BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP PL Santo Michael Salatiga adalah salah satu cabang dari Yayasan Pangudi Luhur yang berada di Salatiga. Sering dikenal dengan sebutan SMP PL Salatiga. Berdiri pada tanggal 2 Juni 1947, dengan SK pendirian No. 0106/II/AP/78 TG 1 April 1978, tanggal akte notaris 6 Oktober 1954 no 16, notaris Tan A Siee. Alamat SMP PL Salatiga di Jalan Diponegoro. 90 Kotak Pos 9 Salatiga 507014, Telp 0298 325390. Letaknya tepat berada di pingggir jalan Provinsi, sehingga memudahkan siswa untuk menggunakan jasa transportasi umum untuk pergi ke sekolah. Dibawah ini dijelaskan mengenai visi dan misi, tujuan, sasaran, strategi pencapaian sasaran, filosofi serta motto SMP PL Salatiga, yang diperoleh dari dokumen sekolah tahun 2011, sebagai berikut: 4.1.1 Visi Yang menjadi Visi SMP PL St. Michael Salatiga adalah Pendampingan kaum muda yang berorientasi pada budi pekerti luhur, terampil, dan berprestasi berlandaskan kasih. 4.1.2 Misi 1. Menanamkan budi pekerti luhur kepada siswa, 2. Mengembangkan bakat minat, dan keterampilan siswa, meningkatkan potensi siswa dalam meraih prestasi. 68 69 4.1.3 Tujuan 1. Terbentuknya siswa yang santun, disiplin, jujur, dan bertanggungjawab, 2. Menghasilkan siswa yang terampil sesuai bakat dan minatnya, 3. Menghasilkan siswa berprestasi sesuai potensi yang dimilikinya. 4.1.4 Sasaran Dengan sasaran: 1. Pembiasaan sikap saling menghormati di lingkungan sekolah maupun masyarakat umum, 2. Pembiasaan sikap patuh pada peraturan, peningkatan keterampilan di bidang seni budaya (menyanyi, drum band, dance, teater, tari Bali), 3. Peningkatan keterampilan di bidang olah raga (basket dan futsal), 4. Peningkatan prestasi akademis untuk meraih kelulusan 100%. 4.1.5 Strategi Pencapaian Sasaran Guna mencapai sasaran maka digunakan strategi: 1. Membiasakan warga sekolah untuk saling senyum, salam, sapa dan santun, 2. Mensosialisasikan dan menerapkan peraturan-peraturan secara intensif, 3. Memberikan pembekalan tentang dunia remaja (pendidikan seksualitas, bahaya narkoba, tertib lalulintas, AIDS) bekerja sama dengan narasumber yang kompeten, 4. Menjalin kerja sama dengan orang tua dalam pendampingan siswa, 70 5. Membiasakan warga sekolah hidup bersih dan cinta lingkungan (misalnya sabtu bersih, memisahkan sampah organik dan non organik, membuat pupuk kompos), 6. Melaksanakan pelatihan secara intensif bekerja sama dengan instruktur yang berkompeten di bidang (menyanyi, drum band, dance, teater, tari Bali), 7. Melaksanakan pelatihan secara intensif bekerja sama dengan instruktur yang berkompeten di bidang futsal dan basket, 8. Melaksanakan les tambahan secara efektif, 9. Melaksanakan kegiatan belajar melalui tutor sebaya, 10. Menerapkan model pembelajaran inovatif secara efektif. 4.1.6 Filosofi Filosofi diambil dari Santo Mickhael: 1. Semangat membela kebenaran dan memberantas kejahatan 2. Membela kaum beriman 3. Semangat melindungi, menjaga supaya tahan menghadapi godaan/gangguan dan tidak terjadi perepecahan 4.1.7 Motto Setia dalam kebenaran. 71 4.1.8 Fasilitas Penunjang Kegiatan Belajar Fasilitas penunjang proses belajar mengajar yang terdapat di SMP PL Salatiga adalah ruang kelas dalam kondisi baik dan bersih, perpustakaan yang menyediakan buku sebagai penunjang dan sebagai bahan referensi bagi siswa, halaman yang luas memungkinkan siswa untuk dapat belajar di luar kelas dan bermain ketika istirahat pelajaran, lapangan basket dalam kondisi baik memungkinkan siswa dapat menggunakannya dengan maksimal, sebuah aula yang digunakan ketika ada pertemuan dan sebagainya. Dengan fasilitas yang tersedia, diharapkan dapat menunjang serta menciptakan kondisi belajar mengajar yang maksimal. 4.1.9 Struktur Organisasi SMP PL Salatiga Sebagai sebuah institusi pendidikan formal, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari, maka dibuatlah sebuah struktur organisasi, yang bertujuan untuk memudahkan pengorganisasian. Melalui bagan dibawah ini akan digambarkan struktur organisasi SMP PL Salatiga sebagai berikut: 72 Bagan I Struktur Organisasi SMP PL Salatiga Ka Kandep Diknas Kepala Kantor YPL Br. Theo Suwariyanto, FIC Drs. Susanto Kep Sek Ign. Wijayanto S. Pd Tata Usaha Karyawan Administrasi Sayuti P.Suryani Tugimin Keuangan Agung Purwono Th. Saktiana Aktarina Satpam Pustakawan Fx Lilik Ardani Fx. Harwahyudi Wk Ks. Kurikulum Wk. Kesiswaan Mg. Fitri Ana Mintarsih Y. Nugraha Wali Kelas BK Trikahesti VIIA: Y Sabar VIIIC: Fitri Ani VIIB: Fr Thomas IXA: Budi Priyanto VIIC: Br Y. Sinu IXB: Fr Supriyanto VIIIA: Heni Prima IXC: Widyatiningsih VIIIB: L.Puji Rahayu Sumber: Dokumen Sekolah tahun 2011 73 Keterangan: Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa, Drs. Susanto sebagai kepala Kandep Diknas. Bruder Theo Suwariyanto sebagai kepala kantor yayasan pangudi luhur. Ignasius Wijayanto S.Pd sebagai kepala sekolah SMP PL Salatiga. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah didukung oleh karyawan yaitu Sayuti, Tugimin, Agung Purwono dan Satpam Lilik Ardani. Untuk bagian administrasi P. Suryani, bagian keuangan di bantu oleh Saktiana Oktarina. Bagian perpustakaan ole Harwahyudi. Yang menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum adalah Fitri Ana Mintarsih, sedangkan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan adalah Y. Nugraha, selanjutnya BK adalah Trika Hesti. Untuk wali kelas masing-masing kelas adalah sebagai berikut, untuk kelas VII A adalah Y. Sabar, B ialah Fr Thomas, C oleh Br.Y. Sinu. Sedangkan kelas VIII A adalah Heni Prima, untuk kelas B adalah Puji Rahayu, sedangkan kelas C adalah Fitri Ani. Untuk kelas IX A adalah Budi Priyanto, kelas IX oleh Fr. Supriyanto dan untuk kelas IX C adalah Widyatiningsih. 4.1.10 Guru dan Karyawan di SMP PL Salatiga Mengenai tenaga pengajar dan karyawan yang ada di SMP PL Salatiga, akan digambarkan melalui tabel berikut ini: 74 Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan SMP PL Salatiga Tahun 2011/2012 No Nama Golongan 1 Ign. Wijayanto III D 2 Mg. Fitri Ane III C 3 Y Nugraha III C 4 Fr. Supriyanto IV A 5 Mr. Widyatiningsih III D 6 A Heni Prima III D 7 L Puji Rahayu III D 8 Budi Priyanto III B 9 Fr. Domas Ngatini III C 10 Kristin Sulistyani III B 11 Fl. Trika Hesti III D 12 Y. Sabar Subiyanto III B 13 Y. Hanik Indrayani III A 14 Br. A. Hariyadi II A 15 Fr. Hari Wahyudi III A 16 A Lilik Ardani IB 17 Tugimin 18 Agung Purwono Sumber:Dokumen Sekolah tahun 2011 Pendidikan SI B. Inggris SI Matematika SI B. Indonesia SI Matematika SI B. Inggris SI Sejarah SI B Indonesia SI PGSD Orkes SI B Indonesia SI Sejarah SI BK SI Tek Elektro SI Fisika STM STM SPG SD SMP Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar, guru yang mengajar di SMP PL Salatiga sudah sesuai dengan bidang pendidikannya masing-masing. Walupun untuk PKn di kelas VIII pengajarnya adalah seorang guru lulusan BK. Namun untuk mata pelajaran lain telah sesuai dengan latar belakang pendidikan gurunya masing-masing. 4.1.11 Siswa yang Menjadi Subjek Penelitian Jumlah siswa di SMP PL Salatiga untuk tahun 2011/2012 bisa dikatakan dalam kategori ideal. Masing-masing kelas terdiri dari + 29 siswa, sehingga secara keseluruhan siswa berjumlah + 261 siswa. Sedangkan kelas-kelas yang ada terdiri dari kelas A sampai C. Sehingga total kelas yang ada berjumlah 9 kelas, yang terdiri dari VII A, VII B, VII C, selanjutnya kelas VIII A, VIII B, dan VIII C, serta IX A, IX B dan IX C. Siswa yang dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan kelas VII B yang masing-masing kelas berjumlah 75 29 siswa, sehingga total subjek 58 siswa. Jumlah siswa laki-laki untuk kelas VIII A adalah 17 orang dan 12 orang siswa perempuan. Sedangkan untuk kelas VIII B siswa laki-laki berjumlah16 siswa, dan 13 siswa perempuan. Secara keseluruhan subjek penelitian berjumlah 58 siswa. 4.2 Hasil Penelitian Penerapan TKN di Kelas VIII A dan VIII B 4.2.1 Penerapan TKN Model Reportase Akurat di Kelas VIII A 4.2.1.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Langkah-langkah yang dilakukan: a) Persiapan Tujuan kegiatan belajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa diharapkan dapat menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi. Dengan media stimulus berupa gambar mengenai kerusuhan yang terjadi pada mei 1998. Target nilai yang ingin dicapai adalah hati nurani siswa tersentuh dengan peristiwa tersebut bahwa kejadian tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya demokrasi sehingga menimbulkan kerusuhan. Maka lahirlah kesadaran siswa akan pentingnya kehidupan demokrasi dalam kehidupan serta dapat mengembangkan sikap hidup kebersamaan dengan semangat kekeluargaan. Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Tujuan pembelajaran aspek psikomotorik yaitu tindakan yang mencerminkan demokrasi selama kegiatan belajar mengajar, dengan perilaku tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi dan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada 76 kelompok. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit bertempat di kelas VIII A. b) Pelaksanaan 1) Guru menggunakan media stimulus berupa gambar tentang kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998. Mengedarkan stimulus, membiarkan siswa bergerombol dan berkomentar sambil memonitor komentar dan raut wajah siswa sebagai masukan di awal berklarifikasi nilai 2) Identifikasi liputan siswa (individual lalu kelompok) tanpa dikomentari guru dan tanpa meminta alasan temuan siswa. Siswa membuat catatan mengenai identifikasi media gambar yang diberikan oleh guru mengenai kerusuhan Mei 1998. Secara individu, kemudian kelompok. Tanggapan siswa terhadap stimulus tersebut adalah: (a) Terdapat banyak konflik yang terjadi pada tahun 1998, khususnya bulan Mei serta banyak praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan. (b) Hak Asasi setiap warga negara tidak terjamin serta belum terciptanya pemerintahan yang berwibawa. (c) Demokrasi belum terlaksana dengan baik di Indonesia, karena masih banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat negara dalam menjalankan roda pemerintahan. (d) Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, masyarakat tidak berani menyuarakan pendapat atau inspirasinya, karena takut di tangkap dan sebagainya. 77 (e) Jika warga negara memahami pentingnya sikap demokratis maka tidak akan terjadi kerusuhan, pembunuhan, ketidakamanan dalam kehidupan bernegara, masyarakat merasa terjamin keamanan serta hak asasinya. (f) Gambar tersebut adalah sebagian dari gambaran buruknya demokrasi di Indonesia, karena warga negara dan pemerintah belum menyadari pentingnya demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3) Klarifikasi masalah (guru merumuskan kejelasan jawaban atau tanggapan siswa sambil mengarah ke konsep/materi). Guru mencatat hasil tanggapan siswa yang mendekati target nilai dan menjadikannya sebagai awal penyimpulan materi pembelajaran. 4) Penyimpulan oleh siswa bersama guru dan pelurusan menuju konsep atau materi pelajaran. Kesimpulannya adalah berdasarkan stimulus yang disajikan dapat diketahui bahwa: (1) Manfaat sikap demokratis dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara, yaitu sebagai berikut: a) Terjaminnya hak asasi setiap warga negara b) Terwujudnya keharmonisan dalam kehidupan masyarakat c) Terciptanya pemerintahan yang berwibawa d) Didukungnya program pemerintah dalam pembangunan e) Ditegakkannya supremasi hukum dalam masyarakat melaksanakan 78 f) Terhindarnya praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan 5) Evaluasi (post test) tertulis 6) Tindak lanjut Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar adalah untuk tujuan pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif No Nama Siswa Nilai Kelas VIII A 1 AR 77 2 ARP 83 3 BDR 90 4 CG 82 5 CDAK 89 6 DRW 85 7 DHSC 80 8 FF 79 9 FAW 89 10 GAW 75 11 HSP 75 12 HS 91 13 HN 93 14 JKA 77 15 KMY 80 16 KBP 85 17 MTU 75 18 MKA 87 19 RHN 89 20 RR 84 21 RAPN 87 22 RF 79 23 RH 86 24 SPPS 81 25 SDT 75 26 S 80 27 TEK 89 28 T 75 29 YP 75 Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata kelas 93 75 82,4 Model Reportase Akurat kelas VIII A Keterangan Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Mencapai KKM Mencapai KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Mencapai KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Mencapai KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Mencapai KKM Mencapai KKM 79 Keterangan : Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi siswa 93 (melampaui KKM) sedangkan nilai terendah 75 (mencapai KKM). Hasil belajar siswa tersebut apabila dikaitkan dengan KKM ≥ 75, maka semua siswa kelas VIII A pada penerapan model reportase akurat memperoleh nilai ≥ 75. Perolehan nilai tersebut mempengaruhi pencapaian nilai rata-rata kelas menjadi 82,4. Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Reportase Akurat di Kelas VIII A Keterangan: Siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada tahap pertama penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat adalah siswa nomor urut 13 dengan nilai 93. Selanjutnya siswa dengan nomor 12 dengan nilai 91. Nilai tertinggi ketiga diperoleh oleh siswa nomor 3 dengan nilai 90. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah adalah siswa nomor 10, nomor 11, siswa nomor 17, siswa nomor 25, siswa nomor 28 dan siswa nomor 29 dengan nilai 75. 80 Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada pertemuan pertama siswa kelas VIII A dengan TKN model reportase akurat adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa No Sikap yang Jumlah siswa dinilai Mampu Prosentase Belum Prosentase Mampu 1 Menghargai 25 87% 4 13% 2 Persahabatan 24 83% 5 17% 3 Toleransi 23 80% 6 20% 4 Sinergi 18 63% 11 37% Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan indikator masing-masing aspek afektif menghargai indikatornya adalah dengan memberi salam dan menyapa siswa/ guru dengan cara yang santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain, mengakui kelebihan/ kekurangan siswa lain, dan menghargai siswa lain/ guru apa adanya, siswa yang mampu menunjukkannya sebanyak 25 (87%) siswa, sedangkan 4 (13%) siswa yang lain belum mampu menghargai. Untuk persahabatan, indikatornya adalah membantu siswa lain dengan ikhlas, berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit, mendukung/ memberi kesempatan siswa lain untuk maju/ berkembang, yang mampu menunjukkannya sebanyak 24 (83%) siswa, sedangkan 5 (17%) siswa yang lain belum mampu menunjukkan sikap tersebut. Selanjutnya untuk aspek afektif toleransi, indikatornya bersikap terbuka, menghargai keberagaman, menghindari deskriminasi dan toleran terhadap kekeliruan siswa lain sebanyak 23 81 (80%) siswa mampu menunjukkan menunjukkan sikap tersebut, sedangkan 6 (20%) siswa yang lain belum mampu. Untuk aspek afektif sinergi, indikatornya adalah sikap meminta dan memberi pendapat/ saran dengan santun, mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harusnya dilakukan, sebanyak 18 (63%) siswa yang mampu menunjukkannya, sedangkan 11 (37%) siswa lain belum mampu menunjukkan sikap tersebut. Untuk hasil dari tujuan pembelajaran siswa pada aspek psikomotorik dalam penerapan TKN model reportase akurat adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa No 1 2 Tindakan dinilai yang Tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi Tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok Jumlah siswa Mampu Prosentase 26 90% Belum Mampu 3 22 76% 7 Prosentase 24% 10% Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dalam tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi, terdapat 26 (90%) siswa yang mampu, sedangkan 3 (10%) siswa belum mampu menunjukkan tindakan tersebut. Selanjutnya dalm tindakan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok terdapat 22 (76%) siswa yang mampu sedangkan 7 (24%) siswa yang lain belum mampu bertindak demikian. 82 4.2.1.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Reportase Akurat dan Solusi Kendala yang dihadapi dalam penerapan TKN model reportase akurat di kelas VIII A oleh guru dan siswa selama proses belajar mengajar mengenai pentingnya kehidupan demokratis dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat dari sisi guru kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu untuk menggali jawaban serta tanggapan siswa terhadap hasil analisis yang diberikan, selebihnya untuk jalannya kegiatan belajar mengajar dengan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat ini berjalan dengan baik sesuai langkah persiapan dan pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun kendala yang dihadapi oleh siswa selama proses belajar dengan model reportase akurat tersebut adalah belum terbiasa dengan penerapan teknik klarifikasi nilai sehingga menyebabkan ada beberapa siswa yang belum mampu mengikuti dengan baik hal ini terbukti dengan pencapaian hasil tujuan pembelajaran aspek afektif pada sikap menghargai terdapat 4 siswa (13%) yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, 5 siswa (17%) belum mampu menunjukkan sikap persahabatan, 6 siswa (20%) belum mampu menunjukkan sikap toleransi, dan 11 siswa (37%) yang belum mampu menunjukkan sikap sinergi. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik terdapat 3 siswa (10%) yang mendominasi dalam kelompok saat presentasi dan 7 siswa (24%) yang tampak memaksakan pendapat pribadinya kepada kelompok. Maka solusi yang diberikan guna mengatasi kendala yang dihadapi selama proses belajar mengajar dari sisi guru yaitu harus mampu memaksimalkan penggunaan waktu yang digunakan selama proses belajar 83 mengajar sehingga dapat menggali kejelasan tanggapan dan alasan siswa dengan baik dan merata sehingga siswa secara keseluruhan dapat memberikan tanggapannya. Sedangkan solusi untuk membantu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat pada pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif dan psikomotorik adalah guru harus mampu memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam proses belajar mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi. Hal tersebut harus diiringi oleh keterampilan guru selama proses belajar mengajar baik dalam penerapan strategi mengajar yang digunakan maupun keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam hal ini keterampilan bertanya (dasar dan lanjutan) serta keterampilan memberi penguatan guna mencapai tujuan pembelajaran baik aspek afektif maupun psikomotorik. 4.2.1.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Reportase Akurat Setelah proses belajar mengajar dilakukan, maka guru memberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat. Dari angket tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 84 Tabel 4. 