T1_172011701_BAB IV

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMP PL Santo Michael Salatiga adalah salah satu cabang dari Yayasan
Pangudi Luhur yang berada di Salatiga. Sering dikenal dengan sebutan SMP PL
Salatiga. Berdiri pada tanggal 2 Juni 1947, dengan SK pendirian No.
0106/II/AP/78 TG 1 April 1978, tanggal akte notaris 6 Oktober 1954 no 16,
notaris Tan A Siee. Alamat SMP PL Salatiga di Jalan Diponegoro. 90 Kotak Pos 9
Salatiga 507014, Telp 0298 325390. Letaknya tepat berada di pingggir jalan
Provinsi, sehingga memudahkan siswa untuk menggunakan jasa transportasi
umum untuk pergi ke sekolah.
Dibawah ini dijelaskan mengenai visi dan misi, tujuan, sasaran, strategi
pencapaian sasaran, filosofi serta motto SMP PL Salatiga, yang diperoleh dari
dokumen sekolah tahun 2011, sebagai berikut:
4.1.1 Visi
Yang menjadi Visi SMP PL St. Michael Salatiga adalah Pendampingan
kaum muda yang berorientasi pada budi pekerti luhur, terampil, dan berprestasi
berlandaskan kasih.
4.1.2 Misi
1.
Menanamkan budi pekerti luhur kepada siswa,
2.
Mengembangkan bakat minat, dan keterampilan siswa, meningkatkan potensi
siswa dalam meraih prestasi.
68
69
4.1.3 Tujuan
1. Terbentuknya siswa yang santun, disiplin, jujur, dan bertanggungjawab,
2. Menghasilkan siswa yang terampil sesuai bakat dan minatnya,
3. Menghasilkan siswa berprestasi sesuai potensi yang dimilikinya.
4.1.4 Sasaran
Dengan sasaran:
1. Pembiasaan sikap saling menghormati di lingkungan sekolah maupun
masyarakat umum,
2. Pembiasaan sikap patuh pada peraturan, peningkatan keterampilan di bidang
seni budaya (menyanyi, drum band, dance, teater, tari Bali),
3. Peningkatan keterampilan di bidang olah raga (basket dan futsal),
4. Peningkatan prestasi akademis untuk meraih kelulusan 100%.
4.1.5 Strategi Pencapaian Sasaran
Guna mencapai sasaran maka digunakan strategi:
1. Membiasakan warga sekolah untuk saling senyum, salam, sapa dan santun,
2. Mensosialisasikan dan menerapkan peraturan-peraturan secara intensif,
3. Memberikan pembekalan tentang dunia remaja (pendidikan seksualitas,
bahaya narkoba, tertib lalulintas, AIDS) bekerja sama dengan narasumber
yang kompeten,
4. Menjalin kerja sama dengan orang tua dalam pendampingan siswa,
70
5. Membiasakan warga sekolah hidup bersih dan cinta lingkungan (misalnya
sabtu bersih, memisahkan sampah organik dan non organik, membuat pupuk
kompos),
6. Melaksanakan pelatihan secara intensif bekerja sama dengan instruktur yang
berkompeten di bidang (menyanyi, drum band, dance, teater, tari Bali),
7. Melaksanakan pelatihan secara intensif bekerja sama dengan instruktur yang
berkompeten di bidang futsal dan basket,
8. Melaksanakan les tambahan secara efektif,
9. Melaksanakan kegiatan belajar melalui tutor sebaya,
10. Menerapkan model pembelajaran inovatif secara efektif.
4.1.6 Filosofi
Filosofi diambil dari Santo Mickhael:
1. Semangat membela kebenaran dan memberantas kejahatan
2. Membela kaum beriman
3. Semangat melindungi, menjaga supaya tahan menghadapi godaan/gangguan
dan tidak terjadi perepecahan
4.1.7 Motto
Setia dalam kebenaran.
71
4.1.8 Fasilitas Penunjang Kegiatan Belajar
Fasilitas penunjang proses belajar mengajar yang terdapat di SMP PL
Salatiga adalah ruang kelas dalam kondisi baik dan bersih, perpustakaan yang
menyediakan buku sebagai penunjang dan sebagai bahan referensi bagi siswa,
halaman yang luas memungkinkan siswa untuk dapat belajar di luar kelas dan
bermain ketika istirahat pelajaran, lapangan basket dalam kondisi baik
memungkinkan siswa dapat menggunakannya dengan maksimal, sebuah aula
yang digunakan ketika ada pertemuan dan sebagainya. Dengan fasilitas yang
tersedia, diharapkan dapat menunjang serta menciptakan kondisi belajar mengajar
yang maksimal.
4.1.9 Struktur Organisasi SMP PL Salatiga
Sebagai sebuah institusi pendidikan formal, dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sehari-hari, maka dibuatlah sebuah struktur organisasi,
yang bertujuan untuk memudahkan pengorganisasian. Melalui bagan dibawah ini
akan digambarkan struktur organisasi SMP PL Salatiga sebagai berikut:
72
Bagan I
Struktur Organisasi SMP PL Salatiga
Ka Kandep
Diknas
Kepala Kantor YPL
Br. Theo Suwariyanto, FIC
Drs. Susanto
Kep Sek
Ign. Wijayanto S. Pd
Tata Usaha
Karyawan
Administrasi
Sayuti
P.Suryani
Tugimin
Keuangan
Agung Purwono
Th. Saktiana Aktarina
Satpam
Pustakawan
Fx Lilik Ardani
Fx. Harwahyudi
Wk Ks. Kurikulum
Wk. Kesiswaan
Mg. Fitri Ana Mintarsih
Y. Nugraha
Wali Kelas
BK
Trikahesti
VIIA: Y Sabar
VIIIC: Fitri Ani
VIIB: Fr Thomas
IXA: Budi Priyanto
VIIC: Br Y. Sinu
IXB: Fr Supriyanto
VIIIA: Heni Prima
IXC: Widyatiningsih
VIIIB: L.Puji Rahayu
Sumber: Dokumen Sekolah tahun 2011
73
Keterangan:
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa, Drs. Susanto sebagai kepala
Kandep Diknas. Bruder Theo Suwariyanto sebagai kepala kantor yayasan pangudi
luhur. Ignasius Wijayanto S.Pd sebagai kepala sekolah SMP PL Salatiga. Dalam
menjalankan tugasnya kepala sekolah didukung oleh karyawan yaitu Sayuti,
Tugimin, Agung Purwono dan Satpam Lilik Ardani. Untuk bagian administrasi P.
Suryani, bagian keuangan di bantu oleh Saktiana Oktarina. Bagian perpustakaan
ole Harwahyudi. Yang menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum adalah
Fitri Ana Mintarsih, sedangkan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan adalah Y.
Nugraha, selanjutnya BK adalah Trika Hesti. Untuk wali kelas masing-masing
kelas adalah sebagai berikut, untuk kelas VII A adalah Y. Sabar, B ialah Fr
Thomas, C oleh Br.Y. Sinu. Sedangkan kelas VIII A adalah Heni Prima, untuk
kelas B adalah Puji Rahayu, sedangkan kelas C adalah Fitri Ani. Untuk kelas IX
A adalah Budi Priyanto, kelas IX oleh Fr. Supriyanto dan untuk kelas IX C adalah
Widyatiningsih.
4.1.10 Guru dan Karyawan di SMP PL Salatiga
Mengenai tenaga pengajar dan karyawan yang ada di SMP PL Salatiga,
akan digambarkan melalui tabel berikut ini:
74
Tabel 4.1
Data Guru dan Karyawan SMP PL Salatiga Tahun 2011/2012
No
Nama
Golongan
1
Ign. Wijayanto
III D
2
Mg. Fitri Ane
III C
3
Y Nugraha
III C
4
Fr. Supriyanto
IV A
5
Mr. Widyatiningsih
III D
6
A Heni Prima
III D
7
L Puji Rahayu
III D
8
Budi Priyanto
III B
9
Fr. Domas Ngatini
III C
10
Kristin Sulistyani
III B
11
Fl. Trika Hesti
III D
12
Y. Sabar Subiyanto
III B
13
Y. Hanik Indrayani
III A
14
Br. A. Hariyadi
II A
15
Fr. Hari Wahyudi
III A
16
A Lilik Ardani
IB
17
Tugimin
18
Agung Purwono
Sumber:Dokumen Sekolah tahun 2011
Pendidikan
SI B. Inggris
SI Matematika
SI B. Indonesia
SI Matematika
SI B. Inggris
SI Sejarah
SI B Indonesia
SI PGSD Orkes
SI B Indonesia
SI Sejarah
SI BK
SI Tek Elektro
SI Fisika
STM
STM
SPG
SD
SMP
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar, guru yang mengajar
di SMP PL Salatiga sudah sesuai dengan bidang pendidikannya masing-masing.
Walupun untuk PKn di kelas VIII pengajarnya adalah seorang guru lulusan BK.
Namun untuk mata pelajaran lain telah sesuai dengan latar belakang pendidikan
gurunya masing-masing.
4.1.11 Siswa yang Menjadi Subjek Penelitian
Jumlah siswa di SMP PL Salatiga untuk tahun 2011/2012 bisa dikatakan
dalam kategori ideal. Masing-masing kelas terdiri dari + 29 siswa, sehingga secara
keseluruhan siswa berjumlah + 261 siswa. Sedangkan kelas-kelas yang ada terdiri
dari kelas A sampai C. Sehingga total kelas yang ada berjumlah 9 kelas, yang
terdiri dari VII A, VII B, VII C, selanjutnya kelas VIII A, VIII B, dan VIII C,
serta IX A, IX B dan IX C. Siswa yang dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII A dan kelas VII B yang masing-masing kelas berjumlah
75
29 siswa, sehingga total subjek 58 siswa. Jumlah siswa laki-laki untuk kelas VIII
A adalah 17 orang dan 12 orang siswa perempuan. Sedangkan untuk kelas VIII B
siswa laki-laki berjumlah16 siswa, dan 13 siswa perempuan. Secara keseluruhan
subjek penelitian berjumlah 58 siswa.
4.2 Hasil Penelitian Penerapan TKN di Kelas VIII A dan VIII B
4.2.1 Penerapan TKN Model Reportase Akurat di Kelas VIII A
4.2.1.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Persiapan
Tujuan kegiatan belajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa
diharapkan dapat menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi. Dengan media
stimulus berupa gambar mengenai kerusuhan yang terjadi pada mei 1998. Target
nilai yang ingin dicapai adalah hati nurani siswa tersentuh dengan peristiwa
tersebut bahwa kejadian tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran akan
pentingnya demokrasi sehingga menimbulkan kerusuhan. Maka lahirlah
kesadaran siswa akan pentingnya kehidupan demokrasi dalam kehidupan serta
dapat mengembangkan sikap hidup kebersamaan dengan semangat kekeluargaan.
Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh
siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Tujuan
pembelajaran aspek psikomotorik yaitu tindakan yang mencerminkan demokrasi
selama kegiatan belajar mengajar, dengan perilaku tidak mendominasi dalam
kelompok saat presentasi dan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada
76
kelompok. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit
bertempat di kelas VIII A.
b) Pelaksanaan
1) Guru menggunakan media stimulus berupa gambar tentang kerusuhan yang
terjadi pada Mei 1998. Mengedarkan stimulus, membiarkan siswa
bergerombol dan berkomentar sambil memonitor komentar dan raut wajah
siswa sebagai masukan di awal berklarifikasi nilai
2) Identifikasi liputan siswa (individual lalu kelompok) tanpa dikomentari guru
dan tanpa meminta alasan temuan siswa.
Siswa membuat catatan mengenai identifikasi media gambar yang diberikan
oleh guru mengenai kerusuhan Mei 1998. Secara individu, kemudian
kelompok. Tanggapan siswa terhadap stimulus tersebut adalah:
(a) Terdapat banyak konflik yang terjadi pada tahun 1998, khususnya bulan
Mei serta banyak praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan
kekuasaan.
(b) Hak Asasi setiap warga negara tidak terjamin serta belum terciptanya
pemerintahan yang berwibawa.
(c) Demokrasi belum terlaksana dengan baik di Indonesia, karena masih
banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat
negara dalam menjalankan roda pemerintahan.
(d) Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, masyarakat tidak berani
menyuarakan pendapat atau inspirasinya, karena takut di tangkap dan
sebagainya.
77
(e) Jika warga negara memahami pentingnya sikap demokratis maka tidak
akan terjadi kerusuhan, pembunuhan, ketidakamanan dalam kehidupan
bernegara, masyarakat merasa terjamin keamanan serta hak asasinya.
(f) Gambar tersebut adalah sebagian dari gambaran buruknya demokrasi di
Indonesia, karena warga negara dan pemerintah belum menyadari
pentingnya demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Klarifikasi masalah (guru merumuskan kejelasan jawaban atau tanggapan
siswa sambil mengarah ke konsep/materi).
Guru mencatat hasil tanggapan siswa yang mendekati target nilai dan
menjadikannya sebagai awal penyimpulan materi pembelajaran.
4) Penyimpulan oleh siswa bersama guru dan pelurusan menuju konsep atau
materi pelajaran.
Kesimpulannya adalah berdasarkan stimulus yang disajikan dapat diketahui
bahwa:
(1)
Manfaat sikap demokratis dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat
dan bernegara, yaitu sebagai berikut:
a) Terjaminnya hak asasi setiap warga negara
b) Terwujudnya keharmonisan dalam kehidupan masyarakat
c) Terciptanya pemerintahan yang berwibawa
d) Didukungnya
program
pemerintah
dalam
pembangunan
e) Ditegakkannya supremasi hukum dalam masyarakat
melaksanakan
78
f) Terhindarnya praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan
kekuasaan
5) Evaluasi (post test) tertulis
6) Tindak lanjut
Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar adalah untuk tujuan
pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif
No Nama Siswa
Nilai
Kelas VIII A
1
AR
77
2
ARP
83
3
BDR
90
4
CG
82
5
CDAK
89
6
DRW
85
7
DHSC
80
8
FF
79
9
FAW
89
10
GAW
75
11
HSP
75
12
HS
91
13
HN
93
14
JKA
77
15
KMY
80
16
KBP
85
17
MTU
75
18
MKA
87
19
RHN
89
20
RR
84
21
RAPN
87
22
RF
79
23
RH
86
24
SPPS
81
25
SDT
75
26
S
80
27
TEK
89
28
T
75
29
YP
75
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata kelas
93
75
82,4
Model Reportase Akurat kelas VIII A
Keterangan
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Mencapai KKM
Mencapai KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Mencapai KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Mencapai KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Mencapai KKM
Mencapai KKM
79
Keterangan :
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi siswa 93
(melampaui KKM) sedangkan nilai terendah 75 (mencapai KKM). Hasil belajar
siswa tersebut apabila dikaitkan dengan KKM ≥ 75, maka semua siswa kelas VIII
A pada penerapan model reportase akurat memperoleh nilai ≥ 75. Perolehan nilai
tersebut mempengaruhi pencapaian nilai rata-rata kelas menjadi 82,4.
Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat
pada diagram berikut:
Diagram 4.1
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Reportase Akurat di Kelas VIII A
Keterangan:
Siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada tahap pertama penerapan teknik
klarifikasi nilai model reportase akurat adalah siswa nomor urut 13 dengan nilai
93. Selanjutnya siswa dengan nomor 12 dengan nilai 91. Nilai tertinggi ketiga
diperoleh oleh siswa nomor 3 dengan nilai 90. Sedangkan siswa yang memperoleh
nilai terendah adalah siswa nomor 10, nomor 11, siswa nomor 17, siswa nomor
25, siswa nomor 28 dan siswa nomor 29 dengan nilai 75.
80
Sedangkan untuk
pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif
pada pertemuan pertama siswa kelas VIII A dengan TKN model reportase akurat
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa
No Sikap
yang Jumlah siswa
dinilai
Mampu Prosentase Belum
Prosentase
Mampu
1
Menghargai
25
87%
4
13%
2
Persahabatan
24
83%
5
17%
3
Toleransi
23
80%
6
20%
4
Sinergi
18
63%
11
37%
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan indikator masing-masing aspek afektif
menghargai indikatornya adalah dengan memberi salam dan menyapa siswa/ guru
dengan cara yang santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan
siswa lain, mengakui kelebihan/ kekurangan siswa lain, dan menghargai siswa
lain/ guru apa adanya, siswa yang mampu menunjukkannya sebanyak 25 (87%)
siswa, sedangkan 4 (13%) siswa yang lain belum mampu menghargai. Untuk
persahabatan, indikatornya adalah membantu siswa lain dengan ikhlas,
berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit,
mendukung/ memberi kesempatan siswa lain untuk maju/ berkembang, yang
mampu menunjukkannya sebanyak 24 (83%) siswa, sedangkan 5 (17%) siswa
yang lain belum mampu menunjukkan sikap tersebut. Selanjutnya untuk aspek
afektif
toleransi, indikatornya bersikap terbuka, menghargai keberagaman,
menghindari deskriminasi dan toleran terhadap kekeliruan siswa lain sebanyak 23
81
(80%) siswa mampu menunjukkan menunjukkan sikap tersebut, sedangkan 6
(20%) siswa yang lain belum mampu. Untuk aspek afektif sinergi, indikatornya
adalah
sikap meminta dan memberi pendapat/ saran dengan santun,
mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harusnya dilakukan, sebanyak 18
(63%) siswa yang mampu menunjukkannya, sedangkan 11 (37%) siswa lain
belum mampu menunjukkan sikap tersebut.
Untuk hasil dari tujuan pembelajaran siswa pada aspek psikomotorik
dalam penerapan TKN model reportase akurat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa
No
1
2
Tindakan
dinilai
yang
Tidak mendominasi
dalam
kelompok
saat presentasi
Tidak memaksakan
pendapat
pribadi
kepada kelompok
Jumlah siswa
Mampu
Prosentase
26
90%
Belum
Mampu
3
22
76%
7
Prosentase
24%
10%
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk
pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dalam tindakan tidak
mendominasi dalam kelompok saat presentasi, terdapat 26 (90%) siswa yang
mampu,
sedangkan 3
(10%) siswa belum mampu menunjukkan tindakan
tersebut. Selanjutnya dalm tindakan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada
kelompok terdapat 22 (76%) siswa yang mampu sedangkan 7 (24%) siswa yang
lain belum mampu bertindak demikian.
82
4.2.1.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Reportase
Akurat dan Solusi
Kendala yang dihadapi dalam penerapan TKN model reportase akurat di kelas
VIII A oleh guru dan siswa selama proses belajar mengajar mengenai pentingnya
kehidupan demokratis dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model reportase
akurat dari sisi guru kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu untuk
menggali jawaban serta tanggapan siswa terhadap hasil analisis yang diberikan,
selebihnya untuk jalannya kegiatan belajar mengajar dengan teknik klarifikasi
nilai model reportase akurat ini berjalan dengan baik sesuai langkah persiapan dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adapun kendala
yang dihadapi oleh siswa selama proses belajar dengan model reportase akurat
tersebut adalah belum terbiasa dengan penerapan teknik klarifikasi nilai sehingga
menyebabkan ada beberapa siswa yang belum mampu mengikuti dengan baik hal
ini terbukti dengan pencapaian hasil tujuan pembelajaran aspek afektif pada sikap
menghargai terdapat 4 siswa (13%)
yang belum mampu menunjukkan sikap
tersebut, 5 siswa (17%) belum mampu menunjukkan sikap persahabatan, 6 siswa
(20%) belum mampu menunjukkan sikap toleransi, dan 11 siswa (37%) yang
belum mampu menunjukkan sikap sinergi. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran
aspek psikomotorik terdapat 3 siswa (10%) yang mendominasi dalam kelompok
saat presentasi dan 7 siswa (24%) yang tampak memaksakan pendapat pribadinya
kepada kelompok. Maka solusi yang diberikan guna mengatasi kendala yang
dihadapi selama proses belajar mengajar dari sisi guru yaitu harus mampu
memaksimalkan penggunaan waktu yang digunakan selama proses belajar
83
mengajar sehingga dapat menggali kejelasan tanggapan dan alasan siswa dengan
baik dan merata sehingga siswa secara keseluruhan dapat memberikan
tanggapannya. Sedangkan solusi untuk membantu siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model reportase
akurat pada pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif dan psikomotorik
adalah guru harus mampu memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam
proses belajar mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi. Hal tersebut
harus diiringi oleh keterampilan guru selama proses belajar mengajar baik dalam
penerapan strategi mengajar yang digunakan maupun keterampilan dasar
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam hal ini keterampilan
bertanya (dasar dan lanjutan) serta keterampilan memberi penguatan guna
mencapai tujuan pembelajaran baik aspek afektif maupun psikomotorik.
