pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian teknik otomotif

advertisement
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
RAHMAT HIDAYAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
RAHMAT HIDAYAT
Artikel ini disusun berdasarkan tesis Rahmat Hidayat untuk persyaratan wisuda
periode Maret 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, 1 Maret 2013
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
Rahmat Hidayat1, Jalius Jama2, Elisna3
Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang
pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup yang terdiri dari:
Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan bahkan kendala masalah
keterampilan hidup dan pemecahan masalah di Otomotif Spesifikasi
Teknis di SMK 1 Sutera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan langkahlangkah kualitatif seperti yang disarankan oleh Spradley. Informan
dipilih secara sengaja, dengan teknik snowball sampling . Jumlah
informan adalah sebagai diperpanjang sesuai kebutuhan. Kunci
informat adalah kepala sekolah SMK 1 Sutera sehingga meningkatkan
pertandingan kebutuhan data. Data bahwa data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi validasi
dilakukan dengan menerapkan teknik triangulasi, yaitu validasi
dengan berfungsi hal luar data Triangulasi dilakukan dengan
membandingkan sumber data wawancara dari observasi,
membandingkan pernyataan aktor diartikulasikan secara terbuka dan
mereka dikomunikasikan secara individual, dan membandingkan data
yang dikumpulkan dengan teori yang relevan. Temuan penelitian ini
adalah pelaksanaan program kecakapan hidup yang terintegrasi ke
dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum inti di sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan life skill tidak dilakukan secara
maksimal, karena ada adalah peningkatan hambatan. Mereka tampak
bahwa guru tidak mengerti pendidikan kecakapan hidup itu sendiri,
pengenalan dan pemahaman siswa tentang pendidikan life skill itu
tidak tersedia secara maksimal. Menurut hasil evaluasi proses belajar
mengajar meliputi evaluasi, pendidikan keterampilan hidup telah
disesuaikan dengan prosedur standar umum di sekolah. Sedangkan
faktor hasil berada pada tingkat yang relatif rendah. Menurut standar
kelulusan minimal, kompetensi uji grade 7, sedangkan rata-rata siswa
mencapai 6,8. Ini berarti estimasi mahasiswa mencapai saat program
life skill yang diperkirakan dari hasil uji kompetensi adalah 65 -70 % .
1
2
Abstract
This research aimed to know deeply about the implementation of life
skill education which consist of: Planning, Implementation,
Evaluation and even the obstacle of life skill problem and the solving
problem at the Automotive Technical Specification in vocational 1
Sutera. The method which is used in this research qualitative research
method by using the qualitative steps as suggested by spradley.The
informants were purposively selected, with snowball sampling
technique. The number of informant were as extended as needed. The
key informat’s is the headmaster of vocational high school 1 Sutera
and so increases match of that data’s need.Data were collected
through observation, interview and study documentation validation
was conducted by applying the triangulation technique, that is
validation by functioning the outside thing of data. The triangualation
was done by comparing the interview data source from observation,
comparing the actors statement articulated openly and those
communicated individually, and comparing the data gathered with the
relevant theory.This research finding were the implementation of life
skill program which was integrated into the implementation of
learning at the core curriculum at school. The implementation of
learning life skill education was not conducted maximally, because
there were the abstacles. They seemed that the teacher did not
understand the life skill education it self, introduction and student
comprehension about life skill education was not available maximally.
According to the evaluation result of learning and teaching process
include the evaluation, life skill education has appropriated with
common standard procedure at school. While the result factor was at
relatively low level. According to the minimum passing standard, the
competency test grade is 7, while the student average reached 6,8. It
means the student estimation reaching at life skill program which was
predicted from the competency test result is 65-70 %.
Kata kunci: Pendidikan Kecakapan Hidup, SMK
Pendahuluan
Pendidikan akan mempunyai kualitas yang tinggi apabila output pendidikan
mempunyai nilai bagi masyarakat yang menggunakan pendidikan itu. Oleh karena
itu pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, bukan
sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna bagi peserta
3
didik, tetapi hendaklah menjadikan mereka mampu mengembangkan potensi dan
berani menghadapi kehidupan tanpa merasa tertekan, mau dan mampu serta
senang mengembangkan diri untuk menjadi manusia unggul.
