SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERESMIAN MAHAVIHARA BUDDHA MANGGALA TANJUNGPINANG, 3 JUNI 2009 Namo Buddhaya, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat hadir di sini pada Upacara Peresmian Vihara Avalokitesvara, Tanjung Pinang yang megah ini. Sehubungan dengan peresmian ini, Pemerintah menyambut baik atas prakarsa umat Buddha Tanjung Pinang membangun sebuah tempat ibadah yang peresmiannya diselenggarakan pada hari yang baik ini. Saya mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Panitia Pembangunan Vihara ini dan kepada seluruh umat Buddha yang telah dengan sekuat tenaga mencurahkan perhatiannya dalam mewujudkan tempat ibadah ini. Vihara sebagai tempat ibadah agama Buddha memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk bersujud, beribadah, membaca doa suci, dan membabarkan Dharma bagi kebahagiaan semua makhluk. Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut merupakan suatu proses yang dinamis, yang selalu bergerak dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu fungsi-fungsi tersebut perlu senantiasa diaktualisasikan dengan berbagai kegiatan operasional yang nyata, sehingga dapat memberikan kebermaknaan kepada umat dalam menjalankan kehidupan keagamaannya. Kita tidak perlu kaget bahwa dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, dinamika kehidupan tempat ibadah mulai banyak menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi, artinya tempat ibadah tidak hanya berperan sebagai pusat ibadah tetapi juga sebagai pusat pengembangan kualitas umat dan pemberdayaan ekonomi umat. Di dalam tempat ibadah itulah terjalin sinergi antara aktivitas spiritual dengan aktivitas sosialekonomi. Sebab itu seyogyanya tempat ibadah dibangun dengan infrastruktur yang lengkap dengan gaya arsitektur yang indah agar orang yang beribadah didalamnya merasa tenang dan nyaman. Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengingatkan kepada seluruh umat Buddha, akan tugas-tugas pelayanan ke depan yang semakin besar. Situasi kehidupan yang dihadapi bangsa kita saat ini masih cukup berat. Realitas sosial ada dihadapan kita, meskipun kita berkeinginan kuat untuk memutuskan belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan ketergantungan. Namun untuk menyatukan langkah dan kebersamaan di antara sesama, guna menghadapi problema masa depan tersebut ternyata cukup sulit. Sebagian besar kehidupan sosial kita, masih menyisakan problema eforia demokratisasi yang mungkin dapat menimbulkan perselisihan dan pertikaian antara komponen bangsa. Sementara tantangan di depan kita menuntut untuk lebih memfokuskan pada perwujudan membangun kejayaan bangsa melalui pencapaian prestasi dan penciptaan produk-produk unggulan. Dalam situasi yang demikian ini kita harus tetap optimis bahwa jika kita semua bersatu padu menggalang kebersamaan dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, maka kita akan dapat membawa umat dan bangsa ini terhindar dari malapetaka keterpurukan, menuju umat dan bangsa yang sejahtera, mandiri, bermartabat, religius dan berkepribadian. Apabila kita bersungguh-sungguh membangun persatuan dan masa depan yang damai dan sejahtera, maka masyarakat terutama umat beragama akan dapat menjaga dan melestarikan kesinambungan budaya luhur yang dipandang bermanfaat, sekaligus menjadi aktor dalam merekonstruksi lembaran baru, sesuai dengan dinamika sosial yang terus berkembang. Oleh karena itulah masyarakat yang hidup pada era sekarang sesungguhnya sangat membutuhkan bimbingan dan tuntunan keagamaan agar dapat memaknai hidup dan kehidupannya, serta bersikap lebih terbuka dan toleran. Adalah tugas dari para Pemuka Agama dalam membimbing umatnya untuk memiliki keyakinan yang teguh bahwa Agama yang diyakini bersama, sesungguhnya bukan saja mengajarkan doktrin-doktrin teologis, tetapi lebih dari itu, dapat memberikan landasan spiritual dalam memecahkan berbagai problem sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. Demikian beberapa hal yang dapat disampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Semoga keberadaan Vihara Avalokitesvara Graha, yang merupakan Vihara terbesar di Asia Tenggara ini dapat dirasakan manfaatnya oleh umat Buddha dan masyarakat sekitarnya. Sekian dan terima kasih. Namo Buddhaya. Tanjungpinang, Juni 2009 Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni