PENGARUH BUDAYA KORPORAT TERHADAP

advertisement
PENGARUH BUDAYA KORPORAT TERHADAP
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
KANTOR PUSAT PT XYZ
Oleh
MAHENDRA PURNAMA YAHYA
H24080018
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
RINGKASAN
MAHENDRA PURNAMA YAHYA. H24080018. Pengaruh Budaya Korporat
Terhadap Implementasi Good Corporate Governance Pada PT XYZ. Di bawah
bimbingan ABDUL BASITH dan LINDAWATI KARTIKA
Good Cororate Governance (GCG) telah menjadi topik bahasan utama di
bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan
bisnis yang dihadapi perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) merupakan
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai
tambah (value added) untuk semua stakeholder melalui prinsip GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness. Penerapan
GCG ini didasari pada UU No.40/2007 tentang perseroan terbatas dan PP No.
39/2008 yang mengharuskan perusahaan perasuransian menerapkan GCG.Untuk
mewujudkan pelaksanaan GCG yang sesuai dengan pedoman yang berlaku,
diperlukan budaya korporat yang dapat sejalan dengan implementasi GCG.
Budaya korporat merupakan kesamaan nilai yang dimiliki dalam perusahaan yang
dapat mempengaruhi karyawan bertindak dalam aktivitas organisasi. PT XYZ
mempunyai nilai-nilai inti yaitu customer focused, integrity, teamwork,
innovation, dan professionalism. Budaya korporat yang tercermin dalam nilainilai inti tentunya bukan hanya harus dipahami tetapi juga harus diterapkan oleh
karyawan sehingga dapat mendukung implementasi GCG dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi karyawan terhadap
budaya korporat yang diterapkan PT XYZ, mengidentifikasi persepsi karyawan
terhadap implementasi GCG, menganalisis pengaruh antara budaya korporat
terhadap implementasi GCG di PT XYZ dan menganalisis elemen budaya yang
paling berpengaruh terhadap implementasi GCG di PT XYZ.
Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh
karyawan PT XYZ. Setiap poin jawaban ditentukan skornya menggunakan skala
likert. Data sekunder berupa studi literatur dan data lain yang diperoleh dari studi
pustaka dan data PT XYZ. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode cluster dengan teknik purposive sampling yaitu dengan menggunakan
syarat karyawan yang telah bekerja minimal 2 tahun dan diperoleh 71 responden.
Uji validitas dan realibilitas kuesioner dilakukan dengan uji product moment
pearson dan teknik cronbach’s alpha. Alat analisis yang digunakan adalah
Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan bantuan software LISREL
8.30 for Windowsdengan metode Latent Variable Score (LVS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT XYZ
memiliki penilaian yang baik terhadap budaya korporat dan implementasi GCG.
Budaya korporat memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
implementasi GCG. Meningkatkan implementasi budaya korporat akan
meningkatkan implementasi dari GCG. Elemen budaya korporat yang paling
berpengaruh terhadap implementasi GCG adalah integrity. Prinsip-prinsip GCG
yang mempunyai nilai positif dan signifikan adalah transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, dan independensi. Sedangkan untuk fairness tidak signifikan.
Nilai yang tidak signifikan menunjukkan bahwa fairness pada PT XYZ perlu
diperbaiki. PT XYZ harus terus meningkatkan kesadaran karyawannya terhadap
budaya customer focused. Perusahaan harus lebih memperhatikan karyawan yang
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Perusahaan diharapkan
mampu menyesuaikan beban kerja yang diberikan dengan kompensasi yang
diterima, Perusahaan sebaiknya mampu membangun komunikasi dua arah dengan
membuat acara kebersamaan seperti gathering atau forum secara berkala yang
melibatkan presiden direktur, Board of Director (BOD), manajer dan karyawan
sebagai wadah komunikasi sekaligus sosilaisasi budaya korporat serta
implementasi GCG.
PENGARUH BUDAYA KORPORAT TERHADAP
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
KANTOR PUSAT PT XYZ
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Mahendra Purnama Yahya
H24080018
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi
: Pengaruh Budaya Korporat Terhadap Implementasi
Good Corporate Governance Pada Kantor Pusat PT XYZ
Nama
: Mahendra Purnama Yahya
NIM
: H24080018
Menyetujui,
Pembimbing
Dr.Ir. Abdul Basith, MS
NIP 19570709 19198503 1 006
Lindawati Kartika, SE, MSi
NIP 1986 0118 2009 12 2001
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc.
NIP 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Mahendra Purnama Yahya lahir di Jakarta pada tanggal 18
mei 1990 yang merupakan anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Bapak Irwan Muhammad Yahya dan
Ibu Narulita Eka Purnami. Menyelesaikan pendidikan
sekolah di Sekolah Dasar Negeri Pondok Aren 01 Tangerang pada tahun 2002.
Lalu, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Yadika 6
Jurang Mangu kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 108 Jakarta pada tahun 2005. Pada Tahun 2008, diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada Tahun
2009, diterima pada Mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen.
Selama masa perkuliahan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu
sebagai staf acara EXTRAVAGANZA tahun 2009, Staf Acara FEM Art Day
tahun 2009, finalist FEM Ambassador 2009, 2nd ESPRESSO” IPB tahun 2009
sebagai Master of Ceremony. Aktif di oganisasi Center Of Management (Com@)
pada tahun 2009-2010 sebagai Staf Divisi Public Relation. Pada tahun 2010-2011
diamanahi menjabat sebagai Direktur Marketing Center Of Management
(Com@). Penulis juga mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang
Kewirausahaan dan mendapat dana hibah dari DIKTI atas produk usulannya yaitu
A-Leng (Agar-Agar Lengkeng). Selain itu penulis juga pernah melakukan magang
di PT XYZ di Divisi Legal Section selama 1 bulan.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi berjudul Pengaruh Budaya Korporat Terhadap Implementasi Good
Corporate Governance Pada PT XYZ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini masih memiliki kekurangan, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun diharapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bogor, Mei 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Kedua orang tua tercinta (Bapak Irwan dan Ibu Narulita), adikku tercinta
(Irzal Satria Yahya), yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bantuan
moril dan materiil selama penyusunan skripsi.
2.
Keluarga Besar dari mama dan papah, Mbah Amriati, Mbah Kakung, Alm
Opah Janquo, Nenek, Kakek, Tante Ihenk, Tante Ari, Tante Yuyun, Om
Budi,
Om Edi, Om Dheni, Om Jerry yang selalu mendoakan, memberi
motivasi bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi.
3.
Dr. Ir. Abdul Basith, MS dan Lindawati Kartika, SE, MSi. sebagai
pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan
pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
4.
Bapak Nurhadi Wijaya, STP, MM sebagai dosen penguji skripsi yang telah
memberikan pengarahan dan saran kepada penulis.
5.
Dr. Ir Jono Munandar, Msc. Selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB
6.
Bapak Haryadi, Ibu Ani, Ibu Santi, Ibu Tanti Bapak Bambang, Mr
Kawakami, Mr Haraguchi, Kak Elis, Mba Naomi, Mba Milu, Mas Bona dan
seluruh karyawan PT XYZ yang telah memberikan bantuan dan kesempatan
dalam penelitian ini.
7.
Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Manajemen FEM
IPB yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian
penulis.
8.
Spesial Thanks buat sahabatku 3 in 1 Hada Syaiirillah dan Fiqi Syarifah yang
bersedia menjadi sahabat dikala sedih dan duka selalu tertawa bersama.
v
9.
Sahabat-sahabatku di Manajemen tercinta (Risyanaersya, Ocha, Fitri, Amel,
Ida, Sylvani, Fadli, Rida, Dudi, Dewi, Jejes, Mega, Leli, Ismi, Regita, Sachi,
Nika, Bule, Ardi, Anggara) serta seluruh teman-teman Manajemen 45 yang
selalu memberikan cerita baru dan kenangan yang indah serta selalu berbagi
dalam suka dan duka.
10. Teman-teman sebimbingan (Adi, Sindi, Nurul, Ray, Mitha) atas dukungan
dan kerjasamanya
11. Girma Mansion Crew, Ibu dan Bapak Kos, Umar, Uan, Budi, Atok, Syahrul
yang selalu memberikan support dan motivasi seta keceriaan.
12. SahabatKU Geng-SU: Mutsu, Sidik, Oky Wibowo, Cahyaningtyas, Wiwik
Maryani, Okto, Ika Susanti, Herdian, Kiki Jupe, Jemmy yang selalu
menemani disaat suka maupun duka dan membawa keceriaan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
14. Allah SWT, Atas Segala berkah dan rahmat-Nya yang membuatku selalu
bersyukur.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga
penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini,
semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Bogor, Mei 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................
v
DAFTAR ISI
...........................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xi
I.
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
Latar Belakang ............................................................................
Rumusan Masalah .......................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
Manfaat Penelitian ......................................................................
1
4
5
5
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.
2.12.
Organisasi ....................................................................................
Budaya.........................................................................................
Budaya Organisasi ......................................................................
Peran Budaya Organisasi ............................................................
Tipologi Budaya Organisasi........................................................
Model Budaya Organisai.............................................................
Good Corporate Governance......................................................
Tujuan Dan Manfaat GCG ..........................................................
Prinsip-prinsip GCG ...................................................................
Permasalahan dan tantangan implementasi GCG .......................
Hubungan Budaya Korporat dengan GCG .................................
Penelitian Terdahulu ...................................................................
7
7
7
8
9
10
11
12
14
14
15
16
III. METODE PENELITIAN
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian…… ..............................................
Jenis dan Sumber data .................................................................
Metode Pengambilan Sampel......................................................
Metode Pengumpulan Data .........................................................
Metode dan Skala Pengukuran ....................................................
Hipotesis Penelitian.....................................................................
Metode Analisis Data ..................................................................
3.8.1 Metode Analisis Deskriptif ................................................
vii
17
18
18
18
19
22
23
24
24
3.8.2 Struktural Equation Model .................................................
3.8.3 Latent Variabel Square ......................................................
24
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
Visi dan Misi PT XYZ ................................................................
Struktur Organisasi .....................................................................
Hasil Validitas Dan Realibilitas ..................................................
Analisis Karakteristik Responden ...............................................
4.4.1 Karakteristik Jenis Kelamin .............................................
4.4.2 Karakteristik Usia.............................................................
4.4.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan ....................................
4.4.4 Karakteristik Lama Bekerja .............................................
4.4.5 Karakteristik Divisi ..........................................................
4.4.6 Karakteristik Jabatan ........................................................
4.4.7 Karakteristik Status Kepegawaian ...................................
4.5. Tingkat Penilaian Karyawan Terhadap Budaya Korporat ..........
4.5.1 Customer Focused ...........................................................
4.5.2 Integrity ...........................................................................
4.5.3 Teamwork .......................................................................
4.5.4 Innovation .......................................................................
4.5.5 Professionalism ...............................................................
4.6. Tingkat Penilaian Karyawan Terhadap GCG .............................
4.6.1 Transparansi ....................................................................
4.6.2 Akuntabilitas ..................................................................
4.6.3 Responsibilitas ................................................................
4.6.4 Independensi ...................................................................
4.6.5 Fairness ...........................................................................
4.7. Penilaian karyawan terhadap prioritas perbaikan GCG ..............
4.8. Analisis Pengaruh Budaya Korporat Terhadap GCG .................
4.9. Analisis Implementasi GCG PT XYZ.........................................
4.10 Saran Karyawan PT XYZ ...........................................................
4.10 Implikasi Manajerial ...................................................................
28
29
30
30
30
31
32
33
34
35
36
37
37
39
45
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
58
60
60
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...........................................................................................
Saran
...........................................................................................
63
64
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
65
LAMPIRAN
67
...........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Prestasi PT XYZ periode 2008-2009..................................................
2
2. Penyebaran Jumlah Sampel.................................................................
19
3. Tingkat Metode Alpha Cronbach........................................................
22
4. Rentang Skala Interpretasi Jawaban Kuesioner..................................
23
5. Penilaian Karyawan Mengenai Budaya Korporat………...………...
37
6. Penilaian Karyawan Mengenai Customer Focused……....................
38
7. Penilaian Karyawan Mengenai Integrity………………………..…..
39
8. Penilaian Karyawan Mengenai Teamwork…….………………..…..
40
9. Penilaian Karyawan Mengenai Innovation………………………....
41
10. Penilaian Karyawan Mengenai Professionalism…………………....
42
11. Penilaian Karyawan Mengenai Implementasi GCG...........................
43
12. Penilaian Karyawan Mengenai Transparansi......................................
44
13. Penilaian Karyawan Mengenai Akuntabilitas....................................
45
14. Penilaian Karyawan Mengenai Responsibilitas.................................
46
15. Penilaian Karyawan Mengenai Independensi....................................
47
16. Penilaian Karyawan Mengenai Fairness.............................................
49
17. Penilaian Karyawan Terhadap Prioritas Perbaikan GCG...................
50
18. Perbandingan Antar Model Berdasarkan Uji Kecocokan...................
54
19. Pengaruh Budaya Korporat Terhadap GCG.......................................
55
20 Analisis Implementasi GCG...............................................................
59
ix
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Persepsi Pemahaman Karyawan Tehadap Budaya Perusahaan.......
Mode Lapisan Budaya ..................................………………………
Kerangka Pemikiran..........................................................................
Model Pengaruh Budaya Korporat Terhadap Implementasi GCG...
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin.......................
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Usia......................................
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja......................
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Divisi...................................
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jabatan ………………........
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian.............
Koefisien Lintas Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap GCG
(Model 1).........................................................................................
13. Nilai Signifikan Test Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap
GCG (Model 1)................................................................................
14. Koefisien Lintas Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap GCG
(Model 2)......................................................................................... .
15. Nilai Signifikan Test Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap
GCG (Model 2)................................................................................
x
Halaman
3
10
17
26
30
32
33
33
34
35
36
51
51
52
53
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ...........……………………………………….
68
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................
73
3. Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Karyawan PT XYZ...............
75
4. Struktur Organisasi PT XYZ............................. …………………...
77
5. Hasil Pemodelan Pengaruh Budaya Korporat Terhadap GCG……….
78
xi
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua stakeholder. GCG telah menjadi topik bahasan utama di bisnis
global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan
bisnis yang dihadapi perusahaan. Pada dasarnya penerapan GCG memiliki
tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja perusahaan melalui
prinsip-prinsip
GCG,
yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas,
independensi, dan fairness. Perusahaan yang menjalankan GCG secara baik
dan berkelanjutan, memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak tahu atau belum menjalankan GCG.
PT XYZ sebagai perusahaan joint venture (perusahaan patungan)
terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Penerapan
GCG pada perusahaan perasuransian di dasari pada UU No.40/2007 tentang
perseroan terbatas dan PP No.39/2008 tentang perubahan kedua PP
No.73/1992 yang mengharuskan perusahaan perasuransian menerapkan tata
kelola perusahaan yang baik. Kedua perundang-undangan tersebut digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan GCG perusahaan asuransi yang di terbitkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Perusahaan selalu menjaga konsistensi dalam menerapkan GCG.
Tranparansi laporan kinerja keuangan perusahaan selalu dilaporkan kepada
para pemegang saham, stakeholder, maupun publik. Sejalan dengan hal
tersebut PT XYZ telah mengukir prestasi dan penghargaan terutama di dalam
kinerja keuangan perusahaan. Prestasi PT XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Tabel 1. Prestasi PT XYZ periode 2008-2009
No
Prestasi
Keterangan
1
Peringkat ke-5 Asuransi terbaik Perusahaan meraih peringkat ke-5
oleh majalah Media Asuransi dari 13 perusahaan asuransi umum.
(2008).
2
Peringkat
ke-4
perusahaan Penilaian tersebut di dasarkan pada
asuransi berpredikat Sangat kinerja keuangan perusahaan di
Baik oleh majalah infobank tahun 2008.
(2009).
3
Asuransi terbaik tahun 2009 .
Penghargaan asuransi terbaik oleh
Indonesia Business & Company
Award 2009.
(Sumber: Annual Report PT XYZ, 2010)
Prestasi yang telah diraih tentunya merupakan komitmen perusahaan untuk
terus meningkatkan kinerjanya demi kepentingan para stakeholder perusahaan,
sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan sebagai perusahaan asuransi
kerugian yang profesional bukan hanya dimata para pemegang saham tetapi
juga para customer.
Untuk mewujudkan pelaksanaan GCG yang sesuai dengan pedoman
yang berlaku, diperlukan budaya korporat yang mendukung pelaksanaan GCG
di perusahaan. Budaya korporat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan
perusahaan seperti bagaimana keputusan dibuat, siapa yang membuatnya,
bagaimana karyawan dilakukan dan bagaimana perusahaan merespon kepada
lingkungannya. Pada hakikatnya budaya dari perusahaan tersebut memiliki
nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi dalam cakupan yang lebih luas
dan mendalam serta merupakan elemen dasar bagi terciptanya suatu iklim
perusahaan yang ideal untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Secara umum, budaya korporat yang dimiliki oleh PT XYZ adalah
tercermin dari nilai-nilai inti yang dimiliki oleh perusahaan yaitu:
•
Customer Focused (Fokus Pelanggan), secara berkesinambungan untuk
terus berusaha memberikan keamanan dan kepuasan pelanggan.
•
Integrity (Integritas), tulus dan adil dalam semua kegiatannya
•
Team Work (Kerjasama), mengupayakan tercapainya pertumbuhan
bersama dengan cara saling menghormati kepribadian dan pendapat satu
sama lain dan juga saling berbagi pengetahuan maupun ide.
