Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGOPERASIKAN PECAHAN DESIMAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI KONSTRUKTIVITAS Nur Retnoningsih SDN Dukuhsembung Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Abstrak Rumusan masalah pada penelitian ini pertama apakah strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V dalam mengoperasikan pecahan desimal. Kedua apakah strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas v dalam mengoperasikan pecahan desimal. Tujuan penelitian pada penelitian ini pertama tujuan umum untuk menambah wawasan pendidik (guru) secara inovatif, kreatif dan bermakna, untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. Kedua tujuan khusus untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V pada pengoperasian pecahan desimal melalui strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik. Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Dukuhsembung Kecamatan Pangkah. Penelitan dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan, yakni bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2010. Penelitian dilakukan pada waktu tersebut dengan alasan ada program kegiatan pembelajaran Matematika materi Operasi Pecahan Desimal. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. © 2012 Dinamika Kata Kunci: Pecahan Desimal; Konstruktivitas PENDAHULUAN Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, tujuan bahan ajar, metode, dsb. Salah satu faktor tersebut adalah keberadaan guru sebagai pengajar dan pendidik. Peran guru sebagai pengajar dan pendidik harus mampu menciptakan kondisi yang menunjang keberhasilan pembelajaran. Perolehan nilai adalah sebagai hasil pengukuran dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil ulangan harian tentang pengurangan pecahan desimal kelas V menunjukkan nilai yang rendah, hanya 13 dari 25 siswa di kelas V SDN Dukuhsembung yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas standar KKM yaitu 60 (KKM Matematika), jadi hanya sebesar 56%, siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika tersebut maka penulis dalam melaksanakan perbaikan pada pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan kemampuan siswa kelas V dalam mengoperasikan pecahan desimal dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas. Strategi pembelajaran tersebut peneliti pilih sebagai alternatif untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan alasan pertama pembelajaran matematika secara faktual kurang menarik dan membosankan, untuk itu perlu paradigma pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan. Strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas merupakan strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri sehingga pembelajaran lebih efektif.Secara konseptual pembelajaran matematika masih mengingat dan menghafal, belum pada pemahaman konsep.Dengan alasan, maka penulis bermaksud untuk meneliti dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengoperasikan Pecahan Desimal Melalui Model Pembelajaran Yang Berorientasi Konstruktivitas Pada Siswa Kelas V”. Rumusan masalah pada penelitian ini pertama apakah strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V dalam mengoperasikan pecahan desimal?. Kedua apakah strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivitas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mengoperasikan pecahan desimal. Strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk system instruksional, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu. Karena sistem instruksional merupakan kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan pengkonsistensian aspek-aspek komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan tetapi juga pada saat dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu rancangan tidak selalu tepat pada saat dilakukan. Perspektif konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema ber kir seseorang. Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivistik adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali melalui transformasi informasi untuk menjadi konsep baru. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika adalah membangun pemahaman. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Dukuhsembung Kecamatan Pangkah. Penelitan dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan, yakni bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2010. Penelitian dilakukan pada waktu tersebut dengan alasan ada program kegiatan pembelajaran Matematika materi Operasi Pecahan Desimal. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (ulangan harian), observasi, dan dokumentasi. Dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data tentang akkti tas dan prestasi belajar mengoperasikan pecahan desimal pada kondisi awal sebelum menggunakan pendekatan yang berorientasi konstruktivistik. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah butir soal tes (formatif/ulangan harian), lembar pengamatan/daar cocok (Check List), serta tabel. Butir soal ulangan harian yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran. Lembar pengamatan/daar cocok (check list) digunakan untuk mengukur tingkat akti tas dan kualitas pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini pertama analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan prestasi belajar melalui tes formatif/nilai ulangan harian antar siklus. Kedua analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan re eksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Hal ini mengacu pendapat Sulipan (2008) secara tegas mengatakan bahwa penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang beruntun, informasi dari siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil re eksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGOPERASIKAN PECAHAN DESIMAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI KONSTRUKTIVITAS Nur Retnoningsih 217 untuk perencanaan siklus berikutnya. Setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) pelaksanaan tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) re eksi (re ecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan modi kasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan dan tindakan. Setiap siklus dilakukan penelitian dengan prosedur sebagai berikut pertama perencanaan (planning) menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika materi operasi pecahan decimal, penyusun instrumen pengumpulan data prestasi belajar berupa soal formatif atau ulangan harian terlampir, menyusun instrumen observasi terhadap siswa terlampir, menyusun instrumen observasi terhadap guru. Kedua pelaksanaan tindakan kelas (acting) peneliti (guru) sebagai peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Ketiga observasi (observating) pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi yang berorientasi konstrukti tas pada operasi pecahan desimal, dua orang dari teman sejawat sebagai pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran untuk mendapat data obeservasi keaktifan belajar siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keempat re eksi (re ecting) akhir pembelajaran diadakan tes formatif atau ulangan harian. Hasil ulangan harian dianalisis. Begitu juga hasil observasi untuk dijadikan umpan balik (re eksi) pada tindakan pada siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rekapitulasi Data Obeservasi Aktivitas Belajar Siswa No. Tingkat Keaktifan 1. Sangat aktif 2. Aktif 3. Cukup aktif 4. Kurang aktif 5. Tidak aktif Jumlah Jumlah Siswa 3 1 8 13 25 Tabel 2. Rekapitulasi Data Prestasi belajar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah KKM Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siwa yang Tidak Tuntas Prosentasi Tuntas KKM Prosentasi Tidak Tuntas KKM 25 66,60 95 50 63 16 9 64% 36% Data tentang kinerja peneliti sebagai guru diperoleh nilai 90 sehingga tergolong sangat baik. Re eksi pada siklus ini meliputi keunggulan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran dari sisi guru dan siswa. Keunggulan dan kekurangan tersebut sebagai berikut guru keunggulan 218 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012) pada sisi guru menunjukkan melakukan inovatif pembelajaran sehingga siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, tetapi guru kurang memperhatikan kelompok-kelompok yang ratarata siswa banyak kurang aktif. Keunggulan siswa pada siklus ini adalah antusias dan nampak lebih aktif, tetapi memiliki kekurangan pada kelompok-kelompok tertentu kurang cepat dalam mengerjakan dan masih ada siswa-siswa tertentu yang kurang aktif. Berdasarkan re eksi tersebut peneliti dan kolaborator mengadakan diskusi dan memutuskan untuk perbaikan pada siklus 2 dengan membagi rata siswa yang memiliki prestasi lebih baik ke setiap kelompok. Kegiatan siklus II peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dituangkan pada lampiran 10. Rencana yang dituangkan pada lampiran 10 merupakan perbaikan rencana siklus I. Hasil penelitian tindakan yang berupa pelaksanaan pembelajaran adalah data observasi dari pengamat tentang akti tas belajar siswa, observasi kinerja guru dalam pelaksanan pembelajaran dan tes prestasi belajar berupa ulangan. rekapitulasi data tersebut ditunjukkan pada tabel 5 dan 6 sebagai berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Data Obeservasi Aktivitas Belajar Siswa No. Tingkat Keaktifan Jumlah Siswa 1. Sangat aktif 6 2. Aktif 7 3. Cukup aktif 7 4. Kurang aktif 5 5. Tidak aktif Jumlah 25 Tabel 4. Rekapitulasi Data Prestasi Belajar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah KKM Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siwa yang Tidak Tuntas Prosentasi Tuntas KKM Prosentasi Tidak Tuntas KKM 25 77,8 95 60 63 22 3 88% 12% Re