pengaruh lingkungan tugas terhadap pertumbuhan usaha

advertisement
PENGARUH LINGKUNGAN TUGAS TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA
PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI KOTA TERNATE
PROPINSI MALUKU UTARA
(The Effect of Task Environment on the Growth of Broiler Farming in City of
Ternate, North Maluku Province)
Natal Basuki dan Siti Nurlaelah
Staf dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Khairun Jl.Pertamina Kampus II
Gambesi, Kota Ternate,
E-Mail : [email protected].
ABSTRACT
The aim of study was to discover the directly or indirectly effect of task environment
comprising customer, competitor, partner, supplier, and marketing agent and common
policy on the growth of broiler farming. The study was conducted in city of Ternate
using a survey. The number of respondents was 51 farmers selected by simple random
sampling. The data were analyzed by using descriptive analysis and path analysis. The
results of the study indicate that customer (X1), competitor (X2), partner (X3), supplier
(X4), marketing agent (X5) and policy (X6) have an effect on the growth of business (Y)
as much as 90,7%. Individually, the direct effect of task environment on business
growth is as follows: Policy 26,61%, marketing agent 12,90%, partner 11,62%, supplier
9,32%, customer 9,00%, and competitor 9,00%.
Key word : Task Environment, Broiler Farming
PENDAHULUAN
Prospek usaha peternakan di Indonesia merupakan salah satu bagian penting
dari sektor pertanian. Usaha peternakan ayam ras pedaging broiler sangat prospektif
dikembangkan karena memberikan kontribusi dalam rangka memperbaiki gizi
masyarakat, mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi angka
kemiskinan, memberikan nilai tambah, menggerakkan ekonomi daerah yang
berdampak pada peningkatan PDRB.
Pengembangan usaha peternakan mengacu pada pemanfaatan sumberdaya lokal
yang memiliki keunggulan komparatif sehingga dapat mendorong terlaksananya
usahatani ternak yang lebih efisien dan berdaya saing. Pengembangan usaha
peternakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui
penyediaan makanan dengan nilai gizi yang relatif tinggi karena protein yang
dikonsumsi merupakan protein hewani. Untuk memenuhi harapan tersebut, salah satu
usaha peternakan yang dapat dikembangkan adalah usaha peternakan broiler.
Usaha peternakan broiler dapat menunjang usaha peningkatan nilai tambah dan
memiliki kegiatan yang berjalan dalam satu sistem. Sistem ini mempunyai kaitan ke
belakang (backward linkage) berupa industri hulu yang mencakup pengadaan sapronak
seperti Day Old Chick (DOC), pakan, peralatan, vaksinasi, dan obat-obatan. Juga kaitan
ke depan (forward linkage) berupa industri hilir yaitu perlakuan pascapanen,
pengolahan hasil panen, dan pemasarannya.
262
Usaha peternakan ayam pedaging di Propinsi Maluku Utara sangat prospektif
dikembangkan karena melihat permintaan daging ayam di daerah ini semakin
meningkat dari 856.819 kg pada tahun 2008 sampai 1.680.140 kg pada tahun 2011.
Peningkatan jumlah konsumsi broiler tersebut ternyata tidak diikuti oleh peningkatan
produksi broiler lokal yang signifikan, bahkan terlihat stagnan. Jumlah produksi ayam
pedaging diderah ini dalam periode yang sama menunjukkan angka 456.830 kg pada
tahun 2008 dan 462.300 kg pada tahun 2011. Untuk memenuhi kebutuhan permintaan
daging yang tidak dapat disuplai daerah ini, maka dilakukan suplai daging ayam dari
daerah lain diluar Propinsi Maluku Utara. Peningkatan konsumsi broiler Kota Ternate
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Daerah Asal, Total Konsumsi, dan Peningkatan Konsumsi broiler Lokal
Kota Ternate
Daerah asal (kg)
Total Konsumsi
Peningkatan
Tahun
(kg)
konsumsi
Luar Propinsi
Kota Ternate
2008
399,989
456,830
856,819
21.56%
2009
589,180
452,408
1,041,588
29.03%
2010
900,600
443,351
1,343,951
25.01%
2011
1,217,840
462,300
1,680,140
Rata-rata peningkatan konsumsi
25.20%
Sumber :
1) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotamadya Ternate, 2012
2) Stasiun Karantina Hewan Kelas II Ternate, 2012
Sementara itu, usaha peternakan broiler di Kota Ternate menurut laporan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ternate, Bidang Peternakan adalah sekitar 65
unit usaha peternakan.
