VEGETARIAN (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya) Skripsi Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh: Meyni F. Saragih Nim : 050905053 Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2009 Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Halaman Persetujuan Nama : Meyni F. Saragih Nim : 050905053 Departemen : Antropologi Judul : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya) Medan, 10 Desember 2009 Pembimbing Skripsi Ketua Departemen Antropologi .Nurman Ahmad S. Sos, M. Soc Drs. Zulkifli Lubis, MA Nip. 196711181995121002 Nip. 196011011986011001 Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA Nip. 196207031987111001 Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Kata Pengantar Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang telah memberi nafas kehidupan sampai hari ini, kepada Yesus Kristus yang telah menjadi sahabat dan kekasih jiwa yang senantiasa mengerti akan semua apa yang penulis butuhkan yang senantiasa memberikan yang terbaik, dan kepada Roh Kudus yang telah menjaga dan memberi Roh ilmu pengetahuan dan dan kebijaksanaan dan perlindungan yang sampai akhirnya skripsi ini selesai dan tinggal selalu didalam hati penulis sebagai Allah Tritunggal. Skripsi yang berjudul Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), dimana umat Buddha Maitreya dilarang untuk makan makanan yang mengandung unsur hewani yang memiliki banyak manfaat dan fungsi. Penelitian ini dilakukan di Vihara Maitreya Pematangsiantar dan sebagai tambahan di Maha Vihara Maitreya Medan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yakni: 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M. A. Selaku Dekan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M. A. selaku Ketua Departemen Antropologi yang selama ini banyak memberi ilmu dan motivasi kepada penulis untuk bekarya. 3. Bang Nurman Acmad. S. Sos, M. Soc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan tulisan. 4. Kak Dra. Mariana Makmur, MA sebagai dosen wali sekaligus dosen penguji serta Mas Agus Sutrisno sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam kesempurnaan skripsi penulis. 5. Bapak Irfan Simatupang, M. Si selaku pengajar pada Departemen Aantropologi, dan seluruh staf pengajar pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang membimbing penulis selama Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dalam perkuliahan serta staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Pandita Satya Vira, Pandita Suhardi, bang Andi, bang Laman dan semua umat Buddha Maitreya yang telah mau memberikan waktunya untuk wawancara semoga Sang Buddha Maitreya memberikan berkat dan perlindungan. 7. Pak Makdin Sagala sebagai Lurah di Kelurahan Melayu dan Seketarisnya yang memberikan data dan Dr. Eddy Susanto SP. BD yang telah memberikan ilmu bagi penulis tentang Vegetarian walau tidak ada surat pengantar dari fakultas. 8. Bapak dan Mama, Perisman Saragih dan Surya Marni Purba yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang serta memberi dukungan doa dan semua yang telah diberikan samapai skripsi ini selesai 9. Abang yang telah memeberikan dorongan moral dan materi dalam perkuliahan penulis Jon Henra Saragih beserta istri Kak Renta Purba Skep. NS. 10. Adik ku yang tercinta dan tersayang Canti Naria Saragih PSIkA Deli Husada yang telah menjadi adik dan sekaligus sahabat tempat berbagi suka dan duka. 11. Bapa Kian Jesron Saragih, SP , yang berbaik hati menemani penulis mencari data ke Kelurahan Melayu. 12. Spesial kepada sahabat yang telah memberi banyak dorongan dan doa, sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka dan yang membantu penyelesaian skripsi Dominiria Hulu, Minarwaty Sinaga dan Santi Maria Hutapea, terimakasih atas persahabatannya dan penulis berharap kita dapat mempertahakan persahabata ini. 13. Sahabat kecil yang selalu ada dalam setiap waktu, Siska Yuni C. Girsang 09 Ekstensi Administrasi Negara yang memberi semangat dan doa dan terimakasih atas persahabatan kita yang tidak pudar dari SD sampai saat ini. 14. Sepupu-sepupu ku yang telah membantu dan memberi doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini Erich Saragih 07 MIPA, Bang Julpriady Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Saragih, Dewi Haloho, Eny Saragih, Berti Manurung 08 Antro dan tidak lupa kepada sahabat Muktar Hutasoit 06 FKG yang selalu memberi doa dan yang mempertemukan penulis kepada dokter. 15. Teman-teman satu angkatan Sri Ulina Girsang, Vivian Sihombing, Mia Barus, Roseva, Eldevia, Salsalina, Eva Manurung, Dani Syahpani, Criston, Herry Sianturi, Tuti, Darwin, Ria, Toni, Sukma, dan semua anak Antropologi 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan, kepada Sari Manurung 08, yang telah menjadi pembanding saat penulis ujian proposal, Vina 08, dan Marda Ginting serta kepada Kerabat Antopologi 2003, 2004, 2006, 2007, 2008, dan 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dukungan pada penulis. Penulis juga mohon maaf atas kekurangan skripsi baik dari segi penulisan amupun isi, karena penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Penulis juga berharap adanya masukan bagi para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimaksih. Medan, 10 Desember 2009 Meyni F. Saragih Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Abstraksi Vegetarian, Suatu Kajian Tentang Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya (Meyni F. Saragih, 2009). Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 112 Halaman, 5 Daftar Tabel ,16 Daftar Gambar, 20 Daftar Pustaka, 9 Lampiran yang terdiri dari surat penelitian, surat pemberitahuan dan peta lokasi penelitian. Makanan adalah bahan, biasanya dari hewan atau tumbuhan yang dimakan oleh mahkluk hidup uantuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap mahkluk hidup membutuhkan makanan, tanpa makanan mahkluk hidup akan sulit dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi dan berbagai konsep alternatif tentang Healty Food, menjadi penting guna memperoleh derajat kesehatan yang lebih optimal. Salah satu konsep alternatif tentang Healty Food adalah pola hidup vegetarian. Masyarakat yang menerapkan pola hidup vegetarian dilihat dari alasan agama yakni Hindu, Budha, dan Kristen Advent. Agama Budha memiliki banyak aliran salah satunya adalah aliran Buddha Maitreya. Dalam penelitian ini mengambil masyarakat pada umat Buddha Maitreya karena aliran ini mewajibkan umatnya untuk melakukan vegetarian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, berupa pengamatan dan wawancara. Wawancara yang dilakukan pada umat Buddha Maitreya dengan informan pangkal seperti Pandita dan staff yang berada di vihara, dan informan kunci adalah umat Buddha Maitreya yang telah lama mengikuti ajaran Buddha Maitreya, sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil lalu yaitu kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Penelitian ini dilakukan di vihara Pematangsiantar dan vihara Medan sebagai pelengkap data. Kebiasaan makan pada umat Buddha Maitreya dengan bervegetarian yakni dengan tidak memakan daging. Merupakan kelompok vegetarian vegan, lacto, dan lacto-ovo. Pada awalnya menjadi vegetarian pada umat Buddha Maitreya berfungsi hanya untuk menghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha Maitreya yakni berpantang daging, tapi disisi kesehatan juga memiliki fungsi yang lain. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. DAFTAR ISI Halaman Persembahan..................................................................................... Kata Pengantar................................................................................................. Abstraksi.......................................................................................................... Daftar Isi........................................................................................................... i ii iv v BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang......................................................................... 1.2. Ruang Lingkup Masalah dan lokasi penelitian.................... 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 1.4.Tinjauan Pustaka...................................................................... 1.5.Metode Penelitian.................................................................... 1.6.Analisa Data............................................................................ 4 5 6 12 13 BAB II. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2.1. Sejarah Singkat Pematangsiantar........................................... 2.2. Lokasi dan Lingkungan Alam................................................. 2.3. Sarana dan Prasarana.............................................................. 2.4. Keadaan Penduduk................................................................. 15 18 20 21 BAB III. Buddha Maitreya 3.1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya............................ 3.2. Sejarah Singkat Vihara........................................................... 3.3. Lokasi dan Keadaan Vihara.................................................... 3.4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya................... 3.5. Aktivitas-Aktivitas yang Berlangsung di Vihara................... 30 47 55 55 59 1 BAB IV. Kebiasaan Makan Bergevetarian 4.1. Pengertian Vegetarian pada Umat Buddha Maitreya............. 59 4.2. Konsep Sehat dan Penyakit..................................................... 69 4.3. Fungsi dan Makna Vegetarian................................................ 72 4.4. Pengetahuan dan Bahan Makanan.......................................... 77 4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti.......................................... 83 4.6. Pengaturan dan Pemilihan Makanan...................................... 88 4.7. Kasus-Kasus atau Kondisi Kesehatan.................................... 102 4.8. Vegetarian bagi Para Pemula.................................................. 104 4.9. Contoh Makanan Vegetarian.................................................. 106 BAB V. Kelemahan Vegetarian Dari Segi Kedokteran................................... 111 BAB VI. Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan............................................................................. 6.2. Saran....................................................................................... 121 122 Daftar Pustaka Lampiran Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkebangan zaman yang semakin canggih, ternyata tidak hanya memberi dampak positif. Gaya hidup modren yang tidak sehat diikuti tidak teraturnya pola makan mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Tapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadankadang bisa dicegah atau dihindari. Kemajuan teknlogi ikut berdampak di bidang penyediaan pangan. Dewasa ini terdapat berbagai variasi makanan yang dapat dipilih manusai untuk mengenyangkan perutnya, bioteknologi telah memungkinkan adanya distribusi massa berbagai jenis produk makanan. Berbagai penyakit timbul karena cara hidup yang kurang sehat atau perilaku yang salah. Hal ini tentunya menunjukkan perhatian yang semakin besar dari masyarakat akan masalah kesehatan. Jadi jika dulu makan bertujuan sebagai sumber energi untuk menunjang aktivitas, maka kini makan sudah menjadi suatu bentuk gaya hidup sehat bagi sebagian masyarakat (Peggy: 1997: 8) Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Sesungguhnya pengaturan pola makan sudah lama diperkenalkan sebagai salah satu kunci manajemen pengobatan berbagai penyakit kronik, misalnya mengurangi pemakaian gula bagi mereka yang memiliki penyakit kencing manis atau diet rendah garam bagi yang hipertensi. Kini pengaturan pola makanan sudah mengalami pergeseran paradigma dimana justru hal ini semakin banyak dilakukan oleh mereka yang masih sehat, jadi sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. penyakit yang menakutkan seperti kanker dan penyakit kardiovaskuler (strok, serangan jantung). (http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/33/). Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, Kabohidrat, lemak dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan. Makanan diperlukan untuk membina kesehatan. Back to Nature atau kembali kealam merupakan salah satu upaya manusia untuk menyelaraskan diri dengan kehidupan alam. Makanan alami untuk kebutuhan manusia tidak akan menghalangi menikmati hidup bahagia dan selaras dengan alam. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi menjadi penting bagi kita guna mempertahankan derajat kesehatan yang lebih obtimal. Pengaturan pola makanan bukan rahasia lagi sebagai salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan pribadi. Oleh karena itu, tidaklah heran jika saat ini semakin banyak ditemukan berbagai konsep alternatif tentang healthy food misalnya berupa diet berdasarkan golongan darah, jus kombinasi, herbal dan juga vegetarian. Dalam pengaturan pola makanan juga dianjurkan adanya keseimbangan. Salah satunya konsep alternatif tentang healthy food adalah pola hidup vegetarian. Vegetarian adalah salah satu bentuk tekad kembali ke alam (Pebi Purwosuseno: 2007). Berbagai penyakit timbul karena cara hidup yang kurang sehat atau perilaku yang salah. Hal yang paling ditakuti oleh orang adalah pikiran tentang kemungkinan terserang penyakit tertentu yang akhirnya mematikan. Sejalan dengan meningkatnya angka kematian akibat beberapa penyakit Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. degeneratif, seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah, kanker, kegemukan, hipertensi, stress, dan kolestrol tinggi, pola hidup sehat dengan vegetarian merupakan pilihan yang paling tepat (Mohammad, 1996: 12). Ada beberapa alasan mengapa orang memilih menjadi vegetarian. Pertama, keyakinan agama, misalnya penganut agama Buddha, Hindu dan Kristen Advent. Kedua kesadaran dan keinginan berpenampilan awet muda. Ketiga, karena alasan kesehatan fisik dan kewibawaan. Alasan ketiga adalah alasan paling umum seseorang menjadi vegetarian. Sedangkan alasan yang penganut ajaran Buddha Maitreya menjadi vegetarian karena keyakinan agama. Dilihat dari pengelompokan jenis-jenis vegetarian maka masyarakat yang menganut ajaran Buddha Maitreya adalah kelompok vegetarian lacto, dimana mereka tidak diperbolehkan memakan makanan yang memiliki darah. Konsep ajaran Buddha Maitreya tertuang dalam Kitab Suci Tripikata yakni Sutra Buddhis yakni irkar Agung Buddha Maitreya: “ Aku berjanji disetiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitnyapun tidak terbentik niat membunuh dan melukai sesama mahluk hidup, apalagi memakan daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna menempuh jalan kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh dalam sila berpantang makan daging”.(Buddha Maitreya hal 30). Dengan ikrar agung Buddha Maitreya itu maka, pengikut aliran ini menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk tidak bermakan daging untuk menyambut kedatangan Buddha Maitreya yang kedua kali dunia. Agama Buddha Maitreya pertama kali dibawa oleh Tan Pik Ling yang merupakan seorang Dokter Gigi pada tahun 1930 dari Taiwan, kemudian berkembang pesat di Surabaya, Jakarta, Pontianak dan Medan kemudian berkembang lagi keseluruh Indonesia. Buddha Maitrya merupakan Buddha yang dipercayai akan datang kembali dengan membawa kebahagia dan kedamaian bagi umat manusia dan segala Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. mahluk yang ada di bumi dan merupakan Buddha abad 21. Ajaran Buddha Maitreya mengajarkan bahwa semua mahluk hidup yang bernyawa harus dijaga bukan untuk dimakan. Anjuran agar umat budha bervegetarian juga mengatakan bahwa orang yang bervegetarian merupakan manusia yang sehat dan sulit terkena penyakit. Umat Budha aliran Maitreya di anjurkan agar menjaga dan melestarikan lingkungan dan semua citaan yang ada di bumi. Dengan menerapkan ajaran Buddha Maitreya maka, mereka mengasihi Buddha Maitreya. Berdasarkan penjabaran di atas, penulis tertarik untuk mengkaji kebiasaan makan bagi umat Buddha Maitreya khususnya yang ada di Pematangsiantar. 2. Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengkaji vegetarian pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya ditinjau dari sudut pandang Antropologi Kesehatan. Rumusan masalahnya yakni bagaimana para penganut ajaran Buddha Maitreya menerapkan vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. Dari perumusan masalah maka dapat diambil runag lingkup masalah yang akan diteliti yakni: a. Bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna vegetarian itu sendiri pada umat penganut ajaran Buddha Maitreya? b. Bagaimana umat ajaran Buddha Maitreya mengatur dan memilih makanan yang akan dihidangkan untuk anggota keluarga setiap harinya? Penelitian ini nantinya akan dilakukan di Pematangsiantar. Untuk memperoleh kemudahan dalam mencari data informan, penelitian dilakukan pada masyarakat yang beribadah atau yang mengunjungi Vihara Maitreya. Tidak menutup kemungkinan penelitian juga dilakukan di Maha Vihara Maitreya jalan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Cemara Boulevard Utara, Medan sebagai tambahan informasi. Bagi penulis, yang mendasari penelitian di vihara ini karena adanya keunikan di vihara tersebut yakni adanya restoran yang menawarkan makanan vegetarian dilantai satu di vihara Pematangsiantar, sedangkan di Medan berdekatan dengan vihara, serta dengan isu yang sekarang ada yakni Back to nature atau kembali kealam. Dan penelitian ini dilakukan hanya bagi umat Buddha Maitreya, dikarenakan aliran ini merupakan aliran yang sangat terkenal dan pesat pertumbuhannya di Indonesia dibandingkan dengan aliran lain. Serta memilih agama Buddha aliran Maitreya dari pada agama Budha lainya karena aliran Buddha Maitreya diwajibkan untuk vegetarian, sedangkan alasan secara praktis bukan memilih Advent dan Hindu daerahnya dekat dengan tempat penulis. Sehingga dengan demikian, penelitian ini akan melihat lebih jauh bagaimana pernyataan tesebut melihat kebiasaan makan bervegetarian. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian tentang kebiasaan makan vegetarian ini bertujuan yakni: a. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan serta fungsi dan makna vegetarian itu sendiri, khususnya pada umat Buddha Maitreya dalam kehidupan mereka sehari-hari. b. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang kebutuhan nutrisi dalam tubuh c. Mengidentifikasikan kebiasaan makan bervegetarian yang menguntungkan menurut ilmu kedokteran, sedangkan Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu: Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. tidak a. Secara akademis dapat menambah khasanah serta pemaknaan tentang makna dari fungsinya vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. b. Secara praktis penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai penuntun kebijakan dibidang kesehatan. 5. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka meninjau tiori yang berkaitan dengan penelitian yang diusulkan. Teori berfungsi sebagai landasan atau pedoman berfikir atau menentukan tujuan dan arah penelitian serta memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa. Landasan teori digunakan bila mana ada relevansi teori yang sudah ada dengan masalah penelitian yang dipilih. (Lister Berutu, 2001:63). H. Geertz mengemukakan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai identitas kebudayaan tersendiri dan mempergunakan lebih dari 200 bahasa yang khas, kepercayaan keagamaan dan hampir semua agama di dunia terdapat di sana. Menurut pendapat M. E. Spiro dalam Koentjaraningrat, fungsi mengandung arti: a. Sebagai hubungan antara suatu hal yang lainnya b. Memakai arti pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu hal dengan hal yang lain c. Mempunyai arti dalam pemakaian yang menerangkan kaitan antara suatu hal dengan hal lain dalam suatu sistem yang terintergrasi (Koentjaraningrat, 1980:226-227). Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Pemikiran tentang makna dan penafsiran fenomena di dudukkan sebagai usaha yang memiliki peran ataupun utama pada proses transpormasi budaya. Dalam buku Budaya visual Indonesia Paul Ricoeur menjelaskan bahwa hakikatnya semua filsafat ini merupakan interpertasi, dan hidup ini sendiri sebenarnya merupakan interpertasi. Disisi lain, Ricoeur berpendapat bahwa setiap objek maupun teks pada hakikatnya merupakan simbol dan simbol-simbol itu penuh dengan makna-makna yang tersembunyi. Manusia dalam berbuat sesuatu dan membangun sesuatu, melakukan usaha untuk membentuk makna. Kebudayaan yang merupakan suatu strategi adaptasi sosial yang melahirkan sistematis, tingkahlaku dan bentuk kepercayaan yang merupakan respon terhadap ancaman kesehatan yang telah dikembangkan sejak lama. Sifat yang adaptif ini merupakan pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut prilaku yang dengan sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku khusus tersebut belum tentu merupakan sistem kesehatan yang baik (Dunn, dalam Foster dan Anderson, 1986: 41). Menurut Parsudi Suparlan (1992:4), Kebudayaan didefenisikan sebagai “Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan”. Kebudayaan (ide) dibedakan dari kelakuan dan hasil kebudayaan, tetapi saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam kegiatan kehidupan manusia. Sebeb kalau ketiga-tiganya dikatagorikan sebagai suatu pengertian, yaitu kebudayaan, maka hakekatnya saling berkaitan dan saling mempengaruhi diantara kebudayaan, kelakuan dan hasil kelakuan dalam kehidupan manusia. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahkluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup yang paling utama termasuk manusia, karena makanan merupakan asupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tanpa makanan yang baik tidak mungkin memperoleh kesehatan yang baik (Soekodjo 2005:22). Sedangkan menurut Albert Hutapea (1994) makanan yang menyehatkan adalah makanan yang membuat seseorang bertenaga, bertumbuh dan berseri. Kebutuhan setiap orang berbeda-beda dan selera setiap orang juga berbeda-beda. (http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelID=434). Vegetarian mengandung dua pengetiaan, yakni sebagai kata benda dan kata sifat. Sebagai kata benda, berarti orang yang berpantang makan daging, tetapi hanya makan sayur-sayuran dan bahan makanan nabati lainnya. Sebagai kata sifat, vegetarian berarti tidak mengandung daging tau kebiasaan berpantang daging. Vegetarian berasal dari Bahasa Latin vegetus, artinya kuat, aktif dan bergairah.(Susanto, 2007: 6). Tri Nurhayati dalam Susanto dimana vegetarian adalah orang-orang yang karena alasan agama atau kesehatan hanya memakan sayur-sayuran dan hasil tumbuh-tumbuhan. Pengertian vegetarian secara umum yaitu orang yang tidak mengkomsumsi daging hewan, baik daging sapi, kambing, ayam, ikan, maupun daging hewan lainnya. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawan-kawan di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu merupakan pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris. Meskipun demikian istilah vegetarian sebenarnya sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Sebelum tahun1847, kelompok yang tidak Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. makan daging secara umum dikenal sebagai Pyhagorean atau pengikut sistem pythagorean. Hal ini sesuai dengan Pyhagoras, seorang vegetarian dari zaman Yunani Kuno. (Susianto, 2007: 6-8) A. Bangun (2003: 24) ada beberapa kelompok vegetarian yakni: a. Vegetarian Vegan Kelompok vegan merupakan vegetarian murni karena mereka sama sekali tidak menyantap hidangan yang berasal dari hewan, seperti daging, susu dan telur. Karena itu, sumber makanan utama kelompok vegetarian vegan ini adalah bahan nabati, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian. b. Vegetarian Lacto Kelomok vegetarian lacto selain menyantap hidangan dari sumber-sumber nabati juga mengkomsumsi susu dan hasil olahannya, seperti keju, mentega dan yoghurt. c. Vegetarian Lacto-ovo Kelompok vegetarian lacto-ovo berpantang mengkomsumsi produk- produk hewani, terutama jika hewan tersebut harus disembelih terlebih dahulu. Telur dan susu masih diperbolehkan untuk dikomsumsi. Hidangan utama tetap bersumber dari produk-produk nabai, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayursayuran dan buah-buahan. d. Vegetarian Pesco Kelompok vegetarian pesco selain menyantap hidangan dari sumber- sumber nabati, juga menyantap hidangan dari ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. e. Vegetarian Fluctarian Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Kelompok vegetarian fluctarian termasuk yang paling longgar dibandingkan dengan kelompok-kelompok lain yang telah disebutkan. Kelomok ini pantang makan daging yang berwarna merah. Jadi mereka masih bisa makan ayam goreng, sup ayam, dan daging olahan dari unggas lainnya. Mahluk hidup selalu berusaha agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Manusia sebagai mahluk berbudaya senantiasa berusaha menaruh perhatian terhadap maslah-masalah kesehatan serta upaya-upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya , dan sejauh batas kemampuan dan pengetahuan mencari penyelesaian terhadap penyakitnya (Foster dan Anderson, 1986:42). Untuk menghadapi dan mengatasi penyakit manusia mempunyai sistem tersendiri yakni sistem kesehatan, yang menerangkan sebab terjadinya penyakit, metode pencegahan dan penyembuhan. Menurut Foster dan Anderson (1986:61-73) bahwa pemilihan terhadap sistem penyembuhan penyakit biasanya disesuaikan dengan ide-ide dan konsep masyarakat terhadap pnyembuahn yang menagani penyakit. Dengan kata lain masalh kesehatan dan penyakit tidak dapat dipandang dari segi biologis saja tetapi harus pula dilihat dari segi sosial budaya masyarakat. Topley mengatakan keseimbangan antara panas dan dingin dianggap yang utama bagi kesehatan fisik, dan bahwa makanan dan obat-oabatan memiliki kualitas panas atau dingin yang harus dipertahankan dalam usaha mempertahankan keseimbangan yang baik harus diperhatikan dalam usaha mampertahankan keseimbangan yang baik dalam makanan maupun dalam pengobatan penyakit. Pasangan Anderson, yang mendeskripsikan kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan makanan dan kesehatan didesa-desa cina di Hongkong dan Malaysia. Menjelaskan pula tentang makanan yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. termasuk makanan panas seperti minuman keras, makanan-makanan yang berbumbu dan berlemak, makanan yang kaya protein, dan makanan yang dimasak lama dengan panas tinggi. Makana-makanan dingin termasuk ramuan the, sayursayuran tak berwarna dan rendah kalori, bir dan sebagainya. Beberapa jenis makanan seperti kepiting, kerang-kerang dan ikan lele adalah panas dan basah; penyakit-penyakit kelamin adalah “basah” dan panas. Menurut kepercayaan Buddha aliran Maitreya menggolongkan makanan yang panas yang dapat menyebabkan banyak penyakit dan juga merupakan larangan dari Buddha Maetreya yakni makanan yang berasal dari semua jenis hewan yang memiliki nyawa atau darah. Sedangkan makanan yang di anjurkan yakni makanan dingin yakni sayur-sayuran dan buah-buahan. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 6. Metode Penelitian Penelitian ini, akan menggunakan metode kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kat-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu berupa pengamatan dan wawancara. Metode kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang berisi kutipan data berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan/memo dan dokumen resmi lainnya. Serta tidak menutup kemungkinan data dari dokumentasi desa, kantor kelurahan, dan kecamatan. Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Pelaksanaan penelitian lapangan yang akan dilakukan meliputi aktivitas-aktivitas pengamatan/observasi. Teknik pengamatan/observasi dimaksudkan untuk memahami fenomena-fenomena yang ada yang diteliti bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi alam, fisik, ekonomi dan budaya. Metode observasi yang digunakan adalah obsesvasi partisipasi dengan melakukan pengamatan langsung dalam penelitian. Seperti pada saat umat melakukan ibadah dan aktivitas religi lainnya serta makanan yang lebih sering dimakan, tidak kemungkinan untuk langsung mencicipi makanan vegetarian tersebut. Pada penelitian ini penulis akan mempergunkan wawancara mendalam dan wawancara sambil lalu dilakukan pada informan dan tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dengan masalah yang diteliti. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Wawancara dilakukan terhadap informan kunci/ pokok, informan pangkal dan informan biasa. Informan pangkal adalah orang yang dianggap mengetahui keadaan Vihara dan ajaran Buddha Maitreya seperti Pandita dan biarawanbiarwati yang ada di Vihara yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang releven. Informan kunci adalah umat Buddha yang mengikuti ajaran Buddha Maitreya yang sudah lama menganut ajaran tersebut. Dimana dilihat dari keadaan fisik atau yang sudah berumur serta melihat kasus-kasus kesehatan yang pernah dialami oleh informan. Sedangkan informan biasa dilakukan wawancara sambil lalu, yaitu kepada pengikut ajaran Buddha Maitreya. Untuk memperoleh data dari wawancara ini dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan. Wawancara untuk informan kunci dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). 7. Analisa Data Setelah data-data diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan terkumpul dalam catatan lapangan, dilakukan penelitian kembali untuk melihat kejelasan dan kelengkapan jawaban. Kemudian data dikelompokkan atas beberapagolongan menurut kepentingan umat penganut ajaran Buddha Maitreya. Kemudian data-data tersebut disajikan dalam bentuk tulisan dan alisisa secara deskriptif analistis. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2. 1. Sejarah Singkat Kotamadya Pematangsiantar Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemetangsiantar merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memengang kekuasaan sebagai raja tahun 1906. Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu: a. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang b. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota c. Suhi Kahean menjadi Kampung Melayu, Martoba, Suka Bane, dan Bane d. Suhi Haluan mnenjadi Kampung Bantan, Sipinggol-pinggol, Timbang Galung, dan Teladan e. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Kampung Karo, Tomuan, Pantoan, Toba, dan Martimbang. Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda dan mengakhiri kekuasaan raja-raja pada tahun 1907. Controleur Belanda yang berkedudukan di Perdagangan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar, sejak itu Pematangsiantar mulai berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi para pendatang baru, orang-orang Cina mendiami kampung Siantar Bayu, orang-orang dari Tapanuli Selatan mendiami Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. sekitar Timbang Galung dan Kampung Melayu, sedangkan mereka yang berasal dari Tapanuli Utara mendiami daerah Kampung Kristen, Tomuan dan Kampung Toba. Pada tahun 1910 didirikan Belanda Persiapan Kota Pematangsiantar, kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blat no. 285, Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Bland No. 717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan Kota. Pada masa Belanda, orang Cina sudah ada di Pematangsiantar karena pada waktu itu Pemerintah Belanda telah memberikan hak-hak istimewa kepada orang Cina yakni mereka dianggap sebagai penduduk Timur Asing yang dianggap mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi daripada warga penduduk asli. Pada zaman Jepang, berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan Kota dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi daerah otonomi, berdasarkan Undang-undang no 22/ 1948 status Geemente menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957. Berdasarkan Undang-undang no 01/ 1957 Pematangsiantar berubah menjadi Kota Praja penuh, dengan keluarnya Undangundang no. 18/ 1965 berubah menjadi Kotamadya dan berdasarkan Undangunadang no. 05/ 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah berubah maenjadi Kotamadya Daerah tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 35/ 1981 Kotamadya Pematangsiantar di pecah menjadi empat wilayah kecamatan yang peresmiannya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982 yang terdiri dari: a. Kecamatan Siantar Barat b. Kecamatan Siantar Timur c. Kecamatan Siantar Utara dan, d. Kecamatan Siantar Selatan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 15/ 1986 Kotamadya Pematangsiantar diperluas menjadi menjadi enam kecamatan yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 8 Mei 1987 dengan masuknya sembilan desa dari wilayah Kabupaten Simalungun ke Kotamadya Pematangsiantar, adapun kecamatan tersebut adalah: a. Kecamatan Siantar Martoba b. Kecamatan Siantar Marihat c. Kecamatan Siantar Barat d. Kecamatan Siantar Timur e. Kecamatan Siantar Utara f. Kecamatan Siantar Selatan. Pada tahun 2007 terjadilah pembentukan kecamatan baru dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari dan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 Tanggal 18 September 2007 tentang Pementukan Kecamatan Siantar Marbun. Dengan itu kecamatan yang ada di Kotamadya Pematangsiantar menjadi 8 kecamatan sampai sekarang dan memiliki 53 kelurahan. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Kota Pematangsiantar mempunyai visi dalam pembangunan kotanya yaitu “ Terwujudnya Kota Pematangsiantar yang memiliki jati diri kota dalam daerah otonom yang maju, demokratis, berbudaya rukun dan harmonis yang didukung oleh masyarakat Kota Pematangsiantar yang beriman, bermoral, tangguh, produktif, berdaya saing dan mampu bekerja sama dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia”. Untuk mewujudkan visi itu, maka yang menjadi misi dalam Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar yaitu pembentukan jati diri Kota Pematangsiantar yang mempunyai karekteristik berdasarkan pertimabngan historis dan nilai budaya geografis dan fisik kota, potensi sumber daya, fungsi kota dan kajian planologi kota, arsitektur bagunan da sebagainya. 2. 2. Lokasi dan Lingkungan Alam Pematangsiantar terletak di Sumatera Utara yang terletak lebih kurang 127 kilometer dari arah utara pusat kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara dan berada diantara Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Tapanuli Utara. Berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan permukaan tanah yang berbukit-bukit, sehingga jalan-jalan di kota umumnya menurun dan mendaki. Kota Pematangsiantar sering kali disebut Siantar merupakan kota kecil dan rapi dengan luas wilayah 79,97 kilometer persegi. Karena kerapian dan dan kebersihan serta kelestarian lingkungan kota, Pemerintah Indonesia telah mengenugrahkan Piala Adipura sejak tahun 1993. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintas, kota inipun meraih penghargaan Piala Wahanan Tata Nugraha pada tahun 1996. Pematangsiantar dulu merupakan ibukota dari Kabupaten Simalungun namun pada tahun 2007 Kabupaten Simalungun di pindah di Pematang Raya. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Luas daerah Kotamadya Pematangsiantar lebih kurang 79,971 Km² terletak diantara 3° 01’ 09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23” - 99° 1’ 10” Bujur Timur. Berada pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur udara rata-rata 24,5° C. Berdasarkan letak geografis Kotamadya Pematangsiantar penduduk asli adalah suku bangsa Batak Simalungun yang dahulu mendalami daerah-daerah pinggiran Kota Pematangsiantar, sebelum menjadi Kotamadya. Sejak pendudukan Belanda sekitar tahun 1907 maka daerah ini berkembang pesat dengan adanya pembangunan-pembangunan prasarana dan sarana fisik yang dibuka oleh pemerintah Kolonial Belanda. Dengan perkembangan ini maka terjadilah migrasi ke Jantung kota Pematangsiantar seperti datangnya orang-orang cina, orang-orang Batak Toba, Mandailing, Aceh, Jawa, Batak Karo dan lain-lain. Maka adanya migrasi ini maka jumlah penduduk Pematangsiantar berkembang pesat dan memiliki ciri-ciri masyarakat majemuk yang beraneka ragam kelompok etnik dan kebudayaannya. Suku bangsa Batak Toba pada umumnya berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, kedatangan mereka mula-mula dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih layak ditempat ini karena alasan masalah tekanan dan kepadatan penduduk di daerah asalnya. Pematangsiantar dikelilingi oleh perkebunan di daerah Simalungun seperti perkebunan karet di PTP VI Dolok Malangir, Perkebuann Coklat dan Sawit di PTP VIII Marihat, dengan demikian maka terjadi jumlah migrasi orang-orang Jawa khususnya karyawan-karyawan yang bekerja diperkebunan-perkebuan tersebut. Kemudian adanya pabrik-pabrik seperti rokok STTC, Pabrik korek SMF, Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Pabrik Tepung Tapioka dan lain-lain, mendorong terjadinya migrasi masuk keaerah ini guna memperoleh lapangan pekerjaan. 2. 3. Sarana dan Plasarana Umum 2. 3. 1. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan kedudukan dan status seseorang, yang dalam hal ini haruslah ditunjang dengan sarana dan plasarana pendidikan yang memadai. Dan untuk hal itulah pemerintah menyediakan dan membangun sarana dan plasarana pendidikan tersebut. Dari segi pendidikan, kota Pematangsiantar dikenal sejak tahun 1970 sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia. Banyak anak muda dari luar kota menuntut ilmu berbaur dengan penduduk setempat yang turut menuntut ilmu. Tidak heran bertaburan banyak sekolah baik itu sekolah negri maupun perguruan swasta yang menyediakan jasa pendidikan SD-SMP-SMA. Perguruan-perguruan swasta biasanya juga menyediakan jasa pendidikan TK, seperti perguruan swasta seperti Methodis, Kalam Kudus, Budi Mulia, Katolik, Advent, Sultan Agung, Manjusri, Taman Siswa, dan Muhammadiyah. Sekolah swasta yang bersifat keagamaan Budha hanya ada satu di Pematangsiantar yakni Yayasan Pendidikan Buddhist Manjusri yang terletak di Siantar Selatan. Kota kelahiran mantan Mentri Pertanin Kabinet Gotong Royong (20012004) Bungaran Saragih, melahirkan cukup banyak pelajar yang berkualitas. Banyak di antara pelajar dari kota ini akhirnya melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di luar Siantar terutama menuju pulau Jawa. Bahkan ada dari antara mereka melanjutkan studinya ke luar negri. Di Pematangsiantar memiliki perguruan tinggi yakni Universitas Simalungun (USI), Universitas Nomensen Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. HKBP serta beberapa sekolah tinggi seperti Sekolah Tinggi Theilogia HKBP Nomensen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mars, dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum YIN. Selain pendidikan formal, Pematangsiantar juga menyediakan pendidikan non formal memalui tempat-tempat khusus kursus seperti Khalsa, Ghandi dan Perguruan Mars untuk belajar bahasa Inggris. Untuk belajar Komputer yakni Widyaloka dan Datacom, sedangkan untuk bimbingan belajar secara umum yakni Medica, Bima, dan Genesa Operation (GO). 2. 3. 2. Sarana Kesehatan Pelayanan medis dalam kota terdapat sekitar lima rumah sakit besar yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum diantaranya Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit Katolik, Rumah Sakit Vita Insani dan Rumah Sakit Horas Insani. Salah satu yang terbesar adalah Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dengan kapasitas 220 tempat tidur, yang dilayani oleh tujuh Dokter Umum, tiga Dokter Gigi, dan 25 Dokter Spesialis. Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selin itu terdapat 17 Balai Pengobatan Umm (BPU) DAN 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu). Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 2. 4. Keadaan Penduduk 2. 4. 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Penduduk Pematangsiantar berkembang pesat khususnya setelah pendudukan Belanda tahun 1907 yang mengakibatkan banyak terjadi migrasi yang berasal dari daerah-daerah lain. Berdasarkan hasil sensus penduduk Pematangsianta tahun 2008 penduduk disini berjumlah 249.985 jiwa. Keadaan penduduk Pematangsiantar dilihat dari tiap-tiap kecamatan adalah sebagaiberikut: a. Kecamatan Siantar Marihat jumlah penduduk 19.607 jiwa dengan luas wilayah 78, 25 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 250,5 jiwa/ha b. Kecamatan Siantar Marimbun jumlah penduduk 13.294 jiwa dengan luas wilayah 180,06 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 73, 8 jiwa/ha c. Kecamatan Siantar Selatan jumlah penduduk 21.855 jiwa dengan luas wilayah 20, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 108, 1 jiwa/ha d. Kecamatan Siantar Barat jumlah penduduk 48.531 jiwa dengan luas wilayah 32,05 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 151,4 jiwa/ha e. Kecamatan Siantar Utara jumlah penduduk 51.431 jiwa dengan luas wilayah 36, 50 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 140, 9 jiwa/ha f. Kecamatan Siantar Timur jumlah penduduk 44.076 jiwa dengan luas wilayah 45, 20 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 97, 5 jiwa/ha Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. g. Kecamatan Siantar Martoba jumlah penduduk 28.110 jiwa dengan luas wilayah 180, 22 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 15, 6 jiwa/ha h. Kecamatan Siantar Sitalasari jumlah penduduk 23.081 jiwa dengan luas wilayah 227, 23 ha, sehingga kepadatan pendudukan rata-rata 10, 1 jiwa/ha. TABEL 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kotamadya Pematangsiantar No. Kecamatan Luas Wilayah (KM²) 1 Siantar Marihat 7,825 2 Siantar Marimbun 18,006 3 Siantar Selatan 2,020 4 Siantar Barat 3,205 5 Siantar Utara 3,650 6 Siantar Timur 4,520 7 Siantar Martoba 18,022 8 Siantar Sitalasari 22,723 Pematangsiantar 79,791 2007 79,971 2006 79,971 2005 79,971 Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008 Penduduk 19.607 13.294 21.855 48.531 51.431 44.076 28.110 23.081 249.985 248.825 247.837 244.435 Kepadatan (KM²) 2.506 738 10.819 15.142 14.091 9.751 1.560 1.016 3.126 3.111 3.099 3.057 2. 4. 2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan dan Tenaga Kerja Sistem pendidikan dan pengajaran di Pematangsiantar sudah dikenal sejak pendudukan Belanda sehingga migrasi dari luar yang datang ke wilayah ini di samping untuk mencari nafkah juga ingin memperoleh pendidikan yang lebij tinggi yang akan diperoleh dari sekolah-sekolah Belanda yang ada di Pematangsiantar. Sistem pendidikan sekarang ini sudah semakin berkembang pesat dari tingkat yang paling rendah yaitu taman kanak-kanak hingga ketingkat akademi atau universitas. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah grdung-gedung sekolah yang telah berdiri di Peatangsiantar, baik sekolah negri Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. maupun sekolah-sekolah swasta. Hal ini isesuaikan dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Disamping pendidikan formal di sekolahsekolah untuk masyarakat banyak juga terdapat pendidikan informal di luar sekolah yaitu kursus-kursus seperti bahasa Inggris, eloktronik dan pendidikan komputer. Pertumbuhan tenaga kerja di Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Pada periode 1990-2002 rata-rata pertumbuhan tenaga kerja 1, 26 % pertahun. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Pada tahun 20002 banyaknya pencari kerja yang belum berpengalaman yang terdaftar di Kantor Departemen Tenaga Kerja 1.392 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin pencari kerja perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan pencari kerja laki-laki. Jumlah pencari kerja perempuan 977 orang dan laki-laki sebanyak 415 orang. Penguasaan perdagangan di kuasai oleh orang Cina yang menguasai pusat perbelanjaan dan daerah perkotaan seperti Pajak Horas dan Pajak Dwi Kora. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 2. 