BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Motivasi a

advertisement
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal jika
didukung oleh guru yang professional dan memiliki kompetensi yang
memadahi. Guru yang berhasil adalah guru yang memiliki kemampuan
dalam menumbuhkan semangat serta motivasi belajar peserta didik,
yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dialami oleh peserta didik.
Pengaruh motivasi didasarkan pada pendapat Priansa (2014 :
132), “Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar peserta
didik, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan
ketekunan dalam belajar”. Sedangkan Eysenck (Slameto, 2010 : 170),
menjelaskan pengertian motivasi adalah
Motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan
kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah
laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan
dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap,
dan sebagainya.
Motivasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
kegiatan belajar peserta didik. Belajar akan timbul dalam diri peserta
didik dan menjamin keberlangsungan kegiatan belajar tersebut.
Motivasi belajar peserta didik akan meningkat, jika peserta didik
7
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
8
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian motivasi
juga dijelaskan oleh Guay (Priansa, 2014:132) menyatakan bahwa :
“Motivation refers to the reasons underlying behavior.
Paraphrasing Broussard, and Garrison (2004) broadly define
motivation as the attribute that moves us to do or not to do
something”. (Motivasi mengacu pada alasan yang mendasari
perilaku. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gredler, Broussard,
dan Garrison (2004) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan
atribut yang menggerakkan seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu).
Motivasi akan tumbuh pada seseorang apabila ada kemauan
dan kesadaran untuk melakukan perubahan atau perbaikan dalam
dirinya, maka motivasi tergantung pada masing-masing diri seseorang.
Vroom (Priansa, 2014 : 133), menjelaskan bahwa: ”Motivasi mengacu
kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki”.
Motivasi juga dijelaskan oleh John P.Campbell (Priansa, 2014 :
133), menambahkan definisi tersebut bahwa “Motivasi mencakup di
dalamnya terdapat arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon dan
kegigihan tingkah laku. Selain itu, motivasi mencakup sejumlah
konsep seperti dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan,
ketetapan, tujuan, dan harapan”.
Pengertian motivasi dari definisi beberapa para ahli maka
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar serta memberikan arahan pada kegiatan belajar,
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
9
sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh peserta didik
dapat tercapai.
b. Teori Motivasi
Motivasi mempunyai beberapa teori menurut Landy dan
Becker (Majid ,2013 : 314) membuat pengelompokan pendekatan teori
motivasi ini menjadi 5 kategori, yaitu
1) Teori Motivasi Abraham Maslow
Pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok.
Kebutuhan pokok terdiri dari 5 tingkatan yang berbentuk
pyramid yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri
2) Teori Motivasi Herzberg
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua
Faktor” dari motivasi, yaitu faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik.
3) Teori Motivasi Dauglas McGregor
Teori X dan Y mengkaji cara para manajer berhubungan
dengan para karyawan
4) Teori motivasi V-ROOM
Teori yang dikenal dengan teori harapan, menjelaskan bahwa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini tidak
dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat
dapat ia inginkan
5) Achievement Theory McClelland
Teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
6) Clayton Alderfer ERG
Teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia
akan keberadaan, hubungan, dan pertumbuhan
Teori Motivasi yang digunakan yaitu Achievement Theory
McClelland motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai :
keinginan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan ang sulit,
menguasai,
memanipulasi,
atau
mengorganisasi,
meningkatkan
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
10
kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil, dan mampu
bersaing dengan yang lain.
Achievement
Theory
McClelland
ini
dilakukan
untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik, agar mencapai hasil yang
maksimal. Misalnya guru dapat memahami peserta didik secara
perorangan, memelihara suasana belajar yang baik, rasa aman dalam
belajar, dan memperhatikan peserta didik belajar. Motivasi selalu
berkaitan dengan soal kebutuhan. Ada beberapa jenis kebutuhan
misalnya: kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan
untuk mengatasi kesulitan.
