EVALUASI PERAN AKUNTANSI LINGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM MENCAPAI SUSTAINABILITY PERUSAHAAN (PT SAHABAT MEWAH DAN MAKMUR) Galuh Widya Sahasrakirana Universitas Bina Nusantara, Jakarta, [email protected] Galuh Widya Sahasrakirana, Rosinta Ria Panggabean, S.S., SE., M.Ak Abstrak Aspek lingkungan menjadi suatu hal yang sensitif, dimana hal tersebut dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap keberlanjutan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas apa yang membutuhkan peranan akuntansi lingkungan, bagaimana gambaran penerapan akuntansi lingkungan serta apakah informasi akuntansi lingkungan dapat mempengaruhi keputusan manajemen lingkungan. Akuntansi lingkungan dapat menjadi sebuah cara bagi perusahaan untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengungkap aspek lingkungan. Akuntansi lingkungan memerlukan sebuah sistem manajemen lingkungan yang terintegrasi dengan ilmu ekonomi agar dapat diterapkan dengan maksimal. Objek penelitian adalah PT Sahabat Mewah dan Makmur yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara wawancara dan observasi langsung terhadap objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan belum mengungkapkan informasi lingkungan secara detail, belum ada konversi dari data lingkungan menjadi data ekonomi, serta belum adanya akuntan yang terlibat dalam aktivitas lingkungan. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengulas lebih dalam mengenai pengelolaan dan pengungkapan informasi lingkungan. Kata Kunci: Akuntansi Lingkungan, Keberlanjutan, Manajemen Lingkungan, Pengungkapan Informasi Lingkungan. Abstract Environmental has become a sensitive thing, where it may have a significant influence to company sustainability. This research was conducted to determine what kind of activity that needs the role of environmental accounting most, to know how the big picture of the environmental accounting implementation is, and could the information served by environmental accounting support the environmental management decision. Environmental accounting can be a way for companies to identify and disclose the environmental aspect. The environmental accounting requires an environmental management system that integrating the environmental and economic data. The research object is PT Sahabat Mewah dan Makmur who produced the Crude Palm Oil (CPO). Research method was conducted by doing an interview and observation to the research object. The results show that there is no conversion between environmental and economic data, and there is no accountant gets involved in environmental activities. Further research is still to review more about the disclosure of company environmental information and environmental management. Keyword: Environmental Accounting, Sustainability, Environmental Management, Environmental Information Disclosure PENDAHULUAN Dewasa ini, isu tentang kerusakan alam dan pemanasan global menjadi perhatian yang serius. Bumi yang sudah tidak sehat lagi menunjukkan berbagai macam gejala, seperti kondisi cuaca yang tidak normal dan teratur, bencana alam di berbagai tempat, dan semacamnya. Banyaknya tuntutan atas peraturan kepada perusahaan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan seperti yang telah diuraikan sebelumnya, mengharuskan sebuah perusahaan untuk menganut sebuah prinsip eco-efficiency yang artinya perusahaan harus menghasilkan produk barang maupun jasa yang lebih bermanfaat sekaligus mengurangi dampak lingkungan, penggunaan sumber daya yang berlebihan, maupun efisiensi yang dihasilkan dari perbaikan kinerja.Peran dari akuntansi lingkungan (environmental accounting) dimana penerapan akuntansi lingkungan ini dapat memberikan sebuah motivasi bagi manajer dan bawahannya agar terpacu untuk mengurangi biaya lingkungan yang ditimbulkan, yang mana akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan menjadi dasar eksistensi perusahaan di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Sumit K. Lodhia (1997) yang menjadi acuan utama penulisan skripsi ini meneliti tentang praktik atau penerapan akuntansi di Fiji Sugar Corporation. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis laporan keuangan yang mengungkap informasi tentang lingkungan serta melakukan wawancara dengan akuntan senior dan anggota senior manajemen lingkungan. Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan tampak setuju untuk menyadari pentingnya akuntansi lingkungan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder. Namun praktik akuntansi lingkungan di Fiji Sugar Corporation FSC hanya memusatkan perhatian pada permasalahan hukum lingkungan sehubungan dengan kegiatan perusahaan dibandingkan dengan usaha untuk meningkatkan hubungan dengan stakeholder yang mungkin akan berpengaruh terhadap bisnisnya. Penelitian oleh Rustika (2011) menganalisis tentang pengaruh penerapan akuntansi manajemen lingkungan dan strategi terhadap inovasi perusahaan. Rustika menggunakan metode survey terhadap akuntan manajemen perusahaan manufaktur di Jawa Tengah. Sampel sebanyak 32 perusahaan besar dianalisis menggunakan regresi berganda dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntansi manajemen lingkungan memiliki hubungan positif terhadap inovasi produk dan proses. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui kegiatan apa yang paling membutuhkan peranan akuntansi lingkungan berkaitan dengan UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, bagaimana penerapannya di perusahaan dan bagaimana informasi yang disediakan oleh akuntansi lingkungan dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam mencapai sustainability-nya. METODE PENELITIAN Penulisan skripsi ini akan memakai dua jenis data, yaitu data kuantitatif yang berupa tulisan atau teks dan data kuantitatif yang berupa angka-angka.Sumber data akan diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan melakukan analisis terhadap data dan dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengunjungi perusahaan yang bersangkutan dan melakukan wawancara dengan personil yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara akan dilakukan dengan teknik semi-terstruktur. Sebelum melakukan wawancara, penulis akan memberi tahu terlebih dulu personil yang terkait dan mengirimkan pertanyaan menggunakan e-mail agar personil yang akan diwawancarai lebih siap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Data penunjang penelitian lainnya diperoleh melalui beberapa disertasi penelitian terdahulu oleh peneliti sebelumnya. Semua data yang diperoleh akan diolah sehingga dapat menjawab pertanyaan atas penelitian yang dilakukan. Metode analisis yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan. HASIL DAN BAHASAN PT Sahabat Mewah dan Makmur (ANJ Agri Belitung ) bergerak dalam bisnis pengolahan produksi minyak kelapa sawit mentah atau dikenal dengan Crude Palm Oil (selanjutnya disebut CPO). Perusahaan ini merupakan unit operasional dari PT ANJ Agri Binanga Medan. PT Sahabat Mewah dan Makmur mengelola lahan perkebunan seluas 14.303ha yang terdiri dari lima komplek perkebunan (estate) sebagai lahan penghasil buah kelapa sawit. Jenis kelapa sawit yang ditanam oleh perusahaan adalah jenis kelapa sawit Tenera. Dalam pengolahannya, buah kelapa sawit harus melalui sembilan stasiun pemrosesan utama dan dua stasiun pendukung. Sembilan stasiun utama terdiri dari stasiun penerimaan, loading ramp, sterilizer, threshing, pressing, kernel, klarifikasi, boiler, dan power house. Sedangkan dua stasiun pendukung adalah stasiun water treatment plan dan stasiun final effluent. Dari proses produksi akan dihasilkan tiga macam limbah yaitu: 1. Limbah padat, yang terdiri dari Tandan Buah Kosong (selanjutnya disebut TBK), fiber dan cangkang. 