Perencanaan Keramba Apung dengan Sistem Ponton yang Dilengkapi Sistem Pemindahan Bibit Oleh : Vazmico Ginataka NRP. 6107030041 Ajar Pratama Adhista NRP. 6107030050 PERENCANAAN DAN KONTRUKSI KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 20 Januari 2010 ABSTRAK Teknik budidaya ikan pada umunya, ketika ikan telah mencapai ukuran tertentu ikan dipindahkan ke keramba yang memiliki mata jaring lebih besar. Keramba terbuat dari pipa galvanis, besi siku, kayu bengkirai, dan drum laminasi. Sistem pemindahan bibit menggunakan sistem puli. Ponton yang digunakan terbuat dari FRP. Keuntungan budidaya dengan keramba yang direcanakan : (1) mengurangi jumlah tenaga kerja menjadi 1 orang; (2) hasil produksi dapat meningkat dari 8,25 ton menjadi 176 ton dalam kurun waktu satu tahun. LATAR BELAKANG Memperhatikan cara pembiakan pada keramba jaring apung tradisional Memperhatikan cara panen pada keramba jaring apung tradisional Membuat sistem pada keramba apung yang dapat memudahkan petani keramba dalam mengelola kerambanya Membuat desain keramba apung yang mampu meningkatkan hasil produksi dan memudahkan petani keramba dalam memanen hasil kerambanya Perumusan Masalah Bagaimana merencanakan keramba apung dengan sistem ponton yang dilengkapi sistem pemindahan bibit? 2. Bagaimana teknik budidaya ikan nila dalam keramba apung dengan sistem ponton yang dilengkapi sistem pemindahan bibit? 3. Berapa jumlah produksi ikan nila yang dapat dihasilkan? 1. Batasan Masalah Objek penelitian perencanaan keramba apung ini berada di waduk Ranu Grati dengan masa budidaya selama 1 tahun. Jenis ikan budidaya yang dikembangkan adalah ikan nila jenis unggul sehingga tidak diperlukan proses penyeleksian ukuran ikan. Pada perencanaan keramba apung ini tidak disertai biaya produksi. TUJUAN PENULISAN 1. 2. 3. Para petani ikan bisa membuat keramba apung dengan sistem ponton yang dilengkapi sistem pemindahan bibit. Para petani ikan dapat mengembangkan teknik budidaya ikan dalam keramba apung dengan sistem ponton yang dilengkapi sistem pemindahan bibit. Mengetahui jumlah produksi ikan dengan memanfaatkan keramba apung dengan sistem ponton yang dilengkapi sistem pemindahan bibit. MANFAAT PENULISAN 1. 2. 3. 4. 5. Memudahkan petani ikan dalam pembudidayaan ikan di keramba apung. Perani ikan dapat melakukan panen tiap bulan setelah pembudidayaan ikan dalam 3-4 bulan. Memberikan informasi pembuatan keramba apung yang lebih modern dan efisien. Masyarakat lebih mencintai perikanan karena sistem pembudidayaan yang lebih praktis. Meningkatkan kualitas perikanan di Indonesia. METODOLOGI START SURVEY LAPANGAN STUDY LITERATUR 1. 2. PERENCANAAN KONSTRUKSI KERAMBA PERHITUNGAN PELAMPUNG DAN PONTON UKURAN KERAMBA PERENCANAAN SISTEM PULI 3. Bagian utama keramba apung Teknik budidaya ikan nila di keramba apung Bahan material yang dapat dimanfaatkan menjadi keramba apung FINISH PEMBAHASAN Membuat model keramba Merencanakan dimensi ponton Merencanakan sistem puli Cara kerja keramba Analisa hasil usaha Membuat Model Keramba Penentuan Ukuran Keramba Dari hasil survey didapatkan beberapa ukuran keramba apung. Dalam perencanaan ini digunakan ukuran keramba dengan ukuran 5 x 5 x 3 (meter). Namun karena faktor estetika maka kedalaman dirubah menjadi 2,5 meter Perencanaan Keramba Bahan material untuk keramba adalah sebagai berikut : Pipa Galvanis Besi Siku Papan Kayu Bengkirai Balok Kayu Bengkirai Teflon Pelapis Anti Karat Drum Jaring Polietilen Bahan material untuk ponton adalah sebagai berikut : Chopped strand mat (CSM/MAT) Woven roving (WR) Resin Katalis Kerangka Keramba dan Pintu Untuk menentukan desain kerangka keramba dan pintu yang sesuai dibutuhkan perhitungan-perhitungan sebagai berikut : Perhitungan berat pintu sliding. Perhitungan tegangan pada konstruksi keramba Sedangkan untuk perhitungan tegangan pada konstruksi keramba meliputi perhitungan pada : Perhitungan pada pipa jalur sliding Pipa penghubung ke rakit titian Gambar Kerangka Keramba Apung Gambar Pintu Sliding Gambar Pergerakan Pintu Sliding Perencanaan