Tabel 1. menunjukan bahwa adanya peningkatan konsumsi riil broiler di Kota
Ternate, yang sebagian besar dipenuhi oleh broiler beku yang berasal dari luar Kota
ternate yaitu dari Pulau Jawa dan Sulawesi. Jika dilihat dari kondisi tersebut
sebenarnya prospek usaha peternakan broiler di Kota Ternate masih sangat cerah.
Namun demikian tidak terjadi perkembangan produksi broiler yang tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan usaha baik general maupun lingkungan
tugas.
Lingkungan tugas ini meliputi pelanggan, pesaing, mitra, pemasok, perantara
pemasaran, dan kebijakan. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa
unit usaha peternakan broiler tetap bertahan dan bertumbuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor
lingkungan tugas yang meliputi pelanggan, pesaing, mitra, pemasok, perantara
pemasaran, dan kebijakan terhadap pertumbuhan usaha peternakan broiler.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menguji hipotesis bahwa lingkungan tugas yang meliputi
Pelanggan (X1), Pesaing (X2), Mitra (X3), Pemasok (X4), Perantara pemasaran (X5)
dan Kebijakan (X6), mempunyai pengaruh yang berbeda secara bersama-sama,
langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan usaha (Y) peternakan broiler di
Kota Ternate Propinsi Maluku Utara.
Guna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari keenam variabel
penyebab tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha peternakan broiler,
263
maka dilakukan uji statistik path analysis yang dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = PYX1X1 + PYX2X2+ PYX3X3+ PYX4X4+ PYX5X5+ PYX6X6+ ε
Dimana :
Y
:
Pertumbuhan Usaha
PYX1X1
:
Koefisien path dari pelanggan
PYX2X2
:
Koefisien path dari pesaing
PYX3X3
:
Koefisien path dari mitra
PYX4X4
:
Koefisien path dari pemasok
PYX5X5
:
Koefisien path dari perantara pemasaran
PYX6X6
:
Koefisien path dari kebijakan
ε
:
Koefisien path dari residu
Dengan hipotesis operasionalnya sebagai berikut :
Ho : PY Xi ≤ 0 Melawan H1 : PYXi > 0 ; = 1,2,3,4,5,6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh lingkungan tugas terhadap pertumbuhan usaha peternakan broiler di
Kota Ternate Propinsi Maluku Utara
Perusahaan tidaklah berdiri sendiri, namun bersama dengan pesaing,
pemerintah, konsumen, produsen dan lingkungan yang lainnya. Dalam hubungan dan
komunikasi antar perusahaan dan lingkungan lainnya, wajar akan terjadi konflik dan
perbedaan pendapat. Ketika perusahaan mendirikan basisnya di suatu komunitas,
maka perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan
komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Untuk suatu perusahaan
multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan internasionalnya. Banyak
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional secara substansial telah
meningkatkan sumbangan internasionalnya (Madura, 2007).
Demikian juga dengan usaha peternakan broiler di Kota Ternate tentunya
merupakan salah satu usaha yang keberadaanya dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan tugas yang meliputi Pelanggan, Pesaing, Mitra, Pemasok, Perantara
pemasaran dan Kebijakan, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan usaha.
Hasil analisis pengaruh lingkungan tugas terhadap pertumbuhan usaha broiler
disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa semua koefisien path adalah
signifikan baik secara simultan maupun secara individual, sehingga dapat diambil
keputusan untuk menolah Ho dan menerima H1 artinya baik persamaan struktural
maupun diagram jalurnya tidak mengalami perubahan. Dengan ditolaknya Ho, maka
hipotesis bahwa variabel pelanggan (X1), Pesaing( X2), Mitra (X3), Pemasok (X4),
Perantara pemasaran (X5) dan Kebijakan (X6) berpengaruh terhadap pertumbuhan
usaha peternakan broiler(Y) dapat diterima kebenarannya.
