Kita akan menyelam lebih dalam lagi dalam pembahasan kita. Kerajaan Allah, Kisah di Balik Perjanjian Baru. Kita akan memperhatikannya dari kitab-kitab Injil. Kita sudah melihat Injil Kerajaan. Sang Raja sudah Datang dan sang Raja sudah Menang. Kemudian ada satu pertanyaan yang saya ajukan berdasarkan kebenaran itu, ‘Sudahkah anda Menerima Kerajaan itu? Dan sebelum anda menjawab pertanyaan itu saya ingin kita bersama-sama melihat apa artinya ‘Menerima Kerajaan.’ ‘Sudahkah anda Menerima Kerajaan?’ Dan kemudian melihat apa arti “Sudahkah anda Menerima Kerajaan?’ Apa artinya? Kita akan membahas hal itu Menerima Anugerah Kerajaan. Ketika anda melihat ke dalam Perjanjian Baru dan pengajaran Yesus, Kerajaan itu dijelaskan sebagai Anugerah dalam lima cara penjelasan. Pertama-tama: Kerajaan itu adalah Anugerah untuk Masa Kini dan Masa yang akan datang. Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru adalah Anugerah untuk masa kini dan masa yang akan datang. Dan yang saya maksudkan adalah bahwa Kerajaan itu merupakan suatu kenyataan di masa kini dan juga di masa yang akan datang. Jadi, hal itu merupakan sesuatu yang akan datang, tetapi juga sesuatu yang sudah ada di sini. Inilah yang ditekankan oleh Yesus berulangkali. Di dalam Lukas Pasal 17 ayat 20 sampai 25 Ia mengatakan kepada orang-orang Farisi yang diajar-Nya, Ia mengatakan Kerajaan Allah ada di antara kamu, Kerajaan itu ada di hadapanmu. Dan kemudian Ia mulai berbicara mengenai bagaimana Anak Manusia akan datang. Dan kamu akan melihat, Ia ada di sini dan sedang datang. Anda bisa membaca di dalam Matius Pasal 5 ayat 3 sampai 10 dalam Ucapan Bahagia. Ucapan bahagia di dalam Injil Matius Pasal 5 ayat 3 dimulai dengan perkataan “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya apa? Kerajaan Sorga. Ini dia. Kemudian ada Ucapan Bahagia lain di antaranya yang menuliskan 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Jadi di sini anda melihat tentang hal yang berkenaan dengan masa depan. Mereka akan menjadi sesuatu. Mereka akan memiliki sesuatu. Dan kemudian anda bisa melihat di dalam ayat 10 yang mengatakan 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Jadi anda melihat di sini gambaran tentang Kerajaan yang ada baik di masa sekarang ini maupun di masa yang akan datang. Kerajaan ini adalah anugerah untuk masa kini dan juga masa yang akan datang. Selanjutnya. Kerajaan itu adalah Anugerah cuma-Cuma. Lukas 12:32 mengatakan ... Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Ia berkenan memberikannya kepada kita. Yang ketiga : Anugerah karena Belas kasihan. Itulah yang dijelaskan di dalam Lukas Pasal 10 ayat 21 mengenai bagaimana Kerajaan itu tersembunyi bagi orang yang bijak dan pandai, tetapi karena perkenanan Bapa maka Ia menyatakannya kepada anda. Ia sangat berkenan untuk menunjukkan kepada anda Pemerintahan-Nya, Kebesaran dan Kasih Karunia-Nya. adalah anugerah karena Belas Kasihan. Kerajaan itu Yang Keempat: Kerajaan Itu adalah Anugerah yang Berharga. Matous 13:44 sampai 46 memberikan dua gambaran mengenai Kerajaan itu. Kerajaan itu seperti harta yang terpendam di ladang sehingga ketika anda menemukannya anda akan menjual semuanya karena ingin mendapatkan harta itu. Kerajaan itu juga seperti mutiara yang sangat berharga sehingga anda mau menjual semuanya untuk mendapatkan mutiara itu. Kerajaan itu sangat berharga. Kita sudah menemukan sesuatu di dalam Kerajaan Allah yang lebih berharga dari segala yang lain. Itulah kesaksian yang saya yakini saat ini. Ada yang lebih berharga dibandingkan semua yang lain. Dan itulah Kerajaan Surga itu. Yang terakhir: Kerajaan itu adalah Anugerah Kekal. Markus Pasal 10 ayat 17 sampai 31 adalah percakapan antara Yesus dengan seorang muda yang kaya. Dan Ia berbicara di dalam ayat 17 mengenai kehidupan kekal: Apa yang harus aku lakukan agar memperoleh hidup yang kekal? Dan kemudian Yesus mengatakan tentang apa yang terjadi ketika anda memasuki Kerajaan Allah. Kerajaan itu adalah Anugerah Kekal. Ini bukan hanya anugerah untuk saat ini, tetapi juga Anugerah untuk masa yang akan datang, jadi menyangkut semuanya. Kita menerima Kerajaan ini sebagai Anugerah. Allah menganugerahkannya kepada kita. Pemerintahan-Nya atas kehidupan kita dan yang kita lihat di dalam pengajaran Yesus, diberikan-Nya kepada kita. Tetapi kita juga adalah bagian dari Anugerah itu, Kita Masuk ke dalam Kehidupan dari Kerajaan Itu. Kita masuk ke dalam kehidupan dari Kerajaan itu. Dan saya mengajak anda berpikir mengenai hal ini dalam beberapa pemahaman. Yang pertama: Hal ini mencakup juga adanya sikap Berbalik secara Radikal kepada sang Raja. Berbalik secara radikal kepada sang Raja. Pertobatan adalah kata tema pemberitaan Kerajaan itu. Mengapa demikian? Karean itu berarti berbalik dari semua kerajaan dunia ini kepada Kerajaan-Nya. Itu berarti mengakui pemerintahan Yesus Kristus atas kehidupan kita di atas segala sesuatu. Ia adalah Tuhan. Itulah sebabnya bahkan di luar kitab-kitab Injil, kita bisa melihat kalau engkau mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan. Percaya di dalam hatimu bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Kisah Para Rasul Pasal 2 Ayat 36. Khotbah Kristen pertama yang secara jelas menyatakan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus. Dan kemudian Petrus mengatakan bertobatlah dan percaya kepada hal ini. Lihat Dia sebagai Tuhan. Lihat Dia sebagai Raja. Kita seringkali melewatkan hal ini bahkan ketika kita berbicara mengenai Keselamatan. Kita sering berbicara mengenai Keselamatan sebagai peristiwa dimana saya mengundang Yesus masuk ke dalam hati saya. Dan juga, meminta Yesus untuk mengampuni segala dosa saya. Dan memang hal itu merupakan unsur yang sangat penting di dalam keselamatan, tetapi masih ada hal penting yang lainnya. Tidak pernah ada satu peristiwapun di dalam Perjanjian Baru dimana seseorang datang kepada Yesus untuk meminta pengampunan dosa dan kemudian pergi untuk menjalani kehidupan yang sama lagi sekehendak hatinya. Di dalam keselamatan tercakup juga menundukkan kehidupan ke dalam Kerajaan-Nya. Memang di dalamnya ada pengampunan dosa. Dan juga, hal itu memang menjadi pemahaman yang paling mendasar mengenai Keselamatan. Itu sangat jelas. Tetapi kita juga harus tunduk kepada sang Raja. Dan karena itu mengundang Yesus masuk ke dalam hati kita mungkin bukan kata yang paling tepat untuk menggambarkan apa artinya mengikuti sang Raja itu. Itu inti dari penjelasan di sini. Dallas Willard pernah mengatakan, ‘Kita bersalah karena menjadi orang Kristen vampire yang mengatakan bahwa kita menginginkan sebagian darah-Nya tetapi tidak mau sungguh-sungguh menjadi murid atau meniru karakter Yesus. Bahkan mungkin ada yang langsung permisi meninggalkan Yesus untuk menjalani kehidupannya sendiri sambil mengatakan, ‘Sampai bertemu lagi nanti di surga.’ Kiranya Allah menolong kita agar tidak memisahkan diri dari Kerajaan Kekristenan ini. Berbalik secara Radikan kepada sang Raja. Yang Kedua: Kepercayaan yang Radikal kepada sang Raja. Kepercayaan yang Radikal kepada sang Raja. Matius Pasal 18 ayat 2 sampai 4 berbicara mengenai Yesus yang membawa anak-anak kepada-Nya dan kemudian mengatakan, kalau kamu mau masuk ke dalam Kerajaan Surga kamu harus menjadi seperti mereka ini. Dan kebenaran ini nampak dari peristiwa itu. Peristiwa itu memiliki gambaran yang sangat indah tetapi bisa disalahpahami sebagai ketidakdewasaan iman. Kadangkala kita melihat kisah itu dan kemudian kita berpikir, baiklah, Yesus sedang menjelaskan mengenai kesederhanaan pemikiran anak-anak tetapi kesederhanaan itu bukan kesederhanaan yang tidak mau tahu tentang banyak hal dan hanya puas sudah ada di dalam Kerajaan, dan kemudian hanya mau duduk berpangku tangan menjalani kehidupan Kekristenan tanpa mau sungguh-sungguh menggali kebenaran secara lebih mendalam lagi. Tantangan dari Perjanjian Baru adalah untuk memahami Firman Tuhan dan semakin anda memahaminya semakin anda bertumbuh untuk menjadi percaya dengan rendah hati seperti kanak-kanak kepada ayahnya. Hal itu bukan tanda ketidakdewasaan iman, tetapi kepercayaan yang lengkap dan total kepada Bapa. Wajah-wajah seperti itulah yang saya temukan di rumah kalau saya pulang dan kemudian anak-anak saya menyambut saya dengan tersenyum. Kepercayaan yang radikal kepada sang Bapa. Dan inilah yang akan anda lihat. Semakin kita belajar