Pelampung Dalam tugas akhir ini kami menggunakan drum yang dilaminasi sebagai pelampung, sedangkan dalam menentukan jumlah drum yang dipakai diadakan perhitungan total berat yang harus ditanggung oleh drum tersebut. Macam-macam beban yang ditompang drum tersebut meliputi : Berat jumlah manusia/tenaga kerja Berat kerangka/konstruksi keramba apung Berat pelampung/drum Berat kerangka rakit titian Gambar Pelampung Perencanaan Dimensi Ponton Untuk mementukan dimensi ponton panen, perlu diketahui beban yang ditumpu pada ponton ini. Dalam perencanaan terdapat beberapa pembebanan pada ponton, yaitu : Berat Ikan Berat Konstruksi Sistem Panen/sistem sliding Berat ponton itu sendiri Gambar Ponton Perencanaan Model Puli Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam perencanaan model puli pada keramba apung yang kami kerjakan yaitu : Perhitungan Gaya Gesek Pemilihan Tali Perencanaan Sistem puli Perencanaan Sistem Penggerak Keramba Gambar Pulley Cara Kerja Keramba (animation clip) Analisa Hasil Usaha KERAMBA KONVENSIONAL Pada analisa hasil budidaya berikut, diasumsikan keramba memiliki ukuran dimensi yang sama. Jumlah ikan yang dipanen didapatkan dari padat tebar ikan per meter kubik. (skala budidaya selama 1 tahun) PANEN YA TIDAK JUMLAH HASIL PANEN 1 - √ 0 2 - √ 0 3 - √ 0 4 √ - 11000 5 - √ 0 6 - √ 0 7 - √ 0 8 √ - 11000 9 - √ 0 10 - √ 0 11 - √ 0 12 √ - 11000 BULAN TOTAL HASIL PANEN 33000 Keterangan : Pada keramba konvensional, panen terjadi setelah 4 bulan masa budidaya. Jumlah di atas adalah jumlah ikan per ekor. Apabila target ukuran konsumsi adalah 250 gr/ekor maka total berat ikan yang dihasilkan adalah Total berat ikan = 33000 x 250 = 8250000 gr = 8250 kg = 8,25 ton Jadi total ikan yang dihasilkan adalah 8,25 ton KERAMBA DENGAN SISTEM PEMINDAH BIBIT (skala budidaya selama 1 tahun) BULAN PANEN JUMLAH HASIL PANEN YA TIDAK 1 - √ 0 2 - √ 0 3 - √ 0 4 √ - 2750 5 √ - 2750 6 √ - 2750 7 √ - 2750 8 √ - 2750 9 √ - 2750 10 √ - 2750 11 √ - 2750 12 √ - 2750 TOTAL HASIL PANEN 704000 Keterangan : Pada keramba dengan sistem pemindah bibit, panen terjadi setelah 4 bulan masa budidaya. Hal tersebut terjadi hanya pada awal proses budidaya saja. Setelah itu panen dapat dilakukan secara kontinyu tiap bulan. Jumlah di atas adalah jumlah ikan per ekor. Apabila target ukuran konsumsi adalah 250 gr/ekor maka total berat ikan yang dihasilkan adalah Total berat ikan = 704000 x 250 = 176000000 gr = 176000 kg = 176 ton Jadi total ikan yang dihasilkan adalah 176 ton Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisa data serta perhitungan yang telah dilakukan, maka telah dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil perencanaan didapatkan keramba dengan ukuran 5 x 5 x 2,5 meter dengan kedalaman efektif diasumsikan sebesar 2,2 meter. Bahan material untuk membuat keramba apung adalah pipa galvanis, besi siku, kayu bengkirai, teflon, drum dan jaring polietilen. 2. Ponton yang digunakan terbuat dari bahan FRP dengan dimensi luar 5 x 5 x 0,3 meter dan dimensi dalam 4,5 x 4,5 x 0,3 meter telah mampu digunakan sebagai lifting untuk sistem panen. 3. Dengan menggunakan sistem puli yang dijelaskan pada bab 4 dan landasan gesek dari teflon telah dapat meredam gaya tarik pada tali sehingga tidak diperlukan pemilihan jenis tali yang khusus. Sistem puli tersebut menjadikan pergeseran pintu sliding menjadi selaras dengan membukanya pintu bibit sebesar 113º. 4. Jenis tali yang digunakan adalah tali nylon kuralon mengingat tali jenis ini memiliki beberapa keuntungan apabila digunakan pada daerah yang terkena air dan udara lembab. 5. Dengan menggunakan keramba apung yang dilengkapi sistem pemindah bibit telah didapatkan teknik pembudidayaan ikan baru sebagaimana dijelaskan pada bab 4. 6. Proses pemindahan bibit menjadi sederhana karena cukup dengan memutar winch manual sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan cuma satu orang. 7. Tanpa memperhatikan faktor kematian, hasil produksi dapat meningkat dari 8,25 ton menjadi 176 ton dalam kurun waktu satu tahun. Terima Kasih...