JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 197 Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Penerapan Model Multimedia Interaktif (MMI) pada Pembelajaran Fisika Materi Fluida untuk Peserta Didik Kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar Nur Ajija1), Muhammad Arsyad2), Aisyah Azis3) Program Studi Pendidikan Fisika Uneversitas Muhammadiyah Makassar 1), Universitas Negeri Makassar 2),3) Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Telp. 866772 [email protected] Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA3SMA Negeri 22 Makassar sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI). Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan menggunakan desain one-shot case study design dengan melibatkan variabel terikat yaitu hasil belajar Fisika dan variabel bebas yaitu Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI).Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar sebanyak 43 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar Fisika dengan reliabilitas test 0,717 dengan bentuk instrument multiple choice test (tes pilihan ganda) sebanyak 50 soa dan memenuhi kriteria valid 20 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar Fisika siswa kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar sebesar 77,24. Kemudian, dari hasil analisis dengan uji t diperoleh thitung sebesar 2.699 lebih besar dari setelah ttabel = 1,864 yang berarti nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar dapat mencapai 75% dari nilai ideal. Kata kunci: Pra-eksperimen, Multimedia Interaktif (MMI), Reliabilitas dan Hasil Belajar Abstract– This study aims to determine how big the learning outcomes of students of class XI physics MIA3 SMAN 22 Makassar after taught using Multimedia Interactive Learning Model (MMI). This research is a pre-experimental design using one-shot case study design involving the dependent variable is the result of studying physics and independent variables that Interactive Multimedia Learning model (MMI). The subjects were students of class XI MIA3 SMAN 22 Makassar as many as 43 students. The research instrument used is physics achievement test with the reliability test instrument .717 with a form of multiple choice test (multiple choice test) by 50 soa and valid criteria 20 matter. The results showed that the average value of learning outcomes MIA3 Physics class XI student of SMAN 22 Makassar at 77.24. Then, from the results of the analysis with t test obtained t for 2,699 greater than after the table = 1.864 which means that the average value of learning outcomes MIA3 class XI student of SMAN 22 Makassar can reach 75% of the ideal value. Key words:Pre - experiment , Interactive Multimedia ( MMI ) , Reliability and Learning Outcomes I. PENDAHULUAN aspek Hasil dari suatu kegiatan belajar tidak itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran hanya ditinjau dari aspek pengetahuan yang keterampilan diharapkan (psikomotor).Olehnya mampu meningkatkan (kognitif) saja, melainkan harus ditinjau pula potensi yang dimiliki peserta didik yang dari aspek emosional/sikap (afektif) dan mencakup ketiga aspek tersebut. JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 198 Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) akan sangat mengemukakan bahwa model pembelajaran MMI diartikan sebagai suatu model membantu efektifitas proses pembelajaran pembelajaran yang dapat digunakan untuk serta penyampaian pesan dan isi pelajaran menyalurkan pesan (message), merangsang sehingga siswa pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik sehingga dapat mendorong konsep karena menyajikan informasi secara proses belajar. dapat membantu menarik dan terpercaya. Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan Penerapan komputer multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah penafsiran data dan memudahkan mencari dengan informasi. pengajaran dan pembelajaran. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang pada tujuan meningkatkan Bentuk-bentuk mutu pemanfaatan akhirnya dapat meningkatkan penguasaan model konsep dan perbaikan sikap belajar. Model berbasiskomputer dalam pembelajaran dapat pembelajaran MMI dapat mencapai tujuan berupa drill, tutorial, simulation, dan games pembelajaran Waryanto, (2008:4). Pada dasarnya salah satu fisika yaitu dengan multimedia modelinteraktif menanamkan konsep fisika yang bersifat tujuan abstrak. multimediainteraktif adalah sedapat mungkin Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat pembelajaran dengan menggantikan dan atau melengkapi serta mendukungunsur-unsur: tujuan, materi, membangkitkan keinginan dan minat yang metode, dan alat penilaian yang ada dalam baru, dan proses dan pendidikan konvensional yang biasa kita membangkitkan rangsangan bahkan kegiatan membawa motivasi pembelajaran pengaruh-pengaruh Langkah-langkah Dengan demikian, penelitian ini diberi ”Penerapan Model dalam Multimedia sistem lakukan. psikologis terhadap peserta didik. judul belajarmengajar pembelajaran- pembelajaran langsung yang menggunakan multimedia dapat dilaksanakan dengan fase- Interaktif (MMI) pada Pembelajaran Fisika fase sebagai berikut: Materi Fluida untuk Peserta Didik Kelas XI Fase 1, guru menyampaikan tujuan, informasi MIA3 SMA Negeri 22 Makassar” latar belakang pelajaran, II. LANDASAN TEORI 1. Model Pembelajaran pelajaran, mempersiapkan pentingnya peserta didik untuk belajar. (Fase menyampaikan tujuan Multimedia dan mempersiapkan peserta didik). Interaktif (MMI) dalam Fisika Fase 2, guru menyajikan informasi tahap Faizin, (2009:38), beberapa pakar MMI demi tahap serta menjelaskan materi ajar (Muhammad, 2002; Setiawan, 2007), kepada peserta didik (fase JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 199 mendemonstrasikan pengetahuan atau telah memiliki peralatan ini tetapi guruya keterampilan). Peserta didik memperhatikan yang materi yang disampaikan dan video yang ada multimedia dilayar LCD Kadangkala juga ada sekolah yang telah Fase memiliki peralatan dan guru telah mampu 3, guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal (memberikan belum mampu untuk menggunakan menggunakan pembelajarannya. multimedia, utama dalam sebagai cara penggunaan peralatan multimedia ini tidak Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI). energi listrik pelatihan awal). guru membimbing pelatihan menggunakan sumber tetapi tersedia di kelas. Fase 4, guru memeriksa keberhasilan peserta Hambatan yang bersifat filosofis adalah didik (fase mengecek pemahaman). Peserta hambatan yang terkait dengan filosofis didik diminta untuk mempresentasikan hasil pembelajaran. Filosofis pembelajaran terkait praktikum sesuai dengan soal yang ada di dengan dalam LKPD. pembelajaran. Menurut teori pembelajaran Fase 5, guru mempersiapkan kesempatan konstruktivisme, guru tidak hanya sekedar melakukan pelatihan lanjutan dan penerapan memberikan pengetahuan kepada peserta kepada situasi yang lebih kompleks dalam didik, tetapi peserta didik harus membangun kehidupan senari-hari (fase lanjutan dan sendiri pengetahuan di dalam dirinya. Peran penerapan). guru adalah memberi kemudahan dalam Peserta didik diminta teori-teori mengerjakan soal yang ada pada bahan ajar proses belajar, yang telah dibagikan. kepada siswa Karakteristik Media memberikan untuk mendasari kesempatan menemukan atau dalam menerapkan ide-ide mereka sendiri, mengajar multimedia, Waryanto, (2008:6) Mutlimedia siswa menjadi sadar dengan kemampuan interaktif memuat beberapa komponen yaitu, dirinya dan menerapkan strategi belajar teks, audio, nimasi, grafis, animasi, simulasi, mereka sendiri. Sementara itu pembelajaran video. Komponen-komponen yang terdapat degan multimedia terkesan siswa hanya dalam memperhatikan multimedia di yang interaktif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hambatan yang yang disajikan guru. Kesempatan siswa untuk teknis menyampaikan ide-ide mereka hanya sedikit. dikarenakan adanya masalah teknis, seperti Hambatan yang bersifat sosial, yaitu ketersediaan komputer atau laptop dan LCD hambatan yang besifat hubungan/interaksi di sekolah. Ada sekolah yang sama sekali antar satu individu