pengaruh struktur modal terhadap kinerja

advertisement
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SUBSEKTOR PROPERTY
DAN REAL ESTATE DI BEI
JERRY CITRA CALVIN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Subsektor Property dan Real
Estate di BEI adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Jerry Citra Calvin
NIM H24120041
ABSTRAK
JERRY CITRA CALVIN. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Pada Subsektor Property dan Real Estate Di BEI.
Dibimbing oleh H MUSA HUBEIS.
Penurunan suku bunga dan peningkatan populasi yang terjadi di
Indonesia membuat ledakan jumlah bangunan yang terjadi di sektor property
dan real estate. Hal ini memberikan dampak kepada Indonesia sebagai tempat
favorit di dunia untuk investasi disektor property dan real estate. Perusahaan
harus memanfaatkan peluang yang terjadi untuk menarik investor agar mau
berinvestasi di perusahaannya. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh struktur
modal (Debt to Asset Ratio atau DAR dan Debt to Equity Ratio atau DER)
terhadap Return on Asset (ROA) dan terhadap Return on Equity (ROE)
perusahaan pada subsektor property dan real estate. Metode pengolahan dan
analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode data panel. Hasil
penelitian menunjukkan DAR dan DER berpengaruh nyata dan negatif terhadap
ROA, sedangkan DAR dan DER tidak berpengaruh nyata dan negatif terhadap
ROE.
Kata kunci: kinerja keuangan perusahaan,struktur modal,sub sektor property dan
real estate
ABSTRACT
JERRY CITRA CALVIN. Effect of Capital Structure Against Financial
Performance at Property and Real Estate Subsector in BEI. Supervised by H
MUSA HUBEIS.
The decline in interest rates and increased population in Indonesia effected
on explosion number of buildings that occurred in the property and real estate.
This provides an impact to Indonesia is a favorite place in the world to invest at
property and real estate subsector. Companies should take opportunities to attract
investors to invest in the companies . The purpose of this research is to analyze
the influence of capital structure (Debt to Asset Ratio or DAR and Debt to Equity
Ratio or DER) of the company against return on asset (ROA) and against return
on equity (ROE) companies in the property and real estate subsector. Data
analyzed by using panel data. The result showed that DAR and DER has a
significant and negative effect of ROA, while DAR and DER has a not
significant and negative effect of ROE.
Keywords: capital structure, financial performance company, property and real
estate subsector
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SUBSEKTOR PROPERTY
DAN REAL ESTATE DI BEI
JERRY CITRA CALVIN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Struktur Modal
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Subsektor Property dan Real
Estate di BEI dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,
Dipl.Ing, DEA selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada kedua orang tua penulis, kakak, adik, seluruh keluarga, triplet, sahabat
satu kosan, ipb scooter, realita fams, serta teman-teman Manajemen angkatan 49,
dan juga kepada segenap jajaran dosen serta staf Departemen Manajemen FEM
IPB atas doa, bantuan, semangat dan dukungannya selama penulis menempuh
pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Bogor, Agustus 2016
Jerry Citra Calvin
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Modal
Ukuran Perusahaan
Kinerja Keuangan
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Perumusan Model
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Eksploratif Data
Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengaruh DAR Terhadap ROA
Pengaruh DER Terhadap ROA
Pengaruh DAR terhadap ROE
Pengaruh DER terhadap ROE
Analisis Pengaruh Individu
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
3
3
3
4
4
4
4
4
5
6
6
7
7
7
10
11
11
14
15
16
17
18
20
21
22
23
23
23
24
26
33
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Statistik deskriptif
12
Hasil analisis Data Panel pengaruh DAR terhadap ROA dengan
peubah kontrol SIZE
16
Hasil analisis Data Panel Pengaruh DER terhadap ROA dengan
peubah kontrol SIZE
17
Hasil analisis Data Panel pengaruh DAR terhadap ROE dengan
peubah kontrol SIZE
18
Hasil analisis Data Panel pengaruh DER terhadap ROE dengan
peubah kontrol SIZE
20
Pengaruh individu perusahaan subsektor property dan real estate 21
Hasil uji chow model 1
26
Hasil uji chow model 2
26
Hasil uji chow model 3
26
Hasil uji chow model 4
26
Hasil uji Hausman model 1
27
Hasil uji Hausman model 2
27
Hasil uji Hausman model 3
27
Hasil uji Hausman model 4
28
Hasil uji multikolinearitas model 1 dan 3
29
Hasil uji multikolinearitas model 2 dan 4
29
Hasil pengujian model 1
30
Hasil pengujian model 2
29
Hasil pengujian model 3
30
Hasil pengujian model 4
30
DAFTAR GAMBAR
Perkembangan BI Rate periode Januari 2014 – Februari 2016
1
Sumber pembiayaan konsumen triwulan IV-2015
1
Kerangka pemikiran penelitian
6
Nilai rataan aset, ekuitas dan hutang perusahaan subsektor property
dan real estate tahun 2010-2014
12
5. Tren hubungan antar peubah independen dan peubah kontrol terhadap
ROA pada perusahaan subsektor property dan real estate yang
terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2014
13
6. Tren hubungan antar peubah independen, peubah kontrol terhadap
ROE pada perusahaan subsektor property dan real estate yang
terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2014
14
7. Hasil uji normalitas model 1
28
8. Hasil uji normalitas model 2
29
9. Hasil uji normalitas model 3
29
10. Hasil uji normalitas model 4
29
1.
2.
3.
4.
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil Uji Chow pada setiap model penelitian
Hasil uji Hausman pada setiap model penelitian
Hasil uji normalitas pada setiap model
Hasil uji multikolinearitas
Hasil pengujian model
26
27
28
29
30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pertumbuhan pendududuk
Indonesia sebesar 1,49% per tahun. Dengan jumlah populasi 256 juta jiwa, hal
tersebut membuat Negara Indonesia menduduki peringkat keempat didunia sebagai
negara dengan populasi terbesar di dunia (PRB 2015). Hal ini membuat pemenuhan
kebutuhan akan tanah dan bangunan semakin meningkat, dikarenakan kebutuhan
ini termasuk kedalam kebutuhan dasar (primer), yaitu kebutuhan papan disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Pada Gambar 1 ditunjukkan perkembangan Bank
Indonesia (BI) Rate Periode Januari 2014 – Februari 2016.
09-Jan-14
13-Feb-14
13-Mar-14
08-Apr-14
08-Mei-14
12-Jun-14
10-Jul-14
14-Agu-14
11-Sep-14
07-Okt-14
13-Nop-14
18-Nop-14
11-Des-14
15-Jan-15
17-Feb-15
17-Mar-15
14-Apr-15
19-Mei-15
18-Jun-15
14-Jul-15
18-Agu-15
17-Sep-15
15-Okt-15
17-Nop-15
17-Des-15
14-Jan-16
18-Feb-16
8,00%
7,80%
7,60%
7,40%
7,20%
7,00%
6,80%
6,60%
Sumber : BI, 2015 (diolah)
Gambar 1 Perkembangan BI Rate periode Januari 2014 – Februari 2016
Gambar 1 menunjukkan penurunan suku bunga yang terjadi di Indonesia
pada awal tahun 2016. Penurunan tersebut menciptakan peluang untuk masyarakat
lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan di sektor property dan real estate. Hal ini
disebabkan oleh masyarakat Indonesia, khususnya kalangan menengah ke bawah,
cenderung melakukan kredit dalam pemenuhan kebutuhan di sektor property dan
real estate (Gambar 2). Penurunan suku bunga dan adanya peningkatan populasi
yang terjadi di Indonesia membuat ledakan jumlah bangunan yang terjadi di sektor
property dan real estate. Hal ini memberikan dampak kepada Indonesia yaitu
menjadi tempat favorit di dunia untuk investasi di sektor property dan real estate.
Tunai 7,41%
Tunai Bertahap
16,82%
KPR
Tunai Bertahap
Tunai
KPR 75,77%
Sumber : BI, 2015 (diolah)
Gambar 2 Sumber pembiayaan konsumen triwulan IV-2015
2
Sektor property dan real estate dibagi menjadi subsektor property dan real
estate serta subsektor konstruksi dan bangunan. Produk yang dihasilkan oleh
perusahaan subsektor property dan real estate terdiri dari perumahan, apartemen,
rumah toko, rumah kantor, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Subsektor
property dan real estate mendominasi sektor ini karena jumlah perusahaan di
subsektor ini lebih banyak dibandingkan dengan subsektor konstruksi dan
bangunan. Hal ini memiliki daya tarik tersendiri untuk diteliti, dikarenakan
persaingan ketat pada subsektor ini.
