INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM INI PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PEMEGANG SAHAM PT BUMI RESOURCES Tbk. (“PERSEROAN”) Jika Anda mengalami kesulitan untuk memahami Informasi Kepada Pemegang Saham ini atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan perantara pedagang efek, manajer investasi, konsultan hukum, akuntan atau penasehat profesional lainnya. Jika Anda telah menjual seluruh saham dalam Perseroan yang Anda miliki, Anda diminta dengan hormat untuk segera menyerahkan Informasi Kepada Pemegang Saham ini berikut lampirannya kepada pembeli atau kepada perantara pedagang efek yang menjadi perantara penjualan saham tersebut untuk diteruskan kepada pembeli yang bersangkutan. PT BUMI ResourceS Tbk. Bidang Usaha Minyak, Gas Bumi, Pertambangan dan Mineral Kantor Pusat : Wisma Bakrie 2, Lt 7 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Telephone : (62-021) 5794 - 2080 Fax: (62-021) 5794 - 2070 Email : [email protected] Website : www.bumiresources.com INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN: A. RENCANA PENJUALAN 30% KEPEMILIKAN SAHAM PADA ANAK PERUSAHAAN PERSEROAN; DAN B. PERUBAHAN KETENTUAN MENGENAI PROGRAM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DAN PENGGUNAANNYA Perseroan berencana melakukan: (i) penjualan atas 30% kepemilikan saham di PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia (Arutmin), Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources (Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indokaltim); dan (ii) perubahan ketentuan mengenai program pembelian kembali saham dan penggunaannya. Komisaris dan Direksi Perseroan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan kelengkapan semua informasi atau fakta material yang dimuat dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini, setelah mengadakan cukup penyelidikan, menegaskan bahwa tidak ada fakta penting dan relevan yang tidak dikemukakan yang menyebabkan informasi atau fakta material dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan. Komisaris dan Direksi Perseroan menyatakan bahwa Transaksi diatas bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Akan tetapi mengingat transaksi material bagi Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-05/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, sebagaimana yang terakhir diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 (“Peraturan Bapepam No. IX.E.2”), maka Komisaris dan Direksi Perseroan akan memintakan persetujuan RUPSLB Perseroan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2 tersebut. Pemberitahuan mengenai Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (”RUPSLB”) Perseroan yang akan diadakan pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2007 di Jakarta, telah diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu Bisnis Indonesia dan Investor Daily pada tanggal 16 April 2007. Jika Anda tidak dapat hadir pada RUPSLB tersebut, Anda dapat diwakili oleh Penerima Kuasa Anda dengan cara sesegera mungkin mengisi dan mengembalikan blanko Surat Kuasa terlampir sesuai dengan petunjuk di dalamnya kepada Perseroan dengan alamat Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920 selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal diselenggarakannya RUPSLB, yaitu pada hari Jumat tanggal 18 Mei 2007. Informasi Kepada Pemegang Saham ini diterbitkan pada tanggal 23 Mei 2007 PT BUMI ResourceS Tbk DAFTAR ISI DAFTAR ISI....................................................................................................................................i DEFINISI DAN SINGKATAN........................................................................................................ iii I. SURAT DARI PERSEROAN ............................................................................................... 1 II. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 2 III. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI PENJUALAN .................................................... 4 IV. 1. Umum .................................................................................................................................... 4 2. Alasan dan Latar Belakang Dilakukannya Transaksi.............................................................. 4 3. Tujuan dan Manfaat Transaksi ............................................................................................... 4 4. Obyek Transaksi .................................................................................................................... 5 5. Nilai Transaksi........................................................................................................................ 5 6. Ketentuan Penting Dalam PJB ............................................................................................... 6 7. Keterangan Mengenai Pihak-Pihak Yang Bertransaksi .......................................................... 7 8. Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah Transaksi ........................16 KETERANGAN MENGENAI OBJEK TRANSAKSI ........................................................... 17 1. PT Kaltim Prima Coal ............................................................................................................17 1.1 Umum 17 1.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Kepengurusan 17 1.3 Kegiatan Usaha 18 1.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Kaltim Prima Coal 18 2. PT Arutmin Indonesia............................................................................................................19 2.1 Umum 19 2.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan 20 2.3 Kegiatan Usaha 20 2.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Arutmin Indonesia 21 3. Indocoal Resources (Cayman) Limited..................................................................................21 3.1 Umum 21 3.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan 22 3.3 Kegiatan Usaha 22 3.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting Indocoal Resource (Cayman) Limited 22 4. PT Indocoal Kalsel Resources ..............................................................................................23 4.1 Umum 23 4.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan 23 4.3 Kegiatan Usaha 23 4.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Indocoal Kalsel Resources 24 5. PT Indocoal Kaltim Resources ..............................................................................................24 5.1 Umum 24 5.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan 24 5.3 Kegiatan Usaha 25 Informasi Kepada Pemegang Saham i PT BUMI ResourceS Tbk 5.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting dari Indokaltim 25 V. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PROFORMA PERSEROAN ............................. 26 VI. LAPORAN DAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN ........................................................ 27 VII. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KETENTUAN PROGRAM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DAN PENGGUNAANNYA................................................................... 29 VIII. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ............................. 31 IX. PIHAK-PIHAK INDEPENDEN YANG DITUNJUK PERSEROAN...................................... 33 X. REKOMENDASI DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN ........................................... 35 XI. INFORMASI TAMBAHAN.................................................................................................. 36 XII. LAMPIRAN – LAMPIRAN.................................................................................................. 37 1. Laporan Penilai Independen Atas Harga Wajar Objek Transaksi .........................................38 2. Laporan Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi .................................................39 3. Laporan Keuangan Obyek Transaksi ....................................................................................41 4. Blanko Surat Kuasa Bagi Pemegang Saham ........................................................................42 Informasi Kepada Pemegang Saham ii PT BUMI ResourceS Tbk DEFINISI DAN SINGKATAN Istilah-istilah yang digunakan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham Kepada Pemegang Saham ini mempunyai arti sebagai berikut: Anak Perusahaan : Perusahaan yang sahamnya dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan lebih dari 50% atau sama dengan 50% jika terdapat pengendalian Perseroan atas perusahaan tersebut. Akta Completion Escrow : Akta yang akan ditandatangani oleh Perseroan, Tata Power, Bank of New York dan Credit Suisse cabang Singapura sebagai Escrow Agent Arutmin : PT Arutmin Indonesia, anak perusahaan yang sahamnya dimiliki 99,99% oleh Perseroan BAPEPAM - LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BEJ : PT Bursa Efek Jakarta BNRI : Berita Negara Republik Indonesia Bumi Japan : Bumi Resources Japan Co. Ltd, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan Bursa : PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya CPM : PT Citra Palu Mineral, anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan Dirjen : Direktorat Jenderal DJGSM : Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral EC : Enercorp Ltd, pemegang 0,004% saham pada PT Citra Palu Mineral dan anak perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki Perseroan Escrow Agent : Credit Suisse cabagng Singapura ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral FI : Forerunner International PTE Ltd, pemegang 100% saham pada Indocoal Resources (Cayman) Limited dan anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Perseroan Gallo : Gallo Oil (Jersey) Ltd, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan GM : PT Gorontalo Minerals, anak perusahaan yang 80% sahamnya dimiliki oleh International Minerals Company LLC Hari Bursa : Hari dimana Bursa melakukan transaksi perdagangan IMC : International Minerals Company LLC, pemegang 80% saham pada PT Gorontalo Minerals dan anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan Indocoal : Indocoal Resources (Cayman) Limited, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Forerunner International PTE LTd Indokalsel : PT Indocoal Kalsel Resources, anak perusahaan yang 99,98% dimiliki oleh Perseroan Indokaltim : PT Indocoal Kaltim Resources, anak perusahaan yang 99,98% dimiliki oleh Perseroan Kcal / Kg : Kilokalori per kilogram Informasi Kepada Pemegang Saham iii PT BUMI ResourceS Tbk KCL : Kalimantan Coal Limited, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan KPC : PT Kaltim Prima Coal, anak perusahaan yang sahamnya dimiliki masing-masing oleh Perseroan sebesar 13,6%, Sangatta Holdings Limited sebesar 24,5%, Kalimantan Coal Limited sebesar 24,5% dan PT Sitrade Coal sebesar 32,4%. Masyarakat : Pemegang saham Perseroan yang jumlah kepemilikan sahamnya kurang dari 5% Menteri Hukum dan HAM : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang namanya dahulu “Menteri Kehakiman Republik Indonesia” pernah diubah menjadi “Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia”, dan “Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia” Obyek Transaksi : Saham-saham yang dimiliki Perseroan baik langsung maupun tidak langsung pada PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources dan PT Indocoal Kaltim Resources Peraturan Bapepam No. IX.E.1 : Peraturan BAPEPAM No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Bapepam Nomor Kep32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu Peraturan Bapepam No. IX.E.2 : Peraturan BAPEPAM No.IX.E.2, Lampiran Keputusan Bapepam Nomor Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Peraturan Bapepam No. XI.B.2 : Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep-45/PM/1998 tertanggal 14 Agustus 1998 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Perusahaan Asosiasi : Perusahaan dimana Perseroan melakukan penyertaan secara langsung kedalam sejumlah perusahaan dengan nilai penyertaan lebih dari 20% dan kurang dari 50% dari keseluruhan saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. PJB : Perjanjian Jual Beli Saham (”Sales and Purchase Agreement”) tanggal 30 Maret 2007 dibuat dan ditanda tangani oleh Perseroan dengan The Tata Power Company Limited, berikut seluruh perubahannya PKP2B : Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PN : Pengadilan Negeri Proved and Probable Recoverable Reserves : Hasil Eksplorasi yang memperkirakan jumlah persediaan batubara yang dapat ditambang. Proved and Probable Marketable Reserves : Jumlah cadangan batubara yang dapat segera ditambang dan dipasarkan secara komersial. PT : Perseroan Terbatas RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SC : PT Sitrade Coal, anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan SHL : Sangatta Holdings Limited, anak sahamnya dimiliki oleh Perseroan Tbk : Terbuka Informasi Kepada Pemegang Saham perusahaan yang 100% iv PT BUMI ResourceS Tbk Tata Power : The Tata Power Company Limited TBN : Tambahan Berita Negara Republik Indonesia TDP : Tanda Daftar Perusahaan Transaksi : Transaksi penjualan atas kepemilikan saham pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim UUPM : Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPT : Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Informasi Kepada Pemegang Saham v PT BUMI ResourceS Tbk I. SURAT DARI PERSEROAN Susunan Komisaris dan Direksi Perseroan KOMISARIS Presiden Komisaris (Komisaris Independen) Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris : Suryo Bambang Sulisto : S. Zuhdi Pane : Iman Taufik : Fuad Hasan Masyhur : Kusumo A. Martoredjo : Nalinkant Amratlal Rathod : Jay Abdullah Alatas : Samel Rumende DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur : Ari Saptari Hudaya : Eddie Junianto Soebari : Kenneth Patrick Farrell Jakarta, 23 Mei 2007 Kepada Yth Perihal : : Para Pemegang Saham Perseroan Rencana Perseroan untuk Melakukan: (i) Penjualan 30% Kepemilikan Saham pada Anak Perusahaan; (ii) dan Perubahan Ketentuan Mengenai Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya Dengan Hormat, Sehubungan dengan perihal tersebut di atas, Direksi Perseroan menerbitkan informasi dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini yang diharapkan dapat membantu Pemegang Saham dalam mengambil keputusan atas rencana tersebut di atas. Informasi Kepada Pemegang Saham ini juga merupakan pelengkap atas informasi kepada pemegang saham yang akan diumumkan di surat kabar Bisnis Indonesia dan Investor Daily pada tanggal 16 April 2007. Informasi Kepada Pemegang Saham 1 PT BUMI ResourceS Tbk II. PENDAHULUAN Informasi Kepada Pemegang Saham ini dibuat untuk kepentingan pemegang saham PT Bumi Resources Tbk. (“Perseroan”) agar para pemegang saham mendapatkan informasi secara lengkap mengenai rencana Perseroan untuk melakukan: (i) Penjualan atas 30% kepemilikan saham pada PT Kaltim Prima Coal (“KPC”), PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”), Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal), PT Indocoal Kalsel Resources (Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indokaltim) dan (ii) Perubahan Ketentuan Mengenai Pembelian Kembali Saham Perseroan dan Penggunaannya. 1. Transaksi Penjualan atas 30% kepemilikan saham pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim (untuk selanjutnya disebut “Transaksi”) Berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, pendapatan Perseroan adalah sebesar US$ 1.851.550.950 ( satu miliar delapan ratus lima puluh satu juta lima ratus lima puluh ribu sembilan ratus lima puluh Dolar), dan ekuitas Perseroan adalah sebesar US$359.946.091 (tiga ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus empat puluh enam ribu sembilan puluh satu Dolar). Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham (”Agreement for the Sale and Purchase Agreement”) tanggal 30 Maret 2007 yang dibuat dan ditanda tangani di bawah tangan oleh Perseroan, Kalimantan Coal Limited, Sangatta Holdings Limited, Forerunner International PTE LTD, Drs. Perry Purbaya Wahyu, Hannibal S. Anwar dan PT Amara Bangun Cesta dan The Tata Power Company Limited, berikut seluruh perubahannya (“PJB”), harga Transaksi penjualan saham tersebut adalah sebesar US$ 1,1 miliar setara dengan 59,41% pendapatan Perseroan atau 305,60% dari total ekuitas Perseroan. Berdasarkan Peraturan Bapepam No.IX.E.2, Transaksi dikategorikan sebagai Transaksi Material karena nilai Transaksi penjualan saham tersebut melebihi 10% pendapatan Perseroan atau 20% ekuitas Perseroan. Dengan demikian Transaksi ini memerlukan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mengikuti tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Perlu ditegaskan The Tata Power Company Limited sebagai pihak Pembeli bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan, anggota Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan. Oleh karena itu Transaksi ini bukan merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1. Dalam rangka Transaksi ini, Perseroan telah menunjuk (i) PT Zodiac Perintis Penilai sebagai penilai independen yang bertugas melakukan penilaian harga saham Anak Perusahaan yang akan dijual untuk kepentingan pemegang saham Perseroan; (ii) Yanuar Bey & Rekan sebagai pihak independen yang memberikan pendapat atas kewajaran nilai Transaksi sebagaimana disyaratkan oleh Peraturan IX.E.2; serta (iii) Hadiputranto, Hadinoto & Partners sebagai konsultan hukum yang memberikan pendapat hukum mengenai transaksi. Informasi Kepada Pemegang Saham ini, juga memuat ringkasan laporan dan pendapat hukum dari para Pihak Independen tersebut, yang dapat dilihat pada Bab VI Informasi Kepada Pemegang Saham ini. Di samping itu prosedur sehubungan dengan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2007 juga turut dikemukakan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini. 2. Rencana Perseroan untuk melakukan ketentuan mengenai pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan dan penggunaannya (untuk selanjutnya disebut sebagai “Perubahan Pembelian Kembali Saham”) Perseroan juga merencanakan untuk melakukan perubahan ketentuan mengenai Pembelian Kembali Saham yang telah memperoleh persetujuan berdasarkan RUPSLB Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Mei 2006.. Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 17 Mei 2006 yang tercantum dalam Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat oleh Herdimansyah Chaidirsyah, SH, Notaris di Jakarta, RUPSLB memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan Informasi Kepada Pemegang Saham 2 PT BUMI ResourceS Tbk pembelian kembali saham Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dalam Perseroan dengan harga tidak lebih dari Rp1.200 per saham dan dengan memperhatikan Peraturan Bapepam Nomor XI.B.2 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik serta Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Sehubungan dengan kondisi saat ini di mana harga pasar saham Perseroan telah melebihi Rp1.200 per saham sedangkan jumlah saham yang telah dibeli kembali sampai dengan 30 Maret 2007 baru mencapai 1.364.966.000 saham dari total maksimal sebanyak 1.940.000.000 saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sehingga masih terdapat sisa saham yang dapat dibeli kembali hingga sebanyak 575.434.000 saham. Sejalan dengan meningkatnya kinerja Perseroan secara berkelanjutan yang membawa implikasi peningkatan harga saham Perseroan dan untuk dapat memberikan fleksibilitas kepada Perseroan dalam melakukan pembelian kembali saham, maka Perseroan bermaksud meminta persetujuan kepada pemegang saham untuk mengubah ketentuan yang menyatakan bahwa Perseroan hanya dapat melakukan pembelian kembali saham selama harga saham tidak melebihi Rp1.200,- per lembar saham menjadi Rp1.800,- per lembar saham. Informasi Kepada Pemegang Saham 3 PT BUMI ResourceS Tbk III. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI PENJUALAN 1. Umum Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan The Tata Power Company Limited (“Tata Power”) pada tanggal 30 Maret 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, Tata Power akan menjadi mitra strategis Perseroan melalui pembelian 30% kepemilikan saham di anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia (Arutmin), Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources (Indokalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indokaltim). Dalam transaksi ini, pembelian yang dilakukan oleh Tata Power adalah atas 30% saham yang dimiliki oleh Perseroan pada anak perusahaan, sehingga sebagai implikasinya kepemilikan Perseroan pada anak perusahaan akan menjadi 65% untuk kepemilikan di KPC dan 70% untuk kepemilikan di Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim . Tata Power adalah salah satu perusahaan swasta penyedia jasa energi listrik yang terbesar di India, dengan kapasitas terpasang lebih dari 2.300 MW. Tata Power juga merupakan pelopor dalam industri kelistrikan di India yang memiliki kinerja historis dan pelayanan pelanggan yang baik serta pertumbuhan usaha yang mantap. Kegiatan usaha Tata Power mencakup penyedia tenaga listrik dengan menggunakan generator tenaga uap, air, matahari, angin dan batu bara, serta transmisi dan distribusi tenaga listrik. Selain itu Tata Power merupakan bagian dari Grup Tata, yang merupakan salah satu grup konglomerasi terkemuka di India dengan cakupan bidang kegiatan usaha yang meliputi industri baja, otomotif, perhotelan, telekomunikasi, tenaga listrik dan kimia. 2. Alasan dan Latar Belakang Dilakukannya Transaksi Strategi usaha Perseroan adalah menjadi perusahaan pertambangan terdiversifikasi yang berkelas dunia. Salah satu implementasi dari strategi Perseroan tersebut adalah dengan melakukan pengembangan berupa ekspansi pada aset pertambangan baru masa depan disamping pengembangan secara intensif atas portfolio aset yang telah dimiliki pada saat ini. Namun demikian dengan karakteristik bisnis di bidang pertambangan yang bersifat sangat padat modal dan membutuhkan investasi dalam jumlah yang signifikan, posisi fundamental keuangan yang kuat merupakan faktor yang sangat penting bagi Perseroan. Pelaksanaan Transaksi penjualan ini akan memperkuat posisi fundamental keuangan Perseroan sekaligus meningkatkan fleksibilitas keuangan secara signifikan karena relatif kecilnya rasio hutang terhadap ekuitas. Posisi fundamental yang kuat dan fleksibilitas keuangan akan meningkatkan tingkat kredibilitas Perseroan di mata investor dan institusi keuangan, baik dalam rangka kerjasama strategis maupun pendanaan baru untuk menunjang ekspansi dan pengembangan pada aset-aset pertambangan di masa depan seperti tembaga, emas, bijih besi, dan lain-lain. Melalui ekspansi dan pengembangan aset secara berkelanjutan, Perseroan akan bertumbuh semakin cepat seiring dengan peningkatan yang signifikan pada kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang pada akhirnya akan memberikan Perseroan kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang akuisisi strategis atas aset potensial pertambangan lainnya. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan di masa yang akan datang Perseroan dapat mewujudkan salah satu visinya yakni menjadi perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi yang pada akhirnya secara otomatis akan menurunkan tingkat risiko bisnis Perseroan. 3. Tujuan dan Manfaat Transaksi Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa Transaksi ini merupakan yang terbaik bagi kepentingan seluruh pemegang saham Perseroan. Dengan adanya Transaksi, terbuka peluang untuk terbentuknya kerja sama strategis yang dapat digunakan oleh Perseroan dalam meraih kesempatan pertumbuhan baik di dalam maupun diluar negeri. Secara lebih terperinci, tujuan dan manfaat Transaksi ini bagi seluruh pemegang saham, antara lain termasuk: Informasi Kepada Pemegang Saham 4 PT BUMI ResourceS Tbk 4. a. Perseroan mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar untuk pengembangan lebih lanjut atas unit-unit bisnis yang telah dimiliki dan melakukan investasi baru di masa depan. b. Penciptaan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham Perseroan, tidak hanya melalui dividen namun juga dari pertumbuhan nilai perusahaan yang berkesinambungan. c. Penciptaan sinergi antara Grup Perseroan dengan Tata Power di masa yang akan datang. d. Memperkuat posisi keuangan Grup Perseroan melalui pelunasan hutang dan perbaikan dalam hal ketersediaan modal kerja. e. Potensi pengurangan biaya modal melalui pendanaan dari mitra strategis sehingga tidak memberatkan kondisi keuangan Perseroan. f. Peningkatan tata kelola perusahaan, team manajemen yang solid dan transparansi yang lebih baik melalui pemanfaatan daya saing dan keahlian yang dimiliki oleh mitra strategis. g. Meningkatkan kredibilitas dan citra Perseroan secara keseluruhan melalui kemitraan dengan pemain-pemain besar utama dalam industri. h. Memperluas akses ke ketersediaan peralatan dan jasa melalui peningkatan kemampuan keuangan dan hubungan dalam industri. Obyek Transaksi Objek Transaksi adalah saham-saham yang dimiliki Perseroan pada anak-anak perusahaan sebagai berikut: a. Saham-Saham dalam KPC yang masing-masing bernilai nominal Rp. 63.475 per saham, yang terdiri atas: • Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Perseroan. • Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Perseroan. Saham-saham KPC yang akan dijual tersebut merupakan 30% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam KPC. 5. b. Sebanyak 2.999 saham dalam Arutmin dengan nilai nominal Rp. 63.475 per saham yang dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29.99% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Arutmin. c. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokalsel dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indokalsel. d. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokaltim dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indokaltim. e. Sebanyak 300 saham dalam Indocoal dengan nilai nominal US$ 1,00 yang dimiliki oleh FI anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, yang merupakan 30% dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indocoal. Nilai Transaksi Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar yang mana nilai tersebut belum termasuk penyesuaian modal kerja pada saat penutupan transaksi. Informasi Kepada Pemegang Saham 5 PT BUMI ResourceS Tbk 6. Ketentuan Penting Dalam PJB PJB dibuat dan ditandatangani di bawah tangan dengan akta di bawah tangan oleh antara lain, Perseroan dan Tata Power adalah sebagai berikut: A. Saham-Saham yang Dijual Berdasarkan PJB a. Saham-Saham Dalam KPC, yang terdiri atas: • Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan; • Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki Perseroan. Saham-saham dalam Arutmin, yang terdiri atas: • Sebanyak 2.999 saham yang dimiliki oleh Perseroan • Sebanyak 1 saham yang dimiliki oleh PT Amara Bangun Cesta Sebanyak 300 saham yang dimiliki FI dalam Indocoal Resources (Cayman) Limited, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Saham-saham dalam Indokaltim, yang terdiri dari: • 1.499 saham yang dimiliki oleh Perseroan; dan • 1 saham yang dimiliki oleh Hannibal S. Anwar. Saham-saham dalam Indokalsel, yang terdiri dari: • 1.499 saham yang dimiliki oleh Perseroan; dan • 1 saham yang dimiliki oleh Drs. Perry Purbaya Wahyu . b. c. d. e. Seluruh saham-saham pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokaltim dan Indokalsel yang diperjualbelikan secara bersama-sama disebut “Saham Yang Dijual”. B. Harga Penjualan dan Tata Cara Pembayaran a. Harga Penjualan (Selling Price) Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar yang mana nilai tersebut belum termasuk penyesuaian modal kerja pada saat penutupan transaksi. b. Tata Cara Pembayaran Pembayaran akan dilakukan dengan cara antara lain: • • Pihak Pembeli telah menyetor secara tunai sebagai deposit sejumlah US$ 88 juta ke dalam suatu rekening penampungan sesuai dengan ketentuan PJB. Jumlah yang akan dibayar pada Tanggal Penyelesaian adalah harga penjualan, dikurangi deposit, dikurangi atau ditambah dengan persentase Tata atas Estimated Completion Adjustment Amount). C. Persyaratan Penyelesaian Penyelesaian transaksi jual beli saham berdasarkan PJB terjadi apabila sejumlah persyaratan di bawah ini terpenuhi, antara lain: • • • • Diperolehnya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang menyetujui penjualan Saham Yang Dijual dan perjanjian-perjanjian terkait lainnya yaitu Shareholder’s Agreement, the Deposit Escrow Deed, Completion Escrow Deed, yang dilakukan dengan memenuhi ketentuan dalam Peraturan IX.E.2. Diperolehnya persetujuan dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral sehubungan dengan PKP2B Arutmin dan KPC; dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Diperolehnya persetujuan korporasi lain dari KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal, KCL, SHL, FI, PT Amara Bangun Cesta, dan persetujuan istri dari Perry Purbaya Wahyu dan Hannibal S. Anwar. Pada Tanggal Penyelesaian, tidak terjadi Keadaan Kahar yang memiliki pengaruh material terhadap KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal. Informasi Kepada Pemegang Saham 6 PT BUMI ResourceS Tbk • • • 7. Tata memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan anggaran dasar Indokaltim dan Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status Indokalsel dan Indokaltim menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) telah memperoleh persetujuan dari BKPM. Perjanjian Cash and Management Accounts Agreement tanggal 6 Juli 2005 yang akan berakhir pada Tanggal Penyelesaian telah di negosiasi ulang untuk merefleksikan ketentuan-ketentuan dalam Shareholders’ Agreement. Pernyataan dan Jaminan Penjual sebagaimana tecantum dalam PJB adalah benar dan akurat. D. Pengakhiran • Jika Penyelesaian tidak terjadi dikarenakan Peristiwa Pengakhiran berdasarkan PJB yang disebabkan oleh Tata, maka Penjual (berdasarkan PJB) berhak memiliki deposit berikut bunga, sedangkan apabila disebabkan oleh Penjual, maka Tata berhak meminta agar deposit tersebut dikembalikan dalam waktu 10 hari kerja sejak tanggal pengakhiran. Keterangan Mengenai Pihak-Pihak Yang Bertransaksi A. Keterangan mengenai Perseroan sebagai Penjual 1. Umum PT Bumi Resources Tbk (“Perseroan”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut undang-undang Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 130, tanggal 26 Juni 1973, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar, No. 103, tanggal 28 Nopember 1973, yang keduanya dibuat di hadapan Djoko Soepadmo,SH, Notaris di Surabaya (“Akta Pendirian”). Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, terakhir kali dengan Akta No. 18, tanggal 5 Juli 2000, yang dibuat di hadapan Alfira Kencana, pengganti Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No. 18/2000”). Pada bulan November 2001, Perseroan mengambil alih 80% kepemilikan atas Arutmin dari BHP Billiton. Selanjutnya pada bulan Agustus 2004, Perseroan mengambil alih 20% saham Arutmin dari PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia dan mengalihkan 1 (satu) lembar saham kepada PT Amara Bangun Cesta. Pada bulan Oktober 2003, Perseroan melakukan akuisisi atas PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dengan membeli seluruh kepemilikan saham dua pemegang saham KPC, yaitu SHL dan KCL, dari Rio Tinto Group dan British Petroleum Group. Pada tanggal 26 April 2005 dan tanggal 20 Juni 2005, Perseroan telah memperoleh izin eksplorasi bijih besi pada 2 (dua) wilayah pertambangan di Mauritania, Afrika Barat Laut masing-masing seluas 1.249 2 2 30km yang lokasinya berada sekitar 200 km di timur laut Zouerate dan 899 km yang terletak 275 km di sebelah utara Nouakchott. Pada awal bulan Juli 2005, Perseroan melakukan akuisisi atas 99,996% saham di PT Citra Palu Mineral (“CPM”) dari pemilik sebelumnya, yaitu Newcrest Maluku Pty. Limited dan Newcrest International Pty. Limited. Pada bulan Agustus 2005, Perseroan mengambil alih 80% saham di PT Gorontalo Minerals (”GM”) melalui pembelian seluruh saham yang dimiliki BHP Holdings (Operations), Inc di International Minerals Company LLC (sebelumnya bernama BHP Minerals Sulawesi Inc.) sebagai pemegang 80% saham di PT Gorontalo Minerals, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement) tertanggal 8 Agustus 2005. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perseroan menggunakan mekanisme sekuritisasi dimana Indocoal Exports (Cayman) Ltd, sebuah perusahaan yang didirikan di bawah undang-undang Cayman Islands, menerbitkan dua jenis surat hutang yaitu seri 2006-2 kelas A-1 yang bernilai US$ 600 juta, dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada tahun 2011, dan seri 2006-2 Kelas A-2 yang bernilai US$ 300 juta, dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada tahun 2012. Informasi Kepada Pemegang Saham 7 PT BUMI ResourceS Tbk 2. Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh PT Ficomindo Buana Registrar pada tanggal 31 Maret 2007 adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan Bank of New York qq Wilow Finance Limited Credit Suisse, Singapore Branch S/A CMA Pte Ltd – Bumi Long Haul Holdings Limited Jimba Finance Limited Masyarakat Sub Jumlah Saham yang telah dibeli kembali (treasury stock) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Nilai Nominal Rp. 500 per Saham Saham Rupiah % 20.000.000.000 10.000.000.000.000 3.475.655.492 1.737.827.746.000 19,27 1.536.120.006 1.127.073.089 813.868.813 11.086.316.600 18.039.034.000 768.060.003.000 563.536.544.500 406.934.406.500 5.543.158.300.000 9.019.517.000.000 8,52 6,25 4,51 61,46 100,00 1.364.966.000 682.483.000.000 19.404.000.000 596.000.000 9.702.000.000.000 298.000.000.000 100,00 Susunan Pengurus dan Pengawas Berdasarkan Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat di hadapan Herdimansyah Chaidirsyah, SH, Notaris di Jakarta, susunan Kepengurusan dan Pengawasan Perseroan sampai dengan tanggal diterbitkannya Informasi Kepada Pemegang Saham ini adalah sebagai berikut: KOMISARIS Presiden Komisaris (Komisaris Independen) : Suryo Bambang Sulisto Komisaris Independen : Iman Taufik Komisaris Independen : Fuad Hasan Masyhur Komisaris : S. Zuhdi Pane Komisaris : Kusumo A. Martoredjo Komisaris : Nalinkant Amratlal Rathod Komisaris : Jay Abdullah Alatas Komisaris : Samel Rumende DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur 3. : Ari Saptari Hudaya : Eddie Junianto Soebari : Kenneth Patrick Farrell Kegiatan Usaha Perseroan melakukan kegiatan pertambangan dan produksi batubara melalui dua anak perusahaan utamanya yaitu, KPC dan Arutmin. KPC mengoperasikan tambang batubara di Sangatta dan Bengalon, yang keduanya berlokasi di Kalimantan Timur dengan izin konsesi pada area seluas 90.960 ha sampai dengan tahun 2021. Sedangkan Arutmin mengoperasikan tambang batubara dengan izin konsesi pada area seluas 70.153 ha di Batulicin, Kalimantan Selatan sampai dengan tahun 2019. Total produksi batubara KPC dan Arutmin pada tahun 2006 telah mencapai sebesar 50,7 juta ton. KPC memasarkan tiga jenis produk batubara yaitu Prima Coal, Pinang Coal dan Melawan Coal, sedangkan Arutmin memasarkan empat jenis produk batubara yaitu Senakin Coal, Satui Coal, Batulicin Coal dan Ecocoal. Penjualan batubara umumnya ditujukan untuk pabrik-pabrik baja, pembangkit tenaga listrik dan pengguna industri lainnya, baik pasar luar negeri maupun domestik. Untuk penjualan ekspor ke Jepang, KPC menunjuk Mitsubishi Corporation sebagai agen pemasaran, dan untuk penjualan ekspor selain Jepang, KPC menunjuk Glencore International sebagai agen pemasaran. Untuk Arutmin, penjualan batubara ke pasar ekspor dilakukan melalui BHP Billiton Plc dan untuk penjualan domestik dilakukan melalui Enercorp Ltd (perusahaan terafiliasi). Informasi Kepada Pemegang Saham 8 PT BUMI ResourceS Tbk Perseroan juga memiliki kegiatan usaha pada pertambangan minyak dan gas bumi (“migas”) melalui anak perusahaannya, Gallo Oil (Jersey) Ltd. (“Gallo”). Gallo saat ini beroperasi pada dua area konsesi minyak di Republik Yaman, yaitu Blok R-2 (East Al Maber) dan Blok 13 (Al Armah). Gallo memiliki 50% working interest pada Blok R2 dan 50% working interest Blok 13. Blok R2 (East Al Maber) mencakup area 2.139 km persegi. Gallo telah melakukan pekerjaan magnetic dan gravity survey serta pengambilan data seismik sebanyak kurang lebih 1.000 km di blok ini. Hasil dari interpretasi seismik mengindikasikan setidaknya terdapat delapan prospek yang siap dibor. Dua (2) sumur telah dibor di Prospek Dawan dan test produksi menunjukan adanya akumulasi minyak di blok ini, namun sumur ini tidak mengandung hydrocarbon dalam jumlah yang komersil. Tahun 2006 Perseroan telah melanjutkan usaha pemboran di blok ini dengan melakukan pemboran di 2 sumur eksplorasi yaitu di Prospek F dan E. Sumur Tasilah #1 di prospek F selesai dibor bulan Mei 2006. Indikasi minyak ditemukan ketika pemboran berlangsung namun test produksi menunjukan bahwa sumur ini tidak komersil. Kemudian pemboran sumur eksplorasi dilanjutkan di Prospek E yang selesai dibor akhir Desember 2006. Evaluasi reservoir dilakukan secara menyeluruh sebelum dilakukan test produksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Gallo merencanakan akan melakukan test produksi di bulan Mei 2007. Untuk tahun 2007, Perseroan juga akan melakukan pemboran 1 (satu) sumur eksplorasi di prospek yang berbeda. Hal ini dilakukan karena Perseroan masih beranggapan bahwa Blok R2 masih sangat menjanjikan untuk menemukan minyak dengan jumlah yang cukup besar. Blok 13 (Al Armah) mencakup area 7.417 km persegi pada bagian timur wilayah Hadramaut yang merupakan sebagian dari area konsesi Petrobas yang telah dikembalikan kepada Pemerintahan Yaman pada tahun 1987. Gallo telah melakukan pekerjaan magnetic dan gravity survey di blok ini. Hasil dari pemetaan awal menunjukan adanya keberadaan 10 prospek diblok ini tetapi memerlukan evaluasi yang lebih detail. Pada tahun 2005, Perseroan telah melakukan pengambilan data seismic sebanyak 300 km untuk mengkonfirmasikan keberadaan 10 prospek tersebut diatas. Kemudian hasil interpretasi seismik telah selesai pada pertengahan tahun 2006, menunjukan bahwa masih diperlukan tambahan data seismik agar prospek yang akan dibor benar-benar sebagai prospek yang layak. Oleh karena itu, Gallo akan melakukan pengambilan data seismik tebaru sebanyak 580 km di tahun 2007. Tender untuk pengambilan data seismik ini telah dilakukan dan dimenangkan oleh CGG, perusahaan dari Perancis. Direncanakan pekerjaan pengambilan data seismik ini akan dimulai bulan Mei 2007, dan diharapkan selesai akhir Agustus 2007. Bersamaan dengan kegiatan seismik ini, Perseroan juga sedang melakukan persiapan untuk pemboran satu sumur eksplorasi yang direncanakan dimulai bulan Oktober 2007. Lokasi titik sumur pemboran ini akan ditentukan dari hasil interpretasi data seismik terbaru ditambah dengan data-data yang telah ada. Diharapkan akhir 2007, Perseroan sudah mendapatkan hasil yang maksimal dari Blok 13. Selain batubara dan migas, Perseroan juga melakukan kegiatan pertambangan sumber daya mineral lainnya, yaitu emas dan tembaga melalui anak-anak perusahaannya, CPM dan GM. CPM telah memperoleh izin pengelolaan sumber daya mineral dari Pemerintah Republik Indonesia di daerah Sulawesi Tengah berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 28 April 1997 dengan jangka waktu 30 tahun terhitung sejak dimulainya periode operasi. Sedangkan GM melakukan pengelolaan atas area pertambangan sumber daya mineral di daerah Propinsi Gorontalo berdasarkan Kontrak Karya yang dtandatangani dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Februari 1998 dengan jangka waktu 30 tahun terhitung sejak dimulainya periode operasi. Keterangan Mengenai Anak Perusahaan Anak Perusahaan yang dimiliki langsung maupun tidak langsung beserta ruang lingkup kegiatan anak perusahaan sebagai berikut: Informasi Kepada Pemegang Saham 9 PT BUMI ResourceS Tbk Persentase Kepemilikan Nama Anak Perusahaan Keterangan Singkat Pengurus & Pengawas Perseroan / Anak Perusahaan Pemegang saham Lain 99,9% - 95% 5%, PT Kutai Timur Energi Gallo Oil (Jersey) Ltd Gallo Oil (Jersey) Ltd (”Gallo”) didirikan pada tahun 1997 dan saat ini beroperasi pada dua area konsesi minyak di Republik Yaman, yaitu Blok R2 (East Al Maber) dan Blok 13 (Al Armah). Gallo memiliki 50% working interest pada Blok R2 dan 50% working interest pada Blok 13. Direktur: Ari Saptari Hudaya Eddie Junianto Soebari Sulaiman Zuhdi Pane Corporate Secretary: Grange Corporate Services Limited PT Kaltim Prima Coal PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan pada tanggal 9 Maret 1982. KPC merupakan produsen dan eksportir batubara terbesar di Indonesia. Untuk menjalankan kegiatan pertambangan batubara, KPC memiliki izin area konsesi di Kalimantan Timur seluas 90.960 hektar dari Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku sampai dengan tahun 2021. KPC saat ini mengoperasikan tambang batubara di dua lokasi, yaitu di Sangatta dan Bengalon, keduanya berada di Kalimantan Timur. Presiden Komisaris: Nalinkant Amratlal Rathod Komisaris: Rosan Perkasa Roeslani H. Abdullah Popo Parulian Sangatta Holdings Limited Sangatta Holdings Limited (“SHL”) didirikan pada tahun 1990 dengan tujuan khusus sebagai perusahaan induk yang memiliki investasi berupa penyertaan saham di KPC. Direktur: Saptari Hoedaja 100% - Kalimantan Coal Limited Kalimantan Coal Limited (“KCL”) adalah Special Purpose Vehicle (SPV) yang didirikan pada tanggal 16 April 2003 sebagai perusahaan induk yang memiliki investasi berupa penyertaan saham di KPC. 100% - Bumi Resources Japan Co. Ltd. Bumi Resources Japan Company Limited (”Bumi Japan”) didirikan di Tokyo, Jepang pada tanggal 30 Juni 2004. Bumi Resources Japan adalah penghubung di bidang pemasaran untuk produk energi, terutama batubara yang diproduksi oleh KPC untuk pasar Jepang. 100% - PT Arutmin Indonesia PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”) didirikan pada tanggal 31 Oktober 1981. Arutmin merupakan produsen keempat terbesar dan eksportir ketiga terbesar di Indonesia. Pertambangan batubara Arutmin dilakukan di wilayah PKP2B seluas 70.153 hektar di Kalimantan Selatan yang Direktur: Helen Suzanne Gujadhur Saptari Hoedaja Client Manager: Sungker Boopendradas Presiden Direktur: Saptari Hoedaja Direktur: Kazuya Tanaka Tadashi Mizuno Auditor Eddie Junianto Soebari Presiden Komisaris: Nalinkant Amratlal Rathod Komisaris: Rosan Perkasa Roeslani Direktur Utama: Ari Saptari Hudaya 99,99 % 0,01% PT Amara Bangun Cesta Informasi Kepada Pemegang Saham Direktur Utama: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Kenneth Patrick Farrell Hannibal S. Anwar 10 PT BUMI ResourceS Tbk Persentase Kepemilikan Nama Anak Perusahaan Keterangan Singkat perjanjiannya berlaku sampai dengan tahun 2019. Saat ini, Arutmin baru mengoperasikan 4 (empat) tambang batubara yaitu di Senakin, Satui, Mulia-Asam asam dan Batulicin. PT Citra Palu Mineral PT Citra Palu Mineral (CPM) didirikan pada tanggal 11 April 1997. CPM adalah pihak dalam Kontrak Karya dengan Pemerintah RI yang ditandatangani pada tanggal 28 April 1997 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.B.143/Pres/3/1997 tanggal 17 Maret 1997. International Minerals Company LLC International Minerals Company LLC (“IMC”) didirikan pada tanggal 19 Desember 1985 dengan nama Utah Sulawesi Inc. IMC merupakan pemegang 80% kepemilikan saham pada PT Gorontalo Minerals. PT Gorontalo Minerals PT Gorontalo Minerals (“GM”) didirikan pada tanggal 6 Februari 1998. GM adalah pihak dalam Kontrak Karya dengan Pemerintah RI yang ditandatangani pada tanggal 19 Februari 1998 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.B.53/Pres/1/1998 tanggal 19 Januari 1998. Forerunner International PTE Ltd Forerunner International PTE Ltd (FI) didirikan di Singapura pada tanggal 18 November 2005. FI merupakan pemegang seluruh kepemilikan saham pada Indocoal. Informasi Kepada Pemegang Saham Pengurus & Pengawas Direktur : Eddie Junianto Soebari Kenneth Patrick Farrell Kayuza Tanaka Endang Ruchijat Drs. Perry Purbaya wahyu Presiden Komisaris: Nalinkant Amratlal Rathod Komisaris: Suryo B. Sulisto Fuad Hasan Masyhur Presiden Direktur: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Kenneth Patrick Farrell Presiden: Ari Saptari Hudaya Treasurer: Eddie Junianto Soebari Secretary: Yanti Sinaga Presiden Komisaris: Maksum Taufik Basri Komisaris: Nalinkant Amratlal Rathod Omar Lutfi Anwar Hiramsyah Sambudhy Thaib Bambang Irawan Hendradi Direktur Utama: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Kenneth Patrick Farrell Bayu Irianto Djunjungan Sinambela Direktur: Edy Junianto Stella Pe Peck Luan Secretary: Pe Yong Woon Andy 11 Perseroan / Anak Perusahaan Pemegang saham Lain 99,99% 0,01% Enercorp Ltd. 100% - 80% 20% PT Aneka Tambang Tbk 100% - PT BUMI ResourceS Tbk Persentase Kepemilikan Nama Anak Perusahaan Keterangan Singkat Pengurus & Pengawas Perseroan / Anak Perusahaan Pemegang saham Lain 100% - Indocoal Resources (Cayman) Ltd Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal) didirikan pada tanggal 13 Mei 2005. Indocoal merupakan perusahaan bertujuan khusus (special purpose vehicle) yang seluruh sahamnya dimiliki Bumi Resources. Chief Executive Officer: Ari Saptari Hudaya Chief Financial Officer: Eddie Junianto Soebari Corporate Services Provider: Mark Wanless PT Indocoal Kaltim Resources PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”) didirikan pada tanggal 13 Mei 2005. Indokaltim telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum dari Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 391.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September 2005. Komisaris: Perry Purbaya wahyu Direktur Utama: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Hannibal S. Anwar 99,98% 0,02% Perry Purbaya Wahyu PT Indocoal Kalsel Resources PT Indocoal Kalsel Resources (“Indokalsel”) didirikan pada tanggal 13 Mei 2005. Indokalsel telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum dari Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 393.