5 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Reportase Akurat di kelas VIII A Skala No Pernyataan SS (4) S (3) 1 Penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru 26 (90%) 3 (10%) 2 Dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat Pembelajaran PKn dengan TKN model reportase akurat memberi peluang kepada saya untuk membuat laporan mengenai apa yang telah saya lihat dan dengar Penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik Dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat Dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh hasil pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan psikomotorik Teknik klarifikasi nilai sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi 25 (87%) 27 (93%) 4 (13%) 2 (7%) 28 (97%) 1 (3%) 27 (93%) 28 (97%) 2 (7%) 1 (3%) 3 4 5 6 7 TS (2) 29 (100%) Keterangan: Berdasarkan hasil tanggapan siswa di atas, terdapat 26 siswa (90%) yang sangat setuju dengan pernyataan penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru serta 3 siswa (10%) yang menyatakan setuju. Untuk penyataan dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat sebanyak 25 siswa (87%) sangat setuju, 4 siswa (13%) setuju. Selanjutnya untuk pernyataan pembelajaran PKn dengan TKN model reportase akurat memberi peluang kepada saya untuk membuat laporan mengenai apa yang telah saya lihat dan dengar terdapat 27 siswa (93%) sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju. Untuk pernyataan penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu STS (1) 85 disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik sebanyak 28 siswa (97%) yang menyatakan sangat setuju, 1 siswa (3%) setuju. Selanjutnya untuk pernyataan dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju, dan untuk pernyataan dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan psikomotorik terdapat 28 siswa (97%) sangat setuju dan 1 siswa (3%) menyatakan setuju. Selanjutnya untuk pernyataan teknik klarifikasi nilai sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi sebanyak 29 siswa (100%) yang menyatakan sangat setuju. 4.2.2 Penerapan TKN Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A 4.2.2.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Langkah-langkah yang dilakukan: a) Persiapan Tujuan kegiatan belajar mengajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa diharapkan dapat menampilkan sikap demokratis dalam berbagai kehidupan. Target nilai yang ingin dicapai adalah siswa memberikan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan serta dapat menampilkannya dalam berbagai kehidupan. Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk tujuan pembelajaran aspek 86 psikomotorik adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa yang mencerminkan sikap demokratis selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit bertempat di kelas VIII A. b) Pelaksanaan 1) Guru menyajikan beberapa artikel yang akan dianalisa oleh siswa yaitu: a) Partisipasi politik sebagai penguatan peran rakyat dalam pembangunan b) Berbagai pola kecurangan dalam pemilu 2009 c) Kebobrokan hukum di Indonesia d) Aparat dan Birokrasi korupsi e) Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah 2) Siswa memilih salah satu permasalahan dan melakukan analisa terhadap media tersebut dalam bentuk kartu keyakinan. Sementara siswa melakukan analisa guru mengamati kegiatan siswa tersebut. 3) Siswa diminta membacakan hasil analisanya dengan cara menukarkan dengan hasil analisa siswa lain. Nama lengkap siswa: BDR Masalah yang dipilih: Bagaimana cara menunjukkan partisipasi kita dalam pelaksanaan sikap demokratis dalam berbagai aspek kehidupan Dasar Pemikiran: Bahwa setiap warga masyarakat di tuntut untuk bersedia melibatkan diri (aktif) di dalam perumusan kebijakan publik sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing. 87 Pendapat Saya: Sebagai siswa partisipasi saya adalah dengan menghargai teman yang lain, menghormati teman dan guru, menghormati orang tua, ikut dalam pemilihan ketua kelas, ikut dalam pemilihan OSIS, mengikuti musyawarah yang dilaksanakan dalam lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. 4) Guru mencatat tanggapan siswa dan membuat kesimpulan dan mengarahkan menuju konsep. Kesimpulannya adalah: Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melaksanakan demokrasi dalam masyarakat, sebagai contoh, ikut dalam pemilihan OSIS, rapat RT atau RW, mengikuti rapat organisasi di mana kita menjadi anggota dengan membrikan suara atau pendapat dalam rapt-rapat resmi. Namun masyarakat juga harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa demokrasi yang dimiliki bukan berarti kebebasan mencampuri kewenangan dan kekuasaan pemerintah karena sikap ini akan merusak citra bangsa bahkan akan menyebabkan kegagalan tujuan masyarakat itu sendiri. oleh karena itu sikap yang harus dimiliki masyarakat dalam melaksanakan demokrasi adalah: a) Pengendalian diri dengan melaksanakan kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang berlaku b) Menerima, mendukung, dan melaksanakan hasil kesepakatan atau keputusan yang diambil dengan cara musywarah c) Menyampaikan aspirasi melalui wadah-wadah yang tersedia 88 d) Menyelesaikan masalah dengan cara dialog secara damai dan bersahaja e) Menghindarkan diri sikap permusuhan Adapun kegiatan-kegiatan yang dpaat mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain: (1) Melaksanakan hak pilih dalam pemilu (2) Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku (3) Menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum (4) Tidak main hakim sendiri (5) Mendukung dan melaksanakan program pembangunan 5) Evaluasi (tertulis) 6) Tindak lanjut Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan pembelajaran aspek kognitif dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 89 Tabel 4. 6 Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A No Nama 1 AR 2 ARP 3 BDR 4 CG 5 CDAK 6 DRW 7 DHS 8 FF 9 FAW 10 GAW 11 HSP 12 HS 13 HN 14 JKA 15 KMY 16 KBP 17 MTU 18 MKA 19 RHN 20 RR 21 RAPN 22 RF 23 RH 24 SPPS 25 SDT 26 S 27 TEK 28 T 29 YP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Nilai 89 90 100 92 95 92 90 87 82 81 80 99 100 85 90 90 86 97 99 97 95 88 94 89 89 90 97 87 88 100 80 90,9 Deskiripsi Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKm Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi siswa 100 ( melampaui KKM) sedangkan nilai terendah 80 (melampaui KKM). Hasil belajar siswa tersebut apabila dikaitkan dengan KKM ≥ 75, maka semua siswa kelas VIII A pada penerapan model kartu keyakinan memperoleh nilai ≥ 75. Perolehan nilai tersebut mempengaruhi pencapaian nilai rata-rata kelas menjadi 90.9. 90 Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 4.2 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A Keterangan: Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa yang memperoleh nilai 100 adalah siswa dengan nomor urut 3, dan 13. Selanjutnya siswa nomor urut 12 dan 19 memperoleh nilai 99, nilai 97 diperoleh oleh siswa nomor 18, 20, dan 27. Nilai 95 diperoleh oleh siswa nomor 5, dan 21. Nilai 94 diperoleh oleh siswa nomor urut 23. Nilai 92 diperoleh siswa nomor 4, dan 6. Nilai 90 diperoleh siswa nomor 2, 7, 16 dan nomor 26. Selanjutnya nilai 89 adalah siswa dengan nomor 1, 24, dan 25. Nilai 88 diperoleh siswa nomor 22, dan 29. Nilai 87 diperoleh siswa nomor 8. Siswa nomor 17 memperoleh nilai 86. Nilai 85 diperoleh siswa nomor 14. Nilai 82 siswa nomor 9. Nilai 81 diperoleh siswa nomor 10. Nilai 80 diperoleh siswa nomor 11. Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada pertemuan kedua siswa kelas VIII A dengan TKN model kartu keyakinan adalah sebagai berikut: 91 Tabel 4. 7 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa No 1 2 3 4 Sikap dinilai yang Menghargai Persahabatan Toleransi Sinergi Jumlah siswa Mampu Prosentase 29 27 26 25 100% 93% 90% 87% Belum mampu Prosentase 2 3 4 7% 10% 13% Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk aspek afektif menghargai dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa/ guru dengan cara yang santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain, mengakui kelebihan atau kelemahan siswa lain, dan menghargai siswa lain terdapat 29 siswa(100%) yang mampu menunjukkannya, pada aspek afektif persahabatan dengan indikator membantu siswa lain dengan ihklas, berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit, mendukung/ memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk maju terdapat 27 siswa (93%) yang mampu menunjukkannya sedangkan 2 siswa (7%) yang lain belum mampu menunjukkannya. Untuk aspek afektif toleransi dengan indikator bersikap terbuka (open minded), menghargai keberagaman, menghindari diskriminasi, dan toleran terhadap kekeliruan siswa lain sebanyak 26 siswa (90%) yang mampu sedangkan 3 siswa (10%) belum mampu menunjukkan sikap tersebut. Sedangkan untuk aspek afektif sinergi yang indikatornya adalah meminta dan memberi pendapat dengan santun serta mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harus dilakukan terdapat 25 siswa (87%) yang mampu sedangkan 4 siswa (13%) yang lain belum mampu menunjukkan sikap tersebut. 