PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN

advertisement
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
KEPUASAN EKRJA KARYAWAN
(STUDI KASUS : PT PANASONIC GOBEL INDONESIA)
SANDILLA TRISTIANY
Program Studi Sarjana Ekstensi, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia.
ABSTRAKSI
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Panasonic Gobel Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
linier sederhana. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang mengukur karakteristik budaya organisasi
dan kepuasan kerja karyawan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 82 orang. Uji reliabilitas
dilakukan dengan metode internal consistency (alpha cronbach) dan uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai korelasi item-total item dengan rtabel. Hasilnya menunjukan bahwa kuesioner penelitian ini
realibel dengan alpha > 0,6 dan valid (r hitung>0,361). Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa PT. Panasonic
Gobel Indonesia memiliki nilai yang tinggi pada karakteristik orientasi orang, orientasi tim, agresivitas,
stabilitas. Sementara itu, pada karakteristik perhatian pada hal detail serta inovasi dan pengambilan risiko
memiliki nilai sedang. Kepuasan kerja karyawan yang menjadi responden penelitian ini memiliki nilai tinggi.
Berdasarkan penelitian ini budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Panasonic Gobel Indonesia.
Kata kunci : Budaya organisasi; inovasi dan keberanian mengambil risiko; perhatian pada hal rinci; orientasi
orang; orientasi tim; orientasi hasil; keagresifan; stabilitas; kepuasan kerja.
PENDAHULUAN
Tanggung jawab departemen Sumber Daya Manusia (SDM) secara bertahap menjadi lebih
luas dan strategis sejak kalangan pebisnis mulai memasukan “departemen personalia” ke
dalam struktur organisasi mereka. (Dessler, 2010). Sumber daya manusia dipandang semakin
penting. Saat ini pun sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang paling
diperhitungkan dalam perumusan strategi perusahaan. Sayangnya, salah satu faktor yang
dianggap penting ini masih tergolong ke dalam kualitas yang rendah di Indonesia. Pada
tingkat ASEAN, rangking SDM Indonesia berada di bawah Malaysia (61), Singapura (26)
dan Brunei Darussalam (33). Kualitas sumber daya manusia Indonesia berada pada peringkat
124 dari 187 negara di seluruh dunia. (“Neraca”) Mentri Keuangan Agus Matowardojo
menambahkan bahwa tantangan Indonesia adalah kualitas SDM yang masih rendah dan
kurang bisa bersaing di kancah internasional. (“Bisnis.news.viva”)
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Bagi perusahaan, tantangan rendahnya kualitas sumber daya manusia ini dapat disiasati
dengan cara mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya manusia yang telah dimilikinya.
Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang
berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan sempurna. Oleh karena itu, diperlukan
suatu nilai-nilai dasar yang dapat mengarahkan sumber daya manusia di dalam suatu
perusahaan. Nilai-nilai dasar tersebut adalah budaya organiasi yang secara sistimatis
menuntun dan mengarahkan karyawan untuk dapat meningkatkan komitmen kerjanya bagi
perusahaan. (Moeljono, 2006)
Budaya organisasi adalah unsur yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat
menghasilkan dampak yang sangat berpengaruh bagi individu dan kinerja, khususnya dalam
suatu lingkungan yang bersaing. (Kotter, 1997) Semakin baik budaya dalam perusahaan,
maka akan semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin
meningkatnya kualitas sumberdaya manusia bisa dilihat dari produktivitas dan kinerjanya.
(Robbins, 2008) Penelitian terbaru oleh Khan (2011), Memon (2012), serta Shah, Laghairi,
Rani (2012) menemukan adanya pengaruh positif budaya organisasi terhadap kepuasan kerja.
Namun, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh yang cukup
signifikan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja. Salah satu penelitian yang
mengatakan tidak memiliki pengaruh signifikan antara budaya organisasi dan kepuasan kerja
dilakukan oleh Mehr (2012).
Pentingnya budaya organisasi yang telah dikemukakan dalam berbagai teori di atas dan
dampak jangka panjangnya terhadap kinerja perusahaan menjadi dasar pemilihan penelitian
ini. Ditambah lagi dengan terdapatnya kontradiksi penelitian terdahulu, sehingga penelitian
ini menjadi lebih menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Penelitian tentang pengaruh budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan akan diangkat kembali dan diterapkan melalui
perusahaan joint venture di Indonesia yaitu PT. Panasonic Gobel Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja di
perusahaan joint venture tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah. Permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah :
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
A. Apakah dimensi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian pada hal detail, orientasi
hasil, orientasi orang, orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas membentuk
budaya
organisasi pada PT. Panasonic Gobel Indonesia?