Perusahaan sangat bergantung pada pendanaan, sumber pendanaan
perusahaan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Namun kedua sumber
tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri bagi tujuan perusahaan
untuk memaksimalkan laba, meningkatkan kesejahteraan stakeholders dan
meningkatkan nilai perusahaan. Sumber dana yang berbeda ini mengakibatkan
timbulnya perbedaan kombinasi antara bauran penggunaan sumber dana internal
dan eksternal yang disebut dengan struktur modal. Struktur modal adalah campuran
sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan (Keown, 2010).
Upaya dalam mengatasi kondisi tersebut, manajer keuangan harus menetapkan
perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal agar meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan, untuk memanfaatkan peluang menarik investor
dalam berinvestasi diperusahaannya.
Teori struktur modal diawali pada tahun 1958 dikemukakan oleh Modigliani
dan Miller yang menyatakan pada kondisi pasar modal sempurna, struktur modal
tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan tidak ada struktur modal yang optimal.
Dengan asumsi pasar modal sempurna tanpa biaya transaksi, tanpa pajak, dan
informasi yang simetris tidak realistis dan tidak dapat diterapkan karena pada
kenyataannya terdapat pajak, biaya keagenan, dan perbedaan informasi.
Tahun 1963, Modiglliani dan Miller memasukkan manfaat pajak perusahaan
sebagai penentu struktur modal perusahaan. Nilai perusahaan meningkat melalui
penggunaan hutang dalam struktur modal, karena terjadi pengurangan pajak dari
pembayaran bunga hutang. Sehingga perusahaan sebaiknya menggunakan
sebanyak mungkin hutang dalam struktur modal untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
Teori pecking order theory oleh Myers pada tahun 1984 menjelaskan
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya
rendah, karena perusahaan lebih memilih untuk menggunakan dana internal yang
berasal dari laba ditahan dibandingkan dana eksternal. Jika pendanaan eksternal
sangat dibutuhkan, perusahaan akan menggunakan urutan sumber dana dengan
mengacu pecking order theory adalah dana internal, hutang dan equity modal
sendiri.
Myers dalam trade off theory menemukan keseimbangan antara manfaat dan
biaya dari penggunaan hutang. Perusahaan akan menambahkan hutang hingga
tingkat tertentu di mana jumlah penghematan pajak dari peningkatan hutang adalah
sama dengan biaya financial distress. Financial distress adalah suatu kondisi di
mana perusahaan memiliki kesulitan membayar kewajiban keuangan kepada
kreditur, sehingga dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Manfaat dari
penggunaan hutang berasal dari penghematan pajak (tax shield), yang
memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pembayaran pajaknya. Adapun
biaya atas penggunaan hutang bersumber dari biaya kebangkrutan (bancruptcy
3
cost), biaya keagenan (agency cost), dan biaya yang terkait dengan informasi tak
simetris (asymmetric information). Selain itu, kebijakan struktur modal yang efektif
dapat menurunkan biaya modal sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
investor dalam menentukan pilihan berinvestasi. Analisis kinerja keuangan untuk
mengetahui kondisi perusahaan saat ini, apakah kondisinya baik atau buruk. Ukuran
kinerja keuangan terdiri dari Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
ROA menunjukkan tingkat keuntungan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan,
sedangkan ROE menunjukkan tingkat keuntungan yang akan dinikmati oleh
pemegang saham.
Penelitian terdahulu yang berkaitan tentang struktur modal menghasilkan
kesimpulan yang berbeda. Munawar (2012) menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan perkebunan di Indonesia dan Chris
(2014) menyatakan bahwa struktur modal memiliki pengaruh nyata dengan nilai
korelasi negatif pada kinerja keuangan perbankan di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, kebijakan struktur modal merupakan hal penting
bagi perusahaan, namun terdapat banyak perdebatan dan hasil penelitian yang
bertentangan tentang struktur modal tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
berjudul Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada
Subsektor Property dan Real Estate Di BEI.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah yang diteliti : (1) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap ROA?, (2)
Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap ROE? dan (3) Bagaimana pengaruh
individu yang terjadi pada perusahaan di subsektor property dan real estate?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian : (1) Menganalisis pengaruh struktur modal terhadap ROA
perusahaan pada subsektor property dan real estate, (2) Menganalisis pengaruh
struktur modal terhadap ROE perusahaan pada subsektor property dan real estate,
(3) Menganalisis nilai pengaruh individu pada perusahaan subsektor property dan
real estate, nilai pengaruh individu dapat mencerminkan kondisi kinerja keuangan
perusahaan tersebut.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini : (1) Bagi Perusahaan untuk
mendapatkan informasi tambahan mengenai kondisi struktur modal, serta
pengaruhnya sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kinerja keuangan, (2) Bagi
peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai struktur modal,
ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan, serta (3) Bagi kalangan akademis,
sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya.
4
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian terfokus pada pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang bergerak di subsektor property dan real estate yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010-2014 yang tidak pernah delisting dan relisting selama lima
tahun tersebut. Selain itu, batasan dalam peubah yang digunakan dalam penelitian
ini juga diperhatikan. Peubah struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini
adalah DAR dan DER. Peubah kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ROA dan ROE. Dalam penelitian ini menggunakan peubah kontrol, yaitu
peubah yang dikendalikan atau konstan sehingga pengaruh peubah Independen
terhadap peubah dependen tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Peubah kontrol yang digunakan dalam penelilitian ini adalah SIZE, karena
menurut Saputra et al. (2015) peubah kontrol tersebut berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Modal
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007), struktur modal merupakan
pendanaan permanen jangka panjang yang diwakili oleh hutang, saham preferen,
dan ekuitas saham biasa. Keown (2010) menjelaskan struktur modal adalah
campuran sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan.
Struktur modal optimal adalah saat campuran sumber dana tersebut tepat dengan
memperhitungkan biaya modal jangka panjang komposit. Sumber dana yang
meningkatkan biaya pendanaan tetap (hutang jangka panjang dan saham preferen)
harus dikombinasikan dengan saham biasa dalam proporsi yang paling sesuai
dengan pasar investasi.
Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditujukan pada total aktiva dan jumlah penjualan (Riyanto, 2001).
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat suatu
perusahaan telah melaksanakan atau menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan
berbeda-beda, kerena tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya
(Fahmi, 2012). Analisis kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada
dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, dengan cara
melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahhaan yang
mewakili realitas perusahaan dan potensi kinerjanya akan berlanjut (Lesmana dan
Surjanto, 2003).
5
Penelitian Terdahulu
Asri (2015) melakukan penelitian dalam skripsi berjudul “Pengaruh
Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Property dan Real
Estate yang Terdaftar di BEI” menggunakan regresi linear berganda. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa adanya pengaruh nyata dan negatif antara DER dan
kinerja keuangan perusahaan dan pengaruh nyata dan positif antara DAR dan
kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa DER tinggi
akan menurunkan profitabilitas perusahaan dan DAR tinggi akan meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peningkatan
dan penurunan kinerja keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di BEI dapat dijelaskan oleh stuktur modalnya.
Fadhilah (2011) menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
menggunakan analisis data panel dengan fixed effect model maupun random effect
model. Hasil penelitiannya adalah LDTE dan DAR berpengaruh nyata dan positif
terhadap ROA dan ROE. DER dan LDTC berpengaruh nyata dan negatif terhadap
ROA dan ROE. LDTE dan DAR berpengaruh nyata dan negatif terhadap price
earning ratio (PER). DER dan LDTC berpengaruh nyata dan positif terhadap PER.
Seluruh peubah struktur modal yang digunakan dalam penelitian tersebut tidak
berpengaruh nyata terhadap market to book ratio (MBR).
Penelitian Imadudin, Swandari, dan Redawati (2014) menguji pengaruh
struktur modal terhadap kinerja perusahaan setelah krisis 2008. DAR dan DER
sebagai peubah independen, ROA dan ROE digunakan sebagai peubah dependen.
Peubah kontrol size dan sales. Perusahaan contoh dalam penelitian ini adalah index
LQ 45 yang listing di BEI selama 2009-2012. Analisis regresi digunakan untuk
menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan. Hasilnya
menunjukkan DAR tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap ROA, DAR tidak
berpengaruh nyata dan negatif ROE, DER tidak berpengaruh nyata dan negatif
ROA, serta DER tidak berpengaruh nyata dan positif ROE. Size tidak berpengaruh
nyata dan negatif ROA dan ROE. Sales berpengaruh nyata dan positif terhadap
ROA dan ROE.
Kusumajaya (2011) dalam penelitian berjudul “Pengaruh Struktur Modal
dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di BEI menggunakan teknik path analysis. Hasil penelitian
menunjukkan struktur modal berpengaruh nyata dan positif terhadap profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan berpengaruh nyata dan positif terhadap profitabilitas,
struktur modal berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai perusahaan,
pertumbuhan perusahaan berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai perusahaan
dan profitabilitas berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Fachrudin (2011) berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Modal,
Ukuran Perusahaan dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan” menggunakan
analisis jalur. Hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh nyata dan positif
struktur modal terhadap agency cost dan pengaruh nyata dan negatif ukuran
perusahaan terhadap agency cost, tidak terdapat pengaruh nyata struktur modal,
ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak
terdapat pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap
kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai intervening variable.
