BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat pembelajaran biologi Menurut Suhardi (2012: 1) proses pembelajaran biologi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat komponen atau raw input (peserta didik), instrumental input (masukan instrumental), lingkungan, dan outputnya (hasil keluaran) dengan pusat sistem berupa pembelajaran. Dan Lawson (1995: 4) berpendapat bahwa pelajaran sains meliputi tujuh konsep yaitu learnng to know and to understand (belajar untuk mengetahui dan memahami secara mendalam), questioning all things (mempertanyakan semua hal), searching for data and their meaning (mencari data dan maknanya), demanding verification (membuat verifikasi atau pembuktian), respecting logic (menggunakan pemikiran (mempertimbangkan logis), alasan-alasan), considering serta the premises considering the consequences (memikirkan akibat dari suatu permasalahan). Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh 9 terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Azhar Arsyad, 2011: 1). Pembelajaran adalah suatu interaksi antara siswa dengan objek yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang ideal tidak hanya bergantung keberadaan guru sebagai pengelola pembelajaran. Hal tersebut menjadi alasan untuk tidak mengesampingkan peranan sumber dan media belajar dalam proses pembelajaran. (Suhardi, 2012: 1) 2. Media pembelajaran a. Pengertian media pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Azhar Arsyad (2011: 3) menyatakan bahwa media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. Hemich (Azhar Arsyad, 2011: 5) mengemukakan bahwa media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Association for Education and Communicating Technology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipakai untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk media tersebut. Dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan 10 kemauan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Wina sanjaya (2011: 164) menambahkan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras berupa overhead proyektor, radio, dan televisi dapat diartikan sebagai media pembelajaran jika berperan dalam menyampaikan pesan. Perangkat lunak yang berperan dalam media pembelajaran berupa program, cerita, atau film yang berisi pesan informasi atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, dan diagram. Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (Nuryani, 2005: 114-115) b. Manfaat dan Fungsi media pembelajaran 1) Manfaat media pembelajaran Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 10), media pembelajaran memiliki nilai manfaat yaitu: a) Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak b) Menghasirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat dalam lingkungan belajar c) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil d) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. 11 Sedangkan Sudjana dan Rifa’i (1992: 2) dalam Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 22) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu sebagai berikut: a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya singga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan atau guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. d) Siswa dapat lebih banyak melakukan keiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. 2) Fungsi media pembelajaran Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad (2008: 28) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: a) Memotivasi minat dan tindakan 12 Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat disajikan dengan teknik drama atau hiburan. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. b) Menyajikan informasi Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan, atau pengetahuan latar belakang. c) Memberi instruksi Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. c. Kriteria media pembelajaran Walker dan Hess (Azhar Arsyad, 2006: 175-176) memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media pembelajaran berdasarkan: 1. Kualitas isi dan tujuan a. Kelengkapan b. Keseimbangan c. Minat/perhatian d. Kesesuaian dengan situasi siswa 13 2. Kualitas instruksional a. Memberikan kesempatan belajar b. Memberikan bantuan belajar c. Kualitas memotivasi d. Fleksibilitas instruksionalnya e. Hubungan dengan program pembelajaran lainnya f. Kualitas soal interaksi instruksionalnya g. Dapat memberi dampak bagi siswa 3. Kualitas teknis a. Keterbacaan b. Mudah digunakan c. Kualitas tampilan/tayangan d. Kualitas pengelolaan programnya e. Kualitas pendokumentasiannya Kualitas dan fitur-fitur pengembangan media pembelajaran berbasis masalaha (Arends, 2008:42), yaitu: 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah perangsang sebagai landasan investigasi 2. Fokus interdisipliner. Siswa dituntut untuk menggali banyak objek 3. Investigasi yang autentik. Media pembelajaran mengharuskan siswa untuk melakukan investigasi menemukan solusi riil dari masalah yang disajikan. 14 4. Menuntut siswa mengkontruksi produk dalam bentuk artefak atau exhibit yang menjelaskan solusi mereka. 