RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan upaya penegakkan Peraturan Daerah serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, dipandang perlu menata kembali organisasi Satuan Polisi Pamong Praja; b. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja yang ada saat ini perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Satuan Polisi Pamong Praja. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 169); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4428); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pegawai Tidak Tetap (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2004 nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 49); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2005 nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30). 7. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2005 nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 16). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN dan BUPATI KUNINGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA. . BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan. 3. Bupati adalah Bupati Kuningan. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan selanjutnya disingkat Sekda. 5. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. 6. Polisi Pamong Praja adalah aparatur pemerintah daerah yang melaksanakan tugas Bupati dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah dan peraturan/keputusan bupati. 7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah. 8. Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. 2 BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah dan peraturan/keputusan bupati. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang kepala dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 4 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati; b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di daerah; c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah; d. pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati; e. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah, Peraturan/Keputusan Bupati dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya; f. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati; BAB IV WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 6 Polisi Pamong Praja berwenang : a. menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; b. melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati; c. melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati. 3 Pasal 7 Polisi Pamong Praja mempunyai hak kepegawaian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan mendapatkan fasilitas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib : a. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat; b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; c. melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana; d. menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati. BAB V SUSUNAN ORGANISASI Pasal 9 (1) Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Kepala; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Operasional Ketentraman dan Ketertiban; d. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas; e. Seksi Evaluasi dan Pelaporan; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 10 (1) Polisi Pamong Praja diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat dan diberhentikan oleh Bupati. (2) Syarat pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu : a. Berijazah sekurang kurangnya SLTA dan atau serendahrendahnya berpangkat Pengatur Muda (II a); b. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk laki-laki dan 155 cm untuk perempuan; c. Usia sekurang-kurangnya 21 tahun; d. Sehat jasmani dan rohani; e. Lulus pendidikan dan pelatihan dasar Polisi Pamong Praja. 4 (3) Apabila formasi Anggota Polisi Pamong Praja dari Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum terpenuhi, maka dapat diangkat dari Pegawai Tidak Tetap dengan status Bantuan Polisi Pamong Praja. (4) Pengangkatan anggota Polisi Pamong Praja dari Pegawai Tidak Tetap dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 Polisi Pamong Praja diberhentikan karena : a. alih tugas; b. atas permohonan yang bersangkutan; c. melanggar disiplin Polisi Pamong Praja; d. dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 12 Sebagian anggota Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sesuai dengan peraturan perundangundangan. BAB VII PAKAIAN DINAS, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN OPERASIONAL Pasal 13 (1) Pakaian dinas, perlengkapan dan peralatan operasional Polisi Pamong Praja ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Penetapan Pakaian dinas, perlengkapan dan peralatan operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) mengacu kepada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. BAB VIII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 14 (1) Pada Satuan Polisi Pamong Praja dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (3) Jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IX TATA KERJA Pasal 15 5 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas operasional di bidang penegakan, penertiban, pengamanan, dan penyuluhan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan kewenangannya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal. (3) Setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) Setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. BAB X KERJASAMA DAN KOORDINASI Pasal 16 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga-lembaga lain. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarki, kode etik profesi dan birokrasi. Pasal 17 Dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan, Satuan Polisi Pamong Praja melaksanakan koordinasi dengan Camat. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 18 Pembiayaan Satuan Polisi Pamong Praja dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuningan. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 6 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Kantor Satuan Polisi Pamong Praja yang ada tetap menjalankan fungsinya sampai diadakan penyesuaian dengan Peraturan Daerah ini. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 (1) Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas masing-masing unit organisasi Satuan Polisi Pamong Praja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur Satuan Polisi Pamong Praja dinyatakan tidak berlaku. (3) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan. Disahkan di Kuningan Pada tanggal 2007 BUPATI KUNINGAN, AANG HAMID SUGANDA Diundangkan di Kuningan Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN, MOMON ROCHMANA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2007, NOMOR 7 SERI: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA I. Umum Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan dinamika kegiatan masyarakat seirama dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah, maka kondisi ketentraman dan ketertiban umum daerah yang kondusif merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Berdasarkan ketentuan pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah mempunyai kewajiban memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat serta menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan Pasal 148 ayat (1), menyatakan bahwa untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan Polisi Pamong Praja tersebut mempunyai misi strategis dalam membantu Kepala Daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tentram, tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, disamping menegakkan Peraturan Daerah, Polisi Pamong Praja juga dituntut untuk menegakkan kebijakan Pemerintah Daerah lainnya yaitu Peraturan/Keputusan Bupati. Untuk mengoptimalkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja, perlu dibangun kelembagaan yang handal, sehingga tujuan terwujudnya kondisi daerah yang tentram dan tertib dapat direalisasikan. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja merupakan upaya Pemerintah untuk menciptakan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja yang handal dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah. Oleh karena itu, maka kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah tersebut. II. Pasal Demi Pasal Pasal 1 Pasal ini menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud untuk menyamakan pengertian tentang istilah-istilah itu sehingga dengan demikian dapat dihindari kesalahpahaman dalam penafsirannya. Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas 8 Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Anggota Polisi Pamong Praja yang diberhentikan dari Satuan Polisi Pamong Praja tidak otomatis diberhentikan sebagai PNS. Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR : TANGGAL : TENTANG : SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KUNINGAN KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI OPERASIONAL KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PEMBINAAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN BUPATI KUNINGAN, AANG HAMID SUGANDA 10