dari Perjanjian Baru, dan semakin dalam kita menggali kepada pengenalan akan Allah, semakin sederhana pertumbuhan keyakinan dan kepercayaan kita yang penuh kepada-Nya. Jadi bukan ketidakdewasaan iman, tetapi kepercayaan yang penuh kepada Bapa. Injil memanggil kita untuk percaya kepada-Nya akan semuanya, segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan kita. Baik, yang terakhir. Berbalik secara Radikal, Kepercayaan yang Radikal, dan yang terakhir Perubahan yang radikal oleh sang Raja. Yang terjadi ketika Kerajaan-Nya menjadi kenyataan di dalam kehidupan kita dan mulai mempengaruhi seluruh wilayah kehidupan kita dan kehidupan kita sekarang ada di bawah Kerajaan-Nya. Dan kita melihat kekuasaan-Nya atas kehidupan kita di rumah dan kehidupan kita di dalam pekerjaan dan kehidupan kita ketika bermain dan kehidupan kita di sekolah. Semua yang kita lakukan menjadi kesempatan bagi Kerajaan Allah, Pemerintahan-Nya, Kekuasaan-Nya masuk ke dalam setiap sisi kehidupan kita. Bukan memilah-milah kehidupan Kristen sebagaimana yang secara salah sering kita lakukan yang kemudian kita munculkan di dalam kehidupan kita. Ia adalah Raja atas seluruh unsur kehidupan kita. Dan Ia mengubahkan semuanya untuk membawa Kemuliaan bagi diri-Nya. Dan inilah keindahan Kerajaan itu, bahwa sekarang ini, kehidupan anda di dalam pekerjaan anda, di tempat kerja atau di sekolah dan di lingkungan anda sekarang dipakai sepenuhnya bagi Kerajaan itu. Dan Allah berkenan untuk dimuliakan sebagai Raja dalam cara anda bekerja sebagai guru atau cara anda bekerja sebagai pengacara atau cara anda bekerja di rumah. Di dalam semuanya itu, Ia adalah Raja. Jadi bagaimana Perubahan itu bisa terjadi? Yang pertama, Kita menerima Pengajaran dari sang Raja. Kita menerima pengajaran dari sang Raja. Saya memasukkan Khotbah di Bukit dalam daftar ini, tetapi juga Yohanes 8:31 sampai 36. Ia berbicara mengenai kemerdekaan yang ada di dalam Kerajaan itu. Bagaimana kemerdekaan itu terjadi? 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Kamu akan menerima kebenaran, mengetahui ajaran-Ku. Kita adalah murid-murid sang Raja. Mengapa kita berkumpul dalam ibadah? Dan yang memotivasi kita melakukan semua ibadah setiap kali kita mendapatkan kesempatan untuk melakukannya dan untuk mempelajari Firman adalah karena kita mendengar pengajaran sang Raja ini. Dan kita adalah murid-murid-Nya. Kita belajar dari-Nya. Kita mendengar Firman-Nya. Kita menerima pengajaran sang Raja. Bukan hanya menerima pengajaran-Nya, tetapi Kita Mewujudkan Karakter sang Raja. Yohanes 14:15 sampai 21. Perhatikan ayat-ayat itu. Di bagian awal Ia mengatakan 15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Dan kebenaran ini menyimpulkan pengajaran-Nya juga. Di bagian tengah dan dalam perbuatan-Nya Ia menjelaskan bahwa Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku. Kamu adalah perwujudan dari Karakter sang Raja itu. Tujuan dari Pengajaran sang Raja adalah Perubahan di dalam Karakter kita. Inilah sebabnya kita mengenal Firman dan inilah sebabnya Firman harus menjadi pusat bagi Gereja karena hanya melalui Firman sajalah kita bisa menjadi semaki serupa dengan gambaran Kristus dan karakter Kristus. Inilah jalan yang membuat semuanya itu bisa terjadi. Jadi bukan cerita yang perlu kita dengar atau hiburan yang perlu kita dapatkan tetapi Firman itulah yang kita perlukan senantiasa di dalam kehidupan kita karena Firman sajalah yang memiliki kuasa untuk mengubahkan karakter kita untuk menjadi seperti karakter sang Raja. Kita Mewujudkan Karakter sang Raja. Dan yang Ketiga: Kita Mengalami Kuasa Sang Raja. Lukas pasal 10. Mari kita lihat Lukas Pasal 10. Saya ingin kita memperhatikan ayat 9. Lukas Pasal 10 ayat 9. Ini mengenai Yesus mengutus 72 orang ke dalam pelayanan dan saya ingin anda mendengar apa yang dikatakan-Nya kepada mereka di dalam Lukas 10 ayat 9. Kita mulai saja membaca ayat 8 untuk melihat konteksnya. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orangorang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.’ Sekarang kita lihat Yesus mengutus mereka keluar. Ia sudah melakukan penyembuhan, tetapi sekarang Ia mengutus mereka untuk pergi dan menyembuhkan dan memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Jadi itulah yang mereka lakukan dan kemudian mereka kembali. Dengarkan ayat 17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu. Mereka sangat bersemangat. 18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Ia sudah memberikan kuasa itu. 20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga. Apakah inti dari semua mujizat? Untuk menunjukkan kekuasaan Allah atas diri kita secara pribadi di dalam kehidupan kita. Sang Raja sudah datang. Dan ketika Ia memberikan kuasa-Nya, mereka melihat bahwa setan-setan tunduk kepada mereka, mereka melihat hasil dari peristiwa itu dan mereka menjadi sangat bersukacita. Dan Yesus mengatakan, ‘Itu bagus sekali, Aku sudah memberikan kuasa-Ku kepadamu, tetapi jangan lupakan alasannya. Aku memberikan kuasa-Ku kepadamu agar kamu berada di dalam Kerajaan-Ku dan orang-orang lain juga akan dibawa ke dalam Kerajaan itu. Kemudian anda masuk ke dalam Pasal 14 ayat 12 dan Yesus mengatakan perkataan ini di sana. Ia mengatakan bahwa segala sesuatu yang mereka lihat dilakukan oleh Yesus, mereka akan melakukan lebih besar lagi. Bagaimana pandangan anda mengenai hal itu? Yesus yang sudah melakukan segala perkara itu kemudian datang dan mengatakan kamu akan melakukan lebih besar lagi. Bagaimana mungkin kita melakukan yang lebih besar? Gereka memiliki Kuasa untuk pergi dan memberitakan Kerajaan sehingga banyak pria dan wanita, laki-laki dan perempuan dari segala bangsa sebagaimana yang dijanjikan Firman Allah, akan datang ke dalam Kerajaan itu. Inilah Kuasa yang besar dan juga hak istimewa untuk menjadi bagian dari Kerajaan yang melakukan lebih besar dari yang kita lihat di dalam kehidupan Yesus karena Ia melakukan semuanya melalui kita masing-masing yang percaya kepada-Nya. Kita Mengalami Kuasa sang Raja. Yang terakhir: Kita Mengikuti Missi sang Raja. Kita Mengikuti Missi sang Raja. Dan saya mendaftarkan bahwa Amanat Agung dituliskan di dalam Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dan hal ini membawa kita ke bagian selanjutnya dari Kerajaan Allah itu. Kita sudah melihat Injil Kerajaan, sang Raja sudah Datang, sang Raja sudah Menang, lalu pertanyaannya adalah ‘Sudahkah Anda Menerima Kerajaan itu?’ Apakah Kerajaan itu sudah menjadi kenyataan di dalam kehidupan anda, dalam hal ketundukkan anda kepada Kristus? Apakah ketundukan itu ada? Kalau tidak, saya mendorong anda untuk melihat kehidupan anda sebagai gambaran dari Kerajaan-Nya. Itulah yang diajarkan Yesus kepada kita. Kalau anda sudah menerimanya, anda menerima Kerajaan-Nya,Ia menunjukkan kekuasaan-Nya di dalam segenap sisi kehidupan anda. Kita beralih dari Kristus kepada Gereja ketika kita masuk ke dalam Kisah Para Rasul. Missi dari sang Raja. Saya ingin anda melihat bersama-sama saya dari Kisah Para Rasul Pasal 1, di awal sekali, untuk melihat awal dari semua penjelasan tentang bagian ini. Kisah Para Rasul Pasal 1 Yesus jelas sekali saat itu sudah mati di kayu salib, sudah bangkit dari kubur-Nya dan kemudian di dalam Kisah Para Rasul 1 ayat 6 dikatakan demikian: 6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ ... mereka adalah Yesus dan para murid-Nya. Tentu saja Yudas Iskariot tidak ada di sana saat itu “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan apa? ... kerajaan bagi Israel?” Apakah ini saatnya? Setelah Engkau bangkit dari kubur. Baik. Lalu bagaimana caranya hal itu akan terjadi? 7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Apakah anda melihat apa yang terjadi di sini? Orang-orang itu masih saja berpegang kepada pemahaman bahwa Kerajaan Allah akan dinyatakan dengan cara seperti yang mereka kehendaki. Mungkin setelah Yesus bangkit kembali dari kematian, maka tiba saatnya untuk memulihkan kerajaan bagi Israel? Dan Yesus mengatakan ‘Tidak. Kamu tidak perlu mengetahui masa dan waktunya.’ Tetapi pada dasarnya yang dikatakan oleh Yesus adalah ‘Ada pekerjaan yang harus kita selesaikan. Inilah yang akan Aku lakukan, Aku akan memberikan Roh Kudus kepadamu dan kamu akan pergi ke segala bangsa dan menjadikan Kerajaan-Ku dikenal. Kamu akan menjadi saksi bagi Kerajaan di Yerusalem dan Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Dan hal itu yang menjadi puncak dari gambaran tentang Gereja di dalam Kerajaan-Nya. Ia mengatakan, ‘Kita memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan dan Roh Kudus akan memampukan kamu melakukannya.’ Karena itu saya ingin agar kita berpikir mengenai sang Raja. Setelah peristiwa itu Ia naik ke surga dan para murid sangat terkejut. Apa yang harus dilakukan? Mereka saat itu ada di Yerusalem. Jadi sang Raja tetap ada di sana, meski Ia naik ke surga tetapi tidak berarti bahwa Ia hilang dari gambaran Kerajaan. Sang Raja sudah datang. Sang Raja sudah menang. Kebenaran yang selanjutnya dan kebenaran yang pertama di bawah Penjelasan tentang Missi dari Kerajaan. Sang Raja Memegang Kendali. Sang Raja memegang kendali. Ini sesuatu yang sangat indah. Yesus memang sudah naik ke surga tetapi saya ingin anda melihat beberapa hal mengenai Yesus bahkan setelah Ia naik ke surga Pertama-tama: Ia Memiliki Rancangan. Ia memiliki Rencana. Dan saya ingin anda melihat tentang rencana Yesus ini dalam beberapa hal Yang Pertama: Rancangan-Nya tidak pernah Gagal. Ia memiliki rancangan dan rancangan-Nya tidak pernah gagal. Saya mau menunjukkan hal ini kepada kita. Anda bisa melihat kebenaran ini di dalam banyak ayat. Di dalam Injil Lukas ada banyak penjelasan tentang hal itu, dan beberapa kata memiliki kata dasar yang sama dalam bahasa Yunani, meski diterjemahkan secara berbeda. Di sana dijelaskan mengenai bagaimana hal itu akan terjadi atau mengapa penting bahwa hal itu harus terjadi. Mengapa penting? Mengapa harus terjadi? Karena yang terjadi bukanlah kebetulan yang terjadi secara acak, kacau balau. Mari kita lihat Kisah Para Rasul Pasal 1 dan tema bagian ini bisa dilihat ada dalam beberapa ayat. Lihat ayat 16. Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 16, mulai membaca ayat 15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: 16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Kemudian di dalam ayat 21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami. Lalu di dalam Pasal 2 ayat 23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka... Hal itu memang sudah seharusnya terjadi. Kemudian kita lanjutkan pasal 3 ayat 12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?” Bukan itu yang terjadi. Tetapi hal itu memang sudah seharusnya terjadi. Allah yang melakukannya. Perhatikan Pasal 4 ayat 21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. Yang kita lihat berulangkali ada di dalam Kisah Para Rasul adalah bahwa semua yang terjadi memiliki alasan. Semuanya ada alasannya. Rencana yang dimiliki Allah tidak pernah ada yang gagal. Sekarang saya ingin mengajak kita melihatnya secara lebih terperinci. Ia merencanakan, Yesus Memang Merencanakan untuk naik ke Kayu salib. Yesus sudah membuat rencana untuk naik ke kayu salib. Kita sama sekali tidak akan menemukan penjelasan sedikitpun di dalam Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa Kayu salib itu hanya terjadi sebagai sebuah kebetulan belaka. Tidak demikian, Aku mengutus Anak-Ku dan itulah yang terjadi. Anda bisa melihat di dalam Kisah Para Rasul 2 ayat 23 yang baru saja kita baca, sangat menarik sekali. Anda tahu, hal itu menjadi topik yang sangat hangat di dalam gereja kita di jman ini, mengenai predestinasi dan pilihan. Perhatikan Kisah Para Rasul 2:23. Di sana dikatakan 23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, jadi memang rencana Allah untuk menyerahkan Yesus ke kayu salib; telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Jadi Allah memang sudah merancangnya dan pada saat yang sama memilih Dia untuk disalibkan. Jadi kedaulan Allah dan tanggungjawab manusia atas apa yang terjadi berjalan bersama-sama. Dan sayangnya di jaman ini banyak yang menghabiskan waktu dan energi dalam usaha untuk memperdebatkannya, tetapi sebenarnya, keduanya ada di dalam Firman Allah. Kedaulatan Allah dan tanggungjawab manusia keduanya ada di sana secara berdampingan. Anda melihatnya lagi di dalam Pasal 4 ketika mereka berdoa setelah mengalam penganiayaan. Pasal 4 ayat 27 mengatakan Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, Mereka bersekongkol. Kemudian lihat ayat 28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Kedaulatan Allah, rencana-Nya, tanggungjawab manusia, semuanya ada bersama-sama. Semua itu tidak saling bertentangan. Dengan caranya semuanya berkaitan secara erat di dalam Alkitab. Allah di memiliki Rancangan. Yesus merencanakan untuk naik ke kayu salib. Semua ayat yang anda baca di Injil Lukas berbicara mengenai bagaimana Yesus menetapkan diri-Nya untuk menuju ke Yerusalem dan ke kayu salib. Lukas 9 ayat 51 adalah titik balik di Kitab Lukas dimana dikatakan Yesus memutuskan bahwa Ia akan menuju ke Yerusalem. Yohanes 10 ayat 18 mengatakan tidak seorangpun mengambil nyawa-Ku, Aku sendiri yang menyerahkannya. Ia memang memiliki rencana untuk naik ke kayu salib. Semua itu memang bagian dari keseluruhan rancangan Kristus. Bukan hanya itu, tetapi Ia juga Merencanakan Untuk Bangkit dari Kematian. Saya senang bahwa hal ini merupakan bagian dari rencana Kristus. Kisah Para Rasul Pasal 2 ayat 24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Dan kemudian ketika anda masuk ke Pasal 13 dikatakan juga hal yang sama. Ia merencanakan untuk naik ke kayu salib. Ia merencanakan juga untuk bangkit kembali dari kematian. Kemudian, Ia merencanakan Untuk Mengutus Roh Kudus. Ia merencanakan untuk mengutus Roh Kudus. Ketika anda melihat ke dalam Kisah Para Rasul Pasal 2 dan Roh Kudus turun di ayat 1 sampai 4, anda melihat rencana Allah sepenuhnya digenapi. Ia mengatakan 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk. Mari kita kembali dan memperhatikan, dan mungkin membuat catatan, ke dalam Yehezkiel Pasal 37 Ayat 9 sampai Ayat 14 yang berbicara mengenai Roh Allah yang akan turun ke atas umat-Nya dan gambaran itulah yang kemudian memuncak dalam peristiwa yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul Pasal 2. Dan kemudian dikatakan di dalam ayat 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Anda bisa kembali melihat ke dalam Keluaran Pasal 19, Pasal 32 dan anda akan melihat gambaran yang sama di dalam Firman Allah di sana. Kemudian di hari itu, 3000 orang yang mengalami kematian dalam Keluaran 32. Dan demikian juga, pada hari ketika Roh Kudus turun, 3000 orang menjadi percaya kepada Kristus. Pasal ini merupakan kebalikan yang sangat menyolok dari Keluaran 32. Dan anda melihat apa yang kemudian terjadi 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Kita bisa mendapatkan gambarannya di dalam Kejadian Pasal 11 yaitu ketika penghukuman Allah membuat manusia tercerai-berai dan saling terbagi dalam kekacauan. Ketika Roh Allah turun yang anda lihat adalah kesatuan di antara segala bangsa karena hanya ada satu Injil yang diberitakan dalam berbagai bahasa yang berbeda itu. Semua yang ada di dalam Perjanjian Lama itu menjadi rangkaian untuk apa yang terjadi di dalam Kisah Para Rasul Pasal 2. Allah merencanakan untuk mengutus Roh-Nya pada saat itu. Semua itu adalah bagian dari Rancangan Allah. Ia merencanakan untuk naik ke kayu salib, bangkit kembali dari kematian, dan mengutus Roh Kudus.. Dan Ia Merencanakan Membawa Bangsa-Bangsa Kepada-Nya. Ia merencanakan untuk membawa bangsa-bangsa kepada-Nya. Anda melihat beberapa ayat yang menjelaskannya. Matius 10:5 dan 6, Matius 15:24 berbicara mengenai bagaimana Yesus datang dengan jelas untuk bangsa Israel, untuk umat Israel; Ia datang untuk domba-domba yang hilang dari antara bangsa Israel. Tetapi kemudian anda melihat di dalam Matius 28:18 sampai 20 anda akan melihat bahwa Ia mengatakan pergi jadikanlah segala bangsa murid-Ku. Gambaran lengkapnya adalah bahwa Yesus datang untuk melayani dombadomba yang sesat di antara kaum Israel, dan membangkitkan satu pasukan yang kemudian akan pergi ke segala bangsa. Dan itulah yang menjadi penggenapan Kejadian Pasal 12 ayat 1 sampai 3. Ia merencanakan untuk membawa bangsa-bangsa kepada-Nya. Semua itu menunjukkan bahwa Allah memiliki rencana. Jadi ketika Yesus sudah naik ke surga, Ia masih tetap saja memegang kendali. Segala sesuatu masih tetap bekerja sesuai dengan rencana-Nya. Bukan hanya Ia memiliki Rencana, tetapi Ia Memiliki Kuasa Untuk Menggenapkan Rencana ini. Ia memiliki kuasa untuk menggenapkan rencana ini. Yang Selanjutnya, Kedaulatan-Nya Tidak Bisa Dihentikan. Daniel Pasal 7, Ayat 13 dan 14. Berbicara mengenai Anak Manusia yang akan memiliki Kekuasaan yang Penuh dan Pemerintahan atas segala bangsa dan bahasa. Itulah nubuat mengenai Anak Manusia di dalam Daniel Pasal 7. Ketika Yesus bangkit kembali dari kematian dan kemudian memberikan Amanat Agung di dalam Matius 28, Ia memulai dengan mengatakan Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dengan kata lain semua pemerintahan adalah milik-Ku. Ini penggenapan dari Daniel 7:13 dan 14. Kisah Para Rasul Pasal 7 ayat 54, 55. Ini mengenai perajaman kepada Stefanus. Ayat 55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah 56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Stefanus tidak mengatakan kalau ia melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Ia mengatakan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Ini penyebutan langsung dari nubuat dalam Daniel Pasal 7 ayat 13 dan 14. Hampir tidak ada orang selain Yesus sendiri yang menyebut-Nya sebagai Anak Manusia. Tetapi Stefanus melakukannya pada saat itu untuk menunjukkan bahwa Ia memiliki kedaulatan atas segala sesuatu di dalam keadaan ini. Ia hampir dirajam atas imannya, tetapi Yesus memiliki kedaulatan atas segala sesuatu yang ada. Kemudian ia benar-benar dirajam dan apa yang terjadi? Injil berkembang luas. Kisah Para Rasul Pasal 8 menjelaskan Injil tersebar ke Yudea dan Samaria. Dan kemudian kalau anda sampai ke Kisah Para Rasul Pasal 11 ayat 19 disana dikatakan bahwa ada gereja di Antiokhia sebagai akibat dari penganiayaan yang berkaitan dengan Stefanus. Kedaulatan Yesus tidak bisa dihentikan. Ia akan menunjukkan kedaulatan-Nya atas Iblis. Ini gambaran yang luar biasa. Anda bisa melihat bahwa di dalam Kisah Para Rasul Pasal 7 dan 8 Iblis berusaha untuk menghentikan Gereja berjuang bagi kemajuan Gereja. Apakah itu memberikan kepada anda keyakinan akan Missi yang diembankan oleh Allah kepada anda? Kalau ada usaha yang dilakukan seteru kita untuk menghentikan kita, Allah akan mengubahnya menjadi keuntungan bagi kita. Ia memiliki kedaulatan dan kedaulatan-Nya tidak bisa dihentikan. Bukan hanya Ia memiliki kedaulatan, tetapi Firman-Nya tidak bisa Dihentikan. Semua ayat-ayat yang saya jelaskan, menurut saya sangat penting dan saya sungguh-sungguh berharap ada waktu untuk menjelaskannya, untuk melihat bagaimana Firman Tuhan ditekankan karena ketika Firman bergerak maju maka tidak ada yang bisa menghentikannya. Itulah sebabnya mereka berdoa ketika dianiaya. Itu juga yang saya rasa menjadi bahan doa kita. Kisah Para Rasul Pasal 4, di bagian akhir, menjadi petunjuk yang sangat indah bagi kita tentang bagaimana berdoa untuk saudara-saudara seiman yang dianiaya. Ayat 23 sampai 31. Pada dasarnya yang kita doakan adalah 29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Inilah yang mereka doakan. Biarkan saja Firman maju terus. Lakukan apa yang perlu dilakukan. Biarlah Firman-Mu diberitakan. Firman itu tidak bisa dihentikan. Intinya adalah, tidak ada yang bisa dan yang akan bisa mencegah tergenapinya rencana-Nya. Ketika sampai di bagian akhir, Kisah Para Rasul Pasal 28 ayat 30 dan 31, anda bisa melihat di sana dan membuat catatan, karena ini bagian yang sangat penting, di bagian akhir dikatakan 30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apaapa ia memberitakan Kerajaan Allah ... ini dia.. dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. Hal yang sangat menarik adalah bahwa ketika disebutkan di dalam ayat tadi tanpa rintangan di dalam Kisah Para Rasul 28:31, tanpa rintangan ia memberitakannya, dan kata ini memang yang dijelaskan dalam bahasa aslinya. Dalam bahasa Yunani, tanpa rintangan adalah memang kata yang dipakai oleh Kisah Para Rasul untuk menjelaskan kemajuan Injil yang tidak mengalami rintangan. Tidak ada yang bisa menghentikan Firman ini dan itulah janji yang bisa dan harus kita pegang teguh saat ini. Di dalam Perjanjian Baru, banyak orang-orang Yahudi yang tidak percaya, menganiaya Gereja, tidak ada yang bisa menghentikan kemajuannya. Dan memang tidak ada, sama sekali tidak ada yang bisa mencegah tercapainya missi itu. Satu-satunya pertanyaan adalah ‘Apakah Gereja Sedang Berjalan dalam Ketaatan kepada Rencana Allah?’ Yang sangat menarik adalah ada beberapa titik di dalam Kisah Para Rasul dimana anda bisa melihat Gereja Melawan Rencana Allah. Kisah Para Rasul 11 adalah salah satu contohnya. Ketika orang-orang bukan Yahudi menjadi percaya kepada Kristus, kata mereka, ‘Bolehkah? Apakah kita bisa menerima mereka? Mari kita bertemu dan berbicara besama mengenai permasalahan ini.’ Hal itu membuat terjadinya Kisah Para Rasul Pasal 15. Dan inilah yang harus kita lihat, kita harus belajar dari sejarah umat Allah. Rancangan Allah di sepanjang Perjanjian Lama, yang kita lihat saat kita belajar Perjanjian Lama, adalah bahwa Ia akan memberkati umat-Nya dengan cara yang luar biasa sehingga kemuliaan-Nya akan dikenal melalui mereka di segala bangsa. Itulah keseluruhan rencana-Nya. Tetapi mereka menolaknya. Tahun demi tahun, generasi demi generasi, mereka menolak dan tidak melakukannya. Kemudian anda masuk ke dalam Perjanjian Baru. Sang Raja datang kepada umat-Nya dan apa yang mereka lakukan? Mereka menolaknya juga. Kitab-kitab Injil dan keseluruhan Kisah Para Rasul merupakan kisah tentang Allah Bertindak dan Allah ditolak berulangkali. Anda melihat Dia ditolak di Yerusalem, ditolak oleh orang-orang Yahudi, itu yang nampak di dalam pernyataan Kisah Para Rasul 6 dan 7. Dan kemudian bahwa di dalam Gereja dimana anda melihat ada Missi, Allah dan umat-Nya ditolak. Itu tidak terjadi secara disengaja. Tidak berarti bahwa kita langsung datang kepada Allah dan mengatakan, Tuhan, kami tidak mau melakukan apa yang Engkau kehendaki. Tetapi Gereja begitu disibukkan dengan banyak hal lain dan melupakan Missi yang merupakan tujuan keberadaan mereka. Apakah ada pesan bagi kita sendiri di sini? Kiranya Tuhan menolong kita agar tidak menjadi terlalu terbawa kesibukan demikian seperti bangsa Israel di Perjanjian Lama karea kebanggaan pribadi kita dan apa yang kita lakukan di sana-sini, yang membuat kita menjadi bangsa yang tuli karena keinginan sendiri, sementara kehendak-Nya adalah agar manusia datang kepada iman dan percaya. Inilah sebabnya Lukas mengatakan di bagian akhir Injilnya Yesus mati supaya pertobatan dan pengampunan dosa bisa diberitakan ke segala bangsan. Jadi kita tidak hanya mengatakan bahwa ketika Yesus mati, Ia mati bagi saya. Kita mengatakan ‘Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia tidak hanya mati bagi saya. Ia mati supaya pertobatan dan pengampunan dosa diberitakan di antara segala bangsa di dunia ini dan saya tidak akan menolak missi ini. Saya akan memberikan diri saya untuk missi ini.’ Dan sebagai Gereja kita harus memberikan diri kita kepada missi itu karena kalau tidak, kita akan kehilangan missi itu dan kemudian kita akan menolak missi serta meleset dari tujuan yang semula akan keberadaan kita. Inilah sebabnya mengapa Missi Harus Menjadi Pusat di dalam Kerajaan di dalam Gereja. Anda tidak boleh menyisihkannya. Apakah Gereja sedang melakukan apa yang sesuai dengan rencana Allah? Saya rasa Perjanjian Baru memberikan pengharapan itu kepada kita. Tetapi ketika hal itu terjadi, apa yang kemudian terjadi? Saya berdoa agar kita belajar dari hal itu. Bagian yang kedua dari Missi Kerajaan. Sang Raja Punya Komunitas. Sang Raja Punya Komunitas Baru. Yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru adalah Yesus melebarkan Kerajaan melalui Gereja. Sampai titik ini, umat Allah adalah bangsa Israel, memang ada beberapa orang luar, tetapi kebanyakan orang Israel. Kemudian anda melihat gambaran tentang Gereja di dalam Kisah Para Rasul dan khususnya di dalam surat-surat Rasuli yang menolong kita memahami Kisah Para Rasul dengan lebih baik dan kita melihat gambaran yang sama sekali berbeda. Kerajaan itu menjadi terbuka bagi semua bangsa, semua manusia, Yahudi, bukan Yahudi, budak, merdeka, semua bisa masuk. Saya ingin memperjelas gambaran yang kita lihat ini. Pertama-tama, Komunitas gereja ini adalah yang Dipanggil oleh Belas Kasihan Kristus. Dipanggil oleh belas kasihan Kristus. Mari kita lihat bersama 1 Petrus Pasal 2. Ingat bahwa Surat ini dituliskan di tengah penganiayaan yang dilakukan oleh Nero ketika orang-orang percaya banyak yang dibakar hidup-hidup menjadi obor di taman-taman. Gambaran tentang penderitaan. 