Peserta didik terdapat motivasi yang rendah, maka tidak akan
mempunyai rasa kepuasan dengan tugas-tugas yang sulit. Tugas guru
sebagai pendidik harus bisa membawa suasana proses pembelajaran
menjadi lebih menarik dan tidak membandingkan antar peserta didik.
c. Cara – cara Memotivasi Peserta didik
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta
didik. Priansa (2014 : 144), Beberapa cara tersebut antara lain:
1)
2)
3)
Memberi Nilai.
Nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik yang diberikan
sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil
penilaian guru yang biasanya terdapat dalam rapor sesuai
dengan jumlah mata pelajaran.
Hadiah
Hadiah dapat dengan memberikan sesuatu kepada peserta didik
yang berprestasi yang berupa buku tulis, alat tulis atau buku
bacaan lainnya tujuannya untuk memotivasi peserta didik agar
senantiasa mempertahankan prestasi belajar selama berstudi.
Kompetisi
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
11
Kompetisi adalah persaingan yang digunakan untuk mendorong
peserta didik agar semangat belajar, baik dalam bentuk
individu maupun kelompok supaya proses belajar mengajar
menjadi kondusif.
Cara-cara memotivasi peserta didik sebagaimana diuraikan di
atas, masih banyak lagi cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang
penting
bagi
guru
adanya
bermacam-macam
motivasi
dapat
dikembangkan dan diarahkan oleh guru supaya dapat melahirkan hasil
belajar yang bermakna bagi kehidupan peserta didik dalam belajar.
Pembelajaran
yang
aktif
dan
menyenangkan
dapat
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar peserta didik maka guru
harus mengerti kepribadian masing-masing individu agar tetap tekun
dan ulet dalam mengerjakan tugas dan berpendapat.
d. Strategi Memotivasi Peserta didik
Proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan dan peserta didik dapat termtotivasi maka guru
perlu merencanakan strategi dalam proses pembelajaran. Strategi
meningkatkan motivasi peserta didik dijelaskan oleh Mujid, (2013 :
321), adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gunakan model dan kegiatan yang beragam
Jadikan peserta didik peserta aktif
Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Berikan tugas secara proposional
Libatkan diri anda untuk membantu peserta didik mencapai
hasil
7. Berikan petunjuk pada para peserta didik agar sukses dalam
belajar
8. Hindari kompetisi antarpribadi
9. Berikan masukan
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
12
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Penggunaan strategi untuk memotivasi peserta didik saat
pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik. Apabila peserta didik temotivasi, kecil kemungkinan terjadi
masalah pengelolaan kelas dan disiplin. Hasil akhir yang dicapai
peserta didik dalam proses pembelajaran yang mengalami kurang
motivasi tergantung pada peserta didiknya sendiri, sebab apabila guru
telah berusaha menggunakan strategi dalam proses pembelajaran
secara maksimal namun peserta didik tetap pada pendiriannya berarti
peserta didik belum adanya niat untuk berubah namun guru tetap
dikatakan berhasil karena telah berusaha.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Peserta didik
Motivasi juga memiliki beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi peserta didik dijelaskan oleh Priansa (2014 : 145)
sebagai berikut: 1) Konsep Diri, 2) Pengakuan, 3) Cita-Cita, 4)
Kemampuan Belajar, 5) Kondisi Keluarga dan Luar Kelas, 6)Upaya
Guru Memotivasi Peserta didik, 7) Unsur-Unsur Dinamis dalam
Belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik
seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa peserta didik dan guru
harus ada timbal balik dalam proses pembelajaran. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
13
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Prestasi belajar
yang baik akan timbul dalam diri seseorang apabila ia dapat
mengetahui bagaimana cara memotivasi dirinya sendiri.
