PENGADILAN TINGGI MEDAN

advertisement
ME
DA
N
PUTUSAN
Nomor : 75/PDT/2016/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
GI
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
ING
sebagai berikut dalam perkara antara :
SYAHBUDIN PURBA, Laki-laki, Pekerjaan Wiraswasta, alamat Huta III
Simpang Rei, Desa Bosar Galugur, Kecamatan
Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, dalam hal ini
NT
diwakili oleh Kuasanya : 1. K. ANWAR, SH, MSi 2.
RAMADHAN ZUHRI, SH, masing-masing sebagai
Advocad/ pengacara yang tergabung dalam kantor
ILA
Pengacara/Advocad K. ANWAR, SH, MSi yang
beralamat dan berkantor di jalan Jendral Sudirman
No. 10 Kecamatan Air Putih (Indrapura) Kabupaten
NG
AD
Batu Bara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 24 Desember 2014 dan telah didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun
pada tanggal 29 Desember 2014 dibawah register :
204/SK/2014/PN-Sim, selanjutnya disebut sebagai
PE
Pembanding semula Pelawan;
Lawan
1. PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk (PTPN) Jakarta
Cq.
PT.
BANK
TABUNGAN
PENSIUNAN
NASIONAL Tbk MUR (BTPN) Cabang Merdeka,
Pematang Siantar, Beralamat jalan Merdeka No.
127 Pematang Siantar, selanjutnya disebut sebagai
Terbanding I semula Terlawan I;
2. PEMERINTAH RI c/q MENTERI KEUANGAN RI c/q D1REKTORAT
JENDRAL KEKAYAAN NEGARA c/q KANWIL
DJKN
SUMATERA
UTARA
c/q
KANTOR
PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG
(KPKNL) Pematang Siantar, Beralamat di jalan
Sisingamangaraja
No.
79
Pematang
Siantar,
ME
DA
N
-2-
selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula
Terlawan II;
3. PANDAPOTAN SIAGIAN. pekerjaan Wiraswasta/ Pedagang, alamat
Jalan Umum Imam Bonjol, Desa/ Kelurahan
GI
Pematang Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.
selanjutnya disebut sebagai Turut Terbanding
Pengadilan Tinggi tersebut;
ING
semula Turut Terlawan;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
NT
dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA;
Menimbang, bahwa Pelawan melalui Surat Perlawanan tanggal 29
ILA
Desember 2014 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Simalungun pada tanggal 29 Desember 2014 dibawah register perkara
No.72/PDT.PLW/2014/PN-SIM mengemukakan sebagai berikut :
NG
AD
I. HUBUNGAN HUKUMNYA
1. Bahwa, antara Pelawan dan Terlawan I ada hubungan Perjanjian Kredit
Modal Kerja berupa kredit angsuran berjangka sebagaimana perjanjian
kredit modal kerja sebagaimana perjanjian kredit Nomor: 0601146-SPK7259-1211 tertanggal 29 Desember 2011.
2. Bahwa, selama terikat perjanjian kredit Pelawan dengan Terlawan I
PE
Akad/Akta perjanjian kredit tidak pemah diberikan oleh Terlawan I kepada
Pelawan khususnya perjanjian kredit tertanggal 3 Maret 2010 Nomor Akta
2.
3. Bahwa, dengan tidak ada di berikannya salinan/copi Akte Perjanjian Kredit
diatas Pelawan tidak mengetahui berapa jumlah hutang Pelawan
sebenamya (jumlah hutang yang pasti) akan tetapi dalam risalah lelang
yang dibuat oleh Terlawan II hutang Pelawan adalah:
(1) Hutang Pokok
Rp.
(2) Bunga
Rp. 41.062.491,-
(3) Denda Pokok
Rp.
6.163.143,-
(4) Denda Bunga
Rp.
6.786.538.-
Jumlah
275.168.622,-
= Rp. 329.180.794,-
SEDANGKAN Pelawan sangat KEBERATAN atas jumlah tersebut, karena
dari mana jalannya hutang Pelawan ditentukan seperti itu.
ME
DA
N
-3-
4. Bahwa, secara tiba-tiba Terlawan I pada tanggal 21 Mei 2014 melalui
suratnya Nomor: 001 PLEHT/7259/V/2014 tertanggal 21Mei 2014 serta
pengumuman Eksekusi hak tanggungan tertanggal 5 Juni 2014 yang
diumumkan pada surat kabar metro siantar akan melakukan pelelangan
terhadap :
GI
1. Sebidang tanah seluas 581 m2, sesuai SHM NO. 61 tanggal 16
September 2010 A/N Pelawan (Syahbudin Purba);
ING
2. 2 (Dua) bidang tanah berikut segala yang ada diatasnya yaitu:
a. Tanah seluas 9.111 m2, SHM No. 202 tanggal 30 Desember 2008
a/n Pelawan;
b. Tanah seluas 6.670 m2, SHM No. 201 tanggal 30 Desember 2008
NT
yang kesemuanya adalah hak milik Pelawan (Syahbudin Purba)
dan, selanjutnya Terlawan I mengajukan permohonan eksekusi
terhadap Pelawan sebagaimana adanya surat panggilan AAN
(Terlampir),
ILA
MANING Nomor: 123/HB/2012 tertanggal 22 Desember 2014
5. Bahwa Terlawan I melalui perantara Terlawan II telah melakukan
NG
AD
pelelangan atas objek sengketa tersebut diatas pada hari kamis tanggal 19
Juni 2014 / waktu / pukul 10.00 wib sd selesai bertempat dikantor
Terlawan I dengan pembeli lelang PANDAPOTAN SIAGIAN.
II. PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERLAWAN I DAN TERLAWAN II
1. Bahwa, menurut Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor: 3210 k/Pdt/1984
tertanggal 30 Januari 1986 (yang merupakan jenis prudensi MA) yang
PE
secara tegas menyatakan bahwa: “ jaminan Hipotek (sekarang hak
tanggungan) walaupun ada veding van eigemnatige verkoop (menjual atas
kekuasaan sendiri) yang dilaksanakan oleh Terlawan II (lewat kantor
lelang Negara - KPKLN) harus terlebih dahulu ada penetapan Ketua
Pengadilan Negeri (FIAT EKSEKUSI), sehingga berdasarkan Keputusan
Mahkamah Agung RI tersebut menyatakan TIDAK SAH pelelangan yang
dilakukan oleh Terlawan II, karena bertentangan dengan Pasal 224
HIR/158 Rbg dan Juris Prudensi Mahkamah Agung RI tersebut yang
masih berlaku karena menurut ketentuan Pasal 26 Undang-Undang hak
tanggungan (UUHT) Nomor: 4 Tahun 1996 dinyatakan bahwa Peraturan
Mengenai Eksekusi Hipotek TETAP BERLAKU dan menurut penjelasan
Pasal tersebut dinyatakan bahwa GROSSE AKTA Hyphoteek yang
berfungsi sebagai surat tanda bukti adanya Hipotek dalam hak tanggungan
adalah sertifikat Hak Tanggungan. Dengan demikian pelelangan yang
dilakukan Terlawan I melalui Terlawan II adalah perbuatan melawan
ME
DA
N
-4-
hukum, sedangkan Perbuatan melawan hukum (on rechtmatigedaad)
menurut pasal 1365 KUH Perdata memenuhi 4 (empat) unsur yaitu:
A. Perbuatan itu melawan hukum (on rechtmatige)
- Dalam hal ini Terlawan I dan Terlawan II telah melanggar Pasal 26
Undang- Undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor: 4 Tahun 1996 yang
bahwa
sebelum
ada
peraturan
GI
menyatakan
pelaksanaannya
(maksudnya Peraturan Pelaksanaan Pasal 6 UUHT No: 4 Tahun 1996),
ING
maka yang berlaku adalah Pasal 224 HIR/Rbg (yang hingga saat ini
peraturan pelaksana dari Pasal 26 UUHT tersebut belum ada) DAN
melanggar Jurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 3210 k/Pdt/1984,
tertanggal 30 Januari 1986 yang salah satu putusannya menyatakan
NT
bahwa pelaksanaan lelang (maksudnya parate eksekusi seperti yang
dilakukan Terlawan I dan Terlawan II) yang dilaksanakan tidak atas
penetapan/fiat Ketua Pengadilan Negeri, maka menurut MARI lelang
ILA
umum tersebut adalah bertentangan dengan pasal 224 HIR/258 Rbg,
sehingga TIDAK SAH, jadi menurut Mahkamah Agung RI bahwa
pelaksanaan parate Eksekusi harus dengan fiat Ketua Pengadilan
NG
AD
Negeri, Putusan MARI tersebut juga didukung oleh Buku II Pedoman
Mahkamah Agung RI sesuai dengan surat Keputusan Ketua MARI No:
KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 yang pada halaman 146
menyatakan: “ untuk menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya,
maka sebelum lelang dilaksanakan, terlebih dahulu Kreditur dan Debitur
DIPANGGIL OLEH KETUA PENGADILAN NEGERI untuk mencari jalan
PE
keluar”, maksudnya debitur diberi waktu selama 2 bulan untuk mencari
Pembeli yang mau membeli tanah tersebut. Apabila hal itu teijadi
pembayaran harus dilakukan di depan Ketua Pengadilan Negeri.
Setelah Pembeli, Kreditur dan debitur menghadap PPAT untuk
membuat Akta Jual Belinya untuk selanjutnya di lakukan balik nama
tanah tersebut atas nama pembeli.
- Bahwa, berdasarkan hal tersebut diatas jelas dan nyata bahwa,
perbuatan Terlawan I dan Terlawan II yang melakukan pelelangan
sendiri tanpa ada melibatkan Ketua Pengadilan Negeri (Dalam hal ini
Ketua Pengadilan Negeri Simalungun) adalah bertentangan dengan
hukum yang berlaku yang menyebabkan LELANG tersebut adalah
Cacat Hukum dan Tidak Sah.