3
•
Innovation (Inovasi), mendengarkan para pemangku kepentingan dan terus
mencari cara untuk mengembangkan cara dalam kerja maupun melakukan
bisnis.
•
Professionalism (Profesionalisme), terus berusaha untuk meningkatkan
kemampuan dan keahlian untuk memberikan pelayanan dan kualitas tinggi
Budaya tersebut di komunikasikan dan di internalisasikan kepada seluruh
karyawan dengan harapan karyawan memahami dan mengimplementasikan
budaya sebagai dasar bertindak dan berperilaku di dalam perusahaan. Baik
buruknya layanan manajerial ditentukan oleh perilaku manajerial yang
sebagian besar dipengaruhi oleh budaya korporat. Sehingga Budaya korporat
harus dipahami oleh setiap karyawan. Berdasarkan Employee Voice Survey
(EVS), 2011 yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pemahaman
karyawan terhadap budaya korporat, dapat dilihat pada Gambar 1.
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
86%
91%
80%
memahami
14%
PT XYZ
keseluruhan
20%
tidak memahami
9%
PT XYZ
Indonesia
BOD/TA
Gambar 1. Persepsi Pemahaman Karyawan PT XYZ terhadap
Budaya Korporat. (Sumber:kenexa 2011)
Berdasarkan Gambar 1 tingkat pemahaman karyawan terhadap budaya
korporat sudah sangat baik, dapat dilihat bahwa 91 % karyawan PT XYZ
memahami budaya yang diterapkan pada perusahaan. Pemahaman karyawan
terhadap budaya korporat tentunya juga harus didukung oleh penerapan budaya
tersebut dalam aktivitas perusahaan.
Inti dari GCG terletak pada budaya itu sendiri yang berarti bahwa GCG
yang diterapkan perusahaan pada intinya adalah mencari corporate culture
terbaik yang memaksimalkan potensi perusahaan dan keberhasilan perusahaan
4
yang selaras dengan investasinya dalam kaitannya peranan budaya korporat
dan GCG untuk meningkatkan daya saing perusahaan (Moeljono, 2006).
Hal ini akan berdampak dalam implementasinya sehingga perlu dikaji
mengenai kesiapan dan kondisi dari budaya korporat tersebut dimana kesiapan
yang dimaksud adalah dengan berperilaku etis, berperilaku bersih, transparan,
dan
profesional. Budaya korporat dalam implementasinya terhadap GCG
menjadikan seluruh sumber daya yang dimiliki sebagai tolak ukur penting
dalam menilai keunggulan bersaing.
Meskipun implementasi GCG sudah berjalan di PT XYZ dan
pemahaman karyawan terhadap budaya korporat sudah sangat baik, namun di
dalam pelaksanaannya perlu perbaikan secara terus menerus, sesuai dengan
budaya PT XYZ yang selalu konsisten melaksanakan continous improvement
sehingga budaya korporat dan GCG bukan hanya saja dipahami oleh karyawan
tetapi juga di implementasikan dalam perilaku mereka sesuai dengan harapan
perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian pengaruh budaya korporat
terhadap implementasi GCG di PT XYZ untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh budaya korporat terhadap implementasi GCG di perusahaan. Apakah
budaya perusahaan dan implementasi GCG sudah diterapkan oleh karyawan
dengan baik atau hal tersebut hanya digunakan sebagai formalitas belaka.
1.2.
Rumusan Masalah
Budaya korporat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan perusahaan
seperti bagaimana keputusan dibuat, siapa yang membuatnya, bagaimana
karyawan
dilakukan
dan
bagaimana
perusahaan
merespon
kepada
lingkungannya. Baik buruknya layanan manajerial, ditentukan oleh perilaku
karyawan yang dipengaruhi oleh budaya korporat.
PT XYZ merupakan perusahaan yang menyadari pentingnya budaya
korporat sebagai dasar perilaku dan bertindak karyawannya. Budaya korporat
akan mempengaruhi iklim organisasi yang akan berdampak pada pencapaian
tujuan perusahaan.
Budaya korporat yang baik akan mendukung implementasi GCG di
dalam perusahaan. Inti dari GCG adalah mencari corporate culture terbaik
5
yang memaksimalkan potensi perusahaan dan keberhasilan perusahaan yang
selaras dengan investasinya dalam kaitannya peranan budaya korporat dan
GCG untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Budaya korporat haruslah
selaras dengan implementasi GCG sehingga dapat mendukung tujuan
perusahaan. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
beberapa hal berikut yang menjadi masalah:
1. Bagaimana persepsi karyawan PT XYZ terhadap implementasi Budaya
Korporat?
2. Bagaimana persepsi karyawan PT XYZ terhadap penerapan Good
Corporate Governance?
3. Bagaimana pengaruh Budaya Korporat terhadap pelaksanaan Good
Corporate Governance pada PT XYZ?
4. Elemen budaya mana yang paling berpengaruh terhadap penerapan Good
Corporate Governance?
1.3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi persepsi karyawan PT XYZ terhadap implementasi
Budaya Korporat.
2. Mengidentifikasi persepsi karyawan PT XYZ Indonesia terhadap
penerapan Good Corporate Governance.
3. Menganalisis pengaruh antara budaya korporat dengan pelaksanaan Good
Corporate Governance di PT XYZ
4. Menganalisis elemen budaya yang paling berpengaruh terhadap penerapan
Good Corporate Governance di PT XYZ.
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada persepsi karyawan terhadap
implementasi budaya korporat dan Good Corporate Governance yang
dilaksanakan pada kantor pusat PT XYZ yang berlokasi di Jalan Jendral
Sudirman Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Penelitian ini menganalisis pengaruh
budaya korporat terhadap implementasi Good Corporate Governance pada
PT XYZ.
6
1.5.
Manfaat Penelitian
•
Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT XYZ untuk
mengetahui persepsi karyawan dalam penerapan budaya korporat dalam
aktivitas sehari-hari untuk mendukung implementasi
Good Corporate
Governance di dalam perusahaan.
•
Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang Manajemen Sumberdaya Manusia dan dapat
berguna bagi penelitian selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Organisasi
Menurut Umam (2010), organisasi merupakan tempat atau wadah orang-
orang yang berkumpul bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin, dan terkendali dalam memanfaatkan sumberdaya
organisasi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Kerjasama ini adalah kerjasama yang terarah pada pencapaian
tujuan, yaitu mengikuti pola interaksi antar individu dan kelompok. Pola
interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan, norma, keyakinan,
nilai-nilai
tertentu
sebagaimana
ditetapkan
oleh
pendiri
organisasi.
Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu yang lama membentuk
budaya organisasi.
2.2
Budaya
Budaya menurut Hofstade (dalam Sobirin, 2008), mengartikan budaya
sebagai nilai-nilai (values) dan kepercayaan (beliefs) yang memberikan orangorang suatu cara pandang terprogram (programmed way of seeing). Dengan
demikian, budaya merupakan suatu cara pandang yang sama bagi sebagian
besar orang. Phesey (dalam Sobirin, 2008), mengartikan nilai-nilai sebagai
segala sesuatu yang dimuliakan (esteemed), dijunjung (prized), atau dihargai
(appreciated) dalam budaya tersebut. Adapun kepercayaan diartikan sebagai,
apa yang dianggap benar (true). Dengan demikian, bentuk atau wujud dari
pengertian budaya dapat dilihat dalam tiga hal, yaitu: Pertama, budaya itu
abstrak (ideal), budaya itu merupakan kepercayaan, asumsi dasar, gagasan, ide,
moral, norma, adat istiadat, hukum dan peraturan. Kedua, Budaya itu berupa
sikap yang merupakan pola perilaku atau kebiasaan dari kegiatan manusia
dalam lingkungan komunitas masyarakat, yang menggambarkan kemampuan
beradaptasi, baik secara internal maupun eksternal. Ketiga, budaya itu tampak
secara fisik yang merupakan bentuk fisik dari hasil karya manusia.
8
2.3
Budaya Organisasi
Menurut Umam (2010), budaya organisasi mempunyai pengertian
sebagai
aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi
pegangan bagi sumber daya manusia (SDM)-nya dalam menjalankan
kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi tersebut.
Dapat juga dikatakan, budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia
di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran, tindakan, pembicaraan
yang dipelajari dan diajarkan pada generasi berikutnya. Sedangkan menurut
Schein (dalam Umam, 2010), budaya organisasi merupakan pola asumsi dasar
yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok orang selagi mereka
belajar untuk menyelesaikan problem-problem, menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal dan berintegrasi dengan lingkungan internal.
Budaya organisasi
menurut Robbins (2008) adalah sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lain. Robbins juga menjabarkan bahwa terdapat
tujuh karakteristik utama budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong
untuk inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian ke rincian. Sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan
kecermatan, analisis dan perhatian pada rincian.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil
ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan
efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim
ketimbang pada individu-individu.
6. Keagresifan. Sejauh mana oorang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang
santai.
7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya
status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
9
2.4
Peran Budaya Organisasi
Menurut Wirawan (2008), dikemukakan peran budaya organisasi
terhadap organisasi, anggota organisasi, dan mereka yang berhubungan dengan
organisasi diantaranya adalah:
1. Identitas organisasi. Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang
melukiskan organisasi dan membedakannya dengan organisasi lain.
2. Menyatukan organisasi. Budaya organisasi merupakan lem normatif yang
merekatkan unsur-unsur organisasi menjadi satu.
3. Komitmen kepada organisasi kelompok. Budaya organisasi bukan hanya
menyatukan, tetapi juga memfasilitasi komitmen anggota organisasi kepada
organisasi dan kelompok kerjanya.
4. Menciptakan konsistensi. Budaya organisasi menciptakan konsistensi
berfikir, berperilaku dan merespon lingkungan organisasi.
5. Kinerja organisasi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan,
meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi.
6. Sumber keunggulan kompetitif. Budaya organisasi merupakan salah satu
sumber keunggulan kompetitif.
2.5
Tipologi Budaya Organisasi
Menurut Quainn dan McGrath (dalam Wirawan 2008), mengemukakan
empat dimensi budaya perusahaan yang mengacu pada aktivitas manajemen
yang mencerminkan nilai-nilai karyawan yaitu:
1. Budaya Organisasi Pasar. Merupakan budaya rasional yang dirancang untuk
mencapai objektif, memakai produktivitas dan efisiensi sebagai faktor
utama kinerja. Atasan memegang peranan dalam budaya ini dan kompetensi
merupakan dasar otoritasnya. Gaya kepemimpinan adalah berdasarkan
perintah dan berorientasi pada tujuan. Pengambilan keputusan tegas dan
dijamin dengan perjanjian kontrak. Individu dinilai berdasarkan output yang
terlihat dan didorong agar berorientasi pada prestasi. Karakteristik dari
budaya ini adalah nilai keagresifan, kerajinan, dan inisiatif.
2. Budaya Organisasi Adokrasi. Merupakan budaya idiologikal yang dapat
mendukung tujuan luas seperti yang diidentifikasikan oleh kriteria kinerja.
10
Dalam budaya ini keeputusan sering diambil sebagai hasil intuisi, para
pemimpin cenderung inventif dan berorientasi pada resiko. Ketaatan
karyawan diukur dari komitmen mereka terhadap nilai-nilai organisasi.
Secara umum, karakteristik budaya ini adalah adaptabilitas, otonomi, dan
kreatifitas.
3. Budaya Organisasi Klan. Merupakan budaya konsensus dengan tujuan
pemeliharaan kelompok dan mengukur kinerja dalam pengertian apakah
memfasilitasi kesatuan dan moril. Otoritas diberikan kepada anggota
organisasi secara umum dan dasar penggunakan kekuasaan berdasarkan
status informal. Pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dan
konsensus, dan gaya kepemimpinan dominan. Nilai karakteristik dari
organisasi adalah kesopanan, keadilan, integritas moral dan ekualitas sosial.
4. Budaya
Organisasi
Hierarki.
Merupakan
budaya
hirarkis
untuk
melaksanakan peraturan yang stabil dan terkontrol. Keputusan dibuat dan
dilaksanakan berdasarkan analisis faktual dan para pemimpin cenderung
konservatif dan hati-hati. Kepatuhan karyawan dipantau berdasarkan
pengawasan dan pengontrolan. Mereka dinilai berdasarkan kriteria formal
yang disepakati dan diharapkan menghargai nilai sekuriti. Nilai-nilai budaya
ini adalah formalitas, logika, kepatuhan dan keteraturan.
2.6
Model Budaya Organisasi
Fons Tropenaars (dalam Wirawan 2008), mengemukakan model budaya
organisasi dalam 3 lapisan berikut:
Artefak dan
Produk
Norma dan Nilai
Asumsi Dasar
Imsplisit
Gambar 3.Model Lapisan Budaya Menurut Tropenaars (1995) dalam
Wirawan (2008).
11
1. Lapisan paling luar merupakan produk-produk eksplisit atau budaya
eksplisit. Budaya adalah realitas yang dapat diobservasi terdiri dari artefakartefak dan produk-produk. Isi lapisan budaya organisasi adalah bahasa,
bagunan, pakaian, teknologi dan perilaku organisasi.
2. Lapisan tengah merupakan norma dan nilai-nilai. Budaya eksplisit
merefleksikan norma dan nilai-nilai. Norma merupakan rasa bersama yang
dimiliki kelompok mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Nilai-nilai
menentukan definisi apakah sesuatu itu baik atau buruk dan karenanya
berhubungan dengan ide-ide yang dianut bersama kelompok.
3. Inti. Merupakan asumsi mengenai eksistensi manusia. Untuk menjawab
pertanyaan nilai-nilai antara budaya-budaya. Inti dari eksistensi manusia
merupakan acuan dasar. Nilai-nilai dasar manusia adalah melangkah untuk
bertahan hidup atau tetap hidup menghadapi tantangan lingkungannya.
Anggota sistem sosial mengorganisasikan dirinya dan mengembangkan cara
yang
paling
efektif
untuk
menghadapi
tantangan
lingkungannya
menggunakan sumber-sumber yang ada dan berhasil. Dari sini mereka
menciptakan asumsi dasar mengenai eksistensi manusia. Asumsi dasar ini
dipergunakan sebagai pola berperilaku dan bertindak dalam menghadapi
tantangan.
2.7
Good Corporate Governance
Good Corporate Governance merupakan suatu prinsip dasar pengelolaan
perusahaan secara transparan akuntabel dan adil sesuai dengan aturan dan etika
yang berlaku umum. Terdapat beberapa pengertian dari pakar mengenai
definisi GCG ini yang tertuang dalam Tunggal (2010), diantaranya:
1. Good
Corporate
Governance
adalah
upaya
mengarahkan
dan
mengendalikan perusahaan agar terjadi keseimbangan kekuatan kewenangan
diantara para pengelola perusahaan (Cadbury dalam Tunggal 2010)
2. Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengaturan hak (rights),
termasuk kendali di dalam maupun di luar manajemen secara keseluruhan
yang dimaksud dengan rights itu sendiri adalah hak yang dimiliki oleh para
stakeholders (CEPS dalam Tunggal 2010).
12
3. Good Corporate Governance kerap diartikan sebagai checks and balance
antara kewenangan para pengambil keputusan di dalam perusahaan, antara
manajemen, direktur, stakeholders, karyawan dan stakeholder yang lain
(OECD dalam Tunggal 2010).
GCG merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organorgan perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan
secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan norma, etika, budaya dan
aturan yang berlaku.
GCG sebagai struktur, mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang saham Stakeholder lainnya. GCG
sebagai sistem, berfungsi sebagai pengawasan dan penimbagan kewenangan
atas pengendalian perusahaan yang dapat mencegah munculnya pengelolaan
yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. GCG sebagai proses
terwujudnya transparansi atas penentuan tujuan perusahaan dan pencapaian
tujuannya (CPGI dalam Tunggal 2010).
Landasan penerapan GCG pada perusahaan secara umum dikeluarkan
oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) tahun 2001
sedangkan
landasan
hukum
bagi
perusahaan
perasuransian
adalah
dikeluarkannya pedoman umum GCG yang disempurnakan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada akhir 2006. Disamping itu,
pada tahun 2007 dikeluarkan UU.No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan
PP No. 39/2008 tentang perubahan kedua atas PP No. 73/1992 tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian sehingga kedua perundang-undangan
tersebut digunakan menjadi acuan dalam pedoman penerapan GCG perusahaan
perasuransiaan Indonesia.
2.8
Tujuan dan manfaat Good Corporate Governance
Good Corporate Governance mempunyai lima tujuan utama (Sutojo,
2008). Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
13
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
2. Melindungi hak dan kepentingan para angggota stakeholders non pemegang
saham.
3. Meningkatkan efisiensi dan waktu efektivitas kerja Dewan pengurus dan
manajemen perusahaan.
4. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
5. Meningkatkan mutu hubungan Dewan Pengurus dengan manajemen senior
perusahaan.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari penerapan Good Corporate
Governance (http://www.usu.ac.id/idfiles/,(2010)), yaitu:
1. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan
berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang
optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang
lebih sehat. Ketiga hal ini jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan,
sehingga kinerja perusahaan
akan
mengalami
peningkatan.
2. Good Corporate Governance akan memungkinkan dihindarinya atau
sekurang-kurangnya dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaan
wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini tentu
akan menekan kemungkinan kerugian bagi perusahaan maupun pihak
berkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.
3. Nilai perusahaan dimata investor akan meningkat sebagai akibat dari
meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempat
mereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaan
akan dapat
memudahkan perusahaan mengaksestambahan dana yang
diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan terutama untuk tujuan
ekspansi.