4.2.1.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Reportase
Akurat
Setelah proses belajar mengajar dilakukan, maka guru memberikan angket
yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan teknik
klarifikasi nilai model reportase akurat. Dari angket tersebut diperoleh hasil
sebagai berikut:
84
Tabel 4. 5
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Reportase Akurat di kelas
VIII A
Skala
No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
1
Penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru
26
(90%)
3
(10%)
2
Dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani
untuk mengemukakan pendapat
Pembelajaran PKn dengan TKN model reportase akurat
memberi peluang kepada saya untuk membuat laporan
mengenai apa yang telah saya lihat dan dengar
Penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih
bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan
dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik
Dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk
memberikan pendapat
Dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh hasil
pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek
afektif dan psikomotorik
Teknik klarifikasi nilai sangat tepat diterapkan pada
pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi
25
(87%)
27
(93%)
4
(13%)
2
(7%)
28
(97%)
1
(3%)
27
(93%)
28
(97%)
2
(7%)
1
(3%)
3
4
5
6
7
TS
(2)
29
(100%)
Keterangan:
Berdasarkan hasil tanggapan siswa di atas, terdapat 26 siswa (90%) yang sangat
setuju dengan pernyataan penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru serta 3 siswa (10%) yang
menyatakan setuju. Untuk penyataan dengan teknik klarifikasi nilai membuat
saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat sebanyak
25 siswa (87%)
sangat setuju, 4 siswa (13%) setuju. Selanjutnya untuk pernyataan pembelajaran
PKn dengan TKN model reportase akurat memberi peluang kepada saya untuk
membuat laporan mengenai apa yang telah saya lihat dan dengar terdapat 27 siswa
(93%) sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju. Untuk pernyataan penerapan teknik
klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu
STS
(1)
85
disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik sebanyak 28 siswa
(97%) yang menyatakan sangat setuju, 1 siswa (3%) setuju. Selanjutnya untuk
pernyataan dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa untuk
memberikan pendapat sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2
siswa (7%) setuju, dan untuk pernyataan dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa
memperoleh pada aspek kognitif, saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan
psikomotorik
terdapat 28 siswa (97%) sangat setuju dan 1 siswa (3%)
menyatakan setuju. Selanjutnya untuk pernyataan teknik klarifikasi nilai sangat
tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik demokrasi
sebanyak 29 siswa (100%) yang menyatakan sangat setuju.
4.2.2
Penerapan TKN Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A
4.2.2.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Persiapan
Tujuan kegiatan belajar mengajar dalam sub pokok bahasan ini adalah
siswa diharapkan dapat menampilkan sikap demokratis dalam berbagai
kehidupan. Target nilai yang ingin dicapai adalah siswa memberikan sikap positif
terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan serta dapat
menampilkannya dalam berbagai kehidupan. Tujuan pembelajaran aspek afektif
yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai,
persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk
tujuan pembelajaran aspek
86
psikomotorik adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa yang mencerminkan
sikap demokratis selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu menerima
masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan
pendapat. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit
bertempat di kelas VIII A.
b) Pelaksanaan
1) Guru menyajikan beberapa artikel yang akan dianalisa oleh siswa yaitu:
a) Partisipasi politik sebagai penguatan peran rakyat dalam pembangunan
b) Berbagai pola kecurangan dalam pemilu 2009
c) Kebobrokan hukum di Indonesia
d) Aparat dan Birokrasi korupsi
e) Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
2) Siswa memilih salah satu permasalahan dan melakukan analisa terhadap
media tersebut dalam bentuk kartu keyakinan. Sementara siswa melakukan
analisa guru mengamati kegiatan siswa tersebut.
3) Siswa diminta membacakan hasil analisanya dengan cara menukarkan
dengan hasil analisa siswa lain.
Nama lengkap siswa: BDR
Masalah yang dipilih: Bagaimana cara menunjukkan partisipasi kita
dalam pelaksanaan sikap demokratis dalam berbagai aspek kehidupan
Dasar Pemikiran: Bahwa setiap warga masyarakat di tuntut untuk
bersedia melibatkan diri (aktif) di dalam perumusan kebijakan publik
sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.
87
Pendapat Saya: Sebagai siswa partisipasi saya adalah dengan
menghargai teman yang lain, menghormati teman dan guru,
menghormati orang tua, ikut dalam pemilihan ketua kelas, ikut dalam
pemilihan OSIS, mengikuti musyawarah yang dilaksanakan dalam
lingkungan tempat tinggal dan sebagainya.
4) Guru
mencatat
tanggapan
siswa
dan
membuat
kesimpulan
dan
mengarahkan menuju konsep.
Kesimpulannya adalah:
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melaksanakan demokrasi dalam
masyarakat, sebagai contoh, ikut dalam pemilihan OSIS, rapat RT atau
RW, mengikuti rapat organisasi di mana kita menjadi anggota dengan
membrikan suara atau pendapat dalam rapt-rapat resmi. Namun
masyarakat juga harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa
demokrasi yang dimiliki bukan berarti kebebasan mencampuri
kewenangan dan kekuasaan pemerintah karena sikap ini akan merusak
citra bangsa bahkan akan menyebabkan kegagalan tujuan masyarakat
itu sendiri. oleh karena itu sikap yang harus dimiliki masyarakat dalam
melaksanakan demokrasi adalah:
a) Pengendalian
diri
dengan
melaksanakan
kebebasan
yang
bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang berlaku
b) Menerima, mendukung, dan melaksanakan hasil kesepakatan atau
keputusan yang diambil dengan cara musywarah
c) Menyampaikan aspirasi melalui wadah-wadah yang tersedia
88
d) Menyelesaikan masalah dengan cara dialog secara damai dan
bersahaja
e) Menghindarkan diri sikap permusuhan
Adapun kegiatan-kegiatan yang dpaat mengembangkan sikap
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
(1) Melaksanakan hak pilih dalam pemilu
(2) Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
(3) Menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum
(4) Tidak main hakim sendiri
(5) Mendukung dan melaksanakan program pembangunan
5) Evaluasi (tertulis)
6) Tindak lanjut
Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan pembelajaran
aspek kognitif dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
89
Tabel 4. 6
Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A
No
Nama
1
AR
2
ARP
3
BDR
4
CG
5
CDAK
6
DRW
7
DHS
8
FF
9
FAW
10
GAW
11
HSP
12
HS
13
HN
14
JKA
15
KMY
16
KBP
17
MTU
18
MKA
19
RHN
20
RR
21
RAPN
22
RF
23
RH
24
SPPS
25
SDT
26
S
27
TEK
28
T
29
YP
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Nilai
89
90
100
92
95
92
90
87
82
81
80
99
100
85
90
90
86
97
99
97
95
88
94
89
89
90
97
87
88
100
80
90,9
Deskiripsi
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKm
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi siswa 100
( melampaui KKM) sedangkan nilai terendah 80 (melampaui KKM). Hasil belajar
siswa tersebut apabila dikaitkan dengan KKM ≥ 75, maka semua siswa kelas VIII
A pada penerapan model kartu keyakinan memperoleh nilai ≥ 75. Perolehan nilai
tersebut mempengaruhi pencapaian nilai rata-rata kelas menjadi 90.9.
90
Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat
pada diagram berikut:
Diagram 4.2
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Kartu Keyakinan di Kelas VIII A
Keterangan:
Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa yang memperoleh nilai 100
adalah siswa dengan nomor urut 3, dan 13. Selanjutnya siswa nomor urut 12 dan
19 memperoleh nilai 99, nilai 97 diperoleh oleh siswa nomor 18, 20, dan 27. Nilai
95 diperoleh oleh siswa nomor 5, dan 21. Nilai 94 diperoleh oleh siswa nomor
urut 23. Nilai 92 diperoleh siswa nomor 4, dan 6. Nilai 90 diperoleh siswa nomor
2, 7, 16 dan nomor 26. Selanjutnya nilai 89 adalah siswa dengan nomor 1, 24, dan
25. Nilai 88 diperoleh siswa nomor 22, dan 29. Nilai 87 diperoleh siswa nomor 8.
Siswa nomor 17 memperoleh nilai 86. Nilai 85 diperoleh siswa nomor 14. Nilai
82 siswa nomor 9. Nilai 81 diperoleh siswa nomor 10. Nilai 80 diperoleh siswa
nomor 11.
Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada
pertemuan kedua siswa kelas VIII A dengan TKN model kartu keyakinan adalah
sebagai berikut:
91
Tabel 4. 7
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa
No
1
2
3
4
Sikap
dinilai
yang
Menghargai
Persahabatan
Toleransi
Sinergi
Jumlah siswa
Mampu Prosentase
29
27
26
25
100%
93%
90%
87%
Belum
mampu
Prosentase
2
3
4
7%
10%
13%
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk aspek afektif menghargai
dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa/ guru dengan cara
yang santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain,
mengakui kelebihan atau kelemahan siswa lain, dan menghargai siswa lain
terdapat 29 siswa(100%) yang mampu menunjukkannya, pada aspek afektif
persahabatan dengan indikator membantu siswa lain dengan ihklas, berperilaku
penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit, mendukung/
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk maju terdapat 27 siswa (93%)
yang mampu menunjukkannya sedangkan 2 siswa (7%) yang lain belum mampu
menunjukkannya. Untuk aspek afektif toleransi dengan indikator bersikap terbuka
(open minded), menghargai keberagaman, menghindari diskriminasi, dan toleran
terhadap kekeliruan siswa lain sebanyak 26 siswa (90%) yang mampu sedangkan
3 siswa (10%) belum mampu menunjukkan sikap tersebut. Sedangkan untuk
aspek afektif sinergi yang indikatornya adalah meminta dan memberi pendapat
dengan santun serta mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harus
dilakukan terdapat 25 siswa (87%) yang mampu sedangkan 4 siswa (13%) yang
lain belum mampu menunjukkan sikap tersebut.
92
Selanjutnya untuk hasil dari tujuan pembelajaran aspek psikomotorik
siswa pada penerapan TKN model kartu keyakinan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa
No
1
2
Tindakan yang dinilai
Menerima masukan dari
guru dan teman
Menghargai teman saat
mengemukakan pendapat
Jumlah siswa
Mampu Prosentase
29
100%
29
100%
Belum
mampu
Prosentase
Keterangan :
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk
pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik untuk menerima masukan
dari guru dan teman, terdapat 29 (100%) siswa yang mampu bertindak demikian,
dan untuk menghargai teman saat mengemukakan pendapat sebanyak 29 siswa
(100%) yang mampu bertindak demikian.
