vegetarian - Universitas Sumatera Utara

advertisement
VEGETARIAN
(Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya)
Skripsi
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
Meyni F. Saragih
Nim : 050905053
Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Halaman Persetujuan
Nama
: Meyni F. Saragih
Nim
: 050905053
Departemen
: Antropologi
Judul
: Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha
Maitreya)
Medan, 10 Desember 2009
Pembimbing Skripsi
Ketua Departemen Antropologi
.Nurman Ahmad S. Sos, M. Soc
Drs. Zulkifli Lubis, MA
Nip. 196711181995121002
Nip. 196011011986011001
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA
Nip. 196207031987111001
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang telah memberi
nafas kehidupan sampai hari ini, kepada Yesus Kristus yang telah menjadi sahabat
dan kekasih jiwa yang senantiasa mengerti akan semua apa yang penulis butuhkan
yang senantiasa memberikan yang terbaik, dan kepada Roh Kudus yang telah
menjaga dan memberi Roh ilmu pengetahuan dan dan kebijaksanaan dan
perlindungan yang sampai akhirnya skripsi ini selesai dan tinggal selalu didalam
hati penulis sebagai Allah Tritunggal.
Skripsi yang berjudul Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada
Umat Buddha Maitreya), dimana umat Buddha Maitreya dilarang untuk makan
makanan yang mengandung unsur hewani yang memiliki banyak manfaat dan
fungsi. Penelitian ini dilakukan di Vihara Maitreya Pematangsiantar dan sebagai
tambahan di Maha Vihara Maitreya Medan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yakni:
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M. A. Selaku Dekan pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M. A. selaku Ketua Departemen Antropologi
yang selama ini banyak memberi ilmu dan motivasi kepada penulis untuk
bekarya.
3. Bang Nurman Acmad. S. Sos, M. Soc. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan yang telah memberikan pengarahan kepada
penulis dalam penyempurnaan tulisan.
4. Kak Dra. Mariana Makmur, MA sebagai dosen wali sekaligus dosen
penguji serta Mas Agus Sutrisno sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dalam kesempurnaan skripsi penulis.
5. Bapak Irfan Simatupang, M. Si selaku pengajar pada Departemen
Aantropologi, dan seluruh staf pengajar pada Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang membimbing penulis selama
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dalam perkuliahan serta staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Pandita Satya Vira, Pandita Suhardi, bang Andi, bang Laman dan semua
umat Buddha Maitreya yang telah mau memberikan waktunya untuk
wawancara semoga Sang Buddha Maitreya memberikan berkat dan
perlindungan.
7. Pak Makdin Sagala sebagai Lurah di Kelurahan Melayu dan Seketarisnya
yang memberikan data dan Dr. Eddy Susanto SP. BD yang telah
memberikan ilmu bagi penulis tentang Vegetarian walau tidak ada surat
pengantar dari fakultas.
8. Bapak dan Mama, Perisman Saragih dan Surya Marni Purba yang telah
membesarkan dan memberikan kasih sayang serta memberi dukungan doa
dan semua yang telah diberikan samapai skripsi ini selesai
9. Abang yang telah memeberikan dorongan moral dan materi dalam
perkuliahan penulis Jon Henra Saragih beserta istri Kak Renta Purba Skep.
NS.
10. Adik ku yang tercinta dan tersayang Canti Naria Saragih PSIkA Deli
Husada yang telah menjadi adik dan sekaligus sahabat tempat berbagi suka
dan duka.
11. Bapa Kian Jesron Saragih, SP , yang berbaik hati menemani penulis
mencari data ke Kelurahan Melayu.
12. Spesial kepada sahabat yang telah memberi banyak dorongan dan doa,
sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka dan yang membantu
penyelesaian skripsi Dominiria Hulu, Minarwaty Sinaga dan Santi Maria
Hutapea, terimakasih atas persahabatannya dan penulis berharap kita dapat
mempertahakan persahabata ini.
13. Sahabat kecil yang selalu ada dalam setiap waktu, Siska Yuni C. Girsang
09 Ekstensi Administrasi Negara yang memberi semangat dan doa dan
terimakasih atas persahabatan kita yang tidak pudar dari SD sampai saat
ini.
14. Sepupu-sepupu ku yang telah membantu dan memberi doa dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini Erich Saragih 07 MIPA, Bang Julpriady
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Saragih, Dewi Haloho, Eny Saragih, Berti Manurung 08 Antro dan tidak
lupa kepada sahabat Muktar Hutasoit 06 FKG yang selalu memberi doa
dan yang mempertemukan penulis kepada dokter.
15. Teman-teman satu angkatan Sri Ulina Girsang, Vivian Sihombing, Mia
Barus, Roseva, Eldevia, Salsalina, Eva Manurung, Dani Syahpani, Criston,
Herry Sianturi, Tuti, Darwin, Ria, Toni, Sukma, dan semua anak
Antropologi 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan, kepada Sari
Manurung 08, yang telah menjadi pembanding saat penulis ujian proposal,
Vina 08, dan Marda Ginting serta kepada Kerabat Antopologi 2003, 2004,
2006, 2007, 2008, dan 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis.
Penulis juga mohon maaf atas kekurangan skripsi baik dari segi penulisan
amupun isi, karena penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan kehilafan. Penulis juga berharap adanya masukan bagi para pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimaksih.
Medan, 10 Desember 2009
Meyni F. Saragih
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Abstraksi
Vegetarian, Suatu Kajian Tentang Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha
Maitreya (Meyni F. Saragih, 2009). Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 112 Halaman, 5
Daftar Tabel ,16 Daftar Gambar, 20 Daftar Pustaka, 9 Lampiran yang terdiri dari
surat penelitian, surat pemberitahuan dan peta lokasi penelitian.
Makanan adalah bahan, biasanya dari hewan atau tumbuhan yang dimakan
oleh mahkluk hidup uantuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap mahkluk hidup
membutuhkan makanan, tanpa makanan mahkluk hidup akan sulit dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi dan
berbagai konsep alternatif tentang Healty Food, menjadi penting guna
memperoleh derajat kesehatan yang lebih optimal. Salah satu konsep alternatif
tentang Healty Food adalah pola hidup vegetarian.
Masyarakat yang menerapkan pola hidup vegetarian dilihat dari alasan
agama yakni Hindu, Budha, dan Kristen Advent. Agama Budha memiliki banyak
aliran salah satunya adalah aliran Buddha Maitreya. Dalam penelitian ini
mengambil masyarakat pada umat Buddha Maitreya karena aliran ini mewajibkan
umatnya untuk melakukan vegetarian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, berupa pengamatan dan
wawancara. Wawancara yang dilakukan pada umat Buddha Maitreya dengan
informan pangkal seperti Pandita dan staff yang berada di vihara, dan informan
kunci adalah umat Buddha Maitreya yang telah lama mengikuti ajaran Buddha
Maitreya, sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil lalu yaitu
kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Penelitian ini dilakukan di vihara
Pematangsiantar dan vihara Medan sebagai pelengkap data.
Kebiasaan makan pada umat Buddha Maitreya dengan bervegetarian yakni
dengan tidak memakan daging. Merupakan kelompok vegetarian vegan, lacto, dan
lacto-ovo. Pada awalnya menjadi vegetarian pada umat Buddha Maitreya
berfungsi hanya untuk menghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha
Maitreya yakni berpantang daging, tapi disisi kesehatan juga memiliki fungsi
yang lain.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
DAFTAR ISI
Halaman Persembahan.....................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................
Abstraksi..........................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
i
ii
iv
v
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang.........................................................................
1.2. Ruang Lingkup Masalah dan lokasi penelitian....................
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................
1.4.Tinjauan Pustaka......................................................................
1.5.Metode Penelitian....................................................................
1.6.Analisa Data............................................................................
4
5
6
12
13
BAB II. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2.1. Sejarah Singkat Pematangsiantar...........................................
2.2. Lokasi dan Lingkungan Alam.................................................
2.3. Sarana dan Prasarana..............................................................
2.4. Keadaan Penduduk.................................................................
15
18
20
21
BAB III. Buddha Maitreya
3.1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya............................
3.2. Sejarah Singkat Vihara...........................................................
3.3. Lokasi dan Keadaan Vihara....................................................
3.4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya...................
3.5. Aktivitas-Aktivitas yang Berlangsung di Vihara...................
30
47
55
55
59
1
BAB IV. Kebiasaan Makan Bergevetarian
4.1. Pengertian Vegetarian pada Umat Buddha Maitreya............. 59
4.2. Konsep Sehat dan Penyakit..................................................... 69
4.3. Fungsi dan Makna Vegetarian................................................ 72
4.4. Pengetahuan dan Bahan Makanan.......................................... 77
4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti..........................................
83
4.6. Pengaturan dan Pemilihan Makanan...................................... 88
4.7. Kasus-Kasus atau Kondisi Kesehatan.................................... 102
4.8. Vegetarian bagi Para Pemula.................................................. 104
4.9. Contoh Makanan Vegetarian.................................................. 106
BAB V. Kelemahan Vegetarian Dari Segi Kedokteran...................................
111
BAB VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan.............................................................................
6.2. Saran.......................................................................................
121
122
Daftar Pustaka
Lampiran
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perkebangan zaman yang semakin canggih, ternyata tidak hanya memberi
dampak positif. Gaya hidup modren yang tidak sehat diikuti tidak teraturnya pola
makan mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Tapi
datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadankadang bisa dicegah atau dihindari. Kemajuan teknlogi ikut berdampak di bidang
penyediaan pangan. Dewasa ini terdapat berbagai variasi makanan yang dapat
dipilih
manusai
untuk
mengenyangkan
perutnya,
bioteknologi
telah
memungkinkan adanya distribusi massa berbagai jenis produk makanan. Berbagai
penyakit timbul karena cara hidup yang kurang sehat atau perilaku yang salah.
Hal ini tentunya menunjukkan perhatian yang semakin besar dari masyarakat akan
masalah kesehatan. Jadi jika dulu makan bertujuan sebagai sumber energi untuk
menunjang aktivitas, maka kini makan sudah menjadi suatu bentuk gaya hidup
sehat bagi sebagian masyarakat (Peggy: 1997: 8)
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh
mahluk
hidup
untuk
memberikan tenaga dana
nutrisi.
Sesungguhnya pengaturan pola makan sudah lama diperkenalkan sebagai salah
satu kunci manajemen pengobatan berbagai penyakit kronik, misalnya
mengurangi pemakaian gula bagi mereka yang memiliki penyakit kencing manis
atau diet rendah garam bagi yang hipertensi. Kini pengaturan pola makanan sudah
mengalami pergeseran paradigma dimana justru hal ini semakin banyak dilakukan
oleh mereka yang masih sehat, jadi sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
penyakit yang menakutkan seperti kanker dan penyakit kardiovaskuler (strok,
serangan jantung). (http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/33/).
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk
hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat
membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan
otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein,
Kabohidrat, lemak dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita
dapatkan dari makanan. Makanan diperlukan untuk membina kesehatan. Back to
Nature atau kembali kealam merupakan salah satu upaya manusia untuk
menyelaraskan diri dengan kehidupan alam. Makanan alami untuk kebutuhan
manusia tidak akan menghalangi menikmati hidup bahagia dan selaras dengan
alam. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi menjadi penting bagi kita guna
mempertahankan derajat kesehatan yang lebih obtimal. Pengaturan pola makanan
bukan rahasia lagi sebagai salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan
pribadi. Oleh karena itu, tidaklah heran jika saat ini semakin banyak ditemukan
berbagai konsep alternatif tentang healthy food misalnya berupa diet berdasarkan
golongan darah, jus kombinasi, herbal dan juga vegetarian. Dalam pengaturan
pola makanan juga dianjurkan adanya keseimbangan.
Salah satunya konsep alternatif tentang healthy food adalah pola hidup
vegetarian. Vegetarian adalah salah satu bentuk tekad kembali ke alam (Pebi
Purwosuseno: 2007). Berbagai penyakit timbul karena cara hidup yang kurang
sehat atau perilaku yang salah. Hal yang paling ditakuti oleh orang adalah pikiran
tentang kemungkinan terserang penyakit tertentu yang akhirnya mematikan.
Sejalan dengan meningkatnya angka kematian akibat beberapa penyakit
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
degeneratif, seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah, kanker,
kegemukan, hipertensi, stress, dan kolestrol tinggi, pola hidup sehat dengan
vegetarian merupakan pilihan yang paling tepat (Mohammad, 1996: 12).
Ada beberapa alasan mengapa orang memilih menjadi vegetarian.
Pertama, keyakinan agama, misalnya penganut agama Buddha, Hindu dan Kristen
Advent. Kedua kesadaran dan keinginan berpenampilan awet muda. Ketiga,
karena alasan kesehatan fisik dan kewibawaan. Alasan ketiga adalah alasan paling
umum seseorang menjadi vegetarian. Sedangkan alasan yang penganut ajaran
Buddha Maitreya menjadi vegetarian karena keyakinan agama. Dilihat dari
pengelompokan jenis-jenis vegetarian maka masyarakat yang menganut ajaran
Buddha Maitreya adalah kelompok vegetarian lacto, dimana mereka tidak
diperbolehkan memakan makanan yang memiliki darah. Konsep ajaran Buddha
Maitreya tertuang dalam Kitab Suci Tripikata yakni Sutra Buddhis yakni irkar
Agung Buddha Maitreya:
“ Aku berjanji disetiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitnyapun
tidak terbentik niat membunuh dan melukai sesama mahluk hidup,
apalagi memakan daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna
menempuh jalan kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh
dalam sila berpantang makan daging”.(Buddha Maitreya hal 30).
Dengan ikrar agung Buddha Maitreya itu maka, pengikut aliran ini
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk tidak bermakan daging untuk
menyambut kedatangan Buddha Maitreya yang kedua kali dunia. Agama Buddha
Maitreya pertama kali dibawa oleh Tan Pik Ling yang merupakan seorang Dokter
Gigi pada tahun 1930 dari Taiwan, kemudian berkembang pesat di Surabaya,
Jakarta, Pontianak dan Medan kemudian berkembang lagi keseluruh Indonesia.
Buddha Maitrya merupakan Buddha yang dipercayai akan datang kembali
dengan membawa kebahagia dan kedamaian bagi umat manusia dan segala
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mahluk yang ada di bumi dan merupakan Buddha abad 21. Ajaran Buddha
Maitreya mengajarkan bahwa semua mahluk hidup yang bernyawa harus dijaga
bukan untuk dimakan. Anjuran agar umat budha bervegetarian juga mengatakan
bahwa orang yang bervegetarian merupakan manusia yang sehat dan sulit terkena
penyakit. Umat Budha aliran Maitreya di anjurkan agar menjaga dan melestarikan
lingkungan dan semua citaan yang ada di bumi. Dengan menerapkan ajaran
Buddha Maitreya maka, mereka mengasihi Buddha Maitreya. Berdasarkan
penjabaran di atas, penulis tertarik untuk mengkaji kebiasaan makan bagi umat
Buddha Maitreya khususnya yang ada di Pematangsiantar.
2. Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengkaji
vegetarian pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya ditinjau dari sudut
pandang Antropologi Kesehatan. Rumusan masalahnya yakni bagaimana para
penganut ajaran Buddha Maitreya menerapkan vegetarian dalam kehidupan
sehari-hari. Dari perumusan masalah maka dapat diambil runag lingkup masalah
yang akan diteliti yakni:
a.
Bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna vegetarian itu sendiri
pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya?
b.
Bagaimana umat ajaran Buddha Maitreya mengatur dan memilih makanan
yang akan dihidangkan untuk anggota keluarga setiap harinya?
Penelitian ini nantinya akan dilakukan di Pematangsiantar. Untuk
memperoleh kemudahan dalam mencari data informan, penelitian dilakukan pada
masyarakat yang beribadah atau yang mengunjungi Vihara Maitreya. Tidak
menutup kemungkinan penelitian juga dilakukan di Maha Vihara Maitreya jalan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Cemara Boulevard Utara, Medan sebagai tambahan informasi. Bagi penulis, yang
mendasari penelitian di vihara ini karena adanya keunikan di vihara tersebut yakni
adanya restoran yang menawarkan makanan vegetarian dilantai satu di vihara
Pematangsiantar, sedangkan di Medan berdekatan dengan vihara, serta dengan isu
yang sekarang ada yakni Back to nature atau kembali kealam. Dan penelitian ini
dilakukan hanya bagi umat Buddha Maitreya, dikarenakan aliran ini merupakan
aliran yang sangat terkenal dan pesat pertumbuhannya di Indonesia dibandingkan
dengan aliran lain. Serta memilih agama Buddha aliran Maitreya dari pada agama
Budha lainya karena aliran Buddha Maitreya diwajibkan untuk vegetarian,
sedangkan alasan secara praktis bukan memilih Advent dan Hindu daerahnya
dekat dengan tempat penulis. Sehingga dengan demikian, penelitian ini akan
melihat lebih jauh bagaimana pernyataan tesebut melihat kebiasaan makan
bervegetarian.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian
tentang kebiasaan makan vegetarian ini bertujuan yakni:
a.
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna
vegetarian itu sendiri, khususnya pada umat Buddha Maitreya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
b.
Mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang kebutuhan nutrisi
dalam tubuh
c.
Mengidentifikasikan
kebiasaan
makan
bervegetarian
yang
menguntungkan menurut ilmu kedokteran, sedangkan
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
tidak
a.
Secara akademis dapat menambah khasanah serta pemaknaan tentang
makna dari fungsinya vegetarian dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Secara praktis penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai penuntun kebijakan
dibidang kesehatan.
5. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka meninjau tiori yang berkaitan dengan penelitian
yang diusulkan. Teori berfungsi sebagai landasan atau pedoman berfikir atau
menentukan tujuan dan arah penelitian serta memilih konsep-konsep yang tepat
guna pembentukan hipotesa. Landasan teori digunakan bila mana ada relevansi
teori yang sudah ada dengan masalah penelitian yang dipilih. (Lister Berutu,
2001:63).
H. Geertz mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 300
kelompok etnis yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai identitas
kebudayaan tersendiri dan mempergunakan lebih dari 200 bahasa yang khas,
kepercayaan keagamaan dan hampir semua agama di dunia terdapat di sana.
Menurut
pendapat
M. E. Spiro
dalam Koentjaraningrat, fungsi
mengandung arti:
a.
Sebagai hubungan antara suatu hal yang lainnya
b.
Memakai arti pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu hal
dengan hal yang lain
c.
Mempunyai arti dalam pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu
hal
dengan
hal
lain
dalam
suatu
sistem
yang
terintergrasi
(Koentjaraningrat, 1980:226-227).
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pemikiran tentang makna dan penafsiran fenomena di dudukkan sebagai
usaha yang memiliki peran ataupun utama pada proses transpormasi budaya.
Dalam buku Budaya visual Indonesia Paul Ricoeur menjelaskan bahwa
hakikatnya semua filsafat ini merupakan interpertasi, dan hidup ini sendiri
sebenarnya merupakan interpertasi. Disisi lain, Ricoeur berpendapat bahwa setiap
objek maupun teks pada hakikatnya merupakan simbol dan simbol-simbol itu
penuh dengan makna-makna yang tersembunyi. Manusia dalam berbuat sesuatu
dan membangun sesuatu, melakukan usaha untuk membentuk makna.
Kebudayaan yang merupakan suatu strategi adaptasi sosial yang
melahirkan sistematis, tingkahlaku dan bentuk kepercayaan yang merupakan
respon terhadap ancaman kesehatan yang telah dikembangkan sejak lama. Sifat
yang adaptif ini merupakan pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya
yang menyangkut prilaku yang dengan sengaja untuk meningkatkan kesehatan,
meskipun hasil dari tingkahlaku khusus tersebut belum tentu merupakan sistem
kesehatan yang baik (Dunn, dalam Foster dan Anderson, 1986: 41).
Menurut Parsudi Suparlan (1992:4), Kebudayaan didefenisikan sebagai
“Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk
menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan”. Kebudayaan (ide)
dibedakan dari kelakuan dan hasil kebudayaan, tetapi saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam kegiatan kehidupan manusia. Sebeb kalau ketiga-tiganya
dikatagorikan sebagai suatu pengertian, yaitu kebudayaan, maka hakekatnya
saling berkaitan dan saling mempengaruhi diantara kebudayaan, kelakuan dan
hasil kelakuan dalam kehidupan manusia.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh mahkluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan
merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup yang paling utama
termasuk manusia, karena makanan merupakan asupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Tanpa makanan yang baik tidak mungkin memperoleh
kesehatan yang baik (Soekodjo 2005:22). Sedangkan menurut Albert Hutapea
(1994) makanan yang menyehatkan adalah makanan yang membuat seseorang
bertenaga, bertumbuh dan berseri. Kebutuhan setiap orang berbeda-beda dan
selera setiap orang juga berbeda-beda.
(http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelID=434).
Vegetarian mengandung dua pengetiaan, yakni sebagai kata benda dan
kata sifat. Sebagai kata benda, berarti orang yang berpantang makan daging, tetapi
hanya makan sayur-sayuran dan bahan makanan nabati lainnya. Sebagai kata sifat,
vegetarian berarti tidak mengandung daging tau kebiasaan berpantang daging.
Vegetarian berasal dari Bahasa Latin vegetus, artinya kuat, aktif dan
bergairah.(Susanto, 2007: 6). Tri Nurhayati dalam Susanto dimana vegetarian
adalah orang-orang yang karena alasan agama atau kesehatan hanya memakan
sayur-sayuran dan hasil tumbuh-tumbuhan. Pengertian vegetarian secara umum
yaitu orang yang tidak mengkomsumsi daging hewan, baik daging sapi, kambing,
ayam, ikan, maupun daging hewan lainnya. Pertama kali digunakan secara formal
pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawan-kawan di
Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu merupakan pertemuan pengukuhan dari
Vegetarian Society Inggris. Meskipun demikian istilah vegetarian sebenarnya
sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Sebelum tahun1847, kelompok yang tidak
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
makan daging secara umum dikenal sebagai Pyhagorean atau pengikut sistem
pythagorean. Hal ini sesuai dengan Pyhagoras, seorang vegetarian dari zaman
Yunani Kuno. (Susianto, 2007: 6-8)
A. Bangun (2003: 24) ada beberapa kelompok vegetarian yakni:
a.
Vegetarian Vegan
Kelompok vegan merupakan vegetarian murni karena mereka sama sekali
tidak menyantap hidangan yang berasal dari hewan, seperti daging, susu dan telur.
Karena itu, sumber makanan utama kelompok vegetarian vegan ini adalah bahan
nabati, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian.
b.
Vegetarian Lacto
Kelomok vegetarian lacto selain menyantap hidangan dari sumber-sumber
nabati juga mengkomsumsi susu dan hasil olahannya, seperti keju, mentega dan
yoghurt.
c.
Vegetarian Lacto-ovo
Kelompok vegetarian lacto-ovo berpantang mengkomsumsi produk-
produk hewani, terutama jika hewan tersebut harus disembelih terlebih dahulu.
Telur dan susu masih diperbolehkan untuk dikomsumsi. Hidangan utama tetap
bersumber dari produk-produk nabai, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayursayuran dan buah-buahan.
d.
Vegetarian Pesco
Kelompok vegetarian pesco selain menyantap hidangan dari sumber-
sumber nabati, juga menyantap hidangan dari ikan, baik ikan laut maupun ikan air
tawar.
e.