5. Keadaan Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan Penduduk Kotamadya Pematangsiantar merupakan masyarakat pemeluk agama dengan melaksanakan kehidupan beragama dengan baik, hal ini tercermin dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang dijalankan oleh penduduknya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Pada hai-hari besar agama yang bersifat rutin ataupun hari-hari besar yang dirayakan setiap tahun tetap dijalankan dengan baik oleh masyarakat di daerah ini. Bagi umat Kristen Protestan maupun Katolik setiap hari Minggu tetap melakukan ibadah di gereja-gereja, dan pada perayaan Natal tetap diadakan perayaan bersama (Oikumene) oleh mereka yang beragama Kristen Protestan dan Katolik di kota ini dan setiap tahun dirayakan di lapangan Simarito yang berada ditengah-tengah kota Pematangsiantar. Serta setiap tahunnya panitia dilakukan secara bergilir oleh gereja-geraja yang berlainnan. Sedangkan bagi umat Islam pada setiap hari Jumat tetap menunaikan ibadah Jumat di Mesjid-mesjid yang ada dikelurahan atau kecamatan. Begitu juga dengan hari-hari besar agama Islam tetap dirayakan seperti hari raya Idul Fitri maka telihat dengan besarnya jemaah yang hadir dalam sholat bersama yang diselenggarakan di lapangan Simarito di puasat Kota Pematangsiantar yang diikuti oleh ribuan umat Islam dari berbagai penjuru kota ini. Kemudian pada hari-hari besar lain seperti Maulid Nabi tetap dirayakan ditiap kelurahan maupun sekolah-sekolah. Musabaqah Tilawatil Qur’an sering pula dilaksanakan di daerah ini dan hampir setiap tahun dari tingkat kelurahan hingga pada tingkat kotamadya dengan tujuan memperdalam pengetahuan terhadap agama Islam yang dianutnya. Bagi umat Hindu merayakan hari-hari besar agama mereka secara khusus baik dirayakan di Pura, sedangkan uamat Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Budha melakuakn upacara keagamaan mereka di Vihara maupun di kelentengkelenteng. Kerukunan beragama di Pematangsiantar ini tetap terpelihara dengan baik khususnya terlihat pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan oleh umat Islam, maka tidak jarang bagi umat Kristen, Hindu, dan Budha mengunjungi rumah-rumah teman atau tetangga yang beragama Islam untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Demikian juga halnya bagi umat yang beragama Kristen yang merayakan hari Natal dan Tahun Baru maka tidak jarang pula dikunjungi tetangga atau sahabat-sahabat yang beragama Islam, Hindu ataupun Budha. Ataupun sebaliknya bagi umat Hindu dan Budha maka sahabat ataupun tetangga yang beragama Islam atau Kristen akan berkunjung ke rumahrumah mereka yang beragama Hindu atau Budha. Hal tersebut tetap terpelihara sehingga kehidupan beragama di Kotamadya Pematangsiantar hampir tidak ada ditemukan konflik sampai sekarang. TABEL 2. Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar Berdasarkan Agama/ Kepercayaan Agama/ Kepercayaan No. Kecamat an Islam 3.421 Katolik 2.257 Protestan 13.880 Hindu 1 Budha 30 Lainlain 18 Jumlah / Total 19.607 1. Siantar Marihat 2. Siantar Marbun Siantar Selatan 1.791 675 10.810 0 17 1 13.294 2.874 1.143 15.295 43 2.489 11 21.855 Siantar Barat Siantar Utara Sianta Timur Siantar Martoba Siantar 34.245 538 6.737 137 6.850 24 48.531 22.531 1.988 21.802 174 4.924 12 51.431 12.189 2.805 26.680 191 2.189 22 44.076 18.451 1.652 7.886 21 89 11 28.110 13.489 1.450 8.041 11 87 3 23.081 3. 4. 5. 6. 7. 8. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Sitalasari Jumlah/Total 108.991 12.508 111.131 578 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2008 16.675 102 249.985 2. 6. Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa Sejak masuknya Belanda ke Pematangsiantar yaitu sekitar tahun 1907, Belanda banyak mengadakan pembangunan-pembangunan di berbagai bidang baik pembangunan industri maupun pembangunan dibidang pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah. Hal tersebut telah merangsang dengan adanya migrasi dari berbagai daerah baik dari luar kabupaten Simalungun itu sendiri. Dengan berkembangnya arus migrasi kedaerah ini mengakibatkan munculnya suku-suku bangsa yang majemuk, yang tinggal di Pematangsiantar. Dan memiliki kebudayaan yang beraneka ragam pula. Migrasi suku bangsa yang terjadi ke daerah ini menempati wilayah-ilayah tertentu menurut suku bangsa atau dengan kata lain suku-suku bangsa tertentu tinggal mengelompok pada suatu wilayah. Dengan demikian Pematangsiantar dikenal daerah-daerah kecil berdasarkan suku bangsa yang menempatinya. Seperti Kampung Toba ditempati oleh suku bangsa Batak Toba di Kecamatan Siantar Selatan, Kampung Karo di Kecamatan Siantar Timur ditempati oleh suku bangsa Batak Karo, kemudian Kampung Melayu ditempati oleh suku Bangsa Melayu dan Kampung Jawa oleh suku bangsa Jawa. Sedangkan orang-orang Cina menempati wilayah pusat-pusat kota yang menjadi pusat perdagangan di kota ini, sementara usaha perdagangan di Pematangsiantar dikuasai oleh Suku Bangsa Cina. TABEL 3. Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa Suku Bangsa/ Etnic Group N o Kecamat an Toba Jawa Simalun gun Madina Cina Minan g Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Karo 1 Siantar 16.043 1.7521 666 395 17 Marihat 2 Siantar 10.878 1.187 452 268 12 Marimb un 3 Siantar 14.243 1.309 1.3555 444 2.687 Selatan 4 Siantar 9.043 21.584 1.682 4.693 3.083 Barat 5 Siantar 24.519 8.778 3.920 4.077 1.702 Utara 6 Sianta 26.572 5.405 4.705 1.792 1.875 Timur 7 Siantar 9.533 13.159 2.110 1.353 149 Martoba 8 Siantar 7.828 10.804 1.732 1.111 122 Sitalasar i Jumlah/Total 118.658 63.978 16.622 14.133 9.467 Jumlah Penduduk Kotamdya Pematangsiantar berdasarkan Suku Bangsa 18 410 12 278 127 1.097 1.787 371 2.981 324 529 1.139 313 448 258 369 6.025 4.436 Suku Bangsa/ Etnic Group No. 1. Kecamatan Melayu Nias Aceh Pakpak Siantar 22 91 21 18 Marihat 2. Siantar 15 61 14 13 Marimbun 3. Siantar 26 100 13 13 Selatan 4. Siantar Barat 695 127 265 18 5. Siantar Utara 320 138 92 39 6. Sianta Timur 191 299 100 99 7. Siantar 218 147 118 29 Martoba 8. Siantar 179 120 97 23 Sitalasari Jumlah/Total 1.666 1.083 720 252 Sumber: Kantor Statistik Kotamadya Pematangsiantar, 2008 Lainya Jumlah/ Total 154 19.607 104 13.294 441 21.855 5.184 4.541 1.370 533 48.531 51.431 44.076 28.110 438 23.081 12.765 249.985 Pematangsiantar merupakan kota heterogen yang unik, perpaduan banyak budaya (multi culture). Dilihat 9dari tabel Pematangsiantar termasuk heterogen dengan kelompok mayoritas di Kotamadya Pematangsiantar antara lain Etnis Toba yaitu 118.658 jiwa (47, 46 %), Etnis Jawa 63.978 jiwa (25, 59 %), Etnis Simalungun 16.622 jiwa (6, 64 %), Etnis Madina 14.133 jiwa (5,65%), Etnis Cina 9.467 jiwa (3, 78%), Etnis Minang 6.025 jiwa (2, 41%). Sementara etnis yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. minoritas menurut jumlah penduduknya seperti Karo 4.436 jiwa (1, 77%), Etnis Melayu 1.666 jiwa (0, 66%), Etnis Nias 1.083 jiwa (0, 43%), Etnis Aceh 720 jiwa (0, 28%) dan Etnis Pakpak 252 jiwa (0,10%). Sementara Etnis India serta Etnis campuran termasuk dalam katagori etnis diatas di atas dimasukkan ke dalam kelompok lain-lain yaitu 12.765 jiwa (5.10 %). Dalam segi bahasa, kebanyakan masyarakat menggunakan bahasa daerah atau bahasa etnisnya masing-masing untuk berkomunikasi antara sesama kerabat. Tetapi jika berlainan etnis maka bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi nasional yaitu bahasa Indonesia. Dialek bahasa Indonesia di kota Pematangsiantar sudah terkontaminasi dengan bahasa daerah setempat sama halnya dengan daerah lain. Sehingga orang dari luar daerah biasanya merasa asing jika mendengar dialek bahasa Indonesia yang dipakai. Adanya beberapa kata yang sama dalam bahasa Indonesia tetapi berbeda makna. Contohnya saja untuk menyebut mobil menjadi motor, motor menjadi kereta,dan pasar menjadi pajak, Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB III Buddha Maitreya 3. 1. Sejarah Umum Agama Buddha Maitreya Agama Budha merupakan salah satu agama yang tertua di dunia, yang berasal dari India sekitar 2500 tahun yang lalu memalui Sang Buddha Gautama (Sakyamuni). Pada waktu itu agama Budha telah menyebar ke seluruh Asia hingga seluruh dunia. Dalam penyebarannya, Agama Budha telah banyak tercampur dan terakultrurasi dengan kebudayaan setempat. Pada tahun 28 M, Bodhidarma meninggalkan India berangkat kedaratan Cina untuk menyebarkan agama melalui Jalan Sutra dan menetap di Canton kirakira tahun 520 M. Bodhidarma menjadi patriat pertama di Cina, patriat kedua ialah Seng Kwang, patriat ialah Ceng Chan, patriat keempat adalah Tong Sing, kelima Hong Ren, dan yang keenam Hui Neng. Agama Budha berkembang setelah patriat keenam (675-700 M). Enam patriat tersebut merupakan garis patriat guru-guru Chan Buddhism (Cina) dan Zen Buddhsim (Jepang). Setelah garis kepatriatan terpecah dan menjadi beberapa sekte. Salah satu sekte-sekte tersebut adalah Buddha Maitreya dan terus berkembang menurut garis kepatriatannya sendiri. Buddha Maitreya pernah terlahir sebagai Bhksu Brkantong (917 M), lahir di Kabipaten Feng Hua daerah Zhi Jiang Ming Zhou (Cina), asal-usul keluarganya kurang diketahui. Bhiksu berkantong senantiasa menampilkan senyum kasih, kedua daun telinga terkulai hingga kebahu, memakai jubah yang tidak menutupi perut, tangan membawa sebuah tongkat dan dipundak memikul sebuah kantong besar, berkelana dan menyadarkan dan membimbing uamat manusia. Pada akhir pemerintahan Liang tahun ke 2 Zhen Ming bulan 3, Bhiksu Berkantong menetap Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. di kuil Yue Lin, dan menghembuskan nafas terakhir.Kemudian Buddha Maitreya terlahir sebagai Patriat Cin Kuang atau disebut dengan Sang Lugu Cin Kung (1853-1925), sekaligus menjadi perintis ajaran Maha Tao Maitreya sekarang ini. Maitreya berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti kasih yaitu membawakan kebahagiaan, sukacita, harapan dan kecemerlangan bagi umat manusia. Buddha Maitreya adalah Buddha yang dikenal oleh semua kalangan sebagai Buddha bahagia, Buddha sukacita, Buddha penuh tawa ria, Buddha yang penuh berkah. Buddha Maiteya memiliki kasih sayang yang sangat besar terhadap semua mahluk hidup di dunia. Wujud Buddha Mitreya yang tampak pada zaman sekarang adalah wujud dari Biksu Berkantong. Senyuman-Nya yang memenuhi wajah, daun telinga yang terkulai ke bawah, perut yang bulat dan besar, leher dan perut tampak terbuka. Pada umumnya Buddha Maitreya di panggil dengan sebutan Buddha Tawa Ria (Laughing Buddha), dan Buddha Sukacita (Happy Buddha). Dan banyak yang menjadikan Buddha Maitreya sebagai simbl rezeki sehingga menyebut-Nya dengan sebutan Buddha Pembawa Berkah (Lucky Buddha). Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. 1.1. Berpantang Daging Agama Buddha Maitreya memiliki kitab Suci yang bernama Tripitaka. Dalam pedoman berpantang daging yang tersurat dalam kitab suci yang menjadi pedoman umat budha yakni: a. Dalam Kitab Srila Vyasadeva b. ..Mamsa” berarti dia yang dagingnya yang saya makan, akan memakan saya di kehidupan mendatang, dia yang dagingnya saya telan akan menelan saya dikemudian hari. Kitab Jalinan Jodoh Pembalsan c. ...Sang Buddha bersabda : Penyebab dari dibunuh dan dimakan bersal dari orang makan kambing. Kambing yang dibunuh dan dimakan rohnya terlahir sebagai manusia. Sedangkan orang yang bunuh dan makan kambing, rohnya terlahir sebagai kambing. Begitulah terus-menerus terjadi berulang-ulang, lahir-mati, masing-masing saling membunuh, saling makan, Hukum Karma terus berlaku tiada henti. Lankavatara Sutra d. ...Jangan memakan daging. Memakan daging akan membiasakan manusia membunuh mahlik hidup, keserakahan, kebencian, dan kebodohan akan berkembang marak dalam batinnya. Kalian tidak dapat menlenyapkan keserakahan bila makan daging. Bagi yang memakannya akan menciptakan dosa karma buruk yang tidak terhingga. Sutra Buddhis Sarvajna Prabha Manusya Deva Berpantang Daging …Terlahirlah seorang yang bernama Sarvajna Prabha Manusya Deva yang memiliki kemampuan luar biasa dan bijaksana tiada tara, karena panggilan cinta kasih terhadap segenap umat manusia, Sarvajna Prabha Manusya Deva meninggalkan keluarga dan membina di dalam hutan. Orang-orang menyebutnya Manusia Dewa. Suatu waktu saat Sarvajna Prabha Manusya Deva membina ditengah hutan terjadilah bencana banjir yang menyebabkan penduduk gagal panen dan Sarvajna Prabha Manusya Deva tidak mendapatkan sedekah makanan selama 7 hari berturut-turut. Saat itu diatas gunung, tinggallah 500 ekor kelinci. Ketika melihat keadaan Sarvajna Prabha Manusya Deva yang memperhatikan, Ratu kelinci akhirnya bertekad mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Sarvajna Prabha Manusya Deva agar Buddha Dharma tetap tersebar lestari. Ratu kelinci menyampaikan pesan terakhir kepada anak-anak kelincinya: Saya akan mengorbankan diri demi kelangsungan Buddha Dharma, setelah perpisahan ini kalian pergilah menempuh kehidupan masing-masing dan harus menjaga diri dengan baik. Dewa Gunung dan Dewa Hutan turut membantu Ratu Kelinci dengan menyediakan api unggun. Kemudian Ratu Kelinci berpesan kembali: Ibu Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. e. akan pergi untuk selamanya demi kelangsungan hidup Sang Petapa sehingga Dharma dapat tersebar dan berkembang, akhirnya umat manusaia akan mendapatkan berkah tak terhingga. Salah seekor anak kelinci berkata: Ibu mengorbankan diri demi kelangsungan Dharma Agung, ini adalah perbuatan yang bajik, saya juga akan melakukannya. Saat itu Dewa Gunung dan Dewa Hutan mengabarkan bahwa api unggun telah disiapkan. Tanpa berpikir panjang lagi, anak kelinci langsung meleompat kedalam kobaran api dan diikuti oleh Ratu Kelinci. Saat daging kelinci telah siap dihidangkan, Dewa Gunung memberitahukan hal tersebut kepada Sarvajna Prabha Manusya Deva. Begitu memdengar ucapan Dewa Gunung, Sarvajna Prabha Manusya Deva tergugah dan menjadi sedih lalu berkata: Lebih baik aku membunuh diriku dan mengorbankan mata ku, aku rela menerima berbagai penderitaan, dari pada harus menyantap daging sesama makhluk hidup. Bersamaan itu Sarvajna Prabha Manusya Deva menegakkan Ikrar AgungNya: Aku berjanji di setiap kelahiranku yang berikutnya, sedikitpun tak terbentik niat membunuh dan melukai sesama makhluk hidup, apalagi memakan daging mereka. Berjuang dalam maitri karuna guna menempuh jalan Kebuddhaan mencapai kesucian. Selamanya berteguh dalam sila berpantang daging. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Sarvajna Prabha Manusya Deva melompat kedalam kobaran api dan wafat. Buddha Sakyamuni bersabda: Ratu kelinci pada saat itu adalah diriku dan anak kelinci adalah anakku Rahula, sedangkan Sarvajna Prabha Manusya Deva adalah Budhisatva Maitreya. Sabda Sang Buddha dalam Sutra Maha Ratna Kuta Bab 88 ( Pertemuan Maha Kasyapa) …Suatu ketika Junjungan Dunia Menjulurkan tangan-Nya yang membiaskan cahaya kemilau, hasil paduan kesucian laksa asamkheya kalpa. Dengan jari dan telapak tanganNya yang bersinar yang bersinar bagaikan bunga teratai, Beliau mengusap ubun-ubun Budhisatva Maitreya sambil bersabda: Wahai Maitreya! Demikianlah kupesan kepadamu nanti masa lima ratus tahun kelima, saat lenyapnya Dharma sejati, engkau harus melindungi Tri Mustika Buddha, Dharma dan Sangh, jangan sampai lenyap dan putus. Seketika itu juga Trisahasra Maha Sahasra Lokya Dhatu (alam semesta) dipenuhi cahaya terang dan diikuti enam bentuk suara gemuruh yang dasyat. Semua makhluk suci dan deva serentak menghormati Budhisatva Maitreya dengan sikap anjali sambil berkata: Sang Tathagata telah berpesan kepadamu yang mulia dengan pengharapan seluruh umat manusia dan deva mendapatkan berkah kebahagiaan, terimalah pesan itu Yang Mulia. Saat itu Budhisatva Maitreya segera berdiri sambil menampakkan bahu kanannya, dan berlutut menghormati Sang Buddha dengan sikap anjali: Junjungan Dunia, demi keselamatan semua makhluk aku telah menerima penderitaan laksana kalpa yang telah terhitung, apalagi kini Tathagata telah menyampaikan pesan Dharma sejati, bagaimana mungkin tidak diterima? Wahai Junjungan Dunia! Kini aku berjanji pada masa Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. f. yang akan datang akan kukabarkan Dharma Anuttara Samma Sambodhi yang telah Tathagata capai dalam perjuangan berlaksa-laksa asam-kheya kalpa yang tak terhitung!. Dalam Sutra Pernyataan tentang Nazar Bodhisatva Maitreya g. ...Bodhisatva Maitreya telah membina diri dengan metode yang praktis, mudah dan membahagiakan, Beliau berjuang siang dan malam dalam tiga waktu dengan sepenuh hati mendisiplinkan badan, dengan jubah yang rapi, berlutut berbakti-puja menghadap kesepuluh alam sambil berikrar: Aku bertobat atas semua kesalahanku dan akan berjuang membimbing umat manusia kedalam kebenaran Dharma. Dengan segala ketulusan aku bersembah sujud kepadmu para Buddha. Dengan ini akanku capai kesempurnaan kebuddhahan. Dalam Sutra Boddhisatva Maitrya Mencapai Surga Tusita ...Sang Buddha Sakyamuni bersabda: Bila ada bhiksu-bhiksumi, upasakaupasika, deva, naga bahkan kelompok rahulata bila begitu mendengar nama agung Buddhisatva Maitreya terus bersikap anjali dan memberi hormat yang tulus, maka terbebaslah orang atau mahkluk ini dari dosa karma samsara 500 kalpa. Dan kepada mereka yang dapat melaksanakan bhakti-puja menghormati Buddha Maitreya maka orang itu akan segera terbebas dari ikatan dosa karma samsara puluhan milyar kalpa, sekalipun tidak berhasil mencapai surga Tusita, namun pasti dapat berjumpa dengan Buddha Maitreya pada masa yang akan datang, mendengar Maha Darma tsk terhinggs dan mencapai Kesempurnaan. Sutra-sutra ini menyampaikan bahwa sejak awal pembinaan Buddha Maitreya membina diri telah berpantang daging. Umat Buddha Maitreya harus mengikuti langkah pembinaan Buddha Maitreya. Kutipan-kutipan dari Kitab Suci Tripitaka telah memberikan penjelasan kepada umat Buddha Maitreya tentang perjuangan Bodhisatva Maitreya untuk mencapai kekebuddhaan. Inti dari perjuangan Sang Bodhisatva Maitreya untuk mencapai kebuddhaan dan menjadi Ikrar Buddha Maitreya yang Agung dan Mulia adalah: a. Penyesalan dan Pertobatan Ajaran Maitreya mengajarkan bersamadhi dengan cara melaksanakan puja pertobatan sehari tiga kali, sebab dalam jiwa yang sadar bertobat tidak akan ada lagi kebincian dan kedendaman. Orang yang senantiasa merasa diri bersalah Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. takkan ada lagi keangkuhan dan sikap mementingkan diri sendiri. Dalam pandangannya semua manusia adalah bajik hanya dirinya yang jahat. Dia akan senantiasa berdisiplin diri, tahan derita, rendah hati, siap berkorban, memaafkan orang yang bersalah kepadanya. Inilah pola perjuangan yang telah diterapkan oleh Bodhisatva Maitreya sehingga dengan melaksanakan samadhi pertobatan, telah berhasil memenangkan diri. Segala kemelekatan dan noda batin telah telah dilenyapkan jika melakukan pertobatan. b. Menghormati dan Memuliakan Semua Makhluk Sikap memuliakan semua makhluk merupakan sikap yang tidak berpihak pada siapapun bahkan menghormati semua mahluk hidup. Melalui bhakti-puja dengan memuliakan dan menghormati semua Buddha, Bodhisatva dan makhluk suci. Melalui bhakti-puja merendahkan hati dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebab orang yang tidak mementingkan diri sendiri tapi mahluk lain, dan orang yang dapat memuliakan semua mahkluk pasti dapat berkorban dan mengasihi semua bentuk kehidupan. Orang yang dapat melupakan diri sendiri dan memuliakan semua mahluk hidup takkan ada rasa takut, sedih, gelisah dan duka derita, persaingan dan perselisihan dalam hidupnya. Hatinya senantiasa dipenuhi oleh rasa hormat, tulus dan ikhlas. c. Mengasihi Semua Makhluk Semangat kasih pada semua makhlik merupakan semangat universal yang menjadi kebajikan khsa Sang Bodhisatva Maitreya. Semangat cinta kasih yang besar membuat Buddha Maitreya sejak berkalpa-kalpa lampu yang terhitung telah menjalani hidup bervegetarian. Umat diharapkan dapat menegakkan irkar di Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dalam setiap kehidupan agar terbebas dari niat pembunuhan dan berpantang makan daging. Gambar 1. Buddha Maitreya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. 1. 2. Karakteristik wujud Buddha Maitreya: a. Wajah Buddha Maitreya mencerminkan cinta kasih yang tiada tara. Tua-muda, pria-wanita, apapun kewarganegeraan dan keyakinannya, saat memandang wajah Buddha Maitreya secara spontan ikut tersenyum dan semua mahluk hidup bersuka cita. b. Daun telinga yang terkulai kebawah Dengan kasih Buddha Mitreya yang tiada batas mampu mendengar, memahami serta menuntaskan masalah umat manusia yang diungkapkan dengan berbagai bahasa. Meskipun Buddha Maitreya dicerca namun Buddha Maitreya tidak pernah emosi dan marah. c. Leher dan Dada yang lebar Hati Buddha Maitreya bermakna lugu polos, tulus dan jujur. Dalah hati Buddha Maitreya semua mahluk hidup sama rata, tiada diskriminasi. d. Perut yang Besar dan Bulat Dengan hati kasih Buddha Maitreya yang tiada tara, menampung segala masalah dunia, tanpa membedakan yang pintar atau tidak. Hati Buddha Maitreya yang Maha Memaklumi mencerminkan tiada perbedaan dan diskriminasi. e. Kantong Gaib Buddha Maitreya Mencerminkan kasih dan Dharma Agung Buddha Maitreya yang tiada tara. Kantong mampu menampung segala benda di jagad raya, mampu membawa kecermerlangan dan kebahagiaan bagi umat manusia serta menyelesaikan kekacauan dunia. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Ada konsep masyarakat yang keliru beranggapan bahwa Buddha Maitreya dengan sikapnya yang lugu dan polos seakakn-akan Buddha Maitreya seperti Buddha dungu. Namun dibalik keluguan dan kepolosan seakan-akan Buddha Maitreya tersirat makna kasih yang tiada tara dan kebijaksanaan yang tiada batas. Lugu polos merupakan metode terbaik untuk menyelesaikan segala masalah, pertikaian, perdebatan dan perbedaan. Dalam agama Buddha Maitreya, penerangan dicapai melalui kekuatan atau keinsafan diri sendiri, serta perjuangan yang ada dengan berkat atau kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Jadi di dalam Umat Buddha Maitreya berada Tuhan Yang Maha Esa, yang dipercayaain terdapat suatu kenyataan yang hidup, yang tidak berawal dan tidak berakhir yang pada dasarnya merupakan bagian dari pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Disamping iman yang teguh juga dituntut jiwa yang tulus untuk membina diri hingga seorang umat dapat menyerahkan diri sepenuhnya dengan pikiran bulat terhadap kekuatan dari atas, kasih Tuhan Yang Maha Esa. Buddha Maitreya yang berdasarkan pada inti dari ajaran Tri Dharma berkembang pesat di Asia Timur terutama di Taiwan dan Cina daratan, dimana kedua negara ini merupakan pusat dari penyebaran dan perkembangan Agama Budha. Selanjutnya agama Buddha Maitreya menyebar hingga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia Agama Buddha Maitreya masuk tahun 1949 yang dibawa oleh Tan Pik Ling seorang dokter gigi dari Taiwan, di Malang dan mendirikan vihara pertama kali pada tahun 1950 kemudian berkembang pesat Jakarta, Pontianak dan penyebarannya juga sampai ke Medan dan Pematangsiantar. Walaupun masih terbilang baru namun angka pertumbuhan umatnya atau penganutnya menunjukkan perkembangan yang pesat. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. 2. Sejarah Singkat Vihara 3. 2. 1. Vihara Pematangsiantar Gambar 2. Vihara Buddha Maitreya Pematangsiantar Vihara yang ada di siantar di dirikan pada tahun 1990 yang di dirikan di atas lahan kosong yang dibagun atas kontak batin dari Buddha Maitreya kepada Yayasan Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI). Vihara ini dengan asektur yang sederhana, seperti bagunan biasa namun tidak meninggalkan ciri etnik Cina yang mendominasi agama Buddha Maitreya. Karena vihara ini kecil maka namanya yakni Vihara Madya Maitreya. Pada tanggal 13 november 2005 baru di resmikan oleh Walikota Pematangsiantar R. E. Siahaan sebagai tempat peribadahan dan secara resmi sebagai daerah kunjungan wisata. Vihara Madya Maitreya merupakan vihara satu-satunya bagi Umat Buddha Maitreya yang ada di Pematangsiantar. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. 2. 2. Vihara Medan Gambar 3. Vihara Buddha Maitreya Medan Vihara ini merupakan vihara terbesar di Asia Tenggara dan merupakan pusat dari vihara-vihara yang ada di Sumatera utara, sehingga nama Vihara ini dinamakan Maha Vihara Buddha Maitreya. Maha Vihara dibagun tahun 1999 dan diresmikan tanggal 21 Agustus 2008 dan merupakan salah satu objek wisata yang di dirikan di Komplek Perumahan Cemara Asri. Alasan membagun Vihara ini disebabkan semakin banyaknya penganut Agama Buddha Maitreya, karena adanya inisiatif atau adanya kontak batin dari Buddha Maitreya kepada Yayasan Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI) Sumatera Utara maka di dirikanlah Vihara Buddha Maitreya di perumahan tersebut. Namun demikian pembagunan Vihara Buddha Maitreya dapat berdiri mengah karena adanya sumbangan dana dari para umat dan pemilik perumahan tersebut yakni Mujianto, Presiden Direktur PT. Kurnia Sampali Asri, Perumahan Cemara Asri. Pembangunan dilakukan secara bertahap dan berjalan dengan lancar, arsitektur Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. bagunan berciri khas orental klasik dipadu dengan desain modren hingga menampilkan keharmonisan, kekudusan dan cita rasa estetika. 3. 3. Lokasi dan Keadaan Vihara 3. 3. 1. Vihara Pematangsiantar Vihara ini merupakan salah satu Vihara Buddhis beraliran Trevada dibawah naungan MAPANBUMI (Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia). Vihara ini berlokasi di jalan Ade Irma, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Selatan. Letak lokai Vihara berdekatan dengan kebisingan jalan raya dan keramaian kota, dan juga dekat dengan terminal Dwikora. Gambar 4. Restoran Vegetarian Pematangsiantar. Dengan kondisi jalan yang penuh kebisingan dan keramaian kota. Untuk sampai ke vihara tersebut harus menaiki ankutan umum dengan jurusan Ade Irma Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dan Parluasan. Walaupun letak dan lokasi vihara persisi berada di tengah-tengah kebisingan dan keramaian kota, namun selalu ramai dikunjungi oleh umat maupun tidak, karena di samping vihara tersebut terdapat sebuah restoran yang terbuka untuk umum tapi hanya menyediakan makana Vegetarian. Kira-kira 200 meter dari pintu utama jarak dari jalan raya dengan vihara tersebut. Vihara ini diapit oleh rumah-rumah toko yang berjejer di sepanjang jalan Ade Irma, namun di depan bagunan viahara terdapat sebuah patung yang tingginya 7 meter yakni patung Buddha Maitreya yang berwarna emas. Gambar 5. Patung Buddha Maitreya setinggi 7 meter di Pematangsiantar Pada pintu utama terdapat dua patung singa yang bertugas menjaga vihara. Saat masuk kedalam ruangan terlihat patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2 meter. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 6. patung Buddha Maitreya dengan tinggi 2 meter Pematangsiantar Pancaran hawa spiritual yang dipercaya dapat memberikan berkah dan pengharapan yang dikabulkan dengan bersembah sujud di hadapan patung Buddha Maitreya. Memasuki ruangan dalam, dapat di jumpai tiga patung besar dengan ukuran kira-kira 3 meter yakni patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha Sakyamuni, dan Bodhisatva Avalokitesvara yang berwarna emas. Ruangan ini juga merupakan ruangan untuk berdoa. Ada tiga lilin yang diletakkan di depan ketiga patung, pada waktu umat Buddha Maitreya melaksanakan kebaktian atau upacara persembayangan lilin tesebut dinyalakan, ketiga lilin itu mempunyain makna yang berbeda-beda. Lilin yang pertama melambangkan alam surya yang melambangkan aspek Darmakaya dan Nirmanakaya. Lilin ini merupakan lilin Ketuhanan Yang Maha Esa yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. menerangi seluruh alam kehidupan. Umat Buddha Maitreya bercita-cita untuk mencapai nirwana untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai Darmakaya. Lilin kedua adalah lilin alam surga atau lilin matahari yang mengandung aspek Sambhagaya. Gambar 7. Patung Bodhisatva Satyakalama, Buddha Sakyamuni, dan Bodhisatva Avalokitesvara, Pematangsiantar Lilin ini dinyalakan untuk menyinari alam surga dan mendapatkan sinar Ketuhanan. Lilin ketiga adalah lilin yang menyinari alam kehidupan manusia yang disebut juga lilin rembulan. Di alam ini kekuatan positif dan negatif berpelukan erat, karena itu upaya paling utama adalah bagaimana kita dapat memisahkan kedua kekuatan ini agar dapat dilahirkan di alam surgawi yang lebih baik di bandingkan di dunia. 3. 3. 2. Vihara Medan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 8. Vihara Medan Vihara ini merupakan salah satu vihara Buddhis beraliran Buddha Trevada dibawah naungan Majelis Pansdita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI). Vihara ini jauh dari kebisingan dan keramaian kota karena lokasinya memang dipinggir kota Medan, terdapat di wilayah administratif Deli Serdang tepat diperbatasan antara Kota Medan dan Deli Serdang. Ruas jalan yang lebar, tanaman pepohonan yang asri dan tertata rapi, tempat ini sangat terkenal dengan keramaian pada malam hari karena merupakan pusat kuliner malam. Di Komplek Perumahan Cemara Asri inilah berdiri Maha Vihara Maitreya yang sangat megah yang dibagun dengan design perpaduan asektektur bergaya oriental dan moderen. Dengan keberadaan Vihara terletak di Perumahan Komplek Cemara Asri maka untuk sampai ke vihara cukup hanya menaiki angkutan kota dan turun di depan gerbang utama perumahan lalu menaiki becak motor. Dapat juga berjalan kaki, karena jarak dari pintu utama perumahan skitar 1 Km. Saat memasuki daerah viahara, maka akan terlihat sebuah kolam yang dipenuhi oleh burungMeyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. burung bangau yang bebas beterbangan, dengan jarak 300 meter dari pintu utama dengan jalur jalan beraspal perumahan menuju vihara. Terdapat tiga patung singa yang juga berfungsi menjaga vihara, kemudia sebuah patung Buddha Maitreya yang tingginya sekitar 1,5 meter yang terbuat dari kayu Hong yang berasal dari Taiwan yang selalu menyebarkan baru harum yang khas. Didalam gedung yang terletak dilantai I terdapat tiga patung yang disebut dengan Graha Sakyamuni. Ketenangan dan keheningan begitu terasa saat memasuki Graha Sakyamini ini, terdiri dari patung Buddha Sakyamuni, Bodhisatva Avalokitevara dan Bodhisatva Satyakalama, dengan kapasitas kebaktian 1.500 orang. Dikedua sisi dinding terdapat lukisan pahatan batu yang mengisahkan pembinaan dan perjalanan hidup Buddha dan Bodhisatva serta kisah yang bersejarah tentang bakti terhadap orang tua. Pramita Kayu Buddha Maitreya terletak di depan Gedung Utama Maha Vihara, umat percaya bahwa dengan menyentuh Primata Kayu Buddha Maitreya akan mendatangkan berkah dan pengharapan yang dikabulkan. Banyak umat yang telah bersembah sujud dihadapannya. Disamping Gedung Seketariat ini dipajang lonceng berukuran besar yang disebut Kuai Le Zhong atau Genta Kebahagiaan. Genta berbobot tujuh ton didatangkan dari Tiongkok. Tampak di sisi genta terukir aksara Tiongkok yang berisikan Darma Hati yakni ajaran untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 9. Patung Bodhisatva Kwan Im Terdapat juga patung Bodhisatva Kwan Im berwarna putih berdiri tegak diatas seekor naga dengan latar yang menggambarkan alam kehidupan nirwana. Patung Bodhisatva Kwan Im diapit oleh dua jembatan kebahagian disebelah kiri dan jembatan kesehatan disebelah kanan. Beberapa ikan koi beraneka warna berenang bebas di kolam memerikan keindahan tempat itu. Dilantai II terdapat Graha Maitreya berdaya tampung seribu orang. Patung Buddha Maitreya dengan pose duduk bersila, tinggi tujuh meter yang terbuat dari tembaga yang didatangkan dari Taiwan. Karena terlalu besar maka patungnya dirakit di Indonesia. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 10. Graha Maitreya Ada juga terdapat Teko Healty Resto yang merupakan restoran yang menyajikan makanan vegetarian. Restoran yang menyediakan berbagaimakanan yang sangat sederhana, restoran ini buka setiap harinya mulai pukul 9 pagi sampai jam 2 siang, kemudian buka kembali jam 4 sore sampai jam 9 malam. Restoran ini setiap harinya dipenuhi oleh banyak orang. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 11. Restoran Vegetarian di Vihara Maitreya Medan 3. 4. Demografi Penganut Agama Buddha Maitreya Agama Buddha Maitreya merupakan agama yang penganutnya adalah orang Cina, dimana 14, 6 % dan 17% di Medan menurut data statistik. Mereka biasanya tinggal di daerah pusat kota dan bagian pemasaran. Ini disebabkan karena orang Cina dominan bermatapencarian sebagai pedagang. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Hokein, Hakka dan Kanji, penggunaan bahasa lebih sering dilakukan dalam interaksi sesama orang cina. Namun dalam acara seminar dan ibadah yang dilakukan divihara menggunakan bahasa Indonesia. Umat Buddha Maitreya juga menggunakan nama seperti nama orang Indonesia secara umumnya, mereka tidak mau memberikan namanya cinanya kepada orang yang bukan dari suku mereka. 3. 5. Aktivitas-aktivitas yang Berlangsung di Vihara Aktivitas-aktivitas yang sring berlangsung di vihara sangatlah banyak jika dilihat dari adat istiadat umatnya aktivitas berupa pernikahan, memberkati anak baru lahir, pemberkatan rumah serta pemakaman yang memerlukan bantuan para pandita serta merayakan tahun baru Cina atau Imlek. Selain itu sembayang meramal nasib dimana umat menyatakan sesuatu hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang dinamakan sembayang Ciam Sie. Sembayang ini dilakukan dengan membakar tiga batang dupa, kemudian umat mengacau alat sembayang Ciam Sei yang terbuat dari atom yang berukuran panjang satu meter dan beraksara cina, begitu seterusnya hingga ada satu jarum yang jatuh kelantai. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Perayaan dan sembayang pada Buddha Maitreya yang paling meriah yakni kelahiran Buddha Maitreya yang jatuh pada tanggal 1 bulan Januari. Masih banyak lagi sembayang-sembayang yang dilakukan divihara saat hari besar dan secara umum umat budha merayakannya juga seperti: a. Hari Waisak Hari waisak diperingati atau dirayakan biasanya bulan Mei setiap tahun, pada saat bulan purnama, untuk memperingati atau mengenang Tri Suci Sang Buddha Sidarta Gautama. Tri Suci ini meliputi kelahiran, pencerahan agung dan wafaatnya Buddha Sidarta Gautama. b. Hari Asadha Memperingati sebagai suatu peristiwa setelah tujuh minggu Sang Buddha Sidarta Gautama mendapat penerangan agung, dimana Buddha Sidarta Gautama memberikan ceramah yang pertama kali ketika bertemu dengan lima orang bekas temannya ketika menjalani kehidupan sebagai seorang petapa. c. Hari Magha Puja Magha Puja berarti setelah sembilan bulan sang Buddha Sidarta Gautama menerima penerangan agung. d. Hari Kathina Kathina biasanya diperingati setelah tiga bulan hari Asadha yaitu bulan Oktober yakni memperingati dimana umat mengumpulkan makanan sebelum musim hujan yang alat tenunnya terbuat dari kepingan kayu yang disebut Katthin atau masa memperingati masa terakhir musim. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Aktivitas-aktivitas sosial juga ada di vihara untuk mewujudkan Doktrin MAPANBUMI “yang penuh kasih kita juga akan terus berbagi kasih pada sesama”. Empat Departemen untuk mewujudkan doktrin tersebut yakni: a. Departemen Pengembangan Vihara Padan departemen ini membuka konsultasi spritual dimana umat yang butuh siraman rohani demi mengembangkan imannya dan tanya jawab seputar agama Buddha Maitreya. Departemen ini juga membuka kelas keluarga untuk konsultasi seputar keluarga agar tidak terjadi perpecahan dan memecahkan masalah-masalah dalam keluarga yang dibantu oleh para Pandita. b. Departemen Pendidikan Membuka Sekolah Minggu Buddhis, kelas remaja dan Pusat Pendidikan Bahasa mandarin. Departemen ini merupakan sarana pelengkap untuk memanjukan dan meningkatkan pengetahuan diluar dari pelajaran dari sekolah dan memperdalam iman. Mereka diajarkan belajar mandiri, menyanyi, menggambar, mereka juga mendapatkan pendidikan formal dan budi pekerti. Dengan memiliki moral dan ahlak mulia, anak akan menjadi leluasa berdiri tegak dilingkungan manapun dan mendapat sambutan hangat olah siapapun. Olah karena itu departemen ini berusaha mengajarkan anak menghormati orang tua, menyayangi yang muda, menghargai diri sendiri, penuh ketulusan, sopan santun dan penuh ketulusan serta bisa berbakti pada orang tua. c. Departemen Seni Budaya Membentuk tim paduan suara, tim senam dan tari kasih senam serta tim drama nurani. Kegiatan ini sering mengadakan pertandingan antara umat dari vihara lain yang ada di Sumatera Utara bahkan Indonesia demi menjalin Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. persahabatan antara umat Buddha Maitreya seluruh Indonesia khusunya Sumatera Utara. d. Departemen Sosial Merupakan kegiatan sosial seperti donor darah, bantuan korban bencana, pengobatan gratis dan lainnya. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Departemen Sosial yakni memberi bantuan korban bencana alam yang terjadi di Padang. Mereka memberikan bantuan berupa makanan yang langsung dibawa ke Padang oleh tim yang ikut. Mereka langsung memberikan bantuan yakni memberi makan diamana mereka juga melayani korban bencana dengan memasak makanan dan membagikannya. Makanan yang dibagikan juga makanan bermenu vegetarian. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB IV Kebiasaan Makan Bervegetarian Pada bab ini akan menjelaskan tentang kebiasaan makan, dimana menjelaskan tentang pengertian vegetarian pada umat Buddha Maitreya, serta konsep sakit dan penyakit. Sehingga dari situ dapat dilihat fungsi dan makna vegetarian itu bagi mereka. 4. 1. Pengertian/ KonsepVegetarian Pada Umat Buddha Maitreya Pada umat Buddha Maitreya mereka di wajibkan untuk melakukan vegetarian dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya itu berbeda-beda setiap orangnya seperti: Pandita Satya Vira, pandita di vihara Medan, berusia 45 tahun mengatakan: “ vegetarian merupakan sehat, segar, bersemangat, bugar dan jauh dari penyakit serta jauh dari dosa” Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar yang berusia 25 tahun menuturkan: “Vegetarian menurut saya adalah untuk membuat kita mengurangi dosa akan kita dalam memakan atau membunuh hewan, vegetarian juga akan membuat kita sehat dan jauh dari penyakit.....buktinya hampir setiap orang yang sudah tua banyakan akan memilih bervegetarian karena dapat membuat kita lebih tahan dan juga jauh dari dosa.” Ibu Sharleen, umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun: “vegetarian adalah pola makan seseorang dimana tidak mengkomsumsi daging/ sejenisnya, vegetarian dikatakan baik karena sebenarnya manusia akan lebih sehat apabila makan sayur-sayuran atau buah-buahan saja, tapi jangan salah penyakitpun dapat muncul apabila seseorang memiliki pola makan vegetarian yang salah karena banyak orang vegetarian yang tidak sadar akan kebutuhan tubuh, misalnya makan sayursayuran A, B, dan C saja, sehingga apabila ditelusuri tubuhnya kekurangan zat mineral, vitamin ataupun zat yang lain yang sangat penting bagi tubuh.....vegetarian akan menjadi baik Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. apabila orang itu mampu mengatur makanannya denga baik, sehingga zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh benar-benar terpenuhi.” Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55 tahun “ vegetarian adalah pola hidup yang bijaksana dimana selain menyehatkan jasmani dan rohani kita, juga menyehatkan lingkungan sekitar kita” Ida Royani, umat di Medan yang berusia 17 tahun: “Vegetarian menurut saya bebas dari penyakit dan vegetarian juga merupakan bentuk cinta kasih kesesama mahluk hidup” Ibu Netty Sou, umat di Pematangsiantar yang berusia 50 tahun: “Menurut pendapat saya, vegetarian itu adalah melindungi kehidupan, mengasihi kehidupan, dan mencintai kehidupan....kebanyakan orang berpikir bahwa bervega itu tidak memakan apa yang bernyawa, alangkah baiknya bila dibarengi dengan perbuatan dan cara bersikap...dengan bervege merupakan salah satu wujud kemanusiaan kita sebagai manusia terhadap sesama mahluk hidup lain, selain itu bervega juga merupakan usaha kita untuk membuat bumi kita ini jauh dari kehancuran.” Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan: “Vegetarian adalah pilihan untuk hidup dengan mengkomsumsi bahan-bahan makanan yang bukan berasal dari hewan, dan merupakan pola hidup manusia yang sesungguhnya dan jauh dari dosa” Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28 tahun “Mencegah penyakit masuk kedalam tubuh dan menjauhkan diri dari dosa” Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya yang mewakili dari umat Maitreya lainnya maka dapat disimpulkan bahwa pengertian vegetarian secara umum yakni: 1. Pola makanan yang tidak mengandung unsur hewani , hanya dari nabati dan tumbuhan 2. Mengurangi dosa atau jauh dari dosa, sehat dan jauh dari peyakit 3. Segar dan hidup Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 4. Mencegah kemungkin masuknya penyakit dalam tubuh 5. Pola hidup yang bijaksana Dari pengertian vegetarian menurut umat Buddha Maitreya terlihat mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang vegetarian. Selain mengetahui untuk tidak memakan daging dengan alasan untuk menjauhkan diri dari dosa, semua informan berpendapat bahwa manusia lebih cenderung vegetarian dengan beberapa data pendukung yang di tinjau dari anatomi tubuh yakni: 1. Mulut Mulut manusia terbuka kecil, sedangkan binatang pemakan daging seperti anjing mempunyai mulut yang terbuka lebar sehingga segumpal daging besar daging bisa masuk kedalam mulut. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 2. Susunan gigi Manusia mempunyai gigi seri, yang memotong tajam dengan gigi graham yang datar atau rata digunakan untuk melumatkan dan mengunyah makanan sama seperti hewan herbivora (pemakan tanaman). Sedangkan pemakan daging (karnivora) mempunyai gigi taring yang panjang, kuat dan tajam untuk merebut dan merobek-robek daging, gigi taringnya tajam di sisinya sampai mendekati rahang yang digunakan untuk memotong daging 3. Gerakan Rahang Gerakan rahang pemakan daging searah buka dan tutup saja, sedangkan hewan pemakan tanaman mempunyai tiga gerakan rahang yang berbeda. 4. Usus Pemakan daging memiliki perut yang sederhana, usus kecil yang pendek dan usus besar yang sangat pendek, lurus dan licin. Sedangkan pemakan tanaman mempunyai kapasitas perut yang lebih besar dengan bagian-bagiannya yang sering kali rumit. Usus manusia tidak berbentuk seperti para pemakan daging 5. Jalur Keringat Pemakan tanaman berkeringat melalui kulit sama seperti manusia, sedangkan hewan pemakan daging berkeringat melalui mulut 6. Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot Manusia meminum air dengan mengisap/menyedot seperti pemakan tanaman, sedangkan semua hewan pemakan daging menghirup dengan lidah mereka Dapat di simpulkan bahwa struktur tubuh manusia baik eksternal maupun internal, bila dibandingkan dengan hewan karnivora, menunjukkan bahwa sayur- Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang paling cocok dan aman untuk di komsumsi oleh manusia. Istilah vegetarian sebenarnya diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 september tahun itu oleh Joseph Brotherton, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari vegetarian Society Inggris. Kata ini berasal dari Bahasa Latin ‘vegetus’ yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup seluruhnya dari sayursayuran tapi tanpa kacang buah dan biji-bijian. Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai ‘Pythagorean’ atau mengikuti Sistem Pythagorean sesuai dengan Pythagoras Vegetarian dari Yunani Kuno. Kata Vegetraian dalam bahasa inggris berasal dari kata Vegetation yang artinya berpantang makan. Definisi asli dari vegatarian adalah makanan yang hanya memakan sayuran, buah dengan atau telur dan sejenis turunanya. Ada beberapa agama lain selain Buddha yang menerapkan vegetarian pada umatnya yakni Hindu dan Kristen Advent. Dalam masyarakat Hindu umat yang telah menyadari kealamian secara hidup bervegetarian mereka adalah orang-orang yang berkelompok dalam berbagai perkumpulan dan organisasi agama dan kerohaian. Dan di dalam kelompok ini pun sebagian besar mereka masih beranggapan bahwa mereka melaksanankan vegetarian hanyalah sebagai persyaratan ajaran dalam perkumpulan atau organisasi mereka. Sedangkan pada umat Advent di dorong untuk melakukan pola hidup sehat yakni vegetarian dengan tidak memakan makanan yang berasal dari babi, udang, kerang yang digolongkan haram menurut Imamat 11. Umat juga tidak mengkomsumsi alkohol Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dan tembakau. Mereka juga di larang melakukan hal-hal yang dianggap merusak tubuh, seperti misalnya tato dan melubang daun telinga. Ajaran Budha sebenarnya tidak mengencam ataupun menganjurkan praktik vegetarian. Di dalam ajaran Buddha, seseorang bebas untuk memilih apa yang akan mereka jadikan makanan, baik itu sayuran maupun daging. Mengkomsumsi makanan penting sekedar untuk bertahan hidup dalam waktu yang lama. Pada umat Buddha aliran Mahayana dan Tantrayana mereka boleh memakan daging dengan beberapa persyaratan yakni dengan tidak maka daging manusia, daging gajah dan kuda, daging anjing, daging ular, singa, harimau, macan kumbang dan beruang. Jenis makanan yang dilarang tersebut di katagorikan sebagai akappiya atau makanan yang tidak pantas dimakan namun tidak ada catatan mengapa jenis daging tersebut tidak dapat dimakan. Semua jenis binatang dapat dimakan dengan syarat yakni tidak: a. Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh b. Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat di bunuh c. Mengetahui bahwa binatang itu di bunuh khusus untuk dirinya Semua orang Budha percaya bahwa apa yang mereka lakukan di dunia akan terjadi kembali kepada mereka atau adanya kehidupan yang baru atau reincarnasi. Ini di tegaskan dalam Karma yang di bagi dalam tiga yakni: a. Sepuluh jenis karma baik 1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah di perolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang 2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur yang keadaannya bahagia Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. Sering mengadakan meditasi akibatnya adalah penitisan di alam bahagia 4. Berendah hati dan hormat akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur 5. Berbakti akibatnya akan diperoleh penghargaan dari masyarakat 6. Cenderung membagi kebahagian dengan orang lain 7. Bersimpati terhadap kebahagian orang lain akibatnya adalah menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan 8. Sering menengarkan darma akibatnya adalah berbuah dengan bertambahnya kebahagian 9. Gemar menyebarkan Dharma akibatnya adalah berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan 10. Meluruskan panangan orang lain yang keliru, akibatnya berbuah dengan di perkuatnya kenyakinan b. Sepuluh jenis karma buruk 1. Pembunuhan akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan 2. Pencurian akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh keinginan yang senantiasa tidak tercapai dan penghidupannya senantiasa tergantung kepada orang lain 3. Perbuatan asusila akibatnya mempunyai banyak musuh, beristri atau bersuami yang tidak disenangi, terlahir sebagi pria atau wanita yang tidak normal perasaan seksnya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 4. Berdusta akibatnya menjadi sasaran penghinaan dan tidak dipercaya khalayak ramai 5. Bergunjing, kehilangan teman-teman tanpa sebab yang berarti 6. Kata-kata atau ucapan kasar dan kotor akibatnya sering di dakwa yang bukan-bukan oleh orang lain 7. Omong kosong akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak tegas dan tidak dipercaya oleh khalayak ramai 8. Keserakahan akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharapharapkan 9. Dendam kemauan jahat/ niat untuk mencelakakan mahluk lain akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela 10. Pandangan salah, akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya, kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya. c. Lima karma buruk Lima perbuatan durhaka berikut ini mempunyai akibat yang sangat berat di penitisan alam neraka yakni: 1. Membunuh ibu 2. Membunuh ayah 3. Membunuh orang suci 4. Melukai seorang Buddha 5. Menyebabkan perpecahan Jenis karma yang dikenal oleh umat Budha Maitreya yang mereka tekankan dalam pola makan yakni pada 10 karma buruk yakni dalam karma yang pertama dan yang kesembilan. Dalam karma yang pertama dilarang untuk Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. membunuh, pembunuhan yang dimaksud adalah pembunuhan pada manusia dan hewan, jika itu dilanggar maka karma yang akan diterima yakni pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan. Sedangkan pada karma yang kesembilan yakni niat untuk mencelakakan mahluk lain akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit dan watak tercela. Karma inilah yang dipandang oleh semua umat Buddha Maitreya sebagai suatu yang perlu dihindari dengan cara mengasihi sesama manusia dan juga hewan dengan tidak membunuh apalagi memakan dagingnya. 4. 2. Konsep Sehat dan Penyakit Umat Buddha Maitreya sebagai informan dilokasi penelitian diperoleh jawaban tentang sehat dan penyakit dalam kehidupan mereka sebagai berikut: Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun “Sehat artinya tidak sakit jasmani maupun rohani, sedangkan sakit artinya kelainan pada jasmani maupun rohani” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Ibu Netty Sou, umat di vihara Pematangsiantar usia 50 “Sehat itu adalah bahagai, mempunyai pikiran positif dan dengan diseimbangi semangat berjuang tinggi....sehat itu bukan hanya sehat jasmani tetapi rohani juga, adakala manusia itu sehat jasmani, tetapi rohaninya tidak, nah inilah yang sering membuat manusia jatuh sakit.....penyakit itu adalah bibit-bibit yang buruk yang masuk kedalam tubuh kita yang dapat menyerang fisik dan juga rohani kita...jika kita tidak mencegah penyakit ini maka selamanya kita tidak akan sembuh...jadi agar kita tidak terkena penyakit belajarlah hidup sehat dengan bervegetarian” Iwanto Zhang, umat di vihara Medan usia 37 tahun “Sehat adalah keadaan yang seimbang antara fisik dan rohani seseorang, sehingga seseorang dapat menjalankan hidupnya dengan baik sebagaimana mestinya...sakit adalah terganggunya keseimbangan antara fisik dan mental seseorang yang berasal dari pada kehidupan yang dijalaninya” Diana, umat di vihara Medan usia 28 tahun “sehat adalah suatu keadaan atau kondisi yang baik yang melingkupi jasmani dan rohani seseorang....penyakit adalah kelainan dalam tubuh, dimana bagian-bagian tubuh tidak berfungsi secara wajar dan ada gangguan baik internal ataupun eksternal” Pandita Satya Vira, Pandita di vihara Medan “Sehat dan Penyakit berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Dimana sehat adalah bebas dari belenggu karma, sedangkan penyakit adalah pembalasan dosa karma.Pembalasan dosa karma adalah hukum keadilan dialam semesta. Dosa karma yang dimiliki manusaia merusak sampai kekehidupan yang mempengaruhi nasib yang harus dijalani. Dapat dikatakan dosa karma bisa mengendalikan manusia sampai merusak kebadan jasmani, hati, pikiran dan nasib kehidupan. Jangan mengira badan sehat-sehat saja, kalau dosa karma datang menagih maka tubuh yang sehat akan menjadi sakit. Menyerang sampai sel-sel tubuh bahkan seluruh organ tubuh bisa dikendalikan dosa karma. Bukan semata karena stamina kurang atau makan tidak teratur dan gizi tidak seimbang, tetapi ada dosa karma yang diam-diam merasuki tubuh hingga mempengaruhi kesehatan diri. Tidak hanya itu, dosa karma bahkan bisa mengendalikan hati dan pikiran sehingga membuat diri tertekan dan tidak bahagia.” Pandita Suhardi, Pandita di vihara Pematangsiantar Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. “Sakit bukan semata karena makan tidak sehat atau tidak fit saja, tetapi diam-diam ada dosa karma yang pegang kendali. Sampai suasana hati dan cara berfikir bisa dikendalikan dosa karma, sehingga terus mengkomsumsi makanan yang tidak baik dan tidak sehat. Alhasil penyakitpun semakin kronis dan sulit disembuhkan. Hanya dengan iman dan tulus membina diri sekaligus bertobat dan memperbaiki barulah berkesempatan untuk mengurangi dosa karma yang berat.” Dapat disimpulkan bahwa sakit yang mereka alami dikarenan oleh pola makan dan tingkah laku yang tidak baik yakni masih adanya dosa karma yang membelenggu. Dimana sakit yang dimaksud bukan saja sakit secara jasmani juga sakit secara rohani juga dapat datang. 4. 3. Fungsi dan Makna Vegetarian Bagi Umat Buddha Maitreya makanan yang baik hendaknya memenuhi kebutuhan tubuh akan kalori sebagai sumber energi/ tenaga dan nutrisi untuk kelangsunagn hidup. Pada prinsipnya makanan mempunyai fungsi: a. Untuk menyediakan energi atau kalori b. Untuk membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh c. Untuk mengatur proses metabolisme dalam tubuh d. Untuk mekanisme pertahanan tubuh. Fungsi organ tubuh dapat bekerja dengan baik apabila makanan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh yaitu nutrisi yang terdapat pada makanan. Umat Buddha Maitreya mengatakan bahwa menjadi vegetarian itu sangatlah banyak memiliki fungsi yakni: a. Mendekatkan diri dengan Tuhan Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun: “Menjadi vegetarian itu fungsi utamanya yakni untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar dosa-dosa karma dapat terhapuskan dan juga dengan bervegatraian kita dapat membersihkan mulut kita dari segala makanan hewani....bukan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. saja makanan hewani tetapi juga membersihkan diri dari katakata yang keluar dari mulut yang tidak baik” Buddha Maitreya mengganjurkan agar Umat Buddha Maitreya dapat mengendalikan indara-indara, sebab indara-indara memiliki dorongan yang kuat untuk dipuaskan. Diantara dorongan-dorongan yang sangat kuat itu paling sulit dikendalikan seperti sex, lidah dan perut. Ketiga ini merupakan garis lurus dan merupakan akarnya dan sulit dikendalikan. Pengendalian sex yakni hanya lebih mendekatkan diri kepada Tuha. Sedangkan, jika lidah sulit dikendalikan seseorang akan gampang berada dalam kebingungan dan marah. Dengan mengendalikan lidah dan perut untuk tidak mencicipi atau makanan yang dilarang oleh Buddha Maitreya yakni makanan yang berasal dari daging hewan dan makanan yang diwajibkan yakni nasi, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan dan susu serta madu. Dengan mengendalikan indara-indara tersebut maka dapat mendekatkan diri dengan Tuhan, dan mendapatkan hidup yang panjang serta bebas dari penyakit. b. Qing Kuo Pandita Suhardi mengatakan: c. “Merupakan Ikrar Vegetarian yakni membersihkan mulut dari makanan hewani dan juga membersihan mulut dari kata-kata yang tidak pantas diucapkan.” Ahimsa (menyayangi Hewan) Dengan tidak memakan daging maka Umat Buddha Maitrey telah mengikuti jejak Buddha Maitreya yakni menghormati segala jenis mahlukhidup dan menjaganya. Dengan menyayangi hewan maka terlepaslah dari karma buruk. Jadi Ahimsa adalah tidak menyakiti hati siapapun, tidak mengganggu, tidak merugikan mahluk lain. Ahimsa merupakan norma kesusilaan yang dapat Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. memberikan jalan untuk mencapai kesempurnaan penyucian batin atau rohani. Yuli, umat di vihara Pematangsiantar berusia 20 tahun mengatakan bahwa: “Saya menjadi seorang vegetarian awalnya memang untuk mengikuti Buddha Maitreya untuk tidak memakan daging, tapi dilain sisi saya merupakan orang yang penyayang binatang...seperti kucing dan anjing” d. Untuk mendapatkan pikiran yang jernih Vegetarian mengurangi sifat kehewanan dalam diri manusia yakni mudah tersinggung, marah dan kesalah pahaman. Cara makan sayuran dan buahan maka akan menjaga kemurniaan dan kesucian hati dan untuk sepenuhnya menghilangkan nafsu buruk dalam diri. Dan membuat pikiran jernih dalam mengambil sebuah kesimpulan atau sifat sabar selalu ada dalam hidup mereka. Pandita Satya Vira mengungkapkan: “Banyak penelitian yang telah membuktikan orang yang pemakan daging akan murah marah dan mengamuk layaknya seekor hewan yang marah dan sulitnya untuk menenagkan diri” Pada awalnya menjadi seorang vegetarian itu berfungsi hanya untuk mengghormati apa yang menjadi dasar dari Buddha Maitreya yakni untuk berpantang makan daging. Namun setelah sekian lama menjadi penganut dan menjalani sebagai seorang vegetarian, fungsi menjadi seorang vegetarian itu dapat dilihat dari segi kesehatan yakni badan menjadi fit dan segar dan menjaga lingkungan. Dari pengalaman waktu mengadakan wawancara dengan umat Buddha Maitreya, penulis dapat membenarkan bahwa seorang yang bervegetarian itu cenderung ramah dan sabar. Ini di sebabkan makanan yang mereka makan, ada sebuah pendapat “ you are what you eat” mengatakan bahwa seorang yang pemakan daging maka akan mudah marah seperti layaknya seekor hewan yang mengamuk. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Fungsi menjadi vegetarian dari sisi kesehatan yakni: a. Semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit Laman seorang staff bagian informasi vihara Pematangsiantar berusia 28 tahun: “Menjadi seorang vegetarian itu berarti tidak mengkomsumsi daging. Dengan berpantang mengkomsumsi daging maka dapat terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan hewan, seperti penyakit antharks yang mematikan. Dan mengetahui berbagai penyakit yang ditimbulkan jika memakan daging seperti jantung, kanker, darah tinggi, batu ginjal dan hipertensi dan lain-lain.” Dengan bervegetarian dapat mengurangi penyakit seperti yang telah dipaparkan oleh umat dan dapat mencegahnya. Dengan mengkomsumsi serat, vitamin, dan mineral yang terkandung dalam bahan pangan nabati dapat mengurangi dan mencegah terkena penyakit tersebut. b. Asupan makanan semakin terjaga Erlin, staff di bagian informasi vihara Medan : “... menjadi seorang vegetarian berarti sudah turut mengatur pola hidup karena seorang vegetarian mempunyai kemampuan merencanakan menu makanan yang memenuhi semua kebutuhan gizi bagi tubuh.” Dapat dilihat bahwa menjadi seorang vegetarian itu memberi banyak fungsi bagi umat Buddha Maitreya selain berfungsi dari sisi agama, vegatarian juga memiliki fungsi dari sisi kesehatan. Kehidupan Maitreya adalah kehidupan bervegetarian. Maitreya mengajarkan umatnya untuk meghormati semua jiwa mahkluk hidup karena berasal dari Laou (jiwa) dan memiliki nilai tersendiri yang sangat mulia. Dimana umat di ajarkan untuk tidak memiliki kuasa memutuskan kehidupan mahluk hidup dan tidak berhak mengambilnya. Hidup bervegetarian yang di ajarkan oleh Buddha Maitreya adalah memancarkan cinta kasih dan menghormati setiap benihMeyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. benih kehidupan di dunia. Dalam pengertian umum, kata vegetarian mengacu pada seseorang yang tidak memakan daging, baik daging merah, ikan maupun unggas atau produk hewani lainnya. Namun vegetarian Maitreya memiliki makna yang lebih mendalam, makna menjadi seorang vegatarian di awali dengan fungsi menjadi seorang vegetarian yang telah di ungkapkan oleh informan dalam wawancara yakni: a. Dengan berirkar vegetarian atau Qing Kuo berarti sudah menyatakan ketulusan untuk bersatu dengan Tuhan, mengikuti kehendak Tuhan, Sang Pencipta. Dengan Qing Kuo juga telah bersatu pandangan dengan Buddha Maitreya dan berperan nyata dalam membantu Misi Suci Buddha Maitreya. Orang yang telah Qing Kuo adalah orang yang sangat beruntung karena namanya dicatat dengan tinta emas di kitab San Kwan Da Di (Tiga Buddha Penjaga Langit). b. Ungkapan dalam menghargai segala mahluk dengan tidak melukai atau membunuh c. Ungkapan kasih dengan dengan tidak melukai mereka dalam bentuk pikiran, ucapan dan tindakan. Kemurnian dalam tiga hal ini merupakan semagat dari kasih universal d. Vegetarianisme memberi kedamaian dan semakin mendekatkan kita dengan ciptaan lain e. Kehidupan dari semua hewan adalah sama berharganya dengan kehidupan manusia, maka itu manusia perlu menghargai mereka. Mengasihi dan menghargai segalanya adalah alasan vegetarianisme yang paling mendasar. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Kini tren hidup bervegetarian semakin mendunia, vegetarian menjadi pilihan bagi orang-orang yang peduli akan kesehatan. Kenyataan itu sangat membahagiakan penganut Buddha Maitreya. Sebagai umat Buddha Maitreya yang sudah Qing Kuo sangat beruntung dan merasa bangga karena umat Buddha Maitreya telah berada di barisan terdepan sebagai masyarakat yang mengaplikasikan vegetarian dalam pola makan sehari-hari sejak jaman dahulu kala. 4. 4. Pengetahuan Bahan Makanan Dalam memenuhi kebutuhan akan nutrisi dalam tubuh seseorang harus mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam makanan yang dia makan. Begitu juga halnya umat Buddha Maitreya, mereka mempunya pengetahui yang sangat besar tentang nutrisi-nutrisi yang ada disetiap makanan yang mereka makan. Jika tidak maka mereka akan mengalami kekurangan nutrisi dalam tubuh. Pengetahuan tentang nutrisi dalam setiap makanan, selain diperoleh dari orang tua yang di turunkan secara turun temurun juga mereka dapat dari buku-buku yang sekarang ini banyak membahas tentang vegetarian. Umat Buddha Maitreya juga mendapatkan pengetahuan dari seminar-seminar yang sering dilakukan di vihara tentang makanan vegetarian, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sharleen, umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun: “ Divihara sering diadakan seminar-seminar tentang vegetarian, dan juga cara memasak makanan vegetarian yang enak dan bervariasi…jadi kita semakin memiliki banyak pengetahun tentang makanan vegetarian serta kandungan dalam makanan…tapi saya juga banyak membeli buku tentang makanan vegetarian sebagai tambahan….” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 4. 4. 1. Macam/ Bahan Makanan Vegetarian a. Sayur-sayuran dan Buah-buahan Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Dalam memilih sayur-sayuran dan buah-buahan tidak ada masalah, seperti yang diungkapkan, Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34 tahun: “Semua jenis sayur dan buah dapat dimakan karena itulah yang harus dimakan namun dilihat juga kondisinya, agar nantinya aman dimakan.” Jadi sayuran dan buah semua dapat dimakan sama halnya dengan apa yang dimakan oleh manusia pada umumnya seperti kentang, wortel, sawi, jambu, salak, apulkat dan lain-lain. Sayur berwarna hijau merupakan sumber yang kaya provitamin A. Semakin tua warna hijaunya, semakin banyak kandungan provitaminnya. Kandungan vitamin yang ada didalam sayuran membantu memperlambat proses penuaian dini,mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru, dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang berwarna hijau diantaranya kangkung, daun singkong, daun pepaya, dan genjer. Didalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksida dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari zat yang mengandung racun. Alpukat, apel, belimbing, jambu, jeruk, mangga dan pepaya banyak mengandung vitamin A. Sedangkan kecambah (toge) merupakan sumber vitamin E. Buah salak, sawo, jeruk nipis, arbei, nangka, dan srikaya merupakan buah-buahan yang kaya kalsium. b. Umbi, beras, dan Kacang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. “Umbi, beras, dan kacang merupakan makanan yang banyak ditemukan di Indonesia dan tidak sulit mendapatkannya dan merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya” Itulah penuturan Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55 tahun, ada pun makanan yang dimakan dalam katagori Umbi, beras, dan kacang seperti kentang, ubi kayu, umbi rambat, beras, jagung, gandung, Kacang polong, kacang kedelai, kacang mete, kacang tanah kacang bogor, Kacang panjang, buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam. Umat Buddha Maitreya sangat banyak mengkomsumsi jenis makana ini karena banyak mengandung gizi dan juga merupakan makanan pokok orang indonesia secara umum. Begitu banyak jenis umbi-umbian, misalnya kentang, ubi kayu, dan umbi rambat yang dapat menetralkan gas ganas dalam tubuh. Mengkomsumsi ubi rambat untuk sarapan pagi bermanfaat untuk mengilangkan racun dalam tubuh. Sarapan pagi dengan umbi-umbian murah, sehat dan lezat. Kelompok padi-padian seperti beras, jagung, dan gandung mengandung kabohidarat, kalsium dan zat besi serta mineral. Kacang polong, kacang kedelai, kacang mete, kacang tanah dan kacang bogor merupakan kelompok kacangkacangan. Kacang kedelai merupakan jenis yang terbaik karena kandungan nutrisinya. Kacang panjang, buncis, kacang hijau, kacang merah dan kacang hitam banyak mengandung zat besi dan kalsium. Namun ada yang perlu diperhatikan bahwa tidak dianjurkan menkomsumsi banyak kacang tanah karena kandungan lemaknya tinggi dapat mengalami diare. Kacang tanah biasanya dicampurkan pada masakan sayur seperti sayur asam dan gado-gado. c. Susu, Telur dan Madu Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Susu, telur dan madu tidak semua umat Buddha Maitreya dapat mengkomsumsinya apalagi jika sudah menjadi vegan. Diana, umat di vihara Medan 28 tahun: “Saya masih meminum susu hewani, telur, dan madu dan banyak mengandung nutrisi namun harus perlu diperhatikan masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan warnanya, untuk bayi pemberian susu sangat baik adalah ASI” Sedangkan pada umat yang sudah vegan mengkomsumsi susu yang terbuat dari kacang-kacangan, seperti yang diungkapkan Ibu Netty Sou, umat di vihara Pematangsiantar: “ walau menjadi seorang vegan tidak dapat minum susu saya menggunakan susu yang terbuat dari kacang-kacangan dan itu saya buat sendiri agar lebih aman” Susu banyak mengandung banyak nutrisi yang mudah dicerna. Susu berasal dari hewan sering dikalengkan juga banyak mengandung nutrisi namum harus diperhatikan masa kadarluarsanya dan memperhatikan perubahan warna. Susu sangat baik bagi semua orang terutama pada bayi dan anak-anak. Namun demikian susu yang paling baik bagi bayi yakni ASI (Air Susu Ibu) karena lebih banyak mengandung banyak nutrisi dari pada susu yang berasal dari hewani. Bagi umat yang sudah vegan dianjurkan lebih mengkomsumsi