BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi pemasaran merupakan unsur penting penentu kesuksesan
pemasaran. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. 1
Komunikasi pemasaran ini merupakan pengaplikasian salah satu elemen bauran
pemasaran yaitu promosi. Dimana empat elemen bauran pemasaran yang dikenal
dengan 4P itu adalah product, price, place/distribution, dan promotion.
Promotion has been defined as the coordination of all seller initiated
efforts to set up channels of information and persuasion in order to sell goods and
services or promote an idea.2 Dalam definisi yang diungkapkan oleh Michael L.
Ray diatas, promosi bertujuan untuk menjual barang dan jasa atau sebuah ide.
Dimana, elemen-elemen dasar yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
komunikasi perusahaan tersebut seringkali disebut dengan promotional mix. Pada
awalnya, promotional mix hanya mengenal empat elemen yaitu, periklanan,
promosi penjualan, publisitas, dan penjualan perorangan. Namun, seiring
berkembangnya dunia pemasaran, pemasar mulai melihat bahwa ada elemen lain
yang mulai mengambil peran penting, yaitu pemasaran melalui internet.
Sementara pemasaran langsung menjadi pelengkap dari komunikasi pemasaran
yang memiliki manfaat tertentu.
Dalam melaksanakan promotional mix ini, diperlukan media komunikasi
pemasaran yang tepat sasaran. Terdapat beraneka macam media komunikasi
pemasran antara lain, televisi, radio, surat kabar, internet, atau media luar ruang.
Media-media ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu
diantaranya adalah internet. Di Indonesia, pengguna internet pada tahun 2012
1
Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jakarta: Erlangga. Hal. 5.
2
Michael L. Ray dalam George E. Belch dan Michael A. Belch. Advertising and Promotion, An
Intergrated Marketing Communications Perspective. New York : McGraw-Hill Companies. hal.
15
1
mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi dan diramalkan akan
mencapai 82 juta di tahun 2013.3 Dengan jumlah pengguna yang terus melonjak
ini, internet menjadi media periklanan yang patut diperhitungkan dalam
melakukan komunikasi pemasaran. Mulai dari situs web perusahaan, situs berita
online, bahkan situs jejaring sosial dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
melancarkan promosi barang atau jasa yang diproduksi.
Salah satu fenomena komunikasi pemasaran melalui internet yang populer
saat ini adalah promosi yang dilakukan bukan hanya melalui situs web resmi
perusahaan. Bukan hanya memasang iklan di situs berita online, bukan hanya
memasang iklan di jejaring sosial seperti facebook, tapi yang populer saat ini
adalah penyebaran informasi melalui pengguna twitter. Pemilik akun twitter di
Indonesia saja, sampai tahun 2012, tercatat sebanyak 19,5 juta orang. 4 Twitter
sendiri adalah sebuah jaringan informasi yang terdiri atas pesan-pesan sepanjang
140 karakter yang disebut Tweet. 5 Komunikasi pemasaran melalui twitter
dilakukan dengan memanfaatkan pengguna twitter dengan followers 6 yang
banyak. Mekanisme yang terjadi adalah advertiser memilih pengguna twitter
dengan followers banyak, kemudian ditugaskan untuk menyampaikan pesan iklan
advertiser ke followers akun twitter tersebut. Dengan begitu, informasi yang
disampaikan dapat diterima oleh banyak orang. Komunikasi pemasaran yang
demikian dikenal dengan viral marketing.
Viral
marketing
didefinisikan
sebagai
teknik
pemasaran
yang
memanfaatkan media sosial yang sudah ada untuk meningkatkan brand
awareness melalui proses yang sama dengan penyebaran penyakit atau virus. 7
3
Survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2012. Dalam 2013,
Pengguna Internet Indonesia Bisa Tembus 82 Juta.
<http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.internet.indonesia.bisa.temb
us.82.juta> diakses pada tanggal 2 Oktober 2013,pukul 14.00 WIB.
4
Ratnaning Asih. 2012. Penlitian Semiocast dalam Indonesia Pengguna Twitter Terbesar Kelima
Dunia <http://www.tempo.co/read/news/2012/02/02/072381323> diakses pada tanggal 2 Oktober
2013 pukul 14.21 WIB
5
Pusat bantuan Twitter.com. 2013. Twitter 101: Bagaimana Cara Memulai Twitter dalam
https://support.twitter.com/groups/50-welcome-to-twitter/topics/204-the-basics/articles/20169365twitter-101-bagaimana-cara-memulai-twitter diakses pada tanggal 2 Oktober 14.13 WIB
6
Follower adalah sebutan untuk sejumlah pengguna akun twitter yang mengikuti akun lainnya.
7
Maria Petrescu dan Dr. Pradeep Korgaonkar. Viral Advertising in Social Media. Florida Atlantic
University. (Online Journal)
2
Viral marketing ini akan mengakibatkan terjadinya buzz marketing atau
komunikasi yang terjadi antar konsumen, dalam hal ini antar pemilik akun twitter.
Maka dari itu, di dunia twitter, pelaku atau pemilik akun yang melakukan viral
marketing disebut dengan buzzer. Viral marketing yang bekerja seperti
penyebaran virus dalam dunia komunikasi pemasaran ditujukan agar pesan iklan
yang dilempar ke masyarakat dapat disebarluaskankan kembali berkali lipat ke
orang lain. Tujuan viral marketing yang demikian dapat dilihat keberhasilannya
melalui layanan yang disediakan twitter. Layanan tersebut berupa retweet, reply,
mention, hashtag, trending topic, dan kenaikan followers.
Sayangnya, bukan hal mudah melaksanakan komunikasi pemasaran seperti
ini. Pelaku komunikasi pemasaran atau pengiklan (advertiser) harus menemukan
buzzer yang sesuai dengan produk atau informasi yang ingin disampaikan.
Advertiser juga harus rajin memantau buzzer yang telah dipilih. Isu kepercayaan
antara advertiser dan buzzer juga muncul ketika bicara tentang viral marketing.
Dimana kebanyakan pihak buzzer menginginkan pembayaran dimuka, sedangkan
advertiser menginginkan pembayaran dilakukan setelah buzzer melakukan
pekerjaannya. Permasalahan-permasalah yang muncul ini sebenarnya dapat diatasi
dengan menggunakan jasa agensi iklan, namun, hal ini akan memakan biaya yang
cukup tinggi bagi advertiser.
Dengan tujuan mempermudah advertiser, situs web www.sociabuzz.com
hadir memberikan layanan yang menghubungkan advertiser dengan buzzer. Situs
web ini dinyatakan sebagai self-service twitter advertising platform yang
menghubungkan pengiklan (advertiser) dengan pengguna twitter (buzzer).8 Situs
ini memberikan layanan-layanan yang mempermudah pemasangan iklan sekaligus
pelaporan iklan yang telah terapasang. Dengan layanan yang diberikan ini,
kemudian muncul sebuah permasalahan yang patut dicari jawabannya, apakah
situs web www.sociabuzz.com dapat membantu advertiser menjalankan viral
marketing melalui twitter?
B. RUMUSAN MASALAH
8
www.sociabuzz.com
3
Berdasar latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut : “Bagaimana situs web www.sociabuzz.com mendorong terjadinya viral
marketing melalui twitter?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk
mengetahui
apakah
situs
web
www.sociabuzz.com
dapat
mendorong terjadinya viral marketing melalui twitter.
2. Untuk memaparkan bagaimana situs web www.sociabuzz.com dapat
mendorong terjadinya viral marketing melalui twitter.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Memperkaya kajian ilmu komunikasi secara umum, dan secara khusus
yang terkait dengan viral marketing
2. Dapat dijadikan referensi bagi calon pengiklan yang ingin melakukan viral
marketing dengan memanfaatkan media sosial khususnya twitter.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Komunikasi Pemasaran Virtual : Era Media Interaktif
Dalam melaksanakan komunikasi pemasaran, baik itu periklanan atau
publisitas, para pelaku komunikasi pemasaran membutuhkan sebuah media.
Media periklanan merupakan metode komunikasi umum yang membawa pesan
periklanan, yaitu televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya. 9 Sementara yang
membedakan komunikasi pemasaran virtual dengan komunikasi pemasaran pada
umumnya adalah penggunaan media interaktif untuk menciptakan kedekatan dan
interaksi yang lebih besar dengan khalayak.
Media interaktif merupakan industri yang sedang berkembang dan
didefiniskan sebagai semua media yang memungkinkan pemakai untuk
mengendalikan jumlah atau tingkat informasi yang ingin diperolehnya dari suatu
9
Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jakarta: Erlangga. Hal. 504.
4
pesan iklan. 10 Pemakai media interaktif berbeda dengan pemakai pada media
tradisional. Pada media tradisional, pemakai media dilibatkan secara pasif.
Dengan kata lain, mereka memiliki keterbatasan atas jumlah atau tingkat
penerimaan informasi. Kalaupun ada tindakan yang dilakukan oleh pemakai, tidak
akan terjadi sebuah interaksi. Jadi, apa yang mereka lihat atau dengar, itulah pesan
yang
mereka
terima.
Sedangkan
pemakai
media
interaktif,
mereka
mengedepankan interaksi atau timbal balik, sehingga komunikasi yang terjadi
adalah komunikasi dua arah. Berdasarkan definisi ini, yang termasuk ke dalam
media interaktif saat ini meliputi, CD-ROM, alam maya (virtual reality), nomornomor telepon bebas pulsa yang interaktif, dan internet.11
Internet merupakan jaringan komputer yang saling berhubungan yang
terdapat di seluruh dunia yang memungkinkan transfer informasi secara
elektronik. 12 Sementara World Wide Web (Web atau www) adalah penghubung
informasi yang menginjinkan seseorang untuk mengakses internet dengan format
grafis yang mudah digunakan. 13 Selain bersifat interaktif, internet memiliki
beberapa
keunggulan,
diantaranya
yaitu
kecepatan
yang
tinggi
dalam
menghadirkan informasi dan memperkecil jarak antar individu. Dengan kata lain,
internet disebut mampu melakukan kehadiran jarak jauh.Keunggulan ini yang
membuat perusahaan dan jutaan orang di seluruh dunia mempunyai akses pada
internet dan web.
