asuhan keperawatan sistem muskuloskeletal - Akper Al

advertisement
05/02/2016
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DGN GANGGUAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Masih ingatkah dgn Sistem MUSKULOSKELETAL....???
Sistem MUSCULOSKELETAL
Musculo --- Otot
Skeletal ---- Tulang/Kerangka
Yg akan di bahas :
Neoplasma (Ca Tulang)
Trauma (Fraktur, dislokasi)
Peradangan/Infeksi (Osteomielitis, rheumatoid artritis, gout)
OL E H :
Degenerasi (osteoporosis)
MASYKUR KHAIR, S.KEP., NS.
NEOPLASMA (CA TULANG)
Neoplasma → tumor atau pertumbuhan yg baru,
CA Tulang → carsinoma yang terjadi pada tulang, pertumbuhantulang yang
tidak normal
NEOPLASMA (CA TULANG)
Osteosarcoma yaitu suatu pertumbuhan yang cepat pada tumor maligna tulang
Osteokondroma yaitu sebagai penonjolan tulang (eksostosis) dengan penutup
kartilago yang berasal dari permukaan eksternal tulang (tumor benigna tulang)
Predileksi tersering pada: lengan atas, tungkai, perbatasan dengan lutut karena
osteosarcoma muncul terutama pada daerah tulang besar dengan rasio
pertumbuhan yang cepat meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi
pada semua tulang.
Ca Tulang........
Ca Tulang........
Etiologi
Patofisiologi
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum diketahui secara jelas tetapi faktorfaktor etiologi yang membantu terbentuknya kanker sudah banyak diketahui yang
disebut bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radio aktif, parasit dan
virus.
Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma)
dari jaringan sel tulang (sarcoma) → sel-sel tulang akan berada pada
nodul-nodul limfe, hati dan ginjal → dapat mengakibatkan adanya
pengaruh aktifitas hematopeotik sum-sum tulang yang cepat pada
tulang → sel-sel plasma yang belum matang/tidak matang akan terus
membelah → terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol
lagi.
Beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan patogenesis terjadinya
osteosarkoma adalah: faktor genetik, lesi tulang jinak (Paget/penyakit tulang,
osteomielitis kronis, displasia fibrosis/perkembangan abnormal tulang,
osteokondroma, dll), riwayat radiasi dan atau kemoterapi, lokasi implan logam.
1
05/02/2016
Ca Tulang........
Ca Tulang........
Pemeriksaan Penunjang
Manifestasi Klinik
Nyeri, bengkak, dan terbatasnya pergerakan, menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada
punggung bawah merupakan gejala yang khas. Hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada
vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel
neoplasma pada sum-sum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsiuria
dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk
sejumlah immunoglobulin/bence jone protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi melalui serum
urin dengan teknik immunoelektrophoresis.
Kecendrungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan utama:
1. Penurunan platelet (trombositopenia)
Foto X-ray
MRI (Magnetic resonance imaging) : Berguna untuk mengetahui ekstensi tumor,
keterlibatan jaringan lunak sekitar (pembuluh darah, saraf, sendi), serta mencari
adanya skip lessions. Skip lession terjadi < 5% pada osteosarcoma.
Foto x-ray thorax/ CT scan : Menyingkirkan adanya metastasis di paru
Bone scan(+) atau PET-CT (optional) : Menyingkirkan adanya metastasis di tulang
Pemeriksaan laboratorium darah (LDH/ALP) : Untuk mengevaluasi status keadaan
umum dan persiapan terapi
2. Tidak berfungsinya platelet
Ca Tulang........
Ca Tulang........
Penatalaksanaan
PROSES KEPERAWATAN
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode
seefektip mungkin :
Pengkajian
Terapi pada osteosarkoma meliputi terapi pembedahan ( limb sparing surgery atau amputasi),
kemoterapi dan radioterapi yang diberikan konkuren ataupun sekuensial sesuai indikasi.
Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
Riwayat Keperawatan : Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien,
kapan terjadinya, biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat
dalam keluarga apakah ada yang menderita kanker, pernah tidaknya terpapar dalam
waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan
Kemotrapi mengurangi masa tumor dengan alkilatin kimotrapi yang komfirmasikan yang
dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi micro
metastatik
Pengkajian fisik : Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri,
bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan.
Analgesik dan narkotik
Riwayat Psikososial : Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi
Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Output urin harus baik (2500-3000ml/hari)
unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah hiperkalsium dan hiperurisemia.
Pemeriksaan diagnostik : periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan
hiperurisemia
Ca Tulang........