4. Dalam praktik GCG karyawan ditempatkan sebagai salah satu stakeholders
yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka motivasi dan
kepuasan kerja karyawan juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan
ini dalam tahap selanjutnya tentu akan dapat pula meningkatkan rasa
memiliki (sense of belonging) terhadap perusahaan.
14
5. Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkat
kepercayaan stakeholders kepada perusahaan akan meningkat.
6. Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen akan cenderung untuk
tidak melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya
kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang
berlaku dan penyajian informasi secara transparan.
2.9
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Komite nasional Kebijakan Governance (KNKG) merupakan komite
yang menciptakan prinsip-prinsip bagi dunia usaha dalam menerapkan GCG.
Prinsip-prinsip GCG ini harus diterapkan pada setiap aspek bisnis dan semua
jajaran perusahaan.KNKG menyebut prinsip Corporate Governance sebagai
asas Corporate Governance. Berikut ini lima prinsip yang tercantum di
Pedoman Umum GCG (KNKG, dalam Sutojo 2008):
1. Transparansi
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkap tidak hanya masalah yang
diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan
kepentingan
pemegang
saham
dan
pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas
Perusahaan harus mematuhi perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
15
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness (Kewajaran dan kesetaraan)
Dalam
melaksanakan
kegiatannya,
perusahaan
harus
senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
2.10 Permasalahan
Governance.
dan
Tantangan
Implementasi
Good
Corporate
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
pengimplementasian GCG adalah (Setiawan, 2007):
1. Kesadaran akan manfaat GCG belum menyatu dalam diri individu yang ada
dalam organ perusahaan (Dewan Komisaris, Direksi,dan Pemegang Saham).
2. Belum lengkapnya infra structure dan soft structure sebagai tools dalam
penerapannya GCG sehingga membutuhkan biaya besar (mahal).
3. Masih ada praktik pengelolaan perusahaan oleh pemegang saham mayoritas
atau pengendali sehingga memungkinkan terjadinya benturan kepentingan
dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan informasi.
4. Budaya
perusahaan,
karena
masih
banyak
menghadapi
berbagai
ketidakpastian dalam iklim usaha, maka para pengusaha lebih bertumpu
pada short term strategy dibandingkan tujuan mencapai long term strategy
sehingga GCG adalah “barang mahal”.
2. 11
Hubungan Budaya Korporat dengan Good Corporate Governance
Menurut Moeljono (2006), budaya perusahaan merupakan sisi dalam atau
sisi nilai dari pengelolaan korporasi, atau menjadi bagian hulu dari GCG
dengan muatannya yang fokus pada basic value dari pengelolaan korporasi
yang kemudian ditentukan melalui sistem.
Corporate Governance memberikan perhatian pada bentuk fisik dan
perilaku dari suatu perusahaan. Bentuk itu dapat dikembangkan melalui
16
peningkatan
kemampuan
atau
(skill)
dan
peningkatan
pengetahuan
(knowledge). Sementara itu, budaya perusahaan memberikan konsenterasi pada
bentuk sikap. Bentuk sikap merupakan kepribadian antar individu dalam
perusahaan sehingga kumpulan sikap interaksi kepribadian antar individu
dalam perusahaan akan memunculkan karakter perusahaan dalam dirinya.
Tanpa itu, perusahaan ibarat sebuah wadah tanpa nyawa. Perusahaan yang
besar, kuat, dan hidup beratus tahun sambil tetap menjadi idola dan pujaan
adalah perusahaan yang kompeten yang menggerakan seluruh bagian tubuhnya
atas perintah dari dalam tubuhnya. Penggerak itu adalah budaya perusahaan
sehingga dapat dikatakan bahwa budaya perusahaan merupakan inti dari GCG.
2. 12
Penelitian Terdahulu
Nawawi (2010), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya
Perusahaan Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei, teknik korelasional antara budaya perusahaan (X) dengan Good
Corporate Governance (Y) dengan cara menyebarkan yang berisi pertanyaan
dan pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas harian dengan tugas.
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk, Kantor Daerah Telekomunikasi Bogor (KANDATEL) Bogor
yang berjumlah 200 orang dan dipilih 67 orang dipilih dengan teknik
probability sampling pada simple random sampling.
Analisis data menggunakan regresi linear berganda dan teknik
korelasional sederhana. Hasil penelitian menunjukan terdapat korelasi yang
kuat antara budaya perusahaan dengan good corporate governance, yang
menunjukan semakin kuat penerapan budaya perusahaan maka semakin tinggi
penerapan GCG.
17
III. METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran
Visi dan Misi
PT XYZ
Budaya
Korporat
Good Corporate
Governance
Atribut Budaya Korporat
1. Customer Focused
2. Integrity
3. Teamwork
4. Innovation
5. Profesionalism
Prinsip GCG:
1. Transparansi
2. Independensi
3.Akuntabilitas
4. Responsibilitas
5. Fairness
Pengaruh Budaya korporat terhadap
GCG
Implikasi Manajerial
Rekomendasi
-------- = Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 4. Kerangka Pemikiran
Gambar 4 diatas menjelaskan kerangka pemikiran bahwa pencapaian
tujuan organisasi selalu dilatarbelakangi oleh visi dan misi organisasi tersebut.
Visi merupakan proyeksi atau kondisi yang dapat terjadi dimasa depan,
sedangkan misi adalah peran yang dapat dimainkan pada kondisi tersebut yang
sekaligus membuat tujuan yang akan dicapai. Visi dan misi yang dimiliki
perusahaan akan merefleksikan nilai dan norma yang terdapat di perusahaan
dan merupakan cikal bakal terbentuknya budaya korporat.
Budaya korporat yang dipahami dan di implementasikan oleh seluruh
individu dalam perusahaan akan menjadi jiwa yang mempengaruhi aktivitas
18
keseharian dalam jalannya kegiatan operasional perusahaan, sehingga pada
akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan demi tercapainya GCG.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis persepsi karyawan terhadap dua
hal pokok yaitu responden terhadap budaya korporat dan persepsi karyawan
terhadap GCG. Dari hasil analisis terhadap persepsi tersebut, kemudian diteliti
pengaruh antara budaya korporat dengan GCG. Pengaruh budaya korporat
terhadap GCG haruslah dianalisis secara benar agar mampu menghasilkan
pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan perusahaan untuk membuat
keputusan secara manajerial.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang analisis budaya korporat dan kaitan dengan
implementasi GCG studi kasus yang dilaksanakan di PT XYZ Jakarta Selatan,
DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari –Maret 2012.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melelui penyebaran kuesioner kepada
responden dan atasan PT XYZ serta wawancara langsung kepada Manajer
Sumber Daya Manusia dan Manajer Legal Section PT XYZ. Data sekunder
diperoleh dan dikumpulkan melalui studi literatur yang berkaitan dengan objek
penelitian seperti buku, data perusahaan majalah, jurnal, internet, serta datadata yang dimiliki perusahaan dan dari penelitian terdahulu. Data sekunder
berfungsi sebagai pendukung dari data primer yang telah didapatkan.
3.4
Metode Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi. Untuk metode penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode Cluster dengan teknik purposive sampling. Responden yang dipilih
adalah responden yang sudah bekerja di PT XYZ minimal 2 tahun. Asumsi
karyawan yang sudah bekerja minimal 2 tahun sudah memahami budaya
korporat dan penerapan GCG. Dengan Penentuan jumlah contoh dari populasi
dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Slovin (Umar, 2003)
berikut:
19
n=
𝑁
1+𝑁𝑒 2
............................................. (1)
Keterangan:
n = Ukuran sampel yang diambil
N = Ukuran populasi
e = Kesalahan yang ditolerir (10%)
Dengan populasi sebanyak 242 orang dan dengan kesalahan yang dapat
ditolerir 10% maka didapat sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebesar 71 orang.
n=
242
1+242(0,1)2
=70,76≈ 71 orang
Responden yang akan dijadikan sampel tersebar di setiap divisi.
Penyebaran jumlah responden yang akan dijadikan sampel pada setiap divisi
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Penyebaran Jumlah Sampel
3.5
No
Divisi
Jumlah
karyawan
Nilai Fraksi
(%)
Jumlah
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Secretary
Administrasi
Broker Business
Claim
Finance
IT
Internal Audit
Japanese Business
Local Business
Underwritting and
Reinsurance
Total
5
19
27
54
31
8
4
45
9
40
2,1
7,85
11,15
22,31
12,80
3,31
1,65
18,6
3,72
16,53
1
6
8
16
9
2
1
13
3
12
242
100
71
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1.Kuesioner
Responden yang terdiri dari karyawan dan atasan diberikan kuesioner
tertutup yang harus mereka isi. Kuesioner tersebut berupa pilihan atas suatu
jawaban yang telah ditentukan berdasarkan skala Likert. Menurut Sugiono
20
(2009), dalam skala Likert kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar setuju
dan tidak setuju saja, melainkan dibuat dengan lebih banyak kemungkinan
jawaban yaitu setuju (S), Tidak setuju (TS), Sangat setuju (SS), dan sangat
tidak setuju (STS). Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada pihak
responden dan kemudian menganalisis kesenjangan yang ada. Kualitas
pengumpulan data dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif
ditentukan oleh instrumen pengumpulan datanya. Instrumen itu dikatakan
berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan pemakaiannya bila sudah diuji
validitas dan reabilitasnya dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dihitung
dengan menggunakan SPSS 17 for windows.
a.Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui pertanyaan yang valid dari
jawaban yang telah diberikan kepada responden. Jumlah pertanyaan yang valid
setelah
diuji
kemudian
akan
diuji
lagi
dengan
menggunakan
uji
reabilitas.Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai
berikut (Umar, 2005):
• Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang dapat diukur
• Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden
• Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
• Menghitung nilai korelasi antara data pada masing pertanyaan/pernyataan
dengan skor total.Nilai korelasi dapat diketahui dengan menggunakan
product moment. Rumus dari korelasi produk moment yang digunakan
yaitu:
𝑟=
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
.................................(2)
�(𝑛 ∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 �𝑛 ∑ 𝑌 2 –∑ 𝑌)2 �
Keterangan
r = Angka korelasi
X= Skor butir instrumen
N= Jumlah responden
Y= Total skor
• Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel
nilai r. Bila nilai r
hitung >
r tabel , maka pertanyaan tersebut valid atau
signifikan dalam penelitian ini. Angka kritik tabel korelasi untuk nilai r (n-
21
2;𝛼). Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang responden. Hasil uji
validitas yang diperoleh dibandingkan dengan 𝛼=5 persen sebesar 0,361.
Nilai validitas yang lebih besar dari 0,361 berarti valid dan jika hasilnya
lebih kecil dari 0,361 berarti tidak valid. Setelah hasil uji validitas akan
dilakukan pengujian reabilitas.
b.Uji Realibilitas
Realibilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel (Umar, 2010). Pengujian
realibilitas dalam penelitian ini menggunakan uji Alpha Cronbach digunakan
untuk menguji realibilitas instrumen skala Likert. Tingkat realibilitas dengan
metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 dapat
dilihat pada tabel. Sedangkan rumus untuk menghitung koefisien realibilitas
Alpha Cronbach (r i ) adalah sebagai berikut:
r 11=�
𝑘
� �1 −
𝑘−1
Dimana:
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
�............................................................................... (3)
r 11
=Koefisien reabilitas Alpha Cronbach
k
= Jumlah item pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians item
𝜎𝑡2
= Varian total
Rumus Perhitungan Varians:
𝜎𝑏2 =
�√𝑋 2 �−
𝑛
(∑ 𝑋)2
𝑛
..................................................(4)
Realibilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2010). Uji realibilitas
dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran
suatu instrumen atau untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya atau diandalkan untuk dijadikan alat ukur. Uji realibilitas dilakukan
dengan menggunakan cronbach’s alpha dengan software SPSS versi 17.00.
22
Tabel 3 Tingkat Realibilitas Metode Alpha Cronbach
Alpha
0,00-0,20
>0,20-0,40
>0,40-0,60
>0,60-0,80
>0,80-1,00
(Sumber :George and Mchill, dalam Umar 2010)
Tingkat Reabilitas
Kurang Realibel
Agak Realiibel
Cukup Realibel
Realibel
Sangat Realibel
2. Wawancara
Dilakukan kepada responden dan pihak manajemen yang bersifat terbuka
sehinggga membebaskan karyawan untuk menjawabnya.Wawancara digunakan
sebagai sudut pandang yang lain bagi penguatan kuesioner yang diisi oleh
responden.
3.6
Metode dan Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden
dalam kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat atau persepsi seseorang terhadap fenomena sosial. Dalam
penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian yang akan dijabarkan
dalam item-item pertanyaan. Jawaban setiap item pertanyaan atau instrumen
yang menggunakan Skala Likert merupakan gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif (Sugiono, 2009). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan
empat skala yang diberi bobot tertentu sesuai dengan tingkat skalanya.
Selanjutnya bobot ini akan dihitung untuk memperoleh skor nilai jawabanjawaban responden. Rincian bobot dan skala yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Bobot nilai 4
= Sangat Setuju/Baik
Bobot nilai 3
= Setuju/Baik
Bobot nilai 2
= Tidak setuju/Baik
Bobot nilai 1
= Sangat tidak setuju/Baik
Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan
untuk setiap responden, guna dijadikan skor penilaian terhadap variabelvariabel yang akan diteliti. Rentang skala penilaian digunakan untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan nilai skor.
23
Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan
terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian dihitung rentang skala dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
… … … … … … … … (5)
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎
Penelitian inimenggunakan skala Likert dari 1 sampai 4 sehingga
berdasarkan rumus tersebut, nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0,75.
Rentang skala untuk intepretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner
RentangSkala
PernyataanJawaban
1,00 – 1,75
Sangat Tidak Setuju /SangatBuruk /SangatRendah
1,76 – 2,50
TidakSetuju /Buruk /Rendah
2,51 – 3,25
Setuju/Baik/Tinggi
3,26 – 4,00
Sangat Setuju/Sangat Baik/Sangat Tinggi
3.7
Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis adalah suatu metode statistika yang digunakan untuk
menyatakan jika pernyataan H1 benar, maka pernyataan H0 salah, yaitu
mengetahui hubungan antara dua variabel. Sehingga dapat dirumuskan
hipotesis berikut :
H0 : Budaya korporat berpengaruh negatif terhadap implementasi GCG pada
PT XYZ.
H1 : Budaya korporat berpengaruh positif terhadap implementasi GCG pada
PT XYZ.
H2 : Terdapat pengaruh yang positif antara elemen budaya korporat
customer focused terhadap implementasi GCG pada PT XYZ
H3 : Terdapat pengaruh yang positif antara elemen
budaya korporat
integrity terhadap implementasi GCG pada PT XYZ.
H4 : Terdapat pengaruh yang positif antara elemen budaya korporat
teamwork terhadap implementasi GCG pada PT XYZ.
H5 : Terdapat pengaruh yang positif antara elemen budaya korporat
innovation terhadap implementasi GCG pada PT XYZ.
24
H6 : Terdapat pengaruh yang positif antara elemen budaya korporat
professionalism terhadap implementasi GCG pada PT XYZ.
3.8
Metode Analisis Data
3.8.1. Metode Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji
hipotesis atau jawaban pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek
penelitian. Tipe yang paling umum dari penilaian deskriptif ini meliputi
sikap atau pendapat individu, organisasi, keadaan ataupun prosedur
(Sugiono, 2009). Penelitian mengenai pengaruh budaya korporat
terhadap implementasi Good Corporate Governance. Termasuk kedalam
penelitian
deskriptif
karena
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengungkapkan informasi atau gambaran mengenai implementasi Good
Corporate Governance dan untuk membuktikan bahwa budaya korporat
mempengaruhi implementasi Good Corporate Governance di PT XYZ.
3.8.2. Struktural Equation Modeling (SEM)
Pengaruh budaya korporat terhadap implementasi GCG dapat
diketahui dengan melakukan analisis data dengan menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan Teknik analisis
multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji antar hubungan
variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh
mengenai
keseluruhan
model
menurut
Bagozzi
dalam
Ghozali
(2008).SEM dapat menguji secara bersama-sama yaitu:
1. Model struktural: hubungan antara konstruk independen dan
dependen.
2. Model measurement: hubungan antara indikator dengan konstruk
(variabel laten).
Aplikasi dari model SEM ini menggunakan software LISREL 8.30
for Windows. Budaya korporat dan GCG dalam penelitian ini dianggap
sebagai faktor yang tidak bisa diukur secara langsung yang disebut
variabel laten sehingga diperlukan variabel indikator. Variabel indikator
merupakan variabel yang dapat diamati atau diukur secara empiris.
25
Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori
Pada tahap ini dilakukan telaah teori tentang pengaruh kompensasi
terhadap peningkatan kinerja pegawai. Lalu ditentukan variabel laten
dan variabel indikator berdasarkan teori.
2. Mengkonstruksi diagram path
Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam
diagram path agar lebih memahami bentuk hubungan antar variabel.
3. Konversi diagram path ke model struktural
Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan
lebih jelas.
4. Memilih matriks input
Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukan ke dalam
perhitungan. Pada tahap ini berusaha untuk menghasilkan matriks
kovarian berdasarkan model dasar (model- based covariance matrix)
yang sesuai dengan kovarians matriks sesungguhnya (observed
covariance matrix). Uji signifikansi dilakukan dengan menentukan
apakah parameter yang dihasilkan secara signifikan berbeda dari nol.
5. Solusi standard model dan evaluasi goodness of fit index
Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat nilai goodness of fit
dari model solusi standard. Suatu model dikatakan fit apabila
kovarians matriks suatu model adalah sama dengan matriks data.
Model fit dapat dinilai dengan menguji berbagai index fit yang
diperoleh dari LISREL.
