05/02/2016 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL Masih ingatkah dgn Sistem MUSKULOSKELETAL....??? Sistem MUSCULOSKELETAL Musculo --- Otot Skeletal ---- Tulang/Kerangka Yg akan di bahas : Neoplasma (Ca Tulang) Trauma (Fraktur, dislokasi) Peradangan/Infeksi (Osteomielitis, rheumatoid artritis, gout) OL E H : Degenerasi (osteoporosis) MASYKUR KHAIR, S.KEP., NS. NEOPLASMA (CA TULANG) Neoplasma → tumor atau pertumbuhan yg baru, CA Tulang → carsinoma yang terjadi pada tulang, pertumbuhantulang yang tidak normal NEOPLASMA (CA TULANG) Osteosarcoma yaitu suatu pertumbuhan yang cepat pada tumor maligna tulang Osteokondroma yaitu sebagai penonjolan tulang (eksostosis) dengan penutup kartilago yang berasal dari permukaan eksternal tulang (tumor benigna tulang) Predileksi tersering pada: lengan atas, tungkai, perbatasan dengan lutut karena osteosarcoma muncul terutama pada daerah tulang besar dengan rasio pertumbuhan yang cepat meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada semua tulang. Ca Tulang........ Ca Tulang........ Etiologi Patofisiologi Penyebab yang pasti terhadap kanker belum diketahui secara jelas tetapi faktorfaktor etiologi yang membantu terbentuknya kanker sudah banyak diketahui yang disebut bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radio aktif, parasit dan virus. Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel tulang (sarcoma) → sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limfe, hati dan ginjal → dapat mengakibatkan adanya pengaruh aktifitas hematopeotik sum-sum tulang yang cepat pada tulang → sel-sel plasma yang belum matang/tidak matang akan terus membelah → terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi. Beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan patogenesis terjadinya osteosarkoma adalah: faktor genetik, lesi tulang jinak (Paget/penyakit tulang, osteomielitis kronis, displasia fibrosis/perkembangan abnormal tulang, osteokondroma, dll), riwayat radiasi dan atau kemoterapi, lokasi implan logam. 1 05/02/2016 Ca Tulang........ Ca Tulang........ Pemeriksaan Penunjang Manifestasi Klinik Nyeri, bengkak, dan terbatasnya pergerakan, menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas. Hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma pada sum-sum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin/bence jone protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi melalui serum urin dengan teknik immunoelektrophoresis. Kecendrungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan utama: 1. Penurunan platelet (trombositopenia) Foto X-ray MRI (Magnetic resonance imaging) : Berguna untuk mengetahui ekstensi tumor, keterlibatan jaringan lunak sekitar (pembuluh darah, saraf, sendi), serta mencari adanya skip lessions. Skip lession terjadi < 5% pada osteosarcoma. Foto x-ray thorax/ CT scan : Menyingkirkan adanya metastasis di paru Bone scan(+) atau PET-CT (optional) : Menyingkirkan adanya metastasis di tulang Pemeriksaan laboratorium darah (LDH/ALP) : Untuk mengevaluasi status keadaan umum dan persiapan terapi 2. Tidak berfungsinya platelet Ca Tulang........ Ca Tulang........ Penatalaksanaan PROSES KEPERAWATAN Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektip mungkin : Pengkajian Terapi pada osteosarkoma meliputi terapi pembedahan ( limb sparing surgery atau amputasi), kemoterapi dan radioterapi yang diberikan konkuren ataupun sekuensial sesuai indikasi. Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi Riwayat Keperawatan : Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya, biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah ada yang menderita kanker, pernah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan Kemotrapi mengurangi masa tumor dengan alkilatin kimotrapi yang komfirmasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi micro metastatik Pengkajian fisik : Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan terbatas, kelemahan. Analgesik dan narkotik Riwayat Psikososial : Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Output urin harus baik (2500-3000ml/hari) unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah hiperkalsium dan hiperurisemia. Pemeriksaan diagnostik : periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia Ca Tulang........ Diagnosa Keperawatan Nyeri akut Pemenuhan nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan Cemas TRAUMA (FRAKTUR, DISLOKASI) 2 05/02/2016 Fraktur........ FRAKTUR Klasifikasi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2007). Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, ulna, radius dan cruris dst). Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah : 1. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. 2. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan. 3. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan). 1. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. 2. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit. Fraktur........ Fraktur........ Klasifikasi Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma : 1. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga. 3. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. 4. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. 5. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. Berdasarkan posisi fraku. Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian : 1. 1/3 proksimal 2. 1/3 medial 3. 1/3 distal Fraktur........ Etiologi 1. Trauma langsung/ direct trauma. Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang). 2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma. Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan. 3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis. 4. Kekerasan akibat tarikan otot. Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan. Fraktur........ Patofisiologi Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan → tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang → terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang → terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak → Perdarahan → terbentuklah hematoma di rongga medula tulang → Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah → Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih → Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya 3 05/02/2016 Fraktur........ Fraktur........ Manifestasi Klinis Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur Faktor Ekstrinsik : adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur. Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna (akibat trauma & perdarahan yg mengikuti fraktur) Faktor Intrinsik : beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang. Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar-x pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut. Fraktur........ Fraktur........ Pemeriksaan Penunjang Komplikasi X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera. Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler. Pemeriksaan Darah Lengkap Komplikasi Awal Kerusakan Arteri Kompartement Syndrom Fat Embolism Syndrom (emboli lemak bersirkulasi) Infeksi Avaskuler Nekrosis Shock Osteomyelitis Komplikasi Dalam Waktu Lama Delayed Union (Penyatuan tertunda) Non union (tak menyatu) Malunion (penyembuhan tulang tdk normal Fraktur........ Fraktur........ Penatalaksanaan Medis PROSES KEPERAWATAN Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah : PENGKAJIAN 1. Untuk menghilangkan rasa nyeri (Pembidaian, Pemasangan gips) 2. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur : Penarikan (traksi); Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang (ORIF & OREF) 3. Agar terjadi penyatuan tulang kembali 4. Untuk mengembalikan fungsi seperti semula Keluhan Utama : Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan, Kaji PQRST Kaji keadaan umum klien Keadaan Lokal : Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neurovaskuler (untuk status neurovaskuler → 5 P yaitu Pain (nyeri), Palor (pucat), Parestesia (sensasi kesemutan, tertusuk, atau terbakar pd kulit), Pulse, Pergerakan). 4 05/02/2016 Fraktur........ Fraktur........ PROSES KEPERAWATAN......... PROSES KEPERAWATAN......... Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah: Look (inspeksi). Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain: 1. Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi). 2. Birth mark (kelainan kulit) 3. Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi. 4. Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal). 5. Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas) 6. Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa) Feel (palpasi). Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. Yang perlu dicatat adalah: • Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. CRT → Normal > 3 detik • Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian. • Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau distal). Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya. Fraktur........ Fraktur........ PROSES KEPERAWATAN......... Move (pergerakan terutama lingkup gerak). Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut Gangguan pertukaran gas Gangguan mobilitas fisik Gangguan integritas kulit Risiko infeksi Dislokasi........ DISLOKASI Etiologi Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, atau keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya. 1. Adanya trauma Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi) 2. Kongenital, sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. 3. Patologis, akibat destruksi tulang, misalnya tuberkullosis tulang belakang 5 05/02/2016 Dislokasi........ Dislokasi........ Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. 3. Dislokasi traumatic : Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi : 1. Dislokasi Akut : Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi. 2. Dislokasi Kronik 3. Dislokasi Berulang Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan. Dislokasi........ Dislokasi........ Klasifikasi Klasifikasi.......... Manifestasi Klinis Patofisiologi Bila terjadi trauma cukup parah → merusak jaringan ligamentum dan kapsula → dapat mengalami suatu dislokasi dan pindah dari letaknya semula → Jaringan saraf dan pembuluh darah yang berdekatan dapat terganggu → kerusakan vertebra servikalis → medula spinalis dapat mengalami kerusakan atau saraf untuk muskulus deltoideus dapat terganggu bila ada dislokasi bahu. Apabila salah satu/beberapa tulang yang berhubungan dengan sendi yang mengalami dislokasi itu patah → keadaan itu disebut “Dislokasi Fraktur“ dari pada sendi yang bersangkutan. Deformitas pada persendian → jika sebuah tulang diraba secara biasa sering terdapat suatu celah. Gangguan gerakan → otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut. Pembengkakan → pembengkakan dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi depormitasnya. Rasa nyeri Functio Laesa misalnya bahu tidak dapat endorotasi, fleksi dan adduksi. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan radiologi untuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur. Dislokasi........ Penatalaksanaan Lakukan reposisi segera. Dgn manipulasi secara hati-hati permukaan sendi diluruskan kembali. Tindakan ini sering dilakukan anestesi umum untuk melemaskan otot-ototnya. Dislokasi sendi : Dislokasi sendi kecil dpt direposisi ditempat kejadian tanpa anestesi. Mis. dislokasi jari (pada fase shock), dislokasi siku, dislokasi bahu. Dislokasi sendi besar. Mis. dislokasi panggul memerulukan anestesi umum. Fisioterapi harus segera mulai untuk mempertahankan fungsi otot & latihan yang aktif dapat diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh, khususnya pd sendi bahu. Tindakan pembedahan harus dilakukan bila terdpt tanda-tanda gangguan neumuskular yg berat/jika tetap ada gangguan vaskuler setelah reposisi tertutup berhasil dilakukan secara lembut. Pembedahan terbukan mungkin diperlukan, khususnya kalau jaringan lunak terjepit diantara permukaan sendi. Persendian tersebut disangga dengan pembedahan, dengan pemasangan gips, misalnya pada sendi pangkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang teregang. Dislokasi........ PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN Identitas dan keluhan utama Riwayat penyakit lalu Riwayat penyakit sekarang Riwayat masa pertumbuhan Pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : pengkajian terhadap nyeri (PQRST), adanya deformitas, adanya fungsio lesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu. 6 05/02/2016 Dislokasi........ PROSES KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PROSES PERADANGAN/INFEKSI (OSTEOMIELITIS, RHEUMATOID ARTRITIS, GOUT) Nyeri akut Gangguan mobilitas fisik Osteomielitis.......... OSTEOMIELITIS Etiologi Osteomyelitis → infeksi tulang Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus Osteomyelitis → infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Osteomyelitis → infeksi jaringan tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik. Luka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengan keganasan dan terapi radiasi serta luka bakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi tulang. Infeksi telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis pada rahang bawah dan tulang tengkorak. Faktur compound, prosedur operasi dan luka tusuk yang dapat melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis sering ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan penuaan. Osteomielitis.......... Kasifikasi Patofisiologi Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu : Osteomyelitis Primer melalui luka. Osteomielitis.......... Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui aliran darah dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel). Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas : Osteomyelitis akut Osteomyelitis kronis Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Inflamasi bakteri → metafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin terkena → tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi didekatnya atau scara langsung selama pembedahan → reaksi inflamasi awal peningkatan Vaskularisas dan edema → menyebabkan trombosis → iskemia dan nekrosis tulang → terbentuk abses tulang → pus mungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal → suquestra tulang yang mati terbentuk → pembentukan tulang baru dibawah perioteum dan disekitar jaringan granulasi. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum 7 05/02/2016 Osteomielitis.......... Manifestasi Klinis Osteomielitis.......... Pemeriksaan Penunjang Gejala umum akut seperti demam, toksemia, dehidrasi, pada tempat tulang yang terkena panas dan nyeri, berdenyut karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses dengan pembengkakan Laboratorium Peningkatan laju endap eritrosit Lukosit dan LED meningkat Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan Rontgen Scan tulang, biasanya sebelum rontgen Biopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab. Osteomielitis.......... Osteomielitis.......... Penatalaksanaan PROSES KEPERAWATAN Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi PENGKAJIAN Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20 menit beberapa kali sehari. Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih antibiotik. Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang. Kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya. Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan melakukan gerakan perlindungan. Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu. Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3 bulan. Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi antibiotik tambahan. Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari. Osteomielitis.......... DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan beban berat badan Risiko terhadap penyebaran infeksi, pembentukan abses tulang Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan RHEUMATOID ARTRITIS Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). 8 05/02/2016 Rheumatoid Artritis.......... Rheumatoid Artritis.......... Etiologi Rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial (Engram, 1998) Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu: Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor Faktor metabolik Infeksi dengan kecenderungan virus Rheumatoid Artritis.......... Rheumatoid Artritis.......... Patofisiologi Manifestasi Klinis Inflamasi → proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi → akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus → Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang → Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi → Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif → jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer → Kartilago menjadi nekrosis. Tanda dan gejala setempat Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah Poli artritis simetris sendi perifer Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga Artritis erosif sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X Deformitas pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat. Kronik Ciri khas rematoid artritis Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas → terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang → tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian → Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Rheumatoid Artritis.......... Manifestasi Klinis............. Tanda dan gejala sistemik Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu: 1. Stadium sinovitis : Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan. 2. Stadium destruksi : Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck. 3. Stadium deformitas : Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang Rheumatoid Artritis.......... Pemeriksaan Diagnostik Tes serologi Sedimentasi eritrosit meningkat Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita Pemerikasaan radiologi : Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut Aspirasi sendi Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik. 9 05/02/2016 Rheumatoid Artritis.......... Rheumatoid Artritis.......... Penatalaksanaan Tujuan utama terapi adalah: 1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan 2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita. 3. Mencegah atau memperbaiki deformitas Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: 1. Istirahat 2. Latihan fisik 3. Panas 4. Pengobatan 5. Nutrisi (menjaga BB tetap stabil, seimbang, dang mengkonsumsi makanan sumber nutrisi yg baik buat sendi, sprt Omega 3) Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut: Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian. Rheumatoid Artritis.......... Rheumatoid Artritis.......... PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN Riwayat Keperawatan : Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi. Pemeriksaan Fisik : Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial : Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi), Catat bila ada krepitasi, Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral : Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang; Ukur kekuatan otot Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya (PQRST) Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri akut berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri. Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan terbatasnya gerakan. GOUT............ GOUT Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (Depkes, 1992) Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Etiologi Diit tinggi purin Konsumsi minumam beralkohol Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti : aspirin, diuretik) Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi). Gout → primer atau sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. 10 05/02/2016 GOUT............ Patofisiologi GOUT............ Manifestasi Klinis Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga Rasa sakit yang hebat Peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam Jumlah sel darah putih meningkat Sendi yang bengkak GOUT............ GOUT............ Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi. Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif. Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi. Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi. Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejala-gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat meringankan gejala-gejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu sekali dalam penentuan diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang menycolok. Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1) menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menemukan urat dalam endapan tofi. GOUT............ GOUT............ PROSES KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan PENGKAJIAN ◦ Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit ◦ Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian ◦ kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya. Pemeriksaan diagnostik ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ Asam urat meningkat Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut) Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat Pemeriksaan urin Rontgen 11 05/02/2016 OSTEOPOROSIS DEGENERASI (OSTEOPOROSIS) Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal. Osteoporosis........ Osteoporosis........ Etiologi Patofisiologi o Determinan Massa Tulang Faktor genetik Faktor mekanis Faktor makanan dan hormon o Determinan penurunan Massa Tulang Faktor genetik Faktor mekanis Kalsium Protein Estrogen. Rokok dan kopi Alkohol Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang → Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula → Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda → Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pd wanita 40-50 % → Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian tubuh seperti metakarpal, kolum femoris, dan korpus vertebra → Bagian-bagian tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha bagian proksimal dan radius bagian distal Osteoporosis........ Patofisiologi..... Di dlm kehidupan tulang → proses perubahan → tulang memiliki 2 sel, yaitu osteoklas (menyerap & menghancurkan/merusak tulang) & osteoblas (sel yg bekerja mmbentuk tulang) → tulang tua & retak → dibentuk kembali. Tulang yg sdh diserap oleh osteoklas → dibentuk bagaian baru oleh osteoblas yg berasal dr sel prekursor di sumsum tulang belakang setelah sel osteoklas hilang. Endokrin mengendalikan proses remodeling → hormon yg mempengaruhi : hormon paratiroid (reposisi tulang menjadi lbh cpt) & estrogen (reposisi tulang menjadi lama). Pd osteoporosis → gangguan pd osteoklas → aktifitas sel osteoklas > drpd osteoblas → masa tulang menurun → terjadi pengroposan tulang Osteoporosis........ Manifestasi Klinis Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 )adalah: Nyeri timbul mendadak Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas Deformitas vertebra thorakalis → Penurunan tinggi badan, Bungkuk atau bentuk tubuh berubah 12 05/02/2016 Osteoporosis........ Osteoporosis........ Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan non-invasif yaitu ; Pemeriksaan non-invasif yaitu ; Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang. Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang. Pemeriksaan absorpsiometri Pemeriksaan absorpsiometri Pemeriksaan komputer tomografi (CT) Pemeriksaan komputer tomografi (CT) Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine Osteoporosis........ Penatalaksanaan Osteoporosis........ Penatalaksanaan Pengobatan Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat Pencegahan Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan: Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti: 1. Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari) 2. Latihan teratur setiap hari 3. Hindari : • Makanan tinggi protein • Minum alkohol • Merokok • Minum kopi • Minum antasida yang mengandung aluminium Pengobatan Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat Pencegahan Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan: Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti: 1. Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari) 2. Latihan teratur setiap hari 3. Hindari : • Makanan tinggi protein • Minum alkohol • Merokok • Minum kopi • Minum antasida yang mengandung aluminium Osteoporosis........ Osteoporosis........ PROSES KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan PENGKAJIAN 1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot Wawancara meliputi pertanyaan mengenai terjadinya osteoporosis dalam keluarga, fraktur sebelumnya, konsumsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause dan penggunaan kortikoseteoroid selain asupan alkohol, rokok dan kafein. Setiap sengaja yang dialami pasien, seperti nyeri pingang, konstipasi atau ganggua citra diri harus digali. 2. Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang osteoporotik 3. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang kifosis vertebrata torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan pernapasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot. Konstipasi dapat terjadi akibat inaktivitas. 13 05/02/2016 Hidup Itu seperti MUSCOLO & SKELETAL... Dua hal yg saling melengkapi... MANUSIA tdk bisa HIDUP SENDIRI.. Kita membutuhkan ORANG LAIN sebagai sosok PELENGKAP.. SEKIAN.. Semoga Bermanfaat....!! Sehebat apapun dirimu, sekaya apapun dirimu.. Kamu tetap membutuhkan orang lain... Di Dunia yg luas ini saja yg dihuni oleh milyaran manusia.. Kadang kita masih merasa KESEPIAN.. Lalu seberapa sepi KEHIDUPAN yg menanti kita SELANJUTNYA..?? Seberapa sepi hidup di alam KUBUR yg hanya seluas 3 x 1 meter....??? TERIMA KASIH AMAL IBADAHLAH yg akan menjadi PELENGKAP KEHIDUPAN KITA SELANJUTNYA... Sebagai PENUNTUN di alam manapun kamu BERADA 14