dengan individu yang lain. tidak memiliki peralatan ini, meskipun Interaksi yang dimaksudkan adalah interaksi gurunya untuk guru dengan siswa dan interaksi siswa dalam dengan siswa dalam kelas. Interaksi-interaksi pembelajarannya. Ada juga sekolah yang ini sangat kecil kemungkinan terjadi saat memiliki menggunakan bersifat penayangan-penayangan kemampuan multimedia JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 200 pembelajaran berlangsung, karena siswa terpusat perhatiannya kepada multimedia itu sendiri. Siswa seolah-olah membayangkan objek-objek tadi. Grafik dan format bar ketika simulasi dijalankan. dikondisikan untuk menjadi individualis-individualis dan kontak sosial dengan teman-teman menjadi Silahkan memilih materi di atas FLUIDA FLUIDA DINAMIS MASSA JENIS FLUIDA IDEAL TEKANAN FLUIDA SEJATI TEKANAN HIDROSTATIK GARIS ALIR DEBIT HUKUM PASCAL sesuatu yang asing. HKM KONTINUITAS TEGANGAN PERMUKAAN Pengembangan model pembelajaran HUKUM ARCHIMEDES HKM BERNOULLI KAPILARITAS PENERAPAN VISKOSITAS VIDEO IV MMI pada Kompetensi Inti Fluida, meliputi VIDEO I tekanan, tekanan Hidrostatik, Hukum Pascal, VIDEO V VIDEO II VIDEO VI VIDEO III Hukum Archimedes, Hukum Kontinuitas dan Hukum Bernoully. dikembangkan Model MMI menggunakan sofware umum seperti PowerPoint yang dilengkapi dengan menu 2. Hasil Belajar Fisika Istilah hasil belajar tersusun dari dua masing-masing kata yaitu dari kata hasil dan belajar. Menurut memberikan kamus besar bahasa indonesia, hasil diartikan tampilan sebagai suatu kegiatan yang telah dicapai dari animasi interaktifnya. Model pembelajaran apa yang dilakukan atau apa yang telah MMI menampilkan menu utama, di mana dikerjakan sebelumnya. Hasil tidak lain suatu peserta didik dapat memilih materi (konsep) kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, dan latihan soal yang tersedia. Materi baik semua individu maupun kelompok (konsep) yang ditampilkan, dapat langsung dalam bidang tertentu. pertemuan. tampilan dipilih pada Gambar 1. Tampilan Menu Materi MMI Model MMI materi Fluida dan sesuai materinya. dengan Setiap dalamnya tersedia urutan pilihan konsep, deskripsi sub- Ada 3 ranah hasil belajar fisika yang di diperoleh yaitu ranah afektif, ranah kognitif mengenai materi subyeknya dan animasi konsepnya. dan ranah psikomotorik. a. Ranah afektif Urutan materi sesuai dengan silabus yang Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan diinginkan merupakan dengan sikap dan nilai.Ranah afektif peserta didik untuk penawaran diikuti dan bagi langkah mancakup watak perilaku seperti selanjutnya untuk melanjutkan ke latihan perasaan, soal. nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa Pada dasarnya peserta didik dapat minat, sikap, emosi, dan melakukan sesuai dengan yang diinginkan, sikap akan tetapi urutan tersebut membantu peserta perubahannya didik agar semua langkah dalam materi dapat memilki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. diikuti. Model MMI ini menampilkan objekebjek yang abstrak menjadi nyata dan tidak seseorang dapat bila diramalkan seseorang telah b. Ranah kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Segala JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 201 upaya yang menyakut aktivitas otak adalh pembelajaran, dengan itu akan mudah termasuk dalam ranah kognitif. diketahui cara mengatasinya. c. Ranah psikomotor d. Umpan balik merupakan hasil suatu Ranah psikomotor merupakan ranah yang pengukuran skor tes tertentu yang dapat berkaitan dengan keterampilan (skill) atau digunakan sebagai umpan balik, agar kemampuan bertindak setelah seorang guru berusaha untuk memberi semangat menerima pengalaman kepada peserta didik. tertentu.Hasil belajar belajar psikomotor ini e. Menumbuhkan motivasi belajar dan sebenarnya merupakan kelanjutan dari mengajar, memberikan semangat kepada hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) peserta didik yang mempunyai hasil tes dan hasil belajar afektif (yang baru yang kurang baik serta memberikan tampak motivasi pada saat pembelajaran dalam bentuk kecendrungan kecendrungan- berperilaku).Ranah