264
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Path Analysis Pengaruh
X5,dan X6 Terhadap Variabel Akibat Y.
Struktur Parameter
Koefisien Pengaruh (%)
X1 terhadap Y
0,254
9,00%
X2 terhadap Y
0,254
9,00%
X3 terhadap Y
0,328
11,62%
X4 terhadap Y
0,263
9,32%
X5 terhadap Y
0,364
12,90%
X6 terhadap Y
0,751
26,61%
R² Y (X1,…. X6)
Residu path
Keterangan
Sumber
Variabel Penyebab X1, X2, X3, X4,
0,907
90,7%
0,311
9,3%,
: Signifikan pada α = 0,05
: Hasil olahan data primer, 2013
t.hit
2,337
2,499
2,797
2,935
2,356
2.489
F. hit
55,585
-
t.Tab.
1,943
F.Tab
2,31
-
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
-
Dengan menggunakan analisis path juga dapat diterangkan bagaimana, variabel
penyebab saling berkorelasi dengan variabel penyebab mempengaruhi variabel akibat.
Setelah mengetahu besarnya nilai korelasi maka dapat ditentukan besarnya koefisien
path dari 2 (dua) variabel berkorelasi mempengarui variabel akibat.
Selanjutnya, hasil analisis pada Tabel 2, dapat diterjemahkan ke dalam diagram
path seperti pada Gambar 1.
X1
-0,093
0,265
0,074
0,197
ε
0,254
0,046
0,358
0,044
0,254
X2
0,332
X3
0,311
0,328
0,642
y
0,263
0,216
X4
0,631
0,363
0,799
-0,072
X5
0,030
0,751
-0,170
X6
Gambar
1. Diagram Path Hubungan Antara Variabel Penyebab X1,X2,X3,X4,X5,
dan X6 Dengan Variabel Akibat (Y).
Berdasarkan hasil pengujian statistik dan diagram path di atas, bahwa semua
koefisien path dari variabel (X1,X2,X3,X4,X5, dan X6) memiliki nilai positif mengarah
secara langsung kepada variabel akibat (Y). Secara keseluruhan, yaitu sebesar 90,7%
dari total variasi dari variabel akibat (Y) mampu dijelaskan oleh variabel penyebab.
265
Untuk mengetahui variabel mana yang memberikan sumbangan pengaruh
paling dominan terhadap pertumbuhan usaha broiler (Y), dilakukan analisis terhadap
besar sumbangan pengaruh (pengaruh total) yang diberikan oleh masing-masing
variabel penyebab. Hasil analisisnya disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Sumbangan Pengaruh Variabel Penyebab X1, X2,X3, X4, X5, dan X6 Terhadap
Variabel Akibat Y,
Sumbangan Pengaruh (%)
Variabel
No
Melalui
Total
Pengaruh Langsung
X1
X2
X3
X4
X5
X6
1
X1
9,00
-0,21
0,78
0,79
1,17
0,30
11,83
2
X2
9,00
-0,21
0,14
0,18
0,65
1,46
11,20
3
X3
11,62
0,78
0,14
1,96
2,67
-0,63
16,54
4
X4
9,32
0,79
0,18
1,96
2,71
0,21
15,16
5
X5
12,90
1,17
0,65
2,67
2,71
-1,65
18,45
6
X6
26,61
0,30
1,40
-0,63
0,21
-1,65
26,30
Sumber : Hasil olahan data, 2013
Pada Tabel 3 terlihat bahwa pengaruh langsung variabel penyebab secara
bersama sama terhadap variabel akibat (pertumbuhan) adalah sebesar 78.45 pengaruh
tidak langsung (melalui variabel penyebab yang lain) sebesar 10,52%, dan pengaruh
lain yang tidak dapat dijelaskan sebesar 11,03%.