- Bahwa, berdasarkan risalah lelang Nomor: 123/2014 tertanggal 18 Juli
2014 yang diperbuat oleh Terlawan II pada halaman 6 lembar ke enam
yang diteruskan/di salin kembali dalam Surat AAN MANING Ketua
ME
DA
N
-5-
Pengadilan Negeri Simalungun Nomor: 123/2014 yang menyatakan “
Apabila tanah / dan atau bangunan yang akan dilelang ini berada
dalam keadaan berpenghuni, maka pengosongan bangunan tersebut
tidak dapat dilakukan secara sukarela, maka PEMBELI berdasarkan
ketentuan yang termuat dalam Pasal 200 HIR dapat meminta bantuan
GI
Pengadilan Negeri setempat untuk pengosongannya”.
- Bahwa, yang dimaksud dalam Pasal 200 HIR dengan bantuan Ketua
ING
Pengadilan Negeri tersebut adalah apabila Ketua Pengadilan Negeri
(Dalam hal ini Ketua Pengadilan Negeri Simalungun) memanggil kedua
belah pihak (Debitur dan Kreditur) SEBELUM LELANG di lakukan
BUKAN SETELAH LELANG dilakukan, sebagaimana yang dilakukan
NT
oleh Terlawan II tersebut atau dengan kata lain “ Ketua PN harus telah
ikut campur berperan dalam masalah Lelang maupun Pra Lelang
BUKAN tentang Eksekusinya saja, yang mengharuskan adanya fiat
ILA
Eksekusi dari Pengadilan Negeri.
B. Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian (dalam hal ini Pelawan telah
mengalami kerugian) karena Pelawan tidak mengetahui berapa jumlah
NG
AD
hutang Pelawan sebenamya yang seharusnya diketahui Pelawan setelah
Pelelangan dilakukan serta berapa lagi sisa uang Pelawan yang harus
dikembalikan
para
Pelawan,
hanya
para
Terlawan
saja
yang
mengetahuinya, SEHINGGA perbuatan para Terlawan telah melanggar
ketentuan yang diatur dalam Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor:
KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 Januari 1994 yang dituangkan dalam
PE
Buku II Malikamah Agung RI tahun 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tugas dan Administrasi Pengadilan yang pada halaman 140 menyatakan
“Apabila Debitur membantah jumlah hutang tersebut dan besamya tidak
menjadi Fixed (Pasti), maka Eksekusi TIDAK BISA DILANJUTKAN dan
Kreditur
yaitu
bank harus mengajukan
tagihannya
melalui
suatu
GUGATAN sehingga jumlah hutang yang bisa di Eksekusi adalah hutang
yang SUDAH PASTI (Atau dengan kata lain “Pelawan tidak ada membuat
pengakuan hutang yang jumlahnya sudah pasti kepada Terlawan I (Bank
BTPN).
C. Perbuatan itu dilakukan dengan kesalahan (Dalam hal ini para Terlawan
melakukan Pelelangan tidak berdasarkan Team Penilai hanya yang
independent, tetapi hanya di tentukan sendiri oleh para Terlawan,
sehingga sangat merugikan Pelawan).
D. Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal
Bahwa, pengumuman lelang bertentangan dengan:
ME
DA
N
-6-
1) Surat Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/002/SK/I/1994
tertanggal 29 Januari 1994 yang diterapkan dalam Buku II MARI 1994
pada halaman 143 yang menyatakan bahwa penyerahan lelang berita
tetap harus di umumkan 2 kali dengan berselang 15 hari.
2) Pasal 44 Butir a Peraturan Menteri keuangan Nomor: 93/PMK.06/2010
GI
tantang petunjuk pelaksanaan lelang yang menyatakan “pengumuman
lelang dilakukan 2 (dua) kali, jangka waktu pengumuman lelang
ING
pertama ke lelang ke dua berselang 15 (lima belas) hari dan diatur
sedemikian rupa sehingga pengumuman lelang kedua tidak jatuh pada
hari libur / besar, SEDANGKAN pengumuman lelang yang dilakukan
oleh Terlawan I dan Terlawan II jarak waktunya adalah 21 (dua puluh
NT
satu) hari antara lelang pertama dengan lelang ke dua.
Bahwa, Pelelangan oleh Terlawan II atas permintaan Terlawan I dilakukan
sebelum habis masa perjanjian kredit Nomor: 0001146-SPK-7259-1211
ILA
tertanggal 29 Desember 2011 yang pada Pasal 1 (Satu) menyebutkan jangka
waktunya selama 60 bulan terhitung sejak tanggal 29 Desember 2011 s/d 5
Januari 2017, sedangkan pelelangan dilakukan oleh Terlawan II pada tanggal
NG
AD
18 Juli 2014 dengan Risalah lelang Nomor: 123/2014 tertanggal 18 Juli 2014.
Bahwa, berdasarkan hal-hal tersebut diatas, jelas dan nyata bahwa perbuatan
Terlawan I dan Terlawan II yang telah melakukan pelelangan terhadap harta
benda milik pelawan adalah perbuatan melawan hukum (on rechtmaatigedaad)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1365 KUH Perdata.
Bahwa, selanjutnya Pelawan mohon agar Ketua Pengadilan Negeri Simalungun
PE
demi tegaknya hukum dan keadilan agar dapat memanggil Terlawan I dan
Terlawan II untuk bersidang dan memutuskan perkara ini yang amamya adalah
sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan Pelawan.
2. Menyatakan bahwa Pelawan adalah Pelawan yang beritikad baik (Good
opposant).
3. Menyatakan bahwa pelelangan yang dilakukan oleh Terlawan II atas
permintaan Terlawan I dengan Risalah lelang pada tanggal 18 Juli 2014
Nomor: 123/2014 adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
4. Menyatakan bahwa pelelangan yang dilakukan oleh Terlawan II atas
permintaan Terlawan I pada Diktum 3 (Tiga) tersebut diatas adalah
perbuatan melawan hukum (on rechtmaatigedaad).
5. Menghukum Terlawan I dan Terlawan II untuk membayar ongkos perkara
ini.
ATAU
ME
DA
N
-7-
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka mohon keputusan yang seadiladilnya.
Menimbang, bahwa atas Perlawanan Pelawan, Terlawan I telah
mengajukan jawabannya tertanggal 29 Oktober 2014 yang berbunyi sebagai
berikut :
GI
DALAM KONVENSI;
KOMPETENSI ABSOLUT
PELAWAN
TELAH
SALAH
ING
DALAM EKSEPSI:
DALAM
MENGAJUKAN
GUGATAN
DI
PENGADILAN NEGERI YANG SEHARUSNYA MENJADI KEWENANGAN
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA/
NT
Karena PELAWAN menganggap pelaksanaan lelang tidak sah, maka
seharusnya PELAWAN mengajukan GUGATAN pembatalan lelang eksekusi
kepada Pengadilan Tata Usaha Negara karena TERLAWAN II adalah lembaga
ILA
yang merupakan kepanjangan dari lembaga eksekutif yaitu sehingga keputusan
KPKNL adalah merupakan keputusan Tata Usaha Negara yang segala
akibatnya hukumnya diselesaikan di Pengdilan Tata Usaha Negara
demikian
sudah
NG
AD
Dengan
seharusnya
Pengadilan
Negeri
Simalungun
menyatakan tidak berwenang mengadili perkara A Quo.
EXCEPTIE OBSCURILIBELLI
1. Bahwa upaya Perlawanan sebagaimana telah diatur pada pasal 195 ( 6 dan
7 ), 208 HIR dan dalam praktek adalah dalam lingkup perlawanan dari pihak
ketiga untuk upaya pengangkatan Ekskutorial Beslag, Conservatoir Beslag
PE
dan Revindicatoir Beslag yang dapat diajukan oleh tersita ;
2. Bahwa sebagaimana yang dimohonkan pada petitum PELAWAN adalah
mengenai upaya hukum pembatalan lelang eksekusi yang tidak tepat dimohonkan
dalam upava PERLAWANAN ini, demikian halnya PELAWAN bukanlah dalam
kapasitas selaku pihak para tersita;
Disamping hal tersebut diatas jelas terlihat bahwa materi perlawanan yang
diajukan PELAWAN tidak jelas , hal ini jelas terlihat bahwa PELAWAN
mendalilkan bahwa belum ada peraturan perundangan yang mengaturnya
mengenai eksekusi Hak Tanggungan tetapi dalam dalil gugagatnnya halaman 4
butir 2 menyebutkan " Pengumuman lelang bertangan dengan" ....(2) Pasal 44
butir 2 Peraturan Menteri Keuangan PMK No.93/Pmk.06/2010 , ...dst" , padahal
jelas Pertauran Menteri Kuangan PMK No.93/Pmk.06/2010 tersebut adalah
merupakan
peraturan
pelaksanaan
lelang
yang
diantaranya
mengatur
mengenai pelaksanaan Eksekusi Hak Tanggungan oleh KPKNL, sehingga jelas
ARGUMENTASI /DASAR HUKUM yang didalilkan oleh PELAWAN sudah
ME
DA
N
-8-
dimentahkan sendiri oleh PELAWAN.
Dengan demikian sudah sepatutnya jika gugatan PELAWAN dinyatakan kabur
/tidak jelas sehingga gugatan demikian harus dinyatakan tidak dapat diterima.
PLURIUM LITIS CONCORTIUM
PIHAK - PIHAK DALAM GUGATAN YANG DIAJUKAN PELAWAN KURANG
GI
LENGKAP;
PELAWAN mengetahui bahwa terhadap Jaminan hutang pada TERLAWAN I
ING
telah dibeli melalui proses lelang pada TERLAWAN II sesuai dengan risalah
lelang No 123/2014 tanggal 18 juli 2014 dengan pembeli Sdr Pandapotan
Siagian, sehingga seharusnya ikut digugat dala perkara A Quo karena sangat
berkaitan langsung dengan obyek sengketa .
NT
Dengan adanya kekurangan pihak dalam gugatan A Quo maka gugatan tidak
memenuhi syarat formal suatu gugatan sehingga sudah seharusnya gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima.
ILA
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa TERLAWAN I menolak seluruh dalil yang disampaikan PELAWAN
dalam Posita Gugatan kecuali yang secara tegas diakui oleh TERLAWAN I.