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September 2005. Komisaris: Hannibal S. Anwar Presiden Direktur: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Perry Purbaya wahyu 99,98% 0,02% Hannibal S. Anwar PT Sitrade Coal PT Sitrade Coal (SC) didirikan pada tanggal 22 Agustus 2005. SC merupakan pemegang 32,4% kepemilikan saham pada PT Kaltim Prima Coal. 99,99% 0,01% PT Kutai Timur Sejahtera Enercoal Resources Pte Ltd Enercoal Resources Pte Ltd didirikan pada tanggal 29 September 2006, merupakan perusahaan bertujuan khusus (special purpose vehicle) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Presiden Komisaris: Omar Luthfi Anwar Komisaris: Herman Afif Kusumo Purnomo Hadi Direktur Utama: Ari Saptari Hudaya Direktur : Eddie Junianto Soebari Direktur : Eddie Junianto Soebari Sanjeev Gupta Informasi Kepada Pemegang Saham 12 100% PT BUMI ResourceS Tbk Berikut merupakan bagan hubungan kepemilikan atas anak-anak perusahaan Perseroan pada saat Informasi Kepada Pemegang Saham ini diterbitkan: Bank Of New York QQ Willow Finance Limited Jimba Finance Limited Long Haul Holdings Ltd 19,27% 8,52% 6,25% Credit Suisse S/A Capital Manager Asia Masyarakat 4,21% 61,46% Bumi Resources 100% SHL 100% KCL 13,6% 24,5% 99,99% 100% SC 24,5% 100% 99,98% 99,98% 99,99% 50% 100% 99,996% FI IMC 100% ER 100% 32,4% 80% GO KPC 100% ICC IKT IKS AI EC BJ GM 0,004% CPM Keterangan: KPC : PT Kaltim Prima Coal IKS : SHL : Sangatta Holdings Limited AI : PT Arutmin Indonesia KCL : Kalimantan Coal Limited EC : Enercorp Ltd SC : PT Sitrade Coal CPM : GO : Gallo Oil (Jersey) Ltd BJ : Bumi Resources Japan Co. Ltd FI : Forerunner International Pte Ltd. IMC : International Minerals Company LLC ICC : IndoCoal Resources (Cayman) Ltd GM : PT Gorontalo Minerals IKT PT IndoCoal Kaltim Resources ER : Enercoal Resources Pte Ltd 4. : PT IndoCoal Kalsel Resources PT Citra Palu Mineral Ikhtisar Data Keuangan Penting Perseroan Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi dan Rekan, kesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. NERACA KONSOLIDASI Dalam US$ Keterangan AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Hak minoritas Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 31 Desember 2006 2005* 1.071.423.599 1.442.112.350 2.513.535.949 577.373.270 1.144.445.998 1.721.819.268 802.689.345 1.340.666.335 2.143.355.680 10.234.178 359.946.091 2.513.535.949 659.128.912 815.939.010 1.475.067.922 11.405.786 235.345.560 1.721.819.268 * disajikan kembali Informasi Kepada Pemegang Saham 13 PT BUMI ResourceS Tbk LAPORAN LABA (RUGI) KONSOLIDASI Dalam US$ 31 Desember Keterangan 2006 1.851.550.950 1.367.137.514 484.413.436 161.398.551 323.014.885 224.945.549 222.304.589 PENJUALAN BERSIH Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Laba Sebelum Beban Pajak LABA BERSIH 2005* 1.751.248.015 1.309.355.216 441.892.799 178.474.484 263.418.315 179.713.730 123.263.070 * disajikan kembali B. Keterangan Mengenai Pembeli Pembeli Obyek Transaksi ini adalah The Tata Power Company Limited (“Tata Power”). Berikut ini merupakan keterangan singkat mengenai Tata Power: TATA POWER Riwayat Singkat Tata Power merupakan pioner pengembang jasa energi listrik di India untuk lebih dari 9 dekade. Reputasi yang baik menjadikan Tata Power sebagai perusahaan swasta terbesar dalam bidang jasa energi listrik di India. Sampai dengan saat ini Tata Power telah melayani konsumen di Mumbai, Delhi dan Jojobera, Jharkhand dan Karnataka. Tata Power bergerak dalam bidang penyediaan daya listrik dan kegiatan usaha lainnya yang terkait. Penyediaan daya listrik meliputi aktivitas menghasilkan, memindahkan dan pendistribusian listrik. Sementara itu, untuk kegiatan lainnya mencakup segmen peralatan elektronik, layanan broadband, jasa konsultan proyek dan eksplorasi minyak. Permodalan, Susunan Pemegang Saham Modal disetor Tata Power terbagi atas 19.78.97.864 lembar saham, per 31 Maret 2007 dan 30 September 2006 atau setara dengan 197,90 Rupees Crores dan dimiliki oleh 141.790 dan 144.227 pemegang saham (sumber Annual Report The Tata Power Company Limited 2005-2006 dan website perusahaan: www.tatapower.com). Susunan Pemegang Saham Susunan Pemegang Saham Tata Power per 30 September 2006 dan 31 Maret 2007 adalah sebagai berikut: Keterangan Tata Sons Limited Life Insurance Corporation of India Pemegang saham Lainnya 31 Maret 2007 Jumlah Saham % 56.879.052 28,74 25.549.399 12,91 115.469.413 58,35 30 September 2006 Jumlah Saham % 56.879.052 28,74 22.965.919 11,60 118.052.893 59,66 Pengawasan dan Pengurusan per 31 Maret 2007. Jajaran Direksi Tata Power adalah sebagai berikut: ÂŒ Ratan Naval Tata - Chairman ÂŒ Syamal Gupta ÂŒ Ramabadran Gopalakrishnan ÂŒ Dr. Homiar Sorabji Vachha ÂŒ Ram Krishna Misra - LIC Nominee ÂŒ Adi Jehangir Engineer Informasi Kepada Pemegang Saham 14 PT BUMI ResourceS Tbk ÂŒ ÂŒ ÂŒ ÂŒ ÂŒ ÂŒ Nawshir Hoshang Mirza Rahul Asthana - State Government Director Prasad Raghava Menon - Managing Director Gerald Frank Grove-White - Executive Director and Chief Operating Officer Sowmyan Ramakrishnan - Executive Director Anil Kumar Sardana - Executive Director Ikhtisar Data Keuangan Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Tata Power untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh S.B.Billimoria & Co., dan A.F. Fergauson & Co, kesemuanya dengan pendapat True and Fair View sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku di India. NERACA KONSOLIDASI Dalam Rupee Crores Keterangan 31 Maret 2006 2005* Sumber Dana (Funds Employed) Modal dari pemegang saham Hak minoritas Dana Cadangan Modal sumbangan Deposit Pelanggan Hutang Jangka Panjang (secured) Hutang Jangka Panjang (unsecured) Kewajiban Pajak Tangguhan (Bersih) Total Sumber Dana ( Funds Employed) 4.880,42 206,75 533,61 4,25 63,63 2.363,93 1.864,54 33,62 9.950,75 4.327,54 96,60 533,61 4,5 55,57 1.949,47 1,806,30 43,96 8.816,55 Penggunaan Dana (Application of Funds) Aktiva tetap bersih Investasi Aktiva Lancar Bersih Pengeluaran lainnya Total Application of Funds 5.478,79 2.863,15 1.579,89 28,92 9.950,75 4.674,51 2.882,34 1.209,13 50,57 8.816,55 * disajikan kembali LAPORAN LABA (RUGI) KONSOLIDASI Dalam RupeeCrores Keterangan Total Pendapatan Total Pengeluaran Laba Sebelum Beban Pajak Laba Setelah Beban Pajak LABA BERSIH 31 Maret 2006 6.004,66 5.198,96 805,70 712,11 366,44 2005* 5.303,17 4.473,87 829,30 594,70 267,00 * disajikan kembali Informasi Kepada Pemegang Saham 15 PT BUMI ResourceS Tbk 8. Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah Transaksi Bumi Resources 100% SHL 100% KCL 13,6% 24,5% 99,99% 100% SC 24,5% 100% 99,98% 99,99% 50% 100% 100% 100% 99,996% FI IMC ER 100% 32,4% 80% GO KPC 99,98% ICC IKT IKS EC AI BJ GM 0,004% CPM Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan Sebelum Transaksi Bumi Resources 100% SHL 13,6% 9,5% 100% KCL 9,5% 99,99% 100% SC 70% 70% 70% 50% 99,996% 100% 100% 100% FI IMC ER 70% 32,4% 80% GO KPC 100% ICC IKT IKS EC AI BJ GM 0,004% CPM Struktur Perseroan dan Anak Perusahaan Sesudah Transaksi Keterangan: KPC : PT Kaltim Prima Coal IKS : SHL : Sangatta Holdings Limited AI : PT Arutmin Indonesia KCL : Kalimantan Coal Limited EC : Enercorp Ltd SC : PT Sitrade Coal CPM : GO : Gallo Oil (Jersey) Ltd BJ : Bumi Resources Japan Co. Ltd FI : Forerunner International Pte Ltd. IMC : International Minerals Company LLC ICC : IndoCoal Resources (Cayman) Ltd GM : PT Gorontalo Minerals IKT PT IndoCoal Kaltim Resources ER : Enercoal Resources Pte Ltd : Informasi Kepada Pemegang Saham PT IndoCoal Kalsel Resources PT Citra Palu Mineral 16 PT BUMI ResourceS Tbk IV. KETERANGAN MENGENAI OBJEK TRANSAKSI 1. PT Kaltim Prima Coal 1.1 Umum PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.28, tanggal 9 Maret 1982, yang dibuat dihadapan Warda Sungkar Alurmei, SH, Notaris di Jakarta. Anggaran dasar KPC telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta No. 42, tanggal 8 Juni 2005, yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta. Pada Oktober 2003, Perseroan mengambil alih KPC dengan cara membeli seluruh kepemilikan saham dari dua perusahaan pemegang saham KPC yaitu Sangatta Holdings Limited (SHL) dan Kalimantan Coal Limited (KCL). KPC beralamat di Mid Plaza 2, Lantai 11, Jl Jend Sudirman Kav.10, Jakarta 10220. 1.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Kepengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 3, tanggal 18 Oktober 2005, yang dibuat dihadapan Muclis Patahna, SH, MKn, Notaris di Jakarta, susunan pemegang saham KPC adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan Kalimantan Coal Limited Sangatta Holdings Limited PT Kutai Timur Energi PT Sitrade Coal PT Bumi Resources Tbk Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Porptepel Nilai Nominal Rp. 63.475 per saham (US$ 100) Saham Rupiah 300.000 19.042.500.000 % 73.500 73.500 15.000 97.200 40.800 4.665.412.500 4.665.412.500 952.125.000 6.169.770.000 2.589.780.000 24,5 24,5 5,0 32,4 13,6 300.000 - 19.042.500.000 - 100,00 Susunan Pengurus dan Pengawas Susunan Pengurus dan Pengawas KPC berdasarkan Akta No.3 tanggal 18 Oktober 2005, dibuat dihadapan Muchlis Patahna, S.H, M.Kn, Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut: KOMISARIS Presiden Komisaris Komisaris Komisaris : Nalinkant Amratlal Rathod : Rosan Perkasa Roeslani : H. Abdullah Popo Parulian DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur Direktur : Ari Saptari Hudaya : Eddie Junianto Soebari : Kenneth Patrick Farrell : Hannibal S. Anwar Informasi Kepada Pemegang Saham 17 PT BUMI ResourceS Tbk 1.3 Kegiatan Usaha KPC merupakan produsen dan eksportir batubara terbesar di Indonesia. Untuk menjalankan kegiatan pertambangan batubara, KPC memiliki izin area konsesi di Kalimantan Timur seluas 90.960 hektar dari Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku sampai dengan tahun 2021. KPC saat ini mengoperasikan tambang batubara di dua lokasi, yaitu di Sangatta dan Bengalon, keduanya berada di Kalimantan Timur. Berdasarkan Pasal 11.1 PKP2B, tanggal 8 April 1982, antara Perusahaan Nasional Tambang Batu Bara dan KPC dengan nomor kontrak J2/Ji.D4/16/82, Pemerintah Republik Indonesia memiliki hak atas 13,5% dari total produksi batubara yang diproduksi oleh KPC. Untuk sebagian besar operasi penambangan batubara di Sangatta, KPC menggunakan jasa kontraktor PT Thiess Contractor Indonesia dan PT Pamapersada Nusantara sedangkan sebagiannya dioperasikan sendiri oleh KPC. Untuk operasi penambangan di Bengalon, KPC memberikan kontrak kepada PT Darma Henwa. Hasil Kotor Produksi KPC untuk tahun 2004 dan 2005 adalah masing-masing sebesar 21,4 juta ton dan 28,2 juta ton. Sampai dengan 31 Desember 2005, cadangan batubara di area konsesi adalah sebesar 815 juta ton proved and probable recoverable reserves dan 786 juta ton proved and probable marketable reserves. Produk batubara yang dipasarkan terdiri dari tiga jenis yaitu Prima Coal, Pinang Coal dan Melawan Coal. Penjualan batubara umumnya ditujukan terutama untuk pembangkit tenaga listrik, pabrikpabrik baja dan pengguna industri lainnya, baik pasar luar negeri maupun domestik. Untuk penjualan ekspor ke Jepang, KPC menunjuk Mitsubishi Corporation sebagai agen pemasaran dan untuk penjualan di luar Jepang, KPC menunjuk Glencore International sebagai agen pemasaran. Produksi Keterangan (Dalam ribuan Ton) Prima Coal Pinang Coal Melawan Coal Bengalon Total Volume Produksi * 2006 2005 2.717 20.367 6.753 5.571 35.408 3.436 14.974 9.071 695 28.1776 * Jumlah Produksi Kotor Produksi batubara Prima dan Melawan mengalami penurunan selama tahun 2006 dibandingkan tahun sebelumnya sehubungan dengan strategi pemasaran perusahaan dalam melakukan production mix diantara produk-produk tersebut menjadi produk pinang, guna memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan. 1.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Kaltim Prima Coal Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi dan Rekan kesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. NERACA Dalam US$ Keterangan AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban EKUITAS Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Informasi Kepada Pemegang Saham 31 Desember 2006 2005 478.151.830 1.080.673.798 1.558.825.628 354.366.597 825.579.848 1.206.946.445 526.910.729 806.463.620 1.333.374.349 225.451.279 1.558.825.628 457.766.640 525.971.153 983.737.793 223.208.652 1.206.946.445 18 PT BUMI ResourceS Tbk LAPORAN LABA (RUGI) Dalam US$ 31 Desember Keterangan 2006 1.127.759.895 945.720.030 182.039.865 123.404.685 58.635.180 23.259.820 2.242.627 PENJUALAN BERSIH Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Laba Sebelum Pajak LABA BERSIH 2. 2005 1.076.053.260 823.307.811 252.745.449 124.112.122 128.633.327 110.240.303 59.857.428 PT Arutmin Indonesia 2.1 Umum PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut undang-undang Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 206, tanggal 31 Oktober 1981 dan Akta Perbaikan No. 155, tanggal 20 Maret 1982, yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, SH, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Arutmin telah beberapa kali diubah dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta No. 110, tanggal 22 Pebuari 2007, yang dibuat dihadapan, Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta. Arutmin awalnya didirikan oleh Atlantic Richfield Company dan Utah Exploration Inc, untuk masuk ke dalam kontrak kerja dengan pemerintah untuk melakukan ekplorasi serta mengembangkan cadangan batubara di Kalimantan Selatan. Antara tahun 1986-1991, BHP Billiton (melalui Utah Exploration) mengambil alih 100% kepemilikan Arutmin. Pada tahun 1991, BHP Biliton menjual 20% bagian dari kepemilikannya di Arutmin kepada PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Bakrie Nusantara Corporation, afiliasi dari Bumi, masing-masing 15% dan 5%. Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 23 Oktober 2001 yang telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 49, tanggal 22 Januari 2002, dibuat di hadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, telah dilakukan penjualan 8.000 lembar saham milik BHP Mineral Exploration Inc. yang mewakili 80% saham yang ditempatkan dalam Arutmin kepada Perseroan. Setelah masuknya Perseroan sebagai pemegang saham Arutmin, telah terjadi pengalihan saham berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham yang dibuat secara di bawah tangan pada tanggal 15 Mei 2002, yang telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 13, tanggal 3 Agustus 2004, dibuat di hadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, dimana telah dilakukan penjualan 2.000 lembar saham milik PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia yang mewakili 20% saham yang ditempatkan di Arutmin kepada Perseroan. Selanjutnya, dalam rangka memenuhi ketentuan UUPT, Perseroan telah mengalihkan 1 lembar saham yang mewakili 0,01% saham yang ditempatkan dalam Arutmin kepada PT Amara Bangun Cesta. Setelah pengalihan tersebut, susunan pemegang saham Arutmin adalah sebagai berikut: Pemegang saham PT Bumi Resources Tbk PT Amara Bangun Cesta Jumlah Jumlah Saham 9.999 1 10.000 Nominal (Rupiah) 634.686.525 63.475 634.750.000 % 99,99 0.01 100,00 Setelah Perseroan membeli seluruh saham BHP Mineral Exploration Inc. dalam Arutmin, seluruh saham Arutmin telah dimiliki oleh badan hukum Indonesia. Berdasarkan PKP2B, Arutmin memiliki kewajiban untuk melakukan penawaran saham (baik dalam bentuk penjualan saham maupun pengeluaran saham baru) kepada Pemerintah Indonesia atau warganegara Indonesia atau perusahaan Indonesia yang dikuasai oleh orang-orang Indonesia (“Peserta Indonesia”). Dengan telah dimilikinya seluruh saham Arutmin oleh Perseroan dan PT Ekakarsa Yasakarya Indonesia serta terakhir oleh Perseroan dan PT Amara Bangun Cesta, maka seluruh kewajiban penjualan Arutmin sebagaimana disyaratkan oleh PKP2B telah terpenuhi. Informasi Kepada Pemegang Saham 19 PT BUMI ResourceS Tbk Arutmin berkedudukan di Mid Plaza 2, Lantai 11, Jl Jend Sudirman Kav.10, Jakarta 10220. 2.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 13 tanggal 3 Agustus 2004 yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH., notaris di Jakarta, susunan pemegang saham Arutmin adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan PT Bumi Resources Tbk PT Amara Bangun Cesta Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Nilai Nominal Rp. 63.475 per saham (US$ 100) Saham Rupiah 40.000 2.539.000.000 % 9.999 1 634.686.525 63.475 99,99 0.01 10.000 30.000 634.750.000 1.904.250.000 100,00 Susunan Pengurus dan Pengawas Susunan Pengurus dan Pengawas berdasarkan Akta No. 45, tanggal 8 Juni 2005, dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H, pengganti Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta sebagai berikut: KOMISARIS Presiden Komisaris Komisaris : Nalinkant Amratlal Rathod : Rosan Perkasa Roeslani DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Operasional Direktur Independen : Ari Saptari Hudaya : Kenneth Patrick Farrell : Kazuya Tanaka : Eddie Junianto Soebari : Endang Ruchijat : Drs. Perry Purbaya Wahyu 2.3 Kegiatan Usaha Arutmin menjalankan kegiatan usahanya di bidang pertambangan batubara. Arutmin merupakan produsen keempat terbesar dan eksportir ketiga terbesar di Indonesia. Pertambangan batubara Arutmin dilakukan di wilayah PKP2B seluas 70.153 hektar di Kalimantan Selatan yang perjanjiannya berlaku sampai dengan tahun 2019. Saat ini, Arutmin baru mengoperasikan 4 (empat) tambang batubara yaitu di Senakin, Satui, Mulia-Asam asam dan Batulicin. Berdasarkan Pasal 11.1 PKP2B dengan nomor kontrak J2/Ji.DU/45/81, tanggal 2 Nopember 1981, Pemerintah Republik Indonesia memiliki hak atas 13,5% dari total produksi batubara yang diproduksi oleh Arutmin. Untuk operasi pertambangan, Arutmin bekerjasama dengan PT Thiess Indonesia, PT Pamapersada Nusantara, dan PT Cipta Kridatama. Dari hasil operasi pertambangan pada tahun 2004 dan 2005, Arutmin menghasilkan masing-masing 15 juta ton dan 16,7 juta ton batubara. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, wilayah PKP2B yang dikelola Arutmin memiliki proved and probable recoverable reserves dan proved and probable marketable reserves masing-masing sebesar 312 juta ton dan 303 juta ton. Untuk pemasaran, Arutmin menjual produk batubara ke pasar ekspor melalui BHP Billiton Plc dan untuk pasar domestik, penjualan dipegang oleh Enercorp Ltd, yang merupakan perusahaan terafiliasi. Produk yang dipasarkan oleh Arutmin terdiri dari 4 merek yaitu Senakin Coal, Satui Coal, Batulicin Coal dan Ecocoal. Ecocoal merupakan batubara yang memiliki kandungan abu dan sulfur rendah. Informasi Kepada Pemegang Saham 20 PT BUMI ResourceS Tbk Produksi Keterangan (dalam ribuan Ton) Senakin Coal Satui Coal Batulicin Coal Ecocoal Jumlah Volume Produksi 2006 2005 4.808 6.825 2.298 1.421 15.352 4.534 5.357 2.653 4.211 16.755 * Jumlah Produksi Kotor 2.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Arutmin Indonesia Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi dan Rekankesemuanya dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. NERACA Dalam US$ 31 Desember Keterangan AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban EKUITAS Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2005 162.846.508 436.365.112 599.211.620 142.970.112 324.974.534 467.944.646 210.101.307 281.094.396 491.195.703 108.015.917 599.211.620 180.260.495 183.001.921 363.262.416 104.682.230 467.944.646 LAPORAN LABA (RUGI) Dalam US$ Keterangan 3. 31 Desember 2006 2005 PENJUALAN BERSIH 470.390.648 519.626.303 Beban Pokok Penjualan 425.454.562 416.964.699 Laba Kotor 44.936.086 102.661.604 Beban Usaha 29.142.915 83.036.803 Laba Usaha 15.793.171 19.624.801 Laba Sebelum Pajak 6.036.777 5.757.377 LABA BERSIH 3.333.687 3.988.253 Indocoal Resources (Cayman) Limited 3.1 Umum Indocoal Resources (Cayman) Limited (Indocoal) adalah suatu korporasi yang didirikan berdasarkan hukum the Companies Law (2004 Revision) di Cayman Island dan telah memperoleh Certificate of Incorporation pada tanggal 13 Mei 2005. Indocoal merupakan perusahaan bertujuan khusus (special purpose vehicle) yang seluruh sahamnya dimiliki Perseroan. Indocoal beralamat di M&C Corporate Services Limited, PO BOX 309GT, Ugland House, South Church Street, George Town, Grand Cayman, Cayman Islands. Informasi Kepada Pemegang Saham 21 PT BUMI ResourceS Tbk 3.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Memorandum of Association tanggal 13 Mei 2005 dan Register of Member of Indocoal tertanggal 31 Mei 2005 dan Share Sale and Purchase Agreement tanggal 30 Desember 2005, susunan permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan Forerunner International Pte Ltd Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Nilai Nominal US$ 1 per saham Saham US$ 50.000 50.000 1.000 1.000 49.000 1.000 1.000 49.000 % 100% 100% Susunan Pengurusan dan Pengawasan Susunan Pengurus dan Pengawas Indocoal berdasarkan Register of Directors and Officers Indocoal tanggal 23 Mei 2005 adalah sebagai berikut: Chief Executive Officer Chief Financial Officer Corporate Services Provider 3.3 : : : Ari Saptari Hudaya Eddie Junianto Soebari Mark Wanless Kegiatan Usaha Sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1 sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali dalam Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006 dan terakhir diubah dan dinyatakan kembali dalam Surat Hutang Seri 2006-2 tanggal 29 September 2006 oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd, Indocoal melakukan pembelian batubara dan piutang dari KPC dan Arutmin berdasarkan LongTerm Supply Agreement tanggal 6 Juli 2005 dan Originator Receivables Sales Agreements tanggal 7 Juli 2005. Indocoal Exports (Cayman) Ltd merupakan special purpose vehicle yang didirikan dalam rangka sekuritisasi aset. 3.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting Indocoal Resource (Cayman) Limited Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indocoal untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. NERACA Keterangan AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Lancar Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban EKUITAS Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Informasi Kepada Pemegang Saham Dalam US$ 31 Desember 2006 2005 119.077.336 770.406.105 889.483.441 29.612.942 430.413.456 460.026.398 647.909.571 647.909.571 241.573.870 889.483.441 35.000 433.711.337 433.746.337 26.280.061 460.026.398 22 PT BUMI ResourceS Tbk LAPORAN LABA (RUGI) Dalam US$ 31 Desember 2006 2005 1.386.844.647 161.026.080 1.091.974.965 122.256.112 294.869.682 38.769.968 79.574.505 12.446.301 215.295.177 26.323.667 215.293.809 26.279.061 215.293.809 26.279.061 Keterangan PENJUALAN BERSIH Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Laba Sebelum Pajak LABA BERSIH Laba bersih pada tahun 2006 mengalami perubahan signifikan dibandingkan tahun 2005 disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan dimana pada tahun 2005 Indocoal baru efektif beroperasi dalam 4 (empat) bulan terakhir dan adanya kenaikan harga batubara pada tahun 2006. 4. PT Indocoal Kalsel Resources 4.1 Umum PT Indocoal Kalsel Resources (“Indokalsel”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 43, tanggal 13 Mei 2005, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”). 4.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Pendirian No.43 per tanggal 13 Mei 2005, Indokalsel, adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan PT Bumi Resources Tbk Hannibal S. Anwar Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel susunan pemegang saham Nilai Nominal Rp. 10.000 per saham Saham Rupiah 5.000 50.000.000 4.999 1 5.000 - 49.990.000 10.000 50.000.000 - % 99,98% 0,02% 100,00% Susunan Pengurusan dan Pengawasan Susunan Pengurus dan Pengawas Indokalsel berdasarkan Akta Pendirian adalah sebagai berikut: KOMISARIS Komisaris : Hannibal S. Anwar DIREKSI Presiden Direktur Direktur Direktur : Ari Saptari Hudaya : Eddie Junianto Soebari : Perry Purbaya Wahyu 4.3 Kegiatan Usaha Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Indokalsel, maksud dan tujuan Indokalsel adalah bidang pertambangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Indokalsel melaksanakan kegiatan usaha di bidang pertambangan batubara, penggalian gambut, gasifikasi batubara dan pembuatan briket batubara. Indokalsel telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum dari Informasi Kepada Pemegang Saham 23 PT BUMI ResourceS Tbk Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 395.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September 2005. 4.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting PT Indocoal Kalsel Resources Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indokalsel untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. NERACA Dalam Rupiah 31 Desember Keterangan 2006 AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban EKUITAS Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2005 48.649.838 48.649.838 50.046.052 50.046.052 393.075 82.505.069 82.898.144 (34.248.306) 48.649.838 55.000.000 55.000.000 (4.953.948) 50.046.052 LAPORAN LABA (RUGI) Dalam Rupiah 31 Desember Keterangan 2006 28.069.944 29.294.358 PENJUALAN BERSIH Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha RUGI BERSIH 2005 55.000.000 54.953.948 Rugi bersih pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005, hal ini terutama disebabkan oleh biaya administrasi yang timbul karena pendirian perusahaan 5. PT Indocoal Kaltim Resources 5.1 Umum PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”), berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 44, tanggal 13 Mei 2005, yang dibuat di hadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian”). 5.2 Permodalan, Susunan Pemegang Saham dan Pengurusan Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta Pendirian No. 44 tanggal 13 Mei 2005, yangi dibuat dihadapan Muchlis Patahna,SH, Notaris, di Jakarta, susunan pemegang saham Indokaltim, adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan PT Bumi Resources Tbk Perry Purbaya Wahyu Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Informasi Kepada Pemegang Saham Nilai Nominal Rp. 10.000 per saham Saham Rupiah 5.000 50.000.000 4.999 1 5.000 - 49.990.000 10.000 50.000.000 - % 99,98% 0,02% 100,00% 24 PT BUMI ResourceS Tbk Susunan Pengurusan dan Pengawasan Susunan Kepengurusan dan Pengawasan Indokaltim berdasarkan Akta Pendirian No. 44 tanggal 13 Mei 2005, yangi dibuat dihadapan Muchlis Patahna,SH, Notaris, di Jakarta adalah sebagai berikut: KOMISARIS Komisaris : Perry Purbaya Wahyu DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur : Ari Saptari Hudaya : Eddy Junianto Soebari : Hannibal S. Anwar 5.3 Kegiatan Usaha Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Indokaltim, maksud dan tujuan Indokaltim adalah bidang pertambangan. Untuk mecapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Indokaltim melaksanakan kegiatan usaha di bidang pertambangan batubara, penggalian gambut, gasifikasi batubara dan pembuatan briket batubara. Indokaltim telah memperoleh izin usaha jasa pertambangan umum dari Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan nomor 391.K/40/DJG/2005 tertanggal 26 September 2005. 5.4 Ikhtisar Data Keuangan Penting dari Indokaltim Tabel di bawah ini adalah ringkasan dari data keuangan penting Indokaltim untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. NERACA Dalam Rupiah Keterangan AKTIVA Jumlah Aktiva Lancar Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva KEWAJIBAN Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban EKUITAS Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 31 Desember 2006 2005 48.605.869 48.605.869 50.042.120 50.042.120 393.075 82.505.069 82.898.144 (34.292.275) 48.605.869 55.000.000 55.000.000 (4.957.880) 50.042.120 LAPORAN LABA (RUGI) Dalam Rupiah Keterangan PENJUALAN BERSIH Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha RUGI BERSIH 31 Desember 2006 28.069.944 29.334.395 2005 55.000.000 54.957.880 Rugi bersih pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005, hal ini terutama disebabkan oleh biaya administrasi yang timbul karena pendirian perusahaan Informasi Kepada Pemegang Saham 25 PT BUMI ResourceS Tbk V. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PROFORMA PERSEROAN Laporan Keuangan Konsolidasi Proforma Perseroan sebagaimana ditunjukkan pada bagian di bawah ini telah disusun dengan mengasumsikan bahwa Perseroan melakukan Transaksi pada tanggal 31 Desember 2006. Proforma Laporan Keuangan Perseroan tersebut dibuat oleh pihak manajemen berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan yang telah diaudit per tanggal 31 Desember 2006. Berikut adalah Ikhtisar Laporan Keuangan Konsolidasi Proforma Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 yang telah ditelaah (review) oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan, sebelum dan sesudah dilakukannya Transaksi: dalam US$ Keterangan 31 Desember 2006 Sebelum A. NERACA Aktiva Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Total Aktiva Kewajiban Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Total Kewajiban Hak Minoritas atas aktiva bersih Anak perusahaan Ekuitas Modal Saham Saham beredar yang diperoleh kembali Biaya emisi saham Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba Total Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas B. LAPORAN LABA RUGI Penjualan Bersih Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (Beban) Lain-lain Beban Pajak Laba Bersih Informasi Kepada Pemegang Saham Penyersuaian Sehubungan dengan Penggunaan Hasil Bersih yang Diperoleh Dari Penjualan Sham Debet Kredit Penyesuaian Sehubungan dengan Penjualan Saham Debet Kredit 55.000.000 143.352.840 3.105.953.889 1.135.259.689 Jurnal Eliminasi Debet Kredit 1.138.429.225 1.154.642 802.689.345 1.340.666.335 2.143.355.680 10.234.178 - - - 172.500.935 - - - - 1.400.714.922 (63.938.442) (1.830.367) 324.824 14.518 (1.233.700.656) 258.361.292 359.946.091 2.513.535.949 60.558.366 - 829.288.458 - 229.908.558 - - - 229.908.558 - 1.400.714.922 (63.938.442) (1.830.367) 324.824 14.518 (1.233.700.656) 1.027.091.384 1.128.676.183 2.506.857.405 1.851.550.950 484.413.436 161.398.551 323.014.885 (98.069.336) (2.521.907) 222.304.589 55.000.000 5.558.366 - 828.133.816 1.154.642 - - - - - 1.851.550.950 484.413.436 216.398.551 268.014.885 730.064.480 (6.925.631) 991.034.681 26 1.135.259.689 2.270.694.200 Sesudah 1.071.423.599 1.442.112.350 2.513.535.949 2.988.695.213 4.053.863.460 2.270.694.200 31 Desember 2006 1.135.259.689 1.135.259.689 2.040.785.642 1.206.943.253 1.299.914.152 2.506.857.405 802.689.345 392.756.764 1.195.446.109 182.735.113 PT BUMI ResourceS Tbk VI. LAPORAN DAN PENDAPAT PIHAK INDEPENDEN Penilai Independen PT Zodiac Perintis Penilai selaku penilai independen dalam suratnya No. 005/SR/ZPP/IV/07 tanggal 11 April 2007 menyatakan bahwa nilai pasar wajar Obyek Transaksi berkisar antara US$ 894,16 juta sampai dengan US$ 986,24 juta. Ringkasan Tabel Hasil Penilaian Pihak Independen atas Obyek Transaksi Penyertaan di Nilai Pasar Wajar – Dalam Jutaan US$ Batas Bawah KPC Batas Atas 506,69 548,05 Arutmin 88,37 88,85 Indocoal 299,10 349,34 Indokalsel - - Indokaltim - - 894,16 986,24 Total Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian penyertaan 30% saham Perseroan pada KPC, Arutmin, dan Indocoal adalah metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang (discounted future economic income method atau discounted cash flow [DCF] method). Metode ini dipilih mengingat bahwa kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KPC, Arutmin, dan Indocoal di masa depan masih akan berfluktuasi sesuai dengan cadangan dan tingkat produksi batubara yang dapat dilaksanakan. Pada metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang, operasi KPC, Arutmin, dan Indocoal diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan yang direncanakan oleh masing-masing perusahaan. Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi menjadi nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan tingkat risiko (tingkat diskonto yang digunakan adalah 12,7%). Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu perusahaan berjalan terus walaupun pemilik atau manajemen berganti. Sedangkan untuk penilaian penyertaan 30% saham Perseroan pada Indokalsel dan Indokaltim, metode penilaian yang akan digunakan adalah metode akumulasi aset (asset accumulation method) atau metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value method). Dasar pemilihan metode ini adalah karena kedua perusahaan tersebut baru berdiri di bulan Mei 2005 dan merupakan perusahaan bertujuan khusus sehingga relatif belum melaksanakan kegiatan operasional. Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi Yanuar Bey & Rekan selaku pihak independen dalam laporan No.Y&R.FO.07.013 tanggal 13 April 2007 berpendapat bahwa secara keseluruhan nilai Transaksi sebesar US$ 1,1 miliar adalah wajar dan tidak merugikan para pemegang saham Perseroan. Sesuai dengan laporan penilaian Zodiac, kisaran nilai pasar wajar ekuitas Obyek Transaksi adalah US$ 894,16 juta – US$ 986,24 juta. Mengingat bahwa nilai Transaksi (harga penjualan Obyek Transaksi), yaitu US$ 1,1 miliar, lebih tinggi daripada kisaran nilai pasar wajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Transaksi tidak merugikan Perseroan, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak penjual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai keseluruhan transaksi adalah wajar dan tidak merugikan pemegang saham Perseroan. Pendapat Konsultan Hukum Perseroan telah menunjuk Kantor Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners sebagai Konsultan Hukum Independen, di mana berdasarkan suratnya tanggal 14 Mei 2007, telah memberikan pendapat yang menyatakan, antara lain: Informasi Kepada Pemegang Saham 27 PT BUMI ResourceS Tbk 1. Transaksi merupakan Transaksi Material berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Dengan demikian, Transaksi dapat dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan antara lain telah diperolehnya persetujuan dari pemegang saham Perseroan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2. Selain itu, diperlukan juga persetujuan korporasi dari Persyaratan lain yang harus dipenuhi adakan persetujuan korporasi dari KPC, Arutmin, KCL, SHL, FI, Amara, Indocoal, Indokaltim, Indokalsel, persetujuan istri dari Perry Purbaya Wahyu dan persetujuan istri dari Hannibal S. Anwar. 2. Berdasarkan Surat Pernyataan Perseroan No. 325/BR-Legal/BOD/IV/07, tanggal 12 April 2007, Direksi Perseroan menyatakan bahwa pihak pembeli atas saham saham yang dijual oleh Perseroan dalam Transaksi bukanlah anggota Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Utama Perseroan, maupun pihak yang terafiliasi dengan mereka. Dengan demikian, Transaksi bukanlah merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan Perjanjian Jual Beli, perubahan kepemilikan saham dalam KPC dan Arutmin memerlukan persetujuan dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Sedangkan perubahan kepemilikian saham dalam Indokalsel dan Indokaltim memerlukan persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Dengan belum diperolehnya persetujuan dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan Badan Koordinasi Penanaman Modal sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham dalam KPC dan Arutmin Indonesia serta belum diperolehnya persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham dalam Indokalsel dan Indokaltim, maka pengalihan saham dalam KPC, Arutmin, Indokalsel dan Indokaltim hanya dapat diselesaikan apabila persetujuan-persetujuan tersebut diperoleh dari instansi-instansi pemerintah yang bersangkutan. 3. 4. Disamping itu, dalam rangka Transaksi, Perseroan juga wajib memperoleh persetujuan dari pihakpihak ketiga dimana berdasarkan perjanjian-perjanjian yang mengikat Perseroan terdapat ketentuan yang membatasi Perseroan untuk melaksanakan Transaksi. Sejauh pengetahuan HHP, pada saat dikeluarkannya Pendapat Dari Segi Hukum ini tidak terdapat ketentuan-ketentuan dalam perjanjian-perjanjian antara Perseroan dan pihak ketiga yang membatasi dapat dilaksanakannya Transaksi. 5. Selain daripada yang telah diungkapkan di atas, berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham, penyelesaian jual beli saham terjadi apabila telah dipenuhinya persyaratan-persyaratan di bawah ini: a. tidak terjadinya keadaan force majeure yang mempunyai dampak material terhadap KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel dan Indocoal; b. Perjanjian Cash and Accounts Management yang akan berakhir pada tanggal Completion telah dinegosiasikan ulang berdasarkan perjanjian antara pemegang saham; c. Pihak pembeli dalam Transaksi telah memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan anggaran dasar Indokaltim dan Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status Indokaltim dan Indokalsel menjadi perusahaan penanaman modal asing telah memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. Pernyataan dan jaminan yang dibuat oleh penjual sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Jual Beli Saham adalah benar dan akurat. Transaksi hanya dapat diselesaikan apabila persyaratan-persyaratan tersebut telah dilaksanakan. Informasi Kepada Pemegang Saham 28 PT BUMI ResourceS Tbk VII. KETERANGAN MENGENAI PERUBAHAN KETENTUAN PROGRAM PEMBELIAN KEMBALI SAHAM DAN PENGGUNAANNYA 1. Pendahuluan Perseroan telah memperoleh persetujuan RUPSLB untuk melakukan pembelian kembali saham berdasarkan Akta No. 60, tanggal 17 Mei 2006, dibuat oleh Herdimansyah Chaidirsyah, Notaris di Jakarta. RUPSLB memberikan persetujuan kepada Perseroan untuk melakukan pembelian kembali saham Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dalam Perseroan dengan harga tidak lebih dari Rp1.200 per saham dan dengan memperhatikan Peraturan Bapepam Nomor XI.B.2 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten Atau Perusahaan Publik (“Peraturan XI.B.2”) serta Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). Perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebanyak 1.364.966.000 saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh (saham yang telah dibeli kembali) oleh Perseroan tersebut selanjutnya disebut “Treasury Stock”). Pembelian Kembali Saham ini telah akan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan hukum yang berlaku, termasuk Peraturan No. XI.B.2 dan UUPT. 2. Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Berdasarkan kondisi saat ini, harga pasar saham Perseroan telah melebihi Rp1.200,- per saham, sedangkan jumlah saham yang telah dibeli kembali sampai dengan 30 Maret 2007 baru mencapai 1.364.966.000 saham atau 7,03% dari seluruh modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dari total maksimal sebanyak 1.940.000.000 saham, sehingga masih terdapat sisa saham yang dapat dibeli kembali hingga sebanyak 575.434.000 saham. Sejalan dengan meningkatnya kinerja Perseroan secara berkelanjutan yang membawa implikasi peningkatan harga saham Perseroan dan untuk dapat memberikan fleksibilitas kepada Perusahaan dalam melakukan pembelian kembali saham, maka Perseroan bermaksud meminta persetujuan kepada pemegang saham untuk mengubah ketentuan yang menyatakan bahwa Perseroan hanya dapat melakukan pembelian kembali saham selama harga saham tidak melebihi Rp1.200,- per lembar saham menjadi Rp1.800,- per lembar saham. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan akan menyisihkan sejumlah dana dalam rangka Pembelian Kembali Saham yang berasal dari Saldo Laba. Dana cadangan untuk Pembelian Kembali Saham selama periode 18 bulan yang berasal dari Saldo Laba tersebut adalah sebanyak-banyaknya Rp 1.035,78 miliar. 3. Penggunaan Saham Yang Telah Dibeli Kembali Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Informasi kepada Pemegang Saham per tanggal 17 Mei 2006, disebutkan bahwa Saham Yang Telah Dibeli Kembali (Treasury Stock) Perseroan dapat dipergunakan, antara lain untuk: 1. alternatif pembiayaan di kemudian hari dalam bentuk instrumen surat hutang yang bersifat ekuitas (equity link), yang dapat ditukarkan dengan Treasury Stock (“Obligasi Konversi”), dimana Harga pelaksanaan penukaran Obligasi Konversi akan ditentukan dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Bapepam XI.B.2, khususnya sehubungan dengan ketentuan mengenai penjualan saham yang telah dibeli kembali. 2. menjual saham yang telah dibeli kembali tersebut dengan harga yang lebih baik. 3. Melaksanakan program MSOP/ ESOP, yang tidak hanya memberikan pendanaan baru bagi Perseroan, tetapi juga memberikan insentif bagi manajemen dan karyawan. Informasi Kepada Pemegang Saham 29 PT BUMI ResourceS Tbk 4. Dampak Pembelian Kembali Saham Terhadap Laba Bersih Per Saham dan Imbal Hasil Ekuitas Perseroan Setelah Pembelian Kembali Saham Dilaksanakan Dengan Harga Yang Baru Apabila mendapatkan persetujuan dan dilaksanakan, perubahan ketentuan Pembelian Kembali Saham akan menurunkan aset, ekuitas dan laba Perseroan akan berkurang dalam jumlah sebanyak-banyaknya Rp 1.035,78 miliar. Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan dari Pembelian Kembali Saham tidak akan memberikan dampak negatif yang material bagi kegiatan usaha Perseroan, karena setelah pelaksanaan Transaksi, Perseroan akan memiliki arus kas yang cukup dalam implementasi rencana usaha Perseroan kedepan. Berikut ini adalah analisa manajemen mengenai pengaruh perubahan ketentuan Pembelian Kembali Saham terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan berdasarkan proforma laporan keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2006 setelah pelaksanaan Transaksi: Analisa Keuangan atas Pembelian Kembali Saham 1 Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 Semula Setelah Pembelian Kembali US$. Jumlah Saham yang Dikeluarkan (lembar) Total Asset Laba Bersih Total Ekuitas Nilai Buku per Saham EPS Dasar (US$ / Saham Biasa) Return on Asset (%) Return on Equity (%) 1. Proforma Laporan Keuangan Perseroan setelah dilakukannya Transaksi 2 Kecuali dinyatakan lainnya 2 US$. 18.039.034.000 2.513.535.949 222.304.589 359.946.091 0,02 0,01 8,8% 61,8% 2 17.463.600.000 2.398.679.323 222.304.589 245.089.465 0,01 0,01 9,3% 90,7% Analisis di atas menunjukan implikasi positif dari perubahan ketentuan Pembelian Kembali Saham terhadap Nilai Buku, EPS, ROA dan ROE. 5. Pembatasan Harga Saham Dalam Rangka Pembelian Kembali Perseroan akan menentukan harga pembelian kembali saham pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sesuai dengan Peraturan XI.B.2, dengan mana harga pembelian harus lebih kecil atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya di Bursa Efek. Perseroan dengan ini menginformasikan kepada pemegang saham bahwa harga dari Saham Perseroan dalam waktu 25 Hari Bursa berturut-turut di Bursa Efek Jakarta sampai dengan dan termasuk tanggal 13 April 2007 adalah sebagai berikut: 6. Tanggal Hari 8-Mar-07 9-Mar-07 12-Mar-07 13-Mar-07 14-Mar-07 15-Mar-07 16-Mar-07 20-Mar-07 21-Mar-07 22-Mar-07 23-Mar-07 26-Mar-07 27-Mar-07 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 Bursa Efek Jakarta Harga Saham 25 Hari Terakhir Perdagangan Harga Saham Tanggal (Rp) 1.180 1.160 1.170 1.150 1.160 1.190 1.180 1.230 1.240 1.240 1.230 1.230 1.270 28-Mar-07 29-Mar-07 30-Mar-07 2-Apr-07 3-Apr-07 4-Apr-07 5-Apr-07 9-Apr-07 10-Apr-07 11-Apr-07 12-Apr-07 13-Apr-07 Hari Harga Saham (Rp) 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1.260 1.300 1.330 1.310 1.330 1.310 1.340 1.320 1.310 1.330 1.360 1.370 REKOMENDASI Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Direksi dan Komisaris Perseroan mengusulkan kepada para pemegang saham Perseroan untuk menyetujui Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2007. Informasi Kepada Pemegang Saham 30 PT BUMI ResourceS Tbk VIII. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Sehubungan dengan rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya sebagaimana telah diuraikan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini, Perseroan bermaksud untuk meminta persetujuan dari RUPSLB Perseroan yang akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2007, dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.2, Peraturan Bapepam No. XI.B.2 dan Anggaran Dasar Perseroan, yaitu sebagai berikut: Rencana Transaksi a. Sesuai dengan Ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan, RUPSLB Perseroan harus dihadiri oleh ½ dari seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari ½ yang menghadiri RUPSLB dengan suara yang sah. b. Apabila Pemegang Saham tidak menyetujui rencana transaksi yang diusulkan, maka rencana transaksi tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal RUPSLB yang menolak rencana transaksi. Perubahan Ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaanya Sesuai dengan ketentuan pasal 31 ayat (2) UUPT, RUPSLB Perseroan harus dihadiri oleh paling sedikit /3 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari jumlah suara tersebut. 2 Sebagai informasi, tanggal-tanggal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan RUPSLB Perseroan adalah sebagaimana tertera pada tabel jadwal berikut ini: PERISTIWA Pemberitahuan RUPSLB melalui Surat Kabar Pengumuman Informasi Ringkas mengenai Rencana Transaksi dan Pembelian Kembali Saham melalui surat kabar Informasi Kepada Pemegang Saham tersedia di kantor Perseroan Tanggal Daftar Pemegang Saham Panggilan RUPSLB melalui surat kabar RUPSLB Pengumuman hasil RUPSLB melalui surat kabar Laporan ke BAPEPAM tentang hasil RUPSLB TANGGAL 16 April 2007 16 April 2007 17 April 2007 7 Mei 2007 8 Mei 2007 23 Mei 2007 24 Mei 2007 25 Mei 2007 Tempat dan Kehadiran RUPSLB Perseroan Informasi tentang Tempat dan waktu RUPSLB Perseroan akan diberitahukan kepada para Pemegang Saham pada tanggal Panggilan RUPSLB, yaitu tanggal 8 Mei 2007. Bagi Pemegang Saham yang tidak dapat menghadiri RUPSLB tersebut dapat memberi kuasa kepada pihak lain dengan mengisi formulir surat kuasa yang terlampir dalam Informasi Kepada Pemegang Saham yang juga dapat diperoleh dari Corporate Secretary Perseroan dengan alamat Wisma Bakrie 2 lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta, Indonesia. Agenda RUPSLB Perseroan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa akan meminta persetujuan pemegang saham atas: a. Persetujuan atas rencana transaksi penjualan aset Perseroan berupa saham-saham yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources dan PT Indocoal Kaltim Resources yang merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama; b. Persetujuan untuk menjaminkan atau mengagunkan seluruh atau sebagian besar Aset/harta kekayaan Perseroan kepada para krediturnya termasuk namun tidak terbatas pada (i) gadai atas Informasi Kepada Pemegang Saham 31 PT BUMI ResourceS Tbk sebagian atau seluruh saham-saham pada anak perusahaan; (ii) fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank klaim asuransi, persediaan (inventory) Perseroan dan atau anak perusahaan; (iii) jaminan atau agunan atas harta kekayaan lain milik Perseroan dan anak perusahaan, yang dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan kredit dari pihak ketiga baik sekarang maupun yang akan datang; sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 88 Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas c. Persetujuan atas perubahan ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya. Informasi Kepada Pemegang Saham 32 PT BUMI ResourceS Tbk IX. PIHAK-PIHAK INDEPENDEN YANG DITUNJUK PERSEROAN Pihak-pihak independen yang ditunjuk Perseroan dalam rangka Transaksi dan Pembelian Kembali Saham adalah sebagai berikut: 1. PT Danatama Makmur, sebagai penasihat keuangan independen bagi Perseroan yang memberikan masukan sehubungan dengan Transaksi secara umum termasuk memberikan masukan atau nasehat atas kelayakan dan penilaian dalam pelaksanaan Transaksi, mengkoordinasikan kegiatan dengan seluruh profesi, serta bertindak sebagai Anggota Bursa yang ditunjuk Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham. Alamat Telepon Faksimili : Menara Global lantai 15 Jalan Gatot Subroto Kav. 27 Jakarta -12950 : +62 (21) 527 5002 : +62 (21) 527 9668 2. Hadiputranto Hadinoto & Partners, konsultan hukum yang memberikan pendapat hukum mengenai berbagai aspek hukum pelaksanaan Transaksi khususnya dalam kaitannya dengan ketentuan Peraturan IX.E.2 Alamat : Jakarta Stock Exchange Building Tower II Lantai 21 Sudirman Central Business District Jl.Jenderal Sudirman Kav.52-53 Jakarta Telepon : +62 (21) 515 5090/ 91/ 92/ 93 Faksimili : +62 (21) 515 4840/ 45/ 50/ 55 3. Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan, pihak independen yang melaksanakan audit atas laporan keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaan yang menjadi Obyek Transaksi berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, serta melakukan penelaahan terbatas (review) atas laporan keuangan konsolidasi proforma Perseroan sesudah Transaksi. Alamat : Jl.Sisingamangaraja No.3C Jakarta Selatan 12120 Telepon : +62 (21) 720 2605 Faksimili : +62 (21) 726 0925 4. PT Zodiac Perintis Penilai, pihak penilai independen yang melakukan penilaian atas Obyek Transaksi dengan menerapkan metodologi penilaian yang sesuai untuk menghasilkan penilaian ekuitas Obyek Transaksi; menyiapkan metodologi alternatif (bila memungkinkan) sebagai perbandingan (jika diperlukan); menentukan nilai indikatif keseluruhan nilai Obyek Transaksi dengan menelaah proyeksi keuangan yang telah disiapkan oleh Perseroan dan informasi relevan lainnya bukti pasar secara umum; dan menyiapkan laporan ringkas yang mengikhtisarkan analisis dan hasil penilaian indikatif, dalam kaitannya dengan ketentuan Peraturan IX.E.2. Alamat : Jl. Raya Kalibata Indah K16-17 Jakarta 12740 Telepon : +62 (21) 799 4521 / 797 0913 Faksimili : +62 (21) 797 3350 5. Yanuar Bey & Rekan, pihak independen yang memberikan pendapat kewajaran atas nilai Transaksi dalam kaitannya dengan ketentuan Peraturan IX.E.2 Alamat : Nariba Plaza Suite E 3-4, Jalan Mampang Prapatan Raya No. 39, Jakarta 12790 Telepon : +62 (21) 7991 448 / 7940 840 Faksimili : +62 (21) 794 0840 Informasi Kepada Pemegang Saham 33 PT BUMI ResourceS Tbk 6. Sutjipto, S.H, sebagai notaris yang melakukan pengurusan atas dokumen-dokumen sehubungan Transaksi dan dan membuat Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan. Alamat : Menara Sudirman Lt 18 Jl. Jendral Sudirman, Kav 60 Jakarta Selatan 12190 Telepon : +62 (21) 520 4778 Faksimili : +62 (21) 520 4779 7. PT Ficomindo Buana Registrar, sebagai pihak yang melaksanakan pengelolaan administrasi saham dan settlement agent sehubungan dengan pelaksanaan Transaksi dan Pembelian Kembali Saham. Alamat : Mayapada Tower Lantai 10, Suite 2B Jl. Jenderal Sudirman Kav.28 Jakarta 12920 Telepon : +62 (21) 521 2316 Faksimili : +62 (21) 521 2320 Informasi Kepada Pemegang Saham 34 PT BUMI ResourceS Tbk X. REKOMENDASI DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Direksi dan Komisaris Perseroan merekomendasikan kepada seluruh pemegang saham untuk menyetujui rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Perseroan serta Penggunaannya sebagaimana disebutkan dalam Informasi Kepada Pemegang Saham ini. Dalam memberikan rekomendasi tersebut kepada pemegang saham, Direksi dan Komisaris Perseroan telah menelaah laporan pendapat konsultan independent Perseroan serta manfaat dari rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Perseroan dan Penggunaannya, serta oleh karenanya berkeyakinan bahwa pelaksanaan rencana Transaksi dan Perubahan Ketentuan Pembelian Kembali Saham Perseroan dan Penggunaannya tersebut merupakan pilihan terbaik bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham. Informasi Kepada Pemegang Saham 35 PT BUMI ResourceS Tbk XI. INFORMASI TAMBAHAN Apabila para Pemegang Saham memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Perseroan dengan alamat: PT Bumi Resources Tbk Wisma Bakrie 2, Lantai 7 Jl. H.R. Rasuna Said, Kav B2 Telp : (021) 5794-2080 Faksimili : (021) 5794-2070 Website: www.bumiresources.com Hormat kami, Atas nama Komisaris dan Direksi Perseroan Suryo Bambang Sulisto Presiden Komisaris Informasi Kepada Pemegang Saham Ari S. Hudaya Presiden Direktur 36 PT BUMI ResourceS Tbk XII. LAMPIRAN – LAMPIRAN Informasi Kepada Pemegang Saham 37 PT BUMI ResourceS Tbk 1. Laporan Penilai Independen Atas Harga Wajar Objek Transaksi Informasi Kepada Pemegang Saham 38 PT Zodiac Perintis Penilai APPRAISAL & CONSULTANT Jl. Raya Kalibata Indah K16-17 Jakarta 12740 ( 7970913 - 7994521, Fax. 7973350 No. : 005/SR/ZPP/IV/07 11 April 2007 Kepada Yth. PT BUMI RESOURCES Tbk Mid Plaza 2 Lt. 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 10–11 Jakarta 10220 U.p. : Direksi Hal : Ringkasan Penilaian Penyertaan Saham Dengan hormat, Sehubungan dengan penugasan yang diberikan kepada kami, PT Zodiac Perintis Penilai (“Zodiac” atau “kami”), oleh manajemen PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”) untuk memberikan pendapat sebagai penilai independen atas nilai penyertaan 30% saham Bumi pada PT Kaltim Prima Coal (“KPC”), PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”), Indocoal Resources (Cayman) Limited (“Indocoal”), PT Indocoal Kalsel Resources (“Indokalsel”), dan PT Indocoal Kaltim Resources (“Indokaltim”) sesuai dengan surat penawaran kami No. 026/Pr/ZPP/III/07 tanggal 12 Maret 2007, maka dengan ini kami sebagai Perusahaan Penilai Resmi berdasarkan Izin Usaha Perusahaan Jasa Penilaian dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan No. 62/Pen/PDN.2/IX/2002 tanggal 25 September 2002 dan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. 27/STTD-PP/PM/1993 tanggal 22 Maret 1993 menyatakan telah meneliti dan menilai penyertaan 30% saham Bumi pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim dengan tujuan untuk mengungkapkan pendapat mengenai nilai pasar wajar dari saham tersebut per tanggal 31 Desember 2006. LATAR BELAKANG Berdasarkan informasi yang kami terima, pada saat ini Bumi (dahulu PT Bumi Modern Tbk), sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company) yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk pertambangan, manufaktur, produksi dan penjualan batubara) serta eksplorasi minyak, APPRAISAL & CONSULTANT 2 PT Zodiac Perintis Penilai merencanakan untuk melaksanakan penjualan atas penyertaan 30% saham pada lima anak perusahaannya, yaitu KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim, yang seluruhnya merupakan perusahaan tertutup (closely-held company). TUJUAN DAN MAKSUD PENILAIAN Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang indikasi nilai, pada tanggal efektif penilaian, dari penyertaan 30% saham Bumi pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim (“Obyek Transaksi”) yang dinyatakan dalam mata uang dollar Amerika Serikat. Maksud dari penilaian adalah untuk memberikan gambaran tentang indikasi nilai saham yang wajar yang selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan oleh manajemen Bumi dalam rangka penjualan Obyek Transaksi. Istilah “indikasi” digunakan mengingat keterbatasan dalam menganalisis kinerja historis dan proyeksi dan posisi keuangan KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim. DEFINISI NILAI YANG DIGUNAKAN Untuk keperluan penilaian atas Obyek Transaksi, standar nilai yang digunakan berdasarkan Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2002 adalah nilai pasar wajar, yang didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah uang tunai atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual-beli perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan antara yang berminat membeli (willing buyer) dengan yang berminat menjual (willing seller) dimana keduanya memiliki kapasitas untuk melakukan suatu transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan informasi yang relevan” (SPI 12.3.1.37.1). TANGGAL EFEKTIF PENILAIAN Nilai pasar wajar dalam penilaian ini diperhitungkan pada tanggal 31 Desember 2006. Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. RUANG LINGKUP Dalam melakukan penilaian untuk memperkirakan indikasi nilai pasar wajar Obyek Transaksi, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagai berikut: APPRAISAL & CONSULTANT 3 PT Zodiac Perintis Penilai 1. Laporan keuangan KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim per 31 Desember 2006, 31 Desember 2005, dan 31 Desember 2004, yang telah diaudit oleh KAP Jimmy Budhi dan Rekan - Moores Rowland International; 2. Draft surat edaran Bumi sehubungan dengan rencana penjualan Obyek Transaksi dan pengubahan ketentuan mengenai pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan Bumi; 3. Proyeksi laporan laba rugi KPC, Arutmin, dan Indocoal untuk periode tahun 2007– 2021; 4. Data dari Bloomberg; 5. Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penugasan, dan 6. Hasil diskusi dengan manajemen Bumi dan anak-anak perusahaan terkait. Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Bumi bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan. Kami tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari rencana penjualan Obyek Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Bumi dalam kaitan dengan rencana penjualan Obyek Transaksi hanya merupakan penilaian atas Obyek Transaksi dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang dilakukan Bumi. METODE PENILAIAN YANG DIGUNAKAN Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian penyertaan 30% saham Bumi pada KPC, Arutmin, dan Indocoal adalah metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang APPRAISAL & CONSULTANT 4 PT Zodiac Perintis Penilai (discounted future economic income method atau discounted cash flow [DCF] method), sedangkan metode-metode lain tidak digunakan dengan alasan sebagai berikut: 1. Metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang (capitalized future economic income method) tidak dapat digunakan dalam penilaian ini, karena pada proyeksi yang digunakan dalam penilaian, diperkirakan bahwa kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh KPC, Arutmin, dan Indocoal masih akan berfluktuasi sesuai dengan cadangan dan tingkat produksi batubara yang dapat dilaksanakan, sehingga pendapatan masa lalu dan saat ini tidak dapat mewakili pola pendapatan di masa mendatang. 2. Metode akumulasi aset (asset accumulation method, atau metode penyesuaian nilai buku [adjusted book value method]) dan metode kapitalisasi kelebihan pendapatan (capitalized excess earnings method) juga tidak dapat digunakan, karena KPC, Arutmin, dan Indocoal pada dasarnya bukan merupakan perusahaan yang berbasis pada aset (asset-based company) dan seperti halnya metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang, aktiva berwujud dan tidak berwujud yang ada belum dapat mencerminkan prospek usaha yang dapat membentuk nilai ketiga perusahaan yang dinilai, mengingat aktiva yang akan memberikan kontribusi terhadap nilai belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada diskonto pendapatan ekonomi mendatang, operasi KPC, Arutmin, dan Indocoal diproyeksikan sesuai dengan skenario pengembangan yang direncanakan oleh masingmasing perusahaan. Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan proyeksi dikonversi menjadi nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan tingkat risiko. Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang tersebut, dengan asumsi going concern, yaitu perusahaan berjalan terus walaupun pemilik atau manajemen berganti. Sedangkan untuk penilaian penyertaan 30% saham Bumi pada Indokalsel dan Indokaltim, metode penilaian yang akan digunakan adalah metode akumulasi aset. Dasar pemilihan metode ini adalah karena kedua perusahaan tersebut baru berdiri di bulan Mei 2005 dan merupakan perusahaan bertujuan khusus sehingga relatif belum melaksanakan kegiatan operasional. Sebagai metode pembanding, digunakan metode pembanding perusahaan terbuka (guideline public company method), karena walaupun di pasar saham perusahaan terbuka tidak diperoleh informasi mengenai perusahaan sejenis dengan skala usaha dan aset yang setara, namun diperkirakan data saham perusahaan terbuka yang ada dapat digunakan sebagai data perbandingan atas nilai saham yang dimiliki oleh KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim. APPRAISAL & CONSULTANT 5 PT Zodiac Perintis Penilai RINGKASAN HASIL PENILAIAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, berikut adalah indikasi nilai pasar wajar Obyek Transaksi yang dihasilkan: Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi (Dalam US$ Juta) Penyertaan di Nilai Pasar Wajar KPC Arutmin Indocoal Indokalsel Indokaltim 527,37 88,61 324,22 - Total 940,20 Untuk menguji sensitivitas atas nilai pasar wajar yang dihasilkan, maka berikut ini disajikan hasil analisis sensitivitas dengan menggunakan penurunan dan kenaikan sebesar 5% dari proyeksi arus kas bersih. Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi (Dalam US$ Juta) Penyertaan di Nilai Pasar Wajar Arus Kas Bersih –5% Arus Kas Bersih +5% KPC Arutmin Indocoal Indokalsel Indokaltim 506,69 88,37 299,10 - 548,05 88,85 349,34 - Total 894,16 986,24 Sebagai metode perbandingan, berikut ini adalah indikasi nilai yang diperoleh dari metode pembanding perusahaan terbuka dengan menggunakan angka pengali EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization/laba sebelum beban bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi) atau EBITDA multiple. Berdasarkan perhitungan, perkiraan jumlah EBITDA KPC, Arutmin, dan Indocoal di tahun 2007 adalah sebesar US$ 782,30 juta, dan dengan angka pengali EBITDA sebesar 4,2 kali, maka diperkirakan nilai Obyek Transaksi berdasarkan metode ini adalah US$ 955,84 juta. APPRAISAL & CONSULTANT 6 PT Zodiac Perintis Penilai Nilai Pasar Wajar Obyek Transaksi (Dalam US$ Juta) Penyertaan di Nilai Pasar Wajar KPC Arutmin Indocoal 552,97 124,07 278,80 Total 955,84 KESIMPULAN PENILAIAN Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah kami terima dan dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian, maka menurut pendapat kami nilai pasar wajar dari Obyek Transaksi, atau penyertaan 30% saham Bumi pada KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel, dan Indokaltim, pada tanggal 31 Desember 2006 berkisar antara US$ 894,16 juta hingga US$ 986,24 juta. Nilai pasar wajar Obyek Transaksi tersebut kami tentukan berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh dari pihak Bumi dan pihak-pihak lain yang relevan dengan penilaian. Kami menganggap bahwa semua informasi tersebut adalah benar, dan bahwa tidak ada keadaan atau hal-hal yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi indikasi nilai pasar wajar tersebut secara material. Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan, kewajiban utang dan/atau sengketa atas Obyek Transaksi. Kami tegaskan pula bahwa kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun baik saat ini maupun di masa datang, dan imbalan jasa yang telah disetujui atas penilaian Obyek Transaksi tidak tergantung pada nilai yang dilaporkan. Hormat kami, PT ZODIAC PERINTIS PENILAI Ocky Rinaldy, SE, MSc., MAPPI (Cert) Direktur Izin Penilai : 1.99.0029 STTD : 02/BL/STTD-P/AB/2006 MAPPI : 95-S-00654 OR/er APPRAISAL & CONSULTANT PT BUMI ResourceS Tbk 2. Laporan Pihak Independen Atas Kewajaran Nilai Transaksi Informasi Kepada Pemegang Saham 39 ""1.\11 Professional Appraisers III.' .\ IU.K'" & Consultants No. File: Y&R.FO.07.013 Jakarta, 13 April 2007 Kepada Yth. Dewan Direksi PT BUMIResourceS, Tbk. Wisma Bakrie 2, . Lt. 7 Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta - 12920 Indonesia Perihal: Ikhtisar Pendapat dari Pihak Independen Sehubungan dengan Rencana PT BUMI ~esourceS, Tbk. ("BUMI") Untuk Melakukan Penjualan 30% Kepemilikan Saham pada Anak Perusahaan Latar Belakang Penyusunan Laporan PT BUMI ResourceS, Tbk. ("BUMI") berencana untuk melakukan penjualan atas 30% kepemilikan sahamnya di PT Kaltim Prima Coal ("KPC"), PT Arutmin Indonesia ("Arutmin"), Indocoal Resources (Cayman) Limited ("Indocoal"), PT Indocoal Kalsel Resources (Ulndokalsel")dan PT Indocoal Kaltim Resources ("Indokaltim"). Obyek dari Rencana Transaksi tersebut adalah saham-saham yang dimiliki BUMIpada anakanak perusahaan sebagai berikut: a. Satiam-saham dalam KPCyang masing-masing bernilai nominal Rp. 63.475 per saham, yang terdiri atas: . Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh Kalimantan Coal Limited ("KCL"), anak perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki BUMI. . Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh Sangatta Holdings Limited (USHL"),anak perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki BUMI. Saham-saham KPCyang akan dijual tersebut merupakan 30% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam KPC. b: Sebanyak 2.999 saham dalam Arutmin dengan nilai nominal Rp. 63.475 per saham yang dimiliki oleh BUMI,yang merupakan29,99%dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Arutmin. c. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokalsel dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang dimiliki oleh BUMI,yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indokalsel. d. Sebanyak 1.499 saham dalam Indokaltim dengan nilai nominal Rp. 10.000 per saham yang dimiliki oleh BUM,yang merupakan 29,98% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indokaltim. e. Sebanyak 300 saham dalam Indocoal dengan nilai nominal US$ 1,00 yang dimiliki oleh Forunner International PTE, Ltd ("FI") anak perusahaan yang 100%sahamnya dimiliki oleh BUMI,yang merupakan 30% dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Indocoal. Kantor[ Office] - NARIBAPLAZASuite E3 4 Jalan Mampang Prapatan Raya No. 39 Jakarta - 12790 Indonesia Ph. [62-21] 799-1448 Fax. [62-21] 794-0840 [email protected] Halaman - i , '" I 'II IIn .\ m.K'" Professional Appraisers 8: Consultants Rencana transaksi ini term asuk dalam "Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama" sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal ("Bapepam") No.lX.E.2, Lampiran Keputusan Bapepam Nomor Kep-02/PM/2001, tanggal 20 Februari 2001, tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Oleh karena itu, Rencana Transaksi ini memerlukan persetujuan dari Pemegang Saham. Yanuar Bey dan Rekan ("Y&R")telah ditunjuk oleh BUMI untuk memberikan pendapat independen sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan BAPEPAM No.IX.E.2 tentang "TransaksiMaterialdan PerubahanKegiatanUsahaUtama" dalam kaitannyadengan Rencana Transaksi sesuai dengan persetujuan atas Surat Penawaran No. Pr.YR-FO/070/BR/III/07, tanggal 14 Maret 2007. Laporan kami disusun berdasarkan permintaan dari BUMIyang dipakai semata-mata untuk membantu BUMIdalam memberikan gambaran mengenai Rencana Transaksi yang memerlukan pendapat dari pihak independen, opini tertulis yang akan diserahkan ke Bapepam dan akan didistribusikan kepada pemegang saham BUMI,dan tidak dapat digunakan untuk tujuan lainnya. Karena pihak lain mungkin bermaksud untuk menggunakan laporan ini untuk tujuan yang lain, perlu ditegaskan bahwa laporan ini tidak dapat dikutip, direferensikan atau diperlihatkan ke pihak lain tanpa ijin tertulis dari kami terlebih dahulu kecuali diharuskan oleh pengadilan atau undang-undang yang berlaku. Y&Rtidak mempunyai tanggung jawab apapun berkaitan dengan dampak dan akibat yang mungkin dan dapat timbul dari isi laporan ini ke pihak selain BUMIdan Bapepam. Jika pihak lain memilih untuk mengandalkan isi laporan ini maka mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dampak maupun risiko yang mungkin ditimbulkan. Ruang Lingkup Dalam melakukan penelaahan terhadap kewajaran atas Rencana Transaksi ini, kami bergantung pada data dan informasi yang relevan dan konfirmasi manajemen yang terkait dengan Rencana Transaksi, yang dari waktu ke waktu disediakan oleh BUMI. Kami telah mempertimbangkan informasi, yang disediakan BUMIkepada kami untuk tujuan Penugasan ini, yaitu : a. Perjanjian Jual Beli ("PJB") yang telah ditandatangani dibawah tangan oleh BUMIdan Tata Power Company Limited ("Tata Power") pada tanggal30 Maret 2007; b. Laporan Ringkas Penilaian Penyertaan Saham oleh Penilai Independen PT Zodiac Perintis Penilai ("Zodiac") No. OOS/SR/ZPP/IV /07, tanggal11 April 2007; c. Laporan Keuangan PT Kaltim Prima Coal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan telah diaudit oleh KantorAkuntanPublik("KAP")Jimmy Budhidan Rekan - Moores RowlandInternational; d. LaporanKeuanganPT ArutminIndonesiayang berakhir pada tanggal 31 Desember2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan - MooresRowland International; e. Laporan Keuangan PT Indocoal Katim Resources yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan; f. Laporan K~uangan PT Indocoal Kalsel Resources yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhidan Rekan; g. Laporan Keuangan Indocoal Resources (Cayman) Limited yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan telah diaudit oleh KAPJimmy Budhi dan Rekan - Moores Rowland International; h. Dokumen-dokumenlain yang terkait dengan transaksi; i. Diskusidengan manajemen BUMI. Laporan ini disusun khususnya untuk pemegang saham BUMI.Baik Y&Rmaupun anggota atau karyawan Y&Rtidak bertanggung jawab kepada pihak manapun, selain kepada BUMIdan Bapepam, term asuk dalam hal kesalahan ataupun kekurangan yang timbul sehubungan dengan Halaman . ii , '\'\1 Professional \11 un Appraisers .\ 1111'-\'\ £t Consultants laporan ini. Dalam menyusun laporan ini, Y&Rmengandalkan keakuratan dan kelengkapan informasi yang disediakan oleh BUMIdan/atau data yang diperoleh dari informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta penelitian yang kami anggap relevan. Y&R tidak terlibat dan tidak melakukan audit ataupun verifikasi atas informasi yang disediakan tersebut. Y&Rtidak memiliki kepentingan atau hal-hal lainnya yang dapat menyebabkan Y&R memberikanpendapat yang bias sehubungandengan RencanaTransaksiyang dibahas dalam laporanini. Laporan ini disusun secara khusus sehubungan dengan peraturan Bapepam No. IX.E.2. Kami memahami bahwa apabila implementasi aktual dari Rencana Transaksi dianggap merupakan "Benturan 'Kepentingan" sebagaimana didefinisikandalam peraturan Bapepam No.IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ("Bapepam") Nomor : Kep32/PM/2000, tanggal 22 Agustus 2000 mengenai Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ("Peraturan BcipepamNo. IX.E.1"), BUMIakan mengadakanpenelaahan secara terpisah atas transaksi tersebut, dan 5elanjutnya akan mendapatkan persetujuan dan ijin dari pemegang saham independen atau wakilnya yang diberi kuasa dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sesuai dengan peraturan BAPEPAM No. IX.E.1. BUMltelah membebaskan Y&Rdari setiap klaim yang dapat dan akan timbul dari kesalahan ataupun kekurangan dalam bahan atau informasi yang disediakan BUMI,anak perusahaan, perusahaan afiliasi, konsultan atau pihak ketiga, kepada Y&Rdalam penyusunan laporan ini. Sebagai tambahan, kami tidak terlibat dalam diskusiantara BUMIdan/atau pihak pembeli (Tata Power) sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut dan kami tidak terlibat dalam komunikasi ataupun interaksi apapun dalam mencapai konsensus antara BUMI dan pihakTata Power mengenai:persyaratan dan kondisi Rencana Transaksi tersebut. Kami ingin menekankan bahwa hasil analisis dan penelaahan kami secara khusus hanya terbatas pada. aspek nilai transaksi, di luar dari aspek perpajakan dan hukum karena hal tersebut berada di luar lingkup penugasan kami. Manajemen BUMImenyatakan bahwa seluruh informasi material yang menyangkut Rencana Transaksi telah diungkapkan seluruhnya kepada Y&R dan di dalam Surat Edaran dan Pengumuman kepada Pemegang Saham dan tidak ada pengurangan atas fakta-fakta yang penting. Latar Belakang Transaksi Strategi usaha BUMI adalah menjadi perusahaan energi dan sumber daya nasional yang terdepan di Indonesia. Salah satu implementasi dari strategi tersebut adalah dengan melakukanpengembanganberupa ekspansipada aset-aset pertambanganbaru masa depan, disampingpengembangansecara intensifatas portfolioaset yangtelah dimilikisaat ini. Namun demikian dengan karakteristik bisnis di bidang pertambangan yang bersifat sangat padat modal dan membutuhkan investasi dalam jumlah yang signifikan, posisi fundamental keuangan yang kuat merupakan faktor yang sangat penting bagi BUMI.Pelaksanaan Transaksi penjualan saham ini akan memperkuat posisi fundamental keuangan BUMI sekaligus meningkatkan fleksibilitas keuangan secara signifikan karena tidak adanya rasio hutang terhadap ekuitas. Posisi fundamental yang kuat dan fleksibilitas keuangan akan meningkatkan kredibilitas BUMI di mata investor dan institusi keuangan, baik dalam rangka kerjasama Halaman - iii strategis maupun \ \'1 Professional Appraisers \11 111.\ .~ 1II:h." 8: Consultants pendanaan baru untuk menunjang ekspansi dan pengembangan pada aset-aset pertambangan di masa depan seperti tembaga, emas, bijih besi, dan lain-lain. Melalui ekspansi dan pengembangan aset secara berkelanjutan, BUMIakan bertumbuh semakin cepat seiring dengan peningkatanyang signifikanpada kinerja operasionaldan keuangan BUMI yang pada akhirnya akan memberikan kemampuan kepada BUMIuntuk memanfaatkan peluang-peluang akuisisi strategis atas aset-aset potensial pertambangan lainnya. Dengan penerapan strategi ini, diharapkandi masa yang akan datang BUMI dapat mewujudkan salah satu visinya yakni j11enjadiperusahaan pertambangan yang terdiversifikasi yang pada akhirnya secara otomatis akan menurunkantingkat risikobisnisBUMI. Gambaran Umum atas RencanaTransaksi Saat ini BUMI telah menandatanganiperjanjian dengan Tata PowerCompanyLimited("Tata Power") pada tanggal 30 Maret 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, Tata Power akan bergabung sebagai mitra strategis BUMI melalui pembelian 30%kepemilikansaham BUMI di anak perusahaan, yaitu KPC, Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim. Jumlah keseluruhan dana yang akan diterima dari transaksi ini adalah sebesar USD1,1 milyar. Dalamtransaksiini, pembelianyang dilakukanoleh Tata Poweradalah atas 30%sahamyang dimilikioleh BUMIpada anak perusahaan, sehinggasebagai implikasinyakepemilikanBUMI pada anak perusahaan akan berkurang menjadi 70%. Tata Poweradalah salah satu perusahaanswasta penyediajasa energi listrikyangterbesar di India, dengan kapasitas terpasang hingga 2.300 MW.Tata Power juga merupakan pelopor dalam industri kelistrikandi India yang memilikikinerja historis dan pelayanan pelanggan yang baik serta pertumbuhan usaha yang mantap. Kegiatanusaha Tata Power mencakup penyediatenaga listrikdengan menggunakangenerator tenaga uap, air, matahari, angindan batubara, serta transmisi dan distribusi tenaga listrik. Selain itu Tata Power merupakan bagian dari Grup Tata, yang merupakan salah satu gru~ konglomerasiterkemuka di India dengan cakupan bidang kegiatan usaha yang meliputi industri baja, otomotif, perhotelan, telekomunikasi,tenaga listrikdan kimia. Manajemen BUMI berkeyakinan bahwa RencanaTransaksiini merupakanyang terbaik bagi kepentingan seluruh pemegang saham BUMI, dimana Rencana Transaksi ini juga akan membentuk sebuah kerja sama strategis yang dapat digunakan oleh BUMI dalam meraih kesempatanpertumbuhanbaik di dalammaupundiluarnegeri. Secara lebih terperinci, tujuan dan manfaat Transaksiini bagi seluruh pemegang saham, antara laintermasuk: a. b. c. BUMImendapatkan pendanaan dalam jumlah besar untuk pengembangan lebih lanjut atas unit-unit bisnis yang telah dimiliki dan melakukan investasi baru di masa depan. Penciptaan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham BUMI, tidak hanya lewat dividen namun juga dari pertumbuhan nilai perusahaan yang berkesinambungan. Penciptaan sinergi antara BUMI dengan Tata Power, salah satunya melalui pemenuhan kebutuhan daya (listrik) yang diperlukan oleh KPC dengan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara oleh Tata Power dan BUMIdapat memasok bijih besi kepada Tata Power ke depannya. Memperkuat posisi keuangan Grup BUMI melalui pelunasan hutang dan perbaikan dalam hal ketersediaan modal kerja. d. Pengurangan biaya modal melalui akses ke pendanaan dari mitra strategis dengan biaya yang relatif lebih rendah dan tidak memberatkan kondisi BUMI. e. Peningkatan teknik kerja operasionalyang lebih baik melalui pemanfaatan daya saing dan keahlian yang dimiliki oleh mitra strategis. Halaman - iv , '" \11III.' .\ 1II.h.\" Professional Appraisers 6: Consultants f. Meningkatkan kredibilitas dan citra BUMIsecara keseluruhan melalui kemitraan dengan pemain-pemain besar utama dalam industri. g. Memperluas akses ke ketersediaan peralatan dan jasa melalui peningkatan kemampuan keuangan dan hubungan dalam industri. h. Komitmen take or pay contract oleh Tata Power. i. Menciptakan transparansi, independensi dengan masuknya perwakilan Tata Power ke dalam jajaran manaj~men di BUMI. Gambaran Umum Perjanjian Kerangka hukum yang diperlukan untuk implementasi dari Rencana Transaksi ini diatur dalam PJB. Berikut adalah gambaran singkat dari PJBtersebut : );> Hilai Transaksi Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar US$ 1,1 miliar. );> Ketentuan Penting Dalam PJB PJB dibuat dan ditandatangani dengan akta di bawah tangan oleh BUMIdan Tata Power adalah sebagai berikut: A. Saham-Sahamvan~ Di1ualBerdasarkan PJB a. Saham-Saham Dalam KPC,yang terdiri atas: . Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh KCL,anak perusahaan yang seh.iruh sahamnya dimiliki oleh BUMI; .. Sebanyak 45.000 saham yang dimiliki oleh SHL,anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki BUMI. b. Saham-sahamdalamArutmin,yangterdiri atas: . . Sebanyak 2.999 saham yang dimiliki oleh BUMI; Sebanyak 1 saham yang dimiliki oleh PT Amara Bangun Cesta. c. Sebanyak 300 saham yang dimiliki FI dalam Indocoal, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh BUMI. d. Saham-saham dalam Indokaltim, yang terdiri dari: . 1.499 saham yang dimiliki oleh BUMI;dan . 1 sahamyangdimilikioleh HannibalS. Anwar. e. Saham-saham dalam Indokalsel, yang terdiri dari: . 1.499 saham yang dimiliki oleh BUMI;dan . 1 saham yang dimiliki oleh Drs. Perry Purbaya Wahyu. Seluruh saham-saham pada KPC,Arutmin, Indocoal, Indokaltim dan Indokalsel yang diperjualbelikan secara bersama-sama disebut "Saham Yang Dijual". B. Har'!a Peniualan dan Tata Cara Pembavaran a. HargaPenjualan (SellingPrice) Berdasarkan PJB ditentukan bahwa harga penjualan adalah sebesar USD 1,1 miliar. b. Tata Cara Pembayaran Pembayaran akan dilakukan dengan cara antara lain: . . . PihakPembelitelah menyetor secara tunai sebagai deposit sejumlah USD88 juta ke dalam suatu rekening penampungan sesuai dengan ketentuan PJB. Jumlah yang akan dibayar pada Tanggal Penyelesaian adalah harga penjualan, dikurangi deposit, dikurangi atau ditambah dengan persentase Tata Power atas Estimated Completion Adjustment Amount. Halaman -v \\'\1 Professional \11 111.\ .~ 1II.h.\'\ Appraisers & Consultants C. PersvaratanPenvelesaian Penyelesaiantransaksi jual beli saham berdasarkan PJB terjadi apabila sejumlah persyaratandi bawahini terpenuhi, antara lain: . Diperolehnya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham BUMI yang menyetujui penjualan saham dan kesepakatan lainnya, yang dilakukandengan memenuhiketentuan dalam Peraturan IX.E.2 . Diperolehnya persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sehubungan dengan PKP2BArutmin dan KPC;dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) . . . . . Diperolehnya persetujuan korporasi lain dari KPC, Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal, KCL,SHL,FI, PT Amara Bangun Cesta, dan persetujuan istri dari Perry Purbaya Wahyu dan Hannibal S. Anwar. Pada Tanggal Penyelesaian, tidak terjadi keadaan yang memiliki pengaruh material terhadap KPC,Arutmin, Indokaltim, Indokalsel, Indocoal; Tata Power memperoleh bukti yang cukup bahwa perubahan anggaran dasar Indokaltim dan Indokalsel telah menjadi efektif dan perubahan status Indokalsel dan Indokaltim menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) telah memperoleh persetujuan dari BKPM. Perjanjian Cash and Management Accounts Agreement tanggal 6 Juli 2005 yang akan berakhir pada Tanggal Penyelesaian telah di negosiasi ulang untuk merefleksikanketentuan-ketentuandalamShareholders'Agreement. Selain itu, sejalan dengan proses di atas, berikut adalah beberapa hal yang harus dilaksanakan,yaitu : Menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Indocoal Notes Program; Selain kewajiban lancar dan sewa, bid bonds dan performance guarantees, seluruhkewajibanperusahaanbatubara harussudahdiselesaikan; Seluruh hutang piutang perusahaan batubara terhadap badan usaha terkait (termasui<penjual) harussudahdiselesaikan; BUMIdan Tata Powermengetahuidan menyetujuibahwa devidenakan tetap dibayarkan kepada BUMI. D. Penaakhiran Jika Penyelesaian tidak terjadi dikarenakan Peristiwa Pengakhiran berdasarkan PJB yang disebabkan oleh Tata Power, maka Penjual (berdasarkan PJB) berhak memiliki deposit berikut bunga, sedangkan apabila disebabkan oleh Penjual, maka Tata Power berhak meminta agar deposit tersebut dikembalikan dalam waktu 10 hari kerja sejak tanggal pengakhiran. AnalisisKewajaranRencanaTransaksi Analisis kewajaran atas rencana transaksi berupa penjualan 30%kepemilikan saham BUMIdi KPC,Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim dilakukan dengan membandingkan antara nilai rencana transaksi tersebut dengan nilai pasar wajar saham yang penilaiannya dilakukan oleh Konsultan Penilai independen, yaitu Zodiac. Berdasarkan Laporan Ringkas Zodiac selaku penilai independen dalam suratnya No. 005/SR/ZPP/IV107, tanggal 11 April 2007, dinyatakan bahwa nilai pasar wajar obyek transaksi berkisar antara USD894,16 juta sampai dengan USD986,24 juta. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa nilai rencana transaksi yang akan dilaksanakan sesuai dengan PJB yaitu sebesar USD1,1 milyar atau lebih tinggi dibandingkan dengan kisaran nilai pasar wajar obyek transaksi tersebut. Halaman - vi , \" \11un .\ 1II.h." Professional Appraisers & Consultants Kesimpulan Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, kami berpendapat bahwa rencana penjualan 30%kepemilikan saham BUMIdi KPC,Arutmin, Indocoal, Indokalsel dan Indokaltim yang akan dilaksanakan adalah layak dan wajar bagi BUMIdan para pemegang saham. Hormat kami, YANUARBEY & REKAN Rosye Yunita SE,MM, MAPPI (Cert) Partner Ijin Penilai STTD : No. 1.05.0178 : No. 06/PM.STTD-P/B/2006 Halaman - vii PT BUMI ResourceS Tbk 3. Laporan Pendapat dari Konsultan Hukum Informasi Kepada Pemegang Saham 40 PT BUMI ResourceS Tbk 4. Laporan Keuangan Obyek Transaksi Informasi Kepada Pemegang Saham 41 PT KALTIM PRIMA COAL DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Neraca 1 2. Laporan Laba Rugi 3 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4 4. Laporan Arus Kas 5 5. Catatan atas Laporan Keuangan 6 6. Informasi Tambahan (Tidak Diaudit) 45 PT KALTIM PRIMA COAL NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) AKTIVA Catatan AKTIVA LANCAR Kas dan bank Piutang usaha - pihak ketiga Tagihan PPN Persediaan - bersih Biaya dibayar dimuka dan aktiva lancar lainnya 2006 2005 2b,3 2c,4 5 2e,6 23.958.449 22.994.253 183.300.625 183.348.972 35.273.877 73.454.129 114.624.187 85.289.463 2f,7 64.549.531 45.724.941 478.151.830 354.366.597 2d,8 2g,2h,2i,9 555.985.816 425.887.861 450.658.874 353.823.423 2j,10 2m,11 44.066.988 54.733.133 48.097.551 - Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.080.673.798 825.579.848 JUMLAH AKTIVA 1.558.825.628 1.206.946.445 Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Aktiva tetap - bersih Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan - bersih Biaya pengupasan ditangguhkan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan. 1 PT KALTIM PRIMA COAL NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha - pihak ketiga Hutang pajak Hutang lancar lain-lain Kewajiban sewa guna usaha - jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pendapatan yang belum diakui - jatuh tempo dalam waktu satu tahun 113.113.634 54.797.475 318.006.422 82.253.996 68.854.381 284.100.148 2i,15 28.501.198 5.902.115 17 12.492.000 16.656.000 526.910.729 457.766.640 2n,14b 2r,14b,25 71.965.741 11.464.827 55.620.773 7.833.047 2i,15 8,16 62.619.688 533.398.056 12.677.415 308.497.979 17 2q,13 127.015.308 12.492.000 128.849.939 806.463.620 525.971.153 1.333.374.349 983.737.793 30.000.000 6.000.000 189.451.279 30.000.000 6.000.000 187.208.652 225.451.279 223.208.652 1.558.825.628 1.206.946.445 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal disetor AS$ 100/Rp 63.475 per lembar saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh - 300.000 lembar Dana cadangan Saldo laba Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 12 2q, 13 14a Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Taksiran kewajiban restorasi dan rehabilitasi Kewajiban manfaat karyawan Kewajiban sewa guna usaha - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang Pendapatan yang belum diakui - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2006 18 19 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan. 2 PT KALTIM PRIMA COAL LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENJUALAN BERSIH 2o,20 HARGA POKOK PENJUALAN 2o,21 2006 1.127.759.895 2005 1.076.053.260 (945.720.030 ) (823.307.811 ) 182.039.865 252.745.449 (123.404.685 ) (124.112.122 ) 58.635.180 128.633.327 16.656.000 25.486.205 9.734.462 (878 ) (55.766.441 ) (31.484.708 ) 16.656.000 17.551.242 4.140.084 (12.529.042 ) (37.055.285 ) (7.156.023 ) Beban Lain-lain - Bersih (35.375.360 ) (18.393.024 ) LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 23.259.820 110.240.303 (22.851.824 ) 1.834.631 (59.816.700 ) 9.433.825 (21.017.193 ) (50.382.875 ) 2.242.627 59.857.428 LABA KOTOR BEBAN USAHA 2o,22 LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Amortisasi pendapatan yang belum diakui Pendapatan bunga Laba (Rugi) selisih kurs - bersih Rugi pelepasan aktiva Beban bunga Lain-lain - bersih MANFAAT (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan Jumlah Beban Pajak - Bersih LABA BERSIH 17 23 2p 24 2q,13 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan. 3 PT KALTIM PRIMA COAL LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Modal Saham Saldo 1 Januari 2005 Laba bersih Saldo 31 Desember 2005 Laba bersih Saldo 31 Desember 2006 Dana Cadangan Laba Ditahan Jumlah Ekuitas 30.000.000 6.000.000 127.351.224 163.351.224 - - 59.857.428 59.857.428 30.000.000 6.000.000 187.208.652 223.208.652 - - 2.242.627 2.242.627 30.000.000 6.000.000 189.451.279 225.451.279 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan. 4 PT KALTIM PRIMA COAL LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2006 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penghasilan bunga Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran bunga Pembayaran kepada pihak ketiga lainnya dan pemerintah Pembayaran pajak Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aktiva tetap Penarikan dari (Penyetoran ke) kas di bank yang dibatasi penggunaannya 2005 1.334.241.530 1.582.381 (1.049.506.722 ) (55.766.441 ) 1.214.273.961 1.430.364 (973.520.328 ) (38.085.260 ) (170.717.076 ) (151.454.135 ) (54.009.097 ) (140.512.015 ) (91.620.463 ) 9.577.625 (22.949.787 ) (71.364.475 ) 485.918 (2.034.556 ) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (22.463.869 ) (73.399.031 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan bersih dari pinjaman jangka panjang Pembayaran kepada pihak hubungan istimewa Pembayaran sewa guna usaha 224.900.078 (96.624.293 ) (25.506.881 ) 76.502.021 (47.209.327 ) (5.028.876 ) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 102.768.904 24.263.818 PENURUNAN BERSIH KAS DAN BANK (11.315.428 ) (39.557.588 ) KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 35.273.877 74.831.465 KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 23.958.449 35.273.877 Informasi tambahan atas aktivitas operasi yang tidak mempengaruhi arus kas: Pembayaran royalti dengan PPN masukan 68.919.413 48.035.389 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan. 5 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian PT Kaltim Prima Coal (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Warda Sungkar Alurmei, S.H. No. 28 tanggal 9 Maret 1982, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 16 Maret 1982 melalui Surat Keputusan No. Y.A.S/208/25. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir berdasarkan pada Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 175 tanggal 29 Juli 1997. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1997 melalui Surat Keputusan No. C2-8987-HT.01.04.TH.97 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 11 Tambahan No. 810 pada tanggal 6 Pebruari 1998. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan, penambangan dan pemasaran batubara. Perusahaan berdomisili di Sangatta, Kalimantan Timur dan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie 2, Lantai 8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920. b. Kontrak Karya Pada tanggal 8 April 1982, Perusahaan menandatangani perjanjian Kontrak Karya dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) (sebelumnya Perusahaan Negara Tambang Batubara) untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara di Kalimantan Timur. Pengembangan wilayah tambang dan fasilitas pendukung pada area konsesi Perusahaan di Sangatta dimulai pada bulan Januari 1989 dan produksi komersial pada skala besar dimulai pada tanggal 1 September 1991. Berdasarkan Kontrak Karya, Perusahaan memulai periode 30 tahun operasinya sejak tanggal 1 Januari 1992, dimana PT BA berhak mendapatkan bagian sebesar 13,5% dari hasil produksi Perusahaan. Pada tahun 1997, hak dan kewajiban PT BA sesuai dengan Kontrak Karya dialihkan kepada Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (sebelumnya Menteri Pertambangan dan Energi), efektif sejak tanggal 1 Juli 1997. c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Presiden Komisaris Komisaris Komisaris : : : Nalinkant A. Rathod Rosan P. Roeslani Abdullah P. Parulian Dewan Direksi: Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur : : : : Ari S. Hudaya R. Eddie J. Soebari Kenneth P. Farrell Hannibal S Anwar Komposisi di atas didasarkan pada Akta Notaris Muchlis Patahna S.H., MKn No. 3 tanggal 18 Oktober 2005. Pada 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah sebanyak 3.342 dan 3.445 orang. 6 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan Perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Sesuai dengan persyaratan Kontrak Karya, Perusahaan mencatat pembukuannya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (AS$). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Dolar Amerika Serikat yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Kas Kas meliputi kas dan bank. Kas pada bank menghasilkan bunga sesuai dengan tingkat suku bunga masing-masing bank. Rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaanya yang akan digunakan untuk membayar hutang jatuh tempo dalam satu tahun disajikan sebagai aktiva lancar lainnya. c. Piutang Usaha Piutang usaha meliputi piutang atas penjualan batubara kepada pihak ketiga. Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih. Penyisihan piutang ragu-ragu dibuat jika diperlukan dan ditentukan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang pada akhir tahun. d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7, Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi normal yang sama maupun tidak dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga, maupun tidak, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan batubara ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan biaya perolehan persediaan suku cadang ditentukan dengan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga penjualan dalam kondisi normal dan sesuai dengan yang telah ditetapkan, dalam Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 26a), dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan atas kerugian persediaan dan persediaan usang dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya, dan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun persediaan pada akhir tahun. 7 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. g. Aktiva Tetap Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung sejak bulan penggunaan aktiva, dengan metode garis lurus, untuk mengalokasi biaya penyusutan dari aktiva tetap selama taksiran masa manfaat ekonomis, atau sisa jangka waktu Kontrak Karya, periode mana yang lebih pendek. Jangka waktu dari masa manfaat ekonomis dan klasifikasi aktiva tetap sebagai berikut: Tahun Properti tambang Fasilitas infrastruktur Pabrik dan perlengkapan 8 - 30 8 - 30 3 - 30 Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya pekerjaan dalam pelaksanaan akan direklasifikasi ke aktiva tetap yang bersangkutan pada saat pekerjaan dalam pelaksanaan tersebut diselesaikan dan siap digunakan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang menambah masa manfaat dikapitalisasi. Pada saat aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan laba atau rugi yang terjadi diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. h. Penurunan Nilai Aktiva Sesuai dengan PSAK No. 48, Penurunan Nilai Aktiva, Perusahaan menelaah nilai tercatat aktiva terhadap penurunan dan kemungkinan adanya penurunan nilai aktiva ke nilai wajar apabila terdapat kejadian atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Apabila nilai tercatat aktiva melebihi jumlah yang dapat dipulihkan, maka selisihnya dibebankan pada operasi tahun berjalan pada laporan keuangan. Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan diakui segera sebagai laba dalam laporan laba rugi, sampai dengan nilai tercatat yang seharusnya diakui (dikurangi depresiasi), jika pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai aktiva. i. Transaksi Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dicatat dengan menggunakan metode capital lease jika seluruh kriteria dalam PSAK No. 30, Akuntansi untuk Transaksi Sewa Guna Usaha dipenuhi. Jika salah satu atau lebih kriteria tersebut tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna usaha tersebut dicatat dengan metode sewa menyewa biasa operating lease. 8 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Dengan metode capital lease, aktiva dan kewajiban terkait disajikan berdasarkan nilai tunai dari pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) pada akhir masa sewa guna usaha. Aktiva sewa guna usaha disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur ekonomis aktiva, yang sama dengan aktiva yang dibeli dengan kepemilikan langsung. Pelunasan pokok dari setiap pembayaran sewa guna usaha dicatat sebagai pembayaran kewajiban dan pembayaran bunga dicatat sebagai biaya bunga. j. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan merupakan biaya sehubungan survey umum, eksplorasi, pendanaan, studi kelayakan dan pengembangan tambang sebelum dimulainya operasi. Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sejak tanggal produksi komersial atas area penambangan selama umur tambang atau sisa waktu Kontrak Karya, mana yang lebih singkat. Nilai perolehan bersih dari daerah penambangan dievaluasi secara berkala untuk memastikan nilai tersebut tidak melebih nilai yang dapat diperoleh kembali. Kelebihan tersebut, jika ada dihapusbukukan pada tahun berjalan. k. Biaya Eksplorasi dan Evaluasi Biaya Eksplorasi dan Evaluasi dihapuskan pada saat terjadinya kecuali jika aktivitas eksplorasi telah mencapai tahap dimana biaya-biaya tersebut diharapkan untuk dapat dipulihkan kembali melalui pengembangan atau penjualan, dimana biaya yang terjadi selanjutnya dikapitalisasi sebagai biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan. Tidak ada biaya eksplorasi dan evaluasi yang dikapitalisasi pada tahun 2006 dan 2005. l. Biaya Perolehan Pinjaman Ditangguhkan Merupakan biaya perolehan pinjaman yang terjadi sehubungan dengan pinjaman baru yang diamortisasi selama periode pinjaman sesuai perjanjian hutang. m. Biaya Pengupasan Ditangguhkan Biaya pengupasan tanah penutup (top soil) dibedakan menjadi (i) pengupasan tanah awal untuk membuka tambang yang dilakukan sebelum produksi dimulai dan (ii) pengupasan tanah lanjutan yang dilakukan selama masa produksi. Biaya pengupasan tanah awal merupakan bagian dari biaya pengembangan yang ditangguhan, sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan dibebanan sebagai biaya produksi selama rasio biaya pengupasan tidak berbeda jauh dengan atau lebih kecil dari estimasi rasio pengupasan rata-rata. Selanjutnya, jika rasio aktual lebih besar dari estimasi rasio rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya pengupasan yang ditangguhkan. Biaya pengupasan yang ditangguhan dibebankan sebagai biaya produksi dalam periode dimana rasio aktual jauh lebih rendah dibandingkan dengan estimasi rasio rata-rata. 9 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n. Taksiran Kewajiban Restorasi dan Rehabilitasi Perusahaan mempunyai kebijakan untuk memenuhi atau melampaui ketentuan dari Kontrak Karya dan Peraturan Pemerintah lainnya mengenai lingkungan hidup, dengan melaksanakan tindakantindakan yang terbukti secara teknis dan layak diterapkan secara ekonomis. Manajemen pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan Perusahaan mencakup, namun tidak terbatas pada, penggantian tanah lapisan atas, pengerukan endapan pada kolam dan bendungan, pengawasan atas kualitas air dan pengolahan limbah, penanaman kembali dan pembibitan hutan. Taksiran kewajiban atas pengelolaan lingkungan hidup ditentukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Beban tersebut diakui dan dibebankan sebagai biaya selama perkiraan umur ekonomis tambang yang diharapkan. Taksiran kewajiban pengelolaan lingkungan hidup dinilai kembali secara rutin dan dampak perubahannya diakui secara prospektif. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan ekspor dan domestik diakui pada saat kepemilikan atas batubara beralih ke pelanggan dan harga penjualan telah diketahui atau telah dapat di estimasi secara wajar. Penjualan disajikan bersih dikurangi klaim atas kualitas serta penolakan dari pelanggan. Semua penjualan dilakukan dalam dolar Amerika Serikat. Sesuai dengan Kontrak Karya, Perusahaan tidak mempunyai hak untuk memiliki atau membeli batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dapat menggunakan sendiri batubara tersebut dan mengangkutnya dari tempat penambangan atau meminta Perusahaan untuk menjual semua atau sebagian batubara yang dimilikinya kepada pihak lain. Perusahaan berhak atas biaya administrasi pengapalan bagian Pemerintah Indonesia . Pendapatan dari penjualan disajikan sebesar hasil penjualan yang menjadi hak Perusahaan yang bersangkutan dan tidak mencakup penjualan batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia yang dijual oleh Perusahaan dalam kapasitasnya sebagai agen penjual untuk pemerintah. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). p. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam Rupiah (Rp) dan mata uang selain AS$ dicatat dalam AS$ dengan menggunakan kurs mata uang yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebesar Rp 9.096 dan Rp 9.844. q. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. 10 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan sesuai dengan PSAK No. 46, Akuntansi Pajak Penghasilan. Berdasarkan metode pajak tangguhan, aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Berdasarkan metode ini Perusahaan mewajibkan pengakuan atas pengaruh pajak dimasa yang akan datang, seperti keuntungan dari kerugian pajak akan datang, dalam hubungannya dengan kemungkinan terealisasi dimasa depan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Tarif pajak pada Kontrak Karya digunakan untuk menentukan pajak penghasilan yang ditangguhkan. Berdasarkan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), tarif pajak tahunan adalah 35% selama sepuluh (10) tahun pertama sejak dimulainya periode operasi (sampai dengan 2001), dan 45% selama sisa periode operasi. Perbedaan temporer dari depresiasi dan amortisasi yang dipercepat telah diukur dengan menggunakan tarif-tarif pajak yang berlaku pada saat perbedaan temporer akan terjadi. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, semua perbedaan temporer untuk pajak yang akan datang telah diukur pada tarif 45%. Aktiva pajak tangguhan yang timbul sehubungan dengan kerugian pajak diakui sejauh kerugian pajak tersebut masih dapat dimanfaatkan. Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding tersebut. r. Manfaat Karyawan Kewajiban imbalan kerja yang mencakup imbalan pensiun, imbalan kerja jangka pendek (cuti tahunan yang dibayar, cuti sakit yang dibayar) dan imbalan jangka panjang lainnya (imbalan jasa jangka panjang, imbalan kesehatan pasca kerja) dihitung sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004). Perusahaan meyediakan cadangan manfaat karyawan berdasarkan syarat daripada perjanjian kerja bersama dan juga menyediakan cadangan manfaat karyawan dari penentuan kontribusi yang dibebankan ke Perusahaan yang diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aktiva program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja yang ikut dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak (vested), dan apabila belum menjadi hak maka akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak. Cadangan atas kewajiban yang diakui pada neraca menggambarkan nilai kini dari kewajiban yang ditentukan, disesuaikan untuk keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui, biaya jasa lalu dan nilai wajar aktiva program. 11 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. t. Cadangan Cadangan diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (hukum atau konstruktif) sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, jika terdapat kemungkinan yang cukup besar untuk keluarnya arus kas dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk mengatasi kewajiban Perusahaan dan jika estimasi yang layak atas kewajiban tersebut dapat dibuat. Apabila pengaruh nilai uang material, cadangan ditentukan oleh pendiskontoan arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang dengan tingat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai pasar saat ini atas nilai uang dan khususnya resiko atas kewajiban. Pendiskontoan digunakan, untuk meningkatkan cadangan karena berlalunya waktu diakui sebagai beban bunga. u. Kontinjensi Kewajiban kontinjensi tidak diakui pada laporan keuangan, tapi diungkapkan, kecuali jika kemungkinan arus keluar sumber daya terlalu kecil (remote). Aktiva kontinjensi tidak diakui pada laporan keuangan tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan yang cukup besar (probable) atas adanya arus masuk manfaat ekonomi besar. v. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan tentang yang berkaitan dengan posisi Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan. Peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak disesuaikan, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material. 3. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Kas Bank Standard Chartered Bank PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Deutsche Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk 101.627 63.955 12.517.381 11.298.627 26.436 11.501 2.877 18.988.329 7.227.663 8.952.035 41.895 - Jumlah 23.958.449 35.273.877 12 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari: a. Berdasarkan Jenis Pelanggan: 2006 2005 Pelanggan luar negeri Pelanggan dalam negeri 16.460.745 6.533.508 71.326.405 2.127.724 Jumlah 22.994.253 73.454.129 b. Berdasarkan Kategori Umur: 2006 2005 Lancar Lebih dari 1 sampai 30 hari 19.030.663 3.963.590 59.009.848 14.444.281 Jumlah 22.994.253 73.454.129 Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa semua piutang dapat ditagih, sehingga Perusahaan tidak melakukan penyisihan piutang ragu-ragu. Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang usaha Perusahaan atas penjualan batubara kepada pelanggan selain IndoCoal Resources (Cayman) Limited telah dijual kepada IndoCoal Export (Cayman) Limited (Issuer) berdasarkan Issuer Receivables Sales Agreement, dan oleh karenanya bukan lagi merupakan aktiva Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan akan tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh hak, kuasa dan keputusan sesuai dengan perjanjian tersebut (lihat Catatan 26a). 5. TAGIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal 1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas batubara, dimana sejak tanggal tersebut batubara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Karena perubahan ini, kantor pajak menyatakan bahwa PPN masukan sehubungan dengan produksi batubara tidak dapat dikreditkan dan karena itu tidak mengabulkan permohonan restitusi PPN yang diajukan oleh Perusahaan sejak 2001. Sesuai dengan Kontrak Karya, kecuali pajak-pajak yang tercantum didalamnya, Pemerintah Republik Indonesia (diwakili PT BA) harus membayar dan membebaskan Perusahaan dari pajak, kewajiban, sewa dan royalti yang ditarik oleh Pemerintah yang timbul pada saat ini maupun yang akan datang. Pajak pertambahan nilai bukan merupakan pajak yang tercantum dalam Kontrak Karya. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan mambayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan. Perusahaan telah mengajukan tagihan dan berdiskusi dengan Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral (mewakili Pemerintah Republik Indonesia) untuk semua PPN yang masa pengembaliannya telah lewat enam puluh (60) hari. Pemerintah belum memberikan keputusan atas masalah ini. Perusahaan berkeyakinan dapat memperoleh kembali seluruh tagihan PPN berdasarkan ketentuan Kontrak Karya. 13 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 5. TAGIHAN PERTAMBAHAN NILAI (Lanjutan) Nilai tercatat dari tagihan PPN pada neraca masing-masing sebesar AS$ 183.300.625 dan AS$ 114.624.187 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan nilai tukar rupiah saat PPN ditagih. Perusahaan menggunakan nilai tukar historis karena Pemerintah Republik Indonesia belum mengklarifikasi nilai tukar yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Jika menggunakan nilai tukar kini untuk menghitung tagihan PPN, nilainya akan menjadi masing-masing sebesar AS$ 185.732.032 dan AS$ 101.504.444 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 6. PERSEDIAAN - BERSIH Akun ini terdiri dari: 2006 Suku cadang dan perlengkapan Dikurangi penyisihan atas persediaan usang Persediaan Batubara: In-pit stock Run-of-mine stock Stockpile Jumlah 2005 56.002.890 - 48.805.120 (910.760 ) 56.002.890 47.894.360 22.995.655 73.053.649 31.296.778 5.937.843 9.237.831 22.219.429 127.346.082 37.395.103 183.348.972 85.289.463 Berdasarkan Kontrak Karya, suku cadang dan perlengkapan yang tercatat dalam laporan keuangan Perusahaan merupakan milik Pemerintah Republik Indonesia. Hak eksklusif diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada Perusahaan untuk menggunakan suku cadang dan perlengkapan tersebut. Persediaan diasuransikan dalam satu paket dengan aktiva tetap (lihat Catatan 9). 7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari: 2006 Biaya dibayar dimuka Sewa Asuransi Sewa kantor Lainnya 2005 28.344.292 4.166.853 17.656 143.419 4.848.485 3.388.865 4.864 508.603 32.672.220 8.750.817 14 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA (Lanjutan) 2006 Aktiva Lancar Lainnya Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Setoran jaminan Pinjaman karyawan PT Thiess Contractors Indonesia PT Pama Persada Nusantara Pertamina UPMS VI Balikpapan Uang muka pemasok lainnya (masing-masing di bawah AS$ 150.000) Pungutan ekspor Jumlah 2005 8.311.143 6.161.834 4.693.940 4.121.289 2.864.985 25.298 8.797.061 4.696.417 4.047.466 3.222.956 2.115.885 5.735.717 3.155.262 8.358.623 29.333.751 36.974.125 2.543.561 - 64.549.531 45.724.941 Sewa dibayar dimuka merupakan sewa atas pelabuhan Bengalon untuk pengapalan batubara yang dikelola oleh PT Mitratama Perkasa (Mitratama) dan sewa peralatan produksi. Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo sewa pelabuhan dan peralatan masing-masing sebesar AS$ 11.518.656 dan AS$ 16.825.727 (lihat Catatan 8 dan 26). Rekening bank yang dibatasi penggunaannya adalah rekening pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk sehubungan dengan jaminan yang disediakan oleh bank tersebut untuk kepentingan pelanggan Perusahaan tertentu. Sehubungan dengan Perjanjian Dokumen Transaksi Sekuritisasi pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Cash and Account Management Agreement ( lihat Catatan 26a), dimana IndoCoal Export (Cayman) Limited (Issuer) mengalokasikan, atas nama Perusahaan, dana yang diterima dari penjualan (sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi) ke beberapa akun rekening bank yang dibatasi penggunaannya untuk pembayaran kewajiban Perusahaan kepada Glencore Coal Mauritius Ltd. (Glencore) dan Mitsubishi Corporation (Mitsubishi) atas jasa pemasaran (lihat Catatan 28d) dan kepada PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess), PT Pamapersada Nusantara (Pamapersada) dan PT Darma Henwa (Darma Henwa) atas jasa penambangan dan untuk tujuan lainnya sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi. Setoran Jaminan adalah jumlah yang dicadangan untuk jaminan berbagai kewajiban/PIB (pajak impor), performance bond, garansi bank dan pembayaran sewa kantor untuk ruang kantor di Jakarta dan Balikpapan, Indonesia. Pinjaman karyawan merupakan pinjaman kepemilikan rumah untuk karyawan Perusahaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 93/PMK.02/2005 tanggal 10 Oktober 2005, mengenai panduan untuk pembayaran pungutan ekspor untuk batubara, PMK No. 95/PMK.02/2005 tertanggal 11 Oktober 2005, mengenai penghapusan tarif pungutan ekspor untuk batubara, dan dalam hubungannya dengan PMK No. 131/PMK.010/2005 tertanggal 23 Desember 2005, mengenai perubahan pada PMK No. 93/PMK.02/2005, Penjualan ekspor perusahaan terkena pajak ekspor 5% dari harga ekspor setiap bulan atau harga FOB seperti tertera dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Perusahaan mulai memberlakukan peraturan ini pada akhir Pebruari 2006. 15 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN AKTIVA LANCAR LAINNYA (Lanjutan) Pada tanggal 22 Agustus 2006, Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan bahwa PMK No.95/PMK/02/2005 tanggal 11 Oktober 2005 dan PMK No.131/PMK.010/2005 tanggal 23 Desember 2005 sudah tidak berlaku. Sehubungan dengan itu Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Edaran No.S-396/MK.10/2006 yang mengintruksikan kepada Direktur Jenderal Bea Cukai untuk tidak memungut pajak ekspor terhitung sejak dikeluarkannya surat Mahkamah Agung (lihat Catatan 29c). 8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM Perusahaan, dalam bisnis utamanya, melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, umumnya untuk jasa pemasaran (lihat Catatan 26d), uang muka yang tidak berhubungan dengan perdagangan dan transaksi keuangan (pinjaman jangka panjang) (lihat Catatan 16). Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah piutang usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar 35,67% dan 37,74% dari jumlah aktiva Perusahaan. Hutang dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebesar 40,01% dan 31,36% dari jumlah keseluruhan kewajiban Perusahaan. Saldo atas akun pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2006 2005 Piutang dengan pihak-pihak hubungan istimewa dan pemegang saham: PT Bumi Resources Tbk Sangatta Holdings Limited Kalimantan Coal Limited Forerunner International Pte., Ltd. PT Mitratama Perkasa PT Arutmin Indonesia 409.827.094 50.041.480 50.041.480 23.381.258 14.851.556 7.842.948 340.873.951 47.072.162 47.072.162 15.201.177 439.422 Jumlah 555.985.816 450.658.874 Hutang dengan pihak hubungan istimewa: IndoCoal Resources (Cayman) Limited (lihat Catatan 16) 533.398.056 308.497.979 PT Bumi Resources Tbk. Pada tanggal 13 Oktober 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Facility Loan Agreement) dengan Bumi Resources (Pinjaman Bumi 2004) dimana Perusahaan menyediakan fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 75 juta. Jumlah yang digunakan Bumi Resources berdasarkan Pinjaman Bumi 2004 tersebut adalah sebesar AS$ 63,7 juta. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan mencatat pendapatan bunga atas pinjaman Bumi 2004 masing-masing sebesar AS$ 4.196.512 dan AS$ 2.828.849 pada tahun 2006 dan 2005. 16 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM (Lanjutan) Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Facility Loan Agreement) dengan Bumi Resources (Pinjaman Bumi 2003), dimana Perusahaan memberikan pinjaman kepada Bumi Resources dengan jumlah maksimum AS$ 202.500.000. Bumi Resources menggunakan dana dari Pinjaman Bumi 2003 tersebut untuk melakukan akuisisi saham Kalimantan Coal Limited (KCL) dan Sangatta Holding Limited (SHL), keduanya adalah pemegang saham utama Perusahaan. Jumlah pinjaman yang digunakan Bumi Resources adalah sebesar AS$ 202.868.128. Jumlah ini melebihi jumlah maksimum yang tercantum pada Pinjaman Bumi 2003 sejumlah AS$ 368.128. Pinjaman Bumi 2003 dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun. LIBOR pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 masing-masing sebesar 5,35% dan 4,12%. Jumlah pinjaman dari Pinjaman Bumi 2003 akan dilunasi dengan deviden yang diterima oleh Bumi Resources melalui anak perusahaannya, SHL dan KCL, sebagai pemegang saham Perusahaan. Bumi Resources dapat membayar kembali seluruh sisa pinjaman pokok, tetapi tidak ada pembayaran sebelum tahun kelima Pinjaman Bumi 2003 dan atau selama bunga yang tersisa belum dibayar kembali. Bumi Resources menanggung pajak atau beban lainnya yang mungkin timbul dari jumlah hutang. Atas Pinjaman Bumi 2003, Perusahaan mencatat pendapatan bunga masing-masing sebesar AS$ 13.768.679 dan AS$ 9.286.589 pada tahun 2006 and 2005. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan mempunyai saldo piutang dari Bumi Resources sebesar AS$ 107.092.925 dan AS$ 56.104.971 sehubungan dengan pembayaran biaya-biaya yang dilakukan Perusahaan atas nama Bumi Resources. Sangatta Holdings Limited Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Loan Facility Agreement) dengan SHL (Pinjaman SHL), pemegang saham Perusahaan, dimana Perusahaan memberikan pinjaman sebesar AS$ 43.750.000 kepada SHL. Pinjaman tersebut digunakan oleh SHL untuk pembayaran deviden ke Rio Tinto Group sehubungan dengan akuisisi kepemilikan saham Perusahaan oleh Bumi Resources. Pada tanggal 10 Oktober 2003, SHL telah menggunakan seluruh dana pinjaman SHL sebesar AS$ 43.750.000. Pinjaman SHL dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun. SHL boleh membayar kembali seluruh pinjaman pokok setiap saat sesudah tahun kelima dan/atau selama bunga belum dibayar. SHL akan dikenai pajak atau beban lainnya yang mungkin timbul dari jumlah hutang. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan mencatat pendapatan bunga atas Pinjaman SHL masing-masing sebesar AS$ 2.969.317 dan AS$ 2.002.721. Kalimantan Coal Limited Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman (Intercompany Loan Facility Agreement) dengan KCL (Pinjaman KCL), pemegang saham Perusahaan, dimana Perusahaan memberikan pinjaman sebesar AS$ 43.750.000 kepada KCL. Pinjaman tersebut digunakan oleh KCL untuk pembayaran deviden ke British Petroleum Group sehubungan dengan akuisisi kepemilikan saham Perusahaan oleh Bumi Resources. Pada tanggal 10 Oktober 2003, KCL telah menggunakan seluruh dana pinjaman KCL sebesar AS$ 43.750.000. Pinjaman KCL dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun. KCL boleh membayar kembali seluruh pinjaman pokok setiap saat sesudah tahun kelima dan/atau selama bunga belum dibayar. Berdasarkan perjanjian, KCL menanggung pajak atau beban lainnya yang mungkin timbul. Selama tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah mencatat penerimaan bunga dari Pinjaman KCL masing-masing sebesar AS$ 2.969.317 dan AS$ 2.002.721. 17 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 8. PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PEMEGANG SAHAM (Lanjutan) Forerunner International Pte. Ltd. Piutang Forerunner International Pte., Ltd. (Forerunner) merupakan beban administrasi untuk tersedianya batubara sesuai dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Aggrements) (lihat Catatan 26a dan 26h), dimana Forerunner telah menyetujui untuk menanggung beban administrasi sebesar AS$ 1 untuk setiap ton batubara yang dipasok dan dikapalkan oleh Perusahaan kepada IndoCoal Resources (Cayman) Limited. PT Mitratama Perkasa Berdasarkan Technical Services Agreement antara Bumi Resources, PT Dian Bahari Sejati (Dian) dan PT Amerasia International (Amerasia), masing-masing dari Dian dan Amerasia memberikan hak kepada Bumi Resources untuk membeli dan mengakuisisi 100% dari semua saham Mitratama sebesar AS$ 1 dari Dian dan Amerasia. Pada bulan Desember 2006, Bumi Resources ,melaksanan hak opsi tersebut dan telah mengakuisisi Mitratama dengan harga beli sebesar AS$ 1. PT Arutmin Indonesia Saldo piutang PT Arutmin Indonesia (Arutmin) merupakan pembayaran atas beban-beban Arutmin yang dibayar oleh Perusahaan. Rincian transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa PT Bumi Resources Tbk Perusahaan induk Sangatta Holdings Limited Pemegang saham Kalimantan Coal Limited Pemegang saham PT Arutmin Indonesia Afiliasi IndoCoal Resources (Cayman) Limited Afiliasi Forerunner International Pte., Ltd. PT Mitratama Perkasa Afiliasi Afiliasi Sifat Saldo Akun/Transaksi Pendapatan bunga atas hutang hubungan istimewa (lihat Catatan 23) Piutang sehubungan dengan beban yang telah dibayarkan Perusahaan Pendapatan bunga atas hutang hubungan istimewa (lihat Catatan 23) Pendapatan bunga atas hutang hubungan istimewa (lihat Catatan 23) Piutang sehubungan dengan beban yang telah dibayarkan Perusahaan Pembayaran uang muka kepada Originator (lihat Catatan 26a) Beban administrasi (lihat Catatan 26h) Piutang sehubungan dengan pinjaman Piutang sehubungan dengan beban yang telah dibayarkan Perusahaan 18 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP Analisa atas akun ini adalah sebagai berikut: 2006 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Harga perolehan: Properti tambang Fasilitas infrastruktur Pabrik dan perlengkapan 72.504.671 194.081.051 653.284.686 449.965 2.097.800 20.402.022 1.614.170 72.954.636 196.178.851 672.072.538 Aktiva sewa guna usaha 919.870.408 23.608.468 22.949.787 98.048.237 1.614.170 - 941.206.025 121.656.705 943.478.876 120.998.024 1.614.170 1.062.862.730 Akumulasi penyusutan: Properti tambang Fasilitas infrastruktur Pabrik dan perlengkapan 33.259.467 78.261.456 475.649.572 2.959.025 8.248.095 26.061.985 1.613.292 36.218.492 86.509.551 500.098.265 Aktiva sewa guna usaha 587.170.495 2.484.958 37.269.105 11.663.603 1.613.292 - 622.826.308 14.148.561 589.655.453 48.932.708 1.613.292 636.974.869 Nilai Buku 353.823.423 425.887.861 2005 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Harga perolehan: Properti tambang Fasilitas infrastruktur Pabrik dan perlengkapan 63.720.772 145.495.045 640.963.258 8.783.899 48.586.006 13.994.570 1.673.142 72.504.671 194.081.051 653.284.686 Aktiva sewa guna usaha 850.179.075 - 71.364.475 23.608.468 1.673.142 - 919.870.408 23.608.468 850.179.075 94.972.943 1.673.142 943.478.876 Akumulasi penyusutan: Properti tambang Fasilitas infrastruktur Pabrik dan perlengkapan 30.882.618 73.143.321 449.910.774 2.376.849 5.118.135 27.411.187 1.672.389 33.259.467 78.261.456 475.649.572 Aktiva sewa guna usaha 553.936.713 - 34.906.171 2.484.958 1.672.389 - 587.170.495 2.484.958 553.936.713 37.391.129 1.672.389 589.655.453 Nilai Buku 296.242.362 353.823.423 Berdasarkan Kontrak Karya, aktiva tetap yang dicatat pada laporan keuangan Perusahaan merupakan milik Pemerintah Republik Indonesia, dimana Perusahaan memiliki hak eksklusif untuk menggunakan aktiva tersebut selama umur ekonomisnya atau selama Kontrak Karya berlaku, yang mana lebih dulu. Perusahaan mengadakan beberapa transaksi sewa guna usaha untuk alat berat yang digunakan untuk operasi pertambangan (lihat Catatan 15). 19 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP (Lanjutan) Penyusutan dibebankan pada biaya produksi pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar AS$ 48.932.708 dan AS$ 37.391.129 (lihat Catatan 21). Aktiva tetap diasuransikan dalam satu paket dengan persediaan terhadap resiko kerugian dari kebakaran dan resiko lainnya dalam satu paket dengan persediaan sebesar AS$ 1,1 juta dan AS$ 911 juta pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah ini cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak mencatat penurunan nilai aktiva dan berkeyakinan bahwa tidak ada kondisi yang akan menimbulkan penurunan nilai aktiva. 10. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN Akun ini terdiri dari: 2006 Biaya pra-produksi – harga perolehan Dikurangi: akumulasi amortisasi Bersih 2005 110.586.862 (66.519.874 ) 110.586.862 (62.489.311 ) 44.066.988 48.097.551 Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan sehubungan dengan produksi secara komersial di Hatari dan Bintang yang berlokasi di sebelah barat Pinang Dome, Sangatta. Amortisasi yang dibebankan atas biaya produksi untuk tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar AS$ 4.030.563 dan AS$ 4.030.568 (lihat Catatan 21). 11. BIAYA PENGUPASAN DITANGGUHKAN Pada tahun 2006, rasio pengupasan aktual lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan estimasi rasio rata-rata di wilayah penambangan Perusahaan. Perusahaan mencatat kelebihan estimasi biaya pengupasan sebagai biaya pengupasan ditangguhkan sebesar AS$ 54.733.133. Biaya pengupasan tersebut dibebankan sebagai biaya produksi pada saat rasio aktual mendekati atau lebih rendah dari estimasi rasio rata-rata. 12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari: 2006 PT Mahakam Nusa Energi PT Darma Henwa Orica Singapore Pte. Ltd. PT Mitra Bahtera Segara Sejati PT Liebherr Indonesia Perkasa PT Trakindo Utama 18.640.898 18.501.884 7.568.110 5.030.158 3.931.652 2.851.282 2005 25.597.559 1.432.309 2.750.710 2.317.502 20 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (Lanjutan) 2006 Trakindo Utama Services Pte. Ltd. PT Budhi Wiguna Prima PT Hexindo Adiperkasa PT Armindo Prima Chitra Tyres Pte. Ltd. BUT Logconversion Transportes PT United Tractors Sembawang Kimtrans(S) Pte., Ltd. Glencore International AG PT Boart Longyear PT H & H Utama International PT Mc Connel Dowell Indonesia PT Petrosea Ali B, Nugroho, Reksodiputro PT Bara Kaltim Mandiri Dyno Nobel Asia Pacific Ltd. PT Pamapersada Nusantara PT Marsh Indonesia PT Lintas Inti Mandiri Artha NV Cobelfret Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 1.000.000) Jumlah 2005 2.124.664 2.123.383 2.113.973 1.773.723 1.676.661 1.509.237 1.234.702 1.141.736 1.111.473 1.009.371 439.324 407.150 171.094 42.000 13.685 630 107 39.696.737 2.121.220 1.854.648 1.581.350 593.269 865.000 1.273.558 2.260.362 1.455.538 1.262.002 2.525.684 1.059.613 510.495 729.180 2.162.713 4.999.999 1.847.764 1.777.760 1.743.818 1.531.943 113.113.634 82.253.996 Hutang pada PT. Mahakam Nusa Energi dan PT Darma Henwa merupakan hutang atas pasokan bahan bakar dan hutang atas pengembangan infrastruktur, kontraktor penambangan dan jasa pengangkutan di area Bengalon. PT Darma Henwa ditunjuk sebagai kontraktor utama dalam pengembangan area di Bengalon pada bulan Juli 2004 (lihat Catatan 26e). 13. HUTANG PAJAK Akun ini terdiri dari: 2006 2005 PPh - Pasal 21 PPh - Pasal 23 dan 26 Pasal 29 - PPh badan 437.249 14.284.050 40.076.176 729.361 9.680.304 58.444.716 Jumlah 54.797.475 68.854.381 21 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan dihitung dengan tarif pajak yang berlaku dan beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2006 Laba sebelum beban pajak penghasilan Beda temporer: Penyusutan Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan Cadangan manfaat karyawan Amortisasi biaya perolehan pinjaman ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha Amortisasi pendapatan yang belum diterima 2005 23.259.821 110.240.303 29.159.847 (1.005.821 ) 4.030.563 3.631.780 4.030.568 2.080.642 (2.020.813 ) (14.068.420 ) (16.656.000 ) 18.402.641 (2.543.982 ) - Beda tetap: Denda pajak Bunga yang tidak dapat dikurangkan Sumbangan Biaya golf Jamuan Penyisihan atas investasi 31.484.707 2.685.608 112.662 105.000 70.646 (11.013.568 ) 7.156.023 373.787 8.712 105.000 156.696 (6.077.771 ) Taksiran laba kena pajak Taksiran laba kena pajak (pembulatan) 50.781.833 50.781.833 132.926.798 132.926.000 Taksiran pajak penghasilan 22.851.824 59.816.700 Pajak dibayar dimuka Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 (4.711.917 ) (65.451 ) (9.245.926 ) (4.909.816 ) (75.422 ) (10.687.751 ) Taksiran hutang pajak 8.828.530 44.143.711 Pada tanggal 31 Desember 2006, Perusahaan telah mengakui kewajiban atas denda pajak sebesar AS$ 1.487.345 atas keterlambatan pembayaran pajak penghasilan Pasal 21, 23 dan 26 berdasarkan pada STP yang diterima Perusahaan pada tanggal 26 Desember 2006. Seperti yang tercantum dalam Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), Perusahaan bertanggungjawab atas: a. Pembayaran pajak penghasilan badan pada tarif 35% dari laba kena pajak untuk periode sepuluh (10) tahun pertama sejak dimulainya masa operasi dan tarif 45% untuk periode selanjutnya; b. Pembayaran pajak penghasilan secara bulanan (PPh - Pasal 25); c. Pembayaran pajak penghasilan atas royalti, bunga, gaji karyawan dan pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Perusahaan, termasuk, tetapi tidak terbatas untuk, biaya untuk jasa teknik berdasarkan pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia (PPh - Pasal 23 dan 26); d. Pembayaran PPh pribadi (Pajak Penghasilan – Pasal 21), Pajak Pengembangan Regional (IPEDA) dan pajak lainnya yang berkaitan dengan Kontrak Karya; dan e. Pajak penjualan atas jasa yang disediakan untuk Perusahaan berdasarkan pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, tetapi tarif tidak melebihi 5% (Pajak Penjualan atas Jasa). 22 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. HUTANG PAJAK (Lanjutan) Pengaruh pajak atas beda temporer dalam laporan keuangan dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 dengan menggunakan tarif pajak 45% adalah sebagai berikut: 2006 Penyusutan Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan Cadangan manfaat karyawan Amortisasi biaya perolehan pinjaman tangguhan Transaksi sewa guna usaha Amortisasi pendapatan yang belum diterima 2005 13.121.931 (452.619 ) 1.813.753 1.634.301 1.813.755 936.282 (909.366 ) (6.330.789 ) (7.495.200 ) 8.281.189 (1.144.792 ) - 1.834.631 9.433.815 Beban pajak tangguhan Rincian atas aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan sebagai kewajiban pajak tangguhan-bersih pada neraca Perusahaan adalah sebagai berikut: 2006 Aktiva pajak tangguhan Cadangan manfaat karyawan Amortisasi biaya perolehan pinjaman ditangguhkan 2005 4.874.972 3.240.671 4.546.828 5.456.194 9.421.800 8.696.865 101.636.184 19.830.144 7.495.200 114.758.115 1.144.792 - 7.475.581 21.643.897 Jumlah 136.437.109 137.546.804 Kewajiban pajak tangguhan-bersih 127.015.308 128.849.939 Jumlah Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan Transaksi sewa guna usaha Amortisasi pendapatan yang belum diterima Amortisasi biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment), namun Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak. 23 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: a. Jangka Pendek 2006 2005 Kewajiban kepada Pemerintah Indonesia (lihat Catatan 1b) Biaya pertambangan perawatan dan operasi lainnya (lihat Catatan 26e) Komisi penjualan Gaji dan manfaat karyawan Lain-lain 193.228.019 196.591.151 113.047.367 6.305.296 1.595.149 3.830.591 80.307.768 6.045.537 1.155.692 - Jumlah Jangka Pendek 318.006.422 284.100.148 b. Jangka Panjang 2006 Taksiran kewajiban untuk restorasi dan rehabilitasi Kewajiban manfaat karyawan (lihat Catatan 25) Jumlah Jangka Panjang 2005 71.965.741 55.620.773 11.464.827 7.833.047 83.430.568 63.453.820 Pada tahun 2006 dan 2005, mutasi atas taksiran kewajiban restorasi dan rehabilitasi sebagai berikut: 2006 2005 Saldo awal tahun Dibebankan pada biaya produksi Pembayaran 55.620.773 30.862.117 (14.517.149 ) 37.090.930 27.602.508 (9.072.665 ) Saldo akhir tahun 71.965.741 55.620.773 15. KEWAJIBAN SEWA GUNA USAHA Perusahaan memiliki perjanjian sewa guna usaha atas peralatan tertentu yang telah dicatat dengan menggunakan metode capital lease (lihat Catatan 9). 24 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 15. KEWAJIBAN SEWA GUNA USAHA (Lanjutan) Pembayaran minimum sewa guna usaha masa akan datang berdasarkan capital lease, dan nilai sekarang atas pembayaran minimum sewa guna usaha bersih pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 Pembayaran minimum atas aktiva sewa guna usaha yang akan jatuh tempo pada tanggal: 31 Desember 2006 31 Desember 2007 31 Desember 2008 31 Desember 2009 31 Desember 2010 2005 34.423.074 36.147.355 29.134.477 9.911.247 7.109.870 6.880.670 4.960.426 2.444.387 - Jumlah minimum aktiva sewa guna usaha Dikurangi: Biaya bunga masa akan datang 109.616.153 (18.495.267 ) 21.395.353 (2.815.823 ) Nilai sekarang atas pembayaran minimum aktiva sewa guna usaha Lancar 91.120.886 (28.501.198 ) 18.579.530 (5.902.115 ) Tidak lancar 62.619.688 12.677.415 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG Prepayment Amount from the Originator Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, Arutmin Indonesia (Pihak Penjual), IndoCoal Resources (Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Export (Cayman) Limited (Issuer), PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT IndoCoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan bersama dengan Indo Kalsel menjadi Indo SPV), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator Transaksi) menandatangani Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan nilai pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Surat Hutang Seri 2005-1 dikenakan biaya sebesar 7,13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 digunakan tersebut Issuer untuk membeli piutang milik Originator dengan uang muka sebesar AS$ 600 juta berdasarkan Issuer Receivable Sales Agreement antara Issuer dan Originator. Perusahan diharuskan membayar Originator sejumlah bunga pada pembayaran dimuka yang jumlahnya sama dengan jumlah bunga yang dibayarkan Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sesuai dengan Indenture and the Series 2005-1 Indenture Supplement pada tanggal jatuh tempo pembayaran bulanan. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Indo SPV, Issuer dan Trustee menandatangani Series 2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total sebesar AS$ 800 juta. Hasil dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan pinjaman talangan yang diberikan oleh Credit Suisse kepada Bumi Resources. Surat Hutang Seri 2006-1 tersebut jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dengan bunga sebesar 7% per tahun yang terhutang setiap bulannya, yang pada tanggal 28 Juli 2006 Surat Hutang Seri 2006-1 diperpanjang hingga 28 September 2006 dan selanjutnya dilunasi melalui penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2. 25 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan) Pada tanggal 3 Oktober 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPV, Trustee dan Administrator, menandatangani Series 2006-2 Indenture Supplement, dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang dengan tingkat bunga yang mengambang Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2011; serta Surat Hutang dengan tingkat bunga mengambang Seri 2006-2 Kelas A2 sebesar AS$ 300 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2012. Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah pada marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Early Amortization Payment Date), atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah uang muka yang diterima Perusahaan dari Originator masing-masing sebesar AS$ 533.398.056 dan AS$ 308.497.979. 17. PENDAPATAN YANG BELUM DIAKUI Pendapatan yang belum diakui oleh Perusahaan, merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari pihak AES Hawaii Inc. (AES), sebagai akibat penghentian perjanjian pengadaan batubara dengan perusahaan tersebut yang seharusnya berlaku sampai dengan tahun 2007. Selanjutnya, Perusahaan dan AES menandatangani perjanjian baru untuk pengadaan batubara sampai dengan 30 September 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, sehubungan dengan penghentian perjanjian pengadaan batubara sebelumnya sebelumnya dengan AES, Perusahaan mempunyai hak untuk menerima pembayaran penghentian perjanjian dari AES yang berjumlah AS$ 71,4 juta. Perusahaan menerima pembayaran penghentian perjanjian pada tanggal 30 Juli 2003 dan dicatat sebagai pendapatan yang belum diterima. Sehubungan dengan penghentian perjanjian penyediaan batu bara sebelumnya, Perusahaan menyetujui untuk membayar Sprague sebesar AS$ 2.000.000 sebagai kompensasi atas tidak diikutsertakan laginya Sprague lagi dalam perjanjian penyediaan batu bara yang baru. Akan tetapi, Perusahaan akan tetap membayar komisi Sprague sebesar AS$ 0,25 per meter ton untuk semua Batubara yang terjual ke AES atas perjanjian penyediaan batu bara yang baru. Perjanjian ini efektif sejak tanggal 25 Juli 2003 dan Perusahaan telah membayar Sprague AS$ 2.000.000 pada tanggal 31 Juli 2003. Perusahaan mencatat jumlah yang diterima dari AES, dikurangi pelunasan pembayaran untuk Sprague (jumlah bersih adalah AS$ 69.400.000) sebagai pendapatan yang ditangguhkan, yang diamortisasi sebagai pendapatan berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu perjanjian dengan AES. 18. MODAL DISETOR Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, modal ditempatkan dan disetor penuh adalah sebesar Rp 19.042.500.000 atau AS$ 30.000.000 (300.000 lembar saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 63.475 atau AS$ 100 per lembar saham). 26 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 18. MODAL DISETOR (Lanjutan) Susunan pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2006 and 2005 Modal Dasar Pemegang saham PT Sitrade Coal Sangatta Holding Limited Kalimantan Coal Limited PT Bumi Resources Tbk PT Kutai Timur Energi Total Jumlah Saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Nilai Nominal AS$ Jumlah Saham Nilai Wajar AS$ Persentase (%) 97.200 73.500 73.500 40.800 15.000 9.720.000 7.350.000 7.350.000 4.080.000 1.500.000 97.200 73.500 73.500 40.800 15.000 9.720.000 7.350.000 7.350.000 4.080.000 1.500.000 32,4 24,5 24,5 13,6 5,0 300.000 30.000.000 300.000 30.000.000 100 Berdasarkan Kontrak Karya, Pemegang saham Perusahaan berkewajiban untuk menjual 51% kepemilikan saham di Perusahaan kepada Pemerintah Republik Indonesia atau perusahaan swasta atau pribadi. Untuk memenuhi ketentuan ini berdasarkan Kontrak Karya, SHL dan KCL mengadakan Perjanjian Pembelian Saham (SPA) pada tanggal 13 Oktober 2003 (diubah pada tanggal 25 Pebruari 2004) untuk pengalihan kepemilikan Perusahaan sebesar 18,6% kepada Pemerintah Kutai Timur. Selanjutnya, berdasarkan Surat Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral (sekarang dikenal sebagai Dirjen Geologi Mineral, Batubara dan Geotermal) (DJGSM) No. 553/87.03/DJG/2004 tanggal 12 Maret 2004 dan Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 279/III/PMA/2004, pengalihan atas 18,6% saham Perusahaan kepada Pemerintah Kutai telah disetujui. Pada tanggal 10 Juni 2004, Pemerintah Kutai Timur mengalihkan haknya untuk membeli 18,6% saham Perusahaan kepada PT Kutai Timur Energi (KTE), perusahaan yang 100% dimiliki oleh Pemerintah Kutai Timur. Pada tanggal 21 Pebruari 2005, KTE mengumumkan bahwa tidak memiliki cukup dana dan/atau kapasitas untuk melunasi harga pembelian 18,6% kepemilikan Perusahaan. Oleh karena itu, KTE setuju untuk mengalihkan lagi 13,6% kepemilikan tersebut kepada Bumi Resources. Pada tanggal 23 Pebruari 2005, SHL dan KCL menandatangani Perjanjian Tambahan Penjualan dan Pembelian Saham, dimana dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa jika karena alasan apapun KTE tidak dapat membayar kewajibannya sehubungan dengan pembelian saham sebesar AS$ 104.237.988, KTE harus mengalihkan 13,6% saham Perusahaan kepada Bumi Resources. Pada tanggal 25 Agustus 2005, Bumi Resources menyepakati Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat dengan KTE untuk mengambil alih kepemilikan Perusahaan sebesar 13,6% dengan harga pembelian sebesar AS$ 104.237.987. Sesuai persyaratan dalam Perjanjian, transaksi tersebut harus disetujui oleh Rapat Pemegang Saham Perusahaan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Persetujuan tersebut telah diperoleh masing-masing pada tanggal 29 Agustus 2005, 11 Oktober 2005 dan 17 Oktober 2005. 27 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 18. MODAL DISETOR (Lanjutan) Pada tanggal 9 Desember 2004 sesuai dengan ketentuan Kontrak Karya yang mengharuskan divestasi 32,4% saham Perusahaan, Direktur Perusahaan telah menawarkan kepada Pemerintah Indonesia untuk membeli 32,4% dari saham Perusahaan berdasarkan harga yang disetujui antara Perusahaan dengan Pemerintah Indonesia. DJGSM q.q. Menteri Pertambangan dan Energi atas nama Pemerintah Indonesia dalam surat No. 02R/05/DJG/2005 tanggal 21 Pebruari 2005 menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia tidak dapat membeli 32,4 % kepemilikan saham Perusahaan. Pada tanggal 13 Desember 2004, Perusahaan juga menawarkan 32,4% kepada para perusahaan swasta Indonesia lainnya. Salah satu peserta yaitu PT Sitrade Nusaglobus (SNG) setuju untuk membeli 32,4% saham Perusahaan dengan harga AS$ 399.980.000. Pada tanggal 10 Maret 2005, telah ditandatangani perjanjian Jual Beli Saham antara SNG dengan SHL dan KCL dan telah disetujui oleh DJGSM melalui surat No. 1352/05/DJG/2005 tanggal 24 Juni 2005. Untuk mendukung pembelian saham Perusahaan, pada tanggal 22 Agustus 2005 SNG mendirikan PT Sitrade Coal (SC). Selanjutnya, SNG mengalihkan 32,4% saham Perusahaan kepada SC pada tanggal 26 Agustus 2005. Pengalihan ini telah disetujui oleh Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral melalui surat No. 1875/05/DJG/2005 tanggal 11 Oktober 2005. Pada tanggal 11 Oktober 2005 dalam suratnya No. 1875/05/DJG/2005. DJGSM memberikan persetujuan pengalihan 32,4% saham Perusahaan kepada SC. Demikian pula, berdasarkan surat No. 1218/III/PMA/2005 tanggal 17 Oktober 2005, Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memberikan persetujuan perubahan komposisi kepemilikan saham Perusahaan menjadi sebagai berikut: SC 32,4%, KCL 24,5%, SHL 24,5%, Bumi Resources 13,6% dan KTE 5%. Perubahan Pemegang Saham disahkan dalam Akta No. 3 oleh notaris publik Muchlis Patahna S.H., MKn tertanggal 18 Oktober 2005 dan dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Oktober 2005. 19. DANA CADANGAN Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dana cadangan sebesar AS$ 6 juta dicadangkan pada tahun 1996. Jumlah ini menggambarkan 20% dari modal ditempatkan dan ditujukan untuk menutupi kerugian yang diderita oleh Perusahaan yang tidak dapat ditutupi oleh cadangan lainnya. 20. PENJUALAN BERSIH Akun ini terdiri dari: 2006 Ekspor: IndoCoal Resources: Glencore International AG Constellation Energy Commodities Group Electric Power Development Company Korea South-East Power Co., Ltd. Kobe IIP Chubu Electric Power Co., Inc. Nippon Steel Corporate AEP Energy Services Pty. Ltd. 362.746.596 63.005.881 49.739.652 26.675.453 26.081.341 25.898.084 24.363.203 21.959.301 2005 8.192.135 10.089.842 3.178.102 28 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 20. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan) 2006 EDF Trading Ltd. Tohoku Electric Power Co., Inc. Hokuriku Electric Power Taiwan Power Company Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 10.000.000) 2005 19.049.866 16.062.701 11.469.377 1.884.309 25.543.389 415.928.871 33.816.075 Sub-jumlah 702.118.039 80.819.543 Taiwan Power Company EDF Trading Ltd. Korea East-West Power Company Limited Castle Peak Power Company Ltd. Electric Power Development Company AES (Applied Energy) Quezon Power (Phillipines) TNB Fuel Services Sdn., Bhd. Hokuriku Electric Power Enel Trade Spa National Power Company Chubu Electric Power Co., Inc. National Coal Supply Corporation, Ltd. Kobe Steel, Ltd. The Hongkong Electric Co., Ltd. Kobe IIP Electroandina, Chile Nippon Steel Corporate Ahmedabad Electric Company Scottish and Southern Energy Supply Ltd. Tohoku Electric Power Company Inc. Chukogu Electric Power Co., Inc. Korea South-East Power Company Ltd. Joban Joint Power Toyota Tsusho Corporation Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 10.000.000) 162.439.617 28.842.438 26.446.963 26.171.810 22.802.094 19.471.554 19.427.840 16.728.829 11.701.442 11.099.920 7.079.704 6.226.133 - 209.270.121 29.896.015 64.229.949 88.895.591 20.908.825 23.050.412 16.545.992 23.627.155 15.686.703 47.267.290 71.129.789 30.616.992 26.350.750 26.294.155 22.711.019 18.292.939 18.227.459 17.257.955 16.668.997 16.129.288 12.777.635 11.087.685 10.793.594 12.452.207 131.591.826 1.073.008.590 1.050.127.679 54.751.305 25.925.581 1.127.759.895 1.076.053.260 Jumlah ekspor Domestik Jumlah Jumlah penjualan bersih Perusahaan tidak mencakup jumlah yang menjadi hak Pemerintah Indonesia (Pemerintah) atas batubara sesuai dengan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b). Jumlah yang menjadi hak Pemerintah atas penjualan batubara tersebut masing-masing sebesar AS$ 158 juta dan AS$ 151 juta pada tahun 2006 dan 2005. 29 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 20. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan) Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 26a) dimana Perusahaan akan menjual seluruh produksi batubara kepada Originator, kecuali jika diminta lain oleh Originator, dengan harga tetap yaitu AS$ 34,30 per ton batubara berdasarkan nilai kalori 6.322 kal/kg (GAR), disesuaikan untuk beberapa variasi dalam nilai kalori batubara yang dibeli Originator dari Perusahaan berdasarkan perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah melaksanakan penjualan bersih masing-masing sebesar AS$ 702.118.039 dan AS$ 80.819.543, kepada Originator berdasarkan perjanjian (lihat Catatan 16). 