f. Ciri-ciri motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan
dalam belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dipelajari agar dapat
berkembang dengan baik. Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri
seseorang disebutkan oleh Sardiman (2007:83) sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Tekun terhadap tugas
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
Dapat mempertahankan pendapatnya
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Ciri-ciri motivasi seperti yang disebutkan diatas akan sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar akan
berhasil baik apabila siswa tekun dalam mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa
harus mampu mempertahankan pendapatnya, apabila sudah yakin dan
dipandangnya cukup rasional. Hal-hal itu semua harus dipahami benar
oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan
motivasi yang tepat dan optimal.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
14
2. Prestasi Belajar
a. Prestasi
Pengertian prestasi berdasarkan pendapat Arifin (2011 : 12),
“Kata “Prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie”.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti
“Hasil usaha” (learning outcome).
Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,
khususnya pembelajaran. Prestasi sangat membantu untuk mengukur
kemampuan dan sebagai tolak ukur seberapa berhasilnya kegiatan
belajar yang siswa terima selama proses pembelajaran.
b. Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/ materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian
biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah
mampu menyebutkan kembali secara (verbal) sebagian besar informasi
yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Slameto, (2010 : 2) menjelaskan pengertian belajar adalah “
Suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan luar kelasnya”.
Perubahan tingkah laku dapat dilaksanakan apabila sesorang
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
15
mempunyai usaha dan berdasarkan pengalaman yang ada dari masingmasing individu.
Pengertian belajar “ Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Tujuan pendidikan sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik ketika di
sekolah, keluarga dan luar kelas (Syah 2010 : 87).
Hintzman (1978) (Syah 2010 : 88) dalam bukunya the
psychology of learning and memory berpendapat bahwa “ learning is a
change in organism due to experience which can effect the organism’s
behavior” (Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut).
Pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh
pengalaman
tersebut
baru
dapat
dikatakan
belajar
apabila
mempengaruhi organisme. Dalam penjelasan selanjutnya, pakar
psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup seharihari dalam benyuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan
sebagai belajar.
Pengertian belajar menurut pendapat Wittig (Syah 2010 : 89)
dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai “ any relatively permanent change in an organism’s
behavioral repertoire that occurs as a result of experience “. (Belajar
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
16
ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman).
Definsi belajar menurut beberapa ahli yang telah diutarakan
tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
penngalaman dan interaksi dengan Luar Kelas yang melibatkan proses
kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.
c. Teori Tentang Belajar
Sardiman (2003 : 30) menjelaskan teori belajar secara global ada 3
teori tentang belajar yakni :
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari bermacammacam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka
untuk memenuhi fungsinya. Sebagai contoh untuk melatih daya
ungat dalam belajar misalnya dengan menghafalkan kata-kata
atau angka, istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keeluruhan lebih penting dari
bagian-bagian atau unsur. Kegiatan belajar bermula pada suatu
pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara
menyeluruh. Tokoh penting yang merumuskan penerapan dari
kegiatan pengamatan ke kegiatan belajar itu adalah Koffka.
3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya
terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yakni: teori
Konektionisme dari Thorndike dan teori Conditioning dari
Pavlov.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
17
Belajar pada pokok yang terpenting adalah penyesuaian
pertama, yakni mendapatkan respon yang tepat. Karena penemuan
respon yang tepat tergantung pada kesediaan diri si subyek belajar
dengan panca inderanya. Menurut teori ini memang mudah atau
sukarnya suatu pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan.
Teori belajar ilmu jiwa Gestalt, juga sangat menguntungkan
untuk kegiatan belajar memcahkan masalah. Hal ini nampaknya juga
relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu
pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan juga suatu
pengamatan secara cermat dan lengkap.
d. Prestasi Belajar
Prestasi belajar peserta didik selalu mendapatkan perhatian dari
seluruh elemen pendidikan, baik kepala sekolah, guru, orang tua,
maupun masyarakat luas. Pada dasarnya indikator prestasi belajar
ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Mengukur prestasi belajar kita harus mengetahui garis-garis
besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan
jenis prestasi yang hendak diukur. Pengertian prestasi belajar juga
dijelaskan oleh Surya (Priansa, 2014 : 66), bahwa :
Prestasi belajar adalah perubahan perilaku individu. Individu
akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional,
positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku dari prestasi
belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
18
Pengertian prestasi belajar selain dijelaskan oleh priansa juga
seperti menurut Arifin, (2009 : 12), prestasi belajar adalah:
Suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Prestasi belajar mempunyai fungsi utama yaitu
sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan, sebagai lambang
pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam
inovasi pendidikan peserta didik.