NG
AD
2. Bahwa, tidak benar dalil PELAWAN yang menyatakan bahwa tidak
mengetahui berapa jumlah hutang /kewajibannya karena tidak pernah
diberikan salinan peijanjian kredit, dan tidak mengetahui berapa sisa
hutangnya dalil tersebut sangat tidak berdasar dan mengada ada karena :
- jelas PELAWAN memiliki dokumen Perjanjian Kredit berikut Jadwal
Angsurannya, sehingga PELAWAN memahami dengan pasti berapa
PE
jumlah hutang dan berapa kewajibannya yang harus dipenuhi, hal ini akan
TERLAWAN I buktikan dalam acara pembuktiannya nanti.
- Dalam Surat Peringatan 1 (SP 1) sampai dengan Surat Peringatan 3 (SP
3) jelas tercantum berapa jumlah kewajiban /hutang PELAWAN.
Disamping hal tersebut bahwa selama ini PELAWAN tidak pernah
menanyakan atau mempermasalahkan mengenai Surat Peringatan 1 sd 3
yang jelas mencantumkan jumlah hutangnya , bahkan setelah PELAWAN
memabaca dan menandatangani Jadwal Angsuran yang sudah diterima
PELAWAN juga tidak pernah dipermasalahkan namun tiba-tiba baru
sekarang muncul dalam gugatan yang menyatakan tidak mengetahui jumlah
hutangnya.
3. PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN SUDAH SESUAI
DENGAN PERTURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU ,
dengan dasar sbb ;
A
"'Selama betum ada peraturan perundang undangan yang
rnengaturnya dengan memperhatikan pasal 14, peraturan mengenai eksekusi
ME
DA
N
-9-
hypoteek yang ada pada mulai berlakunya undang-undang ini berlaku terhadap
eksekusi Hak Tanggungan"
Dengan mencermati Pasal 26 tersebut diatas disebut jelas bahwa Selama
belum ada peraturan perundang undangan yang rnengaturnya maka
ketentuan mengenai eksekusi hipotik tetap berlaku, sedangkan PELAWAN
GI
menyimpulkan "sepanjang belum ada peraturan pelaksanaanya ...dst",
karena sebagaimana diketahui bahwa pelaksanaan Eksekusi Hak
ING
Tanggungan sesuai pasal 1 angka 4 j.o pasal 5 Peraturan Menteri
Keuangan No.93/Pmk.06/2010 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang Sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.l06/Pmk.06/2013 Tahun 2013 tentang Perubahan
NT
Atas Peraturan Menteri Keuangan No.93/Pmk.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang mengatur terkait pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak
Tanggungan dilakukan oleh KPKNL;
ILA
Disamping hal tersebut diatas bahwa TERLAWAN sudah memenuhi semua
perssyaratan maupun proses yang ditentukan berdasarka peraturan
perundang- undangan yang berlaku sehingga Lelang dapat dilaksanakan
NG
AD
oleh TERLAWAN II.
Sehingga jelas dan tidak dapat terbantahkan lagi bahwa sudah ada
peraturan mengnenai pelaksanan lelang eksekusi hak tanggungan, sehingga
semua dalil PELAWAN sudah seharusnya ditolak.
Bahwa , PELAWAN telah wanprestasi sehingga TERLAWAN I melaksanakan
proses eksekusi lelang Hak tanggungan, sesuai Pasal 8 Syarat dan Ketentuan
PE
Umum Pemberian Fasilitas Kredit (SKUPK) yang telah disepakati antara
PELAWAN dengan TERLAWAN I sebagai berikut:
"Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiri Perjanjian Kredit
dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-jumlah
yang terhutang oleh DEBITUR berdasarkan Perjanjian Kredit, baik karena
hutang pokok, bunga, provisi, dan karenanya pemberitahuan dengan surat juru
sita atau surat-surat lain yang berkekuatan hukum serupa itu tidak diperlukan
lagi, bilamana DEBITUR dan / atau PENJAMIN: i) oleh Pengadilan Negeri
dinyatakan Pailit; ii) meminta penundaan pembayaran hutang-hutangnya
(surseance van betaling); iii) meninggal dunia; iv) tidak membayar bunga pada
waktu yang telah ditentukan atau lalai/tidak memenuhi kewajibannya menurut
Perjanjian Kredit atau Perjanjian lainnya dengan BANK; v) dinyatakan
lalai/wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya menurut perjanjian lainnya
dengan kreditur/pihak ketiga lainnya; vi) terlibat dalam suatu perkara
pengadilan."
ME
DA
N
- 10 -
Pada pokoknya telah diatur dan disepakati oleh PELAWAN selaku Debitur dan
TERLAWAN I selaku Kreditur bahwa menyimpang dari jangka waktu kredit
maka seluruh jumlah pinjaman, baik karena hutang pokok, bunga, dan provisi,
wajib dibayarkan kembali dengan seketika dan sekaligus seluruhnya kepada
TERLAWAN I jika terjadi Peristiwa Kelalaian PELAWAN selaku Debitur
GI
dan/atau PENJAMIN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 SKUPK tersebut;
Bahwa oleh karena PELAWAN tidak dapat melakukan kewajibannya untuk
ING
melakukan pembayaran atas kewajiban hukumnya kepada TERLAWAN I ,
maka telah membuktikan bahwa PELAWAN telah melakukan Perbuatan Ingkar
Janji (Wanprestasi sebagaimana dapat kami uraikan sbb :
Pasal 1238 KUHPerdata mengatur sebagai berikut :
NT
"Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis
itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan iewatnya waktu yang
ILA
ditentukan."
Yurisprudensi Mahkamah Aauna Republik Indonesia No.2123K/Pdt/1996
memberikan kaidah hukum sebagai berikut:
NG
AD
"Agar dapat menilai ada atau tidaknya wanprestasi harustah diiihat apakah
ada perjanjian yang dibuat dan saiah satu pihak tidak meiaksanakan
ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian".
Menurut pendapat dari Prof. R.Subekti, S.H., dalam bukunya "Hukum
Perjanjian", PT Intermas, Jakarta 2008, cetakan ke 22, halaman 45,
disebutkan bahwa yang dimaksud wanprestasi adalah:
PE
"Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikannya,
maka dikatakan ia melakukan wanprestasi", yang dapat berupa empat
macam :
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
b. Meiaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuai yang menurut perjanjian tidak boieh dilakukannya.
6. Bahwa pendapat dari Prof. R.Subekti tersebut sesuai dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 494K/Pdt/1995, "Dengan tidak
dilunasinya sisa hutang oleh debitur, maka debitur telah wanprestasi"
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, dalam hal PELAWAN selaku
Debitur ingkar janji/ wanprestasi, maka TERLAWAN I berhak untuk dengan
seketika menjalankan hak-hak dan wewenang yang timbul dari atau
berdasarkan Perjanjian Jaminan (Akta Pemberian Hak Tanggungan),
ME
DA
N
- 11 -
termasuk melakukan pelelangan dimuka umum terhadap barang-barang
jaminan yang merupakan obyek Hak Tanggungan (vide. Pasal 6 UndangUndang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996);
7. Bahwa, berdasarkan uraian peristiwa hukum, hubungan hukum, kepentingan
hukum dan dasar hukum sebagaimana tersebut di atas, menunjukkan dan
GI
membuktikan bahwa tidak ada kualifikasi Perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh TERLAWAN I , tindakan SP 1 sd SP 3 dalam hukum
ING
perbankan / perkreditan di Indonesia tidak menyalahi atau tidak melanggar
kepatutan maupun prinsip prinsip kebiasaan yang baik yang berlaku. Dengan
demikian gugatan PELAWAN patut dan berdasar untuk di kesampingkan dan
ditolak,
NT
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas, TERLAWAN I mohon Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara bantahan ini agar berkenan memutuskan :
Dalam putusan sela :
ILA
- Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Simalungun tidak berwenang
mengadili DALAM EKSEPSI:
- Menyatakan peralawanan yang diajukan PELAWAN tidak dapat
NG
AD
diterima
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menolak GUGATAN PELAWAN untuk seluruhnya atau setidak tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ( NietOn Vankelijke Verklaar);
2. Menghukum PELAWAN tuk membayar biaya perkara ;
Atau Subsidair:
PE
Apabila Yang Mulia Berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya Ex Aequo
Et Bono.
Menimbang, bahwa atas Perlawanan Pelawan, Terlawan II telah
mengajukan jawabannya tertanggal 18 November 2014 yang berbunyi sebagai
berikut:
A. DALAM EKSEPSI:
1. Bahwa dengan tegas Terlawan II menolak seluruh dalil-dalil yang
dikemukakan Pelawan dalam surat gugatannya kecuali terhadap hal-hal yang
diakui secara tegas kebenarannya.
2. Eksepsi obscuur libel
Bahwa Gugatan yang diajukan oleh Pelawan dalam surat gugatannya sangat
tidak jelas dan kabur, dengan alasan-alasan sebagaimana diuraikan berikut
ini:
2.1 Bahwa Pelawan dalam menyampaikan dalil gugatan pada Bagian I
Angka 4 dan Angka 5 tidak memenuhi unsur dasar fakta (feitetijke
ME
DA
N
- 12 -
grond) yaitu Pelawan menyatakan bahwa Terlawan I melalui Terlawan II
telah melakukan pelelangan atas objek sengketa berupa sebidang tanah
seluas 581 m2 sesuai SHM Nomor 61 tanggal 16 September 2010 dan 2
(dua) bidang tanah masing-masing seluas 9.111 m2 sesuai SHM Nomor
202 tanggal 30 Desember 2008 dan 6.670 m2 sesuai SHM Nomor 202
GI
tanggal 30 Desember 2008 yang kesemuanya adalah atas nama
Syahbuddin Purba pada hari kamis tanggal 19 Juni 2014/waktu/pukul
lelang Pandapotan Siagian.
ING
10.00 WIB s.d. selesai bertempat di kantor Terlawan I dengan pembeli
2.2 Bahwa objek yang disengketakan tersebut diatas laku terjual oleh
Terlawan I melalui Terlawan II dengan cara lelang pada tanggal 18 Juli
NT
2014.
