Metabolic respons to radiation therapy in cancer patients

advertisement
Curriculum Vitae
Nama
: dr. Christina Hari Nawangsih Prihharsanti
Sp.Rad , (K)Onk.Rad
Tempat, tgl lahir
: Klaten, 24 April
Tugas
: Staff Pengajar FK Undip / RSUP dr. Kariadi
Alamat rumah
: Jl. Kyai Saleh atas No 94 Semarang
Alamat e-mail
: [email protected]
Pendidikan Bergelar
2006 – 2009 Konsultan Onkologi Radiasi di RSUP Cipto Mangunkusumo
1999 – 2003 Spesialis Radiologi, FK Undip Semarang
1984 – 1992 Dokter, FK Undip
Pengalaman Kerja
Spesialis Radiologi, konsultan Onkologi Radiasi
Staff Pengajar FK Undip / SMF Radiologi RSUP dr. Kariadi
Spesialis Radiologi
Dokter di RS. St. Elisabeth Semarang
Dokter Puskesmas Cawas I Kab Klaten
Metabolic respons to radiation
therapy in cancer patients
Christina Hari Nawangsih P
Onkologi Radiasi
Radiologi FK Undip – RSUP dr. Kariadi
Kanker: obesitas, diabetes dan dislipidemia
Jenis Kanker Obesitas
Obesitas dan DM tipe 2
Gastro-
Kolorektal
intestinal
Dislipidemi
Gaster, kardia
Esofagus
Adenokarsinoma
Kolangiokarsinoma
Pankreas
Ginekologi
Payudara
Payudara
Endometrium
Adenokarsinoma leher rahim
Hematologi
Limfoma sel B
Non Hogdkin-
Multipel mieloma
limfoma
GinjalInt. J. Biol. Sci. 2011; 7(7):1003-1015
Renal cell
Urologi
Prostat
Paru
Paru
Int. J. Biol. Sci. 2011; 7(7):1003-1015
Pengelolaan Kanker
Kemoterapi
Hormonal terapi
Radioterapi
Targeted terapi
60% - 70% memerlukan radioterapi
Apakah radioterapi?
Apakah
Radioterapi??
Pengelolaan penyakit
tumor ganas (dan
sebagian jinak)
dengan menggunakan
Radiasi Pengion.
Apakah radioterapi?
Pengobatan
menggunakan sinar
pengion berenergi tinggi
atau partikel untuk
mematikan sel kanker
dan penyebaran
disekitarnya serta
mencegah rekurensi
apabila sudah dioperasi.
LATAR BELAKANG BIOLOGIK DAN
FISIKA RADIASI
Ionization
Direct effect
(DNA), G2/M
Proliferation
Indirect effect
(H2O) Free radicals
Angiogenesis
SSB / DSB (SINGLE/DOUBLE STRAIN BREAK)
P53 (G1 Block)
Repair genes
Apoptosis
Proliferation
Therapeutic Ratio
BIOLOGIC
TREATMENT
Tujuan Radioterapi:
Mematikan jaringan kanker sebanyak
banyaknya, tetapi cedera yang timbul
pada jaringan sehat diusahakan
seminimal mungkin (rasio terapeutik)
• Radioterapi dapat diberikan sebagai
pengobatan tunggal sebelum atau setelah
operasi untuk mencegah rekurensi paska
operasi.
• Target terapi radiasi pada lokal lesi atau
lokoregional sesuai diagnosis, stadium dan
hasil pemeriksaan histopatologi.
• Radiasi diberikan bersamaan dengan
kemoterapi sebagai radiosensitizer 
meningkatkan respon terapi.
Jenis Radiasi
• Radiasi eksterna:
Meliputi tumor dan kelenjar getah bening
sekitarnya.
Dosis terbagi.
• Brakiterapi
Radiasi dosis tinggi pada tumor/tumor bed.
Tujuan Radioterapi
Not more
than a low
specified
dose
Treated volume
OAR
CTV
As much dose as possible
An adequate dose
GTV
No dose
(if possible)
PTV is a geometrical concept to
make sure the objectives are met
Indonesia 2011
IAEA Training 2D to 3D CRT
Dosis Radiasi
• Total Dosis: 30 Gy – 70 Gy.
Radiosensitif – Radioresisten.
• Dosis Terbagi, selama 3 – 7 minggu.
• Dosis Konvensional: 2 Gy / Fraksi / Hari
• Pemberian 5X/minggu.