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
Pemenuhan nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh
Kurang pengetahuan
Cemas
TRAUMA (FRAKTUR, DISLOKASI)
2
05/02/2016
Fraktur........
FRAKTUR
Klasifikasi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai
dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2007).
Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, ulna, radius dan cruris dst).
Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :
1. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
2. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
3. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).
1. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
2. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
Fraktur........
Fraktur........
Klasifikasi
Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma :
1. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau
langsung.
2. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat
trauma angulasi juga.
3. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.
4. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
5. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
Berdasarkan posisi fraku. Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
Fraktur........
Etiologi
1.
Trauma langsung/ direct trauma. Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian
tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah
tulang).
2.
Trauma yang tak langsung/ indirect trauma. Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam
keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3.
Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/
ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
4.
Kekerasan akibat tarikan otot. Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan
dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan.
Fraktur........
Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan → tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang → terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang → terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh
darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus
tulang rusak → Perdarahan → terbentuklah hematoma di rongga medula tulang
→ Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah → Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel
darah putih → Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan
tulang nantinya
3
05/02/2016
Fraktur........
Fraktur........
Manifestasi Klinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
Faktor Ekstrinsik : adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang
tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat
menyebabkan fraktur.
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan
warna (akibat trauma & perdarahan yg mengikuti fraktur)
Faktor Intrinsik : beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan
daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur.
Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi
(permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). Diagnosis fraktur
bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar-x pasien. Biasanya
pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut.
Fraktur........
Fraktur........
Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi
X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang
cedera.
Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
Pemeriksaan Darah Lengkap
Komplikasi Awal
Kerusakan Arteri
Kompartement Syndrom
Fat Embolism Syndrom (emboli lemak bersirkulasi)
Infeksi
Avaskuler Nekrosis
Shock
Osteomyelitis
Komplikasi Dalam Waktu Lama
Delayed Union (Penyatuan tertunda)
Non union (tak menyatu)
Malunion (penyembuhan tulang tdk normal
Fraktur........
Fraktur........
Penatalaksanaan Medis
PROSES KEPERAWATAN
Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah :
PENGKAJIAN
1. Untuk menghilangkan rasa nyeri (Pembidaian, Pemasangan gips)
2. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur :
Penarikan (traksi); Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau
batang logam pada pecahan-pecahan tulang (ORIF & OREF)
3. Agar terjadi penyatuan tulang kembali
4. Untuk mengembalikan fungsi seperti semula
Keluhan Utama :
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan, Kaji PQRST
Kaji keadaan umum klien
Keadaan Lokal :
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama
mengenai status neurovaskuler (untuk status neurovaskuler → 5 P yaitu Pain
(nyeri), Palor (pucat), Parestesia (sensasi kesemutan, tertusuk, atau terbakar
pd kulit), Pulse, Pergerakan).
4
05/02/2016
Fraktur........
Fraktur........
PROSES KEPERAWATAN.........
PROSES KEPERAWATAN.........
Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
Look (inspeksi). Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
1. Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas
operasi).
2. Birth mark (kelainan kulit)
3. Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
4. Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa
(abnormal).
5. Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
6. Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
Feel (palpasi). Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai
dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang
memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. Yang perlu dicatat adalah:
• Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. CRT → Normal > 3 detik
• Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar
persendian.
• Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau
distal).
Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau
melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan,
maka sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan
terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
Fraktur........
Fraktur........
PROSES KEPERAWATAN.........
Move (pergerakan terutama lingkup gerak).
Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan
menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi
keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam
ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak
(mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
Gangguan pertukaran gas
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan integritas kulit
Risiko infeksi
Dislokasi........
DISLOKASI
Etiologi
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan secara anatomis, atau keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari
mangkuknya.
1. Adanya trauma
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi)
2. Kongenital, sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi
pangkal paha.
3. Patologis, akibat destruksi tulang, misalnya tuberkullosis tulang belakang
5
05/02/2016
Dislokasi........
Dislokasi........
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan
tulang yang berkurang.
3. Dislokasi traumatic : Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak
dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema
(karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga
dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan
terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislokasi Akut : Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri
akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislokasi Kronik
3. Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang
berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.
Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang disebabkan
oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus
atau kontraksi otot dan tarikan.
Dislokasi........
Dislokasi........
Klasifikasi
Klasifikasi..........
Manifestasi Klinis
Patofisiologi
Bila terjadi trauma cukup parah → merusak jaringan ligamentum dan kapsula →
dapat mengalami suatu dislokasi dan pindah dari letaknya semula → Jaringan
saraf dan pembuluh darah yang berdekatan dapat terganggu → kerusakan
vertebra servikalis → medula spinalis dapat mengalami kerusakan atau saraf
untuk muskulus deltoideus dapat terganggu bila ada dislokasi bahu.
Apabila salah satu/beberapa tulang yang berhubungan dengan sendi yang
mengalami dislokasi itu patah → keadaan itu disebut “Dislokasi Fraktur“ dari
pada sendi yang bersangkutan.
Deformitas pada persendian → jika sebuah tulang diraba secara biasa sering terdapat suatu
celah.
Gangguan gerakan → otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
Pembengkakan → pembengkakan dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi
depormitasnya.
Rasa nyeri
Functio Laesa misalnya bahu tidak dapat endorotasi, fleksi dan adduksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi untuk memastikan arah dislokasi dan apakah
disertai fraktur.
Dislokasi........
Penatalaksanaan
Lakukan reposisi segera.
Dgn manipulasi secara hati-hati permukaan sendi diluruskan kembali. Tindakan ini sering dilakukan
anestesi umum untuk melemaskan otot-ototnya.
Dislokasi sendi :
Dislokasi sendi kecil dpt direposisi ditempat kejadian tanpa anestesi. Mis. dislokasi jari (pada
fase shock), dislokasi siku, dislokasi bahu.
Dislokasi sendi besar. Mis. dislokasi panggul memerulukan anestesi umum.
Fisioterapi harus segera mulai untuk mempertahankan fungsi otot & latihan yang aktif dapat
diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh, khususnya pd sendi bahu.
Tindakan pembedahan harus dilakukan bila terdpt tanda-tanda gangguan neumuskular yg
berat/jika tetap ada gangguan vaskuler setelah reposisi tertutup berhasil dilakukan secara lembut.
Pembedahan terbukan mungkin diperlukan, khususnya kalau jaringan lunak terjepit diantara
permukaan sendi.
Persendian tersebut disangga dengan pembedahan, dengan pemasangan gips, misalnya pada sendi
pangkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang teregang.
Dislokasi........
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas dan keluhan utama
Riwayat penyakit lalu
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat masa pertumbuhan
Pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : pengkajian terhadap nyeri (PQRST), adanya
deformitas, adanya fungsio lesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior
bahu.
6
05/02/2016
Dislokasi........
PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PROSES PERADANGAN/INFEKSI
(OSTEOMIELITIS, RHEUMATOID
ARTRITIS, GOUT)
Nyeri akut
Gangguan mobilitas fisik
Osteomielitis..........
OSTEOMIELITIS
Etiologi
Osteomyelitis → infeksi tulang
Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab yang lain
adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus
Osteomyelitis → infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh).
Osteomyelitis → infeksi jaringan tulang yang mencakup sumsum atau kortek
tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis dapat timbul akut
atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik
maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik
adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik.
Luka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengan keganasan dan terapi
radiasi serta luka bakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi tulang. Infeksi
telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis pada rahang
bawah dan tulang tengkorak. Faktur compound, prosedur operasi dan luka tusuk yang dapat
melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis sering
ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan
penuaan.
Osteomielitis..........
Kasifikasi
Patofisiologi
Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :
Osteomyelitis Primer
melalui luka.
Osteomielitis..........
Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung
Osteomyelitis Sekunder
Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui
aliran darah dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran
nafas, genitourinaria furunkel).
Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas :
Osteomyelitis akut
Osteomyelitis kronis
Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Inflamasi
bakteri → metafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin terkena → tulang
terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi didekatnya atau scara
langsung selama pembedahan → reaksi inflamasi awal peningkatan Vaskularisas dan
edema → menyebabkan trombosis → iskemia dan nekrosis tulang → terbentuk abses
tulang → pus mungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga medula atau
menyebabkan abses superiosteal → suquestra tulang yang mati terbentuk →
pembentukan tulang baru dibawah perioteum dan disekitar jaringan granulasi.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih sering
harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam
dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada
umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar.
Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan
lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum
7
05/02/2016
Osteomielitis..........
Manifestasi Klinis
Osteomielitis..........
Pemeriksaan Penunjang
Gejala umum akut seperti demam, toksemia, dehidrasi, pada tempat tulang yang
terkena panas dan nyeri, berdenyut karena nanah yang tertekan kemudian
terdapat tanda-tanda abses dengan pembengkakan
Laboratorium
Peningkatan laju endap eritrosit
Lukosit dan LED meningkat
Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan
Rontgen
Scan tulang, biasanya sebelum rontgen
Biopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab.
Osteomielitis..........