92 Selanjutnya untuk hasil dari tujuan pembelajaran aspek psikomotorik siswa pada penerapan TKN model kartu keyakinan adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa No 1 2 Tindakan yang dinilai Menerima masukan dari guru dan teman Menghargai teman saat mengemukakan pendapat Jumlah siswa Mampu Prosentase 29 100% 29 100% Belum mampu Prosentase Keterangan : Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik untuk menerima masukan dari guru dan teman, terdapat 29 (100%) siswa yang mampu bertindak demikian, dan untuk menghargai teman saat mengemukakan pendapat sebanyak 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian. 4.2.2.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Kartu Keyakinan dan Solusi Secara keseluruhan penerapan TKN model kartu keyakinan pada pertemuan kedua di kelas VIII A ini berjalan dengan baik, dalam arti guru dan siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah dalam teori dan sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Bermula dari persiapan hingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik. Kendala yang ditemukan adalah pada pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif yaitu masih terdapat 2 siswa (7%) yang belum mampu menunjukkan sikap persahabatan, 3 siswa (10%) yang 93 belum mampu menghargai, dan terdapat 4 siswa (13%) yang belum menunjukkan sikap pada aspek afektif sinergi. Solusi yang diberikan guna mengatasi kendala pada pertemuan kedua dengan teknik klarfikasi nilai model kartu keyakinan ini adalah guru harus lebih mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar, sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran aspek afektif. 4.2.2.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Kartu Keyakinan Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model kartu keyakinan di kelas VIII A adalah sebagai berikut: 94 Tabel 4. 9 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Kartu Keyakinan di kelas VIII A Skala T STS No Pernyataan SS S % S (1) % (4) % (3) % (2) 1 Penerapan teknik klarifikasi 29 100% nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru 2 Dengan teknik klarifikasi 27 93% 2 7% nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat 3 Penerapan teknik klarifikasi 27 93% 2 7% nilai model kartu keyakinan membantu saya untuk mampu mengklarifikasi masalah dan memberikan penilaian saya 4 Penerapan teknik klarifikasi 28 97% 1 3% nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik 5 Dengan TKN guru memberi 29 100% kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat 6 Dalam teknik klarifikasi nilai 29 100% selain bisa memperoleh hasil pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan psikomotorik 7 Teknik klarifikasi nilai 29 100% sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 29 (100%) siswa yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan pertama yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang 95 disampaikan oleh guru, selanjutnya untuk pernyataan nomor 2 yaitu dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat terdapat 27 siswa ( 93%) sangat setuju dan 2 siswa (7%) menyatakan setuju. Untuk pernyataan nomor 3 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai model kartu keyakinan membantu saya untuk mampu mengklarifikasi masalah dan memberikan penilaian saya terdapat 27 (93%) siswa yang menyatakan sangat setuju, dan 2 (7%) siswa menyatakan setuju. Selanjutnya pernyataan nomor 4 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik terdapat 28 siswa (97%) menyatakan sangat setuju, sedangkan 2 siswa (7%) yang lain menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya untuk pernyataan nomor 5 yaitu dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyatan tersebut, selanjutnya untuk pernyataan nomor 6 yaitu dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh nilai pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan psikomotorik terdapat 29 siswa (100%) yang menyatakan sangat setuju, serta untuk pernyataan nomor 7 yaitu TKN sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi terdapat pernyataan tersebut. 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju terhadap 96 4.2.3 Penerapan TKN Model Analisis Nilai Akurat di Kelas VIII B 4.2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik a) Persiapan Tujuan kegiatan belajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa diharapkan dapat menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi. Dengan media stimulus berupa gambar mengenai kerusuhan yang terjadi pada mei 1998. Target nilai yang ingin dicapai adalah hati nurani siswa tersentuh dengan peristiwa tersebut bahwa kejadian tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya demokrasi sehingga menimbulkan kerusuhan. Maka lahirlah kesadaran siswa akan pentingnya kehidupan demokrasi dalam kehidupan serta dapat mengembangkan sikap hidup kebersamaan dengan semangat kekeluargaan. Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk tujuan pembelajaran aspek psikomotorik yaitu tindakan yang mencerminkan demokrasi selama kegiatan belajar mengajar, dalam tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi dan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit bertempat di kelas VIII B. b) Pelaksanaan (a) Guru menyajikan stimulus dengan mengedarkan gambar, mengenai kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998, membiarkan siswa 97 bergerombol beberapa saat dan memonitor raut wajah siswa sebagai masukan entery behavior saat awal berklarifikasi nilai (b) Siswa dalam kelompok kecil diminta melakukan kajian terhadap media dan mencatatkan: 1) Meneliti secara detail media tersebut dan membuat deskripsi hal tersebut: 2) Membuat perbandingan-perbandingan hal yang sama/sejenis yang diketahui mereka 3) Membuat hasil telaah/analisis yang didasarkan konsep/argument yang mereka miliki 4) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan komentar lainnya (c) Pelaporan hasil kajian terhadap media 1) Hasil kajian terhadap media adalah: ke empat gambar yang disajikan merupakan gambar kerusuhan yang terjadi pada tanggal 2 Mei 1998, di akhir masa rezim Orde Baru 2) Demokrasi belum terlaksana dengan baik di Indonesia, karena masih banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat negara dalam menjalankan roda pemerintahan. 3) Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, masyarakat tidak berani menyuarakan pendapat atau inspirasinya, karena takut di tangkap dan sebagainya. 4) Jika warga negara memahami pentingnya sikap demokratis maka tidak akan terjadi kerusuhan, pembunuhan, ketidak amanan dalam 98 kehidupan bernegara, masyarakat merasa terjamin keamanan serta hak asasinya. 5) Gambar tersebut adalah sebagian dari gambaran buruknya demokrasi di Indonesia, karena warga negara dan pemerintah belum menyadari pentingnya demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 6) Banyak konflik yang terjadi pada periode Mei 1998, jika mencari mencari di internet mengenai kerusuhan Mei 1998 banyak sekali halhal sejenis yang di tunjukkan oleh google. (d) Melaksanakan adu pendapat berkelompok (e) Penyimpulan oleh siswa bersama guru dan pelurusan menuju materi pelajaran. Kesimpulannya adalah berdasarkan stimulus yang disajikan dapat diketahui bahwa: (1) Manfaat sikap demokratis dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara, yaitu sebagai berikut: a) Terjaminnya hak asasi setiap warga negara b) Terwujudnya keharmonisan dalam kehidupan masyrakat c) Terciptanya pemerintahan yang berwibawa d) Didukungnya program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan e) Ditegakkannya supremasi hukum dalam masyarakat f) Terhindarnya praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan 99 (f) Evaluasi (post test) tertulis Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut: Tabel 4. 10 Hasil Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif Siswa di Kelas VIII B No Nama 1 ALS 2 AP 3 AA 4 AA 5 CP 6 CV 7 DHW 8 DPDLR 9 ES 10 FW 11 I 12 JKIL 13 LA 14 MR 15 MC 16 PHUP 17 PAPS 18 PSJ 19 RAY 20 RSP 21 R 22 RAP 23 RA 24 SLLDV 25 SMN 26 TW 27 YDP 28 YMP 29 YS Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata Nilai 85 85 88 87 89 86 85 80 88 80 92 79 95 79 92 86 75 79 90 85 86 80 80 85 81 89 87 75 76 95 75 84 Deskripsi Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Melampaui KKM Mencapai KKM Melampaui KKM Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi di kelas VIII B ketika penerapan TKN model analisis akurat adalah 95 (≥ 75) dan nilai terendah adalah 75 (≤75) jika dikaitkan dengan pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran aspek kognitif yaitu 75 maka penerapan teknik klarifikasi nilai model analisis 100 nilai akurat pada pertemuan pertama dikelas VIII B dapat meningkatkan tujuan pembelajaran pada aspek kognitif. Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 4.3 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Analisis Nilai Akurat di Kelas VIII B Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan demikian, nilai tertinggi adalah 95 diperoleh oleh siswa nomor 13. Nilai 92 siswa nomor 11. Nilai 90 siswa nomor 19. Nilai 89 siswa nomor 5 dan 26. Nilai 88 siswa nomor 9 dan 18. Nilai 87 siswa nomor 4 dan 27. Nilai 86 siswa nomor 6, 16, dan 21. Nilai 85 siswa nomor 1, 2, 7,20, dan 24. Nilai 81 diperoleh siswa nomor 25. Nilai 80 diperoleh siswa nomor 8, 10, 22, dan 23. Nilai 79 diperoleh siswa nomor 12 dan 14. Nilai 76 diperoleh siswa nomor 28, nilai 75 diperoleh oleh siswa nomor urut 17 dan 28. Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada pertemuan pertama siswa di kelas VIII B dengan TKN model analisis nilai akurat adalah sebagai berikut: 101 Tabel 4.11 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa No Sikap yang Jumlah siswa dinilai Mampu Prosentase Belum Prosentase mampu 1 Menghargai 29 100% 2 Persahabatan 28 97% 1 3% 3 Toleransi 26 90% 3 10% 4 Sinergi 24 83% 5 17% Keterangan : Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, untuk aspek aspek afektif menghargai dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa /guru dengan santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain, mengakui kelebihan atau keunggulan siswa lain serta menghargai siswa lain terdapat 29 siswa (100%) telah mampu menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya pada aspek afektif persahabatan dengan indikator membantu siswa lain dengan ihklas, berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit, mendukung/ memberikan kesempatan siswa lain untuk maju terdapat 28 siswa (97%) yang mampu menunjukkan sikap tersebut dan 1 siswa (3%) yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, untuk aspek afektif toleransi dengan indikator bersikap terbuka (open minded), menghargai keberagaman, menghindari diskriminasi dan toleran terhadap kekeliruan siswa lain ketulusan terdapat 26 siswa (90%) yang mampu menunjukkan sikap tersebut 3 siswa (10%) lain belum mampu menunjukkannya, selanjutnya untuk aspek afektif sinergi dengan indikator meminta dan memberi pendapat dengan santun serta mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harus dilakukan sebanyak 24 siswa (83%) mampu menunjukkan sikap tersebut sedangkan 5 siswa (17%) lain belum mampu menunjukkan sinergi. 102 Selanjutnya untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dapat digambarkan melalui tabel berikut ini: Tabel 4.12 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa No Tindakan yang Jumlah siswa dinilai Mampu Prosentase Belum prosentase mampu 1 100% Tidak mendominasi 29 dalam kelompok saat presentasi 2 Tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok 26 90% 3 10% Keterangan: Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, hasil yang diperoleh untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotor untuk tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi sebanyak 29 siswa (100%) telah mampu bertindak demikian. Untuk tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok sebanyak 26 siswa (90%) yang mampu menunjukkannya sedangkan 3 siswa (10%) yang lain masih terlihat memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok. 4.2.3.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Analisis Nilai Akurat dan Solusi Penerapan TKN model analisis nilai akurat pada pada pertemuan pertama di kelas VIII B ini berjalan dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam teori dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun kendala yang ditemukan selama penerapan teknik klarifikasi nilai model analisis nilai akurat di kelas VIII B pada pertemuan pertama ini adalah siswa belum terbiasa dengan penerapan teknik klarifikasi nilai maka untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif pada sikap persahabatan terdapat 1 siswa (3%) 103 yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya untuk toleransi terdapat 3 siswa (10%) yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, dan sikap sinergi sebanyak 5 siswa (17%) yang belum mampu menunjukkannya. Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dalam tindakan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok masih terdapat 3 siswa (10%) yang belum mampu bertindak demikian. Maka solusi yang diberikan guna pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif dan psikomotorik ini adalah guru harus mampu memotivasi siswa untuk mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi. Hal tersebut harus didukung oleh keterampilan guru selama proses belajar mengajar baik dalam penerapan strategi mengajar yang digunakan maupun keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam hal ini keterampilan bertanya (dasar dan lanjutan) serta keterampilan memberi penguatan guna mencapai tujuan pembelajaran aspek afektif. 4.2.3.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Analisis Nilai Akurat di kelas VIII B Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model analisis nilai akurat di kelas VIII B adalah sebagai berikut: 104 Tabel 4.13 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Analisis Nilai Akurat di kelas VIII B No Pernyataan Skala SS % S % TS % STS (4) (3) (2) (1) 1 Penerapan teknik klarifikasi nilai sangat 27 (93%) 2 (7%) membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru 2 Dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya 26 (90%) 3 (10%) lebih berani untuk mengemukakan pendapat 3 Pembelajaran PKn dengan model analisa 28 (97%) 1 (3%) secara akurat memungkinkan saya untuk berimajinasi menyusun fakta dan konsep nilai tentang apa yang diperoleh sebagai hasil liputan secara akurat 4 Penerapan teknik klarifikasi nilai membuat 29 100% saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik 5 Pada penerapan teknik klarifikasi nilai guru 29 100% memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat 6 Dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa 29 100% memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya juga merasa lebih bersemangat karena selalu ada masalah yang perlu dianalisis dan diklarifikasi atau problem solving 7 Teknik klarifikasi nilai sangat tepat diterapkan 29 100% dalam pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk pernyataan nomor 1 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sebanyak 27 siswa (93%) yang menyatakan sangat seuju, dan 2 siswa (7%) yang menyatakan setuju. Selanjutnya untuk pernyataan nomor 2 yaitu dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat terdapat 26 siswa (90%) yang memilih sangat setuju, sedangkan 3 siswa (10%) yang lain menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Untuk pernyataan nomor 3 yaitu pembelajaran PKn dengan model analisa secara akurat memungkinkan saya untuk berimajinasi % 105 menyusun fakta dan konsep nilai tentang apa yang diperoleh sebagai hasil liputan secara akurat terdapat 28 siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%) menyatakan setuju. Untuk pernyataan nomor 4 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju, untuk pernyataan nomor 5 yaitu pada penerapan teknik klarifikasi nilai guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat sebanyak 29 siswa (100%) sangat setuju terhadap pernyatan tersebut, untuk pernyataan nomor 6 yaitu dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya juga merasa lebih bersemangat karena selalu ada masalah yang perlu dianalisis dan diklarifikasi/ problem solving sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju, serta pernyataan nomor 7 yaitu TKN sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. 4.2.4 Penerapan TKN Model Pungutan Suara di Kelas VIII B 4.2.4.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik (a) Persiapan Tujuan kegiatan belajar mengajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa diharapkan dapat menampilkan sikap demokratis dalam berbagai kehidupan. Target nilai yang ingin dicapai adalah siswa memberikan sikap positif 106 terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan serta dapat menampilkannya dalam berbagai kehidupan. Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk tujuan pembelajaran aspek psikomotorik adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa yang mencerminkan sikap demokratis selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit bertempat di kelas VIII B. (b)Pelaksanaan (1) Guru menyajikan beberapa artikel yang akan dianalisa oleh siswa yaitu: a) Partisipasi politik sebagai penguatan peran rakyat dalam pembangunan b) Berbagai pola kecurangan dalam pemilu 2009 c) Kebobrokan hukum di Indonesia d) Aparat dan Birokrasi korupsi e) Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah (2) Siswa memilih salah satu permasalahan dan melakukan analisa terhadap stimulus. Sementara mengamati kegiatan siswa tersebut. siswa melakukan analisa guru 107 (3) Guru mengajukan pertanyaan seputar stimulus setelah siswa melakukan identifikasi stimulus tersebut Daftar pertanyaan tersebut adalah: Mengapa warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan publik? Apa manfaat partisipasi dalam kebijakan pemerintah? Dalam bentuk apa saja partisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah bisa diwujudkan? Bagaimana pelaksanaan cara sikap anda menunjukkan demokratis dalam partisipasi dalam berbagai aspek kehidupan? Jawaban siswa terhadap pertanyaan guru tersebut adalah: Partisipasi berarti berperan serta (disuatu kegiatan), ikut seta: seluruh masyarakat harus menyukseskan pembangunan bangsa dan negara.Partisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat diartikan sebagai kegiatan atau peran serta warga negara demi suksesnya pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintahan yang demokratis yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Manfaat partisipasi ini adalah dapat membentuk perilaku atau budaya demokrasi, dapat membentuk masyarakat umum, dapat membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlak mulia, dapat membentuk masyarakat madani yaitu masyarakat yang 108 memiliki kesukarelaan, tidak menggantungkan pada orang lain (keswasembadaan), tidak menggantungkan diri pada negara (kemandirian), keterkaitan ada nilai-nilai yang disepakati. Wujud partisipasi ini dalam bentuk: Partisipasi tenaga, dapat dilakukan dengan cara menyumbang tenaganya misalnya aktif dalam kegiatan gotong-royong untuk mempelancar pembangunan di daerah-daerah. Partisipasi buah pikiran, dapat dilakukan dengan cara memberikan saran, gagasan, pendapat baik secara lisan ataupun tertulis kepada pihak-pihak yang berwenang agar otonomi daerah berjalan dengan lancar, sesuai dengan harapan. Partisipasi harga benda dan uang/modal, dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan harta benda/uang kepada pemerintah atau badan/lembaga tertentu, atau menabung uang di bank-bank pemerintah, untuk menunjang dan mendorong agar otonomi daerah berjalan lancar dan pembangunan berjalan sesuai program pemerintah. Partisipasi keterampilan, dapat dilakukan dengan menyumbang keterampilan/keahliannya kepada 109 pemerintah demi kelancaran otonomi daerah/pembangunan nasional. Sebagai siswa partisipasi saya adalah dengan menghargai teman lain, menghormati teman dan guru, menghormati orang tua, ikut dalam pemilihan ketua kelas, ikut dalam pemilihan OSIS, mengikuti musyawarah yang dilaksanakan dalam lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. (4) Guru membuat kesimpulan dan mengarahkan menuju konsep. Kesimpulannya adalah: Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melaksanakan demokrasi dalam masyarakat, sebagai contoh: Ikut dalam pemilihan OSIS, rapat RT atau RW, mengikuti rapat organisasi di mana kita menjadi anggota dengan membrikan suara atau pendapat dalam rapt-rapat resmi. Namun masyarakat juga harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa demokrasi yang dimiliki bukan berarti kebebasan mencampuri kewenangan dan kekuasaan pemerintah karena sikap ini akan merusak citra bangsa bahkan akan menyebabkan kegagalan tujuan masyarakat itu sendiri. oleh karena itu sikap yang harus dimiliki masyarakat dalam melaksanakan demokrasi adalah: a) Pengendalian diri dengan melaksanakan kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang berlaku b) Menerima, mendukung, dan melaksanakan hasil kesepakatan atau keputusan yang diambil dengan cara musywarah 110 c) Menyampaikan aspirasi melalui wadah-wadah yang tersedia d) Menyelesaikan masalah dengan cara dialog secara damai dan bersahaja e) Menghindarkan diri sikap permusuhan Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain: 1) Melaksanakan hak pilih dalam pemilu 2) Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku 3) Menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum 4) Tidak main hakim sendiri 5) Mendukung dan melaksanakan program pembangunan (5) Evaluasi (tertulis) (6) Tindak lanjut Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut: 111 Tabel 4.14 Hasil Belajar Aspek Kognitif Model Pungutan Suara Siswa di kelas VIII B No Nama Nilai Deskripsi 1 ALS 94 Melampaui KKM 2 AP 90 Melampaui KKM 3 AA 95 Melampaui KKM 4 AA 90 Melampaui KKM 5 CP 98 Melampaui KKM 6 CV 90 Melampaui KKM 7 DHW 91 Melampaui KKM 8 DPDLR 90 Melampaui KKM 9 ES 99 Melampaui KKM 10 FW 100 Melampaui KKM 11 I 99 Melampaui KKM 12 JKIL 94 Melampaui KKM 13 LA 92 Melampaui KKM 14 MR 91 Melampaui KKM 15 MC 90 Melampaui KKM 16 PHUP 92 Melampaui KKM 17 PAPS 90 Melampaui KKM 18 PSJ 90 Melampaui KKM 19 RAY 89 Melampaui KKM 20 RSP 88 Melampaui KKM 21 R 92 Melampaui KKM 22 RAP 89 Melampaui KKM 23 RA 88 Melampaui KKM 24 SLLDV 100 Melampaui KKM 25 SMN 90 Melampaui KKM 26 TW 90 Melampaui KKM 27 YDP 91 Melampaui KKM 28 YMP 89 Melampaui KKM 29 YS 90 Melampaui KKM Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 88 Nilai rata-rata 92,1 Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi di kelas VIII B ketika penerapan TKN model pungutan suara adalah 100 (≥75) dan nilai terendah adalah 88 (≥75), jika dikaitkan dengan pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran aspek kognitif yaitu 75 maka penerapan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara pada pertemuan kedua dikelas VIII B dapat meningkatkan tujuan pembelajaran pada aspek kognitif. 112 Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 4.4 Hasil belajar Siswa Aspek Kognitif Model Pungutan Suara di Kelas VIII B Keterangan: Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa nilai 100 diperoleh oleh siswa nomor urut 10 dan 24. Nilai 99 diperoleh oleh siswa nomor 9 dan 11. Nilai 98 siswa nomor urut 5. Nilai 94 diperoleh siswa nomor urut 1 dan 12. Nilai 92 diperoleh siswa nomor urut 16 dan 21. Nilai 91 diperoleh siswa nomor urut 7, 14, dan 27. Nilai 90 diperoleh oleh siswa nomor urut 2, 8, 15, 17, 18, 25. 26, dan 29. Nilai 89 diperoleh siswa nomor urut 19 , 22, dan 28. Nilai 88 diperoleh oleh siswa nomor urut 20 dan 23. 113 Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada pertemuan kedua siswa kelas VIII B dengan TKN model pungutan suara adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa No 1 2 3 4 Sikap dinilai yang Menghargai Persahabatan Toleransi Sinergi Jumlah siswa Mampu Prosentase 29 28 27 26 100% 97% 93% 90% Belum mampu Prosentase 1 2 3 3% 7% 10% Keterangan : Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk aspek afektif menghargai dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa / guru dengan santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain, mengakui kelebihan atau keunggulan siswa lain, serta menghargai siswa lain terdapat 29 siswa (100%) telah mampu menunjukkan sikap tersebut. Selanjutnya persahabatan dengan indikator sikap membantu siswa lain dengan ikhlas, berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit, mendukung/ memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk maju terdapat 28 siswa (97%) yang mampu menunjukkannya sedangkan 1 siswa (3%) belum mampu. Untuk aspek afektif toleransi dengan indikator bersikap terbuka, menghargai keberagaman, menghindari deskriminasi serta toleransi terhadap kekeliruan siswa lain terdapat 27 siswa (93%) siswa yang mampu menunjukkannya sedangkan 2 siswa (7%) lain belum mampu, selanjutnya untuk aspek afektif sinergi dengan indikator meminta dan memberi pendapat dengan 114 santun serta mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harusnya dilakukan terdapat 26 siswa (90%) telah mampu menunjukkannya sedangkan 3 siswa (10%) yang lain belum mampu menunjukkan sinergi. Selanjutnya untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dapat digambarkan melalui tabel berikut ini: Tabel 4.16 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa No Tindakan yang Jumlah siswa dinilai Mampu Prosentase Belum prosentase mampu 1 Menerima masukan 29 100% dari guru dan teman 2 Menghargai teman 29 100% saat mengemukakan pendapat Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik untuk menerima masukan dari guru dan teman, terdapat 29 (100%) siswa yang mampu bertindak demikian, dan untuk menghargai teman saat mengemukakan pendapat sebanyak 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian. 4.2.4.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Pungutan Suara dan Solusi Penerapan TKN model pungutan suara pada pertemuan kedua di kelas VIII B, terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah dalam teori mengenai pelaksanaan TKN model pungutan suara 115 dan sesuai dengan rancana pelaksanaan pembelajaran. Kendala yang ditemukan selama penerapan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara di kelas VIII B pada pertemuan kedua ini adalah masih ada beberapa siswa yang belum mampu menunjukkan sikap-sikap yang menjadi pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif yaitu sikap persahabatan terdapat 1 siswa (3%) belum mampu menunjukkannya. Untuk aspek afektif toleransi 2 siswa (7%) lain belum mampu, dan terdapat 3 siswa (7%) belum mampu menunjukkan sinergi. Solusi yang diberikan guna pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif ini adalah guru harus mampu memotivasi siswa untuk mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi. 4.2.4.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Pungutan Suara di kelas VIII B Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model pungutan suara di kelas VIII B adalah sebagai berikut: 116 Tabel 4.17 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Pungutan Suara di kelas VIII B No Pernyataan Skala SS % S % TS % STS % (4) (3) (2) (1) 1 Penerapan teknik klarifikasi 27 (93%) 2 (7%) nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru 2 Dengan teknik klarifikasi 29 100% nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat 3 Pembelajaran PKn dengan 29 100% menerapkan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara membuat saya terlatih berani memiliki pendirian dengan dilihat oleh teman-teman lain serta menghargai tanggapan teman 4 Penerapan teknik klarifikasi 29 100% nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik 5 Pada penerapan teknik 29 100% klarifikasi nilai guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat 6 Dalam teknik klarifikasi 29 100% nilai selain bisa memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya juga merasa lebih bersemangat karena selalu ada masalah yang perlu dianalisis dan diklarifikasi atau problem solving 7 Teknik klarifikasi nilai 29 100% sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas VIII pada topik demokrasi 117 Keterangan: Berdasarkan tabel hasil tanggapan siswa di atas dapat dijelaskan bahwa untuk pernyataan nomor 1 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) menyatakan setuju. Selanjutnya untuk pernyataan nomor 2 yaitu dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat terdapat 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju. Untuk pernyataan nomor 3 yaitu pembelajaran PKn dengan menerapkan TKN model pungutan suara membuat saya terlatih berani memiliki pendirian dengan dilihat oleh teman-teman lain serta menghargai tanggapan teman sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju. Pernyataan nomor 4 yaitu penerapan TKN membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik terdapat 29 siswa (100%) sangat setuju. Untuk pernyataan nomor 5 yaitu pada penerapan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat terdapat 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju, untuk pernyataan nomor 6 yaitu dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya juga merasa lebih bersemangat karena selalu ada masalah yang perlu dianalisis dan diklarifikasi/ problem solving terdapat 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju. Selanjutnya nomor 7 yaitu TKN sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi, sebanyak 29 siswa (100%) memberikan tanggapan sangat setuju pada pernyataan tersebut. 