Definisi pengertian prestasi belajar dari beberapa para ahli,
dapat
dijelaskan
bahwa
prestasi
belajar
merupakan
tingkat
kemanusiaan yang dimiliki peserta didik dalam menerima, menolak
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar.
Prestasi
belajar
seseorang
sesuai
dengan
tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, yaitu
berasal dari dalam diri peserta didik yang belajar, dan ada pula dari luar
dirinya. Ahmadi (2013 : 138), Prestasi belajar yang dicapai seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik
dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
19
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam
mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktor internal tergolong
menjadi 4 yaitu:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal,ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti yang
telah dijelaskan bahwa belajar untuk mencapai sesuatu hasil yang baik
berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu baik
dari segi jasmani maupun rohani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Dalyono (Priansa, 2014 : 66), menyatakan bahwa “Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal (kesehatan,
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
20
intelegensi, dan bakat, minat, motivasi, cara belajar) dan faktor eksternal
(keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar)”.
Definisi prestasi belajar berdasarkan pendapat para ahli di atas
bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor
internal (keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik) dan faktor
eksternal (kondisi Luar Kelas di sekitar peserta didik) dan faktor
pendekatan belajar (approach to learning). Faktor internal peserta didik
misalnya keadaan/kondisi jasmani peserta didik yang kurang sempurna
dari teman yang lain namun ia lebih punya motivasi dan minat tinggi
terhadap hasil belajar yang peserta didik miliki.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik misalnya seperti kondisi Luar Kelas yang kurang mendukung
pendidikan. Masalah tersebut juga dapat terjadi karena adanya luar kelas
keluarga yang kurang peduli akan pendidikan. Maka dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang rendah karena kurangnya motivasi belajar luar kelas.
4. Pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial di SD
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pengertian IPS Menurut Barr et al, NCSS (Andriani, 2014 :
25), istilah IPS yang dalam kepustakaan asing disebut Sosial Studies
atau Sosial Studies Education merupakan “ Integrasi dari ilmu-ilmu
sosial dan humaniora nyang mencakup ekonomi, sejarah, geografi,
hukum, politik, sosiologi, antopologi, filosofi, dan psikologi”.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
21
IPS juga dapat membantu peserta didik dalam menguasai,
memahami, dan mengembangkan kemampuannya untuk membuat
keputusan publik yang baik, namun untuk hal tersebut dibutuhkan
tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dan penguasaan dalam
mengorganisasi materi-materi secara lengkap dengan merumuskan
sepuluh standar tematik ilmu pengetahuan sosial standar guru IPS
harus memilki beberapa kemampuan seperti: mengorganisasi materimateri yang menjadi bagian dari pembelajaran IPS.
Istilah IPS berdasarkan pendapat Sapriya, (2011 : 7), “ Istilah
IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil
kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975”. IPS
merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran dari mata pelajaran sejarah,
geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
Pengertian IPS menurut pendapat Susanto, (2013 : 137), Ilmu
Pengetahuan Sosial yang sering disingkat dengan IPS adalah ” Ilmu
pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah
dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah”.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
22
Pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan
sementara, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan
berpikir kritis, sikap dan kecakapan-kecakapan dasar peserta didik
yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan seharihari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial peserta didik di
masyarakat. Pengertian IPS dijelaskan menurut Sapriya, (2011 : 20)
yaitu:
Di tingkat persekolahan memiliki perbedaan yang berbeda
karena: disesuaikan dengan karekteristik dan kebutuhan peserta
didik khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan
IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi IPS untuk jenjang
Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang
lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis
serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang
bersifat holistik.