6. Interpretasi model
Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standard,
yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator
terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antar variabel
laten.Penyusunan hubungan jalur tiap atribut dalam model dapat
dilihat pada Gambar 4.
26
Gambar 4. Model Pengaruh Budaya Korporat Terhadap Implementasi GCG
Keterangan:
Variabel Budaya Perusahaan yaitu variabel eksogen (ξ) dengan indikator
berikut:
X1 : Fokus Pelanggan (Customer Focused)
X2 : Integritas (Integrity)
X3 : Kerja Sama (Team work)
X4 : Inovasi (Innovation)
X5 : Professionalism (professionalisme)
Di korelasikan dengan variabel implementasi GCG yaitu variabel
endogen (η). dengan Indikator sebagai berikut:
Y1 : Transparansi (Transparancy)
Y2 : Akuntabilitas (Accountability)
Y3 : Keadilan (Fairness)
Y4 : Tanggung jawab (Responsibility)
Y5 : Kemandirian (Independency)
γ : Hubungan langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen
λ
1-5 :
Hubungan antara variabel laten eksogen atau endogen terhadap
indikator indikatornya.
σ
1-5 :
Kesalahan pengukuran dari indikator variabel eksogen.
27
ε
1-5 :
Kesalahan pengukuran dari indikator variabel endogen.
3.8.3. Latent Variabel Square
Pada Exploratory Factor Analysis (EFA), kita bisa menghitung
skor dari faktor-faktor (factor scores) hasil analisis faktor, demikian juga
pada Confirmatory Factor Analysis (CFA) kita bisa melakukan
perhitungan serupa untuk variabel laten.
Menurut (Wijanto, 2008) paling tidak ada 2 pemanfaatan Laten
Variable Square (LVS) dalam pemodelan SEM yaitu :
-Menyederhanakan model
-Memodelkan variabel interaksi
Pada umumnya, rule of thumb banyaknya responden yang
diperlukan untuk estimasi menggunakan maximum likehood minimal
adalah 5 responden untuk setiap variabel teramati. Mengingat setiap
pertanyaan pada kuesioner adalah sebuah variabel teramati, maka jika
kita mempunyai kuesioner terdiri dari 40 pertanyaan berarti kita
mempunyai 40 variabel teramati. Dengan demikian kita memerlukan
minimal 5x40 =200 responden untuk menjawab pertanyaan pada
kuesioner yang sekaligus sebagai ukuran sampel minimal
Lazimya, kita tidak akan mengalami kesulitan ketika unit analisis
kita adalah individu, seperti pengguna telefon, pelanggan, dan lain-lain.
Namun demikian, ketika unit analisis kita adalah perusahaan, kesulitan
mulai muncul, yang pertama biasanya adalah sedikitnya jumlah
perusahaan yang masuk dalam sampel kita dan yang kedua adalah
keengganan perusahaan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Misalnya kita
hanya memperoleh 100 responden yang valid, maka sesuai dengan rule
of thumb ukuran sampel ini kurang besar. Dalam keadaan ini, maka
penyederhanaan model diperlukan dan dapat dilakukan melalui
perhitungan LVS.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Visi dan Misi PT XYZ.
a. Visi :
Menjadi perusahaan ternama dan terpandang, baik di lingkup industri
perasuransian maupun masyarakat secara umum.
b. Misi :
Melalui usaha asuransi dan jasa keuangan, berkomitmen terhadap halhal berikut:
1.
Memberikan jaminan keamanan, baik kepada individu maupun
usaha di dunia, serta memberikan kontribusi berkelanjutan dalam
pengembangan masyarakat.
2.
Menyediakan produk dan pelayanan yang bermutu, serta memenuhi
kepuasan konsumen
3.
Mengembangkan bisnis secara berkesinambungan untuk memenuhi
harapan para pemegang saham dan membangun kepercayaan.
Disamping visi dan misi, PT XYZ juga memiliki nilai-nilai utama
yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam membangun keunggulan
perusahaan, mencapai kesejahteraan bersama dan menuju kemajuan
perusahaan. Nilai-nilai utama PT XYZ adalah:
1.
Customer Focused, secara berkesinambungan untuk terus berusaha
memberikan keamanan dan kepuasan pelanggan.
2.
Integrity, tulus dan adil dalam semua kegiatannya
3.
Team Work, mengupayakan tercapainya pertumbuhan bersama dengan
cara saling menghormati kepribadian dan pendapat satu sama lain dan
juga saling berbagi pengetahuan maupun ide.
4.
Innovation, Mendengarkan para pemangku kepentingan dan terus
mencari cara untuk mengembangkan cara dalam kerja maupun
melakukan bisnis.
5.
Professionalism, terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian untuk memberikan pelayanan dan kualitas tinggi.
29
4.2
Struktur Organisasi PT XYZ
PT XYZ merupakan perusahaan berbadan hukum berbentuk
perseroan terbatas, dengan kekuasaan tertinggi terletak pada Rapat Umum
Pemegang Saham. Namun dalam struktur organisasinya, PT XYZ
memiliki dewan komisaris untuk menentukan misi dan tujuan perusahaan.
Dewan komisaris diangkat oleh pemegang saham dan bertindak sebagai
sebagai wakil bagi para pemegang saham untuk menjelaskan roda
perusahaan, untuk menjelaskan tugas dan wewenangnya. Dewan komisaris
mengangkat
Presiden
Direktur
sebagai
wakil
perusahaan
untuk
menjalankan operasi perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas
seluruh aktivitas perusahaan sesuai visi, misi dan tujuan perusahaan.
Struktur organisasi disusun untuk menjelaskan pembagian tugas, fungsi
dan wewenang sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan
surat keputusan No. 583/HR/IX/2010 pada 24 September 2010.
Menimbang struktur organisasi harus direvisi akibat adanya perubahan
pada organisasi, untuk memperkuat pengelolaan perusahaan dalam rangka
mewujudkan kerja yang efektif dan efisien.
Lampiran 4, menunjukkan struktur organisasi PT XYZ yang
disusun menjadi enam tingkat otoritas, yaitu Direktur, General Manajer
(GM), Manager, Asisten Manajer, Chief dan Clerk. PT. XYZ Indonesia
dipimpin oleh Presiden Direktur yang membawahi Direktur dari masingmasing departemen sesuai dengan tugasnya. Terdapat 12 departemen,
yaitu corporate planning, departemen claim, departemen education and
trainning, departemen finance, departemen general affairs, departemen
human resource, departemen information and technology, departemen
legal, departemen motor claim, departemen production, departemen
reinsurance dan departemen underwritting. Kedua belas departemen
tersebut didukung oleh internal audit section yang merupakan section
independen yang dimiliki perusahaan, compliance controller dan risk
manager.
30
4.3
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah
71 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT XYZ. Uji
validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masingmasing variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan
menggunakan software SPSS 17 Ver.17.0.
Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, semua
pernyataan sebanyak 40 butir tebukti valid, dimana korelasi diantara
pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361 (lampiran 2).
Sedangkan untuk uji reabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu
software SPSS 17.0, diperoleh alpha hitung sebesar 0,925 (lampiran 2).
Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6, maka dapat
disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut realibel.
4.4.
Analisis Karakteristik Responden
Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 71 orang
karyawan dan informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada 71 orang karyawan untuk dianalisis lebih
lanjut secara deskriptif dengan cara mengelompokkan karyawan
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama bekerja, divisi,
dan status kepegawaian.
4.4.1
Karakteristik Jenis Kelamin
Karyawan PT XYZ pada penelitian ini didominasi oleh
karyawan bejenis kelamin perempuan yaitu sebesar 56 persen atau
40 orang. Sedangkan, karyawan PT XYZ pada penelitian ini yang
berjenis kelamin laki-laki sebesar 44 persen atau 31 orang.
Perbedaan jumlah karyawan antara laki-laki dan perempuan ini
disebabkan karena pekerjaan pada perusahaan asuransi cenderung
bersifat administratif. Pekerjaan bersifat administratif sangat
membutuhkan ketelitian, karyawan perempuan memiliki sifat yang
lebih teliti dibandingkan karyawan laki-laki (Robbins, 2008).
Sehingga pekerjaan ini cenderung didominasi oleh perempuan
31
dibandingkan laki-laki. karakteristik jenis kelamin mencirikan
suatu budaya yang disebut dengan budaya maskulin dan budaya
feminim yang mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial
dalam perusahaan. Budaya maskulin dicirikan dengan manajer
yang diharapkan tegas dan asertif, menekankan diri pada kompetisi
diantara teman sekerja yang memiliki kinerja tinggi. Sedangkan
budaya feminim dicirikan dengan manajer memakai intuisi dan
melangkah ke arah konsensus. Konflik diselesaikan dengan
kompromi. (Wirawan, 2008). Karakteristik Karyawan PT XYZ
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.
44%
56%
Laki-laki
Perempuan
Gambar 5. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
4.4.2
Karakteristik Usia
Usia
karyawan
pada
hakikatnya
berkaitan
dengan
pengalaman kerja karyawan dan menentukan kinerja karyawan.
Semakin tua umur seorang karyawan maka semakin kurang
produktif dalam menjalankan pekerjaannya. Tingkat usia yang
berbeda juga dapat memepengaruhi karyawan dalam menerapkan
budaya yang terdapat dalam perusahaan.
Mayoritas Karyawan PT XYZ yang menjadi responden
dalam penelitian berusia 31-40 tahun sebesar 59,2% atau 42 orang.
Karyawan berusia 41-50 tahun sebesar 21,1% atau 15 orang.
Karyawan berusia 20-30 tahun sebesar 18,3% dan karyawan yang
berusia > 50 tahun sebesar 1,4 % atau 1 orang. Pemahaman
karyawan terhadap budaya korporat dan implementasi GCG pada
PT XYZ berbeda satu sama lainnya sesuai dengan lamanya
32
karyawan tersebut bekerja. Mayoritas karyawan PT XYZ masih
dalam kisaran usia produktif untuk terus belajar dan berkembang,
sehingga karyawan dapat lebih memahami budaya korporat dan
implementasi GCG pada perusahaan. Karakteristik Karyawan PT
XYZ berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.
1.40%
21.10%
18.30%
20-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
59.20%
> 50 tahun
Gambar 6. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Usia.
4.4.3
Karakteristik Tingkat Pendidikan
Mayoritas Karyawan berpendidikan sarjana sebesar 69
persen atau 49 orang. Karyawan yang berpendidikan diploma
sebesar 21 persen atau 15 orang. Karyawan yang berpendidikan S2
sebesar 9,9 persen atau 7 orang. Hal ini diakibatkan karena
sebagian besar pekerjaan pada PT XYZ membutuhkan kemampuan
analisis
yang
kuat
sehingga
didominasi
oleh
karyawan
bependidikan S1. Pendidikan di PT XYZ hanya digunakan sebagai
prasayarat pada proses recruitment karyawannya, artinya untuk
menduduki posisi tertentu pendidikan bukan hal yang mutlak
diperlukan. Perusahaan tidak menyediakan program beasiswa
untuk melanjutkan studi bila ingin menduduki posisi tertentu.
Perusahaan
cenderung
memberikan
peningkatan
skill
bagi
karyawannya seperti pelatihan Bahasa Inggris, Bahasa Jepang,
serta pelatihan analisis resiko.
Tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi pemahaman
terhadap nilai-nilai budaya perusahaan. Semakin tinggi tingkat
33
pendidikan karyawan keinginan untuk belajar dan mampu
menyerap pengetahuan, informasi dan teknologi baru yang
mendukung pekerjaan. Karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.
10%
21%
Diploma
Sarjana
69%
Master
Gambar 7. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
4.4.4
Karakteristik Lama Bekerja.
Mayoritas Karyawan PT XYZ telah bekerja selama lebih
dari 10 tahun sebesar 53,5 persen atau 38 orang. Karyawan yang
bekerja selama 2-4 tahun sebesar 21,1 persen atau sekitar 15 orang.
Karyawan yang bekerja selama 4-6 tahun sebesar 9,9 persen atau 7
orang. Karyawan yang bekerja selama 6-8 tahun sebesar 9,9 persen
atau 7 orang, dan karyawan yang bekerja selama 8-10 tahun
sebesar 5,6 persen atau 4 orang.
Lama bekerja mencerminkan pengalaman kerja dan tingkat
kemampuan
seorang
karyawan
yang
menunjukkan
tingkat
penguasaan seseorang terhadap pekeerjaannya. Lama bekerja yang
dijalankan juga secara umum merupakan ukuran budaya korporat
yang
dimiliki.
Semakin
lama
seorang
karyawan
berada
diperusahaan maka karyawan semakin memahami seluk-beluk
budaya korporat. Sehingga budaya korporat telah mengakar di
dalam dirinya dan mempengaruhi perilaku serta tindakan
karyawan. Lama bekerja juga menandakan sudah seberapa loyal
karyawan
terhadap
perusahaan.
Karakteristik
berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Gambar 8.
responden
34
21.10%
9.90%
53.50%
2-4 tahun
4-6 tahun
6-8 tahun
8-10 tahun
> 10 tahun
9.90%
5.60%
Gambar 8. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja.
4.4.5
Karakteristik Divisi
Mayoritas responden berdasarkan divisinya pada PT XYZ
yaitu divisi claim sebesar 22,5 persen atau 16 orang. Divisi
japanese business sebesar 18,3 persen atau 13 orang. Divisi
underwritting and reinsurance 16,9 persen atau 12 orang. Divisi
finance sebesar 12,7 persen atau 9 orang. Divisi broker business
sebesar 11,3 persen atau 8 orang. Divisi administration sebesar 8,5
persen atau 6 orang. Divisi local business sebesar 4,2 persen atau 3
orang. Divisi IT sebesar 2,8 persen atau 2 orang. Divisi secretary
sebesar 1,4 persen atau 1 orang dan divisi Internal Audit sebesar
1,4 persen atau 1 orang.
Mayoritas responden berasal dari divisi claim, divisi ini
memiliki karyawan yang lebih banyak dibandingkan divisi yang
lain. Hal ini disebabkan oleh untuk menangani claim dari customer
diperlukan karyawan yang cukup banyak mengingat divisi claim
berhubungan
langsung
dengan
customer
sehingga
dengan
karyawan yang banyak diharapkan mampu melayani claim dari
customer dengan proses yang lebih cepat. Karakteristik responden
berdasarkan divisi dapat dilihat pada Gambar 9.
35
1.40%
18.30%
22.50%
11.30%
1.40%
Secretary
Finance
4.20%
12.70%
Local Business
8.50%
Administration
IT
Underwritting & Reinsurance
16.90%
Broker Business
Internal Audit
Claim
Japanese Business
2.80%
Gambar 9. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Divisi
4.4.6
Karakteristik Jabatan
Jabatan yang dipilih untuk menjadi responden adalah
Junior Clerk, Clerk, Senior Clerk, Chief, Senior Chief, Manajer,
Asisten Manajer dan Senior manajer. Berdasarkan Jabatan,
karyawan didominasi oleh karyawan yang bergolongan Senior
Clerk. Hal ini berhubungan dengan tingkat pendidikan akhir,
dimana respoden didominasi oleh karyawan yang pendidikan
terakhirnya S1 dan golongan Senior Clerk diperuntukkan karyawan
yang berpendidikan S1. Untuk mengetahui persepsi karyawan
terkait dengan budaya korporat dan implementasi GCG diperlukan
posisi penting yang telah mengetahui seluk-beluk perusahaan.
Senior clerk diharapkan mampu mengetahui hal tersebut dengan
baik. Senior clerk diharapkan mampu menjadi contoh bagi staff
yang masih bergoloongan clerk dalam proses sosialisasi dan
internalisasi budaya yang ada di perusahaan dan Karakteristik
responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 10.
36
2.80%
Jr Clerk
1.40%
12.70%
Clerk
Sr.Clerk
19.70%
Chief
9.90%
Sr.Chief
21.10%
19.70%
Ass.Manager
Manager
12.70%
Sr.Manager
Gambar 10. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jabatan.
4.4.7
Karakteristik Status Kepegawaian
Mayoritas
Karyawan
PT
XYZ
mempunyai
status
kepegawaian permanen sebesar 98,6 % atau 70 orang, sedangkan
sisanya sebesar 1,4 persen atau 1 orang berstatus karyawan
kontrak. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan karena
mayoritas karyawan yang sudah bekerja lebih dari 2 tahun biasanya
perusahaan menetapkan karyawan tersebut menjadi karyawan
permanen/tetap.
Karakteristik
karyawan
berdasarkan
status
kepegawaian dapat dilihat pada Gambar 11.
1.40%
Permanen
98.60%
Kontrak
Gambar 11. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian
37
4.5.
Tingkat Penilaian Karyawan Terhadap Variabel Budaya Korporat
Analisa persepsi responden terhadap pengaruh budaya korporat
berdasarkan variabel laten eksogen yaitu customer focused, integrity,
teamwork, innovation dan professionalism. Elemen-elemen budaya ini
diwakili oleh 4 pertanyaan yang menggambarkan pelaksanaan dari nilainilai budaya korporat tersebut. Tabel 5 menunjukkan penilaian karyawan
terhadap budaya korporat.
Tabel 5. Penilaian Karyawan Mengenai Budaya Korporat
No.
1.
2.
3
4.
5
Elemen Budaya Korporat
Customer Focused
Integrity
Teamwork
Innovation
Professionalism
:
Rataan
Skor
3,34
3,38
3,25
3,18
3,28
Pernyataan Jawaban
Sangat Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa integrity atau integritas
memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,38 dan berada pada interpretasi
jawaban sangat setuju terhadap implementasi budaya integritas di PT
XYZ. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT XYZ memiliki integritas
yang tinggi. Integritas selalu dikaitkan dengan kejujuran dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Dalam
keberhasilan implementasi GCG diperlukan integritas sebagai dasar dalam
bertindak dan berperilaku. Integritas yang tinggi akan mendukung
keberhasilan implementasi GCG.