KANKER TERBANYAK
GLOBOCAN
Laki-Laki
Patologi,
Laki-laki
GLOBOCAN
Perempuan
Patologi,
Perempuan
Paru
Nasofaring
Payudara
Leher rahim
Kolorektal
Prostat
Kolorektal
Payudara
Nasofaring
Kolorektal
Leher rahim
Ovarium
Hati
Limfoma
Paru
Kolorektal
Prostat
Kulit
Ovarium
Kulit
Kanker terbanyak yang dilakukan radioterapi
di RSUP dr. Kariadi Tahun 2010-2015
1400
Kanker
1200
1000
KPD
800
600
KLR
400
200
KNF
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Data kunjungan pasien di Radioterapi RSDK
Gangguan Metabolik – Pengobatan Kanker
• Operasi
Malnutrisi pre operasi memperburuk
pemulihan dan penyembuhan luka atau
komplikasi infeksi.
Keberhasilan terapi
Interval operasi dan radioterapi
• Pengelolaan penyakit keganasan atau kanker
saat ini tidak hanya dituntut kurabilitas, terapi
kualitas hidup pasien juga menjadi
pertimbangan, baik selama pengobatan
maupun setelah usai pengobatan.
• Kemoradiasi dapat meningkatkan lokal
kontrol, namun demikian toksisitasnya juga
lebih tinggi dibandingkan dengan radiasi saja.
• Kemoradiasi merupakan terapi standar
keganasan kepala-leher, gastrointestinal, paru
dan leher rahim.
Efek Samping Radioterapi
• Dehidrasi sering terjadi pada pasien yang
dilakukan radioterapi, terutama pasien
kanker kepala leher 
xerostomia, mukositis, dysgeusia, dysphag
ia dan odynophagia  kesulitan
mendapatkan kecukupan asupan cairan
oral.
• Radioterapi kanker leher
rahim, rektum, gaster dan pankreas dapat
menimbulkan efek samping mual, muntah
Efek samping radiasi dibandingkan
kemoradiasi kanker kepala leher
Gangguan Metabolik – Pengobatan Kanker
Efek samping tergantung  Dosis total, total
lama waktu pemberian radiasi dan lokasi/area.
• Orofaringeal:
Gangguan rasa dan
kecap, xerostomia, mukositis, odynophagia, d
ysphagia, fatigue, osteoradionekrosis dan
trismus.
“Ikram dkk meneliti 145 pasien kanker
nasofaring yang terhenti sementara waktu
radiasi ≥21 hari dibandingkan yang radiasinya
tidak tertunda, lokal kontrolnya lebih buruk dari
pada pasien yang tidak tertunda (34% vs. 67%).
Halperin, Edward C. “Perez & Brady's Principles and Practice of Radiation Oncology.”
iBooks.
….Gangguan Metabolik – Pengobatan Kanker
• Leher bagian bawah dan mediastinum:
Esophagitis, odynophagia, esophageal
reflux, nausea atau vomitus.
Long-term side effect: esophageal
fibosis, stenosis, nekrosis, pneumonitis dan
fibrosis paru.
Gangguan Metabolik – Pengobatan Kanker
• Pelvis:
Diare, maldigesti, malabsorbsi, obstruksi, colitis,
strikture, sistitis, hematuris, fistula atau ulkus.
Enteritis radiasi dapat timbul dalam 2 – 3
minggu saat menjalani radioterapi atau
efek samping kronis setelah beberapa
minggu, bulan atau tahun selesai
menjalani radioterapi.
Pada kasus yang berat, dapat terjadi
gangguan malabsorbsi
nutrient, defisiensi
vitamin/mineral, kehilangan cairan dan
penurunan berat badan.
• Radiasi dapat memicu pelepasan sitokin
tumor Irradiation
• Aktivasi tumor-infiltrating T cells sehingga
interferon-g dan tumor necrosis factor-α
(TNF-α) memicu antitumor respon imun.
Halperin, Edward C. “Perez & Brady's Principles and Practice of
Radiation Oncology.” iBooks.
• Radioterapi susunan saraf pusat, baik primer
atau metastase, diperlukan kortikosteroid untuk
mengurangi dampak edema susunan saraf
pusat.
Penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dan
jangka panjang untuk mengurangi efek samping
radioterapi  hiperglikemia.
• Pengelolaan secara multidisiplin dan
komprehensif pada pasien-pasien kanker:
Penetapan diagnosis  penatalaksanaan 
evaluasi paska pengobatan untuk mendapatkan
hasil terapi yang optimal serta mencegah efek
samping.
• Menajemen nutrisi sehubungan dengan dampak
pengelolaan kanker juga menjadi salah satu
penentu keberhasilan pengelolaan kanker.
• Hasil akhir pengelolaan kanker:
Peningkatan harapan hidup & kualitas
hidup.
Download