Pengertian IPS dapat diartikan bahwa IPS mempelajari ilmuilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, ilmu politik,
hukum, antropologi, psikologi dan filosofi. Pendidikan IPS saat ini
diharapkan dapt meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas
sumber
daya
manusia,
sehingga
IPS
dapat
mengembangkan
pemahaman konsep dan keterampilan peserta didik.
b. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran IPS akan dipaparkan menurut para ahli
dalam buku Susanto (2013) ” Tujuan utama pembelajaran IPS adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memilki sikap mental positif
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
23
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat”.
Secara terperinci, tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
1. Memilki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
Luar Kelasnya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan model yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalahmasalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah
yang berkembang di masyarakat.
Secara khusus, tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat
dikelompokkan
menjadi
empat
komponen,
sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Chaplin & Messick (1992), yaitu:
1) Memberikan kepada peserta didik pengetahuan tentang
pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada
masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang;
2) Menolong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
untuk mencari dan mengolah atau memproses informasi
3) Menolong peserta didik untuk mengembangkan nilai/sikap
demokratis dalam kehidupan bermasyarakat; dan
4) Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan
sera dalam kehidupan sosial
Tujuan pembelajaran IPS berdasarkan definisi dari pendapat
beberapa
ahli
yaitu
memberikan
peserta
didik
pengetahuan,
mengembangkan keterampilan dan pemahaman terhadap konsep IPS.
Tujuan pembelajaran IPS dikembangkan dalam tiga aspek atau tiga
ranah pembelajaran yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan
aspek sikap. Ketiganya merupakan acuan yang berorientasi untuk
mengembangkan pemilihan materi, strategi, dan model pembelajaran.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
24
c. Strategi Pembelajaran IPS
IPS selain yang sudah dijelaskan diatas juga mempunyai
beberapa strategi pembelajaran menurut pendapat Trianto, (2010 :
184), yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Strategi urutan penyampaian suksesif
Strategi penyampaian konsep.
Strategi penyampaian fakta
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Strategi penyampaian prosedur
Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek sikap
(afektif)
Strategi pembealajaran dibagi menjadi 6 bagian yang masingmasing strategi mempunyai tujuan dan makna tertentu. Strategi
pembelajaran
ini
sangat
penting
digunakan
sebelum
proes
pembelajaran karena proses pembelajaran akan berhasil apabila guru
menggunakan strategi yang tepat. Strategi pembelajaran IPS lebih
menyampaikan materi secara fakta karena IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang membutuhkan waktu yang cukup panjang karena
IPS materi pembelajarannya sangat luas. Strategi pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran seperti mata pelajaran IPS
tergantung pada penyampaian guru dan pemahaman guru terhadap
materi yang akan diajarkan.
5. Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi
1) Pengertian Teknologi Produksi
Pengertian teknologi dijelaskan oleh Tim (2010 : 12), “
Teknologi adalah perkembangan dan penggunaan alat, mesin, bahan
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
25
atau proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya”.
Teknologi disini berarti keseluruhan sarana atau alat yang digunakan
manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan manusia
serta untuk membantu dan mempermudah kegiatan manusia.
Produksi menurut pendapat Tim, (2010 : 14),” Produksi
merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda”. Produksi berarti juga menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
2) Pengertian Teknologi Komunikasi
Manusia disebut sebagai makhluk sosial sebab manusia
membutuhkan orang lain dalam hidupnya, maka manusia selalu
berhubungan dengan orang lain baik secara langsung ataupun dengan
menggunakan alat. Proses berhubungan itu disebut komunikasi.
Komunikasi menggunakan alat misalnya dengan alat bantu seperti
handphone, telephone dan ht.
