e-Jurnal Full Upload.1.1

advertisement
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
Urgensi Wakaf dalam Dunia Pendidikan
Hj. NURHASANAH, S.Hi., M.Sy
[email protected]
Dosen STAI Diniyah Pekanbaru
Abstrak
„Sebagai salah satu sarana investasi, wakaf mempunyai peran yang sangat penting untuk
melancarkan fungsinya sebagai sumber dana dalam membagun lembaga-lembaga pendidikan
khussnya lembaga pendidikan Islam. Keterkaitan antara wakaf dan lembaga kependidikan,
kontribusi wakaf dalam ekonomi berbentuk investasi sangat penting untuk memberdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peranan wakaf sangat besar dalam menunjang
pelaksanaan pendidikan, selain itu dengan wakaf umat Islam mendapatkan kemudahan dalam
mengembangkan pendidikan, baik dalam sarana maupun prasarana pendidikan‟
Kata Kunci: Wakaf, Pendidikan.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah
usaha
sadar
untuk
mengembangkan
keperibadian dan kemampuan di dalam dan di
luar sekolah berlangsung seumur hidup.109 Oleh
Karena itu agar pendidikan dapat dimiliki oleh
seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu, maka pendidikan
adalah tanggung jawab dari keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.110 Sebagai
lembaga pendidikan khususnya lembaga
pendidikan Islam, madrasah dan pesantren
muncul dan berkembang dari pengalaman
sosiologi masyarakat di lingkungannya,
sehingga antara pesantren/madrasah memiliki
keterkaitan yang erat yang tidak bisa
dipisahkan. Hal ini tidak hanya terlihat dari
hubungan latar belakang pendirian lembaga
pendidikan dengan lingkungan masyarakat,
akan tetapi dalam pemeliharaan eksistensinya
tidak terlepas melalui pemberian wakaf,
sedeqah dan hibah.111
Sebagai Objek wakaf tanah, gedung,
mesjid dan uang tunai dapat digantikan sebagai
pengalihan manfaat aset kekayaan dari hanya
sebagai bahan konsumsi menjadi bahan
produksi. Hasil produksi itulah yang kemudian
dimanfaatkan
untuk
kebutuhan-kebutuhan
konsumtif umat. Salah satu alternatif untuk ini
dengan cara investasi yang saat ini banyak
diperbincangkan adalah investasi wakaf. Wakaf
sebagai salah satu kegiatan ekonomi umat Islam
yang dikembangkan untuk memacu laju
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama dalam
bidang pendidikan.
KAJIAN TEORI
A. Definisi Wakaf
Secara etimologi wakaf berasal dari kata
waqafa-yuaqifu-waqfan yang artinya menahan.112 Secara
terminologi lama memiliki
berbagai definisi tentang wakaf113
1. Imam Nawawi “menahan harta yang dapat
diambil manfaatnya tetapi bukan untuk
109
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 140
110
Ibid
111
Suwendi, sejarah dan Pemikiran Pendidikan
Islam, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 163
112
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, (Beirut: Dar alFikr, tt), juz 3, h. 515
113
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2013), h. 354
44
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
dirinya, kegunaan dan manfaat untuk
kebaikan dan mendekatkan diri kepada
Allah.
2. Ibnu Hajar “ menahan harta yang bisa
dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan
harta tersebut.
3. Imam Syarkasi “menahan harta dari
jangkauan kepemilikan orang lain.
4. Al-Mughni “menahan harta dibawah tangan
orang lain disertai pemberian manfaat
sebagai sedekah.
Dalam KHI/ Kompilasi Hukum Islam “
wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau
kelompok orang atau badan hukum yang
memisahkan sebagaian benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan ibadah atau kepentingan umum
lainnya sesuai dengan ajaran Islam.114 Menurut
UU No.41 2004 “ wakaf adalah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan dan
menerahkan sebahagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selama-lamanya untuk
jangka waktu
tertentu
sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan
kesejahteraan umum menurt syari‟ah.115
Dari berbagai definisi tentang wakaf,
dapat ditarik kesimpulan bahwa wakaf meliputi
harta yang dimiliki, bersifat kekal, dilepaskan
kepemilikan untuk kepentingan sosial.
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan‟. (QS. Al-Hajj: 77)
2. Ali-Imran: 92.
Firman Allah SWT:
       
       

92. „Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya‟.
(QS. Ali-Imran: 92).
3. Al-Baqarah: 261 dan 267.
Firman Allah SWT:
      
      
       
    
B. Dasar Hukum Wakaf
Adapun dasar hukum ditetapkannya
wakaf, adalah sebagai berikut:
1. Al-Hajj: 77.
Firman Allah SWT:



261. „Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah[166] adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha mengetahui‟. (QS. Al-Baqarah: 261).