Beberapa fenomena yang terjadi pada lulusan SMK, diantaranya sebagian
besar mereka masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan dan keterampilan
dasar pada bidang tertentu masih lemah dan mereka kurang bisa mengembangkan
diri serta tidak mempunyai orientasi masa depan atau visi ke depan yang jelas,
sehingga mereka kurang percaya diri dalam memasuki lapangan kerja atau bahkan
belum siap sama sekali. Selain itu, industrijuga kurang percaya pada kemampuan
pengetahuan dan keterampilan lulusan pendidikan kejuruan.
Oleh sebab itu pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya,
yaitu upaya untuk memanusiakan manusia (humanisasi). Pendidikan juga harus
dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar mereka berani
menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu mendorong
peserta didik untuk memelihara diri sendiri serta meningkatkan hubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat dan lingkungannya. Jelaslah bahwa sekarang
amat diperlukan polapendidikan yang dirancang untuk membekali peserta didik
dengan kecakapan hidup (life skill), yang secara integrative memadukan
kecakapan generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema
kehidupan. Berdasarkan hasil pra-survey yang peneliti lakukan sehubungan
dengan kegiatan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1
Sutera diperoleh informasi diantaranya:
4
1. Telah diintegrasikannya pendidikan kecakapan hidup dalam beberapa mata
pelajaran produktif terutama pada program keahlian Teknik Otomotif.
2. Masihada di antara guru yang belum memahami tentang pendidikan kecakapan
hidup dan bagaimana pelaksanaan evaluasi terhadap pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup tersebut.
3. Pemahaman siswa tentang pendidikan kecakapan hidup belum merata dan
masih sulit untuk menerapkan pembelajaran tentang sikap kepada siswa.
4. Komitmen pimpinan, guru dan komite sekolah untuk melaksanakan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup cukup baik.
5. Sarana dan prasarana penunjang untuk pembelajaran kecakapan hidup cukup
mendukung.
6. Jumlah guru yang mengajar pada program keahlian teknik otomotif cukup
memadai untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran kecakapan hidup.
Dari temuan tersebut di atas terlihat bahwa pendidikan kecakapan hidup
telah mulai dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sutera namun masih menemui kendala
dalam proses pelaksanaannya.
Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang
masalah,
maka
peneliti
mengidentifikasi masalah pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1 sutera
sebagai berikut:
1. Masih banyak lulusan SMK Negeri 1 Sutera yang belum terserap oleh dunia
usaha/industri walaupun mereka telah dibekali dengan berbagai kompetensi
melalui pendidikan kecakapan hidup yang di integrasikan dalam beberapa mata
5
pelajaran terutama mata pelajaran produktif atau kejuruan sesuaidengan
program keahliannya.
2. Belum mampunya lulusan SMK Negeri 1 Sutera mengembangkan potensi dan
berkarir sesua idengan program keahlian mereka meskipun telah diberikan
berbagai pengetahuan dan keterampilan sewaktu di SMK.
3. Belum tertanamnya sikap dan jiwa kewirausahaan oleh siswa meskipun
pelajaran kewirausahaan selalu diajarkan tiap semester di SMK Negeri 1 Sutera
terutama pada program keahlian Teknik Otomotif.
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sehubungan dengan
pendidikan kecakapan hidup yang digambarkan di atas, maka peneliti ingin
mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup di SMK
Negeri 1 Sutera terutama pada Program keahlianTeknik Otomotif.
Mengingat luasnya cakupan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini,
maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian bisa dilakukan dengan
lebih terfokus. Jadi penelitian ini hanya mempelajari secara mendalam tentang
penerapan pendidikan kecakapan hidup mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK N 1 Sutera, dan dari
tahapan-tahapan tersebut perlu dicari kendala-kendala apa saja yang dihadapi serta
bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Adapun tujuan Penelitianinidilakukandengantujuanuntukmenjelaskan:
1. Perencanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik
Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera.