B. Seberapa besar tingkat kepuasan kerja karyawan PT. Panasonic Gobel Indonesia?
C. Apakah budaya organisasi berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja karyawan
PT. Panasonic Gobel Indonesia?
TINJAUAN LITERATUR
Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2008) budaya organisasi adalah sebuah sistem kepercayaan dan nilai yang
dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan untuk bertidak dan
membedakan organisasi satu dengan organisasi lain.
Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2008) terdapat tujuh karakteristik utama budaya organisasi. Ketujuh
karakteristik tersebut dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
budaya suatu organisasi.
A. Inovasi dan Pengambilan Risiko
Inovasi dan pengambilan risiko adalah sejauh mana karyawan didorong untuk berinovasi
dan mampu dalam pengambilan risiko.
B. Perhatian Pada Hal Detail
Perhatian pada hal detail adalah sejauh mana karyawan diharapkan dapat
memperlihatkan ketepatan dalam menganalisis dan mampu memperhatikan hal-hal yang
rinci.
C. Orientasi Hasil
Orientasi hasil adalah sejauh mana manajemen memfokuskan diri pada akibat (hasil)
daripada teknik (proses) yang digunakan untuk menghasilkan akibat tersebut.
D. Orientasi Orang
Orientasi orang adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasilhasil pada orang-orang di dalam organisasi tersebut.
E. Orientasi Tim
Orientasi tim adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan pada kinerja tim.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
F. Agresifitas
Agresifitas adalah sejauh mana para karyawan agresif dan juga kompetitif serta tidak
bermain-main dengan pekerjaannya.
G. Stabilitas
Stabilitas adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan pada pertahanan status
quo sebagai hambatan dari pertumbuhan.
Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi,
mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan
sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna serta kendali yang memandu
membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi. (Robbins, 2008) Kotter juga (1992)
menjelaskan bahwa semakin kuat budaya dalam suatu organisasi, maka akan semakin baik
kinerja dari organisasi tersebut.
Budaya Jepang
Jepang memiliki berbagai macam budaya kerja yang baik untuk produktivitas. Imai (2001)
mengungkapkan budaya-budaya kerja yang pada umumnya diterapkan di dalam perusahaanperusahaan Jepang. Salah satu budaya yang banyak digunakan di perusahaan adalah budaya
Kaizen. Kaizen adalah improvement yang dilakukan secara berkelanjutan oleh semua anggota
dalam organisasi baik dari level manajer sampai karyawan biasa. Strategi kaizen merupakan
hal yang sangat penting dalam konsep manajemen negara Jepang. Kaizen lebih
mengutamakan pada orientasi proses (process-oriented) dibandingkan orientasi hasil (resultoriented).
Pengertian Kepuasan Kerja
Robbins (2008) menyebutkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat
individual dan kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. (Wexley
dan Yukl, 2005)
Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Robbins (2008) mengatakan bahwa terdapat 5 (lima) faktor-faktor yang berkaitan
menentukan kepuasan kerja, yaitu:
A.
Pekerjaan
Faktor pekerjaan yang dimaksud adalah sikap karyawan terhadap pekerjaan dan yang
berkaitan dengan pekerjaan serta seberapa jauh fokus karyawan terhadap pekerjaan
tersebut.
B.
Tingkat Upah
Faktor tingkat upah yang dimaksud adalah sikap karyawan terhadap gambaran yang
diterima seberapa penting ganjaran dan jumlah yang diterima bagi dirinya.
C.
Peluang Promosi
Faktor peluang promosi yang dimaksud adalah sikap karyawan terhadap kesempatan
promosi di perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan seberapa penting kesempatan
tersebut serta bagaimana tanggapan terhadap penerapannya.
D.
Rekan Kerja
Faktor rekan kerja yang dimaksud adalah tanggapan dan perasaan karyawan terhadap
rekan kerja terkait kerjasama, penyesuaian diri, dan suasana kerja.
E.
Pengawasan
Faktor pengawasan yang dimaksud adalah sikap karyawan terhadap atasan atau
penyelia, memberikan petunjuk dan tanggapan terhadap pekerjaan yang dilakukan serta
menanggapi pendapat karyawan dan sejauh mana karyawan merasa terdorong untuk
bekerja lebih baik.
Pengukuran Kepuasan Kerja
Job Description Index (JDI).