118 Untuk mempermudah melihat pencapaian berbagai aspek tujuan pembelajaran serta tanggapan siswa di kelas VIII A dan VIII B terhadap penerapan beberapa model teknik klarifikasi nilai, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas VIII A dan B No TKN Model 1 Reportase Akurat 2 Kartu Keyakinan 3 Analisis Nilai Akurat Pungutan Suara 4 Kelas Dan TM VIII A/ TM I VIII A/ TM II VIII B/ TM I VIII B/ TM II Nilai kelas 82,4 Rata-rata 90,9 84 92,1 Keterangan : Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, nilai rata-rata kelas VIII A pada tatap muka pertama dengan menerapkan TKN model reportase akurat adalah 82,4. Untuk rata-rata kelas dengan menerapkan TKN model kartu keyakinan pada tatap muka kedua di kelas VIII A menjadi 90,9. Selanjutnya untuk nilai rata-rata kelas VIII B tatap muka pertama dengan TKN model analisis nilai akurat adalah 84, kemudian meningkat menjadi 92,1 pada tatap muka kedua dengan menerapkan TKN model pungutan suara. Selanjutnya untuk memperjelas pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif masing-masing model teknik klarifikasi nilai pada masing-masing tatap muka, dapat dilihat pada tabel berikut ini: 119 Tabel 4.19 Rekapitulasi Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Siswa Kelas VIII A dan VIII B No 1 2 3 4 5 Aspek Jumlah siswa yang mampu Afektif TM I/ TM II/ TM VIII A VIII A 25 Menghargai Persahabatan Toleransi Sinergi Rata-Rata I/ Jumlah siswa yang belum mampu TM II/ TM I/ VIII B VIII B VIII A 29 29 29 4 (87%) (100%) (100%) (100%) (13%) 24 27 28 28 (82%) (93%) (97%) 23 26 (80%) TM II TM I / TM II/ /VIII A VIII B VIII B 5 2 1 1 (97%) (17%) (7%) (3%) (3%) 26 27 6 3 3 2 (90%) (90%) (93%) 20%) (10%) (10%) (7%) 18 25 24 24 11 4 5 5 (63%) (87%) (83%) (83%) (37%) (13%) (17%) (17%) 78% 92,5% 92,5% 93,2% 21,75% 10% 10% 9% Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mampu bersikap menghargai pada tatap muka pertama di kelas VIII A sebanyak 25 (87%), sedangkan 4 siswa (13%) belum mampu, 29 siswa (100%) yang mampu pada tatap muka kedua. Sedangkan untuk pencapaian siswa di kelas VIII B tatap muka pertama dan kedua terdapat 29 siswa (100%) yang mampu menghargai. Untuk kemampuan menunjukkan sikap persahabatan sebanyak 24 siswa (82%) mampu menunjukkannya pada tatap muka pertama di kelas VIIIA, sedangkan 5 siswa (17%) yang lain belum mampu, 27 siswa (93%) mampu menunjukkannya pada tatap muka kedua, 3 siswa (10%) yang lain belum mampu. Untuk 120 pencapaian siswa di kelas VIII B tatap muka pertama terdapat 28 siswa (97%) siswa yang mampu, 1 siswa (3%) yang belum mampu, demikian pula pada tatap muka kedua terdapat 28 siswa (97%) yang mampu, dan 1 (3%) belum mampu menunjukkan sikap persahabatan. Untuk sikap toleransi pada tatap muka pertama di kelas VIII A sebanyak terdapat 23 siswa (80%) siswa yang mampu bersikap toleransi, 6 siswa (20%) belum mampu menunjukkannya, tatap muka kedua terdapat 26 siswa (90%) siswa yang mampu, 3 siswa (10%) yang lain belum mampu, untuk siswa kelas VIII B tatap muka pertama pada sikap toleransi terdapat 26 siswa (90%) yang mampu serta 3 siswa (10%) belum mampu bersikap demikian. untuk tatap muka kedua di kelas VIII B terdapat 27 siswa (93%) yang mampu dan 2 siswa (7%) yang belum mampu menunjukkan sikap toleransi. Untuk aspek afektif pada sikap sinergi di kelas VIII A tatap muka pertama terdapat 18 siswa (63%) yang mampu, 11 siswa (37%) yang belum mampu, tatap muka kedua sebanyak 25 siswa (87%) yang mampu, 4 siswa (13%) belum mampu menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya tatap muka pertama di kelas VIII B sebanyak 24 siswa (83%) yang mampu, 5 siswa (17%) belum mampu, tatap muka kedua 24 siswa (83%) yang mampu serta 4 siswa (17%) yang lain belum mampu menunjukkan sikap sinergi. Maka jika dirata-rata pencapaian aspek afektif pada pertemuan pertama pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat adalah 78%, model kartu keyakinan adalah 92,5%, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai akurat adalah 92,5% dan model pungutan suara adalah 93,5%. Sedangkan rata-rata yang belum mampu mencapai tujuan pembelajaran pada aspek afektif adalah 21,75% pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat, 121 10% pada model kartu keyakinan, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai akurat adalah 10% dan model pungutan suara adalah 9%. Untuk memperjelas pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik masing-masing model teknik klarifikasi nilai pada tiap tatap muka, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Rekapitulasi Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Siswa Kelas VIII A dan VIII B No TKN model Tindakan yang dinilai 1 Reportase akurat Tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi Tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok Menerima masukan dari guru dan teman 2 3 4 Kartu keyakinan Analisa Nilai Akurat Pungutan Suara Menghargai teman saat mengemukakan pendapat Tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi Tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok Menerima masukan dari guru dan teman Menghargai teman saat mengemukakan pendapat Siswa yang mampu 26 (90%) 22 (76%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 26 (90%) 29 (100%) 29 (100%) Ratarata Siswa belum mampu 3 (10%) Ratarata 86,5% 7 (24%) 17% 100% 95% 3 (10%) 100% Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada penerapan TKN model reportase akurat sebanyak 26 siswa (90%) mampu menunjukkan tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi, sedangkan 3 siswa yang lain belum 122 mampu bertindak demikian. Sedangkan bersikap tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok sebanyak 22 siswa (76%) mampu menunjukkannya, dan 7 siswa (24%) siswa yang lain belum mampu, jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model reportase akurat adalah 86,5%. Untuk ketrampilan yang menjadi tujuan pembelajaran pada aspek psikomotorik dalam penerapan teknik klarifikasi nilai model kartu keyakinan yaitu menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat masing-masing terdapat 29 siswa (100%) mampu bertindak demikian, sehingga rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model kartu keyakinan pada siswa di kelas VIII A adalah 100%. Pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik bagi siswa di kelas VIII B TKN model analisis nilai akurat pada tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi terdapat 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian, selanjutnya tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok terdapat 26 siswa (89%) yang mampu bertindak demikian, sedangkan 3 siswa (10%) belum mampu, maka jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model analisis nilai akurat adalah 95%. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model pungutan suara yaitu dalam menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat, masingmasing terdapat 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian, maka jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik penerapan TKN model pungutan suara bagi siswa di kelas VIII B adalah 100%. 