Perbedaan Pengaruh Teknik Pembelajaran Two Stay Two Stray

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab yang pertama ini, akan dibahas tentang 4 (empat) hal, yaitu (1) latar
belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang
hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Fuad Ihsan, 2003: 2).
Fuad Ihsan, (2005: 5) juga mengungkapkan bahwa pendidikan tidak
hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan
keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk
mewujudkan keingingan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga
tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan
semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang,
akan tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami
perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya.
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha untuk memberi tuntunan,
bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Di dalam pengertian memberi
tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak memiliki potensi
untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tumbuh dan
1
2
berkembangnya potensi-potensi agar menjadi lancar dan terarah, diperlukan
pertolongan, tuntutan dari luar (Fuad Ihsan, 2010: 11).
Dengan
demikian,
lembaga
pendidikan
harus
memiliki
sistem
pembelajaran yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada
upaya meningkatkan keingintahuan (curiosity) siswa tentang dunia.
Pendidikan harus mendesain pembelajarannya yang responsif dan berpusat
pada siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat. Dalam
konteks ini John Dewey dalam Miftahul Huda, (2011: 3) menyatakan bahwa,
sekolah bertanggung jawab penuh untuk membangun sikap sosial siswa
dengan cara menerapkan komunikasi interpersonal dan keterlibatan kelompok
diantara mereka. Oleh karena itu setiap sekolah bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang dapat membangun sikap sosial dengan
cara menerapkan komunikasi interpersonal dan keterlibatan kelompok siswa.
Salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan sikap sosial siswa
adalah
pendidikan
Kewarganegaraan.
Pendidikan
Kewarganegaraan
menitikberatkan kepada kemampuan penalaran ilmiah yang kognitif dan
efektif tentang bela negara dalam rangka Ketahanan Nasional sebagai
geostrategi Indonesia (Bakry, 2009: 2). Sehingga, dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pembelajaran
yang menuntut siswa untuk dapat menunjukkan sikap yang baik, kreatif, dan
bertanggung jawab.
Menurut Bakry (2009: 3) Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta berjiwa demokratis
3
yang berkeadaan. Berdasarkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut,
semua kompetensi dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menuntut
perilaku nyata (over behavior) sehingga konsep dan nilai kewarganegaraan
yang diajarkan tidak boleh hanya berhenti pada pemikiran semata, tetapi
harus terwujudkan dalam perbuatan nyata. Dengan kata lain PKn menuntut
terwujudnya pengalaman belajar yang bersifat utuh memuat belajar kognitif,
belajar nilai dan sikap, dan belajar perilaku.
Pencapaian tujuan PKn memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang cocok karena penggunaan metode atau strategi dan evaluasi
yang cocok sangat menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran.
Menurut Hamruni (2012: 21) prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran adalah bahwa setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri
dan tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai
semua kompetensi dan semua keadaan. Hal ini menunjukkan bahwa guru
harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.
Sehingga, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran.
Sedangkan Wina Sanjaya, (2008: 204) mengungkapkan bahwa, dalam
proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain
saling berinteraksi dan berinterrelasi. Komponen-komponen tersebut adalah
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran,
media, dan evaluasi.
4
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa,
semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh karenanya, tujuan
merupakan komponen yang pertama dan utama. Keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh strategi atau metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya
komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi atau metode
yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna
dalam proses pencapaian tujuan (Wina Sanjaya, 2008: 206).
Menurut Wina Sanjaya, (2008: 197) guru adalah komponen yang sangat
menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian
guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Oleh
karena itu, setiap guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok
dengan keadaan. Guru juga perlu memahami secara baik peran dan fungsi
metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran PKn antara lain adalah strategi pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Miftahul Huda, (2011: 27) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) diyakini sebagai praktik
pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran, gaya berfikir tingkat
tinggi, perilaku sosial, sekaligus kepedulian terhadap siswa-siswa yang
memiliki latar belakang kemampuan, penyesuaian, dan kebutuhan yang
5
berbeda-beda. Bahkan, Johnson, dkk. (2000) menegaskan bahwa -kecuali
pembelajaran kooperatif- tidak ada satupun praktek pedagogis yang secara
simultan mampu memenuhi tujuan pembelajaran yang beragam.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pengajaran efektif yang dapat meningkatkan prestasi akademik dan
keterampilan sosialisasi siswa sekaligus juga dapat
berkontribusi bagi
perbaikan sikap kultural siswa dan persepsi siswa tentang begitu pentingnya
belajar dan bekerja sama, termasuk bagi pemahaman siswa tentang temantemannya yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda-beda (Johnson,
dkk dalam Miftahul Huda, 2011: 18).