6
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Subsektor property dan real estate mempunyai potensi peningkatan terus
menerus didalam investasi yang diminati oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan
perlu memperhatikan laporan keuangannya untuk mengetahui pengaruh struktur
modal (DAR dan DER) terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA dan ROE),
khususnya pada perusahaan subsektor property dan real estate. Peubah kontrol
terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah SIZE.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel untuk analisis
pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja keuangan perusahaannya. Kerangka pemikiran penelitian divisualisasikan
pada Gambar 3.
Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate
Laporan Keuangan
Struktur Modal Perusahaan:
 DAR
 DER
Peubah Kontrol:
 SIZE
Kinerja Keuangan Perusahaan:
 ROA
 ROE
Metode Analisis Data Panel
Pemilihan Model Terbaik



Analisis eksploratif deskriptif
Analisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan
Analisis efek individu
Implikasi Manajerial
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan subsektor property dan real estate yang
terdaftar di BEI dengan data yang digunakan adalah data tahun 2010-2014. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai dengan Juni 2016.
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder berasal dari
dua bagian, yaitu data deret waktu tahunan dan data cross section yang didapat dari
perusahaan pada subsektor property dan real estate. Data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan yang didapatkan dari BEI. Perusahaan sub sektor properti
dan real estate yang dipilih menjadi contoh pada penelitian ini berdasarkan teknik
pengambilan contoh purposive sampling dengan kriteria tidak pernah delisting dan
relisting. Keputusan pemilihan perusahaan berdasarkan ketersediaan data yang ada,
sehingga setiap perusahaan memiliki ketersediaan data yang sama pada peubahpeubah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Informasi tambahan yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian ini didapatkan melalui buku, jurnal
internasional, skripsi, tesis, penelusuran internet, dan berbagai sumber lainnya yang
relevan. Perangkat lunak yang digunakan sebagai alat pengolahan data dalam
penelitian ini adalah Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.
Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah metode
data panel. Data panel adalah data yang merupakan penggabungan data time series
dan cross section. Dengan kata lain, dalam penelitian ini akan mengobservasi objek
tersebut selama beberapa periode waktu. Dengan mengkombinasikan data time
series dan data cross section, data panel memberikan data yang lebih informatif,
lebih bervariasi, mengurangi kolineraritas antarpeubah, memperbesar derajat
kebebasan, dan lebih efisien (Firdaus, 2011). Dalam penggunaan metode data panel
ada beberapa uji yang harus dilakukan, yaitu uji untuk pemilihan model terbaik, uji
asumsi, dan uji statistik. Langkah analisis data panel yang dilakukan dengan
memilih model terbaik dari tiga pilihan yang disediakan yaitu Pooled Ordinary
Least Square (PLS), Random Effect Model (REM) dan Fixed Effect Model (FEM).
Pemilihan model didasarkan atas uji yang dilakukan, yaitu uji Chow dilakukan
untuk menguji model PLS dan FEM, sertauji Hausmann dilakukan untuk menguji
metode FEM dan REM, serta uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan untuk
menguji metode PLS dan REM (Firdaus, 2011).
Uji Pemilihan Model Terbaik
Uji pemilihan model terbaik memiliki beberapa tahapan, yaitu:
Chow Test
Chow test adalah pengujian data panel yang digunakan untuk memilih model
terbaik antara PLS dan FEM, dengan menggunakan uji statistik F. Dengan rumus
uji statistik F pada persamaan 1, yaitu:
8
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(𝑅𝑆𝑆1−𝑅𝑆𝑆2)
𝑁−1
𝑅𝑆𝑆2
𝑁𝑇−𝑁−𝐾
................................................................................ 1
Keterangan :
RSS1 = Residual sum square hasil pendugaan Pooled Least Square
RSS2 = Residual sum square hasil pendugaan Fixed Effect
N
= Jumlah data cross section
T
= Jumlah data time series
K
= Jumlah peubah penjelas
Jika nilai statistik F lebih besar dari F-tabel, maka cukup bukti untuk
melakukan penolakan hipotesis nol (H0) atau H0 ditolak, begitupun sebaliknya
(Juanda dan Junaedi, 2012).
Hausman Test
Hausman Test adalah pengujian data panel yang digunakan untuk memilih
model terbaik antara FEM dan REM. Dengan mengikuti kriteria Wald, nilai statistik
Hausman mengikuti distribusi Khi-kuadrat, dengan rumus dapat dilihat pada
persamaan 2, yaitu:
𝑊=𝒳² [𝐾]=[𝛽,̂ 𝛽̂𝐺𝐿𝑆]Σ-1[𝛽 ̂−𝛽̂𝐺𝐿𝑆] ................................................................... 2
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik khi-kuadrat dengan
derajat bebas sebanyak jumlah peubah bebas (p). Hipotesis nol (H0) ditolak jika
nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai kritis statistik khi-kuadrat (Juanda
dan Junaedi, 2012).
Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah pengujian data panel yang digunakan
untuk memilih model terbaik antara PLS dengan REM. Pengujian ini didasarkan
pada nilai residual dari model PLS. Hipotesis nol (H0) yang digunakan adalah
intersep bukan merupakan peubah random atau skokasitik. Adapun nilai statistik
LM dihitung berdasarkan formula yang ditunjukkan pada persamaan 3, yaitu:
𝐿𝑀 =
𝑁𝑇
2 (𝑇−1)
2
[
𝑇
∑𝑁
𝑖=1[∑𝑡=1 𝑒𝑖𝑡 ]
𝑇
∑𝑁
𝑖=1 ∑𝑡=1 𝑒𝑖𝑡
2
− 1] .............................................................. 3
Keterangan :
N = Jumlah individu
T = Periode waktu
𝑒𝑖𝑡 = residual model PLS
Uji Lagrange Multiplier ini didasarkan pada distribusi khi-kuadrat dengan
derajat bebas sebesar 1. Jika hasil statistik LM lebih besar dari nilai kritis khikuadrat, maka hipotesis nol akan ditolak (Juanda dan Junaedi, 2012).
9
Pengujian Asumsi
Tahapan dalam pengujian asumsi adalah:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal atau tidak, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell
shaped). Dalam pengujian kenormalan data, dapat digunakan model atau
pendekatan grafik dan pendekatan inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi,
2011).
2. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas merupakan masalah ragam residual yang tidak konstan.
Pengujian ada tidaknya masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini akan
menggunakan white heteroskedasticity test. Data dikatakan tidak terjadi
heterokedastisitas atau homokedastisitas apabila nilai sum square residual weighted
statistics lebih kecil dari sum square residual unweighted statistics (Ariefianto,
2012).
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peubah
independen yang memiliki kemiripan dengan peubah independen lain dalam satu
model (Rosadi, 2011).
4. Uji Statistik
Tahapan dalam uji statistik adalah:
a. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik digunakan untuk menganalisis apakah peubah independen
yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan
peubah dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: Peubah independen tidak dapat menjelaskan keragaman peubah dependen
H1: Peubah independen dapat menjelaskan keragaman dependen
Penolakan H0 dengan membandingkan nilai F-Statistik dengan nilai taraf
nyata. Jika nilai F-statistik lebih kecil dari nilai taraf nyata, maka cukup bukti untuk
menolak H0, yang artinya peubah independen yang digunakan secara bersama-sama
mampu menjelaskan peubah dependen.
b. Uji t-Statistik
Uji t disebut uji nyata individual. Pengujian ini dilakukan untuk melihat ada
tidaknya pengaruh nyata antara peubah independen dan dependen. Bentuk
hipotesisnya adalah:
H0: 𝛽𝑖 = 0, artinya suatu peubah independen secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah dependen.
H1 : 𝛽𝑖 ≠ 0, artinya suatu peubah independen secara parsial berpengaruh terhadap
peubah dependen.
10
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika probabilitas < 0.05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Jika probabilitas > 0.05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan menjelaskan besar kemampuan peubah
independen menjelaskan peubah dependen. Nilai R Square dikatakan baik, jika di
atas 0,5, karena nilai R Square berkisar 0 - 1. Pada umumnya, contoh dengan data
deret waktu memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi di atas 0,5.
Sedangkan contoh dengan data item tertentu yang disebut data silang pada
umumnya, memiliki R Square dan Adjusted R Square yang agak rendah di bawah
0,5 (Nugroho, 2009).