4.2.2.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Kartu
Keyakinan dan Solusi
Secara keseluruhan penerapan TKN model kartu keyakinan pada
pertemuan kedua di kelas VIII A ini berjalan dengan baik, dalam arti guru dan
siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah dalam teori dan
sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Bermula dari persiapan
hingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik. Kendala yang ditemukan adalah
pada pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif yaitu masih terdapat 2 siswa
(7%) yang belum mampu menunjukkan sikap persahabatan, 3 siswa (10%) yang
93
belum mampu menghargai, dan terdapat 4 siswa (13%) yang belum menunjukkan
sikap pada aspek afektif sinergi.
Solusi yang diberikan guna mengatasi kendala pada pertemuan kedua
dengan teknik klarfikasi nilai model kartu keyakinan ini adalah guru harus lebih
mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
belajar, sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran aspek afektif.
4.2.2.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Kartu Keyakinan
Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model kartu keyakinan
di kelas VIII A adalah sebagai berikut:
94
Tabel 4. 9
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Kartu Keyakinan di
kelas VIII A
Skala
T
STS
No
Pernyataan
SS
S
%
S
(1)
%
(4)
%
(3)
%
(2)
1
Penerapan teknik klarifikasi
29 100%
nilai sangat membantu saya
dalam memahami materi
yang disampaikan oleh guru
2
Dengan teknik klarifikasi
27
93%
2
7%
nilai membuat saya lebih
berani untuk mengemukakan
pendapat
3
Penerapan teknik klarifikasi
27
93%
2
7%
nilai model kartu keyakinan
membantu saya untuk
mampu mengklarifikasi
masalah dan memberikan
penilaian saya
4
Penerapan teknik klarifikasi
28
97%
1
3%
nilai membuat saya lebih
bersemangat dalam belajar
PKn karena selalu disajikan
dalam bentuk cerita atau
gambar yang menarik
5
Dengan TKN guru memberi
29 100%
kebebasan kepada siswa
untuk memberikan pendapat
6
Dalam teknik klarifikasi nilai 29 100%
selain bisa memperoleh hasil
pada aspek kognitif, saya
juga bisa memiliki nilai
aspek afektif dan
psikomotorik
7
Teknik klarifikasi nilai
29 100%
sangat tepat diterapkan pada
pembelajaran PKn di kelas
VIII pada topik demokrasi
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 29 (100%) siswa yang
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan pertama yaitu penerapan teknik
klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam memahami materi yang
95
disampaikan oleh guru, selanjutnya untuk pernyataan nomor 2 yaitu dengan
teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih berani untuk mengemukakan pendapat
terdapat 27 siswa ( 93%) sangat setuju dan 2 siswa (7%) menyatakan setuju.
Untuk pernyataan nomor 3 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai model kartu
keyakinan membantu saya untuk mampu mengklarifikasi masalah dan
memberikan penilaian saya terdapat 27 (93%) siswa yang menyatakan sangat
setuju, dan 2 (7%) siswa menyatakan setuju. Selanjutnya pernyataan nomor 4
yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih bersemangat dalam
belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang
menarik terdapat 28 siswa (97%) menyatakan sangat setuju, sedangkan 2 siswa
(7%)
yang lain menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Selanjutnya
untuk pernyataan nomor 5 yaitu dengan TKN guru memberi kebebasan kepada
siswa untuk memberikan pendapat sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat
setuju terhadap pernyatan tersebut, selanjutnya untuk pernyataan nomor 6 yaitu
dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh nilai pada aspek kognitif,
saya juga bisa memiliki nilai aspek afektif dan psikomotorik terdapat 29 siswa
(100%) yang menyatakan sangat setuju, serta untuk pernyataan nomor 7 yaitu
TKN sangat tepat diterapkan pada pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik
demokrasi terdapat
pernyataan tersebut.
29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju terhadap
96
4.2.3 Penerapan TKN Model Analisis Nilai Akurat di Kelas VIII B
4.2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
a) Persiapan
Tujuan kegiatan belajar dalam sub pokok bahasan ini adalah siswa
diharapkan dapat menjelaskan pentingnya kehidupan demokrasi. Dengan media
stimulus berupa gambar mengenai kerusuhan yang terjadi pada mei 1998. Target
nilai yang ingin dicapai adalah hati nurani siswa tersentuh dengan peristiwa
tersebut bahwa kejadian tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran akan
pentingnya demokrasi sehingga menimbulkan kerusuhan. Maka lahirlah
kesadaran siswa akan pentingnya kehidupan demokrasi dalam kehidupan serta
dapat mengembangkan sikap hidup kebersamaan dengan semangat kekeluargaan.
Tujuan pembelajaran aspek afektif yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh
siswa adalah sikap menghargai, persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk tujuan
pembelajaran aspek psikomotorik yaitu tindakan yang mencerminkan demokrasi
selama kegiatan belajar mengajar, dalam
tindakan tidak mendominasi dalam
kelompok saat presentasi dan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada
kelompok. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit
bertempat di kelas VIII B.
b) Pelaksanaan
(a) Guru menyajikan stimulus dengan mengedarkan gambar, mengenai
kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998, membiarkan siswa
97
bergerombol beberapa saat dan memonitor raut wajah siswa sebagai
masukan entery behavior saat awal berklarifikasi nilai
(b) Siswa dalam kelompok kecil diminta melakukan kajian terhadap media
dan mencatatkan:
1) Meneliti secara detail media tersebut dan membuat deskripsi hal
tersebut:
2) Membuat perbandingan-perbandingan hal yang sama/sejenis yang
diketahui mereka
3) Membuat hasil telaah/analisis yang didasarkan konsep/argument
yang mereka miliki
4) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan komentar lainnya
(c) Pelaporan hasil kajian terhadap media
1) Hasil kajian terhadap media adalah: ke empat gambar yang disajikan
merupakan gambar kerusuhan yang terjadi pada tanggal 2 Mei 1998, di
akhir masa rezim Orde Baru
2) Demokrasi belum terlaksana dengan baik di Indonesia, karena masih
banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat
negara dalam menjalankan roda pemerintahan.
3) Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, masyarakat tidak berani
menyuarakan pendapat atau inspirasinya, karena takut di tangkap dan
sebagainya.
4) Jika warga negara memahami pentingnya sikap demokratis maka tidak
akan terjadi kerusuhan, pembunuhan, ketidak amanan dalam
98
kehidupan bernegara, masyarakat merasa terjamin keamanan serta hak
asasinya.
5) Gambar tersebut adalah sebagian dari gambaran buruknya demokrasi di
Indonesia, karena warga negara dan pemerintah belum menyadari
pentingnya demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
6) Banyak konflik yang terjadi pada periode Mei 1998, jika mencari
mencari di internet mengenai kerusuhan Mei 1998 banyak sekali halhal sejenis yang di tunjukkan oleh google.
(d) Melaksanakan adu pendapat berkelompok
(e) Penyimpulan oleh siswa bersama guru dan pelurusan menuju materi
pelajaran.
Kesimpulannya adalah berdasarkan stimulus yang disajikan dapat
diketahui bahwa:
(1) Manfaat sikap demokratis dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat
dan bernegara, yaitu sebagai berikut:
a) Terjaminnya hak asasi setiap warga negara
b) Terwujudnya keharmonisan dalam kehidupan masyrakat
c) Terciptanya pemerintahan yang berwibawa
d) Didukungnya
program
pemerintah
dalam
melaksanakan
pembangunan
e) Ditegakkannya supremasi hukum dalam masyarakat
f) Terhindarnya praktik-praktik penyimpangan dan penyalahgunaan
kekuasaan
99
(f) Evaluasi (post test) tertulis
Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan
pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif Siswa di Kelas VIII B
No
Nama
1
ALS
2
AP
3
AA
4
AA
5
CP
6
CV
7
DHW
8
DPDLR
9
ES
10
FW
11
I
12
JKIL
13
LA
14
MR
15
MC
16
PHUP
17
PAPS
18
PSJ
19
RAY
20
RSP
21
R
22
RAP
23
RA
24
SLLDV
25
SMN
26
TW
27
YDP
28
YMP
29
YS
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Nilai
85
85
88
87
89
86
85
80
88
80
92
79
95
79
92
86
75
79
90
85
86
80
80
85
81
89
87
75
76
95
75
84
Deskripsi
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Melampaui KKM
Mencapai KKM
Melampaui KKM
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi di kelas VIII B
ketika penerapan TKN model analisis akurat adalah 95 (≥ 75) dan nilai terendah
adalah 75 (≤75) jika dikaitkan dengan pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran
aspek kognitif yaitu 75 maka penerapan teknik klarifikasi nilai model analisis
100
nilai akurat pada pertemuan pertama dikelas VIII B dapat meningkatkan tujuan
pembelajaran pada aspek kognitif.
Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat
pada diagram berikut ini:
Diagram 4.3
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Model Analisis Nilai Akurat di Kelas VIII B
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan demikian, nilai tertinggi adalah 95
diperoleh oleh siswa nomor 13. Nilai 92 siswa nomor 11. Nilai 90 siswa nomor
19. Nilai 89 siswa nomor 5 dan 26. Nilai 88 siswa nomor 9 dan 18. Nilai 87 siswa
nomor 4 dan 27. Nilai 86 siswa nomor 6, 16, dan 21. Nilai 85 siswa nomor 1, 2,
7,20, dan 24. Nilai 81 diperoleh siswa nomor 25. Nilai 80 diperoleh siswa nomor
8, 10, 22, dan 23. Nilai 79 diperoleh siswa nomor 12 dan 14. Nilai 76 diperoleh
siswa nomor 28, nilai 75 diperoleh oleh siswa nomor urut 17 dan 28.
Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada
pertemuan pertama siswa di kelas VIII B dengan TKN model analisis nilai akurat
adalah sebagai berikut:
101
Tabel 4.11
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa
No Sikap
yang Jumlah siswa
dinilai
Mampu
Prosentase
Belum
Prosentase
mampu
1
Menghargai
29
100%
2
Persahabatan
28
97%
1
3%
3
Toleransi
26
90%
3
10%
4
Sinergi
24
83%
5
17%
Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, untuk aspek aspek afektif
menghargai dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa /guru
dengan santun, menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain,
mengakui kelebihan atau keunggulan siswa lain serta menghargai siswa lain
terdapat 29 siswa (100%) telah mampu menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya
pada aspek afektif persahabatan dengan indikator membantu siswa lain dengan
ihklas, berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit,
mendukung/ memberikan kesempatan siswa lain untuk maju terdapat 28 siswa
(97%) yang mampu menunjukkan sikap tersebut dan 1 siswa (3%) yang belum
mampu menunjukkan sikap tersebut, untuk aspek afektif toleransi dengan
indikator bersikap terbuka (open minded), menghargai keberagaman, menghindari
diskriminasi dan toleran terhadap kekeliruan siswa lain ketulusan terdapat 26
siswa (90%) yang mampu menunjukkan sikap tersebut 3 siswa (10%) lain belum
mampu menunjukkannya, selanjutnya untuk aspek afektif sinergi dengan
indikator meminta dan memberi pendapat dengan santun serta mengingatkan
siswa lain tentang sesuatu yang
harus dilakukan sebanyak 24 siswa (83%)
mampu menunjukkan sikap tersebut sedangkan 5 siswa (17%) lain belum mampu
menunjukkan sinergi.