Penelitian ini mengukur kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan Job Description
Index (JDI) karena sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Robbins, 2008) tentang
pengukuran kepuasan kerja.
Ada lima faset dalam JDI, yaitu kepuasan terhadap pekerjaan, imbalan, promosi, atasan, dan
rekan kerja. Pengukuran ini memperlihatkan validitas dalam kaitannya dengan pengukuran
lain tentang kepuasan kerja dan menunjukkan reliabilitas yang baik (Schneider dan Dachler
dalam Berry, 1986). Penggunaan yang cukup luas menimbulkan norma-norma bagi
kelompok-kelompok yang berbeda dalam kaitanya dengan usia, jenis kelamin, dan
pendidikan responden. Subskala dikumpulkan secara bersama-sama membangun sebuah
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
pengukuran yang menimbulkan pertanyaan tentang sebuah sikap yang terjadi pada pekerjaan,
pengawasan, upah, rekan kerja, kesempatan untuk promosi dan pekerjaan tersebut secara
umum. Setiap subskala dapat diberikan bobot secara terpisah sebagai sebuah komponen
bobot atau juga dapat dikombinasikan untuk sebuah bobot yang menyatu. (Ironson dkk dalam
Berry, 1986).
Hubungan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja
Seorang penyelia harus lebih pintar mengatur nilai-nilai dan budaya di dalam perusahaan agar
tercipta suasana yang kondusif yang membuat para karyawannya merasa puas bekerja di
perusahaan tersebut. Karena menurut para ahli, budaya organisasi berdampak pada kepuasan
kerja berdasarkan sosialisasinya. Semakin baik penyelia mengatur dan mensosialisasikan
nilai-nilai budaya pada perusahaan tersebut, maka akan berdampak positif bagi kepuasan
kerja karyawan tersebut. Kepuasan kerja tersebut yang kemudian akan berimplikasi pada
kinerja dan produktivitas perusahaan ke depannya. Teori ini dikuatkan oleh Robbins (2008)
dalam modelnya yang berjudul, Bagaimana Kultur Organisasi Berdampak Pada Kinerja dan
Kepuasan Kerja :
Gambar 2.3 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja.
(Sumber: Perilaku Organisasi, 2008)
Gambar 2.3 mengilustrasikan budaya organisasi sebagai sebuah variabel sementara. Para
karyawan membentuk persepsi subjektif yang utuh tentang organisasi berdasarkan faktorfaktor seperti inovasi dan Pengambilan risiko, perhatian pada hal detail, orientasi hasil,
orientasi orang, orientasi tim, agresifitas, dan stabilitas. Persepsi tersebut kemudian menjadi
dasar untuk menyusun budaya atau kepribadian organisasi. Persepsi-persepsi yang baik
ataupun tidak baik selanjutnya mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja karyawan dengan
dampak yang semakin besar dengan semakin kuatnya budaya.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut Cooper (2006), riset
kuantitatif mencoba melakukan pengukuran yang akurat terhadap sesuatu.
Kerangka Berpikir Penelitian
Model untuk penelitian ini menggunakan model yang telah diuji oleh Dr. Syed Munir Ahmed
Shah, Dr. Minhoon Khan Laghairi, dan Dr. Iram Rani dan tim pada tahun 2012. Berikut
adalah gambaran model pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja.
Inovasi dan Pengambilan Risiko
Perhatian Pada hal detail
Orientasi Hasil
Orientasi Orang
Budaya
Organisasi
Kepuasan
Kerja
Orientasi Tim
Agresivitas
Stabilitas
Hipotesis Penelitian
H0
H1a
H1b
H1c
H1d
H1e
H1f
H1g
H2
Gambar 4.1 Model Penelitian
(Sumber: Shah, Laghairi, Rani, 2012)
: Budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja
: Inovasi dan pengambilan risiko membentuk budaya organisasi.
: Perhatian pada hal detail membentuk budaya organisasi.
: Orientasi hasil membentuk budaya organisasi.
: Orientasi orang membentuk budaya organisasi.
: Orientasi tim membentuk budaya organisasi.
: Agresivitas membentuk budaya organisasi.
: Stabilitas membentuk budaya organisasi.
: Budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan
kerja.
Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Budaya organisasi sebagai variabel bebas (Y)
B. Kepuasan kerja karyawan sebagai variabel tidak bebas (X)
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Dimensi
Budaya
Inovasi dan
Organisasi Pengambilan
Risiko
Perhatian
Pada hal
detail
Orientasi
Hasil
Orientasi
Orang
Orientasi Tim
Agresivitas
Stabilitas
Item
-Perusahaan selalu mencari cara untuk melakukan
inovasi produk.
