1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equations (ODEs))
merupakan salah satu alat matematis untuk memodelkan dinamika sistem dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satu contoh dinamika sistem yang
dibangun dari model ODEs yang sederhana adalah gerak bandul matematis tanpa
redaman dan gaya paksa. Pada model gerak bandul matematis tersebut posisi benda
bergantung terhadap variabel waktu sehingga dapat ditulis menggunakan
persamaan diferensial orde-2 terhadap waktu. Model ODEs untuk sistem tersebut
masih termasuk dalam persamaan diferensial yang linear (Robinson, 2004).
Dinamika sistem yang dapat berevolusi terhadap variabel ruang dan waktu dapat
dirumuskan dengan fungsi matematis
, dimana
menyatakan posisi,
t merupakan waktu dan N adalah dimensi sistem. Apabila variabel yang terlibat
dalam ODEs mempunyai orde lebih dari satu maka ODEs dapat dikategorikan
sebagai persamaan diferensial parsial.
Salah satu dinamika sistem yang berubah terhadap variabel ruang dan
berevolusi waktu dapat diturunkan melalui persamaan diferensial parsial (partial
differential equations (PDEs)) (Olver, 2014). Salah satu contoh PDEs adalah
persamaan gelombang satu dimensi. Persamaan gelombang mempunyai persamaan
diferensial parsial orde-2 terhadap waktu dan orde-2 terhadap variabel ruang
berdimensi satu. Perbedaan antara ODEs dengan PDEs adalah banyaknya variabel
bebas yang dapat di diferensialkan. Jika ODEs hanya satu variabel bebas yang dapat
di diferensialkan sedangkan PDEs lebih dari satu variabel bebas. Dinamika sistem
ODEs maupun PDEs tidak hanya bersifat linear yang sederhana akan tetapi dapat
berupa dinamika nonlinear.
Dinamika sistem yang menggambarkan ODEs nonlinear banyak dijumpai
di alam, sebagai contoh adalah sistem sederhana gerak bandul matematis yang
teredam dan adanya gaya paksa. Adanya suku redaman dan gaya paksa pada
1
2
persamaan diferensial bandul matematis membuat ODEs menjadi persamaan
diferensial nonlinear. Setiap model persamaan diferensial (ODEs atau PDEs)
nonlinear dapat membawa informasi-informasi terkait keadaan fisis dinamika
sistem seperti posisi, kecepatan, jenis gerak yang terjadi dan keadaan fisis yang lain.
Dari keadaan fisisnya tersebut, dinamika sistem terbagi menjadi dua yaitu dinamika
biasa (ordinary) dan chaos. Pada saat chaos, keadaan dinamika sistem menjadi
tidak dapat diprekdisikan, seperti keadaan posisi r saat waktu t dan keadaan fisis
lainya. Keadaan sistem yang tidak dapat diprekdisikan (unpredictable) ini muncul
dalam kehidupan sehari-hari, seperti fluktuasi pada bursa saham dan pada cuaca
serta pada sistem sederhana seperti bandul matematis dengan redaman dan gaya
paksa (Creilly dkk., 1993). Untuk mengetahui dinamika sistem nonlinear yang
diwakili oleh suatu PDEs, maka perlu penyelesaian PDEs tersebut secara analitik
maupun numerik. Sifat yang dimiliki dari beberapa PDEs adalah adanya sifat stiff.
Masalah sistem stiff banyak dijumpai di berbagai model PDEs. Menurut
definisi matematis dalam penyelesaian PDEs stiff yang dirumuskan oleh Curtiss
dan Hirschfelder pada tahun 1952
ersamaan-persamaan PDEs bersifat stiff
dalam penyelesaiannya yang membutuhkan metode implisit tertentu dapat
menghasilkan performa yang lebih baik dari pada metod
Apabila PDEs
mengandung unsur nonlinear dan bersifat stiff, maka penyelesaian PDEs
menggunakan metode analitik secara langsung (direct method) akan sulit, sehingga
penyelesaian PDEs stiff dan nonlinear menggunakan pendekatan numerik.