Web merupakan rumah virtual bagi perusahaan yang menjadi poin kontak
primer dengan orang yang menginginkan informasi mengenai perusahaan. 14Web
dibuat untuk memnuhi kebutuhan perusahaan yaitu mengiklankan diri mereka
atauproduk yang dimilikinya. Dalam web, dapat ditemukan berbagai macam
bentuk periklanan, diantaranya berupa banners, sponshorships, pop-ups/popunders, interstitials, push technologies, links, paid search, behavioral targeting,
10
Ibid.Hal 540
Ibid. Hal.541.
12
Ibid. Hal.541.
13
William Wells, Sandra Moriarty, dan John Burnett. 2006. Advertising Principles & Practice.
Canada: Pearson Education International. Hal.271.
14
Max Sutherland and Alice K. Sylvester.2005. Advertisingand the Mind of the Customer: Iklan
yang Berhasil, yang Gagal, dan Penyebabnya. Jakarta:PPM. Hal 309
11
5
contextual ads, dan rich media.
15
Meski awalnya web difokuskan untuk
mengiklankan produk dari sebuah perusahaan, kini web mulai membangun cara
untuk lebih dekat dengan konsumen. Bagi konsumen, perusahaan yang memiliki
web dilihat lebih berorientasi pada konsumen dan responsif, lebih informatif,
lebih canggih dan berteknologi tinggi, dan lebih dekat dengan pasar kaum muda. 16
Oleh karenanya, kini banyak konsumen yang lebih memilih mengunjungi rumah
virtual perusahaan ini daripada melakukan panggilan telepon atau mengunjungi
alamat fisik perusahaan untuk berinteraksi dengan perusahaan.
Selain web, komunikasi pemasaran melalui internet juga dapat dilakukan
melalui advertsing resources, B2B (Business to Business) ad networks, chat
rooms,
dan
blogs.
17
Advertising
resources
dilakukan
karena
melihat
ketergantungan orang pada mesin pencari di internet, seperti Google, Yahoo!, atau
Bing. Sehingga, sangat penting bagi perusahaan untuk mendaftarkan web
perusahaan pada mesin pencari. 18 B2B ad networks merupakan web pihak ketiga
yang memiliki hubungan vertikal ke perusahaan dan hubungan horisontal ke
konsumen. Chat rooms, hadir di tengah kelompok masyarakat dengan ketertarikan
pada hal yang sama19. Sehingga mereka dapat berinteraksi untuk menyampaikan
opini dan pengalaman mereka. Seringkali, chat rooms dapat berkontribusi atau
menjatuhkan perusahaan dalam komunikasi pemasaran dengan opini-opini para
anggotanya mengenai sebuah produk. Blogs merupakan buku harian personal
seperti web yang dibuat oleh individu. 20 Biasanya, blog berisi tentang opini
pribadi pembuatnya tergantung dengan ketertarikan masing-masing individu. Di
dalam blog juga terdapat link ke web-web lain yang masih berhubungan dengan
isi blog dan tidak jarang juga link tersebut menghubungkan pada iklan
perusahaan. Chat rooms dan blogs merupakan dua fasilitas yang disediakan
internet yang mengijinkan seseorang untuk mengeluarkan pendapat tentang
15
George E.Belch dan Michael A.Belch. 2007. Advertising and Promotion An Intergrated
Marketing Communication Perspective. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal 476.
16
Ibid.
17
William Wells, Sandra Moriarty, dan John Burnett. 2006. Advertising Principles & Practice.
Canada: Pearson Education International. Hal. 274-276.
18
Ibid. Hal. 274
19
Ibid. Hal. 275
20
Ibid. Hal. 276
6
berbagai hal. Sementara itu, selain web, chatrooms, atau blogs, turut hadir pula
media sosial yang saat ini populer di kalangan masyarakat, seperti facebook dan
twitter.
Keseluruhan layanan yang diberikan internet inilah yang disebut dengan
virtual marketing atau juga populer dikenal sebagai e-marketing. Dimana sama
halnya dengan komunikasi pemasaran dengan media tradisional, e-marketing atau
virtual marketing ini bertujuan sebagai berikut 21:
a.
Create Awareness, periklanan dalam web bergunan untuk menumbuhkan
kesadaran khalayak atas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
b.
Generate Interest, membangkitkan ketertarikan akan produk kepada khalayak
dilakukan dengan menyajikan web yang menarik, sehingga pengunjung tidak
segan untuk datang kembali ke web tersebut.
c.