123 Untuk hasil tanggapan siswa terhadap penerapan teknik klarifikasi nilai dengan berbagai model yang telah diterapkan pada siswa di kelas VIII A dan VIII B, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas VIII A dan VIII B Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai No 1 2 3 4 5 6 7 Penyataan Penerapan TKN sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru Dengan TKN membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat Pembelajaran Pkn berbagai model TKN memberi peluang kepada saya untuk membuat analisa serta memberi tanggapan terhadap media stimulus yang disajikan oleh guru Penerapan TKN membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik Dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat Dalam TKN selain bisa memperoleh hasil pada aspek kognitif, saya juga memiliki nilai aspek afektif dan psikomotor TKN sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada materi demokrasi Tanggapan siswa TM I/ VIII A TM II/ VIII A TM I/ VIII B TM II/ VIII B SS 26 (90%) S 3 (10%) SS 29 (100%) S SS 27 (93%) S 2 (7%) SS 27 (93%) 25 (87%) 27 (93%) 4 (13%) 2 (7%) 27 (93%) 27 (93%) 2 (7%) 2 (7%) 26 (90%) 28 (97%) 3 (10%) 29 (100%) 29 (100%) 28 (97%) 1 (3%) 28 (97%) 1 (3%) 29 (100%) 29 (100%) 27 (93%) 2 (7%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 28 (97%) 1 (3%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 29 (100%) 1 (3%) Keterangan: Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 26 (90%) siswa di kelas VIII A pada TM pertama menyatakan sangat setuju, 3 siswa (10%) S 2 (7%) 124 menyatakan setuju, 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju pada TM Kedua, sedangkan TM pertama di kelas VIII B terdapat 27 siswa ( (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) menyatakan setuju, dan pada pertemuan kedua terdapat 27 siswa (93%) dan 2 siswa (7%) menyatakan setuju dengan pernyataan penerapan TKN sangat membantu saya dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk pernyataan dengan TKN membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat pada TM I pada siswa di kelas VIII A sebanyak 25 siswa (87%) menyatakan sangat setuju, 4 siswa (13%) menyatakan setuju, pada TM II sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju, untuk TM I pada siswa di kelas VIII B sebanyak 26 siswa (90%) menyatakan sangat setuju, 3 siswa (10%) menyatak setuju, untuk TM II pada siswa di kelas VIII B sebanyak 29 (100%) siswa menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Untuk pernyataan pembelajaran Pkn berbagai model TKN memberi peluang kepada saya untuk membuat analisa serta memberi tanggapan terhadap media stimulus yang disajikan oleh guru pada TM I di kelas VIII A TM I sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) menyatakan setuju, pada TM II sebanyak 27 siswa (93%) sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju, dengan pernyataan tersebut, untuk tanggapan siswa di kelas VIII B TM I sebanyak 28 siswa (97%) menyatakan sangat setuju, serta 1 siswa (3%) setuju, pada TM II sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Pada pernyataan penerapan TKN membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik untuk tanggapan siswa di kelas VIII A TM I sebanyak 28 125 siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%) setuju dengan pertanyaan tersebut, sedangkan untuk TM II sebanyak 28 siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%) setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan untuk tanggapan siswa di kelas VIII B TM I dan II menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Tanggapan siswa terhadap pernyataan dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat pada siswa di kelas VIII A TM I terdapat 27 siswa (93%) sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju, untuk TM II sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju, sedangkan pada TM I dan II pada siswa di kelas VIII B masing-masing sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk pernyataan dalam TKN selain bisa memperoleh hasil pada aspek kognitif, saya juga memiliki nilai aspek afektif dan psikomotor serta tanggapan siswa untuk penrnyataan TKN sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas pada materi demokrasi sebanyak 29 (100%) siswa menyatakan sangat setuju. Secara garis besar bila dilihat 100% siswa di kelas VIII A dan B menyatakan bahwa penerapan TKN model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara sangat tepat dalam PKn. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Menurut Djahiri (1985) pembelajaran PKn sangat cocok apabila menggunakan model VCT, sebab model tersebut dapat menyampaikan pesanpesan kognitif dan afektif sebagaimana terkandung dalam materi pembelajaran PKn yang cenderung penuh dengan muatan moralitas, nilai-nilai Pancasila dan 126 norma yang berhubungan langsung dengan ungkapan sikap atau prilaku sebagai warga negara yang mempelajari PKn tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara dalam pembelajaran PKn untuk mencapai tujuan pembelajaran aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil yang dicapai pada tujuan pembelajaran aspek kognitif pada tatap muka pertama dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat pada siswa di kelas VIII A nilai tertinggi 93, nilai terendah 75, dan nilai rata- rata kelas 82,4. Untuk TM II dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model kartu keyakinan nilai tertinggi 100, nilai terendah 80, nilai rata-rata kelas 90,9. Sedangkan pencapaian tujuan aspek kognitif siswa di kelas VIII B pada TM I dengan teknik klarifikasi nilai analisis nilai akurat nilai tertinggi 95, nilai terendah 75, nilai rata-rata kelas 84. Pada TM II dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara nilai tertinggi 100, nilai terendah 88, nilai rata-rata kelas 92,1. Hasil tersebut dapat dikatakan baik karena telah mencapai KKM yaitu 75, bahkan terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai melampaui KKM tersebut. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif diperoleh hasil sebagai berikut untuk sikap menghargai bagi siswa di kelas VIII A TM I 25 siswa (85%), TM II 29 siswa (100%), dan TM I siswa di kelas VIII B 29 (100%), TM II 29 siswa (100%) mampu menghargai. Persahabatan pada siswa di kelas VIII A TM I 24 siswa (82%), TM II 27 siswa (93%), TM I pada siswa di kelas VIII B 28 siswa (97%), TM II 28 siswa (97%) yang mampu menunjukkan sikap 127 persahabatan. Untuk toleransi pada TM I bagi siswa di kelas VIII A 23 siswa (80%), TM II 26 siswa (90%), bagi siswa di kelas VIII B TM I 26 siswa (90%), TM II 27 siswa (93%) yang mampu menunjukkan sikap toleransi. Untuk sinergi pada TM I bagi siswa di kelas VIII A 18 siswa (63%), TM II 25 siswa (87%), bagi siswa di kelas VIII B TM I 24 siswa (83%), TM II 26 (90%) yang mampu menunjukkan sikap sinergi. Jika dirata-rata pencapaian aspek afektif pada pertemuan pertama pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat adalah 78%, model kartu keyakinan adalah 92,5%, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai akurat adalah 92,5% dan model pungutan suara adalah 93,5%. Sedangkan rata-rata yang belum mampu mencapai tujuan pembelajaran pada aspek afektif adalah 21,75% pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat, 10% pada model kartu keyakinan, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai akurat adalah 10% dan model pungutan suara adalah 9%. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik diperoleh hasil sebagai berikut, pada TM I bagi siswa di kelas VIII A dengan TKN model reportase akurat pada aspek psikomotor tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi terdapat 26 siswa (90%), dan tidak memaksakan pendapat pribadikepada kelompok terdapat 22 siswa (75%) yang mampu bertindak demikian, maka rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik model reportase akurat di kelas VIII A adalah 86,5%. Pada TM II dengan TKN model kartu keyakinan dalam menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat masing-masing terdapat 29 siswa mampu bertindak demikian, maka rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran 128 aspek psikomotorik TKN model kartu keyakinan bagi siswa di kelas VIII A adalah 100%. Pada TM I bagi siswa di kelas VIII B dengan TKN model analisis nilai akurat pada tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi terdapa 29 siswa (100%) mampu menujukkan tindakan demikian, sedangkan untuk tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok terdapat 26 siswa (90%) yang mampu bertindak demikian, maka jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model analisis nilai akurat bagi siswa di kelas VIII B adalah 95%. Pada TM II bagi siswa di kelas VIII B dengan TKN model pungutan suara dalam tindakan menerima masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat masing-masing terdapat 29 siswa (100%) mampu menunjukkan tindakan tersebut, maka jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model pungutan suara bagi siswa di kelas VIII B adalah 100%. Untuk tanggapan siswa di kelas VIII A dan B, terhadap beberapa pernyataan mengenai penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara, sebagian besar menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Maka jika dirata-rata hasil tanggapan siswa terhadap penerapan teknik klarifikasi nilai di kelas VIII sebanyak 100 % siswa menyatakan bahwa teknik klarfikasi nilai sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkah dalam 129 pembelajaran PKn dapat meningkatkan tujuan pembelajaran PKn pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Puspitasari dengan judul “ Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran PKn bagi siswa kelas XI SMPN I Salatiga Tahun Pelajaran 2004/2005”, hasil penelitian menyatakan bahwa TKN dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas serta menumbuhkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh tim guru mata pelajaran PKn SMA Negeri II Palembang, yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran VCT Teknik Reportase/Liputan terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata pelajaran PKn Di SMA Negeri II Palembang tahun 2011/2012 menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan VCT model reportase terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri II Palembang tahun 2011/2012.