susu kacang kedelai dan mengolahnya sendiri agar benar-benar higenis. Telur merupakan makanna yang banyak mengandung protein, namun demikian dalam pemilihan telur haruslah diperhatikan dan tidak busuk. Telur yang berasal dari telur ayam ternak yang disuntik obat-obatan kimia pemicu hormon, cenderung memiliki tingkat kolestrol tinggi. Seperti yang di ungkapkan oleh Yuli, umat di vihara Pematangsiantar usia 20 tahun: “Saya lebih sering mengkomsumsi telur ayam kampung, karena ayamnya tidak disuntik dengan hormon....sedangkan madu Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. membantu penyembuhan penyakit, jika dilarutkan dalam air panas maka efek kuatnya dapat dikontrol. Madu dapat mengatasi gangguan kesehatan seperti panas dalam dan sakit menjelang menstruasi. Kualitas keaslian madu dapat dilihat dari warnanya, manu yang asli terlihat keruh dan memiliki rasa manis alami” d. Bumbu Dapur dan Makanan Olahan Bumbu dapur merupakan bumbu yang dapat menambah citra rasa makana, sama halnya bagi orang kebanyakan bumbu dapur seperti kunyit, jahe, bawang, cabe dan tomat, namun untuk penyedap rasa yang terbuat dari bahan kimia tidak terlalu dianjurkan untuk digunakan secara berlebihaan. “....bumbu yang terbuat dari bahan kimia tidak terlalu baik digunakan secara berlebihan karena dapat menyebabkan banyak penyakit seperti kanker, jadi lebih sering aja menggunakan bumbu yang alami seperti bawang, jahe, kunyit,...” Itulah penuturan Diana, uamat viahara medan 28 tahun, dia juga menambahkan: “....makanan olahan lainnya seperti tempe dan tahu, roti serta gulten juga sangat enak tidak meninggalkan vitamin asalnya” Selain menyedapkan makanan, bumbu dapur juga juga dapat sebagai obat bagi berbagai penyakit. Seperti kunyit dapat meredakan batuk dan antioksida, lada menghilangkan rasa lelah, merelaksasikan otot serta membangkitkan semangat, jahe berfungsi menghambat pertumbuhan jamur, obat flu, batuk dan melancarkan asi, serta masih banyak lagi bumbu dapur yang berguna. Sedangkan makanan olahan sangat banyak seperti tahu, tempe, roti, gluten dan lain-lain memiliki banyak vitamin seperti vitamin dari asalnya. e. Air Mineral Tanpa air manusia tidak bisa bertahan hidup, cairan merupakan pencernaan nomor satu dalam tubuh. Para vegetarian membutuhkan cairan yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. lebih seikit karena buah-buahan dan sayur-sayuran dikomsumsi sudah banyak mengandung air. Laman staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar, 28 tahun mengatakan; “Air minum yang diminum harus bersuhu sedang, tidak terlalu panas maupun dingn. Minuman yang dingin dapat menghambat pencernaan, pembekuan diorgan usus, diare, rematik dan radang tenggorokan. Lebih mengutamakn meminum air putih saja dari pada air yang sudah diberikan penambahan warna dan perasa seperti soft drink karena dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh. Sebagian soft drink menyebabkan kecanduan karena kandungan kafein didalamnya.” f. Rumpu Laut dan Ganggang Laut “ Rumput laut dan gangang laut dapat ditemukan pada agaragar yang banyak dijual, tidak sulit untuk menemukannya...tapi untuk mendapatkan nutrisi yang lebih baik mengkomsumsi rumput laut dan ganggang laut yang belum diolah seperti agaragar...” Itulah yang diungkapkan oleh Erlin, staff bagian informasi umat di vihara Medan 23 tahun. Umat Buddha Maitreya sangat dianjurkan mengkomsumsi ganggang laut karena satu-satunya sumber vitamin yang penting dalam tubuh . Rumput laut kaya nutrisi dan sangat baik bagi proses pencernaan dan penyerapan zat gizi dalam tubuh. g. Gula Putih Gula putih disebut sebagai “racun putih” atau makanan “kosong kalori”, miskin mineral, maupun vitamin. Mengurangi komsumsi gula dan menggantinya dengan madu akan mengurangi kelelahan, membuat lidah lebih peka dan meningkatkan daya ingat terutama pada anak-anak. Akibat-akibat yang ditimbulkan dari kelebihan mengkomsumsi gula putih adalah penyakit diabetes, gigi berlubang dan kegemukan. Ayertia umat vihara Pematangsiantar, 34 tahun: “ Gula putih merupakan makanan yang sedikit mengandung nutrsi, namun pada anak-anak dapat meningkatkan daya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. ingat....tapi gula juga sangat penting sebagai perasa manis...jika berlebihan mengkomsumsinya dapat mengakibatkan diabetes, gigi berlubang dan kegemukan” h. Minyak Goreng Haryono, umat divihara Pematangsiantar, 35 tahun: “Minyak goreng sangat banyak kegunaannya seperti untuk memasak makanan agar terlihat lebih gurih. Namun makanan yang di olah menggunakan minyak goreng yang berlebihan seperti gorengan akan mendatang kan penyakit seperti kegemukan.” i. Garam Garam berguna sebagai perasa pada makanan agar tidak hambar, kegunaan garam yang lain juga ada seperti yang diungkapkan oleh Iwanto Zang, umat di vihara Medan, 37 tahun: “Garam dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga. Kekurangan garam akan mengakibatkan penurunan stamina tubuh, sebailiknya kelebihan garam dapat mengakibatkan kebutuhan cairan atau haus. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat kelebihan garam adalah darah tinggi, jantung, ginjal dan lekas lelah. Namun pemilihan garam haruslah garam beriodium karena dapat memberikan daya ingat yang kuat.... Penggantian garam denga kecap asin juga menyehatkan.” 4. 4. 2. Fungsi Bahan Makanan Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh, diperlukan perencanaan yang cermat agar menu vegetarian yang dikomsumsi mengandung zat gizi yang seimbang dengan mengetarhui fungsi bahan makanan yang dimakan. Dengan demikian, selama menerapkan pola makan vegetarian, tubuh tidak akan mengalami difesiensi gizi. Masyarakat umat Buddha Maitreya harus dapat mengkombinasikan berbagai bahan pangan agar tidak menimbulkan ganguan kesehatan. Sebagai contoh kombinasi antara tahu dan tempe di campur dengan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. santan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kolestrol yang selanjutnya dapat menjadi masalah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Selain dengan menu seimbang, untuk dapat hidup sehat sebagai vegetarian perlu juga di imbangi dengan pola hidup sehat tanpa nikotin, kafein dan alkohol, kukup istirahat dan tidak makan berlebihan. Meskipun hanya mengkomsumsi bahan nabati, makan secara berlebihan juga dapat menyebabkan obisitas. Nutrisi yang lengkap dan seimbang bagi tubuh harus dipenuhi agar energi tersedia cukup. Energi yang dibutuhkan sangat tergsntung pada masing-masing individu. Perempuan lebih memerlukan sedikit energi dari pada pria, tetapi juga membutuhan energi yang besar pada priode hamil dan menyusui. Pada prinsipnya fungsi bahan makanan yakni untuk memenuhi nutrisi, ada beberapa jenis nutrisi yang harus dipenuhi, yaitu protein, kabohidrat, serat, lemak, vitamin, mineral dan air. Prinsip dasar ini harus di pahami oleh semua umat Buddha Maitreya agar menu vegetarian dapat lebih mudah di susun. a. Protein Protein berfungsi dalam regenerasi jaringan dan pertumbuhan. Protein adalah penyusunan jaringan tubuh setelah air. Protein meupakan persenyawaan kimia yang terbuat dari rangkaian molekul yang disebut dengan asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang penting bagi nutrisi manusia. Sumber utama protein hewani adalah daging dan ikan, Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun mengatakan “Sumber utama protein memang banyak terdapat pada daging dan ikan namun saya dapat memenuhi kebutuhan protein dengan bahan pangan kacang-kacangan, tahu, tempe, dan kedelai, keju, yoghurt, susu dan berbagai jenis telur” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Pemenuhan kebutuhan protein pada masyarakat uamat Buddha Maitreya yang tidak vegan selalu cukup dan tidak ada masalah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi umat Buddha yang vegan, perlu dicampurkan bahan makanan. Ibu Netty Sou yang merupakan seorang vegan mengatakan: “ Tidak perlu kuatir akan pemenuhan kebutuhan akan protein, hanya dengan membuat perencanaan dengan membuat kombinasi dalam makanan sehari-hari...perencanaan dapat diperoleh dari buku-buku makanan vegetarian” Tabel 4. Contoh kombinasi makanan dalam pemenuhan nutrisi protein No Bahan Pangan Padi-padian Kombinasi yang Dianjurkan Beras + kacang-kacangan Jagung + kacang-kacangan Gandum + kacang-kacangan Kacang-kacangan Kacang-kacangan + beras Kacang polong + gandum Kacang Kedelai + gandum + beras Sayuran b. Kol + jamur + sereal Contoh Makanan • Nasi dengan tempe atau tahu • Nasi jagung dengan tempe, tahu atau osengoseng kacang merah • Roti tawar dengan selai kacang • • Nasi dan sup kacang merah Susu kedelai, roti tawar dan nasi Sereal serta oseng kol serta jamur Kabohidrat Kabohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Selain terdapat pada buah dan kacang-kacangan, nutrisi ini juga terdapat di dalam makanan pokok seperti beras, gandum, kentang dan umbi-umbian. “Pemenuhan akan kabohidrat tidaklah sulit karena makanan pokok kitakan berasal dari beras dan juga banyak terdapat pda ubi” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Untuk pemenuhan kabohidarat masyarakat umat Buddha Maitreya tidak ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan. Seperti yang diungkapkan oleh Diana, umat di vihara Medan usia 37 tahun. c. Serat Serat adalah unsur makanan dari tumbuh-tumbuhan yang tidak dicerna oleh enzim dalam sistem pencernaan manusia. Fungsi serat bagi tubuh yang diketahui oleh umat Buddha Maitreya sebagi informan yang mewakili yakni Vera Yuliana, umat di vihara Medan 29 tahun mengatakan: “Serat sebagai pengaturan gula darah, serat dapat mencegah kegemukan karena menyerap air dari dalam tubuh sehingga akan menimbulkan perasaan kenyang ....Serat dapat megatur fungsi usus besar dengan cara menjaga makanan mengalir dengan lancar melalui saluran pencernaan dengan memastikan untuk keluar bersama kotoran.” Sama halnya dengan kabohidrat, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak ada mengalami kendala karena semuanya berasal dari tumbuhan. d. Lemak Lemak adalah persenyawaan kimiawi yang terdiri dari atas gliserida, fospolifid dan streol. Salah satu bentuk streol adalah kolestrol. Fungsi lemak umumnya sebagai sumber energi, lemak juga melindungi organ-organ tubuh bagian dalam dan sebagai insulator jika terjadi perubahan suhu. Kekurangan lemak di dalam makanan menyebabkan kulit kering dan bersisik. Makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama di bandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak. Penyebabnya, lemak dan minyak akan lebih lama berada dalam lambung dibandingkan dengan kabohidrat dan protein. Proses penyerapan lemak juga lebih lambat di bandingkan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. unsur-unsur lainnya. Lemak sangat berpotensi untuk mengemukkan badan dari pada di bandingkan kabohidarat karena lemak dapat menghasilkan energi dua kali lipat. Lemak terdapat di dalam daging, susu, margarin, mentega dan minyak makan. Sedangkan pada umat Buddha Maitreya mendapatkan lemak pada makanan yang digoreng dengan minyak dan makanan yang dicampur dengan margarin. Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun mengatakan: “Selain berguna bagi tubuh, lemak juga memegang peran penting dimana lemak sangat berpengaruh terhadap rasa makanan.....lemak juga berfungsi memperbaiki tekstur makanan sehingga makanan tersebut lebih mudah ditelan.” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. e. Vitamin Meskipun jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit, tetapi kurang salah satu vitamin saja dapat mengakibatkan gejala defisiensi vitamin yang serius. Vitamin-vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh di antaranya adalah vitamin A (terdapat pada buah dan sayur berwarna), vitamin C (terdapat pada buah dan sayur), vitamin D (terdapat pada margarin, telur dan mentega), vitamin E dan K (kecambah, minyak sayur, sereal, telur, dan sayuran). Dalam pemenuhan kebutuhan, masyarakat umat Buddha Maitreya tidak ada mengalami kendala karena sebagian vitamin berasal dari tumbuhan. Namun pada vitamin B12 hanya terdapat pada hewan seperti hati, telur, susu dan produk olahn susu dan daging terutama pada daging sapi dan babi. Pada masyarakat umat Buddha Maitreya dengan tipe vegan sangat rentan terhadap penyakit kekurangan B12. Vitamin B12 di butuhkan untuk pembelahan sel dan pembelahan sel-sel darah. Kekurangan vitamin B12 juga akan mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kesemutan ditangan dan kaki, hilangnya rasa di tungaki kaki dan tangan, pergeraka yang kaku di samping beberapa gejala yang mungkin terjadi seperti buta warna tertentu termasuk warna kuning dan biru. Ibu Netty Sou yang merupakan seorang vegan mengatakan: Untuk mencegah kekurangan B12 saya biasanya menggunakan suplemen vitamin B12. f. Mineral Mineral memiliki berbagai peran bagi tubuh, tergantung pada jenisnya. Misalnya dalam mengakaktifkan sistem enzim pada metabolisme tubuh. Sumber anti oksida yang baik tentunya berasal dari makanan alami, berikut adalah contoh Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. mineral-mineral yang penting yang perlu diketahui seperti kalsium dan fosfat yang berfungsi untuk membentuk tulang yang kuat, memelihara denyut jantung, mengantar influs saraf dan membantu dalam proses pembekuan darah yang dapat diperoleh dari tahu dan buah-buahan kering. Zat besi yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel darah merah yang banyak terdapat pada sayuran hijau, gandum, roti, telur, dan buah-buahan kering. Sedangkan Zinc memegang peran bagi reaksi enzim dan sistem kekebalan tubuh. Masyarakat umat Buddha Maitreya juga sering mengalami kekurangan zinc namun hal itu tidaklah terlalu sulit seperti pada pemenuhan kebutuhan akan vitamin B12. “Untuk mengatasi masalah ini saya melakukan dengan cara mengkomsumsi kacang-kacangan dan produk olahan kacang kedelai seperti tempe dan susu kedelai atau mengkomsumsi suplemen zinc, namun itupun tidak boleh menggunakannya terlalu banyak karena dapat menyebabkan anemia da resiko terkena penyakit jantung” Itulah yang dilakukan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun, dia juga menambahkan: “Mineral-mineral ini dapat ditemukan pada roti, tepung terigu, produk sereal dan sayuran....buah-buahan seperti pisang juga merupakan sumber mineral yang baik.” o Air Sekitar 55-60 % dari berat tubuh orang dewasa terdiri atas kandungan air. Biasanya total air yang dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru-paru dan saluran pencernaan berjumlah kurang lebih 2,5 liter. Jumlah yang sama umumnya diperoleh melalui makanan dan minuman. Walaupun tidak banyak minum, tubuh harus mengeluarkan air sebanyak 0,5 liter setiap hari untuk membuang kotoran yang terdapat dalam tubuh. Untu itu setiap manusia di wajibkan untuk lebih Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. banyak minum air tanpa terkecuali pada masyarakat yang vegetarian maupun yang tidak. Seperti pengakuan Candra umat di vihara Pematangsiantar 38 tahun: “Air itu sangat penting dalam tubuh, saya mengkomsumsi air untuk minum walaupun sebenarnya makanan yang saya makan juga sudah mengandung banyak air seperti buah-buahan dan sayur...tapi air itu masih dibutuhkan juga” 4.5. Bahan Dasar Makanan Pengganti Oleh karena dalam menu vegeteraian tidak terdapat daging maka muncullah kreativitas membuat makanan pengganti makanan. Ada berbagai macam makanan pengganti daging yang ditawarkan pada para vegetarian makanan pengganti daging ini berfungsi menggantikan daging dalam hal rasa dan protein yang dikandung. a. Gulten Gulten pertama kali ditemukan oleh par biksu agama Buhda pada saat bereksprimen dengan tepung kanji dan air. Mereka berhasil menemukan jenis bahan makanan baru yang kenyal dan bertekstur seperti daging. Banyak yang mengetahui cara pembuatan Guleten ini seperti yang diungkapkan Ibu Sharlen, umat di Pematangsiantar yang berusia 40 tahun: “Proses pembuatan gulten tidak telalu sulit, tapi perlu kesabaran seandainya gulten yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan, yaitu terlalu kenyal atau sebaliknya...untuk hasil yang bagus dan tidak repot biasanya membeli yang sudah jadi tidak repot dan praktis.” b. Proteina Proteina dalah makanan pengganti makanan hewani yang gizinya tidak kala dengan daging sapi segar. Ibu Sharlen juga mengatakan: Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. “Proteina yang beredar di pasaran memiliki beragam bentuk dan ukuran tergantung kepada tujuan pengolahan proses pembuatannya hampir sama denga gluten” Ada proteina yang berbentuk bongkahan, yaitu menyerupai potongan daging. Biasanya diolah untuk sate, sambal goreng dan rendang. Ada juga proteina berbentuk cincangan ataupun kasar. Proteina jenis ini akan mengembang setelah direndam dalam air, cocok untuk bistik. Jenis proteina yang lain adalah proteina berbentuk irisan kecil, sering kali diolah menjadi martabak dan mie goreng. Proteina dapat diolah menjadi jenis makanan apa saja sesuai selera dan kreativitas seseorang. c. Kaki jamur Jamur kini sering diolah sebagai makanan pengganti daging. Penyebabnya adalah kandungan protein jamur ditambah kandungan penyedap rasa alami yang tinggi membuat rasa gurihnya hampir selezat makanan hewani. Oleh karena itu tidak heran bila jamur digunkan para vegetarian untuk menggantikan menu daging mereka, seperti yang diungkapkan oleh Haryono, umat di vihara Pematangsiantar usia 35 tahun: “Jamur sangat enak dan jamur yang biasa digunakan bisa sebagai pengganti daging adalah jamur hioko, jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, dan jamur siangkuh.” Jamur juga mudah dicerna dan dikabarkan bisa mengobati penyakit tertentu. d. Susu hewani Bagi penganut vegan umat Buddha Buddha mengganti susu hewani dengan susu kedelai, namun bagi yang bukan vegan masih dapat menggunakan susu hewani. Susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi karena kangdungan proteinnya hampir sama dengan kandungan protein di dalam susu sapi. Selain itu dua gelas susu kedelai sudah memenuhi 30% kebutuhan protein dalam sehari. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Komposisi zat gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Bagi umat yang sudah vegan di anjurkan agar membuatnya sendiri seperti yang dilakukan oleh ibu Netty Sou umat di vihara Pematangsiantar usia 50 tahun: “Saya lebih suka membuat sendiri, caranya mudah saja cukup membeli kacang...agar lebih enak saya mengkombinasikan jenis kacang, seperti kacang merah, kuning, kacang hijau...kemudian saya masak tampa menggunakan air atau minyak baru saya giling ke tempat penggilingan yang ada di pajak.” 4. 6. Pengaturan dan Pemilihan Makanan Dalam pengaturan dan pemilihan makanan yang di hidangkan sehari-hari masyarakat umat Buddha Maitreya lebih sering mengalami rasa bosan karena bahan makan yang hanya sayuran dan buah saja. Untuk menghindari rasa bosan maka banyak dari mereka yang membeli di restoran yang khusus menjual menu vegetarian atau membeli buku panduan yang menghidangkan makan vegetarian. Setidaknya dalam menu mereka sehari-hari lebih sering menghidangkan tahu dan tempe seperti yang dilakukan oleh Meliawati Huang umat di vihara Pematangsiantar, 33 tahun: “Menu kesukaan saya 3T....yaitu tahu, tempe, dan terung....tidak repot mudah dan murah” Tapi dalam cara memasak masyarakat umat Buddha Maitreya sangatlah mudah atau dengan kata lain tidak terlalu repot hanya menumis atau mengorengnya saja. Dalam pemilihan menu seimbang bagi kebutuhan tubuh sehari-hari berarti terkait dengan pemilihan beragam tipe makanan untuk meninggkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh. Hal ini juga terkait dengan pemilihan bahan makanan yang menyehatkan, memiliki citra rasa lezat, sekaligus tampak menarik. Penambahan lemak dapat meningkatkan kelezatan masakan Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. karena fungsi lemak dalam makanan dapat memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah, serta memberikan sifat empuk pada kue. Pada umat Buddha Maitreya menggunakan lemak yang berasal dari nabati seperti minyak makan, kelapa, dan mentega namun di anjurkan agar tidak berlebihan karena dapat menimbulkan kolestrol. Pemilihan makanan yang enak rasanya sekaligus dapat menyehatkan tergantung pada beberapa faktor yaitu sebagai berikut: a. Kelezatan makanan tergantung pada bahan penyedap rasa dan bumbu yang digunakan. Kacang-kacangan dan sereal memiliki citra rasa sendiri dan dapat meningkatkan kelezatan makanan. Dan untuk menghindari kebosanan maka di buat berbeda setiap hari bumbu yang akan di campur. b. Tekstus juga perlu diperhatikan misalnya mengkombinasikan sayuran c. Penampilan juga dapat meningkatkan selera makan. Warna bahan makanan perlu di kombinasikan agar lebih beragam d. Dan yang terakhir dan sangat harus diperhatikan adalah saat pemasakan haruslah lebih dahulu di cuci dengan bersih agar kotoran yang menempel dapat hilang, begitu juga pada makanan yang langsung di makan seperti buah-buahan serta selada. Faktor-faktor tersebut berasal dari umat yang sebagai informan yakni Meliawati Huang umat di vihara Pematangsiantar, 33 tahun. Namun demikian setiap orang berbeda kebutuhan gizi dan daya tahan tubuhnya, mereka juga memiliki trik atau menu vegetarian dilihat dari faktor usia dan kondisi. Dalam pemilihan informan mewakili setiap faktor usia dan kondisi, peneliti hanya mengambil satu informan saja. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 4.6. 1.Vegetarian pada Ibu hamil Masa kehamilan adalah masa-masa yang sangat membahagiakan sekaligus menegangkan bagi sebagian besar wanita. Setiap calon ibu tentu mengharapkan bayinya lahir dan menjadi anak yang cerdas. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk menyambut kelahiran sang bayi. Selain kesibukan mempersiapkan kebutuhan bayi, kecukupan nutrisi bagi ibu dan janin dalam kandungan juga penting di perhatikan. Ratna umat di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun yang pernah mengalami masa hamil mengatakan: “Ibu hamil yang vegetarian haruslah terlebih dahulu memeriksakan keadan atau kondisi kesehatan terlebih dahulu kedokter atau bidan agar calon bayi nantinya lahir dengan sempurna dan sehat. Kehamilan berarti makan untuk dua orang, adanya perubahan pola makan sebelum hamil namun perubahan tersebut tidak dilakukan secara dramatis. Ibu hamil perlu memilih makanan mereka secara bijaksana, sangat penting untuk makan makanan yang kaya akan nutrisi, tetapi tidak terlalu tinggi kadar gulanya atau berlebihan kalorinya.” Seorang wanita yang vegetarian sering kali menghadapi keraguan ketika sedang hamil, hampir semua dokter yang mereka datangi tidak lebih dahulu menanyakan apakah mereka adalah seorang vegetarian. Para ibu hamil umat Buddha Maitreya memiliki pengetahuan dalam pemenuhan nutrisi yakni dengan merancangkan pola makannya, yang mereka dapatkan dari dokter kandungan atau bidan atau dari orang-orang yang pernah mengalami kehamilan. Contoh menu untuk ibu hamil a. Sarapan pagi Sereal dengan buah dan susu atau roti panggang dengan selai kacang dan segelas jus buah b. Makan siang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Nasi, tempe, dan tahu goreng dengan sop sayuran, jus buah dan buah-buahan segar c. Makan malam Nasi, tumis brokoli, tahu dan susu Mereka juga memastikan mengkomsusmi bahan makanan yang diperkaya dengan B12 atau menambahkan multivitamin yang mengandung B12. Selain itu mereka juga mengetahui beberapa nutrisi penting yang harus dicukupi dalam menu sehari-hari: a. Asam Folat Dalam pemenuhan kebutuhan pada asam folat yang diperlukan dalam memproduksi protein dan darah, sekaligus berfungsi sebagai pertumbuhan dan pembelahan sel.Asam folat sangat penting pada masa awal kehamilan. Ratna umat di vihara Pematangsiantar berusia 38 tahun mengatakan “Untuk memenuhi zat ini, saya lebih sering memakan sayuran berwarna hijau (bayam, kangkung, sawi, dan lain-lain), polongpolongan, gandum murni, kacang-kacangan, buah-buahan seperti jeruk dan lemon.” b. Zat besi Kebutuhan zat besi bertambah pada masa kehamilan untuk membantu bertumbuhan perkembangan janin dan ari-ari serta untuk mempertahankan peningkatan volume darah dari ibu dan berfungsinya membawa oksigen dalam darah, mencegah anemia, meningkatan kekebalan terhadap infeksi. Ibu Ratna mengatakan: “Zat ini dapat di temukan pada gandum, polong-polongan dan sayuran berwarna hijau.” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. c. Vitamin D Dengan menggunakan sereal dan bahan makanan yang diperkaya dengan vitamin D, mereka juga mengambil sinar matahari untuk membentuk vitamin D. Ibu Ratna pada awal kehamilan sampai mendekati bulan melahirkan berjalan pagi ringan selain menyegarkan tubuh memberikan manfaat bagi tulang. untuk mendapatkan sinar matahari 20-30 menit sekitar jam 7 – 10 pagi, 2 atau 3 kali seminggu. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. d. Kalsium Tahu, sayuran berwarna hijau tua, brokoli, kacang, kurma, susu dan biji bunga matahari merupakan makanan yang mengandung kalsium. Ibu Ratna memasukan makanan kaya kalsium ini dalam menu sehari-hari e. Protein Padi-padian, sayur dan biji-bijian merupakan jenis makanan yang sering dimakan oleh Ibu Ratna dalam memenuhi protein dalam tubuhnya. f. Vitami B12 Vitamin B12 sangat sulit di temukan pada makanan vegetarian, untuk itu Ibu Ratna lebih sering membeli suplemen atau mencari makanan yang mengandung B12, dengan melihat label makanan yang di beli. “Vitamin B12 lebih banyak terkandung dalam daging hewan, jadi agak sulit memenuhi kebutuhan akan vitamin B12, ya...untungnya banyak suplemen vitamin B12 di jual di Apotik jadi tidak terlalu mengganggu” Dapat di simpulkan bahwa ibu hamil vegan harus dapat memilih makanan yang akan dimakan dalam kehidupan sehari-hari yakni lebih di sarankan untuk lebih banyak memakan semua jenis biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayur, serta gandum. Ibu hamil penganut aliran Maitreya memiliki pedoman untuk menjaga kesehatan selama kehamilan yang diperoleh dari dokter kandungan atau bidan mereka. Adapun pedoman yang mereka gunakan yakni dengan memulai dengan pola makan sehat pada saat sebelum hamil, dimana harus menjaga berat badan yang stabil pada masa selama bulan pertama kehamilan. Mengurangi komsumsi kafein serta membatasi kalori yang di dapatkan dari makanan yang diroses dan manisan. Mereka di wajibkan untuk olah raga selama kehamilan namun harus bekonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Sangat penting bagi ibu vegetarian yang hamil, untuk memperhatikan susunan menu dan kandungan gizi makanan sehari-hari. Mereka beranggapan bahwa kecerdasan seorang anak yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh pengaturan gizi si calon ibu ketika hamil bahkan sebelum hamil, yaitu bagaimana memilih dan mengkombinasikan kabohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral secara lengkap bagi tubuh. Pemenuhan akan asupan gizi pada ibu hamil yang bukan merupakan vegetarian vegan dapat mengkomsumsi susu sapi dan telur. Mereka juga di ajurkan untuk memenuhi vitamin B12 dengan membeli suplemen tersebut karena vitmin B12 lebih banyak terapat pada daging. 4. 6. 2. Vegetarian pada Anak-anak Gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan manusia yang berkualitas. Hal ini harus diperhatikan dan di upayakan sejak janin dalam kandungan, melalui makanan ibu hamil. Bayi yang sehat merupakan modal dasar yang kuat untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas. Ibu Dewi berusia 38 tahun, umat di vihara Pematangsiantar yang telah memliki dua anak mengatakan: “Makanan pertama dan baik untuk bayi adalah ASI, dan semakin lama seorang bayi mesngkomsumsi ASI akan semakin baik. ASI merupakan makanan yang paling lengkap mengandung zat-zat gizi yang sangat di butuhkan bayi. Pada hari pertama sampai keempat setelah melahirkan, pemberian ASI sangatlah berguna dimana pada saat seperti itu ASI banyak mengandung zat kekebalan, protein, dan mineral. ASI setidaknya di berikan kepada bayi sampai usia setahun.” Inilah yang dilakukan oleh para Ibu Dewi ,dia juga melakukan pemberian sinar matahari pagi dalam seminggu dibawah jam 9. Untuk mendapatkan ASI yang baik maka sang ibu harus mengkomsumsi banyak makanan yang bergizi Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. seperti susu kedelai, sari buah atau air. Dan memperbanyak makanan sayuran berkuah serta buah-buahan, penambahan kebutuhan kalsium, zat besi, seng, dan vitamin B12. Ibu Dewi juga mengatakan: “Bagi seorang ibu yang tidak dapat memberikan ASI banyak yang menggunakan susu formula ,ada beberapa susu formula yang berbahan dasar kedelai. Produk-produk ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal bayi.” Susu formula berbahan dasar kedelai digunakan oleh masyarakat vegan sebagai pilihan terbaik bila ASI tidak memungkinkan. Formula kedelai digunakan secara eksklusif untuk enam bulan pertama. Namun dalam pembelian susu juga mereka sangatlah hati-hati, terlebih dahulu melihat labelnya apakah murni tidak mengandung unsur hewani. Tapi bagi masyarakat umat Buddha Maitreya yang tidak vegan tidak begitu sulit untuk memilih susu formula pengganti ASI dan susu formula bisa saja sebagai tambahan energi bagi ibu yang dapat memberikan ASI secara baik. Pada usia 6 bulan, berat badan umumnya sudah mencapai dua kali lipat berat badan bayi ketika lahir. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi lainnya juga meningkat. Pada usia ini saluran penernaan bayipun sudah kuat, sehingga bayi sudah mulai bisa diperkenalkan pada makanan padat sebagai makanan tambahan. Hal yang sering di perhatikan oleh Ibu Dewi dengan memperkenalkan makanan padat pada bayi yakni pada usia 6 bulan, dengan memberikan makanan yang mudah di cerna seperti pisang ambon yang di kerok kemudian sari jeruk, tomat atau pepaya yang dihaluskan di lakukan secara bertahap. Ini dilakukan agar bayi dapat menerima jenis makanan barunya.Kemudian diperkenalkan dengan bubur susu, setelah tahap itu tidak ada mengalami kendala yakni tidak ada penyakit yang di derita oleh bayi seperti mencret, maka bayi dapat memulai dengan di beri Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. makanan nasi tip yang disaring dan di lakukan juga peberian makanan lain seperti sayur dan buah lainnya namun masih dalam bentuk yang di haluskan. Pada usia 8 bulan Ibu Dewi memberikan roti, sereal dan biskuit. Setelah anak berusia setahun, beberapa buah giginya sudah tumbuh, sudah bisa mengunyah dengan baik. Pada masi inilah pentingnya peranan orang tua untuk mengajari anak dalam bervegetarian dan membiasakan pola makan yang lebih baik. Orang tua umat Buddha Maitreya sangat memperhatikan jadwal makan anak dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan kalori yang memadai. Ibu Dewi lebih sering memberi makanan yang mengandung lemak seperti alpukat, kacang-kacangan, selai kacang, biji-bijian, dan mentega dari biji-bijian akan memberikan sumber kalori yang diperlukan oleh banyak anak-anak vegan. Buahbuahan yang diawetkan juga merupakan sumber konsentrat kalori dan merupakan makanan yang menarik bagi beberapa anak.. Sumber-sumber protein untuk anakanak vegan termasuk kacang polong, padi-padian, tahu, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan, selai kacang, hot dog kedelai, yogurt kedelai, dan burger vegetarian. Beberapa dari makanan tersebut harus dikonsumsi rutin. Anak-anak harus mendapatkan kalori yang cukup agar protein dapat dipakai untuk pertumbuhan sebagai tambahan untuk mendapatkan kebutuhan energi. “Saya merupakan vegan maka hal yang saya lakukankepada anak yakni secara bertahap mengurangi makanan yang terbuat dari susu dan telur. Dengan cara pendekatan pada anak untuk menjelaskan kepada anak-anak say apa yang sedang terjadi dan mengapa, sesuai dengan tingkat pengertian anak saya.” Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Ibu Dewi juga mengawasi berat badan anak-anak secara ketat. Jika terjadi pengurangan berat badan atau anak-anak kelihatannya tidak tumbuh dengan pesat, maka akan menambahankan kandungan kalori. 4. 6. 3. Vegetarian pada Remaja Remaja vegan mempunyai kebutuhan nutrisi sama seperti kebutuhan remaja pada umumnya. Pada usia antara 13 dan 19 tahun adalah waktu mereka tumbuh dengan pesat dan berubah. Kebutuhan akan nutrisi sangat tinggi saat tahun-tahun tersebut. Remaja vegan harus mengikuti rekomendasi yang sama yang dibuat untuk semua vegan, diharuskan mengonsumsi berbagai macam jenis makanan, termasuk buah-buahan, sayur-sayuran, dan banyak sayuran hijau, produk makanan dari gandum, kacang, biji-bijian, dan kacang polong. Nutrisi yang harus diperhatikan remaja vegan adalah protein, kalsium, zat besi, dan vitamin B12. Pada saat remaja, kalsium diperlukan untuk membentuk tulang. Kapadatan tulang sangat ditentukan saat remaja dan memasuki dewasa, dan sangat penting untuk menambahkan tiga atau lebih sumber kalsium yang baik dalam pola makan remaja setiap harinya. Remaja umat Buddha Maitreya yang bukan vegan dapat meminum susu sapi dan produk dari susu lainnya mengandung kalsium. Sedangkan bagi yang sudah vegan menggantinya dengan tahu yang diproses dengan kalsium sulfat, sayuran berdaun hijau, minyak wijen, olahan susu kedelai, dan olahan sari jeruk. Dengan pola makan yang beraneka jenis, remaja uamat Buddha Maitreya dapat mencukupi kebutuhan zat besinya. Ida Royani, umat di vihara Medan berusia 17 tahun mengatakan: Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. “Kebutuhan setiap harinya, masih mama yang mengaturnya karena saya belum pintar memilih makanan yang cocok dalam pertumbuhan saya.....Pada saat saya berpergian atau ke sekolah mama lebih sering memberi bekal karena masih sedikitnya orang menjual menu vegetarian. Jadi untuk menghindari rasa lapar biasa mama memberi bekal untuk dibawa berupa Apel, jeruk, pisang, anggur, pir, plum, buah-buahan yang diawetkan, yogurt kedelai, kue beras, dan roti lapis. 4. 6. 4. Vegetarian pada Dewasa Umat Buddha Maitreya pada orang dewasa tidak memiliki perbedaan dalam memilih menu makan mereka sehari-hari pada anak remaja, hanya ada sedikit perbedaan yakni orang dewasa hanya lebih disarankan lebih banyak mengkomsumsi vitamin atau suplemen inipun dilihat dari pekerjaan mereka. Banyak mereka mengaku bahwa kerugian sebagai vegetarian tidak ada tapi ada sedikit kendala yakni lebih sering lapar untuk mengatasi itu mereka menkomsumsi buah untuk menghindari kelebihan berat badan. 4. 6. 5. Vegetarian pada Lanjut Usia Usia di atas 65 tahun dianggap sebagai masa tua. Kebutuhan nutrisi pada saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor fisik ketimbang biologis. Dua dari faktor fisik ini adalah ketidakmampuan gigi untuk menggigit dan mengunyah buah dan sayuran segar, dan hilangnya kekuatan untuk mengangkat belanjaan berat dari toko menuju rumah. Masalah seperti ini sebenarnya juga bisa diatasi dengan menggunakan blender atau alat pengolah lainnya untuk memperhalus makanan dan mengurangi pengunyahan, atau membeli jenis makanan berukuran lebih kecil. Jika jenis makanan yang dimakan tidaklah beda dengan kebanyakan yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. bervegetarian. Andi seorang staff bagian informasi di vihara Pematangsiantar yang berusia 25 tahun mengatakan: “ibu saya yang berusia 65 tahun, makanannya yang murah dikunyah saja atau yang lembek, karena giginya udah mulai gak ada” 4. 6. 6. Vegetarian pada orang Sakit Umat Buddha Maitreya banyak mengatakan bahwa mereka jarang mengalami sakit, kalaupun sakit hanya penyaki-penyakit musiman seperti demam, sakit kepala dan influensa. Jika mereka mengalami penyakit tersebut maka lebih dianjurkan untuk banyak istrirahat dan banyak meminum air putih. Sedangkan untuk pengaturan makanan tidak ada bedanya pada waktu sehat. Namun pada mereka yang mempunyai penyakit yang sangat parah, maka harus lebih menjaga pola makanan sehari-hari seperti yang telah di ajurkan oleh dokter mereka dan lebih banyak berdoa agar semua dosa dapat diampuni. Karena umat Buddha Maitreya percaya bahwa penyakit yang sulit di obati dikarenakan masih adanya dosa karma. Pandita Satya Vihara mengatakan: “Menjadi seeorang vegetarian itu tidak pernah mengalami penyakit, namun jika penyakit datang itu dapat di akibatkan oleh pola makan yang salah dan masih adanya dosa karma....untuk menghilangkan atau jauh dari penyakit dari dosa karma haruslah banyak berdoa agar dosa karma di ampuni” 4. 7. Kasus-kasus atau Kondisi Kesehatan Kasus-kasus atau kondisi kesehatan yang dialami umat Buddha Maitreya adalah penyakit yang merupakan penyakit keturunan atau diwariskan seperti hipertensi dan diabetes militus. Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena hipertensi maka anaknya cenderung menderita hipertensi. Hipertensi dapat Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. menyebabkan penyakit jantung, struke dan gagal ginjal. Bapak Surjanto, umat di Pematangsiantar yang berusia 55 tahun yang mempunyai penyakit hipertensi mengatakan: “ Saya mengalami penyakit hipertensi, namun penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang berasal dari ibu saya, namun penyakit saya jarang kambuh karena pola makan saya mendukung yakni dengan cara bervegetarian” Namun penyakit hipertensi lebih sering ditemukan pada umat yang tidak terlalu memperhatikan pola makannya seperti terlalu banyak mengkomsumsi garam dan terlalu banyak mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak. Seperti pengakuan Bapak Edward di vihara Pematangsiantar usia 56 tahun: “ Saya pernah mengalami penyakit hipertensi, itu disebabkan karena pola makan saya yang tidak benar...lebih sering makanan yang manis dan yang berlemak...tapi sekarang saya mulai mengurangi makanan itu agar kembali sehat” Mengkomsumsi yoghurt diyakini dapat menurunkan kadar kolestrol darah sehingga kesehatan pembuluh darah senantiasa terjaga baik dan tubuh terhindar dari penyakit jantung maupun tekanan darah tinggi. Sama seperti hipertensi, penyakit diabetes militus juga merupakan penyakit yang berasal dari keturunan namun juga dapat disebabkan terlalu sering menyantap kabohidrat yang sudah dimurnikan seperti kue basah, permen, biskuit, eskrim, roti dan mentega. Namun untuk menurunkan dan menghindari penyakit diabetes militus terdapat beberapa cara yang ditempuh mengurang gula, tepung, mie atau makanan manis dan olahraga secara teratur. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 4. 8. Vegetarian bagi para pemula Vegetarian bagi para pemula diambil dari hasil wawancara dengan Pandita Suhardi: “Untuk menjalani pola hidup sebagai seorang vegetarian diperlukan niat yang mantap. Pandita Suhardi memberikan cara bagi pemula yang melakukan vegatarian bukan karena alasan agama, melainkan alasan kesehatan itu lebih sulit karena sudah pernah mencicipi daging. Pada awalnya, menjadi vegetarian terasa sangat berat karena menu daging terasa lebih lezat dan gurih. Sering kali ini sangat menggoda dan melemahkan niat sehingga kembali memasukan daging kedalam menu seharihari. Namun, jika pikiran dibawa ke hal-hal yang positif di sertai dengan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan sehat maka menjadi seorang vegetarian itu tidaklah berat.” Ada beragam cara menjadi seorang vegetarian, cara yang cepat yaitu hanya mengkomsumsi bahan pangan nabati dan lansung menghentikan komsumsi daging, telur, susu dan produk olahannya. Namun ada pula orang yang menggunakan cara bertahap. Cara yang pertama bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius, terutama jika yang bersangkutan memiliki riwayat kesehatan yang kurang bagus sebelumnya. Cara kedua adalah cara yang lebih mudah menjadi seorang vegatarian yaitu: a. Komsumsi daging mulai dikurangi secara bertahap. Jika pada minggu pertama daging masih di komsumsi, tetapi jumlah porsinya sudah di kurangi. Dengan demikian, pada awal minggu kedua daging sudah tidak lagi di komsumsi, priode pengurangan daging tergantung pada kondisi misalnya dilakukan selang waktu seminggu, dua minggu, sebulan atau sesuai dengan kemampuan. b. Pada saat melakukan pengurangan komsumsi daging, tentu saja tahap ini harus diikuti dengan memperbanyak komsumsi biji-bijian, kacang- Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, agar kebutuhan gizi tetap tercukupi. c. Tidak lupa juga menyipkan bahan pangan yang mengandung protein d. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Selain untuk menjaga suhu tubuh, air juga berfungsi mengantarkan nutrisi keseluruh jaringan tubuh dan melancarkan pencernaan. Bagi pemula yang memiliki masalah kesehatan serius, sebaik program ini di jalankan dengan pantauan dokter ahli gizi. Bila tidak dapat menjadi vegetarian vegan dapat memilih vegetarian lacto atau lacto-ovo keduanya relatif mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi karena masih diperbolehkan mengkomsumsi telur dan susu beserta olahannya. Tips dan trik mudah yang dapat dijadikan pedoman, terutama pada tahap awal menjadi vegetarian sejati: a. Membeli buku-buku resep masakan khusus untuk para vegetarian sehingga makanan dapat dibuat sendiri di rumah tanpa perlu pergi ke restoran. b. Pilihlah beberapa meu yang disukai dan mudah dimasak, bereksperimenlah dengan bahan-bahan yang da untuk menemukan resep yang baru. c. Biasakan diri untuk selalu serapan. Dengan serapan keinginanan memakan makanan berdaging dapat dikendalikan. Selain itu serapan juga dapat mencegah keinginan mengkomsumsi makanan secara berlebih pada waktu siang dan malam akibat lapar di pagi hari. Namun sebaiknya jangan hanya mengkomsumsi roti dan kopi atau kopi dan sereal, usahakan makan makanan bergizi lengkap untuk menambah energi di awal hari karena antara makan pagi dan siang cukup lama. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. d. Identifikasikan situasi-situasi yang mendorong keinginan untuk cenderung mengkomsumsi daging. e. Sebaiknya tidak meletakkan makanan (terutama yang mengandung bahan pangan hewani) ditempat yang mudah terlihat. f. Makanlah makanan yang ber serat dan bergizi secara bervariasi. Hal inidapat mencegah terjadinya anemia, kekurangan vitamin B12 dan kekurangan protein. g. Porsi makan sehari-hari harus konsisten , tidak kurang dan tidak berlebih. h. Gunakan produk makan pengganti daging yang tidak kala lezatnya misalnya gulten sehingga nikmatnya makan daging tetap dapat dirasakan miskupun hanya tiruan. i. Tetaplah lakukan aktivitas fisik seperti rutin berolahraga meskipun ringan seperti berjalan-jalan, dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar dan dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan terkena tekanan darah tinggi. j. Komsumsilah makanan yang terdapat vitamin B12 yakni dengan mengkomsumsi suplemen tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan masalah kesehatan terutama pada para vegan. 4. 9. Contoh Makanan Vegetarian a. Nasi Goreng Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 12 . Nasi Goreng Campuran nasi goreng yang dihidangkan hanya sederhana yakni dengan mengganti telur dan daging dengan Gulten, jagung dan menambahkan tomat serta timun sebagai penghiasnya untuk menambahkan selera. b. Mie Gambar 13 . Mie Goreng Sama halnya dengan nasi goreng, penyajian mie goreng ini juga tidak menggunakan telur atau produk hewani lainnya. Namun di ajurkan agar tidak mengkomsumsinya terlalu banyak, karena mie banyak mengandung lemak. c. Gulten Makanan penganti daging ini sangatlah tidak beda rasanya dengan daging sapi, penyajian gulten ini dicampur dengan bumbu-bumbu daging dari produk hewani lainnya yang biasa di buat oleh orang awam kebanyakkan. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 14. Gulten d. Jamur Gambar 15 . Jamur Rasa jamur sama halnya dengan rasa daging ayam. Penyajian jamur ini dibuat dengan campuran tepung. Masih banyak lagi contoh makanan vegetarian yang sering dihidangkan seperti tahu, tempe dan jenis-jenis sayuran lainnya. Contoh makanan yang di paparkan diatas merupakan makanan yang disediakan di restoran yang ada di Vihara Maitreya Medan. Makanan yang disediakan ternyata tidaklah terlalu mahal seperti kebanyakan restoran lainnya. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Gambar 16 . Menu Vegetarian Ini merupakan menu makanan penulis saat mencoba makanan vegetarian di Restoran Vihara Maitreya Medan. Penyediaan makanan disana sangat banyak dan sistem ambil sendiri makananya. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB V Kelemahan Vegetarian dari Segi Kedokteran Nurheti Yuliaarti (2008), mengatakan tidak semua penelitiaan sepakat bahwa vegetarian adalah gaya hidup sehat. Beberapa alasan yang mendasaribahwa hidup vegetarian bukanlah gaya hidup sehat diantaranya adalah karena dapat mengakibatkan defisiensi nutrisi. 1. Pentingnya Pangan Hewani Peran pangan secara fisiologis dapat dilihat dari kandungan gizi makanan dan manfaatnya bagi kerja jaringan dan organ tubuh untuk hidup sehat, aktif, dan cerdas. Zat gizi yang diperlukan untuk menunjang kesehatan dan kehidupan manusia secara sederhana dikelompokkan menjadi sumber zat tenaga atau kabohidrat dan lemak, sumber zat pembangun atau protein, serta sumber zat pengatur atau sumber vitamin dan mineral. Dari segi asalnya makanan (pangan) dibedakan atas pangan hewani dan pangan nabati (tumbuhan), dan makanan yang berasal dari hewani di bedakan atas pangan hewani atas produk ternakan (asal ternak) dan pangan hewani asal produk perikanan. Tanpa menyampingankan manfaat pangan nabati yang sangat besar bagi tubuh, pangan hewanipun sebenarnya sangat bagus karena mengandung protein tinggi, lebih guna dicerna dan digunakan tubuh. Pangan hewani asal ternak punya banyak kelebihan dari segi kandungan vitamin, mineral dan beberapa jenis zat gizi dibandingkan dengan protein nabati. Dari segi vitamin, pangan hewani asal ternak mempunyai keunggulan karena mengandung vitamin B12 yang penting untuk pembentukan sel darah merah, kenormalan fungsi saraf dan kecerdasan. Dari segi mineral, pangan hewani akan ternak punya keunggulan tertentu. Protein hewani Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. mampu mendukung pertumbuhan sel-sel organ tubuh dengan baik. Protein hewani juga membentuk otak manusia dan sel darah merah menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Hal ini membuat otak manusia cerdas sehingga meningkatkan prestasi dan produktivitasnya. 1.1. Daging dan Produknya Dalam beberapa hal daging memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan nabati karena merupakan sumber protein karena merupakan sumber protein yang baik dan komposisisnya relatif mirip satu sama lain. Protein merupakan komponen kimia terpenting yang ada dalam daging. Berbeda dari protein nabati yang umumnya kurang lengkap sehingga daging sangat baik untuk kesehatan terutama untuk mereka yang masih dalam masa pertumbuhan seperti anak-anak. Protein sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak balita. Kebutuhan protein pada anak balita 2-2,5 gram perkilogram berat badan, sedangkan pada orang dewasa hanya 1 gram perkilogram berat badan. Kelebihan lain, protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumberdari bahan pangan nabati. Daging juga mengandung kolestrol. Dengan alasan kesehatan banyak orang yang antipati terhadap kolestrol. Kolestrol memengang peran penting dan fungsi organ tubuh dan berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. Selain itu, kolestrol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu progesteron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologi tubuh. Kelebihan lainnya, daging juga mengandung vitamin dan mineral yang lebih lengkap bila dibaningkan dengan pangan nabati. Secara umum daging Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. merupakan sumber mineral, kalsium, fosfor dan zat besi serta vitamin B12, tetapi lemah kadar vitamin C. Hati mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang sangat tinggi. Zat besi sangat dibutuhkan oleh anak-anak utuk pembentukan homoglobin darah, yang berguna untuk mencegah timbulnya anemia. 1.2. Telur dan Produknya Telur adalah makanna yang padat gizi dan telur merupakan sumber protein hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral yang sangat penting. Telur sangat baik bagi anak-anak, penderita diabetes dan wanita yang ingin sehat serta langsing. Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan yaitu mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa enak, mudah dicerna, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan. Dari sebutir telur ayam seberat 50 gram akan diperoleh 6,3 gram protein, 0,6 gram kabohidrat, 5 gram lemak serta sejumlah vitamin dan mineral. Kandungan protein yang tinggi terdapat pada kuning telur yaitu 16,5% sedangkan pada putih telur hanya 10,9 %. Komsumsi telur sering dipakai sebagai standar untuk menilai kualitas bahan pangan lainnya. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa telur memiliki nilai kegunaan protein sebesar 100 %, sedangkan daging ayam 80%, susu 75% yang menunjukkan bahwa komposisi asam amino dalam telur sangat lengkap dan berimbang sehingga hampir semua dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel yang rusak. Hampir semua lemak dalam telur terdapat dalam kuningnya yang mencapai 32% sedangkan pada bagian putihnya sangat sedikit. Telur terutama pada bagian kuningnya mengandung hampir semua jenis vitamin kecuali vitamin C. Telur merupakan sumber vitamin D alami terbaik kedua setelah minyak hati ikan hiu. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Oleh karena itu telur sangat baik bagi pertumbuhan tulang anak-anak. Kandungan mineral yang lengkap pada telur tidak disamai oleh bahan pangan tunggal yang lain kecuali susu. Tubuh sebenarnya butuh kolestrol cukup besar yaitu 1.000 – 1.500 gram sehari. Memakan telur dua butir sehari baru didapat 400 gram kolestrol. Lebih dari itu kolestrol dalam telur berguna untuk membentuk garamgaram empedu yang berasl dari makanan dan diperlukan sebagai komponen pembentukan hormon sekual. 1.3. Susus dan Produknya Susu adalah makanan yang paling padat gizi dibandingkan dengan bahan pangan lainnya, baik ditinjau dari segi kandungan vitamin maupun mineral. Minum susu secara teratur dapat mempercepat penyembuhan dan juga menyehatkan dan mencerdaskan. Susu merupakan makanan yang hampir sempurna ditinjau dari kandungan gizinya dan merupakan makanan alami satusatu bagi mahluk hidup meyusui yang dilahirkan. Susu menganung protein, lemak kabohidrat, vitamin serta mineral. Hampir 100% protein, kabohidrat dan lemak susu dapat diserap dan digunakan oleh tubuh manusia. Meskipun kandungan potein per 100 gram bahan dalam susu tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan daging, ikan dan kacang-kacangan, namun protein susu mengandung asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. 1.4. Ikan dan Produknya Ikan terdiri dari dua berdasarkan tempat hidupnya yakni ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan, ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan disusun dari asam-asam amino yang Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. dibutuhkan yubuh dalam pertumbuhan. Selian itu protein ikan sangat mudah dicerna dan diserap. Selain ikan , sumber protein berkualitas tinggi lainnya adalah daging unggas, telur dan susu. Oleh karena itu, ikan dan hasil produknya dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan sebab daging ikan mudah dicerna. Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan juga mudah didapatkan karena negara Indonesia adalah Kepulauaan. Para ahli menemukan komposisi asam-asam amino dalam bahan makanan hewani sesuai dengan sesuai komposisi dalam jaringan tubuh manusia. Karena kesaman ini protein dari ikan, daging, susu, unggas, dan telur mempunyai nilai gizi yang tinggi. Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan. 2. Difsiensi Nutrisi Vegetarian 2.1. Difesiensi Lemak Bahwa mengkomsumsi lemak dapat meningkatkan kadar kolestrol darah, meskipun demikian lemak sangat diperlukan dalam tubuh. Ada banyak manfaat lemak bagi tubuh, diantaranya sumber kalori yang baik mengatur fisiologi tubuh serta mengikat vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K. Artinya penyerapan vitamin-vitamin tersebut akan sulit terjadi tanpa lemak, demikian juga pengankutannya dalam pembuluh darah. Karena manfaatnya dalam tubuh sangat besar dan harus di penuhi. Meskipun beberapa bahan pangan nabati juga mengandung lemak, namun sebagian besar lemak terkandung didalam pangan hewani sehingga jika kaum vegetarian tidak pandai mengatur pola makan, maka akan mengalami defisiensi lemak. 2.2. Difesiensi Vitamin Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Vegetarian dengan tipe vegan sangat rentan terserang defesiensi vitamin B12. Sebenarnya semua jenis vitamin B terkandung dalam sayuran hijau, bijibijian, padi-padian, dan sereal. Namun demikian, vitamin B12 hanya terdapat pada makanan yang berasal dari hewan seperti hati, telur, susu, dan produk olahan susu dan daging terutama daging sapi dan babi. Berbagai penelitian tentang tumbuhan yang mungkin menjadi sumber vitamin B12 kini sedang dilakukan. Vegetarian yang sebelumnya pemakan daging, diduga masih mempunyai cadangan vitamin B12 dalam tubuhnya yang diperkirakan tidak akan habis selama 20-30 ke depan. Vitamin D juga penting dalam pertumbuhan tulang, jika kekurangn vitamin D akan mengakibatkan pertumbuhan dan perbaikan tulang yang abnormal, rakitis pada anak-anak, osteomalasia pada dewasa, dan kejang otot. Namun vegetarian yang hidup di daerah yang kaya akan sinar matahari seperti Indonesia sebenarnya tidak mempermasalahkan lagi kebutuhan vitamin D kecuali bagi mereka yang tidak pernah keluar rumah. Jadi, berjemur pada pagi hari dapat menjadi solusi bagi mereka yang menjadi vegetarian. 2.3. Defisiensi Mineral Mineral kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalsium dan fosfor adalah mineral yang sangat penting untuk tubuh. Dari semua mineral, kalsium diperlukan dalam jumlah relatif besar, kalsium sangat penting untuk membentuk tulang, kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Kalsium lebih banyak terdapat susu. Sayuran hijau misalnya sawi, bayam dan brokoli sebenarnya cukup kaya akan kalsium. Namun ada sayuran hijau dan buah tertentu mengandung asam oksalat, misalnya belimbing dan kol atau kubis, dapat Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. menghalangi penyerapan kalsium. Untuk mengindari defisiensi kalsium kaum vegetarian diharapkan menghindari mengkomsumsi sayur-sayuran dan buahbuahan yang mengandung kadar oksalat tinggi seperti kol dan belimbing. Kaum vegetarian juga sangat rawan mengalami defisiensi zat besi karena mineral ini banyak terdapat dalam daging terutama daging merah. Zat besi merupakan mineral yang sangat penting untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu sel darah merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh. Zat besi juga dapat ditemukan pada berbagai jenis sayur-sayuran berwarna hijau seperti bayam. Namun demikian, bahwa zat besi dari pangan hewan sehingga konsumsi dalam jumlah yang sama akan lebih efektif. Ada cara yang efektif untuk meningkatkan penyerapan zat besi yakni dengan mengkomsumsi protein yang berasal dari hewan dan juga makan makanan yang mengandung vitamin C. 3. Menu Seimbang Menurut Dokter Eddy. S, bahwa pilihan seseorang menjadi vegetarian atau tidak itu tergantung kondisi dan keinginan sendiri, karena menjadi seorang vegetarian itu tidaklah terlalu mudah. Butuh suatu proses, karena menukar kebiasan makan daging menjadi kebiasaan makan vegatraian tidak segampang membalikan telapak tangan. Menjadi vegetarian atau tidak sebenarnya intinya adalah bagaimana mengatur makanan. Tubuh tidak mempermasalahkan menjadi vegetarian atau tidak, yang penting adalah kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi yakni jangan kekurangan namun jangan berlebihan karena keduanya sama tidak baiknya bagi tubuh. Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, selain umur, jenis kelamin, hamil, menyusui serta kondisi kesehatan mempengaruhi jenis makanan yang harus dilakukan. Untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizi bagi Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. tubuh, harus mengkomsumsi berbagai sumber bahan makanan secara bervariasi tidak peduli apakah seseorang itu vegetarian atau non vegetarian. Maraknya penyakit belakangan ini sebenarnya bukan karena seseorang mengkomsumsi bahan makanan tertentu melainkan karena tingkat tingkat komsumsi minyak dan gula yang meningkat dibandingkan yang seharusnya. Seperti mengkomsumsi gula tidak hanya sebagai pemanis dalam berbagai minuman seperti teh, kopi, maupun susu namum telah dikomsumsi dalam bentuk sirup, permen dan berbagai jenis kue hingga banyak yang mengkomsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Tubuh manusia yang sehat pada dasarnya memerlukan berbagai jenis zat gizi yang terdapat dalam berbagai jenis makanan yang dapat dibagi menjadi beberapa golongan seperti kabohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Selain zat gizi, tubuh manusia yang sehat juga membutuhkan makanan yang mengandung serat dan juga air yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dr. Eddy. S, juga menambahkan baik vegetarian maupun nonvegetarian harus memenuhi kebutuhan gizi tubuh, karena berpantang bahan makanan hewani, mereka yang menjalani hidup sebagai vegetarian harus pandai-pandai meragamkan makanannya agar kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi meskipun tidak atau hanya sedikit mengkomsumsi bahan makanan hewani. Secara umum makanan yang seimbang bagi orang sehat yang dianjurkan adalah gizi yang seimbang berdasarkan piramida makanan. Dalam piramida makann komposisi makann yang diperlukan untuk hidup sehat diatur yang meliputi bahan makanan yang mengandung kabohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Zat makanan yang tidak tercakup pada piramida makanan namiun harus dipenuhi yakni air. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Piramida makanan non vegetarian 1. Makanan pokok sumber kabohidratb seperti padi-padian, sereal dikomsumsi dalam jumlah paling banyak. 2. Di atas kabohidrat adalah buah dan sayur, jumlah yang dianjurkan cukup banyak namun, lebih sedikit dari pada kabohidrat. 3. Pada tinggkat ketiga adalah kelompok makanan yang merupakan sumber protein. Termasuk didalamnya susu dan hasil olahannya, kacangkacangan, daging, unggas, jumlah yang dianjurkan yang dikomsumsi lebih sedikit dari pada sayur-sayuran dan buah-buahan. 4. Pada tingkat yang paling atas adalah kelompok minyak dan gula. Pada tingkat ini jumlah yang dikomsumsi paling sedikit dibandingkan ketiga jenis makanan yang lain Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Piramida makanan vegetarian 1. Pada tingkat paling bawah adalah sumber kabohidrat seperti biji-bijian padi-padian dan hendaknya dikomsumsi dalam jumlah yang paling banyak. Contoh makanan yang dikomsumsi adalah roti, jagung, nasi dan sereal. 2. Pada bagian atasnya kacang-kacangan, susu serta produknya dan makanan yang kaya akan protein. Disarankan unruk dikomsumsi dalam jumlah yang lebih sedikit dari jumlah kabohidrat. Contoh makanan yang bisa dikomsumsi adalah kedelai, susu kedelai, tempe, tahu, kacang tanah, daging tiruan maupun telur, susu dan hasil olahannya seperti yoghurt dan keju (bagi yang bukan vegan). Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 3. Pada tingkat diatasnya menunjukkan bahan makanan yang perlu dikonsumsi dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding bahan makanan yang kaya protein. Yang termasuk kelompok ini adalah sayur-sayuran. 4. Tingkat berikutnya adalah berbagai jenis buah-buahan seperti pisang, apel, anggur dan lain-lain. 5. Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak. Bagian ini dikomsumsi hanya sedikit saja. Olah raga yang teratur juga harus dijalankan dan menjahuhkan diri dari minuman keras dan narkoba agar tubuh lebih sehat dan jau dari penyakit. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. BAB VI Kesimpulan dan Saran 6. 1. Kesimpulan Kebiasaan makan vegetarian adalah kebiasaan makan yang tidak mengkomsumsi makanan yang berasal dari produk hewani. Umat Buddha Maitreya merupakan masyarakat yang menganut atau salah satu kelompok yang menerapkan vegetarian dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menjadi seorang vegetarian didasari dengan adanya larangan dari Buddha Maitreya untuk memakan daging. Fungsi menjadi seorang vegetarian pada umat Buddha Maitreya yang ada di Pematangsiantar dan Medan yakni membersihan mulut dari makanan hewani, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengasihi hewan dan untuk mendapatkan pikiran yang jernih. Dari segi kesehatan vegetarian juga mempunyai fungsi dimana semakin bertambahnya pengetahuan tentang penyakit dan asupan makanan semakin terjaga. Umat Buddha juga memaknai vegetarian itu secara mendalam dalam kehidupan mereka. Pengetahuan bahan makanan yang dimakan setiap harinya Umat Buddha Maitreya sangatlah tinggi diaman mereka dapat mengatur pola makan yang baik, sehingga mereka mengaku jarang terkena penyakit dan defisiensi vitamin. Bagi mereka keuntungan kebiasaan menjadi seorang vegetarian itu memiliki segudang manfaat dilihat dari sisi kerohanian dan sisi kesehatan. Jika pun seseorang ada yang terkena penyakit itu dapat diakibatkan karena tidak teraturnya dalam memilih makanan dan dosa karma yang telah ada dalam dirinya. Untuk menghilangkan dosa karma itu harus ada pertobatan. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. 6. 2. Saran Untuk menjadi sehat perlu adanya pengaturan pola makan yang baikserta perilaku yang baik juga. Karena itu dalam rangka menjaga keseimbangan tubuh akan nutrisi-nutrisi yang diperlukan yang diperlukan untuk kesehatan, penulis menyarankan: a. Menjaga pola makan yang baik dan menghindari kebiasaan makan yang dapat mengakibatkan penyakit, dan perilaku seperti merokok dan minim minuman alkohol serta narkoba. b. Untuk Pemerintah agar memberikan seminar-seminar tentang kesehatan dalam menjaga keseimbangan makanan pada masyarakat, agar masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang sehat bebas dari penyakit. Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Azwar, dkk 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta: EGC Aminuddin 2001 Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo Bagun, A 2003 Vegetarian, Pola Hidup Sehat. Jakarta: Ageromedia 2005 Tata Ruang Masyarakat Baduy. Jakarta: Cecep Wedayatama Widya Sastra Chang, Hendry 1997 Makanan Organik Hidup Sehat dengan Kembali ke Alam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Chaw, Peggy 1990 Hidangan Vegetaris. Bandung: Indonesia Publising House Che Kuang, Wang 2006 Apa yang Salah dengan Makanan Daging?. Medan: DPD Mapanbumi Buddha Maitreya Buddha Maitreya. Medan: DPD Mapanbumi Buddha Maitreya 2007 Tuntunan Buddha Maitreya. Medan: DPD Mapanbumi Buddha Maitreya Foster-Anderson 2005 Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Geertz, Clifford 1992 Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius Karsono, dkk 2002 Agama dan Upacara. Jakarta: Grolier Koentjaranigrat 1981 Pengantar Ilmu Antropolog. Jakarta: PT. Rineka Cipta Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Moleong , J. Lexy 2006 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja-Rosda Karya Offse Ngafenan, Mohammad 1996 Gaya Hidup Sehat Vegetarian. Solo: CV Aneka Saifuddin, A 2008 Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma.Jakarta:Kencana Sachari, Agus 2007 Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga Setiono, Kusdwiratri, dkk 1998 Manusia, Kesehatan dan Lingkungan. Bandung: Alumni Sumber dari Internet http://pebipurwosuseno.wordpress.com/2007/10/28/global-warming-danpenyakit-hewan/ Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Lampiran INTERVIEWGUIDE No Isu Utama 1. Gambaran Umum a. Wilayah/ permuki man pendudu duk b. Vihara Buddha Maitreya 2. Vegetarian Variabel Lokasi dan Keadaan Alam Lokasi dan Kondisi Aspek/ Parameter • Sejarah wilayah • Letak geografis • Keadaan alam • Identifikasi batas-batas wilayah • Sejarah Vihara dan agama Buddha Maitreya • Letak geografis A. Penge Pengertian rtian vegetarian, sehat, dan penyakit menurut umat penganut ajaran Buddha Maitreya B. Maka na dan fungsi • Bagaimana kebiasaan makan mempengaruhi aktifitas mereka • Bagaimana mereka memaknai kebiasaan makan tersebut • Adakah fungsi dan makna bervegetarian selain alasan agama Metode Sumber Informasi Wawancara dan Observasi Masyarakat dan BPS Wawancara dan Observasi Tokoh agama Buddha Maitreya Wawancara dan Observasi Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya Wawancara dan Observasi Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. C. Daya tahan tubuh D. Penga turan dan pemil ihan maka nan • Apakah ada keuntungan dan kerugian bervegetarian • Penyakit yang sering dialami oleh umat selama bervegetarian • Apakah umat sering memeriksakan diri kedokter • Bagaimana mereka memilih menu seharihari • Apakah ada kesulitan dalam memilih serta mengatur menu makanan dalam keluarga • Apakah dengan bervegetarian sudah mencukupi kebutuhan akan nutrisi tubuh • Adakah suplemen dalam memenuhi nutrisi yang tidak ada dalam makanan bervegetarian • Adakah pengaturan dalam bervegetarian serta pemilihan bahan makanan dilihat dari faktor usia dan kondisi Wawancara dan Observasi Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya Wawancara dan Observasi Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. E. Fakto Pengaturan dan r usia pemilihan makanan dan pada: kondi - Ibu hamil si Wawancara - Anak-anak dan Observasi - Dewasa - Lanjut usia - Sakit 3. Kedokteran Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya F. Kasus kasus/ kondi si keseh atan Apakah ada kasus-kasus/ kondisi kesehatan pada masyarakat yang berasal Wawancara dari gen dan Observasi (mengidentifika sikan riwayat kesehatan) G. Tips berve getari an Bagaimana Wawancara langkah/ tips yang dan Observasi dapat dilakukan untuk menjadi vegetarian Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya Vegetari an Kelemahan serta Wawancara kelebihan vegetarian dilihat dari ilmu kedokteran. Ahli Gizi Meyni F. Saragih : Vegetarian (Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya), 2010. Umat Penganut Ajaran Buddha Maitreya