2.3 Bahwa Pelawan dalam menyampaikan dalil gugatannya pada Bagian II
Angka 2 tidak memenuhi unsur dasar fakta (feitelijke grond) yaitu
ILA
Pelawan menyatakan bahwa pengumuman lelang yang dilakukan oleh
Terlawan I dan Terlawan II jarak waktunya adalah 21 (dua puluh satu)
hari antara lelang pertama dan lelang ke dua.
NG
AD
2.4 Bahwa Terlawan I melaksanakan pengumuman lelang ulang 1 (satu) kali
melalui surat kabar harian Metro Siantar pada tanggal 11 Juli 2014.
2.5 Menurut M. Yahya Harahap (Hukum Acara Perdata, 2008: hal 66) yang
menyatakan:
“Petitum Gugatan harus sejalan dengan dalil Gugatan.Dengan demikian,
Petitum mesti berkesesuaian atau konsisten dengan dasar hukum dan
PE
fakta-fakta yang dikemukakan dalam posita.Tidak boleh terjadi saling
bertentangan atau kontroversi di antaranya. Apabila terjadi saling
bertentangan, mengakibatkan Gugatan mengandung cacat formil,
sehingga Gugatan dianggap kabur (obscuur libel) oleh karena itu
Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima."
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sangat jelas bahwa dalil-dalil
Pelawan telah cacat formil (dhi. Gugatan kabur/tidak jelas), sehingga
cukup beralasan bagi Telawan II untuk memohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa perkara agar menerima eksepsi Terlawan II dan
menyatakan gugatan Pelawan tersebut tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklraad).
B. DALAM POKO K PER KARA :
1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut di atas, mohon
dianggap telah menjadi satu kesatuan dalam pokok perkara ini, serta
Terlawan II menolak seluruh dalil Pelawan, kecuali terhadap apa yang
ME
DA
N
- 13 -
diakui secara tegas kebenarannya.
2. Sesuai surat gugatan Pelawan maka obyek yang disengketakan oleh
Pelawan adalah sebidang tanah seluas 581 m2 sesuai SHM Nomor 61
tanggal 16 September 2010 dan 2 (dua) bidang tanah masing-masing
seluas 9.111 m2 sesuai SHM Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008 dan
GI
6.670 m2 sesuai SHM Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008 yang
kesemuanya atas nama Syahbuddin Purba(Pelawan cq. Debitor terhadap
ING
Terlawan I) yang terjual pada tanggal 18 Juli 2014 oleh Terlawan I melalui
Terlawan II dalam pelaksanaan lelang (ulang)Hak Tanggungan (pasal 6
Undang-undang No. 4 Tahun 1994 tentang Hak Tanggungan).
3. Bahwa sesuai Risalah Lelang Nomor : 123/2014 tanggal 18 Juli 2014
NT
maka objek yang disengketakan tersebut diatas laku terjual sebesar Rp.
343.800.000,- (tiga ratus empat puluh tiga juta delapan ratus ribu rupiah)
dengan pembeli lelang Sdr. Pandapotan Siagian.
ILA
DASAR HUKUM LELANG
4. Bahwa penjualan lelang terhadap obyek yang diperkarakan dilakukan
berdasarkan ketentuan hukum sebagai berikut:
NG
AD
- Vendureglemen Ordonantie 28 Pebruari 1908 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan staatsblad 1941:3;
- Undang-undang No 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan;
- Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang;
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 tentang
PE
perubahan PMK No. 93/PMK.06/2010 tentang 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang;
- Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara Nomor: PER06/KN/2013 tanggal 9 Desember 2013 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Lelang.
5. Bahwa sesuai pasal 6 Undang-undang No 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan maka “apabila debitor cidera janji, pemegang Hak
Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak
Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta
mengambil pelunasan piutangnya dari hasll penjualan tersebut."
Selanjutnya dalam penjelasan pasal 6 dimaksud disebutkan :
Hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri
merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan diutamakan yang
dipunyai
oleh
pemegang
Hak
Tanggungan
atau
pemegang
Hak
Tanggungan pertama dalam hal terdapat lebih dari satu pemegang Hak
ME
DA
N
- 14 -
Tanggungan. Hak tersebut didasarkan pada janji yang diberikan oleh
pemberi Hak Tanggungan bahwa apabila debitor cidera janji, pemegang
Hak Tanggungan berhak untuk menjual obyek Hak Tanggungan melalui
pelelangan umum tanpa memerlukan persetujuan lagi dari pemberi Hak
Tanggungan dan selanjutnya mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
GI
penjualan itu lebih dahulu daripada kreditor- kreditor yang lain. Sisa hasil
penjualan tetap menjadi hak pemberi Hak Tanggungan.
ING
6. Bahwa selanjutnya Pelawan sebagai debitor Terlawan I terbukti melakukan
cedera janji terhadap perjanjian kredit antara keduanya yang dibuktikan
surat somasi yang diterbitkan oleh Terlawan I (sebagaimana akan
disampaikan pada angka 10 huruf e pada jawaban ini) sehingga tindakan
NT
Terlawan I untuk melakukan penjualan lelang dengan perantaraan Terlawan
II sudah tepat sesuai denganllndang-undang yang berlaku.
7. Bahwa pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan melalui ‘pasal 6 UUHT’
ILA
tidak memerlukan fiat eksekusi dari pengadilan karena wewenang untuk itu
telah diberikan oleh Undang-undang (ex lege).
8. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan eksekusi hipotek dimana janji untuk
NG
AD
menjual atas kekuasaan sendiri harus diperjanjikan secara tegas dalam
suatu perjanjian (vide pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata), sehingga
pelaksanaan eksekusi harus didahului dengan fiat executie.
PROSEDUR LELANG TELAH SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG
BERLAKU.
Bahwa pelaksanaan lelang sebagaimana dimaksud Point 2 dan 3 diatas
per mohonan
lelang
dari
PE
diatas dilaksanakan berdasarkan surat
Terlawan I cq. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. MUR Cabang
Perdagangan melalui surat Nomor: 001/PLE-HT/8945/0614 tanggal 20 Juni
2014 hal Surat Permohonan Lelang Ulang Eksekusi Hak Tanggungan yang
ditujukan kepada Terlawan II, sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat (1)
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No mor : 93/PMK.06/201 0
tentang Petun juk Pelaksanaan Lelang yang menyebutkan bahwa :
Penjual/Pemilik Barang yang bermaksud melakukan penjualan barang
secara lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang
secara tertulis kepada Kepala KPKNL untuk dlmintakan jadwal pelaksanaan
lelang, disertai dokumen persyaratan lelang sesuai dengan jenls lelangnya.
9. Bahwa Permohonan Lelang yang diajukan Pemegang Hak Tanggungan cq.
Terlawan I kepada Terlawan II harus dilengkapi dengan dokumen
persyaratan lelang hak tanggungan sebagaimana diatur pada Pasal 6
avat (5) Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor: PER-
ME
DA
N
- 15 -
06/KN/2013
tanggal
9
Desember
2013
Pelaksanaan Lelang, sebagai berikut:
a) Sallnan/fotokopl Perjanjian Kredit;
tentang
Petunjuk
Teknis
b) Salinan/fotokopi Sertifikat Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak
Tanggungan;
GI
c) Fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak Tanggungan;
d) Salinan/fotokopi Perincian Hutang/jumlah kewajiban debitur yang harus
ING
dipenuhi;
e) Salinan/fotokopi bukti bahwa debitur wanprestasi, berupa peringatanperingatan maupun pernyataan dari pihak kreditor;
f) Surat pernyataan dari kreditur selaku pemohon lelang yang isinya akan
NT
bertanggung jawab apabila terjadi gugatan;
g) Salinan/fotokopi surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang
kepada debitor oleh kreditor, yang diserahkan paling lambat 1 (satu) hari
ILA
sebelum lelang dilaksanakan.
10. Sebagaimana dimaksud pada Point 10 di atas, maka permohonan lelang
Terlawan I telah dilengkapi dengan dokumen persyaratan lelang, antara
NG
AD
lain:
a. Fotokopi Perjanjian KreditPerjanjian Kredit Nomor: 0001146-SPK7259-1211 tanggal 29 Desember 2011 antara PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Tbk. MUR Cabang Perdagangan dengan
Syahbudin Purba.
b. Dokumen pengikatan jaminan hutang sebagai berikut:
PE
- Fotokopi Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yang
berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA” Nomor : 267/2012 tanggal 21 Februari 2012 atas nama
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk atas SHM Nomor
201/Tanjung Maraja, SHM Nomor 202/Tanjung Maraja, dan SHM
Nomor 61/Bosar Galugur.
- Fotocopy Salinan Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 01/2012
tanggal 25Januari 2012 atas atas SHM Nomor 201/Tanjung Maraja,
SHM Nomor 202/Tanjung Maraja, dan SHM Nomor 61/Bosar Galugur,
yang dikeluarkan oleh PPAT Mamitta Siallagan, S.H., MKn
c. Fotokopi Sertifikat Hak Milik Nomor 61 tanggal 16 September 2010,
Sertifikat Hak Milik Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008, dan
Sertifikat Hak Milik Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008 yang
kesemuanya adalah atas nama Syahbudin Purba yang dibebani Hak
ME
DA
N
- 16 -
Tanggungan;
d. Perincian Hutang/jumlah kewajiban debitur yang harus dipenuhi yang
dibuat oleh Area Recovery Manager PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional, Tbk. MUR Cabang Perdagangan, tanggal 20 Juni 2012.
e. Salinan/fotokopi bukti bahwa debitur wanprestasi, berupa peringatan-
GI
peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditor sebagai berikut:
- Fotocopy Surat Peringatan I Nomor : 005/SP/7259/VI11/2013 tanggal
ING
21 Agustus 2013
- Fotocopy Surat Peringatan II Nomor : 003/SP II/7259/X1/2013 tanggal
17 September 2013
- Fotocopy Surat Peringatan III Nomor: 003/SP 111/7259/XI/2013
NT
tanggal 27 Nopember 2013
f. Salinan/Fotokopi Surat Pernyataan kreditor selaku pemohon lelang
yang isinya akan bertanggung jawab apabila terjadi gugatan;
Nasional,
ILA
- Fotocopy Surat Pernyataan dari PT. Bank Tabungan Pensiunan
Tbk.