Besarnya koefisien path ini menjelaskan besarnya pengaruh variabel penyebab
(Xi) terhadap variabel akibat ( Y ), pelanggan (X1), Pesaing( X2), Mitra (X3), Pemasok
(X4), Perantara pemasaran (X5) dan Kebijakan (X6) berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan (Y), yang dijelaskan ke dalam persentase sebagai berikut:
Pengaruh Langsung Secara Bersama-sama. Pada Tabel 3. terlihat bahwa pengaruh
langsung dan tidak langsung variabel penyebab meliputi, pelanggan (X1), Pesaing(
X2), Mitra (X3), Pemasok (X4), Perantara pemasaran (X5) dan Kebijakan (X6), secara
bersama-sama terhadap variabel akibat, pertumbuhan (Y) adalah sebesar 90,7%.
Pengaruh variabel penyebab (X1, X2,…X6) terhadap Pertumbuhan (Y) pada penelitian
ini dipertegas oleh pendapat Barney dan Griffin (Irianto, 2000), menjelaskan, bahwa
lingkungan umum yang bersifat eksternalitas, sedangkan lingkungan tugas sifatnya
sangat spesifik bagi organisasi tertentu. Apa yang dihadapi oleh dan terjadi dalam
suatu organisasi belum tentu secara sama dihadapi dan terjadi oleh organisasi lainnya.
Dalam lingkungan ini dapat diidentifikasi sejumlah komponen utama yaitu pelanggan
organisasi, pesaing, mitra, pemasok, dan regulator. Selanjutnya dijelaskan secara rinci
berbagai aspek pada lingkungan tugas antara lain : pelanggan (Customers), pesaing
(competitors), mitra (partners) usaha, pemasok (suppliers), perantara pemasaran, dan
kebijakan (regulators),
Pengaruh Langsung Secara Individual. Dari ke enam variabel penyebab secara
bersama sama memiliki pengaruh yang berbeda, dengan kontribusi pengaruh yang
berbeda-beda berturut turut kebijakan (X6) sebesar 26.61%, perantara pemasaran (X5)
sebesar 12.90%, mitra (X3) sebesar 11,62%), pemasok (X4) sebesar 9,32%, pelanggan
(X1) sebesar 9,00%, dan pesaing (X2) sebesar 9,00%.
266
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh lingkungan tugas yang meliputi, Pelanggan, Pesaing, Mitra, Pemasok,
Perantara pemasaran dan Kebijakan (X6), terhadap variabel akibat Pertumbuhan
Usaha (Y) secara bersama-sama adalah sebesar 90,7%. Pengaruh langsung secara
individual lingkungan tugas terhadap pertumbuhan usaha, secara berurutan adalah
sebagai berikut : Kebijakan (X6) sebesar 26.61%, perantara pemasaran (X5) sebesar
12.90%, mitra (X3) sebesar 11,62%), pemasok (X4) sebesar 9,32%, pelanggan (X1)
sebesar 9,00%, dan pesaing (X2) sebesar 9,00%.
Perlu adanya pembinaan dan penguatan modal usaha bagi peternak broiler
untuk memacu pertumbuhan usaha peternakan broiler di Kota Ternate Utara. Perlu
adanya pengawasan persaingan usaha, karena sistem kemitraan yang ada bersifat
tidak adil dan cenderung merugikan peternak broiler. Perlu adanya kerjasama antara
intansi pemerintah, peternak dan Perguruan Tinggi guna untuk menemukan solusi
permasalah pada usaha peternakan broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, A. 2002. Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 – 1800. Universitas Khairun
Ternate.
Anonim. 2003. Himpunan Peraturan-Peraturan Peternakan dan PeraturanPeraturan
Terpilih Tahun 2002, Sekretariat Direktorat Jenderal Produksi Peternakan.
Jakarta.
_____. 2004. Undang-Undang No. 16 Tahun 1992. Tentang Karantina Hewan dan
Tumbuhan.
Badan Karantina Pertanian Proyek Pengembangan Karantina
Pusat. Jakarta.