Vegetarian Fluctarian
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kelompok
vegetarian
fluctarian
termasuk
yang
paling
longgar
dibandingkan dengan kelompok-kelompok lain yang telah disebutkan. Kelomok
ini pantang makan daging yang berwarna merah. Jadi mereka masih bisa makan
ayam goreng, sup ayam, dan daging olahan dari unggas lainnya.
Mahluk hidup selalu berusaha agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
Manusia sebagai mahluk berbudaya senantiasa berusaha menaruh perhatian
terhadap
maslah-masalah
kesehatan
serta
upaya-upaya
mempertahankan
kelangsungan hidupnya , dan sejauh batas kemampuan dan pengetahuan mencari
penyelesaian terhadap penyakitnya (Foster dan Anderson, 1986:42). Untuk
menghadapi dan mengatasi penyakit manusia mempunyai sistem tersendiri yakni
sistem kesehatan, yang menerangkan sebab terjadinya
penyakit, metode
pencegahan dan penyembuhan. Menurut Foster dan Anderson (1986:61-73)
bahwa pemilihan terhadap sistem penyembuhan penyakit biasanya disesuaikan
dengan ide-ide dan konsep masyarakat terhadap pnyembuahn yang menagani
penyakit. Dengan kata lain masalh kesehatan dan penyakit tidak dapat dipandang
dari segi biologis saja tetapi harus pula dilihat dari segi sosial budaya masyarakat.
Topley mengatakan keseimbangan antara panas dan dingin dianggap yang
utama bagi kesehatan fisik, dan bahwa makanan dan obat-oabatan memiliki
kualitas
panas
atau
dingin
yang
harus
dipertahankan
dalam
usaha
mempertahankan keseimbangan yang baik harus diperhatikan dalam usaha
mampertahankan keseimbangan yang baik dalam makanan maupun dalam
pengobatan penyakit. Pasangan Anderson, yang mendeskripsikan kepercayaan
dan praktek-praktek yang berkenaan dengan makanan dan kesehatan didesa-desa
cina di Hongkong dan Malaysia. Menjelaskan pula tentang makanan yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
termasuk makanan panas seperti minuman keras, makanan-makanan yang
berbumbu dan berlemak, makanan yang kaya protein, dan makanan yang dimasak
lama dengan panas tinggi. Makana-makanan dingin termasuk ramuan the, sayursayuran tak berwarna dan rendah kalori, bir dan sebagainya. Beberapa jenis
makanan seperti kepiting, kerang-kerang dan ikan lele adalah panas dan basah;
penyakit-penyakit kelamin adalah “basah” dan panas.
Menurut kepercayaan Buddha aliran Maitreya menggolongkan makanan
yang panas yang dapat menyebabkan banyak penyakit dan juga merupakan
larangan dari Buddha Maetreya yakni makanan yang berasal dari semua jenis
hewan yang memiliki nyawa atau darah. Sedangkan makanan yang di anjurkan
yakni makanan dingin yakni sayur-sayuran dan buah-buahan.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
6. Metode Penelitian
Penelitian ini, akan menggunakan metode kualitatif. Menurut Lexy J.
Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kat-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif
menggunakan metode kualitatif yaitu berupa pengamatan dan wawancara. Metode
kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang berisi kutipan data berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan/memo dan
dokumen resmi lainnya. Serta tidak menutup kemungkinan data dari dokumentasi
desa, kantor kelurahan, dan kecamatan.
Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data dan informasi
yang akurat. Pelaksanaan penelitian lapangan yang akan dilakukan meliputi
aktivitas-aktivitas
pengamatan/observasi.
Teknik
pengamatan/observasi
dimaksudkan untuk memahami fenomena-fenomena yang ada yang diteliti
bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi alam, fisik, ekonomi dan
budaya. Metode observasi yang digunakan adalah obsesvasi partisipasi dengan
melakukan pengamatan langsung dalam penelitian. Seperti pada saat umat
melakukan ibadah dan aktivitas religi lainnya serta makanan yang lebih sering
dimakan, tidak kemungkinan untuk langsung mencicipi makanan vegetarian
tersebut.
Pada penelitian ini penulis akan mempergunkan wawancara mendalam dan
wawancara sambil lalu dilakukan pada informan dan tidak menutup kemungkinan
untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Wawancara dilakukan terhadap informan kunci/ pokok, informan pangkal dan
informan biasa. Informan pangkal adalah orang yang dianggap mengetahui
keadaan Vihara dan ajaran Buddha Maitreya seperti Pandita dan biarawanbiarwati yang ada di Vihara yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang
releven. Informan kunci adalah umat Buddha yang mengikuti ajaran Buddha
Maitreya yang sudah lama menganut ajaran tersebut. Dimana dilihat dari keadaan
fisik atau yang sudah berumur serta melihat kasus-kasus kesehatan yang pernah
dialami oleh informan. Sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil
lalu, yaitu kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Untuk memperoleh data dari
wawancara ini dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan. Wawancara
untuk informan kunci dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara
(interview guide).
7. Analisa Data
Setelah data-data diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan
terkumpul dalam catatan lapangan, dilakukan penelitian kembali untuk melihat
kejelasan dan kelengkapan jawaban. Kemudian data dikelompokkan atas
beberapagolongan menurut kepentingan umat penganut ajaran Buddha Maitreya.
Kemudian data-data tersebut disajikan dalam bentuk tulisan dan alisisa secara
deskriptif analistis.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2. 1.
Sejarah Singkat Kotamadya Pematangsiantar
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemetangsiantar
merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau
Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan
Sangnawaluh Damanik, yang memengang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.
Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat
tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,
Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah
hukum Kota Pematangsiantar yaitu:
a.
Pulau Holing menjadi Kampung Pematang
b.
Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
c.
Suhi Kahean menjadi Kampung Melayu, Martoba, Suka Bane, dan Bane
d.
Suhi Haluan mnenjadi Kampung Bantan, Sipinggol-pinggol, Timbang
Galung, dan Teladan
e.
Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Kampung Karo, Tomuan,
Pantoan, Toba, dan Martimbang.
Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi
daerah kekuasaan Belanda dan mengakhiri kekuasaan raja-raja pada tahun 1907.
Controleur Belanda yang berkedudukan di Perdagangan pada tahun 1907
dipindahkan ke Pematangsiantar, sejak itu Pematangsiantar mulai berkembang
menjadi daerah yang banyak dikunjungi para pendatang baru, orang-orang Cina
mendiami kampung Siantar Bayu, orang-orang dari Tapanuli Selatan mendiami
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
sekitar Timbang Galung dan Kampung Melayu, sedangkan mereka yang berasal
dari Tapanuli Utara mendiami daerah Kampung Kristen, Tomuan dan Kampung
Toba.
Pada tahun 1910 didirikan Belanda Persiapan Kota Pematangsiantar,
kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blat no. 285,
Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri.
Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Bland No. 717 berubah menjadi Geemente
yang mempunyai Dewan Kota. Pada masa Belanda, orang Cina sudah ada di
Pematangsiantar karena pada waktu itu Pemerintah Belanda telah memberikan
hak-hak istimewa kepada orang Cina yakni mereka dianggap sebagai penduduk
Timur Asing yang dianggap mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi
daripada warga penduduk asli.
Pada zaman Jepang, berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan Kota
dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi
daerah otonomi, berdasarkan Undang-undang no 22/ 1948 status Geemente
menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati
Simalungun sampai tahun 1957. Berdasarkan Undang-undang no 01/ 1957
Pematangsiantar berubah menjadi Kota Praja penuh, dengan keluarnya Undangundang no. 18/ 1965 berubah menjadi Kotamadya dan berdasarkan Undangunadang no. 05/ 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah berubah
maenjadi Kotamadya Daerah tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
no.
35/
1981
Kotamadya
Pematangsiantar di pecah menjadi empat wilayah kecamatan yang peresmiannya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sumatera Utara pada
tanggal 17 Maret 1982 yang terdiri dari:
a.
Kecamatan Siantar Barat
b.
Kecamatan Siantar Timur
c.
Kecamatan Siantar Utara dan,
d.
Kecamatan Siantar Selatan.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 15/ 1986 Kotamadya
Pematangsiantar diperluas menjadi menjadi enam kecamatan yang peresmiannya
dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada
tanggal 8 Mei 1987 dengan masuknya sembilan desa dari wilayah Kabupaten
Simalungun ke Kotamadya Pematangsiantar, adapun kecamatan tersebut adalah:
a.
Kecamatan Siantar Martoba
b.
Kecamatan Siantar Marihat
c.
Kecamatan Siantar Barat
d.
Kecamatan Siantar Timur
e.
Kecamatan Siantar Utara
f.
Kecamatan Siantar Selatan.
Pada tahun 2007 terjadilah pembentukan kecamatan baru dengan Peraturan
Daerah No. 3 Tahun 2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang Pembentukan
Kecamatan Siantar Sitalasari dan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 Tanggal 18
September 2007 tentang Pementukan Kecamatan Siantar Marbun. Dengan itu
kecamatan yang ada di Kotamadya Pematangsiantar menjadi 8 kecamatan sampai
sekarang dan memiliki 53 kelurahan.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kota Pematangsiantar mempunyai visi dalam pembangunan kotanya yaitu
“ Terwujudnya Kota Pematangsiantar yang memiliki jati diri kota dalam daerah
otonom yang maju, demokratis, berbudaya rukun dan harmonis yang didukung
oleh masyarakat Kota Pematangsiantar yang beriman, bermoral, tangguh,
produktif, berdaya saing dan mampu bekerja sama dalam wadah Negara
kesatuan Republik Indonesia”.
Untuk mewujudkan visi itu, maka yang menjadi misi dalam Rancangan
Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar yaitu pembentukan jati diri Kota
Pematangsiantar yang mempunyai karekteristik berdasarkan pertimabngan historis
dan nilai budaya geografis dan fisik kota, potensi sumber daya, fungsi kota dan
kajian planologi kota, arsitektur bagunan da sebagainya.
2. 2.
Lokasi dan Lingkungan Alam
Pematangsiantar terletak di Sumatera Utara yang terletak lebih kurang 127
kilometer dari arah utara pusat kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara dan
berada diantara Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Tapanuli Utara. Berada
pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan permukaan tanah yang
berbukit-bukit, sehingga jalan-jalan di kota umumnya menurun dan mendaki.
Kota Pematangsiantar sering kali disebut Siantar merupakan kota kecil dan rapi
dengan luas wilayah 79,97 kilometer persegi. Karena kerapian dan dan kebersihan
serta kelestarian lingkungan kota, Pemerintah Indonesia telah mengenugrahkan
Piala Adipura sejak tahun 1993. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu
lintas, kota inipun meraih penghargaan Piala Wahanan Tata Nugraha pada tahun
1996. Pematangsiantar dulu merupakan ibukota dari Kabupaten Simalungun
namun pada tahun 2007 Kabupaten Simalungun di pindah di Pematang Raya.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Luas daerah Kotamadya Pematangsiantar lebih kurang 79,971 Km²
terletak diantara 3° 01’ 09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23” - 99° 1’
10” Bujur Timur. Berada pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut,
beriklim tropis dengan temperatur udara rata-rata 24,5° C. Berdasarkan letak
geografis Kotamadya Pematangsiantar penduduk asli adalah suku bangsa Batak
Simalungun
yang
dahulu
mendalami
daerah-daerah
pinggiran
Kota
Pematangsiantar, sebelum menjadi Kotamadya.
Sejak pendudukan Belanda sekitar tahun 1907 maka daerah ini
berkembang pesat dengan adanya pembangunan-pembangunan prasarana dan
sarana fisik yang dibuka oleh pemerintah Kolonial Belanda. Dengan
perkembangan ini maka terjadilah migrasi ke Jantung kota Pematangsiantar
seperti datangnya orang-orang cina, orang-orang Batak Toba, Mandailing, Aceh,
Jawa, Batak Karo dan lain-lain. Maka adanya migrasi ini maka jumlah penduduk
Pematangsiantar berkembang pesat dan memiliki ciri-ciri masyarakat majemuk
yang beraneka ragam kelompok etnik dan kebudayaannya. Suku bangsa Batak
Toba pada umumnya berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, kedatangan mereka
mula-mula dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih layak ditempat ini karena
alasan masalah tekanan dan kepadatan penduduk di daerah asalnya.
Pematangsiantar dikelilingi oleh perkebunan di daerah Simalungun seperti
perkebunan karet di PTP VI Dolok Malangir, Perkebuann Coklat dan Sawit di
PTP VIII Marihat, dengan demikian maka terjadi jumlah migrasi orang-orang
Jawa khususnya karyawan-karyawan yang bekerja diperkebunan-perkebuan
tersebut. Kemudian adanya pabrik-pabrik seperti rokok STTC, Pabrik korek SMF,
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pabrik Tepung Tapioka dan lain-lain, mendorong terjadinya migrasi masuk
keaerah ini guna memperoleh lapangan pekerjaan.
2. 3. Sarana dan Plasarana Umum
2. 3. 1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan kedudukan
dan status seseorang, yang dalam hal ini haruslah ditunjang dengan sarana dan
plasarana pendidikan yang memadai. Dan untuk hal itulah pemerintah
menyediakan dan membangun sarana dan plasarana pendidikan tersebut.
Dari segi pendidikan, kota Pematangsiantar dikenal sejak tahun 1970
sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia. Banyak anak muda dari luar kota
menuntut ilmu berbaur dengan penduduk setempat yang turut menuntut ilmu.
Tidak heran bertaburan banyak sekolah baik itu sekolah negri maupun perguruan
swasta yang menyediakan jasa pendidikan SD-SMP-SMA. Perguruan-perguruan
swasta biasanya juga menyediakan jasa pendidikan TK, seperti perguruan swasta
seperti Methodis, Kalam Kudus, Budi Mulia, Katolik, Advent, Sultan Agung,
Manjusri, Taman Siswa, dan Muhammadiyah. Sekolah swasta yang bersifat
keagamaan Budha hanya ada satu di Pematangsiantar yakni Yayasan Pendidikan
Buddhist Manjusri yang terletak di Siantar Selatan.
Kota kelahiran mantan Mentri Pertanin Kabinet Gotong Royong (20012004) Bungaran Saragih, melahirkan cukup banyak pelajar yang berkualitas.
Banyak di antara pelajar dari kota ini akhirnya melanjutkan studinya ke jenjang
yang lebih tinggi di luar Siantar terutama menuju pulau Jawa. Bahkan ada dari
antara mereka melanjutkan studinya ke luar negri. Di Pematangsiantar memiliki
perguruan tinggi yakni Universitas Simalungun (USI), Universitas Nomensen
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
HKBP serta beberapa sekolah tinggi seperti Sekolah Tinggi Theilogia HKBP
Nomensen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mars, dan Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum YIN. Selain pendidikan formal, Pematangsiantar juga menyediakan
pendidikan non formal memalui tempat-tempat khusus kursus seperti Khalsa,
Ghandi dan Perguruan Mars untuk belajar bahasa Inggris. Untuk belajar
Komputer yakni Widyaloka dan Datacom, sedangkan untuk bimbingan belajar
secara umum yakni Medica, Bima, dan Genesa Operation (GO).
2. 3. 2. Sarana Kesehatan
Pelayanan medis dalam kota terdapat sekitar lima rumah sakit besar yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat umum diantaranya Rumah Sakit
Umum Djasamen Saragih, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit Katolik, Rumah
Sakit Vita Insani dan Rumah Sakit Horas Insani. Salah satu yang terbesar adalah
Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dengan kapasitas 220 tempat tidur, yang
dilayani oleh tujuh Dokter Umum, tiga Dokter Gigi, dan 25 Dokter Spesialis.
Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selin itu terdapat 17 Balai
Pengobatan Umm (BPU) DAN 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2. 4. Keadaan Penduduk
2. 4. 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk
Pematangsiantar
berkembang
pesat
khususnya
setelah
pendudukan Belanda tahun 1907 yang mengakibatkan banyak terjadi migrasi
yang berasal dari daerah-daerah lain. Berdasarkan hasil sensus penduduk
Pematangsianta tahun 2008 penduduk disini berjumlah 249.985 jiwa. Keadaan
penduduk Pematangsiantar dilihat dari tiap-tiap kecamatan adalah sebagaiberikut:
a.
Kecamatan Siantar Marihat jumlah penduduk 19.607 jiwa dengan luas
wilayah
78, 25 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 250,5
jiwa/ha
b.
Kecamatan Siantar Marimbun jumlah penduduk 13.294 jiwa dengan luas
wilayah
180,06 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 73, 8
jiwa/ha
c.
Kecamatan Siantar Selatan jumlah penduduk 21.855 jiwa dengan luas
wilayah
20, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 108, 1
jiwa/ha
d.
Kecamatan Siantar Barat jumlah penduduk 48.531 jiwa dengan luas
wilayah
32,05 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 151,4
jiwa/ha
e.
Kecamatan Siantar Utara jumlah penduduk 51.431 jiwa dengan luas
wilayah
36, 50 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 140, 9
jiwa/ha
f.
Kecamatan Siantar Timur jumlah penduduk
44.076 jiwa dengan luas
wilayah 45, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 97, 5 jiwa/ha
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
g.
Kecamatan Siantar Martoba jumlah penduduk 28.110 jiwa dengan luas
wilayah
180, 22 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 15, 6
jiwa/ha
h.
Kecamatan Siantar Sitalasari jumlah penduduk 23.081 jiwa dengan luas
wilayah
227, 23 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 10, 1
jiwa/ha.
TABEL 1.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kotamadya Pematangsiantar
No.
Kecamatan
Luas Wilayah
(KM²)
1
Siantar Marihat
7,825
2
Siantar Marimbun
18,006
3
Siantar Selatan
2,020
4
Siantar Barat
3,205
5
Siantar Utara
3,650
6
Siantar Timur
4,520
7
Siantar Martoba
18,022
8
Siantar Sitalasari
22,723
Pematangsiantar
79,791
2007
79,971
2006
79,971
2005
79,971
Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008
Penduduk
19.607
13.294
21.855
48.531
51.431
44.076
28.110
23.081
249.985
248.825
247.837
244.435
Kepadatan
(KM²)
2.506
738
10.819
15.142
14.091
9.751
1.560
1.016
3.126
3.111
3.099
3.057
2. 4. 2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan dan Tenaga Kerja
Sistem pendidikan dan pengajaran di Pematangsiantar sudah dikenal sejak
pendudukan Belanda sehingga migrasi dari luar yang datang ke wilayah ini di
samping untuk mencari nafkah juga ingin memperoleh pendidikan yang lebij
tinggi yang akan diperoleh dari sekolah-sekolah Belanda yang ada di
Pematangsiantar. Sistem pendidikan sekarang ini sudah semakin berkembang
pesat dari tingkat yang paling rendah yaitu taman kanak-kanak hingga ketingkat
akademi atau universitas. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah
grdung-gedung sekolah yang telah berdiri di Peatangsiantar, baik sekolah negri
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
maupun sekolah-sekolah swasta. Hal ini isesuaikan dengan besarnya tuntutan
masyarakat terhadap pendidikan. Disamping pendidikan formal di sekolahsekolah untuk masyarakat banyak juga terdapat pendidikan informal di luar
sekolah yaitu kursus-kursus seperti bahasa Inggris, eloktronik dan pendidikan
komputer.
Pertumbuhan tenaga kerja di Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan
penduduk. Pada periode 1990-2002 rata-rata pertumbuhan tenaga kerja 1, 26 %
pertahun. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang
ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Pada tahun
20002 banyaknya pencari kerja yang belum berpengalaman yang terdaftar di
Kantor Departemen Tenaga Kerja 1.392 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin
pencari kerja perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan pencari kerja
laki-laki. Jumlah pencari kerja perempuan 977 orang dan laki-laki sebanyak 415
orang. Penguasaan perdagangan di kuasai oleh orang Cina yang menguasai pusat
perbelanjaan dan daerah perkotaan seperti Pajak Horas dan Pajak Dwi Kora.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2. 5. Keadaan Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan
Penduduk Kotamadya Pematangsiantar merupakan masyarakat pemeluk
agama dengan melaksanakan kehidupan beragama dengan baik, hal ini tercermin
dari aktivitas-aktivitas
keagamaan yang dijalankan oleh penduduknya sesuai
dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Pada hai-hari besar agama
yang bersifat rutin ataupun hari-hari besar yang dirayakan setiap tahun tetap
dijalankan dengan baik oleh masyarakat di daerah ini.
Bagi umat Kristen Protestan maupun Katolik setiap hari Minggu tetap
melakukan ibadah di gereja-gereja, dan pada perayaan Natal tetap diadakan
perayaan bersama (Oikumene) oleh mereka yang beragama Kristen Protestan dan
Katolik di kota ini dan setiap tahun dirayakan di lapangan Simarito yang berada
ditengah-tengah kota Pematangsiantar. Serta setiap tahunnya panitia dilakukan
secara bergilir oleh gereja-geraja yang berlainnan. Sedangkan bagi umat Islam
pada setiap hari Jumat tetap menunaikan ibadah Jumat di Mesjid-mesjid yang ada
dikelurahan atau kecamatan. Begitu juga dengan hari-hari besar agama Islam tetap
dirayakan seperti hari raya Idul Fitri maka telihat dengan besarnya jemaah yang
hadir dalam sholat bersama yang diselenggarakan di lapangan Simarito di puasat
Kota Pematangsiantar yang diikuti oleh ribuan umat Islam dari berbagai penjuru
kota ini. Kemudian pada hari-hari besar lain seperti Maulid Nabi tetap dirayakan
ditiap kelurahan maupun sekolah-sekolah. Musabaqah Tilawatil Qur’an sering
pula dilaksanakan di daerah ini dan hampir setiap tahun dari tingkat kelurahan
hingga pada tingkat kotamadya dengan tujuan memperdalam pengetahuan
terhadap agama Islam yang dianutnya. Bagi umat Hindu merayakan hari-hari
besar agama mereka secara khusus baik dirayakan di Pura, sedangkan uamat
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Budha melakuakn upacara keagamaan mereka di Vihara maupun di kelentengkelenteng.
Kerukunan beragama di Pematangsiantar ini tetap terpelihara dengan baik
khususnya terlihat pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan
oleh umat Islam, maka tidak jarang bagi umat Kristen, Hindu, dan Budha
mengunjungi rumah-rumah teman atau tetangga yang beragama Islam untuk
mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Demikian juga halnya bagi umat yang
beragama Kristen yang merayakan hari Natal dan Tahun Baru maka tidak jarang
pula dikunjungi tetangga atau sahabat-sahabat yang beragama Islam, Hindu
ataupun Budha. Ataupun sebaliknya bagi umat Hindu dan Budha maka sahabat
ataupun tetangga yang beragama Islam atau Kristen akan berkunjung ke rumahrumah mereka yang beragama Hindu atau Budha. Hal tersebut tetap terpelihara
sehingga kehidupan beragama di Kotamadya Pematangsiantar hampir tidak ada
ditemukan konflik sampai sekarang.
TABEL 2.
Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar Berdasarkan Agama/ Kepercayaan
Agama/ Kepercayaan
No.
Kecamat
an
Islam
3.421
Katolik
2.257
Protestan
13.880
Hindu
1
Budha
30
Lainlain
18
Jumlah
/ Total
19.607
1.
Siantar
Marihat
2.
