor loadings dari setiap variabel yang termasuk dalam faktor. Factor loadings merupakan nilai yang menghubungkan faktor-faktor dengan variabelvariabel. Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang nilai absolut factor loadings-nya cukup besar. Tabel component matrix adalah matrik yang berisi nilai korelasi antara variabel dengan faktor yang diekstrak. Nilai korelasi tersebut adalah factor loading, dimana nilai yang lebih besar menunjukkan korelasi yang lebih kuat antara variabel dengan komponen faktor atau dapat dikatakan juga tabel ini menunjukkan distribusi variabel-variabel pada faktor-faktor yang terbentuk. 3) Faktor yang terbentuk dari analisisnya berisi koefisien bobot kontribusi suatu variabel terhadap faktor atau yang sering disebut dengan factor loading Pada banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada, oleh karena itu jika isi faktor masih diragukan atau output yang dihasilkan sulit untuk diinterprestasikan karena satu faktor dapat berkorelasi dengan beberapa variabel. Untuk mempermudah interprestasi dapat dilakukan proses rotasi faktor terhadap nilai component matrix untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lainnya atau tidak. Metode rotasi faktor yang digunakan, yaitu Orthogonal Rotation merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan sampai 900. Metode ini menggunakan asumsi bahwa hubungan antar variabel tidak ada atau korelasi faktor adalah nol, sehingga metode ini lebih stabil. Metode ini dapat dibagi lagi menjadi metode quartimax, varimax, dan equimax. 29 4) Setelah proses ekstrasi selesai dilakukan, maka faktor-faktor yang ada benar-benar sudah terbentuk. Selanjutnya adalah menamakan faktor tersebut. Penamaan ini sifatnya subjektif, yaitu sesuai dengan kecenderungan peneliti akan tetapi biasanya penamaan ini didasarkan pada kecenderungan dari nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut. 2.11. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) dengan judul Analisis Proses Pengambilan Keputusan Dan Atribut Yang Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Brownies Kukus Amanda (Studi Kasus Outlet Cabang Brownies Kukus Amanda di Bogor) berujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Brownies Kukus Amanda Bogor, (2) Menganalisis proses keputusan pembelian konsumen Brownies Kukus Amanda Bogor, (3) Mengukur sikap konsumen terhadap atribut pada Brownies Kukus Amanda Bogor, (4) Mengkaji atribut – atribut yang mempengaruhi pembelian Brownies Kukus Amanda Bogor. Jumlah responden yang digunakan untuk mewakili konsumen pada penelitian tersebut sebanyak 100 orang. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, model sikap multiatribut fishbein, dan analisis faktor. Data diolah dengan menggunakan program software Microsoft Excell dan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15.0. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah perempuan dengan rentang usia 25-34 tahun, pekerjaan karyawan swasta, berstatus menikah dan rataan pengeluaran per bulan Rp 1.500.001-Rp. 2.500.000. Tahapan pengambilan keputusan pembelian yang dilalui yaitu tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Atribut jaminan produk (halal, higienis, dan aman untuk dikonsumsi) memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan atribut rasa/aroma dianggap memiliki kinerja paling baik dengan tingkat kepuasan tertinggi. Faktor yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian adalah jaminan produk (halal, higienis, dan aman untuk dikonsumsi). 30 Penelitian Putrinanda (2010) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City) bertujuan (1) mengindentifikasi karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (2) mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (3) menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally, (4) mengetahui sikap konsumen terhadap frozen yoghurt Sour Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitan tersebut adalah Convenience Sampling dengan jumlah respoden sebanyak 110 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis multiatribut Fisbein dengan bantuan software SPSS 15.00 for Windows dan Microsoft Excell. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan mayoritas konsumen frozen yoghurt Sour Sally merupakan wanita, belum menikah, rentang usia 19-24 tahun, pelajar/mahasiswa, pendidikan akhir sarjana (S1), pendapatan rata-rata perbulan ≤ Rp.1.000.000,-. Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terdapat enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian yaitu : komposisi dan tampilan produk, pengaruh lingkungan, jenis dan sumber informasi, karakteristik produk, dan pendapatan. Pada analisis sikap konsumen, atribut kebersihan, rasa, dan kehalalan dianggap konsumen sebagai pertimbangan yang paling penting sedangkan atribut merek dianggap konsumen sebagai pertimbangan yang paling tidak dipentingkan dalam proses keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally. Penelitian selanjutnya adalah penelitian Teguh (2010) yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan Serta Atribut yang Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Nutrilite Salmon Omega 3 (Studi Kasus Amway Distribution Centre Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik dari konsumen produk Nutrilite Salmon Omega 3 (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, (3) Menganalisis atribut produk seperti apa yang dipentingkan serta mempengaruhi pengambilan 31 keputusan konsumen. Pengambilan contoh responden dalam penelitian tersebut menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik judgement sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis faktor dengan alat pengolah data SPSS 16.0. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, rentang usia 36-46 tahun, status telah menikah, pendidikan terakhir sarjana (S1), pekerjaan pengusaha/wirausaha, tingkat pendapatan per bulan Rp. 1.000.001-Rp. 5.000.000. Seluruh responden umumnya telah melakukan lima tahapan dalam proses keputusan pembelian, namun proses yang dilakukan dalam setiap tahapan berbeda untuk setiap konsumen. Sebagian besar konsumen lebih memilih menggunakan Nutrilite Salmon Omega 3 adalah didasari dari kualitas produk, images produk, peluang bisnis serta manfaat yang diperoleh dengan hasil kesehatan yang optimal. Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui ada tujuh faktor yang terbentuk, pertama yaitu faktor keunggulan dengan atribut produk yang paling berpengaruh adalah komposisi/kandungan produk. Kedua, faktor internal dengan atribut produk variasi warna keemasan. Ketiga, faktor fitur produk dengan atribut produk keterangan pada label. Keempat, faktor jaminan produk dengan atribut produk jaminan tahan lama. Kelima, faktor ekternal produk dengan atribut produk peluang bisnis. Keenam, faktor merk dengan atribut produk brand images. Ketujuh, faktor bauran pemasaran dengan atribut produk promosi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, diperoleh gambaran mengenai penelitian yang terkait dengan proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ketiga penelitian terdahulu tersebut memiliki kesamaan yang dapat dijadikan contoh dalam penelitian seperti alat analisis yang digunakan, yaitu deskriptif, dan faktor. Di samping itu, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu. Perbedaan terletak pada produk penelitian yang berupa olahan fish jelly, lokasi peneltian yang terletak di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Sawangan, Kota Depak serta di tempat-tempat pemasaran produk CV. Sakana Indo Prima. Perbedaan lainnya terletak pada alat analisis serta metode 32 pengambilan sampel yang digunakan. Penelitian ini tidak menggunakan alat analisis model sikap multiatribut fishbein seperti penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Putrinanda. Selain itu, pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian menggunakan metode Purposive Sampling, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putrinanda dimana pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Convenience Sampling. III. 3.1. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Dewasa ini, usaha pengolahan produk perikanan berbasis fish jelly product memiliki perkembangan yang cukup baik. Peluang ini dimanfaatkan oleh CV Sakana Indo Prima untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru serta mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Seiring dengan berjalanya waktu, usaha yang semakin berkembang ini dihadapkan dengan tantangan yang beragam, salah satunya persaingan usaha. Tantangan ini mendorong perusahaan untuk merumuskan suatu strategi usaha yang tepat. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan analisis mengenai proses pengambilan keputusan serta faktor-faktor yang dipentingkan dalam pembelian untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen dalam melakukan pembelian produk olahan. Penelitian ini difokuskan kepada konsumen yang melakukan pembelian produk-produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Pengambilan data terhadap konsumen dilakukan menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data melalui analisis deskriptif dan analisis faktor. Analisis dekriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik serta proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian. Melalui analisis tersebut diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat sebagai bahan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2. 34 Sakana Indo Prima Konsumen Perilaku Pembelian Karakteristik Konsumen Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Analisis Deskriptif Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Analisis Faktor Rekomendasi bagi Perusahaan Gambar 2. Kerangka Pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2012. Proses wawancara untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dilaksanakan di pabrik pengolahan yang beralamat di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Proses wawancara dan pengambilan data terhadap responden dilakukan di tempat-tempat pemasaran produk CV Sakana Indo Prima wilayah Jabodetabek, antara lain: a. Wilayah Jakarta : Jl. Mangga Dua Raya, Gang Burun, Rt.09, Rw.02, No.4, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari. 35 b. Wilayah Bogor : Bumi Karadenan Permai 3, Blok AA12, No. 6 RT 4 RW 17, Karadenan, Cibinong, Bogor, 16913. c. Wilayah Depok : Pondok Sukmajaya, Kampung Cipayung, Rt.03, Rw.04. No.40, Depok. d. Wilayah Tangerang : Pasar Bengkok, Jl. KH. Hasyim Ashari, Kec. Pinang, Kota Tangerang. e. Wilayah Bekasi : 1. Jl. Bambu Kuning, Gang Bina Marga, RT.002, RW 02 No. 154/2 Kelurahan. Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. 2. Lapangan Kecamatan Bekasi Utara, Jl. Perwira Jaya, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut memiliki penjualan produk yang cukup tinggi serta memiliki beberapa konsumen yang telah mengenali produk dengan baik sehingga dapat memudahkan dalam pengumpulan data. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan maupun konsumen. Data sekunder diperoleh dari data dan laporan milik perusahaan serta studi kepustakaan melalui buku-buku, internet, jurnal dan artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian. 3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel Pada penelitian ini, rumus Slovin digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang dari suatu populasi sehingga diperoleh sampel yang dapat menggambarkan serta mewakili data populasi. n= N ……………………………………………………………………...