Perumusan Model
Penelitian ini terdiri dari empat model untuk melihat pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Peubah struktur modal dalam penelitian ini
adalah DAR dan DER. Peubah kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini
adalah ROA dan ROE, serta peubah kontrol dalam penelitian ini adalah SIZE yang
dilihat dari nilai logaritma natural total asset perusahaan. Secara matematik model
dalam penelitian ini adalah :
Model 1 : ROAit = αi + b1DARit+ b2SIZEit+eit
Model 2 : ROAit = αi + b1DERit+ b2SIZEit+eit
Model 3 : ROEit = αi + b1DARit + b2SIZEit+eit
Model 4 : ROEit = αi + b1DERit + b2SIZEit+eit
Keterangan :
ROAit
ROEit
DARit
DERit
SIZEit
αi
b1
b2
b3
eit
= Return on Assets
= Return on Equity
=Debt to assets ratio
= Debt to equity ratio
= Ukuran perusahaan
= Intersep
= Koefisien dari pengaruh debt to asset ratio
= Koefisien dari pengaruh debt to equity ratio
= Koefisien dari ukuran perusahaan
= Error term
Definisi Operasional
1. ROA adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antara laba bersih
perusahaan dengan total asetnya. Rasio ini dapat menilai apakah perusahaan
telah efisien dalam menggunakan aktiva dalam kegiatan yang menghasilkan
keuntungan.
ROA =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑥
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
100%
11
2. ROE adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antara laba bersih
perusahaan dengan ekuitas. Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang
dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang
saham.
ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑥
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
100%
3. DAR adalah rasio hutang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini mengukur seberapa besar hutang
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DAR =
𝑥 100%
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
4. DER adalah rasio hutang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar ekuitas
perusahaan yang dijadikan jaminan hutang.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DER = 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑥 100%
5. SIZE menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh
nilai logaritma natural total assets atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan.
SIZE = LN(Total Assets)
Hipotesis Penelitian
1. DAR berpengaruh negatif terhadap ROA.
2. DER berpengaruh negatif terhadap ROA.
3. SIZE berpengaruh positif terhadap ROA.
4. DAR berpengaruh negatif terhadap ROE.
5. DER berpengaruh negatif terhadap ROE.
6. SIZE berpengaruh positif terhadap ROE.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Eksploratif Data
Analisis dimulai dengan melihat pergerakan nilai rataan aset, ekuitas dan
hutang pada 34 perusahaan subsektor property dan real estate di BEI tahun 2010
hingga tahun 2014. Pada Gambar 4 dapat dilihat nilai rataan aset, ekuitas dan hutang
perusahaan subsektor property dan real estate di BEI tahun 2010 hingga tahun 2014
terus mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2011-2012 nilai rataan aset
mengalami penurunan. Nilai rataan hutang setiap tahun mengalami peningkatan,
menunjukkan bahwa perusahaan subsektor property dan real estate setiap tahunnya
selalu meningkatkan hutang yang diperoleh dari pihak ketiga.
12
10000000000000
8000000000000
6000000000000
ASSET
4000000000000
EKUITAS
HUTANG
2000000000000
0
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah (2016)
Gambar 4 Nilai Rataan Aset, Ekuitas dan Hutang Perusahaan
Subsektor Property dan Real Estate Tahun 2010-2014
Analisis selanjutnya memberikan gambaran mengenai peubah independen
dan peubah dependen pada 34 perusahaan subsektor property dan real estate yang
terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2014. Peubah independen terdiri dari DAR
dan DER dan peubah dependen kinerja keuangan perusahaan ROA dan ROE. Pada
Tabel 1 ditunjukkan statistik deskriptif kinerja keuangan perusahaan.
Tabel 1 Statistik deskriptif
ROA
Mean
0.055121
Maximum
0.316100
Minimum
-0.102700
Std. Dev.
0.058648
Observations
170
ROE
0.104084
0.524300
-0.271700
0.105733
170
DAR
0.396988
0.740000
0.020000
0.165084
170
DER
0.805217
2.850000
0.020000
0.537279
170
Sumber: Data diolah (2016)
Dari Tabel 1 dapat dideskripsikan bahwa peubah kinerja keuangan
perusahaan yang diwakili oleh ROA pada perusahaan contoh penelitian tahun 20102014 memiliki rataan 0.055121 dengan nilai simpangan baku 0.058648, dimana
nilai simpangan baku lebih besar dari nilai rataan, menunjukkan fluktuasi ROA
yang besar pada perusahaan contoh. Nilai maksimum 0.316100 dan besarnya nilai
minimum -0.102700, menunjukkan sebagian besar perusahaan contoh memiliki
nilai ROA yang positif. Peubah kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh
ROE memiliki rataan 0.104084 dengan nilai simpangan baku 0.105733, dimana
nilai simpangan baku lebih besar dari nilai rataan, menujukkan fluktuasi ROE yang
besar pada perusahaan contoh. Nilai maksimum 0.524300 dan besarnya nilai
minimum -0.271700, menunjukkan sebagian besar perusahaan contoh memiliki
nilai ROE yang positif.
Peubah struktur modal yang diwakili oleh DAR memiliki rataan 0.396988
dengan nilai simpangan baku 0.165084, dimana nilai simpangan baku lebih kecil
dari nilai rataan, menunjukkan fluktuasi DAR yang kecil pada perusahaan contoh.
Nilai maksimum 0.740000 dan besarnya nilai minimum 0.020000, menunjukkan
sebagian besar perusahaan contoh menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaanya. Peubah struktur modal yang diwakili oleh DER memiliki rataan
0.805217 dengan nilai simpangan baku 0.537279, dimana nilai simpangan baku
13
.4
.4
.3
.3
.3
.2
.2
.2
.1
ROA
.4
ROA
ROA
lebih kecil dari nilai rataan, menunjukkan fluktuasi DER yang kecil pada
perusahaan contoh. Nilai maksimum 2.850000 dan besarnya nilai minimum
0.020000, menunjukkan sebagian besar perusahaan contoh menggunakan hutang
sebagai sumber pendanaanya.
Pembahasan selanjutnya adalah hubungan setiap peubah independen, peubah
kontrol terhadap peubah dependen yang dapat dilihat dari gambar di bawah, hasil
dari pengolahan analisis tren hubungan antar peubah. Pada Gambar 4 disajikan tren
hubungan antar peubah independen dan peubah kontrol terhadap ROA pada
perusahaan subsektor property dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode
2010-2014.
.1
.1
.0
.0
.0
-.1
-.1
-.1
-.2
-.2
.0
.1
.2
.3
.4
DAR
(a)
.5
.6
.7
.8
-.2
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
DER
(b)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
SIZE
(c)
Sumber: Data Diolah (2016)
Gambar 5 Tren hubungan peubah independen dan peubah kontrol terhadap ROA
pada perusahaan subsektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI selama
periode 2010 – 2014
Terdapat hubungan positif pada setiap peubah independen terhadap ROA,
dapat dilihat pada gambar peubah DAR dengan ROA berhubungan positif (Gambar
5a), peubah DER dengan ROA berhubungan positif (Gambar 5b) dan terdapat
hubungan positif peubah kontrol SIZE dengan ROA (Gambar 5c). Ketidaksesuaian
hubungan antar peubah dengan hipotesis dan teori pada grafik di atas dapat
disebabkan dalam hubungan tersebut hanya dipengaruhi oleh satu peubah. Tren
hubungan antar peubah independen dan peubah kontrol terhadap ROE pada
perusahaan subsektor property dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode
2010-2014 dimuat pada Gambar 6.
.6
.6
.5
.5
.5
.4
.4
.4
.3
.3
.3
.2
.2
.2
.1
ROE
.6
ROE
ROE
14
.1
.1
.0
.0
.0
-.1
-.1
-.1
-.2
-.2
-.2
-.3
-.3
.0
.1
.2
.3
.4
DAR
(a)
.5
.6
.7
.8
-.3
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
DER
(b)
25
26
27
28
29
30
31
32
SIZE
(c)
Sumber: Data Diolah (2016)
Gambar 6 Tren hubungan peubah independen dan peubah kontrol terhadap ROE
pada perusahaan subsektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI selama
periode 2010 – 2014
Terdapat hubungan positif pada setiap peubah independen terhadap ROE,
dapat dilihat pada gambar peubah DAR dengan ROE berhubungan positif (Gambar
6a), peubah DER dengan ROE berhubungan positif (Gambar 6b) dan terdapat
hubungan positif peubah kontrol size dengan ROE berhubungan positif (Gambar
6c). Ketidaksesuaian hubungan antar peubah dengan hipotesis dan teori pada grafik
di atas dapat disebabkan dalam hubungan tersebut hanya dipengaruhi oleh satu
peubah.
Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik
Sebelum menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan, tahap pertama adalah memilih model data panel terbaik pada setiap
model yang akan diuji. Pemilihan model data panel terbaik diawali dengan
melakukan uji Chow untuk memilih model data panel antara pooled least square
dan fixed effect. Hasil Uji Chow setiap model penelitian pada keempat model
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil uji Chow tersebut
semua nilai probabilitas Uji Chow 0.0000 berarti lebih kecil dari taraf nyata 5
persen. Dengan demikian hipotesis nol ditolak dan model data panel yang terpilih
fixed effect. Lakukan uji Hausman pada keempat model untuk memilih model data
panel fixed effect atau random effect. Berdasarkan hasil uji Hausman pada setiap
model penelitian dapat dilihat Lampiran 2, hasil uji Hausman model 1 nilai peluang
0.0018 (Tabel 11), hasil uji Hausman model 2 nilai peluang 0.0019 (Tabel 12), hasil
uji Hausman model 3 nilai peluang 0.0002 (Tabel 13), dan hasil uji Hausman model
4 nilai peluang 0.0001 (Tabel 14). Dapat disimpulkan bahwa semua nilai
probabilitas tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga hipotesis nol
ditolak. Dengan demikian model data panel yang terpilih untuk menganalisis
pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan pada setiap model
penelitian adalah fixed effect model.
33
15
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan alat statistik uji Jarque-Bera untuk mengetahui
apakah residual terdistribusi normal. Residual terdistribusi normal jika nilai
peluang dari Jarque-Bera statistik lebih besar dari dari taraf nyata 5 persen.
Berdasarkan Hasil uji normalitas pada setiap model pada Lampiran 3, pada hasil uji
normalitas model 1 menunjukkan nilai peluang Jarque Bera 0.104958 (Gambar 7),
pada hasil uji normalitas model 2 menunjukkan nilai peluang Jarque Bera 0.086494
(Gambar 8), pada hasil uji normalitas model 3 menunjukkan nilai peluang Jarque
Bera 0.074398 (Gambar 9), dan pada hasil uji normalitas model 4 menunjukkan
nilai peluang Jarque Bera 0.061775 (Gambar 10). Dengan demikian nilai peluang
pada kempat model tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga keempat
model memiliki residual yang menyebar normal dan uji normalitas terpenuhi.
Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk memastikan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas yang
dideteksi dengan melihat nilai korelasi antar peubah yang tidak melebihi nilai Rsquared weighted statistic dari masing-masing model penelitian. Nilai R-squared
weighted statistic pada model 1 sebesar 0.881279. Nilai R-squared weighted
statistic pada model 2 sebesar 0.915856. Nilai R-squared weighted statistic pada
model 3 sebesar 0.958102. Nilai R-squared weighted statistic pada model 4 sebesar
0.959054. Nilai korelasi antar peubah dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil uji
korelasi antar peubah menunjukkan tidak ada nilai korelasi yang melebihi nilai
masing-masing R-squared weighted statistic pada setiap model. Maka disimpulkan
keempat model tidak memiliki masalah multikolinearitas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Data dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas apabila nilai sum square
residual weighted statistics lebih kecil dari sum square residual unweighted
statistics. Dapat dilihat pada Lampiran 5, bahwa hasil pengujian model 1 nilai sum
squared residual weighted statistic 0.232152 < nilai sum squared residual
unweighted statistic 0.239558 (Tabel 17), hasil pengujian model 2 nilai sum
squared residual weighted statistic 0.233047 < nilai sum squared resid unweighted
statistic 0.235831 (Tabel 18), hasil pengujian model 3 nilai sum squared residual
weighted statistic 0.638297 < nilai sum squared residual unweighted statistic
0.656353 (Tabel 19), dan hasil pengujian model 4 nilai sum squared residual
weighted statistic 0.642704 < nilai sum squared residual unweighted statistic
0.657109 (Tabel 20). Maka disimpulkan keempat model terbebas dari masalah
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 170 contoh, jumlah peubah
independen sebanyak dua peubah, dan taraf nyata yang digunakan sebesar 5 persen,
maka diperoleh nilai du 1.7730 dan nilai 4-du 2.227. Dalam uji autokorelasi jika
nilai DW berada pada selang du<DW<4-du model tidak ada autokorelasi, maka
model dikatakan tidak ada autokorelasi jika nilai DW berada pada selang
1.7730<DW<2.227. Dapat dilihat pada Lampiran 5, hasil pengujian model 1
16
diperoleh nilai DW 2.050872 (Tabel 17), hasil pengujian model 2 diperoleh nilai
DW 2.063099 (Tabel 18), hasil pengujian model 3 diperoleh nilai DW 1.964628
(Tabel 19), dan hasil pengujian model 4 diperoleh nilai DW 1.958601 (Tabel 20).
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan semua nilai DW pada setiap model berada
pada rentang du<DW<4-du, sehingga semua model tidak ada autokorelasi dan
semua model sudah memenuhi uji autokorelasi.
Pengaruh DAR Terhadap ROA
Pada Tabel 2 disajikan hasil analisis pengaruh DAR terhadap ROA dengan peubah
kontrol Size.
Tabel 2 Hasil analisis Data Panel pengaruh DAR terhadap ROA dengan peubah
kontrol SIZE
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-0.736828
-0.062845
0.028576
0.109335
0.017914
0.003873
-6.739167
-3.508086
7.377642
0.0000
0.0006
0.0000
DAR
SIZE
R-squared weighted statistic
Prob (F-statistic weighted statistic)
0.881279
0.000000
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 2 dapat dilihat nilai peluang F-statistic weighted statistic
0.000000 yakni lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Dengan demikian setidaknya
satu peubah berpengaruh nyata terhadap ROA. Peubah yang berpengaruh nyata
terhadap ROA dapat diketahui dari nilai peluang masing-masing peubah
independen pada uji t-statistic. Peubah DAR dan SIZE memiliki nilai peluang lebih
kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga DAR dan SIZE tersebut berpengaruh nyata
terhadap ROA. Berdasarkan nilai R-squared weighted statistic diketahui bahwa
88.1279 persen peubah ROA dapat dijelaskan oleh peubah independen yang
terdapat di dalam model penelitian, sedangkan sisanya 11.8721 persen dijelaskan
oleh faktor lain di luar model penelitian.
Pembahasan pengaruh DAR terhadap ROA, berdasarkan hasil estimasi
tersebut, diperoleh nilai terbaik berikut:
Model 1:ROA = -0.736828 – 0.062845 DAR + 0.028576 SIZE
Peubah DAR mempunyai nilai koefisien -0.062845 yang berarti DAR
berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satu
satuan DAR akan menurunkan ROA 6.2845 persen dan sebaliknya, penurunan satu
satuan DAR akan menaikkan ROA 6.2845 persen. Pengaruh negatif DAR terhadap
ROA menandakan peningkatan total hutang akan menurunkan profitabilitas
perusahaan yang diproyeksikan oleh ROA. Pada saat DAR tinggi menandakan
bahwa penggunanaan hutang tinggi akan menurunkan profitabilitas yang
diproyeksikan oleh ROA, karena perusahaan harus menanggung beban bunga dan
menambahkan resiko financial distress dan meningkatkan bancruptcy cost
17
sehingga dapat menurunkan laba perusahaan. Penggunaan hutang akan
menguntungkan karena dapat menghemat pajak, namun pengaruh negatif peubah
DAR terhadap ROA menunjukkan bahwa biaya dari penggunaan total hutang lebih
tinggi dibandingkan dengan manfaat penggunaan total hutang. Dengan demikian
H1 diterima dan hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Asri (2015).
Peubah kontrol SIZE mempunyai nilai koefisien 0.028576 yang berarti SIZE
berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini menandakan bahwa peningkatan satu
satuan SIZE akan meningkatkan ROA 2.8576 persen. Perusahaan dengan asset
besar akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam mengunakan assetnya untuk
kegiatan perusahaan. Sehingga perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dan pada akhirnya akan meningkatkan ROA perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, sehingga H3 diterima.
Pengaruh DER Terhadap ROA
Pada Tabel 3 disajikan hasil analisis pengaruh DER terhadap ROA dengan
peubah kontrol Size.
Tabel 3 Hasil analisis Data Panel pengaruh DER terhadap ROA dengan peubah
kontrol SIZE
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-0.775601
-0.026463
0.029804
0.097881
0.005405
0.003455
-7.923915
-4.896356
8.625467
0.0000
0.0000
0.0000
DER
SIZE
R-squared weighted statistic
Prob(F-statistic weighted statistic)
0.915856
0.000000
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai peluang F-statistic weighted statistic
0.000000 lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Dengan demikian setidaknya satu
peubah berpengaruh nyata terhadap ROA. Peubah yang berpengaruh nyata terhadap
ROA, dapat diketahui dari nilai peluang masing-masing peubah independen pada
uji t-statistic. Peubah DER dan SIZE memiliki nilai peluang lebih kecil dari taraf
nyata 5 persen, sehingga DER dan SIZE tersebut berpengaruh nyata terhadap ROA.