_____. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian.
Departemen
Pertanian.
Jakarta.
WWW.Deptan.go.1d. Diakses Tanggal 30 Nopember 2006.
_____. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian.
Departemen
Pertanian.
Jakarta.
WWW.Deptan.go.1d. Diakses Tanggal 30 Nopember 2006
_____. 2005. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis : Tinjauan Aspek Kesesuaian
Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Jakarta. WWW. Deptan.go.1d. Diakses Tanggal 30 Nopember 2006.
_____. 2005. Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2005–
2009. Departemen Pertanian. Jakarta. WWW. Deptan.go.1d. Diakses Tanggal 30
Nopember 2006
_____. 2005. Mencari Sistem Distribusi Benih Padi dan Pupuk yang "Bersahabat"
dengan Petani. WWW. Deptan.go.id. Diakses tanggal 30 Nopember 2006.
_____. 2006. Makalah Seminar Sehari dengan Tema Prospek Pengembangan Agribisnis
Ayam Ras Pedaging Di Maluku Utara, (Upaya Memenuhi Kebutuhan Lokal).
267
Kerja sama Fakultas Pertanian dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Propinsi Maluku Utara.
_____.2008.
The
Times.
The
Eksternal
Environment.
(http://www.thetimes100.co.uk) Diakses 3 April 2008.
12
Editiion
Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Tanaman Pangan Indonesia. Jakarta.
Crawford, R. 1991. In the Era of Human Capital; The Emergence of Talent, Intelligence,
and Knowledge as the Worldwide Economic Force and What It Means to
Managers and Investors. Harper, U.S.A.
Downey, W David dan Steven P. Erikson. 1980, Manajemen Agribisnis. Penerbit
Airlangga, Jakarta.
Fadilah., dkk. 2006. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agro Media Pustaka.
Gany R.A. 2001. Menyongsong Abad Baru Dengan Pendekatan Pembangunan Berbasis
Kemandirian Lokal. Hasanuddin University Press. Makassar.
Gittinger J.Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian (edisi kedua).
Universitas Indonesia (Ul-Press). Jakarta.
Hoda A. 2005. Potensi dan Peluang Agribisnis Sapi Potong Provinsi Maluku Utara.
Lembaga Penerbitan Khairun.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.
Irianto, J. 2000. Transportasi Manajemen Organisasi. Masyarakat, Kebudayaan dan
Politik, Th XIII, No.1, Januari 2000, 41-50.
Istijanto, M.M. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Kasali R. 2005. Change. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Madurra, J. 2007. Introduction To Business, Pengantar Bisnis (Buku I Edisi 4). Salemba
Empat. Jakarta
_________. 2007. Introduction To Business, Pengantar Bisnis (Buku 2 Edisi 4). Salemba
Empat. Jakarta.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarto.
Muhammad F. 2004. Gagasan dan Pemikiran Membangun Sulawesi. Warta Global
Indonesia.
Palmarudi, M. 2001. Faktor-Faktor Penumbuh Kualitas Manajerial dan Kewirausahaan
Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Pengolah dan Pengawet
268
Daging Sapi Skala Kecil Di Jawa Tengah. Disertasi Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran Bandung.
Porter, M.E. 1990. The Competitive Advantage of Nations, TheMacmillan Press LTD,
London and Basingstoke.
Rahardi dan Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Reijntjes, C., dkk. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius, Jakarta.
Rustiani, F. 1994. Peluang Pasar dan Posisi Petani. Pengalaman Petani Sayur di
Kabupaten Bandung, Akatiga Bandung
Saleh. K. 2006. Tantangan Agribisnis Dalam Perspektif Globalisasi. Lembaga
Penerbitan BIMER. Makassar.
Salusu. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik, untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Saragih B. 2000. Kumpulan Pemikiran : Agribisnis Berbasis peternakan. USESE
Foundation dan Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Soekartawi. dkk. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Srigandono. B. 1995. Kamus Istilah Peternakan (edisi kedua). Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sutawi. 2003. Manajemen Agribisnis. Bayu Media. Jakarta
Umar H. 2005. Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
269
Download