9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat pembelajaran

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat pembelajaran biologi
Menurut Suhardi (2012: 1) proses pembelajaran biologi
merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat komponen atau raw
input (peserta didik), instrumental input (masukan instrumental),
lingkungan, dan outputnya (hasil keluaran) dengan pusat sistem berupa
pembelajaran. Dan Lawson (1995: 4) berpendapat bahwa pelajaran
sains meliputi tujuh konsep yaitu learnng to know and to understand
(belajar untuk mengetahui dan memahami secara mendalam),
questioning all things (mempertanyakan semua hal), searching for
data and their meaning (mencari data dan maknanya), demanding
verification (membuat verifikasi atau pembuktian), respecting logic
(menggunakan
pemikiran
(mempertimbangkan
logis),
alasan-alasan),
considering
serta
the
premises
considering
the
consequences (memikirkan akibat dari suatu permasalahan).
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
9
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau
sikapnya (Azhar Arsyad, 2011: 1).
Pembelajaran adalah suatu interaksi antara siswa dengan objek
yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang ideal tidak hanya
bergantung keberadaan guru sebagai pengelola pembelajaran. Hal
tersebut menjadi alasan untuk tidak mengesampingkan peranan sumber
dan media belajar dalam proses pembelajaran. (Suhardi, 2012: 1)
2. Media pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Azhar Arsyad (2011: 3) menyatakan bahwa media
dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. Hemich
(Azhar Arsyad, 2011: 5) mengemukakan bahwa media sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Association for Education and Communicating Technology
(AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipakai
untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education
Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibicarakan beserta
instrumen
yang
digunakan
untuk
media
tersebut.
Dapat
disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan
10
kemauan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses
belajar pada dirinya.
Wina sanjaya (2011: 164) menambahkan bahwa media
pembelajaran meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras berupa overhead proyektor, radio, dan televisi
dapat diartikan sebagai media pembelajaran jika berperan dalam
menyampaikan pesan. Perangkat lunak yang berperan dalam media
pembelajaran berupa program, cerita, atau film yang berisi pesan
informasi atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik,
dan diagram.
Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan
siswa belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya
lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. (Nuryani, 2005: 114-115)
b. Manfaat dan Fungsi media pembelajaran
1) Manfaat media pembelajaran
Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 10),
media pembelajaran memiliki nilai manfaat yaitu:
a) Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak
b) Menghasirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat dalam lingkungan belajar
c) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil
d) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
11
Sedangkan Sudjana dan Rifa’i (1992: 2) dalam Cecep
Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 22) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu
sebagai berikut:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya singga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan atau guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan keiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
2) Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam
Azhar Arsyad (2008: 28) dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
a) Memotivasi minat dan tindakan
12
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran
dapat disajikan dengan teknik drama atau hiburan. Pencapaian
tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
b) Menyajikan informasi
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat
digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan
sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat
umum,
berfungsi
sebagai
pengantar,
ringkasan,
atau
pengetahuan latar belakang.
c) Memberi instruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi.
c. Kriteria media pembelajaran
Walker
dan
Hess
(Azhar
Arsyad,
2006:
175-176)
memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media
pembelajaran berdasarkan:
1. Kualitas isi dan tujuan
a. Kelengkapan
b. Keseimbangan
c. Minat/perhatian
d. Kesesuaian dengan situasi siswa
13
2. Kualitas instruksional
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan belajar
c. Kualitas memotivasi
d. Fleksibilitas instruksionalnya
e. Hubungan dengan program pembelajaran lainnya
f. Kualitas soal interaksi instruksionalnya
g. Dapat memberi dampak bagi siswa
3. Kualitas teknis
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan/tayangan
d. Kualitas pengelolaan programnya
e. Kualitas pendokumentasiannya
Kualitas dan fitur-fitur pengembangan media pembelajaran
berbasis masalaha (Arends, 2008:42), yaitu:
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah perangsang sebagai
landasan investigasi
2. Fokus interdisipliner. Siswa dituntut untuk menggali banyak
objek
3. Investigasi yang autentik. Media pembelajaran mengharuskan
siswa untuk melakukan investigasi menemukan solusi riil dari
masalah yang disajikan.