Siantar
Marbun
Siantar
Selatan
1.791
675
10.810
0
17
1
13.294
2.874
1.143
15.295
43
2.489
11
21.855
Siantar
Barat
Siantar
Utara
Sianta
Timur
Siantar
Martoba
Siantar
34.245
538
6.737
137
6.850
24
48.531
22.531
1.988
21.802
174
4.924
12
51.431
12.189
2.805
26.680
191
2.189
22
44.076
18.451
1.652
7.886
21
89
11
28.110
13.489
1.450
8.041
11
87
3
23.081
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Sitalasari
Jumlah/Total
108.991 12.508
111.131
578
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2008
16.675
102
249.985
2. 6. Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa
Sejak masuknya Belanda ke Pematangsiantar yaitu sekitar tahun 1907,
Belanda banyak mengadakan pembangunan-pembangunan di berbagai bidang
baik pembangunan industri maupun pembangunan dibidang pendidikan dengan
mendirikan sekolah-sekolah. Hal tersebut telah merangsang dengan adanya
migrasi dari berbagai daerah baik dari luar kabupaten Simalungun itu sendiri.
Dengan berkembangnya arus migrasi kedaerah ini mengakibatkan munculnya
suku-suku bangsa yang majemuk, yang tinggal di Pematangsiantar. Dan memiliki
kebudayaan yang beraneka ragam pula.
Migrasi suku bangsa yang terjadi ke daerah ini menempati wilayah-ilayah
tertentu menurut suku bangsa atau dengan kata lain suku-suku bangsa tertentu
tinggal mengelompok pada suatu wilayah. Dengan demikian Pematangsiantar
dikenal daerah-daerah kecil berdasarkan suku bangsa yang menempatinya. Seperti
Kampung Toba ditempati oleh suku bangsa Batak Toba di Kecamatan Siantar
Selatan, Kampung Karo di Kecamatan Siantar Timur ditempati oleh suku bangsa
Batak Karo, kemudian Kampung Melayu ditempati oleh suku Bangsa Melayu dan
Kampung Jawa oleh suku bangsa Jawa. Sedangkan orang-orang Cina menempati
wilayah pusat-pusat kota yang menjadi pusat perdagangan di kota ini, sementara
usaha perdagangan di Pematangsiantar dikuasai oleh Suku Bangsa Cina.
TABEL 3.
Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa
Suku Bangsa/ Etnic Group
N
o
Kecamat
an
Toba
Jawa
Simalun
gun
Madina
Cina
Minan
g
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Karo
1
Siantar
16.043
1.7521
666
395
17
Marihat
2 Siantar
10.878
1.187
452
268
12
Marimb
un
3 Siantar
14.243
1.309
1.3555
444
2.687
Selatan
4 Siantar
9.043
21.584
1.682
4.693
3.083
Barat
5 Siantar
24.519
8.778
3.920
4.077
1.702
Utara
6 Sianta
26.572
5.405
4.705
1.792
1.875
Timur
7 Siantar
9.533
13.159
2.110
1.353
149
Martoba
8 Siantar
7.828
10.804
1.732
1.111
122
Sitalasar
i
Jumlah/Total 118.658
63.978
16.622
14.133
9.467
Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa
18
410
12
278
127
1.097
1.787
371
2.981
324
529
1.139
313
448
258
369
6.025
4.436
Suku Bangsa/ Etnic Group
No.
1.
Kecamatan
Melayu
Nias
Aceh
Pakpak
Siantar
22
91
21
18
Marihat
2.
Siantar
15
61
14
13
Marimbun
3.
Siantar
26
100
13
13
Selatan
4.
Siantar Barat 695
127
265
18
5.
Siantar Utara 320
138
92
39
6.
Sianta Timur 191
299
100
99
7.
Siantar
218
147
118
29
Martoba
8.
Siantar
179
120
97
23
Sitalasari
Jumlah/Total
1.666
1.083
720
252
Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008
Lainya
Jumlah/
Total
154
19.607
104
13.294
441
21.855
5.184
4.541
1.370
533
48.531
51.431
44.076
28.110
438
23.081
12.765
249.985
Pematangsiantar merupakan kota heterogen yang unik, perpaduan banyak
budaya (multi culture). Dilihat 9dari tabel Pematangsiantar termasuk heterogen
dengan kelompok mayoritas di Kotamadya Pematangsiantar antara lain Etnis
Toba yaitu 118.658 jiwa (47, 46 %), Etnis Jawa 63.978 jiwa (25, 59 %), Etnis
Simalungun 16.622 jiwa (6, 64 %), Etnis Madina 14.133 jiwa (5,65%), Etnis Cina
9.467 jiwa (3, 78%), Etnis Minang 6.025 jiwa (2, 41%). Sementara etnis yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
minoritas menurut jumlah penduduknya seperti Karo 4.436 jiwa (1, 77%), Etnis
Melayu 1.666 jiwa (0, 66%), Etnis Nias 1.083 jiwa (0, 43%), Etnis Aceh 720 jiwa
(0, 28%) dan Etnis Pakpak 252 jiwa (0,10%). Sementara Etnis India serta Etnis
campuran termasuk dalam katagori etnis diatas di atas dimasukkan ke dalam
kelompok lain-lain yaitu 12.765 jiwa (5.10 %).
Dalam segi bahasa, kebanyakan masyarakat menggunakan bahasa daerah
atau bahasa etnisnya masing-masing untuk berkomunikasi antara sesama kerabat.
Tetapi jika berlainan etnis maka bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi nasional
yaitu bahasa Indonesia. Dialek bahasa Indonesia di kota Pematangsiantar sudah
terkontaminasi dengan bahasa daerah setempat sama halnya dengan daerah lain.
Sehingga orang dari luar daerah biasanya merasa asing jika mendengar dialek
bahasa Indonesia yang dipakai. Adanya beberapa kata yang sama dalam bahasa
Indonesia tetapi berbeda makna. Contohnya saja untuk menyebut mobil menjadi
motor, motor menjadi kereta,dan pasar menjadi pajak,
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB III
Buddha Maitreya
3. 1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya
Agama Budha merupakan salah satu agama yang tertua di dunia, yang
berasal dari India sekitar 2500 tahun yang lalu memalui Sang Buddha Gautama
(Sakyamuni). Pada waktu itu agama Budha telah menyebar ke seluruh Asia
hingga seluruh dunia. Dalam penyebarannya, Agama Budha telah banyak
tercampur dan terakultrurasi dengan kebudayaan setempat.
Pada tahun 28 M, Bodhidarma meninggalkan India berangkat kedaratan
Cina untuk menyebarkan agama melalui Jalan Sutra dan menetap di Canton kirakira tahun 520 M. Bodhidarma menjadi patriat pertama di Cina, patriat kedua
ialah Seng Kwang, patriat ialah Ceng Chan, patriat keempat adalah Tong Sing,
kelima Hong Ren, dan yang keenam Hui Neng. Agama Budha berkembang
setelah patriat keenam (675-700 M). Enam patriat tersebut merupakan garis patriat
guru-guru Chan Buddhism (Cina) dan Zen Buddhsim (Jepang). Setelah garis
kepatriatan terpecah dan menjadi beberapa sekte. Salah satu sekte-sekte tersebut
adalah Buddha Maitreya dan terus berkembang menurut garis kepatriatannya
sendiri. Buddha Maitreya pernah terlahir sebagai Bhksu Brkantong (917 M), lahir
di Kabipaten Feng Hua daerah Zhi Jiang Ming Zhou (Cina), asal-usul keluarganya
kurang diketahui. Bhiksu berkantong senantiasa menampilkan senyum kasih,
kedua daun telinga terkulai hingga kebahu, memakai jubah yang tidak menutupi
perut, tangan membawa sebuah tongkat dan dipundak memikul sebuah kantong
besar, berkelana dan menyadarkan dan membimbing uamat manusia. Pada akhir
pemerintahan Liang tahun ke 2 Zhen Ming bulan 3, Bhiksu Berkantong menetap
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
di kuil Yue Lin, dan menghembuskan nafas terakhir.Kemudian Buddha Maitreya
terlahir sebagai Patriat Cin Kuang atau disebut dengan Sang Lugu Cin Kung
(1853-1925), sekaligus menjadi perintis ajaran Maha Tao Maitreya sekarang ini.
Maitreya
berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti kasih yaitu
membawakan kebahagiaan, sukacita, harapan dan kecemerlangan bagi umat
manusia. Buddha Maitreya adalah Buddha yang dikenal oleh semua kalangan
sebagai Buddha bahagia, Buddha sukacita, Buddha penuh tawa ria, Buddha yang
penuh berkah. Buddha Maiteya memiliki kasih sayang yang sangat besar terhadap
semua mahluk hidup di dunia. Wujud Buddha Mitreya yang tampak pada zaman
sekarang adalah wujud dari Biksu Berkantong. Senyuman-Nya yang memenuhi
wajah, daun telinga yang terkulai ke bawah, perut yang bulat dan besar, leher dan
perut tampak terbuka. Pada umumnya Buddha Maitreya di panggil dengan
sebutan Buddha Tawa Ria (Laughing Buddha), dan Buddha Sukacita (Happy
Buddha). Dan banyak yang menjadikan Buddha Maitreya sebagai simbl rezeki
sehingga menyebut-Nya dengan sebutan Buddha Pembawa Berkah (Lucky
Buddha).
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 1.1. Berpantang Daging
Agama Buddha Maitreya memiliki kitab Suci yang bernama Tripitaka.
Dalam pedoman berpantang daging yang tersurat dalam kitab suci yang menjadi
pedoman umat budha yakni:
a.
Dalam Kitab Srila Vyasadeva
b.
..Mamsa” berarti dia yang dagingnya yang saya makan, akan memakan
saya di kehidupan mendatang, dia yang dagingnya saya telan akan
menelan saya dikemudian hari.
Kitab Jalinan Jodoh Pembalsan
c.
...Sang Buddha bersabda : Penyebab dari dibunuh dan dimakan bersal
dari orang makan kambing. Kambing yang dibunuh dan dimakan rohnya
terlahir sebagai manusia. Sedangkan orang yang bunuh dan makan
kambing, rohnya terlahir sebagai kambing. Begitulah terus-menerus
terjadi berulang-ulang, lahir-mati, masing-masing saling membunuh,
saling makan, Hukum Karma terus berlaku tiada henti.
Lankavatara Sutra
d.
...Jangan memakan daging. Memakan daging akan membiasakan manusia
membunuh mahlik hidup, keserakahan, kebencian, dan kebodohan akan
berkembang marak dalam batinnya. Kalian tidak dapat menlenyapkan
keserakahan bila makan daging. Bagi yang memakannya akan
menciptakan dosa karma buruk yang tidak terhingga.
Sutra Buddhis Sarvajna Prabha Manusya Deva Berpantang Daging
…Terlahirlah seorang yang bernama Sarvajna Prabha Manusya Deva
yang memiliki kemampuan luar biasa dan bijaksana tiada tara, karena
panggilan cinta kasih terhadap segenap umat manusia, Sarvajna Prabha
Manusya Deva meninggalkan keluarga dan membina di dalam hutan.
Orang-orang menyebutnya Manusia Dewa. Suatu waktu saat Sarvajna
Prabha Manusya Deva membina ditengah hutan terjadilah bencana
banjir yang menyebabkan penduduk gagal panen dan Sarvajna Prabha
Manusya Deva tidak mendapatkan sedekah makanan selama 7 hari
berturut-turut. Saat itu diatas gunung, tinggallah 500 ekor kelinci. Ketika
melihat keadaan Sarvajna Prabha Manusya Deva yang memperhatikan,
Ratu kelinci akhirnya bertekad mengorbankan dirinya untuk
menyelamatkan Sarvajna Prabha Manusya Deva agar Buddha Dharma
tetap tersebar lestari. Ratu kelinci menyampaikan pesan terakhir kepada
anak-anak kelincinya: Saya akan mengorbankan diri demi kelangsungan
Buddha Dharma, setelah perpisahan ini kalian pergilah menempuh
kehidupan masing-masing dan harus menjaga diri dengan baik. Dewa
Gunung dan Dewa Hutan turut membantu Ratu Kelinci dengan
menyediakan api unggun. Kemudian Ratu Kelinci berpesan kembali: Ibu
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
e.
akan pergi untuk selamanya demi kelangsungan hidup Sang Petapa
sehingga Dharma dapat tersebar dan berkembang, akhirnya umat
manusaia akan mendapatkan berkah tak terhingga. Salah seekor anak
kelinci berkata: Ibu mengorbankan diri demi kelangsungan Dharma
Agung, ini adalah perbuatan yang bajik, saya juga akan melakukannya.
Saat itu Dewa Gunung dan Dewa Hutan mengabarkan bahwa api unggun
telah disiapkan. Tanpa berpikir panjang lagi, anak kelinci langsung
meleompat kedalam kobaran api dan diikuti oleh Ratu Kelinci. Saat
daging kelinci telah siap dihidangkan, Dewa Gunung memberitahukan hal
tersebut kepada Sarvajna Prabha Manusya Deva. Begitu memdengar
ucapan Dewa Gunung, Sarvajna Prabha Manusya Deva tergugah dan
menjadi sedih lalu berkata: Lebih baik aku membunuh diriku dan
mengorbankan mata ku, aku rela menerima berbagai penderitaan, dari
pada harus menyantap daging sesama makhluk hidup. Bersamaan itu
Sarvajna Prabha Manusya Deva menegakkan Ikrar AgungNya: Aku
berjanji di setiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitpun tak terbentik
niat membunuh dan melukai sesama makhluk hidup, apalagi memakan
daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna menempuh jalan
Kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh dalam sila
berpantang daging. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Sarvajna
Prabha Manusya Deva melompat kedalam kobaran api dan wafat.
Buddha Sakyamuni bersabda: Ratu kelinci pada saat itu adalah diriku
dan anak kelinci adalah anakku Rahula, sedangkan Sarvajna Prabha
Manusya Deva adalah Budhisatva Maitreya.
Sabda Sang Buddha dalam Sutra Maha Ratna Kuta Bab 88 ( Pertemuan
Maha Kasyapa)
…Suatu ketika Junjungan Dunia Menjulurkan tangan-Nya yang
membiaskan cahaya kemilau, hasil paduan kesucian laksa asamkheya
kalpa. Dengan jari dan telapak tanganNya yang bersinar yang bersinar
bagaikan bunga teratai, Beliau mengusap ubun-ubun Budhisatva
Maitreya sambil bersabda: Wahai Maitreya! Demikianlah kupesan
kepadamu nanti masa lima ratus tahun kelima, saat lenyapnya Dharma
sejati, engkau harus melindungi Tri Mustika Buddha, Dharma dan Sangh,
jangan sampai lenyap dan putus. Seketika itu juga Trisahasra Maha
Sahasra Lokya Dhatu (alam semesta) dipenuhi cahaya terang dan diikuti
enam bentuk suara gemuruh yang dasyat. Semua makhluk suci dan deva
serentak menghormati Budhisatva Maitreya dengan sikap anjali sambil
berkata: Sang Tathagata telah berpesan kepadamu yang mulia dengan
pengharapan seluruh umat manusia dan deva mendapatkan berkah
kebahagiaan, terimalah pesan itu Yang Mulia.
Saat itu Budhisatva Maitreya segera berdiri sambil menampakkan
bahu kanannya, dan berlutut menghormati Sang Buddha dengan sikap
anjali: Junjungan Dunia, demi keselamatan semua makhluk aku telah
menerima penderitaan laksana kalpa yang telah terhitung, apalagi kini
Tathagata telah menyampaikan pesan Dharma sejati, bagaimana mungkin
tidak diterima? Wahai Junjungan Dunia! Kini aku berjanji pada masa
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
f.
yang akan datang akan kukabarkan Dharma Anuttara Samma Sambodhi
yang telah Tathagata capai dalam perjuangan berlaksa-laksa asam-kheya
kalpa yang tak terhitung!.
Dalam Sutra Pernyataan tentang Nazar Bodhisatva Maitreya
g.
...Bodhisatva Maitreya telah membina diri dengan metode yang praktis,
mudah dan membahagiakan, Beliau berjuang siang dan malam dalam tiga
waktu dengan sepenuh hati mendisiplinkan badan, dengan jubah yang
rapi, berlutut berbakti-puja menghadap kesepuluh alam sambil berikrar:
Aku bertobat atas semua kesalahanku dan akan berjuang membimbing
umat manusia kedalam kebenaran Dharma. Dengan segala ketulusan aku
bersembah sujud kepadmu para Buddha. Dengan ini akanku capai
kesempurnaan kebuddhahan.
Dalam Sutra Boddhisatva Maitrya Mencapai Surga Tusita
...Sang Buddha Sakyamuni bersabda: Bila ada bhiksu-bhiksumi, upasakaupasika, deva, naga bahkan kelompok rahulata bila begitu mendengar
nama agung Buddhisatva Maitreya terus bersikap anjali dan memberi
hormat yang tulus, maka terbebaslah orang atau mahkluk ini dari dosa
karma samsara 500 kalpa. Dan kepada mereka yang dapat melaksanakan
bhakti-puja menghormati Buddha Maitreya maka orang itu akan segera
terbebas dari ikatan dosa karma samsara puluhan milyar kalpa, sekalipun
tidak berhasil mencapai surga Tusita, namun pasti dapat berjumpa
dengan Buddha Maitreya pada masa yang akan datang, mendengar Maha
Darma tsk terhinggs dan mencapai Kesempurnaan.
Sutra-sutra ini menyampaikan bahwa sejak awal pembinaan Buddha
Maitreya membina diri telah berpantang daging. Umat Buddha Maitreya harus
mengikuti langkah pembinaan Buddha Maitreya. Kutipan-kutipan dari Kitab Suci
Tripitaka telah memberikan penjelasan kepada umat Buddha Maitreya tentang
perjuangan Bodhisatva Maitreya untuk mencapai kekebuddhaan.
Inti dari perjuangan Sang Bodhisatva Maitreya untuk mencapai
kebuddhaan dan menjadi Ikrar Buddha Maitreya yang Agung dan Mulia adalah:
a.
Penyesalan dan Pertobatan
Ajaran Maitreya mengajarkan bersamadhi dengan cara melaksanakan puja
pertobatan sehari tiga kali, sebab dalam jiwa yang sadar bertobat tidak akan ada
lagi kebincian dan kedendaman. Orang yang senantiasa merasa diri bersalah
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
takkan ada lagi keangkuhan dan sikap mementingkan diri sendiri. Dalam
pandangannya semua manusia adalah bajik hanya dirinya yang jahat. Dia akan
senantiasa berdisiplin diri, tahan derita, rendah hati, siap berkorban, memaafkan
orang yang bersalah kepadanya. Inilah pola perjuangan yang telah diterapkan oleh
Bodhisatva Maitreya sehingga dengan melaksanakan samadhi pertobatan, telah
berhasil memenangkan diri. Segala kemelekatan dan noda batin telah telah
dilenyapkan jika melakukan pertobatan.
b.
Menghormati dan Memuliakan Semua Makhluk
Sikap memuliakan semua makhluk merupakan sikap yang tidak berpihak
pada siapapun bahkan menghormati semua mahluk hidup. Melalui bhakti-puja
dengan memuliakan dan menghormati semua Buddha, Bodhisatva dan makhluk
suci. Melalui bhakti-puja merendahkan hati dan tidak mementingkan diri sendiri.
Sebab orang yang tidak mementingkan diri sendiri tapi mahluk lain, dan orang
yang dapat memuliakan semua mahkluk pasti dapat berkorban dan mengasihi
semua bentuk kehidupan. Orang yang dapat melupakan diri sendiri dan
memuliakan semua mahluk hidup takkan ada rasa takut, sedih, gelisah dan duka
derita, persaingan dan perselisihan dalam hidupnya. Hatinya senantiasa dipenuhi
oleh rasa hormat, tulus dan ikhlas.
c.
Mengasihi Semua Makhluk
Semangat kasih pada semua makhlik merupakan semangat universal yang
menjadi kebajikan khsa Sang Bodhisatva Maitreya. Semangat cinta kasih yang
besar membuat Buddha Maitreya sejak berkalpa-kalpa lampu yang terhitung telah
menjalani hidup bervegetarian. Umat diharapkan dapat menegakkan irkar di
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dalam setiap kehidupan agar terbebas dari niat pembunuhan dan berpantang
makan daging.
Gambar 1. Buddha Maitreya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 1. 2. Karakteristik wujud Buddha Maitreya:
a.
Wajah
Buddha Maitreya mencerminkan cinta kasih yang tiada tara. Tua-muda,
pria-wanita, apapun kewarganegeraan dan keyakinannya, saat memandang wajah
Buddha Maitreya secara spontan ikut tersenyum dan semua mahluk hidup bersuka
cita.
b.
Daun telinga yang terkulai kebawah
Dengan kasih Buddha Mitreya yang tiada batas mampu mendengar,
memahami serta menuntaskan masalah umat manusia yang diungkapkan dengan
berbagai bahasa. Meskipun Buddha Maitreya dicerca namun Buddha Maitreya
tidak pernah emosi dan marah.
c.
Leher dan Dada yang lebar
Hati Buddha Maitreya bermakna lugu polos, tulus dan jujur. Dalah hati
Buddha Maitreya semua mahluk hidup sama rata, tiada diskriminasi.
d.
Perut yang Besar dan Bulat
Dengan hati kasih Buddha Maitreya yang tiada tara, menampung segala
masalah dunia, tanpa membedakan yang pintar atau tidak. Hati Buddha Maitreya
yang Maha Memaklumi mencerminkan tiada perbedaan dan diskriminasi.
e.
Kantong Gaib Buddha Maitreya
Mencerminkan kasih dan Dharma Agung Buddha Maitreya yang tiada
tara. Kantong mampu menampung segala benda di jagad raya, mampu membawa
kecermerlangan dan kebahagiaan bagi umat manusia serta menyelesaikan
kekacauan dunia.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ada konsep masyarakat yang keliru beranggapan bahwa Buddha Maitreya
dengan sikapnya yang lugu dan polos seakakn-akan Buddha Maitreya seperti
Buddha dungu. Namun dibalik keluguan dan kepolosan seakan-akan Buddha
Maitreya tersirat makna kasih yang tiada tara dan kebijaksanaan yang tiada batas.
Lugu polos merupakan metode terbaik untuk menyelesaikan segala masalah,
pertikaian, perdebatan dan perbedaan.
Dalam agama Buddha Maitreya, penerangan dicapai melalui kekuatan atau
keinsafan diri sendiri, serta perjuangan yang ada dengan berkat atau kekuatan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Jadi di dalam Umat Buddha Maitreya berada Tuhan Yang
Maha Esa, yang dipercayaain terdapat suatu kenyataan yang hidup, yang tidak
berawal dan tidak berakhir yang pada dasarnya merupakan bagian dari pribadi
Tuhan Yang Maha Esa. Disamping iman yang teguh juga dituntut jiwa yang tulus
untuk membina diri hingga seorang umat dapat menyerahkan diri sepenuhnya
dengan pikiran bulat terhadap kekuatan dari atas, kasih Tuhan Yang Maha Esa.