Pengertian komunikasi juga dijelaskan oleh Tim (2010 : 144)
pengertian komunikasi adalah ” Suatu proses penyampaian berita atau
pesan kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Bila dekat, komunikasi dilakukan langsung secara lisan atau berkatakata. Untuk jarak jauh, berita atau pesan yang harus disampaikan
menggunakan alat komunikasi. Alat komunikasi yang dipakai pada
zaman dahulu yaitu asap, kentungan, beduk, gambar, tanda jejak,
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
26
simbol, dan sebagainya. Alat komunikasi jaman sekarang misalnya
telepon, televisi, dan radio.
3) Pengertian Teknologi Transportasi
Transportasi adalah pengangkutan manusia atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan”.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Kendaraan atau angkutan merupakan alat
transportasi. Alat tansportasi darat antara lain adalah mobil becak
sepeda bus kereta api speda motor dan dokar. Alat transportasi laut
adalah kapal. Sedangkan alat transportasi udara adalah pesawat
terbang.
6. Model Pembelajaran Luar Kelas
a. Pengertian Pembelajaran Luar Kelas
Pembelajaran luar kelas merupakan pembelajaran yang
memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Namun tidak
semua proses pembelajaran melakukan proses pembelajaran diluar
kelas karena hanya memanfaatkan tempat yang ada disekitar sebagai
sumber belajar. Tujuan pembelaajaran diluar kelas yaitu supaya proses
pembelajaran tidak terkesan membosankan dan peserta didik menjadi
dapat melihat secara langsung aktivitas yang ada. Pembelajaran luar
kelas dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPS.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
27
Model pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar menurut Samatowa (Uno, 2011 :
137), mengatakan bahwa “Pembelajaran dapat dilakukan di Luar Kelas
(out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
laboratorium alam”.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dijelaskan
menurut Depdiknas (Uno, 2011 : 137) yang mengemukakan bahwa
“Belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan peserta
didik menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide
abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep
dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan dan lingkungan”.
Lingkungan sebagai media yang nyata juga dijelaskan oleh
Winaputra (Uno, 2011 : 137), mengatakan bahwa “Pemanfaatan
lingkungan didasari oleh pendapat pembelajaran yang lebih bernilai,
sebab para peserta didik diharapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang seharusnya”. Menurut Uno (2011 : 146) “Konsep pembelajaran
dengan
menggunakan
lingungan
merupakan
sebuah
konsep
pembelajaran yang mengidentikan sebagai salah satu sumber belajar”.
Terkait hal tersebut, luar kelas digunakan sebagai sumber inspirasi dan
motivator dalam meningkatkan pemahaman peserta didik.
Paparan pendapat para ahli diatas bahwa pembelajaran di luar
kelas sangat membantu guru dalam proses pembelajaran karena peserta
didik membutuhkan suatu yang sangat nyata agar peserta didik dapat
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
28
terlibat langsung dengan luar kelas. Pembelajaran luar kelas dapat
memberikan pengalaman guru supaya dapat memberikan proses
pembelajaran yang lebih inovatif.
Proses pembelajaran dilaksanakan diluar kelas namun masih
juga memanfaatkan kelas sebagai tempat belajar, jadi proses
pembelajaran tidak hanya memanfaatkan lingkungan sekitar namun
tetap memanfaatkan kelas sebagai tempat proses pembelajaran.
b. Langkah-langkah Pembelajaran
Model
yang
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari guru. Tanpa
perencanaan yang matang kegiatan belajar peserta didik bisa tidak
terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan peserta didik
tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.
Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran luar kelas
Terdiri dari tiga langkah yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan
dan tindak lanjut.
Langkah Persiapan
1) Guru dan peserta didik menentukan tujuan belajar yang diharapkan
diperoleh para peserta didik
2) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam
menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan
relevansi dengan tujuan belajar, kemudian menjangkaunya
misalnya cukup dekat dan murah perjalanannya, tidak memerlukan
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
29
waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan
bagi peserta didik dalam mempelajarinya serta memungkinkan
untuk dikunjungi dan dipelajari para peserta didik.