2. Limbah cair berupa lumpur (sludge) 3. Limbah gas Salah satu bentuk komitmen PT Sahabat Mewah dan Makmur terhadap lingkungan adalah mengenai pengelolaan limbah. Limbah dapat dikatakan sebagai material sisa yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah yang dihasilkan saat proses produksi minyak kelapa sawit mentah di PT Sahabat Mewah dan Makmur berupa limbah padat, cair dan gas. Pengelolaan terhadap limbah dilakukan sesuai dengan jenis limbah tersebut dengan memberikan perlakukan khusus agar limbah tersebut dapat mengurangi pencemaran serta memberikan manfaat positif bagi perusahaan. Sebagai perusahaan yang selalu memperhatikan aspek lingkungan, pengolahan limbah yang dilakukan tidak semata-mata hanya untuk menjaga lingkungan namun perusahaan melihat efisiensi biaya yang dapat diraih dari proses pengolahan limbah yang dilakukan. Dengan menggunakan limbah sebagai pupuk organik, perusahaan dapat mengurangi biaya terbesarnya yaitu pemupukan hingga mencapai lima puluh persen. Selain efisiensi biaya pemupukan, perusahaan sudah membuat energi listrik alternatif yang berbahan bakar cangkang dan dapat menghemat sebanyak 5.550.105 kWh (laporan GHG Counting, dapat dilihat di Lampiran 1) per tahunnya. Boiler mempunyai kapasitas untuk dapat menghasilkan listrik sebanyak 1.2MW. Namun sayangnya perusahaan belum melakukan konversi dari satuan jumlah yang dapat dihemat dari pengolahan limbah menjadi data dalam satuan rupiah sehingga perusahaan dapat melihat berapa banyak rupiah yang bisa dihemat dari hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti memperoleh informasi bahwa PT Sahabat Mewah dan Makmur secara rutin melakukan audit lingkungan. Audit lingkungan yang dilakukan oleh PT Sahabat Mewah dan Makmur antara lain audit atas tingkat pencemaran tanah, air, udara dan suara. Audit lingkungan dilakukan melalui pihak ketiga yang bernama SUCOFINDO (PT Superintending Company of Indonesia). Proses audit dilakukan dengan memberikan contoh tanah, air dan udara kepada SUCOFINDO dan kemudian akan diuji kadar pencemarannya. Laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh perusahaan berguna sebagai tolak ukur kinerja lingkungan perusahaan. Dengan adanya laporan tersebut, perusahaan dapat menentukan upaya penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta penyelenggaraan kegiatan perusahaan. Pembuatan laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan ini merupakan salah satu bentuk kepatuhan perusahaan terhadap peraturan no.32 tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan hasil diskusi semi formal dengan manajer pabrik mengenai biaya dan pelaporan aktivitas lingkungan, subjek mengatakan bahwa perusahaan belum membuat laporan mengenai biaya-biaya lingkungan secara khusus. Biaya-biaya yang terkait dengan lingkungan belum dikategorisasikan dan item tersebut masih dicatat dalam laporan pengeluaran dari pabrik yang dibuat perbulan. Sedangkan untuk biaya lingkungan, manajemen memberikan budget, dimana dalam laporan produksi akan dibandingkan dengan biaya aktual untuk menemukan variance biaya. Perusahaan mengungkapkan informasi lingkungan dalam laporan tahunannya. Subjek menambahkan bahwa tidak ada akuntan yang terlibat dalam aktivitas pelaporan lingkungan. Hal ini dikarenakan memang perusahaan memang sama sekali belum mengetahui apa itu akuntansi lingkungan. Jadi praktik akuntansi yang dilakukan merupakan praktik akuntansi konvensional. Untuk aktivitas coporate social responsibility (CSR), perusahaan telah membuat sebuah laporan CSR yang mengungkap semua kegiatan CSR yang telah perusahaan lakukan. Namun pelaporan kegiatan CSR masih berupa laporan internal, sehingga akses terhadap laporan tersebut terbatas. Menurut Lodhia (hlm. 33, Bab II) pengembangan