1 Petrus Pasal 2 Ayat 4. Dengarkan apa yang dikatakan kepada Gereja. Di sana dikatakan 4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. 5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Apakah ini gambaran tentang orang-orang Yahudi? Tetapi ayat-ayat ini dituliskan kepada orang-orang percaya yang bukan Yahudi. Lalu Petrus menambah penjelasannya dengan mengutip dari Perjanjian Lama dan di dalam ayat 9 ia mengatakan 9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Kita ada di sini karena Allah sudah memanggil nama kita dan sudah memulai adanya hubungan dengan kita. Dan Ia mengatakan kepada kita kamulah umat-Ku; sekarang beritakan perbuatan-perbuatan besar-Ku kemanapun kamu pergi. Kamulah umat-Ku. Inilah yang dikatakan di sepanjang Perjanjian Lama kepada bangsa Israel. Sekarang Allah mengatakan hal itu kepada Gereja. Kalimat ini penuh dengan penggambaran Perjanjian Lama. Ia Memanggil Kita oleh Belas Kasihan. Yang Kedua: Kita Disatukan oleh Iman di dalam Kristus. Kita disatukan oleh iman di dalam Kristus. Galatia Pasal 3 ayat 6 dan 8 serta 26 sampai 29 menjadi gambaran yang sangat jelas akan hal ini. Dan kemudian anda bisa melihat hal itu juga di dalam Ibrani Pasal 11, dan bagian ini juga menuliskan sesuatu yangs angat indah, khususnya 11:26 karena dikatakan bahwa Musa menganggap kehinaan karena Kristus sebagai sesuatu yang layak untuk dikejar. Musa? Kehinaan karena Kristus? Ya. Kita disatukan bahkan dengan orang-orang percaya dari masa Perjanjian Lama di dalam iman. Iman mereka adalah iman kepada apa yang akan datang, iman kita adalah iman kepada janji yang sudah kita lihat di dalam kedatangan Kristus. Disatukan oleh Iman di dalam Kristus. Dan Ketiga: Dipenuhi dengan Roh Kristus. Dipenuhi dengan Roh Kristus. Efesus 1:13 dan 14. Kita tidak memiliki waktu untuk masuk secara mendalam, tetapi di saan dijelaskan gambaran yang sangat indah mengenai kesatuan orang-orang Yahudi dengan orang-orang bukan Yahudi. Keseluruhan isi surat Efesus dituliskan untuk menjelaskan mengenai hubungan orang-orang Yahudi dengan orang-orang bukan Yahudi. Dia Menyatakan Kerajaan itu di dalam Gereja. Ok? Jadi Ia memanggil kita. Ia memanggil kita karena belas kasihan, meluaskan Kerajaan melalui Gereja dan Ia menyatakan Kerajaan-Nya di dalam Gereja. Gereja Terdiri atas Tubuh Kristus. Efesus 2, semua ayat di dalam Efesus berbicara mengenai bagaimana kita adalah Tubuh Kristus. Tubuh diungkapkan berulangkali. Jadi kita adalah anggota Tubuh Kristus. Yang Kedua: Gereja Memiliki Tubuh Kristus. Ingat kembali apa yang ditulis di dalam Lukas Pasal 10 ayat 9 ketika para murid menerima kuasa untuk menyembuhkan? Kita melihat hal itu dan mereka sangat bergembira ketika mengatakan bahwa roh-roh jahat tunduk juga kepada nama Kristus. Ketika anda melihat Kisah Para Rasul Pasal 3, Petrus pergi ke Bait Suci bersama dengan Yohanes dan di sana ada seorang lumpuh yang duduk di pintu gerbang yang disebut sebagai Gerbang Indah dan kemudian Petrus mengatakan, ‘bangkit dan berjalanlah’ dan seketika orang itupun bangkit dan berjalan. Dan yang kita lihat sejak awal dari Gereja adalah bahwa Kedaulatan Kristus itu sekarang menjadi milik Gereja. Ia sudah memberikan, mempercayakan Kedaulatan yang dimilikiNya kepada Gereja, dan bentuk yang paling nampak adalah dengan memberikan Roh Kudus kepada kita. Kita bisa saja secara selintas melakukan kekeliruan dengan mengatakan bahwa Allah ‘menginvestasikan Roh-Nya di dalam kita.’ Sebenarnya, Allah memberikan Roh Kudus kepada kita. Ini kebenaran yang sangat agung, tanggungjawab yang besar. Kalau anda tidak kagum akan kebenaran ini, maka ada yang belum sungguh-sungguh anda tangkap mengenainya. Ia memberikan Roh-Nya kepada kita, Roh dari Allah yang Hidup beserta segala Kedaulatan yang dimiliki-Nya..diberikan kepada kita. Kita tidak bisa hidup menjadi orang Kristen yang kalah dengan Roh Kudus di dalam diri kita. Kita adalah Tubuh Kristus. Kita Memiliki Kedaulatan Kristus. Ketiga: Gereja Mewujudkan Kasih Kristus. Gereja Mewujudkan Kasih Kristus. Di seluruh bagian surat Efesus, surat Mengenai Gereja, anda melihat Kasih itu. Tanda yang sangat khas dari Gereja adalah adanya Kasih. 1 Yohanes 3:16 sampai 18. Kita menunjukkan kasih satu kepada yang lain dengan memberikan hidup kita bagi sesama. Anda memahami bahwa itulah tujuan dari Gereja, kita ada untuk menjadi gambaran dari kasih Kristus di dunia ini dan ketika dunia memandang kita, kalau mereka tidak melihat adanya komunitas kasih, artinya kita sedang kehilangan apa sebenarnya makna dari menjadi bagian di dalam kerajaan-Nya. Mereka perlu melihat adanya komunitas kasih yang menjadi perwujudan dari kasih kepada sesama dan perwujudan kasih serta perhatianNya, perhatian-Nya kepada manusia di dunia ini. Kasih haruslah menjadi tanda khas bagi Gereja. Kita tidak bisa berkompromi dalam hal Kasih di dalam Gereja. Gereja mewujudkan Kasih Kristus. Gereja Menggenapkan Penderitaan Kristus. Kita sudah menyebutkan di dalam Filipi Pasal 1, kita sudah membicarakan mengenai penderitaan. Kolose Pasal 1 Ayat 24 sampai 27 menjelaskan hal yang sama. Dikatakan di sana menggenapkan kata Paulus dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus. Apa artinya? Apakah berarti kesengsaraan yang di atas kayu salib itu tidak cukup untuk menyelamatkan saya dari segala dosa saya? Bukan. Jangan salah paham. Mungkin ada di antara anda yang memang mulai bertanya-tanya mengenai hal ini, bagaimana penjelasannya? Mengapa penderitaan, bagaimana penganiayaan bisa menjadi sesuatu yang baik? Mari kita pikirkan bersama. Bagaimana cara yang paling jelas bagi Allah untuk menunjukkan kasih-Nya kepada dunia? Ia melakukannya melalui hamba-Nya yang menderita, melalui pengorbanan Anak-Nya. Demikianlah Ia secara paling jelas menunjukkan kasih-Nya. Jadi kalau kita berasumsi bahwa strategi-Nya belum berubah, bagaimana cara Dia secara paling jelas menunjukkan kasih-Nya kepada dunia di jaman ini? Bagaimana kita menunjukkan, perwujudan dari karakter Kristus kalau segala sesuatunya baik bagi kita? Sebenarnya ketika apa yang terjadi tidak lagi baik bagi kita dan ketika penderitaan sampai ke saat-saat yang paling buruk, dan saya tidak perlu memberikan contohnya secara terperinci karena saya yakin bahwa ada di antara anda yang memang tidak sedang mengalami penganiayaan, tetapi suatu penderitaan yang sangat besar sedang ada dalam kehidupan mereka dan Allah berkenan untuk menyatakan kemuliaanNya secara paling jelas dalam keadaan yang demikian. Saat itulah kemenangan menjadi nampak semakin jelas. Itulah yang dijelaskan di sini. Kita menggenapkan penderitaan Kristus. Bagaimana kita menyatakan Kristus kepada dunia kalau segala sesuatunya baik bagi kita? Ketika ada hal yang tidak baik terjadi kepada kita, saat itulah Kristus semakin jelas dinyatakan. Gereja Menggenapkan Penderitaan Kristus. Yang terakhir: Gereja Menampakkan Kemuliaan Kristus. Ini gambaran yang sangat agung dari surat Efesus. Pasal 2 ayat 19 sampai 22. Ia mengatakan, ... kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kamu adalah kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Kita melihat gambaran itu dalam penjelasan mengenai Yesus sebagai Bait Allah. Sekarang Gereja, yaitu kita yang dipenuhi dengan Roh Kudus, dan tubuh kita yang adalah Bait Roh Kudus dan kita bersama muncul sebagai gambaran kemuliaan Tuhan. Dan ayat-ayat itu berbicara mengenai Kemuliaan Kristus yang secara sangat nyata ditampakkan oleh Gereja. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Jadi Ia menyatakan Kerajaan itu di dalam diri kita. Kita memahami bahwa kita adalah utusan dari Kerajaan Allah di dunia sekarang ini. Apakah anda menyadarinya? Inilah sebabnya kita harus mempelajari Perjanjian Baru karena kita harus memahami tentang Kerajaan Allah dan kita harus memahami bagaimana hal itu ditunjukkan di dalam kehidupan kita karena hal itu merupakan sebuah tanggungjawab yang sangat besar. Dan hal itu lebih penting dari semua yang lain. Inilah yang perlu kita lakukan karena Ia menyatakan Kerajaan-Nya melalui kita yang ada di Gereja. Yang Terakhir: Ia Mempercayakan Kerajaan-Nya kepada Gereja. Ia mempercayakan Kerajaan-Nya kepada Gereja. Ia sudah memberikan kepada kita hak istimewa ini dan kebenaran ini memiliki dua makna. Pertama: Gereja Harus Menjaga Injil. Di jaman kita, sebagaimana juga di jaman lainnya, bahkan sejak jaman para Filsuf Kolose, dunia memiliki pandangan yang berlawanan dengan Injil, yang akan mengganggu dan bahkan menyusup ke dalam Gereja dan membuat banyak Gereja mulai meragukan kalau Yesus itu satu-satunya jalan ke surga. Kalau kita meragukan Firman ini dan bertanya apakah Firman ini merupakan suatu kebenaran atau hanya pandangan pribadi beberapa orang saja, kita akan mulai mengambil ajaran Yesus dan kemudian menyimpangkannya. Dan pandangan yang demikian masih ada di jaman ini dan karena itu kita harus berjaga-jaga untuk Injil. Kita harus menjaga dari Injil palsu yang akan menyusup ke dalam Gereja. Gereja harus senantiasa Menjaga Injil. Jagalah harta berharga yang sudah dipercayakan kepada kita demikian dikatakan di dalam Perjanjian Baru. Gereja bukan hanya harus Menjaganya, tetapi juga Gereja Harus Memberitakannya. Ini semacam peran ganda. Kita Menjaganya sampai tersimpan dengan aman, tetapi juga Memberitakannya. Jangan salah paham. Kita Menjaganya dengan Memberitakannya. Kita menjelaskannya secara berulang-ulang. Injil bisa ditafsirkan secara berbeda-beda kalau Gereja berdiam diri atasnya. Kita Menjaga Injil dengan memberitakan Injil. Anda harus melihat ayat ini. 2 Korintus Pasal 4. Saya mengajak anda membuka bagian ini. 2 Korintus Pasal 4, ayat 4 sampai 6. Perhatikan ayat-ayat ini. 4 yaitu orangorang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Loncat ke ayat 6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Jadi yang anda lihat di dalam ayat 4 adalah tentang ilah jaman ini yang membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya. Di dalam ayat 6, anda melihat tentang Allah yang benar yang menyinarkan terang di dalam hati mereka. Dan di tengah-tengahnya, bagaimana Allah melakukannya, di dalam ayat 5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Kita memberitakan Kristus di tengah kedua hal itu. Ilah jaman ini sedang berperang melawan Allah yang benar dari alam semesta yang memancarkan terang di dalam hati kita dan kita ada di tengah-tengah peperangan yang berkecamuk itu. Kita memberitakan Injil. Kita harus aktif dalam memberitakan Injil. Saya pernah mendengar salah seorang sahabat saya mengatakan sesuatu yang sangat menarik. Ia mengatakan, “Di Cina tidak ada Billy Graham. Yang kami lakukan hanya menjelaskan Injil secara pribadi di dalam kehidupan pribadi dan keluarga saya. Demikianlah cara kami memberitakan Injil.” Allah menolong kita untuk melihat bahwa memberitakan Injil sebagai pribadi akan lebih baik bagi pelebaran pekabaran Injil ke ujung dunia. Kita harus Memberitakan Injil. Pertanyaan yang menjadi tantangan bagi anda adalah ‘Apakah Anda Sedang Melebarkan Kerajaan-Nya?.’ Ini pertanyaan yang penting. Apakah anda sedang Memajukan Kerajaan-Nya? Saya ingin anda bersama-sama memikirkan tentang Gereja dan Missi Perjanjian Baru. Pertama-tama: Gereja Dilahirkan dalam Konteks Missi. Anda pasti memahami bahwa semua tulisan tentang Kristus itu tidak muncul pada saat Ia masih ada di dunia ini. Semuanya dituliskan setelah Ia naik ke surga agar bisa memasukkan gambaran itu juga. Dan karena itu semua Kitab yang dituliskan di dalam Perjanjian Baru muncul setelah masa Kristus, yaitu sejak awal munculnya Gereja. Gereja dilahirkan dalam konteks Missi. Sejak awal dari Kisah Para Rasul, semuanya bertujuan untuk Missi Gereja. Ini berarti bahwa setiap catatan yang ada di sana sebenarnya adalah sebuah Dokumen Missi. Gereja lahir dalam konteks Missi. Gambaran menyeluruhnya adalah bagaimana Gereja membentuk dirinya bagi Missi dan pelebaran Kerajaan Allah. Kedua: Gereja Ada Untuk Penggenapan Missi. Ada untuk Penggenapan Missi. Roma 10 ayat 12 sampai 14. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Rencana utama Allah adalah membawa anda kepada orang-orang yang belum terjangkau Injil. Dan kalau anda tidak mau melakukannya, tidak ada rencana cadangan. Kita menjadi bagian dari rencana utama itu, karena itu kita harus memperhatikan Perjanjian Baru. Gereja Ada untuk Penggenapan Missi. Ketiga: Gereja Berkorban sampai Mati Untuk Missi. Gereja Berkorban sampai mati untuk Missi. Kita melihat bahwa kebanyakan Kitab yang dituliskan di dalam Perjanjian Baru dituliskan oleh orang-orang yang mati bagi kepentingan Missi, Matius, Yohanes mengalami pembuangan, Petrus, Paulus, tokoh-tokoh utama, penulis. Kalau kita tidak melihat adanya penganiayaan yang mewarnai keseluruhan isi Kitab, maka kita kehilangan bahan bakar yang menyalakan Kitab ini. Gereja Berkorban sampai Mati untuk Missi. Gereja Menghadapi Maut bagi Perkembangan Firman. Ini yang harus dipahami mengenai Kekristenan. Pikirkan tentang Gereja Missi masa kini. Ini adalah implikasi yang saya lihat ketika mempelajarinya. Kita akan kehilangan gambaran menyeluruh dari Perjanjian Baru kalau kita membacanya dan mempelajarinya tanpa melihatnya dalam konteks Missi Gereja. Kalau di dalam gereja lokal kita, kalau di dalam Gereja, kita tidak sedang berada dalam jalur Missi berarti kita tidak sedang memahami Firman Allah. Inilah sebabnya Filemon ayat 6 mengatakan Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Bagaimana anda bisa memiliki pengetahuan yang penuh akan apa yang kita miliki? Dengan menjadi aktif dan terus membagikan iman anda. Kalau kita hanya mengurung diri di gedung Gereja kita dan mempelajari Perjanjian Baru, maka kita tidak akan bisa memahami maknanya sepenuhnya. Dan kalau kita memberikan kehidupan kita untuk memberitakan Injil di segala bangsa, maka akan menjadi masuk akal bagi kita mengapa Paulus mengatakan hal ini atau hal itu. Juga menjadi masuk akal mengapa Yesus mengatakan hal ini atau hal itu. Semuanya itu menjadi masuk akal dalam konteks Missi. Kedua: Gereja Perjanjian Baru Melebarkan Kerajaan Allah. Kerajaan apa yang dilebarkan? Perhatiikan, bahwa tujuan dan ayat-ayat yang saya sebutkan ini, Kisah Para Rasul Pasal 8, 19, 20, 28; Gereja tidak memberitakan tentang Gereja. Ayat-ayat ini berbicara mengenai Gereja Memberitakan Kerajaan, Memberitakan Injil. Kita tidak sedang melebarkan kerajaan kita sendiri. Kita sedang melebarkan Kerajaan-Nya dan kerajaan kita sudah dikorbankan bagi Kerajaan-Nya. Kerajaan kita sudah ditinggalkan untuk bisa mengejar KerajaanNya. Gereja melebarkan Kerajaan-Nya. Ketiga: Kerajaan itu Tidak Ada Bagi Kita. Kita yang ada bagi Kerajaan itu. Lihat Galatia Pasal 1 Ayat 15 dan 16 dan anda akan melihat Paulus menjelaskan mengenai tujuan Kristus dan karya keselamatan-Nya. Ia mengatakan 15 ... Ia ... memanggil aku ... berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, ... Kristus memberikan Injil-Nya kepada Paulus untuk sebuah tujuan dan tujuan itu tidak hanya berhenti sampai kepada Paulus saja, tetapi ada tujuan yang jauh lebih besar lagi. Tujuan besarnya adalah agar segala bangsa, bangsa-bangsa bukan Yahudi akan menyembah Allah. Ini menjadi sebuah lingkaran. Kita tidak bisa menghentikan keselamatan sampai di sini saja dan sekedar berpusat kepada diri kita sendiri serta meninggalkan kenyataan bahwa kita ada bagi Kerajaan itu. Kita diselamatkan untuk satu alasan, yaitu untuk pelebaran Kerajaan. Kalau kita tidak melebarkan kerajaan, kita tidak menggenapi tujuan dari keselamatan kita. Kita ada Untuk Pelebaran Kerajaan Allah. Dan kalau kita sungguh-sungguh ingin menjalani kehidupan Kristen Perjanjian Baru, Kita Harus Siap Menanggung Resiko Bagi Kepentingan Missi. Kita harus siap menanggung resiko bagi kepentingan missi. Kita akan melihatnya lebih mendalam. Saya mengajak kita membuka Wahyu Pasal 6 dan saya mau menunjukkan sebuah ayat di sana. Sebenarnya hampir semua Rasul kecuali Yohanes, dan Yudas, kehiangan nyawa mereka karena Missi. Petrus, Paulus, dua tokoh utama Kisah Para Rasul, Stefanus dirajam, Yakobus dipenggal kepalanya, semuanya ada di Kisah Para Rasul. 2 Timotius 3:1 ... setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya. Perhatikan Wahyu Pasal 6 Ayat 9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. 