3) Menentukan belajar peserta didik pada saat kunjungan dilakukan.
Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses,
bertanya atau wawancara dengan petugas dan apa yang harus
dipertanyakannya, melukiskan atau menggambarkan situasi
4) Peserta didik dibagi beberapa kelompok dan setiap kelompok
diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya
5) Guru dan peserta didik melakukan perizinan bila diperlukan untuk
kegiatan belajar, missal perlengkapan belajar yang harus dibawa.
Langkah pelaksanaan
1) Melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan
rencana yang telah dipersiapkan
2) Para peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan melalui
kelompoknya masing-masing
3) Para peserta didik mengamati objek yang dipelajarinya
4) Para peserta didik mancatat semua informasi yang diperoleh dari
pengamatan atau penjelasan
5) Para peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan hasil
belajarnya
Tindak Lanjut
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
30
1) Tindak lanjut dari kegiatan belajar dilakukan di dalam kelas untuk
belajar dan mendiskusikan hasil belajar dari Luar Kelas
2) Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas
bersama
3) Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari
kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan yang diperoleh
dan dihubungkan dengan bahan pengajaran di bidang studinya
4) Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik
dan hasil-hasilnya
5) Memberikan tugas rumah atau PR tentang materi yang telah
dipelajari
c. Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan
Kelebihan model pembelajaran juga dipaparkan oleh
Barron (2009), yaitu anak-anak SD perlu belajar di ruang terbuka
karena:
1) Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk
belajar menggunakan semua indera mereka.
2) Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki
kemampuan belajar, perilaku dan pemahaman anak dalam kelas
3) Pembelajaran diruang terbuka memberikan pengalaman belajar
yang kuat.
4) Pembelajaran di ruangan terbuka secara nyata berdampak
positif pada rasa percaya diri, harga diri, dan pengendalian diri
anak
5) Belajar di ruang terbuka sering kali melibatkan banyak
pengalaman praktis dan langsung.
6) Belajar di ruang terbuka sangat menyenangkan bagi guru dan
peserta didik
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
31
Konsep pembelajaran dengan menggunakan Luar Kelas
memberikan peluang yang sangat besar kepada peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajarnya, peserta didik tidak mengalami
kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran karena konsep
pembelajaran yang dilaksanakan terkesan monoton, dan secara
umum konsep pembelajaran dengan menggunakan Luar Kelas
dapat meningkatkan motivasi belajar dari peserta didik.
2. Kelemahan
Model pembelajaran Lingkungan selain terdapat kelebihan
juga ada kekurangan dalam menerapkan model pembelajaran
lingkungan yang dipaparkan menurut Sudjana (2007 : 209), yaitu:
1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang
menyebabkan pada waktu peserta didik dibawa ketujuan
tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga
ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan
persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan.
2) Ada kesan guru dan peserta didik bahwa kegiatan
mempelajari Luar Kelas memerlukan waktu yang cukup
lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas
3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya
terjadi di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar
peserta didik dapat dilakukan di luar jam kelas atau
pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu
diantaranya dapa dilakukan dengan mempelajari keadaan
lingkungan
Kekurangan dalam menerapkan pembelajaran lingkungan
yaitu tergantung pada guru bagaimana cara menerapkan dan
menyampaikan materi pembelajaran yang harus diajarkan. Apabila
guru mempersiapkan segalanya dengan matang pasti proses
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
32
pembelajaran Luar Kelas dapat berjalan sesuai dengan apa yang
guru akan ajarkan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian oleh Yuliah Siti (2012:60) tentang “Peningkatan motivasi
dan prestasi belajar IPS pada materi perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi melalui model karya wisata di kelas IV SD Negeri 2 Purwojati”.