akuntansi lingkungan divisualisasikan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, organisasi menetapkan kebijakan lingkungan, yang pada dasarnya adalah dokumen yang menguraikan serangkaian tujuan atau target bahwa strategi lingkungan yang diterapkan dimaksudkan untuk dicapai. Kebijakan ini digunakan untuk menentukan tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan (hlm. 34, Bab II). Pembuatan kebijakan lingkungan telah dilakukan oleh perusahaan yang dinyatakan dalam delapan poin kebijakan lingkungan PT Sahabat Mewah dan Makmur. Untuk tahapan kedua yaitu mengenai perencanaan lingkungan dan kontrol aktivitas lingkungan, perusahaan sudah mengeluarkan laporan perencanaan lingkungan yang dibuat setiap tiga bulan sekali. Laporan ini berisikan mengenai hasil analisa lingkungan serta berita acara penataan lingkungan hidup. Selain pembuatan laporan rencana pengelolaan lingkungan, perusahaan juga melakukan waste identification and risk assessment yang dibuat oleh departemen EHS. Isi dari laporan tersebut adalah mengenai risk assessment, dan risk control atas potensi limbah dari proses produksi kelapa sawit yang diukur dengan skor rendah, sedang, dan tinggi. Laporan evaluasi tersebut akan sangat mempengaruhi keputusan manajemen dan penyelenggaraan aktivitas bisnis perusahaan. Pada tahapan yang terakhir yaitu tahap ketiga, untuk dapat membangun sebuah sistem akuntansi lingkungan, perusahaan harus melakukan pencatatan dan pelaporan atas aktivitas lingkungannya dalam laporan tahunannya ataupun laporan yang terpisah. Dalam tahapan ketiga ini, PT Sahabat Mewah dan Makmur sudah melaporkan aktivitas lingkungannya dalam laporan tahunannya. Untuk laporan corporate social responsibility (CSR), perusahaan juga sudah membuatnya, namun masih bersifat internal. Sehingga akses terhadap laporan tersebut terbatas. Akuntan yang bekerja di perusahaan belum terlibat secara langsung dalam aktivitas lingkungan seperti berkontribusi dalam pembuatan kebijakan lingkungan juga membuat rencana pengelolaan lingkungan agar dapat mencapai tujuan lingkungan. Akuntan tidak melakukan pemantauan terhadap green agenda dan juga terhadap program lingkungan. Akuntan hanya sebatas membuat laporan keuangan serta membuat laporan tahunan perusahaan. Sistem manajemen lingkungan yang dilakukan sudah cukup mendukung sebagai langkah awal perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan. Laporan-laporan mengenai aktivitas lingkungan yang sudah dibuat oleh perusahaan seperti laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan, laporan perhitungan atas gas rumah kaca (green house gas counting), dan laporan perhitungan atas identifikasi limbah dan risiko (waste and identification risk assessment) dapat memberikan suatu informasi lingkungan terhadap manajemen. Informasi lingkungan yang didapatkan dari laporan-laporan tersebut akan memberikan gambaran kepada manajemen atas kinerja lingkungan perusahaan, efisiensi yang diperoleh, dan kebijakan yang telah dicapai serta menjadikan semua hal tersebut sebagai pertimbangan manajemen dalam membuat keputusan yang akan berdampak terhadap pencapaian sustainability perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang pertama mengenai aktivitas apa yang paling membutuhkan peranan akuntansi lingkungan di perusahaan berkaitan dengan UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, peneliti membuat kesimpulan bahwa seluruh aktivitas dalam satu supplay chain perusahaan membutuhkan peranan akuntansi lingkungan. Satu supply chain perusahaan dimulai dari pemanenan buah di kebun, produksi di pabrik, hingga pengiriman CPO di pelabuhan. Setiap tahapan yang dilalui dalam supply chain memerlukan pengidentifikasian biaya lingkungan, pencatatan biaya lingkungan, serta pelaporan biaya lingkungan tersebut. Langkah awal yang dapat dilakukan terkait