HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN

advertisement
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN
PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH
DELANGGU TAHUN 2010
Sri Wahyuni 1), Triana Wulandari 2)
Abstrak : Di Indonesia, angka kematian perinatal berkisar 34 per 1000 kelahiran
hidup (SDKI, 2007). Bayi dengan kelahiran prematur merupakan salah satu faktor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi. Salah satu penyebab
terjadinya persalinan prematur adalah anemia. Prevalensi anemia pada ibu masih
cukup tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT, 2001).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia
dengan kejadian persalinan prematur di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
tahun 2010. Metode penelitian menggunakan Deskriptif Analitik
dengan
rancangan case control dan pendekatan waktu retrospektif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua persalinan prematur yang berjumlah 92 kasus. Sampel
dalam penelitian ini 63 persalinan prematur. Teknik sampling menggunakan
purposive sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi square dengan
program SPSS for Windows Release 16.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
anemia dengan kejadian persalinan prematur di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu tahun 2010 dengan nilai X² hitung = 7,208 dan X² tabel = 3,481 (X²
hitung > X² tabel). Nilai Odds ratio sebesar 2,667 dan nilai p = 0,007 (p<0,05).
Simpulan penelitian ini ada hubungan anemia dengan kejadian persalinan
prematur. Saran bagi tenaga kesehatan, diharapkan dapat melakukan pencegahan
terhadap kasus anemia dengan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil
dan menganjurkan ibu hamil melakukan kunjungan rutin.
Kata Kunci : Anemia, Persalinan Prematur
2
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 1-10
I.
PENDAHULUAN
kehamilan
Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
merupakan
indikator
keberhasilan
menunjukan
nilai
yang
cukup tinggi. Menurut data yang
dikeluarkan
oleh
UNPF
layanan kesehatan di suatu negara. Di
Nations
Indonesia, angka kematian ibu masih
(World Health Organization), UNICEF
sangat tinggi bahkan menempati urutan
(United Nation Children’s Fund) dan
pertama di ASEAN (Association South
Bank Dunia menunjukan bahwa satu
East Asian Nation) yaitu sebesar
wanita meninggal dunia tiap menitnya
228/100.000 kelahiran hidup (SDKI,
akibat masalah kehamilan. Anemia
2007).
dari
karena defisiensi zat besi merupakan
kematian ibu di Indonesia adalah
penyebab utama anemia pada ibu
perdarahan (28%), eklampsia (24%),
hamil dibandingkan dengan defisiensi
dan
zat gizi lain.
Penyebab
infeksi
langsung
(11%).
Sedangkan
penyebab tidak langsung kematian ibu
Population
(United
Fund),
WHO
Badan kesehatan dunia WHO
Health
Organization)
antara lain Kurang Energi Kronis/KEK
(World
pada kehamilan (37%) dan anemia
melaporkan
pada
hamil yang mengalami defisiensi besi
kehamilan
(40%).
Kejadian
bahwa
sekitar
meningkatkan
meningkat seiring dengan pertambahan
terjadinya
usia
yang tidak anemia (SKRT, 2001).
persalinan. Anemia defisiensi zat besi
anemia
adalah
menjelang
lebih cenderung berlangsung di negara
dimana
yang sedang berkembang daripada
merah
negara yang sudah maju. Tiga puluh
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau
enam persen (atau sekitar 1400 juta
massa
tidak
orang) dari perkiraan populasi 3800
mampu memenuhi fungsinya sebagai
juta orang di negara yang sedang
pembawa oksigen ke seluruh jaringan.
berkembang mengalami anemia jenis
Anemia sering dialami oleh bayi,
ini, sedangkan prevalensi di negara
remaja,
maju hanya sekitar 8% (atau sekitar
berkurangnya
kondisi
sampai
semakin
kematian ibu dibandingkan dengan ibu
Menurut Tarwoto (2007; h. 20)
kehamilan
serta
ibu
anemia pada ibu hamil ini akan
resiko
35-75%,
prevalensi
sel
hemoglobin
ibu
menyusui.
hamil,
Angka
darah
sehingga
bersalin
anemia
dan
dalam
Sri Wahyuni, Triana Wulandari, Hubungan Anemia dengan kejadian…
100 juta orang) dari perkiraan populasi
prematur
1200 juta orang.
terjadinya kematian perinatal sebesar
Di Indonesia, prevalensi anemia
pada kehamilan masih cukup tinggi
dapat
3
meningkatkan
65-75%.
