PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN RAHMAT HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013 PERSETUJUAN PEMBIMBING PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN RAHMAT HIDAYAT Artikel ini disusun berdasarkan tesis Rahmat Hidayat untuk persyaratan wisuda periode Maret 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing Padang, 1 Maret 2013 PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Rahmat Hidayat1, Jalius Jama2, Elisna3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup yang terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan bahkan kendala masalah keterampilan hidup dan pemecahan masalah di Otomotif Spesifikasi Teknis di SMK 1 Sutera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan langkahlangkah kualitatif seperti yang disarankan oleh Spradley. Informan dipilih secara sengaja, dengan teknik snowball sampling . Jumlah informan adalah sebagai diperpanjang sesuai kebutuhan. Kunci informat adalah kepala sekolah SMK 1 Sutera sehingga meningkatkan pertandingan kebutuhan data. Data bahwa data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi validasi dilakukan dengan menerapkan teknik triangulasi, yaitu validasi dengan berfungsi hal luar data Triangulasi dilakukan dengan membandingkan sumber data wawancara dari observasi, membandingkan pernyataan aktor diartikulasikan secara terbuka dan mereka dikomunikasikan secara individual, dan membandingkan data yang dikumpulkan dengan teori yang relevan. Temuan penelitian ini adalah pelaksanaan program kecakapan hidup yang terintegrasi ke dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum inti di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan life skill tidak dilakukan secara maksimal, karena ada adalah peningkatan hambatan. Mereka tampak bahwa guru tidak mengerti pendidikan kecakapan hidup itu sendiri, pengenalan dan pemahaman siswa tentang pendidikan life skill itu tidak tersedia secara maksimal. Menurut hasil evaluasi proses belajar mengajar meliputi evaluasi, pendidikan keterampilan hidup telah disesuaikan dengan prosedur standar umum di sekolah. Sedangkan faktor hasil berada pada tingkat yang relatif rendah. Menurut standar kelulusan minimal, kompetensi uji grade 7, sedangkan rata-rata siswa mencapai 6,8. Ini berarti estimasi mahasiswa mencapai saat program life skill yang diperkirakan dari hasil uji kompetensi adalah 65 -70 % . 1 2 Abstract This research aimed to know deeply about the implementation of life skill education which consist of: Planning, Implementation, Evaluation and even the obstacle of life skill problem and the solving problem at the Automotive Technical Specification in vocational 1 Sutera. The method which is used in this research qualitative research method by using the qualitative steps as suggested by spradley.The informants were purposively selected, with snowball sampling technique. The number of informant were as extended as needed. The key informat’s is the headmaster of vocational high school 1 Sutera and so increases match of that data’s need.Data were collected through observation, interview and study documentation validation was conducted by applying the triangulation technique, that is validation by functioning the outside thing of data. The triangualation was done by comparing the interview data source from observation, comparing the actors statement articulated openly and those communicated individually, and comparing the data gathered with the relevant theory.This research finding were the implementation of life skill program which was integrated into the implementation of learning at the core curriculum at school. The implementation of learning life skill education was not conducted maximally, because there were the abstacles. They seemed that the teacher did not understand the life skill education it self, introduction and student comprehension about life skill education was not available maximally. According to the evaluation result of learning and teaching process include the evaluation, life skill education has appropriated with common standard procedure at school. While the result factor was at relatively low level. According to the minimum passing standard, the competency test grade is 7, while the student average reached 6,8. It means the student estimation reaching at life skill program which was predicted from the competency test result is 65-70 %. Kata kunci: Pendidikan Kecakapan Hidup, SMK Pendahuluan Pendidikan akan mempunyai kualitas yang tinggi apabila output pendidikan mempunyai nilai bagi masyarakat yang menggunakan pendidikan itu. Oleh karena itu pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, bukan sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna bagi peserta 3 didik, tetapi hendaklah menjadikan mereka mampu mengembangkan potensi dan berani menghadapi kehidupan tanpa merasa tertekan, mau dan mampu serta senang mengembangkan diri untuk menjadi manusia unggul. Beberapa fenomena yang terjadi pada lulusan SMK, diantaranya sebagian besar mereka masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan dan keterampilan dasar pada bidang tertentu masih lemah dan mereka