biaya lingkungan adalah dengan mengategorikan jenis biaya terkait dengan memperhatikan beberapa aspek seperti lokasi situs limbah, jenis limbah berbahaya, metode pembuangan, dan lainnya. Perlunya peranan akuntansi lingkungan dalam setiap tahapan yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan sebuah informasi lingkungan terkait aktivitas bisnisnya, dimana informasi tersebut dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan kinerja lingkungan perusahaan. Tiga tahap berdasarkan penelitian terdahulu oleh Lodhia (1999) menyebutkan bahwa pertama-tama perusahaan harus membuat kebijakan lingkungan, kemudian membuat perencanaan lingkungan dan kontrol lingkungan dan terakhir adalah pencatatan dan pelaporan aktivitas lingkungan. a. Tahap pertama dipenuhi oleh perusahaan karena perusahaan sudah membuat delapan poin kebijakan lingkungan yang digunakan sebagai tolak ukur pencapaian kinerja lingkungan perusahaan (hlm. 76, Bab IV). b. Sedangkan tahap kedua mengenai perencanaan lingkungan dan kontrol lingkungan, perusahaan menjalankannya dengan membuat laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang dibuat setiap tiga bulan. Namun dalam tahapan ini belum ada akuntan yang terlibat secara langsung dalam penyusunan kebijakan lingkungan. Tahap perencanaan dan pengelolaan lingkungan juga didukung dengan adanya pembuatan laporan waste identification and risk assessment (hlm. 77, Bab IV). c. Tahapan terakhir adalah mengenai pencatatan dan pelaporan aktivitas lingkungan. Perusahaan mengungkap aktivitas lingkungannya dalam laporan tahunan manajemen head office. Sedangkan untuk laporan biaya lingkungan yang khusus, perusahaan belum membuatnya. Tidak ada laporan khusus yang mengungkap item-item yang menjadi biaya lingkungan perusahaan. Pencatatan aktivitas lingkungan yang dilakukan hanya berupa pencatatan atas pengelolaan limbah, analisa limbah, perhitungan emisi karbon, serta pembuatan laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa PT Sahabat Mewah dan Makmur sebenarnya sudah siap untuk menerapkan sistem akuntansi lingkungan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Terdapat cukup data dan informasi relevan yang tersedia di perusahaan untuk menunjang proses awal dalam menerapkan akuntansi lingkungan di perusahaan. Selain memenuhi tiga tahapan tersebut, PT Sahabat Mewah dan Makmur sudah memiliki manajemen lingkungan yaitu departemen EHS yang sengaja didirikan untuk memantau segala dampak lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas bisnis perusahaan dalam menjaga dan mencapai sustainability perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam manajemen lingkungan dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi internasional ISO 14001. Sebuah sistem akuntansi lingkungan yang baik tentunya memerlukan kontribusi dari manajemen lingkungan yang baik juga perusahaan juga membuktikan komitmennya terhadap lingkungan yang dibuktikan dengan sistem pelestarian lingkungan yang baik seperti pengolahan limbah, pencarian energi alternatif ramah lingkungan dan upaya mereduksi karbon. Sistem manajemen lingkungan yang dilakukan sudah cukup mendukung sebagai langkah awal perusahaan menerapkan akuntansi lingkungan. Laporanlaporan mengenai aktivitas lingkungan yang sudah dibuat oleh perusahaan seperti laporan perencanaan dan pengelolaan lingkungan, laporan perhitungan atas gas rumah kaca (green house gas counting), dan laporan perhitungan atas identifikasi limbah dan risiko (waste and identification risk assessment, dapat dilihat di Lampiran 2) dapat memberikan suatu informasi lingkungan terhadap manajemen. Informasi lingkungan yang didapatkan dari laporan-laporan tersebut akan memberikan gambaran kepada manajemen atas kinerja lingkungan perusahaan, efisiensi yang diperoleh, dan kebijakan yang telah dicapai serta menjadikan semua