10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?” Inilah doa para martir di tahta itu. 11 Dan kepada mereka masingmasing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi sampai kapan? hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka. Apakah anda bisa menangkap betapa besar makna ayat ini? Rasakan betapa dalamnya makna Ayat ini. Gambaran tentang orang-orang kudus yang menjadi martir di tahta surgawi berseru kepada Allah agar Ia bangkit dan menunjukkan kebenaran dan keadilan-Nya. Dan Allah mengatakan bahwa masih ada orang-orang yang siap memberikan hidup mereka bagi Kerajaan-Nya. Kiranya Allah memunculkan dari antara kita suatu umat yang berani mengatakan, ‘Kami menerima apapun yang Engkau rencanakan, Oh Tuhan.’ Dan saya tidak mau berpura-pura bahwa saya bisa memahami sepenuhnya bagaimana rasanya menjadi seperti saudara-saudari seiman yang menderita dan dianiaya di seluruh dunia. Saya bahkan tidak mau berpura-pura mengatakan bahwa saya sudah bertemu dengan mereka semua. Tetapi pada saat yang sama, kita perlu berdoa bahwa kalau Allah menganggap kita layak untuk terhitung dalam golongan mereka, kita akan menerimanya dengan senang hati? Saya tidak mengatakan bahwa ini suatu doa yang mudah. Beberapa orang di dalam Gereja berpikir bahwa doa itu terlalu radikal, tetapi sebenarnya itu doa yang Alkitabiah. Ya Allah, kalau Engkau menganggap aku layak bergabung dalam hitungan mereka, aku siap menerimanya. Injil Kerajaan dan Missi Kerajaan. Anda bisa melihatnya di bagian akhir Kitab Wahyu dan melihat Pengharapan Kerajaan. Di dalam 11:57 anda bisa melihat Ada Harapan Di sini. Ada Harapan di sini. Kita akan langsung menuju pembahasan selanjutnya. Pekerjaan Kristus di dalam Kerajaan. Injil. Sang Raja, sang Raja sudah Datang, sang Raja sudah Menang, sang Raja memegang Kendali, sang Raja Memiliki Komunitas. Dan kemudian, sang Raja akan Datang Kembali. Itulah yang dijelaskan di dalam Kitab Wahyu. Dalam Wahyu Pasal 1, Sang Raja akan datang Kembali. Pekerjaan Kristus di dalam Kerajaan. Injil menunjukkan Penggenapan dari Karya Kristus Bagi Kita. Tidak ada yang lain yang perlu dilakukan untuk keselamatan kita. Karya-Nya sudah sempurna seperti yang dijelaskan Ibrani Pasal 9. Kisah Para Rasul dan Surat-Surat Rasul menunjukkan Kelanjutan dari Karya-Nya di dalam kita. Kita sudah melihatnya berulangkali. Kolose 1:27, Kristus di dalam kita, pengharapan kemuliaan. Wahyu kemudian menunjukkan kepada kita penyempurnaan dari karya Kristus dengan kita. Kita akan memerintah dengan Dia, kata Alkitab. Kita adalah sesama pewaris di dalam Kemuliaan. Bukan hanya Bagi Kita atau di dalam kita, tetapi kita bersama Dengan Dia. Kerajaan Allah sedang Datang! Ia datang sebagai Anak Domba, Wahyu Pasal 5 ayat 6. Anda bisa melihatnya di dalam ayat itu. 6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengahtengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih. Ini penjelasan tentang Anak Domba itu. Ia datang dalam kelemahan, Ia datang dalam kemiskinan. Ia datang dengan kehinaan. Tetapi Ia akan datang kembali sebagai Singa. Ayat 5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya. Mungkin anda berpikir ‘Saya pikir itu adalah Anak Domba dan Singa yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru.’ Memang demikian. Inilah keindahannya. Kemenangan dari Singa itu dapat dilihat bahkan di dalam diri Anak Domba itu. Perhatikan ayat 6 Maka aku melihat ... seekor Anak Domba seperti telah disembelih. Seekor Anak Domba yang telah disembelih. Apa yang dilakukan Anak Domba di sana? Anak Domba itu tidak duduk, Anak Domba itu tidak berbaring, meski nampak ia telah disembelih. Anak Domba itu berdiri meski telah disembelih. Anak Domba itu tidak mungkin bisa tetap berdiri setelah disembelih kalau Ia tidak memiliki kemenangan dari sang Singa. Singa dan Anak Domba. Dahulu Ia datang dalam kelemahan. Ia akan datang dalam kekuatan. Dahulu Ia datang dalam kemiskinan. Ia akan datang dalam kekayaan surgawi. Dahulu Ia datang dalam kerendahan, Ia akan datang dalam kemuliaan. Yesus, inilah gambaran mengenai diri-Nya dalam Kitab Wahyu. Ia adalah Saksi yang Setia dan Pemerintah atas segala raja di dunia. Ingatlah keseluruhan isi Kitab Wahyu ini adalah mengenai Yesus Kristus. Ia adalah (Wahyu 22:13) Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir. Ia adalah Yang Hidup Wahyu 1:18. Ia adalah Anak Allah. Ia adalah Yang Kudus, Yang Benar Wahyu Pasal 3 Ayat 7 saat Ia mengatakan dalam salah satu surat kepada Jemaat. Ia adalah Amin, Amin, Saksi yang setia dan benar, Permulaan dari ciptaan Allah. Anda bisa melihat keagungan sang Firman di sini. Karena semuanya itu sudah dinubuatkan, semua gambaran itu menjadi AMIN di dalam Kristus. Semua janji Allah sudah menjadi “Ya” di dalam Kristus, itu yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru. Dan di bagian akhir babak ini, Kitab Wahyu menunjukkan kepada kita pujian besar yang mengatakan AMIN, karena Ia adalah Amin, Saksi yang setia dan benar. Ia adalah Firman Allah. Wahyu Pasal 19. Ia adalah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Ia adalah Keturunan Daud, Bintang timur yang gilang-gemilang. Ia adalah Tuhan Yesus Kristus. Gambaran yang ada bukan hanya bahwa Ia akan datang, tetapi juga menganai Apa yang Akan dibawa-Nya. Pertama-tama Ia akan membawa Penebusan Terakhir bagi mereka yang sudah menerima Kerajaan-Nya. Penebusan Akhir. Penebusah dibawa kembali, pemulihan terakhir. Ini yang dituliskand alam Wahyu Pasal 19 Ayat 1 sampai 10. Mempelai Wanita dipersiapkan untuk menyambut Mempelai Pria. Wahyu 19:11 sampai 16 kemudian menunjukkan bahwa sang Raja akan membawa Penghukuman Terakhir bagi mereka yang menolak Kerajaan-Nya. Ia akan membawa Penebusah Terakhir dan juga Penghakiman Terakhir. Sang Raja akan datang Kembali. Itu kenyataan. Bukan hanya Ia akan datang Kembali, tetapi Sang Raja Akan Mengadakan Perayaan yang Kekal. Inilah gambaran tentang Kerajaan itu. Ketika anda melihat Kitab Wahyu Psal 21, ada yang menarik di sana. Wahyu 21 Ayat 1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. 2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersamasama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. 4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Inilah gambaran akan Kerajaan di dalam Kitab Wahyu Pasal 21. Pertama: Keindahan yang tak Terkatakan. Di dalam Kerajaan Surga ada Keindahan yang tak terkatakan. Ciptaan Baru Wahyu Pasal 21:1. Kita melihat kejatuhan di awal penciptaan, sekarang kita melihat semuanya sudah menjadi baru, yang lama sudah berlalu. Lalu ada Yerusalem Baru. Wahyu Pasal 21 ayat 2. Juga ada Bait Suci yanng Baru, tempat dimana kita akan bersama dengan Allah dan Ia bersama dengan kita. Singkatnya, segala sesuatu baru. Keindahan yang tak Terkatakan. Kedua Sukacita yang Tak Terkatakan. Ayat 6 dengan jelas mengatakannya. 6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Adakah di antara kita yang berharap kepada hal-hal dunia ini dan tetap saja merasa hampa? Saya menantikan saatnya ketika kita akan mengalami rasa puas yang kekal, dan tidak akan pernah merasa haus lagi. Sukacita yang tak terkatakan. Dan yang sangat indah adalah bahwa Sukacita itu Penuh dan cuma-cuma. Tanpa bayaran. Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Keindahan yang tak Terkatakan, Sukacita yang tak Terkatakan, dan Penghakiman yang Tak Akan Berubah. Wahyu pasal 21 Ayat 7 dan 8 memberikan gambaran ini. 7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anakKu. Menjadi Anak Allah sampai selamanya, tetapi ayat ini juga berbicara mengenai orang-orang yang akan dibuang selamanya ke dalam lautan api dan belerang. Menjadi Anak Allah selamanya dan Terpisah Selamanya. Lautan api adalah kematian yang kedua, Wahyu 20:14. 