102
Selanjutnya untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik
dapat digambarkan melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa
No
Tindakan yang
Jumlah siswa
dinilai
Mampu
Prosentase
Belum
prosentase
mampu
1
100%
Tidak mendominasi 29
dalam kelompok
saat presentasi
2
Tidak memaksakan
pendapat pribadi
kepada kelompok
26
90%
3
10%
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, hasil yang diperoleh untuk
pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotor untuk tidak mendominasi
dalam kelompok saat presentasi sebanyak 29 siswa (100%) telah mampu
bertindak demikian. Untuk tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok
sebanyak 26 siswa (90%) yang mampu menunjukkannya sedangkan 3 siswa
(10%) yang lain masih terlihat memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok.
4.2.3.2 Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Analisis Nilai
Akurat dan Solusi
Penerapan TKN model
analisis nilai akurat pada pada pertemuan
pertama di kelas VIII B ini berjalan dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah
yang ada dalam teori dan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Adapun kendala yang ditemukan selama penerapan teknik klarifikasi nilai model
analisis nilai akurat di kelas VIII B pada pertemuan pertama ini adalah siswa
belum terbiasa dengan penerapan teknik klarifikasi nilai maka untuk pencapaian
tujuan pembelajaran aspek afektif pada sikap persahabatan terdapat 1 siswa (3%)
103
yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya untuk toleransi
terdapat 3 siswa (10%) yang belum mampu menunjukkan sikap tersebut, dan
sikap sinergi sebanyak 5 siswa (17%) yang belum mampu menunjukkannya.
Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik dalam
tindakan tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok masih terdapat 3
siswa (10%) yang belum mampu bertindak demikian. Maka solusi yang diberikan
guna pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif dan psikomotorik ini adalah
guru harus mampu memotivasi siswa untuk mampu berperan aktif dalam proses
belajar mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi. Hal tersebut harus
didukung oleh keterampilan guru selama proses belajar mengajar baik dalam
penerapan strategi mengajar yang digunakan maupun keterampilan dasar
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam hal ini keterampilan
bertanya (dasar dan lanjutan)
serta keterampilan memberi penguatan guna
mencapai tujuan pembelajaran aspek afektif.
4.2.3.3 Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Analisis Nilai
Akurat di kelas VIII B
Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model analisis nilai
akurat di kelas VIII B adalah sebagai berikut:
104
Tabel 4.13
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Analisis Nilai Akurat
di kelas VIII B
No Pernyataan
Skala
SS
%
S
%
TS
% STS
(4)
(3)
(2)
(1)
1
Penerapan teknik klarifikasi nilai sangat 27
(93%)
2
(7%)
membantu saya dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru
2
Dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya 26
(90%)
3
(10%)
lebih berani untuk mengemukakan pendapat
3
Pembelajaran PKn dengan model analisa 28
(97%)
1
(3%)
secara akurat memungkinkan saya untuk
berimajinasi menyusun fakta dan konsep nilai
tentang apa yang diperoleh sebagai hasil
liputan secara akurat
4
Penerapan teknik klarifikasi nilai membuat 29
100%
saya lebih bersemangat dalam belajar PKn
karena selalu disajikan dalam bentuk cerita
atau gambar yang menarik
5
Pada penerapan teknik klarifikasi nilai guru 29
100%
memberi kebebasan kepada siswa untuk
memberikan pendapat
6
Dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa 29
100%
memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya
juga merasa lebih bersemangat karena selalu
ada masalah yang perlu dianalisis dan
diklarifikasi atau problem solving
7
Teknik klarifikasi nilai sangat tepat diterapkan 29
100%
dalam pembelajaran PKn di kelas VIII pada
topik demokrasi
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk pernyataan
nomor 1 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru sebanyak 27 siswa (93%) yang
menyatakan sangat seuju, dan 2 siswa (7%) yang menyatakan setuju. Selanjutnya
untuk pernyataan nomor 2 yaitu dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya
lebih berani untuk mengemukakan pendapat terdapat 26 siswa (90%) yang
memilih sangat setuju, sedangkan 3 siswa (10%) yang lain menyatakan setuju
terhadap pernyataan tersebut. Untuk pernyataan nomor 3 yaitu pembelajaran PKn
dengan model analisa secara akurat memungkinkan saya untuk berimajinasi
%
105
menyusun fakta dan konsep nilai tentang apa yang diperoleh sebagai hasil liputan
secara akurat terdapat 28 siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%) menyatakan
setuju. Untuk pernyataan nomor 4 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai
membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam
bentuk cerita atau gambar yang menarik sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan
sangat setuju, untuk pernyataan nomor 5 yaitu pada penerapan teknik klarifikasi
nilai guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat
sebanyak 29 siswa (100%) sangat setuju terhadap pernyatan tersebut, untuk
pernyataan nomor 6 yaitu dalam teknik klarifikasi nilai selain bisa memperoleh
nilai yang baik ketika tes, saya juga merasa lebih bersemangat karena selalu ada
masalah yang perlu dianalisis dan diklarifikasi/ problem solving sebanyak 29
siswa (100%) menyatakan sangat setuju, serta pernyataan nomor 7 yaitu TKN
sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran PKn di kelas VIII pada topik
demokrasi sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan tersebut.
4.2.4 Penerapan TKN Model Pungutan Suara di Kelas VIII B
4.2.4.1 Langkah-langkah Pembelajaran dan Hasil Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
(a) Persiapan
Tujuan kegiatan belajar mengajar dalam sub pokok bahasan ini adalah
siswa diharapkan dapat menampilkan sikap demokratis dalam berbagai
kehidupan. Target nilai yang ingin dicapai adalah siswa memberikan sikap positif
106
terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan serta dapat
menampilkannya dalam berbagai kehidupan. Tujuan pembelajaran aspek afektif
yang diharapkan mampu ditunjukkan oleh siswa adalah sikap menghargai,
persahabatan, toleransi dan sinergi. Untuk
tujuan pembelajaran aspek
psikomotorik adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa yang mencerminkan
sikap demokratis selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu menerima
masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan
pendapat. Kegiatan belajar mengajar disajikan dalam waktu 2 x 40 menit
bertempat di kelas VIII B.
(b)Pelaksanaan
(1) Guru menyajikan beberapa artikel yang akan dianalisa oleh siswa
yaitu:
a) Partisipasi politik sebagai penguatan peran rakyat dalam
pembangunan
b) Berbagai pola kecurangan dalam pemilu 2009
c) Kebobrokan hukum di Indonesia
d) Aparat dan Birokrasi korupsi
e) Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di
daerah
(2) Siswa memilih salah satu permasalahan dan melakukan analisa
terhadap
stimulus.
Sementara
mengamati kegiatan siswa tersebut.
siswa
melakukan
analisa
guru
107
(3) Guru mengajukan pertanyaan seputar stimulus setelah siswa
melakukan identifikasi stimulus tersebut
Daftar pertanyaan tersebut adalah:
Mengapa warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi
dalam perumusan kebijakan publik?
Apa manfaat partisipasi dalam kebijakan pemerintah?
Dalam bentuk apa saja partisipasi dalam pelaksanaan otonomi
daerah bisa diwujudkan?
Bagaimana
pelaksanaan
cara
sikap
anda
menunjukkan
demokratis
dalam
partisipasi
dalam
berbagai
aspek
kehidupan?
Jawaban siswa terhadap pertanyaan guru tersebut adalah:
Partisipasi berarti berperan serta (disuatu kegiatan), ikut seta:
seluruh masyarakat harus menyukseskan pembangunan bangsa
dan negara.Partisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat
diartikan sebagai kegiatan atau peran serta warga negara demi
suksesnya pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini sejalan dengan
tujuan pemerintahan yang demokratis yaitu pemerintahan yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Manfaat partisipasi ini adalah dapat membentuk perilaku atau
budaya demokrasi, dapat membentuk masyarakat umum, dapat
membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlak mulia,
dapat membentuk masyarakat madani yaitu masyarakat yang
108
memiliki kesukarelaan, tidak menggantungkan pada orang lain
(keswasembadaan), tidak menggantungkan diri pada negara
(kemandirian), keterkaitan ada nilai-nilai yang disepakati.
Wujud partisipasi ini dalam bentuk:
 Partisipasi tenaga, dapat dilakukan dengan cara
menyumbang tenaganya misalnya aktif dalam kegiatan
gotong-royong untuk mempelancar pembangunan di
daerah-daerah.
 Partisipasi buah pikiran, dapat dilakukan dengan cara
memberikan saran, gagasan, pendapat baik secara lisan
ataupun tertulis kepada pihak-pihak yang berwenang
agar otonomi daerah berjalan dengan lancar, sesuai
dengan harapan.
 Partisipasi harga benda dan uang/modal,
dapat
dilakukan dengan cara memberikan sumbangan harta
benda/uang kepada pemerintah atau badan/lembaga
tertentu, atau menabung uang di bank-bank pemerintah,
untuk menunjang dan mendorong agar otonomi daerah
berjalan lancar dan pembangunan berjalan sesuai
program pemerintah.
 Partisipasi keterampilan, dapat dilakukan dengan
menyumbang
keterampilan/keahliannya
kepada
109
pemerintah
demi
kelancaran
otonomi
daerah/pembangunan nasional.
Sebagai siswa partisipasi saya adalah dengan menghargai
teman lain, menghormati teman dan guru, menghormati orang
tua, ikut dalam pemilihan ketua kelas, ikut dalam pemilihan
OSIS, mengikuti musyawarah yang dilaksanakan dalam
lingkungan tempat tinggal dan sebagainya.
(4) Guru membuat kesimpulan dan mengarahkan menuju konsep.
Kesimpulannya adalah:
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melaksanakan demokrasi dalam
masyarakat, sebagai contoh:
Ikut dalam pemilihan OSIS, rapat RT atau RW, mengikuti rapat
organisasi di mana kita menjadi anggota dengan membrikan suara atau
pendapat dalam rapt-rapat resmi. Namun masyarakat juga harus
memiliki kesadaran yang tinggi bahwa demokrasi yang dimiliki bukan
berarti kebebasan mencampuri kewenangan dan kekuasaan pemerintah
karena sikap ini akan merusak citra bangsa bahkan akan menyebabkan
kegagalan tujuan masyarakat itu sendiri. oleh karena itu sikap yang
harus dimiliki masyarakat dalam melaksanakan demokrasi adalah:
a) Pengendalian diri dengan melaksanakan kebebasan yang
bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang berlaku
b) Menerima, mendukung, dan melaksanakan hasil kesepakatan
atau keputusan yang diambil dengan cara musywarah
110
c) Menyampaikan aspirasi melalui wadah-wadah yang tersedia
d) Menyelesaikan masalah dengan cara dialog secara damai dan
bersahaja
e) Menghindarkan diri sikap permusuhan
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan sikap
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Melaksanakan hak pilih dalam pemilu
2) Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum
4) Tidak main hakim sendiri
5) Mendukung dan melaksanakan program pembangunan
(5) Evaluasi (tertulis)
(6) Tindak lanjut
Hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar untuk tujuan
pembelajaran aspek kognitif adalah sebagai berikut:
111
Tabel 4.14
Hasil Belajar Aspek Kognitif Model Pungutan Suara Siswa di kelas VIII B
No
Nama
Nilai
Deskripsi
1
ALS
94
Melampaui KKM
2
AP
90
Melampaui KKM
3
AA
95
Melampaui KKM
4
AA
90
Melampaui KKM
5
CP
98
Melampaui KKM
6
CV
90
Melampaui KKM
7
DHW
91
Melampaui KKM
8
DPDLR 90
Melampaui KKM
9
ES
99
Melampaui KKM
10
FW
100
Melampaui KKM
11
I
99
Melampaui KKM
12
JKIL
94
Melampaui KKM
13
LA
92
Melampaui KKM
14
MR
91
Melampaui KKM
15
MC
90
Melampaui KKM
16
PHUP
92
Melampaui KKM
17
PAPS
90
Melampaui KKM
18
PSJ
90
Melampaui KKM
19
RAY
89
Melampaui KKM
20
RSP
88
Melampaui KKM
21
R
92
Melampaui KKM
22
RAP
89
Melampaui KKM
23
RA
88
Melampaui KKM
24
SLLDV
100
Melampaui KKM
25
SMN
90
Melampaui KKM
26
TW
90
Melampaui KKM
27
YDP
91
Melampaui KKM
28
YMP
89
Melampaui KKM
29
YS
90
Melampaui KKM
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
88
Nilai rata-rata
92,1
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi di kelas VIII B
ketika penerapan TKN model pungutan suara adalah 100 (≥75) dan nilai terendah
adalah 88 (≥75), jika dikaitkan dengan pencapaian ketuntasan tujuan
pembelajaran aspek kognitif yaitu 75 maka penerapan teknik klarifikasi nilai
model pungutan suara pada pertemuan kedua dikelas VIII B dapat meningkatkan
tujuan pembelajaran pada aspek kognitif.
112
Untuk memperjelas nilai tertinggi serta nilai terendah siswa dapat dilihat
pada diagram berikut:
Diagram 4.4
Hasil belajar Siswa Aspek Kognitif Model Pungutan Suara di Kelas VIII B
Keterangan:
Dari diagram di atas dapat dijelaskan bahwa nilai 100 diperoleh oleh siswa nomor
urut 10 dan 24. Nilai 99 diperoleh oleh siswa nomor 9 dan 11. Nilai 98 siswa
nomor urut 5. Nilai 94 diperoleh siswa nomor urut 1 dan 12. Nilai 92 diperoleh
siswa nomor urut 16 dan 21. Nilai 91 diperoleh siswa nomor urut 7, 14, dan 27.
Nilai 90 diperoleh oleh siswa nomor urut 2, 8, 15, 17, 18, 25. 26, dan 29. Nilai 89
diperoleh siswa nomor urut 19 , 22, dan 28. Nilai 88 diperoleh oleh siswa nomor
urut 20 dan 23.
113
Sedangkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif pada
pertemuan kedua siswa kelas VIII B dengan TKN model pungutan suara adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Berdasarkan Jumlah Siswa
No
1
2
3
4
Sikap
dinilai
yang
Menghargai
Persahabatan
Toleransi
Sinergi
Jumlah siswa
Mampu
Prosentase
29
28
27
26
100%
97%
93%
90%
Belum
mampu
Prosentase
1
2
3
3%
7%
10%
Keterangan :
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk aspek afektif menghargai
dengan indikator menyampaikan salam dan menyapa siswa / guru dengan santun,
menghargai pendapat siswa lain, mengerti keadaan siswa lain, mengakui
kelebihan atau keunggulan siswa lain, serta menghargai siswa lain terdapat 29
siswa
(100%)
telah
mampu
menunjukkan
sikap
tersebut.
Selanjutnya
persahabatan dengan indikator sikap membantu siswa lain dengan ikhlas,
berperilaku penuh kasih, bersimpati kepada siswa lain dalam keadaan sulit,
mendukung/ memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk maju terdapat 28
siswa (97%) yang mampu menunjukkannya sedangkan 1 siswa (3%) belum
mampu. Untuk aspek afektif toleransi dengan indikator bersikap terbuka,
menghargai keberagaman, menghindari deskriminasi serta toleransi terhadap
kekeliruan siswa lain
terdapat
27 siswa
(93%) siswa
yang mampu
menunjukkannya sedangkan 2 siswa (7%) lain belum mampu, selanjutnya untuk
aspek afektif sinergi dengan indikator meminta dan memberi pendapat dengan
114
santun serta mengingatkan siswa lain tentang sesuatu yang harusnya dilakukan
terdapat 26 siswa (90%) telah mampu menunjukkannya sedangkan 3 siswa (10%)
yang lain belum mampu menunjukkan sinergi.
Selanjutnya untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik
dapat digambarkan melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Berdasarkan Jumlah Siswa
No
Tindakan
yang
Jumlah siswa
dinilai
Mampu
Prosentase
Belum
prosentase
mampu
1
Menerima masukan 29
100%
dari guru dan
teman
2
Menghargai teman
29
100%
saat
mengemukakan
pendapat
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa hasil yang diperoleh untuk
pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik untuk menerima masukan
dari guru dan teman, terdapat 29 (100%) siswa yang mampu bertindak demikian,
dan untuk menghargai teman saat mengemukakan pendapat sebanyak 29 siswa
(100%) yang mampu bertindak demikian.
4.2.4.2
Kendala yang Dihadapi Selama Penerapan TKN Model Pungutan
Suara dan Solusi
Penerapan TKN model pungutan suara pada pertemuan kedua di kelas
VIII B, terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pembelajaran ini sesuai dengan
langkah-langkah dalam teori mengenai pelaksanaan TKN model pungutan suara
115
dan sesuai dengan rancana pelaksanaan pembelajaran. Kendala yang ditemukan
selama penerapan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara di kelas VIII B
pada pertemuan kedua ini adalah masih ada beberapa siswa yang belum mampu
menunjukkan sikap-sikap yang menjadi pencapaian tujuan pembelajaran aspek
afektif yaitu sikap persahabatan terdapat 1 siswa (3%) belum mampu
menunjukkannya. Untuk aspek afektif toleransi 2 siswa (7%) lain belum mampu,
dan terdapat 3 siswa (7%) belum mampu menunjukkan sinergi. Solusi yang
diberikan guna pencapaian tujuan pembelajaran aspek afektif ini adalah guru
harus mampu memotivasi siswa untuk mampu berperan aktif dalam proses belajar
mengajar baik melalui pertanyaan maupun motivasi.
4.2.4.3
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan TKN Model Pungutan
Suara di kelas VIII B
Untuk tanggapan siswa terhadap penerapan TKN model pungutan suara di
kelas VIII B adalah sebagai berikut:
116
Tabel 4.17
Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teknik Klarifikasi Nilai Model Pungutan Suara di
kelas VIII B
No Pernyataan
Skala
SS
%
S
%
TS
%
STS
%
(4)
(3)
(2)
(1)
1
Penerapan teknik klarifikasi 27
(93%) 2
(7%)
nilai sangat membantu saya
dalam memahami materi
yang disampaikan oleh guru
2
Dengan teknik klarifikasi
29
100%
nilai membuat saya lebih
berani untuk
mengemukakan pendapat
3
Pembelajaran PKn dengan
29
100%
menerapkan teknik
klarifikasi nilai model
pungutan suara membuat
saya terlatih berani
memiliki pendirian dengan
dilihat oleh teman-teman
lain serta menghargai
tanggapan teman
4
Penerapan teknik klarifikasi 29
100%
nilai membuat saya lebih
bersemangat dalam belajar
PKn karena selalu disajikan
dalam bentuk cerita atau
gambar yang menarik
5
Pada penerapan teknik
29
100%
klarifikasi nilai guru
memberi kebebasan kepada
siswa untuk memberikan
pendapat
6
Dalam teknik klarifikasi
29
100%
nilai selain bisa
memperoleh nilai yang baik
ketika tes, saya juga merasa
lebih bersemangat karena
selalu ada masalah yang
perlu dianalisis dan
diklarifikasi atau problem
solving
7
Teknik klarifikasi nilai
29
100%
sangat tepat diterapkan
dalam pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan dikelas
VIII pada topik demokrasi
117
Keterangan:
Berdasarkan tabel hasil tanggapan siswa di atas dapat dijelaskan bahwa untuk
pernyataan nomor 1 yaitu penerapan teknik klarifikasi nilai sangat membantu saya
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sebanyak 27 siswa (93%)
menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%) menyatakan setuju. Selanjutnya untuk
pernyataan nomor 2 yaitu dengan teknik klarifikasi nilai membuat saya lebih
berani untuk mengemukakan pendapat terdapat 29 siswa (100%) menyatakan
sangat setuju. Untuk pernyataan nomor 3 yaitu pembelajaran PKn dengan
menerapkan TKN model pungutan suara membuat saya terlatih berani memiliki
pendirian dengan dilihat oleh teman-teman lain serta menghargai tanggapan teman
sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju. Pernyataan nomor 4 yaitu
penerapan TKN membuat saya lebih bersemangat dalam belajar PKn karena
selalu disajikan dalam bentuk cerita atau gambar yang menarik terdapat 29 siswa
(100%) sangat setuju. Untuk pernyataan nomor 5 yaitu pada penerapan TKN guru
memberi kebebasan kepada siswa untuk memberikan pendapat terdapat 29 siswa
(100%) menyatakan sangat setuju, untuk pernyataan nomor 6 yaitu dalam teknik
klarifikasi nilai selain bisa memperoleh nilai yang baik ketika tes, saya juga
merasa lebih bersemangat karena selalu ada masalah yang perlu dianalisis dan
diklarifikasi/ problem solving terdapat 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju.