Hasil penelitian pada siklus I ke siklus II, rata-rata motivasi siswa pada siklus
I sebesar 52,6 dengan kriteria cukup termotivasi dan pada siklus II skor ratarata motivasi siswa sebesar 64,8. Rata-rata prestasi belajar siswa siklus I
sebesar 69,83 dan siklus II 83.
Penelitian lain oleh Undi Suswanto (2013:80) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Peserta didik
Kelas V Pada Materi Menulis Puisi Bebas Melalui Metode Outdoor Study
Menggunakan Media
Lingkungan Di SD Negeri 1 Karangkemiri”
menghasilkan sebuah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan metode pembelajaran luar kelas dengan menggunakan
media lingkungan dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Karangkemiri. Hal ini dibuktikan dari
hasil tes kemampuan siswa yang mengalami peningkatan, pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata pada prestasi belajar 64,66 mengalami peningkatan,
pada siklus II dengan nilai rata-rata 71,18 mengalami peningkatan dan
presentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar 85,18%.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
33
Penelitian yang telah dilaksanakan oleh 2 peneliti ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode Luar Kelas dengan menggunakan
media lingkungan telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah direncanakan dan mengalami peningkatan secara bertahap
serta penerapan metode pembelajaran Luar Kelas dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik Disarankan agar guru dapat menciptakan suatu variasi
dalam pembelajaran dan dapat menerapkan metode pembelajaran Luar Kelas
pada mata pelajaran lain yang sesuai.
C. Kerangka Berpikir
Kewajiban dari pendidik atau guru adalah mengajar. Dalam proses
pembelajaran harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga pembelajaran akan lebih hidup. Menggunakan model pembelajaran
dan alat peraga yang tepat akan memungkinkan terciptanya kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
Model pembelajaran tradisional yang selama ini cenderung sering
digunakan guru salah satunya harus dikembangkan dan diperkaya dengan
memberikan pilihan beberapa model pembelajaran dan alat peraga yang
sesuai. Hal tersebut perlu dilakukan karena peserta didik SD cenderung besar
rasa kebosanannya dan sering lupa terhadap materi yang telah diajarkan. Oleh
karena itu perlu disajikan model dan alat peraga pembelajaran yang tepat agar
memberikan kesan positif terhadap pembelajaran serta meteri akan terekam
dalam memori anak secara maksimal.
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
34
Penggunaan model pembelajaran luar kelas diharapkan akan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai media yaitu supaya peserta didik
mendapatkan pengalaman secara langsung dari objek yang dilihat. Maka
model pembelajaran luar kelas diharapkan peserta didik memilki wawasan
dan pengalaman yang luas tentang dunia luar, serta dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
KONDISI
AWAL
Guru belum menggunakan
model pembelajaran Luar
Kelas
Siklus I
Dalam pembelajaran
menggunakan model
pembelajaran Luar
Kelas
Motivasi dan
Prestasi belajar
peserta didik pada
mata pelajaran IPS
rendah
Dalam pembelajaran
guru menggunakan
model pembelajaran
Luar Kelas
Siklus II
Dalam pembelajaran peserta didik
menggunakan model pembelajaran
Luar Kelas
TINDAKAN
Motivasi dan Prestasi
belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPS
meningkat
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal motivasi dan prestasi belajar
IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Pasir Kulon masih rendah, diperlukan
tindakan
dengan
menerapkan
pembelajaran
menggunakan
model
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
35
pembelajaran luar kelas. Diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran
luar kelas dalam pembelajaran yaitu terjadi peningkatan motivasi dan prestasi
belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Pasir Kulon tahun pelajaran
2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan yaitu sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Luar Kelas
terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran
IPS pada materi perkembangan tenologi produksi, komunikasi, dan
transportasi di kelas IV Sekolah Dasar (SD).
2) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Luar Kelas dapat
peningkatan prestasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS
kelas IV Sekolah Dasar (SD).
Peningkatan Motivasi Dan..., Septi Rambai Dhani, FKIP, UMP, 2016
Download