(3) 1 + Ne 2 dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi 36 e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan Berdasarkan informasi yang diperoleh dari CV Sakana Indo Prima diketahui bahwa jumlah pembeli produk olahan diperkirakan sebanyak 50.000 pembeli (N). Dengan nilai e sebesar 10%, maka diperoleh nilai sebesar: n= 50.000 1 + 50.000(0,1) 2 = 99,80 Untuk memudahkan perhitungan, maka jumlah responden yang diambil adalah 100 responden dengan pertimbangan bahwa angka tersebut 99,80 mendekati angka 100. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling, yaitu teknik Purposive Sampling. Pada metode ini semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel dan sampel diambil berdasarkan pengalamannya dalam membeli dan mengkonsumsi produk CV Sakana Indo Prima. 3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden terpilih di lokasi pemasaran produk CV Sakana Indo Prima. Wawancara terhadap konsumen dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner diawali dengan melakukan pengambilan data kepada 30 responden yang sedang melakukan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima. Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan kedalam alat bantu berupa software SPSS versi 16 untuk diolah. Berdasarkan hasil uji validitas, diperoleh 5 variabel yang tidak valid. Hal ini dikarenakan nilai r-hitung untuk 5 variabel tersebut berada dibawah r-tabel yaitu 0,374 pada tingkat alpha 5 persen. Adapun kelima variabel tersebut, antara lain : 1) Pilihan produk CV SIP yang beranekaragam (0,371), 2) Produk CV SIP memiliki informasi mengenai kehalalan (-0,072), 3) Saya membeli produk CV SIP karena kualitasnya sesuai dengan keinginan saya (0,319), 4) Saya membeli produk CV SIP karena adanya dorongan rasa lapar (0,187), dan 5) Saya membeli 37 produk CV SIP karena memiliki kandungan gizi yang baik (0,358). Nilai tertinggi pada uji validitas ini didapat sebesar 0,737 yaitu pada variabel Produk CV SIP memiliki rasa yang lezat. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas, menujukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,904. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian adalah reliabel dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah hasil uji validitas dan reliabilitas diketahui, penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner tanpa melibatkan 5 variabel pertanyaan yang tidak valid. Pengumpulan data di wilayah Jabodetabek dilakukan dengan pembagian jumlah responden sebagai berikut: a. Wilayah Jakarta sebanyak 14 reponden; b. Wilayah Bogor sebanyak 14 reponden; c. Wilayah Depok sebanyak 14 reponden; d. Wilayah Bekasi sebanyak 44 reponden; e. Wilayah Tangerang sebanyak 14 reponden. Adapun dokumentasi pengambilan data dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan program Software Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16. Sedangkan analisis dat yang digunakan adalah : 1). Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Karakteristik yang dilihat meliputi; usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, pendapatan, dan pengeluaran untuk konsumsi. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yang diamati adalah proses pada masing-masing tahapan; pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. 38 2). Analisis Faktor Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Sebanyak 23 variabel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh konsumen. Variabel ini merupakan pengembangan dari teori yang digunakan pada penelitian ini, yang meliputi atribut produk, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. IV. 4.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan CV Sakana Indo Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan produk perikanan. Usaha produk olahan ikan ini didirikan oleh dua orang sahabat yaitu Bpk. Saefuddin dan Bpk. Redy Ardiansyah pada tahun 2004. Pada awal berdirinya, usaha pengolahan ini hanya bernama Sakana yang merupakan usaha rumahan berlokasi diwilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan bakso ikan berbahan dasar ikan tuna. Pada tahun 2007, perusahaan berganti nama menjadi Sakana Makmur Abadi dan mulai mengembangakan usahanya dengan menyewa tempat usaha di Kawasan Industri Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, Nizam Zachman, Jl. Muara Baru Ujung, Jakarta Utara. Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi, memperlancar distribusi produk dan ketersediaan bahan baku, maka sejak tahun 2008, perusahaan mendirikan pabrik dan kantor seluas ±350 m2 di wilayah Depok. Pabrik dan kantor tersebut dibangun di atas tanah milik perusahaan seluas ±515m2 yang beralamat di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Selain itu, pada tahun 2008 perusahaan mengganti namanya menjadi CV Sakana Indo Prima. Pada saat ini, perusahaan sedang mengembangkan usahanya dengan membangun mini plant di wilayah Semarang dan Makassar. Hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar CV Sakana Indo Prima. Adapun Visi dan Misi CV Sakana Indo Prima, yaitu : Visi: Menjadi Perusahaan Pengolahan Ikan Skala Nasional. Misi: Kesejahteraan Bersama Stakeholder (Pemilik, Karyawan, Agen, Penjual). 4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan CV Sakana Indo Prima memiliki struktur organisasi yang dijadikan dasar dalam aktifitas perusahaan dengan tujuan agar uraian tugas, perintah, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing tenaga kerja atau karyawan di setiap unit kerja 40 menjadi lebih jelas dan terarah. Perusahaan dipimpin langsung oleh 2 (dua) orang pemilik perusahaan yang bertindak sebagai Direksi. Direksi memiliki tanggung jawab untuk memimpin, mengkoordinasikan, dan mendelegasikan tugas kepada unit-unit kerja dibawahnya. Adapun unit kerja dibawah direksi terdiri dari 4 (empat) unit kerja, yaitu : a. Produksi; Unit kerja ini bertugas untuk menghasilkan produk olahan ikan dengan mutu yang baik. Unit kerja produksi dipimpin oleh seorang kepala produksi yang membawahi 2 orang kepala shift dan 70 staf produksi. b. Warehouse; Unit kerja ini bertugas untuk menyediakan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Unit kerja ini dipimpin oleh seorang kepala warehouse yang membawahi 1 orang staf warehouse. c. Maintenance; Maintenance bertugas untuk melakukan pemeliharaan terhadap peralatan dan mesin dilingkungan perusahaan. Unit kerja ini dipimpin oleh seorang kepala maintenance yang membawahi 1 orang staf maintenance d. Administrasi. Administrasi bertugas menjalankan fungsi keadministrasian, seperti pembukuan, dokumentasi, dan sebagainya. Untuk menjalankan tugasnya seorang petugas administrasi dibantu oleh seorang petugas keuangan dan seorang kasir. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Lampiran 5. 4.1.2 Produk Perusahaan Produk olahan ikan yang diproduksi oleh perusahaan, yaitu : a. Baso Ikan; j. Sandwich ikan & Vegetable Tofu; b. Baso Super; k. Tuna Roll; c. Bakwan Ikan; l. Siomay Ikan: d. Ekado; m. Udang Roti; 41 e. Kaki Naga (Ikan); n. Udang Gulung; f. Kaki Naga (Udang); o. Fish Stick; g. Keong Mas; p. Otak-otak Ikan (Panjang); h. Lumpia Udang; k. Otak-otak Ikan (Bulat); i. Salmon Roll; Setiap harinya perusahaan memproduksi baso ikan sebanyak 4 ton dan 500 kg produk olahan lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk olahan adalah ikan tuna dan udang, sedangkan untuk produk baso super menggunakan bahan baku ikan marlin. Produk olahan yang menjadi produk andalan perusahaan yaitu baso ikan dan baso super. Adapun gambar produk CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Lampiran 6. Sebagai salah satu strategi dalam rangka mengoptimalkan penjualan, maka CV Sakana Indo Prima memberikan referensi harga jual bagi masing-masing pedagang di wilayah Jabodetabek. Adapun daftar harga yang disarankan dapat dilihat pada Lampiran 7. Selain memberikan referensi harga jual, perusahaan juga menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk produk baso ikan berbahan baku ikan tuna yaitu Rp. 25.000,- (isi 50 butir). Produk-produk yang dihasilkan oleh CV Sakan Indo Prima memiliki mutu yang baik dan terjamin kehalalannya. Hal ini terlihat dari beberapa sertifikat yang diperoleh perusahaan seperti : a. Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Barat; b. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Depok; c. Sertifikat Mutu dari dari Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta. 4.2. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan/gaji per bulan, pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan. Informasi mengenai karakteristik konsumen ini dapat berguna bagi CV Sakana Indo Prima untuk 42 merumuskan strategi perusahaan yang sesuai untuk meningkatkan penjualan produknya. Adapun hasil analisa terhadap karakteristik konsumen dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.2.1 Jenis Kelamin Pada penelitian dengan jumlah responden sebanyak 100 orang ini, diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 69,00%, sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 31,00%. Responden perempuan lebih banyak dibanding responden laki-laki terjadi diwilayah Bekasi kemudian diikuti oleh wilayah Depok, sedangkan untuk wilayah Jakarta, Bogor, dan Tangerang jumlah responden laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak. Responden perempuan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki menggambarkan bahwa perempuan memiliki peranan yang cukup penting dalam pengambilan keputusan pembelian. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin. 4.2.2 Usia Pada penelitian ini, sebagian besar usia responden berkisar antara 25 sampai 35 tahun dengan persentase sebesar 45,00%, kemudian disusul dengan yang berusia 35 sampai 45 tahun dengan persentase sebesar 30,00%. Responden dengan usia antara 18 sampai 25 tahun memiliki persentase sebesar 11,00%, responden dengan usia 45-55 tahun memiliki persentase sebesar 9,00%, 43 responden dengan usia di atas 55 tahun memiliki persentase sebesar 4,00%, dan sebesar 1,00% untuk responden dibawah 18 tahun. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan Usia. 4.2.3 Status Pernikahan Status pernikahan responden teridentifikasi bahwa 77,00% memiliki status menikah, 21,00% responden memiliki status belum menikah, dan 2,00% responden memiliki status duda/janda. Pembelian produk lebih banyak dilakukan oleh responden yang telah menikah menggambarkan bahwa produk CV.Sakana Indo Prima dikonsumsi sebagai lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan. 44 4.2.4 Pendidikan Responden pada penelitian ini memiliki latarbelakang pendidikan yang beragam, yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD)/sederajat sebesar 4,00%, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat sebesar 5,00%, Sekolah Menengah Umum (SMU)/sederajat sebesar 30,00%, Diploma sebesar 10,00%, Sarjana sebesar 37,00%, dan Pascasarjana sebesar 14,00%. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas reponden memiliki latarbelakang pendidikan sarjana, dimana konsumen pada tingkatan pendidikan ini memiliki pola pikir untuk mengkonsumsi suatu produk dengan pertimbangan nilai lebih dari suatu produk. Melalui informasi ini, maka perusahaan sebaiknya dapat mengkomunikasikan nilai lebih dari suatu produk yang dijual. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya dapat memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda dan produk apa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan semua konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda merupakan konsumen yang potensial bagi semua produk. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan. 4.2.5 Pekerjaan Pekerjaan responden sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil sebesar 34,00%, dan pekerjaan responden yang paling rendah merupakan Pelajar/Mahasiswa sebesar 9,00%. Selain Pegawai Negeri Sipil dan Pelajar/Mahasiswa, juga terdapat responden yang bekerja sebagai Pegawai Swasta 45 sebesar 14,00%, Wiraswasta sebesar 15,00%, dan pekerjaan lainnya sebesar 28,00%. Pada pekerjaan lainnya, diketahui bahwa responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, guru, dan sebagainya. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan. 4.2.6 Pendapatan/gaji per bulan Pendapatan/gaji per bulan responden diketahui sebesar 9,00% kurang dari Rp.500.000,-, sebesar 12,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 500.000,- sampai 1.000.000,-, sebesar 23,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.000.000,-, sebesar 30,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 2.000.001,- sampai Rp. 3.000.000,-, sebesar 11,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 3.000.001,- sampai Rp. 4.000.000,-, sebesar 8,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 4.000.001,- sampai Rp. 5.000.000,-, dan sebesar 7,00% responden memiliki pendapatan di atas Rp. 5.000.001,-. Hal ini menggambarkan bahwa konsumen produk CV Sakana Indo Prima berasal dari kalangan kelas ekonomi menengah. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memahami kebutuhan konsumen pada tingkatan ini serta mempertimbangkannya menjadi segmen konsumen CV Sakana Indo Prima. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan/gaji per bulan dapat dilihat pada Gambar 8. 46 Gambar 8. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/gaji per Bulan. 4.2.7 Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan Konsumen CV Sakana Indo Prima yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki pengeluaran untuk makan dibawah Rp. 500.000,- sebanyak 11,00% responden, berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,- sebanyak 37,00%, berkisar antara Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak 35,00% responden, berkisar antara Rp. 2.000.001,- sampai Rp. 3.000.000,sebesar 11,00% responden, dan di atas Rp. 3.000.001,- sebesar 3,00% responden. Hal ini juga menggambarkan bahwa konsumen produk CV Sakana Indo Prima berasal dari kalangan kelas ekonomi menengah. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran untuk makan per bulan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran untuk Makan/Konsumsi per Bulan. 47 4.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Setiap melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa, konsumen tidak serta merta melakukan pembelian. Proses pembelian terjadi karena adanya tahap-tahap yang dilalui oleh konsumen untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Tahapan yang dilalui konsumen untuk melakukan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian dengan melibatkan panca indera, akal pikiran, sehingga barang atau jasa yang dibeli diharapkan sesuai dengan kebutuhannya. Adapun proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima, terdiri dari: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. 4.3.1 Pengenalan Kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan timbul pada tahap awal ketika seseorang hendak melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Pembeli mulai mengenali masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhannya. Berdasarkan penelitian terhadap pengenalan kebutuhan, dapat diketahui data mengenai motivasi mengkonsumsi dan manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk olahan CV Sakana Indo Prima. Motivasi merupakan dorongan terbesar yang dirasakan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Motivasi yang mendorong kosumen untuk membeli produk olahan CV Sakana Indo Prima sebagian besar dipengaruhi oleh keinginan untuk mencoba dengan persentase sebesar 48,55%. Hal ini terjadi dikarenakan produk olahan yang menggunakan bahan baku ikan tergolong produk yang masih baru dan jarang ditemui dipasaran. Oleh karena itu, rasa penasaran masyarakat terhadap produk tersebut sangat tinggi sehingga mendorong untuk mencobanya. Pada peringkat kedua, yaitu harga yang terjangkau dengan persentase sebesar 30,43%. Hal ini menggambarkan bahwa harga produk CV Sakana Indo Prima sangat terjangkau bagi sebagian responden, sehingga dapat membeli produk tersebut. Berdasarkan kedua motivasi tersebut, maka sebaiknya perusahaan dapat mempromosikan produk yang dijual dengan memberikan sampel produk kepada konsumen. Melalui pemberian sampel produk, 48 diharapkan dapat memuaskan keingintahuan konsumen terhadap produk sehingga konsumen terdorong untuk melakukan pembelian. Motivasi lainnya yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yaitu, melihat orang lain membeli sebesar 8,70%, gaya hidup sebesar 2,17%, dan motivasi lainnya sebesar 10,14%. Data mengenai alasan/motivasi responden mengkonsumsi produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Alasan/Motivasi responden Mengkonsumsi Produk Olahan Ikan CV Sakana Indo Prima. Alasan/Motivasi Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) 30 67 48.55 0 7 12 8.70 0 0 2 3 2.17 7 8 18 42 30.43 Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi a. Ingin mencoba b. Melihat orang lain membeli c. Gaya hidup d. Harga yang terjangkau e. Lainnya 10 10 7 10 3 0 2 0 1 4 5 4 4 1 1 4 14 10.14 Jumlah 21 20 17 19 61 138 100.00 Manfaat yang dicari oleh konsumen dalam melakukan pembelian produk CV Sakana Indo Prima, yaitu: mengurangi rasa lapar sebesar 5,80%, sebagai camilan sebesar 37,68%, manfaat kesehatan sebesar 43,48%, sekedar ikut-ikutan sebesar 7,25%, dan manfaat lainnya sebesar 5,80%. Manfaat kesehatan menjadi manfaat terbesar yang dicari oleh konsumen dalam membeli produk olahan CV Sakana Indo Prima. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen untuk mengkonsumsi produk yang memiliki dampak baik bagi kesehatan tubuh dapat dikatakan cukup baik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya dapat mempromosikan produk yang dijual dengan mengkomunikasikan manfaat kesehatan apabila mengkonsumsi produk kepada konsumen. Data mengenai manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4. 49 Tabel 4. Manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Frekuensi Berdasarkan Kota Manfaat Total Jakarta a. Mengurangi rasa lapar b. Sebagai camilan c. Manfaat Kesehatan d. Sekedar ikut – ikutan e. Lainnya Jumlah Bogor Tangerang Depok Bekasi Persentase (%) 2 3 3 0 0 8 5.80 7 11 7 8 19 52 37.68 12 8 6 7 27 60 43.48 0 1 1 0 8 10 7.25 0 1 0 3 4 8 5.80 21 24 17 18 58 138 100.00 4.3.2 Pencarian Informasi Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan melakukan pencarian informasi produk yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhannya. Pencarian informasi ini dilakukan agar konsumen dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai barang atau jasa yang akan dibelinya sehingga lebih mudah untuk memutuskan membeli suatu barang atau jasa. Sumber informasi mengenai produk olahan CV Sakana Indo Prima sebagian besar diperoleh dari teman (63,11%), kemudian dilanjutkan sumber informasi yang berasal dari keluarga (15,57%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sumber pribadi cukup besar dan efektif dalam mensuplai informasi mengenai suatu barang atau jasa yang akan dibeli. Pengaruh sumber informasi pribadi yang cukup besar terjadi diakibatkan adanya ikatan emosional yang baik diantara teman maupun diantara keluarga sehingga sangat mudah mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian responden. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui metode word of mouth secara lebih optimal. Selain itu, sumber informasi mengenai produk CV Sakana Indo Prima diperoleh dari leaflet/brosur sebesar 14,76%, koran, majalah, dan televis sebesar 0%, dan sumber informasi lainnya sebesar 6,56%. Hal ini menggambarkan bahwa sumber informasi yang berasal dari sumber komersil dan publik memiliki pengaruh yang kecil dalam 50 pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pengaruh sumber komersil dan publik yang kecil terjadi diakibatkan perusahaan belum melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik secara optimal. Sumber informasi responden mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sumber informasi responden mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Sumber Informasi a. Keluarga b. Teman c. Koran atau majalah d. Leaflet/brosur e. Televisi f. Lainnya. Jumlah Frekuensi Berdasarkan Kota Total Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi Persentase (%) 2 3 3 4 7 19 15.57 12 12 9 11 33 77 63.11 0 0 0 0 0 0 0.00 4 2 2 2 8 18 14.75 0 0 0 0 0 0 0.00 1 1 5 8 6.56 17 15 18 53 122 100.00 1 19 Informasi yang paling ingin diketahui oleh konsumen sebelum melakukan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima adalah keamanan produk sebesar 31,61%. Keinginan untuk mengetahui keamanan suatu produk adalah hal yang wajar, dikarenakan konsumen tidak ingin mendapatkan akibat buruk yang mungkin dapat timbul akibat mengkonsumsi suatu produk. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen terhadap produk yang aman dikonsumsi dapat dikatakan cukup baik. Selain informasi mengenai keamanan produk, informasi yang ingin diketahui responden mengenai produk antara lain: rasa produk (23,32%), keragaman produk (18,69%), harga produk (17,62%), tempat membeli (6,74%), dan informasi lainnya (1,04%). Secara lebih jelas, informasi yang ingin diketahui mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 6. 51 Tabel 6. Informasi yang ingin diketahui mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Informasi yang ingin diketahui a. Keragaman Produk b. Harga Produk Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 8 5 2 2 21 38 19.69 9 4 5 6 10 34 17.62 8 8 4 11 14 45 23.32 2 0 3 0 8 13 6.74 8 10 5 7 31 61 31.61 2 0 0 0 0 2 1.04 37 27 19 26 84 193 100.00 c. Rasa Produk d. Tempat membeli e. Keamanan produk (halal, sanitasi, dsb) f. Lainnya. Jumlah Adapun hasil jawaban responden mengenai informasi yang paling menarik tentang produk antara lain: rasa produk (41,67%), harga produk (26,92%), keragaman produk (25,64%), kemasan produk (3,85%), dan informasi lainnya (1,92%). Rasa produk menjadi informasi yang paling menarik bagi responden menggambarkan bahwa konsumen mendapatkan informasi mengenai produk CV Sakana Indo Prima memiliki rasa yang enak dari teman maupun keluarganya. Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa perusahaan selalu berupaya untuk mempertahankan rasa dan mutu produk yang dihasilkan. Secara lebih jelas, informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Informasi yang paling menarik a. Keragaman Produk b. Harga Produk c. Rasa Produk d. Kemasan Produk e. Lainnya Jumlah Frekuensi Berdasarkan Kota Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi Total Persentase (%) 6 6 0 7 21 40 25.64 7 5 10 4 16 42 26.92 8 8 10 10 29 65 41.67 1 0 1 2 2 6 3.85 1 0 0 0 2 3 1.92 23 19 21 23 70 156 100.00 52 4.3.3 Evaluasi Alternatif Melalui informasi yang telah diperoleh, maka konsumen akan melakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan yang ada. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Adapun hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum melakukan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima, antara lain: Harga (22,93%), Rasa (28,79%), Variasi (17,56%), Mutu (17,56%), Manfaat (12,20%), dan Kemasan (0,98%). Berdasarkan informasi tersebut, dapat diketahui bahwa rasa produk merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh sebagian besar konsumen. Oleh sebab itu, maka upaya CV Sakana Indo Prima untuk menjaga mutu dan rasa produk yang dihasilkan sebaiknya tetap dilakukan. Selain menjaga mutu dan rasa produk, perusahaan sebaiknya mengupayakan harga jual produk dapat terjangkau bagi konsumen kalangan ekonomi menengah. Hal ini dikarenakan harga menjadi pertimbangan terbesar kedua setelah rasa dalam membeli produk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hal yang menjadi pertimbangan responden dalam membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Hal yang Menjadi Pertimbangan dalam membeli a. Harga Frekuensi Berdasarkan Kota Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang 7 5 8 8 19 47 22.93 b. Rasa 8 12 10 7 22 59 28.78 c. Variasi produk 6 5 2 4 19 36 17.56 d. Mutu produk e. Manfaat produk f. Kemasan 7 5 2 4 18 36 17.56 3 3 4 1 14 25 12.20 0 0 0 0 2 2 0.98 g. Lainnya 0 0 0 0 0 0 0.00 31 30 26 24 94 205 100.00 Jumlah Depok Total Bekasi Hasil penelitian juga menunjukkan sikap responden yang ingin melakukan pembelian produk CV Sakana Indo Prima namun tidak tersedia, antara lain: mencari produk olahan CV Sakana Indo Prima ditempat lain (16,00%), membeli produk olahan ikan dengan merek lain (31,00%), membatalkan pembelian produk olahan ikan (40,00%), dan sikap lainnya (13,00%). Responden yang sebagian besar menjawab untuk membatalkan pembelian produk olahan ikan, pada 53 umumnya akan melakukan pembelian kembali apabila produk yang dicari sudah tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sebagian responden yang memiliki loyalitas terhadap produk CV Sakana Indo Prima. Namun demikian, sebagian responden lainnya beralih kepada produk dengan merek lain. Oleh sebab itu, CV Sakana Indo Prima perlu meningkatkan kontinuitas pasokan produknya sehingga produk yang dicari selalu tersedia dan menyebabkan konsumen tidak berpindah kepada produk dengan merek yang lain. Secara lebih jelasnya, sikap responden yang ingin melakukan pembelian produk CV Sakana Indo Prima namun tidak tersedia dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sikap responden jika produk yang ingin dibeli tidak tersedia. Frekuensi Berdasarkan Kota Sikap Konsumen Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi Total Persentase (%) a. Mencari produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima di tempat lain b. Membeli produk olahan ikan dengan merek lain c. Membatalkan pembelian produk olahan ikan d. Lainnya 1 1 3 4 7 16 16.00 8 7 3 2 11 31 31.00 3 3 8 7 19 40 40.00 2 3 0 1 7 13 13.00 Jumlah 14 14 14 14 44 100 100.00 4.3.4 Keputusan Pembelian Setelah melakukan evaluasi terhadap alternatif yang ada, langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan untuk membeli atau tidak terhadap suatu barang atau jasa. Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa produk yang sering dibeli, antara lain: Baso ikan (56,00%), udang gulung (6,00%), siomay ikan (18,00%), fish stick (8,00%), dan produk lainnya (12,00%). Pembelian baso ikan yang sering dilakukan oleh responden disebabkan oleh sikap responden yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk tradisional Indonesia ini secara luas. Baso ikan berperan sebagai makanan alternatif pada saat konsumen 54 mencari baso daging namun tidak tersedia maupun pada saat konsumen merasa bosan dengan baso berbahan dasar daging sapi. Hal ini menyebabkan penjualan baso ikan cukup tinggi dibandingkan produk lainnya.Secara lebih jelas, produk yang sering dibeli responden dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima yang paling sering dibeli responden. Produk olahan yang paling sering dibeli a. Baso ikan Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 9 8 11 7 21 b. Udang Gulung 2 1 0 0 3 6 6.00 c. Siomay ikan 1 3 1 2 11 18 18.00 d. Fish Stick 0 1 2 1 4 8 8.00 Frekuensi Berdasarkan Kota e. Lainnya Jumlah Total Persentase (%) 56 56.00 2 1 0 4 5 12 12.00 14 14 14 14 44 100 100.00 Terkait dengan masih rendahnya produk olahan yang sering dibeli selain baso ikan, maka perusahaan perlu meningkatkan penjualan produk olahan selain baso ikan. Sehubungan dengan hasil jawaban responden yang menyatakan bahwa sebagian besar sumber informasi responden berasal dari teman dan mayoirtas manfaat yang dicari adalah manfaat kesehatan, maka perusahaan dapat mempromosikan produk olahan selain baso ikan melalui pemberian sampel produk disertai dengan informasi mengenai manfaat kesehatan produk tersebut kepada pembeli. Melalui pemberian sampel produk, konsumen diharapkan dapat melakukan pembelian produk serta menginformasikan kepada teman maupun keluarganya sehingga melakukan mereka tertarik untuk membeli produk CV Sakana Indo Prima. Konsumen sering membeli produk CV Sakana Indo Prima tentunya dengan berbagai macam alasan, antara lain: rasanya yang enak (78.00%), harganya yang terjangkau (15,00%), best seller (1,00%), dan alasan lainnya (6,00%). Hal ini menggambarkan bahwa produk olahan CV Sakana Indo Prima memiliki cita rasa yang baik dimata konsumen. Selain itu, alasan konsumen membeli karena produk yang dibelinya merupakan produk best selller sangat rendah menjelaskan bahwa konsumen tidak hanya sekedar ikut-ikutan membeli karena banyak yang membeli tetapi konsumen membeli karena produk CV Sakana Indo Prima memiliki rasa 55 yang enak. Secara lebih jelasnya, alasan responden membeli produk olahan produk CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Alasan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk yang sering dibeli). Frekuensi Berdasarkan Kota Alasan a. Rasanya yang enak b. Harganya terjangkau c. Best seller d. Lainnya Jumlah Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 10 9 11 12 36 78 78.00 2 4 3 1 5 15 15.00 0 0 0 1 0 1 1.00 2 1 0 0 3 6 6.00 14 14 14 14 44 100 100.00 Sedangkan tujuan responden sering membeli produk tersebut adalah untuk konsumsi pribadi (61,00%), pesanan keluarga/teman (16,00%), dan jamuan dalam pertemuan/acara tertentu (2,00%). Hal ini menggambarkan bahwa produk CV Sakana Indo Prima dikonsumsi sebagai lauk pauk untuk makan sehari-hari. Secara lebih jelasnya, tujuan responden membeli produk olahan produk CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tujuan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk yang sering dibeli). Frekuensi Berdasarkan Kota Tujuan Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi a. Konsumsi Pribadi b. Pesanan keluarga/teman c. Jamuan dalam pertemuan/acara tertentu d. Lainnya 12 11 11 9 39 82 82.00 2 3 2 5 4 16 16.00 0 0 1 0 1 2 2.00 0 0 0 0 0 0 0.00 Jumlah 14 14 14 14 44 100 100.00 Keputusan pembelian produk CV Sakana Indo Prima yang dilakukan oleh konsumen, sebagian besar dipengaruhi oleh dirinya sendiri (61,00%), kemudian dipengaruhi oleh keluarga (21,00%), pengaruh teman (17,00%), dan pengaruh lainnya (1,00%). Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar konsumen memiliki kemampuan pengambilan keputusan pembelian secara mandiri berdasarkan informasi yang dimilikinya. Selain itu, berdasarkan jawaban responden tersebut dapat tergambar bahwa peranan keluarga sebagai sumber 56 informasi dan referensi sangat efektif dalam mempengaruhi konsumen untuk pengambilan keputusan pembelian. Pada penelitian ini, iklan dapat dikatakan belum dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pengaruh iklan sebagai sumber komersil yang kecil terjadi diakibatkan perusahaan belum melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik secara optimal. Secara lebih jelasnya, pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Pemberi Pengaruh Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 10 8 10 6 27 61 61.00 0 3 1 3 10 17 17.00 a. Diri Sendiri b. Teman c. Keluarga 4 2 3 5 7 21 21.00 d. Iklan 0 0 0 0 0 0 0.00 e. Lainnya 0 1 0 0 0 1 1.00 14 14 14 14 44 100 100.00 Jumlah Berdasarkan jawaban responden, dapat diketahui cara konsumen memutuskan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima. Responden yang memutuskan untuk melakukan pembelian secara terencana sebanyak 24,00%, secara mendadak sebanyak 22,00%, tergantung situasi sebanyak 52,00%, dan lainnya sebanyak 2,00%. Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa telah terbentuk ingatan yang baik mengenai produk CV Sakana Indo Prima pada memori sebagian konsumen. Hal ini terlihat dari beberapa konsumen yang melakukan perencanaan untuk membeli produk CV Sakana Indo Prima. Secara lebih jelasnya, cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 14. 57 Tabel 14. Cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Cara Memutuskan Pembelian a. Terencana (sudah direncanakan sejak ingin mengunjungi pusat perbelanjaan) b. Mendadak (niat membeli baru ada ketika melihat toko dan produk olahan ikan) c. Tergantung Situasi d. Lainnya. Jumlah Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 4 2 4 6 8 24 24.00 1 2 4 2 13 22 22.00 9 9 6 6 22 52 52.00 0 1 0 0 1 2 2.00 14 14 14 14 44 100 100.00 4.3.5 Perilaku Pasca Pembelian Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh, konsumen tentunya akan melakukan penilaian terhadap barang dan jasa yang telah dibelinya. Hasil analisis deskriptif terhadap perilaku pasca pembelian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan puas (76,00%) dan sebagian kecil responden merasakan kurang puas (2,00%). Informasi ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan untuk menjaga rasa, mutu, dan keamanan produk cukup baik. Adanya sebagian kecil responden yang merasa kurang puas dengan produk tetap perlu diperhatikan oleh perusahaan. Sebagian kecil responden tersebut merasa rasa dan kualitas produk CV Sakana Indo Prima mengalami penurunan. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya tetap menjaga rasa, mutu, dan keamanan produk yang dihasilkan. Tingkat kepuasan responden yang membeli produk olahan CV Sakana Indo Prima secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 15. 58 Tabel 15. Tingkat kepuasan responden setelah membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Tingkat Kepuasan Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi a. Sangat puas 4 2 3 5 0 14 14.00 b. Puas 8 11 9 8 40 76 76.00 c. Biasa 2 1 1 1 3 8 8.00 d. Kurang puas 0 0 1 0 1 2 2.00 e. tidak puas Jumlah 0 0 0 0 0 0 0.00 14 14 14 14 44 100 100.00 Adapun sikap konsumen untuk melakukan pembelian kembali produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima, dapat diketahui sebesar 98,00% responden akan membeli lagi produk olahan CV Sakana Indo Prima. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar harapan konsumen terhadap produk CV Sakana Indo Prima sudah terpenuhi sehingga ingin melakukan pembelian ulang. Adanya sebagian kecil responden yang tidak akan membeli kembali produk CV Sakana Indo Prima dikarenakan mereka merasa kurang puas dengan rasa dan mutu produk CV Sakana Indo Prima yang mengalami penurunan. Sikap responden untuk melakukan pembelian kembali dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sikap responden untuk melakukan pembelian kembali produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Sikap Konsumen a. Ya b. Tidak Jumlah Frekuensi Berdasarkan Kota Total Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 14 0 13 1 14 0 14 0 43 1 98 2 98.00 14 14 14 14 44 100 100.00 2.00 Sedangkan berdasarkan pertimbangan harga produk yang mengalami kenaikan, dapat diketahui bahwa responden akan tetap membeli sebesar 65,00%, tidak membeli sebesar 4,00%, membeli merek lain yang lebih murah sebesar 13,00%, dan sikap lainnya sebesar 18,00%. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar konsumen telah memliki loyalitas terhadap produk CV Sakana Indo Prima. Adanya beberapa responden yang beralih ke produk olahan ikan merek lain dengan harga yang lebih murah perlu disikapi dengan baik oleh perusahaan. Daya beli konsumen perlu diperhatikan oleh CV Sakana Indo Prima, sehingga kenaikan harga produk tidak menyebabkan konsumen beralih ke produk 59 olahan ikan dengan merek lain. Sikap responden apabila produk mengalami kenaikan harga secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Sikap responden apabila produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima mengalami kenaikan harga. Frekuensi Berdasarkan Kota Sikap Konsumen Persentase (%) Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi 6 11 8 10 30 65 65.00 0 0 4 0 0 4 4.00 5 1 2 0 5 13 13.00 a. Akan tetap membeli b. Tidak membeli c. Membeli merk lain yang lebih murah d. Lainnya Jumlah 4.4. Total 3 2 0 4 9 18 18.00 14 14 14 14 44 100 100.00 Analisis Faktor Setelah mengetahui bagaimana konsumen melakukan pengambilan keputusan, tahap selanjutnya adalah menentukan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Pada penelitian ini variabel yang digunakan sebanyak 23 variabel, kemudian dikelompokkan menjadi 5 faktor yang dipentingkan dan diurutkan berdasarkan nilai kepentingannya. 4.4.1 Kaiser-Meyer-Olkin dan Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy (MSA), merupakan kesimpulan layak tidaknya analisis faktor dilakukan. Pada uji ini kisaran nilai yang harus diperoleh berkisar antara 0,5 sampai 1,0 untuk dikatakan layak melakukan analisis faktor. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai KMO sebesar 0,807. Hal ini menujukkan bahwa analisis faktor layak untuk dilakukan, karena nilai KMO yang diperoleh di atas 0,5. Bartletts test merupakan uji statistik untuk melihat korelasi antar variabel. Berdasarkan hasil uji Bartlet (lampiran 9) nilai chi-square yang diperoleh adalah sebesar 1.229E3, dengan degree of freedom (df) sebesar 253, memiliki nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan nilai tersebut berarti tolak H0 dan terima Ha. H0 ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata (α=5%), dengan Hipotesis 60 nol (H0) adalah tidak ada korelasi antara variabel dan Hipotesis alternatif (Ha) ada korelasi antara variabel. Maka dengan taraf nyata sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara variabel yang digunakan. 4.4.2 Anti-image Matrices Korelasi parsial antara variabel dinyatakan dalam angka-angka pada Antiimage Matrices yang merupakan korelasi yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Pada bagian ini angka-angka yang dilihat adalah angka yang membentuk garis diagonal yang memiliki tanda “a” yang menandakan nilai MSA sebuah variabel pada tabel bagian Anti-image Corelation. Variabel yang memiliki nilai MSA ≥ 1 menunjukkan bahwa variabel tersebut masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Anti-image Matrices (lampiran 10), diperoleh nilai MSA untuk 23 variabel adalah di atas 0,5. Hal ini menujukkan bahwa seluruh variabel dapat dianalisis lebih lanjut. 4.4.3 Faktor-faktor yang Terbentuk Penentuan berapa banyak faktor yang terbentuk, dapat dilihat pada tabel total variance explained. Kolom total initial eigenvalue, memperlihatkan nilai yang menentukan apakah suatu faktor layak terbentuk atau tidak. Faktor yang memiliki nilai eigenvalue ≥ 1 maka faktor tersebut dianggap layak untuk dikatakan sebagai faktor yang terbentuk, sedangkan faktor yang memiliki nilai eigenvalue < 1 dianggap tidak layak untuk dikatakan sebagai faktor yang dapat dibentuk. Berdasarkan Tabel total variance explained pada Lampiran 11, dapat diketahui terdapat lima faktor yang memiliki nilai eigenvalue ≥ 1. Hal ini menujukkan bahwa faktor yang terbentuk adalah sebanyak lima faktor. Secara keseluruhan, total kelima faktor tersebut mampu menjelaskan variabel sebesar 65,10%. Sedangkan seberapa besar faktor yang nantinya terbentuk mampu menjelaskan variabel dapat dilihat pada Tabel Communalitties. Adapun Tabel Commuanlities dapat dilihat pada Lampiran 12. Setelah diketahui lima faktor yang terbentuk, maka selanjutnya adalah menentukan variabel-variabel yang terlibat pada setiap faktor. Penentuannya 61 dilakukan dengan melihat factor loading yang menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel terhadap faktor yang terbentuk, semakin besar nilainya maka semakin nyata variabel tersebut terlibat dalam membentuk setiap faktor. Pada tabel component matrix (lampiran 13) terlihat nilai factor loading 23 variabel pada 5 faktor yang terbentuk. Pada tabel tersebut, terlihat sebanyak 7 variabel memiliki nilai factor loading dibawah 0,55, dan menujukkan tidak adanya perbedaan nilai factor loading yang nyata pada lima faktor yang terbentuk yang menyebabkan tidak dapat begitu saja dimasukkan kedalam salah satu faktor yang terbentuk. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan nilai factor loading pada setiap faktor. Rotasi dilakukan dengan metode varimax, dikarenakan metode ini paling baik dalam mendiferensiasikan factor loading. Berdasarkan hasil rotasi tersebut, dapat diperoleh perbedaan nilai factor loading masing-masing variabel semakin nyata pada kelima faktor yang terbentuk. Adapun hasil rotasi tersebut dapat dilihat pada Tabel rotated component matrix (lampiran 14). Hasil rotasi juga menunjukkan bahwa terdapat variabel yang memiliki nilai factor loading pada setiap faktor berada dibawah 0,55 yaitu variabel tidak repot memasak. Hal ini menyebabkan variabel tidak repot memasak tidak dapat secara nyata dimasukkan dalam kelima faktor yang terbentuk dikarenakan angka pembatas (cut off point) agar sebuah variabel dapat secara nyata termasuk dalam sebuah faktor adalah 0,55. Kelima faktor yang terbentuk berdasarkan hasil analisis faktor, antara lain: a. Faktor Pertama, Pengaruh Sosial dan Lingkungan. Faktor pengaruh sosial dan lingkungan memiliki nilai eingenvalue sebesar 6,916 yang terbentuk dari delapan variabel. Nilai eigenvalue ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor pertama merupakan faktor yang sangat dipentingkan, Pada faktor pertama ini, dapat terlihat bahwa salah satu variabel yaitu rekomendasi dari teman memiliki pengaruh yang cukup baik dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk. Hal ini juga terlihat pada pembahasan sebelumnya bahwa sumber informasi terbesar konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah teman. Selain pengaruh pertemanan, pengaruh tradisi, lingkungan tempat tinggal, tokoh agama/adat dapat memberikan dampak pada 62 penjualan produk CV Sakana Indo Prima. Adapun variabel pembentuk faktor pertama dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Variabel Pembentuk Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan. Faktor 1 No. 1 2 3 Eigenvalues Variabel Adanya pengaruh tradisi suku untuk mengkonsumsi ikan Kebiasaan masyarakat dilingkungan tempat tinggal yang mengkonsumsi ikan Adanya pengaruh tokoh agama/adat untuk mengkonsumsi ikan Factor Loading 0,708 0,814 0,858 4 Rekomendasi dari teman 0,663 5 Mengikuti kelompok pergaulan saya 0,742 6 Dapat meningkatkan status sosial 0,826 7 Sedang trend 0,736 8 Produk terkenal 0,669 6,916 b. Faktor Kedua, Kualitas Produk. Faktor kedua yang terbentuk dari enam variabel ini dinamakan faktor kualitas produk. Faktor kualitas produk memiliki nilai eigenvalue sebesar 3.462 yang berarti bahwa faktor kualitas produk menjelaskan 3,462 atau 15,052% dari total communalities. Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab jika produk yang dihasilkan kualitasnya kurang baik maka akan berdampak pada menurunnya penjualan perusahaan. Oleh sebab itu, CV Sakana Indo Prima sebaiknya tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Adapun variabel pembentuk faktor kedua dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Variabel pembentuk Faktor Kualitas Produk. Faktor 2 Eigenvalues 3.462 No. Variabel Factor Loading 1 Menyehatkan tubuh dan pikiran 0,599 2 Memiliki rasa yang lezat 0,712 3 4 Mutu produk tidak mengalami perubahan (mutunya tetap baik) Rasa produk yang tidak berubah (tetap enak) 0,803 0,855 63 Tabel 19 (Lanjutan). Faktor 2 c. No. Factor Loading Variabel 5 Memiliki kemasan yang aman 0,684 6 Memiliki informasi tentang kandungan gizi, dan komposisi bahan baku 0,560 Faktor Ketiga, Bentuk Produk. Faktor ketiga dinamakan faktor bentuk produk. Penamaan faktor ini didasarkan pada variabel pembentuk dengan nilai factor loading terbesar yaitu pada variabel bentuk produk yang unik dan menarik dengan nilai sebesar 0,703. Faktor yang terbentuk dari tiga variabel ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,783. Produk yang memiliki bentuk unik dan menarik tentunya dapat meningkatkan daya tarik sehingga mendorong keinginan konsumen untuk membeli. Oleh sebab itu, CV Sakana Indo Prima sebaiknya dapat mengembangkan produk dengan bentuk yang unik dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat konsumen untuk membeli. Adapun variabel pembentuk faktor ketiga dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Variabel Pembentuk Faktor Bentuk Produk. Faktor 3 Eigenvalues 1.783 d. No. Variabel Factor Loading 1 Daya tahan yang lama 0,623 2 Bentuk produk yang unik dan menarik 0,844 3 Bentuk kemasan yang unik dan menarik 0,760 Faktor Keempat, Harga. Faktor harga merupakan faktor keempat yang terbentuk. Penamaan faktor ini didasarkan pada variabel pembentuk dengan nilai factor loading terbesar yaitu pada variabel harga relatif terjangkau dengan nilai sebesar 0,787. Adapun variabel pembentuk faktor keempat ini dapat dilihat pada Tabel 21. Hal ini menggambarkan bahwa peranan harga dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian sangatlah penting, seperti pada tahapan evaluasi alternatif, salah satu hal yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga yang berada pada posisi kedua setelah rasa produk. Oleh sebab itu, 64 perusahaan sebaiknya menetapkan harga jual produk tidak hanya berdasarkan biaya produksi tetapi juga perlu memperhatikan daya beli konsumen yang menjadi target perusahaan. Selain variabel harga, varibel pembentuk faktor keempat lainnya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Variabel Pembentuk Faktor Harga. Faktor 4 No. 1 Eigenvalues 1,551 2 3 e. Variabel Sebagian besar keluarga mempercayai rasa dan kualitas produk Harga relatif terjangkau Memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan produk sejenis dengan merek yang berbeda Factor Loading 0,692 0,787 0,554 Faktor Kelima, Pribadi Faktor pribadi merupakan faktor kelima yang terbentuk dengan nilai eigenvalue 1.262. Nilai eigenvalue faktor kelima ini adalah yang terkecil dibandingkan dengan faktor lainnya. Adapun variabel pembentuk faktor kelima dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Variabel Pembentuk Faktor Pribadi. Faktor 5 Eigenvalues 1.262 4.5. No. 1 2 Variabel Sesuai dengan kebutuhan umur yang memerlukan makanan yang sehat Suka/hobi mengkonsumsi produk olahan ikan Factor Loading 0,822 0,800 Implikasi Manajerial Hasil analisis proses pengambilan keputusan pembelian menujukkan bahwa teman merupakan sumber informasi bagi mayoritas konsumen. Hasil analisis faktor, jua menunjukkan bahwa pengaruh sosial dan lingkungan sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kotler dan Keller, 2007 bahwa faktor budaya, sosial mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Selain itu, Kotler dan Keller, 2007 juga menyatakan bahwa informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan). Hal ini mengambarkan bahwa pengaruh sosial, lingkungan serta sumber informasi pribadi mempunyai peran yang penting 65 dalam mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Oleh sebab itu, perusahaan dapat mengoptimalkan kegiatan promosi melalui metode word of mouth. Melalui metode ini diharapkan dapat lebih meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk. Untuk melakukan metode ini maka perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Konsumen yang merasa puas dengan kualitas produk dan pelayanan perusahaan diharapkan dapat menceritakan kepada teman, dan keluarga terdekatnya. Melalui cerita yang disampaikan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian produk, diharapkan calon konsumen dapat mempercayai cerita tersebut sehingga terdorong untuk membeli produk CV Sakana Indo Prima. Sebagai upaya mengoptimalkan kegiatan promosi melalui metode word of mouth, maka perusahaan sebaiknya juga melakukan promosi dengan memberikan sampel produk kepada konsumen. Melalui pemberian sampel produk, sikap penasaran konsumen mengenai produk CV Sakana Indo Prima dapat terpuaskan. Setelah mencoba sampel yang diberikan, konsumen diharapkan akan melakukan pembelian produk serta menceritakan mengenai rasa produk dan kesempatan untuk mendapatkan sampel produk CV Sakana Indo Prima secara gratis kepada teman maupun keluarganya. Melalui cerita yang disampaikan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian produk, diharapkan calon konsumen dapat mempercayai cerita tersebut sehingga terdorong untuk mencoba sampel dan kemudian membeli produk CV Sakana Indo Prima. Selain melalui pormosi menggunakan metode word of mouth, Kotler dan Keller, 2007 menyampaikan bahwa kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan menjangkau dan memengaruhi para pemimpin opini di kelompok acuan itu. Sedangkan menurut Handi Irawan, 2010, kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi terhadap kelompok atau grup tempat konsumen berkumpul. Bentuklah opini yang dapat memengaruhi kelompok itu. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan dapat melakukan promosi dengan melakukan acara-acara yang dapat mendekatkan konsumen dengan produk perusahaan seperti demo masak, konsultasi gratis tentang produk yang aman dan sehat, membuka stand pada bazar yang dilakukan oleh tempat tinggal, kantor para konsumen. 66 Pada analisis terhadap proses pengambilan keputusan diketahui bahwa iklan masih belum dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen dikarenakan perusahaan belum secara optimal melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya dapat lebih optimal melakukan promosi dengan menyebarluaskan leaflet yang telah dibuat pada lokasi yang strategis seperti di mall, sekolah, pasar, dan sebagainya. Hasil analisis mengenai pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan keputusan pembelian pada proses pengambilan keputusan pembelian menunjukkan bahwa informasi yang paling ingin diketahui oleh konsumen sebelum melakukan pembelian adalah keamanan produk, informasi yang paling menarik tentang produk adalah rasa produk, dan sebagian besar alasan konsumen membeli produk olahan dikarenakan rasanya yang enak. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan perlu secara optimal untuk mempertahankan produk dan kemasannya agar memilki kualitas yang baik dan aman. Hasil analisis faktor juga menunjukkan bahwa faktor kedua yang terbentuk adalah kualitas produk. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas produk memiliki peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Kotler dan Amstorng (2008) juga menyatakan bahwa kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan nilai kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, mempertahankan produk dan kemasannya agar memilki kualitas yang baik dan aman penting untuk dilakukan untuk membangun kepercayaan konsumen serta mendukung strategi promosi word of mouth. Hasil analisis faktor juga menunjukkan bahwa faktor ketiga yaitu bentuk produk sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengembangkan produknya dengan bentuk dan kemasan yang menarik dan unik sehingga dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler dan Amstorng (2008) bahwa cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk. Handi Irawan, 2010, juga menyatakan bahwa strategi pemasaran untuk konsumen yang lebih mengutamakan konteks (konsumen yang tidak menyukai informasi bersifat 67 analisis data atau perdebatan, melainkan hiburan) adalah, membuat produk dengan kemasan dan desain yang menarik atau display yang mencolok, berikan pesan-pesan yang langsung dipahami konsumen. Selain faktor pengaruh sosial dan lingkungan, faktor kualitas produk, faktor bentuk produk, hasil analisis faktor juga menunjukkan bahwa faktor keempat, yaitu faktor harga memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk. Untuk itu, maka menurut Kotler (2005) terhadap barang yang tidak tahan lama (barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan) strategi yang tepat adalah hanya mengenakan marjin yang kecil. Melalui pengenaan marjin keuntungan yang kecil, diharapkan harga produk CV Sakana Indo Prima dapat terjangkau oleh konsumen sehingga penjualan produk dapat meningkat. V. 5.1. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1). Karakteristik konsumen pada penelitian ini, sebagian besar adalah: konsumen berjenis kelamin perempuan, konsumen berusia sekitar 25 sampai 35 tahun, konsumen berstatus menikah, konsumen berpendidikan sarjana, konsumen memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, konsumen memiliki pendapatan per bulan berkisar antara Rp. 2.000.001-Rp. 3.000.000, dan konsumen memiliki pengeluaran per bulan untuk konsumsi/makan berkisar antara Rp. 1.000.001-Rp, 2.000.000. 2). Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap produk CV. Sakana Indo Prima, dapat diketahui bahwa pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi terbesar mengkonsumsi adalah keinginan untuk mencoba, manfaat utama yang dicari adalah manfaat kesehatan. Pada tahap pencarian informasi, sebagian besar sumber informasi berasal dari teman, informasi yang paling ingin diketahui adalah keamanan produk, dan informasi yang paling menarik adalah rasa produk. Pada tahap evaluasi alternatif, rasa menjadi pertimbangan utama untuk membeli. Mayoritas konsumen membatalkan pembelian apabila produk tidak tersedia, Pada tahap keputusan pembelian, mayoritas konsumen sering membeli baso. Alasan mayoritas konsumen membeli adalah rasanya yang enak. Mayoritas konsumen melakukan pembelian adalah untuk konsumsi pribadi. Keputusan pembelian mayoritas konsumen dipengaruhi oleh dirinya sendiri dan mayoritas konsumen melakukan pembelian tergantung situasi. Pada tahap pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa puas dan akan melakukan pembelian kembali. Apabila terjadi kenaikan harga, maka mayoritas konsumen akan tetap membeli produk. 3). Hasil analisis faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa terbentuk 5 faktor yang dapat mempengaruhi pembelian produk olahan ikan CV. 69 Sakana Indo Prima. Adapun kelima faktor tersebut, yaitu: 1) Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan, 2) Faktor Kualitas Produk, 3) Faktor Bentuk Produk, 4) Faktor Harga, dan 5) Faktor Pribadi. Faktor yang paling utama mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk CV. Sakana Indo Prima adalah faktor pengaruh sosial dan lingkungan. 5.2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan kesimpulan di atas, maka sebaiknya CV Sakana Indo Prima melakukan hal-hal sebagai berikut: 1). Mengoptimalkan kegiatan promosi melalui metode word of mouth dengan memberikan sampel produk kepada konsumen; 2). Melakukan promosi dengan melakukan acara-acara yang dapat mendekatkan konsumen dengan produk perusahaan seperti demo masak, konsultasi gratis tentang produk yang aman dan sehat, membuka stand pada bazar yang dilakukan oleh tempat tinggal, kantor para konsumen; 3). Mempertahankan rasa dan kualitas produk agar tetap baik dan enak; 4). Mengembangkan kemasan produk yang menarik dan aman sehingga dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan pembelian; 5). Mengembangkan produk dengan bentuk yang menarik dan unik sehingga dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan pembelian, dan; 6). Mengenakan marjin keuntungan yang kecil sehingga harga produk CV Sakana Indo Prima dapat terjangkau oleh konsumen. DAFTAR PUSTAKA Adawyah, Rabiatul, Ir M.P. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta. Afrianto, Eddy, Ir dan Evy Liviawaty, Ir. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Darussalam, Muhammad, 2010. Analisis Faktor – Faktor Yang Dipentingkan Nasabah Tabungan Bank Pembiayan Rakyat Syariah Amanah Ummah Leuwiliang. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Direktorat Pengolahan Hasil, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Peningkatan Nilai tambah Ikan dan Limbah Olahannya Melalui Teknologi Penanganan dan Pengolahan. Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2010. Statistik Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Jakarta : Kementrian Kelautan dan Perikanan. Irawan, Handi. 2010. 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia. http://zenbrahmana.blogspot.com/2011/01/10-karakter-unik-konsumenindonesia.html [18 Desember 2011]. Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Bob Sabran. Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari : Principles of Marketing 12th edition. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi 11 Jilid 1, Benyamin Molan. Penerjemah. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2, Benyamin molan. Penerjemah. Jakarta: indeks PT Macanan Jaya Cemerlang. Terjemahan dari: Marketing Management, Twelfth Edition. Kunawangsih, Tri dan Pracoyo, Anto. 2006. aspek dasar ekonomi mikro. Jakarta : PT. Grasindo Lestari, Suci. 2011. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Atribut yang Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Brownies Kukus Amanda 71 (Studi Kasus Outlet Cabang Brownies Kukus Amanda di Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Graha Indonesia, Bogor. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [30 Maret 2012]. Putrinanda, Erika. 2010. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sub Direktorat Pengembangan Produk, Direktorat Pengolahan Hasil, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 2008. Beberapa Pengolahan Produk Berbasis Fish Jelly/Surimi. Jakarta: Dtjen P2HP. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat arti dan Interpretasi. Jakarta : Rineka Cipta. Teguh, Wahyu. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Serta Atribut yang Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Nutrilite Salmon Omega 3 (Studi Kasus Amway Distribution Centre Bogor). Skripsi pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. LAMPIRAN 72 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG DIPENTINGAKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN IKAN CV. SAKANA INDO PRIMA Bapak/Ibu yang saya hormati, Saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk dapat mengisi kuesioner dibawah ini secara lengkap, objektif, dan benar. Kuesioner ini merupakan alat bantu yang digunakan dalam penelitian skripsi yang sedang peneliti susun. Adapun identitas responden pada penelitian ini akan dirahasiakan. Peneliti yaitu Rakhmat Saleh, merupakan mahasiswa tingkat akhir pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Atas perhatian dan bantuannya, peneliti ucapkan terima kasih. SCREENING Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda paling tepat. Apakah anda pernah membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima sebelumnya ? a. Ya b. Tidak Jika menjawab Tidak,maka anda tidak perlu menjawab pertanyaan selanjutnya. Jika menjawab Ya, maka anda dapat menjawab pertanyaan selanjutnya IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk Pengisian : Isilah jawaban Anda pada tempat (titik-titik) yang telah disediakan. 1. Nama : …………………………………………………...................................... 2. Alamat : …………………………………………………...................................... ………………………………………………………….......................... ………………………………………………………….......................... 3. No HP : …………………………………………………...................................... 73 Lampiran 1 (lanjutan). DATA DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda paling tepat. 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki 2. Usia : 3. a. ≤ 18 tahun d. 35 – 45 tahun b. 18 – 25 tahun e. 45 – 55 tahun c. 25 – 35 tahun f. ≥ 55 tahun Status Pernikahan : a. Belum Menikah 4. 5. 6. b. Perempuan b. Menikah c. Duda/Janda Pendidikan terakhir (yang telah/sedang dijalani): a. SD/sederajat d. Diploma b. SMP/sederajat e. Sarjana c. SMU/sederajat f. Pascasarjana Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa d. Pegawai Swasta b. PNS f. Wiraswasta c. TNI/Polri f. Lainnya,…………….. Pendapatan/gaji perbulan : a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- e. Rp. 3.000.001,- – Rp. 4.000.000,– Rp. 1.000.000,- c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,- f. Rp. 4.000.001,- – Rp. 5.000.000,g. ≥ Rp. 5.000.001,- d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,7. Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,- a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,- c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,- e. ≥ Rp. 3.000.001,- 74 Lampiran 1 (lanjutan). PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda paling tepat. Pengenalan Kebutuhan 1. Apa alasan/motivasi utama Anda mengkonsumsi produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Ingin mencoba d. Harga yang terjangkau b. Melihat orang lain membeli e. lainnya, sebutkan……….............. c. Gaya hidup 2. Manfaat apa yang Anda cari dari mengkonsumsi produk olahan ikan ? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Mengurangi rasa lapar b. Sebagai camilan c. Manfaat Kesehatan d. Sekedar ikut – ikutan e. Lainnya, sebutkan……………………………………. Pencarian Informasi 3. Darimana anda mengetahui produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Keluarga d.leaflet/brosur b. Teman e.televisi c. Koran atau majalah f.lainnya, sebutkan……………. 4. Informasi utama apa yang ingin Anda ketahui tentang produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Keragaman Produk d. Tempat membeli b. Harga Produk e. Keamanan produk (halal, sanitasi, dsb) c. Rasa Produk f. Lainnya, sebutkan…………….. 5. Berdasarkan informasi yang Anda peroleh, hal apa yang paling menarik tentang produk ? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Keragaman Produk d. Kemasan Produk b. Harga Produk e. Lainnya, sebutkan…………….. c. Rasa Produk 75 Lampiran 1 (lanjutan). Evaluasi Alternatif 6. Apa yang menjadi pertimbangan Anda saat membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? (jawaban boleh lebih dari1) a. Harga e. Manfaat produk b. Rasa f. Kemasan c. Variasi produk g. Lainnya, sebutkan…………….. d. Mutu produk 7. Jika pada saat Anda membeli produk olahan ikan yang diinginkan, namun ternyata tidak tersedia, maka apa yang Anda lakukan? a. Mencari produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima di tempat lain b. Membeli produk olahan ikan dengan merek lain c. Membatalkan pembelian produk olahan ikan d. Lainnya, sebutkan………………………………………………….. Keputusan Pembelian 8. Produk olahan apakah yang paling sering dibeli ? a. Baso d.Fish Stick b. Udang Gulung e.Lainnya, sebutkan………… c. Siomay ikan 9. Alasan Anda membeli produk tersebut ? a. Rasanya yang enak b. Harganya terjangkau c. Best seller d. Lainnya, sebutkan………………….. 10. Dalam rangka apakah Anda melakukan pembelian produk olahan ikan tersebut ? a. Konsumsi Pribadi b. Pesanan keluarga/teman c. Jamuan dalam pertemuan/acara tertentu d. Lainnya, sebutkan…………… 11. Siapa yang paling mempengaruhi Anda dalam memutuskan pembelian produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? a. Diri Sendiri d. iklan b. Teman e. Lainnya, sebutkan…………………… c. Keluarga 76 Lampiran 1 (lanjutan). 12. Bagaimana Anda memutuskan untuk membeli produk olahan ikan tersebut ? a. Terencana (sudah direncanakan sejak ingin mengunjungi pusat perbelanjaan) b. Mendadak (niat membeli baru ada ketika melihat toko dan produk olahan ikan) c. Tergantung Situasi d. Lainnya, Sebutkan……………………………………. Perilaku Pasca Pembelian 13. Apakah Anda merasa puas setelah membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? a. Sangat puas c. Biasa e. tidak puas b. Puas d. Kurang puas 14. Berdasarkan pengalaman anda setelah mengkonsumsi, apakah anda akan melakukan pembelian produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima lagi? a. Ya b. Tidak 15. Jika harga produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima mengalami kenaikan, apakah yang Anda lakukan? a. Akan tetap membeli c. Membeli merk lain yang lebih murah b. Tidak membeli d. Lainnya, sebutkan…………………… FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN Pertanyaan : Menurut Anda, seberapa penting faktor – faktor ini mempengaruhi Anda dalam membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada table di bawah ini sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan : SP : Sangat Penting TP : Tidak Penting P : Penting STP : Sangat Tidak Penting CP : Cukup Penting No 1. 2. 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Produk CV.SIP dapat menyehatkan tubuh dan pikiran Produk CV.SIP memiliki rasa yang lezat Setiap kali membeli, mutu produk CV.SIP tidak mengalami perubahan (mutunya tetap baik) SP Tingkat Kepentingan P CP TP STP 77 Lampiran 1 (lanjutan). No 4 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi SP Kualitas Produk Setiap kali membeli, rasa produk CV.SIP tidak berubah (tetap enak) Fitur Produk Produk CV.SIP memiliki kemasan yang aman Produk CV.SIP mempunyai daya tahan yang lama Produk CV.SIP memiliki informasi tentang kandungan gizi, dan komposisi bahan baku Gaya dan Desain Produk Produk CV.SIP memiliki bentuk yang unik dan menarik sehingga mendorong keinginan untuk membeli Kemasan Produk CV.SIP memiliki bentuk yang menarik sehingga mendorong keinginan untuk membeli Budaya saya membeli produk olahan CV.SIP karena tidak ingin repot memasak Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh tradisi suku untuk mengkonsumsi ikan Saya membeli produk CV.SIP karena kebiasaan masyarakat dilingkungan tempat kami tinggal yang mengkonsumsi ikan Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh tokoh agama/adat untuk mengkonsumsi ikan Sosial saya membeli produk CV.SIP karena rekomendasi dari teman saya membeli produk CV. SIP karena mengikuti kelompok pergaulan saya saya membeli produk CV.SIP karena sebagian besar keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang baik saya membeli produk CV.SIP karena dapat meningkatkan status sosial saya Tingkat Kepentingan P CP TP STP 78 Lampiran 1 (lanjutan). No 1. 2. 3. 1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi SP Tingkat Kepentingan P CP TP STP Pribadi saya membeli produk CV.SIP karena harganya relatif terjangkau saya membeli produk CV.SIP karena sesuai dengan kebutuhan umur saya yang memerlukan makanan yang sehat saya membeli produk CV.SIP karena suka/hobi mengkonsumsi produk olahan ikan Psikologis saya membeli produk CV.SIP karena sedang trend 2. saya membeli produk CV.SIP karena produk terkenal 3. saya membeli produk CV.SIP karena memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan produk sejenis dengan merek yang berbeda Saran Anda untuk meningkatkan pengembangan dan pelayanan produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima: …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Terima kasih kepada para responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya. 79 Lampiran 2. Hasil Uji Validitas. No Pertanyaan Produk CV.SIP dapat 1. menyehatkan tubuh dan pikiran TOTAL Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Produk CV.SIP memiliki 2. rasa yang lezat Sig. (2-tailed) N Setiap kali membeli, mutu produk CV.SIP tidak 3. mengalami perubahan (mutunya tetap baik) 4 Setiap kali membeli, rasa produk CV.SIP tidak berubah (tetap enak) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Pilihan produk CV.SIP yang 5. Sig. (2-tailed) beranekaragam N Pearson Correlation Produk CV.SIP memiliki 6. kemasan yang aman Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Produk CV.SIP mempunyai 7. Sig. (2-tailed) daya tahan yang lama N Produk CV.SIP memiliki informasi tentang 8. kandungan gizi, dan komposisi bahan baku Pearson Correlation Produk CV.SIP memiliki 9. informasi mengenai kehalalan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Produk CV.SIP memiliki bentuk yang unik dan Sig. (2-tailed) 10. menarik sehingga mendorong keinginan untuk N membeli .509** r-tabel Kevalidan 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid .004 30 .737** .000 30 .494** .005 30 .660** .000 30 .371* 0,374 Tidak Valid .044 30 .516** 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid .004 30 .527** .003 30 .454* .012 30 -.072 0,374 Tidak Valid .705 30 .697** .000 30 0,374 Valid 80 Lampiran 2 (lanjutan). No Pertanyaan TOTAL Kemasan Produk CV.SIP Pearson Correlation memiliki bentuk yang Sig. (2-tailed) 11. menarik sehingga mendorong keinginan untuk N membeli .602** Pearson Correlation Saya membeli produk 12. olahan CV.SIP karena tidak Sig. (2-tailed) ingin repot memasak N .638** Pearson Correlation Membeli produk karena 13. pengaruh tradisi suku untuk Sig. (2-tailed) mengkonsumsi ikan N .635** Membeli produk karena Pearson Correlation kebiasaan masyarakat Sig. (2-tailed) 14. dilingkungan tempat tinggal N yang mengkonsumsi ikan .674** Saya membeli produk Pearson Correlation CV.SIP karena adanya Sig. (2-tailed) 15. pengaruh tokoh agama/adat untuk mengkonsumsi ikan N .705** Pearson Correlation Saya membeli produk 16. CV.SIP karena rekomendasi Sig. (2-tailed) dari teman N .421* Saya membeli produk CV. 17. SIP karena mengikuti kelompok pergaulan saya Pearson Correlation .696** Saya membeli produk CV.SIP karena sebagian 18. besar keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang baik Pearson Correlation Saya membeli produk CV.SIP karena dapat 19. meningkatkan status sosial saya Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N r-tabel Kevalidan 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid 0,374 Valid .000 30 .000 30 .000 30 .000 30 .000 30 .021 30 .000 30 .635** .000 30 .500** .005 30 81 Lampiran 2 (lanjutan). No Pertanyaan TOTAL .532** Saya membeli produk 20. CV.SIP karena harganya relatif terjangkau Pearson Correlation Saya membeli produk CV.SIP karena kualitasnya 21. sesuai dengan keinginan saya Pearson Correlation .319 Sig. (2-tailed) .086 Saya membeli produk CV.SIP karena sesuai 22. dengan kebutuhan umur saya yang memerlukan makanan yang sehat Pearson Correlation Saya membeli produk CV.SIP karena suka/hobi 23. mengkonsumsi produk olahan ikan Pearson Correlation Saya membeli produk 24. CV.SIP karena adanya dorongan rasa lapar Pearson Correlation .187 Sig. (2-tailed) .324 Sig. (2-tailed) N N Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N N .518** 0,374 Valid 0,374 Valid .003 30 .654** .000 30 0,374 Tidak Valid 30 Pearson Correlation .630** Saya membeli produk 27. CV.SIP karena memiliki kandungan gizi yang baik Pearson Correlation .358 Sig. (2-tailed) .052 Saya membeli produk Pearson Correlation CV.SIP karena memiliki Sig. (2-tailed) 28. rasa yang lebih enak dibandingkan produk sejenis N dengan merek yang berbeda 0,374 Tidak Valid 30 Saya membeli produk 26. CV.SIP karena produk terkenal N Valid 30 .573** N 0,374 Kevalidan .002 Pearson Correlation Saya membeli produk 25. Sig. (2-tailed) CV.SIP karena sedang trend N Sig. (2-tailed) r-tabel 0,374 Valid 0,374 Valid .001 30 .000 30 0,374 Tidak Valid 30 .446* .013 30 0,374 Valid 82 Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas. Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 30 100.0 0 .0 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .904 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .903 N of Items 28 83 Lampiran 4. Dokumentasi Pengambilan Data. 84 Lampiran 4 (lanjutan). Lampiran 5. Struktur Organisasi CV. Sakana Indo Prima. Direksi Kepala Maintenance Kepala Warehouse Kepala Produksi Kepala Sift II Kepala Sift I Staf Maintenance Staf Warehouse Administrasi Staf Produksi Keuangan Kasir Sumber : CV Sakana Indo Prima, 2011. 85 74 86 Lampiran 6. Gambar Produk CV Sakana Indo Prima. Sumber : CV Sakana Indo Prima, 2011. 87 Lampiran 7. Daftar Referensi Harga Jual Produk CV Sakanan Indo Prima. Referensi Harga Jual per wilayah (Rp.) Jenis Produk Berat/Isi 1 2 3 4 5 6 Ekado Keong Mas Udang Gulung Kakinaga Udang Kakinaga Ikan Bakwan Ikan 7 Udang Roti 500gr 500gr 500gr 500gr 500gr 500gr 10 pcs 8 pcs 500gr 500gr 500gr 500gr 500gr 250 gr 250 gr 250 gr 250 gr No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Lumpia Udang Siomay Ikan Otak-Otak Panjang Otak-Otak Bulat Fish Stick Salmon Roll Tuna Roll Tofu Sandwich Bakso Super 18 25 pcs (Bakso Marlin) Sumber: CV Sakana Indo Prima, 2013 Tangerang Depok Bekasi Bogor Jakarta 17,000 17,000 17,000 17,000 15,000 15,000 25,000 20,000 17,000 17,000 13,000 15,000 15,000 17,000 17,000 17,000 17,000 17,500 17,500 17,500 17,500 15,500 15,500 25,000 20,000 17,500 17,500 13,500 15,500 15,500 17,500 17,500 17,500 17,500 17,500 17,500 17,500 17,500 15,500 15,500 25,000 20,000 17,500 17,500 13,500 15,500 15,500 17,500 17,500 17,500 17,500 17,000 17,000 17,000 17,000 15,000 15,000 25,000 20,000 17,000 17,000 13,000 15,000 15,000 17,000 17,000 17,000 17,000 20,000 20,000 20,000 20,000 18,000 18,000 30,000 25,000 20,000 20,000 16,000 18,000 18,000 20,000 20,000 20,000 20,000 17,000 17,500 17,500 17,000 20,000 Lampiran 8. Hasil Analisa Deskriptif Terhadap Karakteristik Konsumen. Frekuensi Responden Menurut Kota No Demografi 1. Jenis Kelamin a. Laki - laki b. Perempuan Jumlah 2. Usia a. ≥ 18 tahun b. 18 - 25 tahun c. 25 - 35 tahun d. 35 - 45 tahun e. 45 - 55 tahun f. ≥ 55 tahun Jumlah 3. Status Pernikahan a. Belum Menikah b. Menikah c. Duda/Janda Jumlah Tangerang Bogor 8 6 14 Jakarta Depok Total Bekasi Persentase (%) 8 6 14 8 6 14 4 10 14 3 41 44 31 69 100 31.00 69.00 100.00 9 4 1 2 7 3 2 14 14 14 3 6 2 2 1 14 3 20 16 4 1 44 1 11 45 30 9 4 100 1.00 11.00 45.00 30.00 9.00 4.00 100.00 5 8 1 2 12 4 10 4 10 14 14 14 14 6 37 1 44 21 77 2 100 21.00 77.00 2.00 100.00 1 3 3 5 2 88 Lampiran 8 (lanjutan). Frekuensi Responden Menurut Kota No Demografi 4. Pendidikan terakhir (yang telah/sedang dijalani) a. SD/Sederajat b. SMP/Sederajat c. SMU/Sederajat d.Diploma e. Sarjana f.Pascasarjana Jumlah 5. Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b. PNS c. TNI/Polri d. Pegawai Swasta e. Wiraswasta f. Lainnya,…………….. Jumlah Tangerang Bogor 2 4 6 1 1 14 1 2 2 6 3 14 Jakarta Depok Total Bekasi 1 1 2 1 6 5 14 8 2 2 1 14 13 2 24 4 44 9 12 5 1 3 10 3 2 1 1 14 14 1 2 5 14 7 4 20 44 1 1 5 4 3 14 Persentase (%) 4 5 30 10 37 14 100 4.00 5.00 30.00 10.00 37.00 14.00 100.00 9 34 0 14 15 28 100 9.00 34.00 0.00 14.00 15.00 28.00 100.00 89 Lampiran 8 (lanjutan). Frekuensi Responden Menurut Kota No Demografi 6. Pendapatan/gaji perbulan : a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,e. Rp. 3.000.001,- – Rp. 4.000.000,f. Rp. 4.000.001,- – Rp. 5.000.000,g. ≥ Rp. 5.000.001,Jumlah 7. Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,e. ≥ Rp. 3.000.001,Jumlah Tangerang Bogor 1 4 3 5 1 14 9 5 14 Jakarta 3 3 3 3 2 14 2 6 3 2 1 14 4 7 2 1 14 1 4 4 4 1 14 Depok 4 4 5 1 14 6 5 3 14 Total Bekasi Persentase (%) 4 4 10 15 4 3 4 44 9 12 23 30 11 8 7 100 9.00 12.00 23.00 30.00 11.00 8.00 7.00 100.00 4 15 16 5 4 44 11 37 35 11 6 100 11.00 37.00 35.00 11.00 6.00 100.00 90 91 Lampiran 9. Nilai KMO dan Bartlett's Test KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square .807 1.229E3 df 253 Sig. .000 92 Lampiran 10. Tabel Anti Image Correlation No. Atribut Nilai MSA 1. Produk CV.SIP dapat menyehatkan tubuh dan pikiran 0,793 2. Produk CV.SIP memiliki rasa yang lezat 0,816 3. Setiap kali membeli, mutu produk CV.SIP tidak mengalami perubahan (mutunya tetap baik) 0,733 4 Setiap kali membeli, rasa produk CV.SIP tidak berubah (tetap enak) 0,793 5. Produk CV.SIP memiliki kemasan yang aman 0,725 6. Produk CV.SIP mempunyai daya tahan yang lama 0,840 7. Produk CV.SIP memiliki informasi tentang kandungan gizi, dan komposisi bahan baku 0,784 8. Produk CV.SIP memiliki bentuk yang unik dan menarik sehingga mendorong keinginan untuk membeli 0,727 9. Kemasan Produk CV.SIP memiliki bentuk yang menarik sehingga mendorong keinginan untuk membeli 0,745 10. saya membeli produk olahan CV.SIP karena tidak ingin repot memasak 0,866 11. Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh tradisi suku untuk mengkonsumsi ikan 0,858 12. Saya membeli produk CV.SIP karena kebiasaan masyarakat dilingkungan tempat kami tinggal yang mengkonsumsi ikan 0,889 13. Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh tokoh agama/adat untuk mengkonsumsi ikan 0,861 93 Lampiran 10 (lanjutan). No. Atribut Nilai MSA 14. saya membeli produk CV.SIP karena rekomendasi dari teman 0,859 15. saya membeli produk CV. SIP karena mengikuti kelompok pergaulan saya 0,841 16. saya membeli produk CV.SIP karena sebagian besar keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang baik 0,710 17. saya membeli produk CV.SIP meningkatkan status sosial saya 0,880 18. saya membeli produk CV.SIP karena harganya relatif terjangkau 0,637 19. saya membeli produk CV.SIP karena sesuai dengan kebutuhan umur saya yang memerlukan makanan yang sehat 0,736 20. saya membeli produk CV.SIP karena suka/hobi mengkonsumsi produk olahan ikan 0,791 21. saya membeli produk CV.SIP karena sedang trend 0,840 22. saya membeli produk CV.SIP karena produk terkenal 0,842 23. saya membeli produk CV.SIP karena memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan produk sejenis dengan merek yang berbeda 0,825 karena dapat Lampiran 11. Tabel Total Variance Explained. Total Variance Explained Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 6.916 30.069 30.069 6.916 30.069 30.069 5.004 21.754 21.754 2 3.462 15.052 45.122 3.462 15.052 45.122 3.500 15.216 36.970 3 1.783 7.751 52.873 1.783 7.751 52.873 2.593 11.275 48.245 4 1.551 6.745 59.618 1.551 6.745 59.618 2.039 8.865 57.110 5 1.262 5.486 65.104 1.262 5.486 65.104 1.839 7.994 65.104 6 .949 4.124 69.228 7 .897 3.902 73.130 8 .825 3.585 76.715 9 .734 3.191 79.906 10 .649 2.823 82.729 11 .610 2.652 85.381 12 .526 2.287 87.668 13 .435 1.890 89.558 14 .427 1.857 91.415 15 .343 1.491 92.905 94 Lampiran 11 (lanjutan). Total Variance Explained Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Component Total % of Variance Cumulative % 16 .293 1.274 94.179 17 .281 1.221 95.400 18 .237 1.029 96.429 19 .195 .847 97.275 20 .185 .806 98.081 21 .155 .672 98.753 22 .153 .666 99.419 23 .134 .581 100.000 Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Extraction Method: Principal Component Analysis. 95 96 Lampiran 12. Tabel Communalities. Communalities Initial Extraction sehat_tubuh 1.000 .444 rasa_lezat 1.000 .647 konsistensi_mutu 1.000 .656 konsistensi_rasa 1.000 .780 kemasan_aman 1.000 .680 daya_tahan 1.000 .603 info_gizi 1.000 .673 bentuk_unik 1.000 .809 kemasan_menarik 1.000 .682 tidak_repot_masak 1.000 .471 tradisi 1.000 .668 kebiasaan 1.000 .727 pengaruh_tokoh 1.000 .774 rekomendasi_teman 1.000 .520 kelompok 1.000 .601 keluarga 1.000 .588 status_sosial 1.000 .702 harga_terjangkau 1.000 .684 sesuai_umur 1.000 .762 hobi 1.000 .725 trend 1.000 .631 terkenal 1.000 .679 lebih_enak 1.000 .467 Extraction Method: Principal Component Analysis. 97 Lampiran 13. Tabel Component Matrix. Component Matrixa Component 1 2 3 sehat_tubuh .419 .424 .189 -.094 .211 rasa_lezat .508 .372 .495 -.073 .008 konsistensi_mutu .402 .557 .340 -.260 -.033 konsistensi_rasa .553 .571 .298 -.241 .023 kemasan_aman .439 .646 -.099 -.231 -.083 daya_tahan .578 .315 -.170 -.060 -.369 info_gizi .421 .593 -.296 -.234 -.053 bentuk_unik .560 .202 -.489 .313 -.344 kemasan_menarik .599 .192 -.393 .154 -.330 tidak_repot_masak .533 -.125 -.391 .122 .049 tradisi .665 -.315 -.180 -.232 .198 kebiasaan .708 -.393 -.064 -.260 -.005 pengaruh_tokoh .702 -.427 .053 -.310 .022 rekomendasi_teman .535 -.364 .310 -.053 -.036 kelompok .594 -.469 .109 -.014 -.126 keluarga .465 -.148 .291 .513 -.047 status_sosial .634 -.505 -.008 -.192 -.084 harga_terjangkau .370 .209 .238 .664 -.074 sesuai_umur .469 .153 -.183 .187 .671 hobi .447 .207 -.413 .144 .539 trend .643 -.453 .027 .059 -.090 terkenal .707 -.293 .227 .153 .137 lebih_enak .434 .283 .283 .345 .006 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 5 components extracted. 4 5 98 Lampiran 14. Tabel Rotated Component Matrix. Rotated Component Matrixa Component 1 2 3 4 5 sehat_tubuh .059 .599 .031 .131 .253 rasa_lezat .190 .712 -.039 .320 -.020 konsistensi_mutu .027 .803 .064 .074 -.031 konsistensi_rasa .113 .855 .130 .112 .081 kemasan_aman -.061 .684 .428 -.079 .134 .206 .405 .623 .076 -.049 -.062 .560 .521 -.178 .228 bentuk_unik .131 .038 .844 .236 .150 kemasan_menarik .218 .152 .760 .155 .104 tidak_repot_masak .378 -.068 .436 .073 .358 tradisi .708 .093 .159 -.113 .347 kebiasaan .814 .108 .182 -.063 .125 pengaruh_tokoh .858 .151 .070 -.059 .085 rekomendasi_teman .663 .125 -.079 .232 -.063 kelompok .742 -.025 .105 .193 -.045 keluarga .321 .012 .062 .692 .043 status_sosial .826 -.009 .138 -.003 .013 -.023 .135 .195 .787 .087 sesuai_umur .142 .185 .023 .177 .822 hobi .080 .128 .247 .042 .800 trend .736 -.055 .176 .231 .047 terkenal .669 .139 .006 .411 .210 lebih_enak .061 .363 .117 .554 .106 daya_tahan info_gizi harga_terjangkau Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 7 iterations.