MUR
LELANG/8945/0614
Cabang
tanggal
20
Perdagangan
Juni
2014
Nomor:001/SP-
yang
menyatakan
NG
AD
membebaskan Pejabat Lelang dari KPKNL terhadap segala gugatan
dan tuntutan yang timbul sebagai akibat pelelangan beberapa bidang
tanah dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 61 tanggal 16 September
2010, Sertifikat Hak Milik Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008, dan
Sertifikat Hak Milik Nomor 202 tanggal 30 Desember 2008.
g. Pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitor oleh
PE
kreditor, yang diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum lelang
dilaksanakan, antara lain:
- Fotocopy Surat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. MUR
Cabang PerdaganganNomor : 002/PLEHT/7259/VII/2014 tanggal 04
Juli 2014 perihal Pemberitahuan Lelang Ulang Eksekusi Hak
Tanggungan yang ditujukan kepada Syahbudin Purba..
-
Fotocopy Surat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. MUR
Cabang PerdaganganNomor : 003/PLEHT/7259/VII/2014 tanggal 04
Juli 2014 perihal Pemberitahuan Pengosongan Jaminan yang
ditujukan kepada Syahbudin Purba.
11. Bahwa oleh karena dokumen persyaratan lelang sudah dipenuhi oleh
Terlawan I dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang
maka Kepala KPKNL Pematangsiantar cq, Terlawan II tidak berwenang
menolak permintaan akan perantaraannya untuk mengadakan penjualan
lelang sebagaimana diatur dalam pasal 12 PMK No.: 93/PMK.06/2010,
ME
DA
N
- 17 -
bahwa “Kepala KPKNUPejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak
permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen
persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal
subjek dan objek lelang. ”
12. Bahwa atas permohonan (lelang) dari Terlawan I cq. PT. Bank Tabungan
Nomor:
001/PLE-HT/8945/0614
GI
Pensiunan Nasional, Tbk. MUR Cabang Perdagangan melalui surat Nomor:
tanggal
20
Juni
2014
hal
Surat
ING
Permohonan LelangUlang Eksekusi Hak Tanggungan, Terlawan II cq.
Kepala KPKNL Pematang Siantar telah mengeluarkan Surat Nomor
S-
1584/WKN.02/KNL.02/2014 tanggal 1 Juli 2014 hal Penetapan jadwal
lelang yang menetapkan bahwa lelang akan dilaksanakan pada hari Jumat
NT
tanggal 18 Juli 2014 jam 10.00 WIB bertempat di kantor PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. MUR Cabang Perdagangan.
13. Bahwa lelang terhadap obyek yang diperkarakan telah pula dilengkapi
ILA
dengan Surat Keterangan Pendataran Tanah dari Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun, sebagai berikut:
- Nomor: 1560/SKPT/05/2014 tanggal 28 Mei 2014
NG
AD
- Nomor: 1561/SKPT/05/2014 tanggal 28 Mei 2014
- Nomor: 1562/SKPT/05/2014 tanggal 28 Mei 2014 wc/ePasal 22 ayat (1)
PeraturanMenteriKeuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang;
14. Bahwa lelang tanggal 18 Juli 2014 telah didahului dengan Pengumuman
Lelang Ulang melalui surat kabar harian Metro Siantar tanggal 11 Juli 2014,
PE
sehingga setiap orang dapat mengetahui akan adanya lelang dimaksud
(asas publisitas). Hal ini sesuai dengan Pasal 47 ayat (1) huruf a Nomor 1
PMK 93/PMK.06/2010 sebagaimana telah diubah dengan PMK No mor
106/PMK.06/2013
yang
berbunyi
: Pengumuman Lelang Ulang
dilakukan 1 (satu) kali melalui surat kabar harian paling singkat 7 (tujuh)
hari sebelum pelaksanaan lelang, jika waktu pelaksanaan lelang ulang
dimaksud tidak melebihi 60 (enam puluh) hari sejak pelaksanaan lelang
terdahulu atau sejak pelaksanaan lelang terakhir.
Bahwa Pelaksanaan Lelang sesuai Risalah Lelang Nomor : 123/2014
tanggal 18 Juli 2014 adalah merupakan Lelang Ulang dari Lelang
sebelumnya Risalah Lelang Nomor: 103/2014 tanggal 19 Juni 2014.
DALIL-DALIL PERBUATAN MELAWAN HUKUM
15. Bahwa dalil Pelawan dalam surat gugatan perlawanannya (roma wi II
angka 1 dan huruf A) yang pada intinya menyatakan Terlawan II telah
melanggar pasal 26 Nomor 4 Tahun 1996 tentang Undang-undang Hak
ME
DA
N
- 18 -
Tanggungan (UUHT) harus ditolak atau paling tidak dikesampingkan
dengan dasar dan alasan-alasan hukum, antara lain sebagai berikut:
a. Pasal 26 menyebutkan: “Selama belum ada peraturan perundangundangan yang rnengaturnya, dengan memperhatikan ketentuan
dalam Pasal 14, peraturan mengenai eksekusi hypotheek yang
eksekusi Hak Tanggungan.
GI
ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini, berlaku terhadap
ING
b. Bahwa sesuai Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan maka pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan
dilaksanakan dengan cara,sebagai berikut:
1) Berdasarkan pasal 6 UUHT (Pasal 20 ayat 1,butir a jo.
NT
Pasal 6), bahwa pasal ini memberikan kewenangan untuk
melaksanaan eksekusi sendiri dan tidak memerlukan
persetujuan PEMBERI Hak Tanggungan.
ILA
2) Melalui titel eksekutorial (Pasal 20 ayat 1,butir b jo.
Pasal 14 ayat 2 dan 3), bahwa pelaksanaan eksekusi
melalui
titel
sebagaimana
NG
AD
pengadilan
eksekutorial
memerlukan
dimaksud
fiat
pasal
eksekusi
224
Kitab
Undang-undang Hukum Acara Perdata (HIR).
3) Pen jualan dibawah tangan sesuai Pasal 20 ayat 2.
c. Bahwa Pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan cukup jelas
hanya menunjuk atau mengatur pelaksanaan eksekusi Hak
Tanggungan
melalui
Pasal
14
(jo
pasal
20)
tanpa
PE
mengesampingkan pasal 6.
Dengan demikian, pelaksanaan eksekusi berdasarkan pasal 6 UUHT
dapat dilakukan sendiri oleh pemegang hak tanggungan pertama tanpa
memerlukan adanya fiat executie terlebih dahulu atau tidak memerlukan
persetujuan pihak manapun.
Bahwa dalil-dalil (eksekusi lelang pasal 6 UUHT harus melalui fiat eksekusi
pengadilan) Pelawan dengan menggunakan Yurisprudensi Mahkamah
Agung, Nomor 31210/ K/Pdt/1984 tertanggal 30 Januari 1986 dan No.
KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994 sangat tidak tepat sehingga
sudah sepantasnya dikesampingkan, karena Yurisprudensi tersebut dijiwai
oleh asas-asas Hipotek pada Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW)
dan putusan-putusan tersebut terbit sebelum adanya Undang-undang No.
4 Tahun 1996 sehingga tidak mempertimbangkan pasal 6 UUHT.
16. Bahwa dalil Pelawan dalam surat gugatannya roma wi I langka 1 huruf
B yang pada intinya menyatakan Pelawan mengalami kerugian karena
ME
DA
N
- 19 -
Pelawan tidak mengetahui jumlah hutang Pelawan yang sebenarnya,
harus dikesampingkan karena sangat t idak berdasar.
17. Bahwa Pelawan telah menandatangani perjanjian hutang sehingga sudah
seharusnya mengetahui kewajibannya untuk membayar hutang. Lebih
lanjut Pelawan telah menerima SOMASI berupa Peringatan melalui Surat
GI
Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III (sebagaimana
telah disebut pada angka 12 e diatas) yang mencantumkan jumlah hutang
ING
Pelawan kepada Terlawan I, oleh karenanya dalil Pelawan ‘tidak
mengetahui jumlah hutang atau jumlah hutang tidak pasti’, harus ditolak
atau paling tidak dikesampingkan.
18. Bahwa lelang atas obyek yang diperkarakan tidak dapat dikatakan
NT
merugikan Pelawan karena obyek tersebut sesuai dengan obyek yang
diberikan Pelawan kepada Terlawan I sebagai jaminan hutangnya.
19. Bahwa dalil Pelawan pada surat gugatannya ro ma wi II angka 1 huruf C
berdasar,
karena
lelang
telah
ILA
juga harus dikesampingkan karena tidak
dilengkapi dengan dokumen Harga Limit (atas obyek lelang/obyek yang
diperkarakan) yang ditetapkan oleh Terlawan I. Hal ini diatur dalam PMK
NG
AD
Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang mengatur
sebagai berikut:
Nilai Limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan
•
ditetapkan oleh Penjual/Pemilik
barang,
vide
pasal
1
ayat
(26)
(Ketentuan Umum).
Penetapan Nilai Limit menjadi tanggung jawab Penjual/Pemilik Barang,
•
PE
vide Pasal 35 ayat (2).
Bahwa
•
Penjual/Pemilik
barang
dalam
menetapkan
Nilai
Limit
berdasarkan :
a. Penilaian oleh Penilai; atau
b. Penaksiran oleh Penaksir/Tim Penaksir, vide Pasal 36 ayat (1).
•
Dalam hal bank kreditor akan ikut menjadi peserta pada Lelang
Eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT, Nilai Limit harus ditetapkan oleh
Penjual berdasarkan hasil penilaian dari Penilai, vide Pasal 36 ayat
(5).
Dalam hal Lelang Eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT dengan Nilai Limit
paling sedikit Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah), Nilai Limit harus
ditetapkan oleh Penjual berdasarkan hasil penilaian dari penilai.
20. Bahwa dalil Pelawan ro ma wi II angka 1 huruf D harus ditolak karena
dalam pelaksanaan lelang obyek yang diperkarakan tidak ada unsur
perbuatan melawan hukum, tidak ada kerugian, dan segala hubungan
ME
DA
N
- 20 -
kausal berkaitan dengan lelang terhadap obek perkara telah dilaksanakan
sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
21. Bahwa dalil Pelawan pada surat gugatannya pada Bagian II Angka 2
(yang pada intinya menyatakan bahwa karena pengumuman lelang jarak
waktunya adalah 21 (dua puluh satu) hari antara lelang pertama dan lelang
GI
kedua harus ditolak, karena Pelawan keliru mengutip pasal 44 butir a
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang
ING
Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagai ketentuan yang mengatur tentang
tata cara pengumuman lelang ulang a quo.