5. Adanya kolaborasi siswa yang mendorong investigasi, dialog bersama, dan pengembangan keterampilan berpikir serta sosial. d. Adobe Flash CS3 Adobe Flash merupakan pengembangan dari Macromedia Flash yang dimiliki oleh perusahaan Adobe. Macromedia Flash merupakan yang paling fleksibel dalam pembuatan animasi, seperti animasi interaktif, game, company profile, presentasi, movie, dan tampilan animasi lainnya. Adobe flash CS3 Professional merupakan standar profesional untuk pembuatan animasi yang memiliki kemampuasn grafis, audio, video, dan mampu mengakomodasi semuanya dalam satu animasi yang disebut movie. Dengan demikian diharapka waktu untuk pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran yang diberikan akan lebih cepat dan dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik (Trianjaya: 2013) B. Kajian keilmuan Alat tubuh dapat menangkap rangsang karena memiliki ujung saraf sensorik tertentu disebut indera. Penerima rangsang pada indera sangat spesifik terhadap macamnya rangsang. Penerima rangsang tersebut antara lain: 1. eksteroseptor : penerima rangsang dari luar, 15 2. interoseptor : penerima rangsang dari dalam tubuh, 3. proprioseptor : penerima rangsang yang berada dalam otot. Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. 1. Fotoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang cahaya, 2. Kemoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang zat kimia, 3. Thermoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang suhu, 4. Mekanoreseptor, penerima rangsang fisik berupa tekanan, sentuhan, dan getaran. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit). Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika: 1. saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik, 2. otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik, 3. alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya. 16 A. Indera Penglihatan Organ indera penglihatan pada manusia adalah mata. Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya atau sebagai reseptor cahaya (fotoreseptor). Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu: Gambar 1. Anatomi Mata 1. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata. 2. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam. 3. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah. Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan 17 otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior. Fungsi kelopak mata adalah untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata, untuk menutup dan membuka mata serta memelihara mata dari kekeringan dan debu. Pada kelopak mata terdapat kelenjar minyak yang meminyaki bulu mata. Di atas kelopak mata terdapat alis yang berfunsi sebagai pelindung mata dari keringat. Di bawah kelopak mata terdapat kelenjar air mata atau glandula lakrimalis yang berfungsi untuk membasahi mata dan memelihara mata tetap bersih dari kotoran. 1. Bagian-Bagian Mata Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala. a. Selaput Putih Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata. 18 b. Selaput Hitam Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau. Iris berfungsi mengatur diameter atau ukuran pupil. Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata yang bikonveks memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Untuk melihat benda jauh lensa akan memipih (relaksasi), sedangkan untuk melihat benda dekat 19 lensa akan mencembung (kontraksi). Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga. c. Selaput Jala Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang: 1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin, yaitu senyawa retinin dan opsin. Ada tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap rangsang warna tertentu yaitu merah, kuning, biru. Dari ketiga warna ini kita dapat menerima spektrum warna dari ungu sampai merah. 2) Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A. Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di 20 tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. Untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya. 2. Proses melihat Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut. a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil. b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning. c. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak. d. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat. 21 Atau dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Sumber Cahaya Masuk ke mata melalui kornea Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris Dibiaskan oleh lensa Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil Sel-sel batang dan kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik Otak membalikkan kembali bayangan yang terlihat di retina Objek terlihat sesuai dengan aslinya 3. Gangguan pada Mata a. Rabun Dekat Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat 22 diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif Gambar 2. Mata yang Menderita Kelainan Rabun Dekat b. Rabun Jauh Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif. Gambar 3. Mata yang Menderita Kelainan Rabun Jauh 23 c. Rabun Jauh Dan Dekat Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah suatu keadaan bertambahnya di usia. mana lensa Akibatnya kehilangan elastisitasnya daya akomodasi lensa karena mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung. d. Rabun Senja Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A. e. Buta Warna Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru 24 (tritanopia), dan hijau (deuteranopia) dimana hal ini disebabkan karena mata hanya memiliki dua sel kerucut. f. Katarak Katarak atau penglihatan. Penyebab bular katarak mata adalah merupakan lensa mata gangguan keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata. g. Juling Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi. h. Astigmatisme Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris. 25 i. Glaukoma Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan. 26 B. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga) Telinga merupakan alat indera pendengaran yang peka terhadap rangsangan berupa getaran suara (mekanoreseptor). Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. 1. Bagian-bagian Telinga Gambar 4. Anatomi Telinga Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam. a. Telinga bagian luar Telinga bagian luar terdiri atas: 1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran. 2) Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran. 3) Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara. 27 4) Membran timpani/selaput gendang/gendang telinga, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara. b. Telinga bagian tengah Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran. 1) Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka saat menguap, mengunyah dan menelan. 2) Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Tulang-tulang ini berfungsi mengarahkan getaran dari gendang telinga dan tingkap jorong (fenestra vestibuli). c. Telinga bagian dalam Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut. 1) Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran dari tulang pendengaran. 28 2) Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran. 3) Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan. 2. Proses Mendengar Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut. Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan. 29 3. Gangguan pada Telinga Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu: Tuli, tuli ada dua macam yaitu: Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulangtulang pendengaran. Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran. Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu. Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya 30 membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali. Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil. Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula. Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras. C. Indera Penciuman/Pembau (Hidung) Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas (kemoreseptor). Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Gambar 5. Anatomi Hidung 31 Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut. 1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel. 2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf. Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak. Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu. Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainankelainan itu antara lain sebagai berikut. 32 1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus. 2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang. D. Indera Pengecap Indera pengecap pada manusia adalah Lidah. Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papila papila ini terdiri atas tiga bagian, yaitu: a. Papila sirkumvalata, ada delapan hingga duabelas dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. b. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur. c. Papila filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk mengecap adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papila sirkumvalata 33 dan fungiformis. Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Tiap-tiap papila memiliki kepekaan sendiri-sendiri. Gambar 6. Macam Jenis Papila yang Terdapat Pada Lidah Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. 34 Proses perasa/pengecap terjadi ketika bahan kimia penyusun makanan (tastant) yang larut dalam air ludah akan kontak dengan sel rasa memalui pori rasa dan juga akan berinteraksi dengan protein yang disebut reseptor rasa atau dengan protein-protein yang bertindak sebagai pori yang dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tersebut menyebabkan perubahan elektrokimia atau listrik didalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak. Gambar 7. Anatomi dan Bagian-Bagian Lidah 35 Pada saat makan sambal, yang sering dirasakan adalah kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang sehingga menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga lidah mati rasa. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C. Gangguan ini hanya bersifat sementara. Ganguan yang bersifat permanent misal terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. E. Indera Peraba (Kulit) Gambar 8. Anatomi Kulit Sebagai Indera Peraba Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada 36 pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Ujung Saraf Yang Berselaput dan Rangsangannya Ujung saraf berselaput Rangsangan Korpuskel pacini Tekanan Korpuskel ruffini Panas Korpuskel krause Dingin Korpuskel meissner Sentuhan Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujungujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka 37 terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille. Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain sebagai berikut. 1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. 2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh. 38 C. Kerangka Berpikir Perkembangan IPTEK Permasalahan pembelajaran materi sistem indera Kompleks dan sulit divisualisasikan Audio Visual Jenuh, minat dan konsentrasi rendah Rendahnya pemahaman dan hasil belajar peserta didik ADOBE FLASH Media pembelajaran sistem indera berbasis Adobe Flash yang bersifat atraktif Teks Gambar , Tekstur, dan Warna Minat dan konsentrasi siswa meningkat Pemahaman,dan hasil belajar meningkat media pembelajaran layak dan efektif digunakan Gambar 9. Kerangka Pikir Media Pembelajaran 39 Video dan Animasi