eksi pada siklus ini meliputi keunggulan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran dari sisi guru dan siswa. Keunggulan dan kekurangan tersebut sebagai berikut guru keunggulan pada sisi guru menunjukkan melakukan inovatif pembelajaran sehingga siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Guru sebagai peneliti telah memperbaiki kekurangan pada siklus I dengan membagi kelompok berdasarkan prestasi secara merata ke masing-masing kelompok. Keunggulan siswa pada siklus ini adalah antusias dan nampak lebih aktif. Kekurangan pada siklus I telah diatasi walaupun masih tetap ada keaktifannya dinilai cukup. Kaitanya dengan prestasi belajar telah mencapai apa yang diharapkan, bahkan melebihi, yaitu mencapai 88 % ketuntasan KKM secara klasikal dan rata-rata prestasi belajar lebih dari 63 sehingga penelitian dapat diakhiri. Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada siklus II ini, pengamat bersama peneliti sepakat untuk menghentikan penelitian. Permasalahan apakah strategi konstruktivitas pembelajaran matematika dapat PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGOPERASIKAN PECAHAN DESIMAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI KONSTRUKTIVITAS Nur Retnoningsih 219 meningkatkan akti tas dan presatasi belajar materi mengoperasikan pecahan desimal secara teori dapat ditingkatkan akti tas dan prestasi belajarnya. Hasil penelitian tindakan yang berkaitan dengan akti tas dan prestasi belajar yang ditunjukkan pada tabel 2 dan 3, yaitu akti tas sebelum penelitian menunjukkan bahwa akti tas belajar terdapat hanya 1 orang sangat aktif, 1 orang siswa aktif, 6 orang cukup aktif dan 17 orang kurang aktif dan tidak aktif, sedangkan prestasi belajar ketidaktuntasan 56 % dengan KKM 60. Setelah dilakukan penelitian dengan 2 (dua) siklus. Siklus I Tindakan yang dilakukan berupa guru dan siswa melakukan tanya jawab pengalaman mengopersikan pecahan, guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok, masing-masing tiap kelompok 4 orang, masing-masing kelompok diberi 2 kartu masalah, guru mendorong siswa untuk membuat keputusan sendiri dalam kelompok, guru mendorong siswa menggunakan cara belajarnya sendiri, memfasilitasi diskusi dengan alat peraga yang sesuai, guru bersifat netral tidak menganggap dan langsung mengkoreksi pendapat dan pemikiran siswa yang “salah” tetapi berusaha pendapat tersebut didiskusikan oleh siswa, memberi kesempatan siswa melaporkan temuannya, memasukkan unsur yang tidak diperkirakan sebelumnya (surprise) memberi balikan dan pengayaan. Keaktifan yang semula hanya 2 orang yang aktif belajar menjadi 3 orang siswa dan yang kurang aktif menurun dari 17 orang menjadi 13 orang. Prestasi belajar juga mengalami kenaikan cukup tajam, yaitu yang semula ketidaktuntasan belajar 56 % menurun menjadi 36 %, sebaliknaya ketuntasan belajar naik menjadi 64% tuntas klasikal dengan KKM 63, rata-rata hasil belajar mencapai 66,6. Siklus I berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat tetap harus dilanjutkan ke siklus II karena masih cukup banyak siswa yang kurang aktif belajar dan belum mencapai 80 % ketuntasan klasikal sehingga belum mencapai keberhasilan.Kinerja guru dalam siklus ini menunjukkan sudah sangat baik dengan nilai 73. Siklus II Tindakan siklus II berupa perbaikan siklus I, yaitu pada sistem pembagian kelompok kerja yang semula berdasarkan urutan daar subyek atau daar hadir diubah menjadi pembagian secara merata pada tiap-tiap kelompok sesuai dengan prestasi belajar. PENUTUP Simpulan pada penelitian ini pertama strategi pembelajaran konstruktivitas dapat meningkatkan akti tas dan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dari sebelum penelitian keatifan belajar hanya 2 orang yang aktif dan lainnya cukup, meningkat tajam setelah diadakan tindakan 2 (dua) siklus menjadi 2 orang sangat aktif 21 orang aktif dan 2 orang cukup aktif serta tidak ada yang kurang aktif. Kedua prestasi belajar juga meningkat tajam dari 32 % tuntas belajar dengan KKM 60 dan rata-rata 64,76 menjadi 92 % ketuntasan belajar klasikal dengan KKM 63 dan ratarata 75. Dengan demikian penelitian tindakan peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi operasi pecahan desimal dengan strategi pembelajaran konstruktivitas pada siswa kelas V SDN Dukuhsembung Pangkah berhasil DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Muhsetyo Gatot, 2003. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurretnoningsih. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengoperasikan Pecahan Desimal Melalui Model Pembelajaran Yang Berorientasi Konstruktivitas Pada Siswa Kelas V. ( Laporan Penelitian) SDN Dukuhsembung Tegal. Suparno, P. 1997. Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Usman, M.U, L. Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 220 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012)