6
2. Proses pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian
Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera.
3. Evaluasi pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif
di SMK Negeri 1 Sutera.
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan
hidup pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera serta
solusinya.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif observasi
partisipatif dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Spradley
(1990) dengan melakukan beberapa modifikasi. Para pelaku dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, ketua program
keahlian, majelis guru, karyawan, siswa, alumni SMK Negeri 1 Sutera, orang
tuasiswaserta DU/DI. Teknik pengumpulan data berupa: observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti merupakan
instrument utama dalam pengumpulan data baik pada saat grandtour maupun pada
waktu minitour. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
partisipasi. Informan ditetapkan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
bola salju. Aktivitas analisis data penelitian adalah mengumpulkan/menyusun
data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan/verifikasi,
dimana prosesnya berlangsung secara sirkuler selama penelitian. Pengujian
keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Untuk
7
menghindari pemaknaan yang salah terhadap fokus masalah yang sedang diteliti
dan menghindari diri peneliti dari dorongan subyektivitas serta untuk menarik
kesimpulan terhadap makna-makna intersubyektif yang sulit bagi peneliti untuk
memaknai sendiri karena ketidaktahuan peneliti terhadap makna sesungguhnya
dari orang-orang di sekitar fenomena yang sedang diteliti, maka peneliti
melakukan Focus Group Discussion (FGD).
Pembahasan/Hasil
1. Perencanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk perencanaan
program pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif
SMK Negeri 1 Sutera masih perlu ditingkatkan, misalnya dalam penyusunan
program hendaknya melibatkan pihak terkait seperti komite sekolah, asosiasi dan
pelaku usaha di bidang otomotif, agar materi ajar yang akan diberikan kepada
siswa lebih relevan dengan standar DU/DI dan lebih berdaya guna di masyarakat
dan dunia usaha. Dan sebaiknya terjadi kemitraan yang intensif dan solid antara
sekolah dengan pihak DU/DI.
Ditinjau dari aspek pembiayaan untuk penyelenggaran sekolah secara umum
dan untuk menunjang program pendidikan kecakapan hidup, selama ini hanya
bersumber dari pemerintah dan komite sekolah, padahal bisa mengupayakan
kerjasama saling menguntungkan dan menjalin kemitraan dengan pihak luar
sebagai sponsor seperti perusahaan-perusahaan otomotif. Dengan meningkatkan
8
peran unit usaha atau unit produksi sekolah tidak hanya untuk meningkatkan
kecakapan hidup bagi siswa namun juga dapat meningkatkan income sekolah.
Dari segi input siswa yang masuk ke SMK Negeri 1 Sutera terutama pada
program keahlian Teknik Otomotif, semestinya betul-betul diperhatikan aspek
bakat dan minatnya, jangan menerima siswa yang masuk sekolah tanpa ada tujuan
yang jelas atau ikut-ikutan dan tidak memiliki bakat dan minat yang sesuai dengan
program keahlian yang ada di SMK. Tidak perlu mengejar jumlah siswa yang
banyak, melainkan memperhatikan kualitas calon siswa yang akan masuk ke
SMK Negeri 1 Sutera terutama Program keahlian Teknik Otomotif ini.
Dari segi tenaga pengajar, harus meminimalkan guru mengajar yang tidak
sesuai dengan bidang keahliannya, karena akan berpengaruh kepada hasil belajar
siswa. Bila hal ini harus terjadi karena keadaan yang memaksa, maka diharapkan
kepada pihak sekolah, khususnya program keahlian Teknik Otomotif untuk
memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Selain itu
diharapkan kepada pihak sekolah untuk mengupayakan agar semua guru bisa
disertifikasi guna memperoleh sertifikat nasional sebagai guru profesional.
Mengenai kurikulum yang belum divalidasi sesuai standar DU/DI
merupakan hal serius yang perlu ditanggulangi. Menurut kerangka dasar dan
struktur kurikulum KTSP dirumuskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional dan cara penyampaiannya disesuaikan
dengan kemampuan daerah dan sekolah. Kurikulum tersebut meliputi alokasi
9
waktu belajar, sistem, guru, bahasa pengantar, pengelolaan pengajaran, kegiatan
perbaikan dan pengayaan, magang/prakerin, sertifikasi kemampuan pemasaran
dan penelusuran tamatan, serta kerjasama sekolah dengan pihak DU/DI. Maka
dari kerangka dasar dan struktur kurikulum tersebut, jelas bahwa dalam
perencanaan kurikulum harus memperhatikan hal-hal diatas.
2. Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan
kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera
secara umum sudah berjalan, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti sarana dan prasarana, dari segi jenis peralatan sudah mencukupi namun
dari segi kuantitas masih perlu penambahan. Hal ini dapat dilakukan baik melalui
kerjasama dengan pihak luar, maupun melalui proyek-proyek hibah dari
pemerintah pusat.
Sehubungan dengan adanya kebijakan untuk menambah jam pelajaran pada
kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif maka hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap jam pembelajaran kelompok produktif. Dalam rangka
menerapkan pembelajaran kecakapan hidup, khususnya pada kecakapan
vokasional, maka perlu dilakukan pengaturan dan penambahan waktu belajar teori
dan praktek siswa sehingga pencapaian pembelajaran kecakapan hidup yang salah
satunya tercermin pada hasil uji kompetensi siswa dapat meningkat. Apabila
dilakukan penambahan jam praktek siswa tentu akan mempengaruhi terhadap
pembiayaan, jadwal kegiatan sekolah, tenaga guru dan ketersediaan peralatan.
10
3. Evaluasi Program Pendidikan Kecakapan Hidup
Ketercapaian tujuan program pendidikan kecakapan hidup nampak pada
hasil uji kompetensi dan hasil NEM siswa serta pada Lomba Keterampilan Siswa
(LKS). Namun hal ini tidak dapat menjamin bahwa mereka sudah siap masuk
dunia kerja dan industri. Perlu pembinaan mental berbisnis secara mandiri pada
siswa tersebut, tentu hal ini terkait juga dengan bakat dan minat masing-masing
siswa. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Dengan indikatorindikator ini, dapat ditentukan penilaian-penilaian yang sesuai, untuk itu ada tujuh
teknik yang dapat digunakan, yaitu: 1) penilaian unjuk kerja, 2) penilaian sikap, 3)
penilaian tertulis, 4) penilaian proyek, 5) penilaian produk, 6) penggunaan
portopolio, dan 7) penilaian diri.
4. Kendala-kendala yang dihadapi dan solusinya
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kendalakendala yang dihadapi cukup serius, diantaranya masih ada diantara guru dan
siswa yang belum memahami secara jelas tentang pendidikan kecakapan hidup,
masalah biaya pendidikan, serta jumlah dan jenis peralatan praktek yang kurang
memadai, kurikulum yang terlalu berat yang tidak sesuai dengan alokasi waktu
yang tersedia dan belum di validasi sesuai standar DU/DI.
Oleh sebab itu untuk mengatasinya perlu dilakukan sosialisasi menyeluruh
kepada semua unsur sekolah SMK Negeri 1 Sutera, agar semua komponen
memahami serta dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan
11
kecakapan hidup ini sesuai dengan perencanaannya. Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab harus turun ke jurusan maupun program keahlian untuk selalu
memberikan motivasi kepada pimpinan dan unsur jurusan, siswa serta karyawan.
Perlu juga dilakukan kerjasama saling menguntungkan antara pihak SMK Negeri
1 Sutera dengan berbagai instansi dalam rangka untuk meningkatkan jumlah
peralatan dan pendapatan berupa income generate bagi sekolah. Selain itu pihak
pimpinan hendaknya berusaha untuk menjemput bola dalam rangka mencari hibah
kompetisi di pemerintah pusat melalui Dikmenjur.
Simpulan, Implikasi dan Saran
Implementasi pembelajaran pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1
Sutera belum maksimal karena adanya kendala-kendala yang terjadi seperti masih
ada guru yang belum begitu memahami tentang pendidikan kecakapan hidup itu
sendiri serta pengenalan dan pemahaman siswa tentang pendidikan kecakapan
hidup belum merata. Adapun upaya yang telah ditempuh dalam mengatasi
masalah tersebut adalahdengan meningkatkan sosialisasi kepada semua pihak di
SMK Negeri 1 Sutera tentang pendidikan kecakapan hidup serta mengatur jadwal
dan alokasi waktu belajar seefektif mungkin, sehingga siswa benar-benar dapat
belajar secara tuntas, mengoptimalisasi segala sumber daya dalam rangka
mencapai lulusan yang berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas ditemukan tema umum
penelitian yaitu belum maksimalnya penyelenggaraan pendidikan kecakapan
hidup pada Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera. Hal ini
12
terbukti dari rendahnya hasil uji kompetensi lulusan program keahlian Teknik
Otomotif SMK Negeri 1 Sutera pada tahun 2012.
DiharapkanKepada Kepala Sekolah sebagai pimpinan untuk senantiasa
meningkatkan jalinan kerjasama pihak sekolah dengan stake holder, karena hal ini
sangat besar pengaruh dan manfaatnya dalam rangka peningkatan kualitas output
dan outcome dari SMK Negeri 1 Sutera serta selalu membina kerjasama yang baik
dengan pihak DU/DI sebagai tempat siswa melaksanakan program Prakerin.
Daftar Rujukan
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Asmani, Jamal M. 2009. Sekolah Life Skill: Lulus Siap Kerja. Jogjakarta: Diva
Press.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Denzin, Norman K and Lincoln, Yuonna S. 1994. Handbook of Qualitative
Research. SAGE Publication International Educational and Profesional
Publisher. Thosand Oaks London. New Delhi.
Depdiknas. 1997. Keterampilan Menjelang 2020. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Dikmenjur.
_________. 1999. Kebijakan Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Menengah Kejuruan Jangka Menengah (2000/2001 s/d. 2003/
2004), Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenjur, Jakarta.
________. 2003. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen Dikmenjur.
________. 2003. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup, Edisi 1 dan 2, Jakarta:
Dirjen Dikdasmen Dikmenjur.
Djojonegoro, W. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta: Rineka Cipta.
13
Finch Curtis R, and Cruncilton John R. 1984. Curriculum Development In
Vocational and Technical education, Virginia Polytechnic Institute and State
University, Allyn and Bacon, Inc.
Gaffar, M. Fikry. 1987. Perencanaan Pendidikan. Teori dan Praktek, Jakarta:
Direktorat Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Guba, Egon G and Lincoln. Y Vouna S. 1981. Naturalistic Inquiry, USA: Baverly
Hilss.
Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.
Matthew B. Miles, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press).
Miller Melvin D. 1985. Principles and a Philosophy for Vocational Education.
The National Center For Research in Vocational Education: The Ohio State
University, Colombus Ohio.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mukheri. 1985. Metodologi Penelitian Kualitatif; Pedoman Bagi Peneliti Pemula.
Padang: FR Monicha Press.
Nasution, S. 1988. Metoda Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito.
Preet
Vihar. 2012. Life Skill Education &
bookmasterfind.com, diakses 8 November 2012.
CCE
(Online),
http://
Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif; Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang:
Yayasan Asah Asih Asuh.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sujono. 2005. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Spradley, James. 1990. Participant Observation, Hol. Rinehart and Winston.
Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional 2003, Jakarta: Cipta Jaya.
14
UNICEF. 2012. Global Life Skills Education Evaluation. London. Education for
Change Ltd.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Rahmad Hidayat dengan judul
Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Program Keahlian Teknik Otomotif SMK
Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed. Ph.D dan
Pembimbing II Prof. Dr. Elisna yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.
Download