f. Perbaikan kurikulum dan program psikomotor adalah berhubungan dengan pendidikan, perbaikan ini baik untuk aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, mengetahui nilai peserta didik sehingga melukis, dapat memperbaiki segala kekurangan menari, memukul dan sebagainya. yang ada pada saat pembelajaran Fungsi Penilaian dalam Pendidikan g. Ada beberapa fungsi penilaian dalam Pengembangan ilmu, ini tergantung dari hasil tes peserta didik dan pendidikan, baik tes maupun nontes. Diantara pengembangan pendidikan ilmu sangat fungsi penilaian tersebut ialah: penting sekali agar hasil tes peserta didik a. lebih baik. Dasar mengadakan seleksi yakni untuk keputusan orang yang akan diterima atau tidak dalam suatu proses, misalnya dalam penerimaan murid baru, dan b. c. III. METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bagian yang kenaikan kelas peserta didik. menguraikan pelaksanaan peneliti yang berisi Dasar penempatan untuk mengetahui di tentang uraian dan langkah-langkah serta kelompok mana seorang peserta didik prosedur ditempatkan, penilaian pada hasil penelitian. Hal-hal yang tercantum misalnya seorang peserta didik yang pada bab ini meliputi uraian tentang variabel mempunyai akan penelitian, defenisi operasional variabel, dikelompokkan dengan kelompok yang populasi dan sampel, teknik pengumpulan sama dalam belajar, data dan teknik analisis data. Diagnostik digunakan nilai untuk yang guru sama mengetahui Jenis yang ditempuh sehingga sampai penelitian ini menggunakan tentang kelebihan dan kekurangan serta rancangan Pra Eksperimen.Desain penelitian kesulitan yang digunakan adalah “One-Shot Case yang dihadapi dalam JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 202 Study Design”.Dalam desain ini subjek 2. Reliabilitas ditempatkan pada satu kelas dengan cara Uji reliabilitas penunjukan langsung untuk diberi perlakuan mendapatkan yang kemudian diberi test. pengumpul dilakukan tingkat data ketepatan (instrumen) Dengan gambar disain penelitian sebagai digunakan.Suatu instrumen berikut: mempunyai taraf X untuk alat yang dikatakan kehandalan ataukepercayaan (reliabilitas) yang tinggi O Keterangan: jika test tersebut dapat memberikanhasil yang X :Perlakuan dengan Model Pembelajaran tetap. Uji reliabilitas instrumen dilakukan Multimedia Interaktif (MMI) dengan rumus KR-21 dengan rumus sebagai O : Test yang dikenakan pada kelompok berikut. yang diberi perlakuan ri Subjek penelitian adalah peserta didik k M (k M ) 1 (k 1) kSt2 Kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar sebanyak 43 orang. 1. Validitas (Sugiyono, 2012: 186) Keterangan: Penilaian Hasil Belajar ri : nilai Reliabilitas Kognitif M : mean skor total Pengujian validitas konstruksi dilakukan St2 : varians total dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen k : jumlah item 3. Analisis Deskriptif dengan rumus korelasi Pearson Product Momentyaitu: Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk hasil belajar pada aspek rhitung = 𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝 √ 𝑆𝑡 𝑞 afektif, kognitif dan psikomotor adalah penyajian data berupa nilai rata-rata, standar (Sugiyono, 2012:255) deviasi/simpangan baku, rata-rata distribusi Keterangan: frekuensi, varians distribusi frekuensi, nilai rhitung : Koefisien korelasi biseral maksimal, nilai minimal berdasarkan skor Mp : rata-rata skor yang menjawab benar. ideal. Mt : rata-rata skor total a. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh St : simpangan baku skor total P : Proporsi peserta didik siswa, maka nilai dikonversi dalam bentuk yang nilai menggunakan rumus sebagai berikut: menjawab benar q : Proporsi peserta menjawab salah (q = 1 - p) 𝑁= didik yang 𝑆𝑆 𝑋 100 𝑆𝐼 Sudjana, 2005:120 Keterangan: N : Nilai Peserta didik JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 203 Ss : Skor Hasil Belajar Peserta didik Keterangan: Si : Skor Ideal S2 : varians b. Menentukan skor rata-rata peserta didik xi : skor peserta didik dengan menggunakan rumus: x : skor rata-rata ∑𝑋 𝑀 (𝑋) = N : banyaknya subjek penelitian 𝑁 (Sudjana,1992: 