14
4. Menuntut siswa mengkontruksi produk dalam bentuk artefak
atau exhibit yang menjelaskan solusi mereka.
5. Adanya kolaborasi siswa yang mendorong investigasi, dialog
bersama, dan pengembangan keterampilan berpikir serta sosial.
d. Adobe Flash CS3
Adobe Flash merupakan pengembangan dari Macromedia
Flash yang dimiliki oleh perusahaan Adobe. Macromedia Flash
merupakan yang paling fleksibel dalam pembuatan animasi, seperti
animasi interaktif, game, company profile, presentasi, movie, dan
tampilan
animasi
lainnya.
Adobe
flash
CS3
Professional
merupakan standar profesional untuk pembuatan animasi yang
memiliki
kemampuasn
grafis,
audio,
video,
dan
mampu
mengakomodasi semuanya dalam satu animasi yang disebut movie.
Dengan demikian diharapka waktu untuk pemahaman peserta didik
dalam materi pembelajaran yang diberikan akan lebih cepat dan
dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik (Trianjaya:
2013)
B. Kajian keilmuan
Alat tubuh dapat menangkap rangsang karena memiliki ujung saraf
sensorik tertentu disebut indera. Penerima rangsang pada indera sangat
spesifik terhadap macamnya rangsang. Penerima rangsang tersebut antara
lain:
1. eksteroseptor : penerima rangsang dari luar,
15
2. interoseptor : penerima rangsang dari dalam tubuh,
3. proprioseptor : penerima rangsang yang berada dalam otot.
Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor
atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar.
1. Fotoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang cahaya,
2. Kemoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang zat kimia,
3. Thermoreseptor, sel saraf sensorik penerima rangsang suhu,
4. Mekanoreseptor, penerima rangsang fisik berupa tekanan, sentuhan, dan
getaran.
Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu
indera
penglihatan
(mata),
indera
pendengaran
dan keseimbangan
(telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah),
serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika:
1.
saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
2.
otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,
3.
alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
16
A. Indera Penglihatan
Organ indera penglihatan pada manusia adalah mata. Mata adalah
organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya atau sebagai
reseptor cahaya (fotoreseptor). Bola mata terletak di dalam rongga mata
dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan
kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
Gambar 1. Anatomi Mata
1.
Muskulus
rektus
okuli
medial
(otot
di
sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
2.
Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam.
3.
Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke
bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan
mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu
muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan
17
otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus
levator palpebralis superior. Fungsi kelopak mata adalah untuk mengatur
cahaya yang masuk ke mata, untuk menutup dan membuka mata serta
memelihara mata dari kekeringan dan debu. Pada kelopak mata terdapat
kelenjar minyak yang meminyaki bulu mata. Di atas kelopak mata terdapat
alis yang berfunsi sebagai pelindung mata dari keringat. Di bawah kelopak
mata terdapat kelenjar air mata atau glandula lakrimalis yang berfungsi
untuk membasahi mata dan memelihara mata tetap bersih dari kotoran.
1. Bagian-Bagian Mata
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan,
yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau
selaput jala.
a. Selaput Putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang
tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih.
Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus
dan
membantu
mempertahankan
bentuk
biji
mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea
dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu
dibasahi oleh air mata.
18
b. Selaput Hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata
yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah
memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan
mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik
dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam
bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput
pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata
seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau. Iris
berfungsi mengatur diameter atau ukuran pupil.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya
adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya
redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan
cahaya yang
masuk
ke
mata
lebih
banyak.
Sebaliknya,
jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke
mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata yang bikonveks
memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung
(menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya
lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Untuk melihat benda
jauh lensa akan memipih (relaksasi), sedangkan untuk melihat benda dekat
19
lensa akan mencembung (kontraksi). Jarak benda yag dapat dilihat
oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan
jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak
terhingga.
c. Selaput Jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam
pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf.
Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah
bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. Kita bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat
sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini
memerlukan protein iodopsin, yaitu senyawa retinin dan opsin. Ada tiga
macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap rangsang warna
tertentu yaitu merah, kuning, biru. Dari ketiga warna ini kita dapat
menerima spektrum warna dari ungu sampai merah.
2) Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini
memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat
terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A. Jika kita
berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat
melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di
20
tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan
antara iodopsin dan vitamin A. Untuk pembentukan rodopsin tersebut
diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak
bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta
adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata
menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut
sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
2. Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan
oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat
benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa
mata. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh
tepat di bintik kuning.
c. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikan ke otak.
d. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga
kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
21
Atau dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Sumber Cahaya
Masuk ke mata melalui kornea
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
Dibiaskan oleh lensa
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
Sel-sel batang dan kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
Otak membalikkan kembali bayangan yang terlihat di retina
Objek terlihat sesuai dengan aslinya
3. Gangguan pada Mata
a. Rabun Dekat
Rabun
dekat
disebut
hipermetropi.
Rabun
dekat
adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini
disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh
di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil
tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat
22
diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa
cembung merupakan lensa positif
Gambar 2. Mata yang Menderita Kelainan Rabun Dekat
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah
ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan
benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa
negatif.
Gambar 3. Mata yang Menderita Kelainan Rabun Jauh
23
c. Rabun Jauh Dan Dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah
suatu
keadaan
bertambahnya
di
usia.
mana
lensa
Akibatnya
kehilangan elastisitasnya
daya akomodasi
lensa
karena
mata
berkurang. Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua
atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu
melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita
presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap,
yaitu kaca mata cembung dan cekung.
d. Rabun Senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk
melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari.
Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang
tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang
menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin A.
e. Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan
warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu
buta warna total dan buta warna separuh. Buta warna total hanya mampu
melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta warna
separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru
24
(tritanopia), dan hijau (deuteranopia) dimana hal ini disebabkan karena
mata hanya memiliki dua sel kerucut.
f. Katarak
Katarak
atau
penglihatan. Penyebab
bular
katarak
mata
adalah
merupakan
lensa
mata
gangguan
keruh sehingga
menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses
ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam
waktu
yang lama.
Katarak
dapat
menimbulkan
kebutaan
tanpa
rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata
ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g. Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian
otot-otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki
dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang
disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan
kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya
bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan
garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong
dengan kacamata berlensa silindris.
25
i. Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal
bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di
atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini
dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
26
B. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan alat indera pendengaran yang peka terhadap
rangsangan berupa getaran suara (mekanoreseptor). Telinga manusia
mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain
sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan
tubuh manusia.
1. Bagian-bagian Telinga
Gambar 4. Anatomi Telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian
luar, bagian tengah, dan bagian dalam.
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
2) Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
3) Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.
27
4) Membran timpani/selaput gendang/gendang telinga, berfungsi menerima
dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari
suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah
terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
1) Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga
tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama.
Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak
rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka
saat menguap, mengunyah dan menelan.
2) Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar
getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang
martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Tulang-tulang ini berfungsi mengarahkan getaran dari gendang telinga
dan tingkap jorong (fenestra vestibuli).
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut.
1) Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran dari
tulang pendengaran.
28
2) Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan
getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat
cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
3) Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian
sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar.
Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan
diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan
bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan
menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls
tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara
tersebut.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai
indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam
ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang
menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka
terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah.
Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak.
Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
29
3. Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan
gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf
dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat
pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara
sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
 Tuli, tuli ada dua macam yaitu:

Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam
koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi
telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulangtulang pendengaran.

Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
 Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah
terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat
bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini
harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat
disembuhkan.
 Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke
gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari
kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.
 Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya
gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang
didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya
30
membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh
gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek.
Gendang telinga sangat tipis sekali.
 Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan
gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
 Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia
manula.
 Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari
mendengarkan suara yang amat keras.
C. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau
atau zat kimia yang berupa gas (kemoreseptor). Di dalam rongga hidung
terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab
rongga hidung.
Gambar 5. Anatomi Hidung
31
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga
hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut.
Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik,
tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau
manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat
sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif
karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke
dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan
pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada
sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan
diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit
pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau
mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh
adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita
harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainankelainan itu antara lain sebagai berikut.
32
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh
penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor
pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga
hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap
berkurang.
D. Indera Pengecap
Indera pengecap pada manusia adalah Lidah. Lidah adalah alat
indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah
memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh
dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat
reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla
pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan
ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah.
Papila papila ini terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Papila sirkumvalata, ada delapan hingga duabelas dari jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila yang
terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
b. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan
berbentuk jamur.
c. Papila filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk mengecap adalah puting-puting
pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papila sirkumvalata
33
dan fungiformis. Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa
sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Tiap-tiap papila
memiliki kepekaan sendiri-sendiri.
Gambar 6. Macam Jenis Papila yang Terdapat Pada Lidah
Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada
permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri
dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3
detik, adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Terdapat 4 jenis rasa utama
yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa
coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai
rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung.
34
Proses perasa/pengecap terjadi ketika bahan kimia penyusun
makanan (tastant) yang larut dalam air ludah akan kontak dengan sel rasa
memalui pori rasa dan juga akan berinteraksi dengan protein yang disebut
reseptor rasa atau dengan protein-protein yang bertindak sebagai pori yang
dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tersebut menyebabkan
perubahan elektrokimia atau listrik didalam sel rasa sehingga memicu
pelepasan sinyal kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak.
Gambar 7. Anatomi dan Bagian-Bagian Lidah
35
Pada saat makan sambal, yang sering dirasakan adalah kepedasan.
Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi
merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang sehingga
menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan
oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu
rendah sehingga lidah mati rasa. Pada lidah juga sering terjadi iritasi
karena luka atau kekurangan vitamin C. Gangguan ini hanya bersifat
sementara. Ganguan yang bersifat permanent misal terjadi padan orang
yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak.
E. Indera Peraba (Kulit)
Gambar 8. Anatomi Kulit Sebagai Indera Peraba
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung
saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.
Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
36
pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu
ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf
yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam,
bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Ujung Saraf Yang Berselaput dan Rangsangannya
Ujung saraf berselaput
Rangsangan
Korpuskel pacini
Tekanan
Korpuskel ruffini
Panas
Korpuskel krause
Dingin
Korpuskel meissner
Sentuhan
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada
pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit
tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa
luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada
berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujungujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki,
bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka
37
terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan
kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan
pada kulit antara lain sebagai berikut.
1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di
daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu
pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon.
Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea.
Kelenjar
sebasea
memproduksi
lemak
bersama
keringat.
Lemak
merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya
terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini
dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan
lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
38
C. Kerangka Berpikir
Perkembangan
IPTEK
Permasalahan pembelajaran
materi sistem indera
Kompleks dan sulit
divisualisasikan
Audio Visual
Jenuh, minat dan
konsentrasi rendah
Rendahnya
pemahaman dan hasil
belajar peserta didik
ADOBE FLASH
Media pembelajaran sistem indera
berbasis Adobe Flash yang bersifat
atraktif
Teks
Gambar , Tekstur,
dan Warna
Minat dan konsentrasi siswa
meningkat
Pemahaman,dan hasil belajar meningkat
media pembelajaran layak dan efektif
digunakan
Gambar 9. Kerangka Pikir Media Pembelajaran
39
Video dan
Animasi
Download