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis teknik pembelajaran.
Namun, peneliti mengambil teknik pembelajaran kooperatif Dua Tinggal Dua
Tamu (Two Stay Two Stray) dan teknik pembelajaran kooperatif Snowball
Throwing. “Menurut Anita Lie (2002: 60), Struktur Two Stay Two Stray,
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain”. Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray merupakan teknik belajar kerja sama antar siswa dalam
kelompoknya yang saling bergantung satu sama lain, dimana keberhasilan
kelompok ditentukan oleh tanggung jawab individu anggota kelompoknya.
Spencer Kagan (dalam Istarani, 2012: 201) juga mengungkapkan bahwa
“Keunggulan TSTS adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
menghindari rasa bosan yang disebabkan pembentukkan kelompok secara
6
permanen, dan melatih kemampuan siswa dalam memberikan informasi
kepada temannya yang di dalam kelompok maupun di luar kelompoknya”.
Dalam pembelajaran kooperatif teknik Snowball Throwing, siswa
dituntut untuk lebih berperan aktif dimana, siswa harus menggunakan bola
bertanya dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian
dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok untuk
dijawab, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. Miftahul
Huda, (2013: 228) menyatakan bahwa kelebihan metode pembelajaran
Snowball throwing adalah untuk melatih kesiapan siswa dan saling
memberikan pengetahuan.
Berdasarkan keunggulan dari kedua teknik tersebut maka, dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan dalam mengikuti pelajaran,
bekerja dalam kelompok yang dibentuk secara heterogen dan tidak selalu
permanen, dan saling memberikan pengetahuan akan memabantu siswa lebih
memahami materi pelajaran sehingga akan meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Untuk menguji ketepatan penggunaan teknik Two Stay Two Stray dan
Snowball Throwing, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: Perbedaan Pengaruh Teknik Pembelajaran “Two Stay Two Stray” dan
Teknik Pembelajaran “Snowball Throwing” Terhadap Hasil Belajar PKn
Siswa Kelas VIII SMP Stella Matutina Semester Genap Tahun 2013/2014.
7
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada perbedaan pengaruh signifikan Teknik
Pembelajaran “Two Stay Two Stray” dan Teknik Pembelajaran “Snowball
Throwing” terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Stella
Matutina Semester Genap Tahun 2013/2014?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan Perbedaan Pengaruh Teknik Pembelajaran
“Two
Stay Two Stray” dan Teknik Pembelajaran “Snowball Throwing” terhadap
Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Stella Matutina Semester Genap
Tahun 2013/2014.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik terhadap
dunia pendidikan dan memberikan tambahan pengetahuan pada era yang
modern ini. Adapun manfaat penelitian dapat di uraikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1) Manfaat Teoritis: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
referensi dan kajian pengetahuan tentang perbedaan pengaruh teknik
pembelajaran
“Two Stay Two Stray” dan teknik pembelajaran
“Snowball Throwing” terhadap hasil belajar siswa.
2) Manfaat Praktis
a.
Bagi Program Studi PPKn
8
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data ilmiah tentang perbedaan
pengaruh teknik pembelajaran “Two Stay Two Stray” dan teknik
pembelajaran “Snowball Throwing” terhadap hasil belajar siswa.
b.
Bagi pihak sekolah (Kepala Sekolah dan Guru)
Diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan kajian tentang
perbedaan pengaruh teknik pembelajaran “Two Stay Two Stray”
dan teknik pembelajaran
“Snowball Throwing” terhadap hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Download