15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. Karena itu saya mengatakan kepada anda, kalau ada keraguan sedikit saja mengenai status anda di dalam Kristus dalam Kerajaan itu, saya mendorong anda melihat bahwa akan datang hari dimana ada penghakiman yang tidak bisa diubahkan dimana tidak ada lagi kesempatan kedua. Saya menasehatkan agar anda tidak bermain-main dan tidak mengambil resiko. Serahkan diri anda kepada sang Raja. Itulah gambaran tentang Kerajaan ini. Janji Kerajaan. Kita melihat Pasal 22 ayat 7. Inilah Perkataan Kristus dan Ia mengulangi perkataan itu tiga kali di dalam Pasal terakhir dalam Alkitab. Dengarkan perkataan-Nya. Ayat 7 “Sesungguhnya Aku datang segera!” Kemudian dalam ayat 12 “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku!” Lalu ayat 20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Itulah Perkataan Kristus. Apakah Seruan Gereja? Seruan Gereja adalah Amin Datanglah Tuhan Yesus. Amin. Terjadilah. Datanglah Tuhan Yesus. Aku Datang Segera. Amin. Ada pertanyaan yang mau saya tanyakan sebagai penutup untuk penjelasan mengenai Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru. Pertanyaannya adalah Apakah Anda Sedang Menantikan Kerajaan Itu? Apakah Anda sedang Menantikan Kerajaan Itu? Kita sudah bertanya kepada diri kita sendiri apakah Anda sudah Menerima Kerajaan, apakah Anda sedang Melebarkan Kerajaan Itu? Dan sebagai penutupnya, Apakah Anda sedang Menantikan Kerajaan Itu? Inilah yang ditunjukkan oleh Perjanjian Baru untuk kita lakukan, baik di dalam Kitab Wahyu maupun dalam kitab-kitab lainnya. Yang Pertama: Kita Mengharapkan Kedatangan-Nya. Kita Menantikan hal itu. Lihat betapa sementaranya dunia ini. Bertekunlah, kata Perjanjian Baru kepada mereka yang membacanya. Bertekunlah. Tak Lama Lagi Dosa Akan Lenyap. Tak lama lagi dosa akan lenyap. Anda tidak harus bergumul melawan dosa lagi. Tak lama lagi Duka akan Lenyap. Tidak ada lagi kepedihan, kesakitan karena kehilangan orang yang terkasih, tidaka da sakit karena kanker atau penyakit yang nampaknya tidak kunjung sembuh. Tidak ada lagi duka, tidak ada lagi kesedihan. Tak Lama Lagi Penyakit akan Lenyap. Kanker bentuk apapun akan hilang, AIDS yang merampas banyak nyawa akan hilang. Tidak ada lagi kesakitan. Dan Tak Lama Lagi Tidak akan ada lagi Perpisahan. Perhatikan betapa sementaranya dunia ini dan setiap kali kita melihatnya mengancam kita, ingat bahwa dunia hanya sementara. Dan Lihat Pentingnya Pekerjaan Kita Sampai Ia Datang. Jangan berhenti dari pekerjaan anda saat ini. Jangan hanya duduk-duduk saja seperti orang fanatik. Bekerja keraslah seperti Yesus akan datang minggu depan dan semua orang di dunia ini perlu mendengar bahwa Ia baik dan perlu mendengar bahwa Ia mati di kayu salib. Kita bekerja seperti itu. Itu berarti bahwa kita bekerja lebih keras daripada kalau Ia tidak akan datang. Inilah sebabnya Kedatangan-Nya yang Kedua kali harus menjadi doktrin yang diangkat kembali di dalam Gereja karena itulah motivasi kita bagi Missi. Lihat Kepentingan Kekal dari Pekerjaan Kita sampai Ia Datang. Tetaplah lakukan pekerjaan kita. Kita Menantikan Kedatangan-Nya. Yang Kedua Kita Hidup Bagi Kedatangan-Nya. Kita hidup untuk hal itu. Kita harus mengejar kekudusan dalam setiap bagian kehidupan kita. Kolose Pasal 3 ayat 1 sampai 5 mengatakan bahwa dalam menantikan kedatangan-Nya kejarlah Allah, jadilah Kudus. Kita tidak ingin ketika sang Raja datang kembali kita ada dalam keadaan tidur dalam dosa kita. Ini bukan gambaran yang dikehendaki Perjanjian Baru. Perjanjian Baru mengatakan agar kita mengejar kekudusan. Jadilah kudus karena sang Raja yang Kudus itu sedang kembali kepada kita, jadilah mempelai wanita yang berdandan dengan indah dengan kain lenan putih yaitu kebenaran yang dijanjikan akan diberikan oleh-Nya sehingga kita bisa memiliki kuasa untuk mengatakan ‘tidak’ kepada dosa dan hidup dalam kebenaran. Jadi hiduplah dalam kebenaran, hidup dalam kesucian, karena Ia akan datang kembali dan kita ingin sedang dalam keadaan siap ketika Ia datang. Kita mau tetap waspada, itulah yang diajarkan oleh Perjanjian Baru. Kita juga Harus Memberitakan Injil kepada Semua Manusia di dunia ini. Anda tidak harus membuka bagian ayat yang saya bacakan. Saya akan membaca dari Matius Pasal 24 ayat 14. Inilah yang dikatakan-Nya, saya mulai ayat 13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Kemudian perhatikan Matius 24 ayat 14 Dan Injil Kerajaan ini .. yang sedang kita bicarakan ini... akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Apakah anda melihatnya? Yesus mengaitkan kedatangan-Nya kembali dengan Injil yang diberitakan ke seluruh dunia yang berarti bahwa kalau kita menantikan KerajaanNya, maka kita akan sangat bersemangat dalam melebarkan Kerajaan-Nya. Kita bergegas menjangkau bangsa-bangsa. Mengapa? Karena kita ingin segera berjumpa Yesus. Dan hal itu saling berkaitan, keseluruhan gambaran yang ada berkaitan. Pengharapan akan Kerajaan, Missi dari Kerajaan, Pemberitaan Injil Kerajaan, semuanya saling berkaitan. Jadikan Kerajaan itu Dikenal. Kita harus memberitakan Injil kepada semua manusia di seluruh dunia, semua manusia tanpa kecuali. Kita Menantikan Kedatangan-Nya, dan kita Hidup Bagi Kedatangan-Nya. Yang Ketiga: Kita Merindukan Kedatangan-Nya. Kita Merindukan KedatanganNya. Kita merindukan datangnya hari ketika kita diselamatkan sepenuhnya. Karya Kristus di kayu salib cukup untuk menyelamatkan dan membenarkan kita di hadapan Allah, jelas sekali. Kita sangat yakin akan kekekalan kita bersama Dia. Akan tiba harinya ketika keselamatan kita digenapkan. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Akan tiba harinya ketika keselamatan kita akan menjadi sempurna. Dan bukan hanya kita merindukan datangnya hari ketika kita keselamatan kita menjadi sempurna, tetapi kita juga merindukan hari ketika Kita akan Memandang Wajah-Nya. Saya ingin anda menggarisbawahi Wahyu Pasal 22 Ayat 4. Kalau ayat ini belum anda garis bawahi, mungkin bagus kalau sekarang anda garis bawahi atau bahkan buat kotak untuk ayat ini atau memberikan tanda lain. Ayat ini perlu menjadi ayat yang mudah dilihat ketika anda membuka halaman ini. Wahyu Pasal 22 Ayat 4. Kita akan mulai dengan ayat 3 karena ini juga bagian yang sangat penting. 3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Kata ayat 3. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hambaNya akan beribadah kepada-Nya. dan mereka akan melihat wajah-Nya. Kata-kata yang sangat dirindukan oleh semua makhluk sejak Adam dan Hawa terusir dari Taman Eden dan dibuang dari hadirat-Nya. Tidak ada satu orangpun dalam sejarah penebusan yang bisa melihat wajah Allah. Bahkan orang yang paling benarpun, tidak bisa melihat Allah, kecuali Kristus tentu saja. Tetapi akan datang harinya ketika kita akan mengalami tujuan dari penebusan kita dan kita akan melihat-Nya muka dengan muka. Apakah ada visi yang lebih agung dari visi yang sedang mendorong kita ini? Kita akan melihat Dia dalam segala keindahan-Nya dan kemuliaan-Nya dan keagungan-Nya dan kita akan menikmati semua itu selamanya. Kita hidup, merindukan datangnya hari ketika kita akan memandang wajah-Nya. Dan paragraf terakhir dari buku terakhir tulisan C. S. Lewis, the Chronicles of Narnia, mengatakan, ‘Saat Aslan berbicata, ia tidak lagi nampak seperti singa. Hal-hal yang kemudian terjadi setelah itu begitu indah sehingga saya tidak bisa menuliskannya. Dan bagi kami, inilah akhir dari semua kisah dan kami hampir bisa dengan pasti mengatakan bahwa mereka hidup di sana berbahagia selamanya, tetapi sebenarnya bagi mereka itu hanyalah awal dari kisah yang sebenarnya. Seluruh kehidupan mereka di dunia ini dan semua petualangan mereka di Narnia hanyalah halaman cover dan judul depan saja. Sekarang pada akhirnya, mereka mulai masuk dalam Pasal Satu dari Kisah Agung yang belum pernah dibaca oleh siapapun di dunia ini. Kisah yang akan terus berlangsung dimana setiap Pasal akan jauh lebih indah dibandingkan dengan pasal-pasal sebelumnya.’ Wahyu 11:15 ... dan terdengarlah suarasuara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Inilah Berita yang kita miliki saat ini. Kerajaan itu sudah diberikan kepada kita, dipercayakan kepada kita. Dan saat ini kita akan mendoakan Korea Utara. Negara yang paling tertutup di dunia. Dan karena itu, saat kita menutup pembahasan kita saya ingin kita mengingat Korea Utara dan mendoakan mereka. Saya mu kita berdoa kepada Allah yang Firman-Nya tidak pernah bisa dihentikan dan yang Kedaulatan-Nya tidak pernah bisa dilawan. Dan sebagai gambaran tentang doa yang bisa anda naikkan, saya mau menceritakan bahwa di China ada orang-orang percaya yang mengikatkan Injil Markus ke balon gas, dan menerbangkannya dari China untuk bisa masuk ke Korea Utara. Missi Balon. Dan karena itu, saat anda berdoa untuk Korea Utara, saya mengundang anda membuat gambaran mengenai Korea Utara dan membayangkan seolaholah anda di sana, dan untuk pertama kalinya Firman Allah dibukakan kepada anda ketika ada balon yang jatuh di dekat anda. Atau bayangkan juga bahwa anda adalah seorang percaya di Korea Utara dan menemukan Injil Markus di depan anda, dibawa oleh sebuah balon. Doakan untuk perkembangan Firman yang salah satunya memakai cara itu, doakan pelebaran Kerajaan. Nyanyikan pujian mengenai kerinduan kita akan Kerajaan itu, dan kemudian mulailah berdoa.