Osteomielitis..........
Penatalaksanaan
PROSES KEPERAWATAN
Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi
PENGKAJIAN
Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20
menit beberapa kali sehari.
Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme
dan memilih antibiotik.
Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam)
atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
Kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera,
infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan melakukan gerakan perlindungan.
Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu.
Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.
Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan
selama 3 bulan.
Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, hangat yang
nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi
sistemik infeksi.
Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik
pertahankan terapi antibiotik tambahan.
Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu
mungkin minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.
Osteomielitis..........
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan beban berat badan
Risiko terhadap penyebaran infeksi, pembentukan abses tulang
Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan
RHEUMATOID ARTRITIS
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang sendi.
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002).
8
05/02/2016
Rheumatoid Artritis..........
Rheumatoid Artritis..........
Etiologi
Rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik
dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial
dari sendi diartroidial (Engram, 1998)
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam
3 bagian, yaitu:
Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan
rhematoid faktor
Faktor metabolik
Infeksi dengan kecenderungan virus
Rheumatoid Artritis..........
Rheumatoid Artritis..........
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Inflamasi → proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi → akan memecah kolagen
sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus → Pannus
akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang → Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi → Otot akan turut terkena
karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif → jaringan granulasi menguat karena
radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer → Kartilago menjadi nekrosis.
Tanda dan gejala setempat
Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas,
kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
Poli artritis simetris sendi perifer
Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan,
siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun
sendi yang lebih besar seringkali terkena juga
Artritis erosif
sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada
pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X
Deformitas
pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas
boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan
kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan
bergerak yang total
Rematoid nodul
merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering
menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,
bentuknya oval atau bulat dan padat.
Kronik Ciri khas rematoid artritis
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago
sangat luas → terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang → tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian → Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Rheumatoid Artritis..........
Manifestasi Klinis.............
Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
1. Stadium sinovitis : Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,
bengkak, dan kekakuan.
2. Stadium destruksi : Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut
diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3. Stadium deformitas : Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis,
berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang
Rheumatoid Artritis..........
Pemeriksaan Diagnostik
Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
Pemerikasaan radiologi : Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang yang khas dan
penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut
Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
9
05/02/2016
Rheumatoid Artritis..........
Rheumatoid Artritis..........
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:
1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk
mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
5. Nutrisi (menjaga BB tetap stabil, seimbang, dang mengkonsumsi makanan sumber nutrisi yg baik buat
sendi, sprt Omega 3)
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai
berikut:
Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi
sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.
Rheumatoid Artritis..........
Rheumatoid Artritis..........
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan : Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada
tungkai. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial : Catat bila
ada deviasi (keterbatasan gerak sendi), Catat bila ada krepitasi, Catat bila terjadi nyeri
saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral : Catat bia ada atrofi,
tonus yang berkurang; Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya (PQRST)
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.
Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan terbatasnya gerakan.
GOUT............
GOUT
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (Depkes,
1992)
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).
Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam
jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin.
Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari
tubuh makhluk hidup.
Etiologi
Diit tinggi purin
Konsumsi minumam beralkohol
Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang ditimbulkanya dapat
menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti : aspirin, diuretik)
Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia
(asam urat serum tinggi).
Gout → primer atau sekunder.
Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan ekskresi asam urat.
Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi
asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
10
05/02/2016
GOUT............
Patofisiologi
GOUT............
Manifestasi Klinis
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam
urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap
dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun
dimulai. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium
urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan,
dan telinga
Rasa sakit yang hebat
Peradangan lokal.
Pasien mungkin juga menderita demam
Jumlah sel darah putih meningkat
Sendi yang bengkak
GOUT............
GOUT............
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus
diingat bahwa banyak obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak
orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi.
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut,
dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai
sarana diagnosis.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut.
Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi
pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol
dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen
urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk
menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di
antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan
anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan
pembedahan
Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejala-gejala
sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat meringankan gejala-gejala
serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu sekali dalam
penentuan diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang
menycolok.
Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1) menemukan
kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menemukan urat dalam endapan tofi.
GOUT............
GOUT............
PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
PENGKAJIAN
◦ Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
◦ Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
◦ kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain.
Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam
keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa
adanya nodul diatas sendi.
Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang
terkait dengan psikososialnya.
Pemeriksaan diagnostik
◦
◦
◦
◦
◦
Asam urat meningkat
Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
Pemeriksaan urin
Rontgen
11
05/02/2016
OSTEOPOROSIS
DEGENERASI (OSTEOPOROSIS)
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total.
Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi
tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan
penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan
mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis........
Osteoporosis........