Di Indonesia, angka kematian
yaitu sekitar 40,1% (SKRT, 2001).
perinatal
berkisar
Dampak kekurangan zat besi pada
kelahiran
hidup
wanita
dari
Menurut WHO, bayi dengan kelahiran
besarnya angka kesakitan dan kematian
prematur merupakan salah satu faktor
maternal, peningkatan angka kesakitan
resiko yang mempunyai kontribusi
dan kematian janin, serta peningkatan
terhadap kematian bayi khususnya
resiko terjadinya berat
pada masa perinatal. Persoalan yang
hamil
dapat
diamati
badan lahir
rendah (Arisman, 2004; h. 144).
sering
Berbagai upaya telah dilakukan
34
per
(SDKI,
dihadapi
bayi
1000
2007).
prematur,
bersumber pada keadaan prematur
pemerintah untuk mencegah terjadinya
(belum
anemia defisiensi zat besi pada ibu
komponen
hamil. Salah satu upaya tersebut adalah
menyebabkan ia belum mampu untuk
melalui
dasar
hidup di luar kandungan, sehingga
pencegahan anemia defisiensi besi,
sering mengalami kegagalan adaptasi
yaitu 1) Pemberian tablet/suntikan zat
yang dapat menimbulkan morbiditas
besi; 2) Pendidikan dan upaya yang
bahkan
ada kaitannya dengan peningkatan
(Manuaba, 2007; h. 432).
4
pendekatan
asupan zat besi melalui makanan; 3)
Pengawasan
penyakit
infeksi;
4)
sempurna)
dari
tubuhnya
mortalitas
semua
sehingga
yang
tinggi
Menurut Tarwoto (2007; h. 20)
anemia
adalah
kondisi
Fortifikasi makanan pokok dengan zat
berkurangnya
besi (Arisman, 2004; h. 151).
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau
Persalinan
prematur
adalah
massa
sel
dimana
hemoglobin
darah
merah
sehingga
tidak
persalinan yang terjadi pada kehamilan
mampu memenuhi fungsinya sebagai
kurang dari 37 minggu atau dengan
pembawa oksigen ke seluruh jaringan.
berat janin kurang dari 2500 gram
Sedangkan
menurut
Saifuddin
(Saifudin, 2006; h. 300). Menurut
(2006; h. 281) mendefinisikan anemia
Kriebs (2009; h. 328), persalinan
dalam kehamilan adalah kondisi ibu
4
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 1-10
dengan kadar Hemoglobin (Hb) <
Muhammadiyah Delanggu periode 1
11gr% pada trimester 1 dan 3 atau
Januari-31
kadar Hb <10,5gr% pada trimester 2.
sebanyak 1173 persalinan. Populasi
Nilai batas tersebut dan perbedaannya
sampel dalam penelitian ini adalah
dengan kondisi wanita tidak hamil
semua persalinan prematur di RSU
terjadi karena hemodilusi, terutama
PKU
pada trimester 2. (Saifuddin, 2006; h.
periode 1 Januari-31 Desember 2010
281)
yaitu sebanyak 92 kasus dan sebagai
Desember
2010
Muhammadiyah
yaitu
Delanggu
kontrol adalah persalinan normal.
Kemudian
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian deskriptif analitik
untuk
pemilihan
kontrol dilakukan dengan matching
dengan rancangan case control yaitu
yaitu
suatu metode penelitian yang menelaah
karakteristik yang sama dengan kasus
hubungan antara faktor efek dengan
dalam semua variabel yang mungkin
faktor resiko tertentu untuk menilai
sebagai faktor resiko kecuali faktor
berapa besar peran faktor risiko dalam
yang
menimbulkan
dicocokkan adalah umur ibu 20-35
efek
(Sastroasmoro,
memilih
diteliti.
kontrol
dengan
Karakteristik
2008; h. 127). Penelitian dimulai
tahun,
dengan
efek
jumlah kasus dan kontrol adalah 1 : 1.
(kelompok kasus), dan mencari subyek
Setelah dilakukan pemilihan responden
yang tidak mengalami efek (kelompok
didapatkan 63 persalinan prematur
kontrol).
sebagai
mengidentifikasi
Pendekatan
waktu
yang
paritas
I-III.
yang
sampel
Perbandingan
kasus.
digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk sampel kontrol
retrospektif
persalinan normal.
berusaha
(backward
yaitu penelitian yang
melihat
ke
belakang
looking),
artinya
Sedangkan
diambil 63
Dalam penelitian ini teknik sampel
yang
digunakan
adalah
purposive
pengumpulan data dimulai dari efek
sampling yaitu pengambilan sampel
atau akibat yang telah terjadi melalui
dengan cara mengambil subyek bukan
rekam medis (Arikunto, 2010; h. 47).