-Perusahaan mendukung pelaksanaan gagasan baru
yang diberikan karyawan walaupun beresiko.
-Perusahaan memberikan suasana bekerja yang
inovatif.
-Perusahaan mengizinkan karyawan menyelesaikan
pekerjaannya dengan cara masing-masing
-Karyawan pada umumnya memperhatikan hal-hal
detail dalam keseharian di kantor.
-Pekerjaan di perusahaan ini sangat membutuhkan
ketelitian.
-Pemberian tugas penting biasanya ditujukan pada
karyawan yang teliti.
-Penghargaan individu karyawan dikaitkan secara
langsung dengan hasil yang dicapai.
-Perusahaan menyampaikan secara jelas tujuan
akhir dari suatu pengerjaan bisnis perusahaan.
-Karyawan lebih memilih melakukan aksi sendiri
untuk mencapai tujuan perusahaan daripada harus
mengikuti prosedur.
-Perusahaan lebih menghargai hasil kerja karyawan
daripada proses pengerjaannya.
-Setiap karyawan di dalam divisi bekerja secara
individual.
-Perusahaan cepat tanggap terhadap permasalahan
karyawannya.
-Karyawan seringkali mendapatkan bonus atas
keberhasilan bisnis perusahaan.
-Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pribadi
karyawannya.
-Setiap karyawan dalam divisi bekerja bersamasama untuk menyelesaikan pekerjaan.
-Karyawan percaya bahwa bekerja bersama-sama
lebih baik daripada berkompetisi antar karyawan.
-Perusahaan seringkali membentuk kelompok untuk
melakukan aktivitas perbaikan dalam aspek tertentu.
-Karyawan suka mempelajari hal-hal baru di luar
pekerjaan untuk memperkaya diri.
-Karyawan bersedia mempelajari hal-hal baru agar
dapat turut berkontribusi pada kemajuan
perusahaan.
-Iklim kompetitif yang sehat sangat terasa di
perusahaan.
-Karyawan yang agresif sangat dihargai di
perusahaan.
-Manajemen perusahaan lebih menyukai stabilitas
daripada perubahan-perubahan pada perusahaan.
-Karyawan seringkali cemas dan tegang ketika
masuk ke ruang kantor sehari-harinya.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Sumber
(Jagharagh,
2012)
(Adinda, 2010)
(Tsai, 2011)
(Altahayneh,
2006)
(Australia.
Humming,
2009)
(Sabri, 2011)
(Australia.
Humming,
2009)
(Australia.
Humming,
2009)
(Jagharagh,
2012)
-Perusahaan telah memiliki nilai budaya yang tidak
berubah-ubah (stabil).
Kepuasan
Kerja
Pekerjaan
Tingkat Upah
Rekan Kerja
Peluang
Promosi
Pengawasan
-Karyawan merasa puas dengan pekerjaan saat ini.
-Karyawan merasa puas dengan deskripsi pekerjaan
yang diberikan perusahaan.
-Karyawan merasa puas dengan fasilitas yang
diberikan untuk mendukung pekerjaan.
-Tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki karyawan.
-Perusahaan memberikan bonus sesuai dengan
performa kerja.
-Karyawan merasa puas dengan tunjangan tambahan
yang diberikan perusahaan.
-Karyawan merasa puas dengan upah yang
diberikan saat ini.
-Karyawan merasa puas dengan hubungan sesama
rekan kerja.
-Karyawan merasa nyaman bercerita tentang isu
pribadi dengan sesama rekan kerja.
-Karyawan merasa puas bekerja sama dengan tim
-Rekan kerja di perusahaan saling mendukung satu
sama lain.
-Karyawan merasa puas dengan peluang promosi
jabatan yang diberikan perusahaan.
-Karyawan merasa puas dengan sosialisasi
informasi promosi jabatan yang dilakukan
perusahaan
-Karyawan dengan prestasi kerja baik lebih mudah
mendapatkan peluang promosi jabatan.
-Peluang promosi di kantor terbuka untuk seluruh
karyawan.
-Karyawan merasa dimudahkan dengan peraturan
yang diberikan perusahaan.
-Pengawas (supervisor) karyawan saat ini
merupakan sosok yang kompeten dalam
melaksanakan tugasnya.
-Karyawan merasa puas dengan cara penilaian
perusahaan terhadap kinerja mereka.