Penyelesaian PDEs sistem stiff secara numerik sangat berkaitan dengan pemilihan
nilai awal (initial condition) dan perubahan langkah variabel yang terkait (Cox dan
Matthews, 2002). Salah satu contoh sistem sederhana yang mempunyai sifat PDEs
stiff orde-1 adalah model pembakaran simetri bola berdimensi 1 (Nugroho dan
Hamadi, 2015).
Terdapat dua masalah yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan PDEs
yaitu suku nonlinear dan bersifat stiff, sehingga penyelesaian PDEs dilakukan
dengan pendekatan secara numerik. Pendekatan numerik menggunakan metode
penyelesaian diferensial biasa seperti menggunakan metode Euler biasa atau
metode Runge-Kutta akan menghasilkan performa kurang baik karena metode
3
tersebut dapat mengatasi masalah nonlinear secara baik namun masalah stiff pada
PDEs masih belum dapat diatasi dengan baik. Salah satu metode yang digunakan
dalam menyelesaikan PDEs stiff dan nonlinear dengan baik adalah skema
Exponential Time Differencing (ETD). Pengujian metode eksplisit ini dibandingkan
dengan skema ETD telah dilakukan oleh Nugroho dan Hamadi (2015) pada sistem
pembakaran suatu benda bersimetri bola.
Banyak PDEs nonlinear dan stiff berkaitan dengan diferensial terhadap
variabel ruang (spatial) berorde lebih dari satu dan diferensial terhadap waktu
(temporal) berorde satu. Dua contoh PDEs yang mempunyai diferensial terhadap
variabel ruang berorde lebih dari satu adalah persamaan Kuramoto-Sivashinsky
(KS) dan Nikolaevskiy equation (NE). Jika ada sebuah model PDEs yang stiff
maka dapat dituliskan dalam bentuk deret diferensial dengan skala ke-n
untuk nilai n yang besar dan m adalah pangkat tertinggi dari diferensial terhadap
ruang untuk setiap persamaan diferensial terhadap waktu.
Persamaan KS
mempunyai orde diferensial terhadap variabel ruang terbesar adalah m=4
sedangkan NE mempunyai orde terbesar m=6 (Cox dan Matthews, 2002). Adanya
sifat nonlinear dan stiff yang dimiliki oleh persamaan KS dan NE sehingga dalam
menyelesaikan kedua persamaan tersebut digunakan pendekatan numerik
menggunakan skema ETD. Skema ETD digunakan karena mengandung integrasi
eksak dari PDEs diikuti oleh sebuah pendekatan integral yang mengandung bentuk
nonlinear. Skema ETD menggunakan skema eksplisit sehingga lebih sederhana
dibandingkan skema implisit. Dalam perkembangannya, skema ETD dapat
dikombinasikan dengan metode numerik lain untuk menghasilkan nilai dengan ralat
kecil (Cox dan Matthews, 2002).
Hasil dinamika dari penyelesaian PDEs menggunakan metode ETD
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan sifat dinamika dari
persamaan KS dan NE dapat dipengaruhi oleh parameter kontrol (parameter
redaman (r) untuk persamaan KS dan
untuk NE) yang terdapat di dalamnya.
Perbedaan karakteristik dinamika KS dan NE diketahui dari hasil analisa dinamika
dengan menggunakan beberapa metode seperti autocorrelation function, dan
Lyapunov exponents untuk mengetahui karakteristik dinamika. Dinamika sistem
4
dapat berubah dari sistem ordinary menjadi sistem chaos atau dari order menjadi
disorder dari perlakuan yang diberikan. Perubahan dinamika sistem dapat
dipengaruhi oleh nilai tetapan pada persamaan yang mewakili dinamika sistem.
Setiap perubahan nilai tetapan akan menghasilkan dinamika sistem tertentu.