didasarkan atas strata random atau
Populasi target pada penelitian ini
adalah semua ibu bersalin di RSU PKU
daerah
tertentu
tetapi atas
atau
adanya
pengambilan
tujuan
sampel
Sri Wahyuni, Triana Wulandari, Hubungan Anemia dengan kejadian…
5
dengan pertimbangan (Arikunto, 2006;
didalamnya berisi nama ibu, umur ibu,
h. 32)
umur kehamilan, paritas, kadar Hb, dan
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian
ini
adalah
berat badan bayi.
dengan
Analisa
data
hasil
penelitian
menggunakan data sekunder dengan
dilakukan dengan analisis univariat,
menggunakan lembar observasi yang
bivariat menggunakan uji chi square.
III. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
1. Hasil Penelitian
Karakteristik yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi : umur ibu
antara 20-35 tahun, paritas ibu multipara 52,4%, berat badan bayi <2500 gr
adalah 43,7% dan >2500 adalah 56,3%, anemia dan tidak anemia yaitu 54,8%
dan 45,2%.
A. Hubungan Anemia Pada Ibu Bersalin dengan Kejadian Persalinan Prematur
di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hubungan Anemia pada Ibu Bersalin dengan
Kejadian Persalinan Prematur di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
Jenis Persalinan
Prematur
Kadar
Hb
Anemia
Tidak
Anemia
Jumlah
Normal
Jumlah
X²
f
%
42
21
60,9
36,8
63
50
f
%
f
P
OR
CI 95%
%
27 39,1 69 100 7,208 0,007 2,667 1,294
36 63,2 57 100
sampai
5,497
63 50 126 100
Sumber : Data sekunder RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, 2010
Berdasarkan tabel diatas, setelah
7,208 sedangkan nilai X² tabel = 3,481
dilakukan uji statistik dengan Chi
(X² hitung > X² tabel) dengan p =
square diperoleh hasil nilai X² hitung =
0,007 (p<0,05) yang artinya bahwa
6
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 1-10
hipotesis nol (Ho) ditolak dan (Ha)
lain termasuk kesiapan mental sang
diterima atau terdapat hubungan yang
ibu.
bermakna antara anemia pada ibu
Pada penelitian ini, ditemukan hasil
bersalin dengan kejadian persalinan
bahwa
prematur.
prematur, 30 kasus (47,6%) terjadi
Nilai odds ratio (OR) = 2,667
pada
dari
63
kasus
kelompok
ibu
persalinan
yang
baru
dengan CI 95% 1,294 sampai 5,497
melahirkan satu kali (primipara) dan
menunjukkan bahwa ibu bersalin yang
33
mengalami anemia mempunyai resiko
kelompok ibu yang melahirkan kedua
2,667 kali lipat mengalami persalinan
kali
prematur daripada ibu bersalin yang
Paritas adalah status seorang wanita
tidak mengalami anemia.
sehubungan dengan jumlah anak yang
kasus
atau
(52,4%)
terjadi
seterusnya
pada
(multipara).
pernah dilahirkan (Hincliff, 2002).
Syamsuri (2006) mengatakan bahwa
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
paritas merupakan salah satu faktor
diketahui bahwa semua responden
pencetus
berada pada kelompok umur 20-35
prematur. Pada primipara mempunyai
tahun yaitu sebanyak 126 responden
resiko lebih rendah untuk terjadinya
(100%),
persalinan
hal
tersebut
dikarenakan
karakteristik responden diambil hanya
dari kelompok umur tersebut. Menurut
Wiknjosastro
prematur
apabila
dibandingkan dengan multipara.
Penelitian
ini
juga
didukung
berdasarkan hasil penelitian Istiyarsi
tahun adalah umur reproduktif, pada
(2000) bahwa paritas lebih dari 2
umur tersebut seorang wanita sudah
(multipara) mempunyai resiko 10,2
siap
dan
kali lipat untuk mengalami persalinan
menyusui. Menurut hasil penelitian
prematur. Menurut Barends (2005)
Yulianto (2004), umur terbaik untuk
bahwa paritas meningkatkan resiko
hamil dan melahirkan adalah umur 20
kematian perinatal sebesar 1,91 kali.
hamil,
umur
persalinan
20-35
untuk
(2005),
terjadinya
bersalin
sampai 35 tahun. Keadaan ini sangat
Sedangkan
berat
resiko
badan
bayi
berkaitan dengan proses pematangan
meningkatkan
kematian
organ-organ reproduksi serta kesiapan
perinatal sebesar 4,59 kali. Paritas 1
Sri Wahyuni, Triana Wulandari, Hubungan Anemia dengan kejadian…
7
dan paritas lebih atau sama dengan 4
prematur, ibu bersalin yang mengalami
mempunyai
anemia sebanyak 42 orang (66,7%) dan
resiko
lebih
besar
dibanding paritas 2 dan 3.
yang
Dari 63 kasus persalinan prematur,
tidak
sebanyak
mengalami
21
anemia
orang
(33,3%).
terdapat 55 kasus (87,3%) dengan berat
Sedangkan dari 63 kasus persalinan
badan bayi < 2500 gram dan 8 kasus
normal
(kelompok
(12,7%) dengan berat badan bayi ≥
bersalin
yang
2500 gram. Data tersebut menunjukkan
sebanyak 27 orang (42,9%) dan yang
bahwa pada kasus persalinan prematur,
tidak mengalami anemia sebanyak 36
kebanyakan bayi mempunyai berat
orang
badan < 2500 gram.
menunjukkan
Manuaba
(2007)
menyatakan
bahwa dalam aliran nutrisi, oksigen,
penting
untuk
dapat
mengalami
(57,1%).
Data
bahwa
ibu
anemia
tersebut
ibu
anemia
cenderung akan mengalami persalinan
prematur.
Lone et al (2004), menyatakan
dan lain-lainnya, plasenta memegang
peranan
kontrol),
bahwa kadar hemoglobin maternal
mencukupi segala kebutuhan janin,
yang
sehingga tumbuh kembang janin dapat
peningkatan resiko partus preterm dan
sesuai dengan usia kehamilan dan tidak
BBLR 1,9 kali lebih tinggi diantara
terjadi
persalinan
wanita hamil dengan anemia. Anemia
prematuritas (SMK). Kegagalan aliran
maternal umumnya dianggap sebagai
nutrisi
faktor resiko untuk outcome kehamilan
KMK
atau
sebagai
tumbuh
kembang
menyebabkan
kembang
akibat
plasenta
gangguan
janin
menimbulkan
gangguan
intra
berhubungan
dengan
akan
yang buruk. Pendapat serupa juga
tumbuh
dikemukakan oleh Farrer (2000) bahwa
uterin
hasil
rendah
dan
anemia
selama
kehamilan
persalinan
menyebabkan ibu hamil tidak mampu
prematuritas atau sama untuk masa
untuk menghadapi kehilangan darah
kehamilan
dan
(SMK)
dan
tumbuh
membuatnya
kembang terhambat atau kecil untuk
infeksi.
masa kehamilan (KMK).
menimbulkan
Hasil penelitian lain menunjukkan
bahwa dari 63 kasus
persalinan
Anemia
rentan
juga
hipoksia
persalinan prematur.
terhadap
fetal
dapat
dan
8
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 1-10
Penelitian
ini
juga
didukung
darah (Prawirohardjo, 2008). Kondisi
berdasarkan penelitian yang dilakukan
viskositas darah yang menurun ini
oleh Sarbaini (2004) bahwa ibu dengan
menjadikan aliran darah yang rendah
kadar hemoglobin yang rendah akan
pada ruangan intervillus. Perubahan
mengalami persalinan prematur 3 kali
aliran darah ini menyebabkan beberapa
lebih besar daripada ibu yang memiliki
gangguan transportasi, nutrisi, oksigen
kadar hemoglobin normal.
ke
janin,
sehingga
menyebabkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
gangguan pertumbuhan janin, yang
diketahui bahwa terdapat hubungan
sering berakibat terjadinya berat badan
antara anemia pada ibu bersalin dengan
lahir rendah, yaitu bayi dismatur dan
kejadian persalinan prematur. Hasil ini
prematur (Hudono, 2005).
ditunjukkan dengan nilai X² = 7,208
Penelitian
ini
juga
didukung
dan p = 0,007 (p<0,05). Nilai OR =
berdasarkan hasil penelitian Kustiyanti
2,667, artinya bahwa ibu bersalin yang
(2008), bahwa Karakteristik ibu yang
mengalami anemia mempunyai resiko
mengalami
2,667 kali lipat mengalami persalinan
meliputi, karakteristik usia <20 th atau
prematur daripada ibu bersalin yang
>35 th, paritas >4, kehamilan ganda,
tidak mengalami anemia.
hidramnion, anemia, riwayat penyakit
Menurut Saifuddin (2006), salah
satu penyebab persalinan prematur
adalah anemia. Anemia lebih sering
persalinan
prematur
kronik, solusio plasenta, dan riwayat
persalinan prematur sebelumnya.
