TATA IBADAH PERSIAPAN PK APRIL 2017

advertisement
TATA IBADAH SARASEHAN KELOMPOK DAN
PERSIAPAN PERJAMUAN KUDUS
BULAN APRIL 2017
Tema : “Apakah Corak Spiritualitasku?”
Tujuan :
1. Jemaat mengenali kepelbagaian corak dalam menghayati perjumpaan dengan Allah serta
mengenali corak-corak yang menonjol dalam dirinya
2. Jemaat terdorong untuk memperdalam penghayatan perjumpaan dengan Allah melalui
pengembangan corak spiritualitas yang menonjol dalam dirinya tersebut
3. Jemaat bersedia menghargai dan turut belajar menghayati corak-corak spiritualitas lainnya
sehingga semakin diperkaya dalam mengembangkan perjumpaan ilahi
1. PEMBUKAAN
a. Nyanyian KJ. 64:1-2
BILA KULIHAT BINTANG GEMERLAPAN
Bila kulihat bintang gemerlapan
dan bunyi guruh riuh kudengar
Ya Tuhanku tak putus aku heran
melihat ciptaan-Mu yang besar
Maka jiwaku pun memuji-Mu,
sungguh besar Kau Allahku (2x)
Ya Tuhanku pabila kurenungkan
pemberian-Mu dalam Penebus
‘ku tertegun: bagiku dicurahkan
oleh Putra-Mu darah-Ny kudus (dst)
b. Doa
c. Pembacaan Kitab Suci : Efesus 4:11-16
d. Nyanyian : NKB. 189:1-2
PEGANG TANGANKU
Kuingin selalu dekat pada-Mu,
ikut ‘Kau Tuhan tiada jemu
Bila Kau pimpin kehidupanku,
takkan ‘kuragu, tetap langkahku
O Juruslamat pegang tanganku,
bimbingan-Mu yang aku perlu
B’ri pertolongan dan kuasa-Mu,
o Tuhan Yesus, pegang tanganku
Gelap perjalanan yang aku tempuh
namun cerah berseri jiwaku
Susah, kecewa di dunia fana,
damai menanti di sorga baka (dst)
2. MARI MENGENALI CORAK SPIRITUALITAS!
a. Mengenali Corak Spiritualitas Diri (terlampir)
b. Penjelasan tentang Corak Spiritualitas (terlampir)
3. BAHAN DISKUSI/SHARING (Jika dimungkinkan dalam SGD/Small Group Discussion)
a. Dari hasil simulasi di atas, apa corak spiritualitas Saudara yang paling menonjol (bisa lebih
dari satu)? Apakah selama ini Saudara menghayatinya sebagai sarana untuk berjumpa
dengan Allah? Apa saja yang akan Saudara lakukan untuk mengembangkannya?
b. Supaya tetap ada keseimbangan dalam hal pertumbuhan spiritualitas melalui komunitas,
melalui laku pribadi dan melalui aktivitas sosial, apa saja langkah yang diperlukan untuk
memperlengkapi pengembangan corak spiritualitas Saudara tersebut?
c. Apa saja usulan Saudara kepada gereja dalam mewadahi pengembangan beraneka
penghayatan corak spiritualitas warga jemaat? Model-model pembinaan seperti apa sajakah
yang diperlukan?
4. PERSIAPAN PERJAMUAN KUDUS
a. Pembacaan Pertelaan
b. Doa pribadi untuk menata dan mempersiapkan diri
c. Ruang kesaksian untuk kesediaannya ikut sakramen perjamuan
d. Doa syukur dan syafaat
5. PENUTUP
a. Pengumpulan Persembahan diiringi nyanyian KJ. 363:1-2
BAGI YESUS KUSERAHKAN
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya
Hati dan perbuatanku, pun waktuku milik-Nya
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya (2x)
Tanganku kerja bagi-Nya, kakiku mengikutnya
Mataku memandang Yesus; yang kupuji Dialah
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah (2x)
b. Doa Pengucapan Syukur
c. Nyanyian KJ. 400:1, 3
KUDAKI JALAN MULIA
Kudaki jalan mulia, tetap doaku inilah:
“ke tempat tinggi dan teguh,
Tuhan mantapkan langkahku!”