    
   
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.
77. „Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah
kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan
114
Lihat Pasal 215 ayat 1 KHI
Lihat UU No.41 tahun 2004, pasal 1 ayat 1,
tentang wakaf
115
45
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf b hanya dapat
melakukanwakaf
apabila
memenuhi
ketentuan organisasi untuk mewakafkan
harta benda wakaf milik organisasi sesuai
dengan anggaran dasar organisasi yang
bersangkutan.
3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf c hanya dapat
melakukan wakaf apabila memenuhi
ketentuan badan hukum untuk mewakafkan
harta benda wakaf milik badan hukum
sesuai dengan anggaran dasar badan hukum
yangbersangkutan.
Seorang wakif disyaratkan harus cakap
melakukan tindakan tabaruu, dan benar-benar
pemilik
harta.
Seorang
wakif
boleh
mensyaratkat sesuatu atas benda yang ia
wakafkan,
misalnya
seseorang
ingin
mewakafkan
sekolah
yang
mana
ia
mensyaratkan bahwa sekolah tersebut hanya
diperuntukkan bagi laki-laki/perempuan saja.
Syarat tersebut haruslah dihormati karena
sejalan dengan ajaran-ajaran syar‟i
      
     
      
      
    
267. „Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. dan janganlah kamu memilih yang burukburuk lalu kamu menafkahkan daripadanya,
Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan
dengan
memincingkan
mata
terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji‟. (QS. AlBaqarah: 267).
Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim
“Apabila anak Adam”Manusia” mati maka
putuslah amalannya kecali tiga perkara:
shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, anak
sholeh yang mendoakan orang tuanya”.
2. Maukuf (benda yang diwakafkan)
Dalam Pasal 15 UU tentang wakaf
menyatakan bahwa: harta benda wakaf hanya
dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai
oleh Wakif secara sah.
Pasal 16 menyatakan bahwa:
1) Harta benda wakaf terdiri dari:
a. benda tidak bergerak; dan
b. benda bergerak.
2) Benda
tidak
bergerak
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang
belum terdaftar;
b. bangunan atau bagian bangunan yang
berdiri di atas tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
c. tanaman dan benda lain yang berkaitan
dengan tanah;
d. hak milik atas satuan rumah susun
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku;
e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan
ketentuan syariah dan peraturan
C. Rukun wakaf dan Syarat-syarat
Dalam wakaf terdapat beberapa unsurunsur yang harus di penuhi, yaitu:116
1. Wakif (orang yang mewakafkan).
Dalam UU No 41 tahun 2004 Pasal 7,
menyatakan bahwa: Wakif meliputi:
a) Perseorangan;
b) Organisasi;
c) Badan hukum.
Pasal 8 menyatakan bahwa:
1) Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
7
huruf
a
hanya
dapatmelakukan wakaf apabila memenuhi
persyaratan:
a. dewasa;
b. berakal sehat;
c. tidak terhalang melakukan perbuatan
hukum; dan
d. pemilik sah harta benda wakaf.
116
UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf
46
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
Pasal 19 “Untuk dapat melaksanakan ikrar
wakaf, wakif atau kuasanya menyerahkan surat
dan/atau bukti kepemilikan atas harta benda
wakaf kepada PPAIW”. Pasal 20 “Saksi dalam
ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan:
a. dewasa;
b. beragama Islam;
c. berakal sehat;
d. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
f. perundang-undangan yang berlaku.
3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b adalah harta benda
yang tidak bisa habis karena dikonsumsi,
meliputi:
a. uang;
b. logam mulia;
c. surat berharga;
d. kendaraan;
e. hak atas kekayaan intelektual;
f. hak sewa; dan
g. benda bergerak lain sesuai dengan
ketentuan syariah
dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Pasal 21:
(1) Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar
wakaf.
(2) Akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama dan identitas Wakif;
b. nama dan identitas Nazhir;