Berdasarkan nilai R-squared weighted statistic 91.5856 persen peubah ROA
dijelaskan oleh peubah independen yang terdapat di dalam model penelitian,
sedangkan sisanya 8.4144 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model
penelitian.
Pembahasan mengenai pengaruh DER terhadap ROA, berdasarkan hasil
estimasi tersebut, diperoleh nilai terbaik berikut:
Model 2:ROA = -0.775601 – 0.026463 DER + 0.029804 SIZE
18
Peubah DER memiliki nilai koefisien -0.026463, yang berarti DER
berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini menunjukkan peningkatan satu satuan
DER akan menurunkan ROA 2.6463 persen dan sebaliknya, penurunan satu satuan
DER akan menaikkan ROA 2.6463 persen. Pengaruh negatif DER terhadap ROA
menandakan bahwa semakin tinggi total hutang perusahaan subsektor property dan
real estate di BEI maka ROA perusahaan akan semakin menurun. DER merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan hutang. DER berpengaruh negatif terhadap ROA
menandakan bahwa perubahan pada komponen total hutang terhadap ekuitas
perusahaan memengaruhi profitabilitas perusahaan subsektor property dan real
estate. Pada saat DER tinggi menandakan bahwa penggunanaan hutang tinggi maka
akan menurunkan profitabilitas yang diproyeksikan oleh ROA. Karena pada saat
nilai DER tinggi, kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya semakin
rendah atau perusahaan meningkatkan risiko financial distress yang dapat
menurunkan laba perusahaan. Dengan demikian H2 diterima dan hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Fadhilah (2011) dan Asri (2015).
Peubah kontrol SIZE mempunyai nilai koefisien 0.029804 yang berarti SIZE
berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini menandakan bahwa peningkatan satu
satuan SIZE akan meningkatkan ROA 2.9804 persen. Perusahaan dengan asset
besar akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam mengunakan assetnya untuk
kegiatan perusahaan. Sehingga perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dan pada akhirnya akan meningkatkan ROA perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, sehingga H3 diterima.
Pengaruh DAR terhadap ROE
Pada Tabel 4 disajikan hasil analisis pengaruh DAR terhadap ROE dengan peubah
kontrol Size.
Tabel 4 Hasil analisis Data Panel pengaruh DAR terhadap ROE dengan peubah
kontrol SIZE
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-1.339878
-0.011584
0.050671
0.189284
0.025547
0.006791
-7.078659
-0.453438
7.461212
0.0000
0.6510
0.0000
R-squared weighted statistic
Prob(F-statistic) weighted statistic
0.958102
0.000000
DAR
SIZE
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 4 nilai peluang F-statistic weighted statistic 0.000000 yakni lebih
kecil dari taraf nyata 5 persen. Dengan demikian setidaknya satu peubah
berpengaruh nyata terhadap ROE. Peubah yang berpengaruh nyata terhadap ROE
dapat diketahui dari nilai peluang masing-masing peubah pada uji t-statistic.
Peubah SIZE memiliki nilai peluang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga
19
peubah tersebut berpengaruh nyata terhadap ROE. Peubah DAR memiliki nilai
peluang 0.6510 lebih besar dari taraf nyata 5 persen, sehingga DAR tidak
berpengaruh nyata terhadap ROE. Nilai R-squared weighted statistic 95.8102
persen, maka peubah ROE dapat dijelaskan oleh peubah independen yang terdapat
di dalam model penelitian, sedangkan sisanya 4.1898 persen dijelaskan oleh faktor
lain di luar model.
Pembahasan mengenai pengaruh DAR terhadap ROE, berdasarkan hasil
estimasi tersebut, diperoleh nilai terbaik berikut:
Model 3: ROE= -1.339878 – 0.011584 DAR + 0.050671 SIZE
Peubah DAR memiliki nilai koefisien -0.011584, yang berarti DAR
berpengaruh negatif terhadap ROE. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satu
satuan DAR akan menurunkan ROE 1.1584 persen. Pengaruh negatif DAR
terhadap ROE menandakan bahwa semakin tinggi total hutang perusahaan
subsektor property dan real estate di BEI maka ROE perusahaan akan semakin
menurun. Namun peubah DAR tidak berpengaruh nyata terhadap ROE
menandakan bahwa perubahan pada komponen total hutang terhadap equity
perusahaan tidak memengaruhi profitabilitas perusahaan property dan real estate
di BEI. Dikarenakan beberapa perusahaan property dan real estate memiliki nilai
aset yang tinggi, sehingga pada perusahaan tersebut peningkatan hutang tidak
menurunkan laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis
yang diajukan, sehingga H4 ditolak. Namun ada penelitian yang sesuai dengan hasil
ini, penelitian yang dilakukan Fachrudin (2011) dan Imadudin, Swandari, dan
Redawati (2014) dimana hasilnya DAR tidak berpengaruh nyata dan negatif
terhadap ROE.
Peubah kontrol SIZE mempunyai nilai koefisien 0.050671 yang berarti SIZE
berpengaruh positif terhadap ROE. Hal ini menandakan bahwa peningkatan satu
satuan SIZE akan meningkatkan ROE 5.0671 persen. Perusahaan dengan asset
besar akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam mengunakan assetnya untuk
kegiatan perusahaan. Sehingga perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dan pada akhirnya akan meningkatkan ROE perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sehingga H6 diterima.
20
Pengaruh DER terhadap ROE
Pada Tabel 5 disajikan asil analisis pengaruh DER terhadap ROE dengan peubah
kontrol Size.
Tabel 5 Hasil analisis Data Panel pengaruh DER terhadap ROE dengan peubah
kontrol SIZE
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-1.366245
-0.007428
0.051642
0.174723
0.009177
0.006205
-7.819476
-0.809336
8.322985
0.0000
0.4198
0.0000
R-squared weighted statistic
Prob(F-statistic) weighted statistic
0.959054
0.000000
DER
SIZE
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 5 nilai peluang F-statistic weighted statistic 0.000000 lebih kecil
dari taraf nyata 5 persen. Dengan demikian setidaknya satu peubah berpengaruh
nyata terhadap ROE. Peubah yang berpengaruh nyata terhadap ROE dapat
diketahui dari nilai peluang masing-masing peubah pada uji t-statistic. Peubah SIZE
memiliki nilai peluang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga peubah
tersebut berpengaruh nyata terhadap ROE. Sedangkan peubah DER memiliki nilai
peluang 0.4198 lebih besar dari taraf nyata 5 persen, sehingga DER tidak
berpengaruh nyata terhadap ROE. Nilai R-squared weighted statistic diketahui
bahwa 95.9054 persen peubah ROE dapat dijelaskan oleh peubah independen yang
terdapat di dalam model penelitian, sedangkan sisanya 4.0946 persen dijelaskan
oleh faktor lain di luar model.
Pembahasan mengenai pengaruh DAR terhadap ROE, berdasarkan hasil
estimasi tersebut, diperoleh nilai terbaik berikut:
Model 4: ROE= -1.366245 – 0.007428 DER + 0.051642 SIZE
Peubah DER memiliki nilai koefisien -0.007428, yang berarti DER
berpengaruh negatif terhadap ROE. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satu
satuan DER akan menurunkan ROE 0.7428 persen. Pengaruh negatif DER
terhadap ROE menandakan bahwa semakin tinggi total hutang perusahaan
subsektor property dan real estate di BEI maka ROE perusahaan akan semakin
menurun. Namun peubah DER tidak berpengaruh nyata terhadap ROE menandakan
bahwa perubahan pada komponen total hutang terhadap equity perusahaan tidak
memengaruhi profitabilitas perusahaan yang subsektor property dan real estate di
BEI. Dikarenakan beberapa perusahaan ketika meningkatkan hutangnya membuat
hasil rasio DER semakin tinggi, diimbangi dengan semakin tinggi pendanaan yang
disediakan pemegang saham bagi perusahaan sehingga profitabilitas tidak menurun.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan sehingga H5 ditolak.
21
Peubah kontrol SIZE mempunyai nilai koefisien 0.051642 yang berarti SIZE
berpengaruh positif terhadap ROE. Hal ini menandakan bahwa peningkatan satu
satuan SIZE akan meningkatkan ROE 5.1642 persen. Perusahaan dengan asset
besar akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam mengunakan assetnya untuk
kegiatan perusahaan. Sehingga perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dan pada akhirnya akan meningkatkan ROE perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sehingga H6 diterima.
Analisis Pengaruh Individu
Pada Tabel 6 disajikan pengaruh individu pada perusahaan subsektor Property dan
Real Estate
.
