BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan membutuhkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan
usahanya, baik dengan mengajukan pinjaman ke bank atau menerbitkan saham
sehingga dapat menarik investor dalam pasar modal untuk menanamkan modal.
Menurut kamus pasar uang dan modal dalam Triandaru dan Budisantoso (2007)
pasar modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang
menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang. Pasar Modal adalah pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa
diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi, sedangkan tempat
dimana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan bursa efek (Tandelilin,
2010:26)
Perkembangan bursa efek dapat dilihat dari semakin banyaknya anggota
bursa efek atau dapat juga dilihat dari perkembangan harga-harga saham yang
diperdagangkan. Sebelum investor membeli saham, perlu untuk memperhatikan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan kumpulan informasi
historis gabungan harga saham dari tanggal tertentu.
Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan
pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan di pasar bursa saham ditunjukkan
dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Bagi
perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal harga saham yang
ditransaksikan di bursa merupakan indicator nilai perusahaan (Susanti, Rahmawati
dan Aryani:2010). Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan
di mata masyarakat, apalagi harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai
perusahaan di mata masyarakat juga baik begitu juga sebaliknya (Rahmi, Arfan dan
Jalaluddin:2013).
Perubahan harga saham ditentukan dari tingkat permintaan dan penawaran,
semakin banyak investor yang ingin membeli saham maka harga akan semakin naik,
sebaliknya semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan saham, harga
akan bergerak turun. Salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam
memilih perusahaan untuk diinvestasikan adalah kinerja dan kesehatan suatu
perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usaha yang
dihasilkan dan semakin tinggi dividen yang akan diperoleh pemegang saham.
Dengan nilai usaha yang tinggi akan menarik para investor untuk menanamkan
modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Meskipun demikian, saham
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, harga saham dapat turun karena
kondisi pasar.
Dalam menganalisa pergerakan harga saham terdapat dua pendekatan yaitu:
analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal dimana penentuan
perubahan harga saham didasarkan pada informasi yang timbul diluar perusahaan
dan analisis fundamental dimana penentuan perubahan harga saham didasarkan
pada informasi yang diterbitkan dari dalam perusahaan itu sendiri (Muttaqin dan
Susanti, 2013). Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja
perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya
(Nirohito, 2009). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio
keuangan.
Dengan
menganalisis
rasio
keuangan,
para
investor
dapat
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Assets, Earning Per Share dan Capital Adequacy Ratio. Return On Assets
digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba (Tandelilin, 2010:372). Menurut Vidyatama
dan Mardhono (2012), semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
semakin baik, karena return semakin besar. Perusahaan dengan ROA yang tinggi
akan mampu menghasilkan uang dalam pasar modal, karena menawarkan prospek
yang lebih baik atas pengambalian investasi.(Polii, Saerang dan Mandagie,2014).
Sehingga semakin besar ROA, semakin efektif dan efisien perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk memperoleh laba, yang kemudian akan mempengaruhi
pembagian
dividen
dan
menghilangkan
ketidakpastian
investor
dalam
mendapatkan dividennya. Hal ini akan berdampak pada permintaan saham dan pada
akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Muttaqin dan Susanti (2013), menyimpulkan bahwa ROA
secara parsial mempengaruhi pergerakan harga saham. Penelitian yang dilakukan
Polii, Saerang dan Mandagie (2014) juga menyimpulkan bahwa ROA secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Earning per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen
per lembar saham yang akan dibagikan kepada investor setelah dikurangi dengan
deviden. Muttaqin dan Susanti (2013) menyatakan jika nilai EPS sesuai dengan
harapan investor, maka perubahan harga saham perusahaan akan mengalami
peningkatan seiring dengan minat investor untuk membeli saham tersebut. Apabila
EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang ingin membeli saham
tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Makin tinggi nilai EPS
maka semakin besar laba yang akan disediakan untuk pemegang saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin dan Susanti (2013) dan
Setiawan dan Tjun Tjun (2010), secara parsial EPS memiliki pengaruh terhadap
harga saham.
Capital Adequacy Ratio (CAR) menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mengatasi kewajibannya, sehingga semakin tinggi CAR suatu perusahaan
menunjukkan bahwa semakin tinggi kemungkinan perusahaan tersebut untuk
menutupi kewajibannya. Semakin tinggi nilai CAR maka semakin baik kemampuan
bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko (Polii, Saerang dan Mandagie, 2014). Berbagai penelitian terdahulu
mengenai faktor yang mempengaruhi harga saham sudah banyak dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Munthe (2012) secara parsial CAR
memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Di samping analisis rasio keuangan, investor harus memperhatikan risiko
pasar saham dalam investasi. Risiko pasar disebut juga risiko sistematis merupakan
risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan) (Sussanto dan Nurliana, 2009).