Disseminate Information, salah satu tujuan utama komunikasi pemasaran
melalui internet adalah untuk menyebarkan informasi secara lebih mendalam
kepada khalayak. Hal ini dimungkinkan karena keterbatasan media periklanan
konvensional untuk menyebarkan informasi yang detil.
d.
Create an Image, tidak diragukan lagi, bahwa menciptakan citra perusahaan
yang baik, responsif, dan dekat dengan khalayak dapat dicapai dengan adanya
web perusahaan.
e.
Create a Strong Brand, karena branding sebuah perusahaan atau produk
merupakan proses yang rumit dan memkan biaya yang tidak sedikit,
keberadaan web sebuah perusahaan dapat membantu menciptakan branding
yang kuat. hal ini dapat terjadi mengingat fungsi web juga membangun citra
perusahaan.
f.
Stimulate Trial, salah satu guna dari web adalah memudahkan khalayak untuk
merasakan produk atau jasa suatu perusahaan. Jadi, nantinya, ketika khalayak
memutuskan untuk melakukan pembelian, mereka tidak perlu khawatir
“membeli kucing dalam karung”.
21
George E.Belch dan Michael A.Belch. 2007. Advertising and Promotion An Intergrated
Marketing Communication Perspective. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal 473475
7
2. Viral Marketing
Menurut Juvertson dan Draper (1997), viral marketing merupakan word
of mouth yang dilakukan secara online, atau menggunakan media internet.22 Viral
marketing juga diartikan sebagai penggunaan email dalam word of mouth yang
tujuannya sebagai bentuk dukungan atau dorongan terhadap sebuah informasi
pemasaran dari satu pelanggan ke calon pelanggan lainnya. Hal ini diungkapkan
oleh Dobele, Toleman, dan Beverland pada tahun 2005, seperti berikut :
Viral marketing has also been defined as email use as word-of-mouth
referral endorsement from one client to other prospective clients and the
process of encouraging individuals to pass along favorable marketing
information they receive online (Dobele, Toleman and Beverland,
2005).23
Sementara Datta (2005) menyebutkan viral marketing sebagai teknik
pemasaran yang menggunkanjejaring sosial untuk menghasilkan peningkatan
berlipat mengenai brand awareness. 24 Bampoo (2008) juga menjelaskan bahwa
viral marketing merupakan strategi yang mendorong seorang individu untuk
menyebarkan pesan sehingga berpotensi mengalami peningkatan yang berlipat
saat penyebarannya.25 Dengan demikian, viral marketing dapat dijelaskan sebagai
teknik pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyebarkan pesan
menggunakan jejaring sosial untuk meningkatkan brand awareness. Viral
marketing dilakukan dengan tujuan pesan yang disampaikan dapat diteruskan oleh
pelanggan yang menrimanya, sehingga terjadi penyebaran yang berlipat. Hal ini
seperti diungkapkan oleh Helm (2000) seperti sebagai berikut :
“a company’s activities to make use of customers’ communication
networks to promote and distribute products” (Helm 2000, p.158). It
relies on customers to pass forward the message using digital platforms
(Helm, 2000).26
22
Maria Petrescu dan Dr. Pradeep Korgaonkar. Viral Advertising in Social Media. Florida Atlantic
University. (Online Journal)
23
Ibid
24
Ibid
25
Ibid
26
Ibid
8
Namun seiring perkembangannya, istilah viral marketing sering
disalahartikan dengan beberapa istilah lainnya di dunia pemasaran yang juga
menggunakan media internet. Beberapa diantaranya, viral marketing sering
disamakan dengan istilah word-of-mouth, electronic word of mouth, word-ofmouse, buzz, atau viral advertising. Untuk membedakanya, Petrescu (2013)
mengkategorikannya dalam lima kunci dasar, yaitu : a) the platforms used, b)
traditional communication or Internet, c) their objective, d) type of message
transmitted and e) orientation of the communication. Perbedaan berdasara lima
kunci dasar tersebut dapat dilihat padatabel berikut :
Tabel 1.1 : Definisi Dasar
Social
Media
WOM
Viral
Marketing
Definition
Berorientasi
pada media
online melalui
interaksi
sosial,
jaringan, dan
pertukaran
informasi
Komunikasi
verbal
consumer to
consumer
yang
dilakukan
secara
tradisional,
tidak dibayar,
mengenai
sebuah brand
atau produk
Aktifitas
pemasaran
secara online
dan offline
yang
dilakukan
untuk
mempengaruhi
konsumen
meneruskan
pesan
Purpose
Interaksi sosial
Platform
Internet
Object
Pengguna,
menghasilkan
konten/isi
Direction
Consumer
to
consumer
Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
Verbal
(Tradisional)
Konsumen,
menghasilkan
opin/pendapat
Consumer
to
consumer
Bisnis,
menghasilan
pesan
komersil
Business
to
consumer
to
consumer
Menyampaikan Internet
pesan komersil
9
Buzz