67) f. Menetukan simpangan baku yaitu Keterangan: M menggunakan rumus : skor rata-rata S = √S2 ∑X : jumlah skor total peserta didik N 4. Analisis Inferensial : jumlah responden Analisis c. Menentukan standar deviasi nilai statistik hasil belajar menggunakan rumus: digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian yakni uji t untuk sampel berkorelasi. Sebelum dilakukan 𝛴(Xi−X)2 S2 = ini pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan 𝑛−1 (Sudjana,1992: 67) pengujian dasar-dasar analisis yaitu uji normalitas yang dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: a. Uji normalitas S2 : standar deviasi Uji normalitas data dimaksudkan x : skor rata-rata apakah data-data yang digunakan terdistribusi fi : frekuensi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut xi : skor peserta didik digunakan rumus Chi kuadrat yang n : jumlah peserta didik d. Menentukan rata-rata distribusi frekuensi dirumuskan sebagai berikut: menggunakan rumus: Rata – rata (X) = 2 hitung ∑ 𝑓𝑖.𝑋𝑖 ∑ 𝑓𝑖 (Oi Ei ) 2 Ei i 1 k (Sudjana, 2005:273) (Sudjana, 1992: 67) Keterangan: Keterangan: X : skor rata-rata X2 : Nilai Chi-kuadrat fi : frekuensi Oi : frekuensi hasil pengamatan xi : skor peserta didik Ei : frekuensi harapan e. Menentukan varians distribusi frekuensi k : banyak kelas Kriteria pengujian 𝜒 2 hitung <𝜒 2 tabel menggunakan rumus: Standar deviasi (S2) = pada taraf signifikan α = 0,05, artinya data ∑ 𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑋)2 berdistribusi normal dan apabila kriteria 𝑛−1 pengujian 𝜒 2 hitung >𝜒 2 tabel pada taraf (Sudjana, 1992: 95) signifikan α = 0,05, artinya data tidak berdistribusi normal JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 204 b. Pengujian Hipotesis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan menggunakan 1. Hasil analisis deskriptif uji-t satu pihak (pihak kanan), dengan α = 0,05. A. Hasil Penelitian t x 0 s n (Sugiyono, 2012:250) a. Penilaian Pengetahuan Berikut ini dikemukakan hasil deskriptif pencapaian hasil belajar secara umum peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar tahun ajaran 2014/2015 Keterangan: yang diajar dengan menerapkan Model t : Nilai t yang dihitung atau disebut thitung pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI). x : Rata-rata xi 0 : nilai yang dihipotesiskan S : Simpangan baku N : Jumlah anggota sampel Table 1. Statistik Penilaian KognitifPeserta Didik Kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar Statistik Nilai Statistik Subjek 43 Standar Deviasi 5,45 Nilai Tertinggi 47 Nilai Terendah 27 Rentang Data 20 Banyak Kelas Interval 7 Panjang Kelas Interval 3 Nilai Rata-Rata 38,62 Nilai Ideal 100 Hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho: µ0 ≤ 75% ≤ 0,75 × 50 = 37.5 Ha: µ0> 75% > 0,75 × 50 = 37.5 (Sugiyono, 2012:251) Keterangan: µ0:Nilai yang dihipotesiskan yaitu 37.5 H0:Skor rata-rata hasil belajar siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar tidak mencapai 75% dari skor ideal. Ha: Skor rata-rata hasil belajar siswa XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar mencapai 75% dari skor ideal. Jika skor tes kognitif peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar dianalisis dengan menggunakan persentase pada distribusi frekuensi maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi kumulatif sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai KognitifPeserta Didik Kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar Kelas fi Xi fi.Xi fi.Xi² (Xi-X)2 fi(Xi-X)2 5 28.5 142.5 20306.3 81 405 27-29 4 31.5 126 15876 36 144 30-32 4 34.5 138 19044 9 36 33-35 5 37.5 187.5 35156.3 0 0 36-38 12 40.5 486 236196 9 108 39-41 8 43.5 348 121104 36 288 42-44 5 46.5 232.5 54056.3 81 405 45-47 43 262.5 1660.5 501739 252 1386 Jumlah JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 205 Data disajikan dalam bentuk table depdiknas sebagai berikut: berdasarkan teknik kategori standar dari Tabel 3. Persentase Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA3 No Nilai Predikat Frekuensi 1 0 – 69 Kurang (K) 10 2 70 – 79 Cukup (C) 14 3 80 – 89 Baik (B) 14 4 90 - 100 Sangat Baik (SB) 5 Jumlah 43 Hal ini dapat dilihat berdasarkan diagram sebagai berikut: Persentase % 23% 32,5% 32,5% 12% 100 berdistribusi normal pada taraf nyata α = 0,05.). b. UjiHipotesis Data Hasil Belajar Peserta 15 Didik Untuk pengujian hipotesis hasil belajar Frekuensi 10 fr… 5 peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar, dilakukan dengan uji t (uji pihak kanan) dengan α = 0,05. Hasil analisis 0 0 - 69 70 - 79 80 -89 Hasil Belajar Gambar 2. 