22. Bahwa ketentuan yang mengatur tentang tata cara pengumuman lelang
ulang (lihat angka 16 diatas) terdapat pada pasal 47 Peraturan Menteri
NT
Keuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang sebagai berikut:
Ayat (1) Pengumuman Lelang untuk pelaksanaan Lelang Eksekusi yang
ILA
diulang, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. lelang barang tidak bergerak atau barang bergerak yang dijual bersamasama dengan barang tidak bergerak, dilakukan dengan cara:
NG
AD
1) Pengumuman Lelang Ulang dilakukan 1 (satu) kali melalui surat
kabar harian paling singkat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
lelang, jika waktu pelaksanaan lelang ulang dimaksud tidak
melebihi 60 (enam puluh) hari sejak pelaksanaan lelang terdahulu
atau sejak pelaksanaan lelang terakhir
23. Bahwa dalil-dalil Pelawan dalam surat gugatannya Bagian II Point 3 yang
PE
pada intinya menyatakan bahwa pelaksanaan lelang oleh Terlawan II atas
permintaan Terlawan I dilakukan sebelum habis masa perjanjian kredit
harus ditolak dengan alasan bahwa Pelawan telah WANPRESTASI
sesuai dokumen lelang sebagai berikut:
- Fotocopy Surat Peringatan I Nomor : 005/SP/7259/VI11/2013 tanggal 21
Agustus 2013;
- Fotocopy Surat Peringatan II Nomor : 003/SP II/7259/XI/2013 tanggal 17
September 2013;
- Fotocopy Surat Peringatan III Nomor : 003/SP 111/7259/XI/2013 tanggal
27 Nopember 2013; dan
- Salinan/Fotokopi Surat Pernyataan dari PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional,
Tbk.
MUR
Cabang
Perdagangan
Nomor:001/SP-
LELANG/8945/0614 tanggal 20 Juni 2014 yang menyatakan kredit
Pelawan telah MACET (Wanprestasi) dan membebaskan Pejabat
Lelang dari KPKNL terhadap segala gugatan dan tuntutan yang timbul.
ME
DA
N
- 21 -
24. Bahwa dalil Pelawan pada surat gugatannya pada Bagian II Point 4
berikut seluruh petitum harus ditolak karena sesuai fakta hukum
yang telah kami sampaikan diatas, maka Lelang tanggal 18 Juli 2014
sesuai Risalah Lelang Nomor: 123/2014 tanggal 18 Juli 2014 telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (tidak mengandung adanya unsur
GI
perbuatan melawan hukum) dan oleh karenanya tidak dapat dibatalkan
oleh Terlawan II cq Pejabat Lelang, sebagaimana diatur dalam pasal 24
ING
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagai berikut : Lelang yang akan
dilaksanakan hanya dapat dibatalkan dengan permintaan Penjual atau
penetapan provisional atau putusan dari lembaga peradilan umum.
NT
Selanjutnya pasal 3 PMK 93/PMK.06/2010 yang berbunyi sebagai berikut
: lelang yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
tidak dapat dibatalkan.
ILA
25. Bahwa Buku II Mahkamah Agung pada sub titel AJ. Lelang (Penjualan
Umum) angka 21 halaman 101 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
dan Administrasi Pengadilan disebutkan bahwa lelang yang telah
NG
AD
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat
dibatalkan.
PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK HARUS DILINDUNGI
26. Bahwa beberapa Yurisprudensi yang membenarkan pembeli yang
beritikad baik harus dilindungi berdasarkan rasa kepastian hukum
sekaligus keadilan bagi pembeli lelang dimana hal ini tercermin dalam
PE
Yurisprudensi Mahka mah Agung RI ant ara lain:
a. Putusan Mahkamah Agung RI No. 251 K/SIP/1958 tanggal 26
Desember 1958: “Pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik
harus dilindungi dan jual beli yang bersangkutan haruslah dianggap
syah”.
b. Putusan Mahkamah Agung RI No. 1230 K/SIP/1980 tanggal 29 Maret
1982: “Pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan
hukum".
c. Putusan Mahkamah Agung RI No. 3201 K/Pdt/1991 tanggal 30
Januari 1996: “Pembeli yang beritikad baik harus dilindungi".
d. Putusan Mahkamah Agung RI Na.52 K/SI P/1975 tanggal 23
September 1975: “Pembeli yang beritikad baik harus dilindungi".
e. Putusan Mahkamah Agung RI No.1237 K/SIP/1973 tanggal 15 April
1976: “Pembeli dengan itikad baik harus mendapat perlindungan
hukum".
ME
DA
N
- 22 -
f. Putusan Mahkamah Agung RI No. 821 K/SIP/1974 tanggal 28 April
1976: “Pembeli dengan itikad baik harus dilindungi"
27. Bahwa Buku II Mahkamah Agung Tahun 2007 pada sub titel AJ. Lelang
(Penjualan Umum) huruf AJ angka 23 halaman 101 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan menyebutkan bahwa
GI
pe mbeli yang beretikad baik harus dilindungi.
Maka, berdasarkan uraian-uraian Jawaban tersebut di atas, Terlawan II mohon
ING
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pematangsiantar berkenan memutus
dengan amar sebagai berikut:
Dalam Eksepsi :
1. Menyatakan Eksepsi Terlawan II cukup beralasan dan dapat diterima;
Gugatan
Pengugat
NT
2. Menyatakan
tidak
dapat
diterima
(Niet
Ontvankelijk Verklaard).
Dalam Pokok Perkara :
menyatakan
ILA
1. Menolak Dalil Gugatan Pelawan seluruhnya atau setidak-tidaknya
Gugatan
Pengugat
tidak
dapat
diterima
(Niet
Ontvankelijk Verklaard),
NG
AD
2. Menghukum Pelawan untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul.
Atau : Apabila Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
Menimbang, bahwa atas Perlawanan Pelawan, Turut Terlawan III telah
mengajukan jawabannya tertanggal 16 April 2015 yang berbunyi sebagai
PE
berikut:
DALAM KONPENSI TENTANG EKSEPSI
A. Gugatan Pelawan Obscuur Libels (Gugatan Kabur)
- Bahwa jika diperhatikan dengan teliti gugatan Pelawan tersebut, Pelawan
dalam menjalankan gugatannya telah salah dan keliru;
- Bahwa suatu gugatan harus dibuat secara sempurna seperti apa yang
disyaratkan oleh Hukum Acara Perdata yang berlaku di Indonesia;
- Bahwa jelas Pelawan dalam gugatannya seperti mengarang cerita-cerita
bohong, seolah-olah jumlah hutang yang dikeluarkan oleh Terlawan II
didalam risalah lelang adalah karangan Terlawan II saja;
- Bahwa Pelawan didalam gugatannya juga tidak ada menyebutkan jumlah
uang yang sudah dibayamya kepada Terlawan I dan tidak ada menyebutkan
berapa lagi jumlah hutang yang harus dibayar oleh Pelawan kepada
Terlawan I;
ME
DA
N
- 23 -
- Bahwa disamping itu Pelawan tidak ada memasukkan cicilan yang telah
dibayar pelawan didalam gugatan nya, sehingga memperlihatkan gugatan ini
tambah tidak sempurna dan gugatan ini harus ditolak, atau dinyatakan tidak
dapat diterima;
- Turut Terlawan III Tidak Mengetahui Secara Pasti Perbuatan Hukum Yang
GI
Telah Dilakukan Turut Terlawan III sehingga dimasukkan dalam perkara a
quo.
ING
- Bahwa Pelawan didalam gugatannya tidak menjelaskan hubungan hukum
Turut Terlawan III dengan Pelawan atau perbuatan melawan hukum apa
yang telah dilakukan oleh Turut Terlawan III sehingga dimasukkan sebagai
pihak didalam gugatan pelawan;
NT
- Bahwa dari dalil posita Gugatan Pelawan tersebut maka telah jelas, Pelawan
sama sekali TIDAK MENGETAHUI SECARA PASTI perikatan hukum yang
dilakukan oleh Turut Terlawan III;
ILA
- Bahwa oleh karena Pelawan didalam gugatannya sama sekali tidak
mengetahui secara pasti perikatan hukum berupa apa yang dilakukan oleh
Turut Terlawan III, maka Pelawan tidak dapat mengikut sertakan atau
NG
AD
menyatakan Turut Terlawan III telah melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrecht Matigedaad) sehingga gugatan Pelawan harus dinyatakan kabur
(Obscuur Libel) ;
B. Gugatan Pelawan Cacad Formil Mengenai Pihak (Error In Persona).
- Bahwa Pelawan didalam dalil Gugatannya telah mengikut sertakan Turut
Terlawan III atau orang yang bernama Pandapotan Siagian ;
PE
- Bahwa seharusnya Pelawan memasukkan Pandapotan Siagian sebagai
Terlawan III atau Turut Terlawan bukannya dengan menyebut Pandapotan
Siagian sebagai Turut Terlawan III;
- Bahwa dengan salah penyebutan pihak didalam gugatannya, gugatan
pelawan telah mengandung unsur cacat formil;
- Bahwa hingga saat ini Turut Terlawan III telah di ikut sertakan Pelawan
didalam perkara ini, padahal Turut Terlawan III adalah seorang pembeli yang
beritikad baik yang dilindungi undang-undang;
- Bahwa Turut Terlawan III sama sekali tidak mengetahui mengenai urusan
Pelawan dengan Terlawan I dan II, Turut Terlawan III hanya membaca
disurat kabar Metro siantar akan diadakannya pelelangan ;
- Bahwa Turut Terlawan III sangat bingung dengan Pelawan mengapa
mengikutsertakan Turut Terlawan III didalam perkara ini;
- Berdasarkan uraian Eksepsi diatas maka sangat beralasan hukum bagi
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili
ME
DA
N
- 24 -
perkara ini menyatakan Gugatan PELAWAN tidak dapat diterima atau
mengeluarkan Turut Terlawan III dari perkara a quo;
C. Gugatan Pelawan Tidak Lengkap Para Plhaknya (Plurium Litis Consortium).
Gugatan Pelawan Tidak Mengikut Sertakan Kantor Pertanahan Kabupaten
Simalungun.