21. HARGA POKOK PENJUALAN Akun ini terdiri dari: 2006 Beban pengupasan dan penambangan (lihat Catatan 26e) Beban kontraktor Penggunaan material Pemeliharaan dan suku cadang Beban umum Konsultan Beban proses penambangan dan beban produksi lainnya (lihat Catatan 26e) Beban penyusutan dan amortisasi (lihat Catatan 9 dan 10) Penambahan persediaan batubara Jumlah 2005 507.782.700 149.608.952 123.920.579 80.331.802 2.801.364 361.030.748 100.755.173 102.060.848 81.469.227 1.843.696 864.445.397 647.159.692 118.487.573 145.490.538 52.738.040 (89.950.980 ) 41.421.693 (10.764.112 ) 945.720.030 823.307.811 22. BEBAN USAHA Akun ini terdiri dari: 2005 Beban pengangkutan Logistik pemasaran Beban dan komisi pemasaran (lihat Catatan 26d) Despatch dan demurrage Jumlah 2004 47.996.477 38.982.649 27.420.011 9.005.548 44.001.204 17.693.488 55.891.710 6.525.720 123.404.685 124.112.122 30 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 23. PENDAPATAN BUNGA Beban bunga merupakan bunga yang diperoleh dari deposito di bank dan pinjaman hubungan istimewa (lihat Catatan 8) adalah sebagai berikut: 2006 2005 Pinjaman Bumi Resources Pinjaman SHL Pinjaman KCL Deposito Bank 17.965.190 2.969.317 2.969.317 1.582.381 12.115.438 2.002.721 2.002.721 1.430.362 Jumlah 25.486.205 17.551.242 24. BEBAN BUNGA Akun ini terdiri dari beban bunga atas: 2006 2005 Uang muka Pembelian Fasilitas Pinjaman 2004 Fasilitas Pinjaman 2003 Kewajiban sewa guna usaha dan lainnya 48.743.460 7.022.981 15.563.894 18.018.857 2.804.663 667.871 Jumlah 55.766.441 37.055.285 25. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN Pada tanggal 29 Nopember 1995, Perusahaan menerima pengesahan Menteri Keuangan atas Dana Pensiun untuk karyawan dan keluarganya melalui pengesahan No. KEP-369/KM.17/1995. Iuran dana pensiun tersebut ditanggung oleh Perusahaan dan dikelola oleh Dana Pensiun Kaltim Prima Coal. Perhitungan manfaat karyawan untuk posisi 31 Desember 2006, dilakukan oleh aktuaris independen. Dana Pensiun Perusahaan menyediakan manfaat pasti untuk semua karyawan Perusahaan. Dana Pensiun tersebut menyediakan manfaat tertentu untuk karyawan yang berhak berdasarkan masa kerja di Perusahaan. Dana pensiun tersebut dibiayai oleh iuran yang ditanggung oleh Perusahaan. Manfaat pensiun menggunakan mata uang Rupiah. Perusahaan menyediakan imbalan kerja untuk semua karyawan tetap berdasarkan Contract Labour Agreement (CLA). Tidak ada pembiayaan lain yang dibuat perusahaan kecuali CLA. Jumlah yang diakui di laporan laba rugi atas manfaat karyawan adalah sebagai berikut: 2006 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Perkiraan sisa masa kerja 11 % per tahun 9 % per tahun 12,57 tahun 2005 12% per tahun 10% per tahun 12,12 tahun 31 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN (Lanjutan) Jumlah yang diakui pada neraca Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 2005 Nilai kini kewajiban manfaat karyawan Nilai wajar aktiva program manfaat karyawan 36.058.559 (15.109.947 ) 23.009.132 (10.683.932 ) Nilai kini kewajiban belum didanakan Biaya jasa lalu belum diakui Kerugian aktuari belum diakui 20.948.612 (2.269.036 ) (7.214.749 ) 12.325.200 (2.430.588 ) (2.061.565 ) Kewajiban bersih pada neraca 11.464.827 7.833.047 Jumlah biaya imbalan kerja karyawan yang dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 2006 2005 Biaya jasa masa kini Biaya bunga Kerugian bersih aktuaria yang diakui 2.646.395 3.336.890 166.692 2.049.449 2.271.865 233.475 Jumlah 6.149.977 4.554.789 Perubahan kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut: 2006 2005 Kewajiban pada awal tahun Biaya manfaat karyawan selama tahun berjalan Manfaat yang dibayar 7.833.047 6.149.977 (2.518.197 ) 5.577.915 4.554.789 (2.299.657 ) Kewajiban pada akhir tahun 11.464.827 7.833.047 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING a. Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction) Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, bersama dengan Arutmin, anak perusahaan Bumi Resources (Pihak Penjual),dan IndoCoal Resource (Cayman) Limited, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited, sebuah Perusahaan yang didirikan di bawah Undang-undang Cayman Islands (Issuer), dimana (i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan batubaranya yang ada sekarang dan yang akan diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator dan menjual seluruh produksi batubaranya dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada sekarang dan yang akan datang, baik yang dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak Penjual kepada Issuer, dan (iii) Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai AS$ 600 juta dengan bunga 7,134% berdasarkan fasilitas Indenture dan Seri 2005-1 Indenture Supplement dan menggunakan dana yang dihasilkannya untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Originator (Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan dokumen yang terkait dengan transaksi tersebut (Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih rinci di bawah ini. 32 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012 dengan tingkat bunga 7,13% per tahun. Issuer adalah entitas bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Perusahaan, Arutmin dan IndoCoal Resources yang dibentuk untuk: (i) melaksanakan penerbitan Surat Hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1) dalam rangka fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana yang diperoleh dari Issueran Surat Hutang dan dana yang lain yang diperoleh Penerbit dari waktu ke waktu (seperti penagihan piutang dari Originator dan Pihak Penjual), (iii) mengelola pembayaran kembali Surat Hutang yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement, memperoleh piutang dari Originator, Pihak Penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui penjualan batubara. Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of New York, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit (Issuer Receivables Sale Agreement) Issuer dan Originator menandatangani Issuer Receivables Sale Agreement dimana Issuer akan membeli aktiva dalam bentuk piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual. Sesuai dengan perjanjian ini, Issuer akan memberikan sejumlah AS$ 600 juta kepada Originator sebagai uang muka pembelian tersebut (selanjutnya disebut Prepayment Amount from the Originator). Originator akan menggunakan uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak Penjual sehubungan dengan Originator Receivables Sale Agreements dan Long-term Supply Agreements. 2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivables Sale Agreements) Pihak Penjual dan Originator menandatangani Originator Receivables Sale Agreements (ORSA) dimana Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para pihak, membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan, melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam Perjanjian ini. 33 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreements) Long-term Supply Agreements (LTSA) ditandatangani oleh Pihak Penjual dan Originator pada tanggal 6 Juli 2005 antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari Perusahaan sesuai dengan perjanjian). Perjanjian tersebut juga menyatakan bahwa Originator akan memberikan uang muka kepada Perusahaan sebesar AS$ 600.000.000 pada tanggal penutupan. Uang muka yang diterima akan berkurang setiap bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang secara keseluruhan (sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang terhutang oleh Originator untuk aktiva piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dan akan bertambah dengan pembayaran yang dilakukan oleh Originator kepada Pihak Penjual sesuai dengan LTSA dan ORSA dengan cara yang disediakan dari aliran kas yang ditetapkan dalam Indenture dan bunga atas hutang oleh Pihak Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan yang berkaitan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan. Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan. 4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening (Cash and Accounts Management Agreements/CAMA) Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPV, Trustee dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan kontraktor produksi utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam kontrak. 5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B) Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, Perusahaan menandatangani perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada Indo Kaltim. Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat terjadinya kepailitan (termasuk jika terjadi pailit atas Perusahan, Arutmin dan Bumi Resources). Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika Perusahaan menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka Indo Kaltim diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya dijual ke pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan ijin kepada Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan. 34 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian, Perusahaan diwajibkan untuk: a. Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba, perijinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku.; b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan; c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), dan d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha. Indo Kaltim menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan Originator dimana Indo Kaltim menyetujui untuk memasok batubara kepada Originator pada Fixed Forward Price setelah pengalihan Kontrak Karya Perusahaan kepada Indo Kaltim. Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan menerbitkan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali sesuai dengan perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 (lihat Catatan 16). Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, perubahan dan kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi tersebut. b. Prepayment Amount from the Originator 1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Arutmin (Pihak Penjual), Indocoal Resources (Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Issuer), PT Indocoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel, Indo SPV), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator Transaksi), menandatangani Indenture Supplement, dimana dengan perjanjian ini Issuer akan menerbitkan: (i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta; (ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta. Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk: (a) (b) (c) (d) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta; Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta; Modal kerja untuk Perusahaan dan Arutmin (Prepayment Amount) sebesar AS$ 30 juta; dan Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pinjaman. Saldo Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah margin tertentu. Bunga terhutang di setiap periode bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau tanggal pelunasan akhir. Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. 35 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Persyaratan atas pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan dengan Series 2006-2 Indenture Supplement sama dengan Persyaratan Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events), sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Perusahaan, Pihak Penjual, Indo SPV, Originator dan Pelaksana (lihat Catatan 16). Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Bumi Resources memberikan jaminan berupa 99.99% saham Arutmin dan 99.98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham Perusahaan memberikan jaminan berupa 92% saham Perusahaan. 2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPV dan Indenture Trustee menandatangani Series 2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah AS$ 800 juta. Dana dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse. Surat Hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 dengan tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1, semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Series 2006-1 Indenture Supplement. Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28 September 2006. 2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun. Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 16). 3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual, Indo SPV, Trustee, dan Administrator Transaksi menandatangani Intendure dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang dari Originator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta kepada Originator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Originator. Originator menggunakan AS$ 426,7 juta dari Orginator Prepayment Amount yang diterima dari Issuer untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan ORSA antara Issuer dan pihak Penjual dan pembelian batubara dimasa yang akan datang sehubungan dengan LTSA antara pihak Penjual dan Originator (lihat Catatan 26a). Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Series 2005-1 Intendure Supplement pada setiap tanggal pembayaran bulanan. 36 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Perusahaan menggunakan dana hasil Prepayment Amount untuk hal-hal sebagai berikut: a. Kira-kira sejumlah AS$ 316,3 juta untuk membayar kembali pinjaman sehubungan Perjanjian Fasilitas 2004; b. AS$ 52,5 juta untuk pembayaran uang muka kepada Bumi Resources; c. AS$ 16,5 juta untuk pembayaran uang muka kepada Mitratama; d. Kira-kira sejumlah AS$ 26 juta untuk cadangan dalam rangka Series 2005-1 Indenture Supplement; dan e. Jumlah yang tersisa untuk membayar tunggakan pasti yang berkaitan dengan Transaksi Sekuritas dan untuk menyedialan modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang Seri 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 16). c. Perjanjian Penjualan Batubara Bersama Pada tanggal 1 Nopember 1999, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Batubara Bersama (PPBB) dengan Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) dimana kedua pihak setuju untuk bekerjasama dalam penyediaan batubara sesuai dengan PKP2B (lihat Catatan 1b), untuk periode lima (5) tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Pada tanggal 1 Juli 2005, Perusahaan dan DJPU menandatangani perjanjian sehubungan dengan penyediaan batubara berdasarkan PKP2B bahwa mencakup seluruh jenis batubara tersedia yang akan dijual oleh Perusahaan dan untuk periode lima (5) tahun sampai dengan 31 Desember 2009. Seperti ditentukan dalam PPBB, jumlah setiap pengapalan dari masing-masing pihak ditentukan berdasarkan rumus tertentu seperti yang tercantum dalam PPBB. PPBB memberikan hak kepada Perusahaan atas 86,5% dari penjualan batubara yang dihasilkan, sementara sisanya sebesar 13,5% akan menjadi hak Pemerintah. Pemerintah menunjuk Perusahaan berperan sebagai agen tunggal untuk menjual batubara berdasarkan PPBB, dan Pemerintah membayar biaya administrasi penjualan 1,5% dari harga FOB untuk setiap bagian Pemerintah dari setiap pengapalan batubara. Seperti yang diatur lebih lanjut dalam PPBB, Perusahaan bertanggung jawab untuk menatausahakan dan melaksanakan seluruh kontrak baik yang dilakukan oleh Perusahaan dalam penjualan batubara. Seluruh hasil penjualan sehubungan dengan pengiriman ditagih dan semua biaya pengirimannya dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan. Akan tetapi DJPU juga menanggung biaya yang terjadi secara proporsional untuk setiap pengiriman, seperti yang diatur dalam PPBB. d. Perjanjian Pemasaran 1. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pemasaran dengan Glencore Coal (Mauritius) Limited (Glencore), dimana Glencore bertindak sebagai agen pemasaran batubara untuk seluruh negara kecuali Jepang. Sebagai imbal jasa, Perusahaan akan membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12) tahun sejak berlakunya perjanjian. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Glencore diperbaharui dan disajikan kembali untuk melibatkan Originator dan Indo Kaltim dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Glencore setuju untuk memberikan jasa pemasaran untuk Perusahaan, Originator dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan PKP2B Perusahaan ke Indo Kaltim) Indo Kaltim. 37 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 2. Pada tanggal 9 Januari 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian pemasaran dengan Mitsubishi Corporation (Mitsubishi), dimana Mitsubishi akan bertindak sebagai agen pemasaran Batubara untuk negara Jepang. Sebagai imbal jasa, Perusahaan akan membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12) tahun sejak tanggal berlakunya perjanjian. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Mitsubishi diperbaharui dan disajikan kembali untuk melibatkan Originator dan Indo Kaltim dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Mitsubishi setuju untuk memberikan jasa pemasaran untuk Perusahaan, Originator dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan PKP2B Perusahaan ke Indo Kaltim) Indo Kaltim. e. Perjanjian Operasi 1. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perpanjangan perjanjian operasi jasa penambangan dengan PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess) untuk operasi dan perawatan tambang Melawan dan Sangatta. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan aktiva tetap, peralatan, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku cadang dan bahan pembantu (selain dari barang-barang yang akan disediakan oleh Perusahaan seperti yang disebutkan dalam perjanjian), tenaga kerja dan manajemen yang dibutuhkan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar kepada Thiess biaya dan pelayanan yang jumlahnya akan dihitung sesuai dengan tarif dan metode seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan ditagih masing-masing sebesar AS$ 197.629.679 dan AS$ 163.296.422, oleh Thiess berkaitan dengan jasa operasi dan perawatan berdasarkan perjanjian operasi ini. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi jasa penambangan diperbaharui untuk melibatkan Indo Kaltim dalam perjanjian operasi tersebut. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan jasa penambangan untuk Indo Kaltim jika pada satu saat PKP2B Perusahaan dialihkan ke Indo Kaltim. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk mengalihkan haknya atas perjanjian operasi kepada Bank of New York, sebagai Security Trustee berdasarkan Indenture, dan memodifikasi syarat pembayaran dan penghentian perjanjian. 2. Pada tanggal 8 April 2004, Perusahaan memasuki perjanjian operasi dengan Pamapersada, dimana Pamapersada setuju untuk menyediakan jasa pertambangan kepada Perusahaan. Di bawah perjanjian operasi ini, Pamapersada harus menyediakan jasa penambangan dan pengangkutan ke Perusahaan di Bendili dan Sangatta, serta beberapa area lain di Sangatta. Pamapersada menyediakan aktiva tetap, dan seluruh kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan menambang dan pengerukkan . Di bawah perjanjian operasi ini, Pamapersada diminta untuk memenuhi beberapa permintaan produksi minimum. Setiap tahunnya, tarif dihitung berdasarkan produksi batubara, variasi dan hari kerja akan disesuaikan berdasarkan fluktuasi nilai mata uang Amerika Serikat dan Indonesia. Perjanjian operasi dengan Pamapersada ini berlaku sejak dari tanggal 1 Juli 2004. Berdasarkan ketentuan ini, perjanjian operasi dengan Pamapersada akan berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan ditagih masing-masing sebesar AS$ 157.000.545 dan AS$ 95.837.428, oleh Pamapersada untuk penambangan dan pengangkutan batubara berdasarkan perjanjian operasi ini. 38 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 3. Pada tanggal 27 Mei 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian operasi jasa penambangan dengan Darma Henwa (sebelumya PT HWE Indonesia), dimana Darma Henwa setuju untuk menyediakan jasa penambangan untuk Perusahaan. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Darma Henwa akan menyediakan aktiva tetap, peralatan, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku cadang dan bahan pembantu (selain barang yang akan disediakan sendiri oleh Perusahaan, yang disebutkan dalam perjanjian), serta tenaga kerja dan manajemen yang dibutuhkan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar kepada Darma Henwa sejumlah biaya dihitung sesuai dengan tarif dan metode seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama sepuluh (10) tahun sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan ditagih sebesar AS$ 179.059.962 dan AS$ 76.606.940 oleh Darma Henwa sehubungan dengan jasa penambangan batubara berdasarkan perjanjian operasi ini. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi jasa penambangan dengan Darma Henwa diperbaharui untuk melibatkan Indo Kaltim dalam perjanjian operasi tersebut. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Darma Henwa akan menyediakan jasa penambangan untuk Indo Kaltim jika pada satu saat kontrak batubara Perusahaan dialihkan ke Indo Kaltim. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk mengalihkan haknya atas perjanjian operasi kepada Bank of New York, sebagai Security Trustee berdasarkan Indenture, dan memodifikasi syarat pembayaran dan penghentian perjanjian. f. Perjanjian Sewa 1. Pada tanggal 24 September 2004, Perusahaan memasuki perjanjian sewa dengan Bumi Resources. Di bawah perjanjian ini, Bumi Resources setuju untuk menyewakan fasilitas penghancur dan penanganan batubara, yang akan dibangun di Sangatta dan akan dimiliki oleh Bumi Resources. Dari 31 Januari 2005, dan setiap bulan setelah tanggal 30 April 2007, Perusahaan diminta untuk membayar biaya sewa ke Bumi Resources sejumlah AS$ 1 juta setiap bulannya. Pada tanggal 30 April 2007, Perusahaan akan membayar biaya sewa terakhir sebesar AS$ 182.296. Perusahaan membayar sewa ini sebesar AS$ 13.333.333 di tahun 2006 dan AS$ 13.333.333 di tahun 2005 kepada Bumi Resources berdasarkan perjanjian ini. Di bawah perjanjian sewa ini, Perusahaan harus membayar semua biaya pemeliharaan fasilitas. Perjanjian sewa tersebut juga mengharuskan Perusahaan untuk membayar biaya lainnya, termasuk semua pengeluaran yang timbul dari pihak-pihak lain di bawah perjanjian pembangunan fasilitas dalam hubungannya dengan keterlambatan pembangunan fasilitas. Perusahaan juga harus mengurus asuransi yang berhubungan dengan fasilitas. Jangka waktu perjanjian sewa ini adalah dari tanggal 24 September 2004 sampai 30 April 2007, kecuali diakhiri lebih dahulu. Selama kesalahan yang terjadi pada waktu perjanjian sewa, Bumi Resources bisa meminta Perusahaan membayar sejumlah penebusan dan bunga. Jumlah penebusan tersebut akan dihilangkan berdasarkan daftar yang telah disetujui dengan jumlah yang beragam dari sekitar AS$ 160.000 sampai dengan AS$ 24 juta berdasarkan periode dimana kegagalan terjadi. 39 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 2. Pada bulan Nopember 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa pelabuhan dengan Mitratama. Berdasarkan perjanjian ini, Mitratama setuju untuk menyewakan aktivanya kepada Perusahaan, aktiva yang dimaksud adalah coal crushing dan fasilitas stockpiling facility, fasilitas pengangkutan dan pengapalan, dan fasilitas lain beserta peralatannya, dimana akan disediakan di area tambang Perusahaan, Bengalon, dan dimiliki seluruhnya oleh Mitratama. Sejak tanggal 28 Nopember 2006 sampai dengan 30 Nopember 2008, Perusahaan berkewajiban membayar sewa kepada Mitratama. Perusahaan harus membayar semua biaya perawatan dan asuransi juga. Periode perjanjian ini adalah dari tanggal 28 Pebruari 2006 sampai dengan tanggal 30 Nopember 2008. g. Perjanjian Jasa Enercorp Pada 1 April 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian jasa dengan Enercorp Limited. Dalam perjanjian tersebut Perusahaan menunjuk Enercorp Limited untuk melakukan lingkup pekerjaan (a) mengawasi bongkar muat batubara di tempat tujuan, (b) menyiapkan dokumentasi untuk penyerahan batubara ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), (c) menyimpan faktur penjualan batubara yang dilakukan Perusahaan kepada PLN, (d) memfasilitasi pembayaran yang lancar dari PLN atas faktur Perusahaan, dan (e) mendukung usaha Perusahaan dalam menjaga hubungan baik dengan PLN. Pada tahun 2006, Perusahaan membayar sebesar AS$ 269.057 kepada Enercorp atas jasanya berdasarkan perjanjian jasa ini. h. Perjanjian Beban Administrasi Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan dan Forerunner, mengadakan Perjanjian Beban Administrasi dimana Forerunner telah menyetujui melakukan tugas administrasi Perusahaan untuk tersedianya batubara sesuai dengan LTSA dengan beban sama dengan AS$ 1 untuk setiap ton batubara dikirim dan dikapalkan oleh Perusahaan. Perjanjian ini akan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2006 dan akan dilanjutkan sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian. 27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI Perusahaan mempunyai kewajiban kontijensi per 31 Desember 2006, sebagai berikut: a. Pemotongan Royalti dengan PPN Masukan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal 1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan PPN atas batu bara, dimana sejak tanggal tersebut batu bara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Sebagai akibat dari perubahan ini sejak saat itu muncul ketidakpastian mengenai apakah PPN masukan yang dibayar Perusahaan dalam rangka pembelian impor dan lokal dapat dikreditkan atau direstitusi. Sampai tahun 2000, semua restitusi atas PPN masukan dikabulkan oleh Kantor Pajak. Namun sejak tanggal 1 Januari 2001 Kantor Pajak tidak lagi mengabulkan permohonan restitusi PPN. Berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Karya, kecuali untuk pajak yang secara jelas disebutkan dalam perjanjian, Pemerintah setuju untuk mengganti semua pajak, cukai, sewa dan royalti Perusahaan yang dipungut Pemerintah, termasuk pajak pertambahan nilai. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya, apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan. 40 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) Perusahaan telah menyampaikan tagihan kepada Direktorat Jenderal Energi dan Sumber Daya Mineral untuk semua PPN yang telah berumur lebih dari enam puluh (60) hari. Tagihan tersebut belum dibayar oleh pihak Direktorat Jenderal. Mahkamah Agung, sesuai dengan permintaan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, organisasi penghasil batubara di Indonesia telah mengeluarkan pendapat pada bulan April 2004 yang menyatakan bahwa peraturan Pemerintah tentang PPN tidak tepat menurut undang-undang di Indonesia. Meskipun pendapat tersebut tidak secara pasti dikeluarkan Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah, Perusahaan berpendapat pendapat tersebut dapat mendukung tagihan yang diajukan ke Pemerintah atas PPN yang telah dibayar. Perusahaan berharap untuk dapat merestitusi semua PPN yang telah dicatat berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Karya dan pendapat Mahkamah Agung diatas. Selanjutnya, Perusahaan menyatakan bahwa perusahaan batubara lain di Indonesia yang termasuk dalam generasi pertama Kontrak Karya melaksanakan tindakan yang sama dengan Perusahaan. Pada saat ini Perusahaan telah me-netoff PPN masukan dengan royalti yang merupakan bagian Pemerintah atas produksi batubara. Apabila Pemerintah memaksakan pemberlakuan ketentuan mengenai PPN tersebut Perusahaan harus membayar royalti yang belum dibayar tersebut. Pada tanggal 9 Pebruari 2006 Perusahaan bersama-sama dengan Perusahaan generasi pertama menerima surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang dialamatkan ke semua perusahaan penambang batubara generasi pertama sehubungan dengan peringatan atas pembayaran royalti yang diyakini oleh Pemerintah masih belum dibayar oleh Perusahaan. Surat tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan generasi pertama harus membayar royalti terlebih dahulu baru kemudian menyampaikan permohonan restitusi PPN masukan yang telah dibayar, dan tidak boleh dinetoff. Pada tanggal 10 Mei 2006, seluruh perusahaan penambangan batubara generasi pertama menerima surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sehubungan dengan pembayaran royalti. Perusahaan generasi pertama diwajibkan untuk membayar royalti yang terhutang ke Pemerintah sebesar PPN masukan yang telah di-netoff terhadap hutang royalti pada tahun-tahun sebelumnya seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya Pasal 11. Selanjutnya jika Perusahaan tidak mentaati, Pemerintah akan menerbitkan surat gagal bayar (sesuai dengan Kontrak Karya Pasal 22). Konsultan hukum Perusahaan Aji W., Sunarto Y., dan Rekan mengeluarkan pendapat hukum pada tanggal 23 Mei 2006 yang menyatakan Perusahaan berhak untuk mengkompensasikan royalti dengan PPN masukan dan bahwa tindakan Pemerintah untuk menyatakan Perusahaan gagal bayar hanya dapat dilakukan jika setiap perselisihan telah diselesaikan oleh arbitrase seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya Pasal 23. Selanjutnya semua konsultan hukum dari perusahaan generasi pertama mempunyai pendapat hukum yang sama. Selanjutnya, pada tanggal 7 September 2006, sebagai tanggapan terhadap surat yang dikirimkan Perusahaan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), BKPM menyatakan bahwa menurut Undang-Undang No. 11/1994 tentang PPN atas Penjualan Barang dan Jasa Kena Pajak, Pasal 11 (b), PPN untuk usaha pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum dan pertambangan lain yang berdasarkan pada kontrak bagi hasil, Kontrak Karya, dan Perjanjian pertambangan lainnya yang masih berlaku pada saat tanggal peraturan ini berlaku, masih tetap ditentukan berdasarkan kontrak bagi hasil, Kontrak Karya dan perjanjian pertambangan lainnya tersebut sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian. Kemudian, berdasarkan PKP2B No. J2/Ji Dn/16/82 antara Perusahaan dengan Pemerintah, Pasal 11.3 menyebutkan bahwa Pemerintah akan membayar dan membebaskan kontraktor dari segala pajak, bea, sewa, dan royalti untuk saat ini dan di masa yang akan datang, kecuali untuk pajak-pajak yang disebutkan dalam Pasal 11.2. Dengan demikian, pembebanan PPN kepada Perusahaan tidak sesuai dengan UU No. 11/1994 dan PKP2B, sehingga pembayaran PPN dapat direstitusi atau di-netoff dengan royalti terutang kepada Pemerintah. 41 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) b. Pada tanggal 22 Juli 2003, Perusahaan menghadapi tuntutan hukum dari Sultan Kutai Kartanegara yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Tenggarong. Nilai tuntutan adalah sebesar AS$ 452.530 (setara dengan Rp 3.383.500.000) atas tanah seluas 447.000 hektar, yang meliputi daerah Bengalon dan Sanggatta termasuk 33.385 hektar tanah yang dikuasai oleh Perusahaan sebagai daerah pertambangan, pemukiman, dan kantor. Tuntutan tersebut didukung dengan surat dari Pemerintahan Provinsi tahun 1913, dan surat dari Sekretaris Pemerintah Belanda pada tahun 1914. Pengadilan Negeri Tenggarong melalui putusannya menolak gugatan Penggugat. Terhadap Putusan Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan pemeriksaan banding ke Pengadilan Tinggi Kaltim, namun Putusan Pengadilan Tinggi Kaltim kembali memenangkan Tergugat (Perusahaan). Sultan Kutai Kertanegara berencana untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Sultan telah melakukan pendekatan kepada Perusahaan untuk menyelesaikan perkara dengan menuntut pembayaran sejumlah Rp 1,3 miliar kepada Perusahaan, yang kemudian ditolak oleh Perusahaan. Perusahaan berkeyakinan bahwa akan memenangkan kasus ini. c. Pada tahun 2004, tuntutan ganti rugi sebesar AS$ 213.632 (atau Rp 2,1 milyar) diajukan oleh Kelompok Tani Bersatu (KTB) yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Sangatta kepada Perusahaan, dimana KTB mengklaim kepemilikan atas tanah seluas 3 juta m2 di area tambang Pit-J. Perusahaan memenangkan kasus tersebut pada Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur atau tingkat provinsi. KTB telah mengajukan tuntutan tersebut kepada Mahkamah Agung, tapi karena masa tenggang waktu sudah berakhir, tuntutan ditolak. d. Utuh Garau, P. Saniah dan Salamah mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Perusahaan sehubungan dengan pembelian tanah sebesar AS$ 434.417 (setara dengan Rp 4,236 milyar). Pengadilan Negeri Sangatta menyatakan menolak gugatan Penggugat, namun, kasus ini dilanjutkan karena protes dari penggugat dan Perusahaan diminta untuk mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi walaupun tenggang waktu banding sudah berakhir. Secara hukum, Perusahaan mempunyai landasan data yang cukup mengenai penguasaan lahan yang dituntut oleh para Penggugat. Biaya operasional pengacara di tingkat banding ditaksir sebesar AS$ 5.128 (setara dengan Rp 50 juta). Kepala pengadilan Sangatta menginformasikan bahwa gugatan banding telah dikirim ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur walaupun diketahui telah melewati satu hari dari batas tenggat waktu. e. Perusahaan menjadi tergugat dalam kasus persidangan di Pengadilan Negeri Sangatta, No. 60/Pdt.G/2005/PN.Sgr, dari Adji Sapri Bin Adji Bambang Amir sehubungan dengan lokasi tambang dan infrastruktur Perusahaan. Kasus perkara ini tidak berbeda dengan kasus yang diajukan Sultan Kutai (H. Adji Mohammad Salehoeddin II). Persidangan diselenggarakan pada tanggal 30 Januari 2006 dengan acara penjelasan Perusahaan atas tuntutan tersebut. Perkiraan biaya pengacara adalah sebesar AS$ 10.225 (setara dengan Rp 100 juta). Penggugat adalah keponakan dari Sultan. Penggugat juga telah mengadakan pendekatan kepada Perusahaan untuk menyelesaikan kasus gugatan tersebut dengan jumlah yang sama yang diminta oleh Sultan. Usaha banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur telah didaftarkan, namun dokumennya belum diterima. 42 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 27. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) f. Pada tanggal 5 April 2006, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengajukan gugatan kepada Perusahaan, Rio Tinto Plc., BP Plc., BP International Limited, SHL dan KCL pada forum arbitrase atau Intenational Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID) (Gugatan Arbitrase). Gugatan Arbitrase ini diajukan sehubungan dengan klaim Pemprov Kaltim bahwa Perusahaan dan tergugat lainnya tidak menyelesaikan kewajiban Pasal 26 di P2PKB No J2/JiDu/16/82 dengan tidak menyelesaikan atau menghapus tindakan pelepasan kewajiban 51% saham Perusahaan (Legal Issue). Dari sudut pandang Perusahaan, berdasarkan Pasal 25 (1) dan Pasal 25 (3) dari konvensi ICSID, Pemprov Kaltim tidak memiliki dasar hukum untuk mengajukan Gugatan Arbitrase di forum ICSID karena Pemprov Katim bukanlah Contracting State yang menandatangani PKP2B Perusahaan, dan juga bukan sub-divisi atau agen dari Contracting State yang ditunjuk Pemerintah untuk mengajukan gugatan ke Perusahaan pada forum arbitrase ICSID. Pada kasus ini, sangat jelas bahwa pihak-pihak yang menandatangani PKP2B Perusahaan adalah Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan bekerja sama dengan PKP2B Perusahaan, yang tidak pernah memberikan kuasa dan wewenang dalam bentuk apapun kepada Pemprov Kaltim, termasuk untuk mengajukan tuntutan dalam forum arbitrase ICSID. 28. DIVESTASI Pada tanggal 16 Maret 2006, Bumi Resources melakukan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Sales and Purchase Agreement) (CSPA) dengan PT Borneo Lumbung Energi (Borneo), sebuah perusahaan afiliasi dari PT Renaissance Capital, untuk menjual semua saham Perusahaan. Transaksi ini hanya akan efektif setelah semua kondisi yang disyaratkan CSPA, termasuk persetujuan pemegang saham Bumi Resources, terpenuhi. Berdasarkan surat pernyataan ke BAPEPAM pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources dan Borneo setuju untuk tidak melanjutakan CPSA, karena beberapa persyaratan tidak dapat dipenuhi oleh kedua belah pihak (lihat Catatan 29d). 29. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Kejadian-kejadian penting setelah tanggal neraca 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut: a. Pada tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan, Enercorp Ltd (Pembeli) dan IndoCoal Resources (Penjual), membuat Perjanjian Jual Beli Batubara, dimana Penjual telah menyetujui menjual dan mengirimkan dan Pembeli menyetujui membeli dan menerima kiriman batubara sesuai dengan persyaratan yang disetujui dan Perusahaan setuju untuk menjamin kewajiban Penjual ke Pembeli. Kecuali perjanjian diakhiri secara lebih awal, Perjanjian akan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016. Persyaratan dari perjanjian ini mencakup: 1. Persyarat Pertama akan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 atau sampai kewajiban kedua belah pihak telah dipenuhi dan disetujui bersama, mana yang lebih dahulu; dan 2. Perpanjangan waktu berlaku sejak persyaratan awal berakhir sampai dengan selesainya batas waktu. Persyaratan dari perpanjangan waktu ini akan dibahas kemudian atas persetujuan bersama. 43 PT KALTIM PRIMA COAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 29. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA (Lanjutan) b. Pada tanggal 2 Januari 2007, Perusahaan telah menerima pengembalian bea masuk yang tersisa sebesar AS$ 2.543.561 (setara dengan Rp 23.137.243.714) dari DGCM sesuai dengan nilai tukar Rupiah pada tanggal 31 Desember 2006 (lihat Catatan 7). c. Pada tanggal 19 Januari 2007, Perusahaan menerima Surat No. S-516/WPJ.19/KPC.01/2007 dari Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa sehubungan dengan penyelesaian kekurangan pembayaran pajak Penghasilan Badan sebesar AS$ 22.765.795 yang dilakukan Perusahaan pada tanggal 29 Desember 2006. Perusahaan masih kurang bayar sebesar AS$ 367.855 (sesuai dengan Rp 3.332.912.412). Pada tanggal 29 Januari 2007, Perusahaan mengirimkan surat klarifikasi yang isinya mempertanyakan kurs yang digunakan dalam menghitung kekurangan bayar tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa perhitungan konversi dari Dolar Amerika Serikat yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. d. Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Arutmin dan IndoCoal Resources. Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, Perusahaan telah mengundang beberapa perusahaan untuk mengikuti proses tender, terdapat enam (6) Perusahaan yang telah menyelesaikan proses uji tuntas mereka pada tanggal 28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007. 30. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah direklasifikasi kembali penyajiannya agar sesuai dengan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006. 44 PT KALTIM PRIMA COAL INFORMASI TAMBAHAN (TIDAK DIAUDIT) ESTIMASI CADANGAN Informasi berikut menyajikan cadangan dari pertambangan terbuka yang hanya estimasi, dan tidak untuk dijadikan dasar yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai pasar wajar dari cadangan batubara Perusahaan. Cadangan batubara perusahaan diestimasi oleh MineConsult pada Laporan Open-Cut Coal Reserves pada tanggal 31 Desember 2005 - Sangatta dan Bengalon Deposit, dan laporan mereka dipersiapkan untuk mengkonfirmasi atas persyaratan dari peraturan pelaporan pada 2004 Joint Ore Reserves Committee of the Australian Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientist and Minerals Council of Australian. Manajemen berkeyainan bahwa kuantitas cadangan pada tanggal 31 Desember 2006, yang tertera di bawah ini adalah layak berdasarkan data teknik dan geologi berikut ini: Proven (juta ton) Probable (juta ton) Jumlah (juta ton) Area Deposit Sangatta Bengalon 348 151 77 - 425 151 Jumlah 499 77 576 45 PT ARUTMIN INDONESIA DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Neraca 1 2. Laporan Laba Rugi 3 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4 4. Laporan Arus Kas 5 5. Catatan atas Laporan Keuangan 6 6. Informasi Tambahan (Tidak diaudit) 42 PT ARUTMIN INDONESIA NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) AKTIVA Catatan AKTIVA LANCAR Kas dan bank Piutang usaha - bersih Piutang lain-lain - bersih Persediaan - bersih Tagihan PPN Aktiva lancar lain-lain 2b,2l,3 2c,4 2c,2l 2e,6 7 2b,2f,8 2006 2005 9.952.153 20.645.259 2.858.590 22.494.485 94.568.500 12.327.521 20.709.260 22.476.678 2.320.372 18.810.638 68.601.255 10.051.909 162.846.508 142.970.112 2d,2l,5 2m,9 2g,10 321.882.961 20.808.393 63.670.668 215.109.732 2.589.716 74.650.237 2i,11 28.960.614 1.042.476 30.359.437 2.265.412 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 436.365.112 324.974.534 JUMLAH AKTIVA 599.211.620 467.944.646 Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Taksiran tagihan pajak Aktiva tetap - bersih Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan - bersih Aktiva tidak lancar lainnya Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1 PT ARUTMIN INDONESIA NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha - pihak ketiga Hutang pajak Uang muka pelanggan Kewajiban lancar lainnya 2l,12 2m,13 14 15 2006 2005 38.411.280 10.606.119 161.083.908 36.874.607 12.765.292 3.750.915 126.869.681 210.101.307 180.260.495 2n,24 2m,13 5,16 4.417.944 24.721.386 214.314.485 2.975.258 27.913.495 121.895.275 2j,17 2d,5 29.797.633 7.842.948 29.790.113 427.780 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 281.094.396 183.001.921 Jumlah Kewajiban 491.195.703 363.262.416 1.000.000 107.015.917 1.000.000 103.682.230 Jumlah Ekuitas 108.015.917 104.682.230 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 599.211.620 467.944.646 Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban manfaat karyawan Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban jangka panjang Taksiran kewajiban restorasi dan rehabilitasi Hutang pihak hubungan istimewa EKUITAS Modal saham - AS$ 100 per saham Modal dasar - 40.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 10.000 saham Saldo laba 18 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 2 PT ARUTMIN INDONESIA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2006 2005 PENJUALAN BERSIH 2k,19 470.390.648 519.626.303 HARGA POKOK PENJUALAN 2k,20 (425.454.562 ) (416.964.699 ) 44.936.086 102.661.604 (17.593.300 ) (11.549.438 ) (177 ) (46.442.273 ) (36.594.406 ) (124 ) Jumlah Beban Usaha (29.142.915 ) (83.036.803 ) LABA USAHA 15.793.171 19.624.801 4.831.125 2.879.791 (563.357 ) (853.058 ) (1.436.625 ) (12.591.611 ) 4.889.625 1.909.290 102.982 (853.058 ) (477.037 ) (11.994.378 ) (2.022.659 ) (7.663.302 ) 218.454 Beban Lain-lain - bersih (9.756.394 ) (13.867.424 ) LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 6.036.777 5.757.377 (5.895.199 ) 3.192.109 (6.537.600 ) 4.768.476 Jumlah Beban Pajak - Bersih (2.703.090 ) (1.769.124 ) LABA BERSIH 3.333.687 3.988.253 LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan dan pemasaran Umum dan administrasi Eksplorasi PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan dari pelabuhan Pendapatan bunga Laba (rugi) selisih kurs - bersih Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan Penyisihan persediaan usang Beban bunga Amortisasi biaya perolehan pinjaman ditangguhkan Lain-lain - bersih MANFAAT (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan 2k,21 22 2l 2i,11 2e,6 23 2m,13 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3 PT ARUTMIN INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Modal Saham Saldo 1 Januari 2005 Laba bersih Saldo 31 Desember 2005 Laba bersih Saldo 31 Desember 2006 Saldo Laba Jumlah Ekuitas 1.000.000 99.693.977 100.693.977 - 3.988.253 3.988.253 1.000.000 103.682.230 104.682.230 - 3.333.687 3.333.687 1.000.000 107.015.917 108.015.917 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 4 PT ARUTMIN INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2006 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok dan karyawan Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Penghasilan bunga 2005 217.187.335 (183.340.325 ) (12.591.611 ) (20.299.524 ) 704.912 505.812.668 (403.652.685 ) (11.994.378 ) (24.283.596 ) 390.860 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 1.660.787 66.272.869 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aktiva tetap Pembayaran biaya pengembangan (1.345.609 ) (4.133.433 ) (6.210.258 ) (3.890.875 ) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (5.479.042 ) (10.101.133 ) 92.419.210 (99.358.062 ) (32.394.333 ) (7.077.619 ) (6.938.852 ) (39.471.952 ) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK (10.757.107 ) 16.699.784 KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 20.709.260 4.009.476 KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 9.952.153 20.709.260 25.967.245 22.080.825 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari (pembayaran untuk) pinjaman Pembayaran kepada pihak hubungan istimewa Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan Informasi tambahan atas aktivitas operasi yang tidak mempengaruhi arus kas: Pemotongan royalti dengan PPN masukan (lihat Catatan 26b) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 5 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian PT Arutmin Indonesia (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 31 Oktober 1981 berdasarkan Keputusan Presiden No. 49 tahun 1981, Undang-undang Pertambangan No. 11 tahun 1967 dan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 (dirubah dengan Undangundang No. 11 tahun 1970). Anggaran Dasar Perusahaan dirubah terakhir kali melalui Akta Notaris Sutjipto, SH No. 93, pada tanggal 9 Maret 1999. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Ketetapan No. C-10.414.HT.01.04.TH.99 tanggal 3 Juni 1999 dan diumumkan melalui Tambahan No. 7601 Lembar Negara No. 90 tanggal 9 Nopember 1999. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk penambangan, pemrosesan dan penjualan batubara). Kantor Pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Mid Plaza II lantai 9, Jalan Sudirman Kav. 10-11, Jakarta 10220. b. Kontrak Karya Pada tanggal 2 Nopember 1981, Perusahaan menandatangani perjanjian Kontrak Karya (“Perjanjian Batubara”) dengan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) (sebelumnya Perusahaan Negara Tambang Batubara) untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara di area Blok VI bagian tenggara Kalimantan, Indonesia. Berdasarkan Kontrak Karya, Perusahaan memulai periode 30 tahun operasinya tanggal 1 Oktober 1989, dimana PT BA berhak mendapatkan 13,5 % dari hasil produksi. Pada tahun 1997, Kontrak Karya tersebut mengalami perubahan, seluruh hak dan kewajiban atas PT. BA akan dialihkan kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1997. Perusahaan saat ini memiliki fasilitas pelabuhan, Terminal Batubara di Pulau Laut Utara (NPLCT) yang dapat digunakan oleh pihak lain. c. Susunan Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris : Nalinkant A. Rathod : Rosan P. Roeslani Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur : : : : : : Ari S. Hudaya Kazuya Tanaka Kenneth Patrick Farrel R. Eddie J. Soebari Endang Ruchijat Perry Purbaya 6 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (Lanjutan) Komposisi diatas berdasarkan Akte Notaris Sutjipto SH No. 45 tanggal 8 Juni 2005. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan memiliki karyawan tetap masing-masing sebanyak 361 dan 353. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, telah disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Sesuai dengan persyaratan Kontrak Karya, Perusahaan menyusun pembukuannya dalam Dolar Amerika Serikat (“AS$”) Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah AS$ yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Kas Kas meliputi kas dan kas pada bank. Kas pada bank menghasilkan bunga sesuai dengan tingkat suku bunga masing-masing bank. Rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk membayar hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun disajikan sebagai aktiva lancar lainnya. c. Piutang Piutang usaha meliputi piutang atas penjualan batubara ke pihak ketiga. Piutang disajikan sebesar nilai realisasi bersih. Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi masing-masing pelanggan pada akhir tahun. d. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, apakah dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama maupun tidak seperti yang dilakukan kepada pihak ketiga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 7 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan batubara ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang sedangkan biaya perolehan persediaan suku cadang ditentukan dengan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih adalah perkiraan harga jual dalam kegiatan usaha normal atau harga yang sesuai dengan harga yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang, (Longterm Supply Agreement), sebagaimana dijelaskan pada Catatan 25a, dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan atas kerugian persediaan dan persediaan usang dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya, dan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun persediaan pada akhir tahun. f. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya menggunakan metode garis lurus. g. Aktiva Tetap Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus selama masa manfaat aktiva seperti berikut ini: Tahun Mesin dan peralatan Peralatan dan perabotan kantor Kendaraan 3 - 20 3-8 3-8 Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Aktiva dalam penyelesaian direklasifikasi ke akun aktiva tetap yang sesuai saat aktiva telah selesai dan siap digunakan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Saat aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang terjadi akibat pelepasan aktiva dibukukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. h. Penurunan Nilai Aktiva Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, Perusahaan menelaah nilai tercatat aktiva terhadap penurunan dan kemungkinan penurunan nilai aktiva ke nilai wajar apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi sebagaimana yang dijelaskan dam PSAK No. 48 yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Apabila nilai tercatat aktiva melebihi jumlah yang dapat dipulihkan, maka selisihnya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan diakui segera sebagai laba dalam laporan laba rugi, sampai dengan nilai tercatat yang seharusnya diakui (dikurangi depresiasi), jika pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai aktiva. 8 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan mencakup biaya-biaya survei, eksplorasi, keuangan, studi kelayakan, dan pengembangan tambang baru yang terjadi sebelum dimulainya operasi komersial. Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sejak tanggal produksi komersial atas area penambangan sepanjang umur tambang atau sisa waktu Kontrak Karya, yang mana yang lebih pendek. Nilai perolehan bersih dari daerah penambangan dievaluasi secara berkala untuk memastikan nilai tersebut tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kelebihan tersebut telah diketahui dan dihapusbukukan pada tahun berjalan. j. Taksiran Kewajiban Restorasi dan Rehabilitasi Perusahaan mempunyai kebijakan untuk memenuhi atau melampaui ketentuan Kontrak Karya dan Peraturan Pemerintah lainnya mengenai lingkungan hidup dengan melaksanakan tindakan-tindakan yang telah terbukti secara teknis dan layak diterapkan secara ekonomis. Manajemen pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan Perusahaan mencakup, namun tidak terbatas pada, penggantian tanah bagian atas (top soil), pengerukan endapan pada kolam dan bendungan, pengawasan atas kualitas air, pengolahan limbah, penanaman kembali dan pembibitan hutan. Taksiran kewajiban atas pengelolaan lingkungan hidup ditentukan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku. Beban restorasi dan rehabilitasi tersebut diakui dan dibebankan sebagai biaya selama perkiraan umur ekonomis tambang. Taksiran kewajiban pengelolaan lingkungan hidup dinilai kembali secara rutin dan dampak perubahannya diakui secara prospektif. k. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui sebagai pendapatan ketika hak kepemilikan atas batubara beralih kepada pembeli dan harga jual sudah ditentukan atau dapat diperkirakan secara wajar. Pendapatan dan penjualan dinyatakan secara bersih, sesudah dikurangi dengan retur dan biaya klaim. Sesuai dengan Kontrak Karya, Perusahaan tidak mempunyai hak untuk memiliki atau membeli batubara yang menjadi hak Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dapat menggunakan sendiri batubara tersebut dan mengangkutnya dari tempat penambangan, atau meminta Perusahaan untuk menjual semua atau sebagian batu bara yang dimilikinya kepada pihak lain. Penjualan bersih Perusahaan disajikan sebesar hasil penjualan yang menjadi hak Perusahaan yang bersangkutan dan tidak mencakup penjualan batu bara yang menjadi hak Pemerintah Republik Indonesia yang dijual oleh Perusahaan dalam kapasitasnya sebagai agen penjual untuk pemerintah. Beban diakui pada saat terjadi transaksi (“accrual basis”). l. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang Rupiah (“Rp”) dan mata uang lain selain Dolar Amerika Serikat (“AS$”) dicatat ke dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi. 9 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang selain Dolar Amerika Serikat disesuaikan agar mencerminkan nilai tukar yang berlaku pada saat itu. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, kurs yang digunakan untuk mencatat Rupiah ke Dolar Amerika Serikat masing-masing adalah Rp 9.020 dan Rp 9.830, sesuai dengan kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. m. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan untuk menentukan beban (manfaat) pajak berdasarkan PSAK No. 46, “Akuntansi untuk Pajak Penghasilan”. Berdasarkan metode pajak tangguhan, aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui sebagai konsekuensi pajak periode mendatang yang terjadi akibat perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinannya untuk dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Tarif pajak yang ditetapkan dalam Kontrak Karya digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan. Berdasarkan Kontrak Karya (lihat Catatan 1b), tarif pajak per tahun adalah 35% selama 10 tahun pertama sejak dimulainya periode operasi, dan 45% untuk periode selanjutnya. Perbedaan temporer dari depresiasi dan amortisasi yang dipercepat telah dihitung pada pengaruh tarif pajak pada saat perbedaan temporer selesai. Pembebanan pada hutang pajak dalam neraca Perusahaan disesuaikan ketika Perusahaan menerima surat ketetapan pajak atau jika Perusahaan mengajukan banding, pada saaat diperbolehnya keputusan atas banding. n. Manfaat Karyawan Kewajiban imbalan kerja yang mencakup imbalan pensiun, imbalan jangka pendek (cuti tahunan yang dibayar, cuti sakit yang dibayar) dan imbalan jangka panjang lainnya (imbalan jasa jangka panjang, imbalan kesehatan pasca kerja) dihitung sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Perusahaan menyediakan manfaat pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan kontrak kerja karyawan/kebijakan Perusahaan dan juga menyediakan manfaat pasca kerja atas kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan, diakui sebagai biaya untuk tahun berjalan. Biaya atas pemberian imbalan pasca kerja ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method. Akumulasi laba atau rugi aktuaria belum diakui yang lebih besar dari 10% dari nilai kini manfaat pasti dan nilai wajar aktiva diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. 10 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Manfaat pasti diakui pada neraca merupakan nilai sekarang dari kewajiban yang telah ditetapkan, disesuaikan dengan laba/rugi aktuaria yang belum diakui, biaya jasa masa lalu yang belum diakui dan nilai wajar dari program assets. o. Kewajiban Kontijensi Kewajiban kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, namun harus diungkapkan didalam laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan terjadinya pengeluaran uang sangat kecil (remote). Aktiva kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan tetapi, diungkapkan apabila kemungkinan diperolehnya arus kas masuk dari manfaat ekonomi cukup besar (probable). p. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan dan jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan pada periode pelaporan. Hasil sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. q. Cadangan Cadangan diakui jika dan pada saat Perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum dan konstruktif) sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, jika terdapat kemungkinan yang cukup besar untuk keluarnya arus kas dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk mengatasi kewajiban Perusahaan dan jika estimasi yang layak atas kewajiban tersebut dapat dibuat. Apabila pengaruh nilai uang material, cadangan ditentukan oleh pendiskontoan arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang dengan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai pasar saat ini atas nilai uang dan khususnya risiko atas kewajiban. Pendiskontoan digunakan, untuk meningkatkan cadangan karena berlalunya waktu diakui sebagai beban bunga. r. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan posisi Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan. Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak berkaitan dengan posisi Perusahaan pada tanggal neraca diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material. 3. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari: 2006 Kas Bank HSBC PT Bank Mega PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2005 42.837 19.966 6.761.129 1.379.758 759.414 16.502.649 609.911 11 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN BANK (Lanjutan) 2006 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk Standard Chartered Bank Jumlah 2005 535.991 258.600 185.316 29.108 641.688 2.935.046 - 9.909.316 20.689.294 9.952.153 20.709.260 4. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: a. Berdasarkan pelanggan 2006 2005 Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri 20.807.093 - 14.784.173 7.854.339 Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih 20.807.093 (161.834 ) 22.638.512 (161.834 ) Jumlah 20.645.259 22.476.678 b. Berdasarkan umur piutang 2006 2005 Lancar 0 - 30 hari 30 - 90 hari Lebih dari 90 hari 20.645.259 161.834 22.476.678 161.834 Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih 20.807.093 (161.834 ) 22.638.512 (161.834 ) Jumlah 20.645.259 22.476.678 Semua piutang merupakan piutang pihak ketiga. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih pada 31 Desember 2006 dan 2005, cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. 12 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, piutang usaha Perusahaan atas penjualan batu bara kepada pembeli selain ke IndoCoal Resources (Cayman) Limited telah dijual kepada IndoCoal Exports (Cayman) Limited berdasarkan the Issuer Receivables Sale Agreement, dan karena itu bukan lagi merupakan aktiva Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan akan tetap bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh hak, kuasa dan keputusan sesuai dengan perjanjian tersebut (lihat Catatan 25a). 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Perusahaan, dalam kegiatan usaha normalnya, telah melakukan transaksi dengan pihak hubungan istimewa, yang terdiri dari jasa penjualan (lihat Catatan 25c), uang muka bukan usaha dan transaksi keuangan (pinjaman jangka pendek dan jangka panjang). Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, jumlah piutang pihak hubungan istimewa masing-masing sebesar 53,72% dan 45,97% dari jumlah aktiva Perusahaan, dan jumlah hutang pada pihak hubungan istimewa masing-masing adalah 45,23% dan 33,67% dari jumlah kewajiban Perusahaan (lihan Catatan 16). Saldo dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2006 2005 Piutang pada pihak hubungan istimewa Enercorp Ltd. PT Bumi Resources Tbk Novasi hutang Akuisisi saham Lain-lain Forerunner International Pte. Ltd. 49.708 1.017.657 149.098.353 41.743.872 101.042.492 29.948.536 149.098.353 38.527.341 26.466.381 - Jumlah 321.882.961 215.109.732 Hutang pada pihak hubungan istimewa PT Kaltim Prima Coal IndoCoal Resources (Cayman) Limited (lihat Catatan 16 dan 25a) 7.842.948 427.780 214.314.485 121.895.275 Jumlah 222.157.433 122.323.055 a. Piutang PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), perusahaan induk terdiri dari: (i) Pinjaman yang diperoleh Bumi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dan PT Rifan Financindo Asset Management. Perusahaan, melalui novasi pinjaman mengakui dan mencatat pinjaman tersebut dalam buju Perusahaan menjaminkan seluruh asetnya, serta mengambil alih hak dan kewajiban sehubungan dengan pinjaman. Sedangkan Bumi menjaminkan semua lembar saham Perusahaan dan menyediakan jaminan perusahaan (Corporate Guarantee). Pinjaman ini akan dibayarkan dengan dividen yang akan datang maksimum sebesar 50% dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi biaya eksplorasi yang ditangguhkan. Berdasarkan persetujuan dari Bank Mandiri melalui surat No. CGR.CRM/243/2002 tanggal 9 Juli 2002, pembayaran atas piutang Bumi akan dilunasi dengan dividen yang diterima oleh Bumi. 13 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) (ii) Piutang sebesar AS$ 75.000.000 merupakan pinjaman Bumi terkait dengan akuisisi PT Kaltim Prima Coal (KPC). Uang muka ini merupakan pinjaman dengan tingkat bunga sebesar LIBOR ditambah 1%. Pada tahun 2004, Perusahaan telah menerima pelunasan dari Bumi sebesar AS$ 40.000.000. Perusahaan memperoleh pendapatan bunga sebesar AS$ 2.174.879 pada tahun 2006 dan AS$ 1.518.430 pada tahun 2005, namun tidak ada pembayaran bunga yang dibayarkan pada tahun 2006. (iii) Pada tahun 2005, Perusahaan menandatangani Management and Technical Service Agreement dengan Bumi. Untuk jasa yang disediakan oleh Bumi, Perusahaan akan membayar sebesar AS$ 9.000.000 (setelah pajak) per kwartal., tergantung pada pembatasan atas Perjanjian Transaksi Sekuritisasi (Securitization Transaction Documents). b. Piutang Enercorp merupakan uang muka yang diberikan Perusahaan kepada Enercorp untuk membeli batubara dari produsen lain. Enercorp setuju untuk membayar kembali kepada Perusahaan melalui pengurangan komisi pemasaran yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada Enercorp (lihat Catatan 25d). c. Hutang pada KPC merupakan pembayaran untuk biaya-biaya tertentu atas nama Perusahaan yang dibayarkan oleh KPC termasuk biaya jasa penambangan dan jasa transportasi oleh pemasok. d. Piutang Forerunner International Pte. Ltd. (“Forerunner”) merupakan biaya administrasi untuk penyedian batubara dalam hubungannya dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 25a dan 25j), dimana Forerunner menyetujui untuk menanggung beban administrasi sebsar AS$ 2 untuk setiap ton batubara yang di kapalkan dan dikirim oleh Perusahaan kepada Forerunner. Sifat hubungan istimewa dan saldo pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: Pihak - pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa PT Bumi Resources Tbk Sifat Hubungan Istimewa Sifat Saldo Akun Pemegang saham Piutang sehubungan dengan pengalihan hutang atas akuisisi KPC dan pinjaman antarperusahaan. PT Kaltim Prima Coal Afiliasi Hutang sehubungan dengan pengembalian biaya-biaya tertentu yang di keluarkan oleh KPC atas nama perusahaan. Enercorp Ltd. Afiliasi Jasa pemasaran (Cayman) Afiliasi Pembayaran dimuka Forerunner International Pte. Ltd. Afiliasi Biaya Administrasi Indocoal Limited Resources 14 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 6. PERSEDIAAN - BERSIH Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Batubara Suku cadang dan bahan bakar 17.534.897 7.753.266 12.235.802 7.931.889 Jumlah Dikurangi: Penyisihan persediaan yang usang 25.288.163 2.793.678 20.167.691 1.357.053 Bersih 22.494.485 18.810.638 Sesuai dengan Kontrak Karya, persediaan suku cadang dan bahan pembantu yang dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan merupakan milik Pemerintah Indonesia dengan hak penggunaan istimewa yang dimiliki oleh Perusahaan. Persediaan diasuransikan terhadap semua resiko kerugian dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 15.000.000 pada tanggal 31 Desember 2006 untuk jangka waktu satu tahun sesuai dengan perjanjian polis tanggal 9 Oktober 2006. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko tersebut. 7. TAGIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000, efektif sejak tanggal 1 Januari 2001, Pemerintah melakukan perubahan dalam perlakuan PPN atas batubara dimana sejak tanggal tersebut batubara dikategorikan sebagai barang bukan obyek PPN. Karena perubahan ini, Kantor Pajak menyatakan bahwa PPN masukan sehubungan dengan produksi batubara tidak dapat dikreditkan dan karena itu tidak mengabulkan permohonan restitusi PPN yang diajukan Perusahaan sejak 2001. Sesuai dengan Kontrak Karya, kecuali pajak-pajak yang tercantum didalamnya, Pemerintah Republik Indonesia (diwakili PT BA) harus membayar dan membebaskan Perusahaan dari pajak, kewajiban, sewa dan royalti yang ditarik oleh Pemerintah yang timbul pada saat ini maupun yang akan datang. Pajak Pertambahan Nilai bukan merupakan pajak yang tercantum dalam Kontrak Karya. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya, apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas nama Perusahaan membayar pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan. Perusahaan telah membicarakan hal ini dengan Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral (mewakili Pemerintah Republik Indonesia) untuk semua PPN yang masa pengembaliannya telah lewat enam puluh (60) hari. Pemerintah belum memberikan keputusan atas masalah ini. Perusahaan berkeyakinan dapat memperoleh kembali seluruh tagihan pajak PPN berdasarkan ketentuan Kontrak Karya. Nilai tagihan Pajak Pertambahan Nilai dalam neraca masing-masing sebesar AS$ 94.568.500 dan AS$ 68.601.255, pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, berdasarkan nilai tukar Rupiah yang berlaku ketika PPN tersebut diklaim. Perusahaan menggunakan nilai tukar historis karena Pemerintah belum menentukan nilai tukar yang akan digunakan untuk penyelesaian masalah ini. Jika menggunakan nilai tukar pada tanggal neraca, nilai tagihan PPN akan menjadi AS$ 97.091.596 dan AS$ 68.368.993, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 15 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 8. AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: a. Bank yang dibatasi penggunaannya 2006 2005 Deposito berjangka kurang dari 12 bulan: PT Bank Danamon Indonesia Tbk (RekeningRupiah) HSBC Bank - (Rekening AS$) PT ANZ Panin Bank - (Rekening AS$) HSBC Bank - (Rekening Rupiah) PT ANZ-Panin Bank - (Rekening Rupiah) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - (Rekening Rupiah) 7.025.247 450.000 326.100 - 1.536.485 600.350 298.397 - 26.060 Jumlah 7.801.347 2.461.292 2006 Tingkat bunga tahunan AS$ Rupiah 2005 2,62% - 5% - 0,22% - 2% 0,75% - 10% Deposito digunakan sebagai jaminan untuk menerbitkan sertifikat bank garansi untuk kegiatan usaha. b. Biaya dibayar dimuka 2006 c. 2005 Kompensasi tanah Asuransi Sewa 2.004.518 1.068.306 231.684 1.842.943 1.225.704 125.661 Jumlah 3.304.508 3.194.308 Uang muka 2006 Pemasok Pembiayaan pemasaran (lihat Catatan 25d) Jumlah 2005 813.700 407.966 1.252.336 3.143.973 1.221.666 4.396.309 16 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 9. TAKSIRAN TAGIHAN PAJAK Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Pajak penghasilan badan tahun 2002 Pajak penghasilan pasal 26 tahun 2002 20.808.393 - 1.161.259 1.428.457 Jumlah 20.808.393 2.589.716 Taksiran tagihan pajak merupakan klaim atas pembayaran sebagian yang sudah dilakukan Perusahaan sehubungan surat ketetapan atau surat tagihan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak dimana Perusahaan telah mengajukan keberatan dan banding sebagai berikut: a. Pajak penghasilan badan tahun 2002 Pada tanggal 6 Mei 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar No. 00005/206/02/091/05 atas pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun 2002, sebesar AS$ 23.863.892. pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan mengajukan surat keberatan atas surat ketetapan ini. Selama tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah membayar AS$ 19.647.134 dan AS$ 1.161.259 untuk kurang bayar ini. Pada tanggal 15 Mei 2006, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pajak No. KEP-84/WPJ.19/BD.05/2006 sehubungan kekurangan bayar pajak penghasilan badan tahun 2002 sebesar AS$ 20.408.393. Pada tanggal 11 Agustus 2006, Perusahaan telah mengirimkan surat keberatan No. 331/AI/VIII/06. Sampai dengan tanggal laporan ini, status klaim atas keberatan ini masih dalam proses. b. Pajak penghasilan pasal 26 tahun 2002 Pada tanggal 6 Mei 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar No. 00004/204/02/091/05 atas Pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun 2002 sebesar Rp 23.516.905.481. Pada tanggal 10 Juni 2005, Perusahaan mengajukan surat keberatan atas surat ketetapan ini. Pada tanggal 15 Mei 2006, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pajak No. KEP-085/WPJ.19/BD.05/2006 dimana surat keberatan diatas telah ditolak dan Perusahaan harus membayar jumlah pajak penghasilan artikel 26 tahun 2002. Pada tahun 2006 Perusahaan telah membayar kekurangan bayar ini. Pihak manajemen Perusahaan memiliki keyakinan bahwa klaim pengembalian pajak dapat diperoleh kembali. 17 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 10. AKTIVA TETAP Akun ini terdiri dari: 2006 Saldo Awal Harga Perolehan Mesin dan peralatan Peralatan, perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Mesin dan peralatan Peralatan, perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan Total Nilai Buku - bersih Reklasifikasi Penambahan Saldo Akhir Pengurangan 281.744.343 6.190.056 339.565 - 288.273.964 8.384.390 7.283.590 55.561 - 72.580 - - 8.512.531 7.283.590 297.412.323 6.245.617 412.145 - 304.070.085 (6.245.617 ) 933.464 (1.300.000 ) 1.834.386 (1.300.000 ) 305.904.471 8.446.539 305.858.862 - 1.345.609 216.500.338 - 10.752.563 - 227.252.901 8.045.351 6.662.936 - 183.557 89.058 - 8.228.908 6.751.994 231.208.625 - 11.025.178 - 242.233.803 74.650.237 63.670.668 2005 Saldo Awal Harga Perolehan Mesin dan peralatan Peralatan, perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi Penyusutan Mesin dan peralatan Peralatan, perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan Jumlah Nilai buku bersih Reklasifikasi Penambahan Saldo Akhir Pengurangan 281.204.273 470.070 70.000 - 281.744.343 8.342.532 6.869.781 8.416 398.750 33.442 15.059 - 8.384.390 7.283.590 296.416.586 877.236 118.501 - 297.412.323 6.091.757 - 8.446.539 6.210.258 - 305.858.862 13.553.354 - 216.500.338 3.232.018 (877.236 ) 299.648.604 - 202.946.984 7.808.208 6.465.597 - 237.143 197.339 - 8.045.351 6.662.936 217.220.789 - 13.987.836 - 231.208.625 82.427.815 74.650.237 Depresiasi dibebankan pada operasi sebagai berikut: 2006 Harga pokok penjualan (lihat Catatan 20) Umum dan administrasi (lihat Catatan 21) Jumlah 2005 7.488.120 3.537.058 10.547.891 3.439.945 11.025.178 13.987.836 18 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 10. AKTIVA TETAP (Lanjutan) Berdasarkan Kontrak Karya, aktiva tetap yang dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan merupakan hak milik Pemerintah Indonesia. Perusahaan memiliki hak eksklusif untuk menggunakan aktiva tetap tersebut selama masa ekonomisnya atau selama sisa masa Kontrak Karya, yang mana yang lebih pendek. Semua aktiva tetapdiasuransikan terhadap semua resiko kerugian untuk jangka waktu satu tahun sesuai dengan perjanjian polis tanggal 9 Oktober 2005 dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 291.945.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut untuk menutupi kemungkinan kerugian atas resiko tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi yang dapat mengakibatkan perlunya dilakukan penurunan nilai aktiva tetap. 11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN Akun ini terdiri dari: 2006 Biaya eksplorasi ditangguhkan Biaya pengembangan ditangguhkan Akumulasi amortisasi: Saldo pada awal tahun Amortisasi biaya pengembangan ditangguhkan - selama tahun berjalan Amortisasi biaya eksplorasi yang ditangguhkan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun Bersih 2005 25.591.752 26.839.316 25.591.752 22.705.883 52.431.068 48.297.635 17.938.198 12.795.876 4.679.198 4.289.264 853.058 853.058 23.470.454 17.938.198 28.960.614 30.359.437 Biaya pengembangan yang ditangguhkan terdiri dari biaya yang terkait dengan pengembangan proyek Bawah Tanah Satui (the Satui Underground Project) dan proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu (the Jelamu River Diversion Project) sebesar AS$ 17.480.922 dan AS$ 9.358.394 pada tanggal 31 Desember 2006 dan AS$ 13.347.490 dan AS$ 9.358.393 pada tanggal 31 Desember 2005. Proyek Bawah Tanah Satui terdiri dari aktivitas penambangan bawah tanah berdasarkan perjanjian kerja No. STI/02/C10/Rev tanggal 8 Nopember 2002 antara Perusahaan dengan Tunnel Mining Australia Pty Ltd. Aktivitas fisiknya meliputi penyelesaian awal 665 meter rencana 1.150 meter rencana pengembangan. Sejak tanggal 3 Januari 2004 proyek tersebut dihentikan untuk perawatan dan dikembali dikerjakan pada Nopember 2004. 19 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN DITANGGUHKAN (Lanjutan) Proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu meliputi pengangkatan 7 juta meter kubik tanah dengan bekerja sama dengan masyarakat sipil untuk membuat jalur yang memungkinkan aliran Sungai Jelamu untuk sementara dialihkan, guna memberikan akses pada blok penambangan dengan rasio pengupasan yang rendah pada cadangan batubara di Satui (5 mt pada rasio pengupasan 5:1). Proyek ini dimulai pada bulan September 2004. Perusahaan tidak mengamortisasi biaya pengembangan ditangguhkan yang berhubungan dengan proyek Pengalihan Aliran Sungai Jelamu pada tahun 2004. Proyek ini telah memulai periode komersil sejak bulan Pebruari 2005 dan diperkirakan mempunyai umur 2 tahun. Biaya pengembangan ditangguhkan akan diamortisasi selama periode tersebut. 12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari: 2006 PT Tirta Massa Kencana PT Darma Henwa PT Cipta Kridatama PT Rig Tenders Indonesia PT Mahakam Nusa Energi Sembawang Kimtrans Singapore PT Pamapersada Nusantara PT Mitra Bahtera Segarasejati PT Cempaka Artha Buana PT Batuah Abadi Lines PT Hanamas Mega Mulia PT Ricobana Abadi CV Karya Etam PT Trakindo Utama BPPN Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 500.000) Jumlah 2005 8.789.508 8.000.000 5.466.234 3.991.699 2.310.883 1.732.836 1.664.151 1.310.721 1.264.691 3.880.557 10.000.000 6.461.857 1.690.801 2.078.292 1.688.031 3.675.335 1.750.000 1.750.000 1.000.000 863.500 5.916.791 38.411.280 36.874.607 13. HUTANG PAJAK Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Pajak pertambahan nilai Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23/26 Pasal 29 - pajak penghasilan perusahaan 97.663 135.793 100.745 349.263 10.058.448 88.195 2.558.581 9.982.723 Jumlah 10.606.119 12.765.292 20 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. HUTANG PAJAK (Lanjutan) Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran laba kena pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 2005 Laba sebelum pajak penghasilan 6.036.777 5.757.377 Beda temporer: Penyusutan Cadangan manfaat karyawan Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan Cadangan piutang tak tertagih 4.797.834 1.442.686 853.058 - 9.423.786 432.184 853.058 (112.419 ) Beda tetap: Pajak Pendapatan bunga Penyisihan investasi 2.420.866 (740.912 ) (1.745.869 ) (390.719 ) (1.434.393 ) Taksiran penghasilan kena pajak Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan) 13.100.440 13.100.440 14.528.874 14.528.000 Taksiran cadangan pajak penghasilan periode berjalan 5.895.199 6.537.600 Pajak penghasilan dibayar dimuka: Pasal 22 Pasal 25 (418.468 ) (5.366.792 ) (406.775 ) (6.030.655 ) Taksiran hutang pajak penghasilan 100.939 100.170 Seperti disajikan dalam kontrak karya (lihat Catatan 1b), Perusahaan terikat atas hal-hal sebagai berikut: a. Pajak penghasilan badan adalah pembayaran pajak penghasilan badan dengan tarif 35% dari pendapatan kena pajak untuk 10 tahun pertama dari awal masa operasi (sampai dengan 2000) dan 45% untuk masa operasi berikutnya (sampai dengan 2019). b. Pajak penghasilan pasal 25 adalah pembayaran bulanan untuk pajak penghasilan badan. c. Pajak penghasilan pasal 23 dan 26 adalah pembayaran untuk pajak penghasilan atas royalti, bunga, dan gaji pekerja dan pembayaran lain yang dilakukan oleh Perusahaan termasuk, tetapi tidak terbatas pada jasa teknis atas dasar hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. d. Pajak penghasilan pasal 21 adalah pembayaran untuk pajak penghasilan pribadi, Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA) dan pajak lain yang dijelaskan dalam Kontrak Karya. e. Pajak pertambahan nilai adalah pajak penjualan atas jasa yang dilakukan untuk Perusahaan berkaitan dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia tetapi dengan tarif yang tidak lebih dari 5%. 21 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. HUTANG PAJAK (Lanjutan) Pengaruh pajak pada perbedaan temporer antara laporan keuangan dan dasar pajak untuk aktiva dan kewajiban untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 menggunakan tarif pajak 45% adalah sebagai berikut: 2006 2005 Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan Cadangan manfaat karyawan Depresiasi Cadangan piutang tak tertagih (383.876 ) (649.208 ) (2.159.025 ) - (383.876 ) (194.484 ) (4.240.704 ) 50.588 Jumlah (3.192.109 ) (4.768.476 ) Perincian dari akumulasi aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan sebagai kewajiban pajak tangguhan bersih pada neraca Perusahaan tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 2005 Aktiva pajak tangguhan Cadangan manfaat karyawan Penyisihan piutang tak tertagih 1.988.075 669.224 1.338.866 669.224 Jumlah 2.657.299 2.008.090 Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan Amortisasi biaya eksplorasi ditangguhkan 22.388.293 4.990.392 24.547.318 5.374.267 Jumlah 27.378.685 29.921.585 Kewajiban pajak tangguhan - bersih 24.721.386 27.913.495 Berdasakan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment), namun Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak tanggal terhutangnya pajak. 14. UANG MUKA PELANGGAN Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Flame S.A BHP Billiton Marketing AG - 3.378.718 372.197 Jumlah - 3.750.915 Uang muka dari Flame S.A. merupakan uang muka yang diterima Perusahaan yang digunakan untuk pembelian batubara Perusahaan. 22 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 14. UANG MUKA PELANGGAN (Lanjutan) Pada tanggal 6 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian batubara dengan BHP Billiton Marketing AG untuk penjualan 1.800.000 metrik ton batu bara dibayar dimuka. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, uang muka pelanggan yang berhubungan dengan perjanjian masing-masing sebesar nol dan AS$ 3.750.915. 15. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Hutang pada Pemerintah Republik Indonesia (lihat Catatan 1b) Jasa pertambangan (lihat Catatan 25) Danatama Beban pengapalan Lain-lain 102.390.079 41.880.784 14.317.016 2.446.914 49.115 103.999.703 19.500.327 3.330.450 39.201 Total 161.083.908 126.869.681 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG Pembayaran dimuka dari Originator Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan, KPC (“Pihak Penjual”), IndoCoal Resources (Cayman) Limited (“Penggagas”), IndoCoal Export (Cayman) Limited (“Penerbit”), PT IndoCoal Kalsel Resources (“Indo Kalsel”) dan PT IndoCoal Kaltim Resources (“Indo Kaltim” dan bersama dengan Indo Kalsel menjadi “Indo SPV”), Bank of New York (“Penjamin”), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (“Administrator Transaksi”) memasuki sebuah Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement dimana Penerbit menerbitkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Surat Hutang Seri 2005-1 dikenakan biaya sebesar 7,13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 digunakan Penerbit untuk membeli piutang milik Penggagas dengan uang muka sebesar AS$ 600 juta berdasarkan Issuer Receivable Sales Agreement antara Penerbit dan Penggagas. Perusahan diharuskan membayar Penggagas sejumlah bunga pada pembayaran dimuka yang jumlahnya sama dengan jumlah bunga yang dibayarkan Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sesuai dengan Indenture and the Series 2005-1 Indenture Supplement pada tanggal pembayaran yang disepakati. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Penggagas, Indo SPV, Penerbit dan Penjamin menandatangani Series 2006-1 Indenture Supplement dimana Penerbit menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total sebesar AS$ 800 juta. Hasil dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan pinjaman yang diberikan oleh Credit Suisse kepada Bumi. Surat Hutang Seri 2006-1 jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dengan bunga sebesar 7% per tahun yang terhutang setiap bulannya, yang pada tanggal 28 Juli 2006 Surat Hutang Seri 2006-1 diperpanjang hingga 28 September 2006 dan selanjutnya dilunasi melalui penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2. 23 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan) Pada tanggal 3 Oktober 2006, Pihak Penjual, Penggagas, Penerbit, Indo SPV, Penjamin dan Administrator, menandatangani Series 2006-2 Indenture Supplement, dimana Penerbit menerbitkan Surat Hutang dengan tingkat bunga yang mengambang Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2011; serta Surat Hutang dengan tingkat bunga mengambang Seri 2006-2 Kelas A2 sebesar AS$ 300 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2012. Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah pada marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Early Amortization Payment Date), atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Sampai dengan 31 Desember 2006 dan 2005, Pembayaran uang muka Perusahaan dari Originator masingmasing sebesar AS$ 214.314.485 dan AS$ 121.895.275. 17. TAKSIRAN KEWAJIBAN RESTORASI DAN REHABILITASI Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Saldo awal Penyisihan tahun berjalan Beban restorasi yang terjadi pada tahun berjalan 29.790.113 1.087.443 (1.079.923 ) 21.505.062 8.411.909 (126.858 ) Penyisihan pada akhir tahun 29.797.633 29.790.113 Pada tanggal 31 Desember 2006, realisasi aktivitas restorasi dan rehabilitasi di daerah tambang Satui dan Senakin termasuk reshaping dan recountouring lapisan tanah seluah 2.625,93 ha, dan penanaman kembali 2.136,84 ha daerah yang pernah ditambang. 18. MODAL DISETOR Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, modal dasar ditempatkan dan disetor sebesar AS$ 1 juta (10.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar AS$ 100 per lembar saham). Susunan pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 dan 2005 Pemegang saham PT Bumi Resources Tbk PT Amara Bangun Cesta Jumlah Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Persentase kepemilikan (%) Jumlah 9.999 1 99,99 0,01 999.900 100 10.000 100,00 1.000.000 24 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 18. MODAL DISETOR (Lanjutan) Berdasarkan keputusan pemegang saham tanggal 3 Agustus 2004, sebagaimana disahkan oleh Sutjipto, SH., notaris di Jakarta, Bumi menyumbangkan 1 lembar saham Perusahaan kepada PT Amara Bangun Cesta yang disetujui oleh BKPM pada 1 Juni 2004. 19. PENJUALAN BERSIH 2006 2005 Penjualan ekspor Penjualan lokal 425.549.769 44.840.879 439.571.420 80.054.883 Jumlah 470.390.648 519.626.303 Penjualan bersih Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 terdiri dari: 2006 Indocoal Resources: Hongkong Electric Co. Ltd. Tohoku EPC Formosa Taiwan Power Company Bhatia International Ltd. Korzea East West Power Nippon Paper Coal and Oil Nippon Steel Corporation Hua Yang Power Tokuyama Corporation Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 10 juta) 2005 38.774.956 22.341.175 19.663.007 18.077.154 14.588.154 14.342.047 13.745.571 12.817.273 11.120.400 10.408.785 10.322.279 73.631.442 4.294.869 1.230.060 5.701.395 2.072.905 17.105.130 259.832.243 30.404.359 41.882.836 40.091.288 21.237.494 20.406.253 18.929.327 11.887.683 9.645.130 7.829.060 6.675.946 2.768.641 987.646 28.217.101 14.497.092 58.750.215 39.155.481 46.532.067 18.606.972 28.903.830 20.188.179 24.046.322 16.097.128 18.759.184 45.365.383 25.815.424 132.504.667 Jumlah 210.558.405 489.221.944 Jumlah bersih 470.390.648 519.626.303 Jumlah Mahkotamas Duta Makmur Hongkong Electric Company BMAG Tohoku Ube Industries Nippon Paper Tokuyama Corporation Nippon Steel Corporation National Power Corp Hokuriku Indonesia Power Castle Peak Power Co. Ltd. Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 10 juta) 25 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 19. PENJUALAN BERSIH (Lanjutan) Penjualan bersih Perusahaan tidak termasuk jumlah yang menjadi hak Pemerintah Indonesia atas batubara berdasarkan Kontrak Kerja (lihat Catatan 25b). Jumlah yang menjadi hak Pemerintah atas penjualan batubara tersebut masing-masing senilai AS$ 66.878.948 dan AS$ 64.065.471 pada tahun 2006 dan 2005. Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 25a) dengan Originator dimana mereka akan menjual seluruh produksi batubara kepada Originator, kecuali diwajibkan lain oleh Originator, dengan jumlah harga tetap sebesar AS$ 34,30 per ton batubara berdasarkan nilai kalori 6.322 kcal/kg (GAR), disesuaikan untuk beberapa variasi dalam nilai kalori batubara yang dibeli Originator dari Perusahaan menurut Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang. Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan telah melaksanakan penjualan bersih masing-masing berjumlah AS$ 259.832.243 dan AS$ 30.404.359 kepada Originator sesuai dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 25a). 20. HARGA POKOK PENJUALAN Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Jasa kontraktor (lihat Catatan 25) Bahan bakar Gaji dan manfaat karyawan Penyusutan (lihat Catatan 10) Jasa profesional Beban penelitian Beban pengapalan Transportasi dan komunikasi Beban administasi Suku cadang dan persediaan Asuransi Cadangan restorasi dan pemulihan Lain-lain 314.670.452 76.589.507 9.457.967 7.488.120 3.366.736 2.983.026 2.954.173 2.449.624 1.769.212 1.589.926 1.468.781 1.087.443 4.878.690 311.215.193 53.800.104 7.780.000 10.547.891 2.216.813 2.599.676 5.317.025 3.011.602 7.680.495 1.645.625 1.013.272 8.411.910 4.777.150 Jumlah biaya produksi Saldo awal persediaan Saldo ending persediaan 430.753.657 12.235.802 (17.534.897 ) 420.016.756 9.183.745 (12.235.802 ) (5.299.095 ) (3.052.057 ) Kenaikan pada persediaan batubara Jumlah 425.454.562 416.964.699 26 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 21. BEBAN OPERASI Akun ini terdiri dari: 2006 Penjualaan dan pemasaran Beban pengangkutan Komisi pemasaran (lihat Catatan 25d) Transportasi dan komunikasi Jasa profesional Administrasi Gaji dan manfaat karyawan Lain-lain (masing-masing di bawah AS$ 200.000) Jumlah 8.340.099 7.920.742 335.483 334.613 297.841 262.088 102.434 23.935.784 21.001.729 292.276 562.473 377.391 164.791 107.829 17.593.300 46.442.273 3.537.058 3.049.513 2.618.574 1.106.277 1.238.016 3.439.945 1.733.697 10.196.143 1.299.225 19.148.936 776.460 11.549.438 36.594.406 177 124 29.142.915 83.036.803 Umum dan administrasi Penyusuatan (lihat Catatan 10) Gaji dan manfaat karyawan Transportasi Jasa profesional Jasa management Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 100.000) Jumlah Explorasi Jumlah 2005 22. PENDAPATAN BUNGA Akun ini terdiri dari: Pendapatan Bunga merupakan bunga yang diterima dari deposito bank dan hutang afiliasi yang terdiri dari: 2006 2005 Afiliasi Bank 2.174.879 704.912 1.518.430 390.860 Total 2.879.791 1.909.290 Pendapatan bunga dari afiliasi meupakan pendapatan bunga dari Bumi berdasarkan perjanjian pinjaman terkait dengan akuisisi KPC, dengan bunga sebesar LIBOR + 1% (lihat Catatan 5a). 27 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 23. BEBAN BUNGA Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Pembayaran uang muka dari Originator Perjanjian fasilitas pinjaman 2004 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Credit Suisse First Boston 12.591.611 - 5.696.063 1.579.418 3.297.422 1.421.475 Jumlah 12.591.611 11.994.378 24. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN Perusahaan telah menerapkan PSAK 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja” sebagai kerangka acuan dalam mengakui biaya manfaat karyawan dalam laporan keuangan tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Perhitungan manfaat karyawan Perusahaan berdasarkan UU Ketenagakerjaan untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing tanggal 5 Januari 2007 dan 23 Januari 2006, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2006 dan 2005 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat mortalitas Tingkat pensiun dini : : : : Tingkat Kemungkinan cacat : Tingkat pengunduran diri : 11% per tahun untuk 2006 and 2005 10% per tahun Mortalitas Indonesia 55 tahun (semua pegawai diasumsikan pensiun pada usia pensiun normal) 5% - 10% dari Commissioner Standard Ordinary (CSO) tabel 1980 5% sampai dengan usia 20, lalu menurun ke 1% pada usia 45, and 1% dari usia 46 sampai 54. Perusahaan telah menentukan rencana untuk kesejahteraan karyawan yang mencakup bagian yang signifikan untuk semua karyawan Perusahaan. Rencana manfaat karyawan menyediakan keuntungan dan remunerasi yang harus dibayarkan kepada karyawan berdasarkan lamanya tahun bekerja di Perusahaan. Hal ini didanai dengan dengan kontribusi oleh Perusahaan. Manfaat karyawan dihitung dengan mata uang Rupiah Indonesia. Perusahaan menyediakan manfaat pasca bekerja untuk semua karyawan tetap sesuai dengan Cost Living Adjustment (CLA). Tidak ada pembiayaan yang dilakukan kecuali CLA. Rekonsiliasi antara nilai manfaat karyawan sekarang dengan manfaat karyawan yang dicadangkan adalah sebagai berikut: 2006 Nilai kini kewajiban manfaat karyawan Nilai wajar aktiva program imbalan kerja 2005 6.213.267 - 4.225.870 - 28 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 24. KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN (Lanjutan) 2006 2005 Status pendanaan Yang belum diakui: Keuntungan (kerugian) aktuaria Biaya masa lalu - non vested 6.213.267 (1.394.909 ) (400.414 ) Kewajiban manfaat karyawan 4.417.944 4.225.870 (844.800 ) (405.812 ) 2.975.258 Beban manfaat karyawan untuk periode berjalan dicatat sebagai “Beban karyawan” dalam laporan laba rugi. Rekonsiliasi antara nilai kini dari manfaat karyawan dengan kewajiban manfaat karyawan yang harus diakui adalah sebagai berikut: 2006 2005 Biaya jasa masa kini Biaya bunga Amortisasi bersih periode berjalan Jumlah 537.878 598.874 111.896 325.966 336.793 53.868 1.248.648 716.627 Perubahan kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut: 2006 2005 Kewajiban pada awal tahun Biaya manfaat karyawan selama tahun berjalan Manfaat karyawan yang dibayar Selisih kurs 2.975.258 1.248.648 (73.141 ) 267.179 2.543.074 716.627 (104.266 ) (180.177 ) Kewajiban pada akhir tahun 4.417.944 2.975.258 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING a. Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction) Pada tanggal 6 Juli 2005, KPC dan Perusahaan (Pihak Penjual) dan IndoCoal Resource (Cayman) Limited, Anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited, sebuah Perusahaan yang didirikan dibawah Undangundang Cayman Islands (Penerbit), dimana (i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan batubaranya yang ada sekarang dan yang akan diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator dan menjual seluruh produksi batubaranya dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada sekarang dan yang akan datang, baik yang dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak Penjual kepada Penerbit, dan (iii) Penerbit menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai AS$ 600 juta dengan bunga 7,134% berdasarkan fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement dan menggunakan dana yang dihasilkannya untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Originator (Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan dokumen yang terkait dengan transaksi tersebut (Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih rinci dibawah ini. 29 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Penerbit adalah entitas bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Anak perusahaan yang dibentuk untuk: (i) melaksanakan penerbitan surat hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1) dalam rangka fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan surat hutang dan dana yang lain yang diperoleh di penerbit dari waktu ke waktu (seperti penagihan piutang dari Originator dan pihak penjual), (iii) mengelola pembayaran kembali surat hutang yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement, memperoleh piutang dari Originator, pihak penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui penjualan batubara. Suhubungan dengan penerbitan surat hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of NewYork, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit Penerbit dan Originator menandatangani IRSA dimana Penerbit akan membeli aktiva dalam bentuk piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual. Sesuai dengan perjanjian ini, Penerbit akan memberikan sebesar AS$ 600 juta kepada Originator sebagai uang muka pembelian tersebut (selanjutnya disebut Uang Muka Originator). Originator akan menggunakan uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak Penjual sehubungan dengan Perjanjian Penjualan Piutang Milik Originator (Originator Receivable Sale Agreement) dan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreement). 2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA). Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan, melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam Perjanjian ini. 30 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA) Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2005, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari KPC/ Perusahaan sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka yang diterima akan berkurang setiap bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang secara keseluruhan (sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang terhutang oleh Originator untuk aktiva piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dan akan bertambah dengan pembayaran yang dilakukan oleh Originator kepada Pihak Penjual sesuai dengan LTSA dan ORSA dengan cara yang disediakan dari cash waterfall yang ditetapkan dalam Indenture dan interest amounts payable oleh Pihak Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan yang berkaitan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran. Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan. 4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening(Cash and Accounts Management Agreement/CAMA) Pada tanggal 6 Juli 2005, penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPVs, Penjamin, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan Kontraktor Produksi Utama dan Agen Pemasaran Utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam kontrak. 5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B) Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, Perusahaan dan KPC masing-masing menandatangani perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada Indo Kaltim dan Indo Kalsel. Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC atau Perusahaan. Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika Perusahaan dan KPC menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya di jual ke Pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan ijin kepada Indo Kalsel dan Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan. 31 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian, Perusahaan diwajibkan untuk: a. Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba, perijinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan; c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents), dan d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha. Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari Pihak Penjual ke Indo Kalsel, Indo Kalsel menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan Originator dimana Indo Kalsel menyetujui untuk memasok batu bara kepada Originator dengan harga yang disepakati dalam perjanjian. Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 Notes (lihat Catatan 16). Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, Perubahan dan kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi tersebut. b. Pembayaran Dimuka dari Originator 1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan KPC (Pihak Penjual), Indocoal Resources (Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Penerbit), PT Indocoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel, Indo SPVs), Bank New York (Penjamin), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator Transaksi), menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan mengeluarkan: (i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta. (ii) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk: (a) (b) (c) (d) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta; Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta; Modal kerja untuk Perusahaan dan KPC sebesar AS$ 30 juta; dan Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman. 32 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR plus margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar pada Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Monthly Payment Date), tanggal jatuh tempo yang dipercepat (Early Amortization Payment Date) atau tanggal pelunasan akhir (Expected Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan (early amortization events) dan peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events), sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Perusahaan, Pihak Penjual, Indo SPVs, Originator dan Pelaksana (lihat Catatan 16) Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa 99,99% saham Perusahaan dan 99,98% saham Indo SPVs, Forrerunner memberikan jaminan berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC memberikan jaminan berupa 92% saham KPC. 2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPVs, dan Indenture Trustee menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Perusahaan dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006, semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1. Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28 September 2006. 2. Tingkat bunga diubah dari 7,0% per tahun menjadi 7,0% per tahun untuk periode sebelum tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7,5% per tahun. Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 16). 33 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo SPVs, Penjamin, dan Administrator Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit mengeluarkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penerbit menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Orginator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta kepada Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Orginator. Orginator menggunakan AS$ 173,3 juta dari Orginator Prepayment Amount yang diterima dari Penerbit untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan Orginator Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Pihak Penjual dan pembelian batu bara dimasa yang akan datang sehubungan dengan Longterm Supply Agreeement antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Tambahan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan. Pihak Penjual menggunakan dana hasil Prepayment Amount untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Sejumlah AS$ 29,3 juta, AS$ 27,6 juta, dan AS$ 65,5 juta juta untuk membayar kembali Pinjaman Mandiri I, Pinjaman Mandiri III dan Perjanjian Fasilitas 2004. 2. AS$ 11,5 juta untuk cadangan dalam rangka Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2005-1 Suplemen Perjanjian. 3. Jumlah yang tersisa untuk membayar tunggakan pasti yang berkaitan dengan Transaksi Sekuritas dan untuk modal kerja Pihak Penjual. Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 16). c. Perjanjian Penjualan Batubara Bersama Pada tanggal 30 September 1991 Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Batubara Bersama (PPBB) dengan PT BA dimana kedua pihak setuju untuk bekerjasama dalam penyediaan batubara sesuai dengan PKP2B tersebut diatas, untuk periode lima (5) tahun, sampai dengan tanggal 1 Januari 1997, yang kemudian diperpanjang lagi oleh kedua pihak dengan persetujuan tertulis. Seperti yang ditentukan dalam PPBB, jumlah setiap pengapalan dari masing-masing pihak ditentukan berdasarkan formula tertentu seperti yang tercantum dalam PPBB. PPBB memberikan hak kepada Perusahaan atas 86,5% dari penjualan batubara yang dihasilkan, sementara sisanya sebesar 13,5% akan menjadi hak PT BA. Seperti yang diatur lebih lanjut dalam PPBB, Perusahaan bertanggung jawab untuk menatausahakan dan melaksanakan seluruh kontrak baik yang dilakukan oleh PT BA maupun Anak perusahaan dalam penjualan batubara. Seluruh hasil penjualan sehubungan dengan pengiriman ditagih dan semua biaya pengirimannya dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan. Akan tetapi PT BA juga menanggung biaya yang terjadi secara proporsional untuk setiap pengiriman, seperti yang diatur dalam PPBB. Sesuai dengan perubahan atas kontrak seperti yang disebutkan diatas, semua hak dan kewajiban PT BA yang telah diatur dalam PPBB dialihkan kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi efektif sejak tanggal 1 Juli 1997. Selanjutnya, PT BA tidak lagi terikat dan tidak menjadi pihak yang terkait dengan PPBB tersebut. 34 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) Pada tanggal 30 Nopember 2001, PPBB telah diperbaharui kembali untuk periode lima tahun sampai dengan tanggal 1 Oktober 2006. d. Perjanjian Pemasaran 1. Pada tanggal 22 Oktober 2001, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan BHP Biliton Marketing AG (BHPB) dimana BHPB bertindak sebagai agen pemasaran Anak perusahaan untuk penjualan batubara di Indonesia sesuai PPBB. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar komisi sebesar 4% dari harga F.O.B batubara yang dijual di Indonesia, setelah dikurangi penjualan dan komisi bagian Pemerintah Indonesia yang dihitung sesuai dengan PPBB antara Perusahaan dengan BA, tetapi hanya sebatas penjualan yang pembayarannya diterima Anak perusahaan tersebut. Jangka waktu perjanjian jasa marketing adalah lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal setelah penandatanganan kontrak, dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama tiga (3) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 4 Oktober 2003, perjanjian tersebut telah diperbaharui, dimana dalam amandemen perjanjian tersebut ditetapkan bahwa BHPB berhak atas komisi sebesar 4% dari setiap pengapalan yang ditujukan untuk memenuhi pasar ekspor, selain itu disebutkan juga bahwa pihak BHPB berkewajiban untuk membayar service fee sebesar 0,75% kepada pihak Enercorp, dari setiap komisi yang diterima oleh pihak BHPB. Jangka waktu perjanjian berlaku sampai dengan tanggal 29 Nopember 2011. Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan dan BPHB memutuskan perjanjian kontrak jasa pemasaran tanggal 22 Oktober 2001, lalu Perusahaan, BHPB, Originator, dan Indo Kalsel menandatangani perjanjian jasa pemasaran yang baru. Dalam perjanjian baru ini BHPB setuju untuk menyediakan jasa pemasaran bagi Perusahaan, Originator, dan (sesuai dengan pengalihan kontrak kerja Perusahaan ke Indo Kalsel) Indo Kalsel. BHPB berhak untuk menerima komisi sebesar 4% dari penjualan ekspor diluar penjualan perusahaan ke Originator dalam rangka Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang dan yang dijual Indo Kalsel ke Originator, dalam rangka Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang. Perjanjian akan berakhir pada tanggal 29 Nopember 2011. 2. Pada tanggal 6 Oktober 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Enercorp, dimana Enercorp akan bertindak sebagai agen pemasaran batubara untuk seluruh wilayah Republik Indonesia. Sebagai imbal jasa Perusahaan akan membayar komisi sebesar 4% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah lima (5) tahun sejak berlakunya perjanjian. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian dengan Enercorp diperbaharui dan disajikan kembali untuk melibatkan Originator dan Indo Kalsel dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Enercorp setuju untuk memberikan jasa pemasaran kepada Perusahaan dan Originator dan (sesuai dengan pengalihan Perjanjian Batubara Perusahaan kepada Indo Kalsel) Indo Kalsel. 35 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) e. Perjanjian Operasi Thiess Pada tanggal 19 Oktober 2000, Perusahaan menandatangani Penjanjian Operasi untuk jasa pertambangan dengan PT Thiess Contractors Indonesia (Thiess) untuk operasi dan perawatan tambang Satui dan Senakin. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan aktiva tetap, fasilitas, pelayanan, material, persediaan suku cadang dan bahan pembantu (selain barang yang akan disediakan oleh Perusahaan, yang disebutkan dalam perjanjian), tenaga kerja dan manajemen yang dibutuhkan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar kepada Thiess biaya dan pelayanan yang jumlahnya akan dihitung sesuai dengan tarif dan formula seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Perjanjian ini akan secara otomatis berakhir dan tanpa perlu adanya pemberitahuan dari pihak manapun menjelang akhir masa perjanjian terkecuali diperpanjang oleh pihak yang terkait dengan perjanjian ini. Pada tanggal 8 October 2003, Perjanjian operasi ini diperpanjang hingga umur tambang dimana Thiess diwajibkan untuk menyediakan pelayanan operasional dan pemeliharaan sesuai perjanjian operasi. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian operasi diperbaharui untuk melibatkan Indo Kalsel dalam perjanjian tersebut. Dalam perjanjian operasi disebutkan bahwa Thiess akan menyediakan jasa penambangan kepada Indo Kalsel jika pada suatu saat PKP2B dialihkan kepada Indo Kalsel. Sesuai dengan perjanjian operasi yang diperbaharui, Perusahaan diijinkan untuk mengalihkan haknya atas perjanjian operasi kepada Bank of New York, sebagai security trustee dibawah the indenture dan memodifikasi syarat pembayaran dan penghentian perjanjian. f. Perjanjian Kerjasama Penambangan Bawah Tanah, Satui (the Satui Underground Mining) Pada tanggal 8 November 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penambangan Bawah Tanah dengan pihak Tunnel Mining Australia Pty Ltd., di konsesi penambangan Satui, Kalimantan Selatan. Seperti disebutkan dalam kontrak nomor STI/02/C10Rev1 dijelaskan bahwa pihak kontraktor berkewajiban untuk menyediakan fasilitas berupa gedung kantor, konstruksi, instalasi penambangan bawah tanah, fasilitas jalan, jaringan komunikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan penambangan bawah tanah. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 jumlah pembayaran ke Tunnel Mining Australia Pty Ltd., masing-masing sejumlah AS$ 103.341 dan AS$ 1.207.310. g. Perjanjian Kerjasama Pada tanggal 12 Desember 2001, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan Puskopad B Kodam VI Tanjung Pura No. SNK/01/C02/R untuk mengurangi aktivitas penambangan liar di area penambangan Satui dan Senakin. Perjanjian dimulai pada tanggal 1 Desember 2002 dan berakhir pada tanggal 1 Desember 2003. Melalui Perjanjian Kerjasama No. SNK/04B/C01/R, masa berlaku diperpanjang dari 1 Desember 2003 ke 12 Desember 2004. Pada tanggal 31 Desember 2004, melalui perjanjian kerjasama No. SNK/05/C01/R masa berlaku perjanjian diperpanjang dari 1 Pebruari 2005 ke 31 Maret 2006. Pada tanggal 22 September 2006, melalui perjanjian kerjasama No. SNK/05/C01/R masa berlaku perjanjian diperpanjang lagi dari 22 September 2006 sampai dengan tanggal 22 September 2007. 36 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 25. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) h. Perjanjian Proyek Penambangan Bokormas Pada tanggal 1 Maret 2006, Perusahaan menandatangani kerja sama operasi penambangan kandungan batubara yang masih mempunyai nilai ekonomis dengan PT Bokormas Wahana Makmur (Bokormas) untuk mengoperasikan dan pemeliharaan tambang Batulicin. Sesuai dengan perjanjian, Bokormas menyediakan tenaga kerja, modal kerja, material, peralatan, transportasi dan akomodasi, pengawasan dan administrasi untuk mengoperasikan tambang sesuai dengan ruang lingkup kerja, spesifikasi, peta, gambar (jika ada), dan persyaratan-persyaratan yang berlaku dalam perjanjian. Perjanjian berlaku mulai tanggal 1 Maret 2006 dan berakhir tanggal 1 Maret 2008. i. Perjanjian Proyek Penambangan CKM Pada tanggal 1 Juli 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Cipta Kridatama Mining (CKM) mengenai penambangan di area terbuka di Batulicin. Hal-hal yang diatur dalam kontrak No. BTL/05/C06 adalah CKM bertanggung jawab atas pengadaan tenaga kerja, material, peralatan, pengawasan dan administrasi untuk mengoperasikan tambang sesuai dengan perjanjian. CKM juga bertanggung jawab atas peralatan, hasil tambang, material, dan material lainnya yang diperoleh dari pembukaan lahan termasuk batubara dari tanggal dimulainya operasi sampai dengan pengiriman ke lokasi yang ditentukan atau dibawah pengawasan Perusahaan. Kontrak akan berlanjut selama umur penambangan di Batulicin (ATA dan Mangkalapi) kecuali berakhir karena tidak dipenuhinya persyaratan kontraknya j. Perjanjian Beban Administrasi Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan dan Forerunner, mengadakan Perjanjian Beban Administrasi dimana Forerunner telah menyetujui melakukan tugas administrasi Perusahaan untuk tersedianya batubara sesuai dengan LTSA dengan beban sama dengan AS$ 2 masing-masing untuk setiap ton batubara dikirim dan dikapalkan oleh Perusahaan. Perjanjian berlaku mulai tanggal 1 Januari 2006 dan akan terus berlanjut sampai tanggal berakhirnya penjualan. 26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI a. Penambangan Tanpa Ijin (PETI) Perusahaan tengah berurusan dengan Penambangan Tanpa Ijin (PETI). Penambangan liar telah menambah biaya produksi Perusahaan di wilayah pertambangan batubara yang dilakukan dengan tiga (3) cara: Pertama, penambang liar merusak wilayah tanpa memperhatikan tindakan yang dibutuhkan untuk mereklamasi dan merehabilitasi wilayah setelah penambangan selesai dilakukan. Kedua, para pelaku PETI menggali batubara yang lebih mudah di peroleh di permukaan tanah dengan strip ratio yang lebih rendah, meninggalkan batubara yang terletak lebih dalam di area yang mana hanya dapat di gali dengan lebih besar, dan oleh karena itu lebih tinggi biaya strip ratio nya. Terakhir, kegiatan PETI mengharuskan Perusahaan untuk merubah rencana pertambangannya untuk area yang digunakan dan akan menimbulkan biaya-biaya tambahan yang berhubungan dengan kerusakan yang disebabkan oleh PETI, seperti perbaikan jalan dan biaya rehabilitasi. 37 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan) Pada tahun 2004, Perusahaan memperoleh sebuah laporan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara di Indonesia, sebuah lembaga penelitian independen yang berkecimpung di dalam industri penambangan batubara, untuk memeriksa perhitungan dari penambahan biaya pertambangan di area PETI. Perusahaan telah menyampaikan laporan tersebut kepada Pemerintah sebagai bukti dari pertambahan biaya atas PETI tersebut. Karena Perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penambangan di area yang tercantum dalam perjanjian penambangan batubara, Perusahaan berkeyakinan bahwa kenaikan harga yang timbul akibat adanya PETI seharusnya ditanggung oleh Pemerintah. Pada tanggal 30 Juni 2004, Perusahaan mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk mengganti kenaikan biaya tersebut dengan hak pembayaran dari Pemerintah. Permohonan ini ditolak melalui surat dari Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Alam, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tanggal 23 Juli 2004. Sejak itu Perusahaan telah melakukan sejumlah pertemuan dengan perwakilan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan instansi-instansi Pemerintah lainnya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sampai dengan saat ini, pembahasan ini masih terus berlangsung. b. Pemotongan Royalti dengan PPN Masukan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 144/2000 tanggal 22 Desember 2000 yang efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2001, Pemerintah menyatakan bahwa batubara yang belum diproses adalah barang tidak kena pajak. Sebagai akibat dari perubahan ini sejak saat itu muncul ketidakpastian mengenai apakah PPN masukan yang dibayar Perusahaan dalam rangka pembelian impor dan lokal dapat dikreditkan atau direstitusi. Sampai tahun 2000, semua restitusi atas PPN masukan dikabulkan oleh Kantor Pajak. Namun sejak tanggal 1 Januari 2001 permohonan restitusi tidak dikabulkan oleh Kantor Pajak. Berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Karya, kecuali untuk pajak yang secara jelas disebutkan dalam perjanjian, Pemerintah setuju untuk mengganti semua pajak, cukai, sewa dan royalti Perusahaan yang dipungut Pemerintah, termasuk pajak pertambahan nilai. Menurut ketentuan dalam Kontrak Karya, apabila Perusahaan atau pihak lain yang bertindak atas Perusahaan membayar pajak yang tidak diatur dalam Kontrak Karya, Pemerintah akan membayar kembali pajak tersebut dalam waktu enam puluh (60) hari setelah penerimaan tagihan. Perusahaan telah mengirimkan tagihan kepada Direktorat Jenderal Energi dan Sumber Daya Mineral untuk semua PPN yang telah berumur lebih dari enam puluh (60) hari. Tagihan tersebut belum dipenuhi oleh Direktorat Jenderal. Mahkamah Agung, sesuai dengan permintaan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, organisasi penghasilan batubara di Indonesia telah mengeluarkan opini pada bulan April 2004 bahwa Peraturan Pemerintah tentang PPN tidak tepat menurut undang-undang di Indonesia. Meskipun opini tersebut secara sah tidak dijadikan acuan oleh Pemerintah, Perusahaan berpendapat opini tersebut dapat mendukung tagihan yang kirimkan ke Pemerintah atas PPN yang telah dibayar. Perusahaan berharap dapat merestitusi semua PPN laporan keuangan berdasarkan aturan dalam kontrak PKP2B dan opini dari Mahkamah Agung pada April 2004 yang menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah tentang PPN tidak konsisten dengan undang-undang. Perusahaan berpendapat perusahaan batubara yang lain di Indonesia yang termasuk dalam “generasi pertama” kontrak PKP2B melaksanakan hal yang sama. 38 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan) Pada saat ini Perusahaan telah meng-offset PPN masukan dengan royalti yang merupakan bagian pemerintah atas produksi batubara. Apabila pemerintah memaksakan pemberlakuan ketentuan mengenai PPN tersebut Perusahaan harus membayar royalti yang belum dibayar tersebut. Namun, pada tanggal 9 Pebruari 2006 Perusahaan bersama-sama dengan Perusahaan generasi pertama menerima surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang di alamatkan ke semua Perusahaan penambang batubara generasi pertama sehubungan dengan peringatan atas pembayaran royalti yang diyakini oleh Pemerintah Indonesia masih belum dibayar oleh perusahaan. Surat tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan generasi pertama harus membayar royalti terlebih dahulu baru kemudian menyampaikan permohonan restitusi Pajak Pertambahan Nilai masukan yang telah dibayar, dan tidak boleh di offset. Pada tanggal 10 Mei 2006, seluruh Perusahaan penambangan batubara generasi pertama menerima surat dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sehubungan dengan pembayaran royalti. Perusahaan generasi pertama diwajibkan untuk membayar royalti yang terhutang ke Pemerintah Indonesia sebesar Pajak Pertambahan Nilai masukan yang telah di offset terhadap hutang royalti pada tahun-tahun sebelumnya seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya pasal 11. Selanjutnya jika perusahaan tidak mentaati, Pemerintah akan menerbitkan surat gagal bayar (sesuai dengan Kontrak Karya pasal 22). Konsultan hukum Perusahaan Aji W., Sunarto Y., dan Partner mengeluarkan pendapat hukum pada tanggal 23 Mei 2006 yang menyatakan Perusahaan berhak untuk mengkompensasikan DHPB dengan Pajak Pertambahan Nilai masukan dan bahwa tindakan Pemerintah untuk menyatakan Perusahaan gagal bayar hanya dapat dilakukan jika setiap perselisihan telah diselesaikan oleh arbitrase seperti yang disebutkan dalam Kontrak Karya pasal 23. Selanjutnya semua konsultan hukum dari Perusahaan generasi pertama mempunyai pendapat hukum yang sama. Selanjutnya, pada tanggal 7 September 2006, sebagai tanggapan terhadap surat yang dikirimkan Perusahaan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), BKPM menyatakan bahwa menurut Undang-Undang No. 11/1994 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penjualan Barang dan Jasa Kena Pajak, Pasal 11 (b), PPN untuk usaha pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan umum dan pertambangan lain yang berdasarkan pada kontrak bagi hasil, Kontrak Karya, dan perjanian pertambangan lainnya yang masih berlaku pada saat tanggal peraturan ini berlaku, masih tetap ditentukan berdasarkan kontrak bagi hasil, Kontrak Karya dan perjanjian pertambangan lainnya tersebut sampai dengan tanggal berakhirnya perjanjian. Selanjutnya, berdasarkan PKP2B No. J2/Ji DU/45/81 antara Perusahaan dan Pemerintah RI, Pasal 11.3 menyebutkan bahwa Pemerintah RI akan membayar dan membebaskan kontraktor dari segala pajak, bea, sewa, dan royalti untuk saat ini dan di masa yang akan datang, kecuali untuk pajak-pajak yang disebutkan dalam Pasal 11.2. Dengan demikian, Pembebanan PPN kepada Perusahaan tidak sesuai dengan UU No. 11/1994 dan PKP2B, sehingga pembayaran PPN dapat direstitusi atau di-offset dengan royalti terutang kepada Pemerintah RI. c. Mr. Bahrani melaporkan gugatan pada Pengadilan tinggi Negeri Kota Baru, melawan Perusahaan Daerah Bersujud, PT Cipta Kridatama dan perusahaan (terdakwa) mengenai klaim pembayaran biaya pertambangan yang dilakukan Perusahaan dibayarkan melalui pemerintah lokal. Pengadilan negeri tingkat 1 menolak gugatan ini. Tidak ada banding atau tindakan hukum yang diambil di masa depan oleh pelapor. 39 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan) d. Perusahaan melaporkan gugatan melawan Tanah Laut Regent dan PT Surya Kencana Jorong Mandiri (terdakwa) ke Pengadilan negeri tingkat 1 Banjarmasin. Perusahaan juga melaporkan Tanah Laut Regent untuk membatalkan ijin pertambang PT Surya Kencana Jorong Mandiri. Perusahaan memenangkan kasus ini di Pengadilan tinggi tingkat 1 pada tanggal 1 September 2006. Terdakwa mengajukan banding di Pengadilan tingkat atas, dan masih dalam proses sampai tanggal laporan ini. e. Perusahaan melaporkan Tanah Laut Regent dan CV Mitra Cakra Abadi (terdakwa) ke Pengadilan negeri tingkat 1 Banjarmasin. Perusahaan juga melaporkan Tanah Laut Regent untuk membatalkan ijin tambang CV Mitra Cakra Abadi. Tanah Laut Regent memenangkan kasus ini di Pengadilan tingkat 1. Perusahaan mengajukan banding di Pengadilan tingkat atas dan masih dalam proses sampai tanggal laporan ini. f. HM Rhodi, Dahri, Norhaidi, Syarbaini, M Zaini dan Utuh Nani (pelapor) melaporkan Perusahaan ke Pengadilan Negeri Pelaihari tentang tuntutan tanah yang dieksplorasi oleh Perusahaan meliputi 12 ha. Pelapor menuntut kompensasi dari Perusahaan sejumlah Rp 660 milliar untuk batubara yang telah ditambang dan Rp 2,4 milliar untuk tanah yang telah digunakan. Perusahaan berpendapat para pelapor tidak mempunyai bukti kepemilikan sah dari tanah tersebut. Keputusan diharapkan jatuh pada bulan April 2007. 27. DIVESTASI Pada tanggal 16 Maret 2006 Bumi menandatangani Perjanjian Penjualan dan Pembelian Bersyarat/Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) dengan PT Borneo Lumbung Energi, perusahaan afiliasi dari PT Renaissance Capital untuk menjual seluruh sahamnya. Transaksi tersebut hanya akan efektif apabila semua syarat yang diminta oleh CSPA, termasuk persetujuan pemegang saham terpenuhi. Berdasarkan surat perjanjian bersama pada tanggal 25 Agustus 2006, yang ditujukan ke BAPEPAM, Bumi dan Borneo sepakat untuk tidak mengikuti CSPA karena beberapa kondisi yang tidak disepakati oleh kedua belah pihak (lihat Catatan 28b). 28. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA a. Pada tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan, Enercorp Ltd (Pembeli) dan Indocoal Resources (Cayman) Ltd (the Seller), membuat Perjanjian Jual Beli Batubara, dimana Penjual telah menyetujui untuk menjual dan mengirimkan dan Pembeli menyetujui membeli dan menerima kiriman batubara sesuai dengan persyaratan yang disetujui dan Perusahaan setuju untuk menjamin kewajiban Penjual ke Pembeli. Kecuali perjanjian diakhiri secara lebih awal, Perjanjian akan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016. Persyaratan terdiri dari: 1. “Persyarat Pertama” akan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 atau sampai kewajiban kedua belah pihak telah dipenuhi dan disetujui bersama, mana yang lebih dahulu. 2. “Perpanjangan waktu” berlaku sejak persyaratan awal berakhir sampai dengan selesainya batas waktu. Persyaratan dari perpanjangan waktu ini akan dibahas kemudian atas persetujuan bersama. 40 PT ARUTMIN INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. AKTIVA KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (Lanjutan) b. Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi mempunyai rencana baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, KPC, dan IndoCoal Resources (Perusahaan Batubara). Berdasarkan surat Bumi kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, Bumi telah mengundang beberapa perusahaan untuk mengikuti proses tender dimana enam (6) Perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal 28 Pebruai 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007. 29. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006. 41 PT ARUTMIN INDONESIA INFORMASI TAMBAHAN (TIDAK DIAUDIT) 31 DESEMBER 2006 ESTIMASI CADANGAN Informasi berikut menyajikan cadangan dari pertambangan terbuka yang hanya estimasi, dan tidak untuk dijadikan dasar yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai pasar wajar dari cadangan batubara Perusahaan. Cadangan batubara Perusahaan diestimasi oleh MineConsult pada Laporan Cadangan Batubara Pertambangan Terbuka pada tanggal 31 Maret 2005- persediaan Satui, Senakin, Batulicin, Mulia dan Asam-asam dan laporan mereka dibuat sesuai dengan persyaratan panduan pelaporan Joint Ore Reserves Committee of the Australian Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientist dan Minerals Council of Australia tahun 2004. Manajemen berkeyakinan bahwa kuantitas cadangan pada tanggal 31 Desember 2006 yang disajikan dibawah berdasarkan data teknis dan geologis adalah sebagai berikut: Terbukti (juta ton) Kemungkinan (juta ton) Jumlah (juta ton) Daerah persediaan Senakin Satui Batulicin Ecocoal 21 29 9 151 6 20 8 52 27 49 17 203 Jumlah 210 86 296 42 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Neraca 1 2. Laporan Laba Rugi 2 3. Laporan Perubahan Ekuitas 3 4. Laporan Arus Kas 4 5. Catatan atas Laporan Keuangan 5 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005) (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2006 2005 AKTIVA AKTIVA LANCAR Bank Piutang usaha 3 2b,4 64.843 119.012.493 29.612.942 119.077.336 29.612.942 770.406.105 430.413.456 889.483.441 460.026.398 - 35.000 647.909.571 433.711.337 647.909.571 433.746.337 1.000 241.572.870 1.000 26.279.061 Jumlah Ekuitas 241.573.870 26.280.061 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 889.483.441 460.026.398 Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa 2c,5 JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Biaya yang masih harus dibayar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban jangka panjang 6,11 JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham - nominal AS$ 1 Modal dasar - 50.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.000 saham Saldo laba 7 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2006 2005 PENJUALAN 2d,8 1.386.844.647 161.026.080 HARGA POKOK PENJUALAN 2d,9 (1.091.974.965 ) (122.256.112 ) 294.869.682 38.769.968 (79.574.505 ) (12.446.301 ) LABA USAHA 215.295.177 26.323.667 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Beban bunga Beban bank 57.090.618 (56.970.738 ) (121.248 ) 19.728.879 (19.728.879 ) (44.606 ) (1.368 ) (44.606 ) LABA KOTOR BEBAN USAHA 2d,10 Jumlah Beban lain-lain - Bersih LABA BERSIH 215.293.809 26.279.061 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Modal saham Laba bersih Saldo 31 Desember 2005 Laba bersih Saldo 31 Desember 2006 Saldo Laba Jumlah Ekuitas 1.000 - 1.000 - 26.279.061 26.279.061 1.000 26.279.061 26.280.061 - 215.293.809 215.293.809 1.000 241.572.870 241.573.870 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2006 2005 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penghasilan bunga Pembayaran beban bank 112.116 (2.192 ) - Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 109.924 - ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembayaran pada pihak hubungan istimewa (45.081 ) - KENAIKAN BERSIH BANK 64.843 - - - 64.843 - 2.038.682.438 988.101.975 1.096.273.510 851.600.086 741.195.060 856.733.368 1.886.404.445 122.256.112 111.976.227 6.813.226 BANK PADA AWAL TAHUN BANK PADA AKHIR TAHUN Informasi tambahan atas aktivitas pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas: Pembayaran kewajiban jangka panjang melalui pemotongan piutang atas penjualan aset (lihat Catatan 11) Pembayaran oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd. untuk dan atas nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 11) Pembayaran uang muka melalui pemotongan piutang atas penjualan aset (lihat Catatan 11) Pembayaran uang muka melalui pemotongan penjualan batubara (lihat Catatan 11) Pembayaran oleh Indocoal Exports (Cayman) Ltd. untuk dan atas nama Perusahaan (lihat Catatan 11) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan Indocoal Resources (Cayman) Limited (Perusahaan) didirikan pada tanggal 13 Mei 2005 berdasarkan Sertifikat Pendirian No. MC-148937 tanggal 13 Mei 2005 di Cayman Island. Perusahaan merupakan entitas bertujuan khusus (Special Purpose Vehicle) yang dimiliki sepenuhnya oleh Forerunner International Pte. Ltd. (anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk) dan belum memiliki kegiatan operasional sebelumnya. Ruang Lingkup kegiatan usaha perusahaan terbatas pada pembelian batubara dan piutang dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI) berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-Term Supply Agreements) dan Perjanjian Penjualan Piutang (Originator Receivables Sales Agreements) atau berdasarkan pengalihan Kontrak Karya Batubara (Coal Contract of Work), dari PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim) dan PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) sesuai dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat (Conditional Long-Term Supply Agreements) (lihat Catatan 11a). b. Dewan Direktur Sesuai dengan hukum Cayman Island dan Memorandum serta Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan Perusahaan dikelola oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 1. Saptari Hoedaja 2. Edy Junianto - Direktur Direktur Kantor Perusahaan beralamat di c/o M&C Corporate Services Limited, P.O. Box 309GT, Ugland House, South Church Street, George Town, Grand Cayman, Cayman Islands. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan administrasi dilaksanakan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Dolar Amerika Serikat yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. 5 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Piutang Usaha Piutang Usaha terdiri dari piutang penjualan batubara ke pelanggan pihak ketiga dan disajikan sebesar nilai realisasi bersihnya. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, jika diperlukan, berdasarkan penelahaan kondisi masing-masing akun piutang pada akhir periode. c. Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama, maupun tidak, dengan pihak ketiga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. d. Pengakuan Pendapatan dan Beban Batubara Pendapatan dari penjualan diakui pada saat pengapalan/ pengiriman barang ke pelanggan. Jasa Pendapatan jasa berupa komisi atas jasa pemasaran batubara yang diakui pada saat transaksi penjualan telah dilakukan dan jumlahnya sudah bisa ditentukan. Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis). e. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan. Hasil sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. f. Peristiwa setelah tanggal neraca Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan posisi keuangan Perusahaan pada tanggal neraca perlu dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan. Setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak berkaitan dengan posisi Perusahaan pada tanggal neraca diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material. 6 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 3. BANK Akun ini terdiri dari: 2006 BNP Paribas 2005 64.843 - Bunga bank diperoleh berdasarkan tingkat bunga yang berlaku di bank yang bersangkutan. 4. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari: 2006 Glencore International AG Korea Western Power Co Ltd. Korea South-East Power Co. Ltd. Nippon Steel Corporation Constellation Energy Commodities Group Ltd. Mitsui & Co Ltd. Mitsubishi Corporation Korea Southern Power Co. Ltd. Lain-lain (masing-masing dibawah AS$ 4.000.000) Jumlah 2005 69.377.247 4.134.278 5.928.864 7.337.651 8.206.918 8.434.900 5.031.933 10.560.702 18.388.327 5.000.733 6.223.882 119.012.493 29.612.942 Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang usaha KPC dan Arutmin yang diperoleh dari penjualan batubara ke pelanggan lain selain ke Perusahaan telah dijual kembali ke IndoCoal Exports (Cayman) Limited berdasarkan Issuer Receivables Sale Agreement dan oleh karena itu bukanlah asset dari KPC dan Arutmin. KPC dan Arutmin, tetap bertanggung jawab untuk pelaksanaan semua hak, wewenang dan keputusan sesuai dengan perjanjian (lihat Catatan 11a). 5. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Saldo dari transaksi hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2006 2005 Piutang dari pihak hubungan istimewa PT Kaltim Prima Coal PT Arutmin Indonesia PT Bumi Resources Tbk Forerunner International Pte. Ltd. 533.398.056 214.314.485 22.693.564 - 308.497.979 121.914.477 1.000 Jumlah 770.406.105 430.413.456 7 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 5. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) Jumlah piutang dari KPC dan Arutmin merupakan pembayaran uang muka oleh Perusahaan ke KPC dan Arutmin pembelian batubara sehubungan dengan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 11a). Jumlah uang muka akan dibayarkan kembali oleh KPC dan Arutmin melalui pengiriman batubara oleh KPC dan Arutmin ke pelanggan Perusahaan. Jumlah piutang dari Bumi Resources merupakan uang muka untuk modal kerja. Piutang ini tidak berbunga dan tidak memilki skedul jatuh tempo pengembalian. 6. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Originator Prepayment Amount Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan (Originator), KPC dan Arutmin (Pihak Penjual), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Issuer), PT IndoCoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT IndoCoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel, Indo SPVs), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator) menandatangani fasilitas Indenture dan Seri 2005-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 yang berjumlah AS$ 600 juta, dengan suku bunga 7.13% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer menggunakan penerimaan dari penjualan Surat Hutang Seri 2005-1 untuk membeli piutang-piutang dari Perusahaan dengan membayar Originator Prepayment Amount sejumlah AS$ 600 juta ke Perusahaan berdasarkan Issuer Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Perusahaan. Pihak penjual berkewajiban membayar Perusahaan bunga atas Prepayment Amount yang sesuai dengan jumlah bunga yang menjadi kewajiban Issuer ke pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Seri 2005-1 Indentures Supplement pada tanggal pembayaran setiap bulannya. Pada tanggal 28 April 2006, Perusahaan, Pihak Penjual, Indo SPV’s, Issuer dan Trustee menandatangani Seri 2006-1 Indenture Supplement dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-1 berjumlah AS$ 800 juta. Dana dari Surat Hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse First Boston. Surat Hutang Seri 2006-1 jatuh tempo pada 28 Juli 2006 dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun, yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, jatuh tempo diperpanjang sampai tanggal 28 September 2006 selanjutnya dilunasi dengan penerbitan Surat Hutang Seri 2006-2. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan, Pihak penjual, Issuer, “Indo SPV’s, Trustee dan Administrator, menandatangani Supplement Indenture, Surat Hutang Seri 2006-2 dimana Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga yang mengambang yang akan jatuh tempo pada tahun 2011; serta Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A2 sebesar AS$ 300 juta dengan tingkat bunga mengambang yang akan jatuh tempo pada tahun 2012. Saldo sisa Surat Hutang Seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah marjin tertentu. Bunga atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga harus dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, Early Amortization Payment Date, atau tanggal jatuh tempo akhir (Expected Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke-28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, uang muka Perusahaan masing-masing sebesar AS$ 647.909.571 dan AS$ 433.711.337. 8 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 7. MODAL SAHAM Berdasarkan Memorandum dan Akte Pendirian Perusahaan dan Certificate of Incorporation, modal dasar Perusahaan saham sebesar AS$ 50.000 terdiri atas 50.000 lembar saham biasa dengan nilai AS$ 1,00 per lembar saham. Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 1.000 lembar saham. Pada tanggal 18 Nopember 2005, PT Bumi Resources Tbk (Bumi Resources) mendirikan Forerunner yang berdomisili di Singapura dan dimiliki sepenuhnya. Pada tanggal yang sama, Bumi Resources mengalihkan 100% kepemilikan Perusahaan pada Forerunner dengan nilai pengalihan sebesar nilai nominal . 8. PENJUALAN Pendapatan dari penjualan merupakan penjualan batubara ke pelanggan. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan untuk periode sejak tanggal pendirian (13 Mei 2005) sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, penjualan Perusahaan masing-masing sebesar AS$ 1.386.8440.647 dan AS$ 161.026.080. 9. HARGA POKOK PENJUALAN Harga pokok penjualan merupakan harga pembelian batubara dari KPC dan Arutmin, yang ditentukan berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (lihat Catatan 11a). Harga pokok penjualan berdasarkan pembelian batubara dari KPC dan Arutmin untuk tahun 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 KPC Arutmin Jumlah 2005 800.121.231 291.853.734 88.033.747 34.222.365 1.091.974.965 122.256.112 10. BEBAN USAHA Akun ini terdiri dari: 2006 2005 Komisi pemasaran Biaya pengangkutan Biaya profesional 62.404.375 17.128.130 42.000 6.813.152 5.598.149 35.000 Jumlah 79.574.505 12.446.301 Komisi pemasaran adalah komisi yang dibayarkan ke BHP Billiton Marketing AG, Glencore International AG, dan Mitsubishi Corporation yang merupakan agen pemasaran untuk penjualan batubara dari KPC dan Arutmin (lihat Catatan 11c). 9 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI a. Transaksi Sekuritisasi Piutang Batubara (Coal Receivables Securitization Transaction) Pada tanggal 6 Juli 2005, KPC dan Arutmin (Pihak Penjual) dan IndoCoal Resource (Cayman) Limited, Anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan (Originator), melakukan transaksi dengan IndoCoal Exports (Cayman) Limited, sebuah Perusahaan yang didirikan dibawah Undangundang Cayman Islands (Issuer), dimana (i) Pihak Penjual menjual seluruh piutang penjualan batubaranya yang ada sekarang dan yang akan diproduksi dimasa yang akan datang kepada Originator dan menjual seluruh produksi batubaranya dimasa yang akan datang kepada Originator sebanyak yang dibutuhkan oleh Originator, (ii) Originator setuju untuk menjual semua piutang penjualan yang ada sekarang dan yang akan datang, baik yang dihasilkannya sendiri maupun yang diperoleh dari Pihak Penjual kepada Issuer, dan (iii) Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 yang bernilai AS$ 600 juta dengan bunga 7,134% berdasarkan fasilitas Indenture and Series 2005-1 Indenture Supplement dan menggunakan dana yang dihasilkannya untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Originator (Transaksi Sekuritisasi). Transaksi Sekuritisasi dan dokumen yang terkait dengan transaksi tersebut (Dokumen Transaksi Sekuritisasi) dijelaskan lebih rinci dibawah ini. Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 sebesar AS$ 600 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012 dengan tingkat bunga 7,134% per tahun. Issuer adalah entitas bertujuan khusus yang tidak berafiliasi dengan Anak perusahaan yang dibentuk untuk: (i) melaksanakan penerbitan surat hutang (termasuk Surat Hutang Seri 2005-1) dalam rangka fasilitas Indenture dan Series 2005-1 Indenture Supplement (ii) mengelola penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan surat hutang dan dana yang lain yang diperoleh di penerbit dari waktu ke waktu (seperti penagihan piutang dari Originator dan pihak penjual), (iii) mengelola pembayaran kembali surat hutang yang masih beredar, dan (iv) sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement, memperoleh piutang dari Originator, pihak penjual dan, dalam keadaan tertentu, Indo SPV, melalui penjualan batubara. Suhubungan dengan penerbitan surat hutang Seri 2005-1, Pihak Penjual, Originator dan Bank of NewYork, masing-masing dalam kapasitas sebagai Indenture Trustee dan Security Trustee menandatangani perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Penjualan Piutang Milik Penerbit (Issuer Receivables Sale Agreement/IRSA) Issuer dan Originator menandatangani IRSA dimana Issuer akan membeli aktiva dalam bentuk piutang usaha milik Originator yang diperoleh Originator dari Pihak Penjual. Sesuai dengan perjanjian ini, Issuer akan memberikan sejumlah AS$ 600 juta kepada Originator sebagai uang muka pembelian tersebut (selanjutnya disebut Uang Muka Originator). Originator akan menggunakan uang muka tersebut untuk memberikan uang muka kepada Pihak Penjual sehubungan dengan Perjanjian Penjualan Piutang Milik Originator (Originator Receivable Sale Agreement) dan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long-term Supply Agreement). 2. Perjanjian Penjualan Piutang Milik (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA) Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. 10 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan, melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam Perjanjian ini. 3. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA) Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2006, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka yang diterima akan berkurang setiap bulan dengan jumlah nilai pembelian piutang secara keseluruhan (sebagaimana didefinisikan dalam Dokumen Transaksi Sekuritisasi), yang terhutang oleh Originator untuk aktiva piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dan akan bertambah dengan pembayaran yang dilakukan oleh Originator kepada Pihak Penjual sesuai dengan LTSA dan ORSA dengan cara yang disediakan dari cash waterfall yang ditetapkan dalam Indenture dan interest amounts payable oleh Pihak Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan yang berkaitan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan. Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan. 4. Perjanjian Manajemen Kas dan Rekening (Cash and Accounts Management Agreement/CAMA) Pada tanggal 6 Juli 2005, Issuer, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPVs, Trustee, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan Kontraktor Produksi Utama dan Agen Pemasaran Utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam kontrak. 11 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) 5. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B) Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC dan Arutmin masing-masing menandatangani perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel. Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC, Arutmin atau Perusahaan. Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika KPC, Arutmin dan Perusahaan menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Securitization Transaction Documents) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka IndoCoal Kaltim dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya di jual ke Pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan ijin kepada Indo Kalsel dan Indo Kaltim pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan. Sehubungan, Perusahaan menandatangani perjanjian pengadaan jangka panjang bersyarat (Conditional Long-term Supply Agreements) dengan Indo SPV berdasarkan pernjanjian ini Indo SPV setuju untuk menyediakan batubara pada Perusahaan pada Fixed Forward Price jika adanya pengalihan PKP2B dari pihak Penjual kepada Indo SPV. Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Issuer, Originator dan Bank of New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2 (lihat Catatan 6). Sehubungan dengan Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali tersebut, Perubahan dan kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui Perubahan dan modifikasi tersebut. b. Originator Prepayment Amount 1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, KPC dan Arutmin (Pihak Penjual), Indocoal Resources (Cayman) Limited (Originator), IndoCoal Exports (Cayman) Limited (Issuer), PT Indocoal Kalsel Resources (Indo Kalsel) dan PT Indocoal Kaltim Resources (Indo Kaltim dan, bersama dengan Indo Kalsel, Indo SPVs), Bank of New York (Trustee), dan Foo Kon Tan Grant Thornton (Administrator Transaksi), menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Issuer mengeluarkan: (i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta. (ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta. Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk: (a) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta; (b) Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta; (c) Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan (d) Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman. 12 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dibebankan bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar pada Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan (Monthly Payment Date), tanggal jatuh tempo yang dipercepat (Early Amortization Payment Date) atau tanggal pelunasan akhir (Expected Final Payment Date). Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Persyaratan atas pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan (early amortization events) dan peristiwa-peristiwa pemicu (trigger events), sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual, Indo SPVs, Originator dan Arranger (lihat Catatan 6). Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa 99.99% saham Arutmin dan 99.98% saham Indo SPVs, Forrerunner memberikan jaminan berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC memberikan jaminan berupa 92% saham KPC. 2. Pada tanggal 28 April 2006, Pihak Penjual, Originator, Issuer, Indo Kalsel dan Indo Kaltim (Indo SPVs), dan Trustee menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana Issuer mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse First Boston. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006, semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1. Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28 September 2006. 2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun. Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 6). 3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan (Orginator), Pihak Penjual, Indo SPVs, Trustee, dan Administrator menandatangani Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Issuer mengeluarkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Issuer menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Orginator dengan membayar uang muka sebesar AS$ 600 juta kepada Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Issuer dan Orginator. Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Issuer kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Tambahan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan. 13 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut (lihat Catatan 6). c. Perjanjian Pemasaran 1. Pada tanggal 22 Oktober 2001, Arutmin mengadakan perjanjian dengan BHP Biliton Marketing AG (BHPB) dimana BHPB bertindak sebagai agen pemasaran Arutmin untuk penjualan batubara di Indonesia sesuai PPBB. Sebagai kompensasi, Arutmin harus membayar komisi sebesar 4% dari harga F.O.B batubara yang dijual di Indonesia, setelah dikurangi penjualan dan komisi bagian Pemerintah Indonesia yang dihitung sesuai dengan PPBB antara Arutmin dengan BA, tetapi hanya sebatas penjualan yang pembayarannya diterima Arutmin. Jangka waktu perjanjian adalah lima (5) tahun yang dimulai dari tanggal setelah penandatanganan kontrak, dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama tiga (3) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 4 Oktober 2003, perjanjian tersebut telah diperbaharui, dimana dalam amandemen perjanjian tersebut ditetapkan bahwa BHPB berhak atas komisi sebesar 4% dari setiap pengapalan ekspor dari seluruh batubara di lokasi penambangan Satui, Senakin, Ata-Mereh Batulicin, dan dari lokasi penambangan baru yang akan dibuka dimasa depan yang ditujukan untuk memenuhi pasar ekspor, selain itu disebutkan juga bahwa pihak BHPB berkewajiban untuk membayar service fee sebesar 0,75% kepada pihak Enercorp, dari setiap komisi yang diterima oleh pihak BHPB. Jangka waktu perjanjian berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011. Pada tanggal 6 Juli 2005, Arutmin dan BPHB memutuskan perjanjian kontrak jasa pemasaran tanggal 22 Oktober 2001 dan 4 Oktober 2003, lalu Arutmin, BHPB, Perusahaan, dan Indo Kalsel menandatangani perjanjian jasa pemasaran yang baru. Dalam perjanjian baru ini BHPB setuju untuk menyediakan jasa pemasaran bagi Arutmin, Perusahaan, dan (sesuai dengan pengalihan kontrak kerja Arutmin ke Indo Kalsel) Indo Kalsel. BHPB berhak untuk menerima komisi sebesar 4% dari penjualan ekspor diluar penjualan Arutmin ke Perusahaan dalam rangka Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang dan yang dijual Indo Kalsel ke Perusahaan dalam rangka Perjanjian Penyediaan Jangka Panjang. Perjanjian akan berakhir pada tanggal 29 Nopember 2011. 2. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Glencore Coal (Mauritius) Limited (“Glencore”), dimana Glencore bertindak sebagai agen pemasaran batu bara untuk seluruh negara kecuali Jepang. Sebagai imbal jasa, KPC akan membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12) tahun sejak berlakunya perjanjian. Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Glencore diperbaharui dan disajikan kembali untuk melibatkan Perusahaan dan Indo Kaltim terlibat dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Glencore setuju untuk memberikan jasa pemasaran untuk KPC, Perusahaan, dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan PKP2B KPC ke Indo Kaltim) Indo Kaltim. 3. Pada tanggal 9 Januari 2005, KPC mengadakan perjanjian dengan Mitsubishi Corporation (“Mitsubishi”), dimana Mitsubishi akan bertindak sebagai agen pemasaran batubara untuk negara Jepang. Sebagai imbal jasa, KPC akan membayar komisi sebesar 5% dari FOB, CIF, CFR atau dasar lainnya. Jangka waktu perjanjian adalah selama dua belas (12) tahun sejak tanggal berlakunya perjanjian. 14 INDOCOAL RESOURCES (CAYMAN) LIMITED CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 11. AKTIVA DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI (Lanjutan) Pada tanggal 6 Juli 2005, perjanjian pemasaran dengan Mitsubishi diperbaharui dan disajikan kembali untuk melibatkan Perusahaan dan Indo Kaltim terlibat dalam perjanjian pemasaran. Sesuai dengan perjanjian yang diperbaharui dan disajikan kembali tersebut, Mitsubishi setuju untuk memberikan jasa pemasaran untuk KPC, Perusahaan, dan (sesuai dengan Perjanjian Pengalihan PKP2B KPC ke Indo Kaltim) Indo Kaltim. 12. DIVESTASI Pada tanggal 16 Maret 2006, Bumi Resources menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat Conditional Sales and Purchase Agreement (“CSPA”) dengan PT Borneo Lumbung Energi (“Borneo”), sebuah perusahaan afiliasi dari PT Renaissance Capital, untuk menjual semua saham Perusahaan. Transaksi ini hanya akan menjadi efektif setelah semua kondisi yang tercantum CSPA, termasuk persetujuan pemegang saham Bumi Resources, terpenuhi. Berdasarkan surat pernyataan ke BAPEPAM pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources dan Borneo setuju untuk tidak melanjutakan CPSA, karena beberapa persyaratan tidak dapat dipenuhi oleh kedua belah pihak (lihat Catatan 13). 13. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana untuk melepas 30% kepemilikan saham Indo Kalsel, Indo Kaltim, Perusahaan, KPC dan Arutmin. Berdasarkan surat dari Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, terdapat enam (6) perusahaan yang telah menyelesaikan proses uji tuntas dan proses penawaran sesudah masa jatuh tempo pada tanggal 28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007. 15 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Neraca 1 2. Laporan Laba Rugi 2 3. Laporan Perubahan Defisiensi Modal 3 4. Laporan Arus Kas 4 5. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2006 2005 AKTIVA AKTIVA LANCAR Bank Piutang lain-lain 3 4 JUMLAH AKTIVA 46.105.869 2.500.000 47.542.120 2.500.000 48.605.869 50.042.120 KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR Hutang pajak 2c,7a 393.075 - KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa 2b,5 82.505.069 55.000.000 82.898.144 55.000.000 50.000.000 (84.292.275 ) 50.000.000 (54.957.880 ) JUMLAH DEFISIENSI MODAL (34.292.275 ) (4.957.880 ) JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL 48.605.869 50.042.120 JUMLAH KEWAJIBAN DEFISIENSI MODAL Modal saham - nominal Rp 10.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 5.000 lembar Defisit 6 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) Catatan PENJUALAN 2d BEBAN USAHA Jasa profesional Beban pajak Beban lain lain 2d Jumlah Beban Usaha PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Beban bunga Rugi selisih kurs - bersih Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - bersih RUGI SEBELUM BEBAN PAJAK BEBAN PAJAK RUGI BERSIH 2006 2005 - - 27.225.000 200.000 644.944 55.000.000 - 28.069.944 55.000.000 2d 579.673 (246.000 ) (1.598.124 ) 392.120 (350.000 ) - (1.264.451 ) 42.120 (29.334.395 ) (29.334.395 ) (54.957.880 ) (54.957.880 ) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 2 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) Catatan Modal Saham Rugi bersih Saldo 31 Desember 2005 Rugi bersih Saldo 31 Desember 2006 6 Modal Saham Jumlah Defisiensi Modal Defisit 50.000.000 - 50.000.000 - (54.957.880 ) (54.957.880 ) 50.000.000 (54.957.880 ) (4.957.880 ) - (29.334.395 ) (29.334.395 ) 50.000.000 (84.292.275 ) (34.292.275 ) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 2006 2005 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan pendapatan bunga Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak 579.673 (246.000 ) (1.769.924 ) 392.120 (350.000 ) - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (1.436.251 ) 42.120 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari modal disetor awal Kenaikan piutang lain-lain - 50.000.000 (2.500.000 ) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan - 47.500.000 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH BANK (1.436.251 ) BANK PADA AWAL TAHUN 47.542.120 - BANK PADA AKHIR TAHUN 46.105.869 47.542.120 47.542.120 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 4 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT IndoCoal Kaltim Resources (Perusahaan) didirikan di Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara . Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 44 pada tanggal 13 Mei, 2005 dibuat oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn, dan mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C-13305.HT.01.01.TH.2005 tanggal 17 Mei 2005. Perusahaan beralamat di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920. b. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: Komisaris Presiden Direktur Direktur Direktur : : : : Hannibal S. Anwar Ari Saptari Hudaja R Eddie Junianto Subari Drs Perry Purbaya Wahyu Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan administrasi dilakukan oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (“Rp”) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 5 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Perusahaan menghitung pajak penghasilannya sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding tersebut. d. Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan mengakui pendapatan dari Perusahaan tambang batubara ketika jasa telah diberikan kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis) 3. BANK Akun ini terdiri dari kas di PT Bank Mega Tbk, masing-masing sebesar Rp 46.105.869 dan Rp 47.542.120 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 4. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan pembayaran uang muka kepada PT Kutai Timur Sejahtera untuk modal kerja sebesar Rp 2.500.000 pada tahun 2005. 5. HUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Hutang pada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi Resources”), induk perusahaan, terdiri dari biaya yang masih harus dibayar untuk jasa profesional masing-masing sebesar Rp 82.505.069 dan Rp 55.000.000 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 6 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 6. MODAL DISETOR Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Akta Notaris No. 44 tanggal 13 Mei 2005 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh PersentaseJumlah Kepemilikan (%) PT Bumi Resources Tbk. Drs. Perry Purbaya Wahyu 4.999 1 99,98 0,02 49.990.000 10.000 Jumlah 5.000 100,00 50.000.000 Pemegang Saham Disetor Penuh 7. PERPAJAKAN a. Hutang pajak Akun ini terdiri dari hutang Pajak Penghasilan Pasal 23 yang berhubungan dengan jasa profesional sebesar Rp 393.075 pada tahun 2006. b. Beban pajak Rekonsiliasi antara rugi komersial dan fiskal untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 Rugi sebelum pajak penghasilan (29.334.395 ) Ditambah (dikurangi): Beda tetap: Pajak Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final c. 2005 (54.957.880 ) 200.000 - (579.673 ) (392.120 ) Rugi pajak sebelum kompensasi kerugian Kompensasi kerugian tahun 2005 (29.714.068 ) 55.350.000 (55.350.000 ) - Akumulasi kompensasi rugi fiskal (85.064.068 ) (55.350.000 ) Pajak tangguhan Rincian akumulasi pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 Rugi Fiskal Dikurangi: Penyisihan penilaian Aktiva pajak tangguhan 2005 25.519.220 (25.519.220 ) - 16.605.000 (16.605.000 ) - 7 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 7. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Administrasi Menurut Undang-undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) atas dasar self-assessment. Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atau perbaikan dalam waktu sepuluh (10) tahun setelah berakhirnya masa pajak. 8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN a. Perjanjian Keuangan Pada tanggal 6 Juli 2005, IndoCoal Exports (Cayman) menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Pokok hutang dan bunga akan dibayarkan setiap tanggal pembayaran bulanan, untuk setiap satu bulan penuh sebelum tanggal 28 Juli 2008 sebesar AS$ 12.250.988 dan kemudian sebesar AS$ 6.063.308. Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang di atas, PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dan PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”) (“Pihak Penjual”), IndoCoal Resources (Cayman Limited (“IndoCoal Resources”) (“Originator”) dan Bank New York (“Trustee”) menandatangani perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Penjualan Piutang Originator (Originator Receivable Sale Agreements/ORSA) Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan, melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam Perjanjian ini. 8 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) 2. Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang (Long Term Supply Agreement/LTSA) Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2005, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34,30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka tersebut disyaratkan dan akan dikurangi setiap bulan dengan jumlah Receivables Purchase Price (sebagaimana diatur dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi) terhutang oleh Originator atas Piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dimana Pihak penjual adalah pihak-pihak dan ditambah dengan pembayaran oleh Originator kepada Pihak penjual berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang dan ORSA yang diatur berdasarkan cash waterfall yang ditetapkan pada Indenture dan jumlah bunga terhutang oleh Pihak penjual kepada Originator pada Tanggal Pembayaran Bulanan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan. Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang, atau pengenaan sanksi sebagaimana tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan. 3. Cash and Accounts Management Agreement(“CAMA”) Pada tanggal 6 Juli 2005, Penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Indo SPV, Penjamin, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan kontraktor produksi utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam kontrak. 4. Akte Pengalihan Kontrak Karya (“PKP2B”) Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC dan Arutmin masing-masing menandatangani perjanjian untuk mengalihkan PKP2B kepada Perusahaan dan IndoCoal Kalsel. Perjanjian ini berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat pailitnya KPC, Arutmin atau Originator. Jika kepailitan tersebut terjadi atau jika KPC, Arutmin dan Originator menyatakan tidak dapat memenuhi kewajibannya (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka Perusahaan dan IndoCoal Kalsel diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya dijual ke Pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan izin kepada Indo SPV pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan. 9 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian, Arutmin/KPC diwajibkan untuk: a. Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba, perizinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku. b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan; c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi), dan d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha. Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari pihak Penjual ke Indo SPV, Perusahaan dan Indo Kalsel menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dengan Originator dimana Perusahaan dan Indo Kalsel menyetujui untuk memasok batubara kepada Originator dengan harga yang disepakati dalam perjanjian. Sehubungan dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Penerbit, Originator dan Bank New York (“Indenture Trustee” dan “Security Trustee”) telah melakukan perubahan perjanjian dengan menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2. Sehubungan dengan perjanjian perubahan dan penyajian kembali tersebut, perubahan dan kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui perubahan dan modifikasi tersebut. b. Prepayment Amount 1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Indo Kalsel (“Indo SPV”), Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin dan Administrator Transaksi, menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan mengeluarkan: (i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta. (ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta. Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk: (a) (b) (c) (d) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta; Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25,5 juta; Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman. Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dikenai bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau tanggal pelunasan akhir. Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. 10 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 8. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan persyaratan Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu, sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual, Indo SPV, Originator dan Pelaksana. Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa 99,99% saham Arutmin dan 99,98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC memberikan jaminan berupa 92% saham KPC. 2. Pada tanggal 28 April 2006, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, dan Indenture Trustee, menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006, semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1. Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28 September 2006. 2. Tingkat bunga diubah dari 7.0% per tahun menjadi 7.0% per tahun untuk periode sebelum tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7.5% per tahun. Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut. 3. Pada tanggal 6 juli 2005, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin, dan Administrator Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit mengeluarkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan total pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penerbit menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Orginator. Originator menggunakan uang muka sebesar AS$ 600 juta yang diterima dari Penerbit untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (“Prepayment Amount”) atas pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan Orginator Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Pihak Penjual dan pembelian batubara dimasa yang akan datang sehubungan dengan LTSA antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Tambahan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan. Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut. 11 PT INDOCOAL KALTIM RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah. kecuali dinyatakan lain) 9. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Indo Kalsel, KPC, Arutmin, dan IndoCoal Resources (Perusahaan Batubara). Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, enam (6) perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal 28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007. 12 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Neraca 1 2. Laporan Laba Rugi 2 3. Laporan Perubahan Defisiensi Modal 3 4. Laporan Arus Kas 4 5. Catatan atas Laporan Keuangan 5 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Didirikan pada tanggal 13 Mei 2005) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2006 2005 AKTIVA AKTIVA LANCAR Bank 3 JUMLAH AKTIVA 48.649.838 50.046.052 48.649.838 50.046.052 KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR Hutang pajak 2c,6a 393.075 - KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa 2b,4 82.505.069 55.000.000 82.898.144 55.000.000 50.000.000 (84.248.306 ) 50.000.000 (54.953.948 ) JUMLAH DEFISIENSI MODAL (34.248.306 ) (4.953.948 ) JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL 48.649.838 50.046.052 JUMLAH KEWAJIBAN DEFISIENSI MODAL Modal saham - nominal Rp 10.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 5.000 saham Defisit 5 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENDAPATAN 2d BEBAN USAHA Jasa profesional Beban pajak Lain-lain 2d Jumlah Beban Usaha PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Beban bunga Rugi selisih kurs - bersih Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain bersih RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN RUGI BERSIH 2006 2005 - - 27.225.000 200.000 644.944 55.000.000 - 28.069.944 55.000.000 2d 619.710 (246.000 ) (1.224.414 ) (29.294.358 ) (29.294.358 ) 396.052 (350.000 ) (1.598.124 ) 46.052 (54.953.948 ) (54.953.948 ) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Modal disetor Rugi bersih Saldo 31 Desember 2005 Rugi bersih Saldo 31 Desember 2006 5 Modal Ditempakan dan Disetor Penuh Jumlah Defisiensi Modal Defisit 50.000.000 - 50.000.000 - (54.953.948 ) (54.953.948 ) 50.000.000 (54.953.948 ) (4.953.948 ) - (29.294.358 ) (29.294.358 ) 50.000.000 (84.248.306 ) (34.248.306 ) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2006 2005 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak 619.710 (246.000 ) (1.769.924 ) 396.052 (350.000 ) - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (1.396.214 ) 46.052 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari modal disetor awal - 50.000.000 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH BANK (1.396.214 ) BANK PADA AWAL TAHUN 50.046.052 - BANK PADA AKHIR TAHUN 48.649.838 50.046.052 50.046.052 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT IndoCoal Kalsel Resources (Perusahaan) didirikan di Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara. Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 43 tanggal 13 Mei 2005 oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn,dan mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C-13303.HT.01.01.TH.2005 tanggal 17 Mei 2005. Perusahaan beralamat di Wisma Bakrie 2, lantai 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920. b. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: Komisaris Presiden Direktur Direktur Direktur : : : : Hannibal S. Anwar Ari Saptari Hudaja R Eddie Junianto Subari Drs Perry Purbaya Wahyu Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, Perusahaan tidak memiliki karyawan. Fungsi akuntansi dan administrasi diselenggarakan oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa. 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan Perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, telah disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun-akun tertentu yang dicatat berdasarkan basis lain seperti yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi di masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), arus kas dikelompokan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah (Rp), yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memenuhi sifat hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 5 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Pajak Penghasilan Perusahaan menghitung pajak penghasilannya sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Estimasi atas kewajiban perpajakan Perusahaan akan disesuaikan ketika Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak, atau, jika mengajukan banding, pada saat diperolehnya surat keputusan atas banding tersebut. d. Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan mengakui pendapatan dari penambangan batubara pada saat jasa telah diterima oleh pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya transaksi (accrual basis). 3. BANK Akun ini terdiri dari kas di PT Bank Mega sebesar Rp 48.649.838 dan Rp 50.046.052 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 4. HUTANG KEPADA PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Hutang pada PT Bumi Resources Tbk. (Bumi Resources), induk perusahaan, terdiri dari biaya yang masih harus dibayar untuk jasa profesional masing-masing sebesar Rp 82.505.069 dan Rp 55.000.000 pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. 6 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. MODAL DISETOR Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 berdasarkan Akta Notaris No. 43 tanggal 13 Mei 2005 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Pemegang Saham Disetor Penuh Persentase Kepemilikan (%) Disetor Penuh PT Bumi Resources Tbk. Hannibal S. Anwar 4.999 1 99,98 0,02 49.990.000 10.000 Jumlah 5.000 100,00 50.000.000 6. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak Akun ini terdiri dari hutang Pajak Penghasilan Pasal 23 yang berhubungan dengan jasa profesional sebesar Rp 393.075 di tahun 2006. b. Beban Pajak Rekonsiliasi antara rugi komersial dan fiskal untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 Rugi sebelum pajak penghasilan (29.294.358 ) Ditambah (dikurangi): Beda tetap: Denda pajak Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final c. 2005 (54.953.948 ) 200.000 - (619.710 ) (396.052 ) Rugi pajak sebelum kompensasi kerugian Kompensasi kerugian tahun 2005 (29.714.068 ) (55.350.000 ) (55.350.000 ) - Akumulasi kompensasi rugi fiskal (85.064.068 ) (55.350.000 ) Pajak Tangguhan Rincian akumulasi pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut: 2006 2005 Rugi Fiskal Dikurangi: Penyisihan penilaian 25.519.220 - - Aktiva pajak tangguhan 25.519.220 7 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Administrasi Menurut Undang-undang Perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) atas dasar self-assessment. Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atau perbaikan dalam waktu sepuluh (10) tahun setelah berakhirnya masa pajak. 7. KOMITMEN DAN KONTIJENSI a. Perjanjian Keuangan Pada tanggal 6 Juli 2005, IndoCoal Exports (Cayman) menerbitkan Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar AS$ 600 juta. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Pokok hutang dan bunga akan dibayarkan setiap tanggal pembayaran bulanan, untuk setiap satu bulan penuh sebelum tanggal 28 Juli 2008 sebesar AS$ 12.250.988 dan kemudian sebesar AS$ 6.063.308. Sehubungan dengan penerbitan Surat Hutang di atas, PT Kaltim Prima Coal (“KPC”) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) (Pihak Penjual), IndoCoal Resources (Cayman Limited (IndoCoal Resources) (Originator) dan Bank New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) menandatangani perjanjian sebagai berikut: 1. Originator Receivable Sale Agreements (ORSA) Pada tanggal 6 Juli 2005, Pihak Penjual dan Originator menandatangani ORSA dimana Originator akan membeli dari Pihak Penjual, piutang yang ada dan yang akan timbul dimasa yang akan datang, serta yang akan dihasilkan dari penjualan batubara oleh pihak Penjual. Perjanjian ini melarang Pihak Penjual untuk mengubah atau memodifikasi persyaratan-persyaratan kontrak yang berkaitan dengan aset piutang, kecuali diperbolehkan oleh kebijakan kredit dan piutang Pihak Penjual, melakukan penawaran untuk menjual piutang yang dapat ditransfer atau kekayaan yang berkaitan atau kepentingan yang terkait kepada pihak lain, menciptakan atau melakukan tindakan penerimaan piutang, melakukan merger dengan atau bergabung ke pihak manapun, mengambil segala tindakan yang akan mengurangi hak dan kepentingan para Pihak, membuka rekening untuk menampung hasil penerimaan piutang selain rekening penerimaan, membayar atau mengumumkan pembayaran yang dibatasi lebih dari sekali dalam setiap tiga bulan, merubah kebijakan pemberian pinjaman dan metode penagihannya, menjalankan usaha apapun selain penjualan hasil tambang, dan selama Surat Hutang Seri 2005-1 masih berlaku, menciptakan, melakukan tindakan atau segala hal yang menyebabkan kerugian selain yang dinyatakan dalam Perjanjian ini. 8 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 2. Long Term Supply Agreement (LTSA) Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang tanggal 6 Juli 2006, antara lain, menyatakan bahwa, Pihak Penjual akan menjual batubara kepada Originator dengan harga AS$ 34.30 per ton berdasarkan nilai kalori sebesar 6.322 kcal/kg (sesudah di sesuaikan dengan perbedaan nilai kalori milik Originator yang dibeli dari KPC/ Arutmin sesuai dengan perjanjian) (fixed forward price). Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Uang muka tersebut disyaratkan dan akan dikurangi setiap bulan dengan jumlah Receivables Purchase Price (sebagaimana diatur dalam Securitization Transaction Documents) terhutang oleh Originator atas Piutang yang dibeli berdasarkan ORSA dimana Pihak Penjual adalah pihak-pihak dan ditambah dengan pembayaran oleh Originator kepada Pihak penjual berdasarkan Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang dan ORSA yang diatur berdasarkan cash waterfall yang ditetapkan pada Indenture dan jumlah bunga terhutang oleh Pihak Penjual kepada Originator pada tanggal pembayaran bulanan. Perjanjian ini juga menyatakan bahwa Originator akan membayar uang muka kepada Pihak Penjual sebesar AS$ 600 juta pada tanggal penutupan. Pihak Penjual diharuskan untuk membayar kepada Originator bunga atas uang muka yang diterima dalam rangka ORSA secara bulanan yang jumlahnya sama dengan bunga yang akan dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 berdasarkan Indenture dan Indenture Supplement atas Surat Hutang Seri 2005-1 pada tanggal pembayaran bulanan. Selama masa berlakunya perjanjian ini, kewajiban Pihak Penjual bersifat mutlak, tidak bersyarat dan tidak dapat dikurangi, dirubah atau dipengaruhi dalam bentuk apapun juga oleh ketidakmampuan baik Pihak Penjual maupun Originator untuk melaksanakan persyaratan dan kondisi dari transaksi antar kedua pihak, percepatan hutang atau pengenaan sanksi sebagaimana tercantum dalam dokumen transaksi yang bersangkutan. 3. Cash and Accounts Management Agreement (“CAMA“) Pada tanggal 6 Juli 2005, Perusahaan dan PT IndoCoal Kaltim Resources (Indo Kaltim) (Indo SPV), Penerbit, Originator dan Pihak Penjual, Administrator Transaksi, Penjamin, dan Standard Chartered Bank menandatangani CAMA dimana para pihak setuju untuk melakukan serangkaian pembayaran, termasuk pembayaran tertentu yang berhubungan dengan kontraktor produksi utama dan agen pemasaran utama. Pembayaran kepada kontraktor produksi harus berdasarkan rincian faktur pembayaran dan prioritas pembayaran berdasarkan pembatasan yang tertera dalam kontrak. 4. Akte Pengalihan Kontrak Karya (PKP2B) Sehubungan dengan perjanjian LTSA di atas, KPC masing-masing menandatangani perjanjian dengan Indo Kaltim dan Arutmin menandatangani perjanjian dengan Perusahaan sehubungan dengan pengalihan kontrak karya KPC dan Arutmin yang akan berlaku efektif secara otomatis jika dan sejak saat terjadinya kepailitan (termasuk jika terjadi kepailitan atas KPC, Arutmin atau Originator) atau jika terdapat pernyataan atau deem declaration kegagalan pembayaran (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi) sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2005-1, maka Perusahaan dan IndoCoal Kaltim diberi kuasa untuk melanjutkan pemasokan batubara ke Originator untuk selanjutnya dijual ke Pelanggan. Perjanjian dengan kontraktor oleh pihak Penjual dan agen pemasaran dialihkan ke Security Trustee untuk memberikan izin kepada Indo SPV pada saat pengalihan PKP2B diselesaikan. 9 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) Berdasarkan perjanjian, Arutmin/KPC diwajibkan untuk: a. Memelihara, memperbaharui dan menjaga keberadaannya secara hukum dan hak, waralaba, perizinan, konsesi dari pihak ketiga dan hak khusus lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku. b. Menjaga kontrak kerja dan semua kontrak lainnya dengan agen pemasaran dan kontraktor produksi dengan persyaratan yang secara substansi sama pada tanggal penutupan; c. Menyelenggarakan pembukuan, akun, dan catatan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (seperti dijelaskan dalam Dokumen Sekuritisasi Transaksi), dan d. Memelihara semua aset yang material dan perijinan yang diperlukan untuk melakukan usaha. Sehubungan dengan perjanjian pengalihan PKP2B dari Pihak Penjual ke Indo SPV, Perusahaan dan Indo Kaltim dan Originator menandatangani Perjanjian Pengadaan Jangka Panjang Bersyarat dimana Perusahaan dan Indo Kaltim menyetujui untuk memasok batubara kepada Originator dengan harga yang disepakati dalam perjanjian. Dengan diterbitkannya Surat Hutang Seri 2006-1 dan Seri 2006-2, Penerbit, Originator dan Bank New York (Indenture Trustee dan Security Trustee) telah melakukan perubahan perjanjian dengan menerbitkan “Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan perjanjian Surat Hutang Seri 2006-1 dan “Perubahan Pertama atas Perjanjian Perubahan dan Penyajian Kembali” sesuai dengan Perjanjian Surat Hutang Seri 2006-2. Sehubungan dengan perjanjian perubahan dan penyajian kembali tersebut, perubahan dan kualifikasi hanya akan menjadi efektif jika para pihak menyetujui perubahan dan modifikasi tersebut. b. Prepayment Amount 1. Pada tanggal 3 Oktober 2006, Perusahaan dan Indo Kaltim (Indo SPV), Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin dan Administrator Transaksi, menandatangani Perjanjian Tambahan (Indenture Supplement), atas Surat Hutang Seri 2006-2, dimana dengan perjanjian ini Penerbit akan mengeluarkan: (i) Surat Hutang Seri 2006-2 Kelas A-1 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2011 sebesar AS$ 600 juta. (ii) Surat Hutang Seri 2006-2 kelas A-2 dengan tingkat bunga mengambang dan akan jatuh tempo pada 2012 sebesar AS$ 300 juta. Dana hasil Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk: (a) (b) (c) (d) Pelunasan Surat Hutang Seri 2006-1 sebesar AS$ 800 juta; Pendanaan sebagian dari cadangan Surat Hutang Seri 2006, sebesar AS$ 25.5 juta; Modal kerja untuk KPC dan Arutmin sebesar AS$ 30 juta; dan Pembayaran fee dan biaya yang terjadi sehubungan dengan pijaman. 10 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) Saldo Surat Hutang seri 2006-2 dikenai bunga tahunan yang setara dengan LIBOR ditambah margin tertentu. Bunga yang masih harus dibayar atas Surat Hutang Seri 2006-2 di setiap periode bunga akan dibayar pada tanggal jatuh tempo bulanan, tanggal jatuh tempo yang dipercepat atau tanggal pelunasan akhir. Tanggal pembayaran bulanan adalah hari ke 28 setiap bulan, dimana pembayaran pertama jatuh pada tanggal 28 Oktober 2006. Persyaratan atas Pengikatan, perwakilan dan penjaminan, yang akan disepakati yang berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 (Seri 2006-2 Supplemen Perjanjian) sama dengan Persyaratan Dokumen Transaksi Sekuritisasi, termasuk percepatan pelunasan dan peristiwa-peristiwa pemicu, sepanjang perubahan tersebut disetujui oleh semua pihak, antara Bumi Resources, Pihak Penjual, Indo SPV, Originator dan Pelaksana. Jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2 sama dengan jaminan yang diberikan berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2005-1. Perusahaan memberikan jaminan berupa 99,99% saham Arutmin dan 99,98% saham Indo SPV, Forrerunner memberikan jaminan berupa 100% dari saham Originator. Berkaitan dengan Surat Hutang Seri 2006-2, pemegang saham KPC memberikan jaminan berupa 92% saham KPC. 2. Pada tanggal 28 April 2006, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit dan Indenture Trustee menandatangani Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2006-1, dimana penerbit mengeluarkan Surat Hutang Seri 2006-1 dengan jumlah total AS$ 800 juta. Dana dari Surat hutang Seri 2006-1 ini digunakan untuk melunasi Surat Hutang Seri 2005-1 dan dana talangan yang diperoleh Bumi Resources dari Credit Suisse. Surat hutang Seri 2006-1 akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2006 (Expected Final Payment Date) dan dibebani tingkat bunga 7% per tahun yang terhutang pada tanggal tertentu setiap bulan. Pada tanggal 28 Juli 2006, sehubungan dengan Surat Hutang Seri 2006-1 tanggal 28 April 2006, semua pihak menyetujui perubahan ketentuan dalam Surat Hutang Tambahan Seri 2006-1. Perubahan yang signifikan adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran akhir diharapkan diperpanjang dari tanggal 28 Juli 2006 menjadi tanggal 28 September 2006. 2. Tingkat bunga diubah dari 7,0% per tahun menjadi 7,0% per tahun untuk periode sebelum tanggal 28 Juli 2006, dan sesudahnya menggunakan tingkat bunga 7,5% per tahun. Pada tanggal 3 Oktober 2006, bagian dari pinjaman Surat Hutang Seri 2006-2 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2006-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut 3. Pada tanggal 6 Juli 2005, Indo SPV, Originator, Pihak Penjual, Penerbit, Penjamin, Administrator Transaksi mengadakan Perjanjian Surat Hutang Seri 2005-1 dimana Penerbit mengeluarkan dan menjual Surat Hutang Seri 2005-1 dengan jumlah pokok sebesar AS$ 600 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,134% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Juli 2012. Penerbit menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan Surat Hutang 2005-1 tersebut untuk membeli piutang-piutang tersebut dari Orginator sesuai dengan Issuer Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Orginator. Originator menggunakan uang muka sebesar AS$ 600.000.000 diterima dari Penerbit untuk membayar uang muka kepada Pihak Penjual (Prepayment Amount) atas pembelian piutang yang ada sekarang dan yang akan datang milik Penjual sesuai dengan Orginator Receivables Sale Agreement antara Penerbit dan Pihak Penjual dan pembelian batu bara dimasa yang akan datang sehubungan dengan LTSA antara Pihak Penjual dan Orginator. Pihak Penjual diharuskan membayar ke Originator biaya bunga atas Prepayment Amount yang jumlahnya sama dengan biaya bunga yang dibayar Penerbit kepada pemegang Surat Hutang Seri 2005-1 sehubungan dengan Perjanjian Tambahan Surat Hutang Seri 2005-1 pada setiap tanggal pembayaran bulanan. 11 PT INDOCOAL KALSEL RESOURCES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2006 DAN UNTUK PERIODE SEJAK TANGGAL PENDIRIAN (13 MEI 2005) SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2005 (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. KOMITMEN DAN PERJANJIAN (Lanjutan) Pada tanggal 28 April 2006, sebagian dana hasil pinjaman Surat Hutang Seri 2006-1 digunakan untuk membayar pelunasan Surat Hutang 2005-1 dan biaya yang berkaitan dengan pelunasan tersebut. 8. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Setelah penundaan rencana divestasi pada tanggal 25 Agustus 2006, Bumi Resources mempunyai rencana baru untuk melepas 30% kepemilikan saham Perusahaan, Indo Kaltim, KPC, Arutmin, dan IndoCoal Resources (Perusahaan Batubara). Berdasarkan surat Bumi Resources kepada PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Maret 2007, enam (6) perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas pada tanggal 28 Pebruari 2007. Keputusan tentang siapa yang akan menjadi pemilik saham baru atas 30% saham Perusahaan Batubara akan diumumkan pada tanggal 30 Maret 2007. 12 PT BUMI ResourceS Tbk 5. Surat Pernyataan Perseroan No.: 449/BR-BOD/V/07 dan No. 450/BR-BOD/V/07 Informasi Kepada Pemegang Saham 42 PT BUMI ResourceS Tbk 6. Blanko Surat Kuasa Bagi Pemegang Saham Informasi Kepada Pemegang Saham 43 PT BUMI ResourceS Tbk. SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN, DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT BUMI RESOURCES Tbk. Saya/Kami _________________________________________________________________(nama), ________________________________________________________________(alamat) (1), dalam hal ini bertindak selaku pemegang _________________________ (2) saham PT Bumi Resources Tbk. (“Perseroan”), dengan ini menunjuk ______________________(3) sebagai Kuasa Saya/Kami (4) (“Penerima Kuasa”) untuk menghadiri dan memberikan suara sesuai dengan jumlah saham yang tertulis diatas pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPS”) dan setiap RUPS yang akan diselenggarakan selanjutnya (Rapat Kedua dan Ketiga), jika diadakan. Saya/Kami meminta Penerima Kuasa agar memberikan suara atas (5): I. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 1. Persetujuan Atas Laporan Pertanggungjawaban Direksi atas jalannya Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006; 1 Setuju 1 Tidak Setuju 2. Pengesahan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006; 1 Setuju 1 Tidak Setuju 3. Persetujuan untuk rencana penggunaan laba Perseroan untuk Tahun Buku 2006; 1 Setuju 1 Tidak Setuju 4. Penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007. 1 Setuju 1 Tidak Setuju II. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 1. Persetujuan atas rencana transaksi penjualan aset Perseroan berupa saham-saham yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources dan PT Indocoal Kaltim Resources yang merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama; 1 Setuju 1 Tidak Setuju 2. Persetujuan untuk menjaminkan atau mengagunkan seluruh atau sebagian besar Aset/harta kekayaan Perseroan kepada para krediturnya termasuk namun tidak terbatas pada (i) gadai atas sebagian atau seluruh saham-saham pada anak perusahaan; (ii) fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank klaim asuransi, persediaan (inventory) Perseroan dan atau anak perusahaan; (iii) jaminan atau agunan atas harta kekayaan lain milik Perseroan dan anak perusahaan, yang dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan kredit dari pihak ketiga baik sekarang maupun yang akan datang; sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 88 Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 1 Setuju 1 Tidak Setuju 3. Persetujuan atas perubahan ketentuan Program Pembelian Kembali Saham dan Penggunaannya. 1 Setuju 1 Tidak Setuju Surat Kuasa ini akan tetap berlaku dan karena itu memberikan hak kepada Penerima Kuasa untuk menghadiri dan memberikan suara pada setiap RUPS PT Bumi Resources Tbk. yang akan diselenggarakan selanjutnya (Rapat Kedua dan Ketiga), jika diadakan sehubungan dengan agendaagenda seperti yang disebutkan diatas, selama Saya/Kami masih tetap menjadi Pemegang Saham yang terdaftar di PT Bumi Resources Tbk. Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Tanggal ________________ Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa, Meterai Rp.6.000,00 ____________________ /EV-RUPST-Formulir Surat Kuasa.doc _____________________ 2 Petunjuk (1) Tulislah nama dan alamat Anda dalam huruf besar pada tempat yang telah disediakan (untuk diisi oleh Pemegang Saham Perseroan yang namanya terdaftar dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 7 Mei 2007); (2) Tulislah jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Perseroan yang namanya terdaftar dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 7 Mei 2007; (3) Tulislah nama dan alamat yang diberi kuasa yang diinginkan dalam huruf besar pada tempat yang telah disediakan; (4) Anggota Direksi, Anggota Komisaris atau karyawan Perseroan tidak boleh bertindak sebagai penerima kuasa; (5) Berilah tanda silang (X) dalam kotak yang bersangkutan bilamana Anda ingin memberikan suara atau penerima kuasa akan memberikan suara sesuai dengan pertimbangannya sendiri. Catatan a. Bagi Pemegang Saham berbentuk Badan Hukum, Surat Kuasa ini harus dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang mewakili Badan Hukum tersebut; b. Surat Kuasa ini, beserta surat kuasa manapun yang mendasari ditandatanganinya Surat Kuasa ini, harus sudah diterima oleh Direksi di Kantor Perseroan, Wisma Bakrie 2, Lt. 7, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, selambat-lambatnya pada hari Jum’at tanggal 18 Mei 2007 pukul 16.00 WIB; c. Pengiriman dan pengembalian Surat Kuasa ini tidak membatasi Anda sebagai pemegang saham Perseroan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat bila dikehendaki; d. Pemegang Saham atau kuasanya yang menghadiri Rapat ini diminta untuk memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal lainnya dan menyerahkan fotocopynya kepada petugas penerimaan sebelum memasuki ruang rapat. /EV-RUPST-Formulir Surat Kuasa.doc 3