90 100 diperoleh thitung = 2,699, sedangkan nilai t dari Distribusi frekuensi dan presentase komulatif skor hasil belajar peserta didik pada posttest daftar normal baku yakni 1,684. Hal ini menunjukkan bahwa thitung> ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, H0 ditolak jika thitung>ttabel dan Ha ditolak jika thitung< ttabel, 2. Hasil Analisis Inferensial maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Peserta Didik rata tes hasil belajar peserta didik kelas XI Hasil pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat. Berdasarkan nilai tes hasil belajar peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar, diperoleh nilai χ 2 χ 2 tabel= dan H0 ditolak. Dengan kata lain, nilai rata- χ 2 (0,95)(3)=9,49 hitung= 8,5021dan dengan derajat kebebasan (dk) = 4. Karena χ2hitung< dari χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil tes hasil belajar peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar setelah diterapkan Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) berasal dari populasi yang MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar dapat mencapai 75% dari nilai idealnya setelah penerapan Model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI). B. Pembahasan Pembahasan ini mengenai pengelolaan data tentang hasil belajar peserta didik kelas XI MIA3 SMA Negeri 22 Makassar dengan penerapan Model Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Fluida yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 206 Berdasarkan analisis data dan pemberian mendapat nilai sikap tinggi, pengetahuan tes akhir hasil belajar fisika kelas XI MIA3 sedang dan keterampilan rendah, ada 2 SMA Negeri 22 Makassar yang diajar dengan peserta didik yang mendapat nilai sikap Model pembelajaran Multimedia Interaktif tinggi, pengetahuan rendah dan keterampilan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotor sedang, ada 1 peserta didik yang mendapat yaitu dapat nilai sikap sedang, pengetahuan rendah dan dikelompokkan dengan tingkat hasil belajar keterampilan sedang,ada 1 peserta didik yang rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. mendapat nilai sikap sedang, pengetahuan dari 43 peserta didik Dari hasil kategori tersebut ada 4 peserta rendah dan keterampilan tinggi, ada 2 peserta didik yang mendapat nilai sikap tinggi, didik yang mendapat nilai sikap sedang, pengetahuan sedang dan keterampilan tinggi, pengetahuan tinggi dan keterampulan tinggi. ada 2 orang peserta didik yang mendapat Adanya peserta didik yang belum nilai sikap tinggi, pengetahuan tinggi dan mencapai standar ketuntasan belajar yang keterampilan sedang, ada 13 peserta didik telah ditetapkan disebabkan karena pada saat yang tinggi, pembelajaran peserta didik tersebut tidak pengetahuan tinggi dan keterampilan tinggi, memperhatikan materi yang disampaikan ada 3 peserta didik yang mendapat nilai sikap dengan baik dikarenakan mereka baru belajar sedang, dan dengan menggunakan multimedia interaktif keterampilan sedang, ada 1 pesera didik yang ini. Begitupun nilai rata-rata yang diperoleh mendapat nilai sikap tinggi, pengetahuan belum mencapai nilai ideal yang telah tinggi dan keterampilan sangat tinggi, ada 1 ditetapkan hal ini disebabkan karena kurang peserta didik yang mendapat nilai sikap maksimalnya dalam penerapan Model ini, rendah, dan dan kemampuan peserta didik yang sebagian keterampilan sedang, ada 1 peserta didik masih tergolong rendah. Akan tetapi, dapat yang mendapat nilai sikap sangat tinggi, dikatakan bahwa dengan Model pembelajaran pengetahuan tinggi dan keterampilan sangat