GI
- Bahwa Pelawan didalam perkara aquo, ternyata tidak mengikut sertakan
Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun sebagai salah satu Pihak
ING
Terlawan didalam perkara aquo;
- Bahwa hal tersebut diatas dikemukakan Turut Terlawan III karena didalam
Sertifikat Tanda Bukti Hak Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun No.61
tentang pendaftaran Peralihan hak, Pembebanan Dan Pencatatan lainnya
NT
disebutkan nama yang berhak adalah Pandapotan Siagian berdasarkan
Risalah lelang Nomor: 123/2014 tanggal 27-07-2014 yang diperbuat oleh
Dhanu ABDUL Khobier,SE,SH selaku Pejabat Lelang Kantor Pelayanan
ILA
Kekayaan Negara dan lelang Pematangsiantar.
- Bahwa didalam Sertifikat Tanda Bukti Hak Kantor Pertanahan Kabupaten
Simalungun No.201 tentang Pendaftaran Peralihan hak, Pembebanan Dan
NG
AD
Pencatatan Lainnya disebutkan nama yang berhak adalah Pandapotan
Siagian berdasarkan Risalah lelang Nomor: 123/2014 tanggal 27-07-2014
yang diperbuat oleh Dhanu ABDUL Khobier.SE.SH selaku Pejabat Lelang
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang Pematangsiantar.
- Bahwa didalam Sertifikat Tanda Bukti Hak Kantor Pertanahan Kabupaten
Simalungun No.202 tentang Pendaftaran Peralihan hak, Pembebanan Dan
PE
Pencatatan Lainnya disebutkan nama yang berhak adalah Pandapotan
Siagian berdasarkan Risalah lelang Nomor: 123/2014 tanggal 27-07-2014
yang diperbuat oleh Dhanu ABDUL Khobier,SE,SH selaku Pejabat Lelang
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang Pematangsiantar.
- Bahwa oleh karena Nama yang berhak berdasarkan Surat Sertifikat Tanda
Bukti Hak Nomor 61, 201 dan 202 adalah Pandapotan Siagian dan hal
tersebut diketahui oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun;
- Bahwa Instansi Pemerintah yang diberikan kewenangan untuk membalik
namakan
Sertifikat
adalah
Badan
Pertanahan
Nasional
Cq.
Kantor
Pertanahan Kabupaten Simalungun;
- Bahwa guna memastikan apakah Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun
telah membalik namakan Sertifikat Tanda Bukti Hak No.61, No.201 dan
No.202 dari atas nama Sahbudin Purba menjadi atas nama Turut Terlawan III
Pandapotan Siagian, maka Pelawan harus mengikut sertakan Kantor
ME
DA
N
- 25 -
Pertanahan Kabupaten Simalungun sebagai salah satu pihak Terlawan
didalam perkara aquo.
- Bahwa oleh karena Pelawan tidak mengikut sertakan Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun sebagai salah satu pihak Terlawan didalam perkara
kurang pihak;
Gugatan
Pelawan
Tidak
Mengikut
GI
aquo, maka gugatan Pelawan dalam perkara aquo adalah gugatan yang
Sertakan
Pejabat
Pembuat
Akta
ING
Tanah/Notaris, Sesuai Akta Pemberian Tanggungan No.08/2012 Tanggai 25
Januari 2012.
- Bahwa Pelawan didalam gugatannya, ternyata tidak mengikut sertakan
Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris, Sesuai Akta Pemberian Tanggungan
NT
No.08/2012, tanggal 25 Februari 2012 ;
- Bahwa guna memastikan dihadapan siapa Akta Pemberian Hak Tanggungan
No.08/2012, tanggal 25 Februari 2012 diperbuat, maka Pelawan harus
ILA
menyebut dan mengikut sertakan siapa Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris
Pemberian Hak Tanggungan tersebut diperbuat;
- Bahwa karena Pelawan tidak mengikut sertakan Pejabat Pembuat Akta
NG
AD
Tanah/Notaris, Sesuai Akta Pemberian Hak Tanggungan No.08/2012 tanggal
25 Februari 2012 sebagai salah satu pihak Terlawan didalam perkara aquo,
maka gugatan Pelawan dalam perkara aquo adalah gugatan yang kurang
pihak ;
- Berdasarkan dalil-dalil Eksepsi yang telah dikemukakan Turut Terlawan III
diatas, maka sangat beralasan menurut Hukum bagi Majelis Hakim yang
PE
memeriksa dan mengadili perkara aquo menyatakan Gugatan Pelawan tidak
Dapat Diterima (Niet Onvanklijk Verklaard);
DALAM POKOK PERKARA
Bahwa segaia sesuatu yang telah diuraikan Turut Terlawan Ill bagian Eksepsi
diatas, secara mutatis mutandis supaya tidak diulangi lagi, mohon dianggap
telah diulang dan dimasukkan kembali pada bagian Pokok Perkara sebagai
berikut:
- Bahwa Turut Terlawan III menolak secara tegas seluruh dalil-dalil Gugatan
yang diajukan oleh Pelawan terhadap Terlawan I dan Terlawan II, baik dalil
Posita maupun Petitumnya, terkecuali terhadap hal-hal yang diakui secara
tegas dibawah ini;
- Bahwa benar sesuai Risalah Lelang Nomor : 123/2014 tanggal 18 Juli 2014
maka objek yang disengketakan Pelawan dibeli oleh Turut Terlawan III
sebesar Rp.343.8000.000,- (tiga ratus empat puluh tiga juta delapan ratus
ribu rupiah);
ME
DA
N
- 26 -
- Bahwa tidak benar Terlawan I dan Terlawan II melakukan perbuatan
melawan hukum dengan melakukan lelang terhadap objek perkara gugatan a
quo;
- Bahwa lelang yang dilakukan Terlawan II dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni:
GI
- Undang-Undang No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
- Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 93/PMK.06/2010 Tentang
- Peraturan
Menteri
ING
Petunjuk lelang.
Keuangan
Nomor
106/PMK.06/2013
Tentang
Perubahan PMK No.93/PMK 06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
lelang
06/KN/2013
tanggal
NT
- Peraturan Direktur Jenderal Piutang dan lelang Negara Nomor : PER9
Pelaksanaan Lelang.
Desember
2013
tentang
Petunjuk
Teknis
ILA
- Bahwa Pelawan bukanlah Pelawan yang baik sebagaimana Petitum Pelawan
nomor 2 dalam gugatan a quo;
- Bahwa jika Pelawan seorang yang beritikad baik maka hutang Pelawan pasti
dicicil
atau
dibayar
Pelawan
kepada
Terlawan
I
bukannya
NG
AD
akan
mengajukannya gugatan Perlawanan;
- Bahwa Pelawan yang merupakan Debitor dari Terlawan I terbukti telah
cendera janji atau Ingkar janji terhadap Perjanjian Kredit sebagaimana yang
disebutkan Pelawan didalam gugatannya;
- Bahwa tidak benar Terlawan I dan Terlawan II didalam menjalankan Lelang
PE
harus meminta Izin terlebih dahulu kepada Ketua Pengadilan Negeri
Simalungun sebagaimana dalil gugatan pelawan halaman 3 perkara a quo;
- Bahwa berdasarkan Eksekusi Hak Tanggungan pasal 6 UU Hak Tanggungan
tidak memerlukan Fiat Eksekusi atau Izin dari Pengadilan Negeri setempat
karena wewenang untuk itu telah diberikan oleh Undang-undang (ex lege);
- Bahwa pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan telah cukup jelas
menunjuk atau mengatur Pelaksanaan Eksekusi Hak Tanggungan melalui
pasal 14 Jo pasal 20 UUHT;
- Bahwa dalil gugatan pelawan yang menyatakan pelawan mengalami
kerugian akibat dilakukan lelang oleh Terlawan I dan Terlawan II adalah
mengada-ada karena Pelawan tidak menyebutkan kerugian apa yang diderita
oleh Pelawan akibat lelang tersebut, oleh karena itu harus dikesampingkan
karena tidak beralasan hukum;
PEMBELI YANG BAIK DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
ME
DA
N
- 27 -
- Bahwa oleh karena Turut Terlawan III adalah seorang yang beritikad baik dan
dengan adanya beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung RI yang
menyatakan pembeli yang beritikad baik harus dilindungi UU yaitu demi
kepastian hukum sekaligus keadilan bagi seorang pembeli lelang hal ini
dapat dilihat di :
GI
- Putusan Mahkamah Agung RI No.251 K/SIP/1958 tanggal 26 desember
1958 : Pembeli yang telah beritikad baik harus dilindungi dan jual beii yang
ING
bersangkutan haruslah dianggap syah;
- Putusan Mahkamah Agung RI No.52 K/SIP/1975 tanggal 23 September
1975: Pembeli yang beritikad baik harus dilindungi.
- Putusan Mahkamah Agung RI No, 1237 K/SIP/1973 tanggal 15 April 1976;
NT
Pembeli dengan beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum.
- Putusan Mahkamah Agung RI No.821 K/SIP/1974 tanggal 28 April 1976:
Pembeli yang beritikad baik harus dilindungi.
ILA
- Putusan Mahkamah Agung RI No.1230 K/SIP/1980 tanggal 29 maret 1982
: pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum.
- Putusan Mahkamah Agung RI No.3201 K/1991 tanggal 30 Januari 1996 :
NG
AD
Pembeli yang beritikad baik harus dilindungi.