-Pengawas (supervisor) karyawan selalu membantu
ketika karyawan mendapatkan masalah.
(United
States.Bowling
Green State
University,
2009)
(Sumber: Data olahan penulis, 2012)
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam
penelitian ini, data primer diperoleh melalui sebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder,
yaitu data yang didapatkan melalui hasil penelitian terdahulu yang sudah sahih kebenarannya.
Data dianalisis melalui alat statistika dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana
(Simple Regression). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan Panasonic Gobel
Pusat (Cawang). Penelitian ini disusun dengan prosedur terkontrol agar dapat dipastikan
bahwa setiap elemen populasi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai sampel (probability
sampling). Untuk mendapatkan data yang lebih memadai, meningkatkan efisiensi dalam
statistik sampel, dan memungkinkan prosedur riset yang berbeda di setiap strata pada elemen
populasi, maka penelitian ini menggunakan sampel random bertingkat (stratified sampling)
dengan pengambilan sampel proporsional. Jumlah populasi adalah 328 orang yang tersebar
dalam 4 divisi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan rumus Taro Yamane:
N
n=
Dimana:
n
(4.1)
= Jumlah sampel
N
d
N.d2 + 1
2
= Jumlah populasi
= Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus Taro Yamane didapat jumlah sampel sebanyak 77 orang dibagi kembali
ke dalam 4 divisi. Dan untuk mengantisipasi kurangnya jumlah kuesioner yang kembali,
penulis menyebarkan kuesioner 10% lebih banyak dari perhitungan berdasarkan rumus Taro
Yamane menjadi 85 orang. Kuesioner yang kembali dan diuji sebanyak 82. Penelitian
dilakukan di Jakarta tepatnya di kantor pusat PT. Panasonic Gobel Indonesia (Cawang) pada
bulan November hingga bulan Desember 2012.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah sebuah distribusi matematis yang bertujuan untuk memperoleh
perhitungan jumlah respon yang memiliki nilai berbeda untuk satu variabel dan kemudian
dinyatakan dalam persentase, baik persentase secara individual maupun secara kumulatif
(Malhotra, 2007).
Uji Validitas dan Reabilitas
Menurut Santoso (2000), terdapat dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner,
yaitu sebuah kuesioner untuk valid dan realibel. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila
pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
kuesioner tersebut. Sedangkan kuesioner dinyatakan realibel apabila jawaban responden
terhadap pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah konsisten dari waktu ke waktu.
Analisis Faktor Konfirmatori
Analisis Faktor Konfirmatori merupakan salah satu metode analisis multivariat yang dapat
digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah model pengukuran yang dibangun sesuai
dengan yang dihipotesiskan. Dalam Analisis Faktor Konfirmatori, peubah laten dianggap
sebagai peubah penyebab (peubah bebas) yang mendasari peubah-peubah indikator (Ghozali,
2003).
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah prediksi sederhana yang dibuat dengan sebuah teknik.
Sebuah garis lurus pada dasarnya merupakan cara terbaik untuk membuat model hubungan
antara dua variabel secara kontinyu. Regresi linier dua variabel dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Y= β0 + β1Xi
(4.3)
Dimana nilai variabel terikat Y merupakan fungsi linier dari nilai variabel bebas Xi, dalam
observasi ke-i. Lereng dan intersepsi Y dikenal sebagai koefisien regresi. Lereng β1
merupakan perubahan Y untuk 1 unit perubahan dalam X. Lereng juga dapat disebut dengan
“kenaikan berdasarkan jarak” (rise over run). (Cooper, 2006)
Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan mengamati histogram atas nilai residual dan grafik
normal probability plot. Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. (Santoso, 2000).
B. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskadisitisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat ketidaksamaan varians dari residual factor satu pengamatan ke pengamatan lain.
Agar dapat tercipta suatu model yang baik, maka dalam model regresi tersebut tidak
boleh terdapat heteroskadisitas atau harus bersifat homoskedasitisitas (Ghozali, 2005).
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas
Dengan melihat batas nilai Cronbach’s Alpha 0,6 maka pertanyaan dianggap reliable,
konsisten, dan relevan. Output data menunjukan seluruh Cronbach’s Alpha di atas angka 0,6.
Penelitian ini sudah reliable dan mendukung dasar penelitian serta layak disebarkan untuk
melanjutkan penulisan ini.