Multimedia Interaktif dalam pembelajaran tinggi, ada 4 peserta didik yang mendapat fisika nilai sikap tinggi, pengetahuan sedang dan positif karena peserta didik mencapai standar keterampilan sedang, ada 1 peserta didik KKM secara klasikal. yang mendapat nilai pengetahuan pengetahuan mendapat nilai sikap sedang rendah sikap mengalami perkembangan kearah sedang, Dari hasil analisis dapat dikatakan pengetahuan sedang dan keterampilan tinggi, bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas ada 4 peserta didik yang mendapat nilai sikap XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar sedang, pengetahuan rendah dan pengetahuan memenuhi sedang, ada 1 peserta didik yang mendapat ditetapkan setelah diajar dengan Model nilai siakp sedang, pengetahuan rendah dan pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI). pengetahuan rendah, ada 2 peserta didik yang standar KKM yang telah JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 207 Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa nilai hasil belajar fisika peserta didik kelas XI B. Saran 1. Kepada pihak penentu kebijakan MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar setelah khususnya di XI MIA 3 SMA Negeri 22 diajar menggunakan Model pembelajaran Makassar, Multimedia Interaktif (MMI).Maka sikap memperhatikan model pembelajaran apa peserta didik terhadap pembelajaran fisika yang mengarah kepada hal positif atau peserta meningkatkan hasil belajar peserta didik. didik senang terhadap pembelajaran fisika. hendaknya cocok digunakan lebih demi 2. Kepada pendidiksebaiknya lebih kreatif Berdasarkan data-data tersebut di atas lagi dalam menerapkan berbagai Model yang merupakan fakta empiris diperoleh pembelajaran salah satunya adalah Model informasi pembelajaran bahwa peserta didik dapat Multimedia Interaktif mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan (MMI), agar peserta didik tidak merasa pembelajaran.Hal ini terjadi karena dengan jenuh pada saat proses pembelajaran menerapkan Model pembelajaran Multimedia berlangsung. Interaktif (MMI) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih pokok bahasan sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.Sehingga antusias didik dalam dan memberikan bertanya peserta tanggapan cenderung meningkat, sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar fisika pada materi fluida peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar setelah menerapkan Model pembelajaran Multimedia Interaktif adalah sebesar 76,87. 2. Nilai rata-rata hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA 3 SMA Negeri 22 Makassar dapat mencapai 75% dari skor ideal. PUSTAKA [1] Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Timur:Bumi Aksara. [2] Daryanto., Tasrial. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yokyakarta: Gava Media [3] Daryanto. 2013. Media Pembelajaran.Yokyakarta. Gava Media [4] Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta. Ar-ruzz Media [5] Faizin, M. N. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa.Jurnal tidak diterbitkan [6] Hasrul, B. 2010.Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif.Jurnal tidak diterbitkan [7] Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta [8] Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. [9] Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung: Tarsito [10] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. JPF | Volume 4 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 208 [11] Waryanto, N. H. 2008. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran.Jurnal tidak diterbitkan [12] http://abazariant.blogspot.com/2012/10/ definidi-kognitif-afektif-dan psikomotor.html?m=1diakses pada tanggal 25April 2015. [13] http://sdnegerisawahsaptosari.blogspot.c om/2013/11/kerangka-berpikir-dankarakteristik.html?m=1diakses pada tanggal 09 Oktober 2014. [14] Mertzel, D. 2003. The relationship between mathematics preparation and conceptual gain in physics a possible hidden variable in diagnostic. [online]. Tersedia dari URL: http://jps.aip.org/ajp. [09 Oktober 2014 ].