c. data dan keterangan harta benda wakaf;
d. peruntukan harta benda wakaf;
e. jangka waktu wakaf.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai akta ikrar
wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3. Maukuf „alaih (tujuan wakaf)
Adapn tujuan wakaf pada dasarnya hanya
untuk “mencari kebaikan atas ridho Allah dan
mendekatkan diri kepadanya. Dalam Pasal 22
menyatakan bahwa: “Dalam rangka mencapai
tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf
hanya dapat diperuntukan bagi:
a. sarana dan kegiatan ibadah;
b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta
kesehatan;
c. bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar,
yatim piatu, bea siswa;
d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat;
dan/atau
e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang
tidak bertentangan dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.
5. Jangka waktu wakaf
6. Nazir (Pengelola Wakaf).
Bagian Kelima pasal 9 dari UU No 41
Tahun 2004 menyatakan bahwa: Nazhir
meliputi:
a. perseorangan;
b. organisasi; atau
c. badan hukum.
4. Sigat ( ikrar/pernyataan wakaf)
Harus dinyatakan atau diikrarkan dengan
tegas baik secara lisan dan tulisan. Dalam Pasal
17 dinyatakan bahwa:
a. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada
Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan
oleh 2 (dua) orang saksi.
b. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinyatakan secara lisan dan/ata
tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar
wakaf oleh PPAIW.
Pasal 18 “Dalam hal Wakif tidak dapat
menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak
dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf
karena alasan yang dibenarkan oleh hukum,
Wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat
kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi”.
Pasal 10
1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi Nazhir
apabila memenuhi persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. dewasa;
d. amanah;
e. mampu secara jasmani dan rohani; dan
f. tidak terhalang melakukan perbuatan
hukum.
2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf b hanya dapat menjadi Nazhir
apabila memenuhi persyaratan:
a. pengurus organisasi yang bersangkutan
memenuhi
persyaratan
nazhir
47
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
perseorangansebagaimana
dimaksud
pada ayat (1); dan
b. organisasi yang bergerak di bidang
sosial, pendidikan, kemasyarakatan,
dan/ataukeagamaan Islam.
3) Badan hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menjadi
Nazhir apabila memenuhi persyaratan:
a. pengurus
badan
hukum
yang
bersangkutan memenuhi persyaratan
nazhir
perseorangan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1); dan
b. badan hukum Indonesia yang dibentuk
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan yang berlaku; dan
c. badan hukum yang bersangkutan
bergerak di bidang sosial, pendidikan,
d. kemasyarakatan, dan/atau keagamaan
Islam.
Wakaf Ahli dikenal juga dengan wakaf
Khusus, dengan kata lain wakaf yang
diperntukkan kepada orang-orang tertentu, baik
untuk keluarga maupun untuk orang lain.
Misalnya seseorang ingin mewakafkan bukubuku yang diperuntukkan bagi perpustakaan
peribadinya untuk turunannya yang mampu
menggnakannya.
Wakaf semacam ini dipandanng sah dan
yang berhak menikmati harta wakaf itu adalah
orang-orang yang ditunjuk dalam pernyataan
wakaf. Akan tetapi perihal seperti ini terkadang
menimbulkan masalah apabila orang-orang
yang ditunjuk tidak ada lagi yang mampu
mempergunakan dan memanfaatkan bendabenda wakaf mungkin benda-benda tersebut
akan punah. Bila terjadi hal yang demikian,
maka wakaf tersebut dikembalikan pada syarat
umum, yaitu wakaf tidak boleh dibatasi dengan
waktu. Dengan demikian meskipun orang-orang
yang dinyatakan berhak memanfaatkkan bendabenda wakaf telah punah, buku-buku tersebut
tetap bisa digunakan oleh umum dengan
setatusnya masih sebagai benda wakaf.
2. Wakaf Khairi
Wakaf Khairi dekenal juga dengan wakaf
umum “wakaf yang diperuntukkan untuk