hal tersebut sebagai pertimbangan manajemen dalam membuat keputusan yang akan berdampak terhadap pencapaian sustainability perusahaan seperti contoh keputusan yang disebutkan di halaman 94, Bab IV. Namun, belum ada integrasi yang baik antara informasi lingkungan yang sebagian besar datanya dalam satuan unit menjadi data dalam satuan moneter. Perusahaan belum mengintegrasikan sistem informasi lingkungan dengan sistem akuntansi konvensional. REFERENSI Akuntan Indonesia, mitra dalam perubahan. (2007, November). Audit Lingkungan Suatu Keharusan?, Edisi No.3. Dipetik April 17, 2012, dari www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf Alewine, H. C., & Stone, D. N. (2010, April 8). How Does Environmental Accounting Information? Dipetik Maret 21, 2012, dari http://papers.ssrn.com/sol3/results.cfm ANJ Agri. (t.thn.). Dipetik 2012, dari http://www.anjagri.com/ Development, U. N. (2001). Environmental Management Accounting Procedures and Principles. Djajadiningrat, S. T. (1997). Pengantar Ekonomi Lingkungan. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Environmental Accounting, Canon. (2012). Dipetik April http://www.canon.com/environment/management/accounting.html 17, 2012, dari canon.com: Environmental Accounting, Toshiba. (2012, April 10). Dipetik April 13, 2012, dari toshiba.co.jp: http://www.toshiba.co.jp/env/en/management/account.htm Environmental Management System. (2011, January 1). Dipetik Maret 19, 2012, dari US EPA: http://www.epa.gov/ems/ Halim, A., & Irawan, S. (1998). Perspektif Akuntansi Lingkungan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ICF Incorporated. (1995). An Introduction to Environmental Accounting As A Business Management Tool: Key Concepts And Terms. Ikhsan, A. (2008). Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu. INTOSAI WGEA. (2010). Environmental Accounting: Current Status and Options for SAIs. ISO 14000. (2011). Dipetik 2012, http://www.iso.org/iso/iso_14000_essentials dari International Organization for Standardization: Kebakaran Hutan di Jatim Meningkat Tajam. (2011, September 23). Dipetik Maret 19, 2012, dari kompas.com: http://regional.kompas.com/read/2011/09/23/18351340/Kebakaran.Hutan.di.Jatim.Meningkat.Tajam Kumpulainen, A. (2005). Environmental Business Accounting in Four Finnish Case Companies- Follow-up Study between 19996 and 2005. Linnenluecke, K. M., & Griffiths, A. (2009). Corporate sustainability and organizational culture. Journal of World Business. Lodhia, S. K. (1997). Environmental accounting in Fiji. Dipetik http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=290452SSRN_FIJI Maret 22, 2012, dari Marrewijk, M. V. (n.d.). Concepts and definitions of CSR and corporate sustainability: Between agency and communion. MORROW, D., & RONDINELLI, D. (2002). Management Systems:Motivations and Results of ISO 14001 and EMAS Certification. Pelatihan Minyak Sawit Lestari (Sustainable Palm Oil, SPO). (2012). Dipetik May 2012, dari sucofindo.co.id: http://www.sucofindo.co.id/ Rustika, N. (2011). ANALISIS PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN STRATEGI TERHADAP INOVASI PERUSAHAAN. smm-anj-gelar-khitanan-massal. (2011). Dipetik May 2012, http://bangka.tribunnews.com/2011/06/27/smm-anj-gelar-khitanan-massal dari Sustainability. (2011). Diambil kembali http://www.epa.gov/sustainability/basicinfo.htm#sustainability bangka.tribunnews.com: dari www.epa.gov: The Ministry of Environment, J. (2005). Environmental Accounting Guidelines. Warren, C. S., Reeve, J. M., & Duchac, J. (2011). Accounting . South-Western College Pub. Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2011). Financial Accounting: IFRS (1st edition). USA: Wiley and sons.Inc. RIWAYAT PENULIS Galuh Widya Sahasrakirana lahir di kota Bogor pada 9 Februari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2012.