Uji Validitas
Uji validitas item dalam kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi item-total
item (rhitung) dengan rtabel. Jika jika rhitung < rtabel dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika rhitung
> rtabel maka variabel dapat dinyatakan valid. Seluruh item dalam penelitian ini dapat
dinyatakan valid. Karena setiap item memiliki nilai rhitung diatas 0,361.
Analisis Deskriptif Terhadap Demografis Responden
A.
Jenis kelamin responden karyawan
Karyawan perempuan sebesar 60% (49 orang) sedangkan pria sebesar 40% (33 orang).
B.
Usia
Karyawan berusia 21 - 30 tahun 68% (56 orang), usia 31 – 40 tahun 23% (19 orang),
usia 41-50 tahun 8% (6 orang), usia di atas 50 tahun 1% (1 orang).
C.
Pendidikan terakhir
Pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh karyawan 83% (68 orang) S1 dan
sisanya S2 17% (14 orang).
D.
Jabatan saat ini
Responden dengan posisi staff 73% (60 orang), manajemen dasar 23% (19 orang),
manajemen madya 4% (3 orang).
E.
Masa kerja
Responden dengan masa kerja di bawah 5 tahun 57% (49 orang), antara 5 – 10 tahun
21% (18 orang), antara 10 – 15 tahun 14% (12 orang), antara 15 – 20 tahun 5% (4
orang), dan lebih dari 20 tahun 3% (3 orang).
Analisis Nilai Rata-rata
A.
Nilai rata-rata dimensi budaya inovasi dan pengambilan risiko berada pada tingkatan
sedang. Hal ini menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden karyawan dalam
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
penelitian ini menilai bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya inovasi dan
pengambilan resiko sedang.
B.
Nilai rata-rata dimensi budaya perhatian pada hal detail berada pada tingkatan sedang.
Hal ini menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini
menilai bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya perhatian pada hal detail
sedang.
C.
Nilai rata-rata dimensi orientasi hasil berada pada tingkatan sedang. Hal ini menunjukan
bahwa karyawan yang menjadi responden karyawan dalam penelitian ini menilai bahwa
perusahaan memiliki karakterisik budaya orientasi hasil sedang.
D.
Nilai rata-rata dimensi budaya orientasi orang berada pada tingkatan tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini menilai
bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya orientasi orang tinggi.
E.
Nilai rata-rata dimensi budaya orientasi tim berada pada tingkatan tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini menilai
bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya orientasi tim tinggi.
F.
Nilai rata-rata dimensi budaya agresivitas berada pada tingkatan tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden karyawan dalam penelitian ini
menilai bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya agresivitas sedang.
G.
Nilai rata-rata dimensi budaya stabilitas berada pada tingkatan tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden karyawan dalam penelitian ini
menilai bahwa perusahaan memiliki karakterisik budaya stabilitas tinggi.
H.
Nilai rata-rata variabel kepuasan kerja berada pada tingkatan tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki
tingkat kepuasan kerja tinggi.
5.1. Uji Hipotesis 1
Tabel 5.19 Loading Factor
Dimensi
Inovasi dan Pengambilan Risiko
Perhatian Pada Hal Detail
Orientasi Hasil
Orientasi Orang
Orientasi Tim
Agresivitas
Stabilitas
Loading Factor
.790
.895
.756
.874
.822
.895
.985
(Sumber: Data Olahan Penulis, 2012)
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Hasil analisis dari hipotesis pertama di atas menunjukan bahwa dimensi inovasi dan
pengambilan risiko, perhatian pada hal detail, orientasi orang, orientasi hasil, orientasi tim,
agresivitas, dan stabilitas dapat membentuk budaya organisasi.
Uji Hipotesis 2
Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Grafik 5.1 Normal Probability Plot
(Sumber: Data Olahan Penulis, 2012)
Terlihat pada grafik 5.1 uji normalitas bahwa nilai-nilai sebaran data terletak di
sekitar garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Hal ini memperlihatkan
bahwa residual berasal dari distribusi normal. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa persyaratan untuk normalitas sudah dipenuhi.
B. Uji Heteroskedastisitas
Grafik 5.2 Uji Heteroskedisitisitas
(Sumber: Data Olahan Penulis, 2012)
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Grafik scatterplot diatas menunjukkan titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan
tersebar secara tidak beraturan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas sehingga model regresi tersebut layak dipakai
untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel bebas.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Dari hasil output data, dapat diuraikan bahwa setiap kenaikan 1 skor variabel Budaya
Organisasi (Xi) dapat meningkatkan 2,832 skor variabel Kepuasan Kerja. Regresi linier ini juga
menggambarkan bahwa secara signifikan terdapat pengaruh positif variabel budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja yang terlihat dari hasil signifikansi 0,000.