Buddha Maitreya yang berdasarkan pada inti dari ajaran Tri Dharma
berkembang pesat di Asia Timur terutama di Taiwan dan Cina daratan, dimana
kedua negara ini merupakan pusat dari penyebaran dan perkembangan Agama
Budha. Selanjutnya agama Buddha Maitreya menyebar hingga di Asia Tenggara
seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia Agama Buddha
Maitreya masuk tahun 1949 yang dibawa oleh Tan Pik Ling seorang dokter gigi
dari Taiwan, di Malang dan mendirikan vihara pertama kali pada tahun 1950
kemudian berkembang pesat Jakarta, Pontianak dan penyebarannya juga sampai
ke Medan dan Pematangsiantar. Walaupun masih terbilang baru namun angka
pertumbuhan umatnya atau penganutnya menunjukkan perkembangan yang pesat.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 2. Sejarah Singkat Vihara
3. 2. 1. Vihara Pematangsiantar
Gambar 2. Vihara Buddha Maitreya Pematangsiantar
Vihara yang ada di siantar di dirikan pada tahun 1990 yang di dirikan di
atas lahan kosong yang dibagun atas kontak batin dari Buddha Maitreya kepada
Yayasan Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI). Vihara ini
dengan asektur yang sederhana, seperti bagunan biasa namun tidak meninggalkan
ciri etnik Cina yang mendominasi agama Buddha Maitreya. Karena vihara ini
kecil maka namanya yakni Vihara Madya Maitreya. Pada tanggal 13 november
2005 baru di resmikan oleh Walikota Pematangsiantar R. E. Siahaan sebagai
tempat peribadahan dan secara resmi sebagai daerah kunjungan wisata. Vihara
Madya Maitreya merupakan vihara satu-satunya bagi Umat Buddha Maitreya
yang ada di Pematangsiantar.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. 2. 2. Vihara Medan
Gambar 3. Vihara Buddha Maitreya Medan
Vihara ini merupakan vihara terbesar di Asia Tenggara dan merupakan
pusat dari vihara-vihara yang ada di Sumatera utara, sehingga nama Vihara ini
dinamakan Maha Vihara Buddha Maitreya. Maha Vihara dibagun tahun 1999 dan
diresmikan tanggal 21 Agustus 2008 dan merupakan salah satu objek wisata yang
di dirikan di Komplek Perumahan Cemara Asri. Alasan membagun Vihara ini
disebabkan semakin banyaknya penganut Agama Buddha Maitreya, karena
adanya inisiatif atau adanya kontak batin dari Buddha Maitreya kepada Yayasan
Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI) Sumatera Utara
maka di dirikanlah Vihara Buddha Maitreya di perumahan tersebut. Namun
demikian pembagunan Vihara Buddha Maitreya dapat berdiri mengah karena
adanya sumbangan dana dari para umat dan pemilik perumahan tersebut yakni
Mujianto, Presiden Direktur PT. Kurnia Sampali Asri, Perumahan Cemara Asri.
Pembangunan dilakukan secara bertahap dan berjalan dengan lancar, arsitektur
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
bagunan berciri khas orental klasik dipadu dengan desain modren hingga
menampilkan keharmonisan, kekudusan dan cita rasa estetika.
3. 3. Lokasi dan Keadaan Vihara
3. 3. 1. Vihara Pematangsiantar
Vihara ini merupakan salah satu Vihara Buddhis beraliran Trevada
dibawah naungan MAPANBUMI (Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia).
Vihara ini berlokasi di jalan Ade Irma, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar
Selatan. Letak lokai Vihara berdekatan dengan kebisingan jalan raya dan
keramaian kota, dan juga dekat dengan terminal Dwikora.
Gambar 4. Restoran Vegetarian Pematangsiantar.
Dengan kondisi jalan yang penuh kebisingan dan keramaian kota. Untuk
sampai ke vihara tersebut harus menaiki ankutan umum dengan jurusan Ade Irma
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dan Parluasan. Walaupun letak dan lokasi vihara persisi berada di tengah-tengah
kebisingan dan keramaian kota, namun selalu ramai dikunjungi oleh umat maupun
tidak, karena di samping vihara tersebut terdapat sebuah restoran yang terbuka
untuk umum tapi hanya menyediakan makana Vegetarian. Kira-kira 200 meter
dari pintu utama jarak dari jalan raya dengan vihara tersebut.
Vihara ini diapit oleh rumah-rumah toko yang berjejer di sepanjang jalan
Ade Irma, namun di depan bagunan viahara terdapat sebuah patung yang
tingginya 7 meter yakni patung Buddha Maitreya yang berwarna emas.
Gambar 5. Patung Buddha Maitreya setinggi 7 meter di Pematangsiantar
Pada pintu utama terdapat dua patung singa yang bertugas menjaga vihara.
Saat masuk kedalam ruangan terlihat patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2
meter.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 6. patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2 meter
Pematangsiantar
Pancaran hawa spiritual yang dipercaya dapat memberikan berkah dan
pengharapan yang dikabulkan dengan bersembah sujud di hadapan patung
Buddha Maitreya. Memasuki ruangan dalam, dapat di jumpai tiga patung besar
dengan ukuran kira-kira 3 meter yakni patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha
Sakyamuni, dan Bodhisatva Avalokitesvara yang berwarna emas. Ruangan ini
juga merupakan ruangan untuk berdoa.
Ada tiga lilin yang diletakkan di depan ketiga patung, pada waktu umat
Buddha Maitreya melaksanakan kebaktian atau upacara persembayangan lilin
tesebut dinyalakan, ketiga lilin itu mempunyain makna yang berbeda-beda. Lilin
yang pertama melambangkan alam surya yang melambangkan aspek Darmakaya
dan Nirmanakaya. Lilin ini merupakan lilin Ketuhanan Yang Maha Esa yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menerangi seluruh alam kehidupan. Umat Buddha Maitreya bercita-cita untuk
mencapai nirwana untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai
Darmakaya. Lilin kedua adalah lilin alam surga atau lilin matahari yang
mengandung aspek Sambhagaya.
Gambar 7. Patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha Sakyamuni, dan
Bodhisatva Avalokitesvara, Pematangsiantar
Lilin ini dinyalakan untuk menyinari alam surga dan mendapatkan sinar
Ketuhanan. Lilin ketiga adalah lilin yang menyinari alam kehidupan manusia
yang disebut juga lilin rembulan. Di alam ini kekuatan positif dan negatif
berpelukan erat, karena itu upaya paling utama adalah bagaimana kita dapat
memisahkan kedua kekuatan ini agar dapat dilahirkan di alam surgawi yang lebih
baik di bandingkan di dunia.
3. 3. 2. Vihara Medan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 8. Vihara Medan
Vihara ini merupakan salah satu vihara Buddhis beraliran Buddha Trevada
dibawah naungan Majelis Pansdita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI).
Vihara ini jauh dari kebisingan dan keramaian kota karena lokasinya memang
dipinggir kota Medan, terdapat di wilayah administratif Deli Serdang tepat
diperbatasan antara Kota Medan dan Deli Serdang. Ruas jalan yang lebar,
tanaman pepohonan yang asri dan tertata rapi, tempat ini sangat terkenal dengan
keramaian pada malam hari karena merupakan pusat kuliner malam. Di Komplek
Perumahan Cemara Asri inilah berdiri Maha Vihara Maitreya yang sangat megah
yang dibagun dengan design perpaduan asektektur bergaya oriental dan moderen.
Dengan keberadaan Vihara terletak di Perumahan Komplek Cemara Asri
maka untuk sampai ke vihara cukup hanya menaiki angkutan kota dan turun di
depan gerbang utama perumahan lalu menaiki becak motor. Dapat juga berjalan
kaki, karena jarak dari pintu utama perumahan skitar 1 Km. Saat memasuki
daerah viahara, maka akan terlihat sebuah kolam yang dipenuhi oleh burungMeyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
burung bangau yang bebas beterbangan, dengan jarak 300 meter dari pintu utama
dengan jalur jalan beraspal perumahan menuju vihara.
Terdapat tiga patung singa yang juga berfungsi menjaga vihara, kemudia
sebuah patung Buddha Maitreya yang tingginya sekitar 1,5 meter yang terbuat
dari kayu Hong yang berasal dari Taiwan yang selalu menyebarkan baru harum
yang khas. Didalam gedung yang terletak dilantai I terdapat tiga patung yang
disebut dengan Graha Sakyamuni. Ketenangan dan keheningan begitu terasa saat
memasuki Graha Sakyamini ini, terdiri dari patung Buddha Sakyamuni,
Bodhisatva Avalokitevara dan Bodhisatva Satyakalama, dengan kapasitas
kebaktian 1.500 orang. Dikedua sisi dinding terdapat lukisan pahatan batu yang
mengisahkan pembinaan dan perjalanan hidup Buddha dan Bodhisatva serta kisah
yang bersejarah tentang bakti terhadap orang tua. Pramita Kayu Buddha Maitreya
terletak di depan Gedung Utama Maha Vihara, umat percaya bahwa dengan
menyentuh Primata Kayu Buddha Maitreya akan mendatangkan berkah dan
pengharapan yang dikabulkan. Banyak umat yang telah bersembah sujud
dihadapannya.
Disamping Gedung Seketariat ini dipajang lonceng berukuran besar yang
disebut Kuai Le Zhong atau Genta Kebahagiaan. Genta berbobot tujuh ton
didatangkan dari Tiongkok. Tampak di sisi genta terukir aksara Tiongkok yang
berisikan Darma Hati yakni ajaran untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 9. Patung Bodhisatva Kwan Im
Terdapat juga patung Bodhisatva Kwan Im berwarna putih berdiri tegak
diatas seekor naga dengan latar yang menggambarkan alam kehidupan nirwana.
Patung Bodhisatva Kwan Im diapit oleh dua jembatan kebahagian disebelah kiri
dan jembatan kesehatan disebelah kanan. Beberapa ikan koi beraneka warna
berenang bebas di kolam memerikan keindahan tempat itu. Dilantai II terdapat
Graha Maitreya berdaya tampung seribu orang. Patung Buddha Maitreya dengan
pose duduk bersila, tinggi tujuh meter yang terbuat dari tembaga yang
didatangkan dari Taiwan. Karena terlalu besar maka patungnya dirakit di
Indonesia.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 10. Graha Maitreya
Ada juga terdapat Teko Healty Resto yang merupakan restoran yang
menyajikan makanan vegetarian. Restoran yang menyediakan berbagaimakanan
yang sangat sederhana, restoran ini buka setiap harinya mulai pukul 9 pagi sampai
jam 2 siang, kemudian buka kembali jam 4 sore sampai jam 9 malam. Restoran ini
setiap harinya dipenuhi oleh banyak orang.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 11. Restoran Vegetarian di Vihara Maitreya Medan
3. 4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya
Agama Buddha Maitreya merupakan agama yang penganutnya adalah
orang Cina, dimana 14, 6 % dan 17% di Medan menurut data statistik. Mereka
biasanya tinggal di daerah pusat kota dan bagian pemasaran. Ini disebabkan
karena orang Cina dominan bermatapencarian sebagai pedagang. Bahasa yang
mereka gunakan adalah bahasa Hokein, Hakka dan Kanji, penggunaan bahasa
lebih sering dilakukan dalam interaksi sesama orang cina. Namun dalam acara
seminar dan ibadah yang dilakukan divihara menggunakan bahasa Indonesia.
Umat Buddha Maitreya juga menggunakan nama seperti nama orang Indonesia
secara umumnya, mereka tidak mau memberikan namanya cinanya kepada orang
yang bukan dari suku mereka.
3. 5. Aktivitas-aktivitas yang Berlangsung di Vihara
Aktivitas-aktivitas yang sring berlangsung di vihara sangatlah banyak jika
dilihat dari adat istiadat umatnya aktivitas berupa pernikahan, memberkati anak
baru lahir, pemberkatan rumah serta pemakaman yang memerlukan bantuan para
pandita serta merayakan tahun baru Cina atau Imlek. Selain itu sembayang
meramal nasib dimana umat menyatakan sesuatu hal yang akan terjadi pada masa
yang akan datang yang dinamakan sembayang Ciam Sie. Sembayang ini
dilakukan dengan membakar tiga batang dupa, kemudian umat mengacau alat
sembayang Ciam Sei yang terbuat dari atom yang berukuran panjang satu meter
dan beraksara cina, begitu seterusnya hingga ada satu jarum yang jatuh kelantai.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Perayaan dan sembayang pada Buddha Maitreya yang paling meriah yakni
kelahiran Buddha Maitreya yang jatuh pada tanggal 1 bulan Januari. Masih
banyak lagi sembayang-sembayang yang dilakukan divihara saat hari besar dan
secara umum umat budha merayakannya juga seperti:
a.
Hari Waisak
Hari waisak diperingati atau dirayakan biasanya bulan Mei setiap tahun,
pada saat bulan purnama, untuk memperingati atau mengenang Tri Suci Sang
Buddha Sidarta Gautama. Tri Suci ini meliputi kelahiran, pencerahan agung dan
wafaatnya Buddha Sidarta Gautama.
b.
Hari Asadha
Memperingati sebagai suatu peristiwa setelah tujuh minggu Sang Buddha
Sidarta Gautama mendapat penerangan agung, dimana Buddha Sidarta Gautama
memberikan ceramah yang pertama kali ketika bertemu dengan lima orang bekas
temannya ketika menjalani kehidupan sebagai seorang petapa.
c.
Hari Magha Puja
Magha Puja berarti setelah sembilan bulan sang Buddha Sidarta Gautama
menerima penerangan agung.
d.
Hari Kathina
Kathina biasanya diperingati setelah tiga bulan hari Asadha yaitu bulan
Oktober yakni memperingati dimana umat mengumpulkan makanan sebelum
musim hujan yang alat tenunnya terbuat dari kepingan kayu yang disebut Katthin
atau masa memperingati masa terakhir musim.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Aktivitas-aktivitas sosial juga ada di vihara untuk mewujudkan Doktrin
MAPANBUMI “yang penuh kasih kita juga akan terus berbagi kasih pada
sesama”. Empat Departemen untuk mewujudkan doktrin tersebut yakni:
a.
Departemen Pengembangan Vihara
Padan departemen ini membuka konsultasi spritual dimana umat yang
butuh siraman rohani demi mengembangkan imannya dan tanya jawab seputar
agama Buddha Maitreya. Departemen ini juga membuka kelas keluarga untuk
konsultasi seputar keluarga agar tidak terjadi perpecahan dan memecahkan
masalah-masalah dalam keluarga yang dibantu oleh para Pandita.
b.
Departemen Pendidikan
Membuka Sekolah Minggu Buddhis, kelas remaja dan Pusat Pendidikan
Bahasa mandarin. Departemen ini merupakan sarana pelengkap untuk
memanjukan dan meningkatkan pengetahuan diluar dari pelajaran dari sekolah
dan memperdalam iman. Mereka diajarkan belajar mandiri, menyanyi,
menggambar, mereka juga mendapatkan pendidikan formal dan budi pekerti.
Dengan memiliki moral dan ahlak mulia, anak akan menjadi leluasa berdiri tegak
dilingkungan manapun dan mendapat sambutan hangat olah siapapun. Olah
karena itu departemen ini berusaha mengajarkan anak menghormati orang tua,
menyayangi yang muda, menghargai diri sendiri, penuh ketulusan, sopan santun
dan penuh ketulusan serta bisa berbakti pada orang tua.
c.
Departemen Seni Budaya
Membentuk tim paduan suara, tim senam dan tari kasih senam serta tim
drama nurani. Kegiatan ini sering mengadakan pertandingan antara umat dari
vihara lain yang ada di Sumatera Utara bahkan Indonesia demi menjalin
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
persahabatan antara umat Buddha Maitreya seluruh Indonesia khusunya Sumatera
Utara.
d.
Departemen Sosial
Merupakan kegiatan sosial seperti donor darah, bantuan korban bencana,
pengobatan gratis dan lainnya. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Departemen
Sosial yakni memberi bantuan korban bencana alam yang terjadi di Padang.
Mereka memberikan bantuan berupa makanan yang langsung dibawa ke Padang
oleh tim yang ikut. Mereka langsung memberikan bantuan yakni memberi makan
diamana mereka juga melayani korban bencana dengan memasak makanan dan
membagikannya. Makanan yang dibagikan juga makanan bermenu vegetarian.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB IV
Kebiasaan Makan Bervegetarian
Pada bab ini akan menjelaskan tentang kebiasaan makan, dimana
menjelaskan tentang pengertian vegetarian pada umat Buddha Maitreya, serta
konsep sakit dan penyakit. Sehingga dari situ dapat dilihat fungsi dan makna
vegetarian itu bagi mereka.
4. 1. Pengertian/ KonsepVegetarian Pada Umat Buddha Maitreya
Pada umat Buddha Maitreya mereka di wajibkan untuk melakukan
vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian vegetarian menurut umat
Buddha Maitreya itu berbeda-beda setiap orangnya seperti:
Pandita Satya Vira, pandita di vihara Medan, berusia 45 tahun mengatakan:
“ vegetarian merupakan sehat, segar, bersemangat, bugar dan
jauh dari penyakit serta jauh dari dosa”
Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar yang berusia 25
tahun menuturkan:
“Vegetarian menurut saya adalah untuk membuat kita
mengurangi dosa akan kita dalam memakan atau membunuh
hewan, vegetarian juga akan membuat kita sehat dan jauh dari
penyakit.....buktinya hampir setiap orang yang sudah tua
banyakan akan memilih bervegetarian karena dapat membuat
kita lebih tahan dan juga jauh dari dosa.”
Ibu Sharleen, umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:
“vegetarian adalah pola makan seseorang dimana tidak
mengkomsumsi daging/ sejenisnya, vegetarian dikatakan baik
karena sebenarnya manusia akan lebih sehat apabila makan
sayur-sayuran atau buah-buahan saja, tapi jangan salah
penyakitpun dapat muncul apabila seseorang memiliki pola
makan vegetarian yang salah karena banyak orang vegetarian
yang tidak sadar akan kebutuhan tubuh, misalnya makan sayursayuran A, B, dan C saja, sehingga apabila ditelusuri tubuhnya
kekurangan zat mineral, vitamin ataupun zat yang lain yang
sangat penting bagi tubuh.....vegetarian akan menjadi baik
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
apabila orang itu mampu mengatur makanannya denga baik,
sehingga zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh benar-benar
terpenuhi.”
Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55 tahun
“ vegetarian adalah pola hidup yang bijaksana dimana selain
menyehatkan jasmani dan rohani kita, juga menyehatkan
lingkungan sekitar kita”
Ida Royani, umat di Medan yang berusia 17 tahun:
“Vegetarian menurut saya bebas dari penyakit dan vegetarian
juga merupakan bentuk cinta kasih kesesama mahluk hidup”
Ibu Netty Sou, umat di Pematangsiantar yang berusia 50 tahun:
“Menurut pendapat saya, vegetarian itu adalah melindungi
kehidupan,
mengasihi
kehidupan,
dan
mencintai
kehidupan....kebanyakan orang berpikir bahwa bervega itu
tidak memakan apa yang bernyawa, alangkah baiknya bila
dibarengi dengan perbuatan dan cara bersikap...dengan
bervege merupakan salah satu wujud kemanusiaan kita
sebagai manusia terhadap sesama mahluk hidup lain, selain
itu bervega juga merupakan usaha kita untuk membuat bumi
kita ini jauh dari kehancuran.”
Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan:
“Vegetarian adalah pilihan untuk hidup dengan
mengkomsumsi bahan-bahan makanan yang bukan berasal
dari hewan, dan merupakan pola hidup manusia yang
sesungguhnya dan jauh dari dosa”
Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28 tahun
“Mencegah penyakit masuk kedalam tubuh dan menjauhkan
diri dari dosa”
Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya yang mewakili
dari umat Maitreya lainnya maka dapat disimpulkan bahwa pengertian vegetarian
secara umum yakni:
1.
Pola makanan yang tidak mengandung unsur hewani , hanya dari nabati
dan tumbuhan
2.
Mengurangi dosa atau jauh dari dosa, sehat dan jauh dari peyakit
3.
Segar dan hidup
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4.
Mencegah kemungkin masuknya penyakit dalam tubuh
5.
Pola hidup yang bijaksana
Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya terlihat mereka
memiliki pengetahuan yang luas tentang vegetarian. Selain mengetahui untuk
tidak memakan daging dengan alasan untuk menjauhkan diri dari dosa, semua
informan berpendapat bahwa manusia lebih cenderung vegetarian dengan
beberapa data pendukung yang di tinjau dari anatomi tubuh yakni:
1.
Mulut
Mulut manusia terbuka kecil, sedangkan binatang pemakan daging seperti
anjing mempunyai mulut yang terbuka lebar sehingga segumpal daging besar
daging bisa masuk kedalam mulut.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
2.
Susunan gigi
Manusia mempunyai gigi seri, yang memotong tajam dengan gigi graham
yang datar atau rata digunakan untuk melumatkan dan mengunyah makanan sama
seperti hewan herbivora (pemakan tanaman). Sedangkan pemakan daging
(karnivora) mempunyai gigi taring yang panjang, kuat dan tajam untuk merebut
dan merobek-robek daging, gigi taringnya tajam di sisinya sampai mendekati
rahang yang digunakan untuk memotong daging
3.
Gerakan Rahang
Gerakan rahang pemakan daging searah buka dan tutup saja, sedangkan
hewan pemakan tanaman mempunyai tiga gerakan rahang yang berbeda.
4.
Usus
Pemakan daging memiliki perut yang sederhana, usus kecil yang pendek
dan usus besar yang sangat pendek, lurus dan licin. Sedangkan pemakan tanaman
mempunyai kapasitas perut yang lebih besar dengan bagian-bagiannya yang
sering kali rumit. Usus manusia tidak berbentuk seperti para pemakan daging
5.
Jalur Keringat
Pemakan tanaman berkeringat melalui kulit sama seperti manusia,
sedangkan hewan pemakan daging berkeringat melalui mulut
6.
Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot
Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot seperti pemakan
tanaman, sedangkan semua hewan pemakan daging menghirup dengan lidah
mereka
Dapat di simpulkan bahwa struktur tubuh manusia baik eksternal maupun
internal, bila dibandingkan dengan hewan karnivora, menunjukkan bahwa sayur-
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang paling cocok dan aman untuk di
komsumsi oleh manusia.
Istilah vegetarian sebenarnya diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali
digunakan secara formal pada tanggal 30 september tahun itu oleh Joseph
Brotherton, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan
pengukuhan dari vegetarian Society Inggris. Kata ini berasal dari Bahasa Latin
‘vegetus’ yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup seluruhnya dari sayursayuran tapi tanpa kacang buah dan biji-bijian. Sebelum tahun 1847, mereka yang
tidak makan daging secara umum dikenal sebagai ‘Pythagorean’ atau mengikuti
Sistem Pythagorean sesuai dengan Pythagoras Vegetarian dari Yunani Kuno. Kata
Vegetraian dalam bahasa inggris berasal dari kata Vegetation yang artinya
berpantang makan. Definisi asli dari vegatarian adalah makanan yang hanya
memakan sayuran, buah dengan atau telur dan sejenis turunanya.
Ada beberapa agama lain selain Buddha yang menerapkan vegetarian pada
umatnya yakni Hindu dan Kristen Advent. Dalam masyarakat Hindu umat yang
telah menyadari kealamian secara hidup bervegetarian mereka adalah orang-orang
yang berkelompok dalam berbagai perkumpulan dan organisasi agama dan
kerohaian. Dan di dalam kelompok ini pun sebagian besar mereka masih
beranggapan bahwa mereka melaksanankan vegetarian hanyalah sebagai
persyaratan ajaran dalam perkumpulan atau organisasi mereka. Sedangkan pada
umat Advent di dorong untuk melakukan pola hidup sehat yakni vegetarian
dengan tidak memakan makanan yang berasal dari babi, udang, kerang yang
digolongkan haram menurut Imamat 11. Umat juga tidak mengkomsumsi alkohol
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dan tembakau. Mereka juga di larang melakukan hal-hal yang dianggap merusak
tubuh, seperti misalnya tato dan melubang daun telinga.