Tabel 6 Pengaruh individu perusahaan subsektor Property dan Real Estate
Kode
Perusahaan
MODEL 1
Cross Section
Weight
MODEL 2
Cross
Section Weight
MODEL 3
Cross
Section Weight
MODEL 4
Cross Section
Weight
APLN
ASRI
BAPA
BCIP
BIPP
BKDP
BKSL
BSDE
COWL
CTRA
CTRP
CTRS
DART
DILD
DUTI
ELTY
FMII
GMTD
GPRA
JRPT
KIJA
LAMI
LCGP
LPCK
LPKR
MDLN
MKPI
OMRE
PWON
RBMS
RDTX
SCBD
SMDM
SMRA
-0.057370
-7.430000
0.074151
0.055597
0.011637
-0.064711
-0.065015
-0.016919
0.022155
-0.051798
-0.037800
-0.003823
-0.027203
-0.036351
-0.002762
-0.112957
-0.012291
0.074559
0.017017
0.024838
-0.038752
0.063025
-0.026168
0.084297
-0.062794
0.021618
0.075289
0.058033
0.027513
-0.021039
0.090088
0.010909
-0.056049
-0.016852
-0.055512
0.002360
0.074863
0.056567
0.014398
-0.067023
-0.068637
-0.022610
0.024121
-0.055117
-0.041232
-0.004721
-0.025946
-0.040347
-0.006459
-0.117766
-0.013377
0.091431
0.015170
0.025194
-0.042392
0.065452
-0.022751
0.087775
-0.065092
0.019383
0.072033
0.056013
0.030097
-0.017560
0.088668
0.007938
-0.058108
-0.006809
-0.095504
0.023830
0.122130
0.090423
-0.035653
-0.097705
-0.117688
-0.048649
0.041372
-0.088304
-0.075077
-0.000822
-0.062766
-0.076025
-0.031284
-0.204906
-0.016968
0.195291
0.019240
0.060628
-0.080513
0.112313
-0.018673
0.174965
-0.104435
0.044643
0.100552
0.083285
0.070253
0.003524
0.102134
-0.004707
-0.092816
0.007911
-0.095300
0.024793
0.124403
0.091919
-0.033309
-0.098393
-0.120259
-0.051616
0.043076
-0.090522
-0.077203
-0.001205
-0.062358
-0.077874
-0.033750
-0.207258
-0.016654
0.202326
0.019447
0.061176
-0.081758
0.114392
-0.018566
0.176818
-0.106099
0.044259
0.099339
0.083064
0.071349
0.004601
0.101059
-0.006673
-0.094495
0.011273
Sumber: Data diolah (2016)
22
Tabel 6 menunjukkan pengaruh individu pada setiap model penelitian,
terdapat 34 perusahaan subsektor property dan real estate di BEI yang menjadi
contoh penelitian. Nilai pengaruh individu setiap perusahaan pada tiap model
penelitian itu berbeda-beda. Jika perusahaan memiliki nilai pengaruh individu
tertinggi, dapat dikatakan bahwa ketika peubah lain bernilai nol atau tetap , kinerja
keuangan perusahaan yang diwakili oleh ROA atau ROE tertinggi dimiliki oleh
perusahaan tersebut.
Nilai pengaruh individu tertinggi pada model 1 dimiliki oleh Roda Vivatex
Tbk. (RDTX) dengan nilai cross section weight 0.090088, dengan demikian pada
model 1 Roda Vivatex Tbk. memiliki ROA tertinggi dan mencerminkan kinerja
keuangan yang baik diukur berdasarkan ROA. Nilai pengaruh individu tertinggi
pada model 2 dimiliki oleh Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD)
dengan nilai cross section weight 0.091431, dengan demikian pada model 2 Gowa
Makassar Tourism Development Tbk. memiliki ROA tertinggi dan mencerminkan
kinerja keuangan yang baik diukur berdasarkan ROA. Nilai pengaruh individu
tertinggi pada model 3 dimiliki oleh Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
(GMTD) dengan nilai cross section weight 0.195291, dengan demikian pada model
3 Gowa Makassar Tourism Development Tbk. memiliki ROE tertinggi dan
mencerminkan kinerja keuangan yang baik diukur berdasarkan ROE. Nilai
pengaruh individu tertinggi pada model 4 dimiliki oleh Bekasi Asri Pemula Tbk.
(BAPA) dengan nilai cross section weight 0.124403, dengan demikian pada model
4 Bekasi Asri Pemula Tbk. memiliki ROE tertinggi dan mencerminkan kinerja
keuangan yang baik diukur berdasarkan ROE.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan penelitian ini, implikasi manajerial dari penilitian ini adalah
perusahaan subsektor property dan real estate perlu menjaga struktur modal
perusahaannya, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal yang
diproyeksikan oleh DAR dan DER berpengaruh nyata dan negatif terhadap ROA.
Sehingga semakin tinggi proporsi pendanaan yang bersumber dari hutang, maka
akan menurunkan ROA.
Penggunaan hutang juga dapat memperkecil biaya pajak yang harus
ditanggung perusahaan. Namun dengan penggunaan hutang yang tinggi dapat
menimbulkan bunga hutang yang tinggi pula, sehingga meningkatkan peluang
ketidakmampuan perusahaan membayar hutangnya. Kewajiban‐kewajiban yang
harus ditanggung perusahaan tersebut nantinya akan berdampak negatif jika tidak
dapat dikendalikan secara baik. Perusahaan perlu memperhitungkan struktur modal
optimum dengan trade off theory, yaitu menemukan keseimbangan antara manfaat
dan biaya dari penggunaan utang. Manfaat dari penggunaan utang berasal dari
penghematan pajak (tax shield), memungkinkan perusahaan untuk mengurangi
pembayaran pajaknya. Adapun biaya atas penggunaan utang bersumber dari biaya
kebangkrutan (bancruptcy cost), biaya keagenan (agency cost), dan biaya yang
terkait dengan informasi tak simetris (asymmetric information). Dimana tingkat
hutang yang optimum tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah yang
maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (financial distress).
23
Pemilihan sumber-sumber pendanaan juga perlu diperhatikan, dengan cara
menetapkan urutan-urutan preferensi keputusan dalam penggunaan pendanaan
perusahaan. Perusahaan sebaiknya memilih sumber pendanaan dengan
menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai
pilihan terakhir sesuai dengan pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.
2.
3.
DAR berpengaruh nyata dan negatif terhadap ROA, serta DER berpengaruh
nyata dan negatif terhadap ROA.
DAR tidak berpengaruh nyata dan negatif terhadap ROE, serta DER tidak
berpengaruh nyata dan negatif terhadap ROE.
Nilai pengaruh individu tertinggi pada model 1 dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk.
(RDTX) memiliki ROA tertinggi dan mencerminkan kinerja keuangan yang
baik diukur berdasarkan ROA. Nilai pengaruh individu tertinggi pada model 2
dimiliki oleh Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD) memiliki
ROA tertinggi dan mencerminkan kinerja keuangan yang baik diukur
berdasarkan ROA. Nilai pengaruh individu tertinggi pada model 3 dimiliki
oleh Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD) memiliki ROE
tertinggi dan mencerminkan kinerja keuangan yang baik diukur berdasarkan
ROE. Nilai pengaruh individu tertinggi pada model 4 dimiliki oleh Bekasi Asri
Pemula Tbk. (BAPA) memiliki ROE tertinggi dan mencerminkan kinerja
keuangan yang baik diukur berdasarkan ROE.
Saran
1.
2.
Perusahaan pada subsektor property dan real estate di BEI sebaiknya
memperhatikan tingkat hutang sebagai pendanaan perusahaan melalui tradeoff antara beban bunga dan penghematan pajak yang timbul dari penggunaan
hutang perusahaan.
Penelitian ini masih memiliki kekurangan, sehingga disarankan bagi penelitian
selanjutnya untuk meneliti pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan rasio kinerja keuangan lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ariefianto MD. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan
EViews. Jakarta (ID) : Erlangga.
Arviansyah, Yandri. 2013. Pengaruh stuktur modal, kinerja keuangan perusahaan,
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (studi empiris pada
perusahaan yang terdaftar di JII periode 2008-2011) [skripsi]. Jakarta (ID):
UIN Syarif Hidayatullah.
Asri, Teuku Nozaldy. 2015. Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Banda Aceh (ID): Universitas Syiah Kuala.
[BI] Bank Indonesia. 2015. BI Rate. [diunduh 20 Maret 2016]. Tersedia pada:
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/data/Default.aspx
[BI] Bank Indonesia. 2016. Laporan Survei Harga Properti Residensial Triwulan
IV
2016.
[diunduh
20
Maret
2016].
Tersedia
pada:
http://www.bi.go.id/id/publikasi/survei/harga-properti-primerpages/Laporan-SHPR-TW-IV-2015.aspx
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis pengaruh struktur modal, ukuran
perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan. 13(1): 37-46.
Fadhilah A. 2011. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia 2005-2009 [Tesis]. Bogor (ID): Manajemen dan
Bisnis Institut Pertanian Bogor.
Fahmi I. 2012. Analisis Kinerja Keuangan.Bandung (ID): Alfabeta.