Sedangkan, pada innovation memiliki skor rataan terendah yaitu
3,18 meskipun mayoritas karyawan berada pada kisaran setuju terhadap
innovation, namun kesadaran karyawan terhadap Innovation perlu selalu
ditingkatkan agar karyawan dapat mengembangkan ide dan kreativitasnya
untuk kemajuan perusahaan. Berikut adalah rincian dari elemen budaya
korporat.
4.5.1. Customer Focused
Nilai Customer focused erat kaitannya dengan upaya untuk
memahami, menjalin hubungan yang erat dan mencari masukan-
38
masukan dari pelanggan. (Morrow 1997 dalam Http://www.
ui.ac.id/Customer focused, 2012). Customer focused dalam hal ini
adalah mengutamakan kepuasan customer, penilaian terhadap
customer complaint management yang diterapkan perusahaan,
konsistensi mempertahankan ISO 9001:2008 dan ketanggapan
menangani keluhan pelanggan. Perhitungan rataan skor untuk
masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penilaian Karyawan Mengenai Customer Focused
No.
1.
2.
3
4.
Pernyataan
Bagi Saya kepuasan pelanggan adalah
yang utama
Menurut Saya, Customer Complaint
Management sudah berjalan sangat baik
di perusahaan
Perusahaan selalu konsisten
mempertahankan ISO 9001: 2008
Saya selalu tanggap dalam menangani
keluhan pelanggan
Total
Rataan
Skor
3,73
Pernyataan
Jawaban
Sangat setuju
3,03
Setuju
3,25
Setuju
3,35
Sangat Setuju
3,34
Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan pada kepuasan pelanggan adalah yang utama memiliki
skor rataan tertinggi yaitu 3,73 dengan interpretasi jawaban sangat
setuju terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran karyawan terhadap kepuasan pelanggan sudah sangat
baik. Karyawan memahami bahwa kepuasan pelanggan merupakan
hal yang penting dan selalu diutamakan di dalam melaksanakan
tanggung jawabnya.
Sedangkan,
penilaian
karyawan
terhadap
customer
complaint management memiliki skor rataan terendah yaitu 3,03
dengan interpretasi jawaban setuju terhadap pernyataan. Hal ini
perlu menjadi perhatian bagi perusahaan untuk terus meningkatkan
dan memperbaiki customer complaint management agar keluhan
dari customer dapat diproses dengan cepat oleh perusahaan. Namun
secara keseluruhan persepsi karyawan terhadap customer focused
sudah sangat baik.
39
4.5.2. Integrity
Integrity atau integritas adalah suatu konsep yang
menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran
dari
tindakan
seseorang.
Seseorang
dikatakan
mempunyai
integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan
prinsip yang dipegangnya (sriyuliani, 2011 dalam Http://www.
ui.ac.id/integrity). Perhitungan rataan skor untuk masing-masing
pernyataan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penilaian Karyawan Mengenai Integrity
No
5
6
7
8
.
Pernyataan
Saya menjalani pekerjaan selalu
berlandaskan kejujuran
Tugas yang saya kerjakan selalu melebihi
ekspektasi/harapan target yang ditetapkan
Saya selalu patuh terhadap peraturan
perusahaan
Saya selalu mengerjakan sampai tuntas
Total
Rataan
Skor
3,69
3,11
3,37
3,34
3,38
Pernyataan
Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Sangat
Setuju
Sangat
Setuju
Berdasarkan Tabel 7 secara umum karyawan menilai
bahwa mereka menjalani pekerjaan selalu berlandaskan kejujuran
memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,69. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan telah menyadari bahwa kejujuran menjadi kunci
penting dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan.
Karyawan yang memiliki kejujuran akan bertindak sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kejujuran juga
mencegah karyawan terhadap penyalahgunaan tanggung jawab dan
wewenang yang dapat merugikan perusahaan.
Sedangkan pada pernyataan tugas yang saya kerjakan selalu
melebihi ekspektasi/harapan target yang ditetapkan memiliki skor
rataan terendah yaitu 3,11. Sehingga diperlukan peran pemimpin
dalam memotivasi karyawannya untuk dapat melebihi ekspektasi
40
atau target yang ditetapkan. Namun secara keseluruhan persepsi
karyawan terhadap integritas sudah sangat baik
4.5.3. Teamwork
Teamwork atau kerjasama merupakan kemampuan seorang
karyawan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif
dan menjadi bagian dari kelompok dalam menyelesaikan suatu
tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
yang sebesar-besarnya. Perhitungan rataan skor untuk masingmasing pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penilaian Karyawan Mengenai Teamwork
No
Pernyataan
9
Saya selalu membantu rekan kerja yang
mengalami kesulitan dalam pekerjaan
Saya selalu memotivasi rekan kerja untuk
membeikan hasil yang terbaik
Saya nyaman jika bekerjasama dengan
karyawan lain dalam satu tim
Saya TIDAK pernah memiliki konflik
dengan rekan kerja saya
Total
10
11
12
Rataan Pernyataan
Skor
Jawaban
3,40
Sangat
Setuju
3,38
Sangat
Setuju
3,24
Sangat
Setuju
2,98
Setuju
3,25
Setuju
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap pernyataan saya selalu membantu rekan kerja
yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan memiliki skor tertinggi
yaitu 3,40 dengan interpretasi jawaban
sangat setuju terhadap
pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa rasa saling menolong
pada karyawan sudah sangat baik. Saling membantu antara
karyawan menunjukkan bahwa karyawan tidak bekerja secara
individual
namun
bekerjasama
saling
membantu
untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
Sedangkan, pernnyataan saya tidak memilki konflik dengan
rekan kerja saya memiliki skor rataan terendah yaiu 2,98 dengan
interpretasi jawaban setuju terhadap pernyataan. Hal ini masih
wajar karena di dalam sebuah perusahaan konflik tidak dapat
dihindari. Konflik tidak selamanya buruk, konflik juga dapat
41
menguatkan sebuah perusahaan. Perusahaan harus memiliki
manajemen konflik yang baik agar konflik yang terjadi tidak
memiliki dampak yang buruk bagi perusahaan. Namun secara
keseluruhan penilaian karyawan terkait teamwork sudah baik.
4.5.4. Innovation
Innovation atau inovasi merupakan kemampuan karyawan
yang
diarahkan
untuk
menghasilkan,
memberi
masukan
mengaplikasikan hal-hal baru yang bermanfaat bagi level
organisasi (De Jong & Kemp 2003 dalam Http://www. ui.ac.id/
Inovasi, 2012). Inovasi erat kaitannya dengan implementasi yang
berhasil dari ide-ide kreatif, dalam hal ini adalah kemampuan
karyawan dalam memberikan ide-ide kreatif yang bermanfaat bagi
perusahaan.
Perhitungan
rataan
skor
untuk
masing-masing
pernyataan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penilaian Karyawan Mengenai Innovation
No
Pernyataan
13
Saya selalu memberikan saran bagi
perusahaan
Saya selalu mencari cara untuk
mengembangkan cara kerja maupun
bisnis
Saya dapat mengembangkan kreativitas
untuk menciptakan mutu pelayanan
terbaik
Saya selalu menambah pengetahuan
untuk menciptakan ide baru yang
inovatif bagi pengembangan perusahaan
Total
14
15
16
Rataan Pernyataan
Skor
Jawaban
3,23
Setuju
3,21
Setuju
3,11
Setuju
3,19
Setuju
3,18
Setuju
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap pernyataan saya selalu memberikan saran bagi
perusahaan memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,23 dengan
interpretasi
jawaban
setuju
terhadap
pernyataan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kontribusi karyawan untuk memberikan saran
bagi kemajuan perusahaan sudah baik. PT XYZ memiliki sistem
42
i-suggest yang dapat digunakan karyawan sebagai wadah dalam
memberikan saran bagi kemajuan perusahaan.
Sedangkan pada pernyataan saya dapat mengembangkan
kreativitas untuk menciptakan mutu pelayanan terbaik memiliki
skor rataan terendah yaitu 3,11 dengan interpretasi jawaban setuju
terhadap pernyataan. Hal ini wajar karena tidak semua karyawan
berkontribusi
dalam
mengembangkan
kreativitas
untuk
menciptakan pelayanan mutu terbaik. Namun secara keseluruhan
penilaian karyawan terkait Innovation sudah baik
4.5.5. Professionalism
Professionalism atau profesionalisme merupakan sikap
yang memprioritaskan memberikan hasil kerja yang baik dengan
proses kerja yang baik pula sesuai dengan kode etik dan standar
yang diterapkan perusahaan demi tercapainya tujuan organisasi.
(Keraf, 1998). Dalam hal ini adalah menghindari kesalahan yang
fatal bagi perusahaan, kesesuaian kinerja dengan target yang
ditetapkan, loyalitas yang dimiliki serta menjunjung tinggi kode
etik perusahaan. Penilaian karyawan terhadap profesionalisme
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Karyawan Mengenai Professionalism
No
17
18
19
20
Pernyataan
Saya TIDAK pernah berbuat
kesalahan yang sangat berat yang
berakibat fatal bagi perusahaan
Kinerja yang saya lakukan telah
sesuai dengan standar mutu
perusahaan dan target yang
ditetapkan
Saya memiliki loyalitas yang baik
terhadap perusahaan
Saya selalu menjunjung tinggi kode
etik
Total
Rataan
Skor
3,27
Pernyataan
Jawaban
Sangat Setuju
3,18
Setuju
3,31
Sangat Setuju
3,37
Sangat Setuju
3,28
Sangat Setuju
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap pernyataan saya selalu menjunjung tinggi kode
etik memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,37 dengan interpretasi
43
jawaban sangat setuju. Hal ini menunjukkan karyawan dalam
bertindak selalu menyesuiakan tindakan tersebut dengan kode etik
perusahaan. Mematuhi kode etik sejalan dengan implementasi
GCG yaitu bertindak sesuai dengan tugas dan wewenang yang
diberikan.
Sedangkan pada pernyataan kinerja yang saya lakukan telah
sesuai dengan standar mutu perusahaan dan target yang ditetapkan
memiliki skor rataan terendah yaitu 3,18 dengan interpretasi
jawaban setuju terhadap pernyataan. Hal ini masih sangat wajar
dan dapat ditingkatkan dengan peran pemimpin perusahaan dalam
memotivasi karyawannya untuk bekerja sesuai dengan standar
yang ditetapkan namun secara keseluruhan penilaian karyawan
terhadap profesionalisme sudah sangat baik
4.6.
Tingkat Penilaian Karyawan Terhadap Variabel GCG
Analisis
persepsi
karyawan
terhadap
pelaksanaan
GCG
berdasarkan prinsip-prinsip GCG yaitu yaitu Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independesi, dan Fairness prinsip-prinsip GCG ini
diwakili oleh 4 pertanyaan yang menggambarkan pelaksanaan dari nilainilai budaya korporat tersebut. Tabel 11 menunjukkan penilaian karyawan
terhadap implementasi GCG.
Tabel 11. Penilaian Karyawan Mengenai Implementasi GCG
No.
1.
2.
3
4.
5
Prinsip GCG
Transparansi
Akuntabilitas
Responsibilitas
Independensi
Fairness
Rataan
Skor
3,05
3,12
3,11
3,20
3,03
Pernyataan
Jawaban
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa independensi memiliki
skor rataan tertinggi yaitu 3,20 dengan interpretasi jawaban setuju
terhadap pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan
terkait independensi perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya sudah
baik. Independensi selalu dikaitkan dengan kemandirian. Kemandiriaan
44
menununjukkan bahwa karyawan yang mampu bekerja tanpa harus selalu
menunggu instruksi dari atasan. Karyawan sudah mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Kemandirian juga menunjukkan
bahwa perusahaan bebas dari benturan kepentingan pihak lain yang dapat
merugikan bagi perusahaan.
Sedangkan, pada fairness memiliki skor rataan yang terendah yaitu
3,03 dengan interpretasi jawaban setuju terhadap pernyataan. Hal ini harus
menjadi perhatian bagi perusahaan untuk meningkatkan fairness terhadap
karyawan. Namun secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap
implementasi GCG telah berjalan dengan baik
4.6.1. Transparansi
Transparansi merupakan jaminan kebebasan dan hak para
stakeholders khususnya karyawan untuk mengakses informasi
dengan mudah, memberikan informasi yang tepat dan akurat yang
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan sehingga
menyebabkan terciptanya tata kelola perusahaan yang baik dan
memperhatikan kepentingan stakeholders khususnya karyawan.
Perhitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Penilaian Karyawan Mengenai Transparansi
No
1
2
3
4
Pernyataan
Saya selalu menerima informasi secara
terbuka dari perusahaan
Saya selalu mendapat informasi yang
mendukung pekerjaan saya dengan
mudah dari perusahaan
Saya selalu melibatkan berbagai
pertimbangan atasan dalam setiap
pengambilan tindakan dan keputusan
Saya selalu memberikan informasi yang
benar,tepat, dan akurat dengan tetap
menjujung tinggi pedoman perusahaan
Total
Rataan
Skor
2,92
Pernyataan
Jawaban
Setuju
2,97
Setuju
3,10
Setuju
3,17
Setuju
3,05
Setuju
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap pernyataan saya selalu memberikan informasi
yang benar, tepat, dan akurat dengan tetap menjujung tinggi
45
pedoman perusahaan memiliki skor rataan yang tertinggi yaitu
sebesar 3,17 dengan interpretasi jawaban setuju terhadap
pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan melaksanakan
pekerjaannya
secara
transparan
sesuai
dengan
pedoman
perusahaan.
Persepsi karyawan terkait pernyataan saya selalu menerima
informasi secara terbuka dari perusahaan memiliki skor rataan
terendah yaitu 2,92. Hal ini harus menjadi perhatian perusahaan
untuk memberikan informasi secara lebih terbuka terhadap
karyawan. Diperlukan pengawasan yang baik untuk memastikan
bahwa informasi harus diberikan secara terbuka dan transparan
yang dapat mendukung pekerjaan karyawan tersebut. Namun
secara keseluruhan penilaian karyawan terkait transparansi sudah
baik.
4.6.2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggung jawaban masing-masing organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Perusahaan harus
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu, masing-masing organ perusahaan harus
menyadari sepenuhnya hak dan kewajiban, wewenang dan
tanggung jawabnya. Perhitungan rataan skor untuk masing-masing
pernyataan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Penilaian Karyawan Mengenai Akuntabilitas
No
5
6
7
8
Pernyataan
Saya selalu mendapat monitoring secara
berkala dari atasan dalam menjalankan
tugas
Audit internal di perusahaan sudah berjalan
dengan sangat baik
Perusahaan memiliki indikator kinerja yang
relevan
Saya melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan divisi yang saya tempati
Total
Rataan Pernyataan
Skor
Jawaban
3,21
Setuju
3,14
Setuju
3,05
Setuju
3,07
Setuju
3,12
Setuju
46
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap pernyataan saya selalu mendapat monitoring
secara berkala dari atasan dalam menjalankan tugas memiliki skor
rataan tertinggi yaitu 3,21 dengan interpretasi jawaban setuju
terhadap pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin
memberikan monitoring berkala hal ini sangat diperlukan agar
terjadi kesesuaian antara perencanaan dengan hasil yang dicapai
sehingga dapat dilakukan perbaikan jika belum terjadi kesesuaian.
Namun pada pernyataan perusahaan memiliki indikator
kinerja yang relevan memiliki skor terendah yaitu 3,05 dengan
interpretasi jawaban setuju terhadap pernyataan. Perusahaan harus
mengevaluasi indikator kinerja yang ditetapkan apakah mampu
sudah sesuai dengan kemampuan dan kompetensi karyawan.
Namun,
secara
keseluruhan
penilaian
karyawan
terkait
akuntabilitas sudah baik
4.6.3. Responsibilitas
Responsibilitas adalah kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang. Perhitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Penilaian Karyawan Mengenai Responsibilitas
No
Pernyataan
13
Saya selalu bertanggung jawab atas apa
yang telah saya kerjakan
Kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) di perusahaan ini sudah berjalan
sangat baik
Kegiatan korupsi TIDAK pernah terjadi
di dalam perusahaan.
Setiap pelanggar aturan baku (SOP), kode
etik selalu diberi sangsi yang tegas
Total
14
15
16
Rataan
Skor
3,30
3,06
Pernyataan
Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju
2,93
Setuju
3,17
Setuju
3,11
Setuju
47
Berdasarkan
Tabel 14. Dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terkait pernyataan saya selalu bertanggung jawab atas
apa yang saya telah kerjakan memiliki skor rataan tertinggi yaitu
3,30
dengan
interpretasi
jawaban
sangat
setuju
terhadap
pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan mempunyai
tanggung jawab yang sangat baik atas tugas yang diberikan.
Sedangkan untuk pernyataan kegiatan korupsi tidak pernah
terjadi didalam perusahaan memiliki skor rataan terkecil yaitu 2,93.
Hal ini harus menjadi perhatian bagi perusahaan karena didalam
implementasi
GCG
perusahaan
harus
memastikan
bahwa
pelaksanaan perusahaan harus terbebas dari praktik korupsi yang
dapat merugikan perusahaan. Perusahaan harus meningkatkan
fungsi pengawasannya dan melakukan punishment yang tegas jika
terdapat karyawan yang terbukti melakukan hal tersebut. Namun
secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap responsibilitas
sudah baik di implementasikan.