kepentingan-kepentingan umum”. Wakaf Khairi
inilah yang benar-benar sejalan dengan amalanamalan Jariyah sebagaimana yang diganbarkan
dalam ajaran Islam, yang dinyatakan pahalanya
akan terus mengalir hingga si Wakif meninggal
Dunia,
selama
maslih
dapat
diambil
manfaatkan.
Berdasarkan
itung-itungan
ekonomi, wakaf dibagi menjadi tiga bentuk119.
a) Wakaf Langsung
Wakaf langsung merupakan wakaf
yang diperntukan memberi pelayanan
langsung kepada orang-orang yang berhak,
seperti mesjid, sekolah dan rumah sakit
b) Wakaf Produktif
Wakaf produktif yaitu wakaf harta
yang digunakan ntuk kepentingan produksi,
yang manfaatnya bukan kepada benda wakaf
secara langsung, tetapi dari keuntungan
bersih hasil dari perkembangan wakaf.
Dengan demikian wakaf peroduktif dapat
Pasal 11
Nazhir mempunyai tugas:
a. melakukan pengadministrasian harta benda
wakaf;
b. mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
c. peruntukannya;
d. mengawasi dan melindungi harta benda
wakaf;
e. melaporkan pelaksanaan tugas kepada
Badan Wakaf Indonesia.
Adapun ketentuan Nadzir , dalam
Kompilasi Hukum Islam sebagai berikut:117
a. WNI
b. Islam
c. Dewasa,
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Tidak berada dalam pengampuan
f. Bertempat tinggal di lokasi harta yang
diwakafkan.
D. Macam-macam wakaf
Secara umum wakaf dibagi menjadi dua
bagian118
1. Wakaf Ahli.
117
Lihat Kompilasi Hukum Islam pasal 219
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT
RajaGrafindo, 2002), h. 242
118
119
Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Kelasik dan
Kontemporer, (Surabaya: Ghalia Indonesia, 2012), h. 245
48
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
dimanfaatkan sebagai instrumen investasi,
yang akan berdampak besar dalam sektor
ekonomi yang akan memiliki visi yang jauh
lebih kedepan dalam mendorong tingkat
kesejahteraan masyarakat sebagai suatu
usaha terciptanya kemaslahatan umat.
Jika
wakaf
produktif
ini
dikembangkan dengan baik, tidak menutup
kemungkinan kesejahteraan yang merata
akan dirasakan oleh umat Islam
c) Wakaf Tunai
Wakaf tunai dikenal juga dengan wakaf
uang, bagi muslim Indonesia wakaf uang
terasa asing akan tetapi pada masa kejayaan
Islam wakaf uang dimanfaatkan untuk
tujuan sebagai berikut:120
1) Untuk dipinjamkan kepada orang-orang
yang membtuhkan tanpa mengambil
keuntungan dari peminjaman
2) Wakaf dipergunakan untuk keperluan
produktif, wakaf ini sudah ada pada
zaman sahabat dan tabi‟in.
rumah sakit, potensi wakaf yang ada saat ini
juga ada dalam bentuk wakaf tunai (uang).
Apabila semua potensi wakaf yang ada
disatukan, maka akan terciptalah suatu kekuatan
besar dalam mendorog tingkat kesejahteraan
umat. Sebagai sarana investasi, wakaf sangat
berguna dalam melancarkan fungsi-fungsi
financial intermediary sehingga terjadi arus
penyaluran dana yang lancar dari surplus
unit kepada deficit unit dalam semua tingkat
sosial.
Dalam pemanfaatannya, dana wakaf dapat
disalurkan untuk proyek-proyek investasi yang
menguntungkan dengan tetap menjaga keutuhan
hartanya. Untuk merealisasikan penyaluran
dana wakaf sebagai investasi, dapat dilakukan
langkah-langkah strategis , seperti adanya
manajemen yang baik dan analisis yang matang
terhadap risiko yang mungkin terjadi dan usahausaha lainnya.
Islam melarang memanfaatkan lembaga
wakaf untuk keuntungan suatu kelompok, akan
tetapi Islam membolehkan lembaga wakaf untuk
mengembangkan
harta
wakaf
untuk
kemaslahatan umat Dengan demikian, wakaf
dalam bentuk kebendaan seperti tanah, sekolah,
lembaga-lembaga pendidikan, rumah sakit,dan
lembaga publik lainnya dapat dimanfaatkan
untuk keuntungan umat yang bisa diolah
berbentuk investasi publik.
E. Wakaf Sebagai Instrumen Investasi
Dalam pemanfaatan dana wakaf yang
dapat disalurkan untuk proyek-proyek investasi
yang menguntungkan misalnya pengelolaan
dalam bidang pengembangan pendidikan
dengan tetap menjaga keutuhan harta wakaf
yang
dikelola
secara
produktif
akan
menghasilkan peluang bagi terbukanya sektor
strategis yang mengguntungkan . Dewasa ini