- Bahwa didalam Buku II Mahkamah Agung RI Tahun 2007 Sub Titel AJ.Ielang
(Penjualan Umum) huruf AJ angka 23 halaman 101 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan menyebutkan bhawa
Pembeli Yang Beritikad Baik harus Dilindungi;
Bahwa oleh karena saat ini objek sengketa yakni:
PE
1. sebidang tanah seluas 581 m2, sesuai SHM No.61 tanggal 6 September
2010 A/N Pelawan (Syahbudin Purba);
2. 2 (dua) bidang tanah berikut segala yang ada diatasnya yaitu :
- Tanah seluas 9.111 m2, SHM No.202 tanggal 30 Desember 2008 a/n
pelawan;
- tanah seluas 6.670 m2, SHM No.201 tanggal 30 Desember 2008 a/n
Pelawan
dikuasai oleh Pelawan untuk seluruhnya sudah sewajamya menurut
hukum apabila Pelawan mengosongkan dan menyerahkan dalam keadaan
baik berikut segala sesuatu yang ada diatasnya kepada Turut Terlawan III
selaku pemenang lelang dan pembeli yang beritikad baik yang dilindungi
undang-undang ;
- Berdasarkan segala yang diuraian Turut Terlawan III diatas, dimohonkan
kepada Majelis Hakim yang yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
ME
DA
N
- 28 -
kiranya berkenan memberikan putusan yang amamya berbunyi sebagai
berikut:
Dalam Eksepsi :
1. Menerima Eksepsi para Turut Terlawan III untuk seluruhnya ;
Verklaard) ;
Dalam Pokok Perkara :
gugatan
Pelawan
untuk
seluruhnya
atau
setidak-tidaknya
ING
1. Menolak
GI
2. Menyatakan gugatan Pelawan tidak dapat diterima (Niet On Vankelijk
dinyatakan Pelawan tidak dapat diterima (Niet On Vankelijk Verklaard);
2. Memerintahkan kepada Pelawan agar mengosongkan dan menyerahkan
dalam keadaan baik berikut segala sesuatu yang ada diatasnya :
NT
1. Sebidang tanah seluas 581 m2, sesuai SHM No.61 tanggal 06 September
2010 A/N Pelawan (Syahbudin Purba)
2. 2 (dua) bidang tanah berikut segala yang ada diatasnya yatu :
ILA
- Tanah seluas 9.111 m2, SHM No.202 tanggal 30 Desember 2008 a/n
Pelawan
- Tanah seluas 6.670 m2, SHM No.201 tanggal 30 Desember 2008 a/n
NG
AD
Pelawan yang saat ini dikuasai oleh pelawan kepada Turut Terlawan III;
Atau : Didalam Peradilan yang baik Jika Pengadilan berpendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono) ;
Menimbang, bahwa terhadap perlawanan Pelawan tersebut Pengadilan
Negeri
Simalungun
telah
menjatuhkan
putusan
nomor
:
PE
72/Pdt.Plw/2014/PN.Sim tanggal 23 Juli 2015, yang amarnya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI :
-
Menolak eksepsi dari Terlawan I, Terlawan II dan Turut Terlawan
III
untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan Pelawan sebagai Pelawan yang tidak baik ;
2. Menolak Perlawanan Pelawan Untuk Seluruhnya;
3. Menghukum
Pelawan
untuk
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp.661.000,- (enam ratus enam puluh satu ribu rupiah);
Membaca Akte Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Simalungun, yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Pembanding semula
Pelawan, pada tanggal 29 September 2015, telah mengajukan permohonan
banding
terhadap
putusan
Pengadilan
Negeri
Simalungun
nomor
:
72/Pdt.Plw/2014/PN.Sim tanggal 23 Juli 2015, permohonan banding mana telah
diberitahukan kepada Terbanding I semula Terlawan I, Terbanding II semula
ME
DA
N
- 29 -
Terlawan II, dan kepada Turut Terbanding semula Turut Terlawan masingmasing tanggal 6 Oktober 2015 dan tanggal 30 September 2015;
Membaca
memori
banding
yang
diajukan
oleh
Kuasa
Hukum
Pembanding semula Pelawan tertanggal 5 Oktober 2015, yang diterima di
memori
banding
tersebut
telah
GI
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 7 Oktober 2015, dan
diberitahukan
dan
diserahkan
kepada
Terbanding I semula Terlawan I, Terbanding II semula Terlawan II, dan kepada
ING
Turut Terbanding semula Turut Terlawan masing-masing tanggal 12 Oktober
2015, tanggal 9 Oktober 2015 dan tanggal 7 Oktober 2015;
Membaca kontra memori banding yang diajukan oleh Turut Terbanding
NT
semula Turut Terlawan tertanggal 9 Oktober 2015, yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 9 Nopember 2015,
dan kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada
ILA
Kuasa Hukum Pembanding semula Pelawan, kepada Terbanding I semula
Terlawan I dan kepada Terbanding II semula Terlawan II masing-masing
tanggal 25 Nopember 2015, dan tanggal 12 Nopember 2015;
NG
AD
Membaca kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding II
semula Terlawan II tertanggal 20 Nopember 2015, yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 20 Nopember 2015,
dan kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada
Kuasa Hukum Pembanding semula Pelawan, kepada Terbanding I semula
Terlawan I dan kepada Turut Terbanding semula Turut Terlawan masing-
PE
masing tanggal 26 Januari 2016, dan tanggal 25 Nopember 2015;
Membaca Relas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara Pengadilan
Negeri Simalungun, yang disampaikan kepada Kuasa Hukum Pembanding
semula Pelawan tanggal 17 Nopember 2015, kepada Terbanding I semula
Terlawan I tanggal 9 Nopember 2015, kepada Terbanding II semula Terlawan II
tanggal 9 Nopember 2015, dan kepada Turut Terbanding semula Turut
Tergugat tanggal 7 Oktober 2015, yang menerangkan bahwa dalam tenggang
waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada
kedua belah pihak berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan
mempelajari berkas perkara tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;
Menimbang,
bahwa
permohonan
banding
dari
Kuasa
Hukum
Pembanding semula Pelawan telah diajukan dalam tenggang waktu dan
ME
DA
N
- 30 -
menurut tata cara serta telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut, secara formal
dapat diterima;
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh kuasa hukum
putusan
Majelis Hakim Tingkat
GI
Pembanding semula Pelawan pada prinsipnya sangat keberatan terhadap
Pertama,
sehingga
memohon
kepada
ING
Pengadilan Tinggi untuk membatalkan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama
aquo, seraya mengadili sendiri dengan amar putusan mengabulkan perlawanan
Pembanding semula Pelawan untuk seluruhnya;
NT
Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum
Pembanding semula Pelawan tersebut, Terbanding II semula Terlawan II dan
Turut Terbanding semula Turut Terlawan masing-masing telah mengajukan
ILA
kontra memori banding yang pada prinsipnya mendukung putusan Majelis
Hakim Tingkat Pertama, oleh karena itu memohon agar Majelis Hakim Tingkat
Banding menguatkan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama;
NG
AD
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari secara seksama
memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula Pelawan, Majelis
Hakim tingkat banding berpendapat bahwa semua yang dikemukakan dalam
memori banding tersebut pada dasarnya tidak mengungkapkan hal-hal yang
dapat melemahkan atau membatalkan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama,
melainkan
hanya
merupakan
pengulangan
tentang
apa
yang
sudah
PE
dipertimbangkan dalam persidangan tingkat pertama, dan terhadap kontra
memori banding dari Terbanding II semula Terlawan II dan Turut Terbanding
semula Turut Terlawan pada prinsipnya mendukung putusan Majelis Hakim
Tingkat Pertama, oleh karena itu memori banding dan kontra memori banding
tersebut tidak dipertimbangkan secara khusus dalam putusan Majelis Hakim
Tingkat banding;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca
dan meneliti serta memeriksa secara seksama berkas perkara beserta turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 72/Pdt.Plw/2014/PN.Sim
tanggal 23 Juli 2015, memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula
Pelawan, kontra memori banding dari Terbanding II semula Terlawan II dan
Turut Terbanding semula Turut Terlawan, serta surat-surat lain yang
berhubungan dengan perkara ini maka Majelis Hakim Tingkat Banding
berpendapat
bahwa
putusan
Pengadilan
Tingkat
Pertama
telah
ME
DA
N
- 31 -
mempertimbangkan dengan tepat dan benar menurut hukum, sehingga
pertimbangan tersebut dapat disetujui dan dijadikan dasar pertimbangan hukum
sendiri oleh Majelis Hakim tingkat banding dalam memutus perkara ini ditingkat
banding;
tersebut
bahwa
berdasarkan
uraian
pertimbangan-pertimbangan
GI
Menimbang,
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor :
ING
72/Pdt.Plw/2014/PN.Sim tanggal 23 Juli 2015 dapat dipertahankan dan
dikuatkan;
Menimbang, bahwa karena Pembanding semula Pelawan tetap dipihak
NT
yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar semua biaya dalam
kedua tingkat peradilan;
Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan
ILA
hukum lainnya yang bersangkutan dalam perkara ini;
Mengadili :
Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula
NG
AD
-
Pelawan tersebut;
-
Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Simalungun
nomor
:
72/Pdt.Plw/2014/PN.Sim tanggal 23 Juli 2015, yang dimohonkan banding
tersebut;
Menghukum Pembanding semula Pelawan untuk membayar biaya perkara
PE
-
dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan
sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 26 April 2016 oleh kami : RUSTAM
IDRIS, SH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua
Majelis, ROBERT SIMORANGKIR, SH.MH. dan MARYANA, SH.MH. masingmasing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan
Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor : 75/PDT/2016/PTMDN tanggal 14 Maret 2016, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2016, oleh Hakim Ketua Majelis
dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta JUANTI SITORUS, SH.
ME
DA
N
- 32 -
sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh
kedua belah pihak berperkara maupun kuasa hukumnya;
Hakim Ketua Majelis,
ttd
ttd
RUSTAM IDRIS, SH.
ING
1. ROBERT SIMORANGKIR, SH.MH.
GI
Hakim - Hakim Anggota,
ttd
2. MARYANA, SH.MH.
NT
Panitera Pengganti,
ILA
Perincian Biaya :
Rp.
6.000,-
2. Redaksi
Rp.
5.000,-
3. Pemberkasan
Rp
139.000,-
PE
Jumlah
NG
AD
1. Meterai
Rp. 150.000,-
ttd
JUANTI SITORUS, SH.
Download