Ajaran Budha sebenarnya tidak mengencam ataupun menganjurkan
praktik vegetarian. Di dalam ajaran Buddha, seseorang bebas untuk memilih apa
yang akan mereka jadikan makanan, baik itu sayuran maupun daging.
Mengkomsumsi makanan penting sekedar untuk bertahan hidup dalam waktu
yang lama. Pada umat Buddha aliran Mahayana dan Tantrayana mereka boleh
memakan daging dengan beberapa persyaratan yakni dengan tidak maka daging
manusia, daging gajah dan kuda, daging anjing, daging ular, singa, harimau,
macan kumbang dan beruang. Jenis makanan yang dilarang tersebut di
katagorikan sebagai akappiya atau makanan yang tidak pantas dimakan namun
tidak ada catatan mengapa jenis daging tersebut tidak dapat dimakan. Semua jenis
binatang dapat dimakan dengan syarat yakni tidak:
a.
Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh
b.
Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat di bunuh
c.
Mengetahui bahwa binatang itu di bunuh khusus untuk dirinya
Semua orang Budha percaya bahwa apa yang mereka lakukan di dunia
akan terjadi kembali kepada mereka atau adanya kehidupan yang baru atau
reincarnasi. Ini di tegaskan dalam Karma yang di bagi dalam tiga yakni:
a.
Sepuluh jenis karma baik
1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah di perolehnya
kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang
2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur yang
keadaannya bahagia
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3. Sering mengadakan meditasi akibatnya adalah penitisan di alam
bahagia
4. Berendah hati dan hormat akibatnya adalah penitisan dalam keluarga
luhur
5. Berbakti akibatnya akan diperoleh penghargaan dari masyarakat
6. Cenderung membagi kebahagian dengan orang lain
7. Bersimpati terhadap kebahagian orang
lain
akibatnya adalah
menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan
8. Sering menengarkan darma akibatnya adalah berbuah dengan
bertambahnya kebahagian
9. Gemar menyebarkan Dharma akibatnya adalah berbuah dengan
bertambahnya kebijaksanaan
10. Meluruskan panangan orang lain yang keliru, akibatnya berbuah
dengan di perkuatnya kenyakinan
b.
Sepuluh jenis karma buruk
1. Pembunuhan akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam
kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam
hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan
2. Pencurian akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh
keinginan yang senantiasa tidak tercapai dan penghidupannya
senantiasa tergantung kepada orang lain
3. Perbuatan asusila akibatnya mempunyai banyak musuh, beristri atau
bersuami yang tidak disenangi, terlahir sebagi pria atau wanita yang
tidak normal perasaan seksnya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. Berdusta akibatnya menjadi sasaran penghinaan dan tidak dipercaya
khalayak ramai
5. Bergunjing, kehilangan teman-teman tanpa sebab yang berarti
6. Kata-kata atau ucapan kasar dan kotor akibatnya sering di dakwa yang
bukan-bukan oleh orang lain
7. Omong kosong akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak tegas dan
tidak dipercaya oleh khalayak ramai
8. Keserakahan akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharapharapkan
9. Dendam kemauan jahat/ niat untuk mencelakakan mahluk lain
akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela
10. Pandangan salah, akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya,
kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya.
c.
Lima karma buruk
Lima perbuatan durhaka berikut ini mempunyai akibat yang sangat berat
di penitisan alam neraka yakni:
1. Membunuh ibu
2. Membunuh ayah
3. Membunuh orang suci
4. Melukai seorang Buddha
5. Menyebabkan perpecahan
Jenis karma yang dikenal oleh umat Budha Maitreya yang mereka
tekankan dalam pola makan yakni pada 10 karma buruk yakni dalam karma yang
pertama dan yang kesembilan. Dalam karma yang pertama dilarang untuk
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
membunuh, pembunuhan yang dimaksud adalah pembunuhan pada manusia dan
hewan, jika itu dilanggar maka karma yang akan diterima yakni pendek umur,
berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau
orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan.
Sedangkan pada karma yang kesembilan yakni niat untuk mencelakakan mahluk
lain akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela. Karma
inilah yang dipandang oleh semua umat Buddha Maitreya sebagai suatu yang
perlu dihindari dengan cara mengasihi sesama manusia dan juga hewan dengan
tidak membunuh apalagi memakan dagingnya.
4. 2.
Konsep Sehat dan Penyakit
Umat Buddha Maitreya sebagai informan dilokasi penelitian diperoleh
jawaban tentang sehat dan penyakit dalam kehidupan mereka sebagai berikut:
Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun
“Sehat artinya tidak sakit jasmani maupun rohani, sedangkan
sakit artinya kelainan pada jasmani maupun rohani”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ibu Netty Sou, umat di vihara Pematangsiantar usia 50
“Sehat itu adalah bahagai, mempunyai pikiran positif dan
dengan diseimbangi semangat berjuang tinggi....sehat itu
bukan hanya sehat jasmani tetapi rohani juga, adakala
manusia itu sehat jasmani, tetapi rohaninya tidak, nah inilah
yang sering membuat manusia jatuh sakit.....penyakit itu
adalah bibit-bibit yang buruk yang masuk kedalam tubuh kita
yang dapat menyerang fisik dan juga rohani kita...jika kita
tidak mencegah penyakit ini maka selamanya kita tidak akan
sembuh...jadi agar kita tidak terkena penyakit belajarlah hidup
sehat dengan bervegetarian”
Iwanto Zhang, umat di vihara Medan usia 37 tahun
“Sehat adalah keadaan yang seimbang antara fisik dan rohani
seseorang, sehingga seseorang dapat menjalankan hidupnya
dengan
baik
sebagaimana
mestinya...sakit
adalah
terganggunya keseimbangan antara fisik dan mental seseorang
yang berasal dari pada kehidupan yang dijalaninya”
Diana, umat di vihara Medan usia 28 tahun
“sehat adalah suatu keadaan atau kondisi yang baik yang
melingkupi jasmani dan rohani seseorang....penyakit adalah
kelainan dalam tubuh, dimana bagian-bagian tubuh tidak
berfungsi secara wajar dan ada gangguan baik internal
ataupun eksternal”
Pandita Satya Vira, Pandita di vihara Medan
“Sehat dan Penyakit berkaitan dengan apa yang dilakukan
sebelumnya. Dimana sehat adalah bebas dari belenggu karma,
sedangkan
penyakit
adalah
pembalasan
dosa
karma.Pembalasan dosa karma adalah hukum keadilan dialam
semesta. Dosa karma yang dimiliki manusaia merusak sampai
kekehidupan yang mempengaruhi nasib yang harus dijalani.
Dapat dikatakan dosa karma bisa mengendalikan manusia
sampai merusak kebadan jasmani, hati, pikiran dan nasib
kehidupan. Jangan mengira badan sehat-sehat saja, kalau
dosa karma datang menagih maka tubuh yang sehat akan
menjadi sakit. Menyerang sampai sel-sel tubuh bahkan seluruh
organ tubuh bisa dikendalikan dosa karma. Bukan semata
karena stamina kurang atau makan tidak teratur dan gizi tidak
seimbang, tetapi ada dosa karma yang diam-diam merasuki
tubuh hingga mempengaruhi kesehatan diri. Tidak hanya itu,
dosa karma bahkan bisa mengendalikan hati dan pikiran
sehingga membuat diri tertekan dan tidak bahagia.”
Pandita Suhardi, Pandita di vihara Pematangsiantar
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Sakit bukan semata karena makan tidak sehat atau tidak fit
saja, tetapi diam-diam ada dosa karma yang pegang kendali.
Sampai suasana hati dan cara berfikir bisa dikendalikan dosa
karma, sehingga terus mengkomsumsi makanan yang tidak
baik dan tidak sehat. Alhasil penyakitpun semakin kronis dan
sulit disembuhkan. Hanya dengan iman dan tulus membina
diri sekaligus bertobat dan memperbaiki barulah
berkesempatan untuk mengurangi dosa karma yang berat.”
Dapat disimpulkan bahwa sakit yang mereka alami dikarenan oleh pola
makan dan tingkah laku yang tidak baik yakni masih adanya dosa karma yang
membelenggu. Dimana sakit yang dimaksud bukan saja sakit secara jasmani juga
sakit secara rohani juga dapat datang.
4. 3.
Fungsi dan Makna Vegetarian
Bagi Umat Buddha Maitreya makanan yang baik hendaknya memenuhi
kebutuhan tubuh akan kalori sebagai sumber energi/ tenaga dan nutrisi untuk
kelangsunagn hidup. Pada prinsipnya makanan mempunyai fungsi:
a.
Untuk menyediakan energi atau kalori
b.
Untuk membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh
c.
Untuk mengatur proses metabolisme dalam tubuh
d.
Untuk mekanisme pertahanan tubuh.
Fungsi organ tubuh dapat bekerja dengan baik apabila makanan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tubuh yaitu nutrisi yang terdapat pada makanan. Umat
Buddha Maitreya mengatakan bahwa menjadi vegetarian itu sangatlah banyak
memiliki fungsi yakni:
a.
Mendekatkan diri dengan Tuhan
Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun:
“Menjadi vegetarian itu fungsi utamanya yakni untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan agar dosa-dosa karma dapat
terhapuskan dan juga dengan bervegatraian kita dapat
membersihkan mulut kita dari segala makanan hewani....bukan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
saja makanan hewani tetapi juga membersihkan diri dari katakata yang keluar dari mulut yang tidak baik”
Buddha Maitreya
mengganjurkan agar Umat Buddha Maitreya dapat
mengendalikan indara-indara, sebab indara-indara memiliki dorongan yang kuat
untuk dipuaskan. Diantara dorongan-dorongan yang sangat kuat itu paling sulit
dikendalikan seperti sex, lidah dan perut. Ketiga ini merupakan garis lurus dan
merupakan akarnya dan sulit dikendalikan. Pengendalian sex yakni hanya lebih
mendekatkan diri kepada Tuha. Sedangkan, jika lidah sulit dikendalikan
seseorang akan gampang berada dalam kebingungan dan marah. Dengan
mengendalikan lidah dan perut untuk tidak mencicipi atau makanan yang dilarang
oleh Buddha Maitreya yakni makanan yang berasal dari daging hewan dan
makanan yang diwajibkan yakni nasi, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan dan susu serta madu. Dengan mengendalikan indara-indara tersebut maka
dapat mendekatkan diri dengan Tuhan, dan mendapatkan hidup yang panjang
serta bebas dari penyakit.
b.
Qing Kuo
Pandita Suhardi mengatakan:
c.
“Merupakan Ikrar Vegetarian yakni membersihkan mulut dari
makanan hewani dan juga membersihan mulut dari kata-kata
yang tidak pantas diucapkan.”
Ahimsa (menyayangi Hewan)
Dengan tidak memakan daging maka Umat Buddha Maitrey telah
mengikuti jejak Buddha Maitreya yakni menghormati segala jenis mahlukhidup
dan menjaganya. Dengan menyayangi hewan maka terlepaslah dari karma buruk.
Jadi Ahimsa adalah tidak menyakiti hati siapapun, tidak mengganggu, tidak
merugikan mahluk lain. Ahimsa merupakan norma kesusilaan yang dapat
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
memberikan jalan untuk mencapai kesempurnaan penyucian batin atau rohani.
Yuli, umat di vihara Pematangsiantar berusia 20 tahun mengatakan bahwa:
“Saya menjadi seorang vegetarian awalnya memang untuk
mengikuti Buddha Maitreya untuk tidak memakan daging, tapi
dilain sisi saya merupakan orang yang penyayang
binatang...seperti kucing dan anjing”
d. Untuk mendapatkan pikiran yang jernih
Vegetarian mengurangi sifat kehewanan dalam diri manusia yakni mudah
tersinggung, marah dan kesalah pahaman. Cara makan sayuran dan buahan maka
akan
menjaga
kemurniaan
dan
kesucian
hati dan
untuk
sepenuhnya
menghilangkan nafsu buruk dalam diri. Dan membuat pikiran jernih dalam
mengambil sebuah kesimpulan atau sifat sabar selalu ada dalam hidup mereka.
Pandita Satya Vira mengungkapkan:
“Banyak penelitian yang telah membuktikan orang yang
pemakan daging akan murah marah dan mengamuk layaknya
seekor hewan yang marah dan sulitnya untuk menenagkan diri”
Pada awalnya menjadi seorang vegetarian itu berfungsi hanya
untuk
mengghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha Maitreya yakni untuk
berpantang makan daging. Namun setelah sekian lama menjadi penganut dan
menjalani sebagai seorang vegetarian, fungsi menjadi seorang vegetarian itu dapat
dilihat dari segi kesehatan yakni badan menjadi fit dan segar dan menjaga
lingkungan. Dari pengalaman waktu mengadakan wawancara dengan umat
Buddha Maitreya, penulis dapat membenarkan bahwa seorang yang bervegetarian
itu cenderung ramah dan sabar. Ini di sebabkan makanan yang mereka makan, ada
sebuah pendapat “ you are what you eat” mengatakan bahwa seorang yang
pemakan daging maka akan mudah marah seperti layaknya seekor hewan yang
mengamuk.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Fungsi menjadi vegetarian dari sisi kesehatan yakni:
a.
Semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit
Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28
tahun:
“Menjadi seorang vegetarian itu berarti tidak mengkomsumsi
daging. Dengan berpantang mengkomsumsi daging maka dapat
terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan hewan, seperti
penyakit antharks yang mematikan. Dan mengetahui berbagai
penyakit yang ditimbulkan jika memakan daging seperti jantung,
kanker, darah tinggi, batu ginjal dan hipertensi dan lain-lain.”
Dengan bervegetarian dapat mengurangi penyakit seperti yang telah
dipaparkan oleh umat dan dapat mencegahnya. Dengan mengkomsumsi serat,
vitamin, dan mineral yang terkandung dalam bahan pangan nabati dapat
mengurangi dan mencegah terkena penyakit tersebut.
b.
Asupan makanan semakin terjaga
Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan :
“... menjadi seorang vegetarian berarti sudah turut mengatur
pola hidup karena seorang vegetarian mempunyai kemampuan
merencanakan menu makanan yang memenuhi semua kebutuhan
gizi bagi tubuh.”
Dapat dilihat bahwa menjadi seorang vegetarian itu memberi banyak
fungsi bagi umat Buddha Maitreya selain berfungsi dari sisi agama, vegatarian
juga memiliki fungsi dari sisi kesehatan.
Kehidupan
Maitreya
adalah
kehidupan
bervegetarian.
Maitreya
mengajarkan umatnya untuk meghormati semua jiwa mahkluk hidup karena
berasal dari Laou (jiwa) dan memiliki nilai tersendiri yang sangat mulia. Dimana
umat di ajarkan untuk tidak memiliki kuasa memutuskan kehidupan mahluk hidup
dan tidak berhak mengambilnya. Hidup bervegetarian yang di ajarkan oleh
Buddha Maitreya adalah memancarkan cinta kasih dan menghormati setiap benihMeyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
benih kehidupan di dunia. Dalam pengertian umum, kata vegetarian mengacu
pada seseorang yang tidak memakan daging, baik daging merah, ikan maupun
unggas atau produk hewani lainnya. Namun vegetarian Maitreya memiliki makna
yang lebih mendalam, makna menjadi seorang vegatarian di awali dengan fungsi
menjadi seorang vegetarian yang telah di ungkapkan oleh informan dalam
wawancara yakni:
a.
Dengan berirkar vegetarian atau Qing Kuo berarti sudah menyatakan
ketulusan untuk bersatu dengan Tuhan, mengikuti kehendak Tuhan, Sang
Pencipta. Dengan Qing Kuo juga telah bersatu pandangan dengan Buddha
Maitreya dan berperan nyata dalam membantu Misi Suci Buddha
Maitreya. Orang yang telah Qing Kuo adalah orang yang sangat beruntung
karena namanya dicatat dengan tinta emas di kitab San Kwan Da Di (Tiga
Buddha Penjaga Langit).
b.
Ungkapan dalam menghargai segala mahluk dengan tidak melukai atau
membunuh
c.
Ungkapan kasih dengan dengan tidak melukai mereka dalam bentuk
pikiran, ucapan dan tindakan. Kemurnian dalam tiga hal ini merupakan
semagat dari kasih universal
d.
Vegetarianisme memberi kedamaian dan semakin mendekatkan kita
dengan ciptaan lain
e.
Kehidupan dari semua hewan adalah sama berharganya dengan kehidupan
manusia, maka itu manusia perlu menghargai mereka. Mengasihi dan
menghargai segalanya adalah alasan vegetarianisme yang paling mendasar.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Kini tren hidup bervegetarian semakin mendunia, vegetarian menjadi
pilihan bagi orang-orang yang peduli akan kesehatan. Kenyataan itu sangat
membahagiakan penganut Buddha Maitreya. Sebagai umat Buddha Maitreya yang
sudah Qing Kuo sangat beruntung dan merasa bangga karena umat Buddha
Maitreya
telah
berada
di
barisan
terdepan
sebagai
masyarakat
yang
mengaplikasikan vegetarian dalam pola makan sehari-hari sejak jaman dahulu
kala.
4. 4.
Pengetahuan Bahan Makanan
Dalam memenuhi kebutuhan akan nutrisi dalam tubuh seseorang harus
mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam makanan yang dia makan.
Begitu juga halnya umat Buddha Maitreya, mereka mempunya pengetahui yang
sangat besar tentang nutrisi-nutrisi yang ada disetiap makanan yang mereka
makan. Jika tidak maka mereka akan mengalami kekurangan nutrisi dalam tubuh.
Pengetahuan tentang nutrisi dalam setiap makanan, selain diperoleh dari orang tua
yang di turunkan secara turun temurun juga mereka dapat dari buku-buku yang
sekarang ini banyak membahas tentang vegetarian. Umat Buddha Maitreya juga
mendapatkan pengetahuan dari seminar-seminar yang sering dilakukan di vihara
tentang makanan vegetarian, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sharleen, umat di
Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:
“ Divihara sering diadakan seminar-seminar tentang
vegetarian, dan juga cara memasak makanan vegetarian yang
enak dan bervariasi…jadi kita semakin memiliki banyak
pengetahun tentang makanan vegetarian serta kandungan dalam
makanan…tapi saya juga banyak membeli buku tentang
makanan vegetarian sebagai tambahan….”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. 4. 1. Macam/ Bahan Makanan Vegetarian
a.
Sayur-sayuran dan Buah-buahan
Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung
gizi lengkap dan sehat. Dalam memilih sayur-sayuran dan buah-buahan tidak ada
masalah, seperti yang diungkapkan, Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34
tahun:
“Semua jenis sayur dan buah dapat dimakan karena itulah yang
harus dimakan namun dilihat juga kondisinya, agar nantinya
aman dimakan.”
Jadi sayuran dan buah semua dapat dimakan sama halnya dengan apa yang
dimakan oleh manusia pada umumnya seperti kentang, wortel, sawi, jambu, salak,
apulkat dan lain-lain.
Sayur berwarna hijau merupakan sumber yang kaya provitamin A.
Semakin tua warna hijaunya, semakin banyak kandungan provitaminnya.
Kandungan vitamin yang ada didalam sayuran membantu memperlambat proses
penuaian dini,mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru,
dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang
berwarna hijau diantaranya kangkung, daun singkong, daun pepaya, dan genjer.
Didalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai
antioksidan. Antioksida dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu
menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari zat yang
mengandung racun. Alpukat, apel, belimbing, jambu, jeruk, mangga dan pepaya
banyak mengandung vitamin A. Sedangkan kecambah (toge) merupakan sumber
vitamin E. Buah salak, sawo, jeruk nipis, arbei, nangka, dan srikaya merupakan
buah-buahan yang kaya kalsium.
b.
Umbi, beras, dan Kacang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Umbi, beras, dan kacang merupakan makanan yang banyak
ditemukan di Indonesia dan tidak sulit mendapatkannya dan
merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya”
Itulah penuturan Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55
tahun, ada pun makanan yang dimakan dalam katagori Umbi, beras, dan kacang
seperti kentang, ubi kayu, umbi rambat, beras, jagung, gandung, Kacang polong,
kacang kedelai, kacang mete, kacang tanah kacang bogor, Kacang panjang,
buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam.
Umat Buddha Maitreya sangat banyak mengkomsumsi jenis makana ini
karena banyak mengandung gizi dan juga merupakan makanan pokok orang
indonesia secara umum. Begitu banyak jenis umbi-umbian, misalnya kentang, ubi
kayu, dan umbi rambat yang dapat menetralkan gas ganas dalam tubuh.
Mengkomsumsi ubi rambat untuk sarapan pagi bermanfaat untuk mengilangkan
racun dalam tubuh. Sarapan pagi dengan umbi-umbian murah, sehat dan lezat.
Kelompok padi-padian seperti beras, jagung, dan gandung mengandung
kabohidarat, kalsium dan zat besi serta mineral. Kacang polong, kacang kedelai,
kacang mete, kacang tanah dan kacang bogor merupakan kelompok kacangkacangan. Kacang kedelai merupakan jenis yang terbaik karena kandungan
nutrisinya. Kacang panjang, buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam
banyak mengandung zat besi dan kalsium. Namun ada yang perlu diperhatikan
bahwa tidak dianjurkan menkomsumsi banyak kacang tanah karena kandungan
lemaknya tinggi dapat mengalami diare. Kacang tanah biasanya dicampurkan
pada masakan sayur seperti sayur asam dan gado-gado.
c.
Susu, Telur dan Madu
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Susu, telur dan madu tidak semua umat Buddha Maitreya dapat
mengkomsumsinya apalagi jika sudah menjadi vegan. Diana, umat di vihara
Medan 28 tahun:
“Saya masih meminum susu hewani, telur, dan madu dan
banyak mengandung nutrisi namun harus perlu diperhatikan
masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan
warnanya, untuk bayi pemberian susu sangat baik adalah ASI”
Sedangkan pada umat yang sudah vegan mengkomsumsi susu yang terbuat
dari kacang-kacangan, seperti yang diungkapkan Ibu Netty Sou, umat di vihara
Pematangsiantar:
“ walau menjadi seorang vegan tidak dapat minum susu saya
menggunakan susu yang terbuat dari kacang-kacangan dan itu
saya buat sendiri agar lebih aman”
Susu banyak mengandung banyak nutrisi yang mudah dicerna. Susu
berasal dari hewan sering dikalengkan juga banyak mengandung nutrisi namum
harus diperhatikan masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan warna.
Susu sangat baik bagi semua orang terutama pada bayi dan anak-anak. Namun
demikian susu yang paling baik bagi bayi yakni ASI (Air Susu Ibu) karena lebih
banyak mengandung banyak nutrisi dari pada susu yang berasal dari hewani. Bagi
umat yang sudah vegan dianjurkan lebih mengkomsumsi susu kacang kedelai dan
mengolahnya sendiri agar benar-benar higenis.
Telur merupakan makanna yang banyak mengandung protein, namun
demikian dalam pemilihan telur haruslah diperhatikan dan tidak busuk. Telur
yang berasal dari telur ayam ternak yang disuntik obat-obatan kimia pemicu
hormon, cenderung memiliki tingkat kolestrol tinggi. Seperti yang di ungkapkan
oleh Yuli, umat di vihara Pematangsiantar usia 20 tahun:
“Saya lebih sering mengkomsumsi telur ayam kampung, karena
ayamnya tidak disuntik dengan hormon....sedangkan madu
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
membantu penyembuhan penyakit, jika dilarutkan dalam air
panas maka efek kuatnya dapat dikontrol. Madu dapat
mengatasi gangguan kesehatan seperti panas dalam dan sakit
menjelang menstruasi. Kualitas keaslian madu dapat dilihat
dari warnanya, manu yang asli terlihat keruh dan memiliki
rasa manis alami”
d.