4.6.4. Independensi
Independensi atau Kemandirian
merupakan keadaan
dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang
tidak
sesuai
dengan
peraturan-peraturan
yang
berlaku.
Kemandirian merupakan suatu keharusan agar organ perusahaan
dapat bertugas dengan baik serta mampu membuat yang terbaik
bagi perusahaan serta dalam pelaksanaanya selalu menghormati
hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan
masing–masing organ perusahaan. Kemandirian juga memastikan
bahwa masing-masing organ perusahaan benar-benar mengerti
tugas serta tanggung jawabnya sehingga mampu bekerja secara
mandiri tanpa harus selalu mendapatkan instruksi dari atasannya.
Perhitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat
dilihat pada Tabel 15
48
Tabel 15. Penilaian Karyawan Mengenai Independensi
No
Pernyataan
17
Saya TIDAK pernah bergantung kepada
orang lain dalam melaksanakan
tugas/kewajiban yang dibebankan kepada
saya
Saya selalu bersikap mandiri dalam hal
menambah keahlian yang mendukung
pekerjaan saya
Perusahaan bebas dari benturan
kepentingan dari pihak tertentu
Saya selalu melaksanakan kewajiban saya
TANPA harus menunggu instruksi atau
perintah dari atasan
Total
18
19
20
Rataan
Skor
3,25
Pernyataan
Jawaban
Sangat
Setuju
3,14
Setuju
3,11
Setuju
3,30
Sangat
Setuju
3,20
Setuju
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan
terhadap
pernyataan
saya
selalu
melaksanakan
kewajiban saya tanpa harus menunggu instruksi atau perintah dari
atasan memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,30 dengan interpretasi
jawaban sangat setuju terhadap pernyataan. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan sudah mengetahui dengan sangat baik tugas dan
tanggung jawabnya sehingga mampu melaksanakan tanpa harus
selalu menunggu instruksi dari atasannya.
Sedangkan penilaian karyawan pada pernyataan perusahaan
bebas dari benturan kepentingan dari pihak tertentu memiliki skor
rataan terendah yaitu 3,11 dengan interpretasi jawaban setuju
terhadap penyataan. Namun secara keseluruhan penilaian karyawan
terhadap independensi sudah baik.
4.6.5. Fairness
Fairness merupakan keadilan dan kesetaraan di dalam
memenuhi
hak-hak
stakeholders
yang
timbul
berdasarkan
perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan
rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada
Tabel 17. Dalam hal ini keadilan yang dimaksud adalah perlakuan
49
perusahaan
yang
adil
terhadap
karyawan
sesuai
dengan
kontribusinya, keadilan dalam memberikan maksukan pada
perusahaan,
Terhindarnya
perusahaan
dari
praktik-praktik
diskriminasi dan keadilan dalam proses seleksi karyawan.
Tabel 16. Penilaian Karyawan Mengenai Fairness.
No
9
10
11
12
Pernyataan
Saya sudah diperlakukan secara adil
oleh perusahaan sesuai dengan apa
yang saya kerjakan
Saya mempunyai hak untuk
memberikan masukan kepada
perusahaan secara adil
Diskriminasi TIDAK pernah terjadi
dalam perusahaan
Proses Rekrutmen dan seleksi
karyawan selalu berjalan dengan adil
Total
Rataan
Skor
2,90
Pernyataan
Jawaban
Setuju
3,07
Setuju
3,01
Setuju
3,04
Setuju
3,03
Setuju
Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa penilaian
karyawan terhadap penyataan Saya mempunyai hak untuk
memberikan masukan kepada perusahaan secara adil memiliki
skor rataan tertinggi yaitu 3,07 dengan interpretasi jawaban setuju
terhadap pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
sudah memberikan hak yang adil untuk semua karyawan dalam
memberikan saran bagi perusahaan.
Sedangkan pada pernyataan saya sudah diperlakukan secara
adil oleh perusahaan sesuai dengan apa yang saya kerjakan
memiliki skor rataan terendah yaitu 2,90 dengan interpretasi
jawaban
setuju
terhadap
pernyataan.
Perusahaan
perlu
memperhatikan kesesuaian antara kontribusi yang telah diberikan
karyawan terhadap perusahaan dengan reward
yang diperoleh
karyawan.
4.7.
Penilaian Karyawan Terhadap Prioritas Prinsip GCG yang Sangat
Penting untuk diperbaiki.
Analisis persepsi responden terhadap prioritas GCG yang sangat
penting untuk diperbaiki berdasarkan prinsip-prinsip GCG yaitu:
50
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness.
Responden memberikan peringkat berdasarkan prioritas prinsip GCG yang
perlu diperbaiki. Prioritas yang dimaksud adalah prinsip-prinsip GCG
yang sangat penting untuk diperbaiki oleh perusahaan. Jawaban karyawan
terkait prinsip-prinsip GCG yang menjadi prioritas perbaikan dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17. Penilaian Karyawan Terhadap Prioritas perbaikan GCG.
No
1
2
3
4
5
Prinsip GCG
Transparansi
Akuntabilitas
Responsiilitas
Independensi
Fairness
Jumlah karyawan yg menjawab
sangat penting
27 orang
8 orang
10 orang
2 orang
36 orang
Persentase
38%
11,3%
14%
2,8%
50%
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa sebesar 50% karyawan
atau 36 orang menjawab fairness merupakan prinsip GCG yang sangat
penting untuk diperbaiki. Hal ini perlu menjadi pertimbangan perusahaan
untuk mengevaluasi penerapan fairness pada perusahaan.
4.8.
Analisis Pengaruh Budaya Korporat terhadap GCG
Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, diperoleh
karakteristik karyawan yang menampilan bahwa karyawan perempuan
mendominasi jumlah karyawan pada PT XYZ yaitu sebesar 56,3% atau 40
orang, mayoritas karyawan karyawan berumur 31-40 tahun sebesar 59,2%
atau 42 orang, mayoritas karyawan berpendidikan S1 sebesar 69% atau
sebesar 49 orang, mayoritas karyawan memiliki masa kerja > 10 tahun
sebesar 53,5% atau 38 orang, mayoritas karyawan yang dijadikan sample
berasal dari divisi clain sebesar 22,5% atau sebesar 16 orang, mayoritas
karyawan memiliki jabatan sebagai senior clerk sebesar 21,1% atau 15
orang, dan hampir semua karyawan berstatus pegawai tetap sebesar 98,6%
atau 70 orang.
Model persamaan struktural (SEM) digunakan untuk mengetahui
bentuk dan besar pengaruh antara variabel laten eksogen, yaitu budaya
korporat dengan variabel laten endogen, yaitu GCG.
51
CF
Trans
Integ
Akun
TW
Fair
Innov
Res
Prof
Inde
Gambar.12 Koefisien Lintas Model Pengaruh Budaya Korporat
terhadap GCG (Model 1)
CF
Trans
Integ
Akun
TW
Fair
Innov
Res
Prof
Inde
Gambar.13 (Uji-t) Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap GCG.
(Model 1).
Hasil pengolahan data menggunakan Lisrel 8.30 menyatakan
bahwa budaya korporat (ξ) memiliki pengaruh positif terhadap
implementasi GCG (η) yang dapat dilihat dari nilai koefisien konstruk (γ)
sebesar 0,85. Budaya korporat juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap implementasi GCG karena memiliki t-value lebih besar dari 1,96
yaitu sebesar 10,57 sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya korporat
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap implementasi
52
GCG. Hal menunjukkan bahwa jika penerapan budaya korporat dilakukan
dengan sangat baik maka budaya korporat mampu meningkatkan
implementasi GCG pada PT XYZ. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa hipotesis H1 yaitu pengaruh budaya korporat memiliki
pengaruh positif terhadap implementasi GCG dapat diterima.
Pada uji signifikansi mempunyai syarat pada masing-masing
loading factor (λ) pada variabel laten budaya korporat (eksogen) dan
variabel laten GCG (endogen) harus memiliki t-value lebih besar dari 1,96.
Pada Gambar 13 hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa indikator Y3
yaitu fairness memiliki t- value lebih kecil dari 1,96 sebesar 0,97, sehingga
indikator tersebut harus dikeluarkan dari model. Hal ini mengindikasikan
bahwa implementasi fairness pada PT XYZ belum berjalan dengan
optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan agar implementasi dapat
berjalan dengan baik. Selanjutnya dilakukan metode trimming yaitu
mengeluarkan koefisien jalur yang tidak bermakna atau signifikan dari
model (Wijanto dalam Setyohadi, 2008).
Gambar 14 dan 15
menjelaskan hasil pengolahan data setelah
membuang indikator Y3 yaitu fairness karena t-value yang tidak
signifikan.
CF
Trans
Integ
Akun
TW
Res
Innov
Inde
Prof
Gambar 14. Koefisien Lintas Model Pengaruh Budaya Korporat terhadap GCG
(Model 2).
53
CF
Trans
Integ
Akun
TW
Res
Innov
Inde
Prof
Gambar 15. Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model Pengaruh Budaya Korporat
terhadap GCG. (Model 2).
Setelah mengeluarkan indikator fairness dari model diperoleh hasil
seperti yang terlihat pada Gambar 14 dan Gambar 15. Terdapat perubahan
nilai koefisien konstruk (γ) dari model 1 sebesar 0,85 menjadi 0,87 pada
model 2. Selain itu pada uji signifikansi terdapat perubahan pada model 1
koefisien konstruk (γ) sebesar 10,57 menjadi 10,68 pada model 2.
Meskipun mengalami perubahan namun hasil pada model 2 budaya
korporat masih mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
implementasi GCG.
Tahap selanjutnya adalah Uji kecocokan model. Dalam tahap ini,
akan memeriksa tingkat kecocokan antara data dengan model. Uji
kecocokan yang dimaksud adalah uji kecocokan keseluruhan model
(overall model fit). Menurut Wijanto (dalam Setyohadi 2008), uji
kecocokan keselurah model terdiri dari tiga jenis ukuran kecocokan yaitu:

Ukuran kecocokan absolut
Ukuran ini menentukan derajat prediksi model keseluruhan (model
struktural dan pengukuran ) terhadap matrik korelasi dan kovarian.
Terdiri dari Chi–square, Degree of freedom, Goodness of Fit Index
54
(GOF), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Root
Mean Square Residual ( RMSR).

Ukuran kecocokan inkremental
Ukuran ini membandingkan model yang diusulkan dengan model
dasar (baseline model). Terdiri dari Adjusted Godness of Fit Index
(AGFI), Normed Fit Index (NFI), Non Normed Fit Index (NNFI),
Comparative Fit Index (CFI), Incremental Fit Index (IFI), Relative Fit
Index (RFI).

Ukuran kecocokan Parsimoni
Ukuran ini mengaitkan Goodness of Fit (GOF) model dengan jumlah
parameter yang diestimasi, yakni yang diperlukan untuk mencapai
kecocokan pada tingkat tersebut. Terdiri dari Parsimonious Goodness
of Fit Index (PGFI) dan Parsimonious Normed Fit Index (PNFI).
Tabel 18. Perbandingan Antar Model Berdasarkan Uji Kecocokan
Good Of
Fit
Chisquare
Degree of
freedom
P- Value
GFI
RMSEA
RMSR
AGFI
NFI
NNFI
Model 1
44,06
33
Model 2
Syarat
Ukuran Kecocokan Absolut
39,08
Nilai Kecil
26
Nilai Positif, lebih
kecil
0,0944
0,0479
≥ 0,05 (good fit)
0,97
0,97
GFI ≥ 0,90 (good
fit), 0,80≤ GFI ≤
0,90 (marginal fit)
0,069
0,085
RMSEA≤
0,08
(good fit), RMSEA
≤ 0,05 (close fit)
0,075
0,078
RMSR ≤ 1 (good
fit)
Ukuran Kecocokan Inkremental
0,95
0,95
AGFI ≥ 0,90 (good
fit), 0,80≤ AGFI ≤
0,90 (marginal fit)
0,94
0,95
NFI ≥ 0,90 (good
fit), 0,80≤ NFI ≤
0,90 (marginal fit)
1,05
1,03
NNFI ≥ 0,90 (good
fit), 0,80≤ NNFI ≤
0,90 (marginal fit)
Keterangan Model
1
Good fit
Good fit
Good fit
Good fit
Good fit
Good fit
Good fit
Good fit
55
Lanjutan Tabel 18. Perbandingan Antar Model Berdasarkan Uji Kecocokan
Good Of
Fit
CFI
Model 1
1,00
IFI
1,03
RFI
0,92
PNFI
0,69
PGFI
0,58
Model 2
Syarat
Keterangan Model
2
1,00
CFI ≥ 0,90 (good
Good fit
fit), 0,80≤ CFI ≤
0,90 (marginal fit)
1,02
IFI ≥ 0,90 (good
Good fit
fit), 0,80≤ IFI ≤
0,90 (marginal fit)
0,93
RFI ≥ 0,90 (good
Good fit
fit), 0,80≤ RFI ≤
0,90 (marginal fit
Ukuran Kecocokan Parsimoni
0,68
Nilai yang lebih
Good fit
tinggi lebih baik
0,56
Nilai yang lebih
Good fit
tinggi lebih baik
Berdasarkan perbandingan uji kecocokan model keseluruhan
(overall fit model) antara model 1 dan model 2 hasil uji kecocokan, yang
digunakan adalah model 1 setelah melalui tahap modifikasi model dengan
mengeluarkan indikator Y3 yaitu fairness. Model 1 memberikan hasil uji
kecocokan yang lebih baik dibandingkan model 2 yaitu pada uji absolut
nilai P-value sebesar 0,0944 ( P-value ≥ 0,05), nilai RMSEA sebesar 0,069
(RMSEA≤ 0,08) dan pada uji parsimoni yaitu nilai PNFI dan PGFI yang
memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan model 2. Sehingga model 1
digunakan dalam analisis lebih lanjut.
Tabel 19. Pengaruh Budaya Korporat Terhadap GCG
Simbol
X1
X2
X3
X4
X5
Elemen Budaya
Customer Focused
Intergrity
Teamwork
Innovation
Professionalism
Loading
Factor
(λ)
0,37
0,83
0,72
0,65
0,68
Koefisien
Konstruk
(γ)
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
Kontribusi
0,31
0,70
0,61
0,55
0,58
Nilai tvalue >
1,96
5,28
9,92
8,20
7,84
7,76
Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan
elemen budaya korporat yang dimiliki PT XYZ memiliki nilai loading
factor dan kontribusi
yang positif dan signifikan
dengan koefisien
konstruk yang benilai positif sebesar 0,85. Hal ini menunjukkan bahwa
budaya korporat berpengaruh positif terhadap implementasi GCG yang
56
artinya, jika perusahaan meningkatkan implementasi budaya korporat
dengan baik maka akan meningkatkan implementasi GCG pada
perusahaan.
Berdasarkan Tabel 19, Integrity memiliki kontribusi terhadap GCG
sebesar 0,70 (bernilai positif) dan signifikan sebagai perkalian loading
factor integrity (X2) terhadap GCG sebesar 0,83 dengan koefisien
konstruk budaya korporat sebesar 0,85. Integrity merupakan variabel
budaya korporat yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap
implementasi GCG di PT XYZ. Nilai kontribusi yang besar tersebut
menunjukkan bahwa budaya korporat integrity yang diterapkan oleh PT
XYZ sudah berjalan sangat baik
Integrity atau integritas merupakan konsep yang menunjukkan
konsistensi antara tindakan dengan nilai, prinsip. Dalam etika, integritas
diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang
(Keraf,1998). Integritas merupakan aset tak berwujud yang akan
meningkatkan reputasi dan kredibilitas perusahaan dimata stakeholders.
Integritas akan menghasilkan perilaku dan karakter unggul yang dapat di
percaya, koperatif, tidak oportunistik dan akan memberikan perusahaan
daya saing yang kuat melalui keunggulan kompetitif.
Karyawan PT XYZ dalam menjalankan tugasnya selalu dilandasi
pada integritas yang baik. Integritas sangat diperlukan terutama terkait
transparansi dalam pelaporan keuangan, transparansi memberikan
informasi kepada para stakeholder sehingga integritas merupakan hal yang
mutlak dibutuhkan. Integritas akan mendorong hubungan yang efektif
antara perusahaan dengan semua stakeholders dengan begitu akan
memperkuat implementasi GCG pada perusahaan. Integritas sangat
mempengaruhi perilaku karyawan dalam pengambilan keputusan, jika
perusahaan memiliki integritas yang tinggi setiap pengambilan keputusan
selalu memamatuhi kode etik dan peraturan yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan akan terhindar dari penyalahgunaan wewenang yang akan
berdampak buruk bagi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT
57
XYZ telah menerapkan budaya integritas yang baik sehingga hal tersebut
dapat mendukung implementasi dari GCG.
Berdasarkan Tabel 19 customer focused memilki kontribusi
terkecil terhadap GCG sebesar 0,31 (bernilai positif) dan signifikan
sebagai hasil perkalian loading factor customer focused (X1) terhadap
GCG sebesar 0,37 dengan koefisien konstruk budaya korporat terhadap
GCG sebesar 0,85. Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa customer
focused berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi GCG.
Customer focused
atau fokus pelanggan merupakan elemen
budaya korporat yang penting bagi perusahaan karena setiap aktivitas
bisnis yang dilakukan hasil akhir yang akan dicapai adalah kepuasan
pelanggan. Hal ini selaras dengan Colley et al (dalam Setiawan, 2007),
yang menempatkan customer pada posisi teraratas hirarki pemangku
kepentingan
karena
pelanggan
memiliki
peranan
penting
dalam
kelangsungan dan keberlanjutan perusahaan.