Selanjutnya nomor 7 yaitu TKN sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran PKn
di kelas VIII pada topik demokrasi, sebanyak 29 siswa (100%) memberikan
tanggapan sangat setuju pada pernyataan tersebut.
118
Untuk mempermudah melihat pencapaian berbagai aspek tujuan
pembelajaran serta tanggapan siswa di kelas VIII A dan VIII B terhadap
penerapan beberapa model teknik klarifikasi nilai, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.18
Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas VIII A dan B
No
TKN Model
1
Reportase Akurat
2
Kartu Keyakinan
3
Analisis
Nilai
Akurat
Pungutan Suara
4
Kelas
Dan TM
VIII A/
TM I
VIII A/
TM II
VIII B/
TM I
VIII B/
TM II
Nilai
kelas
82,4
Rata-rata
90,9
84
92,1
Keterangan :
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, nilai rata-rata kelas VIII A pada
tatap muka pertama dengan menerapkan TKN model reportase akurat adalah 82,4.
Untuk rata-rata kelas dengan menerapkan TKN model kartu keyakinan pada tatap
muka kedua di kelas VIII A menjadi 90,9. Selanjutnya untuk nilai rata-rata kelas
VIII B tatap muka pertama dengan TKN model analisis nilai akurat adalah 84,
kemudian meningkat menjadi 92,1 pada tatap muka kedua dengan menerapkan
TKN model pungutan suara.
Selanjutnya untuk memperjelas pencapaian tujuan pembelajaran aspek
afektif masing-masing model teknik klarifikasi nilai pada masing-masing tatap
muka, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
119
Tabel 4.19
Rekapitulasi Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Afektif Siswa Kelas VIII A dan VIII
B
No
1
2
3
4
5
Aspek
Jumlah siswa yang mampu
Afektif
TM I/
TM II/
TM
VIII A
VIII A
25
Menghargai
Persahabatan
Toleransi
Sinergi
Rata-Rata
I/
Jumlah siswa yang belum mampu
TM II/
TM
I/
VIII B
VIII B
VIII A
29
29
29
4
(87%)
(100%)
(100%)
(100%)
(13%)
24
27
28
28
(82%)
(93%)
(97%)
23
26
(80%)
TM
II
TM I /
TM II/
/VIII A
VIII B
VIII B
5
2
1
1
(97%)
(17%)
(7%)
(3%)
(3%)
26
27
6
3
3
2
(90%)
(90%)
(93%)
20%)
(10%)
(10%)
(7%)
18
25
24
24
11
4
5
5
(63%)
(87%)
(83%)
(83%)
(37%)
(13%)
(17%)
(17%)
78%
92,5%
92,5%
93,2%
21,75%
10%
10%
9%
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mampu
bersikap menghargai pada tatap muka pertama di kelas VIII A sebanyak 25
(87%), sedangkan 4 siswa (13%) belum mampu, 29 siswa (100%) yang mampu
pada tatap muka kedua. Sedangkan untuk pencapaian siswa di kelas VIII B tatap
muka pertama dan kedua terdapat 29 siswa (100%) yang mampu menghargai.
Untuk kemampuan menunjukkan sikap persahabatan sebanyak 24 siswa (82%)
mampu menunjukkannya pada tatap muka pertama di kelas VIIIA, sedangkan 5
siswa (17%) yang lain belum mampu, 27 siswa (93%) mampu menunjukkannya
pada tatap muka kedua, 3 siswa (10%) yang
lain belum mampu. Untuk
120
pencapaian siswa di kelas VIII B tatap muka pertama terdapat 28 siswa (97%)
siswa yang mampu, 1 siswa (3%) yang belum mampu, demikian pula pada tatap
muka kedua terdapat 28 siswa (97%) yang mampu, dan 1 (3%) belum mampu
menunjukkan sikap persahabatan. Untuk sikap toleransi pada tatap muka pertama
di kelas VIII A sebanyak terdapat 23 siswa (80%) siswa yang mampu bersikap
toleransi, 6 siswa (20%) belum mampu menunjukkannya, tatap muka kedua
terdapat 26 siswa (90%) siswa yang mampu, 3 siswa (10%) yang lain belum
mampu, untuk siswa kelas VIII B tatap muka pertama pada sikap toleransi
terdapat 26 siswa (90%) yang mampu serta 3 siswa (10%) belum mampu bersikap
demikian. untuk tatap muka kedua di kelas VIII B terdapat 27 siswa (93%) yang
mampu dan 2 siswa (7%) yang belum mampu menunjukkan sikap toleransi.
Untuk aspek afektif pada sikap sinergi di kelas VIII A tatap muka pertama
terdapat 18 siswa (63%) yang mampu, 11 siswa (37%) yang belum mampu, tatap
muka kedua sebanyak 25 siswa (87%) yang mampu, 4 siswa (13%) belum mampu
menunjukkan sikap tersebut, selanjutnya tatap muka pertama di kelas VIII B
sebanyak 24 siswa (83%) yang mampu, 5 siswa (17%) belum mampu, tatap muka
kedua 24 siswa (83%) yang mampu serta 4 siswa (17%) yang lain belum mampu
menunjukkan sikap sinergi. Maka jika dirata-rata pencapaian aspek afektif pada
pertemuan pertama pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat adalah
78%, model kartu keyakinan adalah 92,5%, untuk siswa di kelas VIII B model
analisis nilai akurat adalah 92,5% dan model pungutan suara adalah 93,5%.
Sedangkan rata-rata yang belum mampu mencapai tujuan pembelajaran pada
aspek afektif adalah 21,75% pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat,
121
10% pada model kartu keyakinan, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai
akurat adalah 10% dan model pungutan suara adalah 9%.
Untuk memperjelas pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik
masing-masing model teknik klarifikasi nilai pada tiap tatap muka, dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.20
Rekapitulasi Pencapaian Tujuan Pembelajaran Aspek Psikomotorik Siswa Kelas VIII A dan
VIII B
No
TKN
model
Tindakan yang dinilai
1
Reportase
akurat
Tidak mendominasi dalam kelompok
saat presentasi
Tidak memaksakan pendapat pribadi
kepada kelompok
Menerima masukan dari guru dan teman
2
3
4
Kartu
keyakinan
Analisa
Nilai
Akurat
Pungutan
Suara
Menghargai teman saat mengemukakan
pendapat
Tidak mendominasi dalam kelompok
saat presentasi
Tidak memaksakan pendapat pribadi
kepada kelompok
Menerima masukan dari guru dan teman
Menghargai teman saat mengemukakan
pendapat
Siswa
yang
mampu
26
(90%)
22
(76%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
26 (90%)
29
(100%)
29
(100%)
Ratarata
Siswa
belum
mampu
3 (10%)
Ratarata
86,5%
7 (24%)
17%
100%
95%
3 (10%)
100%
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada penerapan TKN model
reportase akurat sebanyak 26 siswa (90%) mampu menunjukkan tindakan tidak
mendominasi dalam kelompok saat presentasi, sedangkan 3 siswa yang lain belum
122
mampu bertindak demikian. Sedangkan bersikap tidak memaksakan pendapat
pribadi kepada kelompok sebanyak 22 siswa (76%) mampu menunjukkannya, dan
7 siswa (24%) siswa yang lain belum mampu, jika dirata-rata pencapaian tujuan
pembelajaran aspek psikomotorik TKN model reportase akurat adalah 86,5%.
Untuk ketrampilan yang menjadi tujuan pembelajaran pada aspek psikomotorik
dalam penerapan teknik klarifikasi nilai model kartu keyakinan yaitu menerima
masukan dari guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan
pendapat masing-masing terdapat 29 siswa (100%) mampu bertindak demikian,
sehingga rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN
model kartu keyakinan pada siswa di kelas VIII A adalah 100%. Pencapaian
tujuan pembelajaran aspek psikomotorik bagi siswa di kelas VIII B TKN model
analisis nilai akurat pada tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat
presentasi terdapat 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian, selanjutnya
tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok terdapat 26 siswa (89%)
yang mampu bertindak demikian, sedangkan 3 siswa (10%) belum mampu, maka
jika dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model
analisis nilai akurat adalah 95%. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek
psikomotorik TKN model pungutan suara yaitu dalam menerima masukan dari
guru dan teman serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat, masingmasing terdapat 29 siswa (100%) yang mampu bertindak demikian, maka jika
dirata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik penerapan TKN
model pungutan suara bagi siswa di kelas VIII B adalah 100%.