Bumbu Dapur dan Makanan Olahan
Bumbu dapur merupakan bumbu yang dapat menambah citra rasa makana,
sama halnya bagi orang kebanyakan bumbu dapur seperti kunyit, jahe, bawang,
cabe dan tomat, namun untuk penyedap rasa yang terbuat dari bahan kimia tidak
terlalu dianjurkan untuk digunakan secara berlebihaan.
“....bumbu yang terbuat dari bahan kimia tidak terlalu baik
digunakan secara berlebihan karena dapat menyebabkan
banyak penyakit seperti kanker, jadi lebih sering aja
menggunakan bumbu yang alami seperti bawang, jahe,
kunyit,...”
Itulah penuturan Diana, uamat viahara medan 28 tahun, dia juga
menambahkan:
“....makanan olahan lainnya seperti tempe dan tahu, roti serta
gulten juga sangat enak tidak meninggalkan vitamin asalnya”
Selain menyedapkan makanan, bumbu dapur juga juga dapat sebagai obat
bagi berbagai penyakit. Seperti kunyit dapat meredakan batuk dan antioksida, lada
menghilangkan rasa lelah, merelaksasikan otot serta membangkitkan semangat,
jahe berfungsi menghambat pertumbuhan jamur, obat flu, batuk dan melancarkan
asi, serta masih banyak lagi bumbu dapur yang berguna. Sedangkan makanan
olahan sangat banyak seperti tahu, tempe, roti, gluten dan lain-lain memiliki
banyak vitamin seperti vitamin dari asalnya.
e.
Air Mineral
Tanpa air manusia tidak bisa bertahan hidup, cairan merupakan
pencernaan nomor satu dalam tubuh. Para vegetarian membutuhkan cairan yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
lebih seikit karena buah-buahan dan sayur-sayuran dikomsumsi sudah banyak
mengandung air. Laman staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar, 28
tahun mengatakan;
“Air minum yang diminum harus bersuhu sedang, tidak terlalu panas
maupun dingn. Minuman yang dingin dapat menghambat pencernaan, pembekuan
diorgan usus, diare, rematik dan radang tenggorokan. Lebih mengutamakn
meminum air putih saja dari pada air yang sudah diberikan penambahan warna
dan perasa seperti soft drink karena dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh.
Sebagian soft drink menyebabkan kecanduan karena kandungan kafein
didalamnya.”
f.
Rumpu Laut dan Ganggang Laut
“ Rumput laut dan gangang laut dapat ditemukan pada agaragar yang banyak dijual, tidak sulit untuk menemukannya...tapi
untuk mendapatkan nutrisi yang lebih baik mengkomsumsi
rumput laut dan ganggang laut yang belum diolah seperti agaragar...”
Itulah yang diungkapkan oleh Erlin, staff bagian informasi umat di vihara
Medan 23 tahun. Umat Buddha Maitreya sangat dianjurkan mengkomsumsi
ganggang laut karena satu-satunya sumber vitamin yang penting dalam tubuh .
Rumput laut kaya nutrisi dan sangat baik bagi proses pencernaan dan penyerapan
zat gizi dalam tubuh.
g.
Gula Putih
Gula putih disebut sebagai “racun putih” atau makanan “kosong kalori”,
miskin mineral, maupun vitamin. Mengurangi komsumsi gula dan menggantinya
dengan madu akan mengurangi kelelahan, membuat lidah lebih peka dan
meningkatkan daya ingat terutama pada anak-anak. Akibat-akibat yang
ditimbulkan dari kelebihan mengkomsumsi gula putih adalah penyakit diabetes,
gigi berlubang dan kegemukan. Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34 tahun:
“ Gula putih merupakan makanan yang sedikit mengandung
nutrsi, namun pada anak-anak dapat meningkatkan daya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
ingat....tapi gula juga sangat penting sebagai perasa
manis...jika berlebihan mengkomsumsinya dapat mengakibatkan
diabetes, gigi berlubang dan kegemukan”
h.
Minyak Goreng
Haryono, umat divihara Pematangsiantar, 35 tahun:
“Minyak goreng sangat banyak kegunaannya seperti untuk
memasak makanan agar terlihat lebih gurih. Namun makanan
yang di olah menggunakan minyak goreng yang berlebihan
seperti gorengan akan mendatang kan penyakit seperti
kegemukan.”
i.
Garam
Garam berguna sebagai perasa pada makanan agar tidak hambar, kegunaan
garam yang lain juga ada seperti yang diungkapkan oleh Iwanto Zang, umat di
vihara Medan, 37 tahun:
“Garam dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga.
Kekurangan garam akan mengakibatkan penurunan stamina
tubuh, sebailiknya kelebihan garam dapat mengakibatkan
kebutuhan cairan atau haus. Penyakit-penyakit yang
ditimbulkan akibat kelebihan garam adalah darah tinggi,
jantung, ginjal dan lekas lelah. Namun pemilihan garam
haruslah garam beriodium karena dapat memberikan daya
ingat yang kuat.... Penggantian garam denga kecap asin juga
menyehatkan.”
4. 4. 2. Fungsi Bahan Makanan
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh, diperlukan perencanaan yang
cermat agar menu vegetarian yang dikomsumsi mengandung zat gizi yang
seimbang dengan mengetarhui fungsi bahan makanan yang dimakan. Dengan
demikian, selama menerapkan pola makan vegetarian, tubuh tidak akan
mengalami difesiensi gizi. Masyarakat umat Buddha Maitreya harus dapat
mengkombinasikan berbagai bahan pangan agar tidak menimbulkan ganguan
kesehatan. Sebagai contoh kombinasi antara tahu dan tempe di campur dengan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
santan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kolestrol yang selanjutnya
dapat menjadi masalah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Selain dengan
menu seimbang, untuk dapat hidup sehat sebagai vegetarian perlu juga di imbangi
dengan pola hidup sehat tanpa nikotin, kafein dan alkohol, kukup istirahat dan
tidak makan berlebihan. Meskipun hanya mengkomsumsi bahan nabati, makan
secara berlebihan juga dapat menyebabkan obisitas.
Nutrisi yang lengkap dan seimbang bagi tubuh harus dipenuhi agar energi
tersedia cukup. Energi yang dibutuhkan sangat tergsntung pada masing-masing
individu. Perempuan lebih memerlukan sedikit energi dari pada pria, tetapi juga
membutuhan energi yang besar pada priode hamil dan menyusui. Pada prinsipnya
fungsi bahan makanan yakni untuk memenuhi nutrisi, ada beberapa jenis nutrisi
yang harus dipenuhi, yaitu protein, kabohidrat, serat, lemak, vitamin, mineral dan
air. Prinsip dasar ini harus di pahami oleh semua umat Buddha Maitreya agar
menu vegetarian dapat lebih mudah di susun.
a.
Protein
Protein berfungsi dalam regenerasi jaringan dan pertumbuhan. Protein
adalah penyusunan jaringan tubuh setelah air. Protein meupakan persenyawaan
kimia yang terbuat dari rangkaian molekul yang disebut dengan asam amino. Ada
20 jenis asam amino yang penting bagi nutrisi manusia. Sumber utama protein
hewani adalah daging dan ikan, Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun
mengatakan
“Sumber utama protein memang banyak terdapat pada daging
dan ikan namun saya dapat memenuhi kebutuhan protein
dengan bahan pangan kacang-kacangan, tahu, tempe, dan
kedelai, keju, yoghurt, susu dan berbagai jenis telur”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Pemenuhan kebutuhan protein pada masyarakat uamat Buddha Maitreya
yang tidak vegan selalu cukup dan tidak ada masalah. Sedangkan untuk
memenuhi kebutuhan protein bagi umat Buddha yang vegan, perlu dicampurkan
bahan makanan. Ibu Netty Sou yang merupakan seorang vegan mengatakan:
“ Tidak perlu kuatir akan pemenuhan kebutuhan akan protein,
hanya dengan membuat perencanaan dengan membuat
kombinasi dalam makanan sehari-hari...perencanaan dapat
diperoleh dari buku-buku makanan vegetarian”
Tabel 4.
Contoh kombinasi makanan dalam pemenuhan nutrisi protein
No
Bahan Pangan
Padi-padian
Kombinasi yang Dianjurkan
Beras + kacang-kacangan
Jagung + kacang-kacangan
Gandum + kacang-kacangan
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan + beras
Kacang polong + gandum
Kacang Kedelai + gandum +
beras
Sayuran
b.
Kol + jamur + sereal
Contoh Makanan
• Nasi dengan tempe atau
tahu
• Nasi jagung dengan
tempe, tahu atau osengoseng kacang merah
• Roti tawar dengan selai
kacang
•
•
Nasi dan sup kacang
merah
Susu kedelai, roti tawar
dan nasi
Sereal serta oseng kol serta
jamur
Kabohidrat
Kabohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Selain terdapat pada buah
dan kacang-kacangan, nutrisi ini juga terdapat di dalam makanan pokok seperti
beras, gandum, kentang dan umbi-umbian.
“Pemenuhan akan kabohidrat tidaklah sulit karena makanan
pokok kitakan berasal dari beras dan juga banyak terdapat pda
ubi”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Untuk pemenuhan kabohidarat masyarakat umat Buddha Maitreya tidak
ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan. Seperti yang
diungkapkan oleh Diana, umat di vihara Medan usia 37 tahun.
c.
Serat
Serat adalah unsur makanan dari tumbuh-tumbuhan yang tidak dicerna
oleh enzim dalam sistem pencernaan manusia. Fungsi serat bagi tubuh yang
diketahui oleh umat Buddha Maitreya sebagi informan yang mewakili yakni Vera
Yuliana, umat di vihara Medan 29 tahun mengatakan:
“Serat sebagai pengaturan gula darah, serat dapat mencegah
kegemukan karena menyerap air dari dalam tubuh sehingga
akan menimbulkan perasaan kenyang ....Serat dapat megatur
fungsi usus besar dengan cara menjaga makanan mengalir
dengan lancar melalui saluran pencernaan dengan memastikan
untuk keluar bersama kotoran.”
Sama halnya dengan kabohidrat, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak
ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan.
d.
Lemak
Lemak adalah persenyawaan kimiawi yang terdiri dari atas gliserida,
fospolifid dan streol. Salah satu bentuk streol adalah kolestrol. Fungsi lemak
umumnya sebagai sumber energi, lemak juga melindungi organ-organ tubuh
bagian dalam dan sebagai insulator jika terjadi perubahan suhu. Kekurangan
lemak di dalam makanan menyebabkan kulit kering dan bersisik. Makanan yang
mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama di
bandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak. Penyebabnya,
lemak dan minyak akan lebih lama berada dalam lambung dibandingkan dengan
kabohidrat dan protein. Proses penyerapan lemak juga lebih lambat di bandingkan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
unsur-unsur lainnya. Lemak sangat berpotensi untuk mengemukkan badan dari
pada di bandingkan kabohidarat karena lemak dapat menghasilkan energi dua kali
lipat. Lemak terdapat di dalam daging, susu, margarin, mentega dan minyak
makan. Sedangkan pada umat Buddha Maitreya mendapatkan lemak pada
makanan yang digoreng dengan minyak dan makanan yang dicampur dengan
margarin. Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun mengatakan:
“Selain berguna bagi tubuh, lemak juga memegang peran
penting dimana lemak sangat berpengaruh terhadap rasa
makanan.....lemak juga berfungsi memperbaiki tekstur makanan
sehingga makanan tersebut lebih mudah ditelan.”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
e. Vitamin
Meskipun jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit,
tetapi kurang salah satu vitamin saja dapat mengakibatkan gejala defisiensi
vitamin yang serius. Vitamin-vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh di
antaranya adalah vitamin A (terdapat pada buah dan sayur berwarna), vitamin C
(terdapat pada buah dan sayur), vitamin D (terdapat pada margarin, telur dan
mentega), vitamin E dan K (kecambah, minyak sayur, sereal, telur, dan sayuran).
Dalam pemenuhan kebutuhan, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak ada
mengalami kendala karena sebagian vitamin berasal dari tumbuhan. Namun pada
vitamin B12 hanya terdapat pada hewan seperti hati, telur, susu dan produk olahn
susu dan daging terutama pada daging sapi dan babi. Pada masyarakat umat
Buddha Maitreya dengan tipe vegan sangat rentan terhadap penyakit kekurangan
B12.
Vitamin B12 di butuhkan untuk pembelahan sel dan pembelahan sel-sel
darah. Kekurangan vitamin B12 juga akan mempengaruhi sistem saraf dan
menyebabkan kesemutan ditangan dan kaki, hilangnya rasa di tungaki kaki dan
tangan, pergeraka yang kaku di samping beberapa gejala yang mungkin terjadi
seperti buta warna tertentu termasuk warna kuning dan biru. Ibu Netty Sou yang
merupakan seorang vegan mengatakan:
Untuk mencegah kekurangan B12 saya biasanya menggunakan
suplemen vitamin B12.
f.
Mineral
Mineral memiliki berbagai peran bagi tubuh, tergantung pada jenisnya.
Misalnya dalam mengakaktifkan sistem enzim pada metabolisme tubuh. Sumber
anti oksida yang baik tentunya berasal dari makanan alami, berikut adalah contoh
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mineral-mineral yang penting yang perlu diketahui seperti kalsium dan fosfat
yang berfungsi untuk membentuk tulang yang kuat, memelihara denyut jantung,
mengantar influs saraf dan membantu dalam proses pembekuan darah yang dapat
diperoleh dari tahu dan buah-buahan kering. Zat besi yang sangat dibutuhkan
dalam pembentukan sel-sel darah merah yang banyak terdapat pada sayuran hijau,
gandum, roti, telur, dan buah-buahan kering. Sedangkan Zinc memegang peran
bagi reaksi enzim dan sistem kekebalan tubuh. Masyarakat umat Buddha Maitreya
juga sering mengalami kekurangan zinc namun hal itu tidaklah terlalu sulit seperti
pada pemenuhan kebutuhan akan vitamin B12.
“Untuk mengatasi masalah ini saya melakukan dengan cara
mengkomsumsi kacang-kacangan dan produk olahan kacang
kedelai seperti tempe dan susu kedelai atau mengkomsumsi
suplemen zinc, namun itupun tidak boleh menggunakannya
terlalu banyak karena dapat menyebabkan anemia da resiko
terkena penyakit jantung”
Itulah yang dilakukan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia
35 tahun, dia juga menambahkan:
“Mineral-mineral ini dapat ditemukan pada roti, tepung terigu,
produk sereal dan sayuran....buah-buahan seperti pisang juga
merupakan sumber mineral yang baik.”
o
Air
Sekitar 55-60 % dari berat tubuh orang dewasa terdiri atas kandungan air.
Biasanya total air yang dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru-paru dan
saluran pencernaan berjumlah kurang lebih 2,5 liter. Jumlah yang sama umumnya
diperoleh melalui makanan dan minuman. Walaupun tidak banyak minum, tubuh
harus mengeluarkan air sebanyak 0,5 liter setiap hari untuk membuang kotoran
yang terdapat dalam tubuh. Untu itu setiap manusia di wajibkan untuk lebih
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
banyak minum air tanpa terkecuali pada masyarakat yang vegetarian maupun
yang tidak. Seperti pengakuan Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun:
“Air itu sangat penting dalam tubuh, saya mengkomsumsi air
untuk minum walaupun sebenarnya makanan yang saya makan
juga sudah mengandung banyak air seperti buah-buahan dan
sayur...tapi air itu masih dibutuhkan juga”
4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti
Oleh karena dalam menu vegeteraian tidak terdapat daging maka
muncullah kreativitas membuat makanan pengganti makanan. Ada berbagai
macam makanan pengganti daging yang ditawarkan pada para vegetarian
makanan pengganti daging ini berfungsi menggantikan daging dalam hal rasa dan
protein yang dikandung.
a.
Gulten
Gulten pertama kali ditemukan oleh par biksu agama Buhda pada saat
bereksprimen dengan tepung kanji dan air. Mereka berhasil menemukan jenis
bahan makanan baru yang kenyal dan bertekstur seperti daging. Banyak yang
mengetahui cara pembuatan Guleten ini seperti yang diungkapkan Ibu Sharlen,
umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun:
“Proses pembuatan gulten tidak telalu sulit, tapi perlu
kesabaran seandainya gulten yang dihasilkan tidak seperti yang
diharapkan, yaitu terlalu kenyal atau sebaliknya...untuk hasil
yang bagus dan tidak repot biasanya membeli yang sudah jadi
tidak repot dan praktis.”
b.
Proteina
Proteina dalah makanan pengganti makanan hewani yang gizinya tidak
kala dengan daging sapi segar. Ibu Sharlen juga mengatakan:
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Proteina yang beredar di pasaran memiliki beragam bentuk
dan ukuran tergantung kepada tujuan pengolahan proses
pembuatannya hampir sama denga gluten”
Ada proteina yang berbentuk bongkahan, yaitu menyerupai potongan
daging. Biasanya
diolah untuk sate, sambal goreng dan rendang. Ada juga
proteina berbentuk cincangan ataupun kasar. Proteina jenis ini akan mengembang
setelah direndam dalam air, cocok untuk bistik. Jenis proteina yang lain adalah
proteina berbentuk irisan kecil, sering kali diolah menjadi martabak dan mie
goreng. Proteina dapat diolah menjadi jenis makanan apa saja sesuai selera dan
kreativitas seseorang.
c.
Kaki jamur
Jamur kini sering diolah sebagai makanan pengganti daging. Penyebabnya
adalah kandungan protein jamur ditambah kandungan penyedap rasa alami yang
tinggi membuat rasa gurihnya hampir selezat makanan hewani. Oleh karena itu
tidak heran bila jamur digunkan para vegetarian untuk menggantikan menu daging
mereka, seperti yang diungkapkan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar
usia 35 tahun:
“Jamur sangat enak dan jamur yang biasa digunakan bisa
sebagai pengganti daging adalah jamur hioko, jamur kuping,
jamur merang, jamur tiram, dan jamur siangkuh.”
Jamur juga mudah dicerna dan dikabarkan bisa mengobati penyakit tertentu.
d.
Susu hewani
Bagi penganut vegan umat Buddha Buddha mengganti susu hewani
dengan susu kedelai, namun bagi yang bukan vegan masih dapat menggunakan
susu hewani. Susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi karena kangdungan
proteinnya hampir sama dengan kandungan protein di dalam susu sapi. Selain itu
dua gelas susu kedelai sudah memenuhi 30% kebutuhan protein dalam sehari.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Komposisi zat gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Bagi umat yang
sudah vegan di anjurkan agar membuatnya sendiri seperti yang dilakukan oleh ibu
Netty Sou umat di vihara Pematangsiantar usia 50 tahun:
“Saya lebih suka membuat sendiri, caranya mudah saja cukup
membeli kacang...agar lebih enak saya mengkombinasikan jenis
kacang, seperti kacang merah, kuning, kacang hijau...kemudian
saya masak tampa menggunakan air atau minyak baru saya
giling ke tempat penggilingan yang ada di pajak.”
4. 6.
Pengaturan dan Pemilihan Makanan
Dalam pengaturan dan pemilihan makanan yang di hidangkan sehari-hari
masyarakat umat Buddha Maitreya lebih sering mengalami rasa bosan karena
bahan makan yang hanya sayuran dan buah saja. Untuk menghindari rasa bosan
maka banyak dari mereka yang membeli di restoran yang khusus menjual menu
vegetarian atau membeli buku panduan yang menghidangkan makan vegetarian.
Setidaknya dalam menu mereka sehari-hari lebih sering menghidangkan tahu dan
tempe seperti yang dilakukan oleh Meliawati Huang umat di vihara
Pematangsiantar, 33 tahun:
“Menu kesukaan saya 3T....yaitu tahu, tempe, dan terung....tidak
repot mudah dan murah”
Tapi dalam cara memasak masyarakat umat Buddha Maitreya sangatlah
mudah atau dengan kata lain tidak terlalu repot hanya menumis atau
mengorengnya saja. Dalam pemilihan menu seimbang bagi kebutuhan tubuh
sehari-hari berarti terkait dengan pemilihan beragam tipe makanan untuk
meninggkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh. Hal ini juga terkait dengan
pemilihan bahan makanan yang menyehatkan, memiliki citra rasa lezat, sekaligus
tampak menarik. Penambahan lemak dapat meningkatkan kelezatan masakan
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
karena fungsi lemak dalam makanan dapat memberikan rasa gurih, memberikan
kualitas renyah, serta memberikan sifat empuk pada kue.
Pada umat Buddha Maitreya menggunakan lemak yang berasal dari nabati
seperti minyak makan, kelapa, dan mentega namun di anjurkan agar tidak
berlebihan karena dapat menimbulkan kolestrol. Pemilihan makanan yang enak
rasanya sekaligus dapat menyehatkan tergantung pada beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:
a.
Kelezatan makanan tergantung pada bahan penyedap rasa dan bumbu yang
digunakan. Kacang-kacangan dan sereal memiliki citra rasa sendiri dan
dapat meningkatkan kelezatan makanan. Dan untuk menghindari
kebosanan maka di buat berbeda setiap hari bumbu yang akan di campur.
b.
Tekstus juga perlu diperhatikan misalnya mengkombinasikan sayuran
c.
Penampilan juga dapat meningkatkan selera makan. Warna bahan
makanan perlu di kombinasikan agar lebih beragam
d.
Dan yang terakhir dan sangat harus diperhatikan adalah saat pemasakan
haruslah lebih dahulu di cuci dengan bersih agar kotoran yang menempel
dapat hilang, begitu juga pada makanan yang langsung di makan seperti
buah-buahan serta selada.
Faktor-faktor tersebut berasal dari umat yang sebagai informan yakni
Meliawati Huang umat di vihara Pematangsiantar, 33 tahun. Namun demikian
setiap orang berbeda kebutuhan gizi dan daya tahan tubuhnya, mereka juga
memiliki trik atau menu vegetarian dilihat dari faktor usia dan kondisi. Dalam
pemilihan informan mewakili setiap faktor usia dan kondisi, peneliti hanya
mengambil satu informan saja.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4.6. 1.Vegetarian pada Ibu hamil
Masa kehamilan adalah masa-masa yang sangat membahagiakan sekaligus
menegangkan bagi sebagian besar wanita. Setiap calon ibu tentu mengharapkan
bayinya lahir dan menjadi anak yang cerdas. Berbagai persiapan pun dilakukan
untuk menyambut kelahiran sang bayi. Selain kesibukan mempersiapkan
kebutuhan bayi, kecukupan nutrisi bagi ibu dan janin dalam kandungan juga
penting di perhatikan. Ratna umat di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun
yang pernah mengalami masa hamil mengatakan:
“Ibu hamil yang vegetarian haruslah terlebih dahulu
memeriksakan keadan atau kondisi kesehatan terlebih dahulu
kedokter atau bidan agar calon bayi nantinya lahir dengan
sempurna dan sehat. Kehamilan berarti makan untuk dua
orang, adanya perubahan pola makan sebelum hamil namun
perubahan tersebut tidak dilakukan secara dramatis. Ibu hamil
perlu memilih makanan mereka secara bijaksana, sangat
penting untuk makan makanan yang kaya akan nutrisi, tetapi
tidak terlalu tinggi kadar gulanya atau berlebihan kalorinya.”