Anemia merupakan salah satu
dijumpai dalam kehamilan. Hal itu
defisiensi
disebabkan karena dalam kehamilan
sering dialami oleh wanita hamil.
keperluan
Anemia
akan
zat-zat
makanan
nutrisional
dapat
yang
disebabkan
paling
oleh
bertambah dan terjadi pula perubahan–
beberapa hal misalnya akibat defisiensi
perubahan dalam darah dan sumsum
zat besi, atau faktor lain misalnya
tulang. Darah bertambah banyak atau
kehilangan darah karena perdarahan,
hidremia tetapi
kerusakan
bertambahnya
sel-sel
sel
darah
merah
dan
kurang
produksi sel darah merah tidak cukup.
dibandingkan dengan bertambahnya
Tanda dan gejalanya antara lain pucat,
plasma, sehingga terjadi pengenceran
Sri Wahyuni, Triana Wulandari, Hubungan Anemia dengan kejadian…
lemah lesu, pusing, dan penglihatan
komplikasi
berkunang-kunang.
persalinan.
dalam
kehamilan
9
dan
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada hubungan anemia pada ibu
DAFTAR PUSTAKA
bersalin dengan kejadian persalinan
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta; 2010
prematur
di
Muhammadiyah
RSU
PKU
Delanggu
tahun
2010. Setelah dilakukan analisis data
ternyata
terdapat
hubungan
yang
bermakna antara anemia pada ibu
bersalin dengan kejadian persalinan
prematur. Kesimpulan dari penelitian
ini bahwa hipotesis diterima (Ha
diterima dan Ho ditolak).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat
hubungan
yang
bermakna antara anemia pada ibu
bersalin dengan kejadian persalinan
prematur
di
RSU
Arisman, MB. Buku Ajar Ilmu Gizi,
Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: EGC; 2004
Cunningham, Gary. Obstetri Williams
Edisi 21. Jakarta: EGC; 2009
Farrer, Helen. Perawatan Maternitas.
Jakarta: EGC; 2000
Hidayah, Sri. Pengaruh Anemia
terhadap Persalinan di RSUD
dr. Moewardi Surakarta: KTI;
2001
Istiyarsi. Hubungan Paritas dengan
Kejadian Persalinan Prematur
di
Kabupaten
Purworejo.
Yogyakarta: KTI; 2004
Jensen,
PKU
Muhammadiyah Delanggu tahun 2010
dengan nilai X² hitung = 7,208 dan X²
tabel 3,481 (X² hitung > X² tabel). Ibu
bersalin
yang
mengalami
anemia
mempunyai resiko 2,667 kali lipat
lebih tinggi mengalami persalinan
prematur daripada ibu bersalin yang
tidak mengalami anemia (nilai OR =
2,667).
Bagi
pelayanan
kesehatan
diharapkan dapat melakukani upaya
pencegahan
dan
penanganan
Bobak.
Buku
ajar
Keperawatan Maternitas edisi
4. Jakarta: EGC; 2004
M. Buku Saku Asuhan
Kebidanan Varney Edisi 2.
Jakarta: EGC; 2009
Kustiyanti. Karakteristik Ibu yang
Mengalami
Persalinan
Prematur di Unit Pelayanan
Tingkat Daerah Rumah Sakit
Daerah Kota Surakarta. 2008
Kriebs,
Liewellyn, Derek Jone. Dasar-dasar
Obstetri dan Ginekologi Edisi
6. Jakarta: Hipokrates; 2002
Manuaba, IGB. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC; 2007
10
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 1-10
Marsianto. Menanti Buah Hati.
Jakarta: Media Presindo; 2003
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri
Jilid 4. Jakarta: EGC; 2002
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta; 2002
.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta: 2010
Oxorn, H. Ilmu Kebidanan Patologi
dan
Fisiologi
Persalinan.
Jakarta: Yayasan Essentia
Medica; 2003
Saifuddin.
Pelayanan
Kesehatan
Maternal
dan
Neonatal.
Jakarta: YBPSP; 2006
Sarbaini.
Hubungan
Kadar
Hemoglobin dengn Kejadian
Persalinan Prematur di RSUD
dr. Moewardi. Surakarta: KTI;
2004
Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke-3. Jakarta: Sagung
Seto; 2008
Sudoyo dkk. Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta; 2007
Susilowati, Dessi. Hubungan antara
Anemia pada Ibu Hamil dengan
Insidensi Asfiksia Neonatorum
di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu. Klaten: KTI; 2009
Syafruddin. Kebidanan Komunitas.
Jakarta: EGC; 2009
Tarwoto, Ns. Buku Saku Anemia Pada
Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan.
Jakarta:
Trans Info Media; 2007
Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan.
Jakarta:
YBPSP;
2008
Download