Marketing
eWOM
Viral
Advertising
komersil ke
konsumen lain
Komunikasi
peer to peer
sebagai
konsekuensi
dari viral
marketing
Komunikasi
elektronik
consumer to
consumer atas
brand atau
produk
Komunikasi
atau distribusi
tidak berbayar
atas konten
iklan yang
dilkukan peer
to peer
Komunikasi
Interpersonal
Internet dan
Tradisional
Bisnis dan
konsumen,
menghasilkan
komunikasi
komersil
Komunikasi
Interpersonal
Internet
Konsumen,
Consumer
menghasilkan to
opini/pendapat consumer
Menyampaikan Internet
Iklan Komersil
Bisnis atau
konsumen,
menghasilkan
periklanan
Consumer
to
consumer
Business
to
consumer
to
consumer
Kesuksesan viral marketing dapat diukur dari dua sisi. Baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pengukuran secara kuantitatif difokuskan pada
website traffic, hit rates, click throughs, waktu yang dihabiskan untuk online,
komentar, dan lain-lain. Sementara pengukuran secara kualitatif dilihat dari
gejala-gejala keinginan dari konsumen maupun kualitas dan manfaat dari interaksi
yang terjadi. Hal ini seperti diungkapkan oleh Angel dan Sexsmith (2009) seperti
berikut :
While many social marketers fixate on volume metrics (website traffic, hit
rates, click-throughs, time spent on-line, postings etc), successful social
marketing often depends more on qualitative metrics for desirable signs
of the tone, quality and customer benefit of the interaction (Angel,
Sexsmith & Sexsmith 2009, p.6).27
Kesuksesan viral marketing, menurut Fisher, juga termasuk pengukuran
atas keunikan pengunjung, tingkat interaksi, aksi relevan yang diambil, ukuran
intensitas percakapan, kredibilitas pemberi pesan, kesegaran dan kerelevanan
27
Rohan Miller dan Natalie Lammas. Social Media and Its Implications for Viral Marketing.
University of Sidney (online journal)
10
pesan atau konten, profil dari audiens, dan jangkauan audiens. 28 Pengukuranpengukuran ini menjelaskan bahwa kesuksesan dari viral marketing bukan hanya
pada apakah ada keterikatan antar komunikator dan komunikan, tetapi juga
bagaimana mereka saling mengikatkan diri.
3. Viral Marketing melalui Twitter
Sebuah perusahaan memandang media sosial sebagai sebuah kesempatan
untuk meningkatkan transparasi dalam komunikasi mereka. 29 Bagaimana tidak,
dengan adanya media sosial di tengah masyarakat, keterbukaan informasi dan
saling silang pendapat menjadi sangat mudah terjadi. Setiap orang bebas
mengekspresikan pandangan dan penilaiannya terhadap apapun. Sementara itu,
media sosial, atau yang juga dikenal dengan istilah Social Network Sites (SNS)
didefinisikan sebagai berikut :
web-based services that allow individuals to (1) construct a public or
semi-public profile within a bounded system, (2) articulate a list of other
users with whom they share a connection, and (3) view and traverse their
list of connections and those made by others within the system (boyd &
Ellison, 2007)30
Di Indonesia, popularitas media sosial terus melonjak. Tercatat sebanyak
19,5 juta orang menggunakan Twitter di tahun 2012.31 Sejak kemunculannya di
tahun 2006, twitter telah menegaskan identitasnya sebagai web microblogging.
Berbeda dengan blog, microblogging merupakan bentuk blog yang membatasi
penggunanya menguraikan pesan atau konten media pada publiknya atau
kelompok terkait. 32 Twitter sendiri, sebagai web microblogging yang mulai
28
Fisher, 2009 dalamIbid
Christy J.W. Ledford. 2012. Changing Channels: A Theory-Based Guide to Selecting
Traditional, New, and Social Media in Strategic Social Marketing. Dipublikasikan oleh Sage.
Hal.176.
30
Deta Rahmawan. 2013. Follower Count – The One That Really Counts on Twitter. Newcastle
(Online) Hal. 5
31
Ratnaning Asih. 2012. Penelitian Semiocast dalam Indonesia Pengguna Twitter Terbesar
Kelima Dunia <http://www.tempo.co/read/news/2012/02/02/072381323> diakses pada tanggal 2
Oktober 2013 pukul 14.21 WIB
32
Christy J.W. Ledford. Op.cit.Hal. 181.
29
11
populer di tahun 2009 memiliki batasan pesan sejumlah 140 karakter yang disebut
tweets.
Twitter users are able to post quick 140-character short messages called
“tweets”, to a network of followers. They have their own Twitter ID
consisting of the sign “@” and “username”. This “@username” is used
to reply another user tweet or to start conversational interaction and
collaboration (Honeycutt & Herring, 2009).33
Sementara untuk interkasi yang mungkin terjadi dalam twitter, dikenal
beberapa istilah sesuai dengan fitur yang disediakan media sosial ini. Istilahistilah tersebut seperti, mention, retweet, reply, direct message, dan hashtag.
