PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA Ropikul Ala Rahman Mahasiswa STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan secara parsial dan simultan terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rasio likuiditas dan rasio solvabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa investor dalam melakukan investasi memperhitungkan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Sementara itu, secara simultan, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci: kinerja keuangan, return saham, Jakarta Islamic Index ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of financial performance partially and simultaneously to return stock on the Jakarta Islamic Index in Indonesia Stock Exchange in 2010-2012. The method used in this research is multiple regression analysis. The research result indicates that the ratios of liquidity and solvency partially have significant effect on stock returns. It means that investors consider liquidity ratios and solvency ratios in making investment decision. Meanwhile, simultaneously, profitability ratios, liquidity ratios, solvency ratios and activity ratios have no significant effect on stock returns. Keywords: financial performance, stock returns, Jakarta Islamic Index 306 KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 307 PENDAHULUAN Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi investor ataupun calon investor dalam mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan dianalisis untuk memperoleh informasi mengenai kinerja (performance) perusahaan sekarang dan masa depan (alat prediksi). Informasi yang berkaitan yaitu laporan keuangan, sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan. Analisis fundamental adalah usaha untuk memperkirakan kesehatan dan prospek. Kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh dan menghasilkan laba dimasa depan. Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan. Dalam Memprediksi return saham, investor dapat melihat profitabilitas dan likuiditas yang dianalisis melalui laporan keuangan. Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan Syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index. Indeks ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah.Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan merupakan tolok ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indek yang ditujukan dalam Jakarta Islamic Indeks. Peningkatan indek pada Jakarta Islamic Index walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase Indek pada Jakarta Islamic Index lebih besar dari Indek Harga Saham Gabungan. Melihat hal ini, tentu saja bukan hanya mencerminkan penerimaan dan pengakuan dari para investor yang memburu saham-saham yang tergabung dalam indeks Islam, tapi juga menunjukkan betapa saham-saham yang memenuhi kriteria syariah memang lebih mendapat simpati dan diinginkan oleh para investor karena relatif jauh dari risiko. Apabila dikaitkan dengan kondisi ini, maka penetapan Jakarta Islamic Index oleh BEI dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa (event) yang diketahui oleh publik bagi perusahaan tertentu sebagai kelompok perusahaan yang berbasiskan syariah. Hal ini merupakan suatu informasi yang bagus, mengingat kategori syariah dapat menaik-kan citra perusahaan sebagai perusahaan terpercaya. Sehingga diharapkan akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham. Indeks saham merupakan indikator utama yang sering menggambarkan harga saham. Menurut Samsul (2009;179) indeks saham adalah saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Sedangkan saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang disebut emiten. Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable (Samsul, 2009: 270). Untuk menentukan informasi KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 308 publikasi penetapan listing dalam Jakarta Islamic Index sebagai kabar baik atau buruk dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengevaluasinya. Investor mungkin masih membutuhkan informasi yang lainnya untuk mengevaluasi apakah pengumuman penetapan Jakarta Islamic Index ini sebagai kabar baik atau buruk. Akibatnya, reaksi pasar untuk informasi jenis ini terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang.Sebaliknya, pasar dikatakan tidak efisien jika kecepatan penyesuaiannya cukup lama, jika berlarut-larut dan cukup lama, ini menunjukkan indikasi adanya distribusi informasi yang belum simetris (asimetri informasi), yaitu hanya beberapa pihak saja yang mendapatkan informasi tersebut. Pergerakan saham menentukan investor dalam memilih saham yang terbaik. Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran.Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun irrasional. Pengaruh yang sifatnya rasional mencangkup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing atau indek harga saham dari negara lain. Pengaruh yang irasional mencangkup rumor dipasar, mengukuti mimpi, bisikan teman atau permainan harga. Oleh karena itu jika kenaikan atau penurunan berlangsung terus menerus selama beberapa hari, maka hal itu akan diikuti oleh arus balik. Hal itu membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu ada kesalahan yang dinamakan overreaction atau mispriced, jika harga terus naik, akan diikuti dengan penurunan harga dari periode berikutnya (Samsul, 2009:185). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu dari Rosyadi (2011) melakukan penelitian tentang keterkaitan kinerja keuangan harga saham pada perusahaan go publik di Jakarta Islamic Index sedangkan yang akan diteliti oleh peneliti adalah pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham, pada perusahaan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh kinerja keuangan secara Simultan terhadap return saham pada Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Rasio Keuangan Manajemen bertanggungjawab untuk selalu memonitor jalannya operasi perusahaan. Sebagai contoh, para eksekutif keuangan harus mengetahui apakah mereka memiliki likuiditas yang cukup atau tidak, dan mereka harus yakin apakah tersedia dana untuk membayar kewajiban secara tepat waktu. Secara garis besar ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas Rasio Profitabilitas Menurut Arief Sugiono (2009:78) rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhaan dan efisiensi dalam pengolahaan kewajiban dan modal. Jadi profitabilitas KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 309 adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang diperoleh dari modal/dana yang berasal dari pinjaman dan dari modal sendiri yang telah digunakan dalamkegiatan operasional. Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2010:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menurut Kasmir (2011:151) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka penjang apabila perusahaan dibubarkan. Rasio Aktivitas Menurut Harahap (2011:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar efisiensi inves- tasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan. Return Saham Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. pendapatan investasi dalam hal ini meliputi keuntungan jual beli saham Menurut Jogiyanto (2011:109) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return juga dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menguji kaitan antara informasi dalam laporan keuangan terhadap harga saham ataupun return, penelitian di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut. Sari. (2012). meneliti tentang analisis pengaruh DER, ROE, CR dan TATO terhadap return saham. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan CR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap return saham, hanya TATO yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Savitri. (2012). meneliti tentang analisis pengaruh ROA, NPM, EPS dan PER terhadap return saham. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 310 tidak signifikan terhadap return saham, NPM mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham, sedangkan EPS dan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Widodo. (2007) meneliti tentang analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar terhadap return saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa TATO, ITO, ROA, ROE, EPS dan PBV secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham syariah. Sedangkan secara parsial pengaruhnya berbeda-beda. TATO, ROA, ROE dan EPS masingmasing mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham syariah, ITO mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan, dan PBV mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap return saham syariah. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Profitabilitas (X1) Likuiditas (X2) Return Saham (Y) Solvabiltas (X3) Aktivitas (X4) Gambar 1: Kerangka Konseptual Hipotesis Adapun hipotesis secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap return saham. H2: Likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. H3: Solvabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. H4: Aktivitastidak berpengaruh positif terhadap return saham. H5: X1, X2, X3 dan X4 secara simultan mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap return saham. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 30 perusahaan. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu yaitu sebanyak 10 sampel. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tergolong Jakarta Islamic Index. 2. Tahun pengambilan data adalah tahun 2010 sampai 2012 3. Emiten yang datanya dapat diakses melalui Bursa Efek Indonesia. 4. Emiten yang labanya menguntungkan. 5. Emiten yang datanya lengkap. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini berupa rasio keuangan perusahaan yang tampak pada laporan keuangan, harga saham penutupan KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 311 (closing price) tahunan selama periode 2012. b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi atau non kuantitatif. Data ini berupa data-data berupa dokumen yang ada pada Bursa Efek Indonesia. 2. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari: a. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2012 b. Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2012 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tersebut, maka dilakukan: 1. Dokumentasi a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai perkembangan pasar modal di Indonesia pada website Bursa Efek Indonesia b. Mendapatkan data mengenai laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, perkembangan harga saham, dan data lainnya yang digunakan dalam penelitian ini pada website Bursa Efek Indonesia. 2. Studi pustaka a. Mempelajari teori dan referensi yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. b. Pengumpulan data serta berbagai literatur yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan. Analisis fundamental serta pengukuran kualitas pengungkapan informasi keuangan. Definisi Operasional Variabel 1. Return Saham Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukan. Untuk mengukur variable ini, peneliti menggunakan return tahunan dengan metode return total sebagai berikut: Rit Dimana: Rit = return saham Pt0 = harga penawaran (offering price ) periode lalu Pt1 = harga penutupan (closing price) pada periode sekarang Dt = dividen yang dibayarkan sekarang 2. Rasio Profitabilitas a. Return on Asset (ROA) ROA merupakan ukuran profitabilitas perusahaan. Variabel ini diukur dengan rumus: ROA b. Return on Equity (ROE) Rasio ini merupakan indikator penting bagi pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Variabel ini diukur dengan rumus: ROE 3. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 312 dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. a. Current Ratio (CR) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Variabel ini dapat diukur dengan rumus : CR b. Quick Ratio (QR) Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Variabel ini dapat diukur dengan rumus: QR 3. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. a. Debt to Equity Ratio Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. Variabel ini dapat diukur dengan rumus: DER b. Debt To Asset Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Variabel ini dapat diukur dengan rumus: DAR 4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan kemampuan aktiva yang dimiliki. a. Total Assets Turn Over Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan (Ang, 1997). Variabel ini dapat diukur dengan rumus: TATO b. Inventory Turnover Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas. Semakin cepat inventory terjual, semakin cepat investasi perusahaan berubah dan persediaan menjadi kas (Ang, 1997). Variabel ini dapat diukur dengan rumus: IT HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Variabel kinerja keuangan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu rasio profitabilitas (X1), rasio likuiditas (X2), rasio solvabilitas (X3) dan rasio aktivitas (X4) dan return saham (Y). KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 313 Tabel 1. Perkembangan Laba Setelah Pajak ( EAT ) Nama Perusahaan PT.Astra Agro Lestari PT.Aneka Tambang PT.BW Plantation PT.Bakrieland PT.Indocement Tunggal Prakasa PT.Lippo Star Pacific PT.Bukit Asam PT.London Sumatra PT.United Tractors PT.Unilever Indonesia Tahun 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 EAT 2.016.780 2.405.564 2.346.203 1.683.399.992 1.927.889.549 2.993.114.982 243.587.564 320.388.173 222.177.277 178.704.601 19.155.742 1.202.114.554.838 2.832.736 3.366.891 3.608.220 326.27 200.727 430.625 2.008.891 3.085.836 2.195.574 167.879 393.859 299.126 3.872.931 3.759.218 3.755.016 3.386.970 4.163.369 4.839.277 Perubahan Naik / Turun 388.784 naik -59.361 turun 244.489.557 naik 1.065.225.433 naik 76.800.609 naik -98.210.896 turun 15.954.885.193 turun 1.182.958.812.171naik 534.155 naik 241.329 naik -125.543 turun 229.898 naik 1.076.945 naik -890262 turun 225.980 naik -94.733 turun -113.713 turun - 4.202 turun 776.399 naik 675.908 naik Hasil Uji Validitas Data Hasil uji validitas data dapat ditampilkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Data Return Saham RP RL RS RA Mean 0.3987 1.6982 0.21170 223.249 N 30 30 85.500 83.7300 30 3.9040 4.4770 546.407 119.664 30 30 Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian yang terdiri dari variabel terikat (return saham) dan variabel bebas (rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan Std. Deviation rasio aktivitas), data yang dimasukkan dengan jumlah 10 sampel dari indeks saham selama periode 2010 sampai 2012 (3 tahun) sehingga mendapatkan N sebanyak 30 adalah valid. KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 314 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya dengan dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2010) seperti yang dikutip dari Raona (2002: 52) yaitu sebagai berikut ini. 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafiknya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Diagram normal plot dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Normal P-P Plot 2.094 atau berada pada rentang +2. Berdasarkan Gambar 2, dapat Santoso dalam Raona (2002) mengadilihat bahwa data menyebar disekitar takan bahwa pada rentang -2 sampai garis diagonal dan mengikuti arah di+2, tidak terdapat autokorelasi. agonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang akan diuji memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi diUji Autokorelasi temukan adanya korelasi antar variaUji autokorelasi bertujuan untuk bel bebas. Ghozali (2009) mengemenguji apakah dalam suatu model mukakan bahwa salah satu cara untuk regresi terdapat korelasi antara kesamengetahui ada tidak problem multilahan pengganggu pada periode t dekolinieritas maka dapat dilakukan dengan kesalahan pada periode t sebengan melihat pada nilai VIF dengan lumnya. Model regresi yang baik adasyarat variabel-variabel tersebut harus lah regresi yang bebas dari gejala aumemiliki nilai di bawah 10 dan memtokorelasi. Dalam pengujian ini angka punyai tolerance di atas angka 0.10. Durbin Watson menunjukkan nilai KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 315 Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance RP 0.621 RL 0.849 RS 0.668 RA 0.848 VIF 1.611 1.496 1.178 1.179 Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari asumsi klasik karena terlalu bervariasinya nilai data yang diteliti. Untuk menguji ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan ketentuan sebagai berikut. Keterangan Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 3.. Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini sebagaimana yang tampak pada gambar diatas t ditemukan bahwa polanya menyebar dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas Pengujian Hipotesis Metode pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda dengan hasil analisis regresi sebagai berikut. KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 316 Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel (constant) Profitabilitas Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Model Y R – Square Adjusted R2 Sig. F α N Koefisien Sig. 0.047 2.620 0.263 0.726 -0.371 0.001 0.067 0.231 0.002 0.019 0.881 9.716e-5 0.110 -1.943 -9.785E0,263 + 0,001 RP + 0,002 RL + 9,716 RS – 9,785 RA 0.656 0,382 0.183 0,1 30 Berdasarkan dari Tabel 4 persamaan regresi yang diperoleh adalah: Return Saham = 0,263 + 0,001 RP + 0.002 RL + 9,716 RS – 9,785 RA Dari persamaan regresi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio aktivitas memiliki hubungan yang searah dengan return saham, artinya setiap kenaikan return saham sebesar Rp.1,- akan menyebabkan peningkatan rasio profitabilitas sebesar Rp.0,001, sedangkan untuk rasio aktivitas mengalami penurunan sebesar Rp. 0,002. Rasio likuiditas dan solvabilitas memiliki hubungan yang searah dengan return saham. Setiap kenaikan return saham sebesar 1,- angka akan menyebabkan kenaikan rasio Solvabilitas sebesar 9,716 angka.Dan rasio Likuiditas sebesar 0,002 angka. Dimana Nilai Adjusted R-square menunjukkan nilai 0,382 artinya perubahan return saham dijelaskan oleh model yang dimasukkan dalam regresi sebesar 38,2%. Sedangkan sisanya sebesimultan (uji F), dimana pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan analisis kinerja keuangan dalam mempengaruhi return saham secara bersama-sama. Tingkat signifikansi 0.183, mengindikasikan bahwa hipote-sis alternatif yang diajukan tid- t-value sar 62,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk di dalam penelitian. Uji t Secara Parsial Hipotesisnya adalah bahwa dari hasil pengujian secara parsial (uji t) ditentukan bahwa rasio likuiditas dan rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham.Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi variabel pada rasio likuiditas sebesar 0,067 dan pada rasio solvabilitas sebesar 0.019 yang lebih rendah dari tingkat signifikansi yang ditolerir yaitu 0.1. Sedangkan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi pada rasio aktivitas sebesar 0.110 yang lebih tinggi dari tingkat signifikansi yang ditolerir. Uji F Secara Simultan Dari hasil analisis regresi pada Tabel 4 digambarkan bahwa secara ak dapat diterima yang mengemukakan bahwa analisis kinerja keuangan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pada dasarnya return saham dipasar modal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantara- KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 317 nya adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fundamental perusahaan. Rasio keuangan secara simultan tidak mempengaruhi return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Sesuai dengan Jogianto (2011: 22) yang menyatakan bahwa return saham dipengaruhi oleh faktor fundamental. Perubahan return saham sangat peka terhadap gejolak indikator makro yang bersifat teknikal yang cenderung lebih dipengaruhi oleh perubahan kondisi pada pasar bursa, dengan kata lain perubahan return saham juga dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti tingkat inflasi, kurs, tingkat suku bunga, valas, volume transaksi dan kondisi lingkungan yang mencakup kestabilan ekonomi dan politik. Secara parsial (uji t), ditemukan bahwa rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Asset dan Return On Equity dan rasio aktivitas yang terdiri dari Total Asset Turnover dan Inventory Turnover tidakberpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan rasio likuiditas yang dalam penelitian digunakan Current Ratio dan Quick Ratio dan rasio solvabilitas yang dalam penelitian digunakan Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset Ratio didapatkan hasil rasio ini berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena investor melakukan investasi pada saat ini bukan hanya untuk tujuan jangka pendek melainkan juga untuk jangka panjang, sehingga investor kurang memperhatikan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas karena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya faktor ekonomi pada saat ini. Seperti yang kita ketahui faktor ekonomi pada saat ini sangat berkembang pesat, dimana persaingan juga lebih ketat. Perusahaan ketika mengevaluasi kinerja manajemen apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak, mereka gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan. Dimana hal ini sudah pasti akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan. Berbeda dengan rasio profitabilitas dan rasio aktifitas yang tidak signifikan dalam mempengaruhi return saham. Hal ini disebabkan karena investor melakukan investasi pada saat ini untuk tujuan jangka pendek, sehingga investor kurang memperhatikan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas karena ini dipengaruhi oleh beberapa factor, contohnya faktor ekonomi pada saat ini. Seperti yang kita ketahui faktor ekonomi pada saat ini sangat berkembang pesat, dimana persaingan juga lebih ketat. Perusahaan ketika mengevaluasi kinerja manajemen apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak , mereka gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan. dan juga ini diakibatkan karena adanya faktor-faktor lain dari luar yang menyebabkan kinerja keuangan tersebut berpengaruh negatif. Dimana jika kita melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh krisis global, tantangan yang dihadapi semakin berat dan prospek perusahaan semakin tidak jelas, secara langsung prospek mempengaruhi perilaku pemodal dan kinerja perusahaan, sehingga memberikan batasan yang sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham perusahaan yang dijual di bursa efek. Berbeda dengan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas yang signifikan dalam mempengaruhi return saham. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Dimana hal ini sudah pasti akan berpengaruh terhadap KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 318 usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan. Dari analisis regresi yang dilakukan secara parsial ditemukan bahwa rasio likuiditas dan rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham. berpengaruhnya variabel Return On Asset dan Return On Equity dan variabel Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset Ratio mengindikasikan bahwa investor dalam melakukan investasi memperhitungkan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan secara simultan, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Artinya kemampuan manajemen dan memberdayakan sumber daya perusahaan telah dilakukan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat lebih ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan. Naiknya suku bunga berjangka akibat kebijakan moneter menyebabkan para pemodal mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga perusahaan memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham perusahaan yang dijual di bursa efek. Hal inilah yang menyebabkan kinerja keuangan terkadang tidak signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian secara parsial menemukan bahwa hanya rasio likuiditas dan rasio solvabilitas yang berpengaruh terhadap return saham, sedangkan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian yang diperoleh oleh Raona (2002) yang menemukan bahwa rasio-rasio keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini mempemperkuat teori dan hasil penelitian terdahulutentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. Dalam teori dan penelitian terdahulu banyak menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berasal dari rasio keuangan digunakan oleh investor untuk memprediksi return saham. Hasil dalam penelitian ini dengan faktor-faktor yang terdiri dari rasio aktivitas (TATO dan ITO), rasio profitabilitas (ROA dan ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan rasio Likuiditas (CR dan QR) dan rasio solvabilitas (DER dan DAR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. (EPS dan PBV) menyimpulkan bahwa CR, QR, DER, DAR masing masing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham, sehingga sesuai dengan teori bahwa rasio-rasio tersebut dapat menjelaskan tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. Sedangkan TATO, ITO, ROA, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio Aktivitas digunakan oleh investor untuk memprediksi return saham syariah. Hasil penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya yang merumuskan bahwa variabel dari ra- KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 319 sio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas masuk ke dalam model regresi untuk memprediksi return saham. Investor sebaiknya selalu memperhatikan dan menggunakan informasi tentang kinerja perusahaan (emiten) dari sisi rasio aktivitas dan rasio profitabilitas serta informasi pasar, karena informasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap return saham syariah. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi pada sektor saham khususnya saham syariah. Di samping itu investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar kebijakan perusahaan, seperti faktor makro karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pola perdagangan saham yang pada akhirnya berdampak pada perolehan return. Bagi perusahaan emiten dalam mengendalikan kinerja perusahaan juga harus memperhatikan tentang rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas sahamnya, sehingga perusahaan tersebut senantiasa diperhatikan oleh para investor. Perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan baik akan berdampak pada harga sahamnya akan semakin baik, dengan demikian jika harga saham perusahaan naik maka keuntungan akan dapat dinikmati oleh perusahaan maupun oleh investor. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan di dalam menganalisis pergerakan harga saham dan reaksi investor tidak hanya melihat kinerja keuangan dari laporan keuangan tahunan saja, tetapi juga melihat kinerja keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang dipublikasikan tetapi belum diaudit, misalnya laporan keuangan interim. PENUTUP Kesimpulan 1. Hasil pengujian secara parsial diperoleh bahwa rasio likuiditas dan rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. 2. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan menemukan hasil bahwa rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Sebaiknya untuk penelitian berikutnya peneliti menambah rasio keuangan yang lain seperti rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. 2. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya menambah jumlah sampel dan tahun pengamatan sampel agar dapat lebih menggambarkan perkembangan pengaruh analisis kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang tercatat di BEI, Selain itu juga mempertimbangkan ukuran perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. SemarangAB: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. KINDAI Volume 10 Nomor 4, Oktober – Desember 2014 Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1-8. Jakarta: Rajawali Pres Jogiyanto, H.M. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 7. Yogyakarta: BPFE. Raona, Tri Wahyuni Dharmawati. 2002. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Banjarmasin. Rosyadi. 2011. “Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan go publik di BEJ”. Skripsi. Malang Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sari, Nur Fita. 2012. “Pengaruh DER, ROE, CR dan TATO terhadap Return Saham”. Universitas Diponegoro. Semarang. Savitri, Dyah Ayu. 2012. “Analisis Pengaruh ROA, NPM, EPS dan PER terhadap Return Saham”. Universitas Diponegoro. Semarang. Samsul, Mohamad. 2009. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Gelora Aksara Pratama. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT Grasindo. Widodo, Saniman. 2007. “Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok JII”. Universitas Diponegoro. Semarang 320