123
Untuk hasil tanggapan siswa terhadap penerapan teknik klarifikasi nilai dengan
berbagai model yang telah diterapkan pada siswa di kelas VIII A dan VIII B,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.21
Rekapitulasi Tanggapan Siswa Kelas VIII A dan VIII B Terhadap Penerapan Teknik
Klarifikasi Nilai
No
1
2
3
4
5
6
7
Penyataan
Penerapan TKN sangat membantu saya
dalam
memahami
materi
yang
disampaikan oleh guru
Dengan TKN membuat saya lebih
berani untuk mengemukakan pendapat
Pembelajaran Pkn berbagai model TKN
memberi peluang kepada saya untuk
membuat analisa serta memberi
tanggapan terhadap media stimulus
yang disajikan oleh guru
Penerapan TKN membuat saya lebih
bersemangat dalam belajar PKn karena
selalu disajikan dalam bentuk cerita
atau gambar yang menarik
Dengan TKN guru memberi kebebasan
kepada siswa untuk memberikan
pendapat
Dalam TKN selain bisa memperoleh
hasil pada aspek kognitif, saya juga
memiliki nilai aspek afektif dan
psikomotor
TKN sangat tepat diterapkan pada
pembelajaran PKn di kelas VIII pada
materi demokrasi
Tanggapan siswa
TM I/ VIII A
TM II/ VIII A
TM I/ VIII B
TM II/ VIII B
SS
26
(90%)
S
3
(10%)
SS
29
(100%)
S
SS
27
(93%)
S
2 (7%)
SS
27
(93%)
25
(87%)
27
(93%)
4
(13%)
2
(7%)
27
(93%)
27
(93%)
2
(7%)
2
(7%)
26
(90%)
28
(97%)
3 (10%)
29
(100%)
29
(100%)
28
(97%)
1
(3%)
28
(97%)
1
(3%)
29
(100%)
29
(100%)
27
(93%)
2
(7%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
28
(97%)
1
(3%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
29
(100%)
1 (3%)
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 26 (90%) siswa di
kelas VIII A pada TM pertama menyatakan sangat setuju, 3 siswa (10%)
S
2
(7%)
124
menyatakan setuju, 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju pada TM Kedua,
sedangkan TM pertama di kelas VIII B terdapat 27 siswa ( (93%) menyatakan
sangat setuju, 2 siswa (7%) menyatakan setuju, dan pada pertemuan kedua
terdapat 27 siswa (93%) dan 2 siswa (7%) menyatakan setuju dengan pernyataan
penerapan TKN sangat membantu saya dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Untuk pernyataan dengan TKN membuat saya lebih
berani untuk mengemukakan pendapat pada TM I pada siswa di kelas VIII A
sebanyak 25 siswa (87%) menyatakan sangat setuju, 4 siswa (13%) menyatakan
setuju, pada TM II sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa
(7%) setuju, untuk TM I pada siswa di kelas VIII B sebanyak 26 siswa (90%)
menyatakan sangat setuju, 3 siswa (10%) menyatak setuju, untuk TM II pada
siswa di kelas VIII B sebanyak 29 (100%) siswa menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan tersebut. Untuk pernyataan pembelajaran Pkn berbagai model
TKN memberi peluang kepada saya untuk membuat analisa serta memberi
tanggapan terhadap media stimulus yang disajikan oleh guru pada TM I di kelas
VIII A TM I sebanyak 27 siswa (93%) menyatakan sangat setuju, 2 siswa (7%)
menyatakan setuju, pada TM II sebanyak 27 siswa (93%) sangat setuju, 2 siswa
(7%) setuju, dengan pernyataan tersebut, untuk tanggapan siswa di kelas VIII B
TM I sebanyak 28 siswa (97%) menyatakan sangat setuju, serta 1 siswa (3%)
setuju, pada TM II sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut. Pada pernyataan penerapan TKN membuat saya lebih
bersemangat dalam belajar PKn karena selalu disajikan dalam bentuk cerita atau
gambar yang menarik untuk tanggapan siswa di kelas VIII A TM I sebanyak 28
125
siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%) setuju dengan pertanyaan tersebut,
sedangkan untuk TM II sebanyak 28 siswa (97%) sangat setuju, 1 siswa (3%)
setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan untuk tanggapan siswa di kelas VIII
B TM I dan II menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Tanggapan
siswa terhadap pernyataan dengan TKN guru memberi kebebasan kepada siswa
untuk memberikan pendapat pada siswa di kelas VIII A TM I terdapat 27 siswa
(93%) sangat setuju, 2 siswa (7%) setuju, untuk TM II sebanyak 29 siswa (100%)
menyatakan sangat setuju, sedangkan pada TM I dan II pada siswa di kelas VIII B
masing-masing sebanyak 29 siswa (100%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut. Untuk pernyataan dalam TKN selain bisa memperoleh hasil
pada aspek kognitif, saya juga memiliki nilai aspek afektif dan psikomotor serta
tanggapan siswa untuk penrnyataan TKN sangat tepat diterapkan pada
pembelajaran PKn di kelas pada materi demokrasi sebanyak 29 (100%) siswa
menyatakan sangat setuju. Secara garis besar bila dilihat 100% siswa di kelas VIII
A dan B menyatakan bahwa penerapan TKN model reportase akurat, kartu
keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara sangat tepat dalam PKn.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Menurut Djahiri (1985) pembelajaran PKn sangat cocok apabila
menggunakan model VCT, sebab model tersebut dapat menyampaikan pesanpesan kognitif dan afektif sebagaimana terkandung dalam materi pembelajaran
PKn yang cenderung penuh dengan muatan moralitas, nilai-nilai Pancasila dan
126
norma yang berhubungan langsung dengan ungkapan sikap atau prilaku sebagai
warga negara yang mempelajari PKn tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai penerapan
teknik klarifikasi nilai model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai
akurat dan pungutan suara dalam pembelajaran PKn untuk mencapai tujuan
pembelajaran aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil yang dicapai pada
tujuan pembelajaran aspek kognitif pada tatap muka pertama dengan menerapkan
teknik klarifikasi nilai model reportase akurat pada siswa di kelas VIII A nilai
tertinggi 93, nilai terendah 75, dan nilai rata- rata kelas 82,4. Untuk TM II dengan
menerapkan teknik klarifikasi nilai model kartu keyakinan nilai tertinggi 100,
nilai terendah 80, nilai rata-rata kelas 90,9. Sedangkan pencapaian tujuan aspek
kognitif siswa di kelas VIII B pada TM I dengan teknik klarifikasi nilai analisis
nilai akurat nilai tertinggi 95, nilai terendah 75, nilai rata-rata kelas 84. Pada TM
II dengan menerapkan teknik klarifikasi nilai model pungutan suara nilai tertinggi
100, nilai terendah 88, nilai rata-rata kelas 92,1. Hasil tersebut dapat dikatakan
baik karena telah mencapai KKM yaitu 75, bahkan terdapat beberapa siswa yang
memperoleh nilai melampaui KKM tersebut.
Untuk pencapaian tujuan pembelajaran pada aspek afektif diperoleh hasil
sebagai berikut untuk sikap menghargai bagi siswa di kelas VIII A TM I 25 siswa
(85%), TM II 29 siswa (100%), dan TM I siswa di kelas VIII B 29 (100%), TM II
29 siswa (100%) mampu menghargai. Persahabatan pada siswa di kelas VIII A
TM I 24 siswa (82%), TM II 27 siswa (93%), TM I pada siswa di kelas VIII B 28
siswa (97%), TM II 28 siswa (97%) yang mampu menunjukkan sikap
127
persahabatan. Untuk toleransi pada TM I bagi siswa di kelas VIII A 23 siswa
(80%), TM II 26 siswa (90%), bagi siswa di kelas VIII B TM I 26 siswa (90%),
TM II 27 siswa (93%) yang mampu menunjukkan sikap toleransi. Untuk sinergi
pada TM I bagi siswa di kelas VIII A 18 siswa (63%), TM II 25 siswa (87%), bagi
siswa di kelas VIII B TM I 24 siswa (83%), TM II 26 (90%) yang mampu
menunjukkan sikap sinergi. Jika dirata-rata pencapaian aspek afektif pada
pertemuan pertama pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat adalah
78%, model kartu keyakinan adalah 92,5%, untuk siswa di kelas VIII B model
analisis nilai akurat adalah 92,5% dan model pungutan suara adalah 93,5%.
Sedangkan rata-rata yang belum mampu mencapai tujuan pembelajaran pada
aspek afektif adalah 21,75% pada siswa di kelas VIII A model reportase akurat,
10% pada model kartu keyakinan, untuk siswa di kelas VIII B model analisis nilai
akurat adalah 10% dan model pungutan suara adalah 9%.
Untuk pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik diperoleh hasil
sebagai berikut, pada TM I bagi siswa di kelas VIII A dengan TKN model
reportase akurat pada aspek psikomotor tidak mendominasi dalam kelompok saat
presentasi terdapat 26 siswa (90%), dan tidak memaksakan pendapat
pribadikepada kelompok terdapat 22 siswa (75%) yang mampu bertindak
demikian, maka rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik
model reportase akurat di kelas VIII A adalah 86,5%. Pada TM II dengan TKN
model kartu keyakinan dalam menerima masukan dari guru dan teman serta
menghargai teman saat mengemukakan pendapat masing-masing terdapat 29
siswa mampu bertindak demikian, maka rata-rata pencapaian tujuan pembelajaran
128
aspek psikomotorik TKN model kartu keyakinan bagi siswa di kelas VIII A
adalah 100%. Pada TM I bagi siswa di kelas VIII B dengan TKN model analisis
nilai akurat pada tindakan tidak mendominasi dalam kelompok saat presentasi
terdapa 29 siswa (100%) mampu menujukkan tindakan demikian, sedangkan
untuk tidak memaksakan pendapat pribadi kepada kelompok terdapat 26 siswa
(90%) yang mampu bertindak demikian, maka jika dirata-rata pencapaian tujuan
pembelajaran aspek psikomotorik TKN model analisis nilai akurat bagi siswa di
kelas VIII B adalah 95%. Pada TM II bagi siswa di kelas VIII B dengan TKN
model pungutan suara dalam tindakan menerima masukan dari guru dan teman
serta menghargai teman saat mengemukakan pendapat masing-masing terdapat
29 siswa (100%) mampu menunjukkan tindakan tersebut, maka jika dirata-rata
pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotorik TKN model pungutan suara
bagi siswa di kelas VIII B adalah 100%.
Untuk tanggapan siswa di kelas VIII A dan B, terhadap beberapa
pernyataan mengenai penerapan teknik klarifikasi nilai model reportase akurat,
kartu keyakinan, analisis nilai akurat dan pungutan suara, sebagian besar
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Maka jika dirata-rata hasil
tanggapan siswa terhadap penerapan teknik klarifikasi nilai di kelas VIII sebanyak
100 % siswa menyatakan bahwa teknik klarfikasi nilai sangat tepat diterapkan
pada pembelajaran PKn di kelas VIII.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan penerapan
teknik klarifikasi nilai model reportase akurat, kartu keyakinan, analisis nilai
akurat dan pungutan suara yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkah dalam
129
pembelajaran PKn dapat meningkatkan tujuan pembelajaran PKn pada aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dian Puspitasari dengan judul “ Penerapan Teknik
Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran
PKn bagi siswa kelas XI SMPN I Salatiga
Tahun Pelajaran 2004/2005”, hasil penelitian menyatakan bahwa TKN dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas serta
menumbuhkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
tim guru mata pelajaran PKn SMA Negeri II Palembang, yang berjudul “
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran VCT
Teknik Reportase/Liputan
terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata pelajaran PKn Di SMA Negeri II
Palembang tahun 2011/2012 menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap penerapan VCT model reportase terhadap keaktifan siswa pada mata
pelajaran PKn di SMA Negeri II Palembang tahun 2011/2012.
Download