Another forms of interactions consists of “Direct Message” which similar
with “Private Message” services and “RT” stands for “Retweet”, a
mechanism which “empowers users to spread information of their choice”
and ’#’ followed with a word represents a “hashtag” (Kwak, et al.,
2010).34
Sedangkan reply merupakan interaksi yang dapat dilakukan untuk menanggapi
tweet seseorang secara langsung.
Penggunaan twitter yang mudah membuat media sosial ini digandrungi
berbagai lapisan usia dan masyarakat. Jumlah pemilik akun twitter terus
bertambah dari waktu ke waktu. Pada Maret 2013 saja, seperti dilansir oleh blog
resminya, twitter menyatakan bahwa terdapat 200 juta lebih pengguna twitter
yang aktif dan rata-rata tercipta lebih dari 400 juta tweets setiap harinya. 35 Motif
penggunannya pun bermaca-macam, untuk mengekspresikan perasaan, untuk
menginformasikan kegiatan, untuk menginformasikan kejadian atau peristiwaperistiwa aktual, bahkan kini twitter mulai menjadi media untuk beriklan.
Beberapa pakar juga mengungkapkan berbagai macam tujuan seseorang
menggunakan twitter. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya:
Deta Rahmawan. 2013. Follower Count – The One That Really Counts on Twitter. Newcastle
(Online). Hal. 12
34
Ibid.
35
Ibid.
33
12
Today, Twitter have been used for various purposes. Politicians discuss
news and political issues around the world (Smith, 2012), celebrities use
twitter to increase their popularities and to endorse products (Emerson,
2012), educator experiment with implementing Twitter in the classrooms
to boost students engagement (Ferenstein, 2010), official government
agencies use twitter to give alerts about natural disaster (CBC, 2012), and
twitter also used for social campaign, and dissemination of information
(Howard, 2010).36
Tingginya kepemilikan akun twitter dan motif penggunaan yang
bermacam-macam, bahkan salah satunya untuk meningkatkan kepopuleran
pemilik akun, agaknya membuat pengiklan (advertiser) mulai tergiur untuk
beriklan di twitter.Berbeda dengan platform lain, twitter tidak menyediakan
layanan khusus untuk mengiklan produk. Advertiser harus pintar-pintar mencari
cara untuk mengiklankan produk atau jasa dari perusahaanya. Dengan
menggunakan teknik viral marketing, para advertiser ini memanfaatkan para
pemiliki akun twitter untuk beriklan yang disebut buzzer.
Buzzer adalah para pemilik akun twitter yang memiliki jumlah follower
besar dan banyak. Jumlah follower mereka yang besar itu membuat mereka
disebut
sebagai
selebtwit
alias
selebriti
twitter.
37
Buzzerbertugas
merekomendasikan sebuah produk atau layanan lewat tweet. Sebagian buzzer
mencantumkan informasi bahwa tweet mereka adalah iklan, tapi sebagian lainnya
memilih mengemas iklan itu dengan halus sehingga tak terlihat sedang
berjualan.Masing-masing buzzer memiliki tarif yang berbeda setiap tweet-nya.
Tarif ini ditentukan oleh berbagai macam faktor, diantaranya, tingkat popularitas,
jenis akun (pseudonym, personal, bisnis, ataukah media), jumlah pengikut, dan
kemampuan buzzer mempengaruhi pengikutnya. 38
Viral Marketing melalui twitter dapat dilakukan dengan memanfaatkan
keunikan-keunikan yang dimiliki oleh twitter. Advertiser menyampaikan pesan
iklan di twitter melalui buzzer yang dipilih. Seperti definisi viral marketing oleh
36
Ibid.
Bambang. 2013. Mengenal Istilah Buzzer Bagi Pengguna Twitter. Dalam
http://gadgetan.com/mengenal-istilah-buzzer-bagi-pengguna-twitter/42895 diakses pada 1 Februari
2014
38
Isma Savitri.2013. Banjir Rezeki Untuk Pencuit. Dalam Koran Tempo terbitan 29 Desember
2013. Hal.6.
37
13
Helm (2000) berikut ini, “a company’s activities to make use of customers’
communication networks to promote and distribute products. It relies on
customers to pass forward the message using digital platform”39dapat diketahui
bahwa tujuan dari viral marketing adalah pesan yang disampaikan dapat
diteruskan oleh pelanggan yang menerimanya. Inilah yang diakomodir oleh
twitter dengan menyediakan layanan retweet, hashtag, dan trendingtopic.
F. KERANG KAKONSEP
Datta (2005) menyebutkan viral marketing sebagai teknik pemasaran yang
menggunkan jejaring sosial untuk menghasilkan peningkatan berlipat mengenai
brand awareness. 40 Bampoo (2008) juga menjelaskan bahwa viral marketing
merupakan strategi yang mendorong seorang individu untuk menyebarkan pesan
sehingga berpotensi mengalami peningkatan yang berlipat saat penyebarannya. 41
Twitter sebagai salah satu media sosial yang digunakan dengan tujuan
customer engagement dan conversation propagation dapat dijadikan alat untuk
melaksanakan viral marketing. Dimana viral marketing merupakan teknik
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyebarkan pesan menggunakan
jejaring sosial untuk meningkatkan brandawareness. Viral marketing dilakukan
dengan tujuan pesan yang disampaikan dapat diteruskan oleh pelanggan yang
menerimanya, sehingga terjadi penyebaran yang berlipat. Inilah yang diakomodir
oleh twitter dengan menyediakan layanan retweet, hashtag, dan trendingtopic.