umat Islam merupakan populasi terbanyak di
dunia khususnya di Indonesia, oleh sebab itu
sudah saatnya untuk mulai melakukan usahausaha yang lebih signifikan dalam mendorong
kesejahteraan umat baik dalam sektor ekonomi
terutama dalam pendidikan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
wakaf merupakan salah satu instrumen sarana
ibadah yang bersifat fleksibel. Karena bersifat
fleksibel, maka pemanfaatan wakaf ini tidak
hanya sebatas sebagai penunjang ibadah dan
sarana-sarana sosial saja, akan tetapi wakaf
dapat berpotensi sebagai salah satu instrumen
investasi dunia dan akhirat. Selain barangbarang tidak bergerak seperti tanah, sekolah,
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan
jurnal ini adalah analisis deskriptif. Dalam
proses kegiatan analisa deskriptif penulis
melakukan kegiatan mempelajari alat, teknik,
atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data
atau hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah
kegiatan pengumpulan data, pengelompokkan
data, penentuan nilai, analisis dan kesimpulan.
PEMBAHASAN
Peranan wakaf sangat besar dalam
menunjang pelaksanaan pendidikan. Dengan
wakaf umat Islam mendapatkan kemudahan
dalam mengembangkan pendidikan, baik sarana
maupun prasarana pendidikan. Dewasa ini
120
Ibid. Lihat Mundzir Qaf, Manajemen Wakaf
Produktif, (Jakarta: Khalifah, 2004).
49
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
potensi wakaf di Indonesia terhitung cukup
besar. Menurut data yang dihimpun Departemen
Agama RI, jumlah tanah wakaf di Indonesia
mencapai 2.686.536.656, 68 meter persegi (dua
milyar enam ratus delapan puluh enam juta lima
ratus tiga puluh enam ribu enam ratus lima
puluh enam koma enam puluh delapan meter
persegi) atau 268.653,67 hektar (dua ratus enam
puluh delapan ribu enam ratus lima puluh tiga
koma enam tujuh hektar) yang tersebar di
366.595 lokasi di seluruh Indonesia. 121
Berlandasan data diatas besarnya potensi
yang terdapat dalam wakaf khususnya wakaf
produktif, dengan pengelolaan secara tekun,
amanah, profesional dan penuh komitmen tentu
akan
mampu
menghasilkan
beberapa
keuntungan untuk dunia ekonomi yang bisa
digunakan untuk pendidikan. Dalam sistem
perkembagannya tanpak adanya keterkaitan
antara pendidikan dan wakaf, dimana wakaf/
lembaga wakaf menjadi sumber dana keuangan
bagi kegiatan-kegiatan pendidikan sehingga
pendidikan yang ada dapat berjalan sesuai yang
kita inginkan.
Pada zaman kelasik, banyak sekali orang
Islam bersaham dalam mendirikan sekolahsekolah untuk tempat anak-anak belajar, bahkan
mereka berlomba-lomba mendirikannya dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah.122
Bukan hanya masyarakat biasa, khalifahkhalifah Islam juga berlomba-lomba mendirikan
sekolah-sekolah
tinggi
Islam
dan
melengkapinya dengan pasilitas yang sempurna
seperti iwan 123, asrama, kamar mandi, taman
rekreasi, ruang makan, dapur, setiap sekolah
mempunyai sumber penghasilan sendiri yaitu
yang berasal dari harta wakaf yang
diperuntukkan buat pembiayaan-pembiayaan
mahasiswa dan para guru124. Hal ini tidak bisa
terbantahkan lagi, sudah banyak bukti nyata dari
sejarah yang menjelaskan peran wakaf dalam
mendukung pelaksanaan pendidikan dalam
Islam, diantaranya:125
1. Madrasah Nizamiyah di Baghdad
2. Madrasah Al-Muntasiriyah di Baghdad
3. Madrasah An-Nasiriyah di Cairo
4. Madrasah Annuriah di DamascusDi Mesjid
Amr bin „As, terdapat kelompok pengajaran
Imam Syafi‟i yang diberi nama “Zawiyah”
dan kelompok “Sahibiyah”, dimana dua
kelompok ini memiliki tanah wakaf untuk
pembiayaannya126
5. Darul Ilmi yang didirikan oleh Abu Nasr
Sabur bin Ardasyir pada tahun 383 H, yang
mana
bagunan
perpustakaan
ini
menyediakan harta wakaf untuk pembiayaan
oprasionalnya.127
Perkembangan pendidikan di Indonesia
antara lain ditandai oleh munculnya berbagai
lembaga pendidikan Islam, dimana Lembaga
pendidikan Islam telah memainkan fungsi dan
peranan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
zaman.128 Sudah tak bisa dipungkiri lagi,
banyak bukti-bukti sejarah yang mencatat akan