Beta saham merupakan indikator risiko sistematik perusahaan yang di lihat dari
aspek pasar dalam mengukur pergerakan suatu harga saham. Aspek pasar yang
dimaksud seperti perubahan kebijakan perusahaan, risiko suku bunga, risiko politik,
risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Rahmi, Arfan dan Jalaludin (2013) menunjukkan hasil bahwa Beta secara
parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan ROA, EPS,
CAR dan Risiko sistematik dalam perusahaan perbankan go public terhadap
pergerakan harga saham.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Muhammad Rizal
Muttaqin dan Susanti (2013). Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah:
1.
Penambahan variabel yang digunakan, yaitu: Capital Adequacy Ratio yang
mengacu pada penelitian Inge Lengga Sari Munthe (2012) dan Risiko
Sistematik yang mengacu pada penelitian Atika Rahmi, Muhammad Arfan dan
Jalaludin (2013)
2.
Sampel penelitian ini yaitu perusahaan di sektor perbankan yang terdaftar di
BEI tahun 2011 – 2013, sedangkan pada penelitian sebelumnya perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007 – 2011.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share, Capital
Adequacy Ratio dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Perusahaan
Perbankan Tahun 2011 – 2013”.
2. Batasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya masalah penilitian makan perlu adanya pembatasan
masalah dalam penilitian ini, pembatasan masalah tersebut yaitu :
a. Penelitian ini hanya membahas tentang rasio Return On Assets, Earning Per
Share, Capital Adequacy Ratio dan Risiko Sistematik terhadap harga saham
perusahaan perbankan yang terdaftar dalam BEI periode 2011-2013.
b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan go
public yang terdaftar dalam BEI dan didasarkan pada annual report dan final
report selama periode 2011-2013 yang memenuhi data yang diperlukan oleh
peneliti.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penilitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh rasio Return On Assets (ROA) terhadap harga
saham perusahaan perbankan ?
2. Apakah terdapat pengaruh rasio Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham perusahaan perbankan ?
3. Apakah terdapat pengaruh rasio Capital Adequicy Ratio (CAR) terhadap harga
saham perusahaan perbankan ?
4. Apakah pengaruh pengaruh Risiko Sistematik (beta) terhadap harga saham
perusahaan perbankan ?
5. Apakah terdapat rasio Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS),
Capital Adequicy Ratio (CAR), dan Risiko Sistematik secara simultan memiliki
pengaruh terhadap perusahaan perbankan?
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah makan tujuan dari penilitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio Return On Assets (ROA)
terhadap harga saham perusahaan perbankan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio Earning Per Share (EPS)
terhadap harga saham perusahaan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio (Capital) Capital
Adequacy ratio (CAR) terhadap harga saham perusahaan perbankan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Risiko Sitematik (beta) terhadap
harga saham perusahaan perbankan.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio Return On Assets (ROA), Earning
Per Share (EPS), Capital Adequicy Ratio (CAR), dan Risiko Sistematik secara
simultan memiliki pengaruh terhadap perusahaan perbankan.
5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penilitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan Perbankan
Penilitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar atau pertimbangan bagi
perusahaan dalam pengambilan keputusan dan referensi untuk kebijakankebijakan perusahaan diperiode selanjutnya.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
investor untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan investasi saham yang
layak.
3. Akademis
Dapat dijadikan bahan pembelajaran mengenai akuntansi perbankan
khususnya rasio Return On Assets, Earning Per Share (EPS), Capital Adequicy
Ratio (CAR), dan Risiko Sistematik dalam menganalisis laporan keuangan
perbankan.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Diharapkan penilitian ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai topik-topik
yang dibahas dalam penelitian ini.
5. Bagi Peneliti
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
mengenai dunia perbankan khususnya mengenai rasio Return On Assets,
Earning Per Share (EPS), Capital Adequicy Ratio (CAR), dan Risiko
Sistematik serta pengaruhnya terhadap harga saham, sehingga dapat menjadi
bahan perbandingan untuk penilitian yang lebih lanjut.
6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari:
BAB I
Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Telaah Literatur
Bab ini berisikan tentang teori-teori penelitian serta penelitian
terdahulu terkait dengan topic penelitian, kaitan variabel independen
dengan variabel dependen dan kerangka pemikiran.
BAB III
Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang desain penelitian, sampel dan teknik
pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, variabel
penelitian dan pengukurannya; dan metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian serta pengujian hipotesis.
BAB IV
Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisikan tentang penjelasan analisis deskriptif data, uji
hipotesis, dan pembahasan analisis.
BAB V
Simpulan, Keterbatasan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan mengenai penelitian yang
dilakukan, menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian dan
memberikan saran bagi peneliti berikutnya.
Download