Pengujian Goodness of Fit
Koefisien Determinasi (R2)
Output data Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai R Square adalah sebesar
0,581, artinya 58,10% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya kepuasan kerja
disebabkan variasi budaya organisasi, sedangkan sisanya (38,90 %) tidak dapat diterangkan
atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan oleh penelitian ini.
Uji t (t-Test)
Hipotesis:
H0 : Budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja
H1 : Budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.
Hasil dari data memperlihatkan bahwa thitung 10,526 dan ttabel 1,99. Ini berarti H0 ditolak,
artinya variabel budaya organisasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel
kepuasan kerja karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
A. Dimensi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian pada hal detail, orientasi hasil,
orientasi orang, orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas membentuk budaya organisasi
pada PT. Panasonic Gobel Indonesia.
B. Tingkat kepuasan karyawan PT. Panasonic Gobel Indonesia adalah tinggi.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
C. Secara signifikan terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Panasonic Gobel Indonesia.
Saran Bagi Perusahaan
PT. Panasonic Gobel Indonesia sudah cukup baik dalam mengelola nilai-nilai budaya dan
mensosialisasikannya kepada karyawan. Perusahaan hendaknya mempertahankan dan terus
meningkatkan prestasi ini untuk pengembangan dan kemajuan perusahaan.
Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya:
A.
Sampel yang diambil lebih lengkap dan meliputi keseluruhan anggota perusahaan.
B.
Perlu adanya observasi dengan waktu yang lebih panjang dan wawancara yang lebih
mendalam dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian dan perusahaan
selanjutnya.
C.
Pastikan mendapat persetujuan dan perizinan untuk segala aspek yang diperlukan dari
pihak perusahaan sebelum mengajukan proposal penelitian.
DAFTAR REFERENSI
Adinda, Ratna. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT
MedcoEnergi Internasional Tbk. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Alston, P.J. 1989. American Samurai, Blending American ad Japanese Managerial Practices.
New York : Walter de Gryuter.
Altahayneh, Ziad., Tineh, A.A., & Khasawneh, Samer. 2006. An Assessment of the Dominant
Organizational Culture among Faculty Members at the Hashemite University in
Jordan. Jordan Journal of Educational Sciences. Jordan: Yarmouk University
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
As’ad, Moh. 2004. Psikologi Industri (Edisi Empat). Yogyakarta: Liberty.
Australia. Humming. Corporate Culture Questionnaire. 2011. <humming.net.au>
Berry, L.M. 1998. Psychology at Work. New York: McGraw-Hill International.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif (1st Ed.). Jakarta: Prenada Media
Group.
Blum, M. L., & Naylor, J.C. 1968. Industrial Psychology: The Theoritical and Social
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Foundation. New York: Harper and Row Publisher.
Cooper, D.R. & Schindler, P.S. 2001. Business Research Methods (7th Ed.). McGraw-Hill
Irwin.
Dessler, Gary. 2010. Human Resource Management. Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice Hall.
Fred N. Kerlinger. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioral (Drs. Landung R. Simatupang,
Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gibson, C.B. 2001. Me and us: differential relationships among goal setting training,
efficacy and effectiveness at the individual and team level. Journal of Organizational
Behavior, 22:789-808.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, A. 2003. Tinjauan Metodologi Struktur Equation Modeling dan Penerapannya
dalam Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan, Depdiknas.
Gujuarati, D. 2003. Basic Economics (4th Ed). New York: McGraw Hill.
Hasegawa, Keitaro. 1986. Japanese Style Management (An Insider Analysis). New York:
Kodansha International Ltd.
Hofstede, G. 1980.. Culture’s Consequenses: International Differences in Work Related
Values. Beverly Hills: SAGE Publications.
Hofstede, G., & Neuijen. B. (1990, Jun). Measuring Organizational Cultures: A Qualitative
and Quantitative Study Across Cases. Administrative Science Quarterly, 35, 286-316. June,
1990. (Jstor) database http://www.jstor.org/journals/cjohn.html
Imai, Masaki. 2001. Kaizen (Kyzen) Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan. Jakarta:Victory
Jaya Abadi.
Ivancevich, G., & Konopaske, D. (2004). Organization Behavior Structure Process (11th
ed.). New York: McGraw-Hill.
Jackson, K., & Tomoika, M. 2004. The Changing Face of Japanese Management. New York:
Routledge.