Etiologi
Patofisiologi
o Determinan Massa Tulang
Faktor genetik
Faktor mekanis
Faktor makanan dan hormon
o Determinan penurunan Massa Tulang
Faktor genetik
Faktor mekanis
Kalsium
Protein
Estrogen.
Rokok dan kopi
Alkohol
Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara
seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling).
Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih
besar dari proses pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang →
Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk
tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula → Pada usia 40-45 th,
baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian korteks
sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda → Pada
pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 % dan
pd wanita 40-50 % → Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian
tubuh seperti metakarpal, kolum femoris, dan korpus vertebra → Bagian-bagian
tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha bagian proksimal dan radius
bagian distal
Osteoporosis........
Patofisiologi.....
Di dlm kehidupan tulang → proses perubahan → tulang memiliki 2 sel, yaitu
osteoklas (menyerap & menghancurkan/merusak tulang) & osteoblas (sel yg
bekerja mmbentuk tulang) → tulang tua & retak → dibentuk kembali. Tulang yg
sdh diserap oleh osteoklas → dibentuk bagaian baru oleh osteoblas yg berasal dr
sel prekursor di sumsum tulang belakang setelah sel osteoklas hilang. Endokrin
mengendalikan proses remodeling → hormon yg mempengaruhi : hormon
paratiroid (reposisi tulang menjadi lbh cpt) & estrogen (reposisi tulang menjadi
lama). Pd osteoporosis → gangguan pd osteoklas → aktifitas sel osteoklas > drpd
osteoblas → masa tulang menurun → terjadi pengroposan tulang
Osteoporosis........
Manifestasi Klinis
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur
kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 )adalah:
Nyeri timbul mendadak
Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas
Deformitas vertebra thorakalis → Penurunan tinggi badan, Bungkuk atau
bentuk tubuh berubah
12
05/02/2016
Osteoporosis........
Osteoporosis........
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan
massa tulang.
Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan
massa tulang.
Pemeriksaan absorpsiometri
Pemeriksaan absorpsiometri
Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai
keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi
dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.
Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai
keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi
dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.
Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine
Osteoporosis........
Penatalaksanaan
Osteoporosis........
Penatalaksanaan
Pengobatan
Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah
Na-fluorida dan steroid anabolik
Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium,
kalsitonin, estrogen dan difosfonat
Pencegahan
Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan:
Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal
Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti:
1. Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)
2. Latihan teratur setiap hari
3. Hindari :
• Makanan tinggi protein
• Minum alkohol
• Merokok
• Minum kopi
• Minum antasida yang mengandung aluminium
Pengobatan
Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah
Na-fluorida dan steroid anabolik
Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium,
kalsitonin, estrogen dan difosfonat
Pencegahan
Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan:
Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal
Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti:
1. Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)
2. Latihan teratur setiap hari
3. Hindari :
• Makanan tinggi protein
• Minum alkohol
• Merokok
• Minum kopi
• Minum antasida yang mengandung aluminium
Osteoporosis........
Osteoporosis........
PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
PENGKAJIAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
Wawancara meliputi pertanyaan mengenai terjadinya osteoporosis dalam
keluarga, fraktur sebelumnya, konsumsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan
menopause dan penggunaan kortikoseteoroid selain asupan alkohol, rokok dan
kafein. Setiap sengaja yang dialami pasien, seperti nyeri pingang, konstipasi atau
ganggua citra diri harus digali.
2. Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoporotik
3. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi
Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang kifosis vertebrata
torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan pernapasan
dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot. Konstipasi dapat
terjadi akibat inaktivitas.
13
05/02/2016
Hidup Itu seperti MUSCOLO & SKELETAL... Dua hal yg saling melengkapi...
MANUSIA tdk bisa HIDUP SENDIRI.. Kita membutuhkan ORANG LAIN
sebagai sosok PELENGKAP..
SEKIAN.. Semoga Bermanfaat....!!
Sehebat apapun dirimu, sekaya apapun dirimu.. Kamu tetap membutuhkan orang lain...
Di Dunia yg luas ini saja yg dihuni oleh milyaran manusia.. Kadang kita masih merasa
KESEPIAN.. Lalu seberapa sepi KEHIDUPAN yg menanti kita SELANJUTNYA..??
Seberapa sepi hidup di alam KUBUR yg hanya seluas 3 x 1 meter....???
TERIMA KASIH
AMAL IBADAHLAH yg akan menjadi PELENGKAP
KEHIDUPAN KITA SELANJUTNYA... Sebagai PENUNTUN di
alam manapun kamu BERADA
14
Download