Seorang wanita yang vegetarian sering kali menghadapi keraguan ketika
sedang hamil, hampir semua dokter yang mereka datangi tidak lebih dahulu
menanyakan apakah mereka adalah seorang vegetarian. Para ibu hamil umat
Buddha Maitreya memiliki pengetahuan dalam pemenuhan nutrisi yakni dengan
merancangkan pola makannya, yang mereka dapatkan dari dokter kandungan atau
bidan atau dari orang-orang yang pernah mengalami kehamilan.
Contoh menu untuk ibu hamil
a. Sarapan pagi
Sereal dengan buah dan susu atau roti panggang dengan selai
kacang dan segelas jus buah
b. Makan siang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Nasi, tempe, dan tahu goreng dengan sop sayuran, jus buah dan
buah-buahan segar
c. Makan malam
Nasi, tumis brokoli, tahu dan susu
Mereka juga memastikan mengkomsusmi bahan makanan yang
diperkaya dengan B12 atau menambahkan multivitamin yang
mengandung B12.
Selain itu mereka juga mengetahui beberapa nutrisi penting yang harus
dicukupi dalam menu sehari-hari:
a.
Asam Folat
Dalam pemenuhan kebutuhan pada asam folat yang diperlukan dalam
memproduksi protein dan darah, sekaligus berfungsi sebagai pertumbuhan dan
pembelahan sel.Asam folat sangat penting pada masa awal kehamilan. Ratna umat
di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun mengatakan
“Untuk memenuhi zat ini, saya lebih sering memakan sayuran
berwarna hijau (bayam, kangkung, sawi, dan lain-lain), polongpolongan, gandum murni, kacang-kacangan, buah-buahan
seperti jeruk dan lemon.”
b.
Zat besi
Kebutuhan zat besi bertambah pada masa kehamilan untuk membantu
bertumbuhan perkembangan janin dan ari-ari serta untuk mempertahankan
peningkatan volume darah dari ibu dan berfungsinya membawa oksigen dalam
darah, mencegah anemia, meningkatan kekebalan terhadap infeksi. Ibu Ratna
mengatakan:
“Zat ini dapat di temukan pada gandum, polong-polongan dan
sayuran berwarna hijau.”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
c.
Vitamin D
Dengan menggunakan sereal dan bahan makanan yang diperkaya dengan
vitamin D, mereka juga mengambil sinar matahari untuk membentuk vitamin D.
Ibu Ratna pada awal kehamilan sampai mendekati bulan melahirkan berjalan pagi
ringan selain menyegarkan tubuh memberikan manfaat bagi tulang.
untuk
mendapatkan sinar matahari 20-30 menit sekitar jam 7 – 10 pagi, 2 atau 3 kali
seminggu.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
d.
Kalsium
Tahu, sayuran berwarna hijau tua, brokoli, kacang, kurma, susu dan biji
bunga matahari merupakan makanan yang mengandung kalsium. Ibu Ratna
memasukan makanan kaya kalsium ini dalam menu sehari-hari
e.
Protein
Padi-padian, sayur dan biji-bijian merupakan jenis makanan yang sering
dimakan oleh Ibu Ratna dalam memenuhi protein dalam tubuhnya.
f.
Vitami B12
Vitamin B12 sangat sulit di temukan pada makanan vegetarian, untuk itu
Ibu Ratna lebih sering membeli suplemen atau mencari makanan yang
mengandung B12, dengan melihat label makanan yang di beli.
“Vitamin B12 lebih banyak terkandung dalam daging hewan,
jadi agak sulit memenuhi kebutuhan akan vitamin B12,
ya...untungnya banyak suplemen vitamin B12 di jual di Apotik
jadi tidak terlalu mengganggu”
Dapat di simpulkan bahwa ibu hamil vegan harus dapat memilih makanan
yang akan dimakan dalam kehidupan sehari-hari yakni lebih di sarankan untuk
lebih banyak memakan semua jenis biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayur,
serta gandum. Ibu hamil penganut aliran Maitreya memiliki pedoman untuk
menjaga kesehatan selama kehamilan yang diperoleh dari dokter kandungan atau
bidan mereka. Adapun pedoman yang mereka gunakan yakni dengan memulai
dengan pola makan sehat pada saat sebelum hamil, dimana harus menjaga berat
badan yang stabil pada masa selama bulan pertama kehamilan. Mengurangi
komsumsi kafein serta membatasi kalori yang di dapatkan dari makanan yang
diroses dan manisan. Mereka di wajibkan untuk olah raga selama kehamilan
namun harus bekonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Sangat penting bagi ibu vegetarian yang hamil, untuk memperhatikan
susunan menu dan kandungan gizi makanan sehari-hari. Mereka beranggapan
bahwa kecerdasan seorang anak yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh
pengaturan gizi si calon ibu ketika hamil bahkan sebelum hamil, yaitu bagaimana
memilih dan mengkombinasikan kabohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral
secara lengkap bagi tubuh. Pemenuhan akan asupan gizi pada ibu hamil yang
bukan merupakan vegetarian vegan dapat mengkomsumsi susu sapi dan telur.
Mereka juga di ajurkan untuk memenuhi vitamin B12 dengan membeli suplemen
tersebut karena vitmin B12 lebih banyak terapat pada daging.
4. 6. 2. Vegetarian pada Anak-anak
Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan
manusia yang berkualitas. Hal ini harus diperhatikan dan di upayakan sejak janin
dalam kandungan, melalui makanan ibu hamil. Bayi yang sehat merupakan modal
dasar yang kuat untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
berkualitas. Ibu Dewi berusia 38 tahun, umat di vihara Pematangsiantar yang telah
memliki dua anak mengatakan:
“Makanan pertama dan baik untuk bayi adalah ASI, dan
semakin lama seorang bayi mesngkomsumsi ASI akan semakin
baik. ASI merupakan makanan yang paling lengkap
mengandung zat-zat gizi yang sangat di butuhkan bayi. Pada
hari pertama sampai keempat setelah melahirkan, pemberian
ASI sangatlah berguna dimana pada saat seperti itu ASI banyak
mengandung zat kekebalan, protein, dan mineral. ASI
setidaknya di berikan kepada bayi sampai usia setahun.”
Inilah yang dilakukan oleh para Ibu Dewi ,dia juga melakukan pemberian
sinar matahari pagi dalam seminggu dibawah jam 9. Untuk mendapatkan ASI
yang baik maka sang ibu harus mengkomsumsi banyak makanan yang bergizi
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
seperti susu kedelai, sari buah atau air. Dan memperbanyak makanan sayuran
berkuah serta buah-buahan, penambahan kebutuhan kalsium, zat besi, seng, dan
vitamin B12. Ibu Dewi juga mengatakan:
“Bagi seorang ibu yang tidak dapat memberikan ASI banyak
yang menggunakan susu formula ,ada beberapa susu formula
yang berbahan dasar kedelai. Produk-produk ini mendukung
pertumbuhan dan perkembangan normal bayi.”
Susu formula berbahan dasar kedelai digunakan oleh masyarakat vegan
sebagai pilihan terbaik bila ASI tidak memungkinkan. Formula kedelai digunakan
secara eksklusif untuk enam bulan pertama. Namun dalam pembelian susu juga
mereka sangatlah hati-hati, terlebih dahulu melihat labelnya apakah murni tidak
mengandung unsur hewani. Tapi bagi masyarakat umat Buddha Maitreya yang
tidak vegan tidak begitu sulit untuk memilih susu formula pengganti ASI dan susu
formula bisa saja sebagai tambahan energi bagi ibu yang dapat memberikan ASI
secara baik.
Pada usia 6 bulan, berat badan umumnya sudah mencapai dua kali lipat
berat badan bayi ketika lahir. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi lainnya juga
meningkat. Pada usia ini saluran penernaan bayipun sudah kuat, sehingga bayi
sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahan.
Hal yang sering di perhatikan oleh Ibu Dewi dengan memperkenalkan makanan
padat pada bayi yakni pada usia 6 bulan, dengan memberikan makanan yang
mudah di cerna seperti pisang ambon yang di kerok kemudian sari jeruk, tomat
atau pepaya yang dihaluskan di lakukan secara bertahap. Ini dilakukan agar bayi
dapat menerima jenis makanan barunya.Kemudian diperkenalkan dengan bubur
susu, setelah tahap itu tidak ada mengalami kendala yakni tidak ada penyakit yang
di derita oleh bayi seperti mencret, maka bayi dapat memulai dengan di beri
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
makanan nasi tip yang disaring dan di lakukan juga peberian makanan lain seperti
sayur dan buah lainnya namun masih dalam bentuk yang di haluskan. Pada usia 8
bulan Ibu Dewi memberikan roti, sereal dan biskuit.
Setelah anak berusia setahun, beberapa buah giginya sudah tumbuh, sudah
bisa mengunyah dengan baik. Pada masi inilah pentingnya peranan orang tua
untuk mengajari anak dalam bervegetarian dan membiasakan pola makan yang
lebih baik. Orang tua umat Buddha Maitreya sangat memperhatikan jadwal makan
anak dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan kalori yang memadai. Ibu
Dewi lebih sering memberi makanan yang mengandung lemak seperti alpukat,
kacang-kacangan, selai kacang, biji-bijian, dan mentega dari biji-bijian akan
memberikan sumber kalori yang diperlukan oleh banyak anak-anak vegan. Buahbuahan yang diawetkan juga merupakan sumber konsentrat kalori dan merupakan
makanan yang menarik bagi beberapa anak.. Sumber-sumber protein untuk anakanak vegan termasuk kacang polong, padi-padian, tahu, tempe, susu kedelai,
kacang-kacangan, selai kacang, hot dog kedelai, yogurt kedelai, dan burger
vegetarian. Beberapa dari makanan tersebut harus dikonsumsi rutin. Anak-anak
harus mendapatkan kalori yang cukup agar protein dapat dipakai untuk
pertumbuhan sebagai tambahan untuk mendapatkan kebutuhan energi.
“Saya merupakan vegan maka hal yang saya lakukankepada
anak yakni secara bertahap mengurangi makanan yang terbuat
dari susu dan telur. Dengan cara pendekatan pada anak untuk
menjelaskan kepada anak-anak say apa yang sedang terjadi dan
mengapa, sesuai dengan tingkat pengertian anak saya.”
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Ibu Dewi juga mengawasi berat badan anak-anak secara ketat. Jika terjadi
pengurangan berat badan atau anak-anak kelihatannya tidak tumbuh dengan pesat,
maka akan menambahankan kandungan kalori.
4. 6. 3. Vegetarian pada Remaja
Remaja vegan mempunyai kebutuhan nutrisi sama seperti kebutuhan
remaja pada umumnya. Pada usia antara 13 dan 19 tahun adalah waktu mereka
tumbuh dengan pesat dan berubah. Kebutuhan akan nutrisi sangat tinggi saat
tahun-tahun tersebut. Remaja vegan harus mengikuti rekomendasi yang sama
yang dibuat untuk semua vegan, diharuskan mengonsumsi berbagai macam jenis
makanan, termasuk buah-buahan, sayur-sayuran, dan banyak sayuran hijau,
produk makanan dari gandum, kacang, biji-bijian, dan kacang polong. Nutrisi
yang harus diperhatikan remaja vegan adalah protein, kalsium, zat besi, dan
vitamin B12. Pada saat remaja, kalsium diperlukan untuk membentuk tulang.
Kapadatan tulang sangat ditentukan saat remaja dan memasuki dewasa, dan
sangat penting untuk menambahkan tiga atau lebih sumber kalsium yang baik
dalam pola makan remaja setiap harinya. Remaja umat Buddha Maitreya yang
bukan vegan dapat meminum susu sapi dan produk dari susu lainnya mengandung
kalsium. Sedangkan bagi yang sudah vegan menggantinya dengan tahu yang
diproses dengan kalsium sulfat, sayuran berdaun hijau, minyak wijen, olahan susu
kedelai, dan olahan sari jeruk. Dengan pola makan yang beraneka jenis, remaja
uamat Buddha Maitreya dapat mencukupi kebutuhan zat besinya. Ida Royani,
umat di vihara Medan berusia 17 tahun mengatakan:
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
“Kebutuhan setiap harinya, masih mama yang mengaturnya
karena saya belum pintar memilih makanan yang cocok dalam
pertumbuhan saya.....Pada saat saya berpergian atau ke sekolah
mama lebih sering memberi bekal karena masih sedikitnya
orang menjual menu vegetarian. Jadi untuk menghindari rasa
lapar biasa mama memberi bekal untuk dibawa berupa Apel,
jeruk, pisang, anggur, pir, plum, buah-buahan yang diawetkan,
yogurt kedelai, kue beras, dan roti lapis.
4. 6. 4. Vegetarian pada Dewasa
Umat Buddha Maitreya pada orang dewasa tidak memiliki perbedaan
dalam memilih menu makan mereka sehari-hari pada anak remaja, hanya ada
sedikit perbedaan yakni orang dewasa hanya lebih disarankan lebih banyak
mengkomsumsi vitamin atau suplemen inipun dilihat dari pekerjaan mereka.
Banyak mereka mengaku bahwa kerugian sebagai vegetarian tidak ada tapi ada
sedikit kendala yakni lebih sering lapar untuk mengatasi itu mereka
menkomsumsi buah untuk menghindari kelebihan berat badan.
4. 6. 5. Vegetarian pada Lanjut Usia
Usia di atas 65 tahun dianggap sebagai masa tua. Kebutuhan nutrisi pada
saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor fisik ketimbang biologis. Dua dari faktor
fisik ini adalah ketidakmampuan gigi untuk menggigit dan mengunyah buah dan
sayuran segar, dan hilangnya kekuatan untuk mengangkat belanjaan berat dari
toko menuju rumah. Masalah seperti ini sebenarnya juga bisa diatasi dengan
menggunakan blender atau alat pengolah lainnya untuk memperhalus makanan
dan mengurangi pengunyahan, atau membeli
jenis makanan berukuran lebih
kecil. Jika jenis makanan yang dimakan tidaklah beda dengan kebanyakan yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
bervegetarian. Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar
yang berusia 25 tahun mengatakan:
“ibu saya yang berusia 65 tahun, makanannya yang murah
dikunyah saja atau yang lembek, karena giginya udah mulai gak
ada”
4. 6. 6. Vegetarian pada orang Sakit
Umat Buddha Maitreya banyak mengatakan bahwa mereka jarang
mengalami sakit, kalaupun sakit hanya penyaki-penyakit musiman seperti demam,
sakit kepala dan influensa. Jika mereka mengalami penyakit tersebut maka lebih
dianjurkan untuk banyak istrirahat dan banyak meminum air putih. Sedangkan
untuk pengaturan makanan tidak ada bedanya pada waktu sehat. Namun pada
mereka yang mempunyai penyakit yang sangat parah, maka harus lebih menjaga
pola makanan sehari-hari seperti yang telah di ajurkan oleh dokter mereka dan
lebih banyak berdoa agar semua dosa dapat diampuni. Karena umat Buddha
Maitreya percaya bahwa penyakit yang sulit di obati dikarenakan masih adanya
dosa karma. Pandita Satya Vihara mengatakan:
“Menjadi seeorang vegetarian itu tidak pernah mengalami
penyakit, namun jika penyakit datang itu dapat di akibatkan
oleh pola makan yang salah dan masih adanya dosa
karma....untuk menghilangkan atau jauh dari penyakit dari dosa
karma haruslah banyak berdoa agar dosa karma di ampuni”
4. 7. Kasus-kasus atau Kondisi Kesehatan
Kasus-kasus atau kondisi kesehatan yang dialami umat Buddha Maitreya
adalah penyakit yang merupakan penyakit keturunan atau diwariskan seperti
hipertensi dan diabetes militus. Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya
dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena
hipertensi maka anaknya cenderung menderita hipertensi. Hipertensi dapat
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menyebabkan penyakit jantung, struke dan gagal ginjal. Bapak Surjanto, umat di
Pematangsiantar yang berusia 55 tahun yang mempunyai penyakit hipertensi
mengatakan:
“ Saya mengalami penyakit hipertensi, namun penyakit ini
merupakan penyakit keturunan yang berasal dari ibu saya,
namun penyakit saya jarang kambuh karena pola makan saya
mendukung yakni dengan cara bervegetarian”
Namun penyakit hipertensi lebih sering ditemukan pada umat yang tidak
terlalu memperhatikan pola makannya seperti terlalu banyak mengkomsumsi
garam dan terlalu banyak mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak.
Seperti pengakuan Bapak Edward di vihara Pematangsiantar usia 56 tahun:
“ Saya pernah mengalami penyakit hipertensi, itu disebabkan
karena pola makan saya yang tidak benar...lebih sering
makanan yang manis dan yang berlemak...tapi sekarang saya
mulai mengurangi makanan itu agar kembali sehat”
Mengkomsumsi yoghurt diyakini dapat menurunkan kadar kolestrol darah
sehingga kesehatan pembuluh darah senantiasa terjaga baik dan tubuh terhindar
dari penyakit jantung maupun tekanan darah tinggi. Sama seperti hipertensi,
penyakit diabetes militus juga merupakan penyakit yang berasal dari keturunan
namun juga dapat disebabkan terlalu sering menyantap kabohidrat yang sudah
dimurnikan seperti kue basah, permen, biskuit, eskrim, roti dan mentega. Namun
untuk menurunkan dan menghindari penyakit diabetes militus terdapat beberapa
cara yang ditempuh mengurang gula, tepung, mie atau makanan manis dan
olahraga secara teratur.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
4. 8. Vegetarian bagi para pemula
Vegetarian bagi para pemula diambil dari hasil wawancara dengan Pandita
Suhardi:
“Untuk menjalani pola hidup sebagai seorang vegetarian
diperlukan niat yang mantap. Pandita Suhardi memberikan cara
bagi pemula yang melakukan vegatarian bukan karena alasan
agama, melainkan alasan kesehatan itu lebih sulit karena sudah
pernah mencicipi daging. Pada awalnya, menjadi vegetarian
terasa sangat berat karena menu daging terasa lebih lezat dan
gurih. Sering kali ini sangat menggoda dan melemahkan niat
sehingga kembali memasukan daging kedalam menu seharihari. Namun, jika pikiran dibawa ke hal-hal yang positif di
sertai dengan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan sehat
maka menjadi seorang vegetarian itu tidaklah berat.”
Ada beragam cara menjadi seorang vegetarian, cara yang cepat yaitu
hanya mengkomsumsi bahan pangan nabati dan lansung menghentikan komsumsi
daging, telur, susu dan produk olahannya. Namun ada pula orang yang
menggunakan cara bertahap. Cara yang pertama bisa mengakibatkan masalah
kesehatan serius, terutama jika yang bersangkutan memiliki riwayat kesehatan
yang kurang bagus sebelumnya. Cara kedua adalah cara yang lebih mudah
menjadi seorang vegatarian yaitu:
a.
Komsumsi daging mulai dikurangi secara bertahap. Jika pada minggu
pertama daging masih di komsumsi, tetapi jumlah porsinya sudah di
kurangi. Dengan demikian, pada awal minggu kedua daging sudah tidak
lagi di komsumsi, priode pengurangan daging tergantung pada kondisi
misalnya dilakukan selang waktu seminggu, dua minggu, sebulan atau
sesuai dengan kemampuan.
b.
Pada saat melakukan pengurangan komsumsi daging, tentu saja tahap ini
harus diikuti dengan memperbanyak komsumsi biji-bijian, kacang-
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, agar kebutuhan gizi tetap
tercukupi.
c.
Tidak lupa juga menyipkan bahan pangan yang mengandung protein
d.
Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh tidak kekurangan cairan.
Selain untuk menjaga suhu tubuh, air juga berfungsi mengantarkan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh dan melancarkan pencernaan.
Bagi pemula yang memiliki masalah kesehatan serius, sebaik program ini
di jalankan dengan pantauan dokter ahli gizi. Bila tidak dapat menjadi vegetarian
vegan dapat memilih vegetarian lacto atau lacto-ovo keduanya relatif mudah
untuk memenuhi kebutuhan gizi karena masih diperbolehkan mengkomsumsi
telur dan susu beserta olahannya. Tips dan trik mudah yang dapat dijadikan
pedoman, terutama pada tahap awal menjadi vegetarian sejati:
a.
Membeli buku-buku resep masakan khusus untuk para vegetarian sehingga
makanan dapat dibuat sendiri di rumah tanpa perlu pergi ke restoran.
b.
Pilihlah
beberapa
meu
yang
disukai
dan
mudah
dimasak,
bereksperimenlah dengan bahan-bahan yang da untuk menemukan resep
yang baru.
c.
Biasakan diri untuk selalu serapan. Dengan serapan keinginanan memakan
makanan berdaging dapat dikendalikan. Selain itu serapan juga dapat
mencegah keinginan mengkomsumsi makanan secara berlebih pada waktu
siang dan malam akibat lapar di pagi hari. Namun sebaiknya jangan hanya
mengkomsumsi roti dan kopi atau kopi dan sereal, usahakan makan
makanan bergizi lengkap untuk menambah energi di awal hari karena
antara makan pagi dan siang cukup lama.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
d.
Identifikasikan situasi-situasi yang mendorong keinginan untuk cenderung
mengkomsumsi daging.
e.
Sebaiknya tidak meletakkan makanan (terutama yang mengandung bahan
pangan hewani) ditempat yang mudah terlihat.
f.
Makanlah makanan yang ber serat dan bergizi secara bervariasi. Hal
inidapat mencegah terjadinya anemia, kekurangan vitamin B12 dan
kekurangan protein.
g.
Porsi makan sehari-hari harus konsisten , tidak kurang dan tidak berlebih.
h.
Gunakan produk makan pengganti daging yang tidak kala lezatnya
misalnya gulten sehingga nikmatnya makan daging tetap dapat dirasakan
miskupun hanya tiruan.
i.
Tetaplah lakukan aktivitas fisik seperti rutin berolahraga meskipun ringan
seperti berjalan-jalan, dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar dan dapat
mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan terkena tekanan darah
tinggi.
j.
Komsumsilah makanan yang terdapat vitamin B12 yakni dengan
mengkomsumsi suplemen tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan masalah kesehatan terutama pada para vegan.
4. 9.
Contoh Makanan Vegetarian
a. Nasi Goreng
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 12 . Nasi Goreng
Campuran nasi goreng yang dihidangkan hanya sederhana yakni dengan
mengganti telur dan daging dengan Gulten, jagung dan menambahkan tomat serta
timun sebagai penghiasnya untuk menambahkan selera.
b. Mie
Gambar 13 . Mie Goreng
Sama halnya dengan nasi goreng, penyajian mie goreng ini juga tidak
menggunakan telur atau produk hewani lainnya. Namun di ajurkan agar tidak
mengkomsumsinya terlalu banyak, karena mie banyak mengandung lemak.
c. Gulten
Makanan penganti daging ini sangatlah tidak beda rasanya dengan daging
sapi, penyajian gulten ini dicampur dengan bumbu-bumbu daging dari produk
hewani lainnya yang biasa di buat oleh orang awam kebanyakkan.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 14. Gulten
d. Jamur
Gambar 15 . Jamur
Rasa jamur sama halnya dengan rasa daging ayam. Penyajian jamur ini
dibuat dengan campuran tepung.