Kesuksesan viral marketing, menurut Fisher, termasuk pengukuran atas
keunikan pengunjung, tingkat interaksi, aksi relevan yang diambil, ukuran
intensitas percakapan, kredibilitas pemberi pesan, kesegaran dan kerelevanan
pesan atau konten, profil dari audiens, dan jangkauan audiens. 42 Dari pengukuran
keberhasilan viral marketing menurut fisher ini, dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :
39
Maria Petrescu dan Dr. Pradeep Korgaonkar. Viral Advertising in Social Media. Florida Atlantic
University. (Online Journal)
40
Ibid
41
Ibid
42
Fisher, 2009 dalam Ibid
14
Kredibilitas Pemberi Pesan
Komunikasi
Pemasaran
Buzzers
Keunikan Pengunjung
Profil Audiens
Exposures
Jangkauan Audiens
Viral Marketing
Kesegaran dan Kerelevanan Pesan
Mekanisme Kerja
Tingkat Interaksi
sociabuzz
Aksi Relevan yang Diambil
Report
Ukuran Intensitas Percakapan
Bagan 1.1 : Kerangka konsep
Hal spesifik yang akan diteliti dari penelitian ini adalah bagaimana situs
web www.sociabuzz.com sebagai self-service twitter advertising platform yang
menghubungkan pengiklan (advertiser) dengan pengguna twitter (buzzer) dapat
mendorong terjadinya viral marketing melalui twitter. Berdasarkan bagan di atas
dapat dilihat bahwa di dalam poin-poin pengukuran viral marketing oleh fisher
terdapat elemen-elemen dalam www.sociabuzzz.com. Maka, elemen yang akan
diteliti dalam www.sociabuzz.com adalah buzzers, exposures, mekanisme kerja,
dan report.
Dari penelitian ini akan didapatkan penjelasan mengenai buzzers,
exposures, mekanisme kerja, dan report dari situs web dan bagaimana web ini
dimanfaatkan oleh pengiklan maupun pengguna twitter. Kemudian dari penjelasan
tersebut akan didapatkan bagaimana www.sociabuzz.com dapatmendorong
terjadinya viral marketing melalui twitter.
G. METODOLOGI PENELITIAN
15
1. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus
merupakan riset mendalam atas satu individu, sebuah kelompok, atau sebuah
peristiwa.
Studi
kasus
ialah
suatu
pendekatan
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek. Artinya, data yang
dikumpulkan akan dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya berupa informasi yang dikumpulkan
dari berbagai sumber tentang bagaimana situs web www.sociabuzz.com, sebagai
self-service twitter advertising platform yang menghubungkan pengiklan
(Advertiser) dengan pengguna twitter (Buzzer), dapat mendorong terjadinya viral
marketing melalui twitter.
Studi kasus tepat digunakan untuk meneliti masalah penelitian yang unik.
Karena itu, metode studi kasus tepat digunakan dalam penilitian ini. Keunikan
dalam penelitian ini terletak pada situs web yang menyediakan jasa self-service
untuk pengiklan yang ingin mengiklankan produknya melalui pengguna twitter
sehingga dapat mendorong terjadinya viral marketing melalui twitter. Berbeda
dengan
situs
web kebanyakan
yang
menjadi
media
beriklan,
seperti
tokobagus.com dan berniaga.com, www.sociabuzz.com hanya menjadi fasilitator
bagi pengiklan yang ingin beriklan di twitter.
Terdapat tiga tipe studi kasus tergantung pada jenis atau studi kasus yang
sedang atau akan dijalankan yaitu, eksploratif, eksplanatif, dan deskriptif.Dalam
penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan tipe studi kasus deskriptif.
Studi kasus deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan sebuah gejala atau kasus
secara komprehensif. 43 Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,
meringkaskan, berbagai kondisi situasi atau fenomena realitas ke permukaan
sebagai ciri, karakter. 44 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
menjelaskan dan memaparkan data yang diperoleh untuk mendapatkan gambaran
bagaimanasitus web www.sociabuzz.comdapat mendorong terjadinya viral
marketing melalui twitter.
43
Robert K. Yin. 2005. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.
Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
44
16
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian di sini adalah situs web www.sociabuzz.com.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data,
yaitu :
a. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Dalam
konteks ilmu komunikasi, penelitian dengan metode observasi biasanya dilakukan
untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait
dengan persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat. Sementara itu, beberapa
karakter dalam observasi, yaitu :
i. Peneliti mengamati gejala yang diteliti untuk waktu yang relatif lama dan
terus menerus
ii. Peneliti memiliki kesadaran penuh terhadap gejala atau realitas yang diteliti,
dan membuat catatan-catatan lapangan yang jelas mengenai bagaimana
pengamatan berlangsung, apa yang ditemui, dan mengungkapkan kesankesan terhadap gejala yang diamati
iii. Peneliti terus-menerus melakukan pengamatan secara seksama sambil
berimprovisasi, mengatasi persoalan yang ditemui untuk mencapai tujuan
penelitian
iv. Peneliti disarankan untuk senantiasa menyadari posisinya sebagai peneliti
agar dapat bekerja secara obyektif
v. Peneliti membuat konstruksi laporan, persoalan demi persoalan, dengan
mengacu kepada catatan lapangan
vi. Peneliti menjalin data dengan mengaitkan dengan tempat, pelaku, dan
kegiatan-kegiatan
vii. Peneliti membedakan unsur-unsur latar belakang situasi sosial yang
memberikan keterangan pada obyek yang menjadi fokus penelitian sehingga
17
pandangan atau penilaian yang dibuat peneliti memiliki konteks yang
jelas.45
b. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam atau in-depth interview secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan peneliti dengan cara tanya jawab antara
peneliti dengan informan, di mana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama. Yang membedakan dengan metode wawancara lainnya
adalah wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu
yang lama bersama informan, hal yang tidak terjadi pada wawancara pada
umumnya.
Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan dengan informan yakni
dai pihak pendiriwww.sociabuzz.com.
c. Dokumenter
Teknik pengumpulan dan pencarian data-data teori atau pemikiran para
ahli yang relevan dengan penelitian ini. Sumber yang digunakan meliputi : buku,
jurnal, surat kabar, majalah, internet, dan sumber lainnya, seperti : dokumen arsip
maupun catatan hasil penelitian dari lokasi penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh
adalah data kualitatif berupa kumpulan kata-kata bukan rangkaian angka sehingga
tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Kegiatan analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi46.
Data-data yang dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan studi
dokumen, kemudian dipilih yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah.
Selanjutnya data yang telah terkumpul diinterpretasi dengan menarik kesimpulan
sementara. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan
45
Weick dan Lindlof dalam Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS.
Hal.111-113
46
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis diterjemahkan
oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press. Hal. 16-21.
18
keabsahan data47. Sebelum penarikan kesimpulan akhir, akan dilakukan pengujian
validitas data dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik ini bertujuan untuk
me-recheck hasil penelitian dengan membandingkannya dengan berbagai sumber,
metode atau teori. Untuk me-recheck kembali hasil penelitian, peneliti dapat
melakukan dengan cara48:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat
dilakukan
Pada penelitian ini, data-data yang dikumpulkan berkaitan dengan
bagaimanasitus web www.sociabuzz.comdapat mendorong terjadinya viral
marketing melalui twitter. Kemudian, data tersebut dikorelasikan dengan sumber
data lain sehingga dapat memperkuat analisis data menjadi lebih terperinci.
Keseluruhan data disajikan dalam bentuk penjelasan tertulis sehingga mudah
dimengerti. Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi secara menyeluruh
mengenaisitus web www.sociabuzz.com, sebagai self-service twitter advertising
platform yang menghubungkan pengiklan (Advertiser) dengan pengguna twitter
(Buzzer) yangdapat mendorong terjadinya viral marketing melalui twitter.
47
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hal 247
48
Ibid. Hal 332.
19
BAB II
Komunikasi Pemasaran, Viral Marketing, dan Media Sosial
A. Komunikasi Pemasaran dan Media Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. 1
Tanpa komunikasi pemasaran, pemasaran suatu produk akan terasa
percuma. Dengan kata lain, sebuah produk yang bagus dengan pemasaran yang
tidak bagus, tidak akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan jika tidak
diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran disini
membantu kegiatan pemasaran untuk mengenalkan produk ke calon konsumen
atau justru menjaga konsumen yang ada agar tetap loyal terhadap produk. Salah
satu bauran dari komunikasi pemasaran adalah periklanan.
Iklan merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang dinilai
masih cukup
sukses untuk mempromosikan suatu produk. Iklan memiliki
beberapa fungsi yaitu, informing (memberi informasi), persuading (mempersuasi),
reminding (mengingatkan), adding value (memberikan nilai tambah), dan
assisting (mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan).2 Media beriklan pun
dapat beraneka macam, televisi, radio, surat kabar, internet, atau media luar ruang.
Semua media ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam pemilihaan media periklanan, pelaku komunikasi pemasaran juga
harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media.
Sehingga, komunikasi pemasaran yang dilakukan tepat sasaran dan pesan dapat
diterima dengan baik. Adapun media-media periklanan yang dapat menjadi
pilihan beserta kelebihan dan kekurangannya, antara lain 3:
1
Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jakarta: Erlangga. Hal. 5.
2
Ibid.
3
Ibid. Hal 508-546
20
Download