Prosedur autocorrelation diusulkan pertama kali oleh Magleby dan Miller
pada tahun 1981. Magleby dan Miller mempelajari tentang kriteria atau korelasi
dari puncak-puncak pada grafik histogram mepps antara amplitudo dengan
frekuensi. Autocorrelation pada umumnya mempunyai tujuan menganalisa
hubungan antara nilai dari sebuah proses yang berubah terhadap waktu (Bennett,
2005). Dari prosedur ini, dapat dilakukan karakteristik dinamika KS dan NE
terhadap perlakuan yang diberikan. Sebagai contoh adalah perlakuan mengenai
pengaruh ukuran sistem pada persamaan KS. Apakah ada kesamaan sifat dinamika
untuk ukuran sistem yang berbeda pada dinamika KS? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka dinamika KS dari beberapa variasi ukuran sistem dapat dianalisa
menggunakan prosedur autocorrelation function.
Analisa kedua yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamika KS
dan NE adalah Lyapunov exponents. Pada tahun 1982, A.M Lyapunov pada
tesisnya yang berj
menuliskan tentang definisi umum kestabilan dari sistem gerak yang di dalamnya
memuat tentang pengukuran kestabilan suatu titik menurut lintasan waktu dalam
ruang berdimensi N. Hal ini memungkinkan suatu sistem gerak akan stabil menurut
beberapa pengukuran dan parameter tertentu, akan tetapi menjadi tidak stabil
menurut pengukuran dan parameter yang lain. Ide Lyapunov yang lain adalah
pada suatu fungsi yang gayut terhadap variabel
waktu. Misalkan ditinjau suatu fungsi
, sedemikian rupa sehingga untuk
, maka dapat didefinisikan suatu nilai
dan
untuk
pada
. Selanjutnya, bilangan
fungsi
(Parks, 1992). Characteristic number yang dirumuskan oleh Lyapunov
untuk suatu fungsi
adalah disebut characteristic number dari
, lebih sering disebut sebagai Lyapunov exponents (LE).
5
Eksponen Lyapunov memberikan informasi tentang karakteristik kestabilan
dinamika sistem dari nilai
yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah hasil penyelesaian persamaan KS dan NE menggunakan
skema ETD?
2. Bagaimanakah pengaruh ukuran sistem (system size (L)) pada
persamaan KS?
3. Bagaimanakah pengaruh parameter redaman (r) pada persamaan KS?
4. Bagaimanakah pengaruh parameter
pada NE terhadap dinamika yang
dihasilkan?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Menyelesaikan persamaan KS, dan NE yang mempunyai suku nonlinear
dan bersifat stiff menggunakan metode ETD2.
2. Menganalisa hasil dinamika penyelesaian persamaan KS untuk setiap
perubahan ukuran sistem.
3. Menganalisa hasil dinamika persamaan KS dan NE untuk setiap
perubahan parameter kontrol.
1.4 Batasan Masalah
Permasalahan dalam menyelesaikan PDEs terlalu luas. Sehingga untuk
menghindari terlalu luasnya masalah yang dipelajari, maka perlu dibatasi yaitu:
1. Persamaan diferensial yang digunakan adalah persamaan KS, dan NE
yang mempunyai suku nonlinear dan bersifat stiff.
2. Masalah PDEs diselesaikan menggunakan pendekatan numerik yaitu
menggunakan skema ETD orde-2 (ETD2).
6
3. Hasil penyelesaian persamaan PDEs akan dianalisa menggunakan
metode autocorrelation function, Eksponen Lyapunov.
4. Fungsi awal yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan KS dan
NE adalah fungsi gelombang berjalan (travelling wave).
5. Ukuran sistem pada persamaan NE dibuat tetap yaitu sebesar
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya dapat memberikan
informasi yang terkandung dalam suatu dinamika sistem diwakili oleh persamaan
diferensial parsial. Khususnya dinamika yang dihasilkan dari PDEs yang bersifat
stiff. Selain itu, Skema ETD yang digunakan dalam menyelesaikan PDEs stiff dapat
dimanfaatkan dalam penyelesaian persamaan diferensial pada umumnya baik
ODEs maupun PDEs.
Manfaat yang lain yang dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik
yang dimiliki oleh dinamika KS dan NE. Dinamika KS merupakan salah satu
perwakilan dari sistem reaksi difusi kimia, sedangkan dinamika NE merupakan
salah satu contoh representasi gelombang seismik pada medium elastis. Selain itu,
dinamika NE dapat digunakan sebagai model sistem soft mode turbulence dalam
sistem liquid kristal.
Download