kurang bisa mengembangkan diri serta tidak mempunyai orientasi masa depan atau visi ke depan yang jelas, sehingga mereka kurang percaya diri dalam memasuki lapangan kerja atau bahkan belum siap sama sekali. Selain itu, industrijuga kurang percaya pada kemampuan pengetahuan dan keterampilan lulusan pendidikan kejuruan. Oleh sebab itu pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya, yaitu upaya untuk memanusiakan manusia (humanisasi). Pendidikan juga harus dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar mereka berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu mendorong peserta didik untuk memelihara diri sendiri serta meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat dan lingkungannya. Jelaslah bahwa sekarang amat diperlukan polapendidikan yang dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill), yang secara integrative memadukan kecakapan generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Berdasarkan hasil pra-survey yang peneliti lakukan sehubungan dengan kegiatan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1 Sutera diperoleh informasi diantaranya: 4 1. Telah diintegrasikannya pendidikan kecakapan hidup dalam beberapa mata pelajaran produktif terutama pada program keahlian Teknik Otomotif. 2. Masihada di antara guru yang belum memahami tentang pendidikan kecakapan hidup dan bagaimana pelaksanaan evaluasi terhadap pembelajaran pendidikan kecakapan hidup tersebut. 3. Pemahaman siswa tentang pendidikan kecakapan hidup belum merata dan masih sulit untuk menerapkan pembelajaran tentang sikap kepada siswa. 4. Komitmen pimpinan, guru dan komite sekolah untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup cukup baik. 5. Sarana dan prasarana penunjang untuk pembelajaran kecakapan hidup cukup mendukung. 6. Jumlah guru yang mengajar pada program keahlian teknik otomotif cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran kecakapan hidup. Dari temuan tersebut di atas terlihat bahwa pendidikan kecakapan hidup telah mulai dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sutera namun masih menemui kendala dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti mengidentifikasi masalah pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1 sutera sebagai berikut: 1. Masih banyak lulusan SMK Negeri 1 Sutera yang belum terserap oleh dunia usaha/industri walaupun mereka telah dibekali dengan berbagai kompetensi melalui pendidikan kecakapan hidup yang di integrasikan dalam beberapa mata 5 pelajaran terutama mata pelajaran produktif atau kejuruan sesuaidengan program keahliannya. 2. Belum mampunya lulusan SMK Negeri 1 Sutera mengembangkan potensi dan berkarir sesua idengan program keahlian mereka meskipun telah diberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan sewaktu di SMK. 3. Belum tertanamnya sikap dan jiwa kewirausahaan oleh siswa meskipun pelajaran kewirausahaan selalu diajarkan tiap semester di SMK Negeri 1 Sutera terutama pada program keahlian Teknik Otomotif. Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sehubungan dengan pendidikan kecakapan hidup yang digambarkan di atas, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1 Sutera terutama pada Program keahlianTeknik Otomotif. Mengingat luasnya cakupan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian bisa dilakukan dengan lebih terfokus. Jadi penelitian ini hanya mempelajari secara mendalam tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK N 1 Sutera, dan dari tahapan-tahapan tersebut perlu dicari kendala-kendala apa saja yang dihadapi serta bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Adapun tujuan Penelitianinidilakukandengantujuanuntukmenjelaskan: 1. Perencanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera. 6 2. Proses pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera. 3. Evaluasi pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera. 4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera serta solusinya. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif observasi partisipatif dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Spradley (1990) dengan melakukan beberapa modifikasi. Para pelaku dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, ketua program keahlian, majelis guru, karyawan, siswa, alumni SMK Negeri 1 Sutera, orang tuasiswaserta DU/DI. Teknik pengumpulan data berupa: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data baik pada saat grandtour maupun pada waktu minitour. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi. Informan ditetapkan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bola salju. Aktivitas analisis data penelitian adalah mengumpulkan/menyusun data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan/verifikasi, dimana prosesnya berlangsung secara sirkuler selama penelitian. Pengujian keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Untuk 7 menghindari pemaknaan yang salah terhadap fokus masalah yang sedang diteliti dan menghindari diri peneliti dari dorongan subyektivitas serta untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubyektif yang sulit bagi peneliti untuk memaknai sendiri karena ketidaktahuan peneliti terhadap makna sesungguhnya dari orang-orang di sekitar fenomena yang sedang diteliti, maka peneliti melakukan Focus Group Discussion (FGD). Pembahasan/Hasil 1. Perencanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk perencanaan program pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera masih perlu ditingkatkan, misalnya dalam penyusunan program hendaknya melibatkan pihak terkait seperti komite sekolah, asosiasi dan pelaku usaha di bidang otomotif, agar materi ajar yang akan diberikan kepada siswa lebih relevan dengan standar DU/DI dan lebih berdaya guna di masyarakat dan dunia usaha. Dan sebaiknya terjadi kemitraan yang intensif dan solid antara sekolah dengan pihak DU/DI. Ditinjau dari aspek pembiayaan untuk penyelenggaran sekolah secara umum dan untuk menunjang program pendidikan kecakapan hidup, selama ini hanya bersumber dari pemerintah dan komite sekolah, padahal bisa mengupayakan kerjasama saling menguntungkan dan menjalin kemitraan dengan pihak luar sebagai sponsor seperti perusahaan-perusahaan otomotif. Dengan meningkatkan 8 peran unit usaha atau unit produksi sekolah tidak hanya untuk meningkatkan kecakapan hidup bagi siswa namun juga dapat meningkatkan income sekolah. Dari segi input siswa yang masuk ke SMK Negeri 1 Sutera terutama pada program keahlian Teknik Otomotif, semestinya betul-betul diperhatikan aspek bakat dan minatnya, jangan menerima siswa yang masuk sekolah tanpa ada tujuan yang jelas atau ikut-ikutan dan tidak memiliki bakat dan minat yang sesuai dengan program keahlian yang ada di SMK. Tidak perlu mengejar jumlah siswa yang banyak, melainkan memperhatikan kualitas calon siswa yang akan masuk ke SMK Negeri 1 Sutera terutama Program keahlian Teknik Otomotif ini. Dari segi tenaga pengajar, harus meminimalkan guru mengajar yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya, karena akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Bila hal ini harus terjadi karena keadaan yang memaksa, maka diharapkan kepada pihak sekolah, khususnya program keahlian Teknik Otomotif untuk memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Selain itu diharapkan kepada pihak sekolah untuk mengupayakan agar semua guru bisa disertifikasi guna memperoleh sertifikat nasional sebagai guru profesional. Mengenai kurikulum yang belum divalidasi sesuai standar DU/DI merupakan hal serius yang perlu ditanggulangi. Menurut kerangka dasar dan struktur kurikulum KTSP dirumuskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kemampuan daerah dan sekolah. Kurikulum tersebut meliputi alokasi 9 waktu belajar, sistem, guru, bahasa pengantar, pengelolaan pengajaran, kegiatan perbaikan dan pengayaan, magang/prakerin, sertifikasi kemampuan pemasaran dan penelusuran tamatan, serta kerjasama sekolah dengan pihak DU/DI. Maka dari kerangka dasar dan struktur kurikulum tersebut, jelas bahwa dalam perencanaan kurikulum harus memperhatikan hal-hal diatas. 2. Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada program keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera secara umum sudah berjalan, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti sarana dan prasarana, dari segi jenis peralatan sudah mencukupi namun dari segi kuantitas masih perlu penambahan. Hal ini dapat dilakukan baik melalui kerjasama dengan pihak luar, maupun melalui proyek-proyek hibah dari pemerintah pusat. Sehubungan dengan adanya kebijakan untuk menambah jam pelajaran pada kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif maka hal ini tentu akan berpengaruh terhadap jam pembelajaran kelompok produktif. Dalam rangka menerapkan pembelajaran kecakapan hidup, khususnya pada kecakapan vokasional, maka perlu dilakukan pengaturan dan penambahan waktu belajar teori dan praktek siswa sehingga pencapaian pembelajaran kecakapan hidup yang salah satunya tercermin pada hasil uji kompetensi siswa dapat meningkat. Apabila dilakukan penambahan jam praktek siswa tentu akan mempengaruhi terhadap pembiayaan, jadwal kegiatan sekolah, tenaga guru dan ketersediaan peralatan. 10 3. Evaluasi Program Pendidikan Kecakapan Hidup Ketercapaian tujuan program pendidikan kecakapan hidup nampak pada hasil uji kompetensi dan hasil NEM siswa serta pada Lomba Keterampilan Siswa (LKS). Namun hal ini tidak dapat menjamin bahwa mereka sudah siap masuk dunia kerja dan industri. Perlu pembinaan mental berbisnis secara mandiri pada siswa tersebut, tentu hal ini terkait juga dengan bakat dan minat masing-masing siswa. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Dengan indikatorindikator ini, dapat ditentukan penilaian-penilaian yang sesuai, untuk itu ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu: 1) penilaian unjuk kerja, 2) penilaian sikap, 3) penilaian tertulis, 4) penilaian proyek, 5) penilaian produk, 6) penggunaan portopolio, dan 7) penilaian diri. 4. Kendala-kendala yang dihadapi dan solusinya Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kendalakendala yang dihadapi cukup serius, diantaranya masih ada diantara guru dan siswa yang belum memahami secara jelas tentang pendidikan kecakapan hidup, masalah biaya pendidikan, serta jumlah dan jenis peralatan praktek yang kurang memadai, kurikulum yang terlalu berat yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia dan belum di validasi sesuai standar DU/DI. Oleh sebab itu untuk mengatasinya perlu dilakukan sosialisasi menyeluruh kepada semua unsur sekolah SMK Negeri 1 Sutera, agar semua komponen memahami serta dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan 11 kecakapan hidup ini sesuai dengan perencanaannya. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab harus turun ke jurusan maupun program keahlian untuk selalu memberikan motivasi kepada pimpinan dan unsur jurusan, siswa serta karyawan. Perlu juga dilakukan kerjasama saling menguntungkan antara pihak SMK Negeri 1 Sutera dengan berbagai instansi dalam rangka untuk meningkatkan jumlah peralatan dan pendapatan berupa income generate bagi sekolah. Selain itu pihak pimpinan hendaknya berusaha untuk menjemput bola dalam rangka mencari hibah kompetisi di pemerintah pusat melalui Dikmenjur. Simpulan, Implikasi dan Saran Implementasi pembelajaran pendidikan kecakapan hidup di SMK Negeri 1 Sutera belum maksimal karena adanya kendala-kendala yang terjadi seperti masih ada guru yang belum begitu memahami tentang pendidikan kecakapan hidup itu sendiri serta pengenalan dan pemahaman siswa tentang pendidikan kecakapan hidup belum merata. Adapun upaya yang telah ditempuh dalam mengatasi masalah tersebut adalahdengan meningkatkan sosialisasi kepada semua pihak di SMK Negeri 1 Sutera tentang pendidikan kecakapan hidup serta mengatur jadwal dan alokasi waktu belajar seefektif mungkin, sehingga siswa benar-benar dapat belajar secara tuntas, mengoptimalisasi segala sumber daya dalam rangka mencapai lulusan yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas ditemukan tema umum penelitian yaitu belum maksimalnya penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Negeri 1 Sutera. Hal ini 12 terbukti dari rendahnya hasil uji kompetensi lulusan program keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera pada tahun 2012. DiharapkanKepada Kepala Sekolah sebagai pimpinan untuk senantiasa meningkatkan jalinan kerjasama pihak sekolah dengan stake holder, karena hal ini sangat besar pengaruh dan manfaatnya dalam rangka peningkatan kualitas output dan outcome dari SMK Negeri 1 Sutera serta selalu membina kerjasama yang baik dengan pihak DU/DI sebagai tempat siswa melaksanakan program Prakerin. Daftar Rujukan Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta. Asmani, Jamal M. 2009. Sekolah Life Skill: Lulus Siap Kerja. Jogjakarta: Diva Press. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Denzin, Norman K and Lincoln, Yuonna S. 1994. Handbook of Qualitative Research. SAGE Publication International Educational and Profesional Publisher. Thosand Oaks London. New Delhi. Depdiknas. 1997. Keterampilan Menjelang 2020. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. _________. 1999. Kebijakan Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan Jangka Menengah (2000/2001 s/d. 2003/ 2004), Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenjur, Jakarta. ________. 2003. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. ________. 2003. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup, Edisi 1 dan 2, Jakarta: Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. Djojonegoro, W. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Rineka Cipta. 13 Finch Curtis R, and Cruncilton John R. 1984. Curriculum Development In Vocational and Technical education, Virginia Polytechnic Institute and State University, Allyn and Bacon, Inc. Gaffar, M. Fikry. 1987. Perencanaan Pendidikan. Teori dan Praktek, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi, Depdikbud. Guba, Egon G and Lincoln. Y Vouna S. 1981. Naturalistic Inquiry, USA: Baverly Hilss. Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina. Matthew B. Miles, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press). Miller Melvin D. 1985. Principles and a Philosophy for Vocational Education. The National Center For Research in Vocational Education: The Ohio State University, Colombus Ohio. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mukheri. 1985. Metodologi Penelitian Kualitatif; Pedoman Bagi Peneliti Pemula. Padang: FR Monicha Press. Nasution, S. 1988. Metoda Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Preet Vihar. 2012. Life Skill Education & bookmasterfind.com, diakses 8 November 2012. CCE (Online), http:// Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif; Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asah Asih Asuh. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Sujono. 2005. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Spradley, James. 1990. Participant Observation, Hol. Rinehart and Winston. Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003, Jakarta: Cipta Jaya. 14 UNICEF. 2012. Global Life Skills Education Evaluation. London. Education for Change Ltd. Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Rahmad Hidayat dengan judul Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed. Ph.D dan Pembimbing II Prof. Dr. Elisna yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.