Sebagai perusahaan penyedia jasa asuransi PT XYZ berfokus pada
usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Semua aktivitas
perusahaan tujuan akhirnya adalah untuk
memberikan kepuasan
pelanggannya. Untuk mengetahui respon pelanggan atas pelayanan jasa
yang diberikan oleh perusahaan, PT XYZ memiliki customer complaint
management yang diterapkan untuk mengetahui tanggapan, kritik, serta
saran customer terhadap kualitas layanan perusahaan. Selain itu,
perusahaan telah menerapkan ISO 9001:2008 sebagai wujud kesungguhan
perusahaan dalam menjaga kualitas pelayanan serta meningkatkan
kepercayaan customer.
Nilai
kontribusi
customer
focused
yang
kecil
terhadap
implementasi GCG harus dijadikan perusahaan sebagai hal yang harus
selalu ditingkatkan terkait dengan kebijakan perusahaan yang menjadikan
pelanggan
menjadi fokus utamanya seperti customer complaint
management dan ISO 9001:2008. Upaya peningkatkan tersebut tentunya
58
harus didukung oleh pemahaman karyawan seluruh karyawan terhadap
budaya customer focused. Budaya customer focused dapat tingkatkan
melalui komunikasi dua arah antara pemimpin dengan karyawan.
Pemimpin haruslah mengetahui kendala-kendala yang dihadapi karyawan
di dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dengan begitu akan terjadi
umpan balik komunikasi yang akan meningkatkan kerjasama yang sinergi
dalam meningkatkan budaya customer focused. Selain itu lead by example
perlu dilakukan oleh para pemimpin artinya bahwa kesadaran dan contoh
teladan akan budaya customer focused harus datang dari pucuk pimpinan,
disemaikan ke bawah dengan berbagai media penyampaian. Setelah itu
memberikan keleluasaan pada karyawan berkreasi dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi pelanggan.
Selain itu, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perusahaan
sebaiknya terus memperbaiki waktu layanan terkait dengan penyelesaian
claim, memperluas mitra usaha dan memberikan kemudahan akses bagi
lebih banyak customernya di berbagai lokasi.
4.9.
Analisis Implementasi GCG
Tabel 20. Nilai Loading Factor (λ) Indikator GCG
Simbol
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Prinsip GCG
Transparansi
Akuntabilitas
Fairness
Responsibilitas
Independensi
Loading Factor (λ)
0,59
0,55
0,14
0,48
0,71
t-value > 1,96
8,63
2,88
0,97
2,74
3,02
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa Independensi (Y5)
memiliki loading factor terbesar dengan nilai λ = 0,71 bernilai postif dan
signifikan. Nilai loading factor ( λ) yang paling besar menunjukkan bahwa
indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
membentuk variabel laten GCG. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
PT XYZ memiliki independensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Independensi merupakan prinsip GCG yang mengharuskan
perusahaan dikelola secara mandiri dan profesional tanpa benturan
59
kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan peruundang undangan yang berlaku dan prinsip
korporasi yang sehat.
Menurut persepsi karyawan, perusahaan terbebas dari berbagai
benturan kepentingan dan intervensi dari pihak lain yang dapat merugikan
perusahaan. Selain itu, karyawan mampu melaksanakan kewajibannya
tanpa harus selalu mendapatkan instruksi dari atasannya. Hal ini
dikarenakan karyawan memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam
bekerja dan mengetahui dengan benar tugas dan tanggung jawabnya
sehingga karyawan mampu melaksanakan tugas yang diberikan secara
mandiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT XYZ memiliki
independensi yang tinggi yang dapat mendukung implementasi GCG
berjalan dengan sangat baik.
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa fairness (Y3) memiliki
nilai loading factor sebesar λ = 0,14 namun memiliki nilai t- value yang
tidak signifikan yaitu sebesar 0,97 kurang dari 1,96. Hal ini menunjukkan
bahwa fairness pada PT XYZmenurut persepsi karyawan belum berjalan
dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara, karyawan PT XYZ beranggapan
bahwa fairness pada perusahaan masih harus diperbaiki. Karyawan
berharap agar perusahaan lebih memperhatikan kesesuaian antara beban
kerja dan tanggung jawab yang diberikan dengan kompensasi yang
diterima. Karyawan berharap agar perusahaan lebih memperhatikan
karyawan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Selain itu
karyawan juga berharap agar penilaian kinerja dapat berjalan dengan adil
dan transparan. Oleh sebab itu, hal tersebut perlu menjadi pertimbangan
bagi perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan fairness dalam
perusahaan.
Persepsi karyawan tentang keadilan merupakan bentuk reaksi
karyawan yang berhubungan dengan penilaian tentang kewajaran dan
kelayakan yang terdapat dalam kehidupan perusahaan (Folger dalam
Robbins, 2008). Menurut Folger, keadilan organisasi dibedakan menjadi
60
dua yaitu keadilan distributif dan prosedural merujuk pada persepsi
karyawan terhadap kewajaran dan keseimbangan antara masukan-masukan
yang karyawan berikan dengan hasil-hasil organisasional yang karyawan
terima, serta persepsi karyawan tentang wajar atau tidaknya proses-proses
yang digunakan untuk mendistribusikan hasil-hasil organisasional
tersebut. Hal ini yang perlu menjadi pertimbangan perusahaan karena
penerapan keadilan organisasional dapat mempengaruhi kepuasan kerja
dan komitmen pada karyawan.
4.10.
Saran karyawan PT XYZ
Karyawan PT XYZ memberikan saran dan masukan mengenai upaya
peningkatan budaya korporat dan implementasi GCG. Secara garis besar
dapat disimpulkan saran dari karyawan adalah sebagai berikut:
1.
Karyawan
PT
XYZ
berharap
agar
perusahaan
harus
lebih
memperhatikan beban kerja dan tanggung jawab karyawan secara
disesuaikan dengan kompensasi yang diterima.
2.
Karyawan berharap agar perusahaan menghilangkan GAP komunikasi
baik antar departemen, atasan seperti GM, Manager, Board of
Director (BOD) dengan bawahan serta memperbaiki hubungan
komunikasi antara karyawan senior dengan junior.
3.
Karyawan berharap transparansi dan keadilan terhadap penilaian
kinerja dan karir path yang jelas dan adil
4.
Karyawan berharap agar perusahaan dapat meningkatkan teamwork
antar departemen.
5.
Karyawan
berharap
agar
open
management
model
harus
diimplementasikan dengan baik.
4.11.
Implikasi Manajerial.
Berdasarkan hasil penelitian, Budaya korporat memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap GCG di PT XYZ. Hal ini berarti bahwa
semakin baik pemahaman dan penerapan budaya korporat oleh karyawan
maka, semakin baik pula implementasi GCG pada PT XYZ. Berdasarkan
hasil analisis dapat dibuat implikasi manajerial untuk PT XYZ yang
61
nantinya diharapkan dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan.
Adapun implikasi manajerial tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan harus meningkatkan pemahaman budaya perusahaan
terutama pada nilai customer focused. Budaya customer focused dapat
tingkatkan melalui komunikasi dua arah antara pemimpin dengan
karyawan. Pemimpin haruslah mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi karyawan di dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Selain
itu lead by example
perlu dilakukan oleh para pemimpin artinya
bahwa kesadaran dan contoh teladan akan budaya customer focused
harus datang dari pucuk pimpinan, disemaikan ke bawah dengan
berbagai media penyampaian. Selain itu, untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan perusahaan sebaiknya terus memperbaiki waktu
layanan terkait dengan penyelesaian claim, serta memperluas mitra
usaha untuk memperluas pasar.
2.
Perusahaan harus lebih memperhatikan karyawan yang memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Sebaiknya pada event
penghargaan karyawan bukan hanya karyawan yang memiliki kinerja
yang baik saja yang diberikan penghargaan. Tetapi juga karyawan
yang penuh loyalitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi juga perlu
diberi reward agar mereka merasa dihargai akan loyalitasnya dan
komitmennya pada perusahaan. Dengan begitu akan memberikan
stimulasi yang positif terhadap karyawan untuk memiliki komitmen
yang baik bagi perusahaan.
3.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan kesesuaian antara beban kerja
dengan kompensasi yang diterima oleh karyawan. Perusahaan harus
melakukan evaluasi terhadap beban kerja dari masing-masing
departemen, apakah beban kerja suatu departemen sesuai dengan
kemampuan karyawan dan ketersediaan sumberdaya yang memadai.
4.
Perusahaan diharapkan mampu menerapkan sistem penilaian kinerja
yang telah ada dan memastikan setiap manajer di masing-masing
departemen melibatkan karyawan di dalam penilaian kinerja dalam
menetapkan sasaran kerja dan evaluasi kinerja. Intinya adalah adanya
62
keterbukaan dalam sistem penilaian kinerja akan memberikan reaksi
positif terkait karyawan terhadap rasa keadilan di dalam perusahaan.
5.
Perusahaan harus selalu melakukan proses sosialisasi dan internalisasi
terkait dengan budaya perusahaan dan Good Corporte Governance,
hal ini dapat dilakukan dengan membuat acara kebersamaan seperti
forum atau konseling secara berkala yang melibatkan Presiden
Direktur, Board of Director (BOD), Manajer untuk memberikan
edukasi terkait budaya perusahaan dan implementasi GCG.
63
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. PT XYZ memiliki budaya korporat customer focused, integrity, teamwork,
innovation dan professionalism. Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa persepsi karyawan PT XYZ terhadap budaya korporat yang
dimiliki sudah diimplementasikan sangat baik. Dari hasil analisis
Struktural Equation Model (SEM) menunjukkan bahwa variabel budaya
korporat yang memiliki nilai kontribusi terbesar terhadap implementasi
GCG adalah integrity sedangkan customer focused memiliki nilai
kontribusi terkecil dalam implementasi GCG.
2. Implementasi GCG dapat dilihat melalui transparansi, akuntabilitas,
fairness, responsibilitas dan independensi. Berdasarkan analisis deskriptif
pelakssanaan GCG berjalan dengan baik. Dari hasil analisis Struktural
Equation Model (SEM)
menunjukkan bahwa hanya 4 variabel yang
signifikan yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibiliti dan independensi
Sedangkan untuk fairness tidak signifikan.
3. Budaya korporat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
implementasi GCG pada PT XYZ, maka dari itu dapat disimpulkan
apabila budaya korporat ditingkatkan akan meningkatkan implementasi
GCG pada PT XYZ.
4. Integritas merupakan nilai budaya korporat yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap implementasi GCG.
64
Saran
1. Perusahaan harus terus meningkatkan kesadaran karyawannya terhadap
budaya customer focused.
2. Perusahaan harus lebih adil dan memperhatikan karyawan yang memiliki
loyalitas
yang
tinggi
terhadap
perusahaan
dengan
memberikan
penghargaan kepada karyawan yang mempunyai komitmen dan loyalitas
yang tinggi.
3. Perusahaan diharapkan mampu menyesuaikan antara beban kerja yang
diberkan dengan kompensasi yang diterima oleh karyawan.
4. Perusahaan disarankan untuk membuat acara kebersamaan seperti
gathering atau forum secara berkala yang melibatkan presiden direktur,
Board of Director (BOD), Manajer dan karyawan sebagai wadah
komunikasi.
5. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait penelitian sejenis dengan
menggunakan teknik sensus
65
DAFTAR PUSTAKA
A.B Susanto, Dkk. 2008. A strategic Management Approach Culture. The Jakarta
Consulting Group. Jakarta.
Aldridge.JE. 2005. Good Corporate Governance : Tatakelola yang sehat. Damar Mulia
Pustaka. Jakarta.
Burhanudin. 2010. Penerapan Good Corporate Governance.www.usu.ac.id [ 20 Januari
2012]
De Jong.2003. Implementasi dan Pengembangan Inovasi. www.ui.ac.id [12 Februari
2012]
Desler, Gary, H. 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia. PT Indeks.Jakarta
Ernawan. Erni. 2011. Organizational Culture Dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis
.Alfabeta. Bandung
Ernawan. 2007. Business Ethics. Alfabeta. Bandung
FAPI. 2010. Himpunan Peraturan-peraturan dibidang perasuransian. FAPI.Jakarta
Ghozali. II. 2008. Structural Equation Modelling. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Keraf. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan relevansinya. Konisius.Yogyakarta.
Mangkuprawira, Tb. S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Moeljono D. 2006. Good Corporate Governance Sebagai Inti dari GCG. PT Elex
Komputindo.Jakarta.
Nawawi.2010.Pengaruh Budaya korporat terhadap Implementasi Good Corporate
Governance Pada PT Telkom Indonesia,Tbk. Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Morrow. 1997. Membangun Customer Focused. www. ui.ac.id [ 12 Februari 2012]
Robbins.2008. Perilaku Organisasi. PT Indeks. Jakarta.
Setiawan. 2007. Good Corporate Governance. Gramedia. Jakarta
Siagian.S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
66
Simamora. H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN. Yogyakarta
Sobirin, A.2007. Budaya Organisasi. YKPN. Yogyakarta
Sriyuliani.2011.Konsep Integritas.www.ui.ac.id. [12 Februari 2012]
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.Bandung
Sutojo. 2008. Implementasi Good Corporate Governance pada Perusahaan. PT Indeks.
Jakarta
Takashi, M.2002. Sikap 5 s. PPM. Jakarta
Tunggal.2010. Praktik Good Corporate Governance. Gramedia. Jakarta
Umam, H. 2010. Perilaku Organisasi. Alfabeta. Bandung
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Umar, H. 2010. Metodelogi Penelitian Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Warsono. 2009. Corporate Governance Concept and Model.Center of GCG. Gadjah
Mada.Yogyakarta.
Wijanto. 2008. Struktural Equation Modeling dengan LISREL 8,8 : Konsep dan
Tutorial. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Wirawan.2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Salemba Empat.Jakarta.
67
LAMPIRAN
68
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH BUDAYA KORPORAT TERHADAP PENERAPAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE PADA PT XYZ
Kepada
Yth.Bapak/Ibu/Sdr/i Karyawan
Ditempat
Dengan Hormat,
Mohon bantuan Bpk/Ibu/Sdr/I untuk mengisi kuestioner dalam rangka menyelesaikan
tugas belajar di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB dengan skripsi
berjudul Pengaruh Budaya Korporat Terhadap Penerapan Good Corporate Governance PT XYZ.
Kuestioner ini hanya digunakan untuk keperluan akademis dan jawaban yang diberikan akan kami
jamin kerahasiaannya.
Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Mahendra Purnama Yahya
No......
H24080018
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1.Jenis Kelamin
:
Laki-Laki
Perempuan
2.Umur
:
< 20 tahun
31-40 tahun
20-30 tahun
41-50 tahun
SLTA
DIPLOMA
Sarjana (S1)
Master (S2)
2-4 tahun
6-8 tahun
4-6 tahun
8-10 tahun
Secretary
Finance
Local Business
Administrasi
IT
Underwritting
3.Pendidikan
4. Lama Bekerja
5. Divisi
:
:
:
Broker Business
6. Jabatan
:
Internal Audit
> 50 tahun
S3
> 10 tahun
and Reinsurance
Claim
Japaness Business
Jr Clerk
Chief
Manager
Clerk
Sr. Chief
Sr.Manager
Kontrak
Outsourcing
Sr.Clerk
7. Status Kepegawaian :
Tetap
69
Lanjutan Lampiran 1
Petunjuk Pengisian:
Pilihlah Jawaban yang menurut sdr/sdri paling TEPAT dengan memilih SALAH SATU
jawaban, STS=Sangat Tidak Setuju; TS=Tidak Setuju; S=Setuju; SS=Sangat Setuju.
II. BUDAYA KORPORAT
CUSTOMER FOCUSED
STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
Bagi saya kepuasan pelanggan adalah yang
utama
MenurutSaya, Customer Complaint
Management sudah berjalan sangat baik di
Perusahaan
Perusahaan Selalukonsisten mempertahankan
ISO 9001:2008
Saya selalu tanggap dalam menangani
keluhan Pelanggan.
INTEGRITY
Saya menjalani pekerjaan selaluberlandaskan
kejujuran
Tugas yang saya kerjakan selalu melebihi
ekspektasi/harapan target yang ditetapkan
Saya selalu patuh terhadap peraturan
perusahaan
Saya selalu mengerjakan tugas sampai tuntas
TEAM WORK
Saya selalu berusaha membantu rekan kerja
yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan
Saya selalu memotivasi rekan kerja untuk
memberikan hasil yang terbaik
Saya nyaman jika bekerjasama dengan
karyawan lain dalam satu tim
Saya TIDAK pernah memiliki konflik
dengan rekan kerja saya
INNOVATION
Saya berusaha untukselalumemberikan saran
bagi kemajuan perusahaan
Saya selalu mencari cara untuk
mengembangkan cara kerja maupun bisnis
Saya dapat mengembangkan kreativitas
untuk menciptakan mutu pelayanan terbaik
Saya selalu menambah pengetahuan untuk
menciptakan ide baru yang inovatif bagi
pengembangan perusahaan
Alternatif Pilihan Jawaban
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
70
Lanjutan Lampiran 1
17.
18
19.
20.