Jagharagh, F.Z., et al. 2012. A Survey on Organizational Culture Based on Stephan
Robbins's Theory (Case Study). Paper presented at the meeting of 2nd International
Conference on Management and Artificial Intelligence, Singapore.
Khan, V., Mariyum, A. 2011. Impact of Organization Culture on the Job Satisfaction of the
Employees (Banking Sector of Pakistan). European Journal of Economics, Finance
and Administrative Sciences. Eropa: Euro Journal, Inc.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Kirkman, L.B., & Shapiro L.D. 2000. The Impactof Cultural Values On Job Satisfaction And
Organizational Commitment In Self-managing Work Teams: The Mediating Role of
Employee Resistanec. Academy of Management Journal. USA: University of North
Carolina.
Koesmono, Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan
Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala
Menengah di Jawa Timur. Jakarta: Tesis Program Manajemen Universitas Petra
(tidak diterbitkan).
Kotter, J.P. 1992. Corporate Culture and Performance. New York: Free Press.
Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. Jakarta : PT. Elex MediaKomputindo
Kelompok Gramedia.
Luthans, Fred. 1998. Organizational Behavior (3rd Ed.). New York: The McGraw Hill
Companies Inc.
Mehr, K.S, & Emadi S. 2012. Relationship between job satisfaction and organizational
culture in staffs and experts of physical education offices of Mazandaran Province.
European Journal. USA: Pelagia Research Library.
Memon, S.M., & Shah A.M. 2012. The Impact of Organizational Culture on the Employees’
Job Satisfaction & Organizational Commitment: A Study of Faculty Members of
Public Sector Universities of Pakistan. March, 2012. Contemporary Research In
Business. http://www.ijcrb.webs.com.
Pace, R.W., & Faules, D.F. 2001. Komunikasi organisasi (terjemahan). Bandung:
Rosdakarya.
Purnama, Bambang. 2005. Pengaruh Kaizen Pada Produktivitas Kerja di Perusahaan
Jepang Analisis Budaya Terhadap Sistim Kaizen. Tesis. Depok: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbins, S.P, & Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi (Diana Angelica, Penerjemah).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sabri, P.S.U., Ilyas, Muhammad., & Amjad, Zahra. 2011. Organizational Culture and Its
Impact on the Job Satisfaction of the University Teachers of Lahore. International
Journal of Business and Social Science. Pakistan: Lahore.
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. Jakarta: LP3S.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Saraswati, Santi. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Karyawan Pada PT XYZ. Skripsi. Salemba: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Shah, A.M.S., & Laghari, K.M. 2010. The Impact of Organizational Culture On The
Employees Job Satisfaction: A Study of Faculty Members of Private Sector
Universities of Pakistan. Asian Journal of Business and Management Sciences.
Pakistan: AJBMS.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sobirin, A. & Sukengsari, E. (2005). Implikasi Restrukturisasi Kelembagaan terhadap
Perubahan Iklim Organisasi, Studi Kasus pada Badan kesatuan dan Perlindungan
Masyarakat. Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Human Resources,
73-91.
Sweeney, P.D. & McFarlin, D.B. 2002. Workers’ evaluation of the “Ends” and the “Means”:
an examination of four models of distributive and procedural justice. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, (55):23-40.
Thoha, Miftah. 2009. Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tsai, Yafang. (2011). Relationship between Organizational Culture, Leadership Behavior
and Job Satisfaction Research Article, 14, 72-6963. 2011.
United States. Bowling Green State University. The Job Descriptive Index. 2009.
Wexley, K.N., & Yukl, G.A. 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Bina Aksara.
“Bisnis.news.viva”. Menkeu: Kualitas SDM Indonesia Masih Rendah. 7 September, 2012.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/349754-menkeu--kualitas-sdm-indonesiamasih-rendah.
“Neraca”. Kualitas SDM Indonesia Terendah di ASEAN. 6 November, 2011.
<http://www.neraca.co.id/2011/11/06/kualitas-sdm-indonesia-terendah-di-asean>
“Panasonic”. About Us. 2012. <http://panasonic.net/>.
“Panasonic”. Tentang Panasonic. 2012. <http://www.panasonic.co.id/>.
“Pesatnews”. Jumlah Pengusaha di Indonesia Meningkat. 3 Maret, 2012.
<http://www.pesatnews.com/read/2012/03/03/1609/jumlah-pengusaha-di-indonesiameningkat>.
Pengaruh budaya...Sandilla Tristiany, FE-UI, 2013
Download