Ya Tuhan angkat diriku,
lebih dekat kepada-Mu;
Di tempat tinggi dan teguh,
Tuhan mantapkan langkahku!
‘Ku ingin hidup yang benar,
jauh dari tindak yang cemar;
Umat kudus memanggilku
ke tempat tinggi dan teguh (dst)
Renungan
Ampunilah Mereka, Ya Tuhan!
Lukas 23:33-43
Kematian Yesus diatur sedemikian mengerikan yaitu disalibkan pada tiang kayu yang
melambangkan langit dan bumi tidak menerima-Nya. Serta disalibkan diantara penjahat untuk
menyatakan bahwa Ia sama atau lebih jahat dari penjahat yang disebelah kiri dan kanannya.
Demikianlah penghakiman manusia terhadap Tuhan Yesus, menempatkan atau menyalahkan
Tuhan dalam semua perbuatan-Nya.
Namun, saat penyaliban-Nya pun Yesus menyatakan kebenaran dan kemuliaan-Nya. Pada
saat itu Dia digantung di salib, hanya mulut-Nya yang masih bebas berkata-kata dan apa yang Ia
katakan merupakan keistimewaan. Penyiksaan dan kekejian yang dilakukan pada-Nya tidak
mampu mengubah diri-Nya. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat." Yang Yesus ungkapkan ini bukan untuk mereka yang tidak
bertobat dan menolak Injil. Tidak serta merta orang-orang yang keji ini diampuni tanpa syarat dan
Tuhan menyetujui keberdosaan mereka. Tetapi pengampunan disediakan bagi kita yang bertobat
dan percaya pada Kristus. Doa Yesus ini merupakan ungkapan betapa kejinya perbuatan mereka,
kalau mereka tahu siapa Yesus sebenarnya tentu mereka tidak berani melakukan hal ini.
Dua sikap yang kontras dapat terlihat ketika Yesus telah disalibkan. Pertama, adalah orangorang yang mengejek dan seorang penjahat yang tersalib bersama Yesus yang menanggapi
perbuatan Yesus adalah dari segi penyelamatan fisik. Mereka hanya berorientasi pada
penyelamatan fisik, namun sikap yang kedua adalah seorang lagi penjahat yang tersalib di sisi
Tuhan Yesus bahwa dia akhirnya mendapatkan sesuatu yang begitu berharga dari Allah,
pengampunan dan keselamatan. Sebab dia melihat perbuatan Tuhan Yesus dengan hati yang
dalam akan akibat yang telah dia rasakan atas perbuatan dosanya dan juga melihat apa yang
dilakukan Yesus jauh melebihi penyelamatan fisik tetapi penyelamatan untuk kehidupan yang
sesungguhnya.
Kita memang sudah mempercayai pengampunan dosa yang dianugerahkan Allah dalam
hidup kita melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Memperingati adalah sarana untuk
semakin meneguhkan dan menghayati iman kita kepada Tuhan Yesus, bagaimana kasih Allah
yang agung telah diperlihatkan kepada kita, bahwa pengasihan dan pertolongan Tuhan bukan hal
yang tanpa harga. Namun, pengampunan yang sangat berharga.
Salib Kristus sebagai “cermin” pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus merupakan bukti
kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar
itu. Sehingga peringatan hari kematianNya yang kita lakukan untuk melihat diri kita sudah sejauh
mana sikap dan perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus. Bagaimana
kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib Kristus?
Salib Kristus adalah “motivasi hidup”. Jika Allah mau mengorbankan diriNya melalui Yesus
Kristus karena keberdosaan manusia, maka terlebih kita yang telah percaya kasih Allah pasti akan
berkelimpahan dalam hidup kita. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah memotivasi kita
untuk semakin bersemangat menjalani kehidupan ini terlebih lagi semangat memberitakan kasih
Allah ditengah-tengah kehidupan kita.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib bukanlah tentang ritual tetapi adalah tentang
pembaharuan hidup atas pengampunan yang Yesus berikan. Apakah salib kristus telah
memperbaharui hidup kita?
Download