Firdaus M. 2012. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Data Time Series.
Bogor (ID) : IPB Press
Imadudin, Swandari, dan Redawati. 2014. Pengaruh struktur modal terhadap
kinerja perusahaan. Jurnal Wawasan Manajemen. 2(1).
Juanda dan Junaedi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor
(ID): IPB Press.
Keown, A.J. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh,
Jilid 2. PT. Indeks, Jakarta.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia [tesis]. Denpasar (ID): Universitas
Udayana.
Lesmana R dan Surjanto. 2003. Financial Performance Analyzing. Pedoman
Menilai Kinerja Keuangan untuk Perusahaan, Yayasan, BUMN/BUMD dan
organisasi Lainnya. Jakarta (ID): PT. Elex Media Kmputindo.
Munawar A. 2012. Struktur Kapital Perusahaan Perkebunan di Indonesia,
Kebijakan, Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Dampaknya terhadap
Kinerja Perusahaan [Disertasi]. Bogor (ID) : Manajemen Bisnis Institut
Pertanian Bogor.
Nugroho, Bhuono Agung. 2009. Modul Pelatihan SPSS. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
25
[PRB] Population Reference Bureau. 2015. 2015 World Population Data Sheet
With A Special Focus on Women’s Empowerment. [diunduh 20 Maret 2016].
Tersedia pada: http://www.prb.org/pdf15/2015-world-population-datasheet_eng.pdf
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4 Cetakan
Ketujuh. Yogyakarta (ID): BPFE UGM.
Rosadi, Dedi. 2011. Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan Dengan
R.Yogyakarta (ID): Andi
Sandy IC. 2014. Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perbankan di Indonesia [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Saputra T, Acsani NA, dan Aggraeni L. 2015. The Effect of Capital Structure on
Firm Performance: Empirical Evidence from the Indonesian Financial Industry.
International Journal of Business and Management Invention 4(8): 57-66.
Van Horne JC, Wachowicz JM.2007. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Jakarta (ID): Salemba Empat.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Chow pada setiap model penelitian
Tabel 7 Hasil uji chow model 1
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
5.008867
136.608932
d.f.
Prob.
(33,134)
33
0.0000
0.0000
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 8 Hasil uji chow model 2
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
Cross-section Chi-square
5.170711
139.615815
(33,134)
33
0.0000
0.0000
Sumber : Data diolah (2016)
Tabel 9 Hasil uji chow model 3
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
Cross-section Chi-square
5.362475
143.111080
(33,134)
33
0.0000
0.0000
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 10 Hasil uji chow model 4
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
Cross-section Chi-square
5.384314
143.504614
(33,134)
33
0.0000
0.0000
Sumber: Data diolah (2016)
27
Lampiran 2. Hasil uji Hausman pada setiap model penelitian
Tabel 11 Hasil uji Hausman model 1
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f.
Prob.
12.658864
2
0.0018
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
Random
Var(Diff.)
Prob.
DAR
SIZE
0.096115
0.029604
-0.032323
0.015404
0.000488
0.000040
0.0039
0.0249
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f.
Prob.
12.485235
2
0.0019
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 12 Hasil uji Hausman model 2
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
Random
Var(Diff.)
Prob.
DER
SIZE
0.031496
0.028238
-0.014093
0.015541
0.000039
0.000039
0.0052
0.0418
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f.
Prob.
16.891932
2
0.0002
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 13 Hasil uji Hausman model 3
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
28
Lanjutan lampiran 2
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
Random
Var(Diff.)
Prob.
DAR
SIZE
0.045846
0.052681
0.077578
0.026834
0.001308
0.000108
0.0006
0.0130
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f.
Prob.
18.780294
2
0.0001
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 14 Hasil uji Hausman model 4
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
Random
Var(Diff.)
Prob.
DER
SIZE
0.015563
0.052047
0.021256
0.027449
0.000109
0.000108
0.0004
0.0179
Sumber: Data diolah (2016)
Lampiran 3. Hasil uji normalitas pada setiap model
14
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2014
Observations 170
12
10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
8
6
4
2
0
-0.08
Jarque-Bera
Probability
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
Gambar 7. Hasil uji normalitas model 1
4.08e-19
-0.002170
0.074417
-0.076549
0.037063
0.079550
2.218229
4.508386
0.104958
29
Lanjutan lampiran 3
12
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2014
Observations 170
10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
8
6
4
2
Jarque-Bera
Probability
5.31e-19
-0.000552
0.073308
-0.074692
0.037135
-0.012623
2.169053
4.895367
0.086494
0
-0.06
-0.04
-0.02
0.00
0.02
0.04
0.06
Gambar 8. Hasil uji normalitas model 2
14
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2014
Observations 170
12
10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
8
6
4
2
Jarque-Bera
Probability
-6.53e-19
-0.003148
0.136448
-0.123769
0.061457
0.123637
2.179938
5.196660
0.074398
0
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
Gambar 9. Hasil uji normalitas model 3
14
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2014
Observations 170
12
10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
8
6
4
2
Jarque-Bera
Probability
-6.53e-19
-0.003148
0.136448
-0.123769
0.061457
0.123637
2.179938
5.196660
0.074398
0
-0.10
-0.05
0.00
0.05
0.10
Gambar 10. Hasil uji normalitas model 4
Lampiran 4. Hasil uji multikolinearitas
Tabel 15 Hasil uji multikolinearitas model 1 dan 3
DAR
DAR
1.000000
SIZE
0.280420
SIZE
0.280420
1.000000
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 16 Hasil uji multikolinearitas model 2 dan 4
DER
DER
1.000000
SIZE
0.226369
Sumber: Data diolah (2016)
SIZE
0.226369
1.000000
30
Lampiran 5. Hasil pengujian model
Tabel 17 Hasil pengujian model 1
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-0.736828
-0.062845
0.028576
0.109335
0.017914
0.003873
-6.739167
-3.508086
7.377642
0.0000
0.0006
0.0000
DAR
SIZE
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.881279
0.850270
0.041623
28.41996
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.125909
0.174986
0.232152
2.050872
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.587891
0.239558
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
0.055121
2.336363
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 18 Hasil pengujian model 2
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-0.775601
0.097881
-7.923915
0.0000
DER
-0.026463
0.005405
-4.896356
0.0000
SIZE
0.029804
0.003455
8.625467
0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
0.915856
0.893878
Mean dependent var
S.D. dependent var
0.137489
0.201739
S.E. of regression
F-statistic
0.041703
41.67182
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.233047
2.063099
Prob(F-statistic)
0.000000
31
Lanjuta lampiran 5
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.594302
0.235831
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
0.055121
2.364891
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 19 Hasil pengujian model 3
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-1.339878
-0.011584
0.050671
0.189284
0.025547
0.006791
-7.078659
-0.453438
7.461212
0.0000
0.6510
0.0000
DAR
SIZE
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.958102
0.947158
0.069017
87.54879
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.243181
0.385775
0.638297
1.964628
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.656353
0.649266
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
0.104084
2.193005
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 20 Hasil pengujian model 4
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
αi
-1.366245
0.174723
-7.819476
0.0000
DER
-0.007428
0.009177
-0.809336
0.4198
SIZE
0.051642
0.006205
8.322985
0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
lll
32
Lanjutan lampiran 5
R-squared
0.959054
Mean dependent var
0.247786
Adjusted R-squared
0.948359
S.D. dependent var
0.398742
S.E. of regression
0.069255
Sum squared resid
0.642704
F-statistic
89.67412
Durbin-Watson stat
1.958601
Prob(F-statistic)
0.000000
Unweighted Statistics
R-squared
0.657109
Mean dependent var
0.104084
Sum squared resid
0.647839
Durbin-Watson stat
2.195951
Sumber: Data diolah (2016)
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Jerry Citra Calvin dilahirkan di Tangerang pada
tanggal 25 September 1994 dari pasangan Ujang Boy Citra dan Masloviah. Penulis
merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar
di Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Hasanah pada tahun 2000 dan lulus pada tahun
2006. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam AlAzhar 10 Kembangan Jakarta dan lulus pada tahun 2009. Jenjang pendidikan
berikutnya penulis tempuh di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 32 Jakarta
hingga tahun 2012. Selepas SMA penulis penulis diterima di Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Undangan.
Selama masa studi di Departemen Manajemen, penulis sangat aktif dalam
kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Pada awalnya penulis menjadi staff magang di
direktorat corporate Centre of Management IPB periode 2012-2013 dan terpilih
sebagai staff magang terbaik. Kemudian penulis menjadi staff direktorat Marketing
Centre of Management IPB periode 2013-2014 dan di tahun berikutnya penulis
mendapatkan amanah sebagai vice president pada Himpunan Profesi Centre of
Management IPB perioe 2014-2015. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan
pada acara-acara yang diselenggarakan di IPB.
Download