peranan wakaf dalam mendukung pelaksanaan
pendidikan terutama dalam pendidikan Islam
baik dari zaman Rasulullah SAW hingga masa
kontemporer sekarang ini, hal ini dapat dilihat
dari perkembangan madrasah, pasantren
sekolah-sekolah umum yang telah didirikan dan
dipertahankan dengan dana wakaf baik dari
dermawan maupun dari suwadaya masyarakat.
Sekolah yang dibiayai oleh dana wakaf
lebih
memperhatikan
pelajaran
yang
berbasiskan agama Islam,
seperti Fiqih,
Alquran-Hadis, Tafsir, Bahasa Arab dan lain
sebagainya.
Adapun
lembaga-lembaga
pendidikan seperti madrasah dan pesantren yang
didirikan di Indonesia berasal dari suwadaya
masyarakat/ (wakaf ), seperti:
1. Madrasah Adabiyah School
2. Madrasah Diniyyah School
3. Madrasah Muhammadiyah
4. Sumatra Tawalib
121
Artikel , 3 Desember 2010, Oleh H.M. Cholil
Nafis,
Ph.D
http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/artikel/704peluang-kemitraan-investasi-wakaf-produktif.html
122
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok
Pendidikan Islam, (Jakarta: BulanBintang, 1970), h. 5556
123
Iwan: ruangan yang luas atau auditorium yang
cukup luas untuk menampung mahasiswa yang haus akan
ilmu guna mendengarkan kuliah
124
M. Athiyah al-Abrasyi, Ibid, h79-80
125
Ibid, h. 80
Ibid, h.60
127
Ibid, h. 88
128
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
(menelusuri jejak sejarah pendidikan era rasulullah
sampai Indonesia), (Jakarta:Kecana, 2007), h.279
126
50
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
5. Madrasah Salafiyah
Wakaf yang dikenal memiliki tujuan
untuk kesejahteraan ummat, yang dikelola oleh
Lembaga wakaf inilah yang memberikan kepada
sekolah-sekoah
pendidikan.
Pengelolaan
lembaga pendidikan dalam pendidikan Islam
dapat diterapkan dengan dukungan finansial dari
wakaf. Wakaf merupakan ibadah sunah dengan
tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. serta
untuk memperoleh pahala yang mengalir terus
menerus
selama
harta
wakaf
masih
dimanfaatkan,
walaupun
orang
yang
mewakafkan telah tiada. Secara praktis pewakaf
telah berhenti kepemilikan hartanya, sehingga
pewakaf sebenarnya tidak bisa menginterfensi
segala kebijakan terhadap harta wakaf yang
telah diserahkan kepada wakif. Seluruh harta
wakaf akan menjadi milik ummat islam dan
akan dipergunakan dengan seutuhnya untuk
kemaslahatan ummat.
REFERENSI
KESIMPULAN
Harta wakaf sangat potensial mendukung
perkembangan dunia pendidikan, karena Wakaf
merupakan salah satu bentuk investasi masa
depan bagi umat Islam, dimana dengan
mengembangkan atau mengelola harta wakaf
produktif akan dapat menghasilkan sesuatu yang
lebih besar manfaatnya. Barang atau pelayanan
yang diperoleh dari pengelolaan harta wakaf
dapat dijual kepada para konsumen yang
membutuhkan, sehingga hasilnya dapat
disalurkan untuk orang yang membutuhkan
sesuai dengan tujuan wakaf. Oleh karena itu,
kontribusi wakaf dalam ekonomi berbentuk
investasi sangat penting untuk memberdayakan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
diantaranya pada bidang pendidikan.
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, 2013, Jakarta:
Kencana.
Al-Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok
Pendidikan Islam, 1970, Jakarta: Bulan
Bintang.
Syukur Fatah, Sejarah Pendidikan Islam, 2012,
Semarang: Pustaka Rizki Putra
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan
Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Suhendi Hendi, Fiqih Muamalah, 2002 Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, tth, Beirut: Dar
al-Fikr, juz 3.
Kompilasi Hukum Islam.
Mundzir Qaf, Manajemen Wakaf Produktif,
2004, Jakarta: Khalifah.
Nawawi Ismail, Fiqih Muamalah Kelasik dan
Kontemporer, 2012, Surabaya: Ghalia
Indonesia
http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/artikel/70
4-peluang-kemitraan-investasi-wakafproduktif.html oleh M.Cholil Nafis.
Artikel Jumat 3 Desember 2010
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam
(menelusuri jejak sejarah pendidikan era
rasulullah sampai Indonesia),2007,
Jakarta: Kencana
51
Download