Masih banyak lagi contoh makanan vegetarian yang sering dihidangkan
seperti tahu, tempe dan jenis-jenis sayuran lainnya. Contoh makanan yang di
paparkan diatas merupakan makanan yang disediakan di restoran yang ada di
Vihara Maitreya Medan. Makanan yang disediakan ternyata tidaklah terlalu mahal
seperti kebanyakan restoran lainnya.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Gambar 16 . Menu Vegetarian
Ini merupakan menu makanan penulis saat mencoba makanan vegetarian
di Restoran Vihara Maitreya Medan. Penyediaan makanan disana sangat banyak
dan sistem ambil sendiri makananya.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB V
Kelemahan Vegetarian dari Segi Kedokteran
Nurheti Yuliaarti (2008), mengatakan tidak semua penelitiaan sepakat
bahwa vegetarian adalah gaya hidup sehat. Beberapa alasan yang mendasaribahwa
hidup vegetarian bukanlah gaya hidup sehat diantaranya adalah karena dapat
mengakibatkan defisiensi nutrisi.
1.
Pentingnya Pangan Hewani
Peran pangan secara fisiologis dapat dilihat dari kandungan gizi makanan
dan manfaatnya bagi kerja jaringan dan organ tubuh untuk hidup sehat, aktif, dan
cerdas. Zat gizi yang diperlukan untuk menunjang kesehatan dan kehidupan
manusia secara sederhana dikelompokkan menjadi sumber zat tenaga atau
kabohidrat dan lemak, sumber zat pembangun atau protein, serta sumber zat
pengatur atau sumber vitamin dan mineral. Dari segi asalnya makanan (pangan)
dibedakan atas pangan hewani dan pangan nabati (tumbuhan), dan makanan yang
berasal dari hewani di bedakan atas pangan hewani atas produk ternakan (asal
ternak) dan pangan hewani asal produk perikanan.
Tanpa menyampingankan manfaat pangan nabati yang sangat besar bagi
tubuh, pangan hewanipun sebenarnya sangat bagus karena mengandung protein
tinggi, lebih guna dicerna dan digunakan tubuh. Pangan hewani asal ternak punya
banyak kelebihan dari segi kandungan vitamin, mineral dan beberapa jenis zat gizi
dibandingkan dengan protein nabati. Dari segi vitamin, pangan hewani asal ternak
mempunyai keunggulan karena mengandung vitamin B12 yang penting untuk
pembentukan sel darah merah, kenormalan fungsi saraf dan kecerdasan. Dari segi
mineral, pangan hewani akan ternak punya keunggulan tertentu. Protein hewani
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
mampu mendukung pertumbuhan sel-sel organ tubuh dengan baik. Protein hewani
juga membentuk otak manusia dan sel darah merah menjadi lebih kuat dan tidak
mudah pecah. Hal ini membuat otak manusia cerdas sehingga meningkatkan
prestasi dan produktivitasnya.
1.1.
Daging dan Produknya
Dalam beberapa hal daging memiliki kelebihan dibandingkan dengan
bahan makanan nabati karena merupakan sumber protein karena merupakan
sumber protein yang baik dan komposisisnya relatif mirip satu sama lain. Protein
merupakan komponen kimia terpenting yang ada dalam daging. Berbeda dari
protein nabati yang umumnya kurang lengkap sehingga daging sangat baik untuk
kesehatan terutama untuk mereka yang masih dalam masa pertumbuhan seperti
anak-anak. Protein sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan
dan pemeliharaan kesehatan anak balita. Kebutuhan protein pada anak balita 2-2,5
gram perkilogram berat badan, sedangkan pada orang dewasa hanya 1 gram
perkilogram berat badan. Kelebihan lain, protein daging lebih mudah dicerna
dibandingkan dengan yang bersumberdari bahan pangan nabati. Daging juga
mengandung kolestrol. Dengan alasan kesehatan banyak orang yang antipati
terhadap kolestrol. Kolestrol memengang peran penting dan fungsi organ tubuh
dan berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal,
dan kelenjar adrenalin. Selain itu, kolestrol juga merupakan bahan dasar
pembentukan hormon steroid, yaitu progesteron, estrogen, testosteron, dan
kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas
biologi tubuh. Kelebihan lainnya, daging juga mengandung vitamin dan mineral
yang lebih lengkap bila dibaningkan dengan pangan nabati. Secara umum daging
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
merupakan sumber mineral, kalsium, fosfor dan zat besi serta vitamin B12, tetapi
lemah kadar vitamin C. Hati mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang
sangat tinggi. Zat besi sangat dibutuhkan oleh anak-anak utuk pembentukan
homoglobin darah, yang berguna untuk mencegah timbulnya anemia.
1.2.
Telur dan Produknya
Telur adalah makanna yang padat gizi dan telur merupakan sumber protein
hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral yang sangat
penting. Telur sangat baik bagi anak-anak, penderita diabetes dan wanita yang
ingin sehat serta langsing. Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa
kelebihan yaitu mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak,
mudah dicerna, menimbulkan rasa enak, mudah dicerna, serta dapat diolah
menjadi berbagai macam produk makanan. Dari sebutir telur ayam seberat 50
gram akan diperoleh 6,3 gram protein, 0,6 gram kabohidrat, 5 gram lemak serta
sejumlah vitamin dan mineral. Kandungan protein yang tinggi terdapat pada
kuning telur yaitu 16,5% sedangkan pada putih telur hanya 10,9 %. Komsumsi
telur sering dipakai sebagai standar untuk menilai kualitas bahan pangan lainnya.
Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa telur memiliki nilai kegunaan protein
sebesar 100 %, sedangkan daging ayam 80%, susu 75% yang menunjukkan
bahwa komposisi asam amino dalam telur sangat lengkap dan berimbang sehingga
hampir semua dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel yang
rusak. Hampir semua lemak dalam telur terdapat dalam kuningnya yang mencapai
32% sedangkan pada bagian putihnya sangat sedikit. Telur terutama pada bagian
kuningnya mengandung hampir semua jenis vitamin kecuali vitamin C. Telur
merupakan sumber vitamin D alami terbaik kedua setelah minyak hati ikan hiu.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Oleh karena itu telur sangat baik bagi pertumbuhan tulang anak-anak. Kandungan
mineral yang lengkap pada telur tidak disamai oleh bahan pangan tunggal yang
lain kecuali susu. Tubuh sebenarnya butuh kolestrol cukup besar yaitu 1.000 –
1.500 gram sehari. Memakan telur dua butir sehari baru didapat 400 gram
kolestrol. Lebih dari itu kolestrol dalam telur berguna untuk membentuk garamgaram empedu yang berasl dari makanan dan diperlukan sebagai komponen
pembentukan hormon sekual.
1.3.
Susus dan Produknya
Susu adalah makanan yang paling padat gizi dibandingkan dengan bahan
pangan lainnya, baik ditinjau dari segi kandungan vitamin maupun mineral.
Minum susu secara teratur dapat mempercepat penyembuhan dan juga
menyehatkan dan mencerdaskan. Susu merupakan makanan yang hampir
sempurna ditinjau dari kandungan gizinya dan merupakan makanan alami satusatu bagi mahluk hidup meyusui yang dilahirkan. Susu menganung protein, lemak
kabohidrat, vitamin serta mineral. Hampir 100% protein, kabohidrat dan lemak
susu dapat diserap dan digunakan oleh tubuh manusia. Meskipun kandungan
potein per 100 gram bahan dalam susu tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
daging, ikan dan kacang-kacangan, namun protein susu mengandung asam amino
esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
1.4.
Ikan dan Produknya
Ikan terdiri dari dua berdasarkan tempat hidupnya yakni ikan air tawar dan
ikan laut. Keduanya adalah sumber protein yang sangat penting untuk
pertumbuhan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan, ikan mengandung protein
yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan disusun dari asam-asam amino yang
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
dibutuhkan yubuh dalam pertumbuhan. Selian itu protein ikan sangat mudah
dicerna dan diserap. Selain ikan , sumber protein berkualitas tinggi lainnya adalah
daging unggas, telur dan susu. Oleh karena itu, ikan dan hasil produknya dapat
dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan sebab
daging ikan mudah dicerna. Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan
juga mudah didapatkan karena negara Indonesia adalah Kepulauaan. Para ahli
menemukan komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuai
dengan sesuai komposisi dalam jaringan tubuh manusia. Karena kesaman ini
protein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang
tinggi. Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan.
2.
Difsiensi Nutrisi Vegetarian
2.1.
Difesiensi Lemak
Bahwa mengkomsumsi lemak dapat meningkatkan kadar kolestrol darah,
meskipun demikian lemak sangat diperlukan dalam tubuh. Ada banyak manfaat
lemak bagi tubuh, diantaranya sumber kalori yang baik mengatur fisiologi tubuh
serta mengikat vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K. Artinya penyerapan
vitamin-vitamin tersebut akan sulit terjadi tanpa lemak, demikian juga
pengankutannya dalam pembuluh darah. Karena manfaatnya dalam tubuh sangat
besar dan harus di penuhi. Meskipun beberapa bahan pangan nabati juga
mengandung lemak, namun sebagian besar lemak terkandung didalam pangan
hewani sehingga jika kaum vegetarian tidak pandai mengatur pola makan, maka
akan mengalami defisiensi lemak.
2.2.
Difesiensi Vitamin
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Vegetarian dengan tipe vegan sangat rentan terserang defesiensi vitamin
B12. Sebenarnya semua jenis vitamin B terkandung dalam sayuran hijau, bijibijian, padi-padian, dan sereal. Namun demikian, vitamin B12 hanya terdapat
pada makanan yang berasal dari hewan seperti hati, telur, susu, dan produk olahan
susu dan daging terutama daging sapi dan babi. Berbagai penelitian tentang
tumbuhan yang mungkin menjadi sumber vitamin B12 kini sedang dilakukan.
Vegetarian yang sebelumnya pemakan daging, diduga masih mempunyai
cadangan vitamin B12 dalam tubuhnya yang diperkirakan tidak akan habis selama
20-30 ke depan.
Vitamin D juga penting dalam pertumbuhan tulang, jika kekurangn
vitamin D akan mengakibatkan pertumbuhan dan perbaikan tulang yang
abnormal, rakitis pada anak-anak, osteomalasia pada dewasa, dan kejang otot.
Namun vegetarian yang hidup di daerah yang kaya akan sinar matahari seperti
Indonesia sebenarnya tidak mempermasalahkan lagi kebutuhan vitamin D kecuali
bagi mereka yang tidak pernah keluar rumah. Jadi, berjemur pada pagi hari dapat
menjadi solusi bagi mereka yang menjadi vegetarian.
2.3.
Defisiensi Mineral
Mineral kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalsium
dan fosfor adalah mineral yang sangat penting untuk tubuh. Dari semua mineral,
kalsium diperlukan dalam jumlah relatif besar, kalsium sangat penting untuk
membentuk tulang, kontraksi otot dan transmisi impuls saraf.
Kalsium lebih
banyak terdapat susu. Sayuran hijau misalnya sawi, bayam dan brokoli
sebenarnya cukup kaya akan kalsium. Namun ada sayuran hijau dan buah tertentu
mengandung asam oksalat, misalnya belimbing dan kol atau kubis, dapat
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
menghalangi penyerapan kalsium. Untuk mengindari defisiensi kalsium kaum
vegetarian diharapkan menghindari mengkomsumsi sayur-sayuran dan buahbuahan yang mengandung kadar oksalat tinggi seperti kol dan belimbing. Kaum
vegetarian juga sangat rawan mengalami defisiensi zat besi karena mineral ini
banyak terdapat dalam daging terutama daging merah. Zat besi merupakan
mineral yang sangat penting untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu sel darah
merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh. Zat besi juga dapat ditemukan
pada berbagai jenis sayur-sayuran berwarna hijau seperti bayam. Namun
demikian, bahwa zat besi dari pangan hewan sehingga konsumsi dalam jumlah
yang sama akan lebih efektif. Ada cara yang efektif untuk meningkatkan
penyerapan zat besi yakni dengan mengkomsumsi protein yang berasal dari
hewan dan juga makan makanan yang mengandung vitamin C.
3.
Menu Seimbang
Menurut Dokter Eddy. S, bahwa pilihan seseorang menjadi vegetarian atau
tidak itu tergantung kondisi dan keinginan sendiri, karena menjadi seorang
vegetarian itu tidaklah terlalu mudah. Butuh suatu proses, karena menukar
kebiasan makan daging menjadi kebiasaan makan vegatraian tidak segampang
membalikan telapak tangan. Menjadi vegetarian atau tidak sebenarnya intinya
adalah bagaimana mengatur makanan. Tubuh tidak mempermasalahkan menjadi
vegetarian atau tidak, yang penting adalah kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi yakni
jangan kekurangan namun jangan berlebihan karena keduanya sama tidak baiknya
bagi tubuh. Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, selain
umur, jenis kelamin, hamil, menyusui serta kondisi kesehatan mempengaruhi jenis
makanan yang harus dilakukan. Untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizi bagi
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
tubuh, harus mengkomsumsi berbagai sumber bahan makanan secara bervariasi
tidak peduli apakah seseorang itu vegetarian atau non vegetarian. Maraknya
penyakit belakangan ini sebenarnya bukan karena seseorang mengkomsumsi
bahan makanan tertentu melainkan karena tingkat tingkat komsumsi minyak dan
gula yang meningkat dibandingkan yang seharusnya. Seperti mengkomsumsi gula
tidak hanya sebagai pemanis dalam berbagai minuman seperti teh, kopi, maupun
susu namum telah dikomsumsi dalam bentuk sirup, permen dan berbagai jenis kue
hingga banyak yang mengkomsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Tubuh
manusia yang sehat pada dasarnya memerlukan berbagai jenis zat gizi yang
terdapat dalam berbagai jenis makanan yang dapat dibagi menjadi beberapa
golongan seperti kabohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Selain zat gizi,
tubuh manusia yang sehat juga membutuhkan makanan yang mengandung serat
dan juga air yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dr. Eddy. S, juga
menambahkan baik vegetarian maupun nonvegetarian harus memenuhi kebutuhan
gizi tubuh, karena berpantang bahan makanan hewani, mereka yang menjalani
hidup sebagai vegetarian harus pandai-pandai meragamkan makanannya agar
kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi meskipun tidak atau hanya sedikit
mengkomsumsi bahan makanan hewani. Secara umum makanan yang seimbang
bagi orang sehat yang dianjurkan adalah gizi yang seimbang berdasarkan piramida
makanan.
Dalam piramida makann komposisi makann yang diperlukan untuk hidup
sehat diatur yang meliputi bahan makanan yang mengandung kabohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Zat makanan yang tidak tercakup pada piramida
makanan namiun harus dipenuhi yakni air.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Piramida makanan non vegetarian
1.
Makanan pokok sumber kabohidratb seperti padi-padian, sereal
dikomsumsi dalam jumlah paling banyak.
2.
Di atas kabohidrat adalah buah dan sayur, jumlah yang dianjurkan cukup
banyak namun, lebih sedikit dari pada kabohidrat.
3.
Pada tinggkat ketiga adalah kelompok makanan yang merupakan sumber
protein. Termasuk didalamnya susu dan hasil olahannya, kacangkacangan, daging, unggas, jumlah yang dianjurkan yang dikomsumsi lebih
sedikit dari pada sayur-sayuran dan buah-buahan.
4.
Pada tingkat yang paling atas adalah kelompok minyak dan gula. Pada
tingkat ini jumlah yang dikomsumsi paling sedikit dibandingkan ketiga
jenis makanan yang lain
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Piramida makanan vegetarian
1.
Pada tingkat paling bawah adalah sumber kabohidrat seperti biji-bijian
padi-padian dan hendaknya dikomsumsi dalam jumlah yang paling
banyak. Contoh makanan yang dikomsumsi adalah roti, jagung, nasi dan
sereal.
2.
Pada bagian atasnya kacang-kacangan, susu serta produknya dan
makanan yang kaya akan protein. Disarankan unruk dikomsumsi dalam
jumlah yang lebih sedikit dari jumlah kabohidrat. Contoh makanan yang
bisa dikomsumsi adalah kedelai, susu kedelai, tempe, tahu, kacang tanah,
daging tiruan maupun telur, susu dan hasil olahannya seperti yoghurt dan
keju (bagi yang bukan vegan).
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
3.
Pada tingkat diatasnya menunjukkan bahan makanan yang perlu
dikonsumsi dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding bahan makanan
yang kaya protein. Yang termasuk kelompok ini adalah sayur-sayuran.
4.
Tingkat berikutnya adalah berbagai jenis buah-buahan seperti pisang,
apel, anggur dan lain-lain.
5.
Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak. Bagian
ini dikomsumsi hanya sedikit saja.
Olah raga yang teratur juga harus dijalankan dan menjahuhkan diri dari
minuman keras dan narkoba agar tubuh lebih sehat dan jau dari penyakit.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
6. 1.
Kesimpulan
Kebiasaan makan vegetarian adalah kebiasaan makan yang tidak
mengkomsumsi makanan yang berasal dari produk hewani. Umat Buddha
Maitreya merupakan masyarakat yang menganut atau salah satu kelompok yang
menerapkan vegetarian dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menjadi seorang
vegetarian didasari dengan adanya larangan dari Buddha Maitreya untuk
memakan daging. Fungsi menjadi seorang vegetarian pada umat Buddha Maitreya
yang ada di Pematangsiantar dan Medan yakni membersihan mulut dari makanan
hewani, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengasihi hewan dan untuk
mendapatkan pikiran yang jernih. Dari segi kesehatan vegetarian juga mempunyai
fungsi dimana semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit dan asupan
makanan semakin terjaga. Umat Buddha juga memaknai vegetarian itu secara
mendalam dalam kehidupan mereka.
Pengetahuan bahan makanan yang dimakan setiap harinya Umat Buddha
Maitreya sangatlah tinggi diaman mereka dapat mengatur pola makan yang baik,
sehingga mereka mengaku jarang terkena penyakit dan defisiensi vitamin. Bagi
mereka keuntungan kebiasaan menjadi seorang vegetarian itu memiliki segudang
manfaat dilihat dari sisi kerohanian dan sisi kesehatan. Jika pun seseorang ada
yang terkena penyakit itu dapat diakibatkan karena tidak teraturnya dalam
memilih makanan dan dosa karma yang telah ada dalam dirinya. Untuk
menghilangkan dosa karma itu harus ada pertobatan.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
6. 2. Saran
Untuk menjadi sehat perlu adanya pengaturan pola makan yang baikserta
perilaku yang baik juga. Karena itu dalam rangka menjaga keseimbangan tubuh
akan nutrisi-nutrisi yang diperlukan yang diperlukan untuk kesehatan, penulis
menyarankan:
a.
Menjaga pola makan yang baik dan menghindari kebiasaan makan yang
dapat mengakibatkan penyakit, dan perilaku seperti merokok dan minim
minuman alkohol serta narkoba.
b.
Untuk Pemerintah agar memberikan seminar-seminar tentang kesehatan
dalam menjaga keseimbangan makanan pada masyarakat, agar masyarakat
indonesia menjadi masyarakat yang sehat bebas dari penyakit.
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar, dkk
1992
Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta: EGC
Aminuddin
2001
Semantik
Pengantar
Studi
Tentang
Makna.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Bagun, A
2003
Vegetarian, Pola Hidup Sehat. Jakarta: Ageromedia
2005
Tata Ruang Masyarakat Baduy. Jakarta:
Cecep
Wedayatama Widya Sastra
Chang, Hendry
1997
Makanan Organik Hidup Sehat dengan Kembali ke
Alam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Chaw, Peggy
1990
Hidangan Vegetaris. Bandung: Indonesia Publising
House
Che Kuang, Wang
2006
Apa yang Salah dengan Makanan Daging?. Medan:
DPD Mapanbumi Buddha Maitreya
Buddha Maitreya. Medan: DPD Mapanbumi
Buddha Maitreya
2007
Tuntunan Buddha Maitreya. Medan: DPD
Mapanbumi Buddha Maitreya
Foster-Anderson
2005
Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
Geertz, Clifford
1992
Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius
Karsono, dkk
2002
Agama dan Upacara. Jakarta: Grolier
Koentjaranigrat
1981
Pengantar Ilmu Antropolog. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Moleong , J. Lexy
2006
Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja-Rosda Karya Offse
Ngafenan, Mohammad
1996
Gaya Hidup Sehat Vegetarian. Solo: CV Aneka
Saifuddin, A
2008
Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis
Mengenai Paradigma.Jakarta:Kencana
Sachari, Agus
2007
Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga
Setiono, Kusdwiratri, dkk
1998
Manusia, Kesehatan dan Lingkungan. Bandung:
Alumni
Sumber dari Internet
http://pebipurwosuseno.wordpress.com/2007/10/28/global-warming-danpenyakit-hewan/
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Lampiran
INTERVIEWGUIDE
No
Isu Utama
1.
Gambaran
Umum
a. Wilayah/
permuki
man
pendudu
duk
b. Vihara
Buddha
Maitreya
2.
Vegetarian
Variabel
Lokasi
dan
Keadaan
Alam
Lokasi
dan
Kondisi
Aspek/
Parameter
• Sejarah wilayah
• Letak geografis
• Keadaan alam
• Identifikasi
batas-batas
wilayah
• Sejarah Vihara
dan
agama
Buddha
Maitreya
• Letak geografis
A. Penge Pengertian
rtian
vegetarian, sehat,
dan penyakit
menurut umat
penganut ajaran
Buddha Maitreya
B. Maka
na
dan
fungsi
• Bagaimana
kebiasaan
makan
mempengaruhi
aktifitas mereka
• Bagaimana
mereka
memaknai
kebiasaan
makan tersebut
• Adakah fungsi
dan makna
bervegetarian
selain alasan
agama
Metode
Sumber
Informasi
Wawancara
dan Observasi
Masyarakat dan
BPS
Wawancara
dan Observasi
Tokoh agama
Buddha Maitreya
Wawancara
dan Observasi
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Wawancara
dan Observasi
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
C. Daya
tahan
tubuh
D. Penga
turan
dan
pemil
ihan
maka
nan
• Apakah ada
keuntungan dan
kerugian
bervegetarian
• Penyakit yang
sering dialami
oleh umat
selama
bervegetarian
• Apakah umat
sering
memeriksakan
diri kedokter
• Bagaimana
mereka memilih
menu
seharihari
• Apakah
ada
kesulitan dalam
memilih serta
mengatur menu
makanan dalam
keluarga
• Apakah dengan
bervegetarian
sudah
mencukupi
kebutuhan akan
nutrisi tubuh
• Adakah
suplemen dalam
memenuhi
nutrisi
yang
tidak ada dalam
makanan
bervegetarian
• Adakah
pengaturan
dalam
bervegetarian
serta pemilihan
bahan makanan
dilihat
dari
faktor usia dan
kondisi
Wawancara
dan Observasi
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Wawancara
dan Observasi
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
E. Fakto Pengaturan
dan
r usia pemilihan makanan
dan
pada:
kondi
- Ibu hamil
si
Wawancara
- Anak-anak
dan Observasi
- Dewasa
- Lanjut usia
- Sakit
3.
Kedokteran
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
F. Kasus
kasus/
kondi
si
keseh
atan
Apakah
ada
kasus-kasus/
kondisi
kesehatan pada
masyarakat
yang
berasal Wawancara
dari
gen dan Observasi
(mengidentifika
sikan
riwayat
kesehatan)
G. Tips
berve
getari
an
Bagaimana
Wawancara
langkah/ tips yang dan Observasi
dapat
dilakukan
untuk
menjadi
vegetarian
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Vegetari
an
Kelemahan
serta Wawancara
kelebihan
vegetarian dilihat
dari
ilmu
kedokteran.
Ahli Gizi
Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010.
Umat Penganut
Ajaran Buddha
Maitreya
Download