PROFESSIONALISM
Saya TIDAK pernah berbuat kesalahan yang
sangat berat yang berakibat fatal bagi
perusahaan
kinerja yang saya lakukan telah sesuai
dengan standar mutu perusahaan dan target
yang ditetapkan
Saya memiliki loyalitas yang baik terhadap
perusahaan
Saya selalu menjunjung tinggi kode etik
perusahaan
STS
TS
S
SS
III.GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TRANSPARANSI
STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Saya selalu menerima informasi secara
terbuka dari perusahaan
Saya selalu mendapat informasi yang
mendukung pekerjaan saya dengan mudah
dari perusahaan
Saya selalu melibatkan berbagai
pertimbangan atasan dalam setiap
pengambilan tindakan atau keputusan
Saya selalu memberikan informasi yang
benar,tepat dan akurat dengan tetap
menjunjung tinggi pedoman perusahaan
AKUNTABILITAS
Saya selalu mendapat monitoring secara
berkala dari atasan dalam menjalankan tugas
Audit internal di perusahaan sudah berjalan
dengan sangat baik
Perusahaan memiliki indikator kinerja yang
relevan
Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
divisi yang saya tempati
FAIRNESS
Saya sudah diperlakukan secara adil oleh
perusahaan sesuai dengan apa yang saya
kerjakan
Saya mempunyai hak untuk memberikan
masukan kepada perusahaan secara adil
Diskriminasi TIDAK pernah terjadi dalam
perusahaan
Proses Rekrutmen dan seleksi karyawan
selaluberjalan dengan adil
Alternatif Pilihan Jawaban
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
71
Lanjutan lampiran 1
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
RESPONSIBILITAS
Saya selalu bertanggung jawab atas apa yang
telah saya kerjakan
Kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) di perusahaan ini sudah berjalan
sangat baik
Kegiatan korupsi TIDAK pernah terjadi di
dalam perusahaan
Setiap pelanggar aturan baku (SOP), kode
etik selalu diberi sangsi yang tegas
INDEPEDENSI
Saya TIDAK pernah bergantung kepada
orang lain dalam melaksanakan
tugas/kewajiban yang dibebankan kepada
saya
Saya selalu bersikap mandiri dalam hal
menambah keahlian yang mendukung
pekerjaan saya
Perusahaan bebas dari benturan kepentingan
dari pihak tertentu
Saya selalu melaksanakan kewajiban saya
TANPA harus menunggu instruksi atau
perintah dari atasan
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
IV. PERTANYAAN TERBUKA
Menurut Bapak/Ibu dari kelima indikator Good Corporate Governance, Indikator
manakah yang terlebih dahulu perlu diperbaiki dalam perusahaan. Urutkan berdasarkan
tingkat PrioritasKepentingan. 1= Sangat Penting, 2=Penting, 3= Cukup Penting, 4=
Kurang Penting, 5= Tidak Penting.
Indikator
Transparansi
Akuntabilitas
Responsibilitas
IndependenSI
Fairness
Urutan
Hal yang perlu diperbaiki
72
Lanjutan Lampiran 1
V. SARAN
1.Menurut Bapak/Ibu bagaimana saran anda terkait dengan budaya korporat PT XYZ.
Apa yang perlu diperbaiki di dalam budaya korporat?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana saran anda terkait dengan penerapan Good Corporate
Governance di PT XYZ. Apa saja yang perlu diperbaiki dalam penerapannya?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................
73
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Nilai hasil uji validitas
Butir
Nilai Hitung r
Nilai Tabel r
Keterangan
II1
0,750
0,361
VALID
II2
0,616
0,361
II3
0,605
II4
Butir
Nilai Hitung r
Nilai Tabel r
Keterangan
III1
0,806
0,361
VALID
VALID
III2
0,841
0,361
VALID
0,361
VALID
III3
0,772
0,361
VALID
0, 722
0,361
VALID
III4
0,638
0,361
VALID
II5
0,715
0,361
VALID
III5
0,508
0,361
VALID
II6
0,882
0,361
VALID
III6
0,845
0,361
VALID
II7
0,833
0,361
VALID
III7
0,653
0,361
VALID
II8
0,793
0,361
VALID
III8
0,637
0,361
VALID
II9
0,775
0,361
VALID
III9
0,796
0,361
VALID
II10
0,844
0,361
VALID
III10
0,484
0,361
VALID
II 11
0,784
0,361
VALID
III11
0,870
0,361
VALID
II 12
0,786
0,361
VALID
IIII12
0,816
0,361
VALID
II 13
0,656
0,361
VALID
III13
0,490
0,361
VALID
II 14
0,801
0,361
VALID
III14
0,746
0,361
VALID
II15
0,844
0,361
VALID
III15
0,773
0,361
VALID
II16
0,758
0,361
VALID
III16
0,856
0,361
VALID
II 17
0,660
0,361
VALID
III17
0,853
0,361
VALID
II 18
0,706
0,361
VALID
III18
0,663
0,361
VALID
II 19
0,819
0,361
VALID
III19
0,630
0,361
VALID
II20
0,786
0,361
VALID
III20
0,538
0,361
VALID
74
Lanjutan Lampiran 2
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Ca se P rocessing Sum ma ry
N
Cases
Valid
Ex cludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Lis twis e deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.925
N of Items
40
Scale Sta tisti cs
Mean
124.4333
Variance
131.978
St d. Deviation
11.48817
N of Items
40
75
Lampiran 3.
Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Karyawan PT XYZ
jenis kelamin
Valid
laki-laki
perem puan
Total
Percent
43.7
56.3
100.0
Frequency
31
40
71
Valid Percent
43.7
56.3
100.0
Cumul ative
Percent
43.7
100.0
umur
Valid
20 - 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
> 50 tahun
Total
Frequency
13
42
15
1
71
Percent
18.3
59.2
21.1
1.4
100.0
Valid Percent
18.3
59.2
21.1
1.4
100.0
Cumulative
Percent
18.3
77.5
98.6
100.0
pe ndidika n
Valid
diploma
serjana ( S 1)
master (S2)
Total
Frequency
15
49
7
71
Percent
21.1
69.0
9.9
100.0
Valid P ercent
21.1
69.0
9.9
100.0
Cumulative
Percent
21.1
90.1
100.0
lama berkerja
Valid
2 - 4 tahun
4 - 6 tahun
6 - 8 tahun
8 - 10 tahun
> 10 tahun
Total
Frequency
15
7
7
4
38
71
Percent
21.1
9.9
9.9
5.6
53.5
100.0
Valid Percent
21.1
9.9
9.9
5.6
53.5
100.0
Cumulative
Percent
21.1
31.0
40.8
46.5
100.0
76
Lanjutan Lampiran 3
di visi
Valid
secret ary
finance
loc al business
administration
it
underwritting
broker bus ines s
int ernal audit and
reinsuranc e
claim
japanese business
Total
Frequency
1
9
3
6
2
12
8
Percent
1,4
12,7
4,2
8,5
2,8
16,9
11,3
Valid P erc ent
1,4
12,7
4,2
8,5
2,8
16,9
11,3
Cumulative
Percent
1,4
14,1
18,3
26,8
29,6
46,5
57,7
1
1,4
1,4
59,2
16
13
71
22,5
18,3
100,0
22,5
18,3
100,0
81,7
100,0
jabatan
Valid
jr clerk
clerk
sr. clerk
chief
sr. chief
as s. manager
manager
sr. manager
Total
Frequency
1
14
15
9
14
7
9
2
71
Percent
1.4
19.7
21.1
12.7
19.7
9.9
12.7
2.8
100.0
Valid Percent
1.4
19.7
21.1
12.7
19.7
9.9
12.7
2.8
100.0
Cumulative
Percent
1.4
21.1
42.3
54.9
74.6
84.5
97.2
100.0
status Kepegawaian
Valid
permanen
kontrak
Total
Frequency
70
1
71
Percent
98,6
1,4
100,0
Valid Percent
98,6
1,4
100,0
Cumulative
Percent
98,6
100,0
Lampiran 4.
STRUKTUR ORGANISASI PT XYZ
TA
IT
HR
LD
GA
CP&RD
U/W
R/I
BA
BO
RO
Remarks
: Technical Advisor
: Information Technology
: Human Resource
: Learning & Development
: General Affairs
: Corporate Planning &
Research Development
: Underwriting
: Reinsurance
: Business Administration
: Branch Office
: Representative Office
PRESIDENT DIRECTOR
VICE PRESIDENT DIRECTOR
Notes
SQ is a function (not a section)
LEAP is a project (not a section)
LEAP PROJECT
COMPLIANCE
INTERNAL
AUDIT
RISK & ICP MANAGER
Staff
UNDERWRITING
Director
FINANCE
Director
FINANCE
General Manager
ACCOUNTING
Manager
Staff
FINANCE
Manager
Staff
IT
General Manager
IT
Manager
Staff
ADMINISTRATION
General Manager
SQ
HR&LD
Manager
Staff
GA
Manager
CLAIM
General Manager
MARINE
Manager
Staff
NON MARINE
Manager
Staff
MISCELLANEOUS
SATTLEMENT&
COLLECTION
Manager
Staff
CP&RD
Manager
Staff
Staff
CP&RD
Manager
Staff
MOTOR
Manager
Staff
LOCAL BUSINESS
General Manager
LOCAL BUSINESS
Manager
BROKER 1
Manager
Staff
Staff
Staff
R/I
Manager
LEASING
Manager
BROKER 2
Manager
Staff
Staff
BANDUNG BO
Staff
Staff
RISK SURVEY
Manager
Staff
TA Non Marine
TA Non Marine
TA Cargo
BROKER BUSINESS
General Manager
U/W
Manager
BA
Manager
TA Non Marine
Staff
JAPANESE BUSINESS
General Manager
special task
SECTION 1
Manager
Staff
SECTION 2
Manager
Staff
MEDAN BO
BATAM BO (Manager)
Staff
SURABAYA BOManager
Staff
Staff
PALEMBANG RO
SEMARANG RO Manager
Staff
Staff
DENPASAR RO(Manager)
Staff
SECTION 3
Manager
Staff
SECTION 4
Manager
Staff
77
Staff
Manager
U/W / R/I
General Manager
TA Non Marine
78
Lampiran 5.
Hasil Permodelan Pengaruh Budaya Korporat Terhadap GCG pada PT XYZ
79
Lanjutan Lampiran 5
DATE: 3/13/2012
TIME: 17:04
L I S R E L 8.30
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Chicago, IL 60646-1704, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\SEMMAH~1\NEW.SPJ:
Observed Variables
X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Correlation Matrix From File D:\SEMMAH~1\NEW.COR
Sample Size = 71
Latent Variables Korporat GCG
Relationships
X1 X2 X3 X4 X5 = Korporat
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 = GCG
GCG = Korporat
Path Diagram
options ME=UL AD=OFF IT=500
set the error covariance between Y3 and
End of Problem
Sample Size = 71
Y2 to free
80
Lanjutan Lampiran 5
Correlation Matrix to be Analyzed
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
X1
-------- -------- -------- -------- -------- -------Y1
1.00
Y2
0.26
1.00
Y3
0.07
0.49
1.00
Y4
0.15
0.35
0.11
1.00
Y5
0.37
0.49
0.21
0.40
1.00
X1
0.33
0.33
-0.04
0.33
0.28
1.00
X2
0.45
0.34
0.11
0.36
0.42
0.34
X3
0.37
0.29
0.02
0.29
0.46
0.09
X4
0.39
0.32
0.01
0.11
0.39
0.25
X5
0.40
0.22
0.06
0.33
0.40
0.04
Correlation Matrix to be Analyzed
X2
X3
X4
X5
-------- -------- -------- -------X2
1.00
X3
0.59
1.00
X4
0.57
0.52
1.00
X5
0.60
0.59
0.40
1.00
Number of Iterations = 12
LISREL Estimates (Unweighted Least Squares)
Y1 = 0.59*GCG, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35
(0.068)
(0.19)
8.63
3.37
Y2 = 0.55*GCG, Errorvar.= 0.70 , R² = 0.30
(0.19)
(0.19)
81
Lanjutan lampiran 5
2.88
3.64
Y3 = 0.14*GCG, Errorvar.= 0.98 , R² = 0.018
(0.14)
(0.17)
0.97
5.74
Y4 = 0.49*GCG, Errorvar.= 0.76 , R² = 0.24
(0.18)
(0.18)
2.74
4.14
Y5 = 0.72*GCG, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.52
(0.24)
(0.21)
3.02
2.27
X1 = 0.37*Korporat, Errorvar.= 0.86 , R² = 0.14
(0.070)
(0.18)
5.28
4.90
X2 = 0.83*Korporat, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.69
(0.084)
(0.22)
9.92
1.44
X3 = 0.72*Korporat, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.53
(0.088)
(0.21)
8.20
2.25
X4 = 0.65*Korporat, Errorvar.= 0.58 , R² = 0.42
(0.083)
(0.20)
7.84
2.91
X5 = 0.68*Korporat, Errorvar.= 0.54 , R² = 0.46
(0.087)
(0.21)
7.76
2.64
Error Covariance for Y3 and Y2 = 0.42
(0.13)
3.27
GCG = 0.85*Korporat, Errorvar.= 0.28, R² = 0.72
82
Lanjutan lampiran 5
(0.081)
10.57
Correlation Matrix of Independent Variables
Korporat
-------1.00
Covariance Matrix of Latent Variables
GCG Korporat
-------- -------GCG
1.00
Korporat
0.85
1.00
Goodness of Fit Statistic
Degrees of Freedom = 33
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 44.06 (P = 0.094)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 11.06
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 32.47)
Minimum Fit Function Value = 0.31
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.16
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.46)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.069
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.12)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.27
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.26
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.10 ; 1.56)
ECVI for Saturated Model = 1.57
ECVI for Independence Model = 5.79
Chi-Square for Independence Model with 45 Degrees of Freedom = 385.31
Independence AIC = 405.31
Model AIC = 88.06
83
Lanjutan Lampiran 5
Saturated AIC = 110.00
Independence CAIC = 437.94
Model CAIC = 159.84
Saturated CAIC = 289.45
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.075
Standardized RMR = 0.075
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.58
Normed Fit Index (NFI) = 0.94
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.05
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.69
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.03
Relative Fit Index (RFI) = 0.92
Critical N (CN) = 179.7
The Problem used 16048 Bytes (= 0.0% of Available Workspace
Time used: 0.047 Seconds
84
Lanjutan Lampiran 5
DATE: 3/13/2012
TIME: 17:06
L I S R E L 8.3
By
85
Lanjutan Lampiran 5
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Chicago, IL 60646-1704, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\SEMMAH~1\NEW.SPJ:
Observed Variables
X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Correlation Matrix From File D:\SEMMAH~1\NEW.COR
Sample Size = 71
Latent Variables Korporat GCG
Relationships
X1 X2 X3 X4 X5 = Korporat
Y1 Y2 Y4 Y5 = GCG
GCG = Korporat
Path Diagram
options ME=UL AD=OFF IT=500
End of Problem
Sample Size = 71
Correlation Matrix to be Analyzed
Y1
Y2
Y4
Y5
X1
X2
-------- -------- -------- -------- -------- -------Y1
1.00
Y2
0.26
1.00
86
Lanjutan Lampiran 5
Y4
0.15
0.35
1.00
Y5
0.37
0.49
0.40
1.00
X1
0.33
0.33
0.33
0.28
1.00
X2
0.45
0.34
0.36
0.42
0.34
1.00
X3
0.37
0.29
0.29
0.46
0.09
0.59
X4
0.39
0.32
0.11
0.39
0.25
0.57
X5
0.40
0.22
0.33
0.40
0.04
0.60
Correlation Matrix to be Analyzed
X3
X4
X5
-------- -------- -------X3
1.00
X4
0.52
1.00
X5
0.59
0.40
1.00
Number of Iterations = 12
LISREL Estimates (Unweighted Least Squares)
Y1 = 0.59*GCG, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35
(0.070)
(0.19)
8.43
3.37
Y2 = 0.55*GCG, Errorvar.= 0.70 , R² = 0.30
(0.19)
(0.19)
2.90
3.69
Y4 = 0.48*GCG, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.23
(0.18)
(0.18)
2.71
4.17
Y5 = 0.71*GCG, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50
(0.23)
(0.21)
3.08
2.36
X1 = 0.37*Korporat, Errorvar.= 0.86 , R² = 0.14
(0.070)
(0.18)
87
Lanjutan Lampiran 5
5.37
4.90
X2 = 0.83*Korporat, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68
(0.083)
(0.22)
10.00
1.47
X3 = 0.73*Korporat, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.53
(0.086)
(0.21)
8.42
2.26
X4 = 0.65*Korporat, Errorvar.= 0.58 , R² = 0.42
(0.075)
(0.19)
8.69
2.96
X5 = 0.67*Korporat, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.45
(0.088)
(0.21)
7.68
2.64
GCG = 0.87*Korporat, Errorvar.= 0.25, R² = 0.75
(0.081)
10.68
Correlation Matrix of Independent Variables
Korporat
-------1.00
Covariance Matrix of Latent Variables
GCG Korporat
-------- -------GCG
Korporat
1.00
0.87
1.00
Goodness of Fit Statistic
Degrees of Freedom = 26
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 39.08 (P = 0.048)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 13.08
88
Lanjutan Lampiran 5
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.13 ; 33.97)
Minimum Fit Function Value = 0.28
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.19
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0019 ; 0.49)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.085
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0084 ; 0.14)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.15
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.10
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.92 ; 1.40)
ECVI for Saturated Model = 1.29
ECVI for Independence Model = 5.44
Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 362.85
Independence AIC = 380.85
Model AIC = 77.08
Saturated AIC = 90.00
Independence CAIC = 410.21
Model CAIC = 139.07
Saturated CAIC = 236.82
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.078
Standardized RMR = 0.078
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.56
Normed Fit Index (NFI) = 0.95
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.03
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.68
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.02
Relative Fit Index (RFI) = 0.93
89
Lanjutan Lampiran 5
Critical N (CN) = 165.81